ACEH TENGGARA
SKRIPSI
oleh
Pembimbing I Pembimbing II
Dekan FKIP
i
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJIAN
Skripsi ini dengan judul “Perumpamaan dalam Bahasa Alas pada Masyarakat
Aceh Tenggara” oleh Dhea Anggia Desky, NIM 17113005 telah selesai diuji pada
tanggal Agustus 2021 dan telah diperbaiki untuk disetujui
Anggota Penguji
1. Penguji I
2. Penguji II
3. Pembimbing I
4. Pembimbing II
ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
NIM : 17113005
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt. yang telah
melimpahkan rahmat, nikmat, dan karunia-Nya kapada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Perumpamaan dalam Bahasa
Alas pada Masyarakat Aceh Tenggara” dengan baik. Selawat dan salam penulis
ucapkan kepada Nabi Muhammad saw. yang telah bercucuran darah membawa
umat manusia dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi tugas akhir yang telah
disyaratkan dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP) Universitas Abulyatama (Unaya).
Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah ikut membantu dalam proses penulisan skripsi ini, diantaranya kepada yang
disebutkan di bawah ini.
iv
7. Khusus kepada orang tua tercinta Ayahanda Ahmad Dona dan Ibunda
Sinar Wati, Kakak Aras Sati Sama’ Desky dan Adik Gigih Desky atas
pengorbanan, pembiayaan, motivasi, dan senantiasa mendoakan.
8. Nenek tercinta Alm. Hj. Siti Amran, Hj. Amaniah dan Bibik Rosmahani,
Fajar Amanah, Rasimah, dan Nur Aisyah yang selalu memberi semangat
dan doa selama menjalankan perkuliahan ini.
9. Rusdy Hamka yang membuat pertemanan ini menjadi berarti.
10. Teman terbaik saya Ani Maidani yang selalu mengajarkan banyak hal
selama menempuh perkuliahan ini.
11. Teman-teman PBSI angkatan 2017 yang membuat pertemanan ini sangat
bearti.
Penulis
v
ABSTRACT
vi
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Perumpamaan dalam Bahasa Alas pada Masyarakat Aceh
Tenggara”. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk dan
makna perumpamaan dalam bahasa Alas pada masyarakat Aceh tenggara? Tujuan
penelitian ini untuk mendeskripsikan jenis dan makna perumpamaan dalam
bahasa Alas pada masyarakat Aceh Tenggara. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif dengan metode deskriptif. Data pada penelitian ini berjumlah lima puluh
data dengan perincian tujuh belas perumpamaan metafora dan tiga puluh tiga data
perumpamaan personifikasi. Sumber data penelitian ini diperoleh dari informan
penutur asli bahasa Alas. Pengumpulan data dilakukan dengan langkah (1)
mentranskrip data, (2) menerjemahkan data, (3) mengkorpus data, (4)
menganalisis data, dan (4) menyimpulkan data. Hasil dari penelitian ini
menunjukan bahwa perumpamaan dalam bahasa Alas pada masyarakat Aceh
Tenggara terdapat Perumpamaan metafora dan perumpamaan personifikasi.
Perumpamaan tersebut menggambarkan karakter manusia. Penggunaan
perumpamaan ini untuk memperhalus maksud si penyampai ungkapan sehingga
yang mendengar atau yang menerima ungkapan tidak merasa tersanjung jika
perumpamaan berupa pujian.
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESEHAN....................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJIAN...........................................................ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
ABSTRACT...........................................................................................................vi
ABSTRAK............................................................................................................vii
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL.................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................................3
1.4.1 Mamfaat Praktis......................................................................................3
1.4.2 Mamfaat Teoritis.....................................................................................3
viii
2.4.2 Personifikasi..........................................................................................10
2.4.3 legori…………………………………......……………………...….....11
2.4.4 Sinekdote……………………………………………………………....12
2.4.5 Metominia………………………………......………………………....12
2.5 Makna……………………………………………………………...………12
2.5.2 Makna Asosiatif…………………………………………...………....13
2.6 Penelitian Terdahulu……….......……………………………………..........13
BAB V SIMPULAN.............................................................................................35
5.1 Simpulan..............................................................................................................35
5.2 Saran.....................................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................36
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR LAMPIRAN
1. Biodata Informan
3. Korpus Data40
5. SK Pembimbing
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Bahasa Alas merupakan salah satu bahasa daerah yang terdapat di Aceh.
Bahasa ini digunakan oleh masyarakat suku Alas di Aceh Tenggara. Bahasa Alas
sebagai bahasa daerah yang aktif digunakan masyarakat sebagai interaksi sosial
pada masyarakat Aceh Tenggara. Dalam hal ini, bahasa Alas digunakan baik
Bahasa Alas jauh berbeda dengan bahasa Aceh yang dipahami oleh
masyarakat Aceh pada umumnya. Perbedaan terdapat pada banyak hal, misalnya
dalam hal pengucapan. Pengucapan bahasa Alas berbeda dengan bahasa Aceh,
misalnya pada saat pengucapan huruf R dalam bahasa Aceh diucapkan R, dalam
Sebagai bahasa daerah, bahasa Alas memiliki sastra lisan. Sastra lisan
peribahasa Indonesia. Dari segi bentuk, perumpamaan hanya berupa satu klausa
ditandai dengan kata seperti, umpama, laksana, bagai, bak, dan ibarat.
dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak berkata terus terang, tetapi hanya
yang menerima ungkapan tidak merasa tersanjung jika ungkapan tersebut berupa
pujian.
Perumpamaan ini ditunjukan kepada orang yang selalu diam di rumah tetapi
2. Bagee mapah lawe kosap datas (seperti membawa air di atas daun keladi)
di Aceh Tenggara. Hal ini dibuktikan oleh banyaknya kaum muda yang tidak
bagaimana jenis dan makna perumpamaan dalam bahasa Alas pada masyarakat
Aceh Tenggara?
Manfaat yang paling utama bagi peneliti ialah, agar dapat menambah
bahasa alas. Penelitan ini dapat mengetahui makna yang terkandung dalam
Tenggara
3. Bagi pembelajaran siswa dan guru, penelitian ini dapat menjadikan sebuah
Aceh Tenggara.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Bahasa
bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Semua manusia, dari mana pun dia
berasal tentu mempunyai bahasa. Begitu mendasar berbahasa ini bagi manusia,
sama halnya seperti bernafas yang begitu mendasar dan perlu dalam hidup
manusia. Jika kita tidak mempunyai bahasa, maka kita akan kehilangan
Dengan bahasa manusia mampu berpikir dan tanpa bahasa manusia tidak mampu
berpikir. Di Indonesia terdapat beragam bahasa salah satunya bahasa daerah yang
ada di Aceh.
dan menjadi bahasa-bahasa daerah Aceh terdiri atas sepuluh bahasa. Bahasa-
bahasa tersebut adalah bahasa Aceh, bahasa Tamiang, bahasa Jamee, bahasa Alas,
bahasa Gayo, bahasa Devayan, bahasa Kluet, bahasa Singkil, bahasa Sigulai dan
bahasa Haloban. Bahasa Aceh merupakan bahasa daerah yang mempunyai jumlah
lainnya.
5
6
Bahasa Alas adalah satu bahasa daerah yang masih aktif digunakan oleh
cara berpikir masyarakatnya pun dapat tercermin melalui bahasanya. Bahasa Alas
berfungsi sebagai alat penghubung dalam keluarga dan masyarakat suku Alas.
Bahasa Alas juga sebagai lambang identitas dan kebanggaan daerah. Selain dari
itu, berfungsi juga sebagai pendukung bahasa nasional dan alat pendukung serta
Bahasa Alas dapat pula dikatakan sebagai simbol kebanggaan daerah serta
Mengatakan bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi,
yang dipakai sebagai alat komunikasi oleh sekelompok yang melahirkan perasaan
dan pikiran. Bahasa Alas merupakan bahasa daerah Aceh Tenggara yang menjadi
orang Alas melalui pemakaian bahasa Alas. Untuk itu, biasanya orang yang dapat
berbagai aspek kehidupan baik dalam perdagangan, kerja sama, acara adat, dan
lain-lain.
berkaitan dengan adat istiadat kesenian rakyat, permainan rakyat dan sebagainya.
seluaruh aspek kebudayaan Aceh. Di samping itu, bahasa Alas juga dapat
2.3 Perumpamaan
tandai dengan kata seperti, umpama, laksana, bagai, bak, dan ibarat.
perbandingan yang digunakan adalah Bagèe. Kata ini dapat bearti seperti,
sesuatu dengan hal yang lain, memerlukan upaya yang secara eksplisit
sebagainya.
Melayu karena perumpamaan merupakan satu warisan seni kiasan yang telah
yang digunakan begitu halus dan sopan bagi membuat perbandingan dengan
sesuatu perkara yang berada di sekeliling kita. Perhatikan contoh berikut ini dalam
perumpamaan ini untuk menunjukan kepada orang yang suka bercakap. Bisa juga
benda dan tumbuhan. Perhatikan contoh berikut ini tentang peumpamaan bahasa
Jamee.
perumpamaan ini di tunjukan kepada orang yang memiliki karakter yang sangat
lembut atau lembek. ibarat tulang bebek pada saat memakan tulang tersebut
suku Gayo. Dalam perumpamaan bahasa Gayo tedapat sebuah perumpamaan yang
Benda-benda, tumbuhan dan lain-lain. Tetapi. Perhatikan contoh berikut ini dalam
mecari rezeki yang tidak halal. Perumpamaan ini ditujukan kepada orang yang
2.4.1 Metafora
tentang hakikat pergeseran dan perubahan makna. Metafora menjadi satu keluaran
untuk melayani pikiran dan perasaan memakai bahasa. Metafora menjadi sumber
untuk melayani motivasi yang kuat untuk menyatakan perasaan, emosi yang
langsung, tetapi dalam bentuk singkat: bunga bangsa, buaya darat, buah hati,
cindera mata, dan sebagainya, Keraf (dalam Mawar, 2017:10). Metafora sebagai
menduduki fungsi lain sebagai subjek, objek dan sebagainya. Dengan demikian,
metafora dapat berdiri sendiri sebagai kata,lain halnya dengan simile sangat
2.4.2 Personifikasi
benda mati atau barang-barang yang tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat
(Keraf, 2005:140)
dengan suatu hal yang lain. Maka dalam penginsanan hal yang itu adalah benda-
benda mati yang bertindak dan berbuat seperti manusia, atau perwatakan manusia
2.4.3 Alegori
lain (simbolik) secara keseluruhan dalam suatu cerita atau teks umum. Mudahnya,
Jika metafora atau smile adalah majas yang digunakan dalam suatu kalimat,
sesuatu. Bila sebuah metafora mengalami peluasan, maka dapat berwujud alegori.
mengandung kiasan. Makna kiasan ini harus ditarik dari bawah permukaan
2.4.4 Sinekdoke
sebagian dari suatu hal untuk menyatakan keseluruhan (part pto toto) atau
2.4.5 Metonimia
Kata metomenia berasal dari bahasa yunani yaitu meta yang berarti
metonimia adalah suatu gaya bahasa yang mengunakan sebuah kata untuk
menyatakan suatu hal lain karena mempunyai pertalian yang sangat dekat.
Hubungan itu dapat berupa penemu untuk hasil penemuan, pemilik untuk barang
yang dimiliki, akibat untuk sebab, isi untuk menyatakan kulitnya dan sebagainya
2.5 Makna
bahasa dengan dunia luar yang telah disepakati bersama oleh para pemakai bahasa
sehingga dapat saling dimengerti. Dari batasan pengertian itu dapat diketahui ada
tiga unsur pokok yang tercangkup didalamnya, yakni (1) makna adalah hasil
hubungan Antara bahasa dan dunia luar, (2) penentuan hubungan terjadi karena
kesepakatan para pemakai, serta (3) perwujudan makna dapat digunakan untuk
Makna adalah hubungan antara lambang (simbol) dan acuan atau referen.
Hubungan antara lambang dan acuan bersifat tidak langsung sedangkan hubungan
13
lambang dengan referensi dan acuan bersifat langsung, Ogden dan Richards
(dalam Mawar 2017:19). Batasan makna ini sama dengan isilah pikiran, referensi
dengan perubahan makna yang dimiliki sebuah kata berkenaan dengan adanya
jenis ungkapan dalam bahasa jamee, makna ungkapan dalam bahasa jamee. hasil
penelitian ini mengungkapkan terdapat dua jenis ungkapan yaitu ungkapan hewan
bereferensi binatang dalam bahasa Aceh Pidie Jaya. Hasil penelitian ini
terdapat dalam dua bentuk, yakni : (1) ungkapan mencerminkan bentuk lagee
‘seperti’ yang mencerminkan karakter. (2) ungkapan yang bukan lagee ‘seperti’
Aceh secara umum dapat dibedakan atas ungkapan bereferensi binatang yang
setara dengan binatang jenis binatang yang diapresiasikan sesuai dengan tingkat
Kecamatan Badar, dan Kecamatan Lawe Alas. Alasan memilih daerah tersebut
karena Pertama, desa tersebut masih pernutur asli bahasa Alas. Kedua, desa
tersebut masih aktif menggunakan bahasa Alas. Ketiga, di desa tersebut masih
Penelitian ini dilaksanakan bulan Mei 2021. Berikut ini rencana penelitian
Bulan
Aktifitas
Mar Apr Mei Jun Jul
Penyusunan Proposal
Seminar
Perbaikan Seminar
Penelitian
Pengolahan Data
Penulisan Skripsi
Sidang
15
16
kehidupan masyarakat.
kondisi yang terjadi pada saat penelitian berlangsung secara nyata dan
objektif.
3.3.2 Data
Djamal (2015: 64) mengatakan, data adalah kenyataan atau fakta baik
berupa benda, peristiwa, tulisan atau angka yang sengaja dikumpulkan atau di
penelitian tertentu. Data pada penelitian ini adalah perumpamaan dari penutur
oleh karena itu teknik pengumpulan data merupakan langkah yang strategis
wawancara, dan catat. Di bawah ini akan diuraikan teknik penelitian sebagai mana
1. Observasi
18
ingin dijadikan lokasi penilitian, Apakah di lokasi tersebut masih penutur asli
bahasa Alas, dan mencari informasi apakah perumpaaan dalam bahasa Alas masih
2. Wawancara
perumpamaan apa saja yang di ketahui dan apa makna dari perumpamaan
informasi maupun ide dengan cara tanya jawab, sehingga dapat menjadi sebuah
3. Catat
dengan cara mencatat. Dengan mencatat penulis merekam inti dari infomasi.
mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Analisis data dalam
diperoleh.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bagian ini membahas hasil analisis data yang mengacu pada tujuan
bahasa alas pada masyarakat Aceh Tenggara. Berdasarkan hasil penelitian, data
dalam bahasa alas pada masyarakat Aceh Tenggara. Seperti ikan, kerbau, lembu,
Ungkapan ini ditujukan kepada orang yang tidak pernah melihat kebaikan
seseorang terhadap dirinya. Makna dari perumpamaan ini adalah orang yang
selalu berbuat baik kepadanya. Namun, jika sekali saja dirinya tidak bantu orang
lain ketika dia minta bantuan maka dia akan menganggap orang tersebut tidak
pernah melakukan kebaikan. seperti ikan yang sudah diolah menjadi ikan kering,
20
21
Ungkapan ini di tujukan kepada orang yang tidak tahu berterima kasih.
petolongan tersebut. Seperti lembu yang jatuh parit kalau hanya satu orang yang
menolong untuk naik ke atas, maka yang menolong akan terjatuh juga karena
lembu yang terlalu berat. maka dari itu perumpamaan ini dimaksud seperti lembu.
Ungkapan ini di tunjukan kepada orang melakukan perbuatan yang tidak baik.
maksud dari perumpamaan ini adalah orang yang melakukan perbuatan yang tidak
kecanduan orang tersebut akan melakukan perbuatan tidak baik itu secara terus
menerus.
bersama, seperti tidak dapat dipisahkan lagi. layaknya seperti lintah ketika sudah
melekat di tubuh maka susah untuk dilepas. Seperti lintah yang sudah lengket ke
kulit susah untuk dilepaskan maka dari itu litah diumpamakan dalam
perumpamaan tersebut.
22
Ungkapan ini ditujukan kepada orang yang jarang sekali keluar kerumah. Selalu
diam dirumah, tetapi jika sekali keluar rumah pergi kemana-mana. Ungkapan ini
Ungkapan ini ditunjuka kepada orang yang merasa dirinya paling baik. Orang
yang selalu melihat kesalahan orang lain tanpa melihat sisi buruk diri sendiri.
Ungkapan ini diumpamakan tikus karena di anggap hewan yang kotor. Ketika
tikus tikus masuk tepung dia merasa paling bersih karena ditutupi oleh putih
tepung.
tidak mau berusaha untuk mendapatkan apa yang diinginkan tersebut. Ungkapan
ini diumpamakan ular karena tidak mau berusaha untuk mendapatkan makanan.
Ungkapan ini ditunjukan kepada orang yang mempunya sifat perah. Selalu mudah
marah, tidak dapat mengendalikan emosi dengan baik. Segalah hal,bahkam hal
yag sebenarnya tidak terlalu memperngaruhi bisa saja disalahkan dengan mudan.
23
Ungkapan ini ditunjukan kepada orang selalu bertengkar dan tidak bisa berdamai.
Mengibaratkan anjing dan kucing yang tidak pernah akur. Maka dari itu,
Ungkapan ini ditujukan kepada orang yang menderita sakit sejak lama. Penyakit
tersebut susah untuk disembuhkan dan tidak tau asal usul penyakit dari mana.
Ungkapan ini ditujukan kepada orang yang mau mengalah. Ungkapan ini
bermakna orang yang mau meminta maaf terlebih dahulu saat ada masalah. walau
Ungkapan ini ditujukan kepada orang yang tidak mempunyai gairah hidup.
Seperti orang yang kehilangan semangat dan tidak termotivasi untuk melakukan
Ungkapan ini ditujukan kepada orang yang dihadapkan oleh dua pilihan.
bingung dan bimbang dapat menyelimuti hati saat dihadapkan dengan situasi yang
menuntut kalian harus memilih satu pilihan. Ini bisa terkait dengan persoalan
Ungkapan ini ditunjukan kepada orang yang tidak merasa atas kesalahannya.
Ungkapan ini ditujukan kepada seorang yang mau menjalin hubungan dengan
Ungkapan ini ditujukan kepada orang yang pemalas. Orang yang selalu bermalas-
melakukan hal apapun. awal mulanya giat tetapi lama kelamaan menjadi malas.
4.1.2. Personifikasi
dengan sifat manusia. Benda mati seolah hidup dan memiliki sifat seperti
dalam bahasa alas pada masyarakat Aceh Tenggara. Seperti bintang, air,
pagar, tikar, tali, jarum, minyak, alas dapur, ragi, cobek, dll.
Ungkapan ini ditunjukan kepada seseorang yang sedang merasa senang. Maksud
dari perumpamaan ini seseorang yang sedang senang karena mendapat rejeki yang
datang secara tiba-tiba. Seperti bintang yang jatuh dihadapan jika melihat akan
Ungkapan ini di tunjukan kepada orang yang memiliki sifat egois tidak mau
mengalah. Pertengkar yang sejak lama dengan saudara sendiri. Permasalahan yang
tidak pernah berdamai satu sama lain. seperti memotong air yang tidak akan
mungkin ada habisnya. Maka dari itu ungkapan ini diumpakan air.
Ungkapan ini sering digunakan sebagai nasihat. Sesuatu perbuatan yang lekas
akan menjadi mujarab. Seperti mengobati luka kunyit dan kapur yang dianggap
26
paling ampuh untuk dijadikan obat luka. Maka dari itu kunyit dan kapur
seperti memasak sayur yang ingin menggunakan santan, tetapi tidak mau
buka kelapa
Ungkapan ini ditujukan kepada seseorang yang banyak maunya tetapi tidak mau
rugi. Tidak mau untuk mengeluarkan uang hanya mau menerima pemberian dari
orang lain. Seperti memasak sayur yang ingin masakan menjadi nikmat dengan
menggunakan santan saat memasak tetapi tidak ingin membeli kelapa untuk
dibelah.
Ungkapan ini ditujukan kepada orang yang yang semakin tua hidupnya semakin
susah. Mempunyai banyak harta di masa muda namun sudah tua sudah tidak
punya apa-apa. Maka dari itu ungkapan ini disebut seperti cabe, semakin tua cabe
semakin pedas.
Ungkapan ini ditujukan kepada orang yang menuduh orang lain mencuri. Seperti
yang mecuri di dalam rumah tersebut adalah anggota keluaga yang di dalam
rumah tersebut.
27
Ungkapan ini ditujukan kepada orang yang suka bicara ceplas ceplos. Orang yang
suka bicara Ceplas ceplos biasanya cenderung mudah berbicara. Kadang di puji
Ungkapan ini ditujukan kepada orang yang mempunyai sifat jujur. Menyatakan
yang bersifat jujur dan mudah mendapat kepercayaan dari orang lain.
Ungkapan ini ditunjukan kepada orang yang sombong. orang yang selalu
menggap dirinya di atas orang lain. Tidak ada orang yang bisa lebih dari dirinya.
Ungkapan ini ditujukan kepada orang yang berbicara lembut tetapi bermakna
tajam. Jika tidak memperhatikan maknya yang disampaikan saat bicara, maka
mendengar saat bicara sangat lembut tetapi dengan makna yang menyakitkan.
Ungkapan ini ditujukan kepada orang yang orang yang menutupi aib.
Ungkapan ini ditunjukan kepada orang yang hanya ingin pemasukan. Menerima
pemberian dari orang lain, tetapi tidak pernah mau memberi. Hanya ingin
Ungkapan ini ditujukan orang yang berbicara selalu tidak jelas kebenaranya.
Seperti layangan
Ungkapan ini ditujukan kepada orang tidak memiliki tujuan hidup. Seperi
layangan yang digoyangkan angin. Tidak tau arah mau kemana hanya menunggu
Ungkapan ini dsitujukan kepada orang yang yang memiliki keinginan tetapi sulit
untuk dipenuhi. Hal yang baginya mustahil untuk diwujudkan. Maka dari itu,
ungkapan tersebut di umpamakan air dan minyak karena jika dicampurkan susah
untuk menyatu.
29
Ungkapan ini ditujukan kepada orang berdagang. Makna dari ungkapan ini orang
yang berjualan bukan hanya utung tetapi malah rugi. Orang yang tidak bisa
mengukur keuntungan.
Ungkapan ini ditunjukan kepada wanita genit. wanita yang suka tebar pesona di
depan laki-laki.
Ungkapan ini ditunjukan kepada orang yang suka ingkar janji. Orang yang selalu
Sebasar apapun masalah pasti ada solusinya. Hidup manusia tidak akan pernah
Ungkapan ini bermakna sekuat apapu digenggam kalau bukan jodoh pasti pergi
juga. Berjuang sama-sama sudah sejak lama kalau memang tidak jodoh pada
30
akhirnya pasti akan berpisah. Sekuat apapun cinta dipertahankan jika Tuhan
Ungkapan ini ditrujukan kepada orang yang tidak pandai menyimpan rahasia.
Ungkapan ini ditujukan kepada orang yang berbicara lain di mulut lain di hati.
Perkataan yang tidak sesuai dengan isi hatinya. Perkataanya digunakan hanya
Ungkapan ini ditujukan kepada orang yang mempunyai sifat sensitif. Orang yang
Ungkapan ini ditujukan kepada orang yang terlalu pemilih. Seperti dalam memilih
pasangan hidup agar mendapatkan yang sempurna. Namun, banyak orang yang
justru keliru dalam memilih pasangan hidup hingga akhirnya merugikan dirinya
sendiri.
31
Ungkapan ini ditrujukan kepada orang yang tidak pandai menyimpan rahasia.
Ungkapan ini ditujukan kepada orang yang selalu makan hati. Orang yang selalu
hal tersebut sangatlah sulit untuk direalisasi karena kamu harus kuat
menghadapinya.
Ungkapan ini ditujukan kepada orang yang pendiam tapi banyak ilmu. Orang
pendiam lebih suka mengamati sesuatu di orang lain dan pikirannya. Seperti yang
banyak orang katakan, orang yang banya bicara biasanya menunjukan dia orang
yang kurang pintar. Sebaliknya orang yang pendiam adalah orang yang pintar.
Ungkapan ini ditujukan kepada orang yang mempunyai keinginan namun tidak
berdaya untuk mendapatkan suatu hal yang diinginkan. Arti lainnya menyalahkan
Ungkapan ini ditujukap kepada orang yang berlaku tidak adil. Tidak menepatkan
sesuatu pada tempatnya. Suatu sikap yang memihak atau tidak sama rata tidak
Ungkapan ini ditujukan orang yang mecari keburukan orang lain tetapi tidak
melihat melihat keburukan yang ada pada dirinya. Pandai mencari kesalahan
imbasnya ke orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari ada saja yang tidak
berkenan bahkan menyakiti hati. Bila kita menyimpannya dalam hati rasa sakit
Ungkapan ini bermakna orang yang mendapat untung diri sendiri yang dapat rugi.
Seperti orang yang berjualan, karena terlalu murah menjual barang tidak hanya
Ungkapan ini bermakna sekuat apapu digenggam kalau bukan jodoh pasti pergi
juga. Berjuang sama-sama sudah sejak lama kalau memang tidak jodoh pada
akhirnya pasti akan berpisah. Sekuat apapun cinta dipertahankan jika Tuhan
4.2 Pembahasan
perumpamaan dalam bahasa Alas terdapat dua jenis perumpamaan yang dipakai
menggambarkan kondisi dan keadaan yang di alami orang tersebut. Selain itu agar
karakter yang dimiliki oleh manusia. Oleh sebab itu orang yang diumpamakan
penulis yaitu skripsi Cut Mawar (2017) dengan judul penelitian “Perumpamaan
bereferensi binatang dalam bahasa Aceh pada masyarakat Nagan Raya”. Hasil
menggunakan secara tegas dan jelas untuk menyindir orang lain, akan tetapi
lawan bicaranya, terkadang pada saat seorang sedang marah dan emosi orang
5.1 Simpulan
5.2 Saran
diperinci lagi.
2) Bahasa alas sangat jarang diteliti. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan
35
DAFTAR PUSTAKA
36
Warni dan Rengki. 2020. “Analisis Ungkapan Tradisional Melayu Jambi: Kajian
Hermeneutik”. Jurnal Sosial Budaya, Vol. 17 (2): 83-94.
Yaser, Umi. 2018. “Ungkapan Bahasa Kaili Dialek Rai di Kecematan Sirenja
Kabupaten Donggala”. Jurnal Bahasa dan Satra, Vol. 3(13) :1-9.
37
lampiran 1
Biodata Informan
38
Lampiran 2
Instrumen Pertanyaan Wawancara
1. Apa saja perumpamaan dalam bahasa Alas yang anda ketahui?
39
Lampiran 3
Korpus Data
Jenis
No Perumpamaan
Hewan Tumbuhan Benda
1 Bagèe takkengkong tangkepi sudu
2 Bagèe lembu dabuh me pakhik
3 Bagèe menci dabu me tepung
4 Bagèe nane manganic kayu
5 Bagèe biang tekacip
6 Bagèe kucing khut biang
7 Bagèe nipeè dauni dikhi
8 Bagèe kambing manganic gatab
Bagèe mete ikan bedik malet Metafora
9
ngidah
10 Bagèe nipeè antaten
11 Bagèe lintah dekep
12 Bagèe lembu mangani kedep
13 Bagèe hangat-hangat tai manuk
14 Bagèe kobo kalang kalung
15 Bagèe manuk mondong
16 Bagèe melasen kudun pe kope
17 Bagèe ikan bakut
18 Bagèe pagakh manganic isi
Bagèe pagakh kalak idah ne
19
pagakhne malet tate ne
Bagèe tanduk ndak teputekh cuping
20
sebage bane
21 Babah e Bagèe khigam muak
Bagèe mesantan nate sayukh ulang Personifikasi
22
beke niwokh
23 Bagèe natang lawe datas kosap
24 Bagèe takhuk jambi kene hudan
25 Bagèe buluh sengawan
26 Bagèe nengkah lawe
40
27 Bagèe ate si gatel mate si gakhu
Bagèe gedang nail pasti let
28
khuncingne
29 Bagèe bintang dabuh me ampunen
30 Bagèe jakhum halus
31 Bagèe lade khoh tue khoh cokh ne
32 Bagèe lenggukh tapi malet hudan
Bagèe nate ngekhanggem jemputpe
33
made
34 Bagèe laus nihambat tading niulihi
35 Bagèe keneng palene soh medasakh
36 Bagèe laweè khut minyak
37 Bagèe lawe tenang tapi manun
38 Bagèe nail waje khakut ate
Bagèe angkat medatas ngukukh
39
mebagas
40 Bagèe lukh itik bagas gelas
41 Bagèe lucut jakhum lucut benang
42 Bagèe nandok I lagan
43 Bagèe nanem bangke
44 Bagèe hakhum tubakh
45 Bagèe kuning khut kapukh
46 Bagèe nail waje
47 Bagèe lelayang
48 Bagèe khagi mangani dikhi
Bagèe pilih-pilih tebu pilih tah
49
beku
50 Bagèe dedoh buluh sembeke
41
Lampiran 4
RIWAYAT HIDUP
Biodata Diri :
Nama : DHEA ANGGIA DESKY
NIM : 17113005
Tempat/Tanggal Lahir : Mbarung, 19 September 1999
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Mbarung Kec.Babussalam,Kab.Aceh
Tenggara
No. Telp : 0813-6149-3881
Email : Dheadesky19@gmail.com
Nama Orang Tua
Ayah : Ahmad Dona
Ibu : Sinar Wati
Pendidikan Formal
Tahun 2005 – 2011 : Sd Negeri 1 Kutacane
Tahun 2011 – 2014 : SMP Negeri 4 kutacane
Tahun 2014 – 2017 : SMA Negeri 3 Kutacane
Tahun 2017 – : Universitas Abulyatama
Sekarang
Pengalaman Organisasi
Tahun 2012 S.d 2013 Osis SMP Bendahara
Tahun 2014 S.d 2016 Osis SMA Anggota
Tahun 2014 S.d 2015 Osis SMA Ketua Bid Kosumsi
42