Anda di halaman 1dari 504

Penelitian Kualitatif

ANALISIS DEIKSIS PADA KUMPULAN CERPEN LELUCON PARA


KORUPTOR KARYA AGUS NOOR
(KAJIAN PRAGMATIK)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Pendidikan


Universitas Trunojoyo Madura
sebagai Salah Satu Prasyarat untuk Mendapatkan
Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh
Ria Dwi Sevina
NIM 150621100003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2019
ANALISIS DEIKSIS PADA KUMPULAN CERPEN LELUCON PARA
KORUPTOR KARYA AGUS NOOR
(KAJIAN PRAGMATIK)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Pendidikan


Universitas Trunojoyo Madura
sebagai Salah Satu Prasyarat untuk Mendapatkan
Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh
Ria Dwi Sevina
NIM 150621100003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2019

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul

ANALISIS DEIKSIS PADA KUMPULAN CERPEN LELUCON PARA


KORUPTOR KARYA AGUS NOOR
(KAJIAN PRAGMATIK)

Oleh
Ria Dwi Sevina
NIM 150621100003

telah memenuhi persyaratan untuk dipertahankan

di depan Dewan Penguji dan disetujui

pada tanggal ……….

Menyetujui,

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I Ira Fatmawati, S.S., M.Pd ..…… …….

NIP. 197909142010122003

Pembimbing II Khusnul Khotimah, S.S., M.Pd ……… …….

NIP. 198512132014042001

Koordinator Khusnul Khotimah, S.S., M.Pd ……… ….....

Prodi PBI NIP. 198512132014042001

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi


Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Trunojoyo Madura
dan Diterima untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana (S1)
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Pada Tanggal: ………

Dewan Penguji Tanda Tangan Tanggal

1. Ira Fatmawati, S.S., M.Pd.


NIP 197909142010122003 …………….. ………
2. Wahid Khoirul Ikhwan, S.Pd., M.Pd.
NIP 197906292009121001 …………….. ………

3. Ika Febriani, S.S., M.Pd.


NIP 198702182015042002 …………….. ………

Mengesahkan:

Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Trunojoyo Madura

Dekan,

Sulaiman S.Pd., M.Pd

NIP. 197102112006041001

iii
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ria Dwi Sevina

Tempat tanggal lahir : Sidoarjo, 14 September 1997

NIM : 150621100003

Fakultas : Ilmu Pendidikan

Program Studi : Pendidikan Bahasa Indonesia

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa:

1. Skripsi dengan judul “Analisis Deikssis pada Kumpulan Cerpen Lelucon Para
Koruptor Karya Agus Noor (Kajian Pragmatik)” adalah hasil karya saya
sendiri, dan dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah
diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu
Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan oleh orang lain, baik sebagian atau keseluruhan, kecuali
secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan
atau daftar pustaka.
2. Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-
unsur plagiasi, saya bersedia skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang
telah saya peroleh dibatalkan, serta diproses dengan ketentuan hukum yang
berlaku.
3. Skripsi ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan hak bebas royalti
non eksklusif.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk dipergunakan


sebagaimana mestinya.

Bangkalan, 28 Mei 2019

Yang membuat pernyataan,

Ria Dwi Sevina

iv
MOTTO

“KETEKUNANAN, KEULETAN, BERDO’A

ADALAH KUNCI DARI SEBUAH

KEBERHASILAN”

(Penulis)

v
PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, nikmat,

dan hidayahnya, sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi ini, tak lupa

sholawat serta salam tercurahkan kepada Rasulullah SAW yang telah memberikan

pentunjuk dari zaman yang gelap menunju zaman yang terang seperti saat ini

dengan ajaran islam. Keberhasilan skripsi ini, penulis mempersembahkan skripsi

ini untuk orang-orang yang telah berjasa dalam pengerjaan skripsi ini.

Pertama saya persembahkan skripsi ini untuk orang tua tercinta ayah Arief

Bakti Karyawanto dan mama tercinta Kusmiyati yang selalu memberi semangat,

do‟a serta motivasi setiap hari, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

Terima kasih untuk ayah dan mama yang telah memberikan semangat di saat saya

kesulitan, memberikan liburan di saat saya penat, sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

Kedua saya persembahkan skripsi ini kepada keluarga tercinta saya atas

semua do‟anya yang telah mendo‟akan agar skripsi saya cepat terselesaikan.

Untuk kakak tersayang saya Ayu Febriana, adik saya Fezha Armando dan untuk

kedua ponakan saya M. Pradipta Amzary dan M. Alkenzo Aprilio Salam yang

telah memberikan do‟a serta menghibur saya ketika penat dalam mengerjakan

skripsi ini, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Ketiga saya persembahkan skripsi ini untuk seseorang yang saya cintai,

seseorang yang selalu memberikan semangat dan do‟anya, orang yang selalu

memberikan motivasi setiap hari tanpa henti, yaitu Kakak Kuswanto Ferdian. Atas

motivasi dan sarannya, saya menjadi semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

vi
Terima kasih karena tiada pernah bosan untuk mengingatkan saya agar segera

menyelesaikan skripsi ini.

Keempat saya persembahkan skripsi ini untuk teman tidur Lailyatul

Mahmudah yang telah membagi waktunya untuk mencurahkan kegelisahan hati

karena skripsi. Semoga kita tetap bisa berteman meskipun saat ini kita sudah di

jauhkan oleh jarak, terima kasih sudah 3 tahun ini selalu menemani, menemani

cerita-cerita konyolku semoga kita bisa sukses bersama.

Terakhir saya persembahkan skripsi ini untuk teman-teman kelas A, Prodi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia kelas A angkatan 2015 yang telah

meluangkan waktunya untuk membahas skripsi di grup whattsap sehingga saya

terpacu untuk segera mengerjakan skripsi ini. Terima kasih untuk waktunya 4

tahun ini, semoga kita tidak saling melupakan dan semoga tetap terjaga

pertemanan kita meskipun jarak memisahkan.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah


melimpahkan rahmat, hidayah serta karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Analisis Deiksis pada Kumpulan
Cerpen Lelucon Para Koruptor Karya Agus Noor” dengan lancar.
Penulisan karya tulis ilmiah ini tentunya tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak, dalam kesempatan ini penulis haturkan rasa hormat dan terima
kasih kepada :
1. Bapak Dr. Rc. H. Muh. Syarif, M.Si. selaku rektor Univeristas
Trunojoyo Madura.
2. Bapak Sulaiman, S.Pd., M.Pd. Selaku dekan Fakultas Ilmu
Pendidikan.
3. Ibu Khusnul Khotimah, S.S., M.Pd. selaku koordinator program studi
pendidikan Bahasa Indonesia.
4. Ibu Ira Fatmawati, S.S., M.Pd., dan Ibu Khusnul Khotimah, S.S.,
M.Pd. selaku dosen pembimbing I dan II yang telah memberikan
bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
5. Ibu Sri Rahayu, S,S., M.Hum yang telah menjadi dosen validator
dalam penulisan skripsi ini.
Karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menambah wawasan para
pembaca mengenai penggunaan deiksis. Penulis sadar bahwa karya tulis ilmiah ini
jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu penulis mohon maaf atas kesalahan dan
kekurangan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini.

Bangkalan, 23 Mei 2019

Penulis

viii
Ria Dwi Sevina. 2019. Analisis Deiksis pada Kumpulan Cerpen Lelucon Para Koruptor
Karya Agus Noor. Skripsi, Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Ilmu
Pendidikan, Universitas Trunojoyo Madura. Pembimbing: (1) Ira Fatmawti, S.S., M.Pd.,
dan (2) Khusnul Khotimah, S.S., M.Pd.

ABSTRAK

Abstrak: Deiksis dalam kumpulan cerpen Lelucon Para Koruptor karya Agus Noor
memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda-beda karena memiliki suatu kata yang
referennya berganti-ganti sesuai pada siapa yang menjadi penutur dalam sebuah peristiwa
tutur. Penelitian ini menjelaskan tentang bentuk dan fungsi-fungsi deiksis yang terdapat
pada kumpulan cerpen Lelucon Para Koruptor karya Agus Noor. Tujuan penelitian ini
adalah: (1) mendeskripsikan bentuk deiksis pada kumpulan cerita pendek Lelucon Para
Koruptor karya Agus Noor (2) mendeskripsikan fungsi-fungsi deiksis pada kumpulan
cerita pendek Lelucon Para Koruptor karya Agus Noor. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan metode deksriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah
kumpulan cerpen Lelucon Para Koruptor karya Agus Noor, sedangkan data dalam
penelitian ini yaitu data berupa tulisan atau kata-kata yang mengandung bentuk deiksis
dan fungsi deiksis. Teknik pengumpulan data di lakukan dengan teknik baca dan teknik
catat. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan tiga prosedur penelitian
yaitu; reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Triangulasi penyidik
digunakan dalam penelitian ini karena penelitian ini merupakan penelitian wacana yang
mengecek keabsahan datanya membutuhkan ahli dalam bidang linguistik. Hasil yang di
dapat dalam penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk deiksis dalam kumpulan cerpen
Lelucon Para Koruptor karya Agus Noor di temukan bentuk deiksis persona pertama,
deiksis persona kedua, dan deiksis persona ketiga, selain itu juga terdapat bentuk deiksis
ruang dan bentuk deiksis waktu. Fungsi deiksis yang terdapat dalam kumpulan cerpen
Lelucon Para Koruptor karya Agus Noor, terdapat fungsi deiksis persona sebagai subjek,
sebagai objek dan sebagai penunjukkan. Fungsi deiksis ruang sebagai penunjuk umum,
berfungsi sebagai penunjuk tempat dan sebagai penunjuk geografis, sleanjutnya yaitu
fungsi deiksis waktu terdapat fungsi penunjuk waktu kini, penunjuk waktu lampau,
penunjuk waktu mendatang, dan penunjuk waktu relatif.

kata kunci: Deiksis, Bentuk, Fungsi

ix
Ria Dwi Sevina. 2019. Deixis Analysis in Bunch Short Story Lelucon Para Koruptor
written by Agus Noor. Thesis, Indonesian Education Study Program, Faculty of
Academical Sciences, University of Trunojoyo Madura. Advisor: (1) Ira Fatmawti, S.S.,
M.Pd., dan (2) Khusnul Khotimah, S.S., M.Pd.

ABSTRACT

Abstract: Deixis in a short story collection of Lelucon Para Koruptor written by Agus
Noor have different forms and functions because they have a word whose referrals
alternate according to who is the speaker in a speech event. This study describes the form
and functions of deixis which found in a collection of short stories Lelucon Para
Koruptor written by Agus Noor. The aim of this study is: (1) to describe the deixis form in
a collection of short stories Lelucon Para Koruptor by Agus Noor (2) describe deixic
functions in a collection of short stories Lelucon Para Koruptor by Agus Noor. This study
uses a qualitative approach with a descriptive method. The source of data in this study is
a collection of short stories Lelucon Para Koruptor by Agus Noor, while the data of this
study are data in the form of writings or words that containing deixis form and deixis
function. Data collecting techniques are done by reading techniques and note taking
techniques. The data analysis technique in this study uses three research procedures,
namely; data reduction, data presentation, and conclusion. Triangulation investigators
were used in this study because this is a discourse study that checks the validity of the
data which requiring experts in the field of linguistics. The results that obtained in this
study indicate that the form of deixis in the short story collection Lelucon Para Koruptor
by Agus Noor is found the first form of person deixis, second person deixis, and third
person deixis, in addition there are also space deixis and time deixis. The deixis function
that contained in the collection of short stories Lelucon Para Koruptor by Agus Noor is a
person deixis function as the subject, as the object and as an appointment. The function of
spartial deixis as a general appointment, it has functions as a bookmark and as a
geographical pointer, then the temporal deixis function, is a present the current
timepiece, the past time, future time and relative timepiece.

keywords: Deixis, Form, Function

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………… i

LEMBAR PERSETUJUAN …………………………………………………... ii

LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………………… iii

SURAT PERNYATAAN ……………………………………………………… iv

HALAMAN MOTTO …………………………………………………………. v

HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………………. vi

KATA PENGANTAR ………………………………………………………... viii

ABSTRAK ……………………………………………………………………... ix

DAFTAR ISI …………………………………………………………………... xi

DAFTAR TABEL …………………………………………….…………...…. xiii

DAFTAR BAGAN ……………………………………………………………. xiv

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………….………..... xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………….. 1


1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………. 5
1.3 Tujuan Penelitian ………………………………………………………….. 5
1.4 Manfaat Penelitian ………………………………………………………… 6
1.5 Asumsi Penelitian …………………………………………………………. 7
1.6 Definisi Operasional ……………………………………………………….. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu …………………………………………………….... 9


2.2 Landasan Teori ……………………………………………………………. 11
2.2.1 Pragmatik ...………………………..………………………………... 11
2.2.2 Konteks ………..…………………………………………………….. 14

xi
2.2.3 Deiksis …………………………………………………………...…... 15
2.2.4 Fungsi Deiksis .......………………............……………………....…. 25

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Pendekatan Peneltian ……………………………………………………. 34
3.2 Objek Penelitian …………………………………………………............. 35
3.3 Teknik Pengumpulan Data ………………………………………………. 35
3.4 Teknik Analisis Data ……………………………………………………... 36
3.5 Triangulasi ..……………………………………………………………… 40
3.6 Prosedur Penelitian ………………………………………………………. 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian …………………………………………………………… 45
4.1.1 Bentuk Deiksis ……………………………………………………. 45
4.1.2 Fungsi Deiksis ……………………………………………………... 47
4.2 Pembahasan ……………………………………………………………..... 49
4.2.1 Bentuk Deiksis …………………………………………………….... 49
4.2.2 Fungsi Deiksis …………………………………………...……….... 158

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan ………………………………………………………….……... 276

5.2 Saran …………………………………………………………………….. 277

5.3 Relevansi Penelitian dengan Pendidikan Bahasa Indonesia ……….... 277

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 279

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 …………...……………………………………………………. 38

Tabel 3.2 ……………………………………………….………………… 38

Tabel 3.3 ….……………………………………………………………… 39

Tabel 3.4 ….……………………………………………………………… 40

Tabel 4.1 ….……………………………………………………………… 46

Tabel 4.2 ….……………………………………………………………… 47

xiii
DAFTAR BAGAN

Bagan 3.6 ………………………………………………………………………. 44

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 ……………………………………………………………….. 281

LAMPIRAN 2 ……………………………………………………………….. 334

LAMPIRAN 3 ……………………………………………………………….. 371

LAMPIRAN 4 ……………………………………………………………….. 422

LAMPIRAN 5 ……………………………………………………………….. 478

LAMPIRAN 6 ……………………………………………………………….. 480

LAMPIRAN 7 ……………………………………………………………….. 482

LAMPIRAN 8 ……………………………………………………………….. 486

xv
BAB I

PEDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa merupakan sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi.

Bahasa merupakan salah satu kebutuhan manusia yang tidak pernah lepas dari

segala kegiatan manusia sebagai mahkluk sosial. Manusia sebagai individu,

merupakan makhluk sosial yang berinteraksi dengan sesamanya. Manusia

memerlukan sarana bahasa untuk berinteraksi. Hal ini, membuat bahasa menjadi

peran penting dalam komunikasi dan berinteraksi. Secara teoritis, bahasa

berkaitan dengan berbicara. Sampai saat ini diakui atau tidak, bahasa Indonesia

masih dipandang sebagai alat komunikasi yang efektif, terutama untuk

mempersatukan seluruh komponen bangsa (Haniah, dkk., 2012: 1). Simbol-simbol

yang dijadikan sarana komunikasi tersebut merupakan simbol yang saling

dipahami satu sama lain yang terlahir dari proses interaksi antar anggota

masyarakat setempat.

Bahasa dalam berkomunikasi, seseorang harus memperhatikan situasi atau

konteks dari penutur. Konteks merupakan segala hal yang melingkupi sebuah

tuturan yang berfungsi untuk memudahkan penutur menyampaikan tujuannya

kepada mitra tutur. Sebuah komunikasi harus mempunyai konteks pembicaraan

agar mitra tutur mengetahui tujuan dari penutur. Sebuah komunikasi, terdapat kata

tertentu yang hanya dapat dipahami maknanya apabila mengetahui situasi atau

konteks tuturan. Seseorang tidak dapat memisahkan antara tuturan dengan konteks

1
2

tuturan karena suatu konteks dalam tuturan sangat berkaitan erat. Apabila tanpa

konteks, maka tuturan tersebut tidak bisa diterima oleh mitra tutur.

Hubungan antara bahasa dan konteks dipelajari dalam bidang pragmatik.

Konteks tuturan telah disusun sedemikian rupa sehingga tidak dapat dilepaskan

begitu saja dari struktur kebahasaannya. Penjelasan tersebut mengarah pragmatik

pada aspek maknanya, yaitu maksud yang akan disampaikan penutur melalui

hadirnya konteks. Hal ini berarti pragmatik berusaha menggambarkan sebuah

ujaran yang disampaikan oleh penutur atau pembicara dengan mengetahui makna

tuturan. Menurut Yule (2014: 03), Pragmatik adalah studi tentang makna yang

disampaikan oleh penutur (atau penulis) dan ditafsirkan oleh pendengar (atau

pembaca). Hal itu bisa diartikan bahwa pragmatik tidak hanya sekadar penutur

dan mitra tutur, tetapi juga kajian pragmatik bisa dengan objek buku bacaan yaitu

penulis dan pembaca.

Salah satu pokok bahasan dalam pragmatik adalah deiksis. Bentuk deiksis

untuk menyelesaikan penunjukkan disebut ungkapan deiksis. Ungkapan tersebut

mencakup ungkapan-ungkapan dari kategori-kategori gramatikal yang memiliki

keragaman sama banyaknya seperti kata ganti dan kata kerja. Deiksis

menerangkan konteks sosial, linguistik, atau ruang dan waktu ujaran yang lebih

luas. Melalui konteks tersebut dapat dipahami ungkapan-ungkapan deiksis yang

terdapat dalam tuturan. Memahami tuturan hanya memerlukan konteks dan makna

tuturan yang sedang di tuturkan.

Unsur deiksis dalam kehidupan sehari-hari digunakan dalam bahasa lisan

dan tulisan, misalnya pada karya cerpen. Peneliti mengambil objek kumpulan
3

cerpen Lelucon Para Koruptor karya Agus Noor. Cerpen termasuk kisahan

pendek yang memusatkan diri pada satu tokoh dalam situasi. Cerpen meruntut

penceritaannya yang serba ringkas sehingga mudah dipahami pembaca.

Kepadatan cerita merupakan unsur yang hanya terdapat pada cerpen, sehingga

menjadi ciri khusus dari cerpen. Berbeda dengan karya sastra lain, cerpen

memiliki alur cerita yang relatif lebih sederhana. Cerita pendek sesuai dengan

namanya, memperlihatkan sifat yang serba pendek, baik peristiwa yang

diungkapkan, isi cerita, jumlah pelaku, dan jumlah kata yang digunakan.

Kumpulan cerpen karya Agus Noor terbitan tahun 2017. Agus noor

merupakan cerpenis Indonesia yang telah menulis banyak prosa, cerpen, naskah

lakon (monolog dan teater) dan juga skenario sinetron dengan gaya parodi dan

terkadang satir. Kumpulan cerpen karya Agus Noor salah satunya yaitu Lelucon

Para Koruptor yang bercerita tentang kelucuan di dalam polemik politik dengan

seorang koruptor. Kumpulan cerpen Lelucon Para Koruptor karya Agus Noor

berisi 11 cerpen, jalan ceritanya memiliki ciri khas dengan gaya cerita yang satir

dan selalu berkaitan dengan kritik sosial. Peneliti menggunakan pokok bahasan

yang terdapat dalam pragmatik.

Pembagian deiksis menurut Yule terdapat tiga jenis deiksis. Deiksis

menurut Yule (2014: 13) menguraikan bentuk atau jenis-jenis deiksis ke dalam

tiga yaitu: deiksis persona, deiksis ruang dan deiksis waktu. Dalam hal ini,

peneliti membatasi data penelitian pada kajian mengenai deiksis. Berdasarkan

pemaparan di atas peneliti tertarik untuk meneliti tentang deiksis menurut Yule,

karena deiksis selalu digunakan dalam proses berkomunikasi, sehingga peneliti

merasa penting untuk meneliti tentang deiksis yang hanya dapat dipahami apabila
4

kita mengetahui konteks yang melatarbelakangi tuturan tersebut. Pemilihan

deiksis dalam penelitian ini dianggap menarik oleh peneliti karena ingin lebih

dalam lagi mempelajari mengenai fungsi yang terkandung dalam suatu kalimat.

Selain hal tersebut peneliti juga ingin mengungkapkan bahwa tidak semua kata-

kata deiksis itu dapat berfungsi atau bermakna deiksis. Peneliti terdorong untuk

mengambil objek pada kumpulan cerpen Lelucon Para Koruptor karya Agus

Noor.

“Hakim segera memulai sidang. Seoarang pengacara, yang


di tunjuk oleh negara, segera bicara. “Yang mulia,
bukankah ini berlebihan dan tak masuk akal, kita
mengahdirkan Saksi Mata, sedangkan sampai saat ini kita
belum juga menemukan siapa terdakwanya?” (Noor, 2017:
21)

Kata kita dalam kutipan di atas merupakan deiksis persona pertama, kata

ganti orang pertama merupakan rujukan penutur kepada dirinya sendiri. Deiksis

persona pertama merujuk pada orang yang sedang berbicara. Kata ini pada kutipan

di atas termasuk deiksis ruang, deiksis ruang merupakan rujukan konteks atau

situasi pada saat sebuah tuturan berlangsung. Kata saat ini merupakan deiksis

waktu. Kata kita merujuk pada seorang pengacara, kata ini dalam kutipan di atas

merujuk pada situasi yang terjadi di saat persidangan berlangsung, sedangan kata

saat ini, merujuk pada waktu kejadian tuturan tersebut berlangsung.

Kumpulan cerpen Lelucon Para Koruptor karya Agus Noor ini terdapat

kata-kata yang butuh penafsiran lebih untuk dapat memahami siapa tokoh yang

dibicarakan, di mana latar kejadian yang sedang dibahas serta kapan sebenarnya

kejadian itu berlangsung, agar lebih memahaminya dibutuhkan suatu ilmu yang

disebut deiksis. Deiksis pada kumpulan cerpen menjadi hal yang penting untuk
5

diteliti karena di dalam cerpen tersebut, penulis diberikan kebebasan dalam

mengungkapkan pendapatnya. Deiksis yang terdapat pada kumpulan cerpen

Lelucon Para Koruptor Karya Agus Noor berupa suatu kata yang referennya

bergant-ganti atau berpindah-pindah, bergantung pada siapa yang menjadi

pembicara, serta waktu dan tempat dituturkannya suatu kata.

Penelitian ini meneliti bentuk dan fungsi deiksis sebagai kajian serta

kumpulan cerpen Lelucon Para Koruptor karya Agus Noor sebagai objek

penelitian karena dalam cerpen karya Agus Noor ini memiliki suatu kata yang

referennya berpindah-pindah atau berganti-ganti sesuai dengan penutur dan mitra

tutur dalam peristiwa tutur. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk meneliti deiksis

yang terdapat pada kumpulan cerpen Lelucon Para Koruptor karya Agus Noor.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah bentuk deiksis dalam kumpulan cerpen Lelucon Para

Koruptor karya Agus Noor?

2. Bagaimanakah fungsi-fungsi deiksis yang digunakan dalam kumpulan

cerpen Lelucon Para Koruptor karya Agus Noor?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah di atas tersusunlah

tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Mendeskripsikan bentuk deiksis yang tedapat pada kumpulan cerpen

Lelucon Para Koruptor karya Agus Noor.


6

2. Mendeskripsikan fungsi-fungsi deiksis yang terdapat pada kumpulan

cerpen Lelucon Para Koruptor karya Agus Noor.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini nantinya diharapakan dapat memberikan manfaat bagi

berbagai pihak, khususnya kepada:

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan menambah wawasan kajian

pragmatik. Kajian tersebut dapat dimanfaatkan oleh pemerhati

kebahasaan sebagai bahan pendamping dalam kajian yang lebih

luas lagi serta dapat memberikan data atau informasi baik

penerapan dalam mengembangkan mengenai deiksis persona,

deiksis ruang atau tempat, dan deiksis waktu yang tedapat dalam

kumpulan cerpen.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi mengenai penggunaan bentuk deiksis dan fungsi

deiksis yang terdapat pada kumpulan cerpen Lelucon Para

Koruptor karya Agus Noor.

b. Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan mengenai deiksis

yang terdapat pada kumpulan cerpen Lelucon Para Koruptor

karya Agus Noor.

c. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi

referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya dan dapat

menambah wawasan serta pengetahuan tentang dieksis.


7

1.5 Asumsi Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat asumsi sebagai berikut:

Peneliti berasumsi bahwa dalam kumpulan cerpen Lelucon Para Koruptor

karya Agus Noor ini terdapat berbagai bentuk deiksis dan terdapat fungsi yang

tersirat di dalamnya. Peneliti memiliki persepsi yang sama bahwa terdapat

hubungan antara pragmatik dengan deiksis. Deiksis yang terdapat dalam

kumpulan cerpen Lelucon Para Koruptor karya Agus Noor menjadi tolak ukur

yang relevan bagi peneliti untuk mengumpulkan data penelitian. Sehingga

dalam penelitian, peneliti dapat melaksanakan penelitian secara objektif untuk

membuktikan penggunaan bentuk deiksis dan fungsi deiksis yang terdapat

pada kumpulan cerpen Lelucon Para Koruptor karya Agus Noor.

1.6 Definisi Operasional

Operasionalisasi konsep dalam sebuah penelitian penting karena berisi

penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Suatu

penelitian dapat berjalan sesuai dengan harapan jika terdapat konsep yang

dapat dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian. Konsep harus disusun

secara sistematis agar tidak mempersulit penelitian seseorang. Adapun konsep

yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pragmatik adalah studi tentang makna yang disampaikan oleh penutur

(atau penulis) dan ditafsirkan oleh pendengar (atau pembaca) (Yule,

2014: 3)

2. Deiksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu deiktikos yang berarti “hal

penunjukan secara langsung”, istilah tersebut digunakan oleh tata


8

bahasawan Yunani dalam pengertian “kata ganti penunjuk”, yang dalam

bahasa indonesia ialah “ini” dan “itu” (Putrayasa, 2014: 37)

3. Bentuk deiksis adalah ungkapan-ungkapan dari kategori-kategori

gramatikal yang memiliki keragaman sama banyaknya seperti kata

ganti dan kata kerja (Yule, 2014: 16)

4. Fungsi deiksis adalah peran sebuah unsur bahasa dalam satuan

sintaksis yang lebih luas yang menunjuk sesuatu di luar bahasa;

fungsi yang mengacu kepada persona, waktu, dan tempat suatu

tuturan (Cahyono dalam Rosiana, 2016)

5. Cerita pendek adalah karya yang berisi cerita satu peristiwa dari

seluruh kehidupan pelakunya atau cerita yang pendek, namun tidak

setiap cerita yang pendek dapat digolongkan ke dalam cerita pendek

(Nursisto, 2015:165)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Adanya penelitian yang relevan ini dilakukan untuk referensi terkait

dengan penelitian yang sedang dilakukan. Hal ini penting dilakukan agar peneliti

dapat melihat perbedaan atau persamaan antara penelitian yang sedang dilakukan

dengan penelitian-penelitian sebelumnya sehingga diharapkan tidak terjadi

pengulangan. Sebagai bahan perbandingan penelitian, berikut disajikan empat

penelitian terdahulu yang relevan yaitu:

Pertama, penelitian relevan yang dilakukan oleh Erdi Sunarwan dkk

(2014) dalam jurnal penelitian yang berjudul “Analisis Deiksis dalam Cerpen

Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Karanganyar” (Vol 2, No 3, 2014). Tujuan dalam

penelitian tersebut untuk mendeskripsikan bentuk deiksis dalam cerpen siswa

kelas X SMA Negeri 1 Karanganyar. Metode yang digunakan dalam penelitian

tersebut adalah kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan

teknik sampel dan teknik dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu

analisis mengalir atau jalinan. Hasil penelitian dalam jurnal penelitian tersebut

yaitu menunjukkan deiksis-deiksis yang ditemukan dalam cerpen siswa kelas X

SMA Negeri 1 Karanganyar terdiri atas lima bentuk yang dijabarkan menjadi:

deiksis persona (orang), tempat (lokasial), waktu (temporal), wacana, dan sosial.

Masing-masing deiksis tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan

tugas dari deiksis tersebut.

9
10

Kedua, jurnal penelitian oleh Darsita volume XXI nomor 2 juli 2015 yang

berjudul “Deiksis dalam Kumpulan Cerpen Al-Kabuus Tinjauan Sosiopragmatik”.

Jurnal tersebut meniliti bentuk deiksis yang tedapat pada cerpen Al-Kabuus.

Metode yang digunakan dalam jurnal penelitian ini kualitatif deskriptif. Teknik

pengumpulan data menggunakan teknik simak dan teknik catat. Teknik analisis

data yang digunakan yaitu berupa tabel-tabel. Hasil pembahasan dari penelitian

tersebut yaitu menunjukkan bentuk deiksis pesona yang di bagi menjadi tiga, yaitu

deiksis persona pertama, deiksis persona kedua, dan deiksis persona ketiga, serta

bentuk deiksis ruang dan bentuk deiksis waktu.

Ketiga, penelitian relevan yang dilakukan oleh Yosefa Ella (2016) dalam

jurnal penelitian yang berjudul “Deiksis Persona, Tempat dan Waktu dalam Cerita

Dayak Kanayatn”. Penelitian tersebut bertujuan: 1) mendeskripsikan jenis-jenis

deiksis yang terdapat pada cerita dayak kanayatn, 2) mendeskripsikan fungsi

acuan penggunaan berbagai jenis deiksis dalam cerita dayak kanayatn. Penelitian

tersebut termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data

menggunakan teknik simak tidak libat cakap, teknik simak dan teknik catat.

Teknik analisis data menggunakan teknik ketekunan pengamat. Hasil pembahasan

dari penelitian tersebut yaitu Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan

deiksis dalam cerita dayak kanayant mengandung penggunaan berbagai jenis

deiksis. Jenis-jenis deiksis yang digunakan dalam cerita tersebut, yaitu deiksis

persona, deiksis tempat, deiksis waktu. Dari hasil penelitian tersebut ditemukan

acuan atau fungsi acuan pada penggunaan berbagai jenis deiksis dengan

mengaitkannya dengan konteks yang ada di dalam cerita tersebut.


11

Keempat, jurnal skripsi oleh Rizki Lestari berjudul “Deiksis Persona,

Tempat dan Waktu dalam Novel Assalamualaikum Beijing Karya Asma Nadia”

tahun 2016. Dalam jurnal skripsi ini meneliti Bentuk deiksis pada novel

assalamualaikum beijing karya Asma nadia, bentuk deiksis yang di paparkan

dalam penelitian tersebut terdapat tiga bentuk deiksis yaitu deiksis persona,

deiksis tempat, dan deiksis waktu. Metode yang dilakukan dalam penelitian

adalah metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah teknik simak dan teknik catat. Teknik analisis data

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik pereduksian data,

penyajian data dan pemverifikasian data. Hasil pembahasan dari penelitian

tersebut yaitu peneliti menemuan bentuk deiksis yang terdapat pada novel

assalamualaikum beijing karya Asma nadia.

Berdasarkan uraian di muka, dapat disimpulkan bahwa dari keempat hasil

penelitian terdahulu, terlihat jelas bahwa persamaannya dengan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti terletak pada teori, yakni Deiksis, pendekatan penelitian

dengan menggunakan pendekatan deskripstif kualititatif dan teknik analisis data

yang digunakan. Adapun perbedaan dari keempat penelitian terdahulu di muka

dengan penelitian yang dilakukan, yaitu terletak objek penelitian.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pragmatik

Menurut Tarigan (2015:30) pragmatik merupakan telaah umum mengenai

bagaimana caranya konteks mempengaruhi cara seseorang menafsirkan kalimat.

Dari pemaparan Tarigan konteks sangat mempengaruhi cara mitra tutur atau

penutur dalam menafsirkan kalimat yang telah dituturkan. Pragmatik merupakan


12

telaah mengenai, “hubungan tanda-tanda dengan para penafsir (Morris dalam

Tarigan, 2015:30). Menurut George (dalam Tarigan, 2015:30), pragmatik

menelaah keseluruhan perilaku insan, terutama dalam hubungannya dengan tanda-

tanda dan lambang-lambang. Pragmatik memusatkan perhatian pada cara insan

berperilaku dalam keseluruhan situasi pemberian dan penerimaan tanda.

Pendapat lainnya disampaikan Leech (2015:1) bahwa seseorang tidak

dapat mengerti benar-benar sifat bahasa bila tidak mengerti pragmatik, yaitu

bagaimana bahasa digunakan dalam komunikasi. Pernyataan ini menunjukan

bahwa pragmatik tidak lepas dari penggunaan bahasa. Jadi, menurut Leech

pragmatik itu menarik karena melibatkan bagaimana orang saling memahami satu

sama lain secara linguistik. Pragmatik dapat digambarkan sebagai suatu ilmu yang

mengkaji makna tuturan.

Pendapat tersebut diperkuat Cruse (dalam Cummings, 2007: 01) pragmatik

dapat dianggap berurusan dengan aspek-aspek informasi yang disampaikan

melalui bahasa yang tidak dikodekan oleh konvensi yang diterima secara umum

dalam bentuk-bentuk linguitsik yang digunakan. Dapat disimpulkan bahwa Cruse

bermaksud menyatakan definisi pragmatik memiliki komponen yang jelas

acuannya. Cruse memberikan definisi pragmatik hanya secara umum saja. Yule

(2014: 3-4) menambahkan bahwa pragmatik tidak hanya studi tentang makna

yang disampaikan oleh penutur (atau penulis) dan ditafsirksan oleh pendengar

(pembaca).

Pragmatik merupakan suatu istilah yang mengesankan bahwa sesuatu yang

sangat khusus dan teknis sedang menjadi objek pembicaraan, padahal istilah

tersebut tidak memunyai arti yang jelas (Kiefer dalam Nadar, 2013: 5). Pragmatik
13

merupakan sebuah studi yang perlu melibatkan penafsiran tentang apa yang

dipikirkan orang di dalam suatu konteks tersebut berpengaruh terhadap apa yang

dikatakan. Perlu suatu pertimbangan tentang bagaimana cara penutur mengatur

apa yang ingin mereka katakan yang disesuaikan dengan orang yang diajak bicara,

di mana, dan kapan. Pragmatik juga perlu menyelidiki bagaimana cara pendengar

dapat menyimpulkan tentang apa yang dituturkan agar dapat sampai pada suatu

interpretasi makna yang dimaksud oleh penutur.

Djajasudarma (2012: 60) mengatakan, “Pragmatik adalah language in use,

studi terhadap makna ujaran dalam situasi tertentu. Sifat-sifat bahasa dapat

dimengerti melalui pragmatik, yakni bagaimana bahasa digunakan dalam

komunikasi”. Pendapat tersebut mempunyai arti bahwa pragmatik merupakan

pengkajian tentang maksud tuturan yang terdapat dalam peristiwa tutur. Levinson

(dalam Rahardi, 2005:48) mendefinisikan, “Pragmatik sebagai studi bahasa yang

mempelajari relasi bahasa dengan konteksnya. Konteks yang dimaksud

tergramatisasi dan terkodifikasi sehingga tidak dapat dilepaskan dari struktur

bahasanya”. Pemaparan menurut Levinson bahwa pragmatik kajian bahasa yang

meneliti hubungan bahasa dan konteks, konteks dengan pragmatik saling

berkaitan dan tidak dapat dipisahkan.

Purwo (1983:1) menyatakan bahwa “Pragmatik adalah suatu telaah umum

mengenai bagaimana cara mempengaruhi peserta tutur dalam menafsirkan kalimat

atau menelaah makna yang kaitannya dengan situasi ujar serta berhubungan

dengan pemahaman terhadap hal-hal diluar bahasa”. Menurut Purwo pragmatik

merupakan penyelidikan tentang penutur dan mitra tutur dalam menjelaskan

maksud atau makna yang disampaikan dalam sebuah peristiwa tutur.


14

Ruang lingkup pragmatik mencakup studi tentang maksud penutur, studi

tentang makna kontekstual, studi tentang bagaimana agar lebih banyak yang

disampaikan daripada yang dituturkan, dan studi tentang ungkapan dari jarak

hubungan. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, pragmatik

adalah telaah mengenai kemampuan pemakai bahasa yang menghubungkan serta

menyerasikan kalimat dan konteks. Namun dihubungkan dengan situasi atau

konteks di luar bahasa tersebut, dan dilihat sebagai sarana interaksi atau

komunikasi di dalam masyarakat. Oleh karena itu, pragmatik tidak bisa dilepaskan

dari konteksnya atau ilmu bahasa yang terikat konteks.

2.2.2 Konteks

Konteks berkaitan dengan suatau ujaran, agar dapat memahami sebuah

ujaran, konteks perlu diketahui. Konteks merupakan pelengkap bagi suatu

ujaran yang memberikan arti pada ujaran itu sendiri. Kita tidak dapat

mendapatkan definisi pragmatik yang lengkap bila konteksnya tidak

disebutkan, gagasan tentang konteks berada di luar pengejawantahannya yang

jelas seperti latar fisik tempat dihasilkannya suatu ujaran yang mencakup

faktor-faktor linguistik, sosial dan epistemis (Cummings, 2007: 5). Konteks

memainkan peran penting dalam komunikasi. Apabila sebuah tuturan tidak

mmepunyai konteks, maka tuturan tersebut tidak bermakna. Konteks

merupakan hal-hal yang gayut dengan lingkungan fisik dan sosial sebuah

tuturan maupun latar belakang yang sama-sama dimiliki oleh penutur dan

lawan tutur dan yang membantu lawan tutur menafsirkan makna tuturan

(Nadar, 2013: 6-7).


15

Konteks merupakan bagian suatu uraian atau kalimat yang dapat

mendukung atau menambah kejelasan makna, situasi yang ada hubungannya

dengan suatu kejadian. Berdasarkan beberapa pandangan tersebut, dapat

disimpulkan bahwa konteks merupakan segala hal yang melingkupi sebuah

tuturan yang berfungsi untuk memudahkan penutur memilih bentuk tuturan

yang tepat untuk menyampaikan tujuannya dan memudahkan mitra tutur atau

petutur untuk menangkap atau menerima maksud atau tujuan tuturan dari

penutur.

2.2.3 Deiksis

Deiksis merupakan salah satu aspek yang dibahas dalam pragmatik. Istilah

deiksis secara teknis berasal dari bahasa Yunani yang berarti “penunjukan” (Yule,

2014:13). Dengan kata lain, informasi kontekstual secara leksikal maupun

gramatikal menunjuk pada hal tertentu baik berupa benda, tempat, maupun waktu

yang mengacu pada bentuk yang terkait dengan konteks penutur (Yule, 2014: 13).

Menurut Wijana (2014: 38) deiksis (deixis) adalah kata-kata yang memiliki

referen berubah-ubah atau berpindah-pindah. Dapat disimpulkan bahwa deiksis

merupakan hal atau fungsi yang menunjukkan sesuatu di luar bahasa.

Deiksis dapat juga diartikan sebagai lokasi dan identifikasi orang, objek,

peristiwa, proses kegiatan yang sedang dibicarakan atau yang sedang diacu dalam

hubungannya dalam dimensi ruang dan waktunya, pada saat dituturkan oleh

pembicara atau mengajak bicara (Lyons dalam Putrayasa, 2014: 38). Yayat

Sudaryat (dalam Tologna, 2008 : 121) menyatakan, “Deiksis adalah bentuk

bahasa yang berfungsi sebagai penunjuk hal atau fungsi tertentu di luar bahasa.

Istilah ini berasal dari bahasa yunani “deiktikos” yang berarti hal penunjukan
16

secara langsung”. Menurut Bambang Yudi Cahyono (dalam Paola, 2016: 3)

menyatakan, “Deiksis adalah suatu cara untuk mengacu ke hakekat tertentu

dengan menggunakan bahasa yang hanya dapat ditafsirkan menurut makna yang

diacu oleh penutur dan dipengaruhi situasi pembicaraan”. Pemaparan tersebut,

menjelaskan bahwa deiksis merupakan penggunaan bahasa yang dijelaskan

menurut makna yang dituturkan oleh penutur dalam sebuah peristiwa tutur.

Kajian mengenai deiksis ini sangat berkaitan dengan kajian pragmatik.

Menurut Yule (2014: 13) deiksis berarti penunjukan melalui bahasa. Bentuk

bahasa yang dipakai untuk menyelesaikan penunjukkan disebut ungkapan deiksis.

Ungkapan-ungkapan deiksis berada di antara bentuk-bentuk awal yang dituturkan

oleh anak-anak yang masih kecil dan dapat digunakan untuk menunjuk orang

dengan deiksis persona, atau deiksis ruang dan deiksis waktu.

Yule (2014: 14) Menafsirkan deiksis bergantung pada penutur dan

pendengar dalam konteks yang sama. Ungkapan deiksis jelas sekali mengacu pada

konteks penutur, yang dibedakan cara mendasar antara ungkapan-ungkapan

deiksis “dekat penutur” dan “jauh dari penutur”. Sebuah kata dikatakan deiksis

apabila referennya berpindah-pindah atau berganti-ganti, bergantung pada siapa

yang menjadi pembicara dan bergantung pada saat dan tempat dituturkannya kata

itu.

Definisi yang diberikan oleh Yule dapat dikatakan bahwa deiksis persona

berhubungan dengan pemahaman mengenai peserta pertuturan dalam situasi

pertuturan di mana tuturan tersebut dibuat. Deiksis tempat berhubungan dengan

pemahaman lokasi atau tempat yang digunakan peserta pertuturan dalam situasi

pertuturan. Deiksis waktu berhubungan dengan pemahaman titik ataupun rentang


17

waktu saat tuturan dibuat atau pada saat pesan tertulis dibuat. Dari beberapa teori

di atas, peneliti menggunakan teori George Yule sebagai teori penunjang dalam

penelitian ini. Di antaranya, deiksis persona, deiksis tempat, dan deiksis waktu.

a. Deiksis Persona

Deiksis persona dengan jelas menerapkan 3 pembagian dasar, yang di

contohkan dengan kata ganti orang pertama (“saya”), orang kedua (“kamu”),

dan orang ketiga (“dia lk”, “dia pr”, atau “dia barang/sesuatu”) (Yule,

2014:15). Kategori deiksis penutur, kategori deiksis lawan tutur, dan kategori

deiksis lainnya diuraikan panjang lebar dengan status sosial kekerabatan.

Bentuk deiksis persona juga didasari pada keadaan sekitar atau lawan tutur

dalam sebuah tuturan, bentuk yang dipakai untuk lawan tutur yang sudah

dikenal dibandingkan dengan bentuk yang dipakai untuk lawan tutur yang

belum dikenal berbeda.

Menurut Yule (2014: 14) bentuk tersebut dikenal sebagai perbedaan

T/V, dari bentuk bahasa jerman „du‟ yang berarti „kamu‟ (dikenal) dan „sie‟

yang berarti „anda‟ (tidak dikenal). Bentuk tersebut juga berlaku dalam bahasa

Indonesia, bentuk „kamu‟ sering digunakan untuk menyapa orang yang sudah

dikenali penutur, sedangkan bentuk „anda‟ sering kali digunakan untuk

menyapa orang yang belum dikenal.

Pemilihan bentuk tersebut secara tidak langsung dapat mengkonfirmasi

hubungan penutur dengan lawan tutur. Deiksis persona dapat dilihat pada

bentuk-bentuk pronominal. Bentuk-bentuk pronominal itu sendiri dibedakan

atas pronominal orang pertama, pronominal orang kedua, dan pronominal


18

orang ketiga. Menurut Putrayasa (2014:43) dalam bahasa Indonesia, bentuk

ini masih dibedakan atas bentuk tunggal dan bentuk jamak sebagai berikut.

Deiksis Persona Tunggal Jamak


Orang Pertama Aku, Saya, Daku, -Ku, Kami, Kita
Engkau, Kau, Kamu, Kamu (semua), Anda
Orang Kedua
Anda (semua), Kalian,
Orang Ketiga Ia, Dia, -Nya, Beliau Mereka

Pertama yaitu, Kata ganti orang pertama merupakan rujukan

pembicara pada dirinya sendiri. Dengan kata lain, kata ganti persona

pertama merujuk pada orang yang sedang berbicara. Kata ganti persona ini

dibagi menjadi dua yaitu, kata ganti persona pertama tunggal dan kata

ganti persona pertama jamak. Kata ganti persona pertama tunggal

mempunyai beberapa bentuk yaitu aku, saya, daku. Sementara itu kata

ganti persona pertama jamak mempunyai beberapa bentuk yaitu kami dan

kita. Dialog berikut ini adalah contoh deiksis dengan menggunakan kata

ganti orang pertama.

A: Hari ini saya akan pergi ke surabaya. Kalau kamu?


B: Saya santai di rumah (Putrayasa, 2014 : 44)

Kata “saya” di atas sebagai kata ganti dari dua orang. Kata saya

yang pertama adalah kata ganti orang pertama A. Sementara itu, saya yang

kedua adalah kata ganti orang B. Dari contoh di atas kata saya memiliki

referen yang berpindah-pindah sesuai dengan konteks pembicaraan serta

situasi berbahasa.

Bentuk persona pertama aku dan saya ada perbedaan, bentuk saya

menunjuk bentuk formal dan umumnya dipakai dalam tulisan atau ujaran

yang resmi untuk tulisan formal, buku non fiksi, sambutan, bentuk saya
19

banyak digunakan dalam situasi formal. Bentuk saya, dapat juga dipakai

untuk menyatakan hubungan pemilikan dan peletakan di belakang nomina

yang dimilikinya, misalnya rumah saya, teman saya. Sementara itu bentuk

persona pertama aku, lebih banyak digunakan dalam situasi non formal

dan lebih banyak menunjukkan keakraban antara pembicara atau penulis

dan pendengar atau pembaca. Bentuk persona aku mempunyai variasi

yaitu -ku dan ku-. Sementara itu untuk pronomina persona pertama daku,

pada umumnya digunakan untuk karya sastra.

Bentuk persona kami dan kita juga terdapat perbedaan. Kami

bentuk persona yang mencakup pembicara atau penulis dan orang lain di

pihaknya, tetapi tidak mencakup orang lain dipihak pembicara atau

pembacanya. Sebaliknya, kita bentuk persona yang mencakup pihak

pembicara atau penulis, tetapi juga pendengar atau pembaca, dan mungkin

juga pihak lain.

Kedua yaitu, Kata ganti persona kedua adalah rujukan pembicara

kepada lawan pembicara. Dengan kata lain, kata ganti persona kedua baik

tunggal maupun jamak merujuk kepada lawan bicara. Bentuk pronomina

persona kedua tunggal adalah kamu dan engkau (Yule, 2014:16). Sebutan

ketaklaziman untuk prononima kedua pada bahasa indonesia banyak

ragamnya, seperti anda, saudara, leksem kekerabatan, seperti bapak, ibu,

adek, dan lain-lain, leksem jabatan seperti guru, dokter, dan lain-lain.

Dialog berikut ini adalah contoh deiksis persona dengan menggunakan

kata ganti orang kedua.


20

Indah: Kapan kamu mulai kerja?


Rani: Aku mulai kerja besok, kalau kamu kapan?
(Putrayasa, 2014:45)

Kata kamu di atas sebagai kata ganti dari dua orang. Kata kamu

yang pertama adalah merujuk kepada Rani. Sementara itu, kata kamu yang

kedua merujuk pada Indah. Dari contoh di atas, tampak kata kamu

memiliki referen yang berpindah-pindah sesuai dengan konteks

pembicaraan serta situasi berbahasa.

Ketiga yaitu, Kata ganti persona orang ketiga merupakan kategori

rujukan pembicara kepada orang yang berada di luar tindak kominukasi.

Dengan kata lain bentuk kata ganti persona ketiga merujuk orang yang

tidak berada pada pihak pembicara maupun lawan bicara. Bentuk kata

ganti persona ketiga dalam bahasa indonesia ada dua, yaitu bentuk tunggal

dan bentuk jamak. Bentuk tunggal pronomina persona ketiga mempunyai

dua bentuk, yaiut ia dan dia yang mempunyai variasinya. Bentuk

pronomina persona ketiga adalah mereka. Di samping arti jamaknya,

bentuk mereka berbeda dengan kata ganti persona ketiga dalam acuannya.

Pada umumnya bentuk pronomina ketiga hanya untuk merujuk insani.

Akan tetapi, pada karya sastra bentuk mereka kadang-kadang dipakai

untuk merujuk binatang atau benda yang dianggap bernyawa. Berikut ini

adalah contoh dieksis persona ketiga.

Mereka berlari-lari di hutan (Putrayasa,


2014:45)

Pada kalimat tersebut kata mereka tidak jelas rujukannya, apakah,

pemburu atau hewan-hewan. Kata yang tersebut dapat diketahui jika

konteks untuk kalimat besertakan.


21

Bentuk pronomina persona ketiga jamak ini tidak mempunyai

variasi bentuk, sehingga pada peristiwa tutur hanya bentuk itu yang

digunakan. Menurut Yule (2014:17) di dalam istilah deiksis, orang ketiga

bukan orang yang terkait secara langsung (saya-kamu) dalam interaksi

dasar karena sebagai orang luar, tentu saja lebih jauh. Bentuk persona ini

digunakan untuk hubungan yang netral, tidak digunakan untuk lebih

menghormati atau pun sebaliknya. Kata ganti persona ketiga selain

merujuk pada orang ketiga juga kemungkinannya merujuk pada persona

pertama dan persona kedua. Ada kemungkinan rujukan lain merupakan

akibat adanya perbedaan konteks penuturan. Contoh ketiga macam deiksis

persona di atas dalam kajian pragmatik seperti dialog berikut ini.

Dila: Liburan nanti kamu pergi kemana?


Kinan: Aku mau ke Jakarta, kalau kamu?
Dila: Aku juga ke Jakarta juga.
Indah: Mereka semua liburan. Aku kesepian deh
(gumam Indah dalam hati) (Putrayasa, 2014: 46)

Kata-kata yang di cetak miring seperti contoh-contoh di atas adalah

contoh dari kata-kata yang digunakan sebagai penunjuk dalam deiksis

persona. Contoh kata seperti itu dipakai dalam percakapan sebagai

pengganti atau rujukan dari yang di maksud dalam suatu peristiwa

berbahasa. Kata kamu yang pertama merujuk kepada Kinan. Kata kamu

yang kedua merujuk pada Dila. Sementara itu kata aku yang pertama

merupakan kata ganti dari Kinan. Kata aku yang kedua merupakan kata

ganti dari Dila, dan kata aku yang ketiga merujuk pada Ria. Sementara itu,

kata mereka merujuk kepada Dila dan Kinan tetapi bisa juga merujuk

kepada semua teman Ria.


22

b. Deiksis Ruang atau Tempat

Deiksis tempat adalah tempat hubungan antara orang dan bendanya

ditunjukkan (Yule, 2014:19). Beberapa kata kerja yang mengandung arti

tindakan gerakan seperti “dating” dan “pergi” mengandung makna deiksis

apabila kata-kata itu dipakai untuk menandai gerakan ke arah penutur atau

menjauhi dari penutur. Deiksis ruang dalam bahasa indonesia ialah sini,

situ, dan sana. Titik pangkal di antara ketiganya ada pada si

pembicaranya. Jika sesuatu yang ditunjuk berada dekat dengan si

pembicara menggunakan batas ini. Jika sesuatu yang ditunjuk berada agak

jauh dari si pembicara digunakan kata situ. Jika sesuatu yang ditunjuk

berada jauh dengan si pembicara digunakan kata sana. Kedua kata

keterangan yang terakhir ini termasuk di dalamnya arti gerakan ke arah

penutur dan gerakan menjauhi penutur (Yule, 2014:19).

Deiksis ruang sering menggunakan dengan preposisi pengacu

arah, di/ke/dari, sehingga menjadi: di sini, ke sini, dari sini, di situ, ke situ,

dari situ, di sana, ke sana, dari sana. Contohnya “kita akan bertolak dari

sini”. Pronomina deiksis ruang dalam bahasa Indonesia ialah begini dan

begitu. Titik pangal perbedaannya sama dengan penunjuk lokasi. Jika

sesuatu yang ditunjuk dekat dengan pembicara, maka menggunakan kata

begini. Jika sesuatu yang ditunjuk jauh dari pembicara menggunakan kata

begitu. Deiksis tempat perlu adanya pertimbangan dari sudut pandang

penutur, pertimbangan ini dapat ditetapkan baik secara mental maupun

secara fisik (Yule, 2014:20). Deiksis ruang atau tempat dapat dilihat dalam

contoh berikut:
23

a. Duduklah kamu di sini.


b. Di sini jual gas elpiji.
c. Saya tidak betah di sini.
d. Saya merasa kesepian di sini, jauh dari keluarga.
(Putrayasa, 2014: 47)

Kata di sini pada kalimat pertama mengacu ke tempat yang sangat

sempit, yakni kursi atau sofa. Pada kalimat kedua, acuannya lebih luas,

yakni suatu toko atau tempat penjual lain. Sedangkan kata di sini pada

contoh (c) dan (d) sulit diketahui maknanya apabila belum dikaitkan

dengan situasi atau kontes. Jika kalimat itu di ujarkan oleh penghuni kos,

barulah dapat teridentifikasi maksud dari kata tersebut.

c. Deiksis Waktu

Deiksis waktu ialah pemberian bentuk pada rentang waktu seperti

yang dituturkan penutur dalam peristiwa bahasa. Bentuk-bentuk waktu

yang bukan merupakan deiksis waktu adalah waktu kalender dan waktu

jam (Yule, 2014:23). Menurut Yule (2014: 22) “landasan psikologis dari

deiksis waktu tampaknya sama dengan landasan psikologis tempat”. Kita

dapat memperlakukan kejadian-kejadian waktu sebagai objek yang

bergerak ke arah kita (ke dalam pandangan) atau bergerak menjauh dari

kita (di luar pandangan).

Deiksis ini, yang di dalam tata bahasa disebut adverbial atau

keterangan waktu, adalah pengungkapan kepada titik atau jarak waktu

dipandang dari saat suatu ujaran terjadi, atau pada saat seorang penutur

berujar. Waktu ketika ujaran terjadi diungkapkan dengan sekarang atau

saat ini. Waktu-waktu berikutnya terdapat kata-kata besok, lusa, nanti,


24

kelak; untuk waktu “sebelum” waktu terjadinya ujaran kita menemukan

tadi, kemarin, minggu lalu, ketika itu, dahulu (Yule, 2014:25).

Dasar untuk menghitung dan mengukur waktu dalam banyak

bahasa tampak bersifat siklus alami dan nyata, yaitu siklus hari dan malam

(dari pagi sampai malam hari), hari (dalam satu minggu dengan nama-

namanya), bulan (berikut nama-namanya), musim (di Indonesia ada

musim hujan dan musim kemarau), dan tahun. Satu-satuan waktu itu dapat

digunakan baik sebagai pengukur (sekian hari, sekian bulan, sekian tahun).

Perlu diperhatikan referensi waktu yang bukan deiksis seperti waktu

kalender dan waktu jam (jam ini hari ini bulan ini tahun ini) (Yule,

2014:25). Deiksis waktu dapat dilihat dalam contoh berikut:

1. Karena kamu sudah ngomong, maka sekarang saya ganti


ngomong.
Makna kata sekarang mengacu pada saat penutur
berhadapan langsung dengan mitra tuturnya. Waktu yang
disampaikan pada kata sekarang jelas.
2. Sekarang hari Senin, besok….Selasa
Pada kalimat ini, makna kata sekarang bisa terjadi antara
penutur dengan mitra tuturnya atau hanya ungkapan
sesearang yang memikirkan tentang hari.
3. Janjinya minggu kedua arisan, kok sekarang sudah
minggu ketiga (Putrayasa, 2014: 48)

Kata sekarang mempunyai referen yang berpindah-pindah.

Mengacu pada waktu yang dapat berubah-ubah. Makna sekarang

mengacu pada saat penutur berbicara sampai dengan waktu yang

sangat panjang tetapi tidak jelas batasnya. Nanti referennya jelas,

mempunyai makna untuk waktu yang akan datang pada hari itu.

Besok, referennya jelas, mengacu pada hari setelah hari ini. Lusa,
25

referennya jelas yang dimaksudkan penutur adalah dua hari setelah

hari ini.

2.2.4 Fungsi deiksis

2.2.4.1 Fungsi Deiksis Persona

Deiksis persona mempunyai fungsi sesuai dengan peristiwa tutur dan

sebagai apa orang yang terlibat dalam peristiwa tutur tersebut. Peranan setiap

orang yang terlibat dalam peristiwa tutur dapat berganti. Peristiwa tutur setiap

orang mempunyai peranan masing-masing, berperan sebagai penutur, sebagai

mitra tutur, atau berperan sebagai yang lain, hal itu disebabkan oleh adanya

pergantian bergiliran bicara dengan yang lain. Deiksis persona pertama dibagi

menjadi tiga bagian, yaitu deiksis persona pertama, deiksis persona kedua, dan

deiksis persona ketiga deiksis tersebut mempunyai fungsi yang berbeda-beda.

Fungsi deiksis akan dipaparkan sebagai berikut

a. Sebagai Subjek

Deiksis persona sebegai subjek yaitu deiksis persona yang

digunakan untuk menunjuk pembicara (Cahyono dalam Rosiana,

2016). Deiksis yang berfungsi sebagai subjek dapat ditandai dengan

bentuk pronomina persona pertama tunggal bentuk saya, kita dan

aku,kami bentuk tersebut digunakan pembicara untuk menunjuk

dirinya sendiri. Biasanya bentuk saya dan kita dipakai dalam situasi

yang formal, misalnya seperti dalam sebuah wawancara sedangkan

bentuk aku dan kami biasanya dipakai dalam situasi yang tidak
26

formal, misalnya seperti pada percakapan biasa antar-teman (Cahyono

dalam Rosiana, 2016).

Bentuk pronomina persona pertama tunggal, aku merupakan kata

ganti orang pertama untuk mitra tutur yang sudah akrab, sedangkan

bentuk pronomina persona pertama tungal saya dituturkan pada saat

situasi formal. Fungsi sebagai subjek yang ditandai dengan bentuk

pronomina persona pertama tunggal ini dapat dilihat dalam contoh

berikut.

“Aku tak mau ketika puisi datang menemuiku, aku


sedang tertidur. Pastilah puisi kecewa kalau
menjumpai penyair yang setiap hari kerjanya
hanya tidur.” (Noor, 2017: 38)

Data kata aku merupakan deiksis persona pertama tunggal yang

mengacu pada dirinya sendiri sebagai pembicara. Dari data tersebut

dapat di analisis bahwa data aku memiliki fungsi sebagai subjek dalam

tuturan tersebut dan mengacu pada penutur.

b. Sebagai Objek

Deiksis persona yang berfungsi sebagai objek yaitu deiksis persona

yang digunakan untuk menunjuk lawan pembicara bergantung pada

siapa yang menjadi pembicara (Cahyono dalam Rosiana, 2016).

Deiksis berfungsi sebagai objek ini ditandai dengan bentuk Pronomina

persona kedua dan ketiga engkau, kamu, anda, kalian dan ia, mereka.

Bentuk anda dan mereka sering digunakan dalam situasi formal,

sedangkan bentuk kamu,dia, dan kalian sering digunakan dalam situasi

tidak formal. Fungsi deiksis sebagai objek dapat dilihat dalam contoh

berikut.
27

“Kalau begitu, carilah kerja apa saja. Atau kamu


minta tolong ke kawan-kawan aktivismu. Pasti
mereka mau bantu.” (Noor, 2017: 48)

Data kamu merupakan deiksis pronomina kedua yang memiliki

fungsi sebagai objek, berfungsi sebagai objek karena pada penggalan

tuturan tersebut menagcu pada mitra tutur. Data mereka merupakan

deiksis persona pronomina ketiga yang mempunyai fungsi sebagai

objek karena mereka mengacu pada mitra tutur.

c. Sebagai Penunjukkan

Deiksis persona yang berfungsi sebagai penunjukkan yaitu

digunakan untuk menunjuk persona (Cahyono dalam Rosiana, 2016).

Menunjuk persona disini, dapat di artikan menunjuk bentuk kata ganti

orang yang terdapat dalam peristiwa tutur. Deiksis ini ditandai dengan

bentuk –nya,-ku,dan –mu. Fungsi deiksis sebagai penunjukkan dapat

dilihat pada contoh berikut.

“aku khawatir, bibirmu yang paling indah di dunia


akan terluka oleh gigiku yang tonggos” (Noor,
2014:55)
“Tidak penting apa pendapatnya, sidang ini hanya
ingin tahu kesaksiannya.” (Noor, 2017:21)

Data –mu merupakan bentuk deiksis persona kedua yang berfungsi

sebagai penunjukkan dalam tuturan tersebut menunjuk lawan tutur

yaitu bibir yang dimiliki lawan tutur. Data –ku merupakan deiksis

persona pertama yang mempunyai fungsi sebagai penunjukkan dalam

tuturan tersebut menunjuk penutur yaitu kepunyaam penutur yaitu

gigi. Data –nya merupakan deiksis persona ketiga yang mempunyai

fungsi sebagai penunjukkan yang menunjukkan kesaksian seseorang

dalam tuturan tersebut.


28

2.2.4.2 Fungsi Deiksis Ruang atau Deiksis Tempat

Deiksis ruang atau tempat memliki fungsi sesuai bentuknya.

Fungsi deiksis tempat merupakan pemberian bentuk pada lokasi

menurut peserta dan bekenaan dengan penentu lokasi sesuatu atau

objek pada saat peristiwa tutur terjadi. Fungsi deiksis ruang diuraikan

sebagai berikut.

a. Deiksis ruang sebagai penunjuk umum

Deiksis ruang sebagai penunjuk umum berfungsi menunjukkan

lokasi atau keadaan secara umum dalam peristiwa tutur (Cahyono

dalam Rosiana, 2016). Fungsi deiksis ruang sebagai penunjuk umum

ditandai dengan bentuk ini, itu, begini dan begitu. Deiksis ini dan

begini dalam acuannya digunakan sebagai penunjuk yang dekat

dengan penutur. Penutur menggunakan bentuk itu dan begitu untuk

acuannya jauh dari penutur (Cahyono dalam Rosiana, 2016). Fungsi

deiksis sebagai penunjuk umum dapat dilihat dalam contoh berikut.

“Sidang bisa dilanjutkan, karena ini bukan


menyangkut dakwaan. Kita hanya ingin meminta
kesaksian secara terbuka.” (Noor, 2017:21)

Data ini merupakan bentuk deiksis ruang atau tempat yang

memiliki fungsi sebagai penunjuk umum karena menunjukkan

keadaan yang berada di sebuah ruang sidang dan menunjukkan

keadaan yang sedang dialami penutur, data ini mengacu dekat dengan

penutur.
29

b. Deiksis ruang sebagai penunjuk tempat

Deiksis ruang yang berfungsi sebagai penunjuk tempat digunakan

untuk menjelaskan letak sebuah tuturan dalam peristiwa tutur

(Cahyono dalam Rosiana, 2016). Deiksis ruang yang menyatakan

penunjuk tempat, ditandai leksem di sana, di situ, di sini. Deiksis

tersebut memiliki perbedaan fungsi dalam tuturan. Deiksis sini

menyatakan deiksis yang dekat dengan pembicara, bentuk deiksis situ

menyatakan agak jauh dari pembicara, dan deiksis sana jauh dengan

tempat si pembicara, karena mengacu kepada deiksis tempat, maka

bentuk ini sering digunakan dengan preposisi pengacu kepada deiksis

arah. Fungsi deiksis sebagai penunjuk tempat ini dapat dipaparkan

pada contoh berikut.

“Kuharap kalian tak keberatan ia tinggal di sini. Ia


diusir dari surga…” (Noor, 2017:93)
“Berarti Pak Sugeng kurang gendut dong, makanya
masuk ke sini.” (Noor, 2017:133)

Data di sini merupakan deiksis ruang atau tempat yang mempunyai

fungsi sebagai penunjuk tempat dalam tuturan tersebut yaitu

menunjuk sebuah kuburan yang sunyi yang dihuni oleh banyak hantu

gentanyangan, yang mengacu dekat pada pembicara. Data ke sini

merupakan deiksis ruang yang mempunyai fungsi sebagai penunjuk

tempat dalam tuturan tersebut menunjuk sebuah penjara atau sel yang

dihuni beberapa para tahanan koruptor, yang mengacu dekat pada

pembicara.
30

c. Deiksis ruang sebagai penunjuk geografi

Deiksis ruang yang menyatakan letak geografis atau wilayah

dinyatakan dengan bentuk leksem tempat, lokasi, atau penamaan

wilayah tertentu dalam tuturan (Cahyono dalam Rosiana, 2016). Pada

peristiwa tutur sering kali menunjukkan lokasi secara jelas dengan

menyebutkan terjadinya tuturan tersebut. Fungsi deiksis ruang sebagai

penunjuk geografi dapat dilihat pada contoh berikut.

“Tidak. Semua jadi pengemis di kampus ini.”


(Noor, 2017:144)

Data di kampus ini merupakan deiksis ruang yang berfungsi

sebagai penunjuk letak geografis yang mengacu pada tempat atau

lokasi tuturan tersebut sedang dituturkan. Data di kampus itu

merupakan deiksis ruang yang mempunyai fungsi sebagai penunjuk

letak geografis yang menunjuk letak tuturan tersebut terjadi.

2.2.4.3 Fungsi Deiksis Waktu

Deiksis waktu memiliki fungsi sebagai penunjuk deiksis waktu

kini, deiksis waktu lampau, deiksis waktu mendatang, dan deiksis

waktu relatif (Cahyono dalam Rosiana, 2016). Deiksis waktu kini

menempatkan situasi tuturan bersama dengan saat tuturan itu

diucapkan; waktu lampau menempatkan situasi tuturan sebelum

ujaran dituturkan atau diucapkan; dan waktu mendatang menempatkan

situasi tuturan sesudah ujaran diucapkan, sedangkan waktu relatif

menempatakan situasi tuturan yang tidak ada kaitannya dengan waktu

tuturan di ujarkan.
31

a. Deiksis waktu penujuk waktu kini

Fungsi deiksis waktu kini adalah penempatan suatu situasi

pembicara dengan saat dituturkan (Cahyono dalam Rosiana, 2016).

Penanda waktu kini ditunjukkan dengan bentuk kini dan sekarang.

Deiksis waktu yang ditandai dengan leksem sekarang dan kini lokasi

waktunya di pandang dekat pada saat ujaran di lakukan. Fungsi

deiksis waktu penunjuk waktu kini dapat dilihat dalam contoh berikut.

“Yang Mulia, bukankah ini berlebihan dan tak


masuk akal, kita menghadirkan Saksi Mata,
sedangkan sampai saat ini kita belum
menemukan siapa terdakwanya?” (Noor, 2017:
21)
Data saat ini merupakan deiksis waktu yang mempunyai fungsi

sebagai penunjuk watu kini. Data saat ini mempunyai waktu yang

menjelaskan peristiwa tuturan tersebut sedang terjadi detik itu dan

mengacu dekat dengan penutur.

a. Deiksis waktu penujuk waktu lampau

Deiksis waktu lampau penempatan situasi pembicaraan sebelum

tuturan dituturkan, Penanda waktu lampau ditandai dengan bentuk

tadi, dulu, kemarin (Cahyono dalam Rosiana, 2016). Lokasi waktu

yang dimiliki oleh kata kemarin adalah satu hari sebelum ujaran yang

dituturkan. Kata tadi lokasi waktunya beberapa saat sebelum ujaran

dituturkan, sedangkan kata dulu lokasi waktunya mempunyai jarak

waktu yang lebih lama dari kata tadi. Fungsi deiksis penunjuk waktu

lampau dapat dilihat pada contoh berikut.

“Kalau ngerti kamu mati duluan begini, mana


mungkin dulu saya mau kawin sama kamu.
Mestinya, kalau mau mati bilang-bilang, biar ada
32

persiapan, jangan mendadak begini, bikin repot


saja,” gerutu istrinya. (Noor, 2017:36)
“Itu perempuan yang kemarin baru melahirkan.
Anaknya sudah selusin, suaminya minggat, dan ia
merasa repot kalau mesti menghidupi satu jabang
bayi lagi. Makanya ia memilih membakar diri.”
(Noor, 2017:149)

Data kemarin merupakan deiksis waktu yang mempunyai fungsi

sebagai penunjuk waktu lampau pada tuturan tersebut menunujuk

waktu satu hari sebelum waktu tersebut dituturkan. Data dulu

merupakan deiksis waktu yang mempunyai fungsi penunjuk waktu

lampau yang mengacu pada jarak waktu yang lebih lama.

b. Deiksis waktu penunjuk waktu mendatang

Fungsi deiksis waktu mendatang adalah penempatan waktu situasi

pembicaraan setelah tuturan itu diungkapkan (Cahyono dalam

Rosiana, 2016). Penanda waktu ini ditandai dengan leksem besok,

nanti, bulan besok, minggu besok, malam nanti, bulan depan nanti

dan satu tahun. Fungsi deiksis penunjuk waktu mendatang

menyatakan bahwa lokasi waktu tindakan, peristiwa atau keadaan

yang berlangsung sesudah ujaran bersangkutan diucapkan. Fungsi

deiksis penunjuk waktu mendatang dapat dilihat pada contoh berikut.

“Kalau perlu besok sidang, saya siap!” (Noor,


2017:176)
“Minggu depan vonis akan diputuskan. Ada kurir
yang mesti saya temui. Tak bisa diwakilkan.
Begini repotnya kalau berurusan dengan hukum
yang berengsek.” (Noor, 2017:235)

Data besok dan minggu depan merupakan deiksis waktu yang

berfungsi sebagai penunjuk waktu mendatang. Data besok dan minggu


33

depan pada tuturan tersebut mengacu penunjuk waktu sesudah ujaran

bersangkutan dituturkan.

c. Deiksis waktu penunjuk waktu relatif

Deiksis waktu penunjuk waktu relatif, situasi tuturan sama sekali

tidak dihubungkan dengan saat tuturan diucapkan, tetapi dihubungkan

dengan waktu situasi yang lain, yang terdapat di dalam konteks,

misalnya: pukul sebelas, hari selasa, selama sebulan, menjelang

masuk rumah, dua hari sebelun ini, dan seterusnya (Cahyono dalam

Rosiana, 2016). Fungsi deiksis penunjuk waktu relatif dapat dilihat

dalam contoh berikut.

“Kalau sebulan kamu bisa menulis sepuluh puisi


saja, kan lumayan.” (Noor, 2017:56)

Data sebulan merupakan deiksis waktu yang berfungsi sebagai

penunjuk waktu relatif karena waktu dalam tuturan tersebut sama

sekali tidak dihubungkan pada saat tuturan diucapkan.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif.

Menurut Ibrahim (2015: 52) pendekatan kualitatif adalah cara kerja penelitian

yang menekankan pada aspek pendalaman data demi mendapatkan kualitas dari

hasil penelitian. Mahsun (2013: 34) mengemukakan penelitian deskriptif adalah

penelitian yang bermaksud untuk menggambarkan mengenai situasi atau kejadian-

kejadian suatu subjek yang mengandung fenomena. Penelitian menggunakan

kualitatif deskriptif lebih bersifat survei yang mengakumulasi data dasar dari

suatu subjek, kemudian membahas data itu secara analitik hingga menemukan

jalan keluar untuk fenomena yang ada dalam subjek itu.

Data deskriptif sering hanya dianalisis menurut isinya, yang dikenal

sebagai analisis isi (content analysis) yang berusaha mengkaji isi suatu teks secara

mendalam. Hal tersebut didasari dari pendapat Guba dan Lincoln dalam Moleong

(2012: 32) yang berpendapat bahwa analisis atau kajian isi adalah teknik apapun

yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan

karakteristik pesan, dan dilakukan secara objektif dan sistematis. Analisis isi

diperlukan dalam penelitian ini untuk menemukan bentuk deiksis dan fungsi-

fungsi deiksis yang terdapat pada kumpulan cerpen Lelucon Para Koruptor karya

Agus Noor.

34
35

3.2 Objek Penelitian

Objek penelitian dalam sebuah penelitian perlu dikaji karena berupa

penjelasan tentang data yang akan diteliti. Menurut Sudaryanto (dalam Mahsun,

2014: 18) batasan data dalam penelitian yaitu bahan jadi yang ada karena

pemilihan aneka macam tuturan. Kemudian, bahan penelitian tersebut terdapat

data yang terkandung objek penelitian dan unsur lain yang membentuk data,

dalam penelitian ini terdapat objek yang digunakan dalam penelitian. Penelitian

ini juga terdapat sumber data dan data.

3.2.1 Sumber Data dan Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh.

Dengan demikian dapat disimpulkan sumber data adalah orang, benda, atau objek

yang dapat memberikan informasi, data, fakta , dan realitas yang terkait atau

relevan dengan apa yang diteliti. Sumber data dari penelitian ini berasal dari

kumpulan cerpen Lelucon Para Koruptor karya Agus Noor.

Data adalah hasil pencatatan peneliti tentang objek penelitian. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa data adalah segala bentuk informasi, fakta dan

realita yang terkait atau relevan dengan apa yang diteliti, data bisa berupa kata-

kata, lambang, simbol ataupun sesuai kondisi terkait penelitian. Berdasarkan

pengertian data di atas, data dalam penelitian ini adalah kalimat yang mengandung

bentuk dan fungsi deiksis yang terdapat pada kumpulan cerpen Lelucon Para

Koruptor karya Agus Noor.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik baca

dan teknik catat, teknik ini dilakukan dengan cara membaca keseluruhan
36

kemudian mencatat data yang telah ditemukan dalam kumpulan cerpen Lelucon

Para Koruptor karya Agus Noor yang menjadi sumber data dalam penelitian ini.

1. Teknik studi pustaka, teknik studi pustaka digunakan dalam penelitian ini

diambil dari buku-buku dan jurnal ilmiah yang berkaitan dengan penelitian

ini dan dihubungkan dengan permasalahan penelitian yaitu bentuk dan

fungsi deiksis. Menurut Faruk (2014:52) teknik studi pustaka adalah

penemuan segala sumber yang terkait dengan objek penelitian.

2. Teknik baca, teknik baca digunakan dalam penelitian ini dengan cara

membaca secara keseluruhan kumpulan cerpen Lelucon Para Koruptor

karya Agus Noor. Menurut Mahsun (2013:93) teknik baca dilakukan

dengan cara membaca keseluruhan dengan pengamatan.

3. Teknik catat, teknik catat lanjutan dari teknik baca karena peneliti

berhadapan dengan penggunaan bahasa secara tertulis, sehingga peneliti

menggunakan teknik catat gantinya teknik simak bebas libat cakap

(Mahsun, 2013:94). Teknik catat dilakukan dengan pencatatan pada

catatan lapangan dan catatan reflektif yang telah disiapkan. Teknik catat

dilakukan untuk mencatat tuturan yang disampaikan penutur kepada mitra

tuturnya pada percakapan yang terdapat dalam kumpulan cerpen Lelucon

Para Koruptor karya Agus Noor. Menurut Sudaryanto (2014: 135)

pencatatan dapat dilakukan secara langsung ketika teknik pertama selesai,

dan dengan menggunakan alat tulis tertentu.

3.4 Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan peneliti untuk merangkum data yang telah

dikumpulkan dalam bentuk yang dapat dipercaya. Analisis data merupakan


37

upaya yang dilakukan untuk mengklasifikasikan dan mengelompokkan

data. Teknik analisis data merupakan upaya yang dilakukan untuk

mengklasifikasi dan mengelompokkan data (Mahsun, 2013: 251). Tahap

analisis data pada penelitian ini dimulai dari data empiris yaitu peneliti

langsung mempelajari, menganalisis serta mencari kalimat yang menjadi

landasan terdapatnya bentuk deiksis dan fungsi-fungsi deiksis di dalam

kumpulan cerpen Lelucon Para Koruptor karya Agus Noor. Pada

penelitian ini, analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis

kualitatif. Mahsun (2013:271) mengemukakan bahwa analisis kualitatif

merupakan data yang dianalisis tidak berupa angka-angka, melainkan

berupa kata-kata. Menurutnya, dalam analisis kualitatif terdapat tahapan

tentang analisis kualitatif, yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan

kesimpulan. Berikut penjabarannya.

3.4.1 Reduksi Data

Reduksi data adalah peneliti melakukan proses pelacakan,

pencatatan, pengorganisasian data yang relevan untuk masing-masing

fokus pada masalah yang diteliti (Mahsun, 2013: 271). Berdasarkan

pengertian tersebut, penelitian ini dikelompokkan berdasarkan bentuk

deiksis dan fungsi deiksis. Proses reduksi data dalam penelitian ini yaitu

proses pemilihan, pemusatan, penyederhanaan, dan pengubahan data kasar

yang ada dilapangan. Keseluruhan data yang terkumpul akan diseleksi dan

diidentifikasi sesuai kebutuhan penelitian. Teknik yang digunakan yaitu

teknik baca karena data pada penelitian ini adalah karangan tertulis.

Teknik baca juga berguna untuk membuang data yang tidak perlu agar
38

penelitian sesuai dengan fokus penelitian. Tahap selanjutnya adalah

pengkodean dan pengklasifikasian penggunaan bentuk deiksis dan fungsi

deiksis dengan cara mencatatnya. Kode data pada kartu data ditulis dengan

singkatan judul cerpen dan halaman cerpen yang terdapat bentuk deiksis

dan fungsi deiksis. Seperti contoh (SMH12) yang berarti penggunaan

deiksis tersebut berada pada judul cerpen Saksi Mata, halaman ke dua

belas. Format kartu data akan disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 3.1 Kartu Data Bentuk Deiksis

Bentuk Deiksis
Kode
No Data HA
Data DP
DR DW
DP 1 DP 2 DP 3

Keterangan :

DP (Deiksis Persona) DR (Deiksis Ruang)


DP 1 (Deiksis Persona Pertama) DW (Deiksis Waktu)
DP 2 (Deiksis Persona Kedua) HA (Hasil Analisis)
DP 3 (Deiksis Persona Ketiga)

Tabel 3.2 Kartu Data Fungsi Deiksis

Kode
No Data Fungsi Deiksis HA
Data

Keterangan :

HA (Hasil Analisis)
39

3.4.2 Penyajian Data

Penyajian data atau Display data merupakan penyajian data yang

diperoleh ke dalam sejumlah matrik berupa gambar, grafik, tabel,

bagan, dan lain-lain (Mahsun, 2013: 271). Pada tahap ini peneliti

memasukkan data bentuk deiksis dan fungsi deiksis dengan

pengkodean seperti pada tahap reduksi, agar analisis menjadi baik dan

tidak terpencar-pencar. Pada penelitian ini, peneliti menganalisis

adanya bentuk deiksis dan fungsi deiksis. Bahwasannya, dalam tahap

penyajian data peneliti memaparkan berupa tabel. Tabel tersebut

adalah sebagai berikut

Tabel 3.3 Penyajian Data Bentuk Deiksis dan Fungsi Deiksis

Bentuk Deiksis
Kode Fungsi
No Data HA
Data DP Deiksis
DR DW
DP 1 DP 2 DP 3

Keterangan :

DP (Deiksis Persona) DR (Deiksis Ruang)


DP 1 (Deiksis Persona Pertama) DW (Deiksis Waktu)
DP 2 (Deiksis Persona Kedua) HA (Hasil Analisis)
DP 3 (Deiksis Persona Ketiga)

Berdasarkan paparan penyajian data di muka, bentuk penyajian

data dalam penelitian ini menggunakan tabel bentuk dan fungsi

deiksis. Penyajian data diambil berdasarkan reduksi data yang telah

diklasifikasi. Pada tahap ini, peneliti membahas bentuk deiksis dan


40

fungsi deiksis yang terdapat pada kumpulan cerpen Lelucon Para

Koruptor karya Agus Noor.

3.4.3 Penarikan Simpulan

Menurut Mahsun (2013:271) bahwa dalam simpulan

merupakan tahap akhir dalam analisis data, yang di dalamnya berisi

simpulan tentang apa yang dimengerti secara bulat tentang suatu

masalah yang diteliti. Bagian ini, peneliti melakukan penguatan

tentang data yang telah diklasifikasikan dengan menyederhanakan

pemahaman mengenai bentuk deiksis dan fungsi deiksis. Penarikan

simpulan data dapat disederhanakan melalui tabel berikut.

Tabel 3.4 Penarikan Simpulan

Kode Bentuk Fungsi Hasil Hasil


No. Data
Data Deiksis Deiksis Analisis Simpulan

3.5 Triangulasi

Uji keabsahan data dilakukan untuk menguji data agar valid.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik triangulasi, seperti

dijelaskan Moleong (2012: 330) triangulasi adalah teknik pemeriksaan

keabasahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Hal ini dilakukan

untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Peneliti

menggunakan triangulasi penyidik dalam mengecek data. Triangulasi

penyidik digunakan dalam penelitian ini karena penelitian ini merupakan

penelitian wacana yang mengecek keabsahan datanya membutuhkan ahli

dalam bidang linguistik sehingga peneliti melakukan konsultasi dengan


41

pihak yang memiliki pengetahuan dalam bidang linguistik yaitu dosen.

Konsultasi dilakukan berulang-ulang agar data tidak keluar dari masalah

yang sudah dirumuskan dan data yang diperoleh valid.

3.6 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan tahap-tahap yang dilakukan peneliti

dalam melakukan penelitian dari mulai observasi sampai penelitian selesai.

Menurut Mahsun (2013: 31) penelitian bahasa data dibagi menjadi tiga

tahap yaitu prapenelitian, pelaksanaan penelitian, penulisan laporan

penelitian. Pemaparan masing-masing tahap sebagai berikut.

1. Tahap Prapenelitian

Pada tahap ini peneliti terlebih dahulu membuat judul

penelitian kemudian membuat latar belakang penelitian.

Setelah latar belakang penelitian, peneliti menentukan rumusan

masalah dan dilanjutkan dengan menghubungkan masalah yang

akan diteliti dengan penelitian-penelitian terdahulu dan teori-

teori tertentu. Masalah yang ditemukan peneliti yaitu adanya

bentuk deiksis dan fungsi deiksis yang terdapat pada kumpulan

cerpen Lelucon Para Koruptor karya Agus Noor. Adanya

rumusan masalah tersebut tersusunlah rumusan dan tujuan

penelitian. Kemudian menentukan pendekatan dan teknik

penelitian yang akan digunakan dalam menganalisis dan

mengumpulan data. Pendekatan yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu kualitatif deskriptif.


42

2. Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap ini, penelitian dijabarkan dalam tiga tahapan

pokok, yaitu penyediaan data, analisis data, dan membuat

rumusan hasil analisis. Pada tahap penyediaan data peneliti

menggunakan teknik baca dan catat. Sumber data yang

digunakan dalam penelitian ini berasal dari kumpulan cerpen

Lelucon Para Koruptor karya Agus Noor. Dalam penyediaan

data ini, peneliti mengumpulkan kata atau kalimat yang

terdapat bentuk deiksis dan fungsi deiksinya. Penganalisisan

data dilakukan dengan mecatat kata atau kalimat yang terdapat

bentuk deiksis dan fungsi deiksinya. Setelah itu membuat hasil

analisis sebagai jawaban dari rumusan masalah.

3. Penulisan Laporan

Tahap ini merupakan tahap akhir dalam penyusunan

laporan. Penulisan Laporan disusun mulai dari bagian awal

penyusunan proposal penelitian yaitu lembar persetujuan,

lembar peryataan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar

tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran. Kemudian bagian inti

dari penulisan laporan yaitu bab pendahuluan yang berisi latar

belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, asumsi penelitian dan definisi operasional.

Selanjutnya yaitu kajian pustaka, di dalam kajian pustaka

terdapat penelitian relevan yang dirujuk peneliti dan landasan

teori meliputi pengertian pragmatik, pengertian konteks,


43

pengertian deiksis dan fungsi deiksis. Selanjutnya yaitu metode

penelitian yang berisi pendekatan penelitian hingga prosedur

penelitian. Hasil dan pembahasan berisi tentang bentuk deiksis

dan fungsi deiksis yang terdapat pada kumpulan cerpen

Lelucon Para Koruptor karya Agus Noor. Selanjutnya yaitu

penutup, hingga pembuatan naskah publikasi.


44

Rancangan Penelitian

Analisis Deiksis pada Kumpulan Cerpen Lelucon Para Koruptor


Karya Agus Noor (Kajian Pragmatik)

Fokus Penelitian Pelaksanaan


Jenis Penelitian
Analisis Analisis Penggunaan deiksis yaitu:

Analisis 1. Bentuk deiksis persona, Objek Penelitian


deiksis ruang, dan deiksis
Kajian Data : Kalimat
waktu.
Pragmatik 2. Fungsi-fungsi deiksis yang mengandung
persona, deiksis ruang, dan deiksis pada
deiksis waktu kumpulan cerpen
lelucon para
koruptor karya
Tujuan Penelitian Agus Noor.

1. Mendeskripsikan bentuk deiksis yang Sumber Data :


Kumpulan Cerpen
terdapat pada kumpulan cerpen Lelucon
Lelucon Para
Para Koruptor karya Agus Noor. Koruptor karya
2. Mendeskripsikan fungsi-fungsi deiksis yang Agus Noor.
terdapat pada kumpulan cerpen Lelucon
Para Koruptor karya Agus Noor.
Teknik
Pengumpulan Data
1. Teknik Studi
Pustaka
2. Teknik Baca
Kajian Teori
Pendekatan 3. Teknik Catat
Penelitian 1. Pragmatik
2. Konteks Uji Keabsahan
Kualitatif
3. Deiksis Data
4. Fungsi deiksis
Triangulasi penyidik

Teknik Analisis Data


1. Reduksi data
2. Penyajian data
3. Penarikan Kesimpulan
Pemaparan Hasil Penelitian dan
Jurnal Ilmiah

Bagan. 3.1 Prosedur Penelitian


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Analisis Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap deiksis dalam kumpulan

cerpen Lelucon Para Koruptor karya Agus Noor, terdapat bentuk deiksis dan

fungsi deiksis dalam Kumpulan cerpen tersebut. Bentuk deiksis yang terdapat

pada kumpulan cerpen yaitu Lelucon Para Koruptor karya Agus Noor deiksis

persona yang dibagi menjadi deiksis persona pertama, deiksis persona kedua, dan

deiksis persona ketiga, selain deiksis persona terdapat juga deiksis ruang atau

tempat dan deiksis waktu. Sedangkan pada fungsi deiksis terdapat fungsi sebagai

subjek, objek, penunjukkan, penunjuk umum, penunjuk tempat, penunjuk

geografi, penunjuk waktu kini, penunjuk waktu lampau, penunjuk waktu

mendatang, dan penunjuk waktu relatif. Berikut data hasil analisis penelitian

deiksis pada kumpulan cerpen Lelucon Para Koruptor karya Agus Noor.

4.1.1 Bentuk Deiksis

Bagian ini memaparkan bentuk deiksis yang terdapat dalam kumupulan

cerpen Lelucon Para Koruptor karya Agus Noor. Data diperoleh dari kalimat-

kalimat yang mengandung bentuk deiksis dalam kumpulan cerita pendek Lelucon

Para Koruptor Karya Agus Noor. Bentuk dieksis yang terdapat pada cerita

pendek Lelucon Para Koruptor Karya Agus Noor terdapat bentuk deiksis persona

pertama, deiksis persona kedua, deiksis persona ketiga, deiksis ruang atau tempat,

dan deiksis waktu. Penyajian bentuk deiksis sebagai berikut.

45
46

Tabel 4.1 Bentuk deiksis

Bentuk Deiksis
Kode
No Data HA
Data DP
DR DW
DP 1 DP 2 DP 3
“Saudara Saksi Data saudara pada
Mata, saudara tuturan tersebut
harus berlaku merupakan bentuk
sopan!” deiksis persona kedua
1. SMH20 √ tunggal yang mengacu
pada pengganti kata ganti
orang kedua, dan
menunjuk lawan tutur
dalam tuturan tersebut.
“jangan-jangan Data dia merupakan
dia tahu kartu bentuk deiksis persona
kita. Dia kan ketiga tunggal yang
roh penasan!” mengacu pada objek
pembicaraan yakni roh
MSSPH5 sang penyair. Data kita
2. √ √
2 merupakan bentuk
deiksis persona pertama
jamak yang mengacu
pada penutur dan lawan
tutur yakni tetangga
Sipon.
“Kuharap kalian Data di sini pada tuturan
tak keberatan ia tersebut merupakan
tinggal di sini. bentu deiksis ruang yang
Ia diusir dari letaknya dekat dengan
3. KTAH93 √
surga…” penutur. Data tersebut
mengacu pada lokasi
tuturan berlangsung yaitu
di kuburan.
“Wah kamu Pada tuturan tersebut
cakep banget data hari ini merupakan
BPPH22
4. hari ini, seperti √ bentuk deiksis waktu
1
pangeran Arab.” yang mengacu pada
tuturan tersebut terjadi.

Hasil penelitian ini di dapatkan data dari ketiga jenis deiksis yaitu deiksis

persona, deiksis ruang, dan deiksis waktu. Data yang di dapat dalam penelitian ini

merupakan bentuk yang terdapat pada kalimat-kalimat deiksis. Deiksis persona dalam
47

data tersebut menggunakan deiksis persona pertama, kedua dan ketiga yang

mempunyai bentuk kita, saudara dan dia, deiksis ruang mempunyai bentuk di sini

yang menunjuk tempat kejadian dalam tuturan, deiksis waktu mempunyai bentuk hari

ini yang menunjuk waktu tuturan di ujarkan. Maka berdasarkan penjelasan tersebut

cerpen Lelucon Para Koruptor mempunyai kata yang referennya berganti-ganti atau

berpindah-pindah, bergantung pada siapa yang menjadi pembicara, serta waktu dan

tempat dituturkannya suatu kata, hal ini yang membuat bentuk deiksis berbeda-beda

dalam sebuah tuturan.

4.1.2 Fungsi Deiksis

Bagian ini terdapat fungsi deiksis yang digunakan dalam kumpulan cerpen

Lelucon Para Koruptor karya Agus Noor. Data diperoleh dari kalimat-kalimat yang

mengandung fungsi deiksis dalam kumpulan cerita pendek Lelucon Para Koruptor

Karya Agus Noor. Penyajian analisis fungsi deiksis sebagai berikut.

Tabel 4.2 Fungsi Deiksis

No. Kode Data Fungsi Hasil Analisis


Data Deiksis
“Saya sudah lama kenal Subjek, Pada tuturan tersebut data saya
Raden Mas Kanjeng. penunjukkan, mempunyai fungsi sebagai subjek
Banyak juga kok yang dan objek karena mengacu pada penutur
sering minta yaitu Sarmin. Data –nya pada
bantuannya. Dia bisa tuturan tersebut mempunyai
mengubah batu jadi fungsi sebagai penunjukkan
DTPSMK
1. emas hanya dengan karena menunjuk persona ketiga
HH164
menyentuh. Ia bisa yaitu Raden Mas. Pada tuturan
memindahkan penyakit tuturan tersebut data ia
jiwa.” mempunyai fungsi sebagai objek
karena mengacu pada seseorang
yang menjadi objek pembicaraan
yaitu Raden Mas.
2. KTAH93 “Kuharap kalian tak Penunjuk Pada tuturan tersebut, data di sini
48

keberatan ia tinggal di tempat mempunyai fungsi sebagai


sini. Ia diusir dari penunjuk tempat yang
surga…” menunjukkan letak tuturan terjadi
yaitu di sebuah kuburan.
“Karena itulah saya Penunjuk Data di ruang sidang mempunyai
perintahkan saudara geografi fungsi sebagai penunjuk geografi
Saksi Mata tak terlalu yang menyatakan letak tuturan
3. SMH22
sering menggonggong di tersebut secara spesifik yaitu
ruang sidang ini, berada di ruang sidang.
paham?”
“Kami ingin mendengar Penunjuk Data ini pada tuturan tersebut
pendapat para ahli yang umum mempunyai fungsi penunjuk
terhormat, agar kami umum yang menunjuk lokasi
4. SMH23 yakin dengan kesaksian pada tuturan tersebut yaitu ruang
yang akan disampaikan sidang.
Saksi Mata dalam
persidangan ini.”
“Wah kamu cakep Penunjuk Pada tuturan tersebut data hari ini
banget hari ini, seperti waktu kini mempunyai fungsi sebagai
5. BPPH221 pangeran Arab.” penunjuk waktu kini yang
mengacu pada penunjuk waktu
tuturan di ujarkan.
“Besok kamu ikut, kamu Penunjuk Pada tuturan tersebut data besok
bereskan saja waktu mempunyai fungsi sebagai
KCBH22 secepatnya. Kita mendatang penunjuk waktu mendatang yang
6.
6 berangkat ke pantai mengacu pada waktu yang akan
menggunakan pesawat terjadi setelah ujaran dituturkan.
jet pribadi.”
“Di sini, kita memang Penunjuk Pada tuturan tersebut data zaman
seperti pemimpin dan waktu dulu mempunyai fungsi penunjuk
pejuang zaman dulu, lampau waktu lampau yang mengacu
DTPSMK yang punya kesamaan pada sebuah peristiwa yang
7.
HH127 nasib dan perjuangan.” terjadi mempunyai jarak waktu
Ujar Sarusi yang lama setelah ujaran
dituturkan yaitu kehidupan masa
lalu.

Hasil penelitian ini di dapatkan dari fungsi deiksis persona, deiksis ruang dan

deiksis waktu. Data yang di dapat dalam penelitian ini yaitu deiksis persona memiliki

fungsi subjek, objek, dan penunjukkan sesuai dengan kalimat serta penutur dalam

tuturan tersebut, deiksis ruang pada data tersebut memiliki fungsi penunjuk umum,

penunjuk tempat dan penunjuk geografi, selanjutnya yaitu deiksis waktu memiliki

fungsi penunjuk waktu kini, penunjuk waktu mendatang, penunjuk waktu lampau,
49

dan penunjuk waktu relatif. Maka berdasarkan penjelasan tersebut semua jenis deiksis

mempunyai fungsi yang berbeda-beda sesuai bentuk dari deiksis yang digunakan

serta konteks dan penutur dalam sebuah peristiwa tutur yang sedang berlangsung.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Bentuk Deiksis

Bagian ini memaparkan pembahasan data yang lebih rinci lagi, terhadap tabel

yang terdapat di bagian hasil penelitian yang membahas tentang bentuk deiksis yang

terdapat pada kumpulan cerpen Lelucon Para Koruptor karya Agus Noor. Pemaparan

ini dilakukan dengan menjelaskan data berdasarkan hasil penelitian yaitu bentuk

deiksis yang terdapat dalam kumpulan cerpen Lelucon Para Koruptor karya Agus

Noor.

1. Deiksis Persona

Deiksis persona atau orang adalah pemberian bentuk kepada personal atau

orang yang mencakup pada tiga kelas kata ganti diri, yaitu deiksis persona pertama,

deiksis persona kedua, dan deiksis persona ketiga. Pada penelitian ini terdapat ketiga

bentuk deiksis persona. Berikut akan diuraikan satu per satu hasil temuan deiksis

pada kumpulan cerpen Lelucon Para Koruptor karya Agus Noor.

(1) “Saudara Saksi Mata, saudara harus berlaku sopan!”


(SMH20)

Kata saudara pada data (1) mengandung bentuk deiksis persona kedua.

Tuturan tersebut terjadi antara hakim dan tersangka yag sedang membicarakan atas
50

tuduhan yang didapatnya. Peristiwa tersebut terjadi di dalam ruang sidang. Pada data

(1) penutur dalam tuturan tersebut adalah hakim sedangkan mitra tuturnya yaitu

tersangka dalam persidangan yaitu Saksi Mata. Data saudara merupakan bentuk

deiksis persona kedua yang digunakan dalam situasi formal antara hakim dan

tersangka. Dari data tersebut dapat dianalisis bahwa pemakaian bentuk saudara

merupakan bentuk deiksis persona kedua karena pada penggalan tuturan tersebut

mengacu pada mitra tutur yakni Saudara Saksi Mata.

(2) “Yang Mulia, bukankah ini berlebihan dan tak masuk akal,
kita menghadirkan Saksi Mata, sedangkan sampai saat ini kita
belum menemukan siapa terdakwanya?” (SMH21)

Deiksis persona yang terdapat pada tuturan tersebut adalah deiksis persona

pertama dalam bentuk jamak, yaitu kita. Tuturan tersebut terjadi antara seorang

pengacara dengan seorang hakim. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu pengacara,

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu hakim. Berdasarkan hal tersebut,

data kita merupakan bentuk deiksis persona jamak karena pada penggalan tuturan

tersebut mengacu pada penutur dan mitra tutur sebagai kata ganti orang pertama yaitu

seorang pengacara dan hakim.

(3) “Bagaimana Saudara Jaksa?” (SMH21)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut yaitu bentuk

deiksis persona kedua tunggal. Pada data (3) terdapat penutur dan mitra tutur, dalam

tuturan tersebut penutur yaitu seorang hakim, sedangkan mitra tutur dalam tuturan

tersebut yaitu seorang jaksa. Berdasarkan hal tersebut, kata saudara jaksa pada

tuturan tersebut merupakan bentuk deiksis persona kedua tunggal karena mengacu
51

pada mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang jaksa yang berada dalam sebuah

ruang sidang mengurus masalah persidangan tentang kematian Jendral Ortega.

(4) “Sidang bisa dilanjutkan, karena ini bukan menyangkut


dakwaan. Kita hanya ingin meminta kesaksian secara terbuka.”
(SMH21)

Deiksis persona yang digunakan pada tuturan tersebut merupakan bentuk

deiksis persona pertama tunggal yaitu kita. Pada data (4) terdapat penutur yaitu

seorang jaksa dalam sebuah persidangan, sedangkan mitra tutur pada tuturan tersbeut

yaitu seorang hakim yang memimpin jalannya sidang. Berdasarkan hal tersbut, data

kita merupakan bentuk deiksis persona pertama jamak yang dituturkan oleh seorang

pengacara kepada seorang hakim. Data kita mengacu pada penutur dan mitra tutur

yaitu seorang jaksa dan seorang hakim.

(5) “Tetapi Yang Mulia liat sendiri, saudara Saksi Mata tak
mungkin memberikan kesaksian mengenai apa yang tak bisa
dilihatnya. Sebab, ia buta.” (SMH21)

Deiksis persona yang digunakan dalam penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona ketiga tunggal. Pada tuturan tersebut, terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang pengacara dalam proses

persidangan. Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang hakim. Peristiwa yang

terjadi pada tuturan tersebut yaitu kasus persidangan yang memiliki seorang

tersangka yaitu Saudara Saksi Mata yang seorang anjing. Berdasarkan hal tersebut,

data ia pada tuturan tersebut merupakan bentuk deiksis persona tunggal, yang

mengacu pada objek pembicaraan atau orang ketiga dalam tuturan tersebut yaitu

seekor anjing atau saudara Saksi Mata.


52

(6) “Siapa pun sama di hadapan hukum, buta atau tidak buta, tak
bisa meghindar dari kewajiban memberian kesaksian bila
pengadilan memintanya,” tegas hakim (SMH21)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona ketiga tungga yaitu, -nya. Pada data tersebut terdapat penutur

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang hakim dalam sebuah

persidangan. Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang pengacara negara.

Peristiwa tuturan tersebut terdapat orang ketiga atau objek dalam tuturan tersebut

yaitu saudara Saksi Mata atau seekor anjing dalam persidangan yang menjadi

tersangka. Berdasarkan hal tersebut, data –nya merupakan bentuk deiksis persona

ketiga tunggal yang mengacu pada objek pembicaraan pada tuturan tersebut yaitu

seekor anjing. pada tuturan tersebut mengacu pada kesaksian seekor anjing akan tetap

diminta meskipun buta.

(7) “Sepertinya saudara Saksi Mata hanya ingin mengutarakan


pendapatnya, yang mulia.”( SMH21)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

deiksis persona kedua tunggal dan deiksis persona ketiga tunggal yaitu saudara dan -

nya. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur pada tuturan

tersebut yaitu seorang pengacara. Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang

hakim. Pada tuturan tersebut terdapat orang ketiga ataupun objek pembicaraan yaitu

seekor anjing atau saudara Saksi Mata. Peristiwa tuturan tersebut terjadi pada sebuah

ruang sidang. Berdasarkan hal tersebut, data saudara merupakan bentuk deiksis

persona kedua tunggal yang mengacu pada saksi mata atau seekor anjing. Data –nya

pada kata pendapatnya merupakan bentuk deiksis persona ketiga tunggal yang
53

mengacu pada orang ketiga dalam tuturan tersebut yaitu saksi mata dalam

persidangan tersebut yang merupakan seekor anjing.

(8) “Tidak penting apa pendapatnya, sidang ini hanya ingin tahu
kesaksiannya.” (SMH22)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis ketiga tunggal yaitu -nya. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang hakim. Mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu seorang pengacara. Pada tuturan tersebut terdapat orang ketiga

ataupun objek pembicaraan yaitu seekor anjing atau saudara Saksi Mata. Peristiwa

tuturan tersebut terjadi pada sebuah ruang sidang. Berdasarkan hal tersebut, data –

nya pada kata kesaksiannya merupakan bentuk deiksis persona ketiga tunggal yang

mengacu pada orang ketiga dalam tuturan tersebut yaitu saksi mata dalam

persidangan tersebut yang merupakan seekor anjing.

(9) “Saudara Saksi Mata, sekali lagi kami peringatkan, jangan


membuat gaduh pengadilan. Makin kamu sering
menggonggong, hanya membuktikan kekuatanmu.” (SMH22)

Deiksis persona yang digunakan pada penggalan tuturan tersebut yaitu deiksis

persona pertama jamak dan deiksis persona kedua tunggal yaitu kami, kamu, dan -mu.

Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut

yaitu seorang hakim. Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu seekor anjing atau Saksi

Mata. Peristiwa tutur tersebut terjadi pada sebuah ruang sidang yang membahas

tentang kasus kematian jendral Ortgea. Berdasarkan hal tersebut, data kami

merupakan bentuk deiksis persona pertama jamak yang mengacu pada penutur dan

seseorang yang menyaksikan kejadian tersebut yaitu seorang hakim dan orang yang
54

berada dalam persidangan tersebut. Data kamu merupakan bentuk deiksis persona

kedua tunggal yang mengacu pada mitra tutur yaitu Saudara Saksi Mata atau seekor

anjing. Data –mu pada kata kekuatanmu merupakan bentuk deiksis persona kedua

tunggal yang mengacu pada mitra tutur, dalam tuturan tersebut mengacu pada cara

anjing yang menggonggong sama halnya mmebuktikan kekuatan yang dimiliki.

(10) “Karena itulah saya perintahkan saudara Saksi Mata tak


terlalu sering menggonggong di ruang sidang ini,
paham?.”( SMH22)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan merupakan bentuk

deiksis persona pertama tunggal yaitu saya. Pada tuturan tersebut terdapat penutur

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang hakim. Mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu seorang anjing atau saudara Saksi Mata. Peristiwa tutur

tersebut terjadi pada sebuah ruang sidang, suasana tuturan tersebut tegang dan formal.

Berdasarkan hal tersebut, data saya merupakan bentuk deiksis persona pertama

tunggal yang mengacu pada penutur yaitu seorang hakim.

(11) “Kami ingin mendengar pendapat para ahli yang terhormat,


agar kami yakin dengan kesaksian yang akan disampaikan
Saksi Mata dalam persidangan ini.” (SMH23)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan data tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama jamak yaitu kami. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang hakim. Mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu para ahli. Peristiwa tutur tersebut terjadi pada

sebuah ruang sidang, suasana tuturan tersbeut tegang dan formal. Berdasarkan hal

tersebut, data kami merupakan bentuk deiksis persona pertama jamak yang mengacu
55

pada penutur dan mitra tutur yaitu seorang hakim dan seseorang yang berada dalam

persidangan.

(12) “Di bawah sumpah saya menegaskan, Saksi Mata dalam


kondisi stabil, dan tidak dalam keadaan tertekan oleh pihak
mana pun,” kata ahli psikologi.”( SMH23)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama tunggal yaitu saya. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu ahli psikologi. Mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang hakim. Peristiwa tutur tersebut terjadi

dalam ruang persidangan yang membahas kasus tentang kematian jendral Ortega.

Suasana tuturan tersebut sangat formal, bentuk deiksis saya digunakan dalam tuturan

tersebut karena bersifat formal. Berdasrakan hal tersebut, data saya merupakan

bentuk deiksis persona pertama tunggal karena mengacu pada penutur atau dirinya

sendiri yaitu seorang ahli psikologi.

(13) “Saya bisa memastikan , dari ekspresi wajah Saksi Mata, dan
berdasarkan struktur rahang dan tulang pipinya , juga
caranya mengedipkan mata dan menggerak-gerakkan
ekornya, saudara Saksi Mata sangat bisa dipercaya,” ujar ahli
fisiognomi (SMH24)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama tunggal dan deiksis persona ketiga tunggal yaitu saya

dan –nya. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur pada tuturan

tersebut yaitu seorang ahli fisiognomi. Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu

seorang hakim. Pada tuturan tersebut terdapat orang ketiga ataupun objek

pembicaraan yaitu seekor anjing atau saudara Saksi Mata. Peristiwa tuturan tersebut

terjadi pada sebuah ruang sidang. Berdasarkan hal tersebut, data saya merupakan
56

bentuk deiksis persona pertama tunggal yang mengacu pada penutur atau menunjuk

dirinya sendiri yaitu seorang ahli fisiognomi. Data –nya pada kata pipinya merupakan

bentuk deiksis persona ketiga tunggal yang mengacu pada orang ketiga dalam tuturan

tersebut yaitu bentuk wajah dari saudara saksi mata dalam pesidangan.

(14) “Ia memang terlihat sedikit gugup, terkesan ragu-ragu, tetapi


itu tidak menandakan kalau ia menyimpan kebohongan. Saya
telah mengenal banyak wajah yang begitu jujur, tapi rasanya
tak ada yang melebihi kejujuran saudara Saksi Mata saat ini.”
(SMH24)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona ketiga tunggal dan deiksis persona pertama tunggal yaitu ia

dan saya. Pada tuturan tersebut terdapat pentuur dan mitra tutur. Penutur dalam

tuturan tersebut yaitu ahli fisiognomi. Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu

seorang hakim. Pada tuturan tersebut terdapat orang ketiga ataupun objek

pembicaraan yaitu seekor anjing atau saudara Saksi Mata. Peristiwa tuturan tersebut

terjadi pada sebuah ruang sidang. Berdasarkan hal tersebut, data ia merupakan bentuk

deiksis persona ketiga tunggal yang mengacu pada objek pembicaraan atau orang

ketiga dalam tuturan tersebut yaitu saudara Saksi Mata atau seekor anjing. Data saya

merupakan bentuk deiksis persona pertama tunggal yang mengacu pada penutur yang

menunjuk dirinya sendiri yaitu ahli fisiognomi.

(15) “Karena pada prinsip, seluruh ekspresi Saksi Mata adalah


tanda, yang mengandung makna komunikasi. Bahkan tinggi
rendah keras kecilnya suara ketia ia menggonggong adalah
komunikasi. Dalam konteks semiotika inilah, saya yakin,
saksi mata mengerti kenapa ia menjadi saksi kunci dalam
persidangan ini.” (SMH26)
57

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk dieksis persona ketiga tunggal dan deiksis persona pertama tunggal yaitu, -

nya, ia, dan saya. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur

dalam tuturan tersebut yaitu ahli semiotika. Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu

seorang hakim. Pada tuturan tersebut terdapat orang ketiga ataupun objek

pembicaraan yaitu seekor anjing atau saudara Saksi Mata. Peristiwa tuturan tersebut

terjadi pada sebuah ruang sidang. Berdasarkan hal tersebut, data –nya pada kata

kecilnya merupakan bentuk deiksis persona ketiga tunggal yang mengacu pada objek

pembicaraan yaitu saudara Saksi Mata, pada tuturan tersebut menjelaskan tinggi kecil

suara yang dilakukan oleh Saksi Mata. Data ia merupakan bentuk deiksis persona

ketiga tunggal yang mengacu pada objek pembicaraan atau orang ketiga dalam

tuturan tersebut yaitu saudara Saksi Mata atau seekor anjing. Data saya merupakan

bentuk deiksis persona pertama tunggal yang mengacu pada penutur yang menunjuk

dirinya sendiri yaitu ahli semiotika yang berada dalam persidangan tersebut.

(16) “Menganggapnya sebagai kambing hitam saja sudah


merupakan penghinaan bagi dirinya, karena Saksi Mata
bukan kambing, melainkan anjing. Anjing yang harus
menghormati hak-hak keanjingannya. Pengadilan ini tak
lebih pertunjukkan topeng monyet, dan anjing itu hanyalah
korban persekongkolan jahat” (SMH29)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona ketiga tunggal yaitu –nya. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang pengunjung

ketika sidang berlangsung. Mitra tutur pada tuturan tersebut yaitu semua orang yang

berada dalam ruang persidangan. Pada tuturan tersebut terdapat orang ketiga ataupun
58

objek pembicaraan yaitu seekor anjing atau saudara Saksi Mata. Peristiwa tuturan

tersebut terjadi pada sebuah ruang sidang. Berdasarkan hal tersebut, data –nya pada

kata menganggapnya dan dirinya merupakan bentuk deiksis persona ketiga tunggal

yang mengacu pada objek pembicaraan yaitu saudara Saksi Mata.

(17) “Anjing itu telah membuat kita kehilangan harapan


mempunyai pemimpin yang mampu membangkitan kembali
martabat bangsa. Dasar anjing!” (SMH32)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama jamak yaitu kita. Pada tuturan tersebut penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu salah satu demonstran yang berada

di luar ruang sidang. Mitra tutur pada tuturan tersebut yaitu para demonstran yang

berada di luar ruang sidang. Berdasaran hal tersebut, data kita merupakan bentuk

deiksis persona pertama jamak yang mengacu pada penutur dan mitra tutur yaitu

demonstran yang berada di luar persidangan.

(18) “Kalau ngerti kamu mati duluan begini, mana mungkin dulu
saya mau kawin sama kamu. Mestinya, kalau mau mati
bilang-bilang, biar ada persiapan, jangan mendadak begini,
bikin repot saja,” gerutu istrinya. (MSSPH36)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona kedua tunggal dan deiksis persona pertama tunggal yaitu

kamu dan saya. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam

tuturan tersebut yaitu istrinya, sedangakan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu roh

penyair atau suaminya. Peristiwa tutur tersebut terjadi di sebuah kamar. Berdasarkan

hal tersebut, data kamu merupakan bentuk deiksis persona kedua tunggal yang

mengacu pada mitra tutur yaitu roh penyair atau suaminya sendiri. Data saya
59

merupakan bentuk deiksis persona pertama yang mengacu pada penutur atau

menunjuk dirinya sendirinya yaitu istrinya.

(19) “Aku tak mau ketika puisi datang menemuiku, aku sedang
tertidur. Pastilah puisi kecewa kalau menjumpai penyair yang
setiap hari kerjanya hanya tidur.” (MSSPH38)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama tunggal yaitu aku dan –ku. Pada tuturan tersebut

terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu roh penyair.

Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu istrinya. Tuturan tersebut terjadi di dalam

kamar roh sang penyair. Berdasarkan hal tersebut, data aku merupakan bentuk

deiksis persona pertama tunggal yang mengacu pada penutur yaitu roh penyair. Data

–ku pada kata menemuiku dalam tuturan tersebut merupakan bentuk deiksis persona

pertama yang mengacu pada penutur, pada tuturan tersebut mempunyai maksud sang

penyair tidak ingin apabila puisi datang menemuinya dalam keadaan tidur.

(20) “Silahkan ibu pilih, mau paket kematian yang mana….”


(MSSPH41)

Deiksis persona pada penggalan tuturan tersebut merupakan bentuk deiksis

persona kedua tunggal yaitu, ibu. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur pada tuturan tersebut yaitu Pak Rt, sedangkan mitra tutur pada tuturan

tersebut yaitu Ibu Sipon istri sang penyair. Berdasarkan hal tersebut, data ibu

merupakan bentuk persona kedua tunggal atau kata ganti orang kedua yang mengacu

pada mitra tutur yaitu Ibu Sipon istri sang penyair.

(21) “Biasanya sih, rata-rata, warga di sini memilih paket


sedarhana ini. Harga-harganya masih terjangkau. Kapur
barus, kembang, daun pandan, itu satu paket. Malah nanti
dapat gratis minyak wangi cap Duyung. Jenis-jenis kain
60

kafannya juga bisa Ibu pilih sendiri. Saya kira kalau ambil
paket setengah harga yang ini juga menarik. Di situ, tertulis
jenis kain kafannya memang tak terlalu halus, tapi ya tidak
terlalu kasar amat. Juga nisannya, tidak dari batu, tapi dari
kayu. Nisan kayu malah lebih banyak pilihan. Mau dari kayu
apa? Mahoni, nangka atau randu? Tapi kalau nisanya dari
kayu randu nanti cepat lapuk, Bu. Saya sarankan cukup kayu
mahoni saja. Ini hanya saran lho, ya. Siapa tau Ibu malah
pinginnya nisan kayu jati, kita memang harus memberi yang
terbaik pada yang mati apalagi almarhum suami Ibu ini kan
penyair. Kita harus memakamkannya secara layak. Apa kata
dunia kalau penyair hebat seperti suami Ibu dimakamkan
dengan upacara yang biasa-biasa saja? Makannya, Bu, saya
sarankan lebih baik Ibu ambil paket kematian yang premium
ini, biar prosesi pemakamannya megah begitu…”
(MSSPH41)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona kedua jamak, deiksis persona pertama tunggal, dan deiksis

persona pertama jamak yaitu warga, saya dan kita. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Pak Rt, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu Ibu Sipon istri sang penyair. Tuturan tersebut

terjadi di depan rumah ibu Sipon dan banyak warga yang berkunjung ke rumah Ibu

Sipon. Berdasarkan data tersebut, data warga merupakan bentuk deiksis persona

kedua yang mengacu pada masyrakat yang berada di sekitar rumah ibu Sipon. Data

saya merupakan bentuk deiksis persona pertama yang mengacu pada penutur yang

menunjuk dirinya sendiri yaitu Pak Rt. Data kita merupakan bentuk deiksis persona

pertama jamak yang digunakan dalam tuturan tersebut mengacu pada penutur dan

lawan tutur yaitu Pak Rt dan Ibu Sipon istri sang penyair.

(22) “Ibu nggak usah bingung begitu. Saya ini kan ya hanya
membantu, agar Ibu tidak repot. Kalau perlu, Ibu tinggal
duduk tenang menikmati kesedihan. Biar semua ini nanti
saya dan warga yang urus. Kebetulan ada warga sini yang
punya event organizer pemakaman. Ibu tinggal siapkan dana,
61

semua beres. Oh ya, kalau Ibu mau warga di sini yang mau
mengurukan pemakamannya ya tak apa-apa, biasanya
mereka dapat lima puluh ribu per orang.ibu butuh berapa
orang? Serahkan saja duitnya sama saya. Biar saya yang
bantu bagikan pada mereka. Kalau duitnya dikasih orang
lain nanti malah di korupsi. Bagaimana Bu? Ibu mau pilih
paket kematian yang mana?” (MSSPH42)

Deiksis persona yang terdapat pada tuturan tersebut merupakan bentuk deiksis

persona pertama tunggal, deiksis persona kedua tunggal, dan deiksis persona ketiga

jamak yaitu saya, ibu dan mereka. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Pak Rt. Mitra tutur dalam tuturan tersebut

yaitu Ibu Sipon istri sang penyair. Pada tuturan tersebut terdapat orang ketiga yaitu

warga sekitar yang berkumpul di depan rumah ibu Sipon. Berdasarkan hal tersebut,

data saya merupakan bentuk deiksis persona pertama tunggal yang mengacu pada

penutur yaitu Pak Rt. Data ibu pada tuturan tersebut merupakan bentuk deiksis

persona kedua karena mengacu pada kata ganti orang kedua atau mitra tutur yaitu ibu

Sipon istri sang penyair. Data mereka merupakan bentuk deiksis persona ketiga

jamak pada tuturan tersebut mengacu pada warga-warga yang berkumpul di sekitar

rumah ibu Sipon.

(23) “Bagaimana bu? Mau dimakamkan jam berapa? Baiknya


cepetan. Jangan sampai menginap, tidak baik. Saya sudah
siapkan orang-orang buat memandikan. Tapi ya itu, Bu,
mohon kepastian lebih dulu., kira-kira ibu ada dana berapa
buat mereka. Ya seikhlasnya saja. Ini saya hanya
menyampaikan saja lho ya. Tapi ya memang sudah kebiasaan
di sini. Ibu tahu sendiri. Ongkos orang mati memang tidak
sedikit. Sekarang ini, kalau tidak ada duit, ya jarang mau
datang membantu. Semakin banyak yang datang semakin
banyak yang mendoakan, itu semakin baik buat almarhum.
Biar husnul khotimah.” (MSSPH43)
62

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama tunggal, deiksis persona ketiga jamak dan deiksis

persona kedua tunggal yaitu, saya, mereka dan ibu. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Pak Rt. Mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu Ibu Sipon istri sang penyair. Pada tuturan tersebut

terdapat orang ketiga yaitu warga sekitar yang berkumpul di depan rumah ibu Sipon.

Berdasarkan hal tersebut, data saya merupakan bentuk deiksis persona pertama

tunggal yang mengacu pada penutur yaitu Pak Rt. Data mereka merupakan bentuk

deiksis persona ketiga jamak pada tuturan tersebut mengacu pada warga-warga yang

berkumpul di sekitar rumah ibu Sipon. Data ibu pada tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona kedua karena mengacu pada kata ganti orang kedua atau mitra

tutur yaitu ibu Sipon istri sang penyair.

(24) “Kalian mesti mulai membiasakan diri tidur bersama mayat


ayah kalian” akhirnya Sipon berkata pelan. “Nanti, kalau ada
rezeki, baru mayat ayah kalian kita kuburkan. Sebaik-
baiknya. Sehormat-hormatnya.” (MSSPH47)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona kedua jamak, deiksis persona kedua tunggal dan deiksis

persona pertama jamak yaitu kalian, ayah dan kita. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu ibu Sipon. Mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu anak dari ibu Sipon, makna dan kata. Data kalian

merupakan bentuk deiksis persona kedua jamak yang mengacu pada mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu anaknya, makna dan kata. Data ayah merupakan bentuk

deiksis persona kedua tunggal yang mengacu pada jasad suaminya yang terbaring di
63

ranjang. Data kita merupakan bentuk deiksis persona pertama jamak yang mengacu

pada penutur dan mitra tutur yaitu ibu Sipon dan kedua anaknya yakni makna dan

kata.

(25) “Kalau kau memang penyair, ya nulislah puisi. Biar dapat


honor! Jangan hanya bengong seperti itu,” suara istrinya
meninggi. “Kalau sebulan kamu bisa menulis sepuluh puisi
saja, kan lumayan.” (MSSPH48)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona kedua tunggal yaitu, kau dan kamu. Pada tuturan tersebut

terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaituibu Sipon istri

dari sang penyair. Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu roh sang penyair. Perisiwa

tutur tersebut terjadi di sebuah kamar. Berdasarkan hal tersebut, data kau dan kamu

merupakan bentuk deiksis persona kedua tunggal yang mengacu pada mitra tutur

yaitu suaminya atau roh dari seorang penyair.

(26) “Kalau begitu, carilah kerja apa saja. Atau kamu minta
tolong ke kawan-kawan aktivismu. Pasti mereka mau
bantu.” (MSSPH48)

Deksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona kedua tunggal dan deiksis persona ketiga jamak yaitu kamu

dan mereka. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam

tuturan tersebut yaitu ibu Sipon atau istri dari sang penyair. Mitra tutur dalam tuturan

tersebut yaitu roh dari sang penyair. Berdasarkan hal tersebut, data kamu merupakan

bentuk deiksis persona kedua tunggal yang mengacu pada mitra tutur dalam tuturan

tersebut yaitu roh sang penyair. Data mereka merupakan bentuk deiksis persona
64

ketiga yang mengacu pada objek pembicaraan dari tuturan tersebut yaitu teman-

teman aktivis dari roh sang penyair.

(27) “jangan-jangan dia tahu kartu kita. Dia kan roh penasan!”
(MSSPH52)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona ketiga tunggal dan deiksis persona pertama jamak, yaitu dia

dan kita. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam

tuturan tersebut yaitu seorang warga. Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu teman

dari warga. Peristiwa tuturan tersebut terjadi malam hari di pos ronda. Berdasarkan

hal tersebut, data dia pada tuturan tersebut merupakan bentuk deiksis persona ketiga

tungal yang mengacu pada objek tuturan tersebut atau orang ketiga dalam tuturan

tersebut yaitu roh penyair. Data kita pada tuturan tersebut merupakan bentuk deiksis

persona pertama jamak yang mengacu pada penutur dan mitra tutur yaitu seorang

warga dan temannya.

(28) “Kenapa kau ta suka mencium bibirku.”(MSSPH55)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona kedua tunggal dan deiksis persona pertama tunggal yaitu kau

dan -ku. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan

tersebut yaitu ibu Sipon. Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu roh sang penyair.

Berdasarkan hal tersebut, data kau merupakan bentuk deiksis kedua tunggal, dalam

tuturan tersebut mengacu pada mitra tutur yakni suaminya roh sang penyair. Data -ku

pada tuturan tersebut merupakan bentuk deiksis persona pertama tunggal yang

mengacu pada penutur yaitu ibu Sipon istri sang penyair.


65

(29) “aku khawatir, bibirmu yang paling indah di dunia akan


terluka oleh gigiku yang tonggos.” (MSSPH55)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama tunggal dan bentuk deiksis persona kedua tunggal

yaitu aku, -mu dan -ku. Pada data (29) terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur

dalam tuturan tersebut yaitu roh sang penyair. Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu

ibu Sipon istri dari sang penyair. Tuturan tersebut terjadi di kamar pada malam hari.

Berdasarkan hal tersebut, data aku merupakan bentuk deiksis persona pertama

tunggal yang mengacu pada penutur yaitu roh penyair. Data -mu merupakan bentuk

deiksis persona kedua tunggal yang mengacu pada mitra tutur yaitu Ibu Sipon, dalam

tuturan tersebut mengacu pada bibir yang dimiliki ibu Sipon. Data -ku merupakan

bentuk deiksis person pertana tunggal yang mengacu pada gigi penutur yang tonggos

yaitu roh sang penyair.

(30) “kalian mau aku ceritain tentang hantu?” (MSSPH56)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona kedua jamak dan deiksis persona pertama yaitu, kalian dan

aku. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan

tersebut yaitu roh sang penyair. Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu makna dan

kata anak dari sang penyair. Tuturan tersebut terjadi pada sebuah kamar kecil yaitu

kamar makna dan kata, tuturan terjadi pada malam hari sebelum makna dan kata

tertidur. Berdasarkan hal tersebut, data kalian merupakan bentuk deiksis persona

kedua jamak yang mengacu pada lawan tutur yaitu makna dan kata anak dari seroang
66

penyair. Data aku merupakan bentuk deiksis persona pertama tunggal yang mengacu

pada penutur yaitu roh dari seorang penyair.

(31) “Nah, kalau tertib begini kan enak. Tidak usah teriak-teriak.
Saya paham perasaan kalian.” (KKTH68)

Deiksis persona yang terdapat pada tuturan tersebut merupakan bentuk deiksis

persona pertama tunggal dan deiksis persona kedua jamak yaitu saya dan kalian. Pada

tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu

seorang koruptor. Mitra tutur dalam tuturan tesebut yaitu para demonstran dan

wartawan. Tuturan dalam data (31) dituturkan di depan pengadilan pada siang hari.

Berdasarkan tuturan tersebut, data saya merupakan bentuk deiksis persona pertama

tunggal karena mengacu pada penutur yaitu seorang penyair. Data kalian merupakan

bentuk deiksis persona kedua jamak, karena lawan tutur lebih dari satu orang. Pada

tuturan tersebut data kalian mengacu pada para demonstran dan wartawan.

(32) “Lho, kenapa terkejut? Apa kalian ingin saya membantah,


seperti koruptor-koruptor lainnya itu?” (KKTH70)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona kedua jamak dan deiksis persona pertama tunggal yaitu kalian

dan saya. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturn

tersebut yaitu seorang koruptor yang menjadi tersangka pada kasus korupsinya. Mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu para demonstran dan wartawan yang berkumpul di

depan pengadilan. Berdasarkan hal tersebut data kalian merupakan bentuk deiksis

persona kedua jamak, disebut jamak karena mitra tutur lebih dari satu orang, data

kalian mengacu pada mitra tutur yakni para demonstran dan wartawan. Data saya
67

pada tuturan tersebut merupakan bentuk deiksis persona pertama karena mengacu

pada penutur yaitu seorang koruptor.

(33) “Mengakui semua ini justru membuat saya merasa lega,


daripada harus capai-capai membela diri. Saya tak akan
membantah. Kalaupun nanti harus ada yang dibantah, biarlah
itu menjadi tugas dan tanggung jawab para pengacara saya.
Karena memang untuk itulah mereka dibayar. Saya akan
berjuang bersama-sama kalian, seluruh rakyat, untuk bahu-
membahu memberantas korupsi. Jangan sampai kalian ikut-
ikut korupsi. Korupsi itu buruk! Yang baik ya yang tidak
ketahuan.” (KKTH72)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama tunggal, deiksis persona ketiga jamak dan deiksis

persona kedua jamak yaitu, saya, mereka, dan kalian. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang pengacara.

Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu para demonstran dan wartawan. Tuturan

tersebut terjadi di depan pengadilan. Berdasarkan hal tersebut, data saya merupakan

bentuk deiksis persona pertama tunggal yang mengacu pada penutur yaitu seorang

koruptor. Data mereka merupakan bentuk deiksis persona ketiga jamak yang

mengacu pada persona yang sedang dibicarakan pada tuturan tersebut yaitu pengacara

seorang koruptor. Data kalian merupakan bentuk deiksis persona kedua jamak yang

mengacu pada lawan tutur dalam tuturan tersebut yaitu para demonstran dan

wartawan.

(34) “Korupsi itu bukan soal adanya kesempatan, melainkan soal


giliran. Pada akhirnya semua akan korupsi. Membenci
koruptor hanya akan menghabiskan energi bangsa ini. Lebih
baik kita mulai memikirkan cara terbaik, bagaimana agar
keahlian dan kepintaran kita dalam korupsi ini menjadi ke
unggulan bangsa.” (KKTH73)
68

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama pertama jamak yaitu kita. Pada tuturan tersebut

terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang

koruptor. Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu wartawan yang sedang

mewawancari seorang koruptor. Peristiwa tuturan tersebut terjadi di depan

pengadilan. Berdasarkan hal tersebut data kita merupakan bentuk deiksis persona

pertama jamak, karena mengacu pada penutur dan mitra tutur yaitu seorang koruptor

dan seorang wartawan yang sedang melakukan liputan.

(35) “Sebagai mantan daripada koruptor yang baik, pertama-tama


izinkanlah daripada saya mengucapken daripada puja dan
puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, karena telah
memberiken daripada rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
sampai hari ini masih banyak dari kolega-kolega saya yang
bisa dengan tenang terus melaksanaken daripada korupsinya
secara baik dan tenang. Semoga dilempangakan jalannya,
dan di terima di sisi Tuhan.” (KKTH74)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan data tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama tunggal dan deiksis persona ketiga tunggal yaitu saya

dan –nya. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam

tuturan tersebut yaitu seorang koruptor. Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu para

demonstran dan wartawan. Tuturan tersebut membahas tentang seorang koruptor

yang tertangkap dan sedang memberikan sambutan kepada awak media. Berdasarkan

hal tersebut, data saya merupakan bentuk deiksis persona pertama karena mengacu

pada penutur, yaitu seorang koruptor yang memberikan sambutan. Data –nya

merupakan bentuk deiksis persona ketiga tunggal yang mengacu pada objek tuturan
69

tersebut yaitu koleg-kolega dari seorang koruptor yang sampai saat ini masih

melakukan korupsi.

(36) “Dia menolak kalau yang datang wartawan lain.” (KKTH75)

Deiksis persona yang terdapat pada tuturan tersebut merupakan bentuk deiksis

persona ketiga jamak yaitu, dia. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut merupakan seorang pemimpin di sebuah surat

kabar. Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang wartawan. Tuturan tersebut

terjadi di sebuah ruangan kantor. Pada tuturan tersebut yaitu membicarakan seorang

koruptor yang ingin mereka tulis ceritanya. Berdasarkan hal tersebut, data dia

merupakan bentuk deiksis persona ketiga yang mengacu pada objek pembicaraan

tersebut yaitu seorang koruptor yang ingin diwawancarai.

(37) “Saya, dengan penuh kesadaran, memilih sel ini.”


(KKTH76)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama tunggal yaitu, saya. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebet yaitu seorang koruptor. Mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang wartawan yang bertugas untuk meliput

kisah seorang koruptor. Tuturan tersebut terjadi pada sebuah sel tahanan penjara yang

dihuni oleh seorang koruptor yang baru saja tertangkap karena kasus korupsi.

Berdasarkan hal tersebut, data saya merupakan bentuk deiksis persona pertama

tunggal yang mengacu pada penutur karena menunjuk diirinya sendiri yaitu seorang

koruptor.
70

(38) “Mereka sudah menyiapkan sel besar, dengan perabot


lengkap, kulkas dan televisi, tapi saya menolak. Saya tak
seperti koruptor lain yang manja, yang di penjara pun ingin
menikmati fasilitas mewah. Sel sempit ini justru membuat
saya bersyukur, karena saya bisa jadi merenung. Lihatlah sel
ini mirip gua.” (KKTH76)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersbeut merupakan

bentuk deiksis persona ketiga jamak dan deiksis persona tunggal yaitu mereka dan

saya. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur pada tuturan

tersebut yaitu seorang koruptor. Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang

wartawan. Tuturan tersebut dilakukan di sel tahanan yang dihuni seorang koruptor.

Pada tuturan tersebut membahas sel sempit yang dipilih oleh seorang koruptor

daripada sel yang besar yang sudah disiapkan oleh pihak temannya di luar penjara

yang masih melakukan korupsi. Berdasarkan hal tersebut, data mereka merupakan

bentuk deiksis persona ketiga jamak yang mengacu pada kolega dari seorang koruptor

yang sudah menyiapkan sel dengan fasilitas mewah. Data saya merupakan bentuk

deiksis persona pertama tunggal karena mengacu pada penutur yaitu seorang

koruptor.

(39) “Mungkin ini memang wangsit, yang harus saya sampaikan


pada semua orang. Karena itulah, saya pengin kamu
menuliskannya.” (KKTH77)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama tunggal dan bentuk deiksis persona kedua tunggal

yaitu saya dan kamu. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur

pada tuturan tersebut yaitu seorang koruptor. Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu

seorang wartawan. Tuturan tersebut dilakukan di sel tahanan yang dihuni seorang
71

koruptor. Berdasarkan hal tersebut, data saya merupakan bentuk deiksis persona

pertama tunggal yang mengacu pada penutur yaitu seroang koruptor. Data kamu

merupakan bentuk deiksis persona kedua tunggal yang mengacu pada penutur yaitu

seorang wartawan.

(40) “Ya, seni adiluhung. Korupsi itu perlu kehalusan budi.


Dengan alus mengambil sesuatu tanpa seorang pun tahu.
Mencuri, tapi yang dicuri tak pernah merasa kalau dirinya
dicuri. Jadi, sekali lagi, korupsi itu seni. Saya punya ilustrasi
untuk menggambarkan ini. Saya punya kolega, yang
memelihara burung kutilang. Saya heran, kenapa dia setiap
hari melatih burung kutilang itu bernyanyi. Lalu dia
menyanyikan sebuah lagu anak-anak. Kau pasti tahu lagu
anak Burung Kutilang kan? Di pucuk pohon cemara, burung
kutilang bernyanyi, bersiul-siul sepanjang hari dengan tak
jemu-jemu… mengangguk-ngangguk sambil berseru
triliiiii….trilililiiiii….” (KKTH78)

Deiksis persona yang terdapat pada data (40) merupakan bentuk deiksis

persona pertama tunggal, deiksis persona ketiga tunggal, dan deiksis persona kedua

tunggal yaitu saya, dia, dan kau. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang koruptor. Mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu seorang wartawan. Tuturan tersebut terjadi pada sebuah sel,

tuturan tersebut menjelaskan seorang teman dari penutur yang melatih burungnya

setiap hari. Berdasarkan hal tersebut, data saya merupakan bentuk deiksis persona

pertama tunggal yang mengacu pada penutur yaitu seorang koruptor. Data dia

merupakan bentuk deiksis persona ketiga tunggal yang mengacu pada objek

pembicaraan tersebut yaitu teman dari seorang koruptor yang mempunyai burung

kutilang yang ia latih setiap hari. Data kau merupakan bentuk deiksis persona kedua

tunggal yang mengacu pada mitra tutur yaitu seorang wartawan.


72

(41) “Itu lagu kesukaan saya saat kanak-kanak.” (KKTH78)

Deiksis persona yang terdapat pada data (41) merupakan bentuk deiksis

persona pertama tunggal yaitu saya. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang koruptor. Mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu seorang wartawan. Tuturan tersebut terjadi pada sebuah sel

tahanan tempat sang koruptor di tahan. Berdasarkan hal tersebut, data saya

merupakan bentuk deiksis persona pertama tunggal yang mengacu pada penutur yaitu

seorang wartawan.

(42) “Saya bicara tentang seni korupsi yang kini diabaikan oleh
para korptor itu!” (KKTH79)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama tunggal yaitu saya. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur pada tuturan tersebut yaitu seorang koruptor. Mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang wartawan. Tuturan tersebut dilakukan di

sel tahanan yang dihuni seorang koruptor. Berdasarkan hal tersebut, data saya

merupakan bentuk deiksis persona pertama tunggal yang mengacu pada penutur yaitu

seorang koruptor.

(43) “kamu kan sudah mati.” (KTAH90)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona kedau tunggal yaitu, kamu. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu roh penasaran

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu seroang hantu. Tuturan tersebut

terjadi malam hari di sebuah kuburan yang sunyi. Berdasarkan hal tersebut, data
73

kamu merupakan bentuk deiksis persona kedua karena mengacu pada mitra tutur,

mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang hantu.

(44) “Celanaku sedang kupinjamkan pada Tuhan. Ia lebih


membutuhkan. Malu kan, kalau Ia ketemu orang tak
memakai celana. Ku pinjamkan celanaku, agar Tuhan terlihat
santun. Apalagi sekarang ini lagi musim banyak orang yang
katanya begitu mencintai Tuhan.” (KTAH92)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama tunggal dan bentuk deiksis persona ketiga tunggal

yaitu, -ku dan ia. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur

dalam tuturan tersebut yaitu roh penyair. Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu roh

penasaran. Tuturan tersebut terjadi malam hari di sebuah kuburan yang sunyi.

Berdasarkan hal tersebut, data –ku merupakan bentuk deiksis persona pertama

tunggal karena mengacu pada penutur, pada tuturan tersebut mempunyai maksud

celana roh sang penyair yang dipinjamkan ke tuhan. Data ia merupakan bentuk

deiksis persona ketiga tunggal, pada tuturan tersebut mengacu pada tuhan karena

pada tuturan tersebut roh sang penyair membicarakan tentang tuhan yang meminjam

celananya.

(45) “Kuharap kalian tak keberatan ia tinggal di sini. Ia diusir


dari surga…” (KTAH93)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona kedua jamak dan deiksis persona ketiga tunggal yaitu, kalian

dan ia. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan

tersebut yaitu roh penyair. Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu roh-roh penasaran.

Tuturan tersebut terjadi malam hari di sebuah kuburan yang sunyi. Tuturan tersebut
74

menjelaskan tentang roh penyair meminta izin kepada roh-roh penasaran yang di

kuburan untuk menerima seekor anjing tinggal bersama mereka. Berdasarkan hal

tersebut, data kalian merupakan bentuk deiksis persona kedua jamak karena mitra

tutur lebih dari satu orang. Data kalian mengacu pada roh-roh penasaran yang berada

di kuburan. Data ia merupakan bentuk deiksis persona ketiga yang mengacu pada

objek pembicaraan yaitu seekor anjing yang dibawa roh penyair.

(46) “benar-benar beruntung kita punya tetangga sebaik Pak Kor.


Meski kaya beliau tidak sombong. Ia masih mau
menyempatkan menengok kita yang melarat. Kalau semua
orang kaya di negeri ini sebaik pak Kor, pasti nggak ada
orang miskin kelaparan.” (KTAH98)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama jamak dan bentuk deiksis persona ketiga tunggal

yaitu kita dan ia. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur

dalam tuturan tersebut yaitu Sebleh, sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut

yaitu istrinya. Tuturan tersebut terjadi siang hari di depan rumah pak Kor. Tuturan

tersebut membahas tentang kebaikan pak Kor yang sudah membeli anjing milik

Sebleh seharga lima ratus ribu. Berdasarkan hal tersebut, data kita merupakan bentuk

deiksis persona pertama jamak yang mengacu pada penutur dan mitra tutur yaitu

Sebleh dan istrinya. Data ia merupakan bentuk deiksis persona ketiga tunggal yang

mengacu pada pak Kor yang sudah rela membagi uangnya untuk membeli seekor

anjing yang sakit.

(47) “Perasaan bahagia telah bisa menolongnya, membuat saya


merasakan sesuatu yang berharga dalam hidup saya. Setiap
kali menolong, sebenarnya kita sedang menabung
kebahagiaan.” (KTAH100)
75

Deiksis persona yang terdapat pada tuturan tersebut merupakan bentuk deiksis

persona pertama tunggal dan deiksis persona pertama jamak yaitu, saya dan kita.

Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut

yaitu pak Kor, sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Sebleh. Tuturan

tersebut terjadi pagi hari di sebuah tepi jalan raya. Berdasarkan hal tersebut, data saya

merupakan bentuk deiksis persona pertama tunggal yang mengacu pada penutur yaitu

pak Kor. Data kita merupakan bentuk deiksis persona pertama jamak yang mengacu

pada penutur dan mitra tutur yaitu pak Kor dan Sebleh.

(48) “Ternyata selama ini, saya keliru menilai Pak Kor.”


(KTAH101)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama tunggal yaitu, saya. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sebleh, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu istri Sebleh. Tuturan tersebut terjadi siang hari

dirumahnya, tuturan tersebut menjelaskan kekecewaan Sebleh terhadap pak Kor.

Berdasarkan hal tersebut, data saya merupakan bentuk deiksis persona pertama

tunggal yang mengacu pada penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sebleh.

(49) “Bayangin, kenapa dia mesti ngabisin banyak duit buat


nyelamatin anjing? kalau emang dia benar-benar dermawan
yang berniat menolong, yang mesti ditolong ya hidup kita,
bukan anjing buduk!” (KTAH101)

Deiksis persona yang terdapat pada tuturan tersebut merupakan bentuk deiksis

persona ketiga tunggal dan deiksis persona pertama jamak yaitu, dia dan kita. Pada

tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu
76

Sebleh. Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu istri Sebleh. Tuturan tersebut terjadi

siang hari dirumahnya, tuturan tersebut menjelaskan kekecewaan Sebleh terhadap pak

Kor yang lebih memilih menyalamatkan anjing daripada dirinya. Berdasarkan hal

tersebut, data dia merupakan bentuk deiksis persona ketiga tunggal karena mengacu

pada objek tuturan yaitu Pak kor. Data kita merupakan bentuk deiksis persona

pertama jamak yang mengacu pada penutur dan lawan tutur yaitu Sebleh dan istrinya.

(50) “Kalau keadaannya begini, saya mau bertukar nasib dengan


anjing itu. Setidaknya anjing itu kini hidupnya jauh lebih
nyaman. Tinggal di rumah mewah. Tiap hari dapat makan
enak. Kabarnya kalau makan daging pun selalu daging
impor. Kamu tahu, berapa biaya makan untuk anjing itu?
Bisa buat biaya makan kita berbulan-bulan. Baru sakit
sedikit saja, Pak Kor langsung membawa anjing itu ke
dokter. Padahal kamu tahu sendiri, itu Mak Jumi yang
rumahnya di pojok gang itu, sudah bertahun-tahun tergolek
digerogoti berbagai macam penyakit, jangankan ke dokter,
beli sebiji obat pun kagak mampu.” (KTAH101)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama tunggal dan jamak serta deiksis persona kedua

tunggal yaitu saya, kamu,dan kita. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sebleh. Mitra tutur dalam tuturan tersebut

yaitu istri Sebleh. Tuturan tersebut terjadi siang hari dirumahnya, tuturan tersebut

menjelaskan kekecewaan Sebleh terhadap pak Kor yang lebih memilih

menyalamatkan anjing daripada dirinya. Berdasarkan hal tersebut, data saya

merupakan bentuk deiksis persona pertama tunggal karena mengacu pada penutur

yaitu Sebleh. Data kamu merupakan bentuk deiksis persona kedua tunggal yang

mengacu pada lawan tutur yaitu istri sebleh. Data kita merupakan bentuk deiksis
77

persona pertama jamak karena mengacu pada penutur dan mitra tutur yaitu Sebleh

dan istrinya.

(51) “tiap mendengar anjing itu menggonggong seakan dia


sedang meledek kita.” (KTAH104)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona ketiga tunggal dan deiksis persona pertama jamak yaitu dia

dan kita. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam

tuturan tersebut yaitu Sebleh. Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu istri Sebleh.

Tuturan tersebut terjadi siang hari dirumahnya, tuturan tersebut menjelaskan tentang

kemarahan Sebleh yang mendengar suara anjing milik pak kor. Berdasarkan hal

tersebut, data dia merupakan bentuk deiksis persona ketiga tunggal, pada tuturan

tersebut mengacu pada anjing milik pak Kor. Data kita merupakan bentuk deiksis

persona pertama jamak karena mengacu pada penutur dan mitra tutur yaitu Sebleh

dan istrinya.

(52) “Bagaimanapun kita tak boleh melupakan kebaikan Pak


Kor,” (KTAH106)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama jamak yaitu kita. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Pak Rt. Mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu Sebleh dan tetanggnya. Tuturan tersebut terjadi pada

siang hari di sebuah pos ronda yang berkumpul beberapa warga yang membahas

kebaikan pak Kor. Berdasarkan hal tersebut, data kita merupakan bentuk deiksis
78

persona pertama jamak karena mengacu pada penutur dan mitra tutur yaitu Pak Rt

dan Sebleh beserta orang-orang yang berada di pos ronda.

(53) “Ingat setelah banjir tahun lalu, siapa yang langsung


memperbaiki jalan di depan gang kita yang rusak penuh
genangan air? Pak Kor, kan! Tiap menjelang Lebaran rumah
Pak Kor juga terbuka buat kita, kita selalu diundang makan-
makan dan dapat pembagian beras, meskipun cuma beras
miskin. Tiap kampung kita ada acara, dari tujuh belasan
sampai perayaan Mauladan, Pak Kor juga selalu ngasih
sumbangan.” (KTAH106)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama jamak yaitu kita. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Pak Rt. Mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu Sebleh dan tetanggnya. Tuturan tersebut terjadi pada

siang hari di sebuah pos ronda yang berkumpul beberapa warga yang membahas

kebaikan pak Kor. Berdasarkan hal tersebut, data kita merupakan bentuk deiksis

persona pertama jamak karena mengacu pada penutur dan mitra tutur yaitu Pak Rt

dan Sebleh beserta orang-orang yang berada di pos ronda.

(54) “Anggap saja kau hanya pindah tempat tidur. Kau tetap bisa
menjalankan bisnismu dan menikmati hal-hal yang kau suka
seperti biasanya.” (LPKH120)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona kedua tunggal yaitu kau dan –mu. Pada tuturan tersebut

terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang

pengacara. Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Otok. Tuturan tersebut terjadi di

sebuah sel tahanan yang ditempati Otok. Berdasarkan hal tersebut, data kau

merupakan bentuk deiksis persona kedua tunggal karena mengacu pada mitra tutur
79

yaitu Otok. Data –mu juga merupakan bentuk deiksis persona kedua tunggal, pada

tuturan tersebut mengacu pada bisnis yang dijalankan Otok.

(55) “Ada rekening khusus yang disiapkan buat istri dan anak-
anakmu.” (LPKH120)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan data tersebut merupakan

bentuk deiksis persona kedua tunggal yaitu –mu. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang pengacara.

Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Otok. Tuturan tersebut terjadi di sebuah sel

tahanan yang ditempati Otok. Berdasarkan hal tersebut, data –mu merupakan bentuk

deiksis persona kedua tunggal yang mengacu pada lawan tutur. Pada tuturan tersebut

data –mu mengacu pada istri dan anak-anak Otok.

(56) “Kau bisa berkenalan dengan orang-orang terhormat di sini.


Kesempatan langka, yang mungkin tak akan bisa kau
dapatkan bila kau masih di luar sana.” Sarusi tersenyum
(LPKH122)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona kedua tunggal yaitu, kau. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sarusi. Mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu Otok. Tuturan tersebut terjadi pada sebuah sel tahanan,

tuturan tersebut menjelaskan bahwa berada di dalam sel tahanan adalah kesempatan

langka untuk dapat bertukar pikiran dengan orang-orang di dalam tahanan.

Berdasarkan hal tersebut, data kau merupakan bentuk deiksis persona kedua tunggal

karena mengacu pada mitra tutur yaitu Otok.

(57) “Kamu pasti pernah dengar lelucon tentang pencuri motor,


yang begitu masuk penjara akan makin pintar. Ketika keluar,
80

ia tak lagi menjadi pencuri motor, tetapi pencuri mobil.


Pintar-pintarlah bergaul di sini, maka kamu akan makin
cerdas. Kalau sebelumnya kamu hanya mengambil ratusan
juta, begitu keluar, kamu akan tahu bagaimana caranya
menilap ratusan miliar. Anggap saja kamu sedang sekolah S2
atau S3 di sini dan nanti keluar sekaligus lulus dengan gelar
doktor humoris causa.” (LPKH123)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona kedua tunggal dan deiksis persona ketiga tunggal yaitu kamu

dan ia. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan

tersebut yaitu Sarusi. Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Otok. Tuturan tersebut

terjadi pada sebuah sel tahanan, tuturan tersebut menjelaskan bahwa berada di dalam

sel tahanan adalah kesempatan langka untuk dapat bertukar pikiran dengan orang-

orang di dalam tahanan. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur.

Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sarusi. Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu

Otok. Tuturan tersebut terjadi pada sebuah sel tahanan, tuturan tersebut menjelaskan

bahwa berada di dalam sel tahanan akan mendapatkan pengalaman berharga seperti

kuliah. Berdasarkan hal tersebut, data kamu merupakan bentuk deiksis persona kedua

tunggal karena mengacu pada penutur yaitu Otok. Data ia merupakan bentuk deiksis

persona ketiga tunggal karena mengacu pada objek pembicaraan dalam tuturan

tersebut yaitu pencuri motor.

(58) “Nah, malam ini kau punya lelucon apa? Kata pak Hikal”
(LPKH125)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona kedua tunggal yaitu kau. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu pak Haikal, sedangkan
81

mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Sarusi. Tuturan tersebut terjadi malam hari di

sebuah sel tahanan, tuturan tersebut merupakan kumpulan tiap malam rabu yang

dilakukan para tahanan mantan koruptor untuk menceritakan sebuah lelucon.

Berdasarkan hal tersebut, data kau merupakan bentuk deiksis persona kedua tunggal

karena mengacu pada mitra tutur yaitu Sarusi.

(59) “Lho kalau soal humor Sarusi memang nggak kreatif. Tapi
kalau soal ngambil uang negara, baru dia kreatif”
(LPKH126)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona ketiga tunggal yaitu dia. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Bang Handi, sedangkan

mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Mas Unas. Tuturan tersebut terjadi malam

hari di sebuah sel tahanan, tuturan tersebut merupakan kumpulan tiap malam rabu

yang dilakukan para tahanan mantan koruptor untuk menceritakan sebuah lelucon.

Berdasarkan hal tersebut, data dia merupakan bentuk deiksis persona ketiga karena

mengacu pada orang ketiga dalam tuturan tersebut yaitu Sarusi.

(60) “Di sini, kita memang seperti pemimpin dan pejuang zaman
dulu, yang punya kesamaan nasib dan perjuangan.” Ujar
Sarusi (LPKH127)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama jamak yaitu, kita. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sarusi, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu Pak Hakil. Tuturan tersebut terjadi malam hari di

sebuah sel tahanan, tuturan tersebut merupakan kumpulan tiap malam rabu yang

dilakukan para tahanan mantan koruptor untuk menceritakan sebuah lelucon.


82

Berdasarkan hal tersebut, data kita merupakan bentuk deiksis persona pertama jamak

yang mengacu pada penutur dan mitra tutur yakni Sarusi dan Pak Haikal.

(61) “Saya tak bersalah. Terbukti saya tidak menerima satu


rupiah pun, sebab yang saya terima dalam bentuk dolar.”
(LPKH129)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama yaitu, saya. Pada tuturan tersbeut terdpaat penutur

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Mas Unas. Mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu Otok. Tuturan tersebut terjadi malam hari di sebuah sel tahanan,

tuturan tersebut merupakan kumpulan tiap malam rabu yang dilakukan para tahanan

mantan koruptor untuk menceritakan sebuah lelucon. Berdasarkan hal tersebut, data

saya merupakan bentuk deiksis persona pertama tunggal yang mengacu pada penutur

yaitu Mas Unas.

(62) “Kamu tahu, pajak itu mudah, yang sulit membayarnya.”


(LPKH130)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona kedua tunggal yaitu kamu. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Mas Unas. Mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu Bung Jayus. Tuturan tersebut terjadi malam hari di

sebuah sel tahanan, tuturan tersebut merupakan kumpulan tiap malam rabu yang

dilakukan para tahanan mantan koruptor untuk menceritakan sebuah lelucon.

Berdasarkan hal tersebut, data kamu merupakan bentuk deiksis persona kedua tunggal

yang mengacu pada mitra tutur yaitu Bung Jayus.


83

(63) “Saya baru baca berita, kalau saat ini jumlah orang miskin
hampir 100 juta. Sementara ekonomi hanya dikuasai oleh 10
orang terkaya. Menurut saya ini berita bagus.” (LPKH131)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama tunggal yaitu saya. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Mas Unas. Mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu Bung Jayus. Tuturan tersebut terjadi malam hari di

sebuah sel tahanan, tuturan tersebut merupakan kumpulan tiap malam rabu yang

dilakukan para tahanan mantan koruptor untuk menceritakan sebuah lelucon.

Berdasarkan hal tersebut, data saya merupakan bentuk deiksis persona pertama

tunggal karena mengacu pada penutur yaitu Mas Unas.

(64) “Kalau bicara soal pemimpin, sebenarnya kita bisa


mengenali karakter pemimpin dari caranya menyelesaikan
masalah.” (LPKH132)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama jamak yaitu kita. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Bang Handi, sedangkan

mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu teman-teman tahanan satu selnya. Tuturan

tersebut terjadi malam hari di sebuah sel tahanan, tuturan tersebut merupakan

kumpulan tiap malam rabu yang dilakukan para tahanan mantan koruptor untuk

menceritakan sebuah lelucon. Berdasarkan hal tersebut, data kita merupakan bentuk

deiksis persona pertama jamak karena mengacu pada penutur dan lawan tutur, pada

tuturan tersebut mengacu pada Bang Handi dan teman-teman satu selnya.
84

(65) “Bila pemimpin itu politikus, ia akan menyelesaikan masalah


dengan cara membuat masalah baru, agar masalah lama
tertutupi.” (LPKH132)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona ketiga tunggal yaitu ia. Pada tuturan tersebut terdapat penutur

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Bang Handi, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu Pak Kasan. Tuturan tersebut terjadi malam hari di

sebuah sel tahanan, tuturan tersebut membahas tentang seorang pemimpin politikus

dengan segala masalahnya. Berdasarkan hal tersebut, data ia merupakan bentuk

deiksis persona ketiga tunggal, data tersebut mengacu pada objek yang sedang

dibicarakana oleh Bang Handi dan Pak asan yaitu seorang pemimpim politikus.

(66) “Kau yakin ingin tahu?” (LPKH136)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan data tersebut merupakan

bentuk deiksis persona kedua tunggal yaitu kau. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sarusi, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu Otok. Tuturan tersebut terjadi malam hari di dalam

sel tahanan tempat Otok. Berdasarkan hal tersebut, data kau merupakan bentuk

deiksis perona kedua tunggal karena mengacu pada mitra tutur yaitu Otok.

(67) “Emmm, dalam kasusmu, amu menutupi banyak fakta,


sehingga hanya kamu sendiri yang masuk penjara. Kamu
melindungi semua atasanmu yang terlibat. Oleh meraka
yang diselamatkanmu, kamu dianggap hebat. Tapi, bagi
kawan-kawan di sini, kamu hanyalah seorang pengecut.
Karena tak pernah berani menyebutkan nama-nama yang ikut
korupsi denganmu.” (LPKH138)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona kedua tunggal dan bentuk deiksis persona ketiga jamak, yaitu
85

–mu, kamu, dan mereka. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur.

Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sarusi, sedangkan mitra tutur dalam tuturan

tersebut yaitu Otok. Tuturan tersebut menjelaskan kesalahan Otok dalam sebuah

memilih untuk tidak menyebutkan nama-nama teman dia di ruang sidang sehingga

hanya Otok sendiri yang di penjara. Berdasarkan hal tersebut, data –mu dalam kata

kasusmu, merupakan bentuk deiksis persona kedua tunggal yang mengacu pada mitra

tutur, pada tuturan tersebut mengacu pada kasus yang tengah di alami Otok. Data

kamu merupakan bentuk deiksis persona kedua tunggal yang mengacu pada mitra

tutur yakni Otok. Data –mu pada kata atasanmu merupakan bentuk deiksis persona

kedua tunggal yang mengacu pada mitra tutur yaitu pemimpin-pemimpin teman Otok

yang dilindungi. Data mereka merupakan bentuk deiksis persona ketiga jamak yang

mengacu pada objek pembicaraan dalam tuturan tersebut yaitu pemimpim-pemimpin

teman Otok yang dilindungi dari kasus korupsi. Data –mu pada kata denganmu

meruapakan bentuk deiksis persona kedua tunggal yang mengacu pada mitra tutur

yaitu Otok.

(68) “Aku sudah resmi jadi orang miskin.” (POMBH140)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama tunggal yaitu aku. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu orang miskin,

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu teman orang miskin. Tuturan

tersebut terjadi siang hari berdasarkan hal tersebut, data aku merupakan bentuk

deiksis persona pertama tunggal yang mengacu pada penutur yaitu orang miskin, data
86

aku merupakan bentuk deiksis persona pertama yang bersifat non-formal, dapat

dianalisis bahwa penutur dan mitra tutur sudah akrab.

(69) “Kelak, mereka pasti akan menjadi orang miskin yang baik
dan sukses.” (POMBH140)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona ketiga jamak yaitu mereka. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu orang kaya, sedangkan

mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu teman orang kaya. Tuturan tersebut terjadi

siang hari, tuturan tersebut menjelaskan tentang orang miskin yang akan bisa menjadi

sukses suatu hari nanti. Berdasarkan hal tersebut, data mereka merupakan bentuk

deiksis persona ketiga tunggal jamak yang mengacu pada objek pembicaraan dalam

tuturan tersebut yaitu orang miskin.

(70) “Ceritakan kisah paling lucu dalam hidup kita….”


(POMBH140)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama jamak yaitu kita. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Pentur dalam penggalan tuturan tersebut yaitu orang miskin,

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu istrinya. Tuturan tersebut terjadi

sore hari di depan rumah orang miskin sambil menikmati teh buatan isrinya.

Berdasarkan hal tersebut, data kita merupakan bentuk deiksis persona pertama jamak

karena mengacu pada penutur dan mitra tutur yaitu orang miskin dan istrinya.

(71) “Ialah ketika aku dan anak-anak begitu kelaparan, lalu


menyembelihmu.” Jawab istrinya (POMBH140)
87

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama tunggal dan deiksis persona kedua tunggal. Pada

tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam penggalan tuturan

tersebut yaitu istri orang miskin, sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu

suaminya atau orang miskin. Tuturan tersebut terjadi sore hari di depan ruah orang

miskin sambil menimkati teh buatan isrinya. Berdasarkan hal tersebut, data aku

meruapakan bentuk deiksis persona pertama tunggal karena mengacu pada penutur

yaitu istrinya orang miskin. Data –mu pada kata menyembelihmu merupakan bentuk

deiksis persona kedua karena menunjuk mitra tutur yaitu suaminya, pada tuturan

tersebut bermaksud menyembelih suaminya ketika ia kelaparan.

(72) “Barangkali aku memang run-temurun dikutuk jadi orang


miskin.” (POMBH142)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama tunggal yaitu aku. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu orang miskin,

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu temannya. Tuturan tersebut terjadi

di rumah seorang dukun. Berdasarkan hal tersebut, data aku merupakan bentuk

deiksis persona pertama tunggal karena mengacu pada penutur yaitu orang miskin.

(73) “Kamu memang punya bakat jadi orang miskin.”


(POMBH142)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona kedua tunggal yaitu, kamu. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang dukun,
88

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu orang miskin. Tuturan tersebut

terjadi di rumah dukun. Berdasarkan hal tersebut data kamu merupakan bentuk

deiksis persona kedua tunggal karena mengacu pada orang kedua dalam tuturan

tersebut yaitu orang miskin sebagai mitra tutur dalam tuturan.

(74) “Aku kenal orang miskin yang jadi pelawak. Bertahun-tahun


ia jadi pelawak, tapi tak pernah ada yang tersenyum
menyaksikannya di panggung. Baru ketika ia mati, semua
orang tertawa.” (POMBH142)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama tunggal dan deiksis persona ketiga tunggal yaitu aku

dan kamu. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam

tuturan tersebut yaitu orang miskin, sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut

yaitu teman orang miskin. Tuturan tersebut menjelaskan tentang orang miskin yang

kenal dengan seorang pelawak dan menceritakan kehidupan pelawak itu kepada

temannya. Berdasarkan hal tersebut, data aku merupakan bentuk deiksis persona

pertama yang mengacu pada penutur yaitu orang miskin. Data dia merupakan bentuk

deiksis persona ketiga tunggal yang mengacu pada objek pembicaraan dalam tuturan

tersebut yaitu pelawak.

(75) “Aku punya kolega orang miskin yang aku kagumi. Dia
merintis karier jadi pengemis, untuk membesarkan anaknya.
Sekarang satu anaknya di ITB, satu di UI, satu di UGM, dan
satunya lagi di UNDIP.” (POMBH144)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama tunggal dan deiksis persona ketiga tunggal yaitu aku,

dia, dan –nya. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam
89

tuturan tersebut yaitu orang miskin sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu

temannya. Tuturan tersebut menjelaskan tentang kolega orang miskin yang bisa

menyekolahkan anaknya di berbaga universitas ternama di indonesia. Berdasarkan

hal tersebut, data aku merupakan bentuk deiksis persona pertama tunggal yang

mengacu pada penutur yaitu orang miskin. Data dia merupakan bentuk deiksis

persona ketiga tunggal yang mengacu pada objek pembicaraan dalam tuturan tersebut

yaitu kolega orang miskin yang menyekolahkan anaknya. Data –nya merupakan

bentuk deiksis persona ketiga tunggal yang mengacu pada objek pembicaraan yaitu

anak-anak kolega orang miskin.

(76) “Aku ingin mereka juga menjadi orang miskin yang baik
dan benar sesuai ketentuan undang-undang. Setidaknya, bisa
mengamalkan kemiskinan mereka secara adil dan beradab
berdasarkan pancasila dan UUD 45,” (POMBH144)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama tunggal dan deiksis persona ketiga jamak yaitu aku

dan mereka. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam

tuturan tersebut yaitu orang miskin, sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut

yaitu istrinya. Tuturan tersebut menjelaskan tentang harapan orang miskin kepada

anak-anaknya yaang masih kecil agar nantinya bisa sukses. Berdasarkan hal tersebut,

data aku merupakan bentuk deiksis persona pertama tunggal karena mengacu pada

penutur yaitu orang miskin. Data mereka merupakan bentuk deiksis persona ketiga

jamak yang mengacu pada objek pembicaraan dari tuturan tersebut yaitu anak-anak

orang miskin yang masih kecil.


90

(77) “Itu perempuan yang kemarin baru melahirkan. Anaknya


sudah selusin, suaminya minggat, dan ia merasa repot kalau
mesti menghidupi satu jabang bayi lagi. Makanya ia memilih
membakar diri.” (POMBH144)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona ketiga yaitu –nya dan ia. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu orang miskin, sedangan

mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu warga di sekitar rumah. Tuturan tersebut

terjadi pada sore hari di sekitar rumah orang miskin, tuturan tersebut menjelaskan

seseorang perempuan yang mati bunuh diri dengan cara membakar dirinya bersama

anak yang masih di gendong. Berdasarkan hal tersebut, data –nya pada kata anaknya

merupakan bentuk deiksis persona ketiga tunggal yang mengacu pada objek

pembicaraan yaitu anak perempuan yang juga ikut meninggal. Data ia merupakan

bentuk deiksis persona ketiga yang mengacu pada objek pembicaraan dalam tuturan

tersebut yaitu seorang perempuan yang mati bunuh diri.

(78) “Hanya orang miskin gadungan yang mau mati bunuh diri.
Untunglah, sekarang saya sudah resmi jadi orang miskin”
(POMBH150)

Deiksis persona yang terdapat pada peggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama tunggal yaitu saya. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu orang miskin,

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersbeut yaitu temannya. Tuturan tersebut

menjelaskan bahwa orang miskin itu sudah resmi menjadi orang miskin yang

sesungguhnya. Berdasarkan hal tersebut, data saya merupakan bentuk deiksis persona

pertama tunggal yang mengacu pada penutur yaitu orang miskin.


91

(79) “Sekarang anak-anakku tak perlu lagi repot-repot mengemis


dengan tampang dimelas-melaskan, buat apa? Toh, sekarang
kami sudah nyaman jadi orang miskin. Tak sembarang orang
bisa punya Kartu Tanda Miskin seperti ini.” (POMBH151)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama tunggal dan deiksis persona kedua jamak yaitu –ku

dan kami. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam

tuturan tersebut yaitu orang miskin, sednagkan mitra tutur dalam tuturan tersbeut

yaitu temannya. Tuturan tersebut menjelaskan bahwa anak-anak dari penutur tidak

perlu lagi mengemis karena meka sudah mempunyai Kartu Tanda Miskim.

Berdasarkan hal tersebut, data –ku pada kata anak-anakku merupakan bentuk deiksis

persona pertama tunggal karena mengacu pada penutur, dalam tuturan tersebut

mengacu pada anak-anak orang miskin. Data kami merupakan deiksis persona kedua

jamak yang mengacu pada kelaurga orang miskin.

(80) “Jadi kamu tak perlu cemas begitu, karena siapa yang mau
mengalah akan mendapatkan kemenangan.”
(DTPSMKHH161)

Deiksis persona yang terdapat pad apenggalan tuturan tersbeut merupakan

bentuk deiksis persona kedua tunggal yaitu kamu. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dana mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Pak Wiguyo,

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang politisi. Tuturan tersebut

terjadi pagi hari di rumah Pak Wiguyo. Berdasarkan hal tersebut, data kamu

merupakan bentuk deiksis persona kedua tunggal yang mengacu pada mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu seorang politisi.


92

(81) “Tapi, menyangkut „apel impor‟ yang harus diutamakan


kepentingannya agar kita semua bisa tetap medapatkan
subsidi di pemilihan presiden mendatang. Semua ini ya untuk
kebaikan. Walau kita merasa benar, lebih baik mengalah,
supaya tak ada yang kehilangan muka.” (DTPSMKHH162)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama jamak yaitu kita. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Pak Wiguyo, sedangkan

mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang politisi. Tuturan tersebut terjadi pagi

hari di rumah Pak Wiguyo. Berdasarkan hal tersebut, data kita merupakan bentuk

deiksis persona pertama jamak karena mengacu pada pentur dan mitra tutur yaitu Pak

Wiguyo dan seorang politisi.

(82) “Lho, saya hanya ngasih jalan keluar, agar kamu bisa
terhindar dari kasus ini.” (DTPSMKHH163)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama tunggal dan deiksis persona kedua tunggal yaitu saya

dan kamu. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam

tuturan tersebut yaitu Sarmin, sednagkan mitra tutur dalam tuturan tersbeut yaitu

seorang politisi. Tuturan tersebut terjadi sore hari di rumah seorang politisi.

Berdasarkan tuturan tersbeut, data saya merupakan bentuk deiksis persona pertama

tunggal karena mengacu pada penutur yaitu Sarmin, sedangkan data kamu merupakan

bentuk deiksis persona kedua tunggal yang mengacu pada lawan tutur yaitu seorang

politisi.

(83) “Saya sudah bilang ke kawan-kawan, biar saya saja yang


masuk penjara, tapi mereka tak mau. Saya yakin, mereka
semua sudah bersengkongkol hendak mengorbankan kamu.”
Sarmin menyalakan sebatang rokok.” (DTPSMKHH164)
93

Deiksis persona yaang terdapat pad apenggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama tunggal dan bentuk deiksis persona ketiga jamak

yaitu saya dan mereka. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur.

Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sarmin, sedangkan mitra tutur dalam tuturan

tersebut yaitu seorang politisi. Tuturan tersebut terjadi sore hari di rumah seorang

politisi. Berdasrakan hal tersebut data saya merupakan bentuk deiksis persona

pertama tunggal karena mengacu pada penutur yaitu Sarmin. Data mereka merupakan

bentuk deiksis persona ketiga jamak yang mengacu pada objek pembicaraan tersebut

yaitu teman-teman Sarmin.

(84) “Saya sudah lama kenal Raden Mas Kanjeng. Banyak juga
kok yang sering minta bantuannya. Dia bisa mengubah batu
jadi emas hanya dengan menyentuh. Ia bisa memindahkan
penyakit jiwa.” (DTPSMKHH164)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama tunggal dan deiksis persona ketiga tunggal, yaitu

saya, -nya, dia, dan ia. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur

dalam tuturan tersebut yaitu Sarmin, sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut

yaitu seorang politisi. Tuturan tersebut terjadi sore hari di rumah seorang politisi.

Tuturan tersbeut menjelaskan tentang Sarmin yang mengenal seorang dukun

beranama Raden Mas Kanjeng. Berdasrakan hal tersebut data saya merupakan bentuk

deiksis persona pertama tunggal karena mengacu pada penutur yaitu Sarmin. Data –

nya pada kata bantuannya merupakan bentuk deiksis persona ketiga tunggal yang

mengacu pada objek tuturan tersebut yaitu meminta bantuan Raden Mas Kanjeng.
94

Data dia dan ia merupakan bentuk deiksis persona ketiga tunggal yang mengacu pada

objek pembicaraan dalam tuturan tersebut yaitu Raden Mas Kanjeng.

(85) “Kita bisa bertukar seperti. Biar jiwa kamu pindah


sementara ke tubuh saya. Jadi ketika nanti dipenjara,
sebenarnya yang dipenjara adalah saya. Karena jiwa kamu
tetap bebas di tubuh saya.” (DTPSMKHH165)

Deiksis persona pada penggalan tuturan tersebut merupakan bentuk deiksis

persona pertama jamak, deiksis persona kedua tunggal dan deiksis persona tunggal,

yaitu kita, kamu, dan saya. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur.

Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sarmin, sedangkan mitra tutur dalam tuturan

tersebut yaitu seorang politisi. Tuturan tersebut terjadi sore hari di rumah seorang

politisi. Berdasarkan hal tersbeut, data kita merupakan bentuk deiksis persona

pertama jamak karena mengacu pada penutur dan mitra tutur yaitu Sarmin dan

seorang politisi. Data kamu merupakan bentuk deiksis persona kedua tunggal karena

menunjuk kata ganti orang kedua dalam tuturan tersebut. data kamu mengacu pada

mitra tutur yaitu seorang politisi. Data saya merupakan bentuk deiksis persona

pertama tunggal karena mengacu pada penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sarmin.

(86) “Dengar Min! idemu itu tak hanya konyol tapi gila.”
(DTPSMKHH165)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona kedua tunggal yaitu –mu. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang politisi,

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Sarmin. Tuturan tersebut terjadi

sore hari di rumah seorang politisi. Tuturan tersebut menejlaskan rasa kesal seorang
95

politisi terhadapa ide Sarmin yang tak masuk akal. Berdasarkan hal tersbeut, data –

mu merupakan bentuk deiksis persona kedua tunggal yang mengacu pada mitra tutur

yaitu ide yang dimiliki Sarmin.

(87) “Saya hanya bisa bantu, kalau kamu percaya, terserah kamu
percaya atau tidak.” (DTPSMKHH166)

Deiksis persona yang terdapat pad apenggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama tunggal dan deiksis persona kedua tuanggal yaitu

saya dan kamu. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam

tuturan tersebut yaitu Raden Mas Kanjeng, sedangkan mitra tutur dalam tuturan

tersebut yaitu seorang politisi. Tuturan tersebut terjadi siang hari di rumah kediaman

Raden Mas Kanjeng. Berdasarkan tuturan tersebut data saya merupakan bentuk

deiksis persona pertama tunggal yang mengacu pada penutur yaitu Rden Mas

Kanjeng. Data kamu merupakan bentuk deiksis persona kedua tunggal karena

mengacu pada mitra tutur yaitu seorang politisi.

(88) “Bagiamana dengan saya? Apa untungnya semua ini bagi


saya.? Tanya anjing itu” (DTPSMKHH173)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama yaitu saya. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut adalah seekor anjing bertubuh manusia,

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Sarmin. Berdasarkan hal tersebut,

data saya merupakan bentuk deiksis persona pertama tunggal karena mengacu pada

penutur yaitu seekor anjing yang bertubuh manusia.


96

(89) “Tentu saja kamu lebih beruntung, karena kamu akan


merasakan bagaimana enaknya menjadi manusia.”
(DTPSMKHH173)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona kedua tunggal yaitu kamu. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sarmin, sedangkan

mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu seekor anjing yang bertubuh manusia.

Tuturan tersebut menjelaskan tentang keuntungan dari pertukaran tubuh yang dialami

oleh seekor anjing dan seeorang poltisi. Berdasarkan hal tersebut data kamu

merupakan bentuk deiksis persona kedua tunggal karena mengacu pada orang kedua

dalam tuturan tersebut yaitu seekor anjing bertubuh manusia.

(90) “Aku hanya ingin sejenak menikmati kenangan di meja ini.


Semoga kau tak keberatan.” (PKH185)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama tunggal dan deiksis persona kedua tunggal yaitu, aku

dan kau. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan

tersebut yaitu seorang perempuan, sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu

Ren. Tuturan tersebut terjadi siang hari di sebuah café. Berdasarkan hal tersebut, data

aku merupakan bentuk deiksis persona pertama tunggal karena mengacu pada penutur

yaitu seorang perempuan. Data kau merupakan bentuk deiksis persona kedua tunggal

karena mengacu pada mitra tutur yaitu Ren.

(91) “Duduklah bila kau mau. Mungkin kita bisa berbincang.


Lagi pula, meja ini cukup untuk kita berdua.” (PKH185)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebt merupakan

bentuk deiksis persona kedua tunggal dan bentuk deiksis persona pertama jamak,
97

yaitu kau dan kita. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur

dalam tuturan tersebut yaitu Ren, sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu

seorang perempuan. Tuturan tersebut terjadi siang hari di sebuah café. Berdasarkan

hal tersebut, data kau merupakan bentuk deiksis persona kedua tunggal karena

mengacu pada mitra tutur yang jumlahnya hanya satu orang yaitu seorang

perempuan. Data kita merupakan bentuk deiksis persona pertama jamak karena

mengacu pada penutur dan mitra tutur yaitu Ren dengan seorang perempuan.

(92) “Kau tahu, hanya dengan kenangan kita bisa menikmati


kembali kebahagiaan yang telah hilang. Karena itulah kita
suka merayakan kenangan. Lima tahun lalu, lelaki yang
kucintai melamarku di meja ini.” (PKH187)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona kedua tunggal, deiksis persona pertama jamak, dan deiksis

persona tunggal yaitu kau,kita, dan ku. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang perempuan, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu Ren. Tuturan tersebut terjadi siang hari di sebuah

café. Tuturan tersebut menceritakan sebuah kenangan yang dimiliki seorang

perempuan. Berdasarkan hal tersebut, data kau merupakan bentuk deiksis persona

kedua tunggal yang mengacu pada lawan tutur yaitu Ren. Data kita merupakan

bentuk deiksis persona pertama jamak karena mengacu penutur dan mitra tutur yaitu

seorang perempuan dan Ren. Data –ku dalam kata kucinta dan melamarku merupakan

bentuk deiksis persona pertama karena mengacu pada penutur. Pada tuturan tersebut

data –ku mengacu pada lelaki yang dicintai seseorang sedang melamar dia.
98

(93) “Kepalanya bersandara ke bahuku yang menyetir mobil


sambil menangis.” (PKH188)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona ketiga tunggal dan deiksis persona pertama tunggal yaitu, -nya

dan –ku. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan

tersebut yaitu seorang perempuan sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu

Ren. Tuturan tersebut terjadi di sebuah café. Tuturan tersebut menceritakan kenangan

seorang perempuan bersama laki-lakinya bernama Bram. Berdasarkan hal tersebut,

data –nya dalam kata kepalanya merupakan bentuk deiksis persona ketiga tunggal

karena mengacu pada objek pembicaraan tersebut, yaitu kepala bram. Data –ku

merupakan bentuk deiksis persona pertama yang mengacu pada penutur yaitu seroang

lelaki bersandar di bahu seorang perempuan tersebut.

(94) “Barangkali selama ini kau memang keliru” (PKH188)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona kedua yaitu, kau. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Vika, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu Ren. Tuturan tersebut menjelaskan rasa penasaran Vika tentang

cerita Ren yang sama sekali tak masuk akal. Berdasarkan hal tersebut, data kau

merupakan bentuk deiksis persona kedua tunggal karena mengacu pada mitra tutur

yaitu Ren.

(95) “Bila kau memang penasaran, kenapa tak kau cari tahu saja
kebenarannya? Ini kota kecil, dengan mudah kita mencari
tahu siapa perempuan itu. Sejak kapan ia mengenal Bram
dan seterusnya….” (PKH190)
99

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona kedua tunggal, deiksis persona pertama jamak dan deiksis

persona ketiga tunggal yaitu, kau,kita, dan ia. Pada tuturan tersebut terdapat penutur

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Vika, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu Ren. Tuturan tersebut menjelaskan tentang rasa

penasaran Ren yang ingin mencari tau keberadaan seeorang perempuan yang

bmemiliki kenangan dengan Bram. Berdasarkan hal tersebut, data kau merupakan

bentuk deiksis persona kedua tunggal karena mengacu pada mitra tutur yaitu Ren.

Data kita merupakan bentuk deiksis persona pertama jamak karena mengacu pada

penutur dan mitra tutur yaitu Vika dan Ren. Data ia merupakan bentuk deiksis

persona ketiga arena menunjuk orang ketiga dalam tuturan tersebut yaitu seorang

perempuan yang memiliki kenangan dengan Bram.

(96) “Oke, kalau kau tak mau, biar aku yang mencari tahu.”
(PKH190)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona kedua tunggal dan bentuk deiksis persona pertama tunggal

yaitu kau dan aku. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur

dalam tuturan tersebut yaitu Vika, sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu

Ren. Berdasarkan hal tersebut, data kau merupakan bentuk deiksis persona kedua

tunggal karena mengacu pada mitra tutur yaitu Ren. Data aku merupakan bentuk

deiksis persona pertama tu7nggal yang mengacu pada penutur yaitu Vika.

(97) “Dia sama sekali tidak mengenal Bram, suaminya pekerja


tambang, mati karena ledakan gas. Tubuhnya melepuh dan
gosong hingga ia tak berani melihat. Ia ingin mengenang
100

suaminya tidak dengan bayangan yang mengerikan seperti


itu. Lalu seorang datang memberi kenangan.” (PKH191)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona ketiga tunggal, yaitu dia, -Nya, dan ia. Pada tuturan tersebut

terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Vika,

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Ren. Berdasarkan hal tersebut,

data dia dan ia merupakan bentuk deiksis persona ketiga tunggal yang mengacu pada

objek pembicaraan tersebut yaitu seorang perempuan. Data –nya merupakan bentuk

deiksis persona ketiga tunggal yang mengacu pada objek pembicaraan, dalam tuturan

tersebut mengacun pada suami seorang perempuan. Data –nya pada kata tubuhnya

merupakan bentuk deiksis persona ketiga tunggal yang mengacu pada objek

pembicaraan yaitu Suami seorang perempuan.

(98) “Maksudmu?” (PKH191)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona kedua tunggal yaitu –mu. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Ren, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu Vika. Berdasarkan hal tersebut data –mu pada

tuturan tersebut merupakan bentuk deiksis persona kedua karena mengacu pada mitra

tutur yaitu Vika.

(99) “Sepertinya ada yang mengopi kenanganmu, kemudian


memberikan pada perempuan itu.” (PKH191)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona kedua tunggal yaitu –mu. Pada tuturan tersebut terdapat
101

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Vika, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu Ren. Berdasarkan hal tersebut data –mu pada

tuturan tersebut merupakan bentuk deiksis persona kedua karena mengacu pada mitra

tutur yaitu Ren.

(100) “Tapi monyet yang paling jelek pun masih lebih cakep dari
kamu.” (BPPH208)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona kedua jamak yaitu kamu. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu tetangga Otok,

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Otok. Berdasarkan hal tersebut

data kamu merupakan bentuk deiksis persona kedua tunggal karena mengacu pada

mitra tutur yaitu Otok.

(101) “Mestinya tadi kamu akting, terguling-guling atau bilang


kamu patah. Kita bisa peras yang nabrak kamu itu, besok
lagi, kalau kamu ketabrak, bilang kami!” (BPPH212)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan data tersebut merupakan

bentuk deiksis persona kedua tunggal dan deiksis persona pertama jamak, yaitu

kamu,kita, dan kami. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur

dalam tuturan tersebut yaitu pemimpin preman dan anggota preman. Mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu Otok. Berdasarkan hal tersebut data kamu merupakan

bentuk deiksis persona kedua tunggal karena mengacu pada mitra tutur yaitu Otok.

Data kita merupakan bentuk deiksis persona pertama jamak yang mengacu pada

penutur dan mitra tutur yaitu seorang preman dan Otok. Data kami merupakan bentuk
102

deiksis persona pertama jamak karena mengacu penutur yang lebih dari satu orang

yaitu seroang pemimpin preman bersama anggotanya yang lain.

(102) “Kalau ketahuan itu bukan darah, kita bisa kena pasal 310.”
(BPPH215)

Deiksis persona pertama yang terdapat pada penggalan data tersebut

merupakan bentuk deiksis persona pertama jamak yaitu kita. Pada tuturan tersebut

terdapat penutur dan juga mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seroang

pemimpin preman, sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu anggota

preman-preman. Berdasarkan hal tersebut, data kita merupakan bentuk deiksis

persona pertama yang mengacu pada penutur dan mitra tutur yaitu seroang pemimpin

preman bersama anggota preman yang lain.

(103) “Iya. Maksud saya, nama baik kita sebagai penipu akan
tercemarkan.” (BPPH215)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama tunggal dan jamak yaitu saya dan kita. Pada tuturan

tersebut terdapat penutur dan juga mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu

seroang pemimpin preman, sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu

anggota preman-preman. Berdasarkan hal tersebut, data saya pada tuturan tersebut

merupakan bentuk deiksis persona pertama tunggal yang mengacu pada penutur yaitu

seorang pemimpin preman. Data kita merupakan bentuk deiksis persona pertama

yang mengacu pada penutur dan mitra tutur yaitu seroang pemimpin preman bersama

anggota preman yang lain.


103

(104) “Saya intruksikan agar kalian tidak melakuan hal-hal yang


konyol di luar bisnis kita. Jangan tergoda mengambil telepon
genggam, dompet, atau tas yang ada di mobil korban. Jangan
bikin kerusakan. Ingat, kita ini hanya melakukan sedikit
penipuan. Bukan maling atau perusuh,” (BPPH216)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama tunggal, deiksis persona kedua jamak, dan deiksis

persona pertama jamak yaitu saya,kalian dan kita. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan juga mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seroang pemimpin

preman, sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu anggota preman-preman.

Berdasarkan hal tersebut, data saya pada tuturan tersebut merupakan bentuk deiksis

persona pertama tunggal yang mengacu pada penutur yaitu seorang pemimpin

preman. Data kalian merupakan bentuk deiksis persona kedua jamak yang mengacu

pada mitra tutur yang lebih dari satu orang yaitu anggota preman. Data kita

merupakan bentuk deiksis persona pertama yang mengacu pada penutur dan mitra

tutur yaitu seroang pemimpin preman bersama anggota preman yang lain.

(105) “Kamu ini pemimpin preman atau pemimpin partai politik?”


(BPPH216)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona kedua yaitu kamu. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang anggota preman, sedangkan

mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu pemimpin preman. Berdasarkan hal tersbeut,

data kamu merupakan bentuk deiksis persona kedua tunggal karena mengacu pada

mitra tutur yaitu pemimpin preman.


104

(106) “Lho, meskipun kita ini hanya kelompok preman, kita tidak
boleh seperti partai politik. Politisi boleh seperti preman, tapi
kita tidak boleh meniru politisi.” (BPPH219)

Deiksis persona pertama yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

merupakan bentuk deiksis persona pertama jamak yaitu kita. Pada tuturan tersebut

terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seroang

pemimpin preman, sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu anggota

preman. Beradasarkan hal tersebut, data kita merupakan bentuk deiksis persona

pertama tunggal yang mengacu pada penutur dan mitra tutur yaitu seroang pemimpin

preman dan anggotanya.

(107) “Beruntunglah kamu punya wajah jelek, karena sangat


potensial untuk bisa dihina. Kamu bisa mendapatkan uang
lebih banyak dengan wajah jelekmu itu.” (BPPH218)

Deikis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona kedua tunggal yaitu kamu dan –mu. Pada tuturan tersebut

terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang polisi,

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Otok. Tuturan tersebut terjadi di

ruang kantor polisi, tuturan tersebut menjelaskan seorang polisi yang ingin mmebuat

bisni dengan Otok untuk melaporkan orang-orang yang menghinanya. Berdasarkan

hal tersebut, data kamu dan –mu merupakan bentuk deiksis persona kedua yang

mengacu pada mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Otok.

(108) “Ketika menunggu di kantor polisi. Rasanya seperti


mendengar suara malaikat maut yang sedang mengabsen
namaku agar antre.” (BPPH219)

Deiksis persona yang terdapat pad apenggalan data tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama tunggal yaitu –ku. Pada tuturan tersebut terdapat
105

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Kang Oji, sedangkan

mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Polisi. Tuturan tersebut terjadi di sebuah

kantor polisi. Tuturan tersebut menceritakan tentang Berdasarkan hal tersebut, data –

ku merupakan bentuk deiksis persona pertama yang mengacu pada penutur, yaitu

Kang Oji.

(109) “Saya hanya melaksanakan kewajiban hukum untuk


mendampingi dan membela Otok, yang selama ini menerima
perlakuan teror yang begitu mengerikan, sehingga hidupnya
tak pernah tenang karena berbagai cemoohan, hinaan di luar
batas perikemanusiaan, makian, dan ujaran permusuhan yang
diterima bertahun-tahun.” (BPPH220)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama tunggal yaitu saya. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mjitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu pengacara, sedangkan

mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Kang Oji. Tuturan tersebut terjadi di sebuah

ruang kantor polisi. Berdasarkan hal tersebut, data saya merupakan bentuk deiksis

persona pertama tunggal yang mengacu pada mitra tutur yaitu seorang pengacara.

(110) “Wah kamu cakep banget hari ini, seperti pangeran Arab.”
(BPPH221)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona kedua tunggal yaitu kamu. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu tetangga otok,

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Otok. Tuturan tersebut terjadi di

spinggir jalan saat siang hari. Berdasarkan hal tersebut, data kamu merupakan bentuk

deiksis persona kedua tunggal yang mengacu pada mitra tutur yaitu Otok.
106

(111) “Besok kamu ikut, kamu bereskan saja secepatnya. Kita


berangkat ke pantai menggunakan pesawat jet pribadi.”
(KCBH226)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona kedua tunggal dan deiksis persona pertama jamak, yaitu kamu

dan kita. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam

tuturan tersebut yaitu seorang bos, sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu

sekretaris. Berdasarkan hal tersebut, data kamu merupakan bentuk deiksis persona

kedua karena mengacu pada mitra tutur yaitu orang kedua dalam tuturan tersebut

yaitu seorang sekretaris. Data kita merupakan bentuk deiksis persona pertama jamak

karena mengacu penutur dan mitra tutur yaitu bos dan sekretarisnya.

(112) “Kamu nggak marah kan, Babe? Ini mendadak banget. Aku
harus ikut rombongan Menteri Perdagangan. Makanya besok
aku nggak mungkin ikut kamu. Kita atur lagi deh. Bener kan,
kamu nggak marah? Makasih Babe.” (KCBH228)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona kedua tunggal, deiksis persona pertama tunggal dan deiksis

persona pertama jamak yaitu kamu, aku, dan kita. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang sekretaris,

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu kekasihnya. Berdasarka hal

tersebut, data kamu merupakan bentuk deiksis persona kedua tunggal yang mengacu

pada mitra tutur dalam tuturan tersbeut yaitu kekasihnya. Data aku merupakan bentuk

deiksis persona pertama yang mengacu pada penutur yaitu seorang sekretaris. Data

kita merupakan bentuk deiksis persona pertama jamak karena mengacu pada penutur

dan mitra tutur yaitu sekretaris dan kekasihnya.


107

(113) “Besok saya nggak jadi diving sama teman-teman, jadi bisa
pergi sama Tante. Saya juga udah kangen banget sama
Tante.” (KCBH229)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersbeut merupakan

bentuk deiksis persona pertama yaitu saya. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang pemuda, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang tante. Berdasarkan hal tersebut, data saya

merupakan bentuk deiksis persona pertama tunggal yang mengacu pada penutur yaitu

seorang pemuda.

(114) “Mama nggak bisa datang, tapi mama bisa beliin tas itu.
Kamu bisa merayakan dengan kawan-kawanmu. Kalau ada
mama, nanti teman-temanmu malah rikuh. Iya mama pasti
beliin tas itu.” (KCBH230)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona kedua tunggal yaitu kamu dan –mu. Pada tuturan tersbeut

terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu mama dari

seorang anak muda, sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu anak

permepuan. Tuturan tersebut menjelaskan bahwa mamanya tidak dapat menghadiri

acara anak perempuannya. Berdasarkan hal tersebut, data kamu merupakan bentuk

deiksis persona kedua tunggal yang mengacu pad amitra tutur dalam tuturan tersebut

yaitu anak perempuannya. Data –mu merupakan bentuk deiksis persona kedua

tunggal yang mengacu pada mitra tutur, dalam tuturan tersebuta yaitu mengacu pada

teman-teman anak perempuannya.

(115) “Bener loh om, mumpung mama nggak jadi. Besok setelah
ama temen-temen. Saya pasti nemuin om. Pokonya saya
kepingin hanya berdua sama om.” (KCBH232)
108

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebt merupakan

bentuk deiksis persona pertama tunggal yaitu saya. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang gadis,

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang hakim. Berdasarkan hal

tersebut, data saya merupakan bentuk deiksis persona pertama tunggal yang mengacu

pada penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang gadis.

(116) “Besok kau ada waktu?” (KCBH234)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona kedua jamak yaitu, kau. Pada tuturan tersebut terdapat penutur

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang istri hakim, sedangkan

mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang bos. Berdasarkan data tersebut, data

kau dalam tuturan tersbebut merupakan bentuk deiksis persona kedua tunggal yang

mengacu pada mitra tutur yaitu seorang bos.

(117) “Kita harus ketemu” (KCBH234)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama jamak yaitu, kita. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang istri hakim,

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang bos. Berdasarkan data

tersebut, data kita merupakan bentuk deiksis persona pertama jamak, pada tuturan

tersebut mengacu pada penutur dan mitra tutur yaitu sorang istri hakim dan seorang

bos.
109

(118) “Minggu depan vonis akan diputuskan. Ada kurir yang mesti
saya temui. Tak bisa diwakilkan. Begini repotnya kalau
berurusan dengan hukum yang berengsek.” (KCBH235)

Deiksis persoan yang terdapat pada penggalan tuturan tersbeut merupakan

bentuk deiksis persoan pertama tunggal yaitu saya. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang bos, sedangkan

mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu sekretaris. Berdasarkan hal tersebut, data saya

merupakan bentuk deiksis persona jamak karena mengacu pada penutur yang

menunjuk dirinya sendiri, dalam tuturan tersebut yaitu seorang bos.

(119) “Kok kamu diam Babe? Nggak seneng ya aku bisa ikut
kamu? Apa kamu mau pergi sama yang lain ya?, yaudah,
besok aku ikut kamu. Aku sudah beli lingerie stripis dan
kostum suster kok.” (KCBH236)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona kedua tunggal dan deiksis persona pertama tunggal yaitu

kamu dan aku Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam

tuturan tersbeut yaitu seorang sekretaris, sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut

yaitu kekasihnya. Berdasarkan hal tersebut, data kamu merupakan bentuk deiksis

persona kedua tunggal yang mengacu pada mitra tutur dalam tuturan tersbeut yaitu

kekasihnya. Data aku merupakan bentuk deiksis persona pertama yang mengacu pada

penutur yaitu seorang sekretaris.

(120) “Itu saat saya umur 20 tahun. Basiyo 3 tahun lebih muda dari
saya. Saya bisa memahami kemarahannya. Siapa yang akan
sanggup terus-menerus dihantui bayangan orang yang begitu
dicinta dalam keadaan terhina seperti itu, ta berdaya, dan
berpelepotan tahi? Bisa saya bayangkan mimpi buruk dan
mengerikan yang mesti ditanggung setiap malam. Sungguh
saya sendiri tak sanggup mengingat itu. Saya selalu
menangis.” (OTBTSLH251)
110

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama tunggal dan deiksis persona ketiga tunggal yaitu, saya

dan -nya. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam

tuturan tersebut yaitu Mbah Ngabdul, sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut

adalah tetangga Basiyo. Tuturan tersebut terjadi di depan rumah mbah Ngabdul.

Tuturan terebut msnceritakan tentang masa lalu yang dialami mbah Ngabdul ketika

bersama Basiyo. Berdasarkan hal tersebut, data saya merupakan bentuk deiksis

persona pertama tunggal karena mengacu pada penutur, dalam tuturan tersebut yaitu

mbah Ngabdul. Data -nya merupakan bentuk deiksis persona ketiga tunggal yang

mengacu pada objek pembicaraan yang menunjuk persona, dalam tuturan tersebut

yaitu Basiyo.

(121) “Ketika saya merasa tak lagi punya apa-apa, saya selalu
diingatkan, semestinya tak perlu merasa kehilangan apa-apa
karena masih punya kebahagiaan. Meski sedikit. Beras bisa
habis. Tapi, kebahagiaan itu rezeki yang tak akan pernah
habis dinikamati.” (OTBTSLH253)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama tunggal, yaitu saya. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Suparmi istri Basiyo,

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu tetangganya. Tuturan tersebut

terjadi siang hari di depan rumah Suparmi. Tuturan tersebut menjelaskan betapa

baiknya suaminya itu. Berdasarkan hal tersebut, data saya merupakan bentuk deiksis

persona pertama tunggal karena mengacu pada penutur yaitu Suparmi.

(122) “Kalau keringatku bau perengus kecut ini, sebenarnya hanya


untuk membuktikkan, apakah kamu masih perhatian sama
111

aku. Kalau kamu masih mencium bauku, itu tandanya kamu


masih perhatian sama aku. Kan aku jadi senang. Makanya,
kalau kamu rajin mandi, kamu malah tidak punya
kesempatan memperhatikan aku. Kamu nanti marah, karena
menganggap aku tidak memberikan kesempatan kamu untuk
memperhatikanku.” (OTBTSLH253)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama tunggal dan deiksis persona kedua tunggal yaitu -ku,

kamu, dan aku. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam

tuturan tersebut yaitu Basiyo, sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu

Suparmi. Berdasarkan hal tersebut, data -ku dalam kata keringatku merupakan bentuk

deiksis persona pertama yang mengacu pada penutur, dalam tuturan tersebut memiliki

arti keringat Basiyo. Data kamu merupakan bentuk deiksis persona kedua yang

mengacu pada mitra tutur, dalam tuturan tersebut yang menjadi mitra tutur yaitu

Suparmi istrinya. Data aku merupakan bentuk deiksis persona pertama tunggal yang

mengacu pada penutur dalam tuturan tersebut yaitu Basiyo.

(123) “Kamu kan tahu sendiri, nggak mungkin aku sama sinden.
Aku dan sinden itu beda keyakinan! Aku yakin mau,
sementara dia yakin tidak mau.” (OTBTSLH256)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona kedua tunggal, deiksis persona pertama tunggal, dan deiksis

persona ketiga tunggal yaitu, kamu, aku, dan dia. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Basiyo, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu Suparmi. Tuturan tersebut menceritakan tentang

kecemburuan Suparmi pada seorang Sinden. Berdasarkan hal tersebut, data kamu

merupakan bentuk deiksis persona kedua tunggal karena mengacu pada mitra tutur
112

yaitu Suparmi. Data aku merupakan bentuk deiksis persona pertama tunggal yang

mengacu pada penutur yaitu Basiyo. Data dia merupakan bentuk deiksis persona

ketiga tunggal yang mengacu pada objek pembicaraan tersebut yaitu seorang Sinden

yang membuat Suparmi cemburu.

(124) “Mbelegedesss… terserah, mau ngomong apa pun aku tak


percaya.” (OTBTSLH256)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama tunggal yaitu, aku. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Suparmi istri Basiyo,

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Basiyo. Berdasarkan hal tersebut,

data aku merupakan bentuk deiksis persona pertama tunggal yang mengacu pada

penutur, dalam tuturan tersebut mengacu pada Suparmi istri Basiyo.

(125) “Yang jelas saya tidak ingin sepeda, Pak. Biar saya yang
kasih tebak-tebakan buat bapak. Nanti kalau berhasil
menebak, saya kasih sepeda. Bukan sepeda ontel. Sepeda
roda tiga, Pak. lumayan buat cucu Bapak.” (OTBTSLH264)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona tunggal yaitu saya. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Basiyo, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu Pak Presiden. Tuturan tersebut terjadi di sebuah istana presiden,

karena Basiyo mendapatkan penghargaan bintang Mahaputera. Berdasarakan hal

tersebut, data saya merupakan bentuk deiksis persona pertama tunggal yang mengacu

pada penutur, penutur dalam tuturan tersebut yaitu Basiyo.

(126) “Mungkin Pak Basiyo bisa cerita, kenapa Pak Basiyo tak bisa
tertawa dan sedih lagi. Pak Basiyo mendapatkan kehormatan
113

Bintang Maha Putera Utama karena Pak Basiyo rakyat yang


patut di contoh. Rakyat teladan. Rakyat yang baik karena tak
lagi bisa sedih dengan segala macam penderitaan. Kalau
semua rakyat di negeri ini seperti Pak Basiyo, pasti negara
kita cepat maju. Jelaskan kenapa, Pak Basiyo tak bisa
tertawa lagi?” (OTBTSLH265)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama jamak yaitu kita. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Pak Presiden,

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Basiyo. Tuturan tersebut terjadi di

istana presiden, tuturan tersebut di tuturkan di sebuah panggung saat Basiyo

menerima penghargaan Bintang Mahaputera Utama. Berdasarkan hal tersebut, data

kita merupakan bentuk deiksis persona pertama jamak karena mengacu pada penutur

dan mitra tutur, dalam tuturan tersebut yaitu Pak Presiden dan Basiyo.

(127) “Coba kalau nanti benar-benar mati jadi pahlawan, pasti


nggak mau kenal sama kita. Dasar orang aneh. Pura-pura
saja suka perhatian, nggak ingin dapat pujian. Dasar pelawak
tolol sok.” (OTBTSLH266)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis persona pertama tunggal yaitu kita. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu tetangga Basiyo,

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu temannya. Berdasarkan hal

tersebut, data kita merupakan bentuk deiksis persona pertama jamak karena mengacu

pada penutur dan mitra tutur, dalam tuturan tersebut yaitu tetangga Basiyo dan

temannya.
114

2. Deiksis Ruang atau Tempat

Deiksis ruang atau tempat adalah pemberian bentuk kepada tempat atau lokasi

yang bergantung kepada kedudukan penutur dan mitra tutur dalam sebuah tuturan.

Pada penelitian ini terdapat beberapa bentuk deiksis ruang atau tempat. Berikut akan

diuraikan satu per satu bentuk deiksis ruang pada kumpulan cerpen Lelucon Para

Koruptor karya Agus Noor.

(128) “Sidang bisa dilanjutkan, karena ini bukan menyangkut


dakwaan. Kita hanya ingin meminta kesaksian secara
terbuka.” (SMH21)

Deiksis ruang yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut yaitu ini. Pada

tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu

saudara jaksa, sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang hakim.

Tuturan tersebut terjadi di sebuah ruangan sidang pada saat siang hari. Berdadarkan

hal tersebut, data ini merupakan bentuk deiksis ruang karena mengacu pada situasi

tuturan tersebut terjadi yaitu persidangan yang sedang berlangsung.

(129) “Tidak penting apa pendapatnya, sidang ini hanya ingin tahu
kesaksiannya.” (SMH22)

Deiksis ruang yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis ruang yaitu ini. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur.

Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang hakim dalam persidangan, sedangkan

mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu saudara Saksi Mata. Tuturan tersebut terjadi

di dalam ruangan sidang dan sedang berlangsung proses persidangan tentang

kematian jenderal Ortega. Berdasarkan hal tersebut, data ini merupakan bentuk
115

deiksis ruang karena mengacu pada lokasi tuturan berlangsung yaitu berada di sebuah

ruangan persidangan.

(130) “Saudara Saksi Mata, sekali lagi kami peringatkan, jangan


membuat gaduh pengadilan. Makin kamu sering
menggonggong, hanya membuktikan kekuatanmu.”
(SMH22)

Deiksis ruang atau tempat pada penggalan tuturan tersebut merupakan bentuk

deiksis ruang atau tempat yaitu pengadilan. Pada penggalan tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang hakim,

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu saudara Saksi Mata. Tuturan

tersebut terjadi sidang hari di sebuah ruang sidang. Tuturan tersebut terjadi pada saat

persidangan berlangsung yaitu tentang kasus kematian Jendera Ortega. Berdasarkan

hal tersebut, data pengadilan merupakan bentuk deiksis ruang atau tempat karena

mengacu pada saat tuturan di ujarkan yaitu di pengadilan.

(131) “Karena itulah saya perintahkan saudara Saksi Mata tak


terlalu sering menggonggong di ruang sidang ini, paham?”
(SMH22)

Deiksis ruang yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis ruang yaitu di ruang sidang ini. Pada tuturan tersebut terdapat penutur

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang hakim, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu Saudara Saksi Mata. Tuturan tersebut terjadi siang

hari di ruanh persidangan yang membahas tentang kasus kematian Jenderal Ortega.

Berdasatkan hal tersebut, data di ruang sidang ini merupakan bentuk deiksis ruang

karena menunjuk tempat lokasi tuturan di ujarkan yaitu berada di ruang persidangan.
116

(132) “Kami ingin mendengar pendapat para ahli yang terhormat,


agar kami yakin dengan kesaksian yang akan disampaikan
Saksi Mata dalam persidangan ini.” (SMH23)

Deiksis ruang yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis ruang yaitu persidangan ini. Pada tuturan tersebut terdapat penutur

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang hakim, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu Saudara Saksi Mata. Tuturan tersebut terjadi siang

hari di ruanh persidangan yang membahas tentang kasus kematian Jenderal Ortega.

Berdasatkan hal tersebut, data persidangan ini merupakan bentuk deiksis ruang

karena menunjuk tempat lokasi tuturan di ujarkan yaitu berada di ruang persidangan.

(133) “Karena pada prinsip, seluruh ekspresi Saksi Mata adalah


tanda, yang mengandung makna komunikasi. Bahkan tinggi
rendah keras kecilnya suara ketika ia menggonggong adalah
komunikasi. Dalam konteks semiotika inilah, saya yakin,
saksi mata mengerti kenapa ia menjadi saksi kunci dalam
persidangan ini.” (SMH26)

Deiksis ruang yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis ruang yaitu persidangan ini. Pada tuturan tersebut terdapat penutur

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu ahli psikologi dan semiotika,

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Saudara Saksi Mata. Tuturan

tersebut terjadi siang hari di ruang persidangan yang membahas tentang kasus

kematian Jenderal Ortega. Berdasatkan hal tersebut, data persidangan ini merupakan

bentuk deiksis ruang karena menunjuk tempat lokasi tuturan di ujarkan yaitu berada

di ruang persidangan.

(134) “Menganggapnya sebagai kambing hitam saja sudah


merupakan penghinaan bagi dirinya, karena Saksi Mata
bukan kambing, melainkan anjing. Anjing yang harus
menghormati hak-hak keanjingannya. Pengadilan ini tak
117

lebih pertunjukkan topeng monyet, dan anjing itu hanyalah


korban persekongkolan jahat.” (SMH29)

Deiksis ruang yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis ruang yaitu persidangan ini. Pada tuturan tersebut terdapat penutur

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu ahli psikologi dan semiotika,

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Saudara Saksi Mata. Tuturan

tersebut terjadi siang hari di ruang persidangan yang membahas tentang kasus

kematian Jenderal Ortega. Berdasatkan hal tersebut, data persidangan ini merupakan

bentuk deiksis ruang karena menunjuk tempat lokasi tuturan di ujarkan yaitu berada

di ruang persidangan.

(135) “Biasanya sih, rata-rata, warga di sini memilih paket


sedarhana ini. Harga-harganya masih terjangkau. Kapur
barus, kembang, daun pandan, itu satu paket. Malah nanti
dapat gratis minyak wangi cap Duyung. Jenis-jenis kain
kafannya juga bisa Ibu pilih sendiri. Saya kira kalau ambil
paket setengah harga yang ini juga menarik. Di situ, tertulis
jenis kain kafannya memang tak terlalu halus, tapi ya tidak
terlalu kasar amat. Juga nisannya, tidak dari batu, tapi dari
kayu. Nisan kayu malah lebih banyak pilihan. Mau dari kayu
apa? Mahoni, nangka atau randu? Tapi kalau nisanya dari
kayu randu nanti cepat lapuk, Bu. Saya sarankan cukup kayu
mahoni saja. Ini hanya saran lho, ya. Siapa tau Ibu malah
pinginnya nisan kayu jati, kita memang harus memberi yang
terbaik pada yang mati apalagi almarhum suami Ibu ini kan
penyair. Kita harus memakamkannya secara layak. Apa kata
dunia kalau penyair hebat seperti suami Ibu dimakamkan
dengan upacara yang biasa-biasa saja? Makannya, Bu, saya
sarankan lebih baik Ibu ambil paket kematian yang premium
ini, biar prosesi pemakamannya megah begitu…”
(MSSPH41)

Deiksis ruang atau tempat yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

merupakan bentuk deiksis ruang yaitu di sini dan di situ. Pada tuturan tersebut

terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Pak Rt,
118

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Ibu Sipon istri sang penyair.

Tuturan tersebut terjadi di depan rumah ibu Sipon, tuturan tersebut menceritakan

tentang paket-paket kematian yang ditawarkan pak Rt untuk mengurus kematian

suaminya. Berdasrakan hal tersebut, data di sini merupakan bentuk deiksis ruang atau

tempat, pada tuturan tersebut menunju lokasi tuturan terjadi yaitu warga yang berada

di dekat rumah Sipon akan memilih paket kematian yang lumayan mahal. Data di situ

merupakan bentuk deiksis ruang atau tempat, pada tuturan tersebut menunjuk letak

macam-macam paket yang berada di daftar paket kematian.

(136) “Ibu nggak usah bingung begitu. Saya ini kan ya hanya
membantu, agar Ibu tidak repot. Kalau perlu, Ibu tinggal
duduk tenang menikmati kesedihan. Biar semua ini nanti
saya dan warga yang urus. Kebetulan ada warga sini yang
punya event organizer pemakaman. Ibu tinggal siapkan dana,
semua beres. Oh ya, kalau Ibu mau warga di sini yang mau
mengurukan pemakamannya ya tak apa-apa, biasanya
mereka dapat lima puluh ribu per orang ibu butuh berapa
orang? Serahkan saja duitnya sama saya. Biar saya yang
bantu bagikan pada mereka. Kalau duitnya dikasih orang lain
nanti malah di korupsi. Bagaimana Bu? Ibu mau pilih paket
kematian yang mana?” (MSSPH42)

Deiksis ruang yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis ruang yaitu sini dan di sini. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Pak Rt, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu Ibu Sipon istri sang penyair. Tuturan tersebut terjadi di depan

rumah ibu Sipon, tuturan tersebut menceritakan tentang paket-paket kematian yang

ditawarkan pak Rt untuk mengurus kematian suaminya. Berdasarkan hal tersebut,

data sini dan di sini merupakan bentuk deiksis ruang atau tempat karena menyatakan
119

lokasi tuturan tersebut terjadi yaitu berada di sekitar rumah ibu Sipon atau kampung

yang ibu Sipom tinggali.

(137) “Bagaimana bu? Mau dimakamkan jam berapa? Baiknya


cepetan. Jangan sampai menginap, tidak baik. Saya sudah
siapkan orang-orang buat memandikan. Tapi ya itu, Bu,
mohon kepastian lebih dulu., kira-kira ibu ada dana berapa
buat mereka. Ya seikhlasnya saja. Ini saya hanya
menyampaikan saja lho ya. Tapi ya memang sudah kebiasaan
di sini. Ibu tahu sendiri. Ongkos orang mati memang tidak
sedikit. Sekarang ini, kalau tidak ada duit, ya jarang mau
datang membantu. Semakin banyak yang datang semakin
banyak yang mendoakan, itu semakin baik buat almarhum.
Biar husnul khotimah.” (MSSPH43)

Deiksis ruang yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis ruang yaitu, di sini. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Pak Rt, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu Ibu Sipon istri sang penyair. Tuturan tersebut terjadi di depan

rumah ibu Sipon, tuturan tersebut menceritakan tentang paket-paket kematian yang

ditawarkan pak Rt untuk mengurus kematian suaminya. Berdasarkan hal tersebut,

data di sini merupakan bentuk deiksis ruang atau tempat karena menyatakan lokasi

tuturan tersebut terjadi yaitu berada di sekitar rumah ibu Sipon atau kampung yang

ibu Sipon tinggali.

(138) “Daripada terus keluyuran begitu, kan lebih baik


memperbanyak ibadah.” (MSSPH52)

Deiksis ruang yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis ruang begitu. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur.

Penutur dalam tuturan tersebut yaitu tetangga roh penyair, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu temannya. Tuturan tersebut terjadi di sebuah pos ronda.
120

Tuturan tersebut menceritakan keadaan roh penyair yang kebingungan sehingga

selalu keluyuran di kampung itu. Berdasarkan hal tersebut, data begitu merupakan

bentuk deiksis ruang atau tempat karena mengacu pada letak tuturan terjadi yaitu

mitra tutur berjalan mondar-mandir di sekitar pos ronda.

(139) “Sini, pastilah kematian lebih asyik bila dinikmati


sambil ngopi.” (MSSPH52)
Deiksis ruang atau tempat yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

merupakan bentuk deiksis ruang yaitu sini. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu tetangga roh penyair, sedangkan

mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu temannya. Tuturan tersebut terjadi di sebuah

pos ronda. Tuturan tersebut menjelaskan seseorang tetangganya menyapa roh penyair

untuk bergabung nongkrong ke pos ronda. Berdasarkan hal tersebut, data sini

merupakan bentuk deiksis ruang atau tempat karena mengacu pada letak tuturan

tersebut sedang terjadi yaitu berada di sebuah pos ronda. Pada tuturan tersebut data

sini merupakan letak tuturan terjadi dekat dengan penutur, atau lokasi tuturan sama

pada saat yang dituturkan.

(140) “Korupsi itu bukan soal adanya kesempatan, melainkan soal


giliran. Pada akhirnya semua akan korupsi. Membenci
koruptor hanya akan menghabiskan energi bangsa ini. Lebih
baik kita mulai memikirkan cara terbaik, bagaimana agar
keahlian dan kepintaran kita dalam korupsi ini menjadi ke
unggulan bangsa.” (KKTH73)

Deiksis ruang yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis ruang yaitu bangsa ini. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang politisi, sedangkan mitra
121

tutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang wartawan. Tuturan tersebut menjelaskan

tentang korupsi yang kian merajalela di negara tersebut. Berdasarkan hal tersebut data

bangsa ini merupakan bentuk deiksis ruang yang mengacu pada letak tuturan tersebut

terjadi yaitu berada di sebuah negara yang banyak koruptor.

(141) “Saya, dengan penuh kesadaran, memilih sel ini.” (KKTH76)

Deiksis ruang yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis ruang atau tempat yaitu ini. Pada penggalan tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang koruptor,

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang wartawan. Tuturan

tersebut terjadi di sebuah sel tahanan yang dihuni oleh seorang koruptor. Berdasarkan

hal tersebut, data ini merupakan bentuk deiksis ruang karena mengacu pada sel

tahanan yang merupakan letak tuturan tersebut terjadi yaitu di sebuah sel tahanan.

(142) “Mereka sudah menyiapkan sel besar, dengan perabot


lengkap, kulkas dan televisi, tapi saya menolak. Saya tak
seperti koruptor lain yang manja, yang di penjara pun ingin
menikmati fasilitas mewah. Sel sempit ini justru membuat
saya bersyukur, karena saya bisa jadi merenung. Lihatlah sel
ini mirip gua.” (KKTH76)

Deiksis ruang yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis ruang atau tempat yaitu sel sempit ini. Pada penggalan tuturan tersebut

terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang

koruptor, sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang wartawan.

Tuturan tersebut terjadi di sebuah sel tahanan yang dihuni oleh seorang koruptor.

Berdasarkan hal tersebut, data sel sempit ini merupakan bentuk deiksis ruang karena
122

mengacu pada sel tahanan yang merupakan letak tuturan tersebut terjadi yaitu di

sebuah sel tahanan.

(143) “Kuharap kalian tak keberatan ia tinggal di sini. Ia diusir dari


surga…” (KTAH93)

Deiksis ruang yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis ruang yaitu di sini. Pada penggalan tuturan tersebut terdapat penutur

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu roh sang penyair, sedangkan

mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu hantu-hantu gentanyangan. Tuturan tersebut

terjadi malam hari di sebuah kuburan. Berdasarkan hal tersebut data di sini

merupakan bentuk deiksis ruang atau tempat yang mengacu dekat dengan penutur.

Pada tuturan tersebut data di sini mengacu pada tempat tuturan tersebut terjadi yaitu

berada di sebuah kuburan.

(144) “Benar-benar beruntung kita punya tetangga sebaik Pak Kor.


Meski kaya beliau tidak sombong. Ia masih mau
menyempatkan menengok kita yang melarat. Kalau semua
orang kaya di negeri ini sebaik pak Kor, pasti nggak ada
orang miskin kelaparan.” (KKTH98)

Deiksis ruang yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis ruang atau tempat yaitu ini. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sebleh sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu tetangganya. Berdasarkan hal tersebut, data ini merupakan

bentuk deiksis ruang atau tempat yang mengacu pada tuturan tersebut terjadi di

negara tempat penutur tinggal.

(145) “Ingat setelah banjir tahun lalu, siapa yang langsung


memperbaiki jalan di depan gang kita yang rusak penuh
genangan air? Pak Kor, kan! Tiap menjelang Lebaran rumah
123

Pak Kor juga terbuka buat kita, kita selalu diundang makan-
makan dan dapat pembagian beras, meskipun cuma beras
miskin. Tiap kampung kita ada acara, dari tujuh belasan
sampai perayaan Mauladan, Pak Kor juga selalu ngasih
sumbangan.” (KKTH106)

Deiksis ruang atau tempat yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

merupakan bentuk deiksis ruang yaitu jalan di depan gang dan kampung. Pada

tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu

Sebleh sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu tetangganya. Berdasarkan

hal tersebut data jalan di depan gang merupakan bentuk deiksis ruang atau tempat

karena menunjuk lokasi tuturan terjadi yaitu berada di sebuah gang. Data kampung

merupakan bentuk deiksis ruang atau tempat karena mengacu pada tempat sebuah

peristiwa tutur yaitu berada di sebuah pemukiman yang dihuni banyak warga.

(146) “Percayalah, penjara bukanlah tempat yang menyeramkan


bagi koruptor.” (LPKH120)

Deiksis ruang atau tempat yang terdapat pada pengggalan tuturan tersebut

merupakan bentuk deiksis ruang yaitu penjara. Pada tuturan tersebut terdapat penutur

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang pengacara yang

menangani sebuah kasus, sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Otok.

Tuturan tersebut terjadi di sebuah penjara tempat Otok menjalani sebuah hukuman

karena terlibat kasus korupsi. Berdasarkan hal tersebut, data penjara merupakan

bentuk deiksis ruang atau tempat karena mengacu pada tempat tuturan tersebut terjadi

yaitu berada di sebuah penjara.

(147) “Kau bisa berkenalan dengan orang-orang terhormat di sini.


Kesempatan langka, yang mungkin tak akan bisa kau
dapatkan bila kau masih di luar sana.” Sarusi tersenyum
(LPKH122)
124

Deiksis ruang yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis ruang atau tempat yaitu di sini. Pada tuturan tersebut terdapat penutur

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sarusi, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu Otok. Tuturan tersebut terjadi di sebuah penjara tempat

Otok menjalani sebuah hukuman karena terlibat kasus korupsi. Berdasarkan hal

tersebut, data di sini merupakan bentuk deiksis ruang atau tempat karena mengacu

pada sebuah lokasi di tuturan tersebut yaitu berada di penjara.

(148) “Kamu pasti pernah dengar lelucon tentang pencuri motor,


yang begitu masuk penjara akan makin pintar. Ketika keluar,
ia tak lagi menjadi pencuri motor, tetapi pencuri mobil.
Pintar-pintarlah bergaul di sini, maka kamu akan makin
cerdas. Kalau sebelumnya kamu hanya mengambil ratusan
juta, begitu keluar, kamu akan tahu bagaimana caranya
menilap ratusan miliar. Anggap saja kamu sedang sekolah S2
atau S3 di sini dan nanti keluar sekaligus lulus dengan gelar
doktor humoris causa.” (LPKH12)

Deiksis ruang yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis ruang atau tempat yaitu di sini. Pada tuturan tersebut terdapat penutur

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sarusi, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu Otok. Tuturan tersebut terjadi di sebuah penjara tempat

Otok menjalani sebuah hukuman karena terlibat kasus korupsi. Berdasarkan hal

tersebut, data di sini merupakan bentuk deiksis ruang atau tempat karena mengacu

pada sebuah lokasi di tuturan tersebut yaitu berada di penjara.

(149) “Di sini, kita memang seperti pemimpin dan pejuang zaman
dulu, yang punya kesamaan nasib dan perjuangan.” Ujar
Sarusi (LPKH127)

Deiksis ruang yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis ruang atau tempat yaitu di sini. Pada tuturan tersebut terdapat penutur
125

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sarusi, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu Otok. Tuturan tersebut terjadi di sebuah penjara tempat

Otok menjalani sebuah hukuman karena terlibat kasus korupsi. Berdasarkan hal

tersebut data di sini merupakan bentuk deiksis ruang atau tempat karena mengacu

pada sebuah lokasi di tuturan tersebut yaitu berada di penjara.

(150) “Karena semua pemimpin masuk penjara ini.” (LPKH132)

Deiksis ruang yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis ruang yaitu penjara ini. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Pak Kasan, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu bang Handi. Tuturan tersebut terjadi di sebuah penjara

tempat Otok menjalani sebuah hukuman karena terlibat kasus korupsi. Berdasarkan

hal tersebut, data penjara ini merupakan bentuk deiksis ruang atau tempat karena

mengacu pada letak lokasi tuturan tersebut terjadi yaitu berada di sebuah penjara.

(151) “Berarti Pak Sugeng kurang gendut dong, makanya masuk ke


sini.” (LPKH133)

Deiksis ruang yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis ruang atau tempat yaitu ke sini. Pada tuturan tersebut terdapat penutur

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Mas Unas, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu teman-temannya yang berada dalam sel. Tuturan

tersebut terjadi di sebuah penjara tempat Otok menjalani sebuah hukuman karena

terlibat kasus korupsi. Berdasarkan hal tersebut, data ke sini merupakan bentuk

deiksis ruang atau tempat karena mengacu pada sebuah lokasi di tuturan tersebut

yaitu berada di penjara.


126

(152) “Emmm, dalam kasusmu, amu menutupi banyak fakta,


sehingga hanya kamu sendiri yang masuk penjara. Kamu
melindungi semua atasanmu yang terlibat. Oleh meraka yang
diselamatkanmu, kamu dianggap hebat. Tapi, bagi kawan-
kawan di sini, kamu hanyalah seorang pengecut. Karena tak
pernah berani menyebutkan nama-nama yang ikut korupsi
denganmu.” (LPKH138)

Deiksis ruang yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis ruang atau tempat yaitu di sini. Pada tuturan tersebut terdapat penutur

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sarusi, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu Otok. Tuturan tersebut terjadi di sebuah penjara tempat

Otok menjalani sebuah hukuman karena terlibat kasus korupsi. Berdasarkan hal

tersebut, data di sini merupakan bentuk deiksis ruang atau tempat karena mengacu

pada sebuah lokasi di tuturan tersebut yaitu berada di penjara.

(153) “Aku kenal orang miskin yang jadi pelawak. Bertahun-tahun


ia jadi pelawak, tapi tak pernah ada yang tersenyum
menyaksikannya di panggung. Baru ketika ia mati, semua
orang tertawa.” (POMBH142)

Deiksis ruang atau tempat yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

merupakan bentuk deiksis ruang yaitu di panggung. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu orang miskin,

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu temannya. Tuturan tersebut

menceritakan seorang pelawak yang di kenal oleh orang miskin tersebut. Berdasarkan

hal tersebut, data di panggung merupakan bentuk deiksis ruang yang menyatakan

lokasi sebuah kejadian yaitu ketika seorang pelawak melakukan aksinya di sebuah

panggung.

(154) “Tidak. Semua jadi pengemis di kampus itu.” (POMBH144)


127

Deiksis ruang atau tempat yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

merupakan bentuk deiksis ruang yaitu di kampus itu. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu orang miskin,

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu temannya. Tuturan tersebut

menjelaskan bahwa semua anak koleganya menjadi pengemis di sebuah kampus.

Berdasarkan hal tersebut, data di kampus itu merupakan bentuk deiksis ruang atau

tempat karena mengacu pada sebuah lokasi di tuturan tersebut yaitu di sebuah

kampus terdapat anak pengemis.

(155) “Kalau tetap miskin, malah banyak gunanya kn? Biar ada
yang terus berdesak-desakan dan saling injak stiap kali ada
pembagian beras dan sumbangan. Biar ada yang terus ditipu
setiap menjelang pemilu. Itulah sebabnya, kenapa di negeri
ini orang miskinterus dikembangkanbiakan dan
dibudidayakan.” (POMBH153)

Deiksis ruang atau tempat yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

merupakan bentuk deiksis ruang yaitu di negeri ini. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu orang miskin,

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu temannya. Tuturan tersebut

menjelaskan bahwa banyak orang miskin yang di tipu pada saat jelang pemilu dan

terjadi di sebuah negara yang berkembang. Berdasarkan hal tersebut, data di negeri

ini merupakan bentuk deiksis ruang atau tempat karena mengacu pada sebuah lokasi

di tuturan tersebut yaitu di sebuah negara yang banyak melakukan penipuan jelang

pemilu sehingga masih banyak orang miskin.

(156) “Saya sudah bilang ke kawan-kawan, biar saya saja yang


masuk penjara, tapi mereka tak mau. Saya yakin, mereka
128

semua sudah bersengkongkol hendak mengorbankan kamu.”


Sarmin menyalakan sebatang rokok." (DTPSMKHH164)

Deiksis ruang atau tempat yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

merupakan bentuk deiksis ruang yaitu penjara. Pada tuturan tersebut terdapat penutur

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sarmin, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu seorang politisi. Berdasarkan hal tersebut, data penjara

merupakan bentuk deiksis ruang atau tempat yang mengacu pada lokasi pada tuturan

tersebut yaitu sebuah penjara yang rencannya akan dihuni penutur tetapi tidak terjadi.

(157) “Kita bisa bertukar seperti. Biar jiwa kamu pindah sementara
ke tubuh saya. Jadi ketika nanti dipenjara, senbenarnya yang
dipenjara adalah saya. Karena jiwa kamu tetap bebas di
tubuh saya.” (DTPSMKHH165)

Deiksis ruang atau tempat yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

merupakan bentuk deiksis ruang yaitu di penjara. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sarmin, sedangkan

mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang politisi. Berdasarkan hal tersebut,

data di penjara merupakan bentuk deiksis ruang atau tempat yang mengacu pada

lokasi pada tuturan tersebut yaitu sebuah penjara yang rencannya akan dihuni penutur

tetapi tidak terjadi.

(158) “Aku hanya ingin sejenak menikmati kenangan di meja ini.


Semoga kau tak keberatan.” (PKH185)

Deiksis ruang yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis ruang yaitu di meja ini. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang perempuan, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu Ren. Tuturan tersebut terjadi pada sebuah meja
129

yang terletak dalam sebuah cafe. Berdasarkan hal tersebut, data ini merupakan

bentuk deiksis ruang atau tempat yang mengacu pada lokasi tersebut terjadi yaitu

berada di dekat meja yang berada dalam sebuah cafe.

(159) “Kau tahu, hanya dengan kenangan kita bisa menikmati


kembali kebahagiaan yang telah hilang. Karena itulah kita
suka merayakan kenangan. Lima tahun lalu, lelaki yang
kucintai melamarku di meja ini.” (PKH187)

Deiksis ruang yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis ruang yaitu di meja ini. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang perempuan, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu Ren. Tuturan tersebut terjadi pada sebuah meja

yang terletak dalam sebuah cafe. Berdasarkan hal tersebut, data di meja ini

merupakan bentuk deiksis ruang atau tempat yang mengacu pada lokasi tersebut

terjadi yaitu berada di dekat meja yang berada dalam sebuah cafe.

(160) “Aku yakin, kau datang ke sini juga ingin menikmati


kenanganmu bukan. Kau bisa menceritaan kenanganmu, bila
tak keberatan.” (PKH188)

Deiksis ruang atau tempat yang mengacu pada penggalam tuturan tersebut

merupakan bentuk deiksis ruang yaitu, ke sini. Pada tuturan tersebut terdapat penutur

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang perempuan, sedangkan

mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Ren. Tuturan tersebut terjadi pada sebuah

cafe. Berdasarkan hal tersebut, data ke sini merupakan bentuk deiksis ruang atau

tempat karena mengacu pada lokasi tuturan tersebut di tuturkan yaitu di sebuah cafe.

(161) “Ketika menunggu di kantor polisi. Rasanya seperti


mendengar suara malaikat maut yang sedang mengabsen
namaku agar antre.” (BPPH219)
130

Deiksis ruang yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis ruang yaitu di kantor polisi. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Kang Oji, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu polisi. Pada tuturan tersebut terjadi di sebuah ruang

kantor polisi. Berdasarkan hal tersebut, data di kantor polisi merupakan bentuk

deiksis ruang atau tempat karena mengacu pada lokasi tuturan tersebut terjadi yaitu

berada di ruang kantor polisi.

(162) “Besok kamu ikut, kamu bereskan saja secepatnya. Kita


berangkat ke pantai menggunakan pesawat jet pribadi.”
(KCBH226)

Deiksis ruang yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis ruang yaitu ke pantai. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang bos sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu seorang sekretaris. Berdasarkan hal tersebut data ke pantai

merupakan bentuk deiksis ruang atau tempat karena pada tuturan tersebut

menjelaskan letak tujuan tuturan yaitu pergi ke sebuah pantai.

(163) “Sudah saatnya memang, negeri ini mempunyai pahlawan


seorang pelawak.” (OTBTSLH263)

Deiksis ruang atau tempat yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

merupakan bentuk deiksis ruang yaitu negeri ini. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Cak Kartolo, sedangkan

mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu salah satu seorang temannya yang ikut

bersamanya. Berdasarkan hal tersebut, data negeri ini merupakan bentuk deiksis
131

ruang atau tempat karena pada tuturan tersebut mengacu pada lokasi negara yang

membutuhkan seorang pahlawan pelawak.

(164) “Mungkin Pak Basiyo bisa cerita, kenapa Pak Basiyo tak bisa
tertawa dan sedih lagi. Pak Basiyo mendapatkan kehormatan
Bintang Maha Putera Utama karena Pak Basiyo rakyat yang
patut di contoh. Rakyat teladan. Rakyat yang baik karena tak
lagi bisa sedih dengan segala macam penderitaan. Kalau
semua rakyat di negeri ini seperti Pak Basiyo, pasti negara
kita cepat maju. Jelaskan kenapa, Pak Basiyo tak bisa tertawa
lagi?” (OTBTSLH265)

Deiksis ruang atau tempat yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

merupakan bentuk deiksis ruang yaitu di negeri ini. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Pak presiden, sedangkan

mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Basiyo. Tuturan tersebut di ujarkan di istina

presiden pada saat Basiyo mengahadiri penghargaan bintang mahaputera.

Berdasarkan hal tersebut, data di negeri ini merupakan bentuk deiksis ruang atau

tempat karena pada tuturan tersebut yaitu menjelaskan rakyat di sebuah negara

tuturan tersebut di ujarkan.

3. Deiksis Waktu

Deiksis waktu adalah pengungkapan atau pemberian bentuk kepada atau titik

jarak waktu yang dipandang dari waktu sesuatu ungkapan dibuat. Pada penelitian ini

terdapat beberapa bentuk deiksis waktu. Berikut akan diuraikan satu persatu bentuk

deiksis ruang pada kumpulan cerpen Lelucon Para Koruptor karya Agus Noor.

(165) “Yang Mulia, bukankah ini berlebihan dan tak masuk akal,
kita menghadirkan Saksi Mata, sedangkan sampai saat ini
kita belum menemukan siapa terdakwanya?” (SMH21)
132

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu saat ini. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang pengacara, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu seorang hakim. Tuturan tersebut terjadi siang hari di

sebuah ruangan sidang yang membahas kasus kematian jenderal Ortega. Berdasarkan

hal tersebut, data saat ini merupakan bentuk deiksis waktu karena mengacu pada saat

waktu di tuturkan yaitu siang hari tersebu tpersidangan yang berlangsung belum juga

menemukan terdakwanya.

(166) “Ia memang terlihat sedikit gugup, terkesan ragu-ragu, tetapi


itu tidak menandakan kalau ia menyimpan kebohongan. Saya
telah mengenal banyak wajah yang begitu jujur, tapi rasanya
tak ada yang melebihi kejujuran saudara Saksi Mata saat
ini.” (SMH24)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu saat ini. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu ahli fisiognomi, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu seorang hakim. Tuturan tersebut terjadi siang hari di

sebuah ruangan sidang yang membahas kasus kematian jenderal Ortega. Berdasarkan

hal tersebut, data saat ini merupakan bentuk deiksis waktu karena mengacu pada saat

waktu di tuturkan yaitu siang hari. Data saat ini pada tuturan tersebut mengacu pada

waktu siang hari, saudara Saksi Mata masih menunjukkan kejujuran yang sangat

jujur, sehingga ahli fisiognomi sangat yakin bahwa saudara Saksi Mata tidak

berbohong.

(167) “Kalau ngerti kamu mati duluan begini, mana mungkin dulu
saya mau kawin sama kamu. Mestinya, kalau mau mati
133

bilang-bilang, biar ada persiapan, jangan mendadak begini,


bikin repot saja.” gerutu istrinya.(MSSPH36)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut yaitu dulu. Pada

tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu

Sipon istri sang penyair, sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu roh sang

penyair. Tuturan tersebut terjadi siang hari di rumah Sipon, tepatnya di sebuah kamar

yang biasanya di tempat sang penyair. Tuturan tersebut menjelaskan tentang

penyeselan Sipon yang telah menikah dengan sang penyair karena meninggalkan

Sipon terlebih dahulu. Berdasarkan hal tersebut data, dulu merupakan bentuk deiksis

waktu karena pada tuturan tersebut menjelaskan waktu tuturan yaitu masa lalu,

tuturan tersebut menjelaskan penyesalan Sipon terhadap masa lalu yang menikah

dengan suaminya yang sekarang.

(168) “Aku tak mau ketika puisi datang menemuiku, aku sedang
tertidur. Pastilah puisi kecewa kalau menjumpai penyair yang
setiap hari kerjanya hanya tidur.” (MSSPH38)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu setiap hari. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu roh sang penyair, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu Sipon istrinya. Tuturan tersebut terjadi di rumah

Sipon tepatnya di dalam kamar yang di tempati sang penyair. Tuturan tersebut

menjelaskan tentang aktivitas sang penyair yang hanya tidur saja. Berdasarkan hal

tersebut data setiap hari merupakan bentuk deiksis waktu karena pada tuturan

tersebut mengacu pada waktu yaitu akivitas yang dilakukan sang penyair yaitu hanya

tidur.
134

(169) “Biasanya sih, rata-rata, warga di sini memilih paket


sedarhana ini. Harga-harganya masih terjangkau. Kapur
barus, kembang, daun pandan, itu satu paket. Malah nanti
dapat gratis minyak wangi cap Duyung. Jenis-jenis kain
kafannya juga bisa Ibu pilih sendiri. Saya kira kalau ambil
paket setengah harga yang ini juga menarik. Di situ, tertulis
jenis kain kafannya memang tak terlalu halus, tapi ya tidak
terlalu kasar amat. Juga nisannya, tidak dari batu, tapi dari
kayu. Nisan kayu malah lebih banyak pilihan. Mau dari kayu
apa? Mahoni, nangka atau randu? Tapi kalau nisanya dari
kayu randu nanti cepat lapuk, Bu. Saya sarankan cukup kayu
mahoni saja. Ini hanya saran lho, ya. Siapa tau Ibu malah
pinginnya nisan kayu jati, kita memang harus memberi yang
terbaik pada yang mati apalagi almarhum suami Ibu ini kan
penyair. Kita harus memakamkannya secara layak. Apa kata
dunia kalau penyair hebat seperti suami Ibu dimakamkan
dengan upacara yang biasa-biasa saja? Makannya, Bu, saya
sarankan lebih baik Ibu ambil paket kematian yang premium
ini, biar prosesi pemakamannya megah begitu…”
(MSSPH41)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu nanti. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Pak Rt, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu ibu Sipon istri sang penyair. Tuturan tersebut terjadi di depan

rumah ibu Sipon. Tuturan tersebut menjelaskan tentang Pak Rt yang memaparkan

paket-paket kematian yang akan di terima ibu Sipon. Berdasarkan hal tersebut, data

nanti merupakan bentuk deiksis waktu karena pada tuturan tersebut menjelaskan

waktu kejadian yaitu apabila ibu Sipon memilih paket kematian akan mendapatkan

gratis minyak wangi cap duyun. Data nanti pada tuturan tersebut, merupakan bentuk

deiksis waktu karena pada tuturan tersebut menjelaskan waktu tuturan terjadi yaitu

apabila ibu Sipon memilih kayu randu akan cepat lapuk.

(170) “Ibu nggak usah bingung begitu. Saya ini kan ya hanya
membantu, agar Ibu tidak repot. Kalau perlu, Ibu tinggal
duduk tenang menikmati kesedihan. Biar semua ini nanti
135

saya dan warga yang urus. Kebetulan ada warga sini yang
punya event organizer pemakaman. Ibu tinggal siapkan dana,
semua beres. Oh ya, kalau Ibu mau warga di sini yang mau
mengurukan pemakamannya ya tak apa-apa, biasanya
mereka dapat lima puluh ribu per orang.ibu butuh berapa
orang? Serahkan saja duitnya sama saya. Biar saya yang
bantu bagikan pada mereka. Kalau duitnya dikasih orang lain
nanti malah di korupsi. Bagaimana Bu? Ibu mau pilih paket
kematian yang mana?" (MSSPH42)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu nanti. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Pak Rt, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu Ibu Sipon. Tuturan tersebut membahas tentang Pak Rt yang

memberikan pilihan kepada Ibu Sipon untuk segara memilih paket kematian yang

tersedia. Berdasarkan hal tersebut data nanti merupakan bentuk deiksis waktu karena

pada tuturan tersebut mengacu pada waktu kejadian tuturan yaitu apabila ibu Sipon

memilih paket kematian semua urusan kematian seperti memandikan akan di

kerjakan oleh warga. Data nanti pada kalimat terakhir merupakan bentuk deiksis

waktu karena pada tuturan tersebut megacu pada waktu terjadi tuturan yaitu apabila

hari itu uang tidak diberikan kepada pak Rt takutnya akan di korupsi.

(171) “Bagaimana bu? Mau dimakamkan jam berapa? Baiknya cepetan.


Jangan sampai menginap, tidak baik. Saya sudah siapkan orang-
orang buat memandikan. Tapi ya itu, Bu, mohon kepastian lebih
dulu, kira-kira ibu ada dana berapa buat mereka. Ya seikhlasnya
saja. Ini saya hanya menyampaikan saja lho ya. Tapi ya memang
sudah kebiasaan di sini. Ibu tahu sendiri. Ongkos orang mati
memang tidak sedikit. Sekarang ini, kalau tidak ada duit, ya jarang
mau datang membantu. Semakin banyak yang datang semakin
banyak yang mendoakan, itu semakin baik buat almarhum. Biar
husnul khotimah.” (MSSPH43)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

benttuk deiksis waktu yaitu dulu dan sekarang ini. Pada tuturan tersebut terdapat
136

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Pak Rt, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu ibu Sipon istri sang penyair. Tuturan tersebut

terjadi di depan rumah ibu Sipon. Tuturan tersebut menjelaskan tentang Pak Rt yang

memaksa ibu Sipon agar segera memilih paket kematian. Berdasarkan hal tersebut,

data dulu merupakan bentuk deiksis waktu karena pada tuturan tersebut menjelaskan

waktu kejadian yaitu ibu Sipon harus memilih paket terlebih dahulu agar segera

dilaksanakan proses pemandian. Data sekarang ini merupakan bentuk deiksis waktu

yang menjelaskan tentang waktu terjadinya tuturan yaitu tradisi yang terjadi pada

waktu apabila tidak ada duit maka tidak terlaksana.

(172) “Kalau kau memang penyair, ya nulislah puisi. Biar dapat


honor! Jangan hanya bengong seperti itu,” suara istrinya
meninggi. “Kalau sebulan kamu bisa menulis sepuluh puisi
saja, kan lumayan.” (MSSPH48)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu sebulan. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu ibu Sipon istri sang penyair, sedangkan

mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu roh sang penyair. Tuturan tersebut

menjelaskan tentang kemarahan ibu Sipon terhadap suaminya yang kerjaan hanya

bengong setiap hari. Berdasarkan hal tersebut, data sebulan merupakan bentu deiksis

waktu karena dalam tuturan tersebut menjelaskan lamanya waktu penyair menulis

puisi.

(173) “Coba dulu sering ikut nongkrong begini.” (MSSPH52)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut yaitu bentuk

deiksis waktu dulu. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur
137

dalam tuturan tersebut yaitu tetangga roh penyair, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut adalah temannya. Berdasarkan hal tersebut, data dulu merupakan

bentuk deiksis waktu karena pada tuturan tersebut mengungkapkan masa lalu roh

penyair yang tidak sering ikut nongkrong di pos ronda.

(174) “Bener? Nanti takut………….” (MSSPH56)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu nanti. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu roh sang penyair, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu anaknya makna dan kata. Tuturan tersebut menjelaskan

tentang perasaan makna dan kata apakah akan takut apabila di ceritrakan kisah hantu.

Berdasarkan hal tersebut data nanti merupakan bentuk deiksis waktu karena

menjelaskan waktu terjadinya tuturan setelah tuturan di ujarkan yaitu makna dan kata

akan takut apabila di ceritakan kisah hantu.

(175) “Dilanjutkan besok malam saja ya ceritanya." (MSSPH59)

Deiksis yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan bentuk

deiksis waktu yaitu besok malam. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu roh sang penyair, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu makna dan kata. Tuturan tersebut terjadi malam hari di

sebuah kamar. Berdasarkan hal tersebut, data besok malam merupakan bentuk deiksis

waktu karena pada tuturan tersebut menunjukkan waktu kejadian yaitu malam hari

dan karena sudah malam hari, cerita yang di sampaikan roh sang penyair dilanjutkan

hari esok yaitu setelah malam hari.


138

(176) “Mengakui semua ini justru membuat saya merasa lega,


daripada harus capai-capai membela diri. Saya tak akan
membantah. Kalaupun nanti harus ada yang dibantah,
biarlah itu menjadi tugas dan tanggung jawab para pengacara
saya. Karena memang untuk itulah mereka dibayar. Saya
akan berjuang bersama-sama kalian, seluruh rakyat, untuk
bahu-membahu memberantas korupsi. Jangan sampai kalian
ikut-ikut korupsi. Korupsi itu buruk! Yang baik ya yang tidak
ketahuan.” (KKTH72)

Deiksis yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan bentuk

deiksis waktu yaitu nanti. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur.

Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang koruptor, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu wartawan dan para demonstran. Tuturan tersebut terjadi di

depan pengadilan. Berdasarkan hal tersebut, data nanti merupakan bentuk deiksis

waktu karena mengacu pada waktu terjadinya setelah tuturan di ujarkan yaitu apabila

dalam persidangan akan ada yang dibantah maka akan menjadi tugas pengacara dari

seorang koruptor.

(177) “Sebagai mantan daripada koruptor yang baik, pertama-tama


izinkanlah daripada saya mengucapken daripada puja dan
puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, karena telah
memberiken daripada rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
sampai hari ini masih banyak dari kolega-kolega saya yang
bisa dengan tenang terus melaksanaken daripada korupsinya
secara baik dan tenang. Semoga dilempangakan jalannya,
dan di terima di sisi Tuhan.” (KKTH74)

Deiksis yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan bentuk

deiksis waktu yaitu sampai hari ini. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang koruptor, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu wartawan dan para demonstran. Tuturan tersebut terjadi

siang hari di depan pengadilan. Berdasarkan hal tersebut, data sampai hari ini

merupakan bentuk deiksis waktu karena mengacu pada waktu yaitu teman-temannya
139

yang korupsi masih melakukan korupsi di hari seorang koruptor di tangkap,

maksudnya adalah korupsi masih terus dilakukan ketika ia tertangkap.

(178) “Para koruptor sekarang ini begitu rakus, buas, dan tak
punya etika.” (KKTH77)

Deiksis yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan bentuk

deiksis waktu yaitu sekarang ini. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang koruptor, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu wartawan dan para demonstran. Tuturan tersebut terjadi

siang hari di depan pengadilan. Berdasarkan hal tersebut, data sekarang ini

merupakan bentuk deiksis waktu karena menyatakan waktu tuturan terjadi yaitu

tradisi yang dialami saat tuturan terjadi yaitu koruptor yang begitu rakus.

(179) "Ya, seni adiluhung. Korupsi itu perlu kehalusan budi.


Dengan alus mengambil sesuatu tanpa seorang pun tahu.
Mencuri, tapi yang dicuri tak pernah merasa kalau dirinya
dicuri. Jadi, sekali lagi, korupsi itu seni. Saya punya ilustrasi
untuk menggambarkan ini. Saya punya kolega, yang
memelihara burung kutilang. Saya heran, kenapa dia setiap
hari melatih burung kutilang itu bernyanyi. Lalu dia
menyanyikan sebuah lagu anak-anak. Kau pasti tahu lagu
anak Burung Kutilang kan? Di pucuk pohon cemara, burung
kutilang bernyanyi, bersiul-siul sepanjang hari dengan tak
jemu-jemu… mengangguk-ngangguk sambil berseru
triliiiii….trilililiiiii….” (KKTH78)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu setiap hari. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang koruptor, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu wartawan dan para demonstran. Tuturan tersebut

terjadi siang hari di depan pengadilan. Berdasarkan hal tersebut, data setiap hari

merupakan bentuk deiksis waktu karena mengacu pada waktu pada kejadian tuturan
140

tersebut yaitu kolega dari seorang koruptor selalu melakukan aktivitas rutin untuk

melatih burung kutilang yang ia miliki.

(180) “Saya bicara tentang seni korupsi yang kini diabaikan oleh
para korptor itu!” (KKTH79)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu kini. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang koruptor, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu wartawan. Tuturan tersebut terjadi siang hari di depan

pengadilan. Berdasarkan hal tersebut, data kini merupakan bentuk deiksis waktu

karena pada tuturan tersebut menjelaskan waktu tuturan terjadi yaitu seni korupsi

yang di abaikan.

(181) “Semua yang tadi dikatakan boleh dimasukkan bigrafi itu


nanti?" (KKTH79)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalam tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu nanti. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang koruptor, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu wartawan. Tuturan tersebut terjadi siang hari di depan

pengadilan. Berdasarkan hal tersebut, data nanti merupakan bentuk deiksis waktu

karena mengacu pada waktu tuturan yaitu setelah tuturan. Data tersebut bermaksud

setelah tuturan terjadi semua cerita boleh di tulis oleh wartawan yang

mewawancarainya.

(182) "Celanaku sedang kupinjamkan pada Tuhan. Ia lebih


membutuhkan. Malu kan, kalau Ia ketemu orang tak
memakai celana. Ku pinjamkan celanaku, agar Tuhan terlihat
141

santun. Apalagi sekarang ini lagi musim banyak orang yang


katanya begitu mencintai Tuhan.” (KTAH92)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu sekarang ini. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu roh sang penyair, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu hantu-hantu. Tuturan tersebut terjadi malam hari di

sebuah kuburan. Berdasarkan hal tersebut, data sekarang ini merupakan bentuk

deiksis waktu karena mengacu pada waktu terjadinya tuturan.

(183) “Kalau keadaannya begini, saya mau bertukar nasib dengan


anjing itu. Setidaknya anjing itu kini hidupnya jauh lebih
nyaman. Tinggal di rumah mewah. Tiap hari dapat makan
enak. Kabarnya kalau makan daging pun selalu daging
impor. Kamu tahu, berapa biaya makan untuk anjing itu?
Bisa buat biaya makan kita berbulan-bulan. Baru sakit sedikit
saja, Pak Kor langsung membawa anjing itu ke dokter.
Padahal kamu tahu sendiri, itu Mak Jumi yang rumahnya di
pojok gang itu, sudah bertahun-tahun tergolek digerogoti
berbagai macam penyakit, jangankan ke dokter, beli sebiji
obat pun kagak mampu.” (KTAH101)

Deiksis waktu yang tedapat penggalan tuturan tersebut merupakan bentuk

deiksis waktu yaitu tiap hari. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur.

Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sebleh, sedangkan mitra tutur dalam tuturan

tersebut yaitu istrinya Sebleh. Tuturan tersebut terjadi di sebuah rumahnya.

Berdasarkan hal tersebut, data tiap hari merupakan bentuk deiksis waktu karena

mengacu pada waktu terjadinya tuturan dalam tuturan tersebut yaitu aktivitas yang

selalu dilakukan anjing yang berada di rumah pak Kor.

(184) “Ingat setelah banjir tahun lalu, siapa yang langsung


memperbaiki jalan di depan gang kita yang rusak penuh
genangan air? Pak Kor, kan! Tiap menjelang Lebaran
rumah Pak Kor juga terbuka buat kita, kita selalu diundang
142

makan-makan dan dapat pembagian beras, meskipun cuma


beras miskin. Tiap kampung kita ada acara, dari tujuh
belasan sampai perayaan Mauladan, Pak Kor juga selalu
ngasih sumbangan.” (KTAH106)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu tahun lalu, tiap menjelang lebarang, dan tujuh belasan

sampai perayaan mauladan. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur.

Penutur dalam tuturan tersebut yaitu pak Rt sedangkan mitra tutur dalam tuturan

tersebut yaitu Sebleh dan warga sekitar yang berkumpul di pos ronda. Berdasarkan

hal tersebut, data tahun lalu merupakan deiksis waktu karena menunjukkan waktu

dalam tuturan tersbut yaitu masa lalu setelah banjir. Data tiap menjelang lebaran

merupakan bentuk deiksis waktu, karena pada tuturan tersebut menjelaskan kejadian

sebelum lebaran pak Kor selalu membagikan beras ke para warga. Data tujuh belasan

sampai mauladan merupakan bentuk deiksis waktu karena menyatakan sebuah

kejadian pada sebuah tuturan tersebut.

(185) “Ini pertemuan rutin yang diadakan tiap malam rabu.”


(LPKH122)

Deiksis waktu pada penggalan tuturan tersebut merupakan bentuk deiksis

waktu yaitu tiap malam rabu. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur.

Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sarusi, mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu

Otok. Tuturan tersebut terjadi pada malam hari di sebuah sel tahanan yang dihuni

Sarusi dan Otok. Berdasarkan hal tersebut, data tiap malam rabu merupakan bentuk

deiksis waktu karena pada tuturan tersebut menyatakan sebuah kejadian atau

pertemuan rutin yang diadakan waktu itu.


143

(186) “Kamu pasti pernah dengar lelucon tentang pencuri motor,


yang begitu masuk penjara akan makin pintar. Ketika keluar,
ia tak lagi menjadi pencuri motor, tetapi pencuri mobil.
Pintar-pintarlah bergaul di sini, maka kamu akan makin
cerdas. Kalau sebelumnya kamu hanya mengambil ratusan
juta, begitu keluar, kamu akan tahu bagaimana caranya
menilap ratusan miliar. Anggap saja kamu sedang sekolah S2
atau S3 di sini dan nanti keluar sekaligus lulus dengan gelar
doktor humoris causa.” (LPKH123)

Deiksis waktu pada penggalan tuturan tersebut merupakan bentuk deiksis

waktu yaitu ketika dan nanti. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur.

Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sarusi, sedangkan mitra tutur dalam tuturan

tersebut yaitu Otok. Tuturan tersebut terjadi malam hari di sebuah sel tahanan yang di

huni Sarusi dan Otok. Berdasarkan hal tersebut data ketika merupakan bentuk deiksis

waktu karena mengacu pada waktu kejadian dalam tuturan tersebut yaitu apabila

keluar dari penjara. Data nanti pada tuturan tersebut juga merupakan bentuk deiksis

waktu, karena pada tuturan tersebut mengacu pada waktu kejadian dalam tuturan

tersebut yaitu setelah keluar dari penjara akan mendapat gelar doktor humoris causa.

(187) “Setiap kali datang ke pertemuan, siapkan saja satu lelucon


paling lucu yang kau punya, yang bisa menentukan
martabatmu.” (LPKH123)

Deiksis yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan bentuk

deiksis waktu yaitu setiap kali. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur.

Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sarusi, sedangkan mitra tutur dalam tuturan

tersebut yaitu Otok. Tuturan tersebut terjadi pada malam hari di sebuah sel tahanan

yang di huni Sarusi dan Otok. Berdasarkan hal tersebut, data setiap kali merupakan

bentuk deiksis waktu karena pada tuturan tersebut mengacu pada waktu kejadian

yaitu pada saat datang ke pertemuan harus menyiapkan lelucon yang paling lucu.
144

(188) “Nah, malam ini kau punya lelucon apa? Kata pak Hikal”
(LPKH125)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu malam ini. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Pak hikal, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu Sarusi. Tuturan tersebut terjadi pada saat malam hari

rabu di sebuah sel tahanan yang di adakan sebuah pertemuan. Berdasarkan hal

tersebut, data malam ini merupakan bentuk deiksis waktu karena mengacu pada

sebuah waktu saat tuturan di ujarkan yaitu malam hari.

(189) “Di sini, kita memang seperti pemimpin dan pejuang zaman
dulu, yang punya kesamaan nasib dan perjuangan.” Ujar
Sarusi (LPKH127)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu zaman dulu. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sarusi, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu pak Hakil. Tuturan tersebut terjadi pada saat malam hari rabu di

sebuah sel tahanan yang di adakan sebuah pertemuan. Berdasarkan hal tersebut, data

zaman dulu merupakan bentuk deiksis waktu karena pada tuturan tersebut mengacu

pada waktu sebuah kejadian pejuang di masa lalu, pada tuturan tersebut menjelaskan

perbedaan pejuang masa lalu dan masa sekarang yang terjadi pada tuturan tersebut.

(190) “Lho, sekarang ini kan penjajahnya memang pemerintah


sendiri.” (LPKH127)

Deiksis waktu pada penggakan tuturan tersebut merupakan bentuk deiksis

waktu yaitu sekarang ini. Pada penggalan tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Pak hikal, sedangkan mitra tutur dalam
145

tuturan tersebut yaitu Sarusi. Tuturan tersebut terjadi pada saat malam hari rabu di

sebuah sel tahanan yang di adakan sebuah pertemuan. Berdasarkan hal tersebut, data

sekarang ini merupakan bentuk deiksis waktu karena mengacu pada tuturan di

ujarkan yaitu pada kehidupan yang dialami ketika tuturan juga terjadi yaitu penjajah

yang dialaminya dari pemerintah.

(191) “Lho saya dulu juga menolak ketika disuap.” (LPKH129)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu dulu. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Bung Jayus, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu Mas Unas. Tuturan tersebut terjadi pada saat malam hari di

sebuah sel tahanan yang diadakan pertemuan rutin untuk membahas lelucon yang

harus di sampaikan para tahanan. Berdasarkan hal tersebut, data dulu merupakan

bentuk deiksis waktu karena pada tuturan tersebut mengacu pada sebuah waktu masa

lalu.

(192) “Saya baru baca berita, kalau saat ini jumlah orang miskin
hampir 100 juta. Sementara ekonomi hanya dikuasai oleh 10
orang terkaya. Menurut saya ini berita bagus.” (LPKH131)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu saat ini. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Mas Unas, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu Pak hakil. Tuturan tersebut terjadi pada saat malam hari di

sebuah sel tahanan yang diadakan pertemuan rutin untuk membahas lelucon yang

harus di sampaikan para tahanan. Berdasarkan hal tersebut, data saat ini merupakan
146

bentuk deiksis waktu karena mengacu pada kejadian waktu tuturan tersebut yaitu

pada waktu tuturan tersebut terjadi masyarakat orang miskin masih banyak.

(193) “Lega rasanya, karena setelah hidup bertahun-tahun hidup


miskin, akhirnya mendapat pengakuan juga.” (POMBH140)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu bertahun-tahun. Pada tuturan tersebut terdapat penutur

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu orang miskin, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu teman orang miskin. Berdasarkan hal tersebut, data

bertahun-tahun merupakan bentuk deiksis waktu karena mengacu pada waktu

kejadian tuturan yang hidup lama menjadi orang miskin.

(194) “Kelak, mereka pasti akan menjadi orang miskin yang baik
dan sukses.”(POMBH140)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu kelak. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu orang kaya, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu temannya. Berdasarkan hal tersebut, data kelak merupakan

bentuk deiksis waktu karena pada tuturan tersebut mengcu pada waktu kejadian

bahwa kemudian hari akan menjadi orang miskin yang sukses.

(195) “Ialah ketika aku dan anak-anak begitu kelaparan, lalu


menyembelihmu.” Jawab istrinya (POMBH140)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu, yaitu ketika. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu istri orang miskin, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu suaminya. Tuturan tersebut terjadi sore hari di depan
147

rumah orang miskin. Berdasarkan hal tersebut, data ketika merpukan bentuk deiksis

waktu karenga mengacu pada sebuah kejadian dalam tuturan tersebut yaitu pada saat

ia dan anak anak kelaparan.

(196) “Aku kenal orang miskin yang jadi pelawak. Bertahun-


tahun ia jadi pelawak, tapi tak pernah ada yang tersenyum
menyaksikannya di panggung. Baru ketika ia mati, semua
orang tertawa.” (POMBH142)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu bertahun-tahun. Pada tuturan tersebut terdapat penutur

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu orang miskin, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu temannya. Berdasarkan hal tersebut, data bertahun-

tahun merupakan bentuk deiksis waktu karena mengacu pada waktu kejadian tuturan

yang hidup lama menjadi orang miskin.

(197) “Aku punya kolega orang miskin yang aku kagumi. Dia
merintis karier jadi pengemis, untuk membesarkan anaknya.
Sekarang satu anaknya di ITB, satu di UI, satu di UGM, dan
satunya lagi di UNDIP.” (POMBH144)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu sekarang. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu orang miskin sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu temannya. Berdasarkan hal tersebut data sekarang merupakan

bentuk deiksis waktu karena mengacu pada waktu kejadian tuturan tersebut yaitu

pada saat itu anak teman koleganys berada di kampus-kampus.

(198) “Orang miskin perlu juga sesekali nyantai kan? Lagi pula,
beginilah nikmatnya jadi orang miskin. Punya waktu berleha-
leha.” (POMBH145)
148

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu sesekali. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu orang miskin sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu temannya. Tuturan tersebut terjadi malam hari di sebuah

warung pinggir kali. Berdasarkan hal tersebut data sekarang merupakan bentuk

deiksis waktu karena mengacu pada waktu kejadian tuturan tersebut yaitu masa di

saat orang miskin nyantai.

(199) “Itu perempuan yang kemarin baru melahirkan. Anaknya


sudah selusin, suaminya minggat, dan ia merasa repot kalau
mesti menghidupi satu jabang bayi lagi. Makanya ia memilih
membakar diri.” (POMBH149)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu kemarin. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu orang miskin sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu temannya. Berdasarkan hal tersebut, data kemarin merupakan

bentuk deiksis waktu karena mengacu pada waktu kejadian yaitu seorang yang

perempuan yang baru saja melahirkan.

(200) “Hanya orang miskin gadungan yang mau mati bunuh diri.
Untunglah, sekarang saya sudah resmi jadi orang miskin.”
(POMBH150)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu sekarang. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu orang miskin sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu temannya. Berdasarkan hal tersebut data sekarang merupakan
149

bentuk deiksis waktu karena mengacu pada waktu kejadian tuturan tersebut yaitu

pada saat itu dia resmi menjadi orang miskin.

(201) “Sekarang anak-anakku tak perlu lagi repot-repot mengemis


dengan tampang dimelas-melaskan, buat apa? Toh, sekarang
kami sudah nyaman jadi orang miskin. Tak sembarang orang
bisa punya Kartu Tanda Miskin seperti ini.” (POMBH151)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu sekarang. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu orang miskin sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu temannya. Berdasarkan hal tersebut data sekarang merupakan

bentuk deiksis waktu karena mengacu pada waktu kejadian tuturan tersebut yaitu

pada saat itu dia resmi menjadi orang miskin.

(202) “Saya sudah lama kenal Raden Mas Kanjeng. Banyak juga
kok yang sering minta bantuannya. Dia bisa mengubah batu
jadi emas hanya dengan menyentuh. Ia bisa memindahkan
penyakit jiwa.” (DTPSMKHH164)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu sudah lama. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sarmin, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu seorang politisi. Tuturan tersebut terjadi sore hari di rumah

seorang politisi. Berdasarkan hal tersebut, data sudah lama merupakan bentuk deiksis

waktu karena mengacu pada waktu sebuah tuturan yaitu sudah sejak lam Sarmin

mengenal Raden Mas.

(203) “Kita bisa bertukar seperti. Biar jiwa kamu pindah sementara
ke tubuh saya. Jadi ketika nanti dipenjara, senbenarnya yang
dipenjara adlah saya. Karena jiwa kamu tetap bebas di tubuh
saya.” (DTPSMKHH165)
150

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu nanti. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sarmin, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu seorang politisi. Tuturan tersebut terjadi sore hari di rumah

seorang politisi. Berdasarkan hal tersebut, data nanti merupakan bentuk deiksis waktu

karena mengacu pada waktu kejadian setelag tuturan di ujarkan.

(204) “Kalau perlu besok sidang, saya siap!” (DTPSMKHH176)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu besok. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu anjing yang bertubuh orang, mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu seorang jaksa. Tuturan tersebut terjadi di sebuah kantor

kejaksaan yang mengintrogasi masalah yang dialami seorang politisi. Berdasarkan hal

tersebut, data besok merupakan bentuk deiksis waktu karena menyatakan waktu

tuturan tersebut terjadi.

(205) “Aku hanya ingin sejenak menikmati kenangan di meja ini.


Semoga kau tak keberatan.” (PKH185)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu sejenak. Pada penggalan tuturan tersebut terdapat penutur

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang perempuan, sedangkan

mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Ren. Tuturan tersebut terjadi di sebuah meja

cafe yang mereka datangi. Berdasarkan hal tersebut, data sejenak merupakan bentuk

deiksis waktu karena pada waktu kejadian tuturan tersebut yaitu hanya sebentar

menikmati sebuah kenangan.


151

(206) “Kau tahu, hanya dengan kenangan kita bisa menikmati


kembali kebahagiaan yang telah hilang. Karena itulah kita
suka merayakan kenangan. Lima tahun lalu, lelaki yang
kucintai melamarku di meja ini.” (PKH187)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu lima tahun lalu. Paada tuturan tersebut terdapat penutur

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang perempuan, sedangkan

mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Ren. Tuturan tersebut terjadi di sebuah meja

cafe yang mereka datangi. Berdasarkan hal tersebut, data lima tahun lalu merupakan

bentuk deiksis waktu karena mengacu pada waktu kejadian yaitu masa lalu seorang

perempuan.

(207) “Mungkin selama ini aku terlalu mempercayai Bram.”


(PKH189)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu selama ini. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Ren, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu Vika. Tuturan tersebut menyatakan rasa curiga terhadap

kekasihnya. Berdasarkan hal tersebut, data selama ini merupakan bentuk deiksis

waktu karena mengacu pada waktu sebuah kejadian yaitu semasa Ren mengenal

bram. Pada tuturan tersebut menjelaskan keingintahuan Vika dan Ren tentang seorang

perempuan yang mengenal Bram.

(208) “Bila kau memang penasaran, kenapa tak kau cari tahu saja
kebenarannya? Ini kota kecil, dengan mudah kita mencari tahu
siapa perempuan itu. Sejak kapan ia mengenal Bram dan
seterusnya….” (PKH190)
152

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu, sejak kapan. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Vika, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu Ren. Berdasarkan hal tersebut, data sejak kapan pada penggalan

tuturan tersebut merupakan bentuk deiksis waktu, karena mengacu pada waktu

kejadian sebuah peristiwa yaitu dimulainya seorang wanita mengenal Bram.

(209) “Dia sama sekali tidak mengenal Bram, suaminya pekerja


tambang, mati karena ledakan gas. Tubuhnya melepuh dan
gosong hingga ia tak berani melihat. Ia ingin mengenang
suaminya tidak dengan bayangan yang mengerikan seperti
itu. Lalu seorang datang memberi kenangan.” (PKH191)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu, lalu. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Vika, sedangkan mitra tutur dalam tuturan

tersebut yaitu Ren. Berdasarkan hal tersebut, data lalu merupakan bentuk deiksis

waktu karena pada tuturan tersebut mengacu pada waktu kejadian yaitu seseorang

datang memberi kenangan setelah suaminya meninggal.

(210) “Mestinya tadi kamu akting, terguling-guling atau bilang


kamu patah. Kita bisa peras yang nabrak kamu itu, besok
lagi, kalau kamu ketabrak, bilang kami!” (BPPH212)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu tadi dan besok. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang preman bersama teman-

temannya, sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Otok. Tuturan tersebut

terjadi siang hari di sebuah pinggir jalan setelah Otok tertabrak. Berdasarkan hal
153

tersebut, data tadi merupakan bentuk deiksis waktu karena mengacu pada waktu

sebuah kejadian yaitu pada saat Otok mengalami kecelakaan. Data besok pada

penggalan tuturan tersebut merupakan bentuk deiksis waktu karena pada tuturan

tersebut mengacu pada waktu kejadian yaitu esok hari apabila Otok kecelakaan lagi.

(211) “Iya, dihukum lima tahun.” (PKH216)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu lima tahun. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu anggota seorang preman, sedangkan

mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang pemimpin preman. Berdasarkan hal

tersebut, data lima tahun merupakan bentuk deiksis waktu, karena pada tuturan

tersebut mengacu pada waktu kejadian yaitu dihukum selama bertahun-tahun.

(212) “Ketika menunggu di kantor polisi. Rasanya seperti


mendengar suara malaikat maut yang sedang mengabsen
namaku agar antre.” (PKH219)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu ketika. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Kang Oji, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu jaksa. Tuturan tersebut terjadi di sebuah kantor kejaksaan.

Berdasarkan hal tersebut, data ketika merupakan bentuk deiksis waktu, karena

mengacu pada waktu terjadinya tuturan yaitu pasa saat ia berada di sebuah kantor

kejaksaan.

(213) “Saya hanya melaksanakan kewajiban hukum untuk


mendampingi dan membela Otok, yang selama ini menerima
perlakuan teror yang begitu mengerikan, sehingga hidupnya
tak pernah tenang karena berbagai cemoohan, hinaan di luar
154

batas perikemanusiaan, makian, dan ujaran permusuhan yang


diterima bertahun-tahun.” (BPPH220)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu selama ini dan bertahun-tahun. Pada tuturan tersebut

terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu pengacara,

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Kang Oji. Tuturan tersebut berada

di kantir kejaksaan. Berdasarkan hal tersebut, data selama ini merupakan bentuk

deiksis waktu yang mengacu pada waktu kejadian sebuah tuturan yaitu keadaan yang

sudah lama di tanggung Otok. Data bertahun-tahun merupakan bentuk deiksis waktu

yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut karena mengacu pada waktu kejadian

yang dialami Otok.

(214) “Wah kamu cakep banget hari ini, seperti pangeran Arab.”
(BPPH221)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu hari ini. Pada penggalan tuturan tersebut terdapat penutur

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu tetangga Otok, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan teturan tersebut yaitu Otok. Berdasarkan hal tersebut, data hari ini

merupakan bentuk deiksis waktu karena mengacu pada sebuah kejadian tuturan yaitu

pada saat itu.

(215) “Besok kamu ikut, kamu bereskan saja secepatnya. Kita


berangkat ke pantai menggunakan pesawat jet pribadi.”
(KCBH226)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu besok. Pada penggalan tuturan tersebut terdapat penutur

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang Bos, sedangkan mitra
155

tutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang sekretaris. Berdasarkan hal tersebut, data

besok merupakan bentuk deiksis waktu karena mengacu pada sebuah tuturan tersebut

terjadi yaitu hari berikutnya.

(216) “Kamu nggak marah kan, Babe? Ini mendadak banget. Aku
harus ikut rombongan Menteri Perdagangan. Makanya besok
aku nggak mungkin ikut kamu. Kita atur lagi deh. Bener kan,
kamu nggak marah? Makasih Babe.” (KCBH228)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu besok. Pada penggalan tuturan tersebut terdapat penutur

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang sekretaris, sedangkan

mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu kekasihnya. Berdasarkan hal tersebut, data

besok merupakan bentuk deiksis waktu karena mengacu pada sebuah tuturan tersebut

terjadi yaitu hari berikutnya.

(217) “Besok saya nggak jadi diving sama teman-teman, jadi bisa
pergi sama Tante. Saya juga udah kangen banget sama
Tante.” (KCBH229)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu besok. Pada penggalan tuturan tersebut terdapat penutur

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang pemuda, sedangkan

mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu kekasihnya yang seorang tante-tante.

Berdasarkan hal tersebut, data besok merupakan bentuk deiksis waktu karena

mengacu pada sebuah tuturan tersebut terjadi yaitu hari berikutnya. Pada tuturan

tersbeut menjelaskan bahwa seorang pemuda tidak jadi pergi bersama teman-

temannya.
156

(218) “Mama nggak bisa datang, tapi mama bisa beliin tas itu.
Kamu bisa merayakan dengan kawan-kawanmu. Kalau ada
mama, nanti teman-temanmu malah rikuh. Iya mama pasti
beliin tas itu.” (KCBH230)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu nanti. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu mama dari seorang anak perempuan,

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang perempuan. Berdasarkan

hal tersebut, data nanti merupakan bentuk deiksis waktu karena mengacu pada waktu

tuturan yaitu setelah tuturan. Data tersebut bermaksud setelah tuturan terjadi teman-

teman akan rikuh jika di acaranya di datangi mamanya.

(219) “Bener loh om, mumpung mama nggak jadi. Besok setelah
sama temen-temen. Saya pasti nemuin om. Pokonya saya
kepingin hanya berdua sama om.” (KCBH232)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu besok. Pada penggalan tuturan tersebut terdapat penutur

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang hakim, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu kekasihnya yang seorang gadis. Berdasarkan hal

tersebut, data besok merupakan bentuk deiksis waktu karena mengacu pada sebuah

tuturan tersebut terjadi yaitu hari berikutnya.

(220) “Besok kau ada waktu?” (KCBH234)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu besok. Pada penggalan tuturan tersebut terdapat penutur

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang bos, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu kekasihnya yang istri hakim. Berdasarkan hal
157

tersebut, data besok merupakan bentuk deiksis waktu karena mengacu pada sebuah

tuturan tersebut terjadi yaitu hari berikutnya.

(221) “Minggu depan vonis akan diputuskan. Ada kurir yang


mesti saya temui. Tak bisa diwakilkan. Begini repotnya kalau
berurusan dengan hukum yang berengsek.” (KCBH235)

Deiksis waktu pada penggalan tuturan tersebut merupakan bentuk deiksis

waktu yaitu minggu depan. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur.

Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang Bos, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu seorang sekretaris. Berdasarkan hal tersebut, data minggu depan

merupakan bentuk deiksis waktu karena mengacu pada sebuah waktu kejadian yaitu

vonis yang akan diputuskan untuk kasus yang menimpa dirinya.

(222) “Kok kamu diam Babe? Nggak seneng ya aku bisa ikut
kamu? Apa kamu mau pergi sama yang lain ya?, yaudah,
besok aku ikut kamu. Aku sudah beli lingerie stripis dan
kostum suster kok.” (KCBH236)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu besok. Pada penggalan tuturan tersebut terdapat penutur

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang sekretaris, sedangkan

mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu kekasihnya. Berdasarkan hal tersebut, data

besok merupakan bentuk deiksis waktu karena mengacu pada sebuah tuturan tersebut

terjadi yaitu hari berikutnya.

(223) “Mendadak tadi mama telepon. Padahal sih kepenginnya


sama Om.” (KCBH239)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu tadi. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra
158

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang gadis, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu seorang hakim. Berdasarkan hal tersebut, data tadi

merupakan bentuk deiksis waktu karena mengacu pada waktu terjadinya sebuah

kejadian yaitu mamanya menelepon.

(224) “Itu saat saya umur 20 tahun. Basiyo 3 tahun lebih muda dari
saya. Saya bisa memahami kemarahannya. Siapa yang akan
sanggup terus-menerus dihantui bayangan orang yang begitu
dicinta dalam keadaan terhina seperti itu, ta berdaya, dan
berpelepotan tahi? Bisa saya bayangkan mimpi buruk dan
mengerikan yang mesti ditanggung setiap malam. Sungguh
saya sendiri tak sanggup mengingat itu. Saya selalu
menangis.” (OTBTSLH251)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu setiap malam. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Mbah Ngabdul, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu tetangganya. Berdasarkan hal tersebut, data setiap

malam merupakan bentuk deiksis waktu karena mengacu pada sebuah waktu kejadian

di dalam tuturan tersebut yaitu aktivitas yang di lakukan malam hari secara rutin yaitu

mimpi buruk yang ditanggung Basiyo.

(225) “Kalau keringatku bau perengus kecut ini, sebenarnya hanya


untuk membuktikkan, apakah kamu masih perhatian sama
aku. Kalau kamu masih mencium bauku, itu tandanya kamu
masih perhatian sama aku. Kan aku jadi senang. Makanya,
kalau kamu rajin mandi, kamu malah tidak punya
kesempatan memperhatikan aku. Kamu nanti marah, karena
menganggap aku tidak memberikan kesempatan kamu untuk
memperhatikanku.” (OTBTSLH253)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu nanti. Pada penggalan tuturan tersebut terdapat penutur

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Basiyo, sedangkan mitra tutur
159

dalam tuturan tersebut yaitu istrinya. Berdasarkan hal tersebut, data nanti merupakan

bentuk deiksis waktu karena mengacu pada waktu kejadian pada sebuah tuturan

tersebut yaitu istrinya akan marah apabila Basiyo tidak memberikan kesempatan

untuk memperhatikannya.

(226) “Mana ada roh halus mau masuk ke tubuhnya yang


kerempeng itu? Sekarang ini, roh halus sudah cerdas-cerdas.
Kalau mau masuk ke tubuh orang ya pasti pilih-pilih.”
(OTBTSLH260)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu sekarang ini. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu tetangga Basiyo sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu temannya. Berdasarkan hal tersebut, data sekarang

ini merupakan bentuk deiksis waktu karena mengacu pada waktu terjadinya sebuah

tuturan di ujarkan yaitu zaman yang dijalani penutur.

(227) “Yang jelas saya tidak ingin sepeda, Pak. Biar saya yang
kasih tebak-tebakan buat bapak. Nanti kalau berhasil
menebak, saya kasih sepeda. Bukan sepeda ontel. Sepeda
roda tiga, Pak. lumayan buat cucu Bapak.” (OTBTSLH264)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu nanti. Pada penggalan tuturan tersebut terdapat penutur

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Basiyo, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu Pak Presiden. Tuturan tersebut terjadi siang hari di

sebuah istana presiden. Berdasarkan hal tersebut, data nanti merupakan bentuk

deiksis waktu karena mengacu pada waktu kejadian pada sebuah tuturan tersebut

yaitu apabila pak presiden berhasil menebak akan di beri hadiah sepeda oleh Basiyo.
160

(228) “Coba kalau nanti benar-benar mati jadi pahlawan, pasti


nggak mau kenal sama kita. Dasar orang aneh. Pura-pura saja
suka perhatian, nggak ingin dapat pujian. Dasar pelawak
tolol sok.” (OTBTSLH266)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut merupakan

bentuk deiksis waktu yaitu nanti. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu tetangga Basiyo sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu temannya. Berdasarkan hal tersebut, data nanti

merupakan bentuk deiksis waktu karena mengacu pada waktu tuturan yaitu yaitu

apabila ia mati menjadi pahlawan pasti tidak kenal dengan penutur.

4.2.2 Fungsi Deiksis

Bagian ini memaparkan pembahasan data yang lebih rinci lagi, terhadap tabel

yang terdapat di bagian hasil penelitian yang membahas tentang fungsi deiksis yang

terdapat pada kumpulan cerpen Lelucon Para Koruptor karya Agus Noor. Pemaparan

ini dilakukan dengan menjelaskan data berdasarkan hasil penelitian yaitu fungsi

deiksis yang terdapat dalam kumpulan cerpen Lelucon Para Koruptor karya Agus

Noor.

1. Fungsi Deiksis Persona

Fungsi deiksis persona atau orang adalah pemberian fungsi kepada personal

atau orang yang mencakup pada tiga kelas kata ganti diri, yaitu deiksis persona

pertama, deiksis persona kedua dan deiksis persona ketiga. Pada penelitian ini

terdapat ketiga fungsi deiksis persona. Berikut akan diuraikan satu per satu fungsi

deiksis pada kumpulan cerpen Lelucon Para Koruptor karya Agus Noor.
161

(1) “Saudara Saksi Mata, saudara harus berlaku sopan!”


(SMH20)

Kata saudara pada penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai

objek. Tuturan tersebut terjadi antara hakim dan tersangka yang sedang

membicarakan atas tuduhan yang didapatnya, peristiwa tersebut terjadi dalam ruang

sidang. Pada data (1) penutur dalam tuturan tersebut adalah hakim sedangkan mitra

tuturnya yaitu tersangka dalam persidangan yaitu Saksi Mata. Data saudara

mempunyai fungsi sebagai objek karena pada tuturan tersebut di tuturkan oleh

seorang hakim, sehingga data saudara menjadi objek. Dari data tersebut dapat

dianalisis bahwa pemakaian bentuk saudara mempunyai fungsi sebagai objek karena

mengacu pada mitra tutur yakni Saudara Saksi Mata.

(2) “Yang Mulia, bukankah ini berlebihan dan tak masuk akal,
kita menghadirkan Saksi Mata, sedangkan sampai saat ini
kita belum menemukan siapa terdakwanya?” (SMH21)

Deiksis persona pertama yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai subjek. Tuturan tersebut terjadi antara seorang pengacara

dengan seorang hakim. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu pengacara, sedangkan

mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu hakim. Berdasarkan hal tersebut, data kita

mempunyai fungsi sebagai subjek karena pada tuturan tersebut menunjuk dirinya

sendiri dan mitra tutur yaitu seorang pengacara dan hakim.

(3) “Bagaimana Saudara Jaksa?” (SMH21)

Deiksis persona kedua yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai objek. Pada data (3) terdapat penutur dan mitra tutur,

dalam tuturan tersebut penutur yaitu seorang hakim, sedangkan mitra tutur dalam
162

tuturan tersebut yaitu seorang jaksa. Berdasarkan hal tersebut, kata jaksa pada

tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai objek karena pada tuturan tersebut data

jaksa mengacu pada mitra tutur.

(4) “Sidang bisa dilanjutkan, karena ini bukan menyangkut


dakwaan. Kita hanya ingin meminta kesaksian secara
terbuka.” (SMH21)

Deiksis persona pertama yang digunakan pada tuturan tersebut mempunyai

fugsi sebagai subjek. Pada data (4) terdapat penutur yaitu seorang jaksa dalam

sebuah persidangan, sedangkan mitra tutur pada tuturan tersbeut yaitu seorang hakim

yang memimpin jalannya sidang. Berdasarkan hal tersebut, data kita mempunyai

fungsi sebagai subjek karena pada penggalan tuturan tersebut megacu pada penutur

dan mitra tutur. Data kita mengacu pada penutur dan mitra tutur yaitu seorang jaksa

dan seorang hakim.

(5) “Tetapi Yang Mulia liat sendiri, saudara Saksi Mata tak
mungkin memberikan kesaksian mengenai apa yang tak bisa
dilihatnya. Sebab, ia buta.” (SMH21)

Deiksis persona ketiga yang digunakan dalam penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai objek. Pada tuturan tersebut, terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang pengacara dalam proses

persidangan. Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang hakim. Peristiwa yang

terjadi pada tuturan tersebut yaitu kasus persidangan yang memiliki seorang

tersangka yaitu Saudara Saksi Mata yang seorang anjing. Berdasarkan hal tersebut,

data ia pada tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai objek, karena berdasarkan

mengacu pada mitra tutur atau objek pembicaraan yaitu Saksi Mata.
163

(6) “Siapa pun sama di hadapan hukum, buta atau tidak buta, tak
bisa meghindar dari kewajiban memberian kesaksian bila
pengadilan memintanya,” tegas hakim (SMH21)

Deiksis persona ketiga yang terdapat pada tuturan tersebut mempunyai fungsi

sebagai penunjukkan. Pada data tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur

dalam tuturan tersebut yaitu seorang hakim dalam sebuah persidangan. Mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu seorang pengacara negara. Peristiwa tuturan tersebut

terdapat orang ketiga atau objek dalam tuturan tersebut yaitu saudara Saksi Mata atau

seekor anjing dalam persidangan yang menjadi tersangka. Berdasarkan hal tersebut,

data –nya mempunyai fungsi sebagai penunjukkan, karena pada tuturan tersebut

menunjuk persona ketiga yaitu orang ketiga dalam tuturan tersebut yaitu seekor

anjing atau Saudara Saksi Mata dalam persidangan tersebut.

(7) “Sepertinya saudara Saksi Mata hanya ingin mengutarakan


pendapatnya, yang mulia”( SMH21)

Deiksis persona kedua dan deiksis persona ketiga yang terdapat pada

penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai objek dan penunjukkan. Pada

tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur pada tuturan tersebut yaitu

seorang pengacara. Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang hakim. Pada

tuturan tersebut terdapat orang ketiga ataupun objek pembicaraan yaitu seekor anjing

atau saudara Saksi Mata. Peristiwa tuturan tersebut terjadi pada sebuah ruang sidang.

Berdasarkan hal tersebut, data saudara mempunyai fungsi sebagai subjek, karena

pada tuturan tersebut mengacu pada mitra tutur yaitu Saksi Mata atau seekor anjing.

Data –nya mempunyai fungsi sebagai penunjukkan dalam tuturan tersebut, karena
164

menunjuk persona ketiga atau orang ketiga dalam tuturan tersebut yaitu pendapat

yang ingin di utarakan saudara Saksi Mata.

(8) “Tidak penting apa pendapatnya, sidang ini hanya ingin tahu
kesaksiannya.” (SMH22)

Deiksis persona ketiga yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai penunjukkan. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang hakim. Mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu seorang pengacara. Pada tuturan tersebut terdapat orang ketiga

ataupun objek pembicaraan yaitu seekor anjing atau saudara Saksi Mata. Peristiwa

tuturan tersebut terjadi pada sebuah ruang sidang. Berdasarkan hal tersebut, data –

nya mempunyai fungsi sebagai penunjukkan, karena pada tuturan tersebut menunjuk

persona ketiga atau orang ketiga dalam tuturan tersebut yaitu kesaksian saudara Saksi

Mata atau seekor anjing yang terdapat dalam persidangan tersebut.

(9) “Saudara Saksi Mata, sekali lagi kami peringatkan, jangan


membuat gaduh pengadilan. Makin kamu sering
menggonggong, hanya membuktikan kekuatanmu.”
(SMH22)

Deiksis persona pertama dan deiksis persona kedua yang digunakan pada

penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai subjek, objek, dan

penunjukkan. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam

tuturan tersebut yaitu seorang hakim. Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu seekor

anjing atau Saksi Mata. Peristiwa tutur tersebut terjadi pada sebuah ruang sidang

yang membahas tentang kasus kematian jendral Ortgea. Berdasarkan hal tersebut,

data kami mempunyai fungsi sebagai subjek, karena pada tuturan tersebut mengacu

pada penutur dan mitra tutur yaitu seorang hakim dan seroang jaksa. Data kamu
165

mempunyai fungsi sebagai objek, pada tuturan tersebut berfungsi sebagai objek

karena mengacu pada mitra tutur yaitu saudara Saksi Mata. Data –mu mempunyai

fungsi sebagai penunjukkan, karena dalam tuturan tersebut menunjuk deiksis persona

kedua atau mitra tutur, dalam tuturan tersebut mengacu pada cara anjing yang

menggonggong sama halnya membuktikan kekuatannya.

(10) “Karena itulah saya perintahkan saudara Saksi Mata tak


terlalu sering menggonggong di ruang sidang ini, paham?”
(SMH22)

Deiksis persona pertama yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai subjek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang hakim. Mitra tutur dalam tuturan

tersebut yaitu seorang anjing atau saudara Saksi Mata. Peristiwa tutur tersebut terjadi

pada sebuah ruang sidang, suasana tuturan tersbeut tegang dan formal. Berdasarkan

hal tersebut, data saya mempunyai fungsi sebagai subjek, karena dalam tuturan

tersebut menunjuk dirinya sendiri atau penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang

hakim.

(11) “Kami ingin mendengar pendapat para ahli yang terhormat,


agar kami yakin dengan kesaksian yang akan disampaikan
Saksi Mata dalam persidangan ini.” (SMH23)

Deiksis persona pertama yang terdapat pada penggalan data tersebut

mempunyai fungsi sebagai subjek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang hakim. Mitra tutur dalam tuturan

tersebut yaitu para ahli. Peristiwa tutur tersebut terjadi pada sebuah ruang sidang,

suasana tuturan tersbeut tegang dan formal. Berdasarkan hal tersebut, data kami

mempunyai fungsi sebagai subjek, karena dalam penggalan tuturan tersebut mengacu
166

pada penutur dan mitra tutur yaitu seorang hakim dan para ahli yang berada dalam

persidangan siang hari itu.

(12) “Di bawah sumpah saya menegaskan, Saksi Mata dalam


kondisi stabil, dan tidak dalam keadaan tertekan oleh pihak
mana pun,” kata ahli psikologi. (SMH23)

Deiksis persona pertama yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai subjek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu ahli psikologi. Mitra tutur dalam tuturan

tersebut yaitu seorang hakim. Peristiwa tutur tersebut terjadi dalam ruang persidangan

yang membahas kasus tentang kematian jendral Ortega. Suasana tuturan tersebut

sangat formal. Berdasarkan hal tersebut, data saya digunakan dalam tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai subjek, karena dalam tuturan tersebut menunjuk penutur

atau dirinya sendiri yaitu ahli psikologi.

(13) “Saya bisa memastikan , dari ekspresi wajah Saksi Mata, dan
berdasarkan struktur rahang dan tulang pipinya , juga
caranya mengedipkan mata dan menggerak-gerakkan
ekornya, saudara Saksi Mata sangat bisa dipercaya,” ujar ahli
fisiognomi (SMH24)

Deiksis persona pertama dan deiksis persona ketiga yang terdapat pada

penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai subjek dan penunjukkan. Pada

tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur pada tuturan tersebut yaitu

seorang ahli fisiognomi. Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang hakim. Pada

tuturan tersebut terdapat orang ketiga ataupun objek pembicaraan yaitu seekor anjing

atau saudara Saksi Mata. Peristiwa tuturan tersebut terjadi pada sebuah ruang sidang.

Berdasarkan hal tersebut, data saya mempunyai fungsi sebagai subjek, pada tuturan

tersebut berfungsi sebagai subjek karena mengacu pada penutur atau dirinya sendiri
167

yaitu ahli fisiognomi. Data –nya mempunyai fungsi sebagai penunjukkan, karena

dalam penggalan tuturan tersebut menunjuk deiksis persoan ketiga atau kata ganti

orang ketiga yaitu tuolang pipi seekor anjing atau Saudara Saksi Mata.

(14) “Ia memang terlihat sedikit gugup, terkesan ragu-ragu, tetapi


itu tidak menandakan kalau ia menyimpan kebohongan. Saya
telah mengenal banyak wajah yang begitu jujur, tapi rasanya
tak ada yang melebihi kejujuran saudara Saksi Mata saat ini.”
(SMH24)

Deiksis persona ketiga dan deiksis persona pertama yang terdapat pada

penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai objek dan penunjukkan. Pada

tuturan tersebut terdapat pentuur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu

ahli fisiognomi. Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang hakim. Pada tuturan

tersebut terdapat orang ketiga ataupun objek pembicaraan yaitu seekor anjing atau

saudara Saksi Mata. Peristiwa tuturan tersebut terjadi pada sebuah ruang sidang.

Berdasarkan hal tersebut, data ia mempunyai fungsi sebagai objek, pada penggalan

tuturan tersebut berfungsi sebagai objek karena mengacu pada objek pembicaraan

atau orang ketiga yaitu saudara Saksi Mata atau seekor anjing. Data saya mempunyai

fungsi sebagai subjek, pada penggalan tuturan tersebut berfungsi sebagai subjek

karena mengacu pada penutur atau menunjuk dirinya sendiri yaitu ahli fisiognomi.

(15) “Karena pada prinsip, seluruh ekspresi Saksi Mata adalah


tanda, yang mengandung makna komunikasi. Bahkan tinggi
rendah keras kecilnya suara ketia ia menggonggong adalah
komunikasi. Dalam konteks semiotika inilah, saya yakin,
saksi mata mengerti kenapa ia menjadi saksi kunci dalam
persidangan ini.” (SMH26)

Deiksis persona ketiga dan deiksis persona pertama yang terdapat pada

penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai penunjukkan, objek, dan


168

subjek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan

tersebut yaitu ahli semiotika. Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang hakim.

Pada tuturan tersebut terdapat orang ketiga ataupun objek pembicaraan yaitu seekor

anjing atau saudara Saksi Mata. Peristiwa tuturan tersebut terjadi pada sebuah ruang

sidang. Berdasarkan hal tersebut, data –nya mempunyai fungsi sebagai penunjukkan,

berfungsi sebagai penunjukkan karena dalam tuturan tersebut menunjukkan deiksis

persoan ketiga atau orang ketiga dalam tuturan tersebut yaitu saudara Saksi Mata,

pada tuturan tersebut menunjuk tinggi kecil suara yang dilakukan oleh Saksi Mata.

Data ia mempunyai fungsi sebagai objek, karena pada penggalan tuturan tersebut

mengacu pada objek pembicaraan yaitu Saudara Saksi Mata. Data saya mempunyai

fungsi sebagai subjek, pada penggalan tuturan tersebut berfungsi sebagai subjek

karena mengacu pada penutur atau dirinya sendiri yaitu ahli semiotika.

(16) “Menganggapnya sebagai kambing hitam saja sudah


merupakan penghinaan bagi dirinya, karena Saksi Mata
bukan kambing, melainkan anjing. Anjing yang harus
menghormati hak-hak keanjingannya. Pengadilan ini tak
lebih pertunjukkan topeng monyet, dan anjing itu hanyalah
korban persekongkolan jahat.” (SMH29)

Deiksis persona ketiga yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai penunjukkan. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seoranng pengunjung ketika sidang

berlangsung. Mitra tutur pada tuturan tersebut yaitu semua orang yang berada dalam

ruang persidangan. Pada tuturan tersebut terdapat orang ketiga ataupun objek

pembicaraan yaitu seekor anjing atau saudara Saksi Mata. Peristiwa tuturan tersebut

terjadi pada sebuah ruang sidang. Berdasarkan hal tersebut, data –nya mempunyai
169

fungsi sebagai penunjukkan karena dalam penggalan tuturan tersebut menunjuk

deiksis persona ketiga atau kata ganti orang ketiga yaitu Saudara Saksi Mata atau

seekor anjing.

(17) “Anjing itu telah membuat kita kehilangan harapan


mempunyai pemimpin yang mampu membangkitan kembali
martabat bangsa. Dasar anjing!” (SMH32)

Deiksis persona pertama yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai subjek. Pada tuturan tersebut penutur dan mitra tutur.

Penutur dalam tuturan tersebut yaitu salah satu demonstran yang berada di luar ruang

sidang. Mitra tutur pada tuturan tersebut yaitu para demonstran yang berada di luar

ruang sidang. Berdasaran hal tersebut, data kita mempunyai fungsi sebagai subjek,

pada penggalan tuturan tersebut berfungsi sebagai subjek karena mengacu penutur

dan mitra tutur yaitu demonstran yang berada di luar persidangan.

(18) “Kalau ngerti kamu mati duluan begini, mana mungkin dulu
saya mau kawin sama kamu. Mestinya, kalau mau mati
bilang-bilang, biar ada persiapan, jangan mendadak begini,
bikin repot saja, gerutu istrinya.” (MSSPH36)

Deiksis persona kedua dan deiksis persona pertama yang terdapat pada

penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai objek dan subjek. Pada tuturan

tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu

istrinya, sedangakan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu roh penyair atau

suaminya. Peristiwa tutur tersebut terjadi di sebuah kamar. Berdasarkan hal tersebut,

data kamu mempunyai fungsi sebagai objek, karena pada penggalan tuturan tersebut

data kamu mengacu pada mitra tutur yaitu roh sang penyair atau suaminya. Data saya
170

mempunyai fungsi sebagai subjek karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu

pada penutur atau menunjuk dirinya sendirinya yaitu istrinya.

(19) “Aku tak mau ketika puisi datang menemuiku, aku sedang
tertidur. Pastilah puisi kecewa kalau menjumpai penyair yang
setiap hari kerjanya hanya tidur.” (MSSPH38)

Deiksis persona pertama yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai subjek dan penunjukkan. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu roh penyair. Mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu istirnya. Tuturan tersebut terjadi di dalam kamar roh sang

penyair. Berdasarkan hal tersebut, data aku mempunyai fungsi sebagai subjek,

karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada penutur atau menunjuk dirinya

sendiri yaitu roh penyair. Data –ku pada tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai

penunjukkan karena menunjuk deiksis persona pertama atau kata ganti orang pertama

yaitu sang penyair. Pada tuturan tersebut mempunyai maksud sang penyair tidak

ingin apabila puisi datang menemuinya dalam keadaan tidur.

(20) “Silahkan ibu pilih, mau paket kematian yang mana….”


(MSSPH41)

Deiksis persona kedua pada penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi

sebagai objek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur pada

tuturan tersebut yaitu Pak Rt, sedangkan mitra tutur pada tuturan tersebut yaitu Ibu

Sipon istri sang penyair. Berdasarkan hal tersebut, data ibu mempunyai fungsi

sebagai objek, karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada mitra tutur yaitu

Ibu Sipon istri sang penyair.

(21) “Biasanya sih, rata-rata, warga di sini memilih paket


sedarhana ini. Harga-harganya masih terjangkau. Kapur
171

barus, kembang, daun pandan, itu satu paket. Malah nanti


dapat gratis minyak wangi cap Duyung. Jenis-jenis kain
kafannya juga bisa Ibu pilih sendiri. Saya kira kalau ambil
paket setengah harga yang ini juga menarik. Di situ, tertulis
jenis kain kafannya memang tak terlalu halus, tapi ya tidak
terlalu kasar amat. Juga nisannya, tidak dari batu, tapi dari
kayu. Nisan kayu malah lebih banyak pilihan. Mau dari kayu
apa? Mahoni, nangka atau randu? Tapi kalau nisanya dari
kayu randu nanti cepat lapuk, Bu. Saya sarankan cukup kayu
mahoni saja. Ini hanya saran lho, ya. Siapa tau Ibu malah
pinginnya nisan kayu jati, kita memang harus memberi yang
terbaik pada yang mati apalagi almarhum suami Ibu ini kan
penyair. Kita harus memakamkannya secara layak. Apa kata
dunia kalau penyair hebat seperti suami Ibu dimakamkan
dengan upacara yang biasa-biasa saja? Makannya, Bu, saya
sarankan lebih baik Ibu ambil paket kematian yang premium
ini, biar prosesi pemakamannya megah begitu…”
(MSSPH41)

Deiksis persona kedua dan deiksis persona pertama yang terdapat pada

penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai objek dan subjek. Pada tuturan

tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Pak Rt,

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Ibu Sipon istri sang penyair.

Tuturan tersebut terjadi di depan rumah ibu Sipon dan banyak warga yang

berkunjung ke rumah Ibu Sipon. Berdasarkan data tersebut, data warga mempunyai

fungsi sebagai objek, karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada objek

pembicaraan yaitu masyarakat atau tteangga Sipon yang berada di sekitar rumah

Sipon. Data saya mempunyai fungsi sebagai subjek, karena dalam penggalan tuturan

tersebut mengacu pada penutur yang menunjuk dirinya sendiri yaitu Pak Rt. Data kita

mempunyai fungsi sebagai subjek karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu

pada penutur dan lawan tutur yaitu Pak Rt dan Ibu Sipon istri sang penyair.

(22) “Ibu nggak usah bingung begitu. Saya ini kan ya hanya
membantu, agar Ibu tidak repot. Kalau perlu, Ibu tinggal
duduk tenang menikmati kesedihan. Biar semua ini nanti
172

saya dan warga yang urus. Kebetulan ada warga sini yang
punya event organizer pemakaman. Ibu tinggal siapkan dana,
semua beres. Oh ya, kalau Ibu mau warga di sini yang mau
mengurukan pemakamannya ya tak apa-apa, biasanya
mereka dapat lima puluh ribu per orang.ibu butuh berapa
orang? Serahkan saja duitnya sama saya. Biar saya yang
bantu bagikan pada mereka. Kalau duitnya dikasih orang
lain nanti malah di korupsi. Bagaimana Bu? Ibu mau pilih
paket kematian yang mana?” (MSSPH42)

Deiksis persona pertama, deiksis persona kedua, dan dieksis persona ketiga

yang terdapat pada tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai subjek dan objek.

Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut

yaitu Pak Rt. Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Ibu Sipon istri sang penyair.

Pada tuturan tersebut terdapat orang ketiga yaitu warga sekitar yang berkumpul di

depan rumah ibu Sipon. Berdasarkan hal tersebut, data saya mempunyai fungsi

sebagai subjek, karena dalam penggalan tuturan tersebut mengacu pada penutur yaitu

Pak Rt. Data ibu mempunyai fungsi sebagai objek, karena pada penggalan tuturan

tersebut mengacu pada kata ganti orang kedua atau mitra tutur yaitu ibu Sipon istri

sang penyair. Data mereka mempunyai fungsi sebagai objek karena dalam tuturan

tersebut menunjuk objek pembicaraan yang mengacu pada warga-warga yang

berkumpul di sekitar rumah ibu Sipon.

(23) “Bagaimana bu? Mau dimakamkan jam berapa? Baiknya


cepetan. Jangan sampai menginap, tidak baik. Saya sudah
siapkan orang-orang buat memandikan. Tapi ya itu, Bu,
mohon kepastian lebih dulu., kira-kira ibu ada dana berapa
buat mereka. Ya seikhlasnya saja. Ini saya hanya
menyampaikan saja lho ya. Tapi ya memang sudah kebiasaan
di sini. Ibu tahu sendiri. Ongkos orang mati memang tidak
sedikit. Sekarang ini, kalau tidak ada duit, ya jarang mau
datang membantu. Semakin banyak yang datang semakin
banyak yang mendoakan, itu semakin baik buat almarhum.
Biar husnul khotimah.” (MSSPH43)
173

Deiksis persona pertama, deiksis persona ketiga dan deiksis persona kedua

yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai subjek dan

objek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan

tersebut yaitu Pak Rt. Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Ibu Sipon istri sang

penyair. Pada tuturan tersebut terdapat orang ketiga yaitu warga sekitar yang

berkumpul di depan rumah ibu Sipon. Berdasarkan hal tersebut, data saya

mempunyai fungsi sebagai subjek, karena dalam penggalan tuturan tersebut mengacu

pada penutur yaitu Pak Rt. Data mereka mempunyai fungsi sebagai objek karena

dalam tuturan tersebut menunjuk objek pembicaraan yang mengacu pada warga-

warga yang berkumpul di sekitar rumah ibu Sipon. Data ibu mempunyai fungsi

sebagai objek, karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada kata ganti orang

kedua atau mitra tutur yaitu ibu Sipon istri sang penyair.

(24) “Kalian mesti mulai membiasakan diri tidur bersama mayat


ayah kalian” akhirnya Sipon berkata pelan. “Nanti, kalau ada
rezeki, baru mayat ayah kalian kita kuburkan. Sebaik-
baiknya. Sehormat-hormatnya.” (MSSPH47)

Deiksis persona kedua dan deiksis persona pertama yang terdapat pada

penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai objek dan subjek. Pada tuturan

tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu ibu

Sipon. Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu anak dari ibu Sipon, makna dan kata.

Data kalian mempunyai fungsi sebagai objek, karena pada tuturan tersebut mengacu

pada mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu anaknya, makna dan kata. Data ayah

mempunyai fungsi sebagai objek karena pada tuturan tersebut menunjuk objek dalam

pembicaraan yaitu mengacu pada jasad suaminya yang terbaring di ranjang. Data kita
174

mempunyai fungsi sebagai subjek karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu

pada penutur dan mitra tutur yaitu ibu Sipon dan kedua anaknya yakni makna dan

kata.

(25) “Kalau kau memang penyair, ya nulislah puisi. Biar dapat


honor! Jangan hanya bengong seperti itu,” suara istrinya
meninggi. “Kalau sebulan kamu bisa menulis sepuluh puisi
saja, kan lumayan.” (MSSPH48)

Deiksis persona kedua yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai objek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaituibu Sipon istri dari sang penyair. Mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu roh sang penyair. Perisiwa tutur tersebut terjadi di

sebuah kamar. Berdasarkan hal tersebut, data kau dan kamu mempunyai fungsi

sebagai objek karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada mitra tutur yaitu

suaminya atau roh dari seorang penyair.

(26) “Kalau begitu, carilah kerja apa saja. Atau kamu minta
tolong ke kawan-kawan aktivismu. Pasti mereka mau
bantu.” (MSSPH48)

Deksis persona kedua dan ketiga yang terdapat pada penggalan tuturan

tersebut mempunyai fungsi sebagai objek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu ibu Sipon atau istri dari sang

penyair. Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu roh dari sang penyair. Berdasarkan

hal tersebut, data kamu mempunyai fungsi sebagai objek, karena pada penggalan

tuturan tersebut mengacu pada mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu roh sang

penyair. Data mereka mempunyai fungsi sebagai objek karena pada penggalan
175

tuturan tersebut mengacu pda objek pembicaraan dari tuturan tersebut yaitu teman-

teman aktivis dari roh sang penyair.

(27) “Jangan-jangan dia tahu kartu kita. Dia kan roh penasan!”
(MSSPH52)

Deiksis persona ketiga dan deiksis persona pertama yang terdapat pada

penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai objek dan subjek. Pada tuturan

tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu

seorang warga. Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu teman dari warga. Peristiwa

tuturan tersebut terjadi di pos ronda malam hari. Berdasarkan hal tersebut, data dia

pada tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai objek karena pada penggalan tuturan

tersebut mengacu pada objek tuturan tersebut atau orang ketiga dalam tuturan tersebut

yaitu roh penyair. Data kita pada tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai objek

karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada penutur dan mitra tutur yaitu

seorang warga dan temannya.

(28) “Kenapa kau ta suka mencium bibirku.” (MSSPH55)

Deiksis persona kedua dan deiksis persona pertama yang terdapat pada

penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai objek dan penunjukkan. Pada

tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu

ibu Sipon. Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu roh sang penyair. Berdasarkan hal

tersebut, data kau mempunyai fungsi sebagai objek karena pada penggalan tuturan

tersebut mengacu pada mitra tutur yakni suaminya roh sang penyair. Data -ku

mempunyai fungsi sebagai penunjukkan arena pada penggalan tuturan tersebut


176

menunjuk deiksis persona pertama atau kata ganti orang pertama yaitu yang mengacu

pada penutur yaitu ibu Sipon istri sang penyair.

(29) “Aku khawatir, bibirmu yang paling indah di dunia akan


terluka oleh gigiku yang tonggos” (MSSPH55)

Deiksis persona pertama dan deiksis persona kedua yang terdapat pada

penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai subjek dan penunjukkan. Pada

data (29) terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu roh

sang penyair. Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu ibu Sipon istri dari sang

penyair. Tuturan tersebut terjadi di kamar pada malam hari. Berdasarkan hal tersebut,

data aku mempunyai fungsi sebagai subjek karena pada penggalan tuturan tersebut

mengacu pada penutur yaitu roh penyair. Data -mu mempunyai fungsi sebagai

penunjukkan, karena pada penggalan tuturan tersebut menunjuk deiksis persona

kedua atau kata ganti orang kedua yaitu yang mengacu pada mitra tutur yaitu Ibu

Sipon, dalam tuturan tersebut mengacu pada bibir yang dimiliki ibu Sipon. Data -ku

mempunyai fungsi sebagai penunjukkan karena pada penggalan tuturan tersebut

menujuk deiksis persona pertama atau kata ganti orang pertama yaitu mengacu pada

gigi penutur yang tonggos yaitu roh sang penyair.

(30) “Kalian mau aku ceritain tentang hantu?” (MSSPH56)

Deiksis persona kedua dan deiksis persona pertama yang terdapat pada

penggalan tuturan tersebutmempunyai fungsi sebagai objek dan subjek. Pada tuturan

tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu roh

sang penyair. Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu makna dan kata anak dari sang

penyair. Tuturan tersebut terjadi pada sebuah kamar kecil yaitu kamar makna dan
177

kata, tuturan terjadi pada malam hari sebelum makna dan kata tertidur. Berdasarkan

hal tersebut, data kalian mempunyai fungsi sebagai objek karena pada penggalan

tuturan tersebut mengacu pada lawan tutur yaitu makna dan kata anak dari seroang

penyair. Data aku mempunyai fungsi sebagai subjek karena pada penggalan tuturan

tersebut mengacu pada penutur yaitu roh dari seorang penyair.

(31) “Nah, kalau tertib begini kan enak. Tidak usah teriak-teriak.
Saya paham perasaan kalian.” (KKTH68)

Deiksis persona pertama dan deiksis persona kedua yang terdapat pada tuturan

tersebut mempunyai fungsi sebagai objek dan subjek. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang koruptor. Mitra

tutur dalam tuturan tesebut yaitu para demonstran dan wartawan. Tuturan dalam data

data (31) dituturkan di depan pengadilan pada siang hari. Berdasarkan tuturan

tersebut, data saya mempunyai fungsi sebagai subjek karena pada penggalan tuturan

tersebut mengacu pada penutur yaitu seorang penyair. Data kalian mempunyai fungsi

sebagai objek, karena pad apenggalan tuturan tersebut menunjuk mitra tutur. Data

kalian mengacu pada para demonstran dan wartawan.

(32) “Lho, kenapa terkejut? Apa kalian ingin saya membantah,


seperti koruptor-koruptor lainnya itu?” (KKTH70)

Deiksis persona kedua dan deiksis persona pertama yang terdapat pada

penggalan tuturan tersebut mempnyai fungsi sebagai objek dan subjek. Pada tuturan

tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu

seorang koruptor yang menjadi tersangka pada kasus korupsinya. Mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu para demonstran dan wartawan yang berkumpul di depan
178

pengadilan. Berdasarkan hal tersebut data kalian mempunyai fungsi sebagai objek

karena pada penggalan tuturan tersebut, data kalian mengacu pada mitra tutur yakni

para demonstran dan wartawan. Data saya mempunyai fungsi sebagai subjek karena

pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada penutur yaitu seorang koruptor.

(33) “Mengakui semua ini justru membuat saya merasa lega,


daripada harus capai-capai membela diri. Saya tak akan
membantah. Kalaupun nanti harus ada yang dibantah, biarlah
itu menjadi tugas dan tanggung jawab para pengacara saya.
Karena memang untuk itulah mereka dibayar. Saya akan
berjuang bersama-sama kalian, seluruh rakyat, untuk bahu-
membahu memberantas korupsi. Jangan sampai kalian ikut-
ikut korupsi. Korupsi itu buruk! Yang baik ya yang tidak
ketahuan.” (KKTH72)

Deiksis persona pertama, deiksis persona ketiga, dan deiksis persona kedua

yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai subjek dan

objek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan

tersebut yaitu seorang pengacara. Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu para

demonstran dan wartawan. Tuturan tersebut terjadi di depan pengadilan. Berdasarkan

hal tersebut, data saya mempunyai fungsi sebagai subjek karena pada penggalan

tuturan tersebut mengacu pada penutur atau dirinya sendiri yaitu seorang koruptor.

Data mereka mempunyai fungsi sebagai objek, karena mengacu pada persona yang

sedang dibicarakan pada tuturan tersebut yaitu pengacara seorang koruptor. Data

kalian mempunyai fungsi sebagai objek, karena pada penggalan tuturan tersebut

mengacu pada lawan tutur dalam tuturan tersebut yaitu para demonstran dan

wartawan.

(34) “Korupsi itu bukan soal adanya kesempatan, melainkan soal


giliran. Pada akhirnya semua akan korupsi. Membenci
179

koruptor hanya akan menghabiskan energi bangsa ini. Lebih


baik kita mulai memikirkan cara terbaik, bagaimana agar
keahlian dan kepintaran kita dalam korupsi ini menjadi ke
unggulan bangsa.” (KKTH73)

Deiksis persona pertama yang terdapat pada penggalan tuturan mempunyai

fungsi sebagai subjek Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur

dalam tuturan tersebut yaitu seorang koruptor. Mitra tutur pada tuturan tersebut yaitu

wartawan yang sedang mewawancari seorang koruptor. Peristiwa tersebut terjadi di

depan pengadilan. Berdasarkan hal tersebut data kita mempunyai fungsi sebagai

subjek, karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada penutur dan mitra tutur

yaitu seorang koruptor dan seorang wartawan yang sedang melakukan liputan.

(35) “Sebagai mantan daripada koruptor yang baik, pertama-tama


izinkanlah daripada saya mengucapken daripada puja dan
puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, karena telah
memberiken daripada rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
sampai hari ini masih banyak dari kolega-kolega saya yang
bisa dengan tenang terus melaksanaken daripada korupsinya
secara baik dan tenang. Semoga dilempangakan jalannya,
dan di terima di sisi Tuhan.” (KKTH74)

Deiksis persona pertama dan deiksis persona ketiga yang terdapat pada

penggalan data tersebut mempunyai fungsi sebagai subjek dan penunjukkan. Pada

tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu

seorang koruptor. Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu para demonstran dan

wartawan. Tuturan tersebut membahas tentang seorang koruptor yang tertangkap

memberikan sambutan kepada awak media. Berdasarkan hal tersebut, data saya

mempunyai fungsi sebagai subjek, karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu

pada penutur, yaitu seorang koruptor yang memberikan sambutan. Data –nya

mempunyai fungsi sebagai penunjukkan, karena pada penggalan tuturan tersebut


180

menunjuk deiksis persona ketiga atau kata ganti orang ketiga yaitu mengacu pada

objek tuturan tersebut yaitu koleg-kolega dari seorang koruptor yang sampai saat ini

masih melakukan korupsi.

(36) “Dia menolak kalau yang datang wartawan lain.” (KKTH75)

Deiksis persona ketiga yang terdapat pada tuturan tersebut mempunyai fungsi

sebagai objek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam

tuturan tersebut merupakan seorang pemimpin di sebuah surat kabar. Mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu seorang wartawan. Tuturan tersebut terjadi di sebuah

ruangan kantor. Pada tututuran tersebut yaitu membicarakan seorang koruptor yang

ingin mereka tulis ceritanya. Berdasarkan hal tersebut, data dia mempunyai fungsi

sebagai objek karena dalam penggalan tuturan tersebut mengacu pada objek

pembicaraan tersebut yaitu seorang koruptor yang ingin diwawancarai.

(37) “Saya, dengan penuh kesadaran, memilih sel ini.”


(KKTH76)

Deiksis persona pertama yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai subjek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang koruptor. Mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu seorang wartawan yang bertugas untuk meliput kisah seorang

koruptor. Tuturan tersebut terjadi pada sebuah sel tahanan penjara yang dihuni oleh

seorang koruptor yang baru saja tertangkap karena kasus korupsi. Berdasarkan hal

tersebut, data saya mempunyai fungsi sebagai subjek karena dalam penggalan tuturan

tersebut mengacu pada penutur karena menunjuk diirinya sendiri yaitu seorang

koruptor.
181

(38) “Mereka sudah menyiapkan sel besar, dengan perabot


lengkap, kulkas dan televisi, tapi saya menolak. Saya tak
seperti koruptor lain yang manja, yang di penjara pun ingin
menikmati fasilitas mewah. Sel sempit ini justru membuat
saya bersyukur, karena saya bisa jadi merenung. Lihatlah sel
ini mirip gua.” (KKTH76)

Deiksis persona ketiga dan deiksis persona pertama yang terdapat pada

penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai objek dan subjek. Pada tuturan

tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur pada tuturan tersebut yaitu seorang

koruptor. Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang wartawan. Tuturan tersebut

dilakukan di sel tahanan yang dihuni seorang koruptor. Pada tuturan tersebut

membahas sel sempit yang dipilih oleh seorang koruptor daripada sel yang besar yang

sudah disiapkan oleh pihak temannya di luar penjara yang masih melakukan korupsi.

Berdasarkan hal tersebut, data mereka mempunyai fungsi sebagai objek, karena pada

penggalan tuturan tersebut mengacu pada kolega dari seorang koruptor yang sudah

menyiapkan sel dengan fasilitas mewah. Data saya mempunyai fungsi sebagai subjek

karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada penutur yaitu seorang

koruptor.

(39) “Mungkin ini memang wangsit, yang harus saya sampaikan


pada semua orang. Karena itulah, saya pengin kamu
menuliskannya.” (KKTH77)

Deiksis persona pertama dan deiksis persona kedua yang terdapat pada

penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai subjek dan objek. Pada tuturan

tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur pada tuturan tersebut yaitu seorang

koruptor. Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang wartawan. Tuturan tersebut

dilakukan di sel tahanan yang dihuni seorang koruptor. Berdasarkan hal tersebut, data
182

saya mempunyai fungsi sebagai subjek karena pada penggalan tuturan tersebut

mengacu pada penutur yaitu seroang koruptor. Data kamu mempunyai fungsi sebagai

objek, karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada penutur yaitu seorang

wartawan.

(40) “Ya, seni adiluhung. Korupsi itu perlu kehalusan budi.


Dengan alus mengambil sesuatu tanpa seorang pun tahu.
Mencuri, tapi yang dicuri tak pernah merasa kalau dirinya
dicuri. Jadi, sekali lagi, korupsi itu seni. Saya punya ilustrasi
untuk menggambarkan ini. Saya punya kolega, yang
memelihara burung kutilang. Saya heran, kenapa dia setiap
hari melatih burung kutilang itu bernyanyi. Lalu dia
menyanyikan sebuah lagu anak-anak. Kau pasti tahu lagu
anak Burung Kutilang kan? Di pucuk pohon cemara, burung
kutilang bernyanyi, bersiul-siul sepanjang hari dengan tak
jemu-jemu… mengangguk-ngangguk sambil berseru
triliiiii….trilililiiiii….” (KKTH78)

Deiksis persona pertama, deiksis persona ketiga, dan deiksis persona kedua

yang terdapat pada data (40) mempunyai fungsi sebagai subjek dan objek. Pada

tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersbeut yaitu

seorang koruptor. Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang wartawan. Tuturan

tersebut terjadi pada sebuah sel, tuturan tersebut menjelaskan seorang teman dari

penutur yang melatih burungnya setaip hari. Berdasarkan hal tersebut, data saya

mempunyai fungsi sebagai subjek, karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu

pada penutur yaitu seorang koruptor. Data dia mempunyai fungsi sebagai objek,

karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada objek pembicaraan yaitu teman

dari seorang koruptor yang mempunyai burung kutilang yang ia latih setiap hari. Data

kau mempunyai fungsi sebagai objek karena pada penggalan tuturan tersebut

mengacu pada mitra tutur yaitu seroang wartawan.


183

(41) “Itu lagu kesukaan saya saat kanak-kanak” (KKTH78)

Deiksis persona pertama yang terdapat pada data (41) mempunyai fungsi

sebagai subjek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam

tuturan tersebut yaitu seorang koruptor. Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu

seorang wartawan. Tuturan tersebut terjadi pada sebuah sel tahanan tempat sang

koruptor di tahan. Berdasarkan hal tersebut, data saya mempunyai fungsi sebagai

subjek. Berfungsi sebagai subjek karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu

pada penutur yaitu seorang wartawan.

(42) “Saya bicara tentang seni korupsi yang kini diabaikan oleh
para korptor itu!” (KKTH79)

Deiksis persona pertama yang terdapat pada penggalan tuturan

tersebutmempunyai fungsi sebagai subjek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur pada tuturan tersebut yaitu seorang koruptor. Mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu seorang wartawan. Tuturan tersebut dilakukan di sel tahanan

yang dihuni seorang koruptor. Berdasarkan hal tersebut, data saya mempunyai fungsi

sebagai subjek. Berfungsi sebagai subjek karena pada penggalan tuturan tersebut

mengacu pada penutur yaitu seroang koruptor.

(43) “kamu kan sudah mati.” (KTAH90)

Deiksis persona kedua yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai objek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu roh penasaran sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu seroang hantu. Tuturan tersebut terjadi malam hari di sebuah

kuburan yang sunyi. Berdasarkan hal tersebut, data kamu mempunyai fungsi sebagi
184

subjek. Berfungsi sebagai subjek karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu

pada mitra tutur, mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang hantu.

(44) “Celanaku sedang kupinjamkan pada Tuhan. Ia lebih


membutuhkan. Malu kan, kalau Ia ketemu orang tak
memakai celana. Ku pinjamkan celanaku, agar Tuhan terlihat
santun. Apalagi sekarang ini lagi musim banyak orang yang
katanya begitu mencintai Tuhan.” (KTAH92)

Deiksis persona pertama dan deiksis persona ketiga yang terdapat pada

penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai penunjukkan dan objek. Pada

tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu

roh penyair. Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu roh penasaran. Tuturan tersebut

terjadi malam hari di sebuah kuburan yang sunyi. Berdasarkan hal tersebut, data –ku

mempunyai fungsi sebagai penunjukkan, karena dalam penggalan tuturan tersebut

menunjuk deiksis persona pertama atau kata ganti orang pertama yaitu mengacu pada

penutur, pada tuturan tersebut mempunyai maksud celana roh sang penyair yang

dipinjamkan ke tuhan. Data ia mempunyai fungsi sebagai objek, karena pada

penggalan tuturan tersebut mengacu pada objek pembicaraan yaitu membicarakan

tentang tuhan.

(45) “Kuharap kalian tak keberatan ia tinggal di sini. Ia diusir


dari surga…” (KTAH93)

Deiksis persona kedua dan deiksis persona ketiga yang terdapat pada

penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai objek. Pada tuturan tersebut

terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu roh penyair.

Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu roh-roh penasaran. Tuturan tersebut terjadi

malam hari di sebuah kuburan yang sunyi. Tuturan tersebut menjelaskan tentang roh
185

penyair meminta izin kepada roh-roh penasaran yang di kuburan untuk menerima

seekor anjing tinggal bersama mereka. Berdasarkan hal tersebut, data kalian

mempunyai fungsi sebagai objek. Berfungsi sebagai objek karena pada penggalan

tuturan tersebut mengacun pada mitra tutur, yaitu roh-roh penasaran yang ada di

kuburan. Data ia mempunyai fung sebagai objek. Berfungsi sebagai objek karena

pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada objek pembicaraan yaitu seekor anjing

yang dibawa roh penyair.

(46) “Benar-benar beruntung kita punya tetangga sebaik Pak Kor.


Meski kaya beliau tidak sombong. Ia masih mau
menyempatkan menengok kita yang melarat. Kalau semua
orang kaya di negeri ini sebaik pak Kor, pasti nggak ada
orang miskin kelaparan.” (KTAH98)

Deiksis persona pertama dan deiksis persona ketiga yang terdapat pada

penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai subjek dan objek. Pada tuturan

tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersbeut yaitu Sebleh,

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu istrinya. Tuturan tersebut terjadi

siang hari di depan rumah pak Kor. Tuturan tersebut membahas tentang kebaikan pak

Kor yang sudah membeli anjing milik Sebleh seharga lima ratus ribu. Berdasarkan

hal tersebut, data kita mempunyai fungsi sebagai subjek. Berfungsi sebagai subjek

karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada penutur dan mitra tutur yaitu

Sebleh dan istrinya. Data ia mempunyai fungsi sebagai objek. Berfungsi sebagai

objek karena pad apenggalan tuturan tersebut mengacu pada pak Kor yang sudah rela

membagi uangnya untuk membeli seekor anjing yang sakit.

(47) “Perasaan bahagia telah bisa menolongnya, membuat saya


merasakan sesuatu yang berharga dalam hidup saya. Setiap
186

kali menolong, sebenarnya kita sedang menabung


kebahagiaan.” (KTAH100)

Deiksis persona pertama yang terdapat pada tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai subjek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur

dalam tuturan tersebut yaitu pak Kor, sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut

yaitu Sebleh. Tuturan tersebut terjadi pagi hari di sebuah tepi jalan raya. Berdasarkan

hal tersebut, data saya mempunyai fungsi sebagai subjek karena pada penggalan

tuturan tersebut mengacu pada penutur yaitu pak Kor. Data kita mempunyai fungsi

sebagai subjek. Berfungsi sebagai subjek karena pada penggalan tuturan tersebut

mengacu pada penutur dan mitra tutur yaitu pak Kor dan Sebleh.\

(48) “Ternyata selama ini, saya keliru menilai Pak Kor.”


(KTAH101)

Deiksis persona pertama yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai subjek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sebleh, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu istri Sebleh. Tuturan tersebut terjadi siang hari dirumahnya,

tuturan tersebut menjelaskan kekecewaan Sebleh terhadapa pak Kor. Berdasarkan hal

tersebut, data saya mempunyai fungsi sebagai subjek. Berfungsi sebagai subjek

karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada penutur dalam tuturan tersebut

yaitu Sebleh.

(49) “Bayangin, kenapa dia mesti ngabisin banyak duit buat


nyelamatin anjing? kalau emang dia benar-benar dermawan
yang berniat menolong, yang mesti ditolong ya hidup kita,
bukan anjing buduk!” (KTAH101)
187

Deiksis persona ketiga dan deiksis persona kedua yang terdapat pada tuturan

tersebut mempunyai fungsi sebagai objek dan subjek. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sebleh. Mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu istri Sebleh. Tuturan tersebut terjadi siang hari

dirumahnya, tuturan tersebut menjelaskan kekecewaan Sebleh terhadap pak Kor yang

lebih memilih menyalamatkan anjing daripada dirinya. Berdasarkan hal tersebut, data

dia mempunyai fungsi sebagai objek karena pada penggalan tuturan tersebut

mengacu pada objek tuturan yaitu Pak kor. Data kita mempunyai fungsi sebagai

subjek karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada penutur dan lawan tutur

yaitu Sebleh dan istrinya.

(50) “Kalau keadaannya begini, saya mau bertukar nasib dengan


anjing itu. Setidaknya anjing itu kini hidupnya jauh lebih
nyaman. Tinggal di rumah mewah. Tiap hari dapat makan
enak. Kabarnya kalau makan daging pun selalu daging
impor. Kamu tahu, berapa biaya makan untuk anjing itu?
Bisa buat biaya makan kita berbulan-bulan. Baru sakit
sedikit saja, Pak Kor langsung membawa anjing itu ke
dokter. Padahal kamu tahu sendiri, itu Mak Jumi yang
rumahnya di pojok gang itu, sudah bertahun-tahun tergolek
digerogoti berbagai macam penyakit, jangankan ke dokter,
beli sebiji obat pun kagak mampu.” (KTAH101)

Deiksis persona pertama dan deiksis persona kedua yang terdapat pada

penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai subjek dan objek. Pada tuturan

tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sebleh.

Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu istri Sebleh. Tuturan tersebut terjadi siang

hari dirumahnya, tuturan tersebut menjelaskan kekecewaan Sebleh terhadap pak Kor

yang lebih memilih menyalamatkan anjing daripada dirinya. Berdasarkan hal

tersebut, data saya mempunyai fungsi sebagai subjek. Berfungsi sebagai subjek
188

karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada penutur yaitu Sebleh. Data

kamu mempunyai fungsi sebagai objek karena pad apenggalan tuturan tersbeut

mengacu pada lawan tutur yaitu istri sebleh. Data kita mempunyai fungsi sebagai

subjek karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada penutur dan mitra tutur

yaitu Sebleh dan istrinya.

(51) “Tiap mendengar anjing itu menggonggong seakan dia


sedang meledek kita.” (KTAH104)

Deiksis persona ketiga dan deiksis persona pertama yang terdapat pada

penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai objek dan subjek. Pada tuturan

tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sebleh.

Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu istri Sebleh. Tuturan tersebut terjadi siang

hari dirumahnya, tuturan tersebut menjelaskan tentang kemarahan Sebleh yang

mendengar suara anjing milik pak kor. Berdasarkan hal tersebut, data dia mempunyai

fungsi sebagai objek. Berfungsi sebagai objek karena pada penggalan tuturan tersebut

mengacu pada objek pembicaraan yaitu anjing milik pak Kor. Data kita mempunyai

fungsi sebagai subjek, karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada penutur

dan mitra tutur yaitu Sebleh dan istrinya.

(52) “Bagaimanapun kita tak boleh melupakan kebaikan Pak


Kor.” (KTAH106)

Deiksis persona pertama yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai subjek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Pak Rt. Mitra tutur dalam tuturan tersebut

yaitu Sebleh dan tetanggnya. Tuturan terebut terjadi pada siang hari di sebuah pos
189

ronda yang berkumpul beberapa warga yang membahas kebaikan pak Kor.

Berdasatkan hal tersebut, data kita mempunyai fungsi sebagai subjek karena pada

penggalan tuturan tersebut mengacu pada penutur dan mitra tutur yaitu Pak Rt dan

Sebleh beserta orang-orang yang berada di pos ronda.

(53) “Ingat setelah banjir tahun lalu, siapa yang langsung


memperbaiki jalan di depan gang kita yang rusak penuh
genangan air? Pak Kor, kan! Tiap menjelang Lebaran rumah
Pak Kor juga terbuka buat kita, kita selalu diundang makan-
makan dan dapat pembagian beras, meskipun cuma beras
miskin. Tiap kampung kita ada acara, dari tujuh belasan
sampai perayaan Mauladan, Pak Kor juga selalu ngasih
sumbangan.” (KTAH106)

Deiksis persona pertama yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai subjek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Pak Rt. Mitra tutur dalam tuturan tersebut

yaitu Sebleh dan tetanggnya. Tuturan terebut terjadi pada siang hari di sebuah pos

ronda yang berkumpul beberapa warga yang membahas kebaikan pak Kor.

Berdasatkan hal tersebut, data kita mempunyai fungsi sebagai subjek. Berfungsi

sebagai subjek karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada penutur dan

mitra tutur yaitu Pak Rt dan Sebleh beserta orang-orang yang berada di pos ronda.

(54) “Anggap saja kau hanya pindah tempat tidur. Kau tetap bisa
menjalankan bisnismu dan menikmati hal-hal yang kau suka
seperti biasanya.” (LPKH120)

Deiksis persona kedua yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai objek dan penunjukkan. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang pengacara.

Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Otok. Tuturan tersebut terjadi di sebuah sel
190

tahanan yang ditempati Otok. Berdasarkan hal tersebut, data kau mempunyai fungsi

sebagai objek. Berfungsi sebagai objek karena pada penggalan tuturan tersebut

mengacu pada mitra tutur yaitu Otok. Data –mu juga mempunyai fungsi sebagai

penunjukkan, karena pada penggalan tuturan tersbeut menunjuk deiksis persona

kedua atau kata ganti orang kedua yaitu mengacu pada bisnis yang dijalankan Otok.

(55) “Ada rekening khusus yang disiapkan buat istri dan anak-
anakmu.” (LPKH120)

Deiksis persona kedua yang terdapat pada penggalan data tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjukkan. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur.

Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang pengacara. Mitra tutur dalam tuturan

tersebut yaitu Otok. Tuturan tersebut terjadi di sebuah sel tahanan yang ditempati

Otok. Berdasarkan hal tersebut, data –mu mempunyai fungsi sebagai penunjukkan,

karena pada penggalan tuturan tersebut menunjuk deiksis persona kedua atau kata

ganti orang kedua yang mengacu pada istri dan anak-anak Otok.

(56) “Kau bisa berkenalan dengan orang-orang terhormat di sini.


Kesempatan langka, yang mungkin tak akan bisa kau
dapatkan bila kau masih di luar sana.” Sarusi tersenyum
(LPKH122)

Deiksis persona kedua yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai objek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sarusi. Mitra tutur dalam tuturan tersebut

yaitu Otok. Tuturan tersebut terjadi pada sebuah sel tahanan, tuturan tersebut

menjelaskan bahwa berada di dalam sel tahanan adalah kesempatan langka untuk

dapat bertukar pikiran dengan orang-orang di dalam tahanan. Berdasarkan hal


191

tersebut, data kau mempunyai fungsi sebagai objek. Berfungsi sebagai objek karena

pad apenggalan tuturan tersebut mengacu pada mitra tutur yaitu Otok.

(57) “Kamu pasti pernah dengar lelucon tentang pencuri motor,


yang begitu masuk penjara akan makin pintar. Ketika keluar,
ia tak lagi menjadi pencuri motor, tetapi pencuri mobil.
Pintar-pintarlah bergaul di sini, maka kamu akan makin
cerdas. Kalau sebelumnya kamu hanya mengambil ratusan
juta, begitu keluar, kamu akan tahu bagaimana caranya
menilap ratusan miliar. Anggap saja kamu sedang sekolah S2
atau S3 di sini dan nanti keluar sekaligus lulus dengan gelar
doktor humoris causa.” (LPKH123)

Deiksis persona kedua dan deiksis persona ketiga yang terdapat pada

penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai objek. Pada tuturan tersebut

terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sarusi. Mitra

tutu dalam tuturan tersebut yaitu Otok. Tuturan tersebut terjadi pada sebuah sel

tahanan, tuturan tersebut menjelaskan bahwa berada di dalam sel tahanan adalah

kesempatan langka untuk dapat bertukar pikiran dengan orang-orang di dalam

tahanan. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan

tersebut yaitu Sarusi. Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Otok. Tuturan tersebut

terjadi pada sebuah sel tahanan, tuturan tersebut menjelaskan bahwa berada di dalam

sel tahanan akan mendapatkan pengalaman berharga seperti kuliah. Berdasarkan hal

tersebut, data kamu mempunyai fungsi sebagai objek, karena pada penggalan tuturan

tersebut mengacu pada mitra tutur yaitu Otok. Data ia mempunyai fungsi sebagai

objek, karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada objek pembicaraan

dalam tuturan tersebut yaitu pencuri motor.

(58) “Nah, malam ini kau punya lelucon apa? Kata pak Hikal”
(LPKH125)
192

Deiksis persona kedua yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

merupakan bentuk deiksis persona kedua tunggal yaitu kau. Pada tuturan tersebut

terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu pak Haikal,

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Sarusi. Tuturan tersebut terjadi

malam hari di sebuah sel tahanan, tuturan tersebut merupakan kumpulan tiap malam

rabu yang dilakukan para tahanan mantan koruptor untuk menceritakan sebuah

lelucon. Berdasarkan hal tersebut, data kau mempunyai fungsi sebagai objek, karena

pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada mitra tutur yaitu Sarusi.

(59) “Lho kalau soal humor Sarusi memang nggak kreatif. Tapi
kalau soal ngambil uang negara, baru dia kreatif”
(LPKH126)

Deiksis persona ketiga yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai objek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Bang Handi, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu Mas Unas. Tuturan tersebut terjadi malam hari di sebuah sel

tahanan, tuturan tersebut merupakan kumpulan tiap malam rabu yang dilakukan para

tahanan mantan koruptor untuk menceritakan sebuah lelucon. Berdasarkan hal

tersebut, data dia mempunyai fungsi sebagai objek. Berfungsi sebagai objek karena

pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada orang ketiga dalam tuturan tersebut

yaitu Sarusi.

(60) “Di sini, kita memang seperti pemimpin dan pejuang zaman
dulu, yang punya kesamaan nasib dan perjuangan.” Ujar
Sarusi (LPKH127)
193

Deiksis persona pertama yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai subjek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sarusi, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu Pak Hakil. Tuturan tersebut terjadi malam hari di sebuah sel

tahanan, tuturan tersebut merupakan kumpulan tiap malam rabu yang dilakukan para

tahanan mantan koruptor untuk menceritakan sebuah lelucon. Berdasarkan hal

tersebut, data kita mempunyai fungsi sebagai subjek. Berfungsi sebagai subjek karena

pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada penutur dan mitra tutur yakni Sarusi

dan Pak Haikal.

(61) “Saya tak bersalah. Terbukti saya tidak menerima satu


rupiah pun, sebab yang saya terima dalam bentuk dolar.”
(LPKH129)

Deiksis persona pertama yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai subjek. Pada tuturan tersbeut terdpaat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Mas Unas. Mitra tutur dalam tuturan

tersebut yaitu Otok. Tuturan tersebut terjadi malam hari di sebuah sel tahanan, tuturan

tersebut merupakan kumpulan tiap malam rabu yang dilakukan para tahanan mantan

koruptor untuk menceritakan sebuah lelucon. Berdasarkan hal tersebut, data saya

mempunyai fungsi sebagai subjek. Berfungsi sebagai subjek karena pada penggalan

tuturan tersebut mengacu pada penutur yaitu Mas Unas.

(62) “Kamu tahu, pajak itu mudah, yang sulit membayarnya.”


(LPKH130)

Deiksis persona kedua yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai objek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra
194

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Mas Unas. Mitra tutur dalam tuturan

tersebut yaitu Bung Jayus. Tuturan tersebut terjadi malam hari di sebuah sel tahanan,

tuturan tersebut merupakan kumpulan tiap malam rabu yang dilakukan para tahanan

mantan koruptor untuk menceritakan sebuah lelucon. Berdasarkan hal tersebut, data

kamu mempunyai fungsi sebagai objek. Berfungsi sebagai objek, karena pada

penggalan tuturan tersebut mengacu pada mitra tutur yaitu Bung Jayus.

(63) “Saya baru baca berita, kalau saat ini jumlah orang miskin
hampir 100 juta. Sementara ekonomi hanya dikuasai oleh 10
orang terkaya. Menurut saya ini berita bagus.” (LPKH131)

Deiksis persona pertama yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai subjek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Mas Unas. Mitra tutur dalam tuturan

tersebut yaitu Bung Jayus. Tuturan tersebut terjadi malam hari di sebuah sel tahanan,

tuturan tersebut merupakan kumpulan tiap malam rabu yang dilakukan para tahanan

mantan koruptor untuk menceritakan sebuah lelucon. Berdasarkan hal tersebut, data

saya mempunyai fungsi sebagai subjek. Berfungsi sebagai subjek karena pada

penggalan tuturan tersebut mengacu pada penutur yaitu Mas Unas.

(64) “Kalau bicara soal pemimpin, sebenarnya kita bisa


mengenali karakter pemimpin dari caranya menyelesaikan
masalah.” (LPKH132)

Deiksis persona pertama yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai subjek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Bang Handi, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu teman-teman tahanan satu selnya. Tuturan tersebut terjadi
195

malam hari di sebuah sel tahanan, tuturan tersebut merupakan kumpulan tiap malam

rabu yang dilakukan para tahanan mantan koruptor untuk menceritakan sebuah

lelucon. Berdasarkan hal tersebut, data kita mempunyai fungsi sebagai subjek.

Berfungsi sebagai subjek karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada

penutur dana lawan tutur, pada tuturan tersebut mengacu pada Bang Handi dan

teman-teman satu selnya.

(65) “Bila pemimpin itu politikus, ia akan menyelesaikan masalah


dengan cara membuat masalah baru, agar masalah lama
tertutupi.” (LPKH132)

Deiksis persona ketiga yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

merupakan bentuk deiksis persona ketiga tunggal yaitu ia. Pada tuturan tersebut

terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Bang Handi,

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Pak Kasan. Tuturan tersebut

terjadi malam hari di sebuah sel tahanan, tuturan tersebut membahas tentang seorang

pemimpin politikus dengan segala masalahnya. Berdasarkan hal tersebut, data ia

mempunyai fungsi sebagai objek, karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu

pada objek yang sedang dibicarakana oleh Bang Handi dan Pak asan yaitu seorang

pemimpim politikus.

(66) “Kau yakin ingin tahu?” (LPKH136)

Deiksis persona kedua yang terdapat pada penggalan data tersebut mempunyai

fungsi sebagai objek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur

dalam tuturan tersebut yaitu Sarusi, sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut

yaitu Otok. Tuturan tersebut terjadi malam hari di dalam sel tahanan tempat Otok.
196

Berdasarkan hal tersebut, data kau mempunyai fungsi sebagai objek, karena pada

penggalan tuturan tersebut mengacu pada mitra tutur yaitu Otok.

(67) “Emmm, dalam kasusmu, amu menutupi banyak fakta,


sehingga hanya kamu sendiri yang masuk penjara. Kamu
melindungi semua atasanmu yang terlibat. Oleh meraka
yang diselamatkanmu, kamu dianggap hebat. Tapi, bagi
kawan-kawan di sini, kamu hanyalah seorang pengecut.
Karena tak pernah berani menyebutkan nama-nama yang ikut
korupsi denganmu.” (LPKH138)

Deiksis persona kedua dan deiksis persona ketiga yang terdapat pada

penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai penunjukkan dan objek. Pada

tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu

Sarusi, sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Otok. Tuturan tersebut

menjelaskan kesalahan Otok dalam sebuah memilih untuk tidak menyebutkan nama-

nama teman dia di ruang sidang sehingga hanya Otok sendiri yang di penjara.

Berdasarkan hal tersebut, data –mu dalam kata kasusmu, mempunyai fungsi sebagai

penunjukkan karena pada penggalan tuturan tersebut menunjuk deiksis persona yaitu

persona kedua yang mengacu pada mitra tutur, pada tuturan tersebut mengacu pada

kasus yang tengah di alami Otok. Data kamu mempunyai fungsi sebagai objek.

Berfungsi sebagai obje karena pad apenggalan tuturan tersebut mengacu pada mitra

tutur yakni Otok. Data –mu pada kata atasanmu mempunyai fungsi sebagai

penunjukkan, karena pada penggalan tuturan tersebut menunjuk persona yaitu deiksis

persona kedua yang mengacu pada mitra tutur yaitu pemimpin-pemimpin teman Otok

yang dilindungi. Data mereka mempunyai fungsi sebagai objek, karena pada

penggalan tuturan tersebut mengacu pada objek pembicaraan dalam tuturan tersebut

yaitu pemimpim-pemimpin teman Otok yang dilindungi dari kasus korupsi. Data –mu
197

pada kata denganmu mempunyai fungsi sebagai penunjukkan, karena pada penggalan

tuturan tersbeut menunjuk dieksis persona yaitu persona kedua yang mengacu pada

mitra tutur yaitu Otok.

(68) “Aku sudah resmi jadi orang miskin.” (POMBH140)

Deiksis persona pertama yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai subjek. Pada tuturan tersebutterdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu orang miskin, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu teman orang miskin. Tuturan tersebut terjadi siang hari .

Berdasarkan hal tersebut, data aku mempunai fungsi sebagai subjek. Berfungsi

sebagai subjek karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada penutur yaitu

orang miskin.

(69) “Kelak, mereka pasti akan menjadi orang miskin yang baik
dan sukses.” (POMBH140)

Deiksis persona ketiga yang terdapat pada penggalan tuturan

tersebutmempunyai fungsi sebagai objek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu orang kaya, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu teman orang kaya. Tuturan tersebut terjadi siang hari,

tuturan tersebut menjelaskan tentang orang miskin yang akan bisa menjadi sukses

suatu hari nanti. Berdasarkan hal tersebut, data mereka mempunyai fungsi sebagai

objek karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada objek pembicaraan

dalam tuturan tersebut yaitu orang miskin.

(70) “Ceritakan kisah paling lucu dalam hidup kita….”


(POMBH140)
198

Deiksis persona pertama yang terdapat pada penggalan tuturan

tersebutmempunyai fungsi sebagai subjek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Pentur dalam penggalan tuturan tersebut yaitu orang miskin, sedangkan

mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu istrinya. Tuturan tersebut terjadi sore hari di

depan ruah orang miskin sambil menimkati teh buatan isrinya. Berdasarkan hal

tersebut, data kita mempunyai fungsi sebagai subjek. Berfungsi sebagai subjek karena

dalam penggalan tuturan tersebut mengacu pada penutur dan mitra tutur yaitu orang

miskin dan istrinya.

(71) “Ialah ketika aku dan anak-anak begitu kelaparan, lalu


menyembelihmu.” Jawab istrinya (POMBH140)

Deiksis persona pertama dan deiksis persona kedua yang terdapat pada

penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai subjek dan penunjukkan. Pada

tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam penggalan tuturan

tersebut yaitu istri orang miskin, sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu

suaminya atau orang miskin. Tuturan tersebut terjadi sore hari di depan ruah orang

miskin sambil menimkati teh buatan isrinya. Berdasarkan hal tersebut, data aku

mempunyai fungsi sebagai subjek, karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu

pada penutur yaitu istrinya orang miskin. Data –mu pada kata menyembelihmu

mempunyai fungsi sebagai penunjukkan, karena pda penggalan tuturan tersebut

menunjuk deiksis persona kedua atau menunjuk mitra tutur yaitu suaminya, pada

tuturan tersebut bermaksud menyembelih suaminya ketika ia kelaparan.

(72) “Barangkali aku memang run-temurun dikutuk jadi orang


miskin.” (POMBH142)
199

Deiksis persona pertama yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai subjek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu orang miskin, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu temannya. Tuturan tersebut terjadi di rumah seorang duku.

Berdasarkan hal tersebut, data aku mempunyai fungsi sebagai subjek, karena pda

penggalan tuturan tersebut mengacu pada penutur yaitu orang miskin.

(73) “Kamu memang punya bakat jadi orang miskin.”


(POMBH142)

Deiksis persona kedua yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai objek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang dukun, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu orang miskin. Tuturan tersebut terjadi di rumah dukun.

Berdasarkan hal tersebut data kamu mempunyai fungsi sebagai objek karena pada

penggalan tuturan tersebut mengacu pada orang kedua dalam tuturan tersebut yaitu

orang miskin sebagai mitra tutur dalam tuturan.

(74) “Aku kenal orang miskin yang jadi pelawak. Bertahun-tahun


ia jadi pelawak, tapi tak pernah ada yang tersenyum
menyaksikannya di panggung. Baru ketika ia mati, semua
orang tertawa.” (POMBH142)

Deiksis persona pertama dan deiksis persona ketiga yang terdapat pada

penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai subjek dan objek. Pada tuturan

tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu orang

miskin, sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu teman orang miskin.

Tuturan tersebut menjelaskan tentang orang miskin yang kenal dengan seorang
200

pelawak dan menceritakan kehidupan pelawak itu kepada temannya. Berdasarkan hal

tersebut, data aku mempunyai fungsi sebagai subjek karena pada penggalan tuturan

tersebut mengacu pada penutur yaitu orang miskin. Data dia mempunyai fungsi

sebagai subjek karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada objek

pembicaraan dalam tuturan tersebut yaitu pelawak.

(75) “Aku punya kolega orang miskin yang aku kagumi. Dia
merintis karier jadi pengemis, untuk membesarkan anaknya.
Sekarang satu anaknya di ITB, satu di UI, satu di UGM, dan
satunya lagi di UNDIP.” (POMBH144)

Deiksis persona pertama dan deiksis persona ketiga yang terdapat pada

penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai subjek, objek, dan

penunjukkan. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam

tuturan tersebut yaitu orang miskin sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu

temannya. Tuturan tersebut menjelaskan tentang kolega orang miskin yang bisa

menyekolahkan anaknya di berbagai universitas ternama di indonesia. Berdasarkan

hal tersebut, data aku mempunyai fungsi sebagai subjek. Berfungsi sebagai subjek

karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada penutur yaitu orang miskin.

Data dia mempunyai fungsi sebagai objek, karena pada penggalan tuturan tersebut

mengacu pada objek pembicaraan dalam tuturan tersebut yaitu kolega orang miskin

yang menyekolahkan anaknya. Data –nya mempunyai fungsi sebagai penunjukkan,

karena pada penggalan tuturan tersebut menunjuk persona yaitu deiksis persona

ketiga taua kata ganti orang etiga yaitu anak-anak kolega orang miskin.

(76) “Aku ingin mereka juga menjadi orang miskin yang baik
dan benar sesuai ketentuan undang-undang. Setidaknya, bisa
201

mengamalkan kemiskinan mereka secara adil dan beradab


berdasarkan pancasila dan UUD 45.” (POMBH144)

Deiksis persona pertama dan deiksis persona ketiga yang terdapat pada

penggalan tuturan tersebutmempunyai fungsi sebagai subjek dan objek. Pada tuturan

tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu orang

miskin, sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu istrinya. Tuturan tersebut

menjelaskan tentang harapan orang miskin kepada anak-anaknya yaang masih kecil

agar nantinya bisa sukses. Berdasarkan hal tersebut, data aku mempunyai fungsi

sebagai subjek, karena pad apenggalan tuturan tersebut mengacu pada penutur yaitu

orang miskin. Data mereka mempunyai fungsi sebagai objek, karena pad apenggalan

tuturan tersebut mengacu pada objek pembicaraan dari tuturan tersebut yaitu anak-

anak orang miskin yang masih kecil.

(77) “Itu perempuan yang kemarin baru melahirkan. Anaknya


sudah selusin, suaminya minggat, dan ia merasa repot kalau
mesti menghidupi satu jabang bayi lagi. Makanya ia memilih
membakar diri.” (POMBH149)

Deiksis persona ketiga yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai penunjukkan dan objek. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu orang miskin, sedangan

mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu warga di sekitar rumah. Tuturan tersebut

terjadi pada sore hari di sekitar rumah orang miskin, tuturan tersebut menjelaskan

seseorang perempuan yang mati bunuh diri dengan cara membakar dirinya bersama

anak yang masih di gendong. Berdasarkan hal tersebut, data –nya pada kata anaknya

mempunyai fungsi sebagai penunjukkan karena pada penggalan tuturan tersebut

menunjuk persona yaitu deiksis persona ketiga yang mengacu pada objek
202

pembicaraan yaitu anak perempuan yang juga ikut meninggal. Data ia mempunyai

fungsi sebagai objek karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada objek

pembicaraan dalam tuturan tersebut yaitu seorang perempuan yang mati bunuh diri.

(78) “Hanya orang miskin gadungan yang mau mati bunuh diri.
Untunglah, sekarang saya sudah resmi jadi orang miskin.”
(POMBH150)

Deiksis persona pertama yang terdapat pada peggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai subjek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu orang miskin, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersbeut yaitu temannya. Tuturan tersebut menjelaskan bahwa orang miskin

itu sudah resmi menjadi orang miskin yang sesungguhnya. Berdasarkan hal tersebut,

data saya mempunyai fungsi sebagai subjek karena pada penggalan tuturan tersebut

mengacu pada penutur yaitu orang miskin.

(79) “Sekarang anak-anakku tak perlu lagi repot-repot mengemis


dengan tampang dimelas-melaskan, buat apa? Toh, sekarang
kami sudah nyaman jadi orang miskin. Tak sembarang orang
bisa punya Kartu Tanda Miskin seperti ini.” (POMBH151)

Deiksis persona pertama yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai penunjukkan dan subjek. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu orang miskin,

sednagkan mitra tutur dalam tuturan tersbeut yaitu temannya. Tuturan tersebut

menjelaskan bahwa anak-anak dari penutur tidak perlu lagi mengemis karena meka

sudah mempunyai Kartu Tanda Miskim. Berdasarkan hal tersebut, data –ku pada kata

anak-anakku mempunyai fungsi sebagai penunjukkan karena pada penggalan tuutran

tersebut menunjuk persona yaitu deiksis persona pertama yang mengacu pada
203

penutur, dalam tuturan tersebut mengacu pada anak-anak orang miskin. Data kami

mempunyai fungsi sebagai subjek karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu

pada kelaurga orang miskin.

(80) “Jadi kamu tak perlu cemas begitu, karena siapa yang mau
mengalah akan mendapatkan kemenangan.”
(DTPSMKHH161)

Deiksis persona kedua yang terdapat pad apenggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai objek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dana mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Pak Wiguyo, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu seorang politisi. Tuturan tersebut terjadi pagi hari di rumah Pak

Wiguyo. Berdasarkan hal tersebut, data kamu mempunyai fungsi sebagai objek

karena pada penggalan tuutran tersebut mengacu pada mitra tutur dalam tuturan

tersebut yaitu seorang politisi.

(81) “Tapi, menyangkut „apel impor‟yang harus diutamakan


kepentingannya agar kita semua bisa tetap medapatkan
subsidi di pemilihan presiden mendatang. Semua ini ya untuk
kebaikan. Walau kita merasa benar, lebih baik mengalah,
supaya tak ada yang kehilangan muka.” (DTPSMKHH162)

Deiksis persona pertama yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai subjek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Pak Wiguyo, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu seorang politisi. Tuturan tersebut terjadi pagi hari di rumah Pak

Wiguyo. Berdasarkan hal tersebut, data kita mempunyai fungsi sebagai subjek.

Berfungsi sebagai subjek karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada

pentur dan mitra tutur yaitu Pak Wiguyo dan seorang politisi.
204

(82) “Lho, saya hanya ngasih jalan keluar, agar kamu bisa
terhindar dari kasus ini.” (DTPSMKHH163)

Deiksis persona pertama dan dieksis persona kedua yang terdapat pada

penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai subjek dan objek. Pada tuturan

tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu

Sarmin, sednagkan mitra tutur dalam tuturan tersbeut yaitu seorang politisi. Tuturan

tersebut terjadi sore hari di rumah seorang politisi. Berdasarkan tuturan tersebut, data

saya mmepunyai fungsi subjek, karena pad apenggalan tuturan tersbeut mengacu

pada penutur yaitu Sarmin, sedangkan data kamu mempunyai fungsi sebagai objek,

karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada lawan tutur yaitu seorang

politisi.

(83) “Saya sudah bilang ke kawan-kawan, biar saya saja yang


masuk penjara, tapi mereka tak mau. Saya yakin, mereka
semua sudah bersengkongkol hendak mengorbankan kamu.”
Sarmin menyalakan sebatang rokok.” (DTPSMKHH164)

Deiksis persona pertama dan deiksis persona ketiga yang terdapat pada

penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai subjek dan objek. Pada tuturan

tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu

Sarmin, sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang politisi. Tuturan

tersebut terjadi sore hari di rumah seorang politisi. Berdasrakan hal tersebut data saya

mempunyai fungsi sebagai subjek, karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu

pada penutur yaitu Sarmin. Data mereka mempunyai fungsi sebagai objek karena

pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada objek pembicaraan tersebut yaitu

teman-teman Sarmin.
205

(84) “Saya sudah lama kenal Raden Mas Kanjeng. Banyak juga
kok yang sering minta bantuannya. Dia bisa mengubah batu
jadi emas hanya dengan menyentuh. Ia bisa memindahkan
penyakit jiwa.” (DTPSMKHH164)

Deiksis persona pertama dan deiksis persona ketiga yang terdapat pada

penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai subjek, penunjukkan dan

objek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan

tersebut yaitu Sarmin, sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang

politisi. Tuturan tersebut terjadi sore hari di rumah seorang politisi. Tuturan tersbeut

menjelaskan tentang Sarmin yang mengenal seorang dukun beranama Raden Mas

Kanjeng. Berdasrakan hal tersebut data saya mempunyai fungsi sebagai subjek

karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada penutur yaitu Sarmin. Data –

nya pada kata bantuannya mempunyai fungsi sebagai penunjukkan karena pada

penggalan tuturan tersebut menunjuk persona yaitu deiksis persona ketiga yang

mengacu pada meminta bantuan Raden Mas Kanjeng. Data dia dan ia mempunyai

fungsi sebagai objek, karena pada penggalan tuturan tersbeut mengacu pada objek

pembicaraan dalam tuturan tersebut yaitu Raden Mas Kanjeng.

(85) “Kita bisa bertukar seperti. Biar jiwa kamu pindah


sementara ke tubuh saya. Jadi ketika nanti dipenjara,
sebenarnya yang dipenjara adalah saya. Karena jiwa kamu
tetap bebas di tubuh saya.” (DTPSMKHH165)

Deiksis persona pertama dan deiksis persona kedua pada penggalan tuturan

tersebut mempunyai fungsi sebagai subjek dan objek. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sarmin, sedangkan

mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang politisi. Tuturan tersebut terjadi sore

hari di rumah seorang politisi. Berdasarkan hal tersbeut, data kita mempunyai fungsi
206

sebagai subjek, karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada penutur dan

mitra tutur yaitu Sarmin dan seorang politisi. Data kamu mempunyai fungsi sebagai

objek. Berfungsi sebagai objek karena pada penggalan mitra tutur tersebut mengacu

pada mitra tutur yaitu seorang politisi. Data saya mempunyai fungsi sebagai subjek

karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada penutur dalam tuturan tersebut

yaitu Sarmin.

(86) “Dengar Min! idemu itu tak hanya konyol tapi gila.”
(DTPSMKHH165)

Deiksis persona kedua yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai penunjukkan. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang politisi, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu Sarmin. Tuturan tersebut terjadi sore hari di rumah

seorang politisi. Tuturan tersebut menejlaskan rasa kesal seorang politisi terhadap ide

Sarmin yang tak masuk akal. Berdasarkan hal tersbeut, data –mu mempunyai fungsi

sebagai penunjukkan karena pada penggalan tuturan tersbeut menunjuk persona yaitu

persona kedua atau kata ganti orang kedua dalam tuturan tersebut yaitu ide yang

dimiliki Sarmin.

(87) “Saya hanya bisa bantu, kalau kamu percaya, terserah kamu
percaya atau tidak.” (DTPSMKHH166)

Deiksis persona pertama dan deiksis persona kedua yang terdapat pada

penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai subjek dan objek. Pada tuturan

tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Raden

Mas Kanjeng, sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang politisi.
207

Tuturan tersebut terjadi siang hari di rumah kediaman Raden Mas Kanjeng.

Berdasarkan tuturan tersebut data saya mempunyai fungsi sebagai subjek karena pada

penggalan tuturan tersebut mengacu pada penutur yaitu Rden Mas Kanjeng. Data

kamu mempunyai fungsi sebagai objek. Berfungsi sebagai objek karena pada

penggalan tuturan tersebut mengacu pada mitra tutur yaitu seorang politisi.

(88) “Bagiamana dengan saya? Apa untungnya semua ini bagi


saya.? Tanya anjing itu.” (DTPSMKHH173)

Deiksis persona pertama yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai subjek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut adalah seekor anjing bertubuh manusia,

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Sarmin. Berdasarkan hal tersebut,

data saya mempunyai fungsi sebagai subjek. Berfungsi sebagai subjek karena pada

penggalan tuturan tersebut mengacu pada penutur yaitu seekor anjing yang bertubuh

manusia.

(89) “Tentu saja kamu lebih beruntung, karena kamu akan


merasakan bagaimana enaknya menjadi manusia.”
(DTPSMKHH173)

Deiksis persona kedua yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai objek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sarmin, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu seekor anjing yang bertubuh manusia. Tuturan tersebut

menjelaskan tentang keuntungan dari pertukaran tubuh yang dialami oleh seekor

anjing dan seeorang poltisi. Berdasarkan hal tersebut data kamu mempunyai fungsi
208

sebagai objek karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada orang kedua

dalam tuturan tersebut yaitu seekor anjing bertubuh manusia.

(90) “Aku hanya ingin sejenak menikmati kenangan di meja ini.


Semoga kau tak keberatan.” (PKH185)

Deiksis persona pertama dan deiksis persona kedua yang terdapat pada

penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai subjek dan objek. Pada tuturan

tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu

seorang perempuan, sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Ren. Tuturan

tersebut terjadi siang hari di sebuah café. Berdasarkan hal tersebut, data aku

mempunyai fungsi sebagai subjek. Berfungsi sebagai subjek karena pada penggalan

tuturan tersebut mengacu pada penutur yaitu seorang perempuan. Data kau pada

penggalan tuutran tersbeut berfungsi sebagai objek karena mengacu pada mitra tutur

yaitu Ren.

(91) “Duduklah bila kau mau. Mungkin kita bisa berbincang.


Lagi pula, meja ini cukup untuk kita berdua.” (PKH185)

Deiksis persona yang terdapat pada penggalan tuturan tersebt merupakan

bentuk deiksis persona kedua tunggal dan bentuk deiksis persona pertama jamak,

yaitu kau dan kita. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur

dalam tuturan tersebut yaitu Ren, sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu

seorang perempuan. Tuturan tersebut terjadi siang hari di sebuah café. Berdasarkan

hal tersebut, data kau pada penggalan tuturan tersebut berfungsi sebagai objek karena

mengacu pada mitra tutur yang jumlahnya hanya satu orang yaitu seorang
209

perempuan. Data kita pada penggalan tuturan tersebut berfungsi sebagai subjek

karena mengacu pada penutur dan mitra tutur yaitu Ren dengan seorang perempuan.

(92) “Kau tahu, hanya dengan kenangan kita bisa menikmati


kembali kebahagiaan yang telah hilang. Karena itulah kita
suka merayakan kenangan. Lima tahun lalu, lelaki yang
kucintai melamarku di meja ini.” (PKH187)

Deiksis persona keuda, deiksis persona kedua yang terdapat pada penggalan

tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai objek, subjek, dan penunjukkan. Pada

tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu

seorang perempuan, sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Ren. Tuturan

tersebut terjadi siang hari di sebuah café. Tuturan tersebut menceritakan sebuah

kenangan yang dimiliki seorang perempuan. Berdasarkan hal tersebut, data kau

mempunyai fungsi sebagai objek, karena pad apenggalan tuutran tersebut mengacu

pada lawan tutur yaitu Ren. Data kita mempunyai fungsi sebagai subjek karena pada

penggalan tuutran tersebut mengacu penutur dan mitra tutur yaitu seorang perempuan

dan Ren. Data –ku dalam kata kucinta dan melamarku mempunyai fungsi sebagai

penunjukkan, karena pada penggalan tuturan tersebut menunjuk persona yaitu

persona pertama yaitu mengacu pada lelaki yang dicintai seseorang sedang melamar

dia.

(93) “Kepalanya bersandara ke bahuku yang menyetir mobil


sambil menangis.” (PKH188)

Deiksis persona ketiga dan deiksis persona pertama yang terdapat pada

penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai penunjukkan. Pada tuturan

tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu
210

seorang perempuan sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Ren. Tuturan

tersebut terjadi di sebuah café. Tuturan tersebut menceritakan kenangan seorang

perempuan bersama laki-lakinya bernama Bram. Berdasarkan hal tersebut, data –nya

dalam kata kepalanya mempunyai fungsi sebagai penunjukkan karena menunjuk

persona yaitu deiksis persona ketiga yang mengacu pada objek pembicaraan tersebut,

yaitu kepala bram. Data –ku mempunyai fungsi sebagai penunjukkan karena

menunjuk persona yaitu deiksis persona pertama yang mengacu pada penutur yaitu

seroang lelaki bersandar di bahu seorang perempuan tersebut.

(94) “Barangkali selama ini kau memang keliru.” (PKH188)

Deiksis persona kedua yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai objek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Vika, sedangkan mitra tutur dalam tuturan

tersebut yaitu Ren. Tuturan tersebut menjelaskan rasa penasaran Vika tentang cerita

Ren yang sama sekali tak masuk akal. Berdasarkan hal tersebut, data kau mempunyai

fungsi sebagai objek karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada mitra

tutur yaitu Ren.

(95) “Bila kau memang penasaran, kenapa tak kau cari tahu saja
kebenarannya? Ini kota kecil, dengan mudah kita mencari
tahu siapa perempuan itu. Sejak kapan ia mengenal Bram
dan seterusnya….” (PKH190)

Deiksis persona kedua, deiksis persona pertama, dan deiksis persona ketiga

yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai objek dan

subjek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan

tersebut yaitu Vika, sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Ren. Tuturan
211

tersebut menjelaskan tentang rasa penasaran Ren yang ingin mencari tau keberadaan

seeorang perempuan yang bmemiliki kenangan dengan Bram. Berdasarkan hal

tersebut, data kau mempunyai fungsi sebagai objek. Berfungsi sebagai objek karena

pada penggalan tuutran tersebut mengacu pada mitra tutur yaitu Ren. Data kita

mempunyai fungsi sebagai subjek, karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu

pada penutur dan mitra tutur yaitu Vika dan Ren. Data ia mempunyai fungsi sebagai

objek karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu pad aobjek yang sedang

dibicarakan yaitu seorang perempuan yang memiliki kenangan dengan Bram.

(96) “Oke, kalau kau tak mau, biar aku yang mencari tahu.”
(PKH190)

Deiksis persona kedua dan deiksis persona pertama yang terdapat pada

penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai objek dan subjek. Pada tuturan

tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Vika,

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Ren. Berdasarkan hal tersebut,

data kau pada penggalan tuturan tersebut berfungsi sebagai objek karena mengacu

pada mitra tutur yaitu Ren. Data aku pada penggalan tuturan tersebut berfungsi

sebagai subjek karena mengacu pada penutur yaitu Vika.

(97) “Dia sama sekali tidak mengenal Bram, suaminya pekerja


tambang, mati karena ledakan gas. Tubuhnya melepuh dan
gosong hingga ia tak berani melihat. Ia ingin mengenang
suaminya tidak dengan bayangan yang mengerikan seperti
itu. Lalu seorang datang memberi kenangan.” (PKH191)

Deiksis persona ketiga yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai objek dan penunjukkan. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Vika, sedangkan mitra
212

tutur dalam tuturan tersebut yaitu Ren. Berdasarkan hal tersebut, data dia dan ia

mempunyai fungsi sebagai objek karena pad apenggalan tuturan tersebut mengacu

pada objek pembicaraan tersebut yaitu seorang perempuan. Data –nya mempunyai

fungsi sebagai penunjukkan karena pada penggalan tuturan tersebut menunjuk

persona yaitu deiksis persona ketiga yang mengacu pada objek pembicaraan, dalam

tuturan tersebut mengacun pada suami seorang perempuan. Data –nya pada kata

tubuhnya mempunyai fungsi sebagai penunjukkan karena pada penggalan tuturan

tersebut menunjuk persona yaitu deiksis persona ketiga yang mengacu pada objek

pembicaraan yaitu Suami seorang perempuan.

(98) “Maksudmu?” (PKH191)

Deiksis persona kedua yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai penunjukkan. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Ren, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu Vika. Berdasarkan hal tersebut data –mu pada tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai penunjukkan karena pada penggalan tuturan tersebut

meunjuk persona yaitu menunjuk deiksis persona kedua atau kata ganti orang kedua

yang mengacu pada mitra tutur yaitu Vika.

(99) “Sepertinya ada yang mengopi kenanganmu, kemudian


memberikan pada perempuan itu.” (PKH191)

Deiksis persona kedua yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai penunjukkan. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Vika, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu Ren. Berdasarkan hal tersebut data –mu mempunyai fungsi
213

sebagai penunjukan karena pada penggalan tuturan tersbeut menunjuk persona yaitu

deiksis persona kedua yang mengacu pada mitra tutur yaitu Ren. Pada penggalan

tuturan tersebut menjelaskan kenangan yang dimiliki Ren.

(100) “Tapi monyet yang paling jelek pun masih lebih cakep dari
kamu.” (BPPH208)

Deiksis persona kedua yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai objek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu tetangga Otok, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu Otok. Berdasarkan hal tersebut data kamu mempunyai

fungsi sebagai objek. Berfungsi sebagai objek karena pada penggalan tuturan tersebut

mengacu pada mitra tutur yaitu Otok.

(101) “Mestinya tadi kamu akting, terguling-guling atau bilang


kamu patah. Kita bisa peras yang nabrak kamu itu, besok
lagi, kalau kamu ketabrak, bilang kami!” (BPPH212)

Deiksis persona kedua dan deiksis persona pertama yang terdapat pada

penggalan data tersebut mempunyai fungsi sebagai objek dan subjek. Pada tuturan

tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu

pemimpin preman dan anggota preman. Mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu

Otok. Berdasarkan hal tersebut data kamu mempunyai fungsi sebagai objek.

Berfungsi sebagai objek karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada mitra

tutur yaitu Otok. Data kita mempunyai fungsi sebagai subjek karena pada penggalan

tuturan tersebut mengacu pada penutur dan mitra tutur yaitu seorang preman dan

Otok. Data kami mempunyai fungsi sebagai subjek karena pada penggalan tuturan
214

tersebut mengacu penutur yang lebih dari satu orang yaitu seroang pemimpin preman

bersama anggotanya yang lain.

(102) “Kalau ketahuan itu bukan darah, kita bisa kena pasal 310.”
(BPPH215)

Deiksis persona pertama yang terdapat pada penggalan data tersebut

mempunyai fungsi sebagai subjek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan juga

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seroang pemimpin preman,

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu anggota preman-preman.

Berdasarkan hal tersebut, data kita mempunyai fungsi sebagai subjek, karena pada

penggalan tuturan tersebut mengacu pada penutur dan mitra tutur yaitu seroang

pemimpin preman bersama anggota preman yang lain.

(103) “Iya. Maksud saya, nama baik kita sebagai penipu akan
tercemarkan.” (BPPH215)

Deiksis persona pertama yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai subjek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan juga

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seroang pemimpin preman,

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu anggota preman-preman.

Berdasarkan hal tersebut, data saya mempunyai fungsi sebagai subjek karena pada

penggalan tuturan tersebut mengacu pada penutur yaitu seorang pemimpin preman.

Data kita mempunyai fungsi sebagai subjek karena pada penggalan tuturan tersebut

mengacu pada penutur dan mitra tutur yaitu seroang pemimpin preman bersama

anggota preman yang lain.


215

(104) “Saya intruksikan agar kalian tidak melakuan hal-hal yang


konyol di luar bisnis kita. Jangan tergoda mengambil telepon
genggam, dompet, atau tas yang ada di mobil korban. Jangan
bikin kerusakan. Ingat, kita ini hanya melakukan sedikit
penipuan. Bukan maling atau perusuh.” (BPPH216)

Deiksis persona pertama dan deiksis persona kedua yang terdapat pada

penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai subjek dan objek. Pada tuturan

tersebut terdapat penutur dan juga mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu

seroang pemimpin preman, sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu

anggota preman-preman. Berdasarkan hal tersebut, data saya mempunyai fungsi

sebagai subjek karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada penutur yaitu

seorang pemimpin preman. Data kalian mempunyai fungsi sebagai objek karena pad

apenggalan tuturan tersebut mengacu pada mitra tutur yang lebih dari satu orang yaitu

anggota preman. Data kita mempunyai fungsi sebagai subjek karena pada penggalan

tuturan tersebut mengacu pada penutur dan mitra tutur yaitu seroang pemimpin

preman bersama anggota preman yang lain.

(105) “Kamu ini pemimpin preman atau pemimpin partai politik?”


(BPPH216)

Deiksis persona kedua yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai objek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang anggota preman, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu pemimpin preman. Berdasarkan hal tersebut, data

kamu mmepunyai fungsi sebagai objek karena pada penggalan tuturan tersebut

mengacu pada mitra tutur yaitu pemimpin preman.


216

(106) “Lho, meskipun kita ini hanya kelompok preman, kita tidak
boleh seperti partai politik. Politisi boleh seperti preman, tapi
kita tidak boleh meniru politisi.” (BPPH219)

Deiksis persona pertama yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai subjek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seroang pemimpin preman, sedangkan

mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu anggota preman. Berdasarkan hal tersebut,

data kita mempunyai fungsi sebagai subjek karena pada penggalan tuturan tersebut

mengacu pada penutur dan mitra tutur yaitu seroang pemimpin preman dan

anggotanya.

(107) “Beruntunglah kamu punya wajah jelek, karena sangat


potensial untuk bisa dihina. Kamu bisa mendapatkan uang
lebih banyak dengan wajah jelekmu itu.” (BPPH218)

Deikis persona kedua yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai objek dan penunjukkan. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang polisi,

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Otok. Tuturan tersebut terjadi di

ruang kantor polisi, tuturan tersebut menjelaskan seorang polisi yang ingin membuat

bisnis dengan Otok untuk melaporkan orang-orang yang menghinanya. Berdasarkan

hal tersebut, data kamu mempunyai fungsi sebagai objek karena pada penggalan

tuturan tersebut mengacu pada mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Otok. Data –

mu dalam kata jelekmu mempunyai fungsi sebagai penunjukkan karena pada

penggalan tuturan tersebut menunjuk persona yaitu deiksis persona kedua yaitu wjaah

Otok.
217

(108) “Ketika menunggu di kantor polisi. Rasanya seperti


mendengar suara malaikat maut yang sedang mengabsen
namaku agar antre.” (BPPH219)

Deiksis persona pertama yang terdapat pada penggalan data tersebut

mempunyai fungsi sebagai penunjukkan. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Kang Oji, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu Polisi. Tuturan tersebut terjadi di sebuah kantor polisi.

Berdasarkan hal tersebut, data –ku mempunyai fungsi sebagai penunjukkan karena

pada penggalan tuturan tersebut menunjuk persona yaitu deiksis persona pertama

yang mengacu pada penutur, yaitu Kang Oji.

(109) “Saya hanya melaksanakan kewajiban hukum untuk


mendampingi dan membela Otok, yang selama ini menerima
perlakuan teror yang begitu mengerikan, sehingga hidupnya
tak pernah tenang karena berbagai cemoohan, hinaan di luar
batas perikemanusiaan, makian, dan ujaran permusuhan yang
diterima bertahun-tahun.” (BPPH220)

Deiksis persona pertama yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai subjek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mjitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu pengacara, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu Kang Oji. Tuturan tersebut terjadi di sebuah ruang kantor polisi.

Berdasarkan hal tersebut, data saya mempunyai fungsi sebagai subjek, karena pada

penggana tuturan tersebut mengacu pada mitra tutur yaitu seorang pengacara.

(110) “Wah kamu cakep banget hari ini, seperti pangeran Arab.”
(BPPH221)

Deiksis persona kedua yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

merupakan bentuk deiksis persona kedua tunggal yaitu kamu. Pada tuturan tersebut

terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu tetangga otok,
218

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Otok. Tuturan tersebut terjadi di

pinggir jalan saat siang hari. Berdasarkan hal tersebut, data kamu mempunyai fungsi

sebagai objek karena pada penggalan tuutran tersebut mengacu pada mitra tutur yaitu

Otok.

(111) “Besok kamu ikut, kamu bereskan saja secepatnya. Kita


berangkat ke pantai menggunakan pesawat jet pribadi.”
(KCBH226)

Deiksis persona kedua dan deiksis persona pertama yang terdapat pada

penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai objek dan subjek. Pada tuturan

tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu

seorang bos, sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu sekretaris.

Berdasarkan hal tersebut, data kamu mempunyai fungsi sebagai objek karena pada

penggalan tuturan tersebut mengacu pada mitra tutur yaitu orang kedua dalam tuturan

tersebut yaitu seorang sekretaris. Data kita mempunyai fungsi sebagai subjek karena

pada penggalan tuturan tersebut mengacu penutur dan mitra tutur yaitu bos dan

sekretarisnya.

(112) “Kamu nggak marah kan, Babe? Ini mendadak banget. Aku
harus ikut rombongan Menteri Perdagangan. Makanya besok
aku nggak mungkin ikut kamu. Kita atur lagi deh. Bener kan,
kamu nggak marah? Makasih Babe.” (KCBH228)

Deiksis persona kedua dan deiksis persona pertama yang terdapat pada

penggalan tuturan tersebut merupakan bentuk deiksis persona kedua tunggal, deiksis

persona pertama tunggal dan deiksis persona pertama jamak yaitu kamu, aku, dan

kita. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan

tersbeut yaitu seorang sekretaris, sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu
219

kekasihnya. Berdasarka hal tersebut, data kamu mempunyai fungsi sebagau objek,

karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada mitra tutur dalam tuturan

tersbeut yaitu kekasihnya. Data aku mempunyai fungsi sebagai subjek, karena pada

peggalan tuturan tersebut mengacu pada penutur yaitu seorang sekretaris. Data kita

mempunyai fungsi sebagai subjek, karena pada peggalan tuturan tersebut mengacu

pada penutur dan mitra tutur yaitu sekretaris dan kekasihnya.

(113) “Besok saya nggak jadi diving sama teman-teman, jadi bisa
pergi sama Tante. Saya juga udah kangen banget sama
Tante.” (KCBH229)

Deiksis persona pertama yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

merupakan bentuk deiksis persona pertama yaitu saya. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang pemuda,

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang tante. Berdasarkan hal

tersebut, data saya mempunyai fungsi sebagai subjek karena pada penggalan tuturan

tersebut mengacu pada penutur yaitu seorang pemuda.

(114) “Mama nggak bisa datang, tapi mama bisa beliin tas itu.
Kamu bisa merayakan dengan kawan-kawanmu. Kalau ada
mama, nanti teman-temanmu malah rikuh. Iya mama pasti
beliin tas itu.” (KCBH230)

Deiksis persona kedua yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai objek dan penunjukkan. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu mama dari seorang anak

muda, sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu anak perempuan. Tuturan

tersebut menjelaskan bahwa mamanya tidak dapat menghadiri acara anak

perempuannya. Berdasarkan hal tersebut, data kamu mempunyai fungsi sebagai objek
220

karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada mitra tutur dalam tuturan

tersebut yaitu anak perempuannya. Data –mu mempunyai fungsi sebagai

penunjukkan, karena pada penggalan tuturan tersbeut menunjuk persona yaitu deiksis

persona kedua tunggal yang mengacu pada mitra tutur, dalam tuturan tersebut yaitu

mengacu pada teman-teman anak perempuannya.

(115) “Bener loh om, mumpung mama nggak jadi. Besok setelah
ama temen-temen. Saya pasti nemuin om. Pokonya saya
kepingin hanya berdua sama om.” (KCBH232)

Deiksis persona pertama yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai subjek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang gadis, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu seorang hakim. Berdasarkan hal tersebut, data saya

mempunyai fungsi sebagai subjek, karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu

pada penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang gadis.

(116) “Besok kau ada waktu?” (KCBH234)

Deiksis persona kedua yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai objek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang istri hakim, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu seorang bos. Berdasarkan data tersebut, data kau

mempunyai fungsi sebagai objek karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu

pada mitra tutur yaitu seorang bos.

(117) “Kita harus ketemu.” (KCBH234)


221

Deiksis persona pertama yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai subjek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang istri hakim, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu seorang bos. Berdasarkan data tersebut, data kita

mempunyai fungsi sebagai subjek karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu

pada penutur dan mitra tutur yaitu sorang istri hakim dan seorang bos.

(118) “Minggu depan vonis akan diputuskan. Ada kurir yang mesti
saya temui. Tak bisa diwakilkan. Begini repotnya kalau
berurusan dengan hukum yang berengsek.” (KCBH235)

Deiksis persona pertama yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai subjek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang bos, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu sekretaris. Berdasarkan hal tersebut, data saya mempunyai

fungsi sebagai subjek karena pad apenggalan tuturan tersebut mengacu pada penutur

yang menunjuk dirinya sendiri, dalam tuturan tersebut yaitu seorang bos.

(119) “Kok kamu diam Babe? Nggak seneng ya aku bisa ikut
kamu? Apa kamu mau pergi sama yang lain ya?, yaudah,
besok aku ikut kamu. Aku sudah beli lingerie stripis dan
kostum suster kok.” (KCBH236)

Deiksis persona kedua dan deiksis persona pertama yang terdapat pada

penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai objek dan subjek. Pada tuturan

tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu

seorang sekretaris, sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu kekasihnya.

Berdasarkan hal tersebut, data kamu mempunyai fungsi sebagai objek. Berfungsi

sebagai objek karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada mitra tutur
222

dalam tuturan tersbeut yaitu kekasihnya. Data aku pada penggalan tuturan tersebut

berfungsi sebagai subjek karena mengacu pada penutur yaitu seorang sekretaris.

(120) “Itu saat saya umur 20 tahun. Basiyo 3 tahun lebih muda dari
saya. Saya bisa memahami kemarahannya. Siapa yang akan
sanggup terus-menerus dihantui bayangan orang yang begitu
dicinta dalam keadaan terhina seperti itu, ta berdaya, dan
berpelepotan tahi? Bisa saya bayangkan mimpi buruk dan
mengerikan yang mesti ditanggung setiap malam. Sungguh
saya sendiri tak sanggup mengingat itu. Saya selalu
menangis.” (OTBTSLH251)

Deiksis persona pertama dan deiksis persona ketiga yang terdapat pada

penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai subjek dan penunjukkan. Pada

tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu

Mbah Ngabdul, sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut adalah tetangga Basiyo.

Tuturan tersebut terjadi di depan rumah mbah Ngabdul. Tuturan terebut msnceritakan

tentang masa lalu yang dialami mbah Ngabdul ketika bersama Basiyo. Berdasarkan

hal tersebut, data saya mempunyai fungsi sebagai subjek karena pada penggalan

tuturan tersebut mengacu pada penutur, dalam tuturan tersebut yaitu mbah Ngabdul.

Data -nya mempunyai fungsi sebagai penunjukkan, karena pada penggalan tuturan

tersebut menunjuk persona yaitu menunjuk pdeiksis persona ketiga yang mengacu

pada objek pembicaraan yang menunjuk persona, dalam tuturan tersebut yaitu

Basiyo.

(121) “Ketika saya merasa tak lagi punya apa-apa, saya selalu
diingatkan, semestinya tak perlu merasa kehilangan apa-apa
karena masih punya kebahagiaan. Meski sedikit. Beras bisa
habis. Tapi, kebahagiaan itu rezeki yang tak akan pernah
habis dinikamati.” (OTBTSLH253)
223

Deiksis persona pertama yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai subjek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Suparmi istri Basiyo, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu tetangganya. Tuturan tersebut terjadi siang hari di

depan rumah Suparmi. Tuturan tersebut menjelaskan betapa baiknya suaminya itu.

Berdasarkan hal tersebut, data saya mempunyai fungsi sebagai subjek karena pada

penggalan tuutran tersebut mengacu pada penutur yaitu Suparmi.

(122) “Kalau keringatku bau perengus kecut ini, sebenarnya hanya


untuk membuktikkan, apakah kamu masih perhatian sama
aku. Kalau kamu masih mencium bauku, itu tandanya kamu
masih perhatian sama aku. Kan aku jadi senang. Makanya,
kalau kamu rajin mandi, kamu malah tidak punya
kesempatan memperhatikan aku. Kamu nanti marah, karena
menganggap aku tidak memberikan kesempatan kamu untuk
memperhatikanku.” (OTBTSLH253)

Deiksis persona pertama dan deiksis persona kedua yang terdapat pada

penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai penunjukkan, subjek, dan

objek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan

tersebut yaitu Basiyo, sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Suparmi.

Berdasarkan hal tersebut, data -ku dalam kata keringatku mempunyai fungsi sebagai

penunjukkan, karena pada penggalan tuturan tersebut menunjuk persona yaitu deiksis

persona pertama yang mengacu pada penutur, dalam tuturan tersebut memiliki arti

keringat Basiyo. Data kamu mempunyai fungsi sebagai objek, karena pada penggalan

tuturan tersebut mengacu pada mitra tutur, dalam tuturan tersebut yang menjadi mitra

tutur yaitu Suparmi istrinya. Data aku mempunyai fungsi sebagai objek. Berfungsi
224

sebagai objek karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada penutur dalam

tuturan tersebut yaitu Basiyo.

(123) “Kamu kan tahu sendiri, nggak mungkin aku sama sinden.
Aku dan sinden itu beda keyakinan! Aku yakin mau,
sementara dia yakin tidak mau.” (OTBTSLH256)

Deiksis persona kedua, deiksis persona pertama, dan deiksis persona ketiga

yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai objek dan

subjek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan

tersebut yaitu Basiyo, sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Suparmi.

Tuturan tersebut menceritakan tentang kecemburuan Suparmi pada seorang Sinden.

Berdasarkan hal tersebut, data kamu mempunyai fungsi sebagai subjek karena pada

penggalan tuturan tersebut mengacu pada mitra tutur yaitu Suparmi. Data aku

mempunyai fungsi sebagai subjek, karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu

pada penutur yaitu Basiyo. Data dia mempunyai fungsi sebagai objek, karena pada

penggalan tuturan tersebut mengacu pada objek pembicaraan tersebut yaitu seorang

Sinden yang membuat Suparmi cemburu.

(124) “Mbelegedesss… terserah, mau ngomong apa pun aku tak


percaya.” (OTBTSLH256)

Deiksis persona pertama yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai subjek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Suparmi istri Basiyo, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu Basiyo. Berdasarkan hal tersebut, data aku

mempunyai fungsi sebagai subjek karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu

pada penutur, dalam tuturan tersebut mengacu pada Suparmi istri Basiyo.
225

(125) “Yang jelas saya tidak ingin sepeda, Pak. Biar saya yang
kasih tebak-tebakan buat bapak. Nanti kalau berhasil
menebak, saya kasih sepeda. Bukan sepeda ontel. Sepeda
roda tiga, Pak. lumayan buat cucu Bapak.” (OTBTSLH264)

Deiksis persona pertama yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai subjek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Basiyo, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu Pak Presiden. Tuturan tersebut terjadi di sebuah istana presiden,

karena Basiyo mendapatkan penghargaan bintang Mahaputera. Berdasarakan hal

tersebut, data saya mempunyai fungsi sebagai subjek karena pada penggalan tuturan

tersebut mengacu pada penutur, penutur dalam tuturan tersebut yaitu Basiyo.

(126) “Mungkin Pak Basiyo bisa cerita, kenapa Pak Basiyo tak bisa
tertawa dan sedih lagi. Pak Basiyo mendapatkan kehormatan
Bintang Maha Putera Utama karena Pak Basiyo rakyat yang
patut di contoh. Rakyat teladan. Rakyat yang baik karena tak
lagi bisa sedih dengan segala macam penderitaan. Kalau
semua rakyat di negeri ini seperti Pak Basiyo, pasti negara
kita cepat maju. Jelaskan kenapa, Pak Basiyo tak bisa
tertawa lagi?” (OTBTSLH265)

Deiksis persona pertama yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai subjek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Pak Presiden, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu Basiyo. Tuturan tersebut terjadi di istana presiden, tuturan

tersebut di tuturkan di sebuah panggung saat Basiyo menerima penghargaan Bintang

Mahaputera Utama. Berdasarkan hal tersebut, data kita mempunyai fungsi sebagai

subjek karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada penutur dan mitra tutur,

dalam tuturan tersebut yaitu Pak Presiden dan Basiyo.


226

(127) “Coba kalau nanti benar-benar mati jadi pahlawan, pasti


nggak mau kenal sama kita. Dasar orang aneh. Pura-pura
saja suka perhatian, nggak ingin dapat pujian. Dasar pelawak
tolol sok.” (OTBTSLH266)

Deiksis persona pertama yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai subjek. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu tetangga Basiyo, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu temannya. Berdasarkan hal tersebut, data kita

mempunyai fungsi sebagai subjek. Berfungsi sebagai subjek karena pada penggalan

tuturan tersebut mengacu pada penutur dan mitra tutur, dalam tuturan tersebut yaitu

tetangga Basiyo dan temannya.

4. Fungsi Deiksis Ruang atau Tempat

Fungsi deiksis ruang atau tempat adalah pemberian fungsi kepada tempat atau

lokasi yang bergantung kepada kedudukan penutur dan mitra tutur dalam sebuah

tuturan. Pada penelitian ini terdapat beberapa fungsi deiksis ruang atau tempat.

Berikut akan diuraikan satu per satu fungsi deiksis ruang pada kumpulan cerpen

Lelucon Para Koruptor karya Agus Noor.

(128) “Sidang bisa dilanjutkan, karena ini bukan menyangkut


dakwaan. Kita hanya ingin meminta kesaksian secara
terbuka.” (SMH21)

Deiksis ruang yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut yaitu ini

mempunyai fungsi sebagai penunjuk umum. Pada tuturan tersebut terdapat penutur

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu saudara jaksa, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang hakim. Tuturan tersebut terjadi di sebuah

ruangan sidang pada saat siang hari. Berdadarkan hal tersebut, data ini mempunyai
227

fungsi sebagai penunjuk umum, karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu

pada situasi tuturan tersebut terjadi yaitu persidangan yang sedang berlangsung.

(129) “Tidak penting apa pendapatnya, sidang ini hanya ingin tahu
kesaksiannya.” (SMH22)

Deiksis ruang yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk umum. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang hakim dalam persidangan,

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu saudara Saksi Mata. Tuturan

tersebut terjadi di dalam ruangan sidang dan sedang berlangsung proses persidangan

tentang kematian jenderal Ortega. Berdasarkan hal tersebut, data ini berfungsi sebagai

peunjuk umum, karena pada penggalan tuturan tersebut tidak menyatakan lokasi

secara spesifik, dalam tuturan tersebut hanya menjelaskan sidang yang telah

berlangsung.

(130) “Saudara Saksi Mata, sekali lagi kami peringatkan, jangan


membuat gaduh pengadilan. Makin kamu sering
menggonggong, hanya membuktikan kekuatanmu.”
(SMH22)

Deiksis ruang atau tempat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi

sebagai penunjuk geografi. Pada penggalan tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang hakim, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu saudara Saksi Mata. Tuturan tersebut terjadi sidang

hari di sebuah ruang sidang. Tuturan tersebut terjadi pada saat persidangan

berlangsung yaitu tentang kasus kematian Jendera Ortega. Berdasarkan hal tersebut,

data pengadilan mempunyai fungsi sebagai penunjuk geografi, karena pada


228

penggalan tuturan tersebut menjelaskan secara spesifik letak tuturan terjadi yaitu di

pengadilan.

(131) “Karena itulah saya perintahkan saudara Saksi Mata tak


terlalu sering menggonggong di ruang sidang ini, paham?”
(SMH22)

Deiksis ruang yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk geografi. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang hakim, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu Saudara Saksi Mata. Tuturan tersebut terjadi siang hari di

ruanh persidangan yang membahas tentang kasus kematian Jenderal Ortega.

Berdasarkan hal tersebut, data di ruang sidang mempunyai fungsi sebagai penunjuk

geografi, karena pada penggalan tuturan tersebut menunjuk tempat lokasi tuturan di

ujarkan yaitu berada di ruang persidangan.

(132) “Kami ingin mendengar pendapat para ahli yang terhormat,


agar kami yakin dengan kesaksian yang akan disampaikan
Saksi Mata dalam persidangan ini.” (SMH23)

Deiksis ruang yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk umum. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang hakim, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu Saudara Saksi Mata. Tuturan tersebut terjadi siang hari di

ruanh persidangan yang membahas tentang kasus kematian Jenderal Ortega.

Berdasarkan hal tersebut, data ini mempunyai fungsi sebagai penunjuk umum, karena

pada penggalan tuturan tersebut tidak menunjuk secara spesifik lokasi tuturan
229

tersebut, dalam tuturan tersebut hanya menjelaskan persidangan yang sedang

berlangsung.

(133) “Karena pada prinsip, seluruh ekspresi Saksi Mata adalah


tanda, yang mengandung makna komunikasi. Bahkan tinggi
rendah keras kecilnya suara ketika ia menggonggong adalah
komunikasi. Dalam konteks semiotika inilah, saya yakin,
saksi mata mengerti kenapa ia menjadi saksi kunci dalam
persidangan ini.” (SMH26)

Deiksis ruang yang terdapat pada penggalan tuturan mempunyai fungsi

sebagai penunjuk umum. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur.

Penutur dalam tuturan tersebut yaitu ahli psikologi dan semiotika, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu Saudara Saksi Mata. Tuturan tersebut terjadi siang

hari di ruanh persidangan yang membahas tentang kasus kematian Jenderal Ortega.

Berdasatkan hal tersebut, data ini mempunyai fungsi sebagai penunjuk umum, karena

pada penggalan tuturan tersebut tidak menunjuk secara spesifik lokasi tuturan

tersebut, dalam tuturan tersebut hanya menjelaskan persidangan yang sedang

berlangsung.

(134) “Menganggapnya sebagai kambing hitam saja sudah


merupakan penghinaan bagi dirinya, karena Saksi Mata
bukan kambing, melainkan anjing. Anjing yang harus
menghormati hak-hak keanjingannya. Pengadilan ini tak
lebih pertunjukkan topeng monyet, dan anjing itu hanyalah
korban persekongkolan jahat.” (SMH29)

Deiksis ruang yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk umum. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu ahli psikologi dan semiotika, sedangkan

mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Saudara Saksi Mata. Tuturan tersebut terjadi

siang hari di ruanh persidangan yang membahas tentang kasus kematian Jenderal
230

Ortega. Berdasarkan hal tersebut, data ini mempunyai fungsi sebagai penunjuk

umum, karena pada penggalan tuturan tersebut tidak menunjuk secara spesifik lokasi

tuturan tersebut, dalam tuturan tersebut hanya menjelaskan persidangan yang sedang

berlangsung.

(135) “Biasanya sih, rata-rata, warga di sini memilih paket


sedarhana ini. Harga-harganya masih terjangkau. Kapur
barus, kembang, daun pandan, itu satu paket. Malah nanti
dapat gratis minyak wangi cap Duyung. Jenis-jenis kain
kafannya juga bisa Ibu pilih sendiri. Saya kira kalau ambil
paket setengah harga yang ini juga menarik. Di situ, tertulis
jenis kain kafannya memang tak terlalu halus, tapi ya tidak
terlalu kasar amat. Juga nisannya, tidak dari batu, tapi dari
kayu. Nisan kayu malah lebih banyak pilihan. Mau dari kayu
apa? Mahoni, nangka atau randu? Tapi kalau nisanya dari
kayu randu nanti cepat lapuk, Bu. Saya sarankan cukup kayu
mahoni saja. Ini hanya saran lho, ya. Siapa tau Ibu malah
pinginnya nisan kayu jati, kita memang harus memberi yang
terbaik pada yang mati apalagi almarhum suami Ibu ini kan
penyair. Kita harus memakamkannya secara layak. Apa kata
dunia kalau penyair hebat seperti suami Ibu dimakamkan
dengan upacara yang biasa-biasa saja? Makannya, Bu, saya
sarankan lebih baik Ibu ambil paket kematian yang premium
ini, biar prosesi pemakamannya megah begitu…”
(MSSPH41)

Deiksis ruang atau tempat yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai penunjuk tempat. Pada tuturan tersebut terdapat penutur

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Pak Rt, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu Ibu Sipon istri sang penyair. Tuturan tersebut terjadi di

depan rumah ibu Sipon, tuturan tersebut menceritakan tentang paket-paket kematian

yang ditawatkan pak Rt untuk mengurus kematian suaminya. Berdasrakan hal

tersebut, data di sini mempunyai fungsi sebagai penunjuk tempat karena pada

penggalan tuturan tersbeut menunjuk lokasi tuturan terjadi yaitu warga yang berada di

dekat rumah Sipon akan memilih paket kematian yang lumayan mahal. Data di situ
231

memunyai fungsi sebagai penunjuk tempat, karena pada penggalan tuturan tersebut

dtaa di situ menunjuk tempat macam-macam jenis-jenis kain kafan yang suda berada

di dalam buku paket kematian.

(136) “Ibu nggak usah bingung begitu. Saya ini kan ya hanya
membantu, agar Ibu tidak repot. Kalau perlu, Ibu tinggal
duduk tenang menikmati kesedihan. Biar semua ini nanti
saya dan warga yang urus. Kebetulan ada warga sini yang
punya event organizer pemakaman. Ibu tinggal siapkan dana,
semua beres. Oh ya, kalau Ibu mau warga di sini yang mau
mengurukan pemakamannya ya tak apa-apa, biasanya
mereka dapat lima puluh ribu per orang ibu butuh berapa
orang? Serahkan saja duitnya sama saya. Biar saya yang
bantu bagikan pada mereka. Kalau duitnya dikasih orang lain
nanti malah di korupsi. Bagaimana Bu? Ibu mau pilih paket
kematian yang mana?” (MSSPH42)

Deiksis ruang yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk tempat. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Pak Rt, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu Ibu Sipon istri sang penyair. Tuturan tersebut terjadi di depan

rumah ibu Sipon, tuturan tersebut menceritakan tentang paket-paket kematian yang

ditawatkan pak Rt untuk mengurus kematian suaminya. Berdasrakan hal tersebut,

data sini dan di sini mempunyai fungsi sebagai penunjuk tempat, karena pada

penggalan tuturan tersebut menyatakan lokasi tuturan tersebut terjadi yaitu berada di

sekitar rumah ibu Sipon atau kampung yang ibu Sipom tinggali.

(137) “Bagaimana bu? Mau dimakamkan jam berapa? Baiknya


cepetan. Jangan sampai menginap, tidak baik. Saya sudah
siapkan orang-orang buat memandikan. Tapi ya itu, Bu,
mohon kepastian lebih dulu., kira-kira ibu ada dana berapa
buat mereka. Ya seikhlasnya saja. Ini saya hanya
menyampaikan saja lho ya. Tapi ya memang sudah kebiasaan
di sini. Ibu tahu sendiri. Ongkos orang mati memang tidak
sedikit. Sekarang ini, kalau tidak ada duit, ya jarang mau
232

datang membantu. Semakin banyak yang datang semakin


banyak yang mendoakan, itu semakin baik buat almarhum.
Biar husnul khotimah.” (MSSPH43)

Deiksis ruang yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk tempat. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Pak Rt, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu Ibu Sipon istri sang penyair. Tuturan tersebut terjadi di depan

rumah ibu Sipon, tuturan tersebut menceritakan tentang paket-paket kematian yang

ditawatkan pak Rt untuk mengurus kematian suaminya. Berdasrakan hal tersebut,

data di sini mempunyai fungsi sebagai penunjuk tempat, karena pada penggalan

tuturan tersebut menyatakan lokasi tuturan tersebut terjadi yaitu berada di sekitar

rumah ibu Sipon atau kampung yang ibu Sipon tinggali.

(138) “Daripada terus keluyuran begitu, kan lebih baik


memperbanyak ibadah.” (MSSPH52)

Deiksis ruang yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk umum. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu tetangga roh penyair, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu temannya. Tuturan tersebut terjadi di sebuah pos

ronda. Tuturan tersebut menceritakan keadaan roh penyair yang kebingungan

sehingga selalu keluyuran di kampung itu. Berdasarkan hal tersebut, data begitu

mempunyai fungsi sebagai penunjuk umum, karena pada penggalan tuturan tersebut

tidak menyatakan letak lokasi tuturan secara spesifik, tetapin apabila dilihat dalam

konteks tuturan roh sang penyair mondar-mandir di sekitar pos ronda.


233

(139) “Sini, pastilah kematian lebih asyik bila dinikmati


sambil ngopi.” (MSSPH52)
Deiksis ruang atau tempat yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai penunjuk tempat. Pada tuturan tersebut terdapat penutur

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu tetangga roh penyair, sedangkan

mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu temannya. Tuturan tersebut terjadi di sebuah

pos ronda. Tuturan tersebut menjelaskan seseorang tetangganya menyapa roh penyair

untuk bergabung nongkrong ke pos ronda. Berdasarkan hal tersebut, data sini

mempunyai fungsi sebagai penunjuk tempat karena pada penggalan tuturan tersebut

mengacu pada letak tuturan tersebut sedang terjadi yaitu berada di sebuah pos ronda.

Pada tuturan tersebut data sini merupakan letak tuturan terjadi dekat dengan penutur,

atau lokasi tuturan sama pada saat yang dituturkan.

(140) “Korupsi itu bukan soal adanya kesempatan, melainkan soal


giliran. Pada akhirnya semua akan korupsi. Membenci
koruptor hanya akan menghabiskan energi bangsa ini. Lebih
baik kita mulai memikirkan cara terbaik, bagaimana agar
keahlian dan kepintaran kita dalam korupsi ini menjadi ke
unggulan bangsa.” (KKTH73)

Deiksis ruang yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk umum. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang koruptor, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu seorang wartawan. Tuturan tersebut menjelaskan tentang

korupsi yang kian merajalela di negara tersebut. Berdasarkan hal tersebut data ini

mempunyai fungsi sebagai penunjuk umum karena pada penggalan tuturan tersebut

tidak menjelaskan lokasi tuturan secara spesifik, tuturan tersebut hanya mengacu pada

sebuah negara yang banyak koruptor.


234

(141) “Saya, dengan penuh kesadaran, memilih sel ini.” (KKTH76)

Deiksis ruang yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk geografi. Pada penggalan tuturan tersebut terdapat penutur

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang koruptor, sedangkan

mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang wartawan. Tuturan tersebut terjadi di

sebuah sel tahanan yang dihuni oleh seorang koruptor. Berdasarkan hal tersebut, data

sel ini pada penggalan tuturan tersebut berfungsi sebagai penunjuk geografi, karena

pada penggalan tuturan tersebut menunjuk lokasi tuturan secara spesifik yaitu

mengacu pada sel tahanan.

(142) “Mereka sudah menyiapkan sel besar, dengan perabot


lengkap, kulkas dan televisi, tapi saya menolak. Saya tak
seperti koruptor lain yang manja, yang di penjara pun ingin
menikmati fasilitas mewah. Sel sempit ini justru membuat
saya bersyukur, karena saya bisa jadi merenung. Lihatlah sel
ini mirip gua.” (KKTH76)

Deiksis ruang yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk geografi. Pada penggalan tuturan tersebut terdapat penutur

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang koruptor, sedangkan

mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang wartawan. Tuturan tersebut terjadi di

sebuah sel tahanan yang dihuni oleh seorang koruptor. Berdasarkan hal tersebut, data

sel sempit ini mempunyai fungsi sebagai penunjuk geografi karena pada penggalan

tuutran tersebut menunjukkan letak tuturan secara spesifik yaitu mengacu pada sel

tahanan yang di huni oleh soerang koruptor.

(143) “Kuharap kalian tak keberatan ia tinggal di sini. Ia diusir dari


surga…” (KTAH93)
235

Deiksis ruang yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk tempat. Pada penggalan tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu roh sang penyair, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu hantu-hantu gentanyangan. Tuturan tersebut terjadi

malam hari di sebuah kuburan. Berdasarkan hal tersebut data di sini mempunyai

fungsi sebagai penunjuk tempat karena pada penggalan tuturan tersbeut menunjuk

lokasi tuturan terjadi, dilihat dalam konteks tuturan lokasi tersebut mengacu dekat

dengan penutur. Pada tuturan tersebut data di sini mengacu pada tempat tuturan

tersebut terjadi yaitu berada di sebuah kuburan.

(144) “Benar-benar beruntung kita punya tetangga sebaik Pak Kor.


Meski kaya beliau tidak sombong. Ia masih mau
menyempatkan menengok kita yang melarat. Kalau semua
orang kaya di negeri ini sebaik pak Kor, pasti nggak ada
orang miskin kelaparan.” (KTAH98)

Deiksis ruang yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk tempat. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sebleh sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu tetangganya. Berdasarkan hal tersebut, data ini mempunyai

fungsi sebagai penunjuk tempat karena pada penggalan tuturan tersebut tidak

menjelaskan secara spesifik letak tuturan terjadi. Tuturan tersebut hanya mengacu

pada sebuah negara tempat penutur tinggal.

(145) “Ingat setelah banjir tahun lalu, siapa yang langsung


memperbaiki jalan di depan gang kita yang rusak penuh
genangan air? Pak Kor, kan! Tiap menjelang Lebaran rumah
Pak Kor juga terbuka buat kita, kita selalu diundang makan-
makan dan dapat pembagian beras, meskipun cuma beras
miskin. Tiap kampung kita ada acara, dari tujuh belasan
236

sampai perayaan Mauladan, Pak Kor juga selalu ngasih


sumbangan.” (KTAH106)

Deiksis ruang atau tempat yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai penunjuk geografi. Pada tuturan tersebut terdapat penutur

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sebleh sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu tetangganya. Berdasarkan hal tersebut data jalan di

depan gang mempunyai fungsi sebagai penunjuk geografi kaena pada penggalan

tuturan tersebut menjelaskan secara spesifik lokasi tuturan terjadi yaitu berada di

sebuah gang. Data kampung mempunyai fungsi sebagai penunjuk geografi karena

pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada tempat sebuah peristiwa tutur yaitu

berada di sebuah pemukiman yang dihuni banyak warga.

(146) “Percayalah, penjara bukanlah tempat yang menyeramkan


bagi koruptor.” (LPKH120)

Deiksis ruang atau tempat yang terdapat pada pengggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai penunjuk geografi. Pada tuturan tersebut terdapat penutur

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang pengacara yang

menangani sebuah kasus, sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Otok.

Tuturan tersebut terjadi di sebuah penjara tempat Otok menjalani sebuah hukuman

karena terlibat kasus korupsi. Berdasarkan hal tersebut, data penjara mempunyai

fungsi sebagai penunjuk geografi karena pada tuturan tersebut menunjuk secara

spesifik loaksi tuturan yaitu mengacu pada tempat tuturan tersebut terjadi yaitu

berada di sebuah penjara.

(147) “Kau bisa berkenalan dengan orang-orang terhormat di sini.


Kesempatan langka, yang mungkin tak akan bisa kau
237

dapatkan bila kau masih di luar sana.” Sarusi tersenyum."


(LPKH122)

Deiksis ruang yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk tempat. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sarusi, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu Otok. Tuturan tersebut terjadi di sebuah penjara tempat Otok

menjalani sebuah hukuman karena terlibat kasus korupsi. Berdasarkan hal tersebut,

data di sini mempunyai fungsi sebagai penunjuk tempat karena pada penggalan

tuturan tersebut mengacu pada sebuah lokasi di tuturan tersebut yaitu berada di

penjara.

(148) “Kamu pasti pernah dengar lelucon tentang pencuri motor,


yang begitu masuk penjara akan makin pintar. Ketika keluar,
ia tak lagi menjadi pencuri motor, tetapi pencuri mobil.
Pintar-pintarlah bergaul di sini, maka kamu akan makin
cerdas. Kalau sebelumnya kamu hanya mengambil ratusan
juta, begitu keluar, kamu akan tahu bagaimana caranya
menilap ratusan miliar. Anggap saja kamu sedang sekolah S2
atau S3 di sini dan nanti keluar sekaligus lulus dengan gelar
doktor humoris causa.” (LPKH12)

Deiksis ruang yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk tempat. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sarusi, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu Otok. Tuturan tersebut terjadi di sebuah penjara tempat Otok

menjalani sebuah hukuman karena terlibat kasus korupsi. Berdasarkan hal tersebut,

data di sini mempunyai fungsi sebagai penunjuk tempat, karena pada penggalan

tuturan tersebut mengacu pada sebuah lokasi di tuturan tersebut yaitu berada di

penjara.
238

(149) “Di sini, kita memang seperti pemimpin dan pejuang zaman
dulu, yang punya kesamaan nasib dan perjuangan.” Ujar
Sarusi (LPKH127)

Deiksis ruang yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk tempat. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sarusi, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu Otok. Tuturan tersebut terjadi di sebuah penjara tempat Otok

menjalani sebuah hukuman karena terlibat kasus korupsi. Berdasarkan hal tersebut,

data di sini mempunyai fungsi sebagai penunuk tempat, karena pada penggalan

tuturan tersebut mengacu pada sebuah lokasi di tuturan tersebut yaitu berada di

penjara.

(150) “Karena semua pemimpin masuk penjara ini.” (LPKH132)

Deiksis ruang yang terdapat pada penggalan tuturan mempunyai fungsi

sebagai penunjuk geografis. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur.

Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Pak Kasan, sedangkan mitra tutur dalam tuturan

tersebut yaitu bang Handi. Tuturan tersebut terjadi di sebuah penjara tempat Otok

menjalani sebuah hukuman karena terlibat kasus korupsi. Berdasarkan hal tersebut,

data penjara ini mempunyai fungsi sebagai penunjuk geografis karena pada

penggalan tuturan tersebut menunjuk letak lokasi tuturan secara yaitu berada di

sebuah penjara.

(151) “Berarti Pak Sugeng kurang gendut dong, makanya masuk ke


sini.” (LPKH133)

Deiksis ruang yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk tempat. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra
239

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Mas Unas, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu teman-temannya yang berada dalam sel. Tuturan tersebut terjadi

di sebuah penjara tempat Otok menjalani sebuah hukuman karena terlibat kasus

korupsi. Berdasarkan hal tersebut, data ke sini mempunyai fungsi sebagai penunjuk

tempat karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada sebuah lokasi di tuturan

tersebut yaitu berada di penjara.

(152) “Emmm, dalam kasusmu, amu menutupi banyak fakta,


sehingga hanya kamu sendiri yang masuk penjara. Kamu
melindungi semua atasanmu yang terlibat. Oleh meraka yang
diselamatkanmu, kamu dianggap hebat. Tapi, bagi kawan-
kawan di sini, kamu hanyalah seorang pengecut. Karena tak
pernah berani menyebutkan nama-nama yang ikut korupsi
denganmu.” (LPKH138)

Deiksis ruang yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk tempat. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sarusi, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu Otok. Tuturan tersebut terjadi di sebuah penjara tempat Otok

menjalani sebuah hukuman karena terlibat kasus korupsi. Berdasarkan hal tersebut,

data di sini mempunyai fungsi sebagai penunjuk tempat karena pada penggalan

tuturan tersebut mengacu pada sebuah lokasi di tuturan tersebut yaitu berada di

penjara.

(153) “Aku kenal orang miskin yang jadi pelawak. Bertahun-tahun


ia jadi pelawak, tapi tak pernah ada yang tersenyum
menyaksikannya di panggung. Baru ketika ia mati, semua
orang tertawa.” (POMBH142)

Deiksis ruang atau tempat yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai penunjuk geografis. Pada tuturan tersebut terdapat penutur
240

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu orang miskin, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu temannya. Tuturan tersebut menceritakan seorang

pelawak yang di kenal oleh orang miskin tersebut. Berdasarkan hal tersebut, data di

panggung mempunyai fungsi sebagai penunjuk geografis karena pada tuturan tersebut

menjelaskan letak lokasi secara spesifik yaitu ketika seorang pelawak melakukan

aksinya di sebuah panggung.

(154) “Tidak. Semua jadi pengemis di kampus itu.” (POMBH144)

Deiksis ruang atau tempat yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai penunjuk geografis. Pada tuturan tersebut terdapat penutur

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu orang miskin, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu temannya. Tuturan tersebut menjelaskan bahwa

semua anak koleganya menjadi pengemis di sebuah kampus. Berdasarkan hal

tersebut, data di kampus itu mempunyai fungsi sebagai penunjuk geografis karena

pada penggalan tuturan tersebut mengacu mengacu pada sebuah lokasi di tuturan

tersebut yaitu di sebuah kampus terdapat anak pengemis.

(155) “Kalau tetpa miskin, malah banyak gunanya kn? Biar ada
yang terus berdesak-desakan dan saling injak stiap kali ada
pembagian beras dan sumbangan. Biar ada yang terus ditipu
setiap menjelang pemilu. Itulah sebabnya, kenapa di negeri
ini orang miskinterus dikembangkanbiakan dan
dibudidayakan.” (POMBH153)

Deiksis ruang atau tempat yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai penunjuk geografis. Pada tuturan tersebut terdapat penutur

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu orang miskin, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu temannya. Tuturan tersebut menjelaskan bahwa
241

banyak orang miskin yang di tipu pada saat jelang pemilu dan terjadi di sebuah

negara yang berkembang. Berdasarkan hal tersebut, data di negeri ini mempunyai

fungsi sebagai penunjuk geografis karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu

pada sebuah lokasi di tuturan tersebut yaitu di sebuah negara yang banyak melakukan

penipuan jelang pemilu sehingga masih banyak orang miskin.

(156) “Saya sudah bilang ke kawan-kawan, biar saya saja yang


masuk penjara, tapi mereka tak mau. Saya yakin, mereka
semua sudah bersengkongkol hendak mengorbankan kamu.”
Sarmin menyalakan sebatang rokok." (DTPSMKHH164)

Deiksis ruang atau tempat yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai penunjuk geografis. Pada tuturan tersebut terdapat penutur

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sarmin, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu seorang politisi. Berdasarkan hal tersebut, data penjara

mempunyai fungsi sebagai penunjuk geografis karena meyatakan lokasi tutur secara

spesifik mengacu pada lokasi pada tuturan tersebut yaitu sebuah penjara yang

rencannya akan dihuni penutur tetapi tidak terjadi.

(157) “Kita bisa bertukar seperti. Biar jiwa kamu pindah sementara
ke tubuh saya. Jadi ketika nanti dipenjara, senbenarnya yang
dipenjara adalah saya. Karena jiwa kamu tetap bebas di
tubuh saya.” (DTPSMKH165)

Deiksis ruang atau tempat yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai penunjuk geografis. Pada tuturan tersebut terdapat penutur

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sarmin, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu seorang politisi. Berdasarkan hal tersebut, data di

penjara pada penggalan tuturan tersebut berfungsi sebagai penunjuk geografis karena
242

menyatakan letak tuturan secara spesifik yang mengacu pada lokasi yaitu sebuah

penjara yang rencannya akan dihuni penutur tetapi tidak terjadi.

(158) “Aku hanya ingin sejenak menikmati kenangan di meja ini.


Semoga kau tak keberatan.” (PKH185)

Deiksis ruang yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk umum. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang perempuan, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu Ren. Tuturan tersebut terjadi pada sebuah meja yang

terletak dalam sebuah cafe. Berdasarkan hal tersebut, data ini mempunyai fungsi

sebagai penunjuk umum karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada lokasi

tersebut terjadi yaitu berada di dekat meja yang berada dalam sebuah cafe.

(159) “Kau tahu, hanya dengan kenangan kita bisa menikmati


kembali kebahagiaan yang telah hilang. Karena itulah kita
suka merayakan kenangan. Lima tahun lalu, lelaki yang
kucintai melamarku di meja ini.” (PKH187)

Deiksis ruang yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk umum. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang perempuan, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu Ren. Tuturan tersebut terjadi pada sebuah meja yang

terletak dalam sebuah cafe. Berdasarkan hal tersebut, data ini mempunyai fungsi

sebagai penunjuk umum karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada lokasi

tersebut terjadi yaitu berada di dekat meja yang berada dalam sebuah cafe.

(160) “Aku yakin, kau datang ke sini juga ingin menikmati


kenanganmu bukan. Kau bisa menceritaan kenanganmu, bila
tak keberatan.” (PKH188)
243

Deiksis ruang atau tempat yang mengacu pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai penunjuk tempat. Pada tuturan tersebut terdapat penutur

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang perempuan, sedangkan

mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Ren. Tuturan tersebut terjadi pada sebuah

cafe. Berdasarkan hal tersebut, data ke sini mempunyai fungsi sebagai penunjuk

tempat, karena pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada lokasi tuturan tersebut

di tuturkan yaitu di sebuah cafe.

(161) “Ketika menunggu di kantor polisi. Rasanya seperti


mendengar suara malaikat maut yang sedang mengabsen
namaku agar antre.” (BPPH219)

Deiksis ruang yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk geografi. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Kang Oji, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu polisi. Pada tuturan tersebut terjadi di sebuah ruang kantor

polisi. Berdasarkan hal tersebut, data di kantor polisi mempunyai fungsi sebagai

penunjuk geografi karena pada tuturan tersebut meyatakan letak geografis atau

wilayah yang mengacu pada lokasi tuturan tersebut terjadi yaitu berada di ruang

kantor polisi.

(162) “Besok kamu ikut, kamu bereskan saja secepatnya. Kita


berangkat ke pantai menggunakan pesawat jet pribadi.”
(KCBH226)

Deiksis ruang yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk geografi. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang bos sedangkan mitra tutur dalam
244

tuturan tersebut yaitu seorang sekretaris. Berdasarkan hal tersebut data ke pantai

mempunyai fungsi sebagai penunjuk geografi, karena pada penggalan tuturan tersebut

menyebiiutkan sebuah wilayah atau lettak geografis suatu tempat yang menjelaskan

letak tujuan tuturan yaitu pergi ke sebuah pantai.

(163) “Sudah saatnya memang, negeri ini mempunyai pahlawan


seorang pelawak.” (OTBTSLH263)

Deiksis ruang atau tempat yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai penunjuk geografi. Pada tuturan tersebut terdapat penutur

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Cak Kartolo, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu salah satu seorang temannya yang ikut bersamanya.

Berdasarkan hal tersebut, data negeri ini mempunyai fungsi sebagai penunjuk

geografi, karena pada penggalan tuturan tersbeut menyebutkan letak sebuah wilayah

yang mengacu pada lokasi negara yang membutuhkan seorang pahlawan pelawak.

(164) “Mungkin Pak Basiyo bisa cerita, kenapa Pak Basiyo tak bisa
tertawa dan sedih lagi. Pak Basiyo mendapatkan kehormatan
Bintang Maha Putera Utama karena Pak Basiyo rakyat yang
patut di contoh. Rakyat teladan. Rakyat yang baik karena tak
lagi bisa sedih dengan segala macam penderitaan. Kalau
semua rakyat di negeri ini seperti Pak Basiyo, pasti negara
kita cepat maju. Jelaskan kenapa, Pak Basiyo tak bisa tertawa
lagi?” (OTBTSLH265)

Deiksis ruang atau tempat yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai penunjuk geografi. Pada tuturan tersebut terdapat penutur

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Pak presiden, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu Basiyo. Tuturan tersebut di ujarkan di istana

presiden pada saat Basiyo menghadiri penghargaan bintang mahaputera. Berdasarkan

hal tersebut, data di negeri ini mempunyai fungsi sebagai penunjuk geografi, karena
245

pada penggalan tuturan tersebut menyebutkan letak sebuah wilayah yang mengacu

pada rakyat di sebuah negara tuturan tersebut di ujarkan.

3. Fungsi Deiksis Waktu

Fungsi diksis waktu adalah pengungkapan atau pemberian fungsi kepada titik

jarak waktu yang dipandang dari waktu sesuatu ungkapan dibuat. Pada penelitian ini

terdapat beberapa fungsi deiksis waktu. Berikut akan diuraikan satu per satu fungsi

deiksis waktu pada kumpulan cerpen Lelucon Para Koruptor karya Agus Noor.

(165) “Yang Mulia, bukankah ini berlebihan dan tak masuk akal,
kita menghadirkan Saksi Mata, sedangkan sampai saat ini
kita belum menemukan siapa terdakwanya?” (SMH21)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu kini. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang pengacara, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu seorang hakim. Tuturan tersebut terjadi siang hari di

sebuah ruangan sidang yang membahas kasus kematian jenderal Ortega. Berdasarkan

hal tersebut, data saat ini mempunyai fungsi sebagai penunjuk waktu kini, karena

pada penggalan tuturan tersebut mengacu pada saat waktu di tuturkan yaitu siang hari

di persidangan yang berlangsung.

(166) “Ia memang terlihat sedikit gugup, terkesan ragu-ragu, tetapi


itu tidak menandakan kalau ia menyimpan kebohongan. Saya
telah mengenal banyak wajah yang begitu jujur, tapi rasanya
tak ada yang melebihi kejujuran saudara Saksi Mata saat
ini.” (SMH24)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu kini. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra
246

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu ahli fisiognomi, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu seorang hakim. Tuturan tersebut terjadi siang hari di

sebuah ruangan sidang yang membahas kasus kematian jenderal Ortega. Berdasarkan

hal tersebut, data saat ini mempunyai fungsi sebagai penunjuk waktu kini, karena

pada penggalan tuturan tersebut menjelaskan waktu tuturan terjadi yaitu pada saat

siang hari.

(167) “Kalau ngerti kamu mati duluan begini, mana mungkin dulu
saya mau kawin sama kamu. Mestinya, kalau mau mati
bilang-bilang, biar ada persiapan, jangan mendadak begini,
bikin repot saja.” gerutu istrinya. (MSSPH36)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu lampau. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sipon istri sang penyair, sedangkan

mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu roh sang penyair. Tuturan tersebut terjadi

siang hari di rumah Sipon, tepatnya di sebuah kamar yang biasanya di tempat sang

penyair. Tuturan tersebut menjelaskan tentang penyeselan Sipon yang telah menikah

dengan sang penyair karena meninggalkan Sipon terlebih dahulu. Berdasarkan hal

tersebut data, dulu mempunyai fungsi sebagai penunjuk waktu lampau karena pada

tuturan tersebut menjelaskan waktu tuturan yaitu masa lalu, tuturan tersebut

menjelaskan penyesalan Sipon terhadap masa lalu, kenapa bisa Sipon menikah

dengan suaminya yang sekarang.

(168) “Aku tak mau ketika puisi datang menemuiku, aku sedang
tertidur. Pastilah puisi kecewa kalau menjumpai penyair yang
setiap hari kerjanya hanya tidur.” (MSSPH38)
247

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu relatif. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu roh sang penyair, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu Sipon istrinya. Tuturan tersebut terjadi di rumah

Sipon tepatnya di dalam kamar yang di tempati sang penyair. Tuturan tersebut

menjelaskan tentang aktivitas sang penyair yang hanya tidur saja. Berdasarkan hal

tersebut data setiap hari mempunyai fungsi sebagai peunjuk waktu relatif, karena

dalam tuturan tersebut watu tuturan sama sekali tidak diubungkan dengan saat tuturan

di ucapkan, tetapi di hubungkan dengan waktu yang lain yaitu mengacu pada waktu

akivitas yang dilakukan sang penyair yaitu hanya tidur.

(169) “Biasanya sih, rata-rata, warga di sini memilih paket


sedarhana ini. Harga-harganya masih terjangkau. Kapur
barus, kembang, daun pandan, itu satu paket. Malah nanti
dapat gratis minyak wangi cap Duyung. Jenis-jenis kain
kafannya juga bisa Ibu pilih sendiri. Saya kira kalau ambil
paket setengah harga yang ini juga menarik. Di situ, tertulis
jenis kain kafannya memang tak terlalu halus, tapi ya tidak
terlalu kasar amat. Juga nisannya, tidak dari batu, tapi dari
kayu. Nisan kayu malah lebih banyak pilihan. Mau dari kayu
apa? Mahoni, nangka atau randu? Tapi kalau nisanya dari
kayu randu nanti cepat lapuk, Bu. Saya sarankan cukup kayu
mahoni saja. Ini hanya saran lho, ya. Siapa tau Ibu malah
pinginnya nisan kayu jati, kita memang harus memberi yang
terbaik pada yang mati apalagi almarhum suami Ibu ini kan
penyair. Kita harus memakamkannya secara layak. Apa kata
dunia kalau penyair hebat seperti suami Ibu dimakamkan
dengan upacara yang biasa-biasa saja? Makannya, Bu, saya
sarankan lebih baik Ibu ambil paket kematian yang premium
ini, biar prosesi pemakamannya megah begitu…”
(MSSPH41)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu mendatang. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Pak Rt, sedangkan mitra tutur dalam
248

tuturan tersebut yaitu ibu Sipon istri sang penyair. Tuturan tersebut terjadi di depan

rumah ibu Sipon. Tuturan tersebut menjelaskan tentang Pak Rt yang memaparkan

paket-paket kematian yang akan di terima ibu Sipon. Berdasarkan hal tersebut, data

nanti mempunyai fungsi penunjuk waktu mendatang, karena pada penggalan tuturan

tersebut penempatan waktu situasi pembicaraan setelah tuturan di ujarkan yaitu

apabila ibu Sipon memilih paket kematian akan mendapatkan gratis minyak wangi

cap duyun. Data nanti pada tuturan tersebut mempunyai fungsi penunjuk waktu

mendatang, karena pada penggalan tuturan tersebut penempatan waktu situasi

pembicaraan setelah tuturan di ujarkan yaitu apabila ibu Sipon memilih kayu randu

akan cepat lapuk.

(170) “Ibu nggak usah bingung begitu. Saya ini kan ya hanya
membantu, agar Ibu tidak repot. Kalau perlu, Ibu tinggal
duduk tenang menikmati kesedihan. Biar semua ini nanti
saya dan warga yang urus. Kebetulan ada warga sini yang
punya event organizer pemakaman. Ibu tinggal siapkan dana,
semua beres. Oh ya, kalau Ibu mau warga di sini yang mau
mengurukan pemakamannya ya tak apa-apa, biasanya
mereka dapat lima puluh ribu per orang.ibu butuh berapa
orang? Serahkan saja duitnya sama saya. Biar saya yang
bantu bagikan pada mereka. Kalau duitnya dikasih orang lain
nanti malah di korupsi. Bagaimana Bu? Ibu mau pilih paket
kematian yang mana?" (MSSPH42)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu mendatang. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Pak Rt, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu Ibu Sipon. Tuturan tersebut membahas tentang Pak Rt yang

memberikan pilihan kepada Ibu Sipon untuk segara memilih paket kematian yang

tersedia. Berdasarkan hal tersebut data nanti mempunyai fungsi penunjuk waktu
249

mendatang, karena pada penggalan tuturan tersebut penempatan waktu situasi

pembicaraan setelah tuturan di ujarkan yaitu apabila ibu Sipon memilih paket

kematian semua urusan kematian seperti memandikan akan di kerjakan oleh warga.

Data nanti mempunyai fungsi penunjuk waktu mendatang, karena pada penggalan

tuturan tersebut penempatan waktu situasi pembicaraan setelah tuturan di ujarkan

yaitu apabila hari itu uang tidak diberikan kepada pak Rt takutnya akan di korupsi.

(171) “Bagaimana bu? Mau dimakamkan jam berapa? Baiknya cepetan.


Jangan sampai menginap, tidak baik. Saya sudah siapkan orang-
orang buat memandikan. Tapi ya itu, Bu, mohon kepastian lebih
dulu, kira-kira ibu ada dana berapa buat mereka. Ya seikhlasnya
saja. Ini saya hanya menyampaikan saja lho ya. Tapi ya memang
sudah kebiasaan di sini. Ibu tahu sendiri. Ongkos orang mati
memang tidak sedikit. Sekarang ini, kalau tidak ada duit, ya jarang
mau datang membantu. Semakin banyak yang datang semakin
banyak yang mendoakan, itu semakin baik buat almarhum. Biar
husnul khotimah.” (MSSPH43)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan mempunyai fungsi

sebagai penunjuk waktu lampau dan penunjuk waktu kini. Pada tuturan tersebut

terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Pak Rt,

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu ibu Sipon istri sang penyair.

Tuturan tersebut terjadi di depan rumah ibu Sipon. Tuturan tersebut menjelaskan

tentang Pak Rt yang memaksa ibu Sipon agar segera memilih paket kematian.

Berdasarkan hal tersebut, data dulu mempunyai fungsi sebagai penunjuk waktu

lampau, karena pada penggalan tuturan tersebut penempatan waktu sistuasi

pembicaraan sebelum tuturan di uajarkan, yaitu ibu Sipon harus memilih paket

terlebih dahulu agar segera dilaksanakan proses pemandian. Data sekarang ini

mempunyai fungsi sebagai penunjuk waktu kini, karena pada penggalan tuturan
250

tersebut menjelaskan waktu tuturan terjadi saat di ujarkan yaitu tradisi yang terjadi

pada waktu apabila tidak ada duit maka tidak terlaksana.

(172) “Kalau kau memang penyair, ya nulislah puisi. Biar dapat


honor! Jangan hanya bengong seperti itu,” suara istrinya
meninggi. “Kalau sebulan kamu bisa menulis sepuluh puisi
saja, kan lumayan.” (MSSPH48)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu relatif. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu ibu Sipon istri sang penyair,

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu roh sang penyair. Tuturan tersebut

menjelaskan tentang kemarahan ibu Sipon terhadap suaminya yang kerjaan hanya

bengong setiap hari. Berdasarkan hal tersebut, data sebulan mempunyai fungsi

sebagai peunjuk waktu relatif, karena dalam tuturan tersebut watu tuturan sama sekali

tidak diubungkan dengan saat tuturan di ucapkan, tetapi di hubungkan dengan waktu

yang lain yaitu menjelaskan lamanya waktu penyair menulis puisi.

(173) “Coba dulu sering ikut nongkrong begini.” (MSSPH52)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu lampau. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu tetangga roh penyair, sedangkan

mitra tutur dalam tuturan tersebut adalah temannya. Berdasarkan hal tersebut, data

dulu mempunyai fungsi sebagai penunjuk waktu lampau, karena pada penggalan

tuturan tersebut penempatan waktu sistuasi pembicaraan sebelum tuturan di uajarkan,

yaitu mengungkapkan masa lalu roh penyair yang tidak sering ikut nongkrong di pos

ronda.
251

(174) “Bener? Nanti takut………….” (MSSPH56)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu mendatang. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu roh sang penyair, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu anaknya makna dan kata. Tuturan tersebut

menjelaskan tentang perasaan makna dan kata apakah akan takut apabila di ceritrakan

kisah hantu. Berdasarkan hal tersebut data nanti mempunyai fungsi penunjuk waktu

mendatang, karena pada penggalan tuturan tersebut penempatan waktu situasi

pembicaraan setelah tuturan di ujarkan yaitu menjelaskan waktu terjadinya tuturan

setelah tuturan di ujarkan yaitu makna dan kata akan takut apabila di ceritakan kisah

hantu.

(175) “Dilanjutkan besok malam saja ya ceritanya." (MSSPH59)

Deiksis yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi

sebagai penunjuk waktu mendatang. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu roh sang penyair, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu makna dan kata. Tuturan tersebut terjadi malam hari di

sebuah kamar. Berdasarkan hal tersebut, data besok malam mempunyai fungsi

penunjuk waktu mendatang, karena pada penggalan tuturan tersebut penempatan

waktu situasi pembicaraan setelah tuturan di ujarkan yaitu menunjukkan waktu

kejadian malam hari dan karena sudah malam hari, cerita yang di sampaikan roh sang

penyair dilanjutkan hari esok yaitu setelah malam hari.

(176) “Mengakui semua ini justru membuat saya merasa lega,


daripada harus capai-capai membela diri. Saya tak akan
252

membantah. Kalaupun nanti harus ada yang dibantah,


biarlah itu menjadi tugas dan tanggung jawab para pengacara
saya. Karena memang untuk itulah mereka dibayar. Saya
akan berjuang bersama-sama kalian, seluruh rakyat, untuk
bahu-membahu memberantas korupsi. Jangan sampai kalian
ikut-ikut korupsi. Korupsi itu buruk! Yang baik ya yang tidak
ketahuan.” (KKTH72)

Deiksis yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi

sebagai penunjuk waktu mendatang. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang koruptor, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu wartawan dan para demonstran. Tuturan tersebut terjadi

di depan pengadilan. Berdasarkan hal tersebut, data nanti mempunyai fungsi

penunjuk waktu mendatang, karena pada penggalan tuturan tersebut penempatan

waktu situasi pembicaraan setelah tuturan di ujarkan yaitu apabila dalam persidangan

akan ada yang dibantah maka akan menjadi tugas pengacara dari seorang koruptor.

(177) “Sebagai mantan daripada koruptor yang baik, pertama-tama


izinkanlah daripada saya mengucapken daripada puja dan
puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, karena telah
memberiken daripada rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
sampai hari ini masih banyak dari kolega-kolega saya yang
bisa dengan tenang terus melaksanaken daripada korupsinya
secara baik dan tenang. Semoga dilempangakan jalannya,
dan di terima di sisi Tuhan.” (KKTH74)

Deiksis yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi

sebagai penunjuk waktu kini. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur.

Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang koruptor, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu wartawan dan para demonstran. Tuturan tersebut terjadi siang

hari di depan pengadilan. Berdasarkan hal tersebut, data sampai hari ini mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu kini, karena pada penggalan tuturan tersebut

menjelaskan waktu tuturan terjadi saat di ujarkan yaitu mengacu pada teman-
253

temannya yang korupsi masih melakukan korupsi di hari seorang koruptor di tangkap,

maksudnya adalah korupsi masih terus dilakukan ketika ia tertangkap.

(178) “Para koruptor sekarang ini begitu rakus, buas, dan tak
punya etika.” (KKTH77)

Deiksis yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi

sebagai penunjuk waktu kini. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur.

Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang koruptor, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu wartawan dan para demonstran. Tuturan tersebut terjadi siang

hari di depan pengadilan. Berdasarkan hal tersebut, data sekarang ini mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu kini, karena pada penggalan tuturan tersebut

menjelaskan waktu tuturan terjadi saat di ujarkan yaitu tradisi yang dialami saat

tuturan terjadi yaitu koruptor yang begitu rakus.

(179) "Ya, seni adiluhung. Korupsi itu perlu kehalusan budi.


Dengan alus mengambil sesuatu tanpa seorang pun tahu.
Mencuri, tapi yang dicuri tak pernah merasa kalau dirinya
dicuri. Jadi, sekali lagi, korupsi itu seni. Saya punya ilustrasi
untuk menggambarkan ini. Saya punya kolega, yang
memelihara burung kutilang. Saya heran, kenapa dia setiap
hari melatih burung kutilang itu bernyanyi. Lalu dia
menyanyikan sebuah lagu anak-anak. Kau pasti tahu lagu
anak Burung Kutilang kan? Di pucuk pohon cemara, burung
kutilang bernyanyi, bersiul-siul sepanjang hari dengan tak
jemu-jemu… mengangguk-ngangguk sambil berseru
triliiiii….trilililiiiii….” (KKTH78)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu relatif. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang koruptor, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu wartawan dan para demonstran. Tuturan tersebut

terjadi siang hari di depan pengadilan. Berdasarkan hal tersebut, data setiap hari
254

mempunyai fungsi sebagai peunjuk waktu relatif, karena dalam tuturan tersebut watu

tuturan sama sekali tidak diubungkan dengan saat tuturan di ucapkan, tetapi di

hubungkan dengan waktu yang lain yaitu kolega dari seorang koruptor selalu

melakukan aktivitas rutin untuk melatih burung kutilang yang ia miliki.

(180) “Saya bicara tentang seni korupsi yang kini diabaikan oleh
para korptor itu!” (KKTH79)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu kini. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang koruptor, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu wartawan. Tuturan tersebut terjadi siang hari di depan

pengadilan. Berdasarkan hal tersebut, data kini mempunyai fungsi sebagai penunjuk

waktu kini, karena pada penggalan tuturan tersebut menjelaskan waktu tuturan terjadi

saat di ujarkan yaitu seni korupsi yang di abaikan.

(181) “Semua yang tadi dikatakan boleh dimasukkan bigrafi itu


nanti?" (KKTH79)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalam tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu mendatang. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang koruptor, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu wartawan. Tuturan tersebut terjadi siang hari di

depan pengadilan. Berdasarkan hal tersebut, data nanti mempunyai fungsi penunjuk

waktu mendatang, karena pada penggalan tuturan tersebut penempatan waktu situasi

pembicaraan setelah tuturan di ujarkan yaitu menuliskan seluruh percakapannya

dalam biografi.
255

(182) "Celanaku sedang kupinjamkan pada Tuhan. Ia lebih


membutuhkan. Malu kan, kalau Ia ketemu orang tak
memakai celana. Ku pinjamkan celanaku, agar Tuhan terlihat
santun. Apalagi sekarang ini lagi musim banyak orang yang
katanya begitu mencintai Tuhan.” (KTAH92)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu kini. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu roh sang penyair, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu hantu-hantu. Tuturan tersebut terjadi malam hari di

sebuah kuburan. Berdasarkan hal tersebut, data sekarang ini mempunyai fungsi

sebagai penunjuk waktu kini, karena pada penggalan tuturan tersebut menjelaskan

waktu tuturan terjadi saat di ujarkan yaitu banyak orang yang mencintai tuhan.

(183) “Kalau keadaannya begini, saya mau bertukar nasib dengan


anjing itu. Setidaknya anjing itu kini hidupnya jauh lebih
nyaman. Tinggal di rumah mewah. Tiap hari dapat makan
enak. Kabarnya kalau makan daging pun selalu daging
impor. Kamu tahu, berapa biaya makan untuk anjing itu?
Bisa buat biaya makan kita berbulan-bulan. Baru sakit sedikit
saja, Pak Kor langsung membawa anjing itu ke dokter.
Padahal kamu tahu sendiri, itu Mak Jumi yang rumahnya di
pojok gang itu, sudah bertahun-tahun tergolek digerogoti
berbagai macam penyakit, jangankan ke dokter, beli sebiji
obat pun kagak mampu.” (KTAH101)

Deiksis waktu yang tedapat penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi

sebagai penunjuk waktu relatif. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur.

Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sebleh, sedangkan mitra tutur dalam tuturan

tersebut yaitu istrinya Sebleh. Tuturan tersebut terjadi di sebuah rumahnya.

Berdasarkan hal tersebut, data tiap hari mempunyai fungsi sebagai peunjuk waktu

relatif, karena dalam tuturan tersebut watu tuturan sama sekali tidak diubungkan
256

dengan saat tuturan di ucapkan, tetapi di hubungkan dengan waktu yang lain yaitu

aktivitas yang selalu dilakukan anjing yang berada di rumah pak Kor.

(184) “Ingat setelah banjir tahun lalu, siapa yang langsung


memperbaiki jalan di depan gang kita yang rusak penuh
genangan air? Pak Kor, kan! Tiap menjelang Lebaran
rumah Pak Kor juga terbuka buat kita, kita selalu diundang
makan-makan dan dapat pembagian beras, meskipun cuma
beras miskin. Tiap kampung kita ada acara, dari tujuh
belasan sampai perayaan Mauladan, Pak Kor juga selalu
ngasih sumbangan.” (KTAH106)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu lampau dan penunjuk waktu relatif. Pada tuturan

tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu pak Rt

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Sebleh dan warga sekitar yang

berkumpul di pos ronda. Berdasarkan hal tersebut, data tahun lalu mempunyai fungsi

sebagai penunjuk waktu lampau, karena pada penggalan tuturan tersebut penempatan

waktu sistuasi pembicaraan sebelum tuturan di uajarkan, yaitu masa lalu setelah

banjir. Data tiap menjelang lebaran mempunyai fungsi sebagai peunjuk waktu relatif,

karena dalam tuturan tersebut watu tuturan sama sekali tidak diubungkan dengan saat

tuturan di ucapkan, tetapi di hubungkan dengan waktu yang lain yaitu menjelaskan

kejadian sebelum lebaran pak Kor selalu membagikan beras ke para warga. Data

tujuh belasan sampai mauladan mempunyai fungsi sebagai peunjuk waktu relatif,

karena dalam tuturan tersebut watu tuturan sama sekali tidak diubungkan dengan saat

tuturan di ucapkan, tetapi di hubungkan dengan waktu yang lain yaitu menyatakan

sebuah kejadian pada sebuah tuturan tersebut.


257

(185) “Ini pertemuan rutin yang diadakan tiap malam rabu.”


(LPKH122)

Deiksis waktu pada penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai

penunjuk waktu relatif. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur.

Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sarusi, mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu

Otok. Tuturan tersebut terjadi pada malam hari di sebuah sel tahanan yang dihuni

Sarusi dan Otok. Berdasarkan hal tersebut, data tiap malam rabu mempunyai fungsi

sebagai peunjuk waktu relatif, karena dalam tuturan tersebut watu tuturan sama sekali

tidak diubungkan dengan saat tuturan di ucapkan, tetapi di hubungkan dengan waktu

yang lain yaitu menyatakan sebuah kejadian atau pertemuan rutin yang diadakan

waktu itu.

(186) “Kamu pasti pernah dengar lelucon tentang pencuri motor,


yang begitu masuk penjara akan makin pintar. Ketika keluar,
ia tak lagi menjadi pencuri motor, tetapi pencuri mobil.
Pintar-pintarlah bergaul di sini, maka kamu akan makin
cerdas. Kalau sebelumnya kamu hanya mengambil ratusan
juta, begitu keluar, kamu akan tahu bagaimana caranya
menilap ratusan miliar. Anggap saja kamu sedang sekolah S2
atau S3 di sini dan nanti keluar sekaligus lulus dengan gelar
doktor humoris causa.” (LPKH123)

Deiksis waktu pada penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai

penunjuk waktu relatif dan penunjuk waktu mendatang. Pada tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sarusi, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu Otok. Tuturan tersebut terjadi malam hari di sebuah

sel tahanan yang di huni Sarusi dan Otok. Berdasarkan hal tersebut data ketika

mempunyai fungsi sebagai peunjuk waktu relatif, karena dalam tuturan tersebut watu

tuturan sama sekali tidak diubungkan dengan saat tuturan di ucapkan, tetapi di
258

hubungkan dengan waktu yang lain yaitu yaitu apabila keluar dari penjara. Data nanti

mempunyai fungsi penunjuk waktu mendatang, karena pada penggalan tuturan

tersebut penempatan waktu situasi pembicaraan setelah tuturan di ujarkan yaitu

setelah keluar dari penjara akan mendapat gelar doktor humoris causa.

(187) “Setiap kali datang ke pertemuan, siapkan saja satu lelucon


paling lucu yang kau punya, yang bisa menentukan
martabatmu.” (LPKH123)

Deiksis yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi

sebagai penunjuk waktu relatif. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur.

Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sarusi, sedangkan mitra tutur dalam tuturan

tersebut yaitu Otok. Tuturan tersebut terjadi pada malam hari di sebuah sel tahanan

yang huni di huni Sarusi dan Otok. Berdasarkan hal tersebut, data setiap kali

mempunyai fungsi sebagai peunjuk waktu relatif, karena dalam tuturan tersebut watu

tuturan sama sekali tidak diubungkan dengan saat tuturan di ucapkan, tetapi di

hubungkan dengan waktu yang lain yaitu pada saat datang ke pertemuan harus

menyiapkan lelucon yang paling lucu.

(188) “Nah, malam ini kau punya lelucon apa? Kata pak Hikal
(LPKH125)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu kini. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Pak hikal, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu Sarusi. Tuturan tersebut terjadi pada saat malam hari rabu di

sebuah sel tahanan yang di adakan sebuah pertemuan. Berdasarkan hal tersebut, data
259

malam ini mempunyai fungsi sebagai penunjuk waktu kini, karena pada penggalan

tuturan tersebut menjelaskan waktu tuturan terjadi saat di ujarkan yaitu malam hari.

(189) “Di sini, kita memang seperti pemimpin dan pejuang zaman
dulu, yang punya kesamaan nasib dan perjuangan.” Ujar
Sarusi (LPKH127)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu lampau. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sarusi, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu pak Hakil. Tuturan tersebut terjadi pada saat malam hari rabu di

sebuah sel tahanan yang di adakan sebuah pertemuan. Berdasarkan hal tersebut, data

zaman dulu mempunyai fungsi sebagai penunjuk waktu lampau, karena pada

penggalan tuturan tersebut penempatan waktu sistuasi pembicaraan sebelum tuturan

di uajarkan, yaitu menjelaskan perbedaan pejuang masa lalu dan masa sekarang yang

terjadi pada tuturan tersebut.

(190) “Lho, sekarang ini kan penjajahnya memang pemerintah


sendiri.” (LPKH127)

Deiksis waktu pada penggakan tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai

penunjuk waktu kini. Pada penggalan tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Pak hikal, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu Sarusi. Tuturan tersebut terjadi pada saat malam hari rabu di

sebuah sel tahanan yang di adakan sebuah pertemuan. Berdasarkan hal tersebut, data

sekarang ini mempunyai fungsi sebagai penunjuk waktu kini, karena pada penggalan

tuturan tersebut menjelaskan waktu tuturan terjadi saat di ujarkan yaitu pada
260

kehidupan yang dialami ketika tuturan juga terjadi yaitu penjajah yang dialaminya

dari pemerintah.

(191) “Lho saya dulu juga menolak ketika disuap.” (LPKH129)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu lampau. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Bung Jayus, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu Mas Unas. Tuturan tersebut terjadi pada saat malam hari

di sebuah sel tahanan yang diadakan pertemuan rutin untuk membahas lelucon yang

harus di sampaikan para tahanan. Berdasarkan hal tersebut, data dulu mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu lampau, karena pada penggalan tuturan tersebut

penempatan waktu sistuasi pembicaraan sebelum tuturan di uajarkan, yaitu

menjelaskan bahwa Bung Jayus di masa lalu pernah menolak suap.

(192) “Saya baru baca berita, kalau saat ini jumlah orang miskin
hampir 100 juta. Sementara ekonomi hanya dikuasai oleh 10
orang terkaya. Menurut saya ini berita bagus.” (LPKH131)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu kini. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Mas Unas, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu Pak hakil. Tuturan tersebut terjadi pada saat malam hari di

sebuah sel tahanan yang diadakan pertemuan rutin untuk membahas lelucon yang

harus di sampaikan para tahanan. Berdasarkan hal tersebut, data saat ini mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu kini, karena pada penggalan tuturan tersebut
261

menjelaskan waktu tuturan terjadi saat di ujarkan yaitu pada waktu tuturan tersebut

terjadi masyarakat orang miskin masih banyak.

(193) “Lega rasanya, karena setelah hidup bertahun-tahun hidup


miskin, akhirnya mendapat pengakuan juga.” (POMBH140)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu relatif. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu orang miskin, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu teman orang miskin. Berdasarkan hal tersebut, data

bertahun-tahun mempunyai fungsi sebagai peunjuk waktu relatif, karena dalam

tuturan tersebut watu tuturan sama sekali tidak diubungkan dengan saat tuturan di

ucapkan, tetapi di hubungkan dengan waktu yang lain yaitu pada penggalan tuturan

tersebut menguhubungakna tentang kehidupannya yang hidup lama menjadi orang

miskin.

(194) “Kelak, mereka pasti akan menjadi orang miskin yang baik
dan sukses.” (POMBH140)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu mendatang. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu orang kaya, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu temannya. Berdasarkan hal tersebut, data kelak

mempunyai fungsi penunjuk waktu mendatang, karena pada penggalan tuturan

tersebut penempatan waktu situasi pembicaraan setelah tuturan di ujarkan yaitu

mengcu pada waktu kejadian bahwa kemudian hari akan menjadi orang miskin yang

sukses.
262

(195) “Ialah ketika aku dan anak-anak begitu kelaparan, lalu


menyembelihmu.” Jawab istrinya (POMBH140)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu relatif. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu istri orang miskin, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu suaminya. Tuturan tersebut terjadi sore hari di

depan rumah orang miskin. Berdasarkan hal tersebut, data ketika mempunyai fungsi

sebagai peunjuk waktu relatif, karena dalam tuturan tersebut watu tuturan sama sekali

tidak diubungkan dengan saat tuturan di ucapkan, tetapi di hubungkan dengan waktu

yang lain yaitu di hubungkan dengan peristiwa pada saat ia dan anak anak kelaparan.

(196) “Aku kenal orang miskin yang jadi pelawak. Bertahun-


tahun ia jadi pelawak, tapi tak pernah ada yang tersenyum
menyaksikannya di panggung. Baru ketika ia mati, semua
orang tertawa.” (POMBH142)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu relatif. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu orang miskin, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu temannya. Berdasarkan hal tersebut, data bertahun-tahun

mempunyai fungsi sebagai peunjuk waktu relatif, karena dalam tuturan tersebut watu

tuturan sama sekali tidak diubungkan dengan saat tuturan di ucapkan, tetapi di

hubungkan dengan waktu yang lain yaitu di hubungkan pada waktu kejadian yang

hidup lama menjadi orang miskin

(197) “Aku punya kolega orang miskin yang aku kagumi. Dia
merintis karier jadi pengemis, untuk membesarkan anaknya.
Sekarang satu anaknya di ITB, satu di UI, satu di UGM, dan
satunya lagi di UNDIP.” (POMBH144)
263

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu kini. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu orang miskin sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu temannya. Berdasarkan hal tersebut data sekarang mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu kini, karena pada penggalan tuturan tersebut

menjelaskan waktu tuturan terjadi saat di ujarkan yaitu pada saat itu anak teman

koleganys berada di kampus-kampus.

(198) “Orang miskin perlu juga sesekali nyantai kan? Lagi pula,
beginilah nikmatnya jadi orang miskin. Punya waktu berleha-
leha.” (POMBH145)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu relatif. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu orang miskin sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu temannya. Tuturan tersebut terjadi malam hari di sebuah

warung pinggir kali. Berdasarkan hal tersebut data sesekali mempunyai fungsi

sebagai peunjuk waktu relatif, karena dalam tuturan tersebut watu tuturan sama sekali

tidak diubungkan dengan saat tuturan di ucapkan, tetapi di hubungkan dengan waktu

yang lain yaitu dihubungkan dengan masa di saat orang miskin nyantai.

(199) “Itu perempuan yang kemarin baru melahirkan. Anaknya


sudah selusin, suaminya minggat, dan ia merasa repot kalau
mesti menghidupi satu jabang bayi lagi. Makanya ia memilih
membakar diri.” (POMBH149)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk watu lampau. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu orang miskin sedangkan mitra tutur
264

dalam tuturan tersebut yaitu temannya. Berdasarkan hal tersebut, data kemarin

mempunyai fungsi sebagai penunjuk waktu lampau, karena pada penggalan tuturan

tersebut penempatan waktu sistuasi pembicaraan sebelum tuturan di uajarkan, yaitu

seorang yang perempuan yang baru saja melahirkan.

(200) “Hanya orang miskin gadungan yang mau mati bunuh diri.
Untunglah, sekarang saya sudah resmi jadi orang miskin.”
(POMBH150)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu kini. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu orang miskin sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu temannya. Berdasarkan hal tersebut data sekarang merupakan

bentuk deiksis waktu karena mengacu pada waktu kejadian tuturan tersebut

mempunyai fungsi sebagai penunjuk waktu kini, karena pada penggalan tuturan

tersebut menjelaskan waktu tuturan terjadi saat di ujarkan yaitu pada saat itu dia

resmi menjadi orang miskin.

(201) “Sekarang anak-anakku tak perlu lagi repot-repot mengemis


dengan tampang dimelas-melaskan, buat apa? Toh, sekarang
kami sudah nyaman jadi orang miskin. Tak sembarang orang
bisa punya Kartu Tanda Miskin seperti ini.” (POMBH151)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu kini. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu orang miskin sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu temannya. Berdasarkan hal tersebut data sekarang mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu kini, karena pada penggalan tuturan tersebut
265

menjelaskan waktu tuturan terjadi saat di ujarkan yaitu pada saat itu dia resmi

menjadi orang miskin.

(202) “Saya sudah lama kenal Raden Mas Kanjeng. Banyak juga
kok yang sering minta bantuannya. Dia bisa mengubah batu
jadi emas hanya dengan menyentuh. Ia bisa memindahkan
penyakit jiwa.” (DTPSMKHH164)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu lampau. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sarmin, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu seorang politisi. Tuturan tersebut terjadi sore hari di rumah

seorang politisi. Berdasarkan hal tersebut, data sudah lama mempunyai fungsi

sebagai penunjuk waktu lampau, karena pada penggalan tuturan tersebut penempatan

waktu sistuasi pembicaraan sebelum tuturan di uajarkan, yaitu sudah sejak lama

Sarmin mengenal Raden Mas.

(203) “Kita bisa bertukar seperti. Biar jiwa kamu pindah sementara
ke tubuh saya. Jadi ketika nanti dipenjara, sebenarnya yang
dipenjara adalah saya. Karena jiwa kamu tetap bebas di
tubuh saya.” (DTPSMKHH165)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu mendatang. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Sarmin, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu seorang politisi. Tuturan tersebut terjadi sore hari di rumah

seorang politisi. Berdasarkan hal tersebut, data nanti mempunyai fungsi penunjuk

waktu mendatang, karena pada penggalan tuturan tersebut penempatan waktu situasi
266

pembicaraan setelah tuturan di ujarkan yaitu apabila dipenjara maka yang dipenjara

adalah Sarmin.

(204) “Kalau perlu besok sidang, saya siap!” (DTPSMKHH176)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu mendatang. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu anjing yang bertubuh orang, mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang jaksa. Tuturan tersebut terjadi di sebuah

kantor kejaksaan yang mengintrogasi masalah yang dialami seorang politisi.

Berdasarkan hal tersebut, data besok mempunyai fungsi penunjuk waktu mendatang,

karena pada penggalan tuturan tersebut penempatan waktu situasi pembicaraan

setelah tuturan di ujarkan.

(205) “Aku hanya ingin sejenak menikmati kenangan di meja ini.


Semoga kau tak keberatan.” (PKH185)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu kini. Pada penggalan tuturan tersebut terdapat penutur

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang perempuan, sedangkan

mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu Ren. Tuturan tersebut terjadi di sebuah meja

cafe yang mereka datangi. Berdasarkan hal tersebut, data sejenak mempunyai fungsi

sebagai penunjuk waktu kini, karena pada penggalan tuturan tersebut menjelaskan

waktu tuturan terjadi saat di ujarkan yaitu hanya sebentar menikmati sebuah

kenangan.

(206) “Kau tahu, hanya dengan kenangan kita bisa menikmati


kembali kebahagiaan yang telah hilang. Karena itulah kita
267

suka merayakan kenangan. Lima tahun lalu, lelaki yang


kucintai melamarku di meja ini.” (PKH187)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu lampau. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang perempuan, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu Ren. Tuturan tersebut terjadi di sebuah meja cafe

yang mereka datangi. Berdasarkan hal tersebut, data lima tahun mempunyai fungsi

sebagai penunjuk waktu lampau, karena pada penggalan tuturan tersebut penempatan

waktu sistuasi pembicaraan sebelum tuturan di uajarkan, yaitu masa lalu seorang

perempuan.

(207) “Mungkin selama ini aku terlalu mempercayai Bram.”


(PKH189)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu relatif. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Ren, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu Vika. Tuturan tersebut menyatakan rasa curiga terhadap

kekasihnya. Berdasarkan hal tersebut, data selama ini mempunyai fungsi sebagai

peunjuk waktu relatif, karena dalam tuturan tersebut watu tuturan sama sekali tidak

diubungkan dengan saat tuturan di ucapkan, tetapi di hubungkan dengan waktu yang

lain yaitu dihubungkan dengan waktu semasa Ren mengenal bram. Pada tuturan

tersebut menjelaskan keingintahuan Vika dan Ren tentang seorang perempuan yang

mengenal Bram.

(208) “Bila kau memang penasaran, kenapa tak kau cari tahu saja
kebenarannya? Ini kota kecil, dengan mudah kita mencari tahu
268

siapa perempuan itu. Sejak kapan ia mengenal Bram dan


seterusnya….” (PKH190)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi penunjuk waktu lampau. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Vika, sedangkan mitra tutur dalam tuturan

tersebut yaitu Ren. Berdasarkan hal tersebut, data sejak mempunyai fungsi sebagai

penunjuk waktu lampau, karena pada penggalan tuturan tersebut penempatan waktu

sistuasi pembicaraan sebelum tuturan di uajarkan, yaitu mengacu pada waktu

kejadian sebuah peristiwa yaitu dimulainya seorang wanita mengenal Bram.

(209) “Dia sama sekali tidak mengenal Bram, suaminya pekerja


tambang, mati karena ledakan gas. Tubuhnya melepuh dan
gosong hingga ia tak berani melihat. Ia ingin mengenang
suaminya tidak dengan bayangan yang mengerikan seperti
itu. Lalu seorang datang memberi kenangan.” (PKH191)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu lampau. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Vika, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu Ren. Berdasarkan hal tersebut, data lalu mempunyai fungsi

sebagai penunjuk waktu lampau, karena pada penggalan tuturan tersebut penempatan

waktu sistuasi pembicaraan sebelum tuturan di uajarkan, yaitu seseorang datang

memberi kenangan setelah suaminya meninggal.

(210) “Mestinya tadi kamu akting, terguling-guling atau bilang


kamu patah. Kita bisa peras yang nabrak kamu itu, besok
lagi, kalau kamu ketabrak, bilang kami!” (BPPH212)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu lampau dan penunjuk waktu mendatang. Pada tuturan
269

tersebut terdapat penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu

seorang preman bersama teman-temannya, sedangkan mitra tutur dalam tuturan

tersebut yaitu Otok. Tuturan tersebut terjadi siang hari di sebuah pinggir jalan setelah

Otok tertabrak. Berdasarkan hal tersebut, data tadi mempunyai fungsi sebagai

penunjuk waktu lampau, karena pada penggalan tuturan tersebut penempatan waktu

sistuasi pembicaraan sebelum tuturan di uajarkan, yaitu pada saat Otok mengalami

kecelakaan. Data besok mempunyai fungsi penunjuk waktu mendatang, karena pada

penggalan tuturan tersebut penempatan waktu situasi pembicaraan setelah tuturan di

ujarkan yaitu esok hari apabila Otok kecelakaan lagi.

(211) “Iya, dihukum lima tahun.” (BPPH216)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan mempunyai fungsi

sebagai penunjuk waktu relatif. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur.

Penutur dalam tuturan tersebut yaitu anggota seorang preman, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu seorang pemimpin preman. Berdasarkan hal tersebut,

data lima tahun mempunyai fungsi sebagai peunjuk waktu relatif, karena dalam

tuturan tersebut watu tuturan sama sekali tidak diubungkan dengan saat tuturan di

ucapkan, tetapi di hubungkan dengan waktu yang lain yaitu dihukum selama

bertahun-tahun.

(212) “Ketika menunggu di kantor polisi. Rasanya seperti


mendengar suara malaikat maut yang sedang mengabsen
namaku agar antre.” (BPPH219)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu kini. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra
270

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Kang Oji, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu jaksa. Tuturan tersebut terjadi di sebuah kantor kejaksaan.

Berdasarkan hal tersebut, data ketika mempunyai fungsi sebagai penunjuk waktu kini,

karena pada penggalan tuturan tersebut menjelaskan waktu tuturan terjadi saat di

ujarkan yaitu pada saat ia berada di sebuah kantor kejaksaan.

(213) “Saya hanya melaksanakan kewajiban hukum untuk


mendampingi dan membela Otok, yang selama ini menerima
perlakuan teror yang begitu mengerikan, sehingga hidupnya
tak pernah tenang karena berbagai cemoohan, hinaan di luar
batas perikemanusiaan, makian, dan ujaran permusuhan yang
diterima bertahun-tahun.” (BPPH220)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu relatif. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu pengacara, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu Kang Oji. Tuturan tersebut berada di kantir kejaksaan.

Berdasarkan hal tersebut, data selama ini mempunyai fungsi sebagai peunjuk waktu

relatif, karena dalam tuturan tersebut watu tuturan sama sekali tidak diubungkan

dengan saat tuturan di ucapkan, tetapi di hubungkan dengan waktu yang lain yaitu

dihubungkan dengan waktu keadaan yang sudah lama di tanggung Otok. Data

bertahun-tahun mempunyai fungsi sebagai peunjuk waktu relatif, karena dalam

tuturan tersebut watu tuturan sama sekali tidak diubungkan dengan saat tuturan di

ucapkan, tetapi di hubungkan dengan waktu yang lain yaitu dihubungkan pada waktu

kejadian yang dialami Otok.

(214) “Wah kamu cakep banget hari ini, seperti pangeran Arab.”
(BPPH221)
271

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu kini. Pada penggalan tuturan tersebut terdapat penutur

dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu tetangga Otok, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan teturan tersebut yaitu Otok. Berdasarkan hal tersebut, data hari ini

mempunyai fungsi sebagai penunjuk waktu kini, karena pada penggalan tuturan

tersebut menjelaskan waktu tuturan terjadi saat di ujarkan yaitu pada saat itu.

(215) “Besok kamu ikut, kamu bereskan saja secepatnya. Kita


berangkat ke pantai menggunakan pesawat jet pribadi.”
(KCBH226)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu mendatang. Pada penggalan tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang Bos, sedangkan

mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang sekretaris. Berdasarkan hal tersebut,

data besok mempunyai fungsi penunjuk waktu mendatang, karena pada penggalan

tuturan tersebut penempatan waktu situasi pembicaraan setelah tuturan di ujarkan

yaitu hari berikutnya.

(216) “Kamu nggak marah kan, Babe? Ini mendadak banget. Aku
harus ikut rombongan Menteri Perdagangan. Makanya besok
aku nggak mungkin ikut kamu. Kita atur lagi deh. Bener kan,
kamu nggak marah? Makasih Babe.” (KCBH228)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu mendatang. Pada penggalan tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang sekretaris,

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu kekasihnya. Berdasarkan hal

tersebut, data besok mempunyai fungsi penunjuk waktu mendatang, karena pada
272

penggalan tuturan tersebut penempatan waktu situasi pembicaraan setelah tuturan di

ujarkan yaitu mengacu pada sebuah tuturan tersebut terjadi yaitu hari berikutnya.

(217) “Besok saya nggak jadi diving sama teman-teman, jadi bisa
pergi sama Tante. Saya juga udah kangen banget sama
Tante.” (KCBH229)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu mendtaang. Pada penggalan tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang pemuda,

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu kekasihnya yang seorang tante-

tante. Berdasarkan hal tersebut, data besok mempunyai fungsi penunjuk waktu

mendatang, karena pada penggalan tuturan tersebut penempatan waktu situasi

pembicaraan setelah tuturan di ujarkan yaitu hari berikutnya. Pada tuturan tersbeut

menjelaskan bahwa seorang pemuda tidak jadi pergi bersama teman-temannya.

(218) “Mama nggak bisa datang, tapi mama bisa beliin tas itu.
Kamu bisa merayakan dengan kawan-kawanmu. Kalau ada
mama, nanti teman-temanmu malah rikuh. Iya mama pasti
beliin tas itu.” (KCBH230)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu mendatang. Pada tuturna tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu mama dari seorang anak perempuan,

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang perempuan. . Berdasarkan

hal tersebut, data nanti mempunyai fungsi penunjuk waktu mendatang, karena pada

penggalan tuturan tersebut penempatan waktu situasi pembicaraan setelah tuturan di

ujarkan yaitu setelah tuturan. Data tersebut bermaksud setelah tuturan terjadi teman-

teman akan rikuh jika di acaranya di datangi mamanya.


273

(219) “Bener loh om, mumpung mama nggak jadi. Besok setelah
sama temen-temen. Saya pasti nemuin om. Pokonya saya
kepingin hanya berdua sama om.” (KCBH232)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu mendatang. Pada penggalan tuturan tersdbut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang hakim,

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu kekasihnya yang seorang gadis.

Berdasarkan hal tersebut, data besok mempunyai fungsi penunjuk waktu mendatang,

karena pada penggalan tuturan tersebut penempatan waktu situasi pembicaraan

setelah tuturan di ujarkan yaitu hari berikutnya.

(220) “Besok kau ada waktu?” (KCBH234)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu mendatang. Pada penggalan tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang bos, sedangkan

mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu kekasihnya yang istri hakim. Berdasarkan hal

tersebut, data besok mempunyai fungsi penunjuk waktu mendatang, karena pada

penggalan tuturan tersebut penempatan waktu situasi pembicaraan setelah tuturan di

ujarkan yaitu hari berikutnya.

(221) “Minggu depan vonis akan diputuskan. Ada kurir yang


mesti saya temui. Tak bisa diwakilkan. Begini repotnya kalau
berurusan dengan hukum yang berengsek.” (KCBH235)

Deiksis waktu pada penggalan tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai

penunjuk waktu mendatang. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra tutur.

Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang Bos, sedangkan mitra tutur dalam

tuturan tersebut yaitu seorang sekretaris. Berdasarkan hal tersebut, data minggu depan
274

mempunyai fungsi penunjuk waktu mendatang, karena pada penggalan tuturan

tersebut penempatan waktu situasi pembicaraan setelah tuturan di ujarkan yaitu vonis

yang akan diputuskan untuk kasus yang menimpa dirinya.

(222) “Kok kamu diam Babe? Nggak seneng ya aku bisa ikut
kamu? Apa kamu mau pergi sama yang lain ya?, yaudah,
besok aku ikut kamu. Aku sudah beli lingerie stripis dan
kostum suster kok.” (KCBH236)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu mendatang. Pada penggalan tuturan tersdbut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang sekretaris,

sedangkan mitra tutur dalam tuturan tersebut yaitu kekasihnya. Berdasarkan hal

tersebut, data besok mempunyai fungsi penunjuk waktu mendatang, karena pada

penggalan tuturan tersebut penempatan waktu situasi pembicaraan setelah tuturan di

ujarkan yaitu hari berikutnya.

(223) “Mendadak tadi mama telepon. Padahal sih kepenginnya


sama Om.” (KCBH239)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu lampau. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu seorang gadis, sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu seorang hakim. Berdasarkan hal tersebut, data tadi

mempunyai fungsi sebagai penunjuk waktu lampau, karena pada penggalan tuturan

tersebut penempatan waktu sistuasi pembicaraan sebelum tuturan di uajarkan yaitu

mamanya menelepon.

(224) “Itu saat saya umur 20 tahun. Basiyo 3 tahun lebih muda dari
saya. Saya bisa memahami kemarahannya. Siapa yang akan
275

sanggup terus-menerus dihantui bayangan orang yang begitu


dicinta dalam keadaan terhina seperti itu, ta berdaya, dan
berpelepotan tahi? Bisa saya bayangkan mimpi buruk dan
mengerikan yang mesti ditanggung setiap malam. Sungguh
saya sendiri tak sanggup mengingat itu. Saya selalu
menangis.” (OTBTSLH251)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu relatif. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Mbah Ngabdul, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu tetangganya. Berdasarkan hal tersebut, data setiap

malam mempunyai fungsi sebagai peunjuk waktu relatif, karena dalam tuturan

tersebut watu tuturan sama sekali tidak diubungkan dengan saat tuturan di ucapkan,

tetapi di hubungkan dengan waktu yang lain yaitu dihubungkan dengan waktu tuturan

pada saat mimpi buruk yang ditanggung Basiyo.

(225) “Kalau keringatku bau perengus kecut ini, sebenarnya hanya


untuk membuktikkan, apakah kamu masih perhatian sama
aku. Kalau kamu masih mencium bauku, itu tandanya kamu
masih perhatian sama aku. Kan aku jadi senang. Makanya,
kalau kamu rajin mandi, kamu malah tidak punya
kesempatan memperhatikan aku. Kamu nanti marah, karena
menganggap aku tidak memberikan kesempatan kamu untuk
memperhatikanku.” (OTBTSLH253)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu mendatang. Pada penggalan tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Basiyo, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu istrinya. Berdasarkan hal tersebut, data nanti

mempunyai fungsi penunjuk waktu mendatang, karena pada penggalan tuturan

tersebut penempatan waktu situasi pembicaraan setelah tuturan di ujarkan yaitu


276

istrinya akan marah apabila Basiyo tidak memberikan kesempatan untuk

memperhatikannya.

(226) “Mana ada roh halus mau masuk ke tubuhnya yang


kerempeng itu? Sekarang ini, roh halus sudah cerdas-cerdas.
Kalau mau masuk ke tubuh orang ya pasti pilih-pilih.”
(OTBTSLH260)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu kini. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan mitra

tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu tetangga Basiyo sedangkan mitra tutur

dalam tuturan tersebut yaitu temannya. Berdasarkan hal tersebut, data sekarang ini

mempunyai fungsi sebagai penunjuk waktu kini, karena pada penggalan tuturan

tersebut menjelaskan waktu tuturan terjadi saat di ujarkan yaitu mengacu pada waktu

terjadinya sebuah tuturan di ujarkan yaitu zaman yang dijalani penutur.

(227) “Yang jelas saya tidak ingin sepeda, Pak. Biar saya yang
kasih tebak-tebakan buat bapak. Nanti kalau berhasil
menebak, saya kasih sepeda. Bukan sepeda ontel. Sepeda
roda tiga, Pak. lumayan buat cucu Bapak.” (OTBTSLH264)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempunyai

fungsi sebagai penunjuk waktu mendatang. Pada penggalan tuturan tersebut terdapat

penutur dan mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu Basiyo, sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu Pak Presiden. Tuturan tersebut terjadi siang hari di

sebuah istana presiden. Berdasarkan hal tersebut, data nanti mempunyai fungsi

penunjuk waktu mendatang, karena pada penggalan tuturan tersebut penempatan

waktu situasi pembicaraan setelah tuturan di ujarkan yaitu apabila pak presiden

berhasil menebak akan di beri hadiah sepeda oleh Basiyo.


277

(228) “Coba kalau nanti benar-benar mati jadi pahlawan, pasti


nggak mau kenal sama kita. Dasar orang aneh. Pura-pura saja
suka perhatian, nggak ingin dapat pujian. Dasar pelawak
tolol sok.” (OTBTSLH266)

Deiksis waktu yang terdapat pada penggalan tuturan tersebut mempnyai

fungsi sebagai penunjuk waktu mendatang. Pada tuturan tersebut terdapat penutur dan

mitra tutur. Penutur dalam tuturan tersebut yaitu tetangga Basiyo sedangkan mitra

tutur dalam tuturan tersebut yaitu temannya. Berdasarkan hal tersebut, data nanti

mempunyai fungsi penunjuk waktu mendatang, karena pada penggalan tuturan

tersebut penempatan waktu situasi pembicaraan setelah tuturan di ujarkan yaitu

apabila ia mati menjadi pahlawan pasti tidak kenal dengan penutur.


BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian mengenai analisis deiksis pada

kumpulan cerpen Lelucon Para Koruptor karya Agus Noor dapat disimpulkan

sebagai berikut. Kumpulan cerpen tersebut menggunakan ketiga bentuk deiksis yaitu

deiksis persona, deiksis ruang, dan deiksis waktu. Deiksis persona yang terdapat pada

kumpulan cerpen Lelucon Para Koruptor menggunakan bentuk deiksis persona

pertama, bentuk deiksis persona kedua, dan bentuk deiksis persona ketiga. Bentuk

deiksis persona pertama yang digunakan terdapat dua yakni bentuk deiksis persona

pertama tunggal dan bentuk deiksis persona, terdapat juga bentuk deiksis persona

kedua tunggal dan jamak, serta bentuk deiksis persona ketiga menggunakan bentuk

deiksis persona ketiga tunggal dan jamak. Bentuk deiksis ruang menggunakan bentuk

deiksis ruang seperti, ruang sidang, di sini, sini, ke sana, ke pantai, sana, di sana, di

situ, ini, di kampus itu, penjara, di kantor polisi, di negeri ini, di panggung, kampung,

jalan depan gang, sel sempit ini, sel ini, begitu, pengadilan ini, dan persidangan ini.

Bentuk deiksis waktu menggunakan bentuk deiksis seperti setiap hari, nanti, dulu,

sekarang ini, sebulan, besok malam, dan tahun lalu.

Kumpulan cerpen Lelucon Para Koruptor karya Agus Noor menggunakan fungsi

deiksis persona, fungsi deiksis ruang, dan fungsi deiksis waktu. Berdasarkan hasil,

fungsi deiksis persona terdapat tiga fungsi deiksis persona, yaitu berfungsi sebagai

subjek, berfungsi sebagai objek, dan berfungsi sebagai penunjukkan. Fungs deiksis

276
277

ruang yang digunakan yaitu fungsi sebagai penunjuk umum, berfungsi sebagai

penunjuk tempat, dan berfungsi sebagai penunjuk geografi. Kumpulan cerpen

Lelucon Para Koruptor karya Agus Noor, juga menggunakan keempat fungsi deiksis

waktu, yaitu berfungsi sebagai penunjuk waktu kini, berfungsi sebagai penunjuk

waktu lampau, berfungsi sebagai penunjuk waktu mendatang, dan berfungsi sebagai

penunjuk waktu relatif.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian analisis deiksis pada kumpulan cerpen Lelucon

Para Koruptor karya Agus Noor, terdapat saran bagi peneliti selanjutnya, yaitu

sebagai berikut.

1. Bagi peneliti selanjutnya di harapkan melanjutkan penelitian ini dengan

meneiliti jenis deiksis yang lain, karena data tidak hanya menggunakan

deiksis persona, deiksis ruang, dan deiksis waktu. Data juga sering

menggunakan bentuk deiksis lain seperti, deiksis wacana dan deiksis sosial.

2. Bagi peniliti yang lain juga dapat meliti deiksis persona, deiksis ruang, dan

deiksis waktu serta deiksis yang lain pada sumber yang lain karena masih

banyak kumpulan cerita pendek yang menggunakan bentuk deiksis dan fungsi

deiksis dalam tuturannya.

5.3 Relevansi terhadap Pendidikan Bahasa Indonesia

Berdasrakan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka

perlu dikemukakan keterkaitan penelitian dengan Pendidikan Bahasa Indonesia.

Penelitian yang berjudul Analisis Deiksis pada Kumpulan Cerpen Lelucon Para
278

Koruptor karya Agus Noor memiliki relevansi terhadap dunia pendidikan, khusunya

pembelajaran bahasa dan sastra. Salah satu pembelajaran di sekolah menengah atas

(SMA) silabus Kurikulum 2013 SMA kelas XI terdapat materi yang berupa cerita

pendek dengan Kompetensi Dasar 4.9 Mengkonstruksi sebuah cerita pendek dengan

memerhatikan unsur-unsur pembangun cerita pendek dengan keterampilan menulis,

berdasarkan Kompetensi Dasar tersebut dibutuhkan pengetahuan tentang pemilihan

diksi atau kata yang tepat dalam keterampilan menulis. Peneliti merelevansikan pada

pembelajaran menulis cerita pendek. Cerita pendek merupakan teks sastra yang sesuai

dengan sumber data dalam penelitian ini yaitu kumpulan cerita pendek. Materi

menulis cerita pendek membutuhkan deiksis untuk pemilihan diksi atau kata dalam

penggunaan kalimat yang tepat.

Selain memiliki relevansi dengan pembelajaran di sekolah, penilitian ini juga

memiliki relevansi dengan pembelajaran yang ada di prodi Pendidikan Bahasa

Indonesia, terutama pada mata kuliah Pragmatik. Pragmatik membahas dengan cara

konteks mempengaruhi peserta tutur dalam menafsirkan kalimat atau menelaah

maksud dalam kaitannya dengan situasi tuturan. Materi pragmatik dalam perkuliahan

berkaitan erat dengan deiksis untuk mengetahui maksud dan fungsi sebagai apa

penutur dan mitra tutur dalam sebuah peristiwa tutur, dengan demikian mahasiswa,

memahami bentuk-bentuk dan fungsi setiap deiksis dalam sebuah karya sastra.
DAFTAR PUSTAKA

Cummings, Louise. 2007. Pragmatik Sebuah Perspektif Multidisipliner.


Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Darsita. 2015. Deiksis dalam kumpulan cerpen Al-Kabuus Tinjauan


Sosiopragmatik. Jurnal Universitas Jakarta. Vol XXI, No 02. (Online)
http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/al-turats/article/view/3846/2830.
(diakses 18 April 2018)

Djajsudarma. 2012. Wacana dan Pragmatik. Bandung. Refika Aditama

Ella, Yoseffa. 2016. Deiksis Persona, Tempat dan Waktu dalam Cerita Dayak
Kanayatn. Pontianak. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Tanjungpura.

Faruk. 2014. Metode Penelitian Sastra Sebuah Penjelajahan Awal. Yogyakarta.


Pustaka Pelajar.

Haniah, (Eds). 2012. Bahasa Indonesia Kontekstual. Surabaya: Buku Pustaka


Radja

Ibrahim, 2015. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-prinsip Pragmatik. Jakarta: Penerbit Universitas


Indonesi (UI-Press)

Lancana, Paola. 2016. Deiksis dalam Novel Tembang Ilalang Karya Md.
Aminudin. Vol 3 Nomor 3. Junal Basatra (online)
https://search.Junal/basatra/vol3.pdf. (diakses 18 April 2019)

Mahsun. 2013. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode. dan


Tekniknya. Jakarta: Rajawali Pers.

279
280

Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya Offset.

Nadar, F.X. 2013. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Surabaya: Graha Ilmu

Noor, Agus. 2017. Lelucon Para Koruptor. Yogyakarta: DIVA Press

Nursisto. 2015. Ikthisar Kesusastraan Indonesia. Yogyakarta: Adi Cita Karya


Nusa

Purwo, Bambang Kaswanti. 1983. Deiksis dalam Bahasa Indonesia. Jakarta:


Balai Pustaka.

Putrayasa, Ida. 2014. Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu

Rahardi, Kunjana. 2005. Pragmatik:Kesantunan Imperatif Bahasa Imperatif


Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga

Rosiana, Ari. 2016. “Deiksis dalam Bahasa Inggris (Sebuah Tinjauan


Pragmatik). Tesis tidak Diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Gadjah
Mada

Sudaryanto. 2014. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta
Wacana University Press.

Sunarwan, Edy, (Eds). 2014. Analisis Deiksis dalam Cerpen Siswa Kelas X SMA
Negeri 1 Karanganyar”. Jurnal Basastra. Vol 2, No 3. (Online)
https://media.neliti.com/media/publications/53505-ID-analisis-deiksis-
dalam-cerpen-siswa-kela.pdf (Diakses 18 April 2018)

Tarigan, Henry Guntur. 2015. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa

Tologana, Walset. 2016. Deiksis Persona, Tempat dan Waktu dalam Novel
Assalamualaikum Beijing Karya Asma Nadia. Manado. Fakultas Ilmu
Budaya. Universitas Sam Ratulangi

Wijana, I Dewa Putu. 2014. Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta : Andi.

Yule, George. 2014. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar


281

Lampiran 1 :Kartu Data Analisis Bentuk Deiksis

DATA ANALISIS BENTUK DEIKSIS

Bentuk Deiksis
No Kode Data Data HA
DP
DR DW
DP 1 DP 2 DP 3
“Saudara Saksi Mata, saudara Data saudara pada tuturan tersebut merupakan
harus berlaku sopan!” bentuk deiksis persona kedua tunggal yang
1. SMH20 √ mengacu pada pengganti kata ganti orang
kedua, dan menunjuk lawan tutur dalam
tuturan tersebut.
“Yang Mulia, bukankah ini Data kita merupakan bentuk deiksis persona
berlebihan dan tak masuk akal, pertama jamak dalam tuturan tersebut. Data
kita menghadirkan Saksi Mata, kita dalam tuturan tersebut mengacu pada
2. SMH21 √
sedangkan sampai saat ini kita pengganti kata ganti orang pertama, yang
belum menemukan siapa menunjuk hakim dan pengacara.
terdakwanya?”
“Bagaimana Saudara Jaksa?” Data saudara jaksa pada tuturan tersebut
termasuk bentuk deiksis persona kedua
3. SMH21 √ tunggal yang mengacu pada kata ganti orang
kedua dan menunjuk lawan tutur dalam
tuturan tersebut.
“Sidang bisa dilanjutkan, karena Data kita merupakan bentuk deiksis persona
ini bukan menyangkut dakwaan. pertama jamak dalam tuturan tersebut. Data
4. SMH21 √
Kita hanya ingin meminta kita mengacu pada saudara jaksa dan ketua
kesaksian secara terbuka.” hakim yang sedang melakukan persidangan.
“Tetapi Yang Mulia liat sendiri, Data ia merupakan bentuk deiksis persona
5. SMH21 saudara Saksi Mata tak mungkin √ ketiga tunggal pada tuturan tersebut. Data ia
memberikan kesaksian mengenai mengacu pada seseorang yang sedang menjadi
282

apa yang tak bisa dilihatnya. objek pembicaraan yaitu Saksi Mata dalam
Sebab, ia buta.” persidangan yang sedang berlangsung.
“Siapa pun sama di hadapan Data –nya merupakan bentuk deiksis persona
hukum, buta atau tidak buta, tak ketiga tunggal dalam tuturan tersebut
bisa meghindar dari kewajiban merupakan bentuk deiksis persona ketiga
6. SMH21 √
memberian kesaksian bila tunggal karena menunjuk hanya satu orang.
pengadilan memintanya,” tegas Data –nya mengacu pada seseorang yang
hakim menjadi objek pembicaraan yaitu Saksi Mata.
“Sepertinya saudara Saksi Mata Data saudara merupakan bentuk deiksis
hanya ingin mengutarakan persona kedua tunggal, dalam tuturan tersebut
7. SMH21 pendapatnya, yang mulia” √ √ mengacu kepada Saksi Mata. Data –nya
merupakan bentuk deiksis persona ketiga
tunggal yang mengacu pada saksi mata.
“Tidak penting apa pendapatnya, Data –nya merupakan bentuk deiksis persona
sidang ini hanya ingin tahu ketiga tunggal yang mengacu pada objek
8. SMH22 √
kesaksiannya.” pembicaraan yaitu saksi mata yang ada dalam
persidangan.
“Saudara Saksi Mata, sekali lagi Data kami merupaan bentuk deiksis persona
kami peringatkan, jangan pertama jamak yang mengacu pada hakim dan
membuat gaduh pengadilan. jaksa dalam sidang tersebut. Data kamu
Makin kamu sering merupakan deiksis persona kedua tunggal
9. SMH22 menggonggong, hanya √ √ yang mengacu pada lawan tutur yaitu Saksi
membuktikan kekuatanmu.” mata dalam sidang tersebut. Data –mu
merupakan deiksis perosna kedua tunggal
yang mengacu pada lawan tutur saudara saksi
mata.
“Karena itulah saya perintahkan Data saya merupakan bentuk deiksis perosna
saudara Saksi Mata tak terlalu tunggal. Pada tuturan tersebut data saya
10. SMH22 √
sering menggonggong di ruang mengacu pada penutur yaitu seorang hakim
sidang ini, paham?” dalam persidangan.
“Kami ingin mendengar pendapat Data kami merupakan bentuk persona pertama
11. SMH23 para ahli yang terhormat, agar √ jamak pada tuturan tersebut. Data kami pada
kami yakin dengan kesaksian tuturan tersebut mengacu pada hakim dan para
283

yang akan disampaikan Saksi saksi ahli.


Mata dalam persidangan ini.”
“Di bawah sumpah saya Data saya merupakan bentuk deiksis persona
menegaskan, Saksi Mata dalam pertama tunggal dalam tuturan tersebut. Data
12. SMH23 kondisi stabil, dan tidak dalam √ saya pada tuturan tersebut mengacu penutur
keadaan tertekan oleh pihak mana yaitu saksi ahli psikologi.
pun,” kata ahli psikologi.
“Saya bisa memastikan , dari Data saya merupakan bentuk deiksis persona
ekspresi wajah Saksi Mata, dan pertama tunggal pada tuturan tersebut. Data
berdasarkan struktur rahang dan saya pada tuturan tersebut mengacu pada
tulang pipinya , juga caranya penutur yaitu saksi ahli fisiognomi. Data –nya
13. SMH24 √ √
mengedipkan mata dan pada tuturan tersebut termasuk bentuk deiksis
menggerak-gerakkan ekornya, persona ketiga tunggal yang menunjuk objek
saudara Saksi Mata sangat bisa pembicara yaitu seorang saksi mata.
dipercaya,” ujar ahli fisiognomi
“Ia memang terlihat sedikit Data Ia pada tuturan tersebut merupakan
gugup, terkesan ragu-ragu, tetapi bentuk deiksis persona ketiga tunggal. Data ia
itu tidak menandakan kalau ia pada tuturan tersebut mengacu pada objek
menyimpan kebohongan. Saya pembicaraan yaitu saksi mata dalam
14. SMH24 √ √
telah mengenal banyak wajah persidangan. Data saya merupakan bentuk
yang begitu jujur, tapi rasanya tak deiksis persona pertama yang mengacu pada
ada yang melebihi kejujuran penutur yaitu ahli fisognomi.
saudara Saksi Mata saat ini.”
“Karena pada prinsip, seluruh Data –nya merupakan bentuk deiksis persona
ekspresi Saksi Mata adalah tanda, ketiga tunggal. Pada tuturan tersebut data –nya
yang mengandung makna mengacu pada objek pembicaraan yaitu Saksi
komunikasi. Bahkan tinggi rendah mata dalam persidangan tersebut. Data ia
keras kecilnya suara ketia ia merupakan bentuk deiksis persona ketiga
15. SMH26 √ √
menggonggong adalah tunggal yang mengacu pada objek
komunikasi. Dalam konteks pembicaraan yaitu saksi mata.. Data saya
semiotika inilah, saya yakin, saksi pada tuturan tersebut mengacu pada penutur
mata mengerti kenapa ia menjadi yaitu ahli semiotika.
saksi kunci di persidangan ini.”
284

“Menganggapnya sebagai Data –nya pada tuturan tersebut merupakan


kambing hitam saja sudah bentuk deiksis persona etiga tunggal. Data –
merupakan penghinaan bagi nya pada tuturan tersebut mengacu pada objek
dirinya, karena Saksi Mata bukan pembicraan tersebut yakni saudara saksi mata
kambing, melainkan anjing. dalam persidangan.
16. SMH29 Anjing yang harus menghormati √
hak-hak keanjingannya.
Pengadilan ini tak lebih
pertunjukkan topeng monyet, dan
anjing itu hanyalah korban
persekongkolan jahat”
“Anjing itu telah membuat kita Data kita merupakan bentuk deiksis perosna
kehilangan harapan mempunyai pertama tunggal. Pada tuturan tersebut data
pemimpin yang mampu kita mengacu pada penutur dan lawan tutur
17. SMH32 √
membangkitan kembali martabat yakni para penentang saudara saksi mata
bangsa. Dasar anjing!” dalam kasus yang ada dalam persidangan
tersebut.
“Kalau ngerti kamu mati duluan Data kamu merupakan bentuk deiksis persona
begini, mana mungkin dulu saya kedua tunggal pada tuturan tersebut. Data
mau kawin sama kamu. kamu pada tuturan tersebut mengacu pada
18. MSSPH36 Mestinya, kalau mau mati bilang- √ √ lawan tutur yaitu suami atau sang penyair.
bilang, biar ada persiapan, jangan Data saya merupakan bentuk deiksis persona
mendadak begini, bikin repot pertama tunggal yang mengacu pada penutur
saja,” gerutu istrinya. yaitu istri dari sang penyair.
“Aku tak mau ketika puisi datang Data aku merupakan bentuk deiksis persona
menemuiku, aku sedang tertidur. pertama tunggal pada tuturan tersebut. Data –
Pastilah puisi kecewa kalau ku merupakan bentuk deiksis persona pertama
19. MSSPH38 √
menjumpai penyair yang setiap tunggal dalam tuturan tersebut. Pada tuturan
hari kerjanya hanya tidur” tersebut, data aku dan –ku mengacu pada
penutur yakni seorang penyair.
“Silahkan ibu pilih, mau paket Data ibu pada tuturan tersebut merupakan
kematian yang mana….” berntuk deiksis persona kedua tunggal yang
20. MSSPH41 √
mengacu lawan tutur yaitu ibu sipon istri dari
sang penyair.
285

“Biasanya sih, rata-rata, warga di Data warga merupakan deiksis persona kedua
sini memilih paket sedarhana ini. jamak. Pada tuturan tersebut, data warga
Harga-harganya masih terjangkau. mengacu pada masyarakat yang berada di
Kapur barus, kembang, daun dekata rumah sipon sang istri seorang penyair.
pandan, itu satu paket. Malah Data saya merupakan bentuk deiksis persona
nanti dapat gratis minyak wangi tunggal dalam tuturan tersebut. Pada tuturan
cap Duyung. Jenis-jenis kain tersebut data saya mengacu pada penutur yaitu
kafannya juga bisa Ibu pilih Pak RT yang menawarkan barang-barang
sendiri. Saya kira kalau ambil untuk pemandian jenazah kepada ibu Sipon.
paket setengah harga yang ini Data kita merupakan bentuk deiksis persona
juga menarik. Di situ, tertulis pertama jamak. Data kita pada tuturan tersebut
jenis kain kafannya memang tak mengacu pada penutur dan lawan tutur yakni
terlalu halus, tapi ya tidak terlalu Pak RT dan ibu Sipon.
kasar amat. Juga nisannya, tidak
dari batu, tapi dari kayu. Nisan
kayu malah lebih banyak pilihan.
Mau dari kayu apa? Mahoni,
21. MSSPH41
nangka atau randu? Tapi kalau
nisanya dari kayu randu nanti √ √ √
cepat lapuk, Bu. Saya sarankan
cukup kayu mahoni saja. Ini
hanya saran lho, ya. Siapa tau Ibu
malah pinginnya nisan kayu jati,
kita memang harus memberi yang
terbaik pada yang mati apalagi
almarhum suami Ibu ini kan
penyair. Kita harus
memakamkannya secara layak.
Apa kata dunia kalau penyair
hebat seperti suami Ibu
dimakamkan dengan upacara
yang biasa-biasa saja? Makannya,
Bu, saya sarankan lebih baik Ibu
ambil paket kematian yang
286

premium ini, biar prosesi


pemakamannya megah begitu…”
“Ibu nggak usah bingung begitu. Data saya merupakan bentu deiksis persona
Saya ini kan ya hanya membantu, pertama tunggal. Pada tuturan tersebut data
agar Ibu tidak repot. Kalau perlu, saya mengacu pada penutur yaitu Pak RT.
Ibu tinggal duduk tenang Data ibu merupakan bentuk deiksis persona
menikmati kesedihan. Biar semua pkedua tunggal. Pada tuturan tersebut data ibu
ini nanti saya dan warga yang mengacu pada lawan tutur yaitu ibu Sipon istri
urus. Kebetulan ada warga sini seorang penyair. Data warga merupakan
yang punya event organizer bentuk deiksis persona pertama tunggal yang
pemakaman. Ibu tinggal siapkan mengacu pada masyarakat atau tetangga di
dana, semua beres. Oh ya, kalau dekat rumah ibu Sipon. Data mereka
22. MSSPH42 Ibu mau warga di sini yang mau √ √ √ merupakan bentuk deiksis persona ketiga
mengurukan pemakamannya ya jamak. Pada tuturan tersebut data mereka
tak apa-apa, biasanya mereka mengacu pada masyarakat atau tetangga yang
dapat lima puluh ribu per dekat dengan rumah ibu Sipon.
orang.ibu butuh berapa orang?
Serahkan saja duitnya sama saya.
Biar saya yang bantu bagikan
pada mereka. Kalau duitnya
dikasih orang lain nanti malah di
korupsi. Bagaimana Bu? Ibu mau
pilih paket kematian yang mana?”
“Bagaimana bu? Mau Data saya pada tuturan tersebut merupakan
dimakamkan jam berapa? deiksis persona pertama tunggal. Data saya
Baiknya cepetan. Jangan sampai pada tuturan tersebut mengacu kepada penutur
menginap, tidak baik. Saya sudah yaitu Pak RT. Data mereka pada tuturan
siapkan orang-orang buat tersebut merupakan bentuk deiksis persona
23. MSSPH43 memandikan. Tapi ya itu, Bu, ketiga jamak. Data mereka pada tuturan
mohon kepastian lebih dulu., kira- tersebut mengacu pada objek pembicaraan
kira ibu ada dana berapa buat yaitu masyarakat atau warga yang terdapat
mereka. Ya seikhlasnya saja. Ini pada tuturan tersebut. Data ibu merupakan
√ √ √
saya hanya menyampaikan saja bentuk deiksis persona kedua tunggal yang
lho ya. Tapi ya memang sudah mengacu pada lawan tutur yaitu ibu Sipon.
287

kebiasaan di sini. Ibu tahu


sendiri. Ongkos orang mati
memang tidak sedikit. Sekarang
ini, kalau tidak ada duit, ya jarang
mau datang membantu. Semakin
banyak yang datang semakin
banyak yang mendoakan, itu
semakin baik buat almarhum. Biar
husnul khotimah.”
“Kalian mesti mulai Data kalian merupkan bentuk deiksis persona
membiasakan diri tidur bersama kedua jamka. Pada tuturan tersebut data kalian
mayat ayah kalian” akhirnya mengacu pada lawan tutur yang jumlahnya
Sipon berkata pelan. “Nanti, kalau lebih dari satu orang yakni mengacu pada
ada rezeki, baru mayat ayah anak Sipon, makna dan kata. Data ayah
24. MSSPH47 kalian kita kuburkan. Sebaik- √ √ merupakan deiksis persona kedua tunggal,
baiknya. Sehormat-hormatnya.” pada tuturan tersebut adalah jenazah dari sang
penyair. Data kita merupakan bentuk deisis
persona pertama jamak yang mengacu pada
penutur dan lawan tutur yaitu Sipon dan
anaknya.
“Kalau kau memang penyair, ya Data kau merupakan deiksis persona kedua
nulislah puisi. Biar dapat honor! tunggal. Pada tuturan tersebut data kau
Jangan hanya bengong seperti mengacu pada roh sang penyair. Data kamu
25. MSSPH48 itu,” suara istrinya meninggi. √ merupakan bentuk deiksis persona kedua
“Kalau sebulan kamu bisa tunggal yang mengacu pada roh sang penyair.
menulis sepuluh puisi saja, kan
lumayan.”
“Kalau begitu, carilah kerja apa Data kamu merupakan bentuk deiksis persona
saja. Atau kamu minta tolong ke kedua tunggal, pada tuturan tersebut mengacu
kawan-kawan aktivismu. Pasti pada roh sang penyair. Data mereka
26. MSSPH48 √ √
mereka mau bantu.” merupakan deiksis persona ketiga jamak yang
mengacu pada objek pembicaraan yaitu
teman-teman roh penyair.
288

“jangan-jangan dia tahu kartu Data dia merupakan bentuk deiksis persona
kita. Dia kan roh penasan!” ketiga tunggal yang mengacu pada objek
pembicaraan yakni roh sang penyair. Data kita
27. MSSPH52 √ √
merupakan bentuk deiksis persona pertama
jamak yang mengacu pada penutur dan lawan
tutur yakni tetangga Sipon.
“Kenapa kau ta suka mencium Data kau merupakan deiksis persona kewdua
bibirku?” tunggal, pada tuturan tersebut mengacu pada
lawan tutur yakni suaminya. Data –ku
28. MSSPH55 √ √
merupakan bentuk deiksis persona pertama
tunggal yang mengacu pada penutur yaitu
bibir miliknya.
“aku khawatir, bibirmu yang Data aku dan -Ku merupakan bentuk deiksis
paling indah di dunia akan terluka perosna pertama tuggal yang mengacu pada
oleh gigiku yang tonggos” penutur yakni sang penyair. Data –mu
MSSPH55 √ √
29. merupakan bentuk deiksis persona kedua
tunggal yang mengacu pada penutur yakni
istrinya.
“kalian mau aku ceritain tentang Data kalian merupakan bentuk deiksis persona
hantu?” kedua jamak yang mengacu pada lawan tutur
yaitu anaknya Makna dan Kata. Data aku
30. MSSPH56 √ √
merupakan bentuk deiksis persona pertama
tunggal yang mengacu pada penutur yakni
sang penyair.
“Nah, kalau tertib begini kan Data saya merupakan bentuk deiksis persona
enak. Tidak usah teriak-teriak. pertama tunggal yang mengacu pada penutur
Saya paham perasaan kalian.” yakni seorang koruptor. Data kalian pada
31. KKTH68 √ √
tuturan tersebut merupakan bentuk deiksis
persona kedua jamak yang mengacu paada
lawan tutur yakni awak media atau wartawan.
“Lho, kenapa terkejut? Apa Data kalian merupakan bentuk deiksis persona
kalian ingin saya membantah, kedua jamak yang mengacu pada wartawan
32. KKTH70 √ √
seperti koruptor-koruptor lainnya dalam tuturan tersebut. Data saya merupakan
itu?” bentuk deiksis persona pertama tunggal yang
289

mengacu pada penutur yakni seorang


koruptor.
“Mengakui semua ini justru Data saya merupakan bentuk deiksis persona
membuat saya merasa lega, pertama tunggal. Pada tuturan tersebut data
daripada harus capai-capai saya mengacu pada penutur yakni seorang
membela diri. Saya tak akan koruptor. Data mereka merupakan bentuk
membantah. Kalaupun nanti harus deiksis persona ketiga jamak. Pada tuturan
ada yang dibantah, biarlah itu tersebt mengacu pada objek tuturan yaitu
menjadi tugas dan tanggung pengacara seorang koruptor. Data kalian pada
jawab para pengacara saya. tuturan tersebut merupakan bentuk deiksis
33. KKTH72 √ √ √
Karena memang untuk itulah persona kedua jamak yang mengacu pada
mereka dibayar. Saya akan lawan tutur yakni wartawan yang berada
berjuang bersama-sama kalian, dalam tutran tersbeut.
seluruh rakyat, untuk bahu-
membahu memberantas korupsi.
Jangan sampai kalian ikut-ikut
korupsi. Korupsi itu buruk! Yang
baik ya yang tidak ketahuan.”
“Korupsi itu bukan soal adanya Data kita merupakan bentuk deiksis persona
kesempatan, melainkan soal pertama jamak. Pada tuturan tersebut data kita
giliran. Pada akhirnya semua akan mengacu pada penutur dan lawan tutur yakni
korupsi. Membenci koruptor seorang koruptor dan wartawan.
hanya akan menghabiskan energi
34. KKTH73 √
bangsa ini. Lebih baik kita mulai
memikirkan cara terbaik,
bagaimana agar keahlian dan
kepintaran kita dalam korupsi ini
menjadi ke unggulan bangsa.”
“Sebagai mantan daripada Data saya merupakan bentuk deiksis persona
koruptor yang baik, pertama-tama pertama tunggal. Pada tuturan tersebut data
izinkanlah daripada saya saya mengacu pada penutur yakni seorang
35. KKTH74 √ √
mengucapken daripada puja dan koruptor. Data –nya merupakan bentuk deiksis
puji syukur kepada Tuhan yang persona ketiga tunggal, pada tuturan tersebut
Maha Esa, karena telah mengacu pada objek pemibicaraan yaitu
290

memberiken daripada rahmat dan kolega-kolega atau teman-teman seorang


hidayah-Nya, sehingga sampai koruptor yang masih saja korupsi.
hari ini masih banyak dari kolega-
kolega saya yang bisa dengan
tenang terus melaksanaken
daripada korupsinya secara baik
dan tenang. Semoga
dilempangakan jalannya, dan di
terima di sisi Tuhan.”
“Dia menolak kalau yang datang Data dia merupakan bentuk deiksis persona
wartawan lain. ketiga tunggal. Pada tuturan tersebut data dia
36. KKTH75 √ √
mengacu pada objke pembicraan yakni
seorang koruptor.
“Saya, dengan penuh kesadaran, Data saya merupakan bentuk deiksis persona
37. KKTH76 memilih sel ini.” √ pertama tunggal yang mengacu pada penutur
yakni seorang koruptor.
“Mereka sudah menyiapkan sel Data mereka merupakan bentuk deiksis
besar, dengan perabot lengkap, persona ketiga jamak. Pada tuturan tersebut
kulkas dan televisi, tapi saya data mereka mengacu pada objek pemicaraan
menolak. Saya tak seperti yakni petugas penjara. Data saya merupaan
koruptor lain yang manja, yang di bentuk deiksis persona pertama tunggal yang
38. KKTH76 √ √
penjara pun ingin menikmati mengacu penutur dalam tuturan tersbeut yakni
fasilitas mewah. Sel sempit ini seorang koruptor.
justru membuat saya bersyukur,
karena saya bisa jadi merenung.
Lihatlah sel ini mirip gua.”
“Mungkin ini memang wangsit, Data saya merupakan bentuk deiksis persona
yang harus saya sampaikan pada pertama tunggal yang mengacu pada penutur
semua orang. Karena itulah, saya yakni seorang koruptor. Data kamu
39. KKTH77 √ √
pengin kamu menuliskannya.” merupakan bentuk deiksis persona kedua
tunggal yang mengacu pada lawan tutur yakni
wartawan.
291

“Ya, seni adiluhung. Korupsi itu Data saya merupakan bentuk dieksis persona
perlu kehalusan budi. Dengan alus pertama. Pada tuturan tersebut data saya
mengambil sesuatu tanpa seorang mengacu pada penutur yakni seornag
pun tahu. Mencuri, tapi yang koruptor. Data dia merupakan bentuk deiksis
dicuri tak pernah merasa kalau persona ketiga tunggal. Pada tuturan tersebut
dirinya dicuri. Jadi, sekali lagi, data dia mengacu padaobjek pembicaraan
korupsi itu seni. Saya punya yaitu teman seorang koruptor. Data kau
ilustrasi untuk menggambarkan merupakan bentuk deiksis persona kedua
ini. Saya punya kolega, yang tunggal yang mengacu pada lawan tutur yakni
memelihara burung kutilang. Saya wartawan.
40. KKTH78 heran, kenapa dia setiap hari √ √ √
melatih burung kutilang itu
bernyanyi. Lalu dia menyanyikan
sebuah lagu anak-anak. Kau pasti
tahu lagu anak Burung Kutilang
kan? Di pucuk pohon cemara,
burung kutilang bernyanyi,
bersiul-siul sepanjang hari
dengan tak jemu-jemu…
mengangguk-ngangguk sambil
berseru triliiiii….trilililiiiii….”
“Itu lagu kesukaan saya saat Data saya merupakan bentuk deiksis persona
41. KKTH78 kanak-kanak” √ pertama tunggal yang mengacu penutur yaitu
seorang wartawan.
“Saya bicara tentang seni korupsi Data saya merupkan bentuk deiksis persona
42. KKTH79 yang kini diabaikan oleh para √ pertama tunggal yang mengacu pada penutur
korptor itu!” yakni seorang koruptor.
“kamu kan sudah mati.” Data kamu merupakan bentuk deiksis persona
43. KTAH90 √ kedua tunggal yang mengacu pada lawan tutur
yakni roh gentanyangan.
“Celanaku sedang kupinjamkan Data –ku merupakan bentuk deiksis persona
pada Tuhan. Ia lebih pertama tunggal. Pada tuturan tersebut data –
44. KTAH92 √ √
membutuhkan. Malu kan, kalau ku mengacu pada penutur yakni roh penyair.
Ia ketemu orang tak memakai Data ia merupakan bentuk dieksis persona
292

celana. Ku pinjamkan celanaku, pketiga tunggal. Pada data tersebut mengacu


agar Tuhan terlihat santun. pada tuhan.
Apalagi sekarang ini lagi musim
banyak orang yang katanya begitu
mencintai Tuhan.”
“Kuharap kalian tak keberatan ia Data kalian pada tuturan tersebut merupakan
tinggal di sini. Ia diusir dari bentu deiksis persona kedua jamak yang
surga…” mengacu pada roh-roh gentayangan. Data ia
45. KTAH93 √ √
pada tuturan tersbeut merupakan bentuk
deiksis persona ketiga tunggal yang mengacu
pada anjing.
“benat-benar beruntung kita Data kita merupakan bentu deiksis persona
punya tetangga sebaik Pak Kor. pertama jamak yang mengacu pada penutur
Meski kaya beliau tidak sombong. dan lawan tutur yaitu Sebleh dan tetangganya.
Ia masih mau menyempatkan Data ia merupakan bentuk deiksis persona
46. KTAH98 √ √
menengok kita yang melarat. ketiga tunggal yang mengacu pada Pak Kor.
Kalau semua orang kaya di negeri
ini sebaik pak Kor, pasti nggak
ada orang miskin kelaparan.”
“Perasaan bahagia telah bisa Data saya merupakan bentuk deiksis persona
menolongnya, membuat saya pertama tunggal yang mengacu pada Pak Kor.
merasakan sesuatu yang berharga Data kita merupakan bentuk deiksis persona
47. KTAH100 √
dalam hidup saya. Setiap kali kedua yang mengacu pada penutur dan lawan
menolong, sebenarnya kita tutur yakni Pak Kor dan Sebleh.
sedang menabung kebahagiaan.”
“Ternyata selama ini, saya keliru Data saya merupakan bentuk deiksis persona
48. KTAH101 menilai Pak Kor.” √ pertama tunggal yang mengacu pada penutur
yaitu Sebleh
“Bayangin, kenapa dia mesti Data dia merupakan bentuk deiksis persona
ngabisin banyak duit buat ketiga tunggal yang mengacu pada objek
nyelamatin anjing? kalau emang pembicaraan yakni Pak Kor. Data kita
49. KTAH101 √ √
dia benar-benar dermawan yang merupakan bentuk deiksis persona pertama
berniat menolong, yang mesti jamak yang mengacu pada penutur dan lawan
ditolong ya hidup kita, bukan tutur yakni Sebleh dan istrinya.
293

anjing buduk!”

“Kalau keadaannya begini, saya Data saya merupakan bentuk deiksis persona
mau bertukar nasib dengan anjing pertama tunggal, pada tuturan tersebut data
itu. Setidaknya anjing itu kini saya mengacu pada penutur yakni Sebleh.
hidupnya jauh lebih nyaman. Data kamu merupakan bentuk deiksis persoan
Tinggal di rumah mewah. Tiap kedua tunggal. Pada tuturan tersebut data
hari dapat makan enak. Kabarnya kamu mengacu pada lawan tutur yakni
kalau makan daging pun selalu Istrinya. Data kita merupakan bentuk deiksis
daging impor. Kamu tahu, berapa persona pertama jamak yang mengacu penutur
biaya makan untuk anjing itu? dan lawan tutur dalam tuturan tersebut yakni
Bisa buat biaya makan kita Sebleh dan istrinya.
50. KTAH101 √ √
berbulan-bulan. Baru sakit sedikit
saja, Pak Kor langsung membawa
anjing itu ke dokter. Padahal
kamu tahu sendiri, itu Mak Jumi
yang rumahnya di pojok gang itu,
sudah bertahun-tahun tergolek
digerogoti berbagai macam
penyakit, jangankan ke dokter,
beli sebiji obat pun kagak
mampu.”
“tiap mendengar anjing itu Data dia merupakan bentuk deiksis persona
menggonggong seakan dia sedang ketiga tunggal yang mengacu pada anjing
51. KTAH104 meledek kita.” √ √ milik pak Kor. Data kita merupakan bentuk
deiksis persona pertama jamak yang mengacu
pada penutur dan lawan tutur.
“Bagaimanapun kita tak boleh Data kita merupakan bentuk deiksis persona
melupakan kebaikan Pak Kor,” pertama jamak yang mengacu penutur dan
52. KTAH106 √
lawan tutur, dalam tuturan tersebut yakni Pak
Rt dan warga.
“Ingat setelah banjir tahun lalu, Data kita merupakan bentu deiksis persona
53. KTAH106 siapa yang langsung memperbaiki √ pertama jamak. Data kita pada tuturan tersebut
294

jalan di depan gang kita yang mengacu pada penutur dan lawan tutur yaitu
rusak penuh genangan air? Pak Pak RT dan warga.
Kor, kan! Tiap menjelang
Lebaran rumah Pak Kor juga
terbuka buat kita, kita selalu
diundang makan-makan dan dapat
pembagian beras, meskipun cuma
beras miskin. Tiap kampung kita
ada acara, dari tujuh belasan
sampai perayaan Mauladan, Pak
Kor juga selalu ngasih
sumbangan.
“Anggap saja kau hanya pindah Data kau merupakan bentuk deiksis persona
tempat tidur. Kau tetap bisa kedua tunggal yang mengacu pada lawan tutur
54. LPKH120 menjalankan bisnismu dan √ yakni Otok. Data –mu merupakan bentuk
menikmati hal-hal yang kau suka deiksis persona kedua tunggal yang mengacu
seperti biasanya.” pada lawan tutur yakni bisnis Otok.
“Ada rekening khusus yang Data –mu merupakan bentuk deiksis persona
55. LPKH120 disiapkan buat istri dan anak- √ kedua yang mengacu pada lawan tutur yakni
anakmu.” Otok.
“Kau bisa berkenalan dengan Data kau pada tuturan tersebut merupakan
orang-orang terhormat di sini. bentuk deiksis persona kedua tunggal. Pada
Kesempatan langka, yang tuturan tersebut mengacu pada lawan tutur
56. LPKH122 √
mungkin tak akan bisa kau yakni Otok.
dapatkan bila kau masih di luar
sana.” Sarusi tersenyum
“Kamu pasti pernah dengar Data kamu dalam tuturan tersebut merupakan
lelucon tentang pencuri motor, bentuk deiksis persona kedua tunggal yang
yang begitu masuk penjara akan mengacu pada lawan tutur. Pada tuturan
makin pintar. Ketika keluar, ia tak tersebut yakni Otok. Data ia pada tuturan
57. LPKH123 √ √
lagi menjadi pencuri motor, tetapi tersebut merupakan bentuk deiksis persona
pencuri mobil. Pintar-pintarlah ketiga tunggal, yang mengacu objek
bergaul di sini, maka kamu akan pembicaraan yakni pencuri mobil.
makin cerdas. Kalau sebelumnya
295

kamu hanya mengambil ratusan


juta, begitu keluar, kamu akan
tahu bagaimana caranya menilap
ratusan miliar. Anggap saja kamu
sedang sekolah S2 atau S3 di sini
dan nanti keluar sekaligus lulus
dengan gelar doktor humoris
causa.”
“Nah, malam ini kau punya Data kau merupakan bentuk deiksis persona
58 LPKH125 lelucon apa? Kata pak Hikal √ kedua tunggal yang mengacu pada lawan tutur
yaitu Sarusi.
“Lho kalau soal humor Sarusi Data dia merupakan bentuk deiksis persona
memang nggak kreatif. Tapi kalau ketiga yang mengacu pada objek pembicaraan
59 LPKH126 √
soal ngambil uang negara, baru yakni Sarusi.
dia kreatif”
“Di sini, kita memang seperti Data kita merupakan bentuk deiksis persona
pemimpin dan pejuang zaman pertama jamak yang mengacu pada penutur
60. LPKH127 √
dulu, yang punya kesamaan nasib dan lawan tur yakni Sarusi dan teman-teman
dan perjuangan.” Ujar Sarusi di sel penjara.
“Saya tak bersalah. Terbukti saya Data saya merupakan bentuk deiksis persona
tidak menerima satu rupiah pun, pertama tunggal yang mengacu pada penutur
61. LPKH129 √
sebab yang saya terima dalam yakni Mas Unas.
bentuk dolar.”
“Kamu tahu, pajak itu mudah, Data kamu merupakan bentuk deiksis persona
62. LPKH130 yang sulit membayarnya.” √ kedua yang mengacu pada lawan tutur yakni
Bung Jayus
“Saya baru baca berita, kalau saat Data saya pada tuturan tersebut merupakan
ini jumlah orang miskin hampir bentuk deiksis persona pertama tunggal yang
100 juta. Sementara ekonomi mengacu pada penutur yaitu mas Unas.
63. LPKH131 √
hanya dikuasai oleh 10 orang
terkaya. Menurut saya ini berita
bagus.”
296

“Kalau bicara soal pemimpin, Data kita merupakan bentuk deiksis persona
sebenarnya kita bisa mengenali pertama jamak. Pada tuturan tersebut data kita
64. LPKH132 √
karakter pemimpin dari caranya mengacu pada penutur dan lawan tutur yakni
menyelesaikan masalah.” bang Handi dan teman-teman satu selnya.
“Bila pemimpin itu politikus, ia Data ia pada tuturan tersebut merupakan
akan menyelesaikan masalah bentuk deiksis persona ketiga jamak yang
65. LPKH132 dengan cara membuat masalah √ mengacu pada objek pembicaraan yakni
baru, agar masalah lama seorang pemimpin.
tertutupi.”
“Kau yakin ingin tahu?” Data kau merupakan bentuk deiksis persona
66. LPKH136 √ kedua tunggal yang mengacu pada lawan tutur
yakni Otok.
“Emmm, dalam kasusmu, amu Data –Mu merupakan bentuk deiksis persona
menutupi banyak fakta, sehingga kedua tunggal, pada tuturan tersebut mengacu
hanya kamu sendiri yang masuk pada lawan tutur yakni Otok. Data kamu
penjara. Kamu melindungi semua merupakan bentuk deiksis persona kedua
atasanmu yang terlibat. Oleh tunggal yang mengacu pada lawan tutur yakni
meraka yang diselamatkanmu, Otok. Data mereka merupakan bentuk deiksis
67. LPKH138 √ √
kamu dianggap hebat. Tapi, bagi persona ketiga jamak, yang mengacu pada
kawan-kawan di sini, kamu objek pembicaraan yaitu atasan-atasan Otok.
hanyalah seorang pengecut.
Karena tak pernah berani
menyebutkan nama-nama yang
ikut korupsi denganmu.”
“Aku sudah resmi jadi orang Data aku pada tuturan tersebut merupakan
68. POMBH140 miskin.” √ bentuk deiksis persona pertama tunggal yang
mengacu pada penutur yakni orang miskin.
“Kelak, mereka pasti akan Data mereka pada tuturan tersebut merupakan
menjadi orang miskin yang baik bentuk deiksis persona ketiga jamak yang
69. POMBH140 √
dan sukses.” mengacu pada objek pembicaraan yakni
orang-orang kaya.
“Ceritakan kisah paling lucu Data kita merupakan bentuk deiksis persona
70. POMBH140 dalam hidup kita….” √ pertama jamak yang mengacu pada penutur
dan lawan tutur yakni orang miskin dan
297

istrinya.

“Ialah ketika aku dan anak-anak Data aku merupakan bentuk deiksis persona
begitu kelaparan, lalu pertama tunggal yang mengacu pada penutur
71. POMBH140 menyembelihmu.” Jawan istrinya √ √ yakni istrinya. Data –mu merupakan bentuk
deiksis persona kedua tunggal yang mengacu
pada lawan tutur yakni orang miskin.
“Barangkali aku memang run- Data aku merupakan bentuk deiksis persona
72. POMBH142 temurun dikutuk jadi orang √ pertama tunggal yang mengacu pada penutur
miskin.” yaitu orang miskin.
“Kamu memang punya bakat jadi Data kamu merupakan bentuk deiksis pesona
73. POMBH142 orang miskin.” √ kedua jamak yang mengacu pada lawan tutur
yakni orang miskin.
“Aku kenal orang miskin yang Data aku pada tuturan tersebut merupakan
jadi pelawak. Bertahun-tahun ia bentuk deiksis persona kpertama yang
jadi pelawak, tapi tak pernah ada mengacu pada penutur yakni orang miskin.
74. POMBH142 √ √
yang tersenyum menyaksikannya Data ia merupakan bentuk deiksis persona
di panggung. Baru ketika ia mati, ketiga tunggal yang mengacu pada objek
semua orang tertawa.” pembicaraan yakni pelawak.
“Aku punya kolega orang miskin Data aku merupakan bentuk deiksis persona
yang aku kagumi. Dia merintis pertama tunggal yang mengacu pada penutur
karier jadi pengemis, untuk yakni orang miskin. Data dia merupakan
membesarkan anaknya. Sekarang bentuk deiksis persona ketiga tunggal yang
75. POMBH144 satu anaknya di ITB, satu di UI, √ √ mengacu pada objek pembicaraan yakni
satu di UGM, dan satunya lagi di kolega orang miskin. Data –nya merupakan
UNDIP.” bentuk deiksis persona ketiga tunggal yang
mengacu pada anak-anak kolega orang
miskin.
“Aku ingin mereka juga menjadi Data aku merupakan bentuk deiksis persona
orang miskin yang baik dan benar pertama tunggal yang mengacu pada penutur
76. POMBH144 sesuai ketentuan undang-undang. √ √ dalam tuturan tersebut yaitu orang miskin.
Setidaknya, bisa mengamalkan Data mereka pada tuturan tersebut merupakan
kemiskinan mereka secara adil bentuk deiksis persona ketiga jamak yang
298

dan beradab berdasarkan mengacu pada objek pembicaraan yaitu anak-


pancasila dan UUD 45,” anak orang miskin.
“Itu perempuan yang kemarin Data –nya pada tuturan tersebut merupakan
baru melahirkan. Anaknya sudah bentuk deiksis persona ketiga tunggal yang
selusin, suaminya minggat, dan ia mengacu pada abak-anak seorang perempuan.
77. POMBH149 merasa repot kalau mesti √ Data ia pada tuturan tersebut merupakan bentu
menghidupi satu jabang bayi lagi. deiksis persona ketiga tunggal yang mengacu
Makanya ia memilih membakar pada objek pembicaraan yakni seorang
diri.” perempuan yang meninggal.
“hanya orang miskin gadungan Data saya merupakan bentuk deiksis persona
yang mau mati bunuh diri. pertama tunggal yang mengacu pada penutur
78. POMBH150 √
Untunglah, sekarang saya sudah yaitu orang miskin.
resmi jadi orang miskin”
“sekarang anak-anakku tak perlu Data –ku pada tuturan tersebut merupaakn
lagi repot-repot mengemis dengan bentuk deiksis persona pertama tunggal yang
tampang dimelas-melaskan, buat mengacu pada penutur yakni orang miskin.
79. POMBH151 apa? Toh, sekarang kami sudah √ Data kami merupakana bentuk deiksis persona
nyaman jadi orang miskin. Tak pertama jamak yang mengacu pada anak-anak
sembarang orang bisa punya orang miskin dan orang miskin.
Kartu Tanda Miskin seperti ini.”
“Jadi kamu tak perlu cemas Data kamu merupakan bentuk deiksis persona
DTPSMKH begitu, karena siapa yang mau edua tunggal yang mengacu pada lawan tutur
80. √
H161 mengalah akan mendapatkan yakni seorang politisi.
kemenangan.”
“Tapi, menyangkut „apel Data kita pada tuturan tersebut merupakan
impor‟yang harus diutamakan bentuk deiksis persona pertama jamak. Data
kepentingannya agar kita semua kita pada tuturan tersebut mengacu pada
bisa tetap medapatkan subsidi di penutur dan mitra tutur yakni Pak Wiguyo dan
DTPSMKH
81. pemilihan presiden mendatang. √ politisi.
H62
Semua ini ya untuk kebaikan.
Walau kita merasa benar, lebih
baik mengalah, supaya tak ada
yang kehilangan muka.”
299

“Lho, saya hanya ngasih jalan Data saya merupakan bentuk deiksis persona
keluar, agar kamu bisa terhindar pertama tunggal yang mengacu pada penutur
DTPSMKH
82. dari kasus ini.” √ √ yakni Sarmi. Data kamu pada tuturan tersebut
H163
mengacu pada mitra tutur yaitu seorang
politisi.
“Saya sudah bilang ke kawan- Data saya merupakan bentuk deiksis persona
kawan, biar saya saja yang masuk pertama tunggal yang mengacu pada penutur
penjara, tapi mereka tak mau. yakni Sarmin. Dtaa mereka pada tuturan
DTPSMKH
83. Saya yakin, mereka semua sudah √ √ tersebut merupakan bentuk deiksis person
H164
bersengkongkol hendak ketiga yang mengacu pada objek pembicaraan
mengorbankan kamu.” Sarmin yakni teman-temannya.
menyalakan sebatang rokok.
“Saya sudah lama kenal Raden Data saya merupakan bentuk deiksis persona
Mas Kanjeng. Banyak juga kok pertama tunggal yang mengacu pada penutur
DTPSMKH yang sering minta bantuannya. yakni Sarmin. Data -nya. Dia, ia pada tuturan
84. √ √
H164 Dia bisa mengubah batu jadi emas tersebut merupakan bentuk deiksis persona
hanya dengan menyentuh. Ia bisa ketiga tunggal yang mengacu pada objek
memindahkan penyakit jiwa.” pembicaraan yakni Radem Mas Kanjeng.
“kita bisa bertukar seperti. Biar Data kita merupaan bentuk deiksis persona
jiwa kamu pindah sementara ke pertama jamak yang mengacu pada penutur
tubuh saya. Jadi ketika nanti dan lawan tutur yaitu Sarmin dan politisi. Data
DTPSMKH dipenjara, senbenarnya yang kamu merupakan bentuk deiksis persona
85. √ √
H165 dipenjara adlah saya. Karena jiwa kedua tunggal yang mengacu pada lawan tutur
kamu tetap bebas di tubuh saya.” yakni seorang politisi. Data saya merupakan
bentuk deiksis persona pertama tunggal yang
mengacu pada penutur yakni Sarmin.
“Denger Min! idemu itu tak Data –mu merupakan bentuk deiksis persona
DTPSMKH
86. hanya konyol tapi gila” √ kedua tunggal, pada tuturan tersebut mengacu
H165
lawan tutur yaitu Sarmin.
“Saya hanya bisa bantu, kalau Data saya pada tuturan tersebut merupakan
kamu percaya, terserah kamu bentuk deiksis persona pertama yang mengacu
DTPSMKH
87. percaya atau tidak.” √ √ pada penutur yakni Raden Mas Kanjeng. Data
H166
kamu merupakan bentuk deiksis persona
kedua tunggal.
300

“Bagiamana dengan saya? Apa Data saya pada tuturan tersebut merupakan
DTPSMKH untungnya semua ini bagi saya.? bentuk deiksis persona pertama tunggal yang
88. √
H173 Tanya anjing itu mengacu pada penutur yakni seekor anjing
bertubuh manusia.
“tentu saja kamu lebih beruntung, Data kamu merupakan bentuk deiksis persona
DTPSMKH karena kamu akan merasakan kedua yang mengacu pada lawan tutur yakni
89. √
H173 bagaimana enaknya menjadi seeokor anjing bertubuh manusia.
manusia.”
“Aku hanya ingin sejenak Data aku pada tuturan tersebut merupakan
menikmati kenangan di meja ini. bentuk deiksis persona pertama tunggal yang
Semoga kau tak keberatan.” mengacu pada penutur yakni seorang
90. PKH185 √ √
perempuan. Data kau merupakan bentuk
deiksis persona kedua tunggal yang mengacu
pada lawan tutur yakni Ren
“Duduklah bila kau mau. Data kau merupakan bentuk deiksis persona
Mungkin kita bisa berbincang. kedua tunggal yang mengacu pada seroang
Lagi pula, meja ini cukup untuk perempuan. Data kita merupakan bentuk
91. PKH185 √ √
kita berdua. deiksis persona pertama yang mengacu pada
penutur dan lawan tutur yakni seroang
perempuan dan Ren.
“Kau tahu, hanya dengan Data kau pada tuturan tersebut merupakan
kenangan kita bisa menikmati bentuk deiksis persona kedua tunggal yang
kembali kebahagiaan yang telah mengacu pada lawan tutur yakni Ren. Data
hilang. Karena itulah kita suka kita merupakan bentuk deiksis persona
92. PKH187 merayakan kenangan. Lima tahun √ √ pertama jamak yang mengacu pada penutur
lalu, lelaki yang kucintai dan lawan tutur yakni seorang perempuan dan
melamarku di meja ini.” Ren. Data –ku merupakan bentuk deiksis
persona pertama tunggal yang mengacu pada
penutur yakni seorang perempuan.
“Kepalanya bersandara ke Data –nya pada tuturan data tersebut
bahuku yang menyetir mobil merupakan bentuk deiksis persona ketiga
93. PKH188 sambil menangis.” √ √ tunggal yang mengacu pada objek tuturan
yakni Bram lelaki yang meninggalkan
perempuan. Data –ku pada tuturan tersebut
301

merupakan bentuk deiksis persona tunggal


yang mengacu pada penutur yaitu seorang
perempuan.
“Barangkali selama ini kau Data kau merupakan bentuk deiksis pesona
94. PKH188 memang keliru” √ kedua tunggal yang mengacu pada lawan tutur
yaitu Ren.
“Bila kau memang penasaran, Data kau pada tuturan tersebut merupakan
kenapa tak kau cari tahu saja bentuk deiksis persona kedua yang mengacu
kebenarannya? Ini kota kecil, pada lawan tutur yakni Ren. Data kita
dengan mudah kita mencari tahu merupakan bentu deiksis persona pertama
95. PKH190 siapa perempuan itu. Sejak kapan √ √ √ jamak yang mengacu pada penutur dan lawan
ia mengenal Bram dan tutur yakni Vika dan Ren. Data ia merupakan
seterusnya….” bentuk deiksis persona ketiga tunggal yang
mengacu pada objek pembicaraan yakni
Bram.
“Oke, kalau kau tak mau, biar Data kau pada tuturan tersebut merupakan
aku yang mencari tahu.” bentuk deiksis persona pertama kedua tunggal
yang mengacu pada lawan tutur yakni Ren.
96. PKH190 √ √
Data aku merupaan bentuk deiksis persona
pertama tunggal yang mengacu pada penutur
yakni Vika.
“Dia sama sekali tidak mengenal Data dia dan ia merupakan bentuk deiksis
Bram, suaminya pekerja tambang, persona ketiga tunggal yang mengacu pada
mati karena ledakan gas. objek pembicaraan yaitu seorang perempuan.
Tubuhnya melepuh dan gosong Data –nya merupakan bentuk deiksis persona
hingga ia tak berani melihat. Ia ketiga yang mengacu pada seorang
97. PKH191 √
ingin mengenang suaminya tidak perempuan. Data –nya pada tuturan tersebut
dengan bayangan yang juga mengacu pada suaminya.
mengerikan seperti itu. Lalu
seorang datang memberi
kenangan.”
“Maksudmu?” Data –mu pada tuturan tersebut merupakan
98. PKH191 √ bentuk deiksis persona kedua tunggal yang
mengacu pada lawan tutur yakni Vika.
302

“Sepertinya ada yang mengopi Data –mu merupakan bentuk deiksis persona
kenanganmu, kemudian kedua tunggal, pada tuturan tersebut mengacu
99. PKH191 √
memberikan pada perempuan pada lawan tutur yakni Ren.
itu.”
“Tapi monyet yang paling jelek Data kamu merupakan bentuk deiksis persona
100. BPPH208 pun masih lebih cakep dari √ kedua tunggal yang mengacu pada lawan tutur
kamu.” yakni Otok.
“Mestinya tadi kamu akting, Data kamu pada tuturan tersebut merupakan
terguling-guling atau bilang kamu bentuk deiksis persona kedua tunggal yang
patah. Kita bisa peras yang mengacu pada lawan tutur yakni Otok. Data
nabrak kamu itu, besok lagi, kalau kita merupakan bentuk deiksis persona
101. BPPH212 kamu ketabrak, bilang kami!” √ √ pertama jamak yang mengacu pada penutur
dan lawan tutur yakni Otok dan empat pemuda
preman. Data kami merupakan bentuk deiksis
persona pertama jamak yang mengacu pada
teman-teman preman.
“Kalau ketahuan itu bukan darah, Data kita pada tuturan tersebut merupakan
kita bisa kena pasal 310.” bentuk deiksis persona pertama jamak yang
102. BPPH215 √
mengacu pada penutur dan lawan tutur yaitu
teman preman dan pemimpin preman.
“Iya. Maksud saya, nama baik Data saya merupakan bentuk deiksis persona
kita sebagai penipu akan pertama tunggal yang mengacu pada penutur
tercemarkan.” yakni preman. Data kita pada tuturan tersebut
103. BPPH215 √
merupakan bentuk deiksis persona pertama
jamak yang mengacu pada penutur dan lawan
tutur yakni teman premannya.
“Saya intruksikan agar kalian Data saya merupakan bentuk deiksis persona
tidak melakuan hal-hal yang pertama tunggal yang mengacu pada penutur
konyol di luar bisnis kita. Jangan yakni pemimpin preman. Data kalian pada
tergoda mengambil telepon tuturan tersebut merupakan bentuk deiksis
104. BPPH216 √ √
genggam, dompet, atau tas yang persona kedua jamak yang mengacu pada
ada di mobil korban. Jangan bikin lawan tutur yakni teman-teman preman. Data
kerusakan. Ingat, kita ini hanya kita merupakan bentuk deiksis persona
melakukan sedikit penipuan. pertama jamak yang mengacu pada penutur
303

Bukan maling atau perusuh,” dan lawan tutur yaitu pemimpin preman dan
anak buah preman.
“Kamu ini pemimpin preman Data kamu merupakan bentuk deiksis persona
105. BPPH216 atau pemimpin partai politik?” √ kedua tunggal yang mengacu pada lawan tutur
yaitu pemimpin preman.
“Lho, meskipun kita ini hanya Data kita pada tuturan tersebut merupakan
kelompok preman, kita tidak bentuk deiksis persona pertama jamak yang
106. BPPH216 boleh seperti partai politik. √ mengacu pada penutur dan lawan tutur yaitu
Politisi boleh seperti preman, tapi pemimpin preman dan anak buahnya.
kita tidak boleh meniru politisi.”
“Beruntunglah kamu punya Data kamu merupakan bentuk deiksis persona
wajah jelek, karena sangat kedua tunggal yang mengacu pada lawan tutur
potensial untuk bisa dihina. Kamu yakni Otok. Data –mu pada tuturan tersebut
107. BPPH218 √
bisa mendapatkan uang lebih merupakan bentuk deiksis persona kedua
banyak dengan wajah jelekmu tunggal yang mengacu pada lawan tutur yaitu
itu.” Otok.
“Ketika menunggu di kantor Data –ku merupakan bentuk deiksis perosna
polisi. Rasanya seperti mendengar pertama tunggal yang mengacu pada penutur
108. BPPH219 √
suara malaikat maut yang sedang yaitu Kang Oji.
mengabsen namaku agar antre ”
“Saya hanya melaksanakan Data saya merupaan bentuk deiksis persona
kewajiban hukum untuk pertama tunggal, pada tuturan tersebut
mendampingi dan membela Otok, mengacu pada penutur yakni seorang
yang selama ini menerima pengacara.
perlakuan teror yang begitu
109. BPPH220 mengerikan, sehingga hidupnya √
tak pernah tenang karena berbagai
cemoohan, hinaan di luar batas
perikemanusiaan, makian, dan
ujaran permusuhan yang diterima
bertahun-tahun.”
“Wah kamu cakep banget hari Pada data kamu dalam tuturan tersebut
110. BPPH221 ini, seperti pangeran Arab.” √ merupakan bentuk deiksis persona kedua
304

tunggal yang mengacu pada lawan tutur yakni


Otok.
“Besok kamu ikut, kamu Pada tuturan tersebut data kamu merupakan
bereskan saja secepatnya. Kita bentuk deiksis persona kedua yang mengacu
berangkat ke pantai menggunakan pada lawan tutur yaitu bos perusahaan. Data
111. KCBH226 √ √
pesawat jet pribadi.” kita merupakan bentuk deiksis persona
pertama jama yang mengacu pada penutur dan
lawan tutur yakni bos dan sekretaris.
“Kamu nggak marah kan, Babe? Data kamu merupakan bentuk deiksis persona
Ini mendadak banget. Aku harus kedua tunggal yang mengacu pada lawan tutur
ikut rombongan Menteri yakni seorang pemuda. Data aku pada tuturan
Perdagangan. Makanya besok aku tersebut merupakan bentuk deiksis persona
112. KCBH228 nggak mungkin ikut kamu. Kita √ √ pertama tunggal yang mengacu pada penutur
atur lagi deh. Bener kan, kamu yakni sekretaris. Data kita merupakan bentuk
nggak marah? Makasih Babe.” deiksis persona pertama jamak yang mengacu
pada penutur dan lawan tutur yakni sekretaris
dan seorang pemuda.
“Besok saya nggak jadi diving Pada tuturan tersebut data saya merupakan
sama teman-teman, jadi bisa pergi bentuk deiksis persona pertama tunggal yang
113. KCBH229 √
sama Tante. Saya juga udah mengacu pada penutur yakni seorang pemuda.
kangen banget sama Tante.”
“Mama nggak bisa datang, tapi Data kamu dan –mu merupakan bentuk deiksis
mama bisa beliin tas itu. Kamu persona kedua tunggal yang mengacu pada
bisa merayakan dengan kawan- lawan tutur yakni seorang gadis.
114. KCBH230 √
kawanmu. Kalau ada mama, nanti
teman-temanmu malah rikuh. Iya
mama pasti beliin tas itu.”
“Bener loh om, mumpung mama Pada tuturan tersebut data saya merupakan
nggak jadi. Besok setelah ama bentuk deiksis persona pertama tunggal yang
115. KCBH232 temen-temen. Saya pasti nemuin √ mengacu pada penutur yakni seorang gadis.
om. Pokonya saya kepingin hanya
berdua sama om.”
305

“Besok kau ada waktu?” Data kau merupakan bentuk deiksis persona
116. KCBH234 √ kedua tunggal yang mengacu pada lawan tutur
yakni seorang bos.
“kita harus ketemu” Data kita merupakan bentuk deiksis persona
pertama jamak yang mengacu pada penutur
117. KCBH234 √
dan lawan tutur yakni bos dan istri seorang
hakim.
“Minggu depan vonis akan Pada tuturan tersebut data saya merupakan
diputuskan. Ada kurir yang mesti bentuk deiksis persona pertama yang mengacu
118. KCBH235 saya temui. Tak bisa diwakilkan. √ pada penutur yakni seorang bos.
Begini repotnya kalau berurusan
dengan hukum yang berengsek.”
“Kok kamu diam Babe? Nggak Pada tuturan tersebut data kamu merupakan
seneng ya aku bisa ikut kamu? bentuk deiksis persona kedua tunggal yang
Apa kamu mau pergi sama yang mengacu pada lawan tutur yakni seorang
119. KCBH236 √ √
lain ya?, yaudah, besok aku ikut pemuda. Data aku merupakan bentuk deiksis
kamu. Aku sudah beli lingerie persona pertama yang mengacu pada penutur
stripis dan kostum suster kok.” yakni sekretaris.
“Itu saat saya umur 20 tahun. Pada tuturan tersebut data saya merupakan
Basiyo 3 tahun lebih muda dari bentuk deiksis persona pertama tunggal yang
saya. Saya bisa memahami mengacu pada penutur yaitu Mbah Ngabdul.
kemarahannya. Siapa yang akan Data –Nya merupakan bentuk deiksis persona
sanggup terus-menerus dihantui ketiga yang mengacu pada objek pembicaraan
bayangan orang yang begitu yaitu Basiyo.
dicinta dalam keadaan terhina
OTBTSLH2
120. seperti itu, ta berdaya, dan √ √
51
berpelepotan tahi? Bisa saya
bayangkan mimpi buruk dan
mengerikan yang mesti
ditanggung setiap malam.
Sungguh saya sendiri tak sanggup
mengingat itu. Saya selalu
menangis.”
306

“ketika saya merasa tak lagi Pada tuturan tersebut, data saya merupakan
punya apa-apa, saya selalu bentuk deiksis persona pertama yang
diingatkan, semestinya tak perlu mengacau pada penutur yaitu Suparmi istri
OTBTSLH2 merasa kehilangan apa-apa karena Basiyo.
121. √
53 masih punya kebahagiaan. Meski
sedikit. Beras bisa habis. Tapi,
kebahagiaan itu rezeki yang tak
akan pernah habis dinikamati.”
“Kalau keringatku bau perengus Pada tuturan tersebut data –ku dan aku
kecut ini, sebenarnya hanya untuk merupakan bentuk deiksis persona pertama
membuktikkan, apakah kamu tunggal yang mengacu pada penutur yakni
masih perhatian sama aku. Kalau Basiyo. Data kamu merupakan bentuk deiksis
kamu masih mencium bauku, itu persona kedua tunggal yang mengacu pada
tandanya kamu masih perhatian lawan tutur yakni Istrinya Suparmi.
OTBTSLH2 sama aku. Kan aku jadi senang.
122. √ √
53 Makanya, kalau kamu rajin
mandi, kamu malah tidak punya
kesempatan memperhatikan aku.
Kamu nanti marah, karena
menganggap aku tidak
memberikan kesempatan kamu
untuk memperhatikanku.”
“kamu kan tahu sendiri, nggak Pada tuturan tersebut data kamu merupakan
mungkin aku sama sinden. Aku bentuk deiksis persona kedua tunggal yang
dan sinden itu beda keyakinan! mengacu pada lawan tutur yakni istri Basiyo.
OTBTSLH2 Aku yakin mau, sementara dia Data aku merupakan bentuk deiksis persona
123. √ √ √
56 yakin tidak mau.” pertama tunggal yang mengacu pada penutur
yakni Basiyo. Data dia merupakan bentuk
deiksis persona ketiga tunggal yang mengacu
pada objek pembicaraan yakni sinden.
“Mbelegedesss… terserah, mau Data aku merupakan bentuk deiksis persona
OTBTSLH2
124. ngomong apa pun aku tak √ pertama tunggal yang mengacu pada penutur
56
percaya.” yakni Suparmi istri Basiyo
307

“Yang jelas saya tidak ingin Data saya merupakan bentuk deiksis persona
sepeda, Pak. Biar saya yang kasih pertama tunggal yang mengacu pada penutur
tebak-tebakan buat bapak. Nanti yakni Basiyo.
OTBTSLH2
125. kalau berhasil menebak, saya √
64
kasih sepeda. Bukan sepeda ontel.
Sepeda roda tiga, Pak. lumayan
buat cucu Bapak.”
“Mungkin Pak Basiyo bisa cerita, Data kita merupakan bentuk deiksis persona
kenapa Pak Basiyo tak bisa pertama jamak yang mengacu pada penutur
tertawa dan sedih lagi. Pak Basiyo dan lawan tutur yakni pak presiden dan pak
mendapatkan kehormatan Bintang presiden.
Maha Putera Utama karena Pak
Basiyo rakyat yang patut di
OTBTSLH2 contoh. Rakyat teladan. Rakyat
126. √
65 yang baik karena tak lagi bisa
sedih dengan segala macam
penderitaan. Kalau semua rakyat
di negeri ini seperti Pak Basiyo,
pasti negara kita cepat maju.
Jelaskan kenapa, Pak Basiyo tak
bisa tertawa lagi?”
“Coba kalau nanti benar-benar Pada tuturan tersebut data kita merupakan
mati jadi pahlawan, pasti nggak bentuk deiksis persona pertama jamak yang
OTBTSLH2 mau kenal sama kita. Dasar orang mengacu pada penutur dan lawan tutur yakni
127. √
66 aneh. Pura-pura saja suka warga sekitar rumah Basiyo.
perhatian, nggak ingin dapat
pujian. Dasar pelawak tolol sok.”
“Sidang bisa dilanjutkan, karena Data ini merupakan bentuk deiksis ruang atau
ini bukan menyangkut dakwaan. tempat. Pada tuturan tersebut data ini mengacu
128. SMH21 √
Kita hanya ingin meminta pada tempat terjadinya tuturan yaitu berada di
kesaksian secara terbuka.” ruang sidang.
“Tidak penting apa pendapatnya, Pada tuturan tersebut data ini merupakan
129. SMH22 sidang ini hanya ingin tahu √ bentuk deiksis ruang atau tempat yang
kesaksiannya.” mengacu pada tempat terjadinya tuturan yaitu
308

berada dalam ruangan sidang.

“Saudara Saksi Mata, sekali lagi Pada tuturan tersebut data pengadilan
kami peringatkan, jangan merupakan bentuk deiksis ruang atau tempat
membuat gaduh pengadilan. yang mengacu pada letak tuturan tersebut
130. SMH22 √
Makin kamu sering terjadi yaitu di sebuah pengadilan.
menggonggong, hanya
membuktikan kekuatanmu.”
“Karena itulah saya perintahkan Data di ruang sidang ini merupakan bentuk
saudara Saksi Mata tak terlalu deiksis ruang atau tempat yang mengacu pada
131. SMH22 √
sering menggonggong di ruang letak sebuah tuturan tersebut terjadi yaitu
sidang ini, paham?” berada di ruang persidangan.
“Kami ingin mendengar pendapat Pada tuturan tersebut data persidangan ini.
para ahli yang terhormat, agar Data ini merupakan bentuk deiksis ruang atau
132. SMH23 kami yakin dengan kesaksian √ tempat yang mengacu pada tempat tuturan
yang akan disampaikan Saksi tersebut terjadi yakni di sebuah persidangan.
Mata dalam persidangan ini.”
“Karena pada prinsip, seluruh Pada tuturan tersebut data persidangan ini
ekspresi Saksi Mata adalah tanda, merupakan bentuk deiksis ruang atau tempat
yang mengandung makna yang mengacu pada lokasi tuturan
komunikasi. Bahkan tinggi rendah berlangsung yaitu berada dalam ruang
keras kecilnya suara ketika ia persidangan.
133. SMH26 menggonggong adalah √
komunikasi. Dalam konteks
semiotika inilah, saya yakin, saksi
mata mengerti kenapa ia menjadi
saksi kunci dalam persidangan
ini.”
“Menganggapnya sebagai Pada tuturan tersebut data ini merupakan
kambing hitam saja sudah bentuk deiksis ruang atau tempat. Data ini
134. SMH29 merupakan penghinaan bagi √ mengacu pada lokasi tuturan tersebut
dirinya, karena Saksi Mata bukan berlangsung yaitu berada dalam ruang
kambing, melainkan anjing. pengadilan.
309

Anjing yang harus menghormati


hak-hak keanjingannya.
Pengadilan ini tak lebih
pertunjukkan topeng monyet, dan
anjing itu hanyalah korban
persekongkolan jahat”
“Biasanya sih, rata-rata, warga di Pada tuturan tersebut, data di sini merupakan
sini memilih paket sedarhana ini. bentuk deiksis ruang atau tempat yang
Harga-harganya masih terjangkau. mengacu pada letak tuturan tersebut terjadi
Kapur barus, kembang, daun yaitu berada di rumah Sipon yang letaknya
pandan, itu satu paket. Malah dekat dengan penutur. Data di situ merupakan
nanti dapat gratis minyak wangi bentuk deiksis ruang tau tempat, pada tuturan
cap Duyung. Jenis-jenis kain tersebut mengacu pada letak jenis-jenis kain
kafannya juga bisa Ibu pilih kafan yang diberikan kepada bu sipon, data ini
sendiri. Saya kira kalau ambil letaknya agak jauh dari penutur.
paket setengah harga yang ini
juga menarik. Di situ, tertulis
jenis kain kafannya memang tak
terlalu halus, tapi ya tidak terlalu
kasar amat. Juga nisannya, tidak
135. MSSPH41 √
dari batu, tapi dari kayu. Nisan
kayu malah lebih banyak pilihan.
Mau dari kayu apa? Mahoni,
nangka atau randu? Tapi kalau
nisanya dari kayu randu nanti
cepat lapuk, Bu. Saya sarankan
cukup kayu mahoni saja. Ini
hanya saran lho, ya. Siapa tau Ibu
malah pinginnya nisan kayu jati,
kita memang harus memberi yang
terbaik pada yang mati apalagi
almarhum suami Ibu ini kan
penyair. Kita harus
memakamkannya secara layak.
310

Apa kata dunia kalau penyair


hebat seperti suami Ibu
dimakamkan dengan upacara
yang biasa-biasa saja? Makannya,
Bu, saya sarankan lebih baik Ibu
ambil paket kematian yang
premium ini, biar prosesi
pemakamannya megah begitu…”
“Ibu nggak usah bingung begitu. Data sini pada tuturan tersebut merupakan
Saya ini kan ya hanya membantu, bentuk deiksis ruang atau tempat yang
agar Ibu tidak repot. Kalau perlu, mengacu letak tuturan tersebut terjadi yaitu
Ibu tinggal duduk tenang berada di rumah Sipon yang dekat dengan
menikmati kesedihan. Biar semua penutur. Data di sini merupakan bentuk
ini nanti saya dan warga yang deiksis ruang atau tempat yang mengacu pada
urus. Kebetulan ada warga sini lokasi tuturan tersebut terjadi yaitu berada di
yang punya event organizer rumah Sipon.
pemakaman. Ibu tinggal siapkan
dana, semua beres. Oh ya, kalau
136. MSSPH42 Ibu mau warga di sini yang mau √
mengurukan pemakamannya ya
tak apa-apa, biasanya mereka
dapat lima puluh ribu per orang
ibu butuh berapa orang? Serahkan
saja duitnya sama saya. Biar saya
yang bantu bagikan pada mereka.
Kalau duitnya dikasih orang lain
nanti malah di korupsi.
Bagaimana Bu? Ibu mau pilih
paket kematian yang mana?”
“Bagaimana bu? Mau Pada tuturan tersebut terdapat bentuk deiksis
dimakamkan jam berapa? ruang atau tempat yang berada dekat dengan
137. MSSPH43 Baiknya cepetan. Jangan sampai √ penutur yaitu di sini. Data di sini mengacu
menginap, tidak baik. Saya sudah pada lokasi tuturan tersebut terjadi yaitu
siapkan orang-orang buat warga yang berada di sekitar rumah ibu Sipon.
311

memandikan. Tapi ya itu, Bu,


mohon kepastian lebih dulu., kira-
kira ibu ada dana berapa buat
mereka. Ya seikhlasnya saja. Ini
saya hanya menyampaikan saja
lho ya. Tapi ya memang sudah
kebiasaan di sini. Ibu tahu sendiri.
Ongkos orang mati memang tidak
sedikit. Sekarang ini, kalau tidak
ada duit, ya jarang mau datang
membantu. Semakin banyak yang
datang semakin banyak yang
mendoakan, itu semakin baik buat
almarhum. Biar husnul
khotimah.”
“daripada terus keluyuran begitu, Data begitu merupakan bentuk deiksis ruang
138. MSSPH52 kan lebih baik memperbanyak √ yang mengacu pada letak tuturan tersebut
ibadah.” terjadi yaitu di dekat pos ronda.
“Sini, pastilah kematian lebih Data sini merupakan bentu deiksis ruang atau
asyik bila dinikmati sambil tempat yang letaknya dekat dengan penutur,
139. MSSPH52 ngopi.” √ data tersebut mengacu pada peristiwa tuturan
terjadi yaitu berada di sebuah di sebuah pos
ronda.
“Korupsi itu bukan soal adanya Data bangsa ini merupakan bentuk deiksis
kesempatan, melainkan soal ruang dan tempat. Data ini mengacu pada
giliran. Pada akhirnya semua akan letak tuturan tersebut terjadi yaitu berada di
korupsi. Membenci koruptor negara indonesia.
hanya akan menghabiskan energi
140. KKTH73 √
bangsa ini. Lebih baik kita mulai
memikirkan cara terbaik,
bagaimana agar keahlian dan
kepintaran kita dalam korupsi ini
menjadi ke unggulan bangsa.”
312

“Saya, dengan penuh kesadaran, Pada tuturan tersebut data ini merupakan
memilih sel ini.” bentuk deiksis ruang atau tempat yang
141. KKTH76 √ letaknya dekat dengan penutur, data tersebut
mengacu pada lokasi tempat tuturan terjadi
yaitu berada dalam sebuah sel.
“Mereka sudah menyiapkan sel Pada tuturan tersebut data ini merupakan
besar, dengan perabot lengkap, bentuk deiksis ruang yang letaknya dekat
kulkas dan televisi, tapi saya dengan penutur, data ini mengacu pada
menolak. Saya tak seperti ruangan sel sempit yang di tempatinya saat di
koruptor lain yang manja, yang di dalam penjara.
142. KKTH76 √
penjara pun ingin menikmati
fasilitas mewah. Sel sempit ini
justru membuat saya bersyukur,
karena saya bisa jadi merenung.
Lihatlah sel ini mirip gua.”
“Kuharap kalian tak keberatan ia Data di sini pada tuturan tersebut merupakan
tinggal di sini. Ia diusir dari bentu deiksis ruang yang letaknya dekat
143. KTAH93 √
surga…” dengan penutur. Data tersebut mengacu pada
lokasi tuturan berlangsung yaitu di kuburan.
“benat-benar beruntung kita Data ini pada tuturan tersebut merupakan
punya tetangga sebaik Pak Kor. bentuk deiksis ruang atau tempat yang
Meski kaya beliau tidak sombong. letaknya dekat dengan penutur. Data tersebut
Ia masih mau menyempatkan mengacu pada lokasi sebuah tuturan yaitu di
144. KTAH98 √
menengok kita yang melarat. negara indonesia.
Kalau semua orang kaya di negeri
ini sebaik pak Kor, pasti nggak
ada orang miskin kelaparan.”
“Ingat setelah banjir tahun lalu, Pad atuturan tersebut data jalan di depan gang
siapa yang langsung memperbaiki merupakan deiksis ruang yang megacu pada
jalan di depan gang kita yang letak tuturan tersebut terjadi yaitu berada pada
145. KTAH106 rusak penuh genangan air? Pak √ sebuah gang. Data kampung pada tutran
Kor, kan! Tiap menjelang tersebut merupakan bentuk deiksis ruang yang
Lebaran rumah Pak Kor juga mengacu pada letak tuturan tersebut terjadi
terbuka buat kita, kita selalu yaitu berada di sebuah permukiman warga.
313

diundang makan-makan dan dapat


pembagian beras, meskipun cuma
beras miskin. Tiap kampung kita
ada acara, dari tujuh belasan
sampai perayaan Mauladan, Pak
Kor juga selalu ngasih
sumbangan.
“Percayalah, penjara bukanlah Pada tuturan tersebut data penjara merupakan
tempat yang menyeramkan bagi bentuk deiksis ruang atau tempat yang
146. LPKH120 √
koruptor.” mengacu pada tuturan tersebut terjadi yaitu
berada dalam sebuah penjara.
“Kau bisa berkenalan dengan Pada tuturan tersebut data di sini merupakan
orang-orang terhormat di sini. bentuk deiksis ruang atau tempat yang
Kesempatan langka, yang letaknya dekat dengan penutur dan mengacu
147. LPKH122 √
mungkin tak akan bisa kau pada tempat tuturan tersebut terjadi yaitu
dapatkan bila kau masih di luar berada pada sebuah sel tahanan penjara.
sana.” Sarusi tersenyum
“Kamu pasti pernah dengar Pada tuturan tersebut data di sini merupakan
lelucon tentang pencuri motor, bentuk deiksis ruang atau tempat yang
yang begitu masuk penjara akan letaknya dekat dengan penutur dan mengacu
makin pintar. Ketika keluar, ia tak pada tempat tuturan tersebut terjadi yaitu
lagi menjadi pencuri motor, tetapi berada pada sebuah sel tahanan penjara.
pencuri mobil. Pintar-pintarlah
bergaul di sini, maka kamu akan
makin cerdas. Kalau sebelumnya
148. LPKH123 √
kamu hanya mengambil ratusan
juta, begitu keluar, kamu akan
tahu bagaimana caranya menilap
ratusan miliar. Anggap saja kamu
sedang sekolah S2 atau S3 di sini
dan nanti keluar sekaligus lulus
dengan gelar doktor humoris
causa.”
314

“Di sini, kita memang seperti Data di sini pada tuturan tersebut merupakan
pemimpin dan pejuang zaman bentuk deiksis ruang atau tempat yang
149. LPKH127 dulu, yang punya kesamaan nasib √ letaknya dekat dengan penutur dan mengacu
dan perjuangan.” Ujar Sarusi pada tempat tuturan tersebut terjadi yaitu
berada pada sebuah sel tahanan penjara.
“Karena semua pemimpin masuk Pada tuturan tersebut data ini merupakan
penjara ini.” bentuk deiksis ruang atau tempat yang
150. LPKH132 √
mengacu pada letak tuturan tersebut terjadi
yaitu berada dalam sebuah penjara.
“Berarti Pak Sugeng kurang Data ke sini pada tuturan tersebut merupakan
gendut dong, makanya masuk ke bentuk deiksis ruang atau tempat yang
151. LPKH133 sini.” √ letaknya dekat dengan penutur dan mengacu
pada tempat tuturan tersebut terjadi yaitu
berada pada sebuah sel tahanan penjara.
“Emmm, dalam kasusmu, amu Pada tuturan tersebut data di sini merupakan
menutupi banyak fakta, sehingga bentuk deiksis ruang atau tempat yang
hanya kamu sendiri yang masuk letaknya dekat dengan penutur dan mengacu
penjara. Kamu melindungi semua pada tempat tuturan tersebut terjadi yaitu
atasanmu yang terlibat. Oleh berada pada sebuah sel tahanan penjara.
meraka yang diselamatkanmu,
152. LPKH138 √
kamu dianggap hebat. Tapi, bagi
kawan-kawan di sini, kamu
hanyalah seorang pengecut.
Karena tak pernah berani
menyebutkan nama-nama yang
ikut korupsi denganmu.”
“Aku kenal orang miskin yang Pada tuturan tersebut data di panggung
jadi pelawak. Bertahun-tahun ia merupakan bentuk deiksis ruang atau tempat
jadi pelawak, tapi tak pernah ada yang mengacu pada letak pelawak saat
153. POMBH142 √
yang tersenyum menyaksikannya melakukan lawakannya.
di panggung. Baru ketika ia mati,
semua orang tertawa.”
315

“Tidak. Semua jadi pengemis di Pada tuturan tersebut data itu merupakan
kampus itu.” bentuk deiksis ruang yang mengacu pada
154. POMBH144 √
sebuah tuturan yaitu pengemis yang berada di
sebuah kampus.
“Kalau tetpa miskin, malah Pada tuturan tersebut data di negeri ini
banyak gunanya kn? Biar ada merupakan bentuk deiksis ruang yang
yang terus berdesak-desakan dan mengacu pada letak tuturan tersebut yaitu
saling injak stiap kali ada berada dalam sebuah negara yang banyak
pembagian beras dan sumbangan. orang miskin.
155. POMBH153 Biar ada yang terus ditipu setiap √
menjelang pemilu. Itulah
sebabnya, kenapa di negeri ini
orang miskinterus
dikembangkanbiakan dan
dibudidayakan.”
“Saya sudah bilang ke kawan- Pada tersebut data penjara merupakan bentuk
kawan, biar saya saja yang masuk deiksis ruang atau tempat yang mengacu pada
penjara, tapi mereka tak mau. lokasi yang jauh dari penutur yaitu
DTPMSKH
156. Saya yakin, mereka semua sudah √ mencerikatakan teman-temannya yang berada
H164
bersengkongkol hendak dalam penjara.
mengorbankan kamu.” Sarmin
menyalakan sebatang rokok.
“kita bisa bertukar seperti. Biar Pada tersebut data di penjara merupakan
jiwa kamu pindah sementara ke bentuk deiksis ruang atau tempat yang
tubuh saya. Jadi ketika nanti mengacu pada lokasi yang jauh dari penutur
DTPMSKH dipenjara, senbenarnya yang yaitu menceritakan kemungkinan bahwa
157. √
H165 dipenjara adalah saya. Karena mereka bertukar tubuh dan hidup di dalam
jiwa kamu tetap bebas di tubuh penjara.
saya.”
“Aku hanya ingin sejenak Pada tuturan tersebut data ini merupakan
menikmati kenangan di meja ini. bentuk deiksis ruang yang mengacu pada letak
158. PKH185 Semoga kau tak keberatan.” √ tuturan tersebut yaitu berada di sebuah
restoran yang terdapat meja.
316

“Kau tahu, hanya dengan Data ini pada tuturan tersebut merupakan
kenangan kita bisa menikmati bentuk deiksis ruang yang mengacu pada letak
kembali kebahagiaan yang telah tuturan tersebut yaitu berada di sebuah
159. PKH187 hilang. Karena itulah kita suka √ restoran yang terdapat meja.
merayakan kenangan. Lima tahun
lalu, lelaki yang kucintai
melamarku di meja ini.”
“Aku yakin, kau datang ke sini Pada tuturan tersebut data ke sini merupakan
juga ingin menikmati bentu deiksis ruang atau tempat yang letaknya
160. PKH188 kenanganmu bukan. Kau bisa √ dekat dengan penutur yang mengacu pada
menceritaan kenanganmu, bila tak tuturan tersebut di ujarkan yaitu berada di
keberatan.” sebuah restoran.
“Ketika menunggu di kantor Data di kantor polisi merupakan bentuk
polisi. Rasanya seperti mendengar deiksis ruang atau tempat yang mengacu pada
161. BPPH219 √
suara malaikat maut yang sedang lokasi tuturan tersebut terjadi yaitu penutur
mengabsen namaku agar antre ” berada di kantor polisi.
“Besok kamu ikut, kamu bereskan Pada tuturan tersebut data ke pantai
saja secepatnya. Kita berangkat merupakan bentuk deiksis ruang atau tempat
162. BPPH226 ke pantai menggunakan pesawat √ yang mengacu pada tujuan tuturan tersebut
jet pribadi.” yaitu pergi ke pantai.
“Sudah saatnya memang, negeri Pada tuturan tersebut data negeri ini
ini mempunyai pahlawan seorang merupakan bentuk deiksis ruang yang
OTBTSLH2
163. pelawak.” √ mengacu pada letak tuturan tersebut yaitu
63
berada dalam sebuah negara yang kekurangan
pahlawan seorang pelawak.
317

“Mungkin Pak Basiyo bisa cerita, Pada tuturan tersebut data ini merupakan
kenapa Pak Basiyo tak bisa bentuk deiksis ruang yang mengacu pada letak
tertawa dan sedih lagi. Pak Basiyo tuturan tersebut yaitu berada dalam sebuah
mendapatkan kehormatan Bintang negara yang ingin mempunyai rakyat yang
Maha Putera Utama karena Pak maju dan berkembang
Basiyo rakyat yang patut di
OTBTSLH2 contoh. Rakyat teladan. Rakyat
164. √
65 yang baik karena tak lagi bisa
sedih dengan segala macam
penderitaan. Kalau semua rakyat
di negeri ini seperti Pak Basiyo,
pasti negara kita cepat maju.
Jelaskan kenapa, Pak Basiyo tak
bisa tertawa lagi?”
“Yang Mulia, bukankah ini Pada tuturan tersebut data saat ini merupakan
berlebihan dan tak masuk akal, bentuk deiksis waktu yang mengacu pada
kita menghadirkan Saksi Mata, tuturan tersebut terjadi yaitu siang hari di
165. SMH21 sedangkan sampai saat ini kita √ ruang pengadilan.
belum menemukan siapa
terdakwanya?”
“Ia memang terlihat sedikit Data saat ini pada tuturan tersebut merupakan
gugup, terkesan ragu-ragu, tetapi bentuk deiksis waktu yang mengacu pada
itu tidak menandakan kalau ia waktu tuturan tersebut terjadi yaitu siang hari
menyimpan kebohongan. Saya yang menjelaskan kondisi saudara Saksi Mata.
166. SMH24 √
telah mengenal banyak wajah
yang begitu jujur, tapi rasanya tak
ada yang melebihi kejujuran
saudara Saksi Mata saat ini.”
318

“Kalau ngerti kamu mati duluan Data dulu pada tuturan tersebut merupakan
begini, mana mungkin dulu saya bentuk deiksis waktu yang menjelaskan
mau kawin sama kamu. Mestinya, kejadian sebelum tuturan terjadi, yang
167. MSSPH36 kalau mau mati bilang-bilang, biar √ mengenang kkehidupan suaminya terdahulu.
ada persiapan, jangan mendadak
begini, bikin repot saja,” gerutu
istrinya.
“Aku tak mau ketika puisi datang Pada tuturan tersebut data setiap hari
menemuiku, aku sedang tertidur. merupakan bentuk deiksis waktu yang
168. MSSPH38 Pastilah puisi kecewa kalau √ menyatakan aktivitas penyair yang hanya
menjumpai penyair yang setiap tidur.
hari kerjanya hanya tidur”
“Biasanya sih, rata-rata, warga di Pada tuturan tersebut data nanti merupakan
sini memilih paket sedarhana ini. bentuk deiksis waktu yang mengacu pada
Harga-harganya masih terjangkau. waktu setelah tuturan terjadi yaitu esok
Kapur barus, kembang, daun harinya mendapatkan gratis minyak wangi dan
pandan, itu satu paket. Malah kayu randu yang cepat lapuk.
nanti dapat gratis minyak wangi
cap Duyung. Jenis-jenis kain
kafannya juga bisa Ibu pilih
sendiri. Saya kira kalau ambil
paket setengah harga yang ini
169. MSSPH41 juga menarik. Di situ, tertulis √
jenis kain kafannya memang tak
terlalu halus, tapi ya tidak terlalu
kasar amat. Juga nisannya, tidak
dari batu, tapi dari kayu. Nisan
kayu malah lebih banyak pilihan.
Mau dari kayu apa? Mahoni,
nangka atau randu? Tapi kalau
nisanya dari kayu randu nanti
cepat lapuk, Bu. Saya sarankan
cukup kayu mahoni saja. Ini
319

hanya saran lho, ya. Siapa tau Ibu


malah pinginnya nisan kayu jati,
kita memang harus memberi yang
terbaik pada yang mati apalagi
almarhum suami Ibu ini kan
penyair. Kita harus
memakamkannya secara layak.
Apa kata dunia kalau penyair
hebat seperti suami Ibu
dimakamkan dengan upacara
yang biasa-biasa saja? Makannya,
Bu, saya sarankan lebih baik Ibu
ambil paket kematian yang
premium ini, biar prosesi
pemakamannya megah begitu…”
“Ibu nggak usah bingung begitu. Pada tuturan tersebut data nanti merupakan
Saya ini kan ya hanya membantu, bentuk deiksis waktu yang tuturannya terjadi
agar Ibu tidak repot. Kalau perlu, setelah tuturan berlangsung, pada data itu data
Ibu tinggal duduk tenang nanti mengacu pada keesokan harinya urusan
menikmati kesedihan. Biar semua pamakaman akan di urus oleh Pak Rt dan
ini nanti saya dan warga yang lebih baik uang dai Ibu Sipon diberikan
urus. Kebetulan ada warga sini kepada Pak Rt agar tidak di korupsi.
yang punya event organizer
pemakaman. Ibu tinggal siapkan
170. MSSPH42 dana, semua beres. Oh ya, kalau √
Ibu mau warga di sini yang mau
mengurukan pemakamannya ya
tak apa-apa, biasanya mereka
dapat lima puluh ribu per
orang.ibu butuh berapa orang?
Serahkan saja duitnya sama saya.
Biar saya yang bantu bagikan
pada mereka. Kalau duitnya
dikasih orang lain nanti malah di
320

korupsi. Bagaimana Bu? Ibu mau


pilih paket kematian yang mana?”
“Bagaimana bu? Mau Data dulu pada tuturan tersebut merupakan
dimakamkan jam berapa? bentuk deiksis waktu yang mengacu pada
Baiknya cepetan. Jangan sampai waktu sebelum terjadinya ujaran yaitu
menginap, tidak baik. Saya sudah memastikan untuk memilih paket kematian.
siapkan orang-orang buat Data sekarang ini merupakan bentuk deiksis
memandikan. Tapi ya itu, Bu, watu yang mengacu pada waktu tuturan
mohon kepastian lebih dulu, kira- tersebut terjadi.
kira ibu ada dana berapa buat
mereka. Ya seikhlasnya saja. Ini
saya hanya menyampaikan saja
171. MSSPH43 √
lho ya. Tapi ya memang sudah
kebiasaan di sini. Ibu tahu sendiri.
Ongkos orang mati memang tidak
sedikit. Sekarang ini, kalau tidak
ada duit, ya jarang mau datang
membantu. Semakin banyak yang
datang semakin banyak yang
mendoakan, itu semakin baik buat
almarhum. Biar husnul
khotimah.”
“Kalau kau memang penyair, ya Pada tuturan tersebut data sebulan
nulislah puisi. Biar dapat honor! merupaakan betuk deiksis waktu yang
Jangan hanya bengong seperti mengacu pada waktu yang pasti dalam
172. MSSPH48 itu,” suara istrinya meninggi. √ menulis puisi.
“Kalau sebulan kamu bisa
menulis sepuluh puisi saja, kan
lumayan.”
“Coba dulu sering ikut Data dulu pada tuturan tersebut merupakan
nongkrong begini.” bentuk deiksis waktu yang mengacu pada
173. MSSPH52 √ waktu sebelum terjadinya ujaran yaitu ketika
roh penyair masih hidup.
321

“Bener? Nanti takut………….” Pada tuturan tersebut data nanti merupakan


bentuk deiksis waktu yang tuturannya terjadi
174. MSSPH56 √ setelah tuturan berlangsung.

“Dilanjutkan besok malam saja Data besok malam merupakan bentuk deiksis
175. MSSPH59 ya ceritanya.” √ waktu yang mengacu setelah tuturan terjadi
yaitu esok hari untuk melanjutkan ceritanya.
“Mengakui semua ini justru Pada tuturan tersebut data nanti merupakan
membuat saya merasa lega, bentuk deiksis waktu yang tuturannya terjadi
daripada harus capai-capai setelah tuturan berlangsung yaitu bantahan
membela diri. Saya tak akan seorang korupsi ketika sidang terjadi.
membantah. Kalaupun nanti
harus ada yang dibantah, biarlah
itu menjadi tugas dan tanggung
jawab para pengacara saya.
176. KKTH72 √
Karena memang untuk itulah
mereka dibayar. Saya akan
berjuang bersama-sama kalian,
seluruh rakyat, untuk bahu-
membahu memberantas korupsi.
Jangan sampai kalian ikut-ikut
korupsi. Korupsi itu buruk! Yang
baik ya yang tidak ketahuan.”
“Sebagai mantan daripada Pada tutran tersebut data hari ini merupakan
koruptor yang baik, pertama-tama bentuk deiksis waktu yang mengacu pada
izinkanlah daripada saya tuturan tersebut terjadi yaitu hari itu juga.
mengucapken daripada puja dan
puji syukur kepada Tuhan yang
177. KKTH74 √
Maha Esa, karena telah
memberiken daripada rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga sampai
hari ini masih banyak dari
kolega-kolega saya yang bisa
322

dengan tenang terus


melaksanaken daripada
korupsinya secara baik dan
tenang. Semoga dilempangakan
jalannya, dan di terima di sisi
Tuhan.”
“Para koruptor sekarang ini Pada tuturan tersebut, data sekarang ini
178. KKTH77 begitu rakus, buas, dan tak punya √ merupakan bentuk deiksis waktu yang
etika.” mengacu pada saat tuturan tersebut di ujarkan.
“Ya, seni adiluhung. Korupsi itu Pada tuturan tersebut data setiap hari
perlu kehalusan budi. Dengan alus merupakan bentuk deiksis waktu yang
mengambil sesuatu tanpa seorang mengacu pada aktivitas secara rutin teman
pun tahu. Mencuri, tapi yang koleganya terhadap burung peliharaannya.
dicuri tak pernah merasa kalau
dirinya dicuri. Jadi, sekali lagi,
korupsi itu seni. Saya punya
ilustrasi untuk menggambarkan
ini. Saya punya kolega, yang
memelihara burung kutilang. Saya
179. KKTH78 heran, kenapa dia setiap hari √
melatih burung kutilang itu
bernyanyi. Lalu dia menyanyikan
sebuah lagu anak-anak. Kau pasti
tahu lagu anak Burung Kutilang
kan? Di pucuk pohon cemara,
burung kutilang bernyanyi,
bersiul-siul sepanjang hari
dengan tak jemu-jemu…
mengangguk-ngangguk sambil
berseru triliiiii….trilililiiiii….”
“Saya bicara tentang seni korupsi Pada tuturan tersebut data kini merupakan
180. KKTH79 yang kini diabaikan oleh para √ bentuk deiksis waktu yang mengacu pada
korptor itu!” waktu tuturan tersebut terjadi.
323

“semua yang tadi dikatakan boleh Pada tuturan tersebut data nanti merupakan
dimasukkan bigrafi itu nanti? bentuk deiksis waktu yang mengacu setelah
181. KKTH79 √ tuturan tersebut terjadi yaitu semua
uacapannya kepada wartawan akan di catat
tanpa ada yang tertiggal.
“Celanaku sedang kupinjamkan Pada tuturan tersebut data sekarang ini
pada Tuhan. Ia lebih merupakan bentuk deiksis waktu yang
membutuhkan. Malu kan, kalau Ia mengacu pada tuturan tersebut terjadi saat itu
ketemu orang tak memakai juga.
182. KTAH92 celana. Ku pinjamkan celanaku, √
agar Tuhan terlihat santun.
Apalagi sekarang ini lagi musim
banyak orang yang katanya begitu
mencintai Tuhan.”
“Kalau keadaannya begini, saya Pada tuturna tersebut data tiap hari
mau bertukar nasib dengan anjing merupakan bentuk deiksis waktu yang
itu. Setidaknya anjing itu kini mengacu pada aktivitas sehari-hari yang
hidupnya jauh lebih nyaman. dirasakan oleh anjing milik Pak Kor.
Tinggal di rumah mewah. Tiap
hari dapat makan enak. Kabarnya
kalau makan daging pun selalu
daging impor. Kamu tahu, berapa
biaya makan untuk anjing itu?
183. KTAH101 Bisa buat biaya makan kita √
berbulan-bulan. Baru sakit sedikit
saja, Pak Kor langsung membawa
anjing. Padahal kamu tahu
sendiri, itu Mak Jumi yang
rumahnya di pojok gang itu,
sudah bertahun-tahun tergolek
digerogoti berbagai macam
penyakit, jangankan ke dokter,
beli sebiji obat pun gak mampu.”
324

“Ingat setelah banjir tahun lalu, Pada tuturan tersebut data tahun lalu
siapa yang langsung memperbaiki merupakan bentuk deiksis waktu yang
jalan di depan gang kita yang mengacu pada sebelum waktu terjadinya
rusak penuh genangan air? Pak ujaran yaitu banjir yang dialami dahulu. Data
Kor, kan! Tiap menjelang taip menjelang lebaran merupakan bentuk
Lebaran rumah Pak Kor juga deiksis waktu yang mengacu pada waktu
terbuka buat kita, kita selalu setelah tuturan diujarkan yaitu kebaikan Pak
184. KTAH106 √
diundang makan-makan dan dapat Kor pada saat itu. Data tujuh belasan sampai
pembagian beras, meskipun cuma perayaan mauladan merupakan bentuk deiksis
beras miskin. Tiap kampung kita waktu yang mengacu pada waktu tuturan
ada acara, dari tujuh belasan tersebut yaitu menceritakan kebaikan Pak Kor.
sampai perayaan Mauladan,
Pak Kor juga selalu ngasih
sumbangan.
“Ini pertemuan rutin yang Pada tuturan tersebut data tiap malam rabu
diadakan tiap malam rabu.” merupakan bentuk deiksis waktu yang
185. LPKH122 √ mengacu pada pertemuan para tahanan di sel
penjara.
“Kamu pasti pernah dengar Pada tuturan tersebut data ketika merupakan
lelucon tentang pencuri motor, bentuk deiksis watu yang mengacu pada
yang begitu masuk penjara akan waktu singkat pada saat keluar dari tahanan.
makin pintar. Ketika keluar, ia Data nanti merupakan bentu deiksis waktu
tak lagi menjadi pencuri motor, yang mengacu pada waktu tuturan sebelum
tetapi pencuri mobil. Pintar- kejadian yaitu hari selanjutnya apabila keluar
pintarlah bergaul di sini, maka dari penjara.
186. LPKH123 kamu akan makin cerdas. Kalau √
sebelumnya kamu hanya
mengambil ratusan juta, begitu
keluar, kamu akan tahu
bagaimana caranya menilap
ratusan miliar. Anggap saja kamu
sedang sekolah S2 atau S3 di sini
dan nanti keluar sekaligus lulus
325

dengan gelar doktor humoris


causa.”
“Setiap kali datang e pertemuan, Pada tuturan tersebut data setiap kali
siapkan saja satu lelucon paling merupakan bentuk deiksis waktu yang
lucu yang kau punya, yang bisa mengacu pada salah satu waktu terjadinya
187. LPKH123 menentukan martabatmu.” √ peristiwa yang merupakan bagian dari
rangkaian peristiwa yang pernah dan masih
akan terus terjadi yaitu pertemuan rutin
lelucon.
“Nah, malam ini kau punya Pada tuturan tersebut data malam ini
lelucon apa? Kata pak Hikal merupakan bentuk deiksis waktu yang
188. LPKH125 √ mengacu pada waktu terjadinya sebuah
tuturan berlangsung yaitu malam hari.
“Di sini, kita memang seperti Pada tuturan tersebut data zaman dulu
pemimpin dan pejuang zaman merupakan bentuk deiksis waktu yang
189. LPKH127 dulu, yang punya kesamaan nasib √ menyatakan waktu yang telah lalu, yang
dan perjuangan.” Ujar Sarusi mengacu pada pemimpin dan pejuang.
“Lho, sekarang ini kan Data sekarang ini pada tuturan tersebut
penjajahnya memang pemerintah merupakan bentuk deiksis waktu yang
190. LPKH127 sendiri.” √ mengacu pada peristiwa tersebut masih terjadi
hingga tuturan tersebut di ujarkan.
“Lho saya dulu juga menolak Pada tuturan tersebut data dulu merupakan
191. LPKH129 ketika disuap.” √ bentuk deiksis waktu yang mengacu pada
kejadian masa lalu yang dialami oleh penutur.
“Saya baru baca berita, kalau saat Pada tuturan tersbeut data saat ini merupakan
ini jumlah orang miskin hampir bentuk deiksis waktu yang mengacu pada
100 juta. Sementara ekonomi sebuah peristiwa orang miskin masih banyak
192. LPKH131 hanya dikuasai oleh 10 orang √ hingga tuturan tersebut di ujarkan.
terkaya. Menurut saya ini berita
bagus.”
326

“Lega rasanya, karena setelah Pada tuturan tersebut data bertahun-tahun


hidup bertahun-tahun hidup merupakan bentuk deiksis waktu yang
193. POMBH140 miskin, akhirnya mendapat √ mengacu pada sebuah kehidupan yang
pengakuan juga.” dialaminya sudah lama.

“Kelak, mereka pasti akan Pada tuturan tersebut data kelak merupakan
menjadi orang miskin yang baik bentuk deiksis waktu yang mengacu pada
194. POMBH140 dan sukses.” √ waktu yang akan terjadi setelah tuturan
diujarkan yaitu harapan untuk orang-orang
miskin kedepannya.
“Ialah ketika aku dan anak-anak Pada tuturan tersebut data ketika merupakan
195. POMBH140 begitu kelaparan, lalu √ bentuk deiksis waktu yang mengacu pada
menyembelihmu.” Jawan istrinya waktu singkat pada saat tuturan di ujarkan.
“Aku kenal orang miskin yang Pada tuturan tersebut data bertahun-tahun
jadi pelawak. Bertahun-tahun ia merupakan bentuk deiksis waktu yang
jadi pelawak, tapi tak pernah ada mengacu pada sebuah kehidupan yang
196. POMBH142 √
yang tersenyum menyaksikannya dialaminya sudah lama
di panggung. Baru ketika ia mati,
semua orang tertawa.”
“Aku punya kolega orang miskin Data sekarang pada tuturan tersebut
yang aku kagumi. Dia merintis merupakan bentuk deiksis waktu yang
karier jadi pengemis, untuk mengacu pada saat tuturan tersebut terjadi.
197. POMBH144 membesarkan anaknya. Sekarang √
satu anaknya di ITB, satu di UI,
satu di UGM, dan satunya lagi di
UNDIP.”
“Orang miskin perlu juga sesekali Pada tuturan tersbeut data sesekali merupakan
nyantai kan? Lagi pula, beginilah bentuk deiksis waktu yang mengacu pada
198. POMBH145 nikmatnya jadi orang miskin. √ waktu singkat yang bisa digunakan untuk
Punya waktu berleha-leha.” bersantai.
327

“Itu perempuan yang kemarin Pada tuturan tersebut data kemarin merupakan
baru melahirkan. Anaknya sudah bentuk deiksis waktu yang mengacu pada
selusin, suaminya minggat, dan ia kejadian yang sudah terjadi setelah tuturan
199. POMBH149 merasa repot kalau mesti √ diujarkan yaitu perempuan yang melahirkan.
menghidupi satu jabang bayi lagi.
Makanya ia memilih membakar
diri.”
“hanya orang miskin gadungan Data sekarang pada tuturan tersebut
yang mau mati bunuh diri. merupakan bentuk deiksis waktu yang
200. POMBH150 Untunglah, sekarang saya sudah √ mengacu pada saat tuturan tersebut terjadi.
resmi jadi orang miskin”
“sekarang anak-anakku tak perlu Data sekarang pada tuturan tersebut
lagi repot-repot mengemis dengan merupakan bentuk deiksis waktu yang
tampang dimelas-melaskan, buat mengacu pada saat tuturan tersebut terjadi.
201. POMBH151 apa? Toh, sekarang kami sudah √
nyaman jadi orang miskin. Tak
sembarang orang bisa punya
Kartu Tanda Miskin seperti ini.”
“Saya sudah lama kenal Raden Pada tuturan tersebut data sudah lama
Mas Kanjeng. Banyak juga kok merupakan bentuk deiksis wakt yang mengacu
DTPSMKH yang sering minta bantuannya. pada sebuah peristiwa yang dahulu pernah
202. Dia bisa mengubah batu jadi emas √ terjadi yaitu sudah sejak dahulu penutur kenal
H164
hanya dengan menyentuh. Ia bisa dengan Raden Mas.
memindahkan penyakit jiwa.”
“kita bisa bertukar seperti. Biar Pada tuturan tersebut data nanti merupakan
jiwa kamu pindah sementara ke bentuk deiksis waktu yang mnegacu pada
DTPSMKH tubuh saya. Jadi ketika nanti kejadian setelah tuturan diujaran yaitu esok
203. dipenjara, senbenarnya yang √ hari ketika di penjara.
H165
dipenjara adlah saya. Karena jiwa
kamu tetap bebas di tubuh saya.”
328

“Kalau perlu besok sidang, saya Pada tuturan tersebut data besok merupakan
DTPSMKH siap!” bentuk deiksis waktu yang mengacu pada
204. √ kejadian setelah tuturan diujarkan. Yaitu hari
H176
berikutnya ketika sidang.
“Aku hanya ingin sejenak Pada tuturan tersebut data sejenak merupakan
menikmati kenangan di meja ini. bentuk deiksis waktu yang mengacu pada
205. PKH185 Semoga kau tak keberatan.” √ waktu tuturan tersebut diujarkan yaitu,
menumpang sebentar saja di meja yang penuh
kenangan.
“Kau tahu, hanya dengan Pada tuturan tersebut data lima tahun lalu
kenangan kita bisa menikmati merupakan bentuk deiksis waktu yang
kembali kebahagiaan yang telah mengacu pada kejadian terdahulu yaitu sebuah
206. PKH187 hilang. Karena itulah kita suka √ kenangan dengan lelaki yang ia cintai.
merayakan kenangan. Lima
tahun lalu, lelaki yang kucintai
melamarku di meja ini.”
“Mungkin selama ini aku tetrlalu Pada tuturan tersebut data selama ini
mempercayai Bram.” merupakan bentuk deiksis waktu yang
207. PKH189 √ mengacu pada waktu dahulu hingga sekarang
yang telah ia alami yaitu mempercayai
lelakinya.
“Bila kau memang penasaran, Pada tuturan tersebut data sejak kapan
kenapa tak kau cari tahu saja merupakan bentuk deiksis waktu yang
kebenarannya? Ini kota kecil, mengacu pada waktu terjadi perempuan
208. PKH190 dengan mudah kita mencari tahu √ tersebut mengenal Bram.
siapa perempuan itu. Sejak
kapan ia mengenal Bram dan
seterusnya….”
329

“Dia sama sekali tidak mengenal Pada tuturan tersebut data lalu merupakan
Bram, suaminya pekerja tambang, bentuk deiksis waktu yang mengacu pada
mati karena ledakan gas. waktu tuturan yang sudah lama terjadi yaitu
Tubuhnya melepuh dan gosong seorang yang memebri kenang sudah lama
hingga ia tak berani melihat. Ia datang kepada perempuan itu.
209. PKH191 √
ingin mengenang suaminya tidak
dengan bayangan yang
mengerikan seperti itu. Lalu
seorang datang memberi
kenangan.”
“Mestinya tadi kamu akting, Pada tuturan tersebut data tadi merupakan
terguling-guling atau bilang kamu bentuk deiksis waktu yang mengacu pada
patah. Kita bisa peras yang nabrak waktu yang baru saja terjadi yaitu sebuah
210. BPPH212 kamu itu, besok lagi, kalau kamu √ kecelakaan yang menimpa Otok. Data besok
ketabrak, bilang kami!” merupakan bentuk deiksis waktu yang
mengacu pada waktu peristiwa yang sesudah
tuturan diujarkan yaitu keesokan harinya.
“Iya, dihukum lima tahun.” Pada tuturan tersebut data lima tahun
211. BPPH216 √ merupakan bentuk deiksis waktu yang
mengacu pada lamanya hukuman.
“Ketika menunggu di kantor Pada tuturan tersebut data ketika merupakan
polisi. Rasanya seperti mendengar bentuk deiksis waktu yang mengacu pada
212. BPPH219 suara malaikat maut yang sedang √ waktu singkat pada saat menunggu di kantor
mengabsen namaku agar antre ” polisi.
“Saya hanya melaksanakan Pada tuturan tersebut data selama ini
kewajiban hukum untuk merupakan bentuk deiksis waktu yang
mendampingi dan membela Otok, mengacu pada waktu dahulu hingga sekarang
yang selama ini menerima yang telah ia alami yaitu perlakuan teror. Pada
213. BPPH220 perlakuan teror yang begitu √ tuturan tersebut data bertahun-tahun
mengerikan, sehingga hidupnya merupakan bentuk deiksis waktu yang
tak pernah tenang karena berbagai mengacu pada sebuah kehidupan yang
cemoohan, hinaan di luar batas dialaminya sudah lama.
perikemanusiaan, makian, dan
330

ujaran permusuhan yang diterima


bertahun-tahun.”
“Wah kamu cakep banget hari Pada tuturan tersebut data hari ini merupakan
214. BPPH221 ini, seperti pangeran Arab.” √ bentuk deiksis waktu yang mengacu pada
tuturan tersebut terjadi.
“Besok kamu ikut, kamu bereskan Pada tuturan tersebut data besok merupakan
saja secepatnya. Kita berangkat ke bentuk deiksis waktu yang mengacu pada
215. KCBH226 pantai menggunakan pesawat jet √ kejadian setelah tuturan diujarkan yaitu janji
pribadi.” untuk berangkat ke pantai.
“Kamu nggak marah kan, Babe? Pada tuturan tersebut data besok merupakan
Ini mendadak banget. Aku harus bentuk deiksis waktu yang mengacu pada
ikut rombongan Menteri kejadian setelah tuturan diujarkan yaitu
216. KCBH228 Perdagangan. Makanya besok aku √ membatalkan rencana dengan kekasihnya.
nggak mungkin ikut kamu. Kita
atur lagi deh. Bener kan, kamu
nggak marah? Makasih Babe.”
“Besok saya nggak jadi diving Data besok pada tuturan tersebut merupakan
sama teman-teman, jadi bisa pergi bentuk deiksis waktu yang mengacu pada
217. KCBH229 sama Tante. Saya juga udah √ kejadian setelah tuturan diujarkan yaitu janji
kangen banget sama Tante.” dengan tante.
“Mama nggak bisa datang, tapi Pada tuturan tersebut data nanti merupakan
mama bisa beliin tas itu. Kamu bentuk deiksis waktu yang mnegacu pada
bisa merayakan dengan kawan- kejadian setelah tuturan diujaran yaitu
218. KCBH230 kawanmu. Kalau ada mama, √ menakutkan apabila esoknya teman-temannya
nanti teman-temanmu malah rikuh.
rikuh. Iya mama pasti beliin tas
itu.”
331

“Bener loh om, mumpung mama Data besok pada tuturan tersebut merupakan
nggak jadi. Besok setelah sama bentuk deiksis waktu yang mengacu pada
219. KCBH232 temen-temen. Saya pasti nemuin √ kejadian setelah tuturan diujarkan yaitu esok
om. Pokonya saya kepingin hanya harinya menemui om.
berdua sama om.”
“Besok kau ada waktu?” Data besok pada tuturan tersebut merupakan
bentuk deiksis waktu yang mengacu pada
220. KCBH234 √ kejadian setelah tuturan diujarkan yaitu
meminta izin untuk bertemu.
“Minggu depan vonis akan Pada tuturan tersebut data minggu depan
diputuskan. Ada kurir yang mesti merupakan bentuk deiksis waktu yang
221. C10H235 saya temui. Tak bisa diwakilkan. √ mengacu pada kejadian setelah tuturan terjadi.
Begini repotnya kalau berurusan
dengan hukum yang berengsek.”
“Kok kamu diam Babe? Nggak Data besok pada tuturan tersebut merupakan
seneng ya aku bisa ikut kamu? bentuk deiksis waktu yang mengacu pada
Apa kamu mau pergi sama yang kejadian setelah tuturan diujarkan yaitu
222. KCBH236 lain ya?, yaudah, besok aku ikut √ mempunyai janji hari esoknya untuk keluar
kamu. Aku sudah beli lingerie dengan kekasihnya.
stripis dan kostum suster kok.”
“Mendadak tadi mama telepon. Pada tuturan tersebut data tadi merupakan
Padahal sih kepenginnya sama bentuk deiksis waktu yang telah berlalu yang
223. KCBH239 Om.” √ mengacu pada telepon mamanya sudah terjadi
sesudah tuturan diujatkan.
“Itu saat saya umur 20 tahun. Pada tuturan tersebut data setiap malam
Basiyo 3 tahun lebih muda dari adalah bentu deiksis waktu yang mengacu
saya. Saya bisa memahami pada aktivitas yang dilakukan secara terus-
OTBTSLH2 kemarahannya. Siapa yang akan menerus ketika matahari terbenam.
224. √
51 sanggup terus-menerus dihantui
bayangan orang yang begitu
dicinta dalam keadaan terhina
seperti itu, ta berdaya, dan
332

berpelepotan tahi? Bisa saya


bayangkan mimpi buruk dan
mengerikan yang mesti
ditanggung setiap malam.
Sungguh saya sendiri tak sanggup
mengingat itu. Saya selalu
menangis.”
“Kalau keringatku bau perengus Pada tuturan tersebut data nanti merupakan
kecut ini, sebenarnya hanya untuk bentuk deiksis waktu yang mnegacu pada
membuktikkan, apakah kamu kejadian setelah tuturan diujarkan yaitu sang
masih perhatian sama aku. Kalau istri akan marah apabil Basiyo tidak
kamu masih mencium bauku, itu memberikan memperhatian.
tandanya kamu masih perhatian
OTBTSLH2 sama aku. Kan aku jadi senang.
225. √
53 Makanya, kalau kamu rajin
mandi, kamu malah tidak punya
kesempatan memperhatikan aku.
Kamu nanti marah, karena
menganggap aku tidak
memberikan kesempatan kamu
untuk memperhatikanku.”
“Mana ada roh halus mau masuk Data sekarang pada tuturan tersebut
ke tubuhnya yang kerempeng itu? merupakan bentuk deiksis waktu yang
OTBTSLH2 Sekarang ini, roh halus sudah mengacu pada saat tuturan tersebut terjadi.
226. √
60 cerdas-cerdas. Kalau mau masuk
ke tubuh orang ya pasti pilih-
pilih.”
333

“Yang jelas saya tidak ingin Pada tuturan tersebut data nanti merupakan
sepeda, Pak. Biar saya yang kasih bentuk deiksis waktu yang mnegacu pada
tebak-tebakan buat bapak. Nanti kejadian setelah tuturan diujarkan yaitu
OTBTSLH2 kalau berhasil menebak, saya apabila berhasil menebak maka Basiyo akan
227. √
64 kasih sepeda. Bukan sepeda ontel. meberi sepeda ontel.
Sepeda roda tiga, Pak. lumayan
buat cucu Bapak.”
“Coba kalau nanti benar-benar Pada tuturan tersebut data nanti merupakan
mati jadi pahlawan, pasti nggak bentuk deiksis watu yang mengacu pada
OTBTSLH2 mau kenal sama kita. Dasar orang waktu kejadian diujarkan setlah tuturan
228. aneh. Pura-pura saja suka √ diujarkan yaitu apabila keesokan harinya
66
perhatian, nggak ingin dapat Basiyo mati jadi pahlawan.
pujian. Dasar pelawak tolol sok.”
334

Lampiran 2 :Kartu Data Analisis Fungsi Deiksis Deiksis

DATA ANALISIS FUNGSI DEIKSIS

No. Kode Data Data Fungsi Deiksis Hasil Analisis


“Saudara Saksi Mata, saudara harus berlaku sopan!” Objek Pada tuturan tersebut data saudara mempunyai fungsi
sebagai Objek karena dalam tuturan tersebut saudara
1. SMH20
mengacu pada lawan tutur yakni tersangka kasus
pembunuhan.
“Yang Mulia, bukankah ini berlebihan dan tak Subjek Data kita dalam tuturan tersebut mempunyai fungsi
masuk akal, kita menghadirkan Saksi Mata, sebagai subjek karena mengacu pada penutur yaitu
2. SMH21
sedangkan sampai saat ini kita belum menemukan pengacara dari tersangka.
siapa terdakwanya?”
“Bagaimana Saudara Jaksa?” Objek Pada tuturan tersebut data saudara jaksa mempunyai
3. SMH21 fungsi yang mengacu pada lawan tutur yakni seorang
jaksa dalam persidangan.
“Sidang bisa dilanjutkan, karena ini bukan Subjek Pada tuturan tersebut data kita mempunyai fungsi
4. SMH21 menyangkut dakwaan. Kita hanya ingin meminta sebagai objek karena mengacu pada penutur yaitu
kesaksian secara terbuka.” saudara jaksa.
“Tetapi Yang Mulia liat sendiri, saudara Saksi Mata Objek Pada tuturan tersebut data ia mempunyai fungsi
5. SMH21 tak mungkin memberikan kesaksian mengenai apa sebagai objek karena mengacu pada lawan tutur yaitu
yang tak bisa dilihatnya. Sebab, ia buta.” tersangka dalam persidangan tersebut.
“Siapa pun sama di hadapan hukum, buta atau tidak Penunjukkan Data –nya pada tuturan tersebut mempunyai fungsi
6. SMH21 buta, tak bisa meghindar dari kewajiban memberian sebagai penunjukkan yang mengacu pada kesaksian
kesaksian bila pengadilan memintanya,” tegas hakim tersangka yang berada dalam persidangan tersebut.
“Sepertinya saudara Saksi Mata hanya ingin Objek dan Pada tuturan tersebut data saudara mempunyai fungsi
mengutarakan pendapatnya, yang mulia” Penunjukkan sebagai Objek karena dalam tuturan tersebut saudara
7. SMH21 mengacu pada lawan tutur yakni tersangka kasus
pembunuhan. Data –nya mempunyai fungsi sebagai
penunjukkan karena mengacu pada tersanga dalam
335

persidangan tersebut.
“Tidak penting apa pendapatnya, sidang ini hanya Penunjukkan Data –nya mempunyai fungsi sebagai Penunjukkan
8. SMH22 ingin tahu kesaksiannya.” karena mengacu pada tersangka dalam sidang tersebut
yaitu seekor anjing.
“Saudara Saksi Mata, sekali lagi kami peringatkan, Subjek, Objek, dan Pada tuturan tersebut data kami mempunyai fungsi
jangan membuat gaduh pengadilan. Makin kamu Penunjukkan sebagai subjek karena mengacu pada penutur yaitu
sering menggonggong, hanya membuktikan hakim dan jaksa. Data kamu mempunyai fungsi sebagai
9. SMH22 kekuatanmu.” objek karena mengacu pada lawan tutur yaitu saudara
saksi mata. Data –mu mempunyai fungsi sebagai
penunjukan karena menunjuk kekuatan saudara saksi
mata.
“Karena itulah saya perintahkan saudara Saksi Mata Subjek Pada tuturan tersebut data saya mempunyai fungsi
10. SMH22 tak terlalu sering menggonggong di ruang sidang ini, sebagai subjek yang mengacu pada penutur yaitu
paham?” hakim dalam persidangan.
“Kami ingin mendengar pendapat para ahli yang Subjek Data kami pada tuturan tersebut mempunyai fungsi
terhormat, agar kami yakin dengan kesaksian yang sebagai subjek karena mengacu pada penutur.
11. SMH23
akan disampaikan Saksi Mata dalam persidangan
ini.”
“Di bawah sumpah saya menegaskan, Saksi Mata Subjek Data saya pada tuturan tersebut mempunyai fungsi
12. SMH23 dalam kondisi stabil, dan tidak dalam keadaan sebagai subjek pada tuturan tersebut karena mengacu
tertekan oleh pihak mana pun,” kata ahli psikologi. pada penutur yaitu ahli psikologi.
“Saya bisa memastikan , dari ekspresi wajah Saksi Subjek dan Pada tuturan tersebut data saya mempunyai fungsi
Mata, dan berdasarkan struktur rahang dan tulang Penunjukkan sebagai subjek karena mengacu pada penutur. Data –
13. SMH24 pipinya , juga caranya mengedipkan mata dan nya mempunyai fungsi sebagai penunjukkan yang
menggerak-gerakkan ekornya, saudara Saksi Mata menunjuk tulang pipi saudara saksi mata.
sangat bisa dipercaya,” ujar ahli fisiognomi
“Ia memang terlihat sedikit gugup, terkesan ragu- Objek dan Subjek Data ia pada tuturan tersebut mempunyai fungsi
ragu, tetapi itu tidak menandakan kalau ia sebagai objek karena mengacu pada lawan tutur yaitu
menyimpan kebohongan. Saya telah mengenal saudara saksi mata. Data saya mempunyai fungsi
14. SMH24
banyak wajah yang begitu jujur, tapi rasanya tak ada sebagai subjek pada tuturan tersebut karena mengacu
yang melebihi kejujuran saudara Saksi Mata saat pada penutur yaitu ahli fisiognomi.
ini.”
“Karena pada prinsip, seluruh ekspresi Saksi Mata Penunjukkan, Pada tuturan tersebut data –nya mempunyai fungsi
15. SMH26
adalah tanda, yang mengandung makna komunikasi. Objek, dan Subjek sebagai penunjukkan yang menunjuk suara saudara
336

Bahkan tinggi rendah keras kecilnya suara ketia ia saksi mata. Data ia pada tuturan tersebut mempunyai
menggonggong adalah komunikasi. Dalam konteks fungsi sebagai Objek yang mengacu pada lawan tutur
semiotika inilah, saya yakin, saksi mata mengerti yaitu saudara saksi mata. Data saya mempunyai fungsi
kenapa ia menjadi saksi kunci dalam persidangan sebagai subjek yang mengacu pada penutur yaitu ahli
ini.” psikologi dan Semiotika
“Menganggapnya sebagai kambing hitam saja sudah Penunjukkan Data –nya pada tuturan tersebut mempunyai fungsi
merupakan penghinaan bagi dirinya, karena Saksi sebagai penunjukkan yang menunjuk pada orang yang
Mata bukan kambing, melainkan anjing. Anjing sedang dibicarakan dalam tuturan tersebut yaitu
16. SMH29 yang harus menghormati hak-hak keanjingannya. saudara saksi mata yang berada dalam persidangan.
Pengadilan ini tak lebih pertunjukkan topeng
monyet, dan anjing itu hanyalah korban
persekongkolan jahat”
“Anjing itu telah membuat kita kehilangan harapan Subjek Data kita pada tuturan tersebut mempunyai fungsi
17. SMH32 mempunyai pemimpin yang mampu membangkitan sebagai Subjek karena menunjuk penutur yaitu para
kembali martabat bangsa. Dasar anjing!” demonstran.
“Kalau ngerti kamu mati duluan begini, mana Objek dan Subjek Pada tuturan tersebut data kamu mempunyai fungsi
mungkin dulu saya mau kawin sama kamu. sebagai Objek yang mengacu pada lawan tutur yakni
18. MSSPH36 Mestinya, kalau mau mati bilang-bilang, biar ada suaminya. Data saya mempunyai fungsi sebagai subjek
persiapan, jangan mendadak begini, bikin repot yang mengacu pada penutur yaitu Sipon.
saja,” gerutu istrinya.
“Aku tak mau ketika puisi datang menemuiku, aku Subjek dan Pada tuturan tersebut data aku mempunyai fungsi
sedang tertidur. Pastilah puisi kecewa kalau penunjukkan sebagai subjek karena mengacu pada penutur yaitu roh
19. MSSPH38
menjumpai penyair yang setiap hari kerjanya hanya penyair. Data –ku mempunyai fungsi sebagai
tidur” penunjukkan karena menunjuk penutur.
“Silahkan ibu pilih, mau paket kematian yang Objek Pada tuturan tersebut data Ibu mempunyai fungsi
20. MSSPH41
mana….” sebagai objek karena mengacu pada lawan tutur.
“Biasanya sih, rata-rata, warga di sini memilih paket Objek, Pada tuturan tersebut data warga mempunyai fungsi
sedarhana ini. Harga-harganya masih terjangkau. penunjukkan, dan sebagai objek karena mengacu pada objek pembicaraan
Kapur barus, kembang, daun pandan, itu satu paket. Subjek yaitu orang-rang yang berada di sekitar rumah Sipon.
Malah nanti dapat gratis minyak wangi cap Duyung. Data saya mempunyai fungsi sebagai Subjek karena
21. MSSPH41
Jenis-jenis kain kafannya juga bisa Ibu pilih sendiri. mengacu pada penutur yaitu Pak Rt. Data kita
Saya kira kalau ambil paket setengah harga yang ini mempunyai fungsi sebagai Subjek pada tuturan
juga menarik. Di situ, tertulis jenis kain kafannya tersebut karena mengacu pada penutur yaitu Pak Rt dan
memang tak terlalu halus, tapi ya tidak terlalu kasar Ibu Sipon.
337

amat. Juga nisannya, tidak dari batu, tapi dari kayu.


Nisan kayu malah lebih banyak pilihan. Mau dari
kayu apa? Mahoni, nangka atau randu? Tapi kalau
nisanya dari kayu randu nanti cepat lapuk, Bu. Saya
sarankan cukup kayu mahoni saja. Ini hanya saran
lho, ya. Siapa tau Ibu malah pinginnya nisan kayu
jati, kita memang harus memberi yang terbaik pada
yang mati apalagi almarhum suami Ibu ini kan
penyair. Kita harus memakamkannya secara layak.
Apa kata dunia kalau penyair hebat seperti suami Ibu
dimakamkan dengan upacara yang biasa-biasa saja?
Makannya, Bu, saya sarankan lebih baik Ibu ambil
paket kematian yang premium ini, biar prosesi
pemakamannya megah begitu…”
“Ibu nggak usah bingung begitu. Saya ini kan ya Subjek dan Objek Pada tuturan tersebut data saya mempunyai fungsi
hanya membantu, agar Ibu tidak repot. Kalau perlu, sebagai subjek karena mengacu pada penutur dalam
Ibu tinggal duduk tenang menikmati kesedihan. Biar tuturan tersebut yaitu Pak RT. Pada tuturan tersebut
semua ini nanti saya dan warga yang urus. Kebetulan data Ibu mempunyai fungsi sebagai objek karena
ada warga sini yang punya event organizer mengacu pada lawan tutur. Data mereka mempunyai
pemakaman. Ibu tinggal siapkan dana, semua beres. fungsi sebagai objek dalam tuturan tersebut.
Oh ya, kalau Ibu mau warga di sini yang mau
22. MSSPH42
mengurukan pemakamannya ya tak apa-apa,
biasanya mereka dapat lima puluh ribu per orang.ibu
butuh berapa orang? Serahkan saja duitnya sama
saya. Biar saya yang bantu bagikan pada mereka.
Kalau duitnya dikasih orang lain nanti malah di
korupsi. Bagaimana Bu? Ibu mau pilih paket
kematian yang mana?”
“Bagaimana bu? Mau dimakamkan jam berapa? Subjek dan objek Data saya pada tuturan tersebut mempunyai fungsi
Baiknya cepetan. Jangan sampai menginap, tidak sebagai subjek karena mengacu pada penutur dalam
baik. Saya sudah siapkan orang-orang buat tuturan tersebut yaitu Pak RT. Data mereka mempunyai
23. MSSPH43
memandikan. Tapi ya itu, Bu, mohon kepastian lebih fungsi sebagai objek dalam tuturan tersebut. Pada
dulu., kira-kira ibu ada dana berapa buat mereka. Ya tuturan tersebut data Ibu mempunyai fungsi sebagai
seikhlasnya saja. Ini saya hanya menyampaikan saja objek karena mengacu pada lawan tutur..
338

lho ya. Tapi ya memang sudah kebiasaan di sini. Ibu


tahu sendiri. Ongkos orang mati memang tidak
sedikit. Sekarang ini, kalau tidak ada duit, ya jarang
mau datang membantu. Semakin banyak yang datang
semakin banyak yang mendoakan, itu semakin baik
buat almarhum. Biar husnul khotimah.”
“Kalian mesti mulai membiasakan diri tidur Subjek dan objek Pada tuturan tersebut data kalian mempunyai fungsi
bersama mayat ayah kalian” akhirnya Sipon berkata sebagai objek karena mengacu pada lawan tutur yaitu
pelan. “Nanti, kalau ada rezeki, baru mayat ayah anaknya. Data ayah mempunyai fungsi sebagai objek
24. MSSPH47 kalian kita kuburkan. Sebaik-baiknya. Sehormat- karena mengacu pada objek pembicaraan yaitu mayat
hormatnya.” sang ayah. Data kita mempunyai fungsi sebagai subjek
karena mengacu pada penutur dan lawan tutur yaitu
Sipon dan anaknya.
“Kalau kau memang penyair, ya nulislah puisi. Biar Objek Data kau dan kamu pada tuturan tersebut mempunyai
dapat honor! Jangan hanya bengong seperti itu,” fungsi sebagai objek karena menunjuk lawan tutur
25. MSSPH48
suara istrinya meninggi. “Kalau sebulan kamu bisa yaitu suaminya.
menulis sepuluh puisi saja, kan lumayan.”
“Kalau begitu, carilah kerja apa saja. Atau kamu Objek Pada tuturan tersebut data kamu mempunyai fungsi
minta tolong ke kawan-kawan aktivismu. Pasti sebagai objek karena mengacu pada lawan tutur yaitu
26. MSSPH48 mereka mau bantu.” suaminya. Data mereka mempunyai fungsi sebagai
objek karena mengacu pada objek pembicaraan yaitu
teman-teman suaminya.
“jangan-jangan dia tahu kartu kita. Dia kan roh Objek dan subjek Data dia mempunyai fungsi sebagai objek pada tuturan
penasan!” tersebut karena mengacu pada objek pembicaraan yaitu
27. MSSPH52 roh penyair. Data kita mempunyai fungsi sebagai
subjek karena menunjuk penutur dan lawan tutur yaitu
warga sekitar.
“Kenapa kau ta suka mencium bibirku?” Objek dan Pada tuturan tersebut data kau mempunyai fungsi
penunjukkan sebagai objek karena mengacu pada lawan tutur yaitu
28. MSSPH55 suaminya. Data –ku mempunyai fungsi sebagai
penunjukkan karena menunjuk persona pertama yaitu
penutur.
“aku khawatir, bibirmu yang paling indah di dunia Subjek dan Pada tuturan tersebut data aku mempunyai fungsi
MSSPH55
29. akan terluka oleh gigiku yang tonggos” penunjukkan sebagai subjek karena mengacu pada penutur yaitu
339

sang penyair. Data –mu mempunyai fungsi sebagai


penunjukkan yang menunjuk persona kedua yaitu
istrinya. Data –ku mempunyai fungsi sebagai
penunjukkan karena menunjuk persona pertama yaitu
penutur.
“kalian mau aku ceritain tentang hantu?” Objek dan subjek Data kalian mempunyai fungsi sebagai objek karena
mengacu pada lawan tutur yaitu anaknya. Pada tuturan
30. MSSPH56
tersebut data aku mempunyai fungsi sebagai subjek
karena mengacu pada penutur yaitu sang penyair.
“Nah, kalau tertib begini kan enak. Tidak usah Subjek dan objek Pada tuturan tersebut data saya mempunyai fungsi
teriak-teriak. Saya paham perasaan kalian.” sebagai subjek karena mengacu pada penutur yaitu
31. KKTH68 seorang koruptor. Data kalian mempunyai fungsi
sebagai objek karena mengacu pada lawan tutur yaitu
wartawan.
“Lho, kenapa terkejut? Apa kalian ingin saya Objek dan subjek Data kalian mempunyai fungsi sebagai objek karena
membantah, seperti koruptor-koruptor lainnya itu?” mengacu pada lawan tutur yaitu wartawan. Data saya
32. KKTH70
mempunyai fungsi sebagai subjek karena mengacu
pada penutur yaitu seorang koruptor
“Mengakui semua ini justru membuat saya merasa Subjek dan objek Pada tuturan tersebut data saya mempunyai fungsi
lega, daripada harus capai-capai membela diri. Saya sebagai subjek karena mengacu pada penutur yaitu
tak akan membantah. Kalaupun nanti harus ada yang seorang koruptor. Data mereka mempunyai fungsi
dibantah, biarlah itu menjadi tugas dan tanggung sebagai objek karena mengacu pada objek pembicaraan
jawab para pengacara saya. Karena memang untuk yaitu pengacara seorang koruptor. Data kalian
33. KKTH72
itulah mereka dibayar. Saya akan berjuang bersama- mempunyai fungsi sebagai objek karena mengacu pada
sama kalian, seluruh rakyat, untuk bahu-membahu lawan tutur yaitu wartawan.
memberantas korupsi. Jangan sampai kalian ikut-ikut
korupsi. Korupsi itu buruk! Yang baik ya yang tidak
ketahuan.”
“Korupsi itu bukan soal adanya kesempatan, Subjek Pada tuturan tersebut data kita mempunyai fungsi
melainkan soal giliran. Pada akhirnya semua akan sebagai subjek karena menunjuk penutur dan lawan
korupsi. Membenci koruptor hanya akan tutur yaitu seorang koruptor dan wartawan.
34. KKTH73
menghabiskan energi bangsa ini. Lebih baik kita
mulai memikirkan cara terbaik, bagaimana agar
keahlian dan kepintaran kita dalam korupsi ini
340

menjadi ke unggulan bangsa.”


“Sebagai mantan daripada koruptor yang baik, Subjek dan Data saya pada tuturan tersebut mempunyai fungsi
pertama-tama izinkanlah daripada saya penunjukkan sebagai subjek karena menunjuk penutur yaitu seorang
mengucapken daripada puja dan puji syukur kepada koruptor. Pada tuturan tersebut, data –nya mempunyai
Tuhan yang Maha Esa, karena telah memberiken fungsi sebagai penunjukkan karena menunjuk persona
daripada rahmat dan hidayah-Nya, sehingga sampai yaitu korupsi yang dilakukan seorang koruptor.
35. KKTH74
hari ini masih banyak dari kolega-kolega saya yang
bisa dengan tenang terus melaksanaken daripada
korupsinya secara baik dan tenang. Semoga
dilempangakan jalannya, dan di terima di sisi
Tuhan.”
“Dia menolak kalau yang datang wartawan lain. Objek Pada tuturan tersebut data dia mempunyai fungsi yang
36. KKTH75 mengacu pada objek pembicaraan yaitu seorang
koruptor.
“Saya, dengan penuh kesadaran, memilih sel ini.” Subjek Data saya mempunyai fungsi sebagai subjek karena
37. KKTH76
mengacu pada penutur yaitu seorang koruptor.
“Mereka sudah menyiapkan sel besar, dengan Objek dan subjek Pada tuturan tersebut, ata mereka mempunyai fungsi
perabot lengkap, kulkas dan televisi, tapi saya sebagai objek karena mengacu pada objek pembicaraan
menolak. Saya tak seperti koruptor lain yang manja, yaitu pengacara seorang koruptor. Data saya
38. KKTH76 yang di penjara pun ingin menikmati fasilitas mempunyai fungsi sebagai subjek karena mengacu
mewah. Sel sempit ini justru membuat saya pada penutur yaitu seorang koruptor.
bersyukur, karena saya bisa jadi merenung. Lihatlah
sel ini mirip gua.”
“Mungkin ini memang wangsit, yang harus saya Subjek dan objek Data saya mempunyai fungsi sebagai subjek karena
sampaikan pada semua orang. Karena itulah, saya mengacu pada penutur yaitu seorang koruptor. Data
39. KKTH77
pengin kamu menuliskannya.” kamu mempunyai fungsi sebagai objek karena
mengacu pada lawan tutur yaitu wartawan.
“Ya, seni adiluhung. Korupsi itu perlu kehalusan Subjek dan objek Pada tuturan tersebut data saya mempunyai fungsi
budi. Dengan alus mengambil sesuatu tanpa seorang sebagai subjek karena mengacu pada penutur yaitu
pun tahu. Mencuri, tapi yang dicuri tak pernah seorang koruptor. Data dia pada tuturan tersebut
40. KKTH78 merasa kalau dirinya dicuri. Jadi, sekali lagi, korupsi mempunyai fungsi sebagai objek karena menunjuk
itu seni. Saya punya ilustrasi untuk menggambarkan objek pembicaraan yaitu teman dari seorang koruptor.
ini. Saya punya kolega, yang memelihara burung Data kau mempunyai fungsi sebagai objek karena
kutilang. Saya heran, kenapa dia setiap hari melatih mengacu pada lawan tutur yaitu wartawan.
341

burung kutilang itu bernyanyi. Lalu dia menyanyikan


sebuah lagu anak-anak. Kau pasti tahu lagu anak
Burung Kutilang kan? Di pucuk pohon cemara,
burung kutilang bernyanyi, bersiul-siul sepanjang
hari dengan tak jemu-jemu… mengangguk-ngangguk
sambil berseru triliiiii….trilililiiiii….”
“Itu lagu kesukaan saya saat kanak-kanak” Subjek Data saya mempunyai fungsi sebagai subjek karena
41. KKTH78
mengacu pada penutur yaitu seorang wartawan.
“Saya bicara tentang seni korupsi yang kini Subjek Pada tuturan tersebut data saya mempunyai fungsi
42. KKTH79 diabaikan oleh para korptor itu!” sebagai subjek karena mengacu pada penutur yaitu
seorang koruptor
“kamu kan sudah mati.” Objek Data kamu mempunyai fungsi sebagai objek karena
43. KTAH90
mengacu pada lawan tutur yaitu roh penasaran.
“Celanaku sedang kupinjamkan pada Tuhan. Ia Penunjukkan dan Pada tuturan tersebut data –ku mempunyai fungsi
lebih membutuhkan. Malu kan, kalau Ia ketemu objek sebagai penunjukkan yang menunjuk persona pertama
orang tak memakai celana. Ku pinjamkan celanaku, yakni penutur yaitu roh penyair. Data ia mempunyai
44. KTAH92
agar Tuhan terlihat santun. Apalagi sekarang ini lagi fungsi objek pada tuturan tersbeut karena menunjuk
musim banyak orang yang katanya begitu mencintai objek pembicaraan yaitu tuhan.
Tuhan.”
“Kuharap kalian tak keberatan ia tinggal di sini. Ia Objek Data kalian mempunyai fungsi sebagai objek karena
diusir dari surga…” mengacu pada lawan tutur yaitu hantu-hantu di uburan.
45. KTAH93 Data ia mempunyai fungsi objek pada tuturan tersbeut
karena menunjuk objek pembicaraan yaitu seekor
anjing.
“benat-benar beruntung kita punya tetangga sebaik Subjek dan objek Pada tuturan tersebut data kita mempunyai fungsi
Pak Kor. Meski kaya beliau tidak sombong. Ia masih sebagai subjek arena menunjuk penutur yaitu Sebleh.
46. KTAH98 mau menyempatkan menengok kita yang melarat. Data ia mempunyai fungsi sebagai objek pada tuturan
Kalau semua orang kaya di negeri ini sebaik pak tersebut karena menunjuk objek pembicaraan yaitu Pak
Kor, pasti nggak ada orang miskin kelaparan.” Kor.
“Perasaan bahagia telah bisa menolongnya, membuat Subjek Data saya mempunyai fungsi sebagai subjek karena
saya merasakan sesuatu yang berharga dalam hidup mengacu pada penutur yaitu Pak Kor. Pada tuturan
47. KTAH100
saya. Setiap kali menolong, sebenarnya kita sedang tersebut data kita mempunyai fungsi sebagai subjek
menabung kebahagiaan.” karena menunjuk penutur yaitu Pak Kor dan Sebleh.
48. KTAH101 “Ternyata selama ini, saya keliru menilai Pak Kor.” Subjek Pada tuturan tersebut, data saya mempunyai fungsi
342

sebagai subjek karena mengacu pada penutur yaitu


sebleh.
“Bayangin, kenapa dia mesti ngabisin banyak duit Objek dan subjek Data dia mempunyai fungsi sebagai objek dalam
buat nyelamatin anjing? kalau emang dia benar- tuturan tersebut karena mengacu pada objek
49. KTAH101 benar dermawan yang berniat menolong, yang mesti pembicaraan yaitu Pak Kor. Data kita mempunyai
ditolong ya hidup kita, bukan anjing buduk!” fungsi sebagai subjek karena mengacu pad apenutur
yaitu Sebleh
“Kalau keadaannya begini, saya mau bertukar nasib Subjek dan objek Pada tuturan tersebut, data saya mempunyai fungsi
dengan anjing itu. Setidaknya anjing itu kini sebagai subjek karena mengacu pada penutur yaitu
hidupnya jauh lebih nyaman. Tinggal di rumah Sebleh. Data kamu mempunyai fungsi sebagai objek
mewah. Tiap hari dapat makan enak. Kabarnya kalau karena mengacu pada lawan tutur yaitu istrinya. Data
makan daging pun selalu daging impor. Kamu tahu, kita mempunyai fungsi sebagai subjek pada tuturan
berapa biaya makan untuk anjing itu? Bisa buat tersbeut karena mengacu pada penutur dan lawan tutur
50. KTAH101 biaya makan kita berbulan-bulan. Baru sakit sedikit yaitu Sebleh dan istrinya.
saja, Pak Kor langsung membawa anjing itu ke
dokter. Padahal kamu tahu sendiri, itu Mak Jumi
yang rumahnya di pojok gang itu, sudah bertahun-
tahun tergolek digerogoti berbagai macam penyakit,
jangankan ke dokter, beli sebiji obat pun kagak
mampu.”
“tiap mendengar anjing itu menggonggong seakan Objek dan subjek Pada tuturan tersebut, data dia mempunyai fungsi
dia sedang meledek kita.” sebagai objek karena mengacu pada objek pembicaraan
51. KTAH104 yaitu seekor anjing. Data kita mempunyai fungsi
sebagai subjek karena mengacu pada penutur dan
lawan tutur yaitu sebleh dan istrinya.
“Bagaimanapun kita tak boleh melupakan kebaikan Subjek Data kita mempunyai fungsi sebagai subjek karena
52. KTAH106 Pak Kor,” mengacu pada penutur dan lawan tutur yaitu Pak RT
dan warga.
“Ingat setelah banjir tahun lalu, siapa yang langsung Subjek Pada tuturan tersebut, data kita mempunyai fungsi
memperbaiki jalan di depan gang kita yang rusak sebagai subjek karena mengacu pada penutur dan
penuh genangan air? Pak Kor, kan! Tiap menjelang lawan tutur yaitu Pak RT dan warga.
53. KTAH106
Lebaran rumah Pak Kor juga terbuka buat kita, kita
selalu diundang makan-makan dan dapat pembagian
beras, meskipun cuma beras miskin. Tiap kampung
343

kita ada acara, dari tujuh belasan sampai perayaan


Mauladan, Pak Kor juga selalu ngasih sumbangan.
“Anggap saja kau hanya pindah tempat tidur. Kau Objek dan Data kau mempunyai fungsi sebagai objek karena
tetap bisa menjalankan bisnismu dan menikmati hal- penunjukkan mengacu pada lawan tutur yaitu seorang koruptor. Pada
54. LPKH120 hal yang kau suka seperti biasanya.” tuturan tersebut, data –mu mempunyai fungsi sebagai
penunjukkan yang menunjuk persona kedua yaitu
seorang koruptor.
“Ada rekening khusus yang disiapkan buat istri dan Penunjukkan Pada tuturan tersebut, data –mu mempunyai fungsi
55. LPKH120 anak-anakmu.” sebagai penunjukkan yang menunjuk persona yaitu
lawan tutur.
“Kau bisa berkenalan dengan orang-orang terhormat Objek Pada tuturan tersebut data kau mempunyai fungsi
di sini. Kesempatan langka, yang mungkin tak akan sebagai objek yang mengacu pada lawan tutur yaitu
56. LPKH122
bisa kau dapatkan bila kau masih di luar sana.” Otok.
Sarusi tersenyum
“Kamu pasti pernah dengar lelucon tentang pencuri Objek Pada tuturan tersebut data kau mempunyai fungsi
motor, yang begitu masuk penjara akan makin pintar. sebagai objek yang mengacu pada lawan tutur yaitu
Ketika keluar, ia tak lagi menjadi pencuri motor, Otok. Data ia mempunyai fungsi sebagai objek karena
tetapi pencuri mobil. Pintar-pintarlah bergaul di sini, mengacu pada objek pembicaraan yaitu pencuri motor.
maka kamu akan makin cerdas. Kalau sebelumnya
57. LPKH123
kamu hanya mengambil ratusan juta, begitu keluar,
kamu akan tahu bagaimana caranya menilap ratusan
miliar. Anggap saja kamu sedang sekolah S2 atau S3
di sini dan nanti keluar sekaligus lulus dengan gelar
doktor humoris causa.”
“Nah, malam ini kau punya lelucon apa? Kata pak Objek Pada tuturan tersebut data kau mempunyai fungsi
58 LPKH125 Hikal sebagai objek yang mengacu pada lawan tutur yaitu
Sarusi
“Lho kalau soal humor Sarusi memang nggak Objek Data dia mempunyai fungsi sebagai objek karena
59 LPKH126 kreatif. Tapi kalau soal ngambil uang negara, baru mengacu pada objek pembicaraan yaitu Sarusi.
dia kreatif”
“Di sini, kita memang seperti pemimpin dan pejuang Subjek Pada tuturan tersebut data kita mempunyai fungsi
60. LPKH127 zaman dulu, yang punya kesamaan nasib dan sebagai subjek yang mengacu pada penutur dan lawan
perjuangan.” Ujar Sarusi tutur yaitu Sarusi dan teman-temannya
61. LPKH129 “Saya tak bersalah. Terbukti saya tidak menerima Subjek Data saya mempunyai fungsi sebagai subjek karena
344

satu rupiah pun, sebab yang saya terima dalam mengacu pada penutur yaitu Mas Unas
bentuk dolar.”
“Kamu tahu, pajak itu mudah, yang sulit Objek Pada tuturan tersebut data kamu mempunyai fungsi
62. LPKH130 membayarnya.” sebagai objek karena mengacu pada lawan tutur yaitu
Bung Jayus.
“Saya baru baca berita, kalau saat ini jumlah orang Subjek Pada tuturan tersebut data saya mempunyai fungsi
miskin hampir 100 juta. Sementara ekonomi hanya sebagai subjek karena mengacu pada penutur yaitu Mas
63. LPKH131
dikuasai oleh 10 orang terkaya. Menurut saya ini Unas.
berita bagus.”
“Kalau bicara soal pemimpin, sebenarnya kita bisa Subjek Data kita mempunyai fungsi sebagai subjek yang
64. LPKH132 mengenali karakter pemimpin dari caranya karena menunju penutur dan lawan tutur yaitu Bang
menyelesaikan masalah.” Handi dan kawannya.
“Bila pemimpin itu politikus, ia akan menyelesaikan Objek Pada tuturan tuturan tersebut data ia mempunyai fungsi
65. LPKH132 masalah dengan cara membuat masalah baru, agar sebagai objek karena mengacu pada seseorang yang
masalah lama tertutupi.” menjadi objek pembicaraan yaitu pemimpin.
“Kau yakin ingin tahu?” Objek Pada tuturan tersebut data kamu mempunyai fungsi
66. LPKH136 sebagai objek karena mengacu pada lawan tutur yaitu
Otok.
“Emmm, dalam kasusmu, amu menutupi banyak Penunjukkan dan Data –mu pada tuturan tersebut mempunyai fungsi
fakta, sehingga hanya kamu sendiri yang masuk objek sebagai penunjukkan karena menunjuk persona kedua
penjara. Kamu melindungi semua atasanmu yang yaitu lawan tutur yaitu Otok. Pada tuturan tersebut data
terlibat. Oleh meraka yang diselamatkanmu, kamu kamu mempunyai fungsi sebagai objek karena
67. LPKH138
dianggap hebat. Tapi, bagi kawan-kawan di sini, mengacu pada lawan tutur. Data mereka mempunyai
kamu hanyalah seorang pengecut. Karena tak pernah fungsi sebagai objek karena mengacu pada objek
berani menyebutkan nama-nama yang ikut korupsi pembicaraan yaitu orang-orang yang berada dalam
denganmu.” penjara.
“Aku sudah resmi jadi orang miskin.” Subjek Pada tuturan tersebut data aku mempunyai fungsi
68. POMBH140 sebagai subjek karena mengacu pada penutur yaitu
orang miskin.
“Kelak, mereka pasti akan menjadi orang miskin Objek Data mereka mempunyai fungsi sebagai objek karena
69. POMBH140 yang baik dan sukses.” mengacu pada objek pembicaraan yaitu orang-orang
miskin.
“Ceritakan kisah paling lucu dalam hidup kita….” Subjek Pada tuturan tersebut data kita mempunyai fungsi
70. POMBH140
sebagai subjek karena menunjuk penutur yaitu orang
345

miskin dan istrinya.


“Ialah ketika aku dan anak-anak begitu kelaparan, Subjek dan Pada tuturan tersebut data aku mempunyai fungsi
lalu menyembelihmu.” Jawan istrinya penunjukkan sebagai subjek karena mengacu pada penutur yaitu istri
orang miskin. Data –mu pada tuturan tersebut
71. POMBH140
mempunyai fungsi sebagai penunjukkan karena
menunjuk persona kedua yaitu lawan tutur yaitu orang
miskin.
“Barangkali aku memang run-temurun dikutuk jadi Subjek Data aku pada tuturan tersebut mempunyai fungsi
72. POMBH142
orang miskin.” sebagai subjek karena mengacu pada penutur yaitu
“Kamu memang punya bakat jadi orang miskin.” Objek Pada tuturan tersebut data kamu mempunyai fungsi
73. POMBH142 sebagai objek karena mengacu pada penutur yaitu
orang miskin.
“Aku kenal orang miskin yang jadi pelawak. Subjek dan objek Pada tuturan tersebut data aku mempunyai fungsi
Bertahun-tahun ia jadi pelawak, tapi tak pernah ada sebagai subjek karena mengacu pada penutur yaitu
yang tersenyum menyaksikannya di panggung. Baru orang miskin. Pada tuturan tuturan tersebut data ia
74. POMBH142
ketika ia mati, semua orang tertawa.” mempunyai fungsi sebagai objek karena mengacu pada
seseorang yang menjadi objek pembicaraan yaitu
pelawak
“Aku punya kolega orang miskin yang aku kagumi. Subjek, objek dan Pada tuturan tersebut data aku mempunyai fungsi
Dia merintis karier jadi pengemis, untuk penunjukkan sebagai subjek karena mengacu pada penutur yaitu
membesarkan anaknya. Sekarang satu anaknya di orang miskin. Pada tuturan tuturan tersebut data dia
ITB, satu di UI, satu di UGM, dan satunya lagi di mempunyai fungsi sebagai objek karena mengacu pada
75. POMBH144
UNDIP.” seseorang yang menjadi objek pembicaraan yaitu
kolega orang miskin. Data –nya pada tuturan tersebut
mempunyai fungsi sebagai penunjukkan karena
menunjuk persona ketiga yaitu kolega orang miskin.
“Aku ingin mereka juga menjadi orang miskin yang Subjek dan objek Pada tuturan tersebut data aku mempunyai fungsi
baik dan benar sesuai ketentuan undang-undang. sebagai subjek karena mengacu pada penutur yaitu
76. POMBH144 Setidaknya, bisa mengamalkan kemiskinan mereka orang miskin. Data mereka mempunyai fungsi sebagai
secara adil dan beradab berdasarkan pancasila dan objek karena mengacu pada objek pembicaraan yaitu
UUD 45,” anak-anak orang miskin.
“Itu perempuan yang kemarin baru melahirkan. Penunjukkan dan Data –nya pada tuturan tersebut mempunyai fungsi
77. POMBH149 Anaknya sudah selusin, suaminya minggat, dan ia objek sebagai penunjukkan karena menunjuk persona ketiga
merasa repot kalau mesti menghidupi satu jabang yaitu perempuan. Pada tuturan tuturan tersebut data ia
346

bayi lagi. Makanya ia memilih membakar diri.” mempunyai fungsi sebagai objek karena mengacu pada
seseorang yang menjadi objek pembicaraan yaitu
perempuan.
“hanya orang miskin gadungan yang mau mati Subjek Pada tuturan tersebut data saya mempunyai fungsi
78. POMBH150 bunuh diri. Untunglah, sekarang saya sudah resmi sebagai subjek karena mengacu pada penutur yaitu
jadi orang miskin” orang miskin.
“sekarang anak-anakku tak perlu lagi repot-repot Penunjukkan dan Data –ku pada tuturan tersebut mempunyai fungsi
mengemis dengan tampang dimelas-melaskan, buat subjek sebagai penunjukkan karena menunjuk persona
79. POMBH151 apa? Toh, sekarang kami sudah nyaman jadi orang pertama yaitu penutur. Pada tuturan tersebut data kami
miskin. Tak sembarang orang bisa punya Kartu mempunyai fungsi sebagai subjek karena menunjuk
Tanda Miskin seperti ini.” penutur dan lawan tutur yaitu orang-orang miskin.
“Jadi kamu tak perlu cemas begitu, karena siapa Objek Pada tuturan tersebut data kamu mempunyai fungsi
80. DTPSMKHH161 yang mau mengalah akan mendapatkan sebagai objek karena mengacu pada lawan tutur yaitu
kemenangan.” seorang politisi.
“Tapi, menyangkut „apel impor‟yang harus Subjek Pada tuturan tersebut data kita mempunyai fungsi
diutamakan kepentingannya agar kita semua bisa sebagai subjek karena menunjuk penutur dan lawan
tetap medapatkan subsidi di pemilihan presiden tutur yaitu Pak Wiguyo dan politisi.
81. DTPSMKHH62
mendatang. Semua ini ya untuk kebaikan. Walau
kita merasa benar, lebih baik mengalah, supaya tak
ada yang kehilangan muka.”
“Lho, saya hanya ngasih jalan keluar, agar kamu Subjek dan objek Pada tuturan tersebut data saya mempunyai fungsi
bisa terhindar dari kasus ini.” sebagai subjek karena mengacu pada penutur yaitu
82. DTPSMKHH163 Sarmin. Pada tuturan tersebut data kamu mempunyai
fungsi sebagai objek karena mengacu pada lawan tutur
yaitu seorang politisi.
“Saya sudah bilang ke kawan-kawan, biar saya saja Subjek dan objek Data saya pada tuturan tersebut mempunyai fungsi
yang masuk penjara, tapi mereka tak mau. Saya sebagai subjek karena mengacu pada penutur yaitu
83. DTPSMKHH164 yakin, mereka semua sudah bersengkongkol hendak Sarmin. Data mereka mempunyai fungsi sebagai objek
mengorbankan kamu.” Sarmin menyalakan sebatang karena mengacu pada objek pembicaraan yaitu teman-
rokok. teman Sarmin.
“Saya sudah lama kenal Raden Mas Kanjeng. Subjek, Pada tuturan tersebut data saya mempunyai fungsi
Banyak juga kok yang sering minta bantuannya. Dia penunjukkan, dan sebagai subjek karena mengacu pada penutur yaitu
84. DTPSMKHH164
bisa mengubah batu jadi emas hanya dengan objek Sarmin. Data –nya pada tuturan tersebut mempunyai
menyentuh. Ia bisa memindahkan penyakit jiwa.” fungsi sebagai penunjukkan karena menunjuk persona
347

ketiga yaitu Raden Mas. Pada tuturan tuturan tersebut


data ia mempunyai fungsi sebagai objek karena
mengacu pada seseorang yang menjadi objek
pembicaraan yaitu Raden Mas.
“kita bisa bertukar seperti itu. Biar jiwa kamu Subjek dan objek Pada tuturan tersebut data kita mempunyai fungsi
pindah sementara ke tubuh saya. Jadi ketika nanti sebagai subjek karena menunjuk penutur dan lawan
dipenjara, senbenarnya yang dipenjara adlah saya. tutur yaitu Sarmin dan Politisi. Pada tuturan tersebut
85. DTPSMKHH165 Karena jiwa kamu tetap bebas di tubuh saya.” data kamu mempunyai fungsi sebagai objek karena
mengacu pada lawan tutur yaitu politisi. Data saya
mempunyai fungsi sebagai subjek karena mengacu
pada penutur yaitu Sarmin.
“Denger Min! idemu itu tak hanya konyol tapi gila” Penunjukkan Data –mu pada tuturan tersebut mempunyai fungsi
86. DTPSMKHH165 sebagai penunjukkan karena menunjuk persona kedua
yaitu lawan tutur yaitu Sarmin.
“Saya hanya bisa bantu, kalau kamu percaya, Subjek dan objek Data saya mempunyai fungsi sebagai subjek karena
terserah kamu percaya atau tidak.” mengacu pada penutur yaitu Raden Mas. Data kamu
87. DTPSMKHH166
mempunyai fungsi sebagai objek karena mengacu pada
lawan tutur yaitu politisi.
“Bagiamana dengan saya? Apa untungnya semua ini Subjek Pada tuturan tersebut data saya mempunyai fungsi
88. DTPSMKHH173 bagi saya.? Tanya anjing itu sebagai subjek karena mengacu pada penutur yaitu
anjing
“tentu saja kamu lebih beruntung, karena kamu akan Objek Pada tuturan tersebut data kamu mempunyai fungsi
89. DTPSMKHH173 merasakan bagaimana enaknya menjadi manusia.” sebagai objek karena mengacu pada lawan tutur yaitu
seekor anjing bertubuh manusia.
“Aku hanya ingin sejenak menikmati kenangan di Subjek dan objek Pada tuturan tersebut data aku mempunyai fungsi
meja ini. Semoga kau tak keberatan.” sebagai subjek karena mengacu pada penutur yaitu
90. PKH185 seorang perempuan. Pada tuturan tersebut data kau
mempunyai fungsi sebagai objek karena mengacu pada
lawan tutur yaitu Ren.
“Duduklah bila kau mau. Mungkin kita bisa Objek dan subjek Pada tuturan tersebut data kau mempunyai fungsi
berbincang. Lagi pula, meja ini cukup untuk kita sebagai objek karena mengacu pada lawan tutur yaitu
91. PKH185 berdua. seorang perempuan. Pada tuturan tersebut data kita
mempunyai fungsi sebagai subjek karena menunjuk
penutur dan lawan tutur yaitu Ren dan seorang
348

perempuan.
“Kau tahu, hanya dengan kenangan kita bisa Objek dan Pada tuturan tersebut data kau mempunyai fungsi
menikmati kembali kebahagiaan yang telah hilang. penunjukkan sebagai objek karena mengacu pada lawan tutur yaitu
Karena itulah kita suka merayakan kenangan. Lima Ren. Pada tuturan tersebut data kita mempunyai fungsi
tahun lalu, lelaki yang kucintai melamarku di meja sebagai subjek karena menunjuk penutur dan lawan
92. PKH187
ini.” tutur yaitu seroang perempuan dan Ren. Data –ku pada
tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai
penunjukkan karena menunjuk persona pertama yaitu
penutur .
“Kepalanya bersandara ke bahuku yang menyetir Penunjukkan Data –nya pada tuturan tersebut mempunyai fungsi
mobil sambil menangis.” sebagai penunjukkan karena menunjuk persona ketiga
yaitu kekasih seorang perempuan. Data –ku pada
93. PKH188
tuturan tersebut mempunyai fungsi sebagai
penunjukkan karena menunjuk persona pertama yaitu
penutur.
“Barangkali selama ini kau memang keliru” Objek Pada tuturan tersebut data kau mempunyai fungsi
94. PKH188 sebagai objek karena mengacu pada lawan tutur yaitu
Ren.
“Bila kau memang penasaran, kenapa tak kau cari Objek dan subjek Pada tuturan tersebut data kau mempunyai fungsi
tahu saja kebenarannya? Ini kota kecil, dengan sebagai objek karena mengacu pada lawan tutur yaitu
mudah kita mencari tahu siapa perempuan itu. Sejak Ren. Pada tuturan tersebut data kita mempunyai fungsi
kapan ia mengenal Bram dan seterusnya….” sebagai subjek karena menunjuk penutur dan lawan
95. PKH190
tutur yaitu Ren dan Vika. Pada tuturan tuturan tersebut
data ia mempunyai fungsi sebagai objek karena
mengacu pada seseorang yang menjadi objek
pembicaraan yaitu seorang perempuan.
“Oke, kalau kau tak mau, biar aku yang mencari Objek dan subjek Data kau mempunyai fungsi sebagai objek karena
tahu.” mengacu pada lawan tutur yaitu Ren. Pada tuturan
96. PKH190
tersebut data aku mempunyai fungsi sebagai subjek
karena mengacu pada penutur yaitu Vika.
“Dia sama sekali tidak mengenal Bram, suaminya Objek dan Pada tuturan tuturan tersebut data dia dan ia
pekerja tambang, mati karena ledakan gas. penunjukkan mempunyai fungsi sebagai objek karena mengacu pada
97. PKH191
Tubuhnya melepuh dan gosong hingga ia tak berani seseorang yang menjadi objek pembicaraan yaitu
melihat. Ia ingin mengenang suaminya tidak dengan seorang perempuan. Data –nya pada tuturan tersebut
349

bayangan yang mengerikan seperti itu. Lalu seorang mempunyai fungsi sebagai penunjukkan karena
datang memberi kenangan.” menunjuk persona ketiga yaitu seroang perempuan.
Data –nya mempunyai fungsi sebagai penunjukkan
karena menunjuk persona ketiga yaitu suami seroang
perempuan.
“Maksudmu?” Penunjukkan Data –mu pada tuturan tersebut mempunyai fungsi
98. PKH191 sebagai penunjukkan karena menunjuk persona kedua
yaitu lawan tutur yaitu Vika.
“Sepertinya ada yang mengopi kenanganmu, Penunjukkan Pada tuturan tersebut data –mu mempunyai fungsi
99. PKH191 kemudian memberikan pada perempuan itu.” sebagai penunjukkan karena menunjuk persona kedua
yaitu lawan tutur yaitu Ren.
“Tapi monyet yang paling jelek pun masih lebih Objek Pada tuturan tersebut data kamu mempunyai fungsi
100. BPPH208 cakep dari kamu.” sebagai objek karena mengacu pada lawan tutur yaitu
Otok.
“Mestinya tadi kamu akting, terguling-guling atau Objek dan subjek Pada tuturan tersebut data kamu mempunyai fungsi
bilang kamu patah. Kita bisa peras yang nabrak sebagai objek karena mengacu pada lawan tutur yaitu
kamu itu, besok lagi, kalau kamu ketabrak, bilang Otok. Pada tuturan tersebut data kita mempunyai fungsi
101. BPPH212 kami!” sebagai subjek karena menunjuk penutur dan lawan
tutur yaitu preman dan otok. Data kami mempunyai
fungsi sebagai subjek karena menunjuk penutur dan
lawan tutur yaitu preman dan temannya.
“Kalau ketahuan itu bukan darah, kita bisa kena Subjek Pada tuturan tersebut data kita mempunyai fungsi
102. BPPH215 pasal 310.” sebagai subjek karena menunjuk penutur dan lawan
tutur yaitu pemimpin preman dan anggota preman.
“Iya. Maksud saya, nama baik kita sebagai penipu Subjek Pada tuturan tersebut data saya mempunyai fungsi
akan tercemarkan.” sebagai subjek karena mengacu pada penutur yaitu
103. BPPH215 pemimpin preman. Data kita mempunyai fungsi
sebagai subjek karena menunjuk penutur dan lawan
tutur yaitu pemimpin preman dan anggota preman.
“Saya intruksikan agar kalian tidak melakuan hal- Subjek dan objek Pada tuturan tersebut data saya mempunyai fungsi
hal yang konyol di luar bisnis kita. Jangan tergoda sebagai subjek karena mengacu pada penutur yaitu
104. BPPH216 mengambil telepon genggam, dompet, atau tas yang pemimpin preman. Pada tuturan tersebut data kalian
ada di mobil korban. Jangan bikin kerusakan. Ingat, mempunyai fungsi sebagai objek karena mengacu pada
kita ini hanya melakukan sedikit penipuan. Bukan lawan tutur yaitu anggota preman. Pada tuturan
350

maling atau perusuh,” tersebut data kita mempunyai fungsi sebagai subjek
karena menunjuk penutur dan lawan tutur yaitu
pemimpin dan anggota preman.
“Kamu ini pemimpin preman atau pemimpin partai Objek Pada tuturan tersebut data kamu mempunyai fungsi
105. BPPH216 politik?” sebagai objek karena mengacu pada lawan tutur yaitu
pemimpin preman.
“Lho, meskipun kita ini hanya kelompok preman, Subjek Pada tuturan tersebut data kita mempunyai fungsi
106. BPPH216 kita tidak boleh seperti partai politik. Politisi boleh sebagai subjek karena menunjuk penutur dan lawan
seperti preman, tapi kita tidak boleh meniru politisi.” tutur yaitu pemimpin dan anggota preman.
“Beruntunglah kamu punya wajah jelek, karena Objek dan Pada tuturan tersebut data kamu mempunyai fungsi
sangat potensial untuk bisa dihina. Kamu bisa penunjukkan sebagai objek karena mengacu pada lawan tutur yaitu
107. BPPH218 mendapatkan uang lebih banyak dengan wajah Otok. Data –mu pada tuturan tersebut mempunyai
jelekmu itu.” fungsi sebagai penunjukkan karena menunjuk persona
kedua yaitu lawan tutur yaitu Otok.
“Ketika menunggu di kantor polisi. Rasanya seperti Penunjukkan Data –ku pada tuturan tersebut mempunyai fungsi
108. BPPH219 mendengar suara malaikat maut yang sedang sebagai penunjukkan karena menunjuk persona
mengabsen namaku agar antre ” pertama yaitu penutur.
“Saya hanya melaksanakan kewajiban hukum untuk Subjek Pada tuturan tersebut data saya mempunyai fungsi
mendampingi dan membela Otok, yang selama ini sebagai subjek karena mengacu pada penutur yaitu
menerima perlakuan teror yang begitu mengerikan, pengacara.
109. BPPH220 sehingga hidupnya tak pernah tenang karena
berbagai cemoohan, hinaan di luar batas
perikemanusiaan, makian, dan ujaran permusuhan
yang diterima bertahun-tahun.”
“Wah kamu cakep banget hari ini, seperti pangeran Objek Pada tuturan tersebut data kamu mempunyai fungsi
110. BPPH221 Arab.” sebagai objek karena mengacu pada lawan tutur yaitu
Otok.
“Besok kamu ikut, kamu bereskan saja secepatnya. Objek dan subjek Pada tuturan tersebut data kamu mempunyai fungsi
Kita berangkat ke pantai menggunakan pesawat jet sebagai objek karena mengacu pada lawan tutur yaitu
111. KCBH226 pribadi.” sekretaris. Pada tuturan tersebut data kita mempunyai
fungsi sebagai subjek karena menunjuk penutur dan
lawan tutur yaitu Bos dan sekretaris.
“Kamu nggak marah kan, Babe? Ini mendadak Objek dan subjek Data kamu mempunyai fungsi sebagai objek karena
112. KCBH228
banget. Aku harus ikut rombongan Menteri mengacu pada lawan tutur yaitu kekasihnya. Pada
351

Perdagangan. Makanya besok aku nggak mungkin tuturan tersebut data aku mempunyai fungsi sebagai
ikut kamu. Kita atur lagi deh. Bener kan, kamu subjek karena mengacu pada penutur yaitu sekretaris.
nggak marah? Makasih Babe.” Data kita mempunyai fungsi sebagai subjek karena
menunjuk penutur dan lawan tutur yaitu sekretaris dan
kekasihnya.
“Besok saya nggak jadi diving sama teman-teman, Subjek Pada tuturan tersebut data saya mempunyai fungsi
113. KCBH229 jadi bisa pergi sama Tante. Saya juga udah kangen sebagai subjek karena mengacu pada penutur yaitu
banget sama Tante.” seroang pemuda.
“Mama nggak bisa datang, tapi mama bisa beliin tas Objek dan Pada tuturan tersebut data kamu mempunyai fungsi
itu. Kamu bisa merayakan dengan kawan-kawanmu. penunjukkan sebagai objek karena mengacu pada lawan tutur yaitu
Kalau ada mama, nanti teman-temanmu malah anak perempuan. Data –mu pada tuturan tersebut
114. KCBH230
rikuh. Iya mama pasti beliin tas itu.” mempunyai fungsi sebagai penunjukkan karena
menunjuk persona kedua yaitu lawan tutur yaitu teman
dari anak perempuan.
“Bener loh om, mumpung mama nggak jadi. Besok Subjek Pada tuturan tersebut data saya mempunyai fungsi
115. KCBH232 setelah ama temen-temen. Saya pasti nemuin om. sebagai subjek karena mengacu pada penutur yaitu
Pokonya saya kepingin hanya berdua sama om.” anak perempuan.
“Besok kau ada waktu?” Objek Pada tuturan tersebut data kau mempunyai fungsi
116. KCBH234 sebagai objek karena mengacu pada lawan tutur yaitu
seorang bos.
“kita harus ketemu” Subjek Pada tuturan tersebut data kita mempunyai fungsi
117. KCBH234 sebagai subjek karena menunjuk penutur dan lawan
tutur yaitu istri hakim dan seorang bos.
“Minggu depan vonis akan diputuskan. Ada kurir Subjek Pada tuturan tersebut data saya mempunyai fungsi
yang mesti saya temui. Tak bisa diwakilkan. Begini sebagai subjek karena mengacu pada penutur yaitu
118. KCBH235
repotnya kalau berurusan dengan hukum yang seorang bos.
berengsek.”
“Kok kamu diam Babe? Nggak seneng ya aku bisa Objek dan subjek Pada tuturan tersebut data kamu mempunyai fungsi
ikut kamu? Apa kamu mau pergi sama yang lain ya?, sebagai objek karena mengacu pada lawan tutur yaitu
119. KCBH236 yaudah, besok aku ikut kamu. Aku sudah beli kekasihnya. Pada tuturan tersebut data aku mempunyai
lingerie stripis dan kostum suster kok.” fungsi sebagai subjek karena mengacu pada penutur
yaitu sekretaris.
“Itu saat saya umur 20 tahun. Basiyo 3 tahun lebih Subjek dan Pada tuturan tersebut data saya mempunyai fungsi
120. OTBTSLH251
muda dari saya. Saya bisa memahami peunjukkan sebagai subjek karena mengacu pada penutur yaitu
352

kemarahannya. Siapa yang akan sanggup terus- Mbah Ngabdul. Data –nya pada tuturan tersebut
menerus dihantui bayangan orang yang begitu mempunyai fungsi sebagai penunjukkan karena
dicinta dalam keadaan terhina seperti itu, ta berdaya, menunjuk persona ketiga yaitu Basiyo.
dan berpelepotan tahi? Bisa saya bayangkan mimpi
buruk dan mengerikan yang mesti ditanggung setiap
malam. Sungguh saya sendiri tak sanggup mengingat
itu. Saya selalu menangis.”
“ketika saya merasa tak lagi punya apa-apa, saya Subjek Data saya pada tuturan tersebut, mempunyai fungsi
selalu diingatkan, semestinya tak perlu merasa sebagai subjek karena mengacu pada penutur yaitu
kehilangan apa-apa karena masih punya Suparmi.
121. OTBTSLH253
kebahagiaan. Meski sedikit. Beras bisa habis. Tapi,
kebahagiaan itu rezeki yang tak akan pernah habis
dinikamati.”
“Kalau keringatku bau perengus kecut ini, Penunjukkan, Data –ku pada tuturan tersebut mempunyai fungsi
sebenarnya hanya untuk membuktikkan, apakah subjek dan objek sebagai penunjukkan karena menunjuk persona
kamu masih perhatian sama aku. Kalau kamu masih pertama yaitu penutur. Pada tuturan tersebut data kamu
mencium bauku, itu tandanya kamu masih perhatian mempunyai fungsi sebagai objek karena mengacu pada
122. OTBTSLH253 sama aku. Kan aku jadi senang. Makanya, kalau lawan tutur yaitu istrinya. Data aku mempunyai fungsi
kamu rajin mandi, kamu malah tidak punya sebagai subjek karena mengacu pada penutur yaitu
kesempatan memperhatikan aku. Kamu nanti marah, Basiyo.
karena menganggap aku tidak memberikan
kesempatan kamu untuk memperhatikanku.”
“kamu kan tahu sendiri, nggak mungkin aku sama Objek dan subjek Data kamu mempunyai fungsi sebagai objek karena
sinden. Aku dan sinden itu beda keyakinan! Aku mengacu pada lawan tutur yaitu istrinya. Data aku
yakin mau, sementara dia yakin tidak mau.” mempunyai fungsi sebagai subjek karena mengacu
123. OTBTSLH256 pada penutur yaitu Basiyo. Pada tuturan tuturan
tersebut data dia mempunyai fungsi sebagai objek
karena mengacu pada seseorang yang menjadi objek
pembicaraan yaitu sinden.
“Mbelegedesss… terserah, mau ngomong apa pun Subjek Pada tuturan tersebut data aku mempunyai fungsi
124. OTBTSLH256 aku tak percaya.” sebagai subjek karena mengacu pada penutur yaitu
istrinya.
“Yang jelas saya tidak ingin sepeda, Pak. Biar saya Subjek Data saya mempunyai fungsi sebagai subjek pada
125. OTBTSLH264
yang kasih tebak-tebakan buat bapak. Nanti kalau tuturan tersebut karena mengacu pada penutur yaitu
353

berhasil menebak, saya kasih sepeda. Bukan sepeda Basiyo.


ontel. Sepeda roda tiga, Pak. lumayan buat cucu
Bapak.”
“Mungkin Pak Basiyo bisa cerita, kenapa Pak Basiyo Subjek Pada tuturan tersebut data kita mempunyai fungsi
tak bisa tertawa dan sedih lagi. Pak Basiyo sebagai subjek karena menunjuk penutur dan lawan
mendapatkan kehormatan Bintang Maha Putera tutur yaitu Basiyo dan Presiden.
Utama karena Pak Basiyo rakyat yang patut di
126. OTBTSLH265 contoh. Rakyat teladan. Rakyat yang baik karena tak
lagi bisa sedih dengan segala macam penderitaan.
Kalau semua rakyat di negeri ini seperti Pak Basiyo,
pasti negara kita cepat maju. Jelaskan kenapa, Pak
Basiyo tak bisa tertawa lagi?”
“Coba kalau nanti benar-benar mati jadi pahlawan, Subjek Data kita mempunyai fungsi sebagai subjek pada
pasti nggak mau kenal sama kita. Dasar orang aneh. tuturan tersebut, karena menunjuk penutur dan lawan
127. OTBTSLH266
Pura-pura saja suka perhatian, nggak ingin dapat tutur yaitu warga sekitar rumah Basiyo.
pujian. Dasar pelawak tolol sok.”
“Sidang bisa dilanjutkan, karena ini bukan Penunjuk umum Pada tuturan tersebut data ini mempunyai fungsi
menyangkut dakwaan. Kita hanya ingin meminta sebagai penunjuk umum karena menunjukkan lokasi
128. SMH21
kesaksian secara terbuka.” yang tidak spesifik yaitu lokasi dalam suatu
persidangan.
“Tidak penting apa pendapatnya, sidang ini hanya Penunjuk umum Data ini pada tuturan tersebut mempunyai fungsi
129. SMH22 ingin tahu kesaksiannya.” penunjuk umum yang menunjuk lokasi pada tuturan
tersebut yaitu ruang sidang.
“Saudara Saksi Mata, sekali lagi kami peringatkan, Penunjuk geografi Pada tuturan tersebut data pengadilan mempunyai
jangan membuat gaduh pengadilan. Makin kamu fungsi sebagai penunjuk geografi yang menyatakan
130. SMH22
sering menggonggong, hanya membuktikan letak tuturan tersebut secara spesifik yaitu berada di
kekuatanmu.” pengadilan.
“Karena itulah saya perintahkan saudara Saksi Mata Penunjuk geografi Data di ruang sidang mempunyai fungsi sebagai
131. SMH22 tak terlalu sering menggonggong di ruang sidang penunjuk geografi yang menyatakan letak tuturan
ini, paham?” tersebut secara spesifik yaitu berada di ruang sidang.
“Kami ingin mendengar pendapat para ahli yang Penunjuk umum Data ini pada tuturan tersebut mempunyai fungsi
terhormat, agar kami yakin dengan kesaksian yang penunjuk umum yang menunjuk lokasi pada tuturan
132. SMH23
akan disampaikan Saksi Mata dalam persidangan tersebut yaitu ruang sidang.
ini.”
354

“Karena pada prinsip, seluruh ekspresi Saksi Mata Penunjuk umum Data ini pada tuturan tersebut mempunyai fungsi
adalah tanda, yang mengandung makna komunikasi. penunjuk umum yang menunjuk lokasi pada tuturan
Bahkan tinggi rendah keras kecilnya suara ketika ia tersebut yaitu ruang sidang.
133. SMH26 menggonggong adalah komunikasi. Dalam konteks
semiotika inilah, saya yakin, saksi mata mengerti
kenapa ia menjadi saksi kunci dalam persidangan
ini.”
“Menganggapnya sebagai kambing hitam saja sudah Penunjuk umum Data ini pada tuturan tersebut mempunyai fungsi
merupakan penghinaan bagi dirinya, karena Saksi penunjuk umum yang menunjuk lokasi pada tuturan
Mata bukan kambing, melainkan anjing. Anjing tersebut yaitu ruang sidang.
134. SMH29 yang harus menghormati hak-hak keanjingannya.
Pengadilan ini tak lebih pertunjukkan topeng
monyet, dan anjing itu hanyalah korban
persekongkolan jahat”
“Biasanya sih, rata-rata, warga di sini memilih paket Penunjuk tempat Pada tuturan tersebut data di sini mempunyai fungsi
sedarhana ini. Harga-harganya masih terjangkau. sebagai penunjuk tempat karena menunjukkan tempat
Kapur barus, kembang, daun pandan, itu satu paket. tuturan tersebut terjadi yaitu berada di sekitar rumah
Malah nanti dapat gratis minyak wangi cap Duyung. Sipon. Data di situ mempunyai fungsi sebagai
Jenis-jenis kain kafannya juga bisa Ibu pilih sendiri. penunjuk tempat arena menunjukkan letak jenis-jenis
Saya kira kalau ambil paket setengah harga yang ini kain pada tuturan tersebut.
juga menarik. Di situ, tertulis jenis kain kafannya
memang tak terlalu halus, tapi ya tidak terlalu kasar
amat. Juga nisannya, tidak dari batu, tapi dari kayu.
Nisan kayu malah lebih banyak pilihan. Mau dari
135. MSSPH41
kayu apa? Mahoni, nangka atau randu? Tapi kalau
nisanya dari kayu randu nanti cepat lapuk, Bu. Saya
sarankan cukup kayu mahoni saja. Ini hanya saran
lho, ya. Siapa tau Ibu malah pinginnya nisan kayu
jati, kita memang harus memberi yang terbaik pada
yang mati apalagi almarhum suami Ibu ini kan
penyair. Kita harus memakamkannya secara layak.
Apa kata dunia kalau penyair hebat seperti suami Ibu
dimakamkan dengan upacara yang biasa-biasa saja?
Makannya, Bu, saya sarankan lebih baik Ibu ambil
355

paket kematian yang premium ini, biar prosesi


pemakamannya megah begitu…”
“Ibu nggak usah bingung begitu. Saya ini kan ya Penunjuk tempat Pada tuturan tersebut data sini dan di sini mempunyai
hanya membantu, agar Ibu tidak repot. Kalau perlu, fungsi sebagai penunjuk tempat pada tuturan tersebut,
Ibu tinggal duduk tenang menikmati kesedihan. Biar yang menunjukkan warga di sekitar rumah sipon.
semua ini nanti saya dan warga yang urus. Kebetulan
ada warga sini yang punya event organizer
pemakaman. Ibu tinggal siapkan dana, semua beres.
Oh ya, kalau Ibu mau warga di sini yang mau
136. MSSPH42
mengurukan pemakamannya ya tak apa-apa,
biasanya mereka dapat lima puluh ribu per orang ibu
butuh berapa orang? Serahkan saja duitnya sama
saya. Biar saya yang bantu bagikan pada mereka.
Kalau duitnya dikasih orang lain nanti malah di
korupsi. Bagaimana Bu? Ibu mau pilih paket
kematian yang mana?”
“Bagaimana bu? Mau dimakamkan jam berapa? Penunjuk tempat Pada tuturan tersebut data di sini mempunyai fungsi
Baiknya cepetan. Jangan sampai menginap, tidak sebagai penunjuk tempat karena menunjukkan tempat
baik. Saya sudah siapkan orang-orang buat tuturan tersebut terjadi yaitu berada di sekitar rumah
memandikan. Tapi ya itu, Bu, mohon kepastian lebih Sipon
dulu., kira-kira ibu ada dana berapa buat mereka. Ya
seikhlasnya saja. Ini saya hanya menyampaikan saja
137. MSSPH43
lho ya. Tapi ya memang sudah kebiasaan di sini. Ibu
tahu sendiri. Ongkos orang mati memang tidak
sedikit. Sekarang ini, kalau tidak ada duit, ya jarang
mau datang membantu. Semakin banyak yang datang
semakin banyak yang mendoakan, itu semakin baik
buat almarhum. Biar husnul khotimah.”
“daripada terus keluyuran begitu, kan lebih baik Penunjuk umum Pada tuturan tersebut data begitu mempunyai fungsi
memperbanyak ibadah.” sebagai penunjuk umum karena menunjukkan lokasi
138. MSSPH52
tidak spesifik yaitu menunjuk roh penyair yang
keluyuran di sekiat pos ronda.
“Sini, pastilah kematian lebih asyik bila dinikmati Penunjuk tempat Pada tuturan tersebut, data sini mempunyai fungsi
139. MSSPH52
sambil ngopi.” sebagai penunjuk tempat yang menunjukkan letak
356

tuturan terjadi yaitu di sebuah pos ronda.


“Korupsi itu bukan soal adanya kesempatan, Penunjuk umum Pada tuturan tersebut data ini mempunyai fungsi
melainkan soal giliran. Pada akhirnya semua akan sebagai penunjuk umum yang menunjukkan lokasi
korupsi. Membenci koruptor hanya akan tuturan berada dalam suatu negara yang banyak
140. KKTH73 menghabiskan energi bangsa ini. Lebih baik kita koruptornya.
mulai memikirkan cara terbaik, bagaimana agar
keahlian dan kepintaran kita dalam korupsi ini
menjadi ke unggulan bangsa.”
“Saya, dengan penuh kesadaran, memilih sel ini.” Penunjuk geografi Data ini mempunyai fungsi sebagai penunjukkan
141. KKTH76 geografi karena menunjuk lokasi pada sebuah tuturan
tersebut yaitu di sel.
“Mereka sudah menyiapkan sel besar, dengan Penunjuk geografi Pada tuturan tersebut data sel sempit ini mempunyai
perabot lengkap, kulkas dan televisi, tapi saya fungsi sebagai penunjuk geografi yang menunjukkan
menolak. Saya tak seperti koruptor lain yang manja, lokasi tuturan yaitu berada dalam ruangan yang sempit.
142. KKTH76 yang di penjara pun ingin menikmati fasilitas
mewah. Sel sempit ini justru membuat saya
bersyukur, karena saya bisa jadi merenung. Lihatlah
sel ini mirip gua.”
“Kuharap kalian tak keberatan ia tinggal di sini. Ia Penunjuk tempat Pada tuturan tersebut, data di sini mempunyai fungsi
143. KTAH93 diusir dari surga…” sebagai penunjuk tempat yang menunjukkan letak
tuturan terjadi yaitu di sebuah kuburan.
“benat-benar beruntung kita punya tetangga sebaik Penunjuk umum Data ini mempunyai fungsi sebagai penunjukkan
Pak Kor. Meski kaya beliau tidak sombong. Ia masih umum karena menunjuk lokasi pada sebuah tuturan
144. KTAH98 mau menyempatkan menengok kita yang melarat. tersebut yaitu di sebuah negara.
Kalau semua orang kaya di negeri ini sebaik pak
Kor, pasti nggak ada orang miskin kelaparan.”
“Ingat setelah banjir tahun lalu, siapa yang langsung Penunjuk geografi Pada tuturan tersebut data jalan di depan gang
memperbaiki jalan di depan gang kita yang rusak mempunyai fungsi sebagai penunjuk geografi yang
penuh genangan air? Pak Kor, kan! Tiap menjelang menunjukkan lokasi pada sebuah tuturan. Data
Lebaran rumah Pak Kor juga terbuka buat kita, kita kampung mempunyai fungsi sebagai penunjuk geografi
145. KTAH106
selalu diundang makan-makan dan dapat pembagian yang menunjukkan lokasi pada tuturan tersebut yaitu
beras, meskipun cuma beras miskin. Tiap kampung berada dalam sebuah kampung.
kita ada acara, dari tujuh belasan sampai perayaan
Mauladan, Pak Kor juga selalu ngasih sumbangan.
357

“Percayalah, penjara bukanlah tempat yang Penunjuk geografi Data penjara mempunyai fungsi sebagai penunjuk
146. LPKH120 menyeramkan bagi koruptor.” geografi yang menunjukkan lokasi pada tuturan
tersebut yaitu berada dalam sebuah penjara
“Kau bisa berkenalan dengan orang-orang terhormat Penunjuk tempat Pada tuturan tersebut, data di sini mempunyai fungsi
di sini. Kesempatan langka, yang mungkin tak akan sebagai penunjuk tempat yang menunjukkan letak
147. LPKH122
bisa kau dapatkan bila kau masih di luar sana.” tuturan terjadi yaitu di sebuah penjara.
Sarusi tersenyum
“Kamu pasti pernah dengar lelucon tentang pencuri Penunjuk tempat Pada tuturan tersebut, data di sini mempunyai fungsi
motor, yang begitu masuk penjara akan makin pintar. sebagai penunjuk tempat yang menunjukkan letak
Ketika keluar, ia tak lagi menjadi pencuri motor, tuturan terjadi yaitu di sebuah penjara.
tetapi pencuri mobil. Pintar-pintarlah bergaul di sini,
maka kamu akan makin cerdas. Kalau sebelumnya
148. LPKH123
kamu hanya mengambil ratusan juta, begitu keluar,
kamu akan tahu bagaimana caranya menilap ratusan
miliar. Anggap saja kamu sedang sekolah S2 atau S3
di sini dan nanti keluar sekaligus lulus dengan gelar
doktor humoris causa.”
“Di sini, kita memang seperti pemimpin dan pejuang Penunjuk tempat Pada tuturan tersebut, data di sini mempunyai fungsi
149. LPKH127 zaman dulu, yang punya kesamaan nasib dan sebagai penunjuk tempat yang menunjukkan letak
perjuangan.” Ujar Sarusi tuturan terjadi yaitu di sebuah penjara.
“Karena semua pemimpin masuk penjara ini.” Penunjuk geografis Data ini mempunyai fungsi sebagai penunjuk geografis
150. LPKH132 karena menunjuk lokasi pada sebuah tuturan tersebut
yaitu di sebuah penjara.
“Berarti Pak Sugeng kurang gendut dong, makanya Penunjuk tempat Pada tuturan tersebut, data ke sini mempunyai fungsi
151. LPKH133 masuk ke sini.” sebagai penunjuk tempat yang menunjukkan letak
tuturan terjadi yaitu di sebuah penjara.
“Emmm, dalam kasusmu, amu menutupi banyak Penunjuk tempat Pada tuturan tersebut, data di sini mempunyai fungsi
fakta, sehingga hanya kamu sendiri yang masuk sebagai penunjuk tempat yang menunjukkan letak
penjara. Kamu melindungi semua atasanmu yang tuturan terjadi yaitu di sebuah penjara.
terlibat. Oleh meraka yang diselamatkanmu, kamu
152. LPKH138
dianggap hebat. Tapi, bagi kawan-kawan di sini,
kamu hanyalah seorang pengecut. Karena tak pernah
berani menyebutkan nama-nama yang ikut korupsi
denganmu.”
358

“Aku kenal orang miskin yang jadi pelawak. Penunjuk geografi Data penjara mempunyai fungsi sebagai penunjuk
Bertahun-tahun ia jadi pelawak, tapi tak pernah ada geografi yang menunjukkan lokasi pada tuturan
153. POMBH142
yang tersenyum menyaksikannya di panggung. Baru tersebut yaitu berada dalam sebuah panggung.
ketika ia mati, semua orang tertawa.”
“Tidak. Semua jadi pengemis di kampus itu.” Penunjuk geografi Data di kampus itu mempunyai fungsi sebagai
154. POMBH144 penunjuk geografi pada tuturan tersebut karena
mengacu pada lokasi yang spesifik yaitu di kampus.
“Kalau tetpa miskin, malah banyak gunanya kn? Penunjuk geografis Data ini mempunyai fungsi sebagai penunjukkan
Biar ada yang terus berdesak-desakan dan saling geografis karena menunjuk lokasi pada sebuah tuturan
injak stiap kali ada pembagian beras dan sumbangan. tersebut yaitu di sebuah negara.
155. POMBH153 Biar ada yang terus ditipu setiap menjelang pemilu.
Itulah sebabnya, kenapa di negeri ini orang
miskinterus dikembangkanbiakan dan
dibudidayakan.”
“Saya sudah bilang ke kawan-kawan, biar saya saja Penunjuk geografis Data penjara mempunyai fungsi sebagai penunjuk
yang masuk penjara, tapi mereka tak mau. Saya geografi pada tuturan tersebut karena mengacu pada
156. DTPMSKHH164 yakin, mereka semua sudah bersengkongkol hendak lokasi yang spesifik yaitu di dalam penjara.
mengorbankan kamu.” Sarmin menyalakan sebatang
rokok.
“kita bisa bertukar seperti. Biar jiwa kamu pindah Penunjuk geografi Data di penjara mempunyai fungsi sebagai penunjuk
sementara ke tubuh saya. Jadi ketika nanti geografi pada tuturan tersebut karena mengacu pada
157. DTPMSKHH165
dipenjara, senbenarnya yang dipenjara adalah saya. lokasi yang spesifik yaitu di dalam penjara.
Karena jiwa kamu tetap bebas di tubuh saya.”
“Aku hanya ingin sejenak menikmati kenangan di Penunjuk umum Data ini mempunyai fungsi sebagai penunjukkan
meja ini. Semoga kau tak keberatan.” umum karena menunjuk lokasi pada sebuah tuturan
158. PKH185
tersebut yaitu di restoran yang terdapap meja dan
kenangan.
“Kau tahu, hanya dengan kenangan kita bisa Penunjuk umum Data ini mempunyai fungsi sebagai penunjukkan
menikmati kembali kebahagiaan yang telah hilang. umum karena menunjuk lokasi pada sebuah tuturan
159. PKH187 Karena itulah kita suka merayakan kenangan. Lima tersebut yaitu di restoran yang terdapap meja dan
tahun lalu, lelaki yang kucintai melamarku di meja kenangan.
ini.”
“Aku yakin, kau datang ke sini juga ingin menikmati Penunjuk tempat Pada tuturan tersebut, data ke sini mempunyai fungsi
160. PKH188
kenanganmu bukan. Kau bisa menceritaan sebagai penunjuk tempat yang menunjukkan letak
359

kenanganmu, bila tak keberatan.” tuturan terjadi yaitu di sebuah restoran.


“Ketika menunggu di kantor polisi. Rasanya seperti Penunjuk geografi Data di kantor polisi mempunyai fungsi sebagai
mendengar suara malaikat maut yang sedang penunjuk geografi pada tuturan tersebut karena
161. BPPH219
mengabsen namaku agar antre ” mengacu pada lokasi yang spesifik yaitu di kantor
polisi
“Besok kamu ikut, kamu bereskan saja secepatnya. Penunjuk geografi Pada tuturan tersebut data ke pantai mempunyai fungsi
162. BPPH226 Kita berangkat ke pantai menggunakan pesawat jet sebagai penunjuk geografi pada tuturan tersebut arena
pribadi.” menunjuk letak atau wilayah.
“Sudah saatnya memang, negeri ini mempunyai Penunjuk geografi Data ini mempunyai fungsi sebagai penunjuk geografi
163. OTBTSLH263 pahlawan seorang pelawak.” karena menunjuk lokasi pada sebuah tuturan tersebut
yaitu berada dalam sebuah negara.
“Mungkin Pak Basiyo bisa cerita, kenapa Pak Basiyo Penunjuk geografi Data ini mempunyai fungsi sebagai penunjukkan
tak bisa tertawa dan sedih lagi. Pak Basiyo geografi karena menunjuk lokasi pada sebuah tuturan
mendapatkan kehormatan Bintang Maha Putera tersebut yaitu berada dalam sebuah negara.
Utama karena Pak Basiyo rakyat yang patut di
164. OTBTSLH265 contoh. Rakyat teladan. Rakyat yang baik karena tak
lagi bisa sedih dengan segala macam penderitaan.
Kalau semua rakyat di negeri ini seperti Pak Basiyo,
pasti negara kita cepat maju. Jelaskan kenapa, Pak
Basiyo tak bisa tertawa lagi?”
“Yang Mulia, bukankah ini berlebihan dan tak Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data saat ini mempunyai fungsi
masuk akal, kita menghadirkan Saksi Mata, kini sebagai penunjuk waktu kini yang mengacu pada
165. SMH21
sedangkan sampai saat ini kita belum menemukan penunjuk waktu tuturan di ujarkan yaitu pada siang hari
siapa terdakwanya?” saat sidang berlangsung.
“Ia memang terlihat sedikit gugup, terkesan ragu- Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data saat ini mempunyai fungsi
ragu, tetapi itu tidak menandakan kalau ia kini sebagai penunjuk waktu kini yang mengacu pada
menyimpan kebohongan. Saya telah mengenal penunjuk waktu tuturan di ujarkan yaitu pada saat
166. SMH24
banyak wajah yang begitu jujur, tapi rasanya tak ada sidang berlangsung di ruang sidang.
yang melebihi kejujuran saudara Saksi Mata saat
ini.”
“Kalau ngerti kamu mati duluan begini, mana Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data dulu mempunyai fungsi
mungkin dulu saya mau kawin sama kamu. lampau penunjuk waktu lampau yang mengacu pada sebuah
167. MSSPH36
Mestinya, kalau mau mati bilang-bilang, biar ada peristiwa terjadi yang mempunyai jarak waktu yang
persiapan, jangan mendadak begini, bikin repot lama setelah ujaran dituturkan yaitu kehidupan masa
360

saja,” gerutu istrinya. lalu sang penyair.


“Aku tak mau ketika puisi datang menemuiku, aku Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data setiap hari mempunyai
sedang tertidur. Pastilah puisi kecewa kalau relatif fungsi sebagai penunjuk waktu relatif karena situasi
168. MSSPH38 menjumpai penyair yang setiap hari kerjanya hanya tuturan sama sekali tidak dihubungkan saat tuturan
tidur” diucapkan, tetapi dihubungkan dengan situasi yang lain
yaitu aktivitas sehari-hari sang penyair.
“Biasanya sih, rata-rata, warga di sini memilih paket Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data besok mempunyai fungsi
sedarhana ini. Harga-harganya masih terjangkau. mendatang sebagai penunjuk waktu mendatang yang mengacu
Kapur barus, kembang, daun pandan, itu satu paket. pada waktu yang akan terjadi setelah ujaran dituturkan
Malah nanti dapat gratis minyak wangi cap Duyung. yaitu setelah memilih paket kematian Ibu Sipon akan
Jenis-jenis kain kafannya juga bisa Ibu pilih sendiri. mendapatkan gratis minyak wangi cap duyung dan
Saya kira kalau ambil paket setengah harga yang ini apabila Ibu Sipon memilih kayu Randu sudah
juga menarik. Di situ, tertulis jenis kain kafannya dipastkan akan cepat lapuk.
memang tak terlalu halus, tapi ya tidak terlalu kasar
amat. Juga nisannya, tidak dari batu, tapi dari kayu.
Nisan kayu malah lebih banyak pilihan. Mau dari
kayu apa? Mahoni, nangka atau randu? Tapi kalau
169. MSSPH41
nisanya dari kayu randu nanti cepat lapuk, Bu. Saya
sarankan cukup kayu mahoni saja. Ini hanya saran
lho, ya. Siapa tau Ibu malah pinginnya nisan kayu
jati, kita memang harus memberi yang terbaik pada
yang mati apalagi almarhum suami Ibu ini kan
penyair. Kita harus memakamkannya secara layak.
Apa kata dunia kalau penyair hebat seperti suami Ibu
dimakamkan dengan upacara yang biasa-biasa saja?
Makannya, Bu, saya sarankan lebih baik Ibu ambil
paket kematian yang premium ini, biar prosesi
pemakamannya megah begitu…”
“Ibu nggak usah bingung begitu. Saya ini kan ya Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data besok mempunyai fungsi
hanya membantu, agar Ibu tidak repot. Kalau perlu, mendatang sebagai penunjuk waktu mendatang yang mengacu
Ibu tinggal duduk tenang menikmati kesedihan. Biar pada waktu yang akan terjadi setelah ujaran dituturkan
170. MSSPH42
semua ini nanti saya dan warga yang urus. yaitu apabila Ibu Sipon memilih paet kematian akan di
Kebetulan ada warga sini yang punya event bantu oleh pak Rt dan warga sekitar.
organizer pemakaman. Ibu tinggal siapkan dana,
361

semua beres. Oh ya, kalau Ibu mau warga di sini


yang mau mengurukan pemakamannya ya tak apa-
apa, biasanya mereka dapat lima puluh ribu per
orang.ibu butuh berapa orang? Serahkan saja duitnya
sama saya. Biar saya yang bantu bagikan pada
mereka. Kalau duitnya dikasih orang lain nanti
malah di korupsi. Bagaimana Bu? Ibu mau pilih
paket kematian yang mana?”
“Bagaimana bu? Mau dimakamkan jam berapa? Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data dulu mempunyai fungsi
Baiknya cepetan. Jangan sampai menginap, tidak lampau dan penunjuk waktu lampau yang mengacu pada sebuah
baik. Saya sudah siapkan orang-orang buat penunjuk waktu peristiwa yang terjadi mempunyai jarak waktu yang
memandikan. Tapi ya itu, Bu, mohon kepastian lebih kini lama setelah ujaran dituturkan yaitu yaitu kepastian
dulu, kira-kira ibu ada dana berapa buat mereka. Ya Ibu Sipon. Pada tuturan tersebut data sekarang ini
seikhlasnya saja. Ini saya hanya menyampaikan saja mempunyai fungsi sebagai penunjuk waktu kini yang
171. MSSPH43
lho ya. Tapi ya memang sudah kebiasaan di sini. Ibu mengacu pada penunjuk waktu tuturan di ujarkan yaitu
tahu sendiri. Ongkos orang mati memang tidak siang hari di rumah Ibu Sipon.
sedikit. Sekarang ini, kalau tidak ada duit, ya jarang
mau datang membantu. Semakin banyak yang datang
semakin banyak yang mendoakan, itu semakin baik
buat almarhum. Biar husnul khotimah.”
“Kalau kau memang penyair, ya nulislah puisi. Biar Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data sebuolan mempunyai fungsi
dapat honor! Jangan hanya bengong seperti itu,” relatif sebagai penunjuk waktu relatif karena situasi tuturan
172. MSSPH48 suara istrinya meninggi. “Kalau sebulan kamu bisa sama sekali tidak dihubungkan saat tuturan diucapkan,
menulis sepuluh puisi saja, kan lumayan.” tetapi dihubungkan dengan situasi yang lain yaitu
target yang dilakukan untuk menulis puisi.
“Coba dulu sering ikut nongkrong begini.” Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data dulu mempunyai fungsi
lampau penunjuk waktu lampau yang mengacu pada sebuah
173. MSSPH52 peristiwa yang terjadi mempunyai jarak waktu yang
lama setelah ujaran dituturkan yaitu masa lalu ketika
roh penyair hidup.
“Bener? Nanti takut………….” Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data nanti mempunyai fungsi
mendatang sebagai penunjuk waktu mendatang yang mengacu
174. MSSPH56
pada waktu yang akan terjadi setelah ujaran dituturkan
yaitu kemungkinan akan etakutan setelah diceritakan
362

sebuah peristiwa.
“Dilanjutkan besok malam saja ya ceritanya.” Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data besok malam mempunyai
mendatang fungsi sebagai penunjuk waktu mendatang yang
175. MSSPH59
mengacu pada waktu yang akan terjadi setelah ujaran
dituturkan yaitu keesokan harinya.
“Mengakui semua ini justru membuat saya merasa Penunjuk waktu Data nanti pada tuturan tersebut, mempunyai fungsi
lega, daripada harus capai-capai membela diri. Saya mendatang sebagai penunjuk waktu mendatang yang mengacu
tak akan membantah. Kalaupun nanti harus ada pada waktu yang akan terjadi setelah ujaran dituturkan.
yang dibantah, biarlah itu menjadi tugas dan
tanggung jawab para pengacara saya. Karena
176. KKTH72
memang untuk itulah mereka dibayar. Saya akan
berjuang bersama-sama kalian, seluruh rakyat, untuk
bahu-membahu memberantas korupsi. Jangan
sampai kalian ikut-ikut korupsi. Korupsi itu buruk!
Yang baik ya yang tidak ketahuan.”
“Sebagai mantan daripada koruptor yang baik, Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data sampai hari ini mempunyai
pertama-tama izinkanlah daripada saya kini fungsi sebagai penunjuk waktu kini yang mengacu
mengucapken daripada puja dan puji syukur kepada pada penunjuk waktu tuturan di ujarkan.
Tuhan yang Maha Esa, karena telah memberiken
daripada rahmat dan hidayah-Nya, sehingga sampai
177. KKTH74
hari ini masih banyak dari kolega-kolega saya yang
bisa dengan tenang terus melaksanaken daripada
korupsinya secara baik dan tenang. Semoga
dilempangakan jalannya, dan di terima di sisi
Tuhan.”
“Para koruptor sekarang ini begitu rakus, buas, dan Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data saat ini mempunyai fungsi
tak punya etika.” kini sebagai penunjuk waktu kini yang mengacu pada
178. KKTH77
penunjuk waktu tuturan di ujarkan yaitu keadaan
terkini seorang koruptor
“Ya, seni adiluhung. Korupsi itu perlu kehalusan Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data setiap hari mempunyai
budi. Dengan alus mengambil sesuatu tanpa seorang relatif fungsi sebagai penunjuk waktu relatif karena situasi
179. KKTH78 pun tahu. Mencuri, tapi yang dicuri tak pernah tuturan sama sekali tidak dihubungkan saat tuturan
merasa kalau dirinya dicuri. Jadi, sekali lagi, korupsi diucapkan, tetapi dihubungkan dengan situasi yang lain
itu seni. Saya punya ilustrasi untuk menggambarkan yaitu aktivitas yang dilakukan koleganya.
363

ini. Saya punya kolega, yang memelihara burung


kutilang. Saya heran, kenapa dia setiap hari melatih
burung kutilang itu bernyanyi. Lalu dia menyanyikan
sebuah lagu anak-anak. Kau pasti tahu lagu anak
Burung Kutilang kan? Di pucuk pohon cemara,
burung kutilang bernyanyi, bersiul-siul sepanjang
hari dengan tak jemu-jemu… mengangguk-ngangguk
sambil berseru triliiiii….trilililiiiii….”
“Saya bicara tentang seni korupsi yang kini Penujuk waktu kini Pada tuturan tersebut data kini mempunyai fungsi
180. KKTH79 diabaikan oleh para korptor itu!” sebagai penunjuk waktu kini yang mengacu pada
penunjuk waktu tuturan di ujarkan.
“semua yang tadi dikatakan boleh dimasukkan Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data nanti mempunyai fungsi
bigrafi itu nanti? mendatang sebagai penunjuk waktu mendatang yang mengacu
181. KKTH79 pada waktu yang akan terjadi setelah ujaran dituturkan
yaitu tulisan yang ingin ia jadikan beografi
keesokannya.
“Celanaku sedang kupinjamkan pada Tuhan. Ia lebih Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data sekarang ini mempunyai
membutuhkan. Malu kan, kalau Ia ketemu orang tak kini fungsi sebagai penunjuk waktu kini yang mengacu
memakai celana. Ku pinjamkan celanaku, agar pada penunjuk waktu tuturan di ujarkan yaitu
182. KTAH92
Tuhan terlihat santun. Apalagi sekarang ini lagi musimnya orang mengaku sebagai tuhan.
musim banyak orang yang katanya begitu mencintai
Tuhan.”
“Kalau keadaannya begini, saya mau bertukar nasib Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data tiap hari mempunyai fungsi
dengan anjing itu. Setidaknya anjing itu kini relatif sebagai penunjuk waktu relatif karena situasi tuturan
hidupnya jauh lebih nyaman. Tinggal di rumah sama sekali tidak dihubungkan saat tuturan diucapkan,
mewah. Tiap hari dapat makan enak. Kabarnya tetapi dihubungkan dengan situasi yang lain yaitu
kalau makan daging pun selalu daging impor. Kamu keadaan yang dialami seekor anjing.
tahu, berapa biaya makan untuk anjing itu? Bisa buat
183. KTAH101
biaya makan kita berbulan-bulan. Baru sakit sedikit
saja, Pak Kor langsung membawa anjing itu ke
dokter. Padahal kamu tahu sendiri, itu Mak Jumi
yang rumahnya di pojok gang itu, sudah bertahun-
tahun tergolek digerogoti berbagai macam penyakit,
jangankan ke dokter, beli sebiji obat pun kagak
364

mampu.”
“Ingat setelah banjir tahun lalu, siapa yang langsung Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data tahun lalu mempunyai
memperbaiki jalan di depan gang kita yang rusak lampau dan fungsi penunjuk waktu lampau yang mengacu pada
penuh genangan air? Pak Kor, kan! Tiap menjelang penunjuk waktu sebuah peristiwa yang terjadi mempunyai jarak waktu
Lebaran rumah Pak Kor juga terbuka buat kita, kita relatif yang lama setelah ujaran dituturkan yaitu banjir yang
184. KTAH106 selalu diundang makan-makan dan dapat pembagian dialaminya pada masa lampau. Data tiap menjelang
beras, meskipun cuma beras miskin. Tiap kampung lebaran mempunyai fungsi sebagai penunjuk waktu
kita ada acara, dari tujuh belasan sampai perayaan relatif karena situasi tuturan sama sekali tidak
Mauladan, Pak Kor juga selalu ngasih sumbangan. dihubungkan saat tuturan diucapkan, tetapi
dihubungkan dengan situasi yang lain.
“Ini pertemuan rutin yang diadakan tiap malam penunjuk waktu Data stiap malam rabu mempunyai fungsi sebagai
rabu.” relatif penunjuk waktu relatif karena situasi tuturan sama
185. LPKH122 sekali tidak dihubungkan saat tuturan diucapkan, tetapi
dihubungkan dengan situasi yang lain yaitu pertemuan
yang selalu diadakan.
“Kamu pasti pernah dengar lelucon tentang pencuri Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data ketika mempunyai fungsi
motor, yang begitu masuk penjara akan makin pintar. relatif dan penunjuk sebagai penunjuk waktu relatif karena situasi tuturan
Ketika keluar, ia tak lagi menjadi pencuri motor, waktu mendatang sama sekali tidak dihubungkan saat tuturan diucapkan,
tetapi pencuri mobil. Pintar-pintarlah bergaul di sini, tetapi dihubungkan dengan situasi yang lain. Pada
maka kamu akan makin cerdas. Kalau sebelumnya tuturan tersebut data nanti mempunyai fungsi sebagai
186. LPKH123
kamu hanya mengambil ratusan juta, begitu keluar, penunjuk waktu mendatang yang mengacu pada waktu
kamu akan tahu bagaimana caranya menilap ratusan yang akan terjadi setelah ujaran dituturkan yiatu
miliar. Anggap saja kamu sedang sekolah S2 atau S3 apabila keluar dari penjara akan mendapatkan ilmu
di sini dan nanti keluar sekaligus lulus dengan gelar lebih.
doktor humoris causa.”
“Setiap kali datang e pertemuan, siapkan saja satu Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data setiap kali mempunyai
lelucon paling lucu yang kau punya, yang bisa relatif fungsi sebagai penunjuk waktu relatif karena situasi
187. LPKH123 menentukan martabatmu.” tuturan sama sekali tidak dihubungkan saat tuturan
diucapkan, tetapi dihubungkan dengan situasi yang
lain.
“Nah, malam ini kau punya lelucon apa? Kata pak Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data malam ini mempunyai
Hikal kini fungsi sebagai penunjuk waktu kini yang mengacu
188. LPKH125
pada penunjuk waktu tuturan di ujarkan yaitu malam
hari
365

“Di sini, kita memang seperti pemimpin dan pejuang Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data zaman dulu mempunyai
zaman dulu, yang punya kesamaan nasib dan lampau fungsi penunjuk waktu lampau yang mengacu pada
189. LPKH127 perjuangan.” Ujar Sarusi sebuah peristiwa yang terjadi mempunyai jarak waktu
yang lama setelah ujaran dituturkan yaitu kehidupan
masa lalu.
“Lho, sekarang ini kan penjajahnya memang Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data saat ini mempunyai fungsi
pemerintah sendiri.” kini sebagai penunjuk waktu kini yang mengacu pada
190. LPKH127
penunjuk waktu tuturan di ujarkan yaitu keadaan yang
terjadi.
“Lho saya dulu juga menolak ketika disuap.” Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data dulu mempunyai fungsi
lampau penunjuk waktu lampau yang mengacu pada sebuah
191. LPKH129
peristiwa yang terjadi mempunyai jarak waktu yang
lama setelah ujaran dituturkan yaitu masa lalu penutur.
“Saya baru baca berita, kalau saat ini jumlah orang Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data saat ini mempunyai fungsi
miskin hampir 100 juta. Sementara ekonomi hanya kini sebagai penunjuk waktu kini yang mengacu pada
192. LPKH131
dikuasai oleh 10 orang terkaya. Menurut saya ini penunjuk waktu tuturan di ujarkan.
berita bagus.”
“Lega rasanya, karena setelah hidup bertahun- Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data bertahun-tahun mempunyai
tahun hidup miskin, akhirnya mendapat pengakuan relatif fungsi sebagai penunjuk waktu relatif karena situasi
193. POMBH140 juga.” tuturan sama sekali tidak dihubungkan saat tuturan
diucapkan, tetapi dihubungkan dengan situasi yang
lain.
“Kelak, mereka pasti akan menjadi orang miskin Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data kelak mempunyai fungsi
yang baik dan sukses.” mendatang sebagai penunjuk waktu mendatang yang mengacu
194. POMBH140
pada waktu yang akan terjadi setelah ujaran dituturkan
yaitu suatu hari orang miskin itu akan suksek.
“Ialah ketika aku dan anak-anak begitu kelaparan, Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data ketika mempunyai fungsi
lalu menyembelihmu.” Jawan istrinya relatif sebagai penunjuk waktu relatif karena situasi tuturan
195. POMBH140
sama sekali tidak dihubungkan saat tuturan diucapkan,
tetapi dihubungkan dengan situasi yang lain.
“Aku kenal orang miskin yang jadi pelawak. Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data bertahun-tahun mempunyai
Bertahun-tahun ia jadi pelawak, tapi tak pernah ada relatif fungsi sebagai penunjuk waktu relatif karena situasi
196. POMBH142
yang tersenyum menyaksikannya di panggung. Baru tuturan sama sekali tidak dihubungkan saat tuturan
ketika ia mati, semua orang tertawa.” diucapkan, tetapi dihubungkan dengan situasi yang
366

lain.
“Aku punya kolega orang miskin yang aku kagumi. Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data sekarang mempunyai fungsi
Dia merintis karier jadi pengemis, untuk kini sebagai penunjuk waktu kini yang mengacu pada
197. POMBH144 membesarkan anaknya. Sekarang satu anaknya di penunjuk waktu tuturan di ujarkan yaitu anaknya yang
ITB, satu di UI, satu di UGM, dan satunya lagi di berada dalam kampus yang menjadi pengemis.
UNDIP.”
“Orang miskin perlu juga sesekali nyantai kan? Lagi Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data sesekali mempunyai fungsi
pula, beginilah nikmatnya jadi orang miskin. Punya relatif sebagai penunjuk waktu relatif karena situasi tuturan
198. POMBH145
waktu berleha-leha.” sama sekali tidak dihubungkan saat tuturan diucapkan,
tetapi dihubungkan dengan situasi yang lain.
“Itu perempuan yang kemarin baru melahirkan. Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data kemarin mempunyai fungsi
Anaknya sudah selusin, suaminya minggat, dan ia lampau sebagai penunjuk waktu lampau yang mengacu pada
199. POMBH149
merasa repot kalau mesti menghidupi satu jabang sebuah peristiwa terjadi satu hari sebelum ujaran
bayi lagi. Makanya ia memilih membakar diri.” dituturkan.
“hanya orang miskin gadungan yang mau mati Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data sekarang mempunyai fungsi
200. POMBH150 bunuh diri. Untunglah, sekarang saya sudah resmi kini sebagai penunjuk waktu kini yang mengacu pada
jadi orang miskin” penunjuk waktu tuturan di ujarkan.
“sekarang anak-anakku tak perlu lagi repot-repot Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data sekarang mempunyai fungsi
mengemis dengan tampang dimelas-melaskan, buat kini sebagai penunjuk waktu kini yang mengacu pada
201. POMBH151 apa? Toh, sekarang kami sudah nyaman jadi orang penunjuk waktu tuturan di ujarkan.
miskin. Tak sembarang orang bisa punya Kartu
Tanda Miskin seperti ini.”
“Saya sudah lama kenal Raden Mas Kanjeng. Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data sudah lama mempunyai
Banyak juga kok yang sering minta bantuannya. Dia lampau fungsi penunjuk waktu lampau yang mengacu pada
202. DTPSMKHH164 bisa mengubah batu jadi emas hanya dengan sebuah peristiwa yang terjadi mempunyai jarak waktu
menyentuh. Ia bisa memindahkan penyakit jiwa.” yang lama setelah ujaran dituturkan yaitu mengenal
Raden Mas dari dulu
“kita bisa bertukar seperti. Biar jiwa kamu pindah Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data nanti mempunyai fungsi
sementara ke tubuh saya. Jadi ketika nanti dipenjara, mendatang sebagai penunjuk waktu mendatang yang mengacu
203. DTPSMKHH165 senbenarnya yang dipenjara adlah saya. Karena jiwa pada waktu yang akan terjadi setelah ujaran dituturkan
kamu tetap bebas di tubuh saya.” yiatu apabila di penjara maka yang dipenjara adalah
Sarmin.
“Kalau perlu besok sidang, saya siap!” Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data besok mempunyai fungsi
204. DTPSMKHH176
mendatang sebagai penunjuk waktu mendatang yang mengacu
367

pada waktu yang akan terjadi setelah ujaran dituturkan.


“Aku hanya ingin sejenak menikmati kenangan di Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data sejenak mempunyai fungsi
meja ini. Semoga kau tak keberatan.” kini sebagai penunjuk waktu kini yang mengacu pada
205. PKH185
penunjuk waktu tuturan di ujarkan yaitu sebentar
menikmati kenangan
“Kau tahu, hanya dengan kenangan kita bisa Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data lima tahun lalu mempunyai
menikmati kembali kebahagiaan yang telah hilang. lampau fungsi penunjuk waktu lampau yang mengacu pada
206. PKH187 Karena itulah kita suka merayakan kenangan. Lima sebuah peristiwa yang terjadi mempunyai jarak waktu
tahun lalu, lelaki yang kucintai melamarku di meja yang lama setelah ujaran dituturkan yaitu
ini.”
“Mungkin selama ini aku tetrlalu mempercayai Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data selama ini mempunyai
Bram.” relatif fungsi sebagai penunjuk waktu relatif karena situasi
tuturan sama sekali tidak dihubungkan saat tuturan
207. PKH189
diucapkan, tetapi dihubungkan dengan situasi yang lain
yaitu mengacu pada kejadian masa lalu hingga masa
kini.
“Bila kau memang penasaran, kenapa tak kau cari Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data sejak mempunyai fungsi
tahu saja kebenarannya? Ini kota kecil, dengan lampau penunjuk waktu lampau yang mengacu pada sebuah
208. PKH190
mudah kita mencari tahu siapa perempuan itu. Sejak peristiwa yang terjadi mempunyai jarak waktu yang
kapan ia mengenal Bram dan seterusnya….” lama setelah ujaran dituturkan.
“Dia sama sekali tidak mengenal Bram, suaminya Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data lalu mempunyai fungsi
pekerja tambang, mati karena ledakan gas. Tubuhnya lampau penunjuk waktu lampau yang mengacu pada sebuah
melepuh dan gosong hingga ia tak berani melihat. Ia peristiwa yang terjadi mempunyai jarak waktu yang
209. PKH191
ingin mengenang suaminya tidak dengan bayangan lama setelah ujaran dituturkan yaitu seseorang yang
yang mengerikan seperti itu. Lalu seorang datang pernah memberi kenangan di masa lalu.
memberi kenangan.”
“Mestinya tadi kamu akting, terguling-guling atau Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data tadi mempunyai fungsi
bilang kamu patah. Kita bisa peras yang nabrak lampau dan sebagai penunjuk waktu lampau yang mengacu pada
kamu itu, besok lagi, kalau kamu ketabrak, bilang penunjuk waktu sebuah peristiwa terjadi beberapa saat sebelum ujaran
kami!” mendatang dituturkan yaitu kejadian yang dialami oto baru saja
210. BPPH212
terjadi yaitu ketabrak mobil. Pada tuturan tersebut data
besok mempunyai fungsi sebagai penunjuk waktu
mendatang yang mengacu pada waktu yang akan
terjadi setelah ujaran dituturkan.
368

“Iya, dihukum lima tahun.” Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data setiap hari mempunyai
relatif fungsi sebagai penunjuk waktu relatif karena situasi
211. BPPH216 tuturan sama sekali tidak dihubungkan saat tuturan
diucapkan, tetapi dihubungkan dengan situasi yang
lain.
“Ketika menunggu di kantor polisi. Rasanya seperti Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data ketika mempunyai fungsi
mendengar suara malaikat maut yang sedang kini sebagai penunjuk waktu kini yang mengacu pada
212. BPPH219
mengabsen namaku agar antre ” penunjuk waktu tuturan di ujarkan yaitu malam hari di
kantor polisi.
“Saya hanya melaksanakan kewajiban hukum untuk Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data selama ini mempunyai
mendampingi dan membela Otok, yang selama ini relatif fungsi sebagai penunjuk waktu relatif karena situasi
menerima perlakuan teror yang begitu mengerikan, tuturan sama sekali tidak dihubungkan saat tuturan
sehingga hidupnya tak pernah tenang karena diucapkan, tetapi dihubungkan dengan situasi yang lain
213. BPPH220 berbagai cemoohan, hinaan di luar batas yaitu mengacu pada kejadian masa lalu hingga masa
perikemanusiaan, makian, dan ujaran permusuhan kini. Data bertahun-tahun mempunyai fungsi sebagai
yang diterima bertahun-tahun.” penunjuk waktu relatif karena situasi tuturan sama
sekali tidak dihubungkan saat tuturan diucapkan, tetapi
dihubungkan dengan situasi yang lain.
“Wah kamu cakep banget hari ini, seperti pangeran Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data hari ini mempunyai fungsi
214. BPPH221 Arab.” kini sebagai penunjuk waktu kini yang mengacu pada
penunjuk waktu tuturan di ujarkan.
“Besok kamu ikut, kamu bereskan saja secepatnya. Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data besok mempunyai fungsi
215. KCBH226 Kita berangkat ke pantai menggunakan pesawat jet mendatang sebagai penunjuk waktu mendatang yang mengacu
pribadi.” pada waktu yang akan terjadi setelah ujaran dituturkan.
“Kamu nggak marah kan, Babe? Ini mendadak Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data besok mempunyai fungsi
banget. Aku harus ikut rombongan Menteri mendatang sebagai penunjuk waktu mendatang yang mengacu
216. KCBH228 Perdagangan. Makanya besok aku nggak mungkin pada waktu yang akan terjadi setelah ujaran dituturkan.
ikut kamu. Kita atur lagi deh. Bener kan, kamu
nggak marah? Makasih Babe.”
“Besok saya nggak jadi diving sama teman-teman, Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data besok mempunyai fungsi
217. KCBH229 jadi bisa pergi sama Tante. Saya juga udah kangen mendatang sebagai penunjuk waktu mendatang yang mengacu
banget sama Tante.” pada waktu yang akan terjadi setelah ujaran dituturkan.
“Mama nggak bisa datang, tapi mama bisa beliin tas Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data nanti mempunyai fungsi
218. KCBH230
itu. Kamu bisa merayakan dengan kawan-kawanmu. mendatang sebagai penunjuk waktu mendatang yang mengacu
369

Kalau ada mama, nanti teman-temanmu malah pada waktu yang akan terjadi setelah ujaran dituturkan
rikuh. Iya mama pasti beliin tas itu.” yaitu keadaan teman-temannya akan rikuh apabila
mamanya datang.
“Bener loh om, mumpung mama nggak jadi. Besok Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data besok mempunyai fungsi
219. KCBH232 setelah sama temen-temen. Saya pasti nemuin om. mendatang sebagai penunjuk waktu mendatang yang mengacu
Pokonya saya kepingin hanya berdua sama om.” pada waktu yang akan terjadi setelah ujaran dituturkan.
“Besok kau ada waktu?” Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data besok mempunyai fungsi
220. KCBH234 mendatang sebagai penunjuk waktu mendatang yang mengacu
pada waktu yang akan terjadi setelah ujaran dituturkan.
“Minggu depan vonis akan diputuskan. Ada kurir Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data minggu depan mempunyai
yang mesti saya temui. Tak bisa diwakilkan. Begini mendatang fungsi sebagai penunjuk waktu mendatang yang
221. C10H235
repotnya kalau berurusan dengan hukum yang mengacu pada waktu yang akan terjadi setelah ujaran
berengsek.” dituturkan.
“Kok kamu diam Babe? Nggak seneng ya aku bisa Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data besok mempunyai fungsi
ikut kamu? Apa kamu mau pergi sama yang lain ya?, mendatang sebagai penunjuk waktu mendatang yang mengacu
222. KCBH236
yaudah, besok aku ikut kamu. Aku sudah beli pada waktu yang akan terjadi setelah ujaran dituturkan.
lingerie stripis dan kostum suster kok.”
“Mendadak tadi mama telepon. Padahal sih Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data tadi mempunyai fungsi
kepenginnya sama Om.” lampau sebagai penunjuk waktu lampau yang mengacu pada
223. KCBH239
sebuah peristiwa terjadi beberapa saat sebelum ujaran
dituturkanyaitu menceritakan mamanya menelepon.
“Itu saat saya umur 20 tahun. Basiyo 3 tahun lebih Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data setiap malam mempunyai
muda dari saya. Saya bisa memahami relatif fungsi sebagai penunjuk waktu relatif karena situasi
kemarahannya. Siapa yang akan sanggup terus- tuturan sama sekali tidak dihubungkan saat tuturan
menerus dihantui bayangan orang yang begitu diucapkan, tetapi dihubungkan dengan situasi yang lain
224. OTBTSLH251 dicinta dalam keadaan terhina seperti itu, ta berdaya, yaitu mempi buruk yang ditanggung.
dan berpelepotan tahi? Bisa saya bayangkan mimpi
buruk dan mengerikan yang mesti ditanggung setiap
malam. Sungguh saya sendiri tak sanggup
mengingat itu. Saya selalu menangis.”
“Kalau keringatku bau perengus kecut ini, Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data nanti mempunyai fungsi
sebenarnya hanya untuk membuktikkan, apakah mendatang sebagai penunjuk waktu mendatang yang mengacu
225. OTBTSLH253
kamu masih perhatian sama aku. Kalau kamu masih pada waktu yang akan terjadi setelah ujaran dituturkan
mencium bauku, itu tandanya kamu masih perhatian yaitu dia akan marah apabila dia tidak memberikan
370

sama aku. Kan aku jadi senang. Makanya, kalau kesepatan untuk memperhatikan.
kamu rajin mandi, kamu malah tidak punya
kesempatan memperhatikan aku. Kamu nanti marah,
karena menganggap aku tidak memberikan
kesempatan kamu untuk memperhatikanku.”
“Mana ada roh halus mau masuk ke tubuhnya yang Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data sekarang ini mempunyai
kerempeng itu? Sekarang ini, roh halus sudah kini fungsi sebagai penunjuk waktu kini yang mengacu
226. OTBTSLH260
cerdas-cerdas. Kalau mau masuk ke tubuh orang ya pada penunjuk waktu tuturan di ujarkan yaitu keadaan
pasti pilih-pilih.” yang dialaminya.
“Yang jelas saya tidak ingin sepeda, Pak. Biar saya Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data nanti mempunyai fungsi
yang kasih tebak-tebakan buat bapak. Nanti kalau mendatang sebagai penunjuk waktu mendatang yang mengacu
227. OTBTSLH264 berhasil menebak, saya kasih sepeda. Bukan sepeda pada waktu yang akan terjadi setelah ujaran dituturkan.
ontel. Sepeda roda tiga, Pak. lumayan buat cucu
Bapak.”
“Coba kalau nanti benar-benar mati jadi pahlawan, Penunjuk waktu Pada tuturan tersebut data nanti mempunyai fungsi
pasti nggak mau kenal sama kita. Dasar orang aneh. mendatang sebagai penunjuk waktu mendatang yang mengacu
Pura-pura saja suka perhatian, nggak ingin dapat pada waktu yang akan terjadi setelah ujaran dituturkan
228. OTBTSLH266
pujian. Dasar pelawak tolol sok.” yaitu apabila benar-benar mati jadi pahlawan maka dia
tidak akan mengenal tetangganya.
371

Lampiran 3 : Penyajian Data Bentuk Deiksis dan Fungsi Deiksis

Penyajian Data Bentuk Deiksis dan Fungsi Deiksis

Bentuk Deiksis
Kode Fungsi
No Data DP HA
Data Deiksis
DP DP DP DR DW
1 2 3
“Saudara Saksi Mata, saudara harus Objek Data saudara pada tuturan tersebut merupakan
berlaku sopan!” bentuk deiksis persona kedua tunggal yang
mengacu pada pengganti kata ganti orang
kedua, dan menunjuk lawan tutur dalam
1. SMH20 √
tuturan tersebut. Deiksis persona kedua yang
terdapat pada penggalan tuturan tersebut
berfungsi sebagai objek karena mengacu pada
mitra tutur.
“Yang Mulia, bukankah ini berlebihan Subjek Data kita merupakan bentuk deiksis persona
dan tak masuk akal, kita menghadirkan pertama jamak dan berfungsi sebagai subjek
Saksi Mata, sedangkan sampai saat ini dalam tuturan tersebut. Berfungsi sebagai
2. SMH21 kita belum menemukan siapa √ subjek karena dalam tuturan tersebut
terdakwanya?” mengacu pada pengganti kata ganti orang
pertama, yang menunjuk hakim dan
pengacara.
“Bagaimana Saudara Jaksa?” Objek Data saudara jaksa pada tuturan tersebut
termasuk bentuk deiksis persona kedua
3. SMH21 √ tunggal dan berfungsi sebagau objek karena
mengacu pada kata ganti orang kedua dan
menunjuk lawan tutur dalam tuturan tersebut.
“Sidang bisa dilanjutkan, karena ini Subjek Data kita merupakan bentuk deiksis persona
bukan menyangkut dakwaan. Kita hanya pertama jamak dan berfungsi sebagai subjek
4. SMH21 √
ingin meminta kesaksian secara terbuka.” dalam tuturan tersebut. Data kita berfungsi
sebagai subjek karena mengacu pada saudara
372

jaksa dan ketua hakim.


“Tetapi Yang Mulia liat sendiri, saudara Objek Data ia merupakan bentuk deiksis persona
Saksi Mata tak mungkin memberikan ketiga tunggal dan berfungsi sebagai objek
kesaksian mengenai apa yang tak bisa pada tuturan tersebut. Data ia berfungsi
5. SMH21 dilihatnya. Sebab, ia buta.” √ sebagai objek karena mengacu pada seseorang
yang sedang menjadi objek pembicaraan yaitu
Saksi Mata dalam persidangan yang sedang
berlangsung.
“Siapa pun sama di hadapan hukum, buta Penunjukkan Data –nya merupakan bentuk deiksis persona
atau tidak buta, tak bisa meghindar dari ketiga tunggal dan berfungsi sebagai
kewajiban memberian kesaksian bila penunjukkan dalam tuturan tersebut
pengadilan memintanya,” tegas hakim merupakan bentuk deiksis persona ketiga
6. SMH21 √
tunggal karena menunjuk hanya satu orang.
Data –nya berfungsi sebagai penunjukkan
karena mengacu pada seseorang yang menjadi
objek pembicaraan yaitu Saksi Mata.
“Sepertinya saudara Saksi Mata hanya Objek dan Data saudara merupakan bentuk deiksis
ingin mengutarakan pendapatnya, yang Penunjukkan persona kedua tunggal dan berfungsi sebagai
mulia” objek dalam tuturan tersebut. berfungsi
sebagai objek karena mengacu kepada Saksi
7. SMH21 √ √
Mata. Data –nya merupakan bentuk deiksis
persona ketiga tunggal dan berfungsi sebagai
penunjukkan. Berfungsi sebagai penunjukkan
karena mengacu pada saksi mata.
“Tidak penting apa pendapatnya, sidang Penunjukkan Data –nya merupakan bentuk deiksis persona
ini hanya ingin tahu kesaksiannya.” ketiga tunggal dan berfungsi sebagai
8. SMH22 √ penunjukkan karena mengacu pada objek
pembicaraan yaitu saksi mata yang ada dalam
persidangan.
“Saudara Saksi Mata, sekali lagi kami Subjek, Data kami merupakan bentuk deiksis persona
peringatkan, jangan membuat gaduh Objek, dan pertama jamak dan berfungsi sebagai subjek
9. SMH22 pengadilan. Makin kamu sering √ √ Penunjukkan karena mengacu pada hakim dan jaksa dalam
menggonggong, hanya membuktikan sidang tersebut. Data kamu merupakan deiksis
kekuatanmu.” persona kedua tunggal dan berfungsi sebagai
373

objek karena mengacu pada lawan tutur yaitu


Saksi mata dalam sidang tersebut. Data –Mu
merupakan deiksis perosna kedua tunggal dan
berfungsi sebagai penunjukkan karena
menunjuk persona yang mengacu pada lawan
tutur saudara saksi mata.
“Karena itulah saya perintahkan saudara Subjek Data saya merupakan bentuk deiksis perosna
Saksi Mata tak terlalu sering tunggal dan berfungsi sbagai subjwek. Pada
10. SMH22 menggonggong di ruang sidang ini, √ tuturan tersebut data saya befungsi sebagai
paham?” subjek karena mengacu pada penutur yaitu
seorang hakim dalam persidangan.
“Kami ingin mendengar pendapat para Subjek Data kami merupakan bentuk persona pertama
ahli yang terhormat, agar kami yakin jamak dan berfungsi sebagai subjek pada
11. SMH23 dengan kesaksian yang akan √ tuturan tersebut. Data kami pada tuturan
disampaikan Saksi Mata dalam tersebut berfungsi sebagai subjek karena
persidangan ini.” mengacu pada hakim dan para saksi ahli.
“Di bawah sumpah saya menegaskan, Subjek Data saya merupakan bentuk deiksis persona
Saksi Mata dalam kondisi stabil, dan pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek
12. SMH23 tidak dalam keadaan tertekan oleh pihak √ dalam tuturan tersebut. Data saya pada tuturan
mana pun,” kata ahli psikologi. tersebut berfungsi sebagai subjek karena
mengacu penutur yaitu saksi ahli psikologi.
“Saya bisa memastikan , dari ekspresi Subjek dan Data saya merupakan bentuk deiksis persona
wajah Saksi Mata, dan berdasarkan Penunjukkan pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek
struktur rahang dan tulang pipinya , juga pada tuturan tersebut. Data saya berfungsi
caranya mengedipkan mata dan sebagai subjek pada tuturan tersebut karena
menggerak-gerakkan ekornya, saudara mengacu pada penutur yaitu saksi ahli
13. SMH24 √ √
Saksi Mata sangat bisa dipercaya,” ujar fisiognomi. Data –nya pada tuturan tersebut
ahli fisiognomi termasuk bentuk deiksis persona ketiga
tunggal dan berfungsi sebagai penunjukkan
yang menunjuk objek pembicara yaitu seorang
saksi mata.
“Ia memang terlihat sedikit gugup, Objek dan Data Ia pada tuturan tersebut merupakan
14. SMH24 terkesan ragu-ragu, tetapi itu tidak √ √ Subjek bentuk deiksis persona ketiga tunggal dan
menandakan kalau ia menyimpan berfungsi sebagai objek. Data ia pada tuturan
374

kebohongan. Saya telah mengenal tersebut berfungsi sebagai objek karena


banyak wajah yang begitu jujur, tapi mengacu pada objek pembicaraan yaitu saksi
rasanya tak ada yang melebihi kejujuran mata dalam persidangan. Data saya
saudara Saksi Mata saat ini.” merupakan bentuk deiksis persona pertama
dan berfungsi sebagai subjek yang mengacu
pada penutur yaitu ahli fisognomi.
“Karena pada prinsip, seluruh ekspresi Penunjukkan Data –nya merupakan bentuk deiksis persona
Saksi Mata adalah tanda, yang , Objek, dan ketiga tunggal. Pada tuturan tersebut data –nya
mengandung makna komunikasi. Bahkan Subjek berfungsi sebagai penunjukkan karena
tinggi rendah keras kecilnya suara ketia mengacu pada objek pembicaraan yaitu Saksi
ia menggonggong adalah komunikasi. mata dalam persidangan tersebut. Data ia
Dalam konteks semiotika inilah, saya merupakan bentuk deiksis persona ketiga
15. SMH26 yakin, saksi mata mengerti kenapa ia √ √ tunggal dan berfungsi sebagai objek karena
menjadi saksi kunci dalam persidangan mengacu pada objek pembicaraan yaitu saksi
ini.” mata. Data saya merupakan deiksis persona
pertama tunggal dalam tuturan tersebut. Data
saya berfungsi sebagai subjek pada tuturan
tersebut karena mengacu pada penutur yaitu
ahli semiotika.
“Menganggapnya sebagai kambing Penunjukkan Data –nya pada tuturan tersebut merupakan
hitam saja sudah merupakan penghinaan bentuk deiksis persona etiga tunggal dan
bagi dirinya, karena Saksi Mata bukan berfungsi sebagai penunjukkan. Data –nya
kambing, melainkan anjing. Anjing yang pada tuturan tersebut berfungsi sebagai
16. SMH29 harus menghormati hak-hak √ penunjukkan karena mengacu pada objek
keanjingannya. Pengadilan ini tak lebih pembicraan tersebut yakni saudara saksi mata
pertunjukkan topeng monyet, dan anjing dalam persidangan.
itu hanyalah korban persekongkolan
jahat”
“Anjing itu telah membuat kita Subjek Data kita merupakan bentuk deiksis persona
kehilangan harapan mempunyai pertama tunggal dan berfungsi sebagai
pemimpin yang mampu membangkitan ssubjek. Pada tuturan tersebut data kita
17. SMH32 √
kembali martabat bangsa. Dasar anjing!” berfungsi sebagai subjek karena mengacu
pada penutur dan lawan tutur yakni para
penentang saudara saksi mata dalam kasus
375

yang ada dalam persidangan tersebut.


“Kalau ngerti kamu mati duluan begini, Objek dan Data kamu merupakan bentuk deiksis persona
mana mungkin dulu saya mau kawin Subjek kedua tunggal dan berfungsi sebagai objek
sama kamu. Mestinya, kalau mau mati pada tuturan tersebut. Data kamu pada tuturan
bilang-bilang, biar ada persiapan, jangan tersebut berfungsi sebagai objek karena
MSSPH3
18. mendadak begini, bikin repot saja,” √ √ mengacu pada lawan tutur yaitu suami atau
6
gerutu istrinya. sang penyair. Data saya merupakan bentuk
deiksis persona pertama tunggal dan berfungsi
sebagai subjek yang mengacu pada penutur
yaitu istri dari sang penyair.
“Aku tak mau ketika puisi datang Subjek dan Data aku merupakan bentuk deiksis persona
menemuiku, aku sedang tertidur. penunjukkan pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek
Pastilah puisi kecewa kalau menjumpai pada tuturan tersebut. Data –ku merupakan
MSSPH3 penyair yang setiap hari kerjanya hanya bentuk deiksis persona pertama tunggal dan
19. √
8 tidur” berfungsi sebagai penunjukkan dalam tuturan
tersebut. Pada tuturan tersebut, data aku dan –
ku mengacu pada penutur yakni seorang
penyair.
“Silahkan ibu pilih, mau paket kematian Objek Data ibu pada tuturan tersebut merupakan
yang mana….” berntuk deiksis persona kedua tunggal dan
MSSPH4
20. √ berfungsi sebagai objek karena mengacu
1
lawan tutur yaitu ibu sipon istri dari sang
penyair.
“Biasanya sih, rata-rata, warga di sini Objek dan Data warga merupakan deiksis persona kedua
memilih paket sedarhana ini. Harga- Subjek jamak dan berfungsi sebagai objek. Pada
harganya masih terjangkau. Kapur barus, tuturan tersebut, data warga mengacu pada
kembang, daun pandan, itu satu paket. masyarakat yang berada di dekata rumah
Malah nanti dapat gratis minyak wangi sipon sang istri seorang penyair. Data saya
MSSPH4
21. cap Duyung. Jenis-jenis kain kafannya merupakan bentuk deiksis persona tunggal dan
1
juga bisa Ibu pilih sendiri. Saya kira berfungsi sebagai subjek dalam tuturan
√ √ √
kalau ambil paket setengah harga yang tersebut. Pada tuturan tersebut data saya
ini juga menarik. Di situ, tertulis jenis mengacu pada penutur yaitu Pak RT yang
kain kafannya memang tak terlalu halus, menawarkan barang-barang untuk pemandian
tapi ya tidak terlalu kasar amat. Juga jenazah kepada ibu Sipon. Data kita
376

nisannya, tidak dari batu, tapi dari kayu. merupakan bentuk deiksis persona pertama
Nisan kayu malah lebih banyak pilihan. jamak dan berfungsi sebagai subjek. Data kita
Mau dari kayu apa? Mahoni, nangka atau pada tuturan tersebut mengacu pada penutur
randu? Tapi kalau nisanya dari kayu dan lawan tutur yakni Pak RT dan ibu Sipon.
randu nanti cepat lapuk, Bu. Saya
sarankan cukup kayu mahoni saja. Ini
hanya saran lho, ya. Siapa tau Ibu malah
pinginnya nisan kayu jati, kita memang
harus memberi yang terbaik pada yang
mati apalagi almarhum suami Ibu ini kan
penyair. Kita harus memakamkannya
secara layak. Apa kata dunia kalau
penyair hebat seperti suami Ibu
dimakamkan dengan upacara yang biasa-
biasa saja? Makannya, Bu, saya sarankan
lebih baik Ibu ambil paket kematian yang
premium ini, biar prosesi pemakamannya
megah begitu…”
“Ibu nggak usah bingung begitu. Saya Subjek dan Data saya merupakan bentu deiksis persona
ini kan ya hanya membantu, agar Ibu Objek pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek.
tidak repot. Kalau perlu, Ibu tinggal Pada tuturan tersebut data saya berfungsi
duduk tenang menikmati kesedihan. Biar sebagai subjek karena mengacu pada penutur
semua ini nanti saya dan warga yang yaitu Pak RT. Data ibu merupakan bentuk
urus. Kebetulan ada warga sini yang deiksis persona kedua tunggal dan berfungsi
punya event organizer pemakaman. Ibu sebagai objek. Pada tuturan tersebut data ibu
MSSPH4 tinggal siapkan dana, semua beres. Oh berfungsi sebagai objek karena mengacu pada
22. √ √ √
2 ya, kalau Ibu mau warga di sini yang lawan tutur yaitu ibu Sipon istri seorang
mau mengurukan pemakamannya ya tak penyair. Data warga merupakan bentuk
apa-apa, biasanya mereka dapat lima deiksis persona pertama tunggal dan berfungsi
puluh ribu per orang.ibu butuh berapa sebagai objek yang mengacu pada masyarakat
orang? Serahkan saja duitnya sama saya. atau tetangga di dekat rumah ibu Sipon. Data
Biar saya yang bantu bagikan pada mereka merupakan bentuk deiksis persona
mereka. Kalau duitnya dikasih orang ketiga jamak dan berfungsi sebagai objek.
lain nanti malah di korupsi. Bagaimana Pada tuturan tersebut data mereka mengacu
377

Bu? Ibu mau pilih paket kematian yang pada masyarakat atau tetangga yang dekat
mana?” dengan rumah ibu Sipon.
“Bagaimana bu? Mau dimakamkan jam Subjek dan Data saya pada tuturan tersebut merupakan
berapa? Baiknya cepetan. Jangan sampai objek deiksis persona pertama tunggal. Data saya
menginap, tidak baik. Saya sudah pada tuturan tersebut berfungsi sebagai subjek
siapkan orang-orang buat memandikan. karena mengacu kepada penutur yaitu Pak RT.
Tapi ya itu, Bu, mohon kepastian lebih Data mereka pada tuturan tersebut merupakan
dulu., kira-kira ibu ada dana berapa buat bentuk deiksis persona ketiga jamak. Data
mereka. Ya seikhlasnya saja. Ini saya mereka pada tuturan tersebut berfungsi
MSSPH4 hanya menyampaikan saja lho ya. Tapi sebagai objek karena mengacu pada objek
23.
3 ya memang sudah kebiasaan di sini. Ibu pembicaraan yaitu masyarakat atau warga
tahu sendiri. Ongkos orang mati memang yang terdapat pada tuturan tersebut. Data ibu
tidak sedikit. Sekarang ini, kalau tidak merupakan bentuk deiksis persona kedua
ada duit, ya jarang mau datang √ √ √ tunggal dan berfungsi sebagai objek yang
membantu. Semakin banyak yang datang mengacu pada lawan tutur yaitu ibu Sipon.
semakin banyak yang mendoakan, itu
semakin baik buat almarhum. Biar
husnul khotimah.”
“Kalian mesti mulai membiasakan diri Subjek dan Data kalian merupkan bentuk deiksis persona
tidur bersama mayat ayah kalian” objek kedua jamak. Pada tuturan tersebut data kalian
akhirnya Sipon berkata pelan. “Nanti, berfungsi sebagai objek karena mengacu pada
kalau ada rezeki, baru mayat ayah kalian lawan tutur yang jumlahnya lebih dari satu
kita kuburkan. Sebaik-baiknya. orang yakni mengacu pada anak Sipon, makna
MSSPH4 Sehormat-hormatnya.” dan kata. Data ayah merupakan deiksis
24. √ √
7 persona kedua tunggal dan berfungsi sebagai
objek, pada tuturan tersebut adalah jenazah
dari sang penyair. Data kita merupakan bentuk
deisis persona pertama jamak dan berfungsi
sebagai subjek yang mengacu pada penutur
dan lawan tutur yaitu Sipon dan anaknya.
“Kalau kau memang penyair, ya nulislah Objek Data kau merupakan deiksis persona kedua
MSSPH4 puisi. Biar dapat honor! Jangan hanya tunggal. Pada tuturan tersebut data kau
25. √
8 bengong seperti itu,” suara istrinya berfungsi sebagai objek karena mengacu pada
meninggi. “Kalau sebulan kamu bisa roh sang penyair. Data kamu merupakan
378

menulis sepuluh puisi saja, kan bentuk deiksis persona kedua tunggal dan
lumayan.” berfungsi sebagai objek yang mengacu pada
roh sang penyair.
“Kalau begitu, carilah kerja apa saja. Objek Data kamu merupakan bentuk deiksis persona
Atau kamu minta tolong ke kawan- kedua tunggal dan berfungsi sebagai objek,
kawan aktivismu. Pasti mereka mau pada tuturan tersebut mengacu pada roh sang
MSSPH4
26. bantu.” √ √ penyair. Data mereka merupakan deiksis
8
persona ketiga jamak dan berfungsi objek
yang mengacu pada objek pembicaraan yaitu
teman-teman roh penyair.
“jangan-jangan dia tahu kartu kita. Dia Objek dan Data dia merupakan bentuk deiksis persona
kan roh penasan!” subjek ketiga tunggal dan berfungsi sebagai objek
yang mengacu pada objek pembicaraan yakni
MSSPH5
27. √ √ roh sang penyair. Data kita merupakan bentuk
2
deiksis persona pertama jamak dan berfungsi
sebagai subjek yang mengacu pada penutur
dan lawan tutur yakni tetangga Sipon.
“Kenapa kau ta suka mencium bibirku?” Objek dan Data kau merupakan deiksis persona kedua
penunjukkan tunggal dan berfungsi sebagai objek pada
tuturan tersebut mengacu pada lawan tutur
MSSPH5
28. √ √ yakni suaminya. Data –ku merupakan bentuk
5
deiksis persona pertama tunggal dan berfungsi
sebagai penunjukkan yang mengacu pada
penutur yaitu bibir miliknya.
“aku khawatir, bibirmu yang paling Subjek dan Data aku dan -ku merupakan bentuk deiksis
indah di dunia akan terluka oleh gigiku penunjukkan perosna pertama tuggal dan berfungsi sebagai
yang tonggos” subjek serta penunjukkan yang mengacu pada
MSSPH5
29. √ √ penutur yakni sang penyair. Data –mu
5
merupakan bentuk deiksis persona kedua
tunggal dan berfungsi sebagai penunjukkan
yang mengacu pada penutur yakni istrinya.
“kalian mau aku ceritain tentang Objek dan Data kalian merupakan bentuk deiksis persona
MSSPH5
30. hantu?” √ √ subjek kedua jamak dan berfungsi sebagai objek yang
6
mengacu pada lawan tutur yaitu anaknya
379

Makna dan Kata. Data aku merupakan bentuk


deiksis persona pertama tunggal dan berfungsi
sebagai subjek yang mengacu pada penutur
yakni sang penyair.
“Nah, kalau tertib begini kan enak. Tidak Subjek dan Data saya merupakan bentuk deiksis persona
usah teriak-teriak. Saya paham perasaan objek pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek
kalian.” yang mengacu pada penutur yakni seorang
koruptor. Data kalian pada tuturan tersebut
31. KKTH68 √ √
merupakan bentuk deiksis persona kedua
jamak dan berfungsi sebagai objek yang
mengacu paada lawan tutur yakni awak media
atau wartawan.
“Lho, kenapa terkejut? Apa kalian ingin Objek dan Data kalian merupakan bentuk deiksis persona
saya membantah, seperti koruptor- subjek kedua jamak dan berfungsi sebagai objek yang
koruptor lainnya itu?” mengacu pada wartawan dalam tuturan
32. KKTH70 √ √ tersebut. Data saya merupakan bentuk deiksis
persona pertama tunggal dan berfungsi
sebagai subjek yang mengacu pada penutur
yakni seorang koruptor.
“Mengakui semua ini justru membuat Subjek dan Data saya merupakan bentuk deiksis persona
saya merasa lega, daripada harus capai- objek pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek.
capai membela diri. Saya tak akan Pada tuturan tersebut data saya mengacu pada
membantah. Kalaupun nanti harus ada penutur yakni seorang koruptor. Data mereka
yang dibantah, biarlah itu menjadi tugas merupakan bentuk deiksis persona ketiga
dan tanggung jawab para pengacara saya. jamak dan berfungsi sebagai objek. Pada
33. KKTH72 Karena memang untuk itulah mereka √ √ √ tuturan tersebut mengacu pada objek tuturan
dibayar. Saya akan berjuang bersama- yaitu pengacara seorang koruptor. Data kalian
sama kalian, seluruh rakyat, untuk bahu- pada tuturan tersebut merupakan bentuk
membahu memberantas korupsi. Jangan deiksis persona kedua jamak dan berfungsi
sampai kalian ikut-ikut korupsi. Korupsi sebagai objek yang mengacu pada lawan tutur
itu buruk! Yang baik ya yang tidak yakni wartawan yang berada dalam tutran
ketahuan.” tersbeut.
“Korupsi itu bukan soal adanya Subjek Data kita merupakan bentuk deiksis persona
34. KKTH73 √
kesempatan, melainkan soal giliran. Pada pertama jamak dan berfungsi sebagai subjek.
380

akhirnya semua akan korupsi. Membenci Pada tuturan tersebut data kita mengacu pada
koruptor hanya akan menghabiskan penutur dan lawan tutur yakni seorang
energi bangsa ini. Lebih baik kita mulai koruptor dan wartawan.
memikirkan cara terbaik, bagaimana agar
keahlian dan kepintaran kita dalam
korupsi ini menjadi ke unggulan
bangsa.”
“Sebagai mantan daripada koruptor yang Subjek dan Data saya merupakan bentuk deiksis persona
baik, pertama-tama izinkanlah daripada penunjukkan pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek.
saya mengucapken daripada puja dan Pada tuturan tersebut data saya mengacu pada
puji syukur kepada Tuhan yang Maha penutur yakni seorang koruptor. Data –nya
Esa, karena telah memberiken daripada merupakan bentuk deiksis persona ketiga
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga tunggal dan berfungsi sebagai penunjukkan,
35. KKTH74 √ √
sampai hari ini masih banyak dari pada tuturan tersebut mengacu pada objek
kolega-kolega saya yang bisa dengan pemibicaraan yaitu kolega-kolega atau teman-
tenang terus melaksanaken daripada teman seorang koruptor yang masih saja
korupsinya secara baik dan tenang. korupsi.
Semoga dilempangakan jalannya, dan di
terima di sisi Tuhan.”
“Dia menolak kalau yang datang Objek Data dia merupakan bentuk deiksis persona
wartawan lain. ketiga tunggal dan berfungsi sebagai objek.
36. KKTH75 √ √
Pada tuturan tersebut data dia mengacu pada
objke pembicraan yakni seorang koruptor.
“Saya, dengan penuh kesadaran, Subjek Data saya merupakan bentuk deiksis persona
memilih sel ini.” pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek
37. KKTH76 √
yang mengacu pada penutur yakni seorang
koruptor.
“Mereka sudah menyiapkan sel besar, Objek dan Data mereka merupakan bentuk deiksis
dengan perabot lengkap, kulkas dan subjek persona ketiga jamak dan berfungsi sebagai
televisi, tapi saya menolak. Saya tak objek. Pada tuturan tersebut data mereka dan
38. KKTH76 seperti koruptor lain yang manja, yang di √ √ berfungsi sebagai objek mengacu pada objek
penjara pun ingin menikmati fasilitas pemicaraan yakni petugas penjara. Data saya
mewah. Sel sempit ini justru membuat merupakan bentuk deiksis persona pertama
saya bersyukur, karena saya bisa jadi tunggal dan berfungsi sebagai subjek yang
381

merenung. Lihatlah sel ini mirip gua.” mengacu penutur dalam tuturan tersbeut yakni
seorang koruptor.
“Mungkin ini memang wangsit, yang Subjek dan Data saya merupakan bentuk deiksis persona
harus saya sampaikan pada semua orang. objek pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek
Karena itulah, saya pengin kamu yang mengacu pada penutur yakni seorang
39. KKTH77 menuliskannya.” √ √ koruptor. Data kamu merupakan bentuk
deiksis persona kedua tunggal dan berfungsi
sebagai objek yang mengacu pada lawan tutur
yakni wartawan.
“Ya, seni adiluhung. Korupsi itu perlu Subjek dan Data saya merupakan bentuk dieksis persona
kehalusan budi. Dengan alus mengambil objek pertama dan berfungsi sebagai subjek. Pada
sesuatu tanpa seorang pun tahu. Mencuri, tuturan tersebut data saya mengacu pada
tapi yang dicuri tak pernah merasa kalau penutur yakni seornag koruptor. Data dia
dirinya dicuri. Jadi, sekali lagi, korupsi merupakan bentuk deiksis persona ketiga
itu seni. Saya punya ilustrasi untuk tunggal dan berfungsi sebagai objek. Pada
menggambarkan ini. Saya punya kolega, tuturan tersebut data dia mengacu padaobjek
yang memelihara burung kutilang. Saya pembicaraan yaitu teman seorang koruptor.
40. KKTH78 heran, kenapa dia setiap hari melatih √ √ √ Data kau merupakan bentuk deiksis persona
burung kutilang itu bernyanyi. Lalu dia kedua tunggal dan berfungsi sebagai objek
menyanyikan sebuah lagu anak-anak. yang mengacu pada lawan tutur yakni
Kau pasti tahu lagu anak Burung wartawan.
Kutilang kan? Di pucuk pohon cemara,
burung kutilang bernyanyi, bersiul-siul
sepanjang hari dengan tak jemu-jemu…
mengangguk-ngangguk sambil berseru
triliiiii….trilililiiiii….”
“Itu lagu kesukaan saya saat kanak- Subjek Data saya merupakan bentuk deiksis persona
kanak” pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek
41. KKTH78 √
yang mengacu penutur yaitu seorang
wartawan.
“Saya bicara tentang seni korupsi yang Subjek Data saya merupkan bentuk deiksis persona
kini diabaikan oleh para korptor itu!” pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek
42. KKTH79 √
yang mengacu pada penutur yakni seorang
koruptor.
382

“kamu kan sudah mati.” Objek Data kamu merupakan bentuk deiksis persona
kedua tunggal dan berfungsi sebagai objek
43. KTAH90 √
yang mengacu pada lawan tutur yakni roh
gentanyangan.
“Celanaku sedang kupinjamkan pada Penunjukkan Data –ku merupakan bentuk deiksis persona
Tuhan. Ia lebih membutuhkan. Malu dan objek pertama tunggal dan berfungsi sebagai
kan, kalau Ia ketemu orang tak memakai penunjukkan. Pada tuturan tersebut data –ku
44. KTAH92 celana. Ku pinjamkan celanaku, agar √ √ mengacu pada penutur yakni roh penyair. Data
Tuhan terlihat santun. Apalagi sekarang ia merupakan bentuk dieksis persona ketiga
ini lagi musim banyak orang yang tunggal dan berfungsi sebagai objek. Pada
katanya begitu mencintai Tuhan.” data tersebut mengacu pada tuhan.
“Kuharap kalian tak keberatan ia tinggal Objek Data kalian pada tuturan tersebut merupakan
di sini. Ia diusir dari surga…” bentu deiksis persona kedua jamak yang
mengacu pada roh-roh gentayangan. Data ia
45. KTAH93 √ √
pada tuturan tersbeut merupakan bentuk
deiksis persona ketiga tunggal yang mengacu
pada anjing.
“benat-benar beruntung kita punya Subjek dan Data kita merupakan bentu deiksis persona
tetangga sebaik Pak Kor. Meski kaya objek pertama jamak dan berfungsi sebagai subjek
beliau tidak sombong. Ia masih mau yang mengacu pada penutur dan lawan tutur
46. KTAH98 menyempatkan menengok kita yang √ √ yaitu Sebleh dan tetangganya. Data ia
melarat. Kalau semua orang kaya di merupakan bentuk deiksis persona ketiga
negeri ini sebaik pak Kor, pasti nggak tunggal dan berfungsi sebagai objek yang
ada orang miskin kelaparan.” mengacu pada Pak Kor.
“Perasaan bahagia telah bisa Subjek Data saya merupakan bentuk deiksis persona
menolongnya, membuat saya merasakan pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek
sesuatu yang berharga dalam hidup saya. yang mengacu pada Pak Kor. Data kita
KTAH10
47. Setiap kali menolong, sebenarnya kita √ merupakan bentuk deiksis persona kedua dan
0
sedang menabung kebahagiaan.” berfungsi sebagai subjek yang mengacu pada
penutur dan lawan tutur yakni Pak Kor dan
Sebleh.
“Ternyata selama ini, saya keliru menilai Subjek Data saya merupakan bentuk deiksis persona
KTAH10
48. Pak Kor.” √ pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek
1
yang mengacu pada penutur yaitu Sebleh
383

“Bayangin, kenapa dia mesti ngabisin Objek dan Data dia merupakan bentuk deiksis persona
banyak duit buat nyelamatin anjing? subjek ketiga tunggal dan berfungsi sebagai objek
kalau emang dia benar-benar dermawan yang mengacu pada objek pembicaraan yakni
KTAH10
49. yang berniat menolong, yang mesti √ √ Pak Kor. Data kita merupakan bentuk deiksis
1
ditolong ya hidup kita, bukan anjing persona pertama jamak dan berfungsi sebagai
buduk!” subjek yang mengacu pada penutur dan lawan
tutur yakni Sebleh dan istrinya.
“Kalau keadaannya begini, saya mau Subjek dan Data saya merupakan bentuk deiksis persona
bertukar nasib dengan anjing itu. objek pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek,
Setidaknya anjing itu kini hidupnya jauh pada tuturan tersebut data saya mengacu pada
lebih nyaman. Tinggal di rumah mewah. penutur yakni Sebleh. Data kamu merupakan
Tiap hari dapat makan enak. Kabarnya bentuk deiksis persoan kedua tunggal dan
kalau makan daging pun selalu daging berfungsi sebagai objek. Pada tuturan tersebut
impor. Kamu tahu, berapa biaya makan data kamu mengacu pada lawan tutur yakni
KTAH10 untuk anjing itu? Bisa buat biaya makan Istrinya. Data kita merupakan bentuk deiksis
50. √ √
1 kita berbulan-bulan. Baru sakit sedikit persona pertama jamak dan berfungsi sebagai
saja, Pak Kor langsung membawa anjing subjek yang mengacu penutur dan lawan tutur
itu ke dokter. Padahal kamu tahu sendiri, dalam tuturan tersebut yakni Sebleh dan
itu Mak Jumi yang rumahnya di pojok istrinya.
gang itu, sudah bertahun-tahun tergolek
digerogoti berbagai macam penyakit,
jangankan ke dokter, beli sebiji obat pun
kagak mampu.”
“tiap mendengar anjing itu Objek dan Data dia merupakan bentuk deiksis persona
menggonggong seakan dia sedang subjek ketiga tunggal dan berfungsi sebagai objek
KTAH10 meledek kita.” yang mengacu pada anjing milik pak Kor.
51. √ √
4 Data kita merupakan bentuk deiksis persona
pertama jamak dan berfungsi sebagai subjek
yang mengacu pada penutur dan lawan tutur.
“Bagaimanapun kita tak boleh Subjek Data kita merupakan bentuk deiksis persona
KTAH10 melupakan kebaikan Pak Kor,” pertama jamak dan berfungsi sebagai subjek
52. √
6 yang mengacu penutur dan lawan tutur, dalam
tuturan tersebut yakni Pak Rt dan warga.
53. KTAH10 “Ingat setelah banjir tahun lalu, siapa √ Subjek Data kita merupakan bentu deiksis persona
384

6 yang langsung memperbaiki jalan di pertama jamak dan berfungsi sebagai subjek.
depan gang kita yang rusak penuh Data kita pada tuturan tersebut mengacu pada
genangan air? Pak Kor, kan! Tiap penutur dan lawan tutur yaitu Pak RT dan
menjelang Lebaran rumah Pak Kor juga warga.
terbuka buat kita, kita selalu diundang
makan-makan dan dapat pembagian
beras, meskipun cuma beras miskin. Tiap
kampung kita ada acara, dari tujuh
belasan sampai perayaan Mauladan, Pak
Kor juga selalu ngasih sumbangan.
“Anggap saja kau hanya pindah tempat Objek dan Data kau merupakan bentuk deiksis persona
tidur. Kau tetap bisa menjalankan penunjukkan kedua tunggal dan berfungsi sebagai objek
bisnismu dan menikmati hal-hal yang yang mengacu pada lawan tutur yakni Otok.
LPKH12
54. kau suka seperti biasanya.” √ Data –mu merupakan bentuk deiksis persona
0
kedua tunggal dan berfungsi sebagai
penunjukkan yang mengacu pada lawan tutur
yakni bisnis Otok.
“Ada rekening khusus yang disiapkan Penunjukkan Data –mu merupakan bentuk deiksis persona
LPKH12
55. buat istri dan anak-anakmu.” √ kedua dan berfungsi sebagai penunjukkan
0
yang mengacu pada lawan tutur yakni Otok.
“Kau bisa berkenalan dengan orang- Objek Data kau pada tuturan tersebut merupakan
orang terhormat di sini. Kesempatan bentuk deiksis persona kedua tunggal dan
LPKH12
56. langka, yang mungkin tak akan bisa kau √ berfungsi sebagai objek. Pada tuturan tersebut
2
dapatkan bila kau masih di luar sana.” mengacu pada lawan tutur yakni Otok.
Sarusi tersenyum
“Kamu pasti pernah dengar lelucon Objek Data kamu dalam tuturan tersebut merupakan
tentang pencuri motor, yang begitu bentuk deiksis persona kedua tunggal dan
masuk penjara akan makin pintar. Ketika berfungsi sebagai objek yang mengacu pada
keluar, ia tak lagi menjadi pencuri motor, lawan tutur. Pada tuturan tersebut yakni Otok.
LPKH12
57. tetapi pencuri mobil. Pintar-pintarlah √ √ Data ia pada tuturan tersebut merupakan
3
bergaul di sini, maka kamu akan makin bentuk deiksis persona ketiga tunggal dan
cerdas. Kalau sebelumnya kamu hanya berfungsi sebagai objek, yang mengacu objek
mengambil ratusan juta, begitu keluar, pembicaraan yakni pencuri mobil.
kamu akan tahu bagaimana caranya
385

menilap ratusan miliar. Anggap saja


kamu sedang sekolah S2 atau S3 di sini
dan nanti keluar sekaligus lulus dengan
gelar doktor humoris causa.”
“Nah, malam ini kau punya lelucon apa? Objek Data kau merupakan bentuk deiksis persona
LPKH12
58. Kata pak Hikal √ kedua tunggal dan berfungsi sebagai objek
5
yang mengacu pada lawan tutur yaitu Sarusi.
“Lho kalau soal humor Sarusi memang Objek Data dia merupakan bentuk deiksis persona
LPKH12 nggak kreatif. Tapi kalau soal ngambil ketiga dan berfungsi sebagai objek yang
59. √
6 uang negara, baru dia kreatif” mengacu pada objek pembicaraan yakni
Sarusi.
“Di sini, kita memang seperti pemimpin Subjek Data kita merupakan bentuk deiksis persona
LPKH12 dan pejuang zaman dulu, yang punya pertama jamak dan berfungsi sebagai subjek
60. √
7 kesamaan nasib dan perjuangan.” Ujar yang mengacu pada penutur dan lawan tur
Sarusi yakni Sarusi dan teman-teman di sel penjara.
“Saya tak bersalah. Terbukti saya tidak Subjek Data saya merupakan bentuk deiksis persona
LPKH12
61. menerima satu rupiah pun, sebab yang √ pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek
9
saya terima dalam bentuk dolar.” yang mengacu pada penutur yakni Mas Unas.
“Kamu tahu, pajak itu mudah, yang sulit Objek Data kamu merupakan bentuk deiksis persona
LPKH13
62. membayarnya.” √ kedua dan berfungsi sebagai objek yang
0
mengacu pada lawan tutur yakni Bung Jayus
“Saya baru baca berita, kalau saat ini Subjek Data saya pada tuturan tersebut merupakan
jumlah orang miskin hampir 100 juta. bentuk deiksis persona pertama tunggal dan
LPKH13
63. Sementara ekonomi hanya dikuasai oleh √ berfungsi sebagai subjek yang mengacu pada
1
10 orang terkaya. Menurut saya ini berita penutur yaitu mas Unas.
bagus.”
“Kalau bicara soal pemimpin, Subjek Data kita merupakan bentuk deiksis persona
sebenarnya kita bisa mengenali karakter pertama jamak dan berfungsi sebagai subjek.
LPKH13
64. pemimpin dari caranya menyelesaikan √ Pada tuturan tersebut data kita mengacu pada
2
masalah.” penutur dan lawan tutur yakni bang Handi dan
teman-teman satu selnya.
“Bila pemimpin itu politikus, ia akan Objek Data ia pada tuturan tersebut merupakan
LPKH13
65. menyelesaikan masalah dengan cara √ bentuk deiksis persona ketiga jamak dan
2
membuat masalah baru, agar masalah berfungsi sebagai objek yang mengacu pada
386

lama tertutupi.” objek pembicaraan yakni seorang pemimpin.


“Kau yakin ingin tahu?” Objek Data kau merupakan bentuk deiksis persona
LPKH13
66. √ kedua tunggal dan berfungsi sebagai objek
6
yang mengacu pada lawan tutur yakni Otok.
“Emmm, dalam kasusmu, amu menutupi Penunjukkan Data –mu merupakan bentuk deiksis persona
banyak fakta, sehingga hanya kamu dan objek kedua tunggal dan berfungsi sebagai
sendiri yang masuk penjara. Kamu penunjukkan, pada tuturan tersebut mengacu
melindungi semua atasanmu yang pada lawan tutur yakni Otok. Data kamu
terlibat. Oleh meraka yang merupakan bentuk deiksis persona kedua
LPKH13
67. diselamatkanmu, kamu dianggap hebat. √ √ tunggal dan berfungsi sebagai objek yang
8
Tapi, bagi kawan-kawan di sini, kamu mengacu pada lawan tutur yakni Otok. Data
hanyalah seorang pengecut. Karena tak mereka merupakan bentuk deiksis persona
pernah berani menyebutkan nama-nama ketiga jamak dan berfungsi sebagai objek,
yang ikut korupsi denganmu.” yang mengacu pada objek pembicaraan yaitu
atasan-atasan Otok.
“Aku sudah resmi jadi orang miskin.” Subjek Data aku pada tuturan tersebut merupakan
POMBH bentuk deiksis persona pertama tunggal dan
68. √
140 berfungsi sebagai subjek yang mengacu pada
penutur yakni orang miskin.
“Kelak, mereka pasti akan menjadi Objek Data mereka pada tuturan tersebut merupakan
POMBH orang miskin yang baik dan sukses.” bentuk deiksis persona ketiga jamak dan
69. √
140 berfungsi sebagai objek yang mengacu pada
objek pembicaraan yakni orang-orang kaya.
“Ceritakan kisah paling lucu dalam hidup Subjek Data kita merupakan bentuk deiksis persona
POMBH kita….” pertama jamak dan berfungsi sebagai subjek
70. √
140 yang mengacu pada penutur dan lawan tutur
yakni orang miskin dan istrinya.
“Ialah ketika aku dan anak-anak begitu Subjek dan Data aku merupakan bentuk deiksis persona
kelaparan, lalu menyembelihmu.” Jawan penunjukkan pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek
POMBH istrinya yang mengacu pada penutur yakni istrinya.
71. √ √
140 Data –mu merupakan bentuk deiksis persona
kedua tunggal dan berfungsi sebagai
penunjukkan yang mengacu pada lawan tutur
387

yakni orang miskin.


“Barangkali aku memang run-temurun Subjek Data aku merupakan bentuk deiksis persona
POMBH dikutuk jadi orang miskin.” pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek
72. √
142 yang mengacu pada penutur yaitu orang
miskin.
“Kamu memang punya bakat jadi orang Objek Data kamu merupakan bentuk deiksis pesona
POMBH
73. miskin.” √ kedua jamak dan berfungsi sebagai objek yang
142
mengacu pada lawan tutur yakni orang miskin.
“Aku kenal orang miskin yang jadi Subjek dan Data aku pada tuturan tersebut merupakan
pelawak. Bertahun-tahun ia jadi objek bentuk deiksis persona dan berfungsi sebagai
pelawak, tapi tak pernah ada yang subjek pertama yang mengacu pada penutur
POMBH
74. tersenyum menyaksikannya di panggung. √ √ yakni orang miskin. Data ia merupakan
142
Baru ketika ia mati, semua orang bentuk deiksis persona ketiga tunggal dan
tertawa.” berfungsi sebagai objek yang mengacu pada
objek pembicaraan yakni pelawak.
“Aku punya kolega orang miskin yang Subjek, Data aku merupakan bentuk deiksis persona
aku kagumi. Dia merintis karier jadi objek dan pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek
pengemis, untuk membesarkan anaknya. penunjukkan yang mengacu pada penutur yakni orang
Sekarang satu anaknya di ITB, satu di
miskin. Data dia merupakan bentuk deiksis
UI, satu di UGM, dan satunya lagi di
UNDIP.” persona ketiga tunggal dan berfungsi sebagai
POMBH objek yang mengacu pada objek pembicaraan
75. √ √
144 yakni kolega orang miskin. Data –nya
merupakan bentuk deiksis persona ketiga
tunggal dan berfungsi sebagai penunjukkan
yang mengacu pada anak-anak kolega orang
miskin.

“Aku ingin mereka juga menjadi orang Subjek dan Data aku merupakan bentuk deiksis persona
miskin yang baik dan benar sesuai objek pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek
POMBH
76. ketentuan undang-undang. Setidaknya, √ √ yang mengacu pada penutur dalam tuturan
144
bisa mengamalkan kemiskinan mereka tersebut yaitu orang miskin. Data mereka pada
secara adil dan beradab berdasarkan tuturan tersebut merupakan bentuk deiksis
388

pancasila dan UUD 45,” persona ketiga jamak dan berfungsi sebagai
objek yang mengacu pada objek pembicaraan
yaitu anak-anak orang miskin.
“Itu perempuan yang kemarin baru Penunjukkan Data –nya pada tuturan tersebut merupakan
melahirkan. Anaknya sudah selusin, dan objek bentuk deiksis persona ketiga tunggal dan
suaminya minggat, dan ia merasa repot berfungsi sebagai penunjukkan yang mengacu
POMBH kalau mesti menghidupi satu jabang bayi pada abak-anak seorang perempuan. Data ia
77. √
149 lagi. Makanya ia memilih membakar pada tuturan tersebut merupakan bentu deiksis
diri.” persona ketiga tunggal dan berfungsi sebagai
objek yang mengacu pada objek pembicaraan
yakni seorang perempuan yang meninggal.
“hanya orang miskin gadungan yang mau Subjek Data saya merupakan bentuk deiksis persona
POMBH mati bunuh diri. Untunglah, sekarang pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek
78. √
150 saya sudah resmi jadi orang miskin” yang mengacu pada penutur yaitu orang
miskin.
“sekarang anak-anakku tak perlu lagi Penunjukkan Data –ku pada tuturan tersebut merupaakn
repot-repot mengemis dengan tampang dan subjek bentuk deiksis persona pertama tunggal dan
dimelas-melaskan, buat apa? Toh, berfungsi sebagai penunjukkan yang mengacu
POMBH sekarang kami sudah nyaman jadi orang pada penutur yakni orang miskin. Data kami
79. √
151 miskin. Tak sembarang orang bisa punya merupakana bentuk deiksis persona pertama
Kartu Tanda Miskin seperti ini.” jamak dan berfungsi sebagai subjek yang
mengacu pada anak-anak orang miskin dan
orang miskin.
“Jadi kamu tak perlu cemas begitu, Objek Data kamu merupakan bentuk deiksis persona
DTPSM karena siapa yang mau mengalah akan kedua tunggal dan berfungsi sebagai objek
80. √
KHH161 mendapatkan kemenangan.” yang mengacu pada lawan tutur yakni seorang
politisi.
“Tapi, menyangkut „apel impor‟yang Subjek Data kita pada tuturan tersebut merupakan
harus diutamakan kepentingannya agar bentuk deiksis persona pertama jamak dan
kita semua bisa tetap medapatkan berfungsi sebagai subjek. Data kita pada
DTPSM
81. subsidi di pemilihan presiden mendatang. √ tuturan tersebut mengacu pada penutur dan
KHH62
Semua ini ya untuk kebaikan. Walau kita mitra tutur yakni Pak Wiguyo dan politisi.
merasa benar, lebih baik mengalah,
supaya tak ada yang kehilangan muka.”
389

“Lho, saya hanya ngasih jalan keluar, Subjek dan Data saya merupakan bentuk deiksis persona
agar kamu bisa terhindar dari kasus ini.” objek pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek
yang mengacu pada penutur yakni Sarmi. Data
DTPSM
82. √ √ kamu merupakan bentuk deiksis persona
KHH163
kedua dan berfungsi sebagai objek pada
tuturan tersebut mengacu pada mitra tutur
yaitu seorang politisi.
“Saya sudah bilang ke kawan-kawan, Subjek dan Data saya merupakan bentuk deiksis persona
biar saya saja yang masuk penjara, tapi objek pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek
mereka tak mau. Saya yakin, mereka yang mengacu pada penutur yakni Sarmin.
DTPSM
83. semua sudah bersengkongkol hendak √ √ Data mereka pada tuturan tersebut merupakan
KHH164
mengorbankan kamu.” Sarmin bentuk deiksis persona ketiga dan berfungsi
menyalakan sebatang rokok. sebagai objek yang mengacu pada objek
pembicaraan yakni teman-temannya.
“Saya sudah lama kenal Raden Mas Subjek, Data saya merupakan bentuk deiksis persona
Kanjeng. Banyak juga kok yang sering penunjukkan pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek
minta bantuannya. Dia bisa mengubah , dan objek yang mengacu pada penutur yakni Sarmin.
DTPSM batu jadi emas hanya dengan menyentuh. Data -nya. Dia, ia pada tuturan tersebut
84. √ √
KHH164 Ia bisa memindahkan penyakit jiwa.” merupakan bentuk deiksis persona ketiga
tunggal dan berfungsi sebagai objek serta
penunjukkan yang mengacu pada objek
pembicaraan yakni Radem Mas Kanjeng.
“kita bisa bertukar seperti. Biar jiwa Subjek dan Data kita merupaan bentuk deiksis persona
kamu pindah sementara ke tubuh saya. objek pertama jamak dan berfungsi sebagai subjek
Jadi ketika nanti dipenjara, senbenarnya yang mengacu pada penutur dan lawan tutur
yang dipenjara adlah saya. Karena jiwa yaitu Sarmin dan politisi. Data kamu
kamu tetap bebas di tubuh saya.” merupakan bentuk deiksis persona kedua
DTPSM
85. √ √ tunggal dan berfungsi sebagai objek yang
KHH165
mengacu pada lawan tutur yakni seorang
politisi. Data saya merupakan bentuk deiksis
persona pertama tunggal dan berfungsi
sebagai subjek yang mengacu pada penutur
yakni Sarmin.
86. DTPSM “Denger Min! idemu itu tak hanya √ Penunjukkan Data –mu merupakan bentuk deiksis persona
390

KHH165 konyol tapi gila” kedua tunggal dan berfungsi sebagai


penunjukkan, pada tuturan tersebut mengacu
lawan tutur yaitu Sarmin.
“Saya hanya bisa bantu, kalau kamu Subjek dan Data saya pada tuturan tersebut merupakan
percaya, terserah kamu percaya atau objek bentuk deiksis persona pertama dan berfungsi
tidak.” sebagai subjek yang mengacu pada penutur
DTPSM
87. √ √ yakni Raden Mas Kanjeng. Data kamu
KHH166
merupakan bentuk deiksis persona kedua
tunggal dan berfungsi sebagai objek yang
mengacu pada lawan tutur yakni politisi.
“Bagiamana dengan saya? Apa Subjek Data saya pada tuturan tersebut merupakan
untungnya semua ini bagi saya.? Tanya bentuk deiksis persona pertama tunggal dan
DTPSM
88. anjing itu √ berfungsi sebagai subjek yang mengacu pada
KHH173
penutur yakni seekor anjing bertubuh
manusia.
“tentu saja kamu lebih beruntung, Objek Data kamu merupakan bentuk deiksis persona
DTPSM karena kamu akan merasakan bagaimana kedua dan berfungsi sebagai objek yang
89. √
KHH173 enaknya menjadi manusia.” mengacu pada lawan tutur yakni seeokor
anjing bertubuh manusia.
“Aku hanya ingin sejenak menikmati Subjek dan Data aku pada tuturan tersebut merupakan
kenangan di meja ini. Semoga kau tak objek bentuk deiksis persona pertama tunggal dan
keberatan.” berfungsi sebagai subjek yang mengacu pada
90. PKH185 √ √ penutur yakni seorang perempuan. Data kau
merupakan bentuk deiksis persona kedua
tunggal dan berfungsi sebagai objek yang
mengacu pada lawan tutur yakni Ren
“Duduklah bila kau mau. Mungkin kita Objek dan Data kau merupakan bentuk deiksis persona
bisa berbincang. Lagi pula, meja ini subjek kedua tunggal dan berfungsi sebagai objek
cukup untuk kita berdua. yang mengacu pada seroang perempuan. Data
91. PKH185 √ √ kita merupakan bentuk deiksis persona
pertama dan berfungsi sebagai subjek yang
mengacu pada penutur dan lawan tutur yakni
seroang perempuan dan Ren.
391

“Kau tahu, hanya dengan kenangan kita Objek dan Data kau pada tuturan tersebut merupakan
bisa menikmati kembali kebahagiaan penunjukkan bentuk deiksis persona kedua tunggal dan
yang telah hilang. Karena itulah kita suka berfungsi sebagai objek yang mengacu pada
merayakan kenangan. Lima tahun lalu, lawan tutur yakni Ren. Data kita merupakan
lelaki yang kucintai melamarku di meja bentuk deiksis persona pertama jamak yang
92. PKH187 ini.” √ √ mengacu pada penutur dan lawan tutur yakni
seorang perempuan dan Ren. Data –ku
merupakan bentuk deiksis persona pertama
tunggal dan berfungsi sebagai penunjukkan
yang mengacu pada penutur yakni seorang
perempuan.
“Kepalanya bersandara ke bahuku yang Penunjukkan Data –nya pada tuturan data tersebut
menyetir mobil sambil menangis.” merupakan bentuk deiksis persona ketiga
tunggal dan berfungsi sebagai penunjukkan
yang mengacu pada objek tuturan yakni Bram
93. PKH188 √ √
lelaki yang meninggalkan perempuan. Data –
ku pada tuturan tersebut merupakan bentuk
deiksis persona tunggal yang mengacu pada
penutur yaitu seorang perempuan.
“Barangkali selama ini kau memang Objek Data kau merupakan bentuk deiksis pesona
94. PKH188 keliru” √ kedua tunggal yang mengacu pada lawan tutur
yaitu Ren.
“Bila kau memang penasaran, kenapa Objek dan Data kau pada tuturan tersebut merupakan
tak kau cari tahu saja kebenarannya? Ini subjek bentuk deiksis persona kedua dan berfungsi
kota kecil, dengan mudah kita mencari sebagai objek yang mengacu pada lawan tutur
tahu siapa perempuan itu. Sejak kapan ia yakni Ren. Data kita merupakan bentu deiksis
mengenal Bram dan seterusnya….” persona pertama jamak dan berfungsi sebagai
95. PKH190 √ √ √
subjek yang mengacu pada penutur dan lawan
tutur yakni Vika dan Ren. Data ia merupakan
bentuk deiksis persona ketiga tunggal dan
berfungsi sebagai objek yang mengacu pada
objek pembicaraan yakni Bram.
“Oke, kalau kau tak mau, biar aku yang Objek dan Data kau pada tuturan tersebut merupakan
96. PKH190 √ √
mencari tahu.” subjek bentuk deiksis persona pertama kedua tunggal
392

dan berfungsi sebagai objek yang mengacu


pada lawan tutur yakni Ren. Data aku
merupaan bentuk deiksis persona pertama
tunggal dan berfungsi sebagai subjek yang
mengacu pada penutur yakni Vika.
“Dia sama sekali tidak mengenal Bram, Objek dan Data dia dan ia merupakan bentuk deiksis
suaminya pekerja tambang, mati karena penunjukkan persona ketiga tunggal dan berfungsi sebagai
ledakan gas. Tubuhnya melepuh dan objek yang mengacu pada objek pembicaraan
gosong hingga ia tak berani melihat. Ia yaitu seorang perempuan. Data –nya
97. PKH191 ingin mengenang suaminya tidak dengan √ merupakan bentuk deiksis persona ketiga dan
bayangan yang mengerikan seperti itu. berfungsi sebagai penunjukkan
Lalu seorang datang memberi yang mengacu pada seorang perempuan. Data
kenangan.” –nya pada tuturan tersebut juga mengacu
pada suaminya.
“Maksudmu?” Penunjukkan Data –mu pada tuturan tersebut merupakan
bentuk deiksis persona kedua tunggal dan
98. PKH191 √
berfungsi sebagai penunjukkan yang mengacu
pada lawan tutur yakni Vika.
“Sepertinya ada yang mengopi Penunjukkan Data –mu merupakan bentuk deiksis persona
kenanganmu, kemudian memberikan kedua tunggal dan berfungsi sebagai
99. PKH191 √
pada perempuan itu.” penunjukkan, pada tuturan tersebut mengacu
pada lawan tutur yakni Ren.
“Tapi monyet yang paling jelek pun Objek Data kamu merupakan bentuk deiksis persona
BPPH20
100. masih lebih cakep dari kamu.” √ kedua tunggal dan berfungsi sebagai objek
8
yang mengacu pada lawan tutur yakni Otok.
“Mestinya tadi kamu akting, terguling- Objek dan Data kamu pada tuturan tersebut merupakan
guling atau bilang kamu patah. Kita bisa subjek bentuk deiksis persona kedua tunggal dan
peras yang nabrak kamu itu, besok lagi, berfungsi sebagai objek yang mengacu pada
kalau kamu ketabrak, bilang kami!” lawan tutur yakni Otok. Data kita merupakan
BPPH21
101. √ √ bentuk deiksis persona pertama jamak dan
2
berfungsi sebagai subjek yang mengacu pada
penutur dan lawan tutur yakni Otok dan empat
pemuda preman. Data kami merupakan bentuk
deiksis persona pertama jamak dan berfungsi
393

sebagai subjek yang mengacu pada teman-


teman preman.
“Kalau ketahuan itu bukan darah, kita Subjek Data kita pada tuturan tersebut merupakan
bisa kena pasal 310.” bentuk deiksis persona pertama jamak dan
BPPH21
102. √ berfungsi sebagai subjek yang mengacu pada
5
penutur dan lawan tutur yaitu teman preman
dan pemimpin preman.
“Iya. Maksud saya, nama baik kita Subjek Data saya merupakan bentuk deiksis persona
sebagai penipu akan tercemarkan.” pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek
yang mengacu pada penutur yakni preman.
BPPH21 Data kita pada tuturan tersebut merupakan
103. √
5 bentuk deiksis persona pertama jamak dan
berfungsi sebagai subjek yang mengacu pada
penutur dan lawan tutur yakni teman
premannya.
“Saya intruksikan agar kalian tidak Subjek dan Data saya merupakan bentuk deiksis persona
melakuan hal-hal yang konyol di luar objek pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek
bisnis kita. Jangan tergoda mengambil yang mengacu pada penutur yakni pemimpin
telepon genggam, dompet, atau tas yang preman. Data kalian pada tuturan tersebut
ada di mobil korban. Jangan bikin merupakan bentuk deiksis persona kedua
BPPH21 kerusakan. Ingat, kita ini hanya jamak dan berfungsi sebagai objek yang
104. √ √
6 melakukan sedikit penipuan. Bukan mengacu pada lawan tutur yakni teman-teman
maling atau perusuh,” preman. Data kita merupakan bentuk deiksis
persona pertama jamak dan berfungsi sebagai
subjek yang mengacu pada penutur dan lawan
tutur yaitu pemimpin preman dan anak buah
preman.
“Kamu ini pemimpin preman atau Objek Data kamu merupakan bentuk deiksis persona
BPPH21 pemimpin partai politik?” kedua tunggal dan berfungsi sebagai objek
105. √
6 yang mengacu pada lawan tutur yaitu
pemimpin preman.
“Lho, meskipun kita ini hanya kelompok Subjek Data kita pada tuturan tersebut merupakan
BPPH21
106. preman, kita tidak boleh seperti partai √ bentuk deiksis persona pertama jamak dan
6
politik. Politisi boleh seperti preman, tapi berfungsi sebagai subjek yang mengacu pada
394

kita tidak boleh meniru politisi.” penutur dan lawan tutur yaitu pemimpin
preman dan anak buahnya.
“Beruntunglah kamu punya wajah jelek, Objek dan Data kamu merupakan bentuk deiksis persona
karena sangat potensial untuk bisa penunjukkan kedua tunggal dan berfungsi sebagai objek
dihina. Kamu bisa mendapatkan uang yang mengacu pada lawan tutur yakni Otok.
BPPH21
107. lebih banyak dengan wajah jelekmu itu.” √ Data –mu pada tuturan tersebut merupakan
8
bentuk deiksis persona kedua tunggal dan
berfungsi sebagai penunjukkan yang mengacu
pada lawan tutur yaitu Otok.
“Ketika menunggu di kantor polisi. Penunjukkan Data –ku merupakan bentuk deiksis perosna
BPPH21 Rasanya seperti mendengar suara pertama tunggal dan berfungsi sebagai
108. √
9 malaikat maut yang sedang mengabsen penunjukkan yang mengacu pada penutur
namaku agar antre ” yaitu Kang Oji.
“Saya hanya melaksanakan kewajiban Subjek Data saya merupaan bentuk deiksis persona
hukum untuk mendampingi dan pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek,
membela Otok, yang selama ini pada tuturan tersebut mengacu pada penutur
menerima perlakuan teror yang begitu yakni seorang pengacara.
BPPH22 mengerikan, sehingga hidupnya tak
109. √
0 pernah tenang karena berbagai
cemoohan, hinaan di luar batas
perikemanusiaan, makian, dan ujaran
permusuhan yang diterima bertahun-
tahun.”
“Wah kamu cakep banget hari ini, Objek Pada data kamu dalam tuturan tersebut
BPPH22 seperti pangeran Arab.” merupakan bentuk deiksis persona kedua
110. √
1 tunggal dan berfungsi sebagai objek yang
mengacu pada lawan tutur yakni Otok.
“Besok kamu ikut, kamu bereskan saja Objek dan Pada tuturan tersebut data kamu merupakan
secepatnya. Kita berangkat ke pantai subjek bentuk deiksis persona kedua dan berfungsi
menggunakan pesawat jet pribadi.” sebagai objek yang mengacu pada lawan tutur
KCBH22
111. √ √ yaitu bos perusahaan. Data kita merupakan
6
bentuk deiksis persona pertama jamak dan
berfungsi sebagai subjek yang mengacu pada
penutur dan lawan tutur yakni bos dan
395

sekretaris.
“Kamu nggak marah kan, Babe? Ini Objek dan Data kamu merupakan bentuk deiksis persona
mendadak banget. Aku harus ikut subjek kedua tunggal dan berfungsi sebagai objek
rombongan Menteri Perdagangan. yang mengacu pada lawan tutur yakni seorang
Makanya besok aku nggak mungkin ikut pemuda. Data aku pada tuturan tersebut
kamu. Kita atur lagi deh. Bener kan, merupakan bentuk deiksis persona pertama
KCBH22
112. kamu nggak marah? Makasih Babe.” √ √ tunggal dan berfungsi sebagai subjek yang
8
mengacu pada penutur yakni sekretaris. Data
kita merupakan bentuk deiksis persona
pertama jamak dan berfungsi sebagai subjek
yang mengacu pada penutur dan lawan tutur
yakni sekretaris dan seorang pemuda.
“Besok saya nggak jadi diving sama Subjek Pada tuturan tersebut data saya merupakan
KCBH22 teman-teman, jadi bisa pergi sama Tante. bentuk deiksis persona pertama tunggal dan
113. √
9 Saya juga udah kangen banget sama berfungsi sebagai subjek yang mengacu pada
Tante.” penutur yakni seorang pemuda.
“Mama nggak bisa datang, tapi mama Objek dan Data kamu dan –mu merupakan bentuk deiksis
bisa beliin tas itu. Kamu bisa merayakan penunjukkan persona kedua tunggal dan berfungsi sebagai
KCBH23
114. dengan kawan-kawanmu. Kalau ada √ objek, serat penunjukkan yang mengacu pada
0
mama, nanti teman-temanmu malah lawan tutur yakni seorang gadis.
rikuh. Iya mama pasti beliin tas itu.”
“Bener loh om, mumpung mama nggak Subjek Pada tuturan tersebut data saya merupakan
KCBH23 jadi. Besok setelah ama temen-temen. bentuk deiksis persona pertama tunggal dan
115. √
2 Saya pasti nemuin om. Pokonya saya berfungsi sebagai subjek yang mengacu pada
kepingin hanya berdua sama om.” penutur yakni seorang gadis.
“Besok kau ada waktu?” Objek Data kau merupakan bentuk deiksis persona
KCBH23 kedua tunggal dan berfungsi sebagai objek
116. √
4 yang mengacu pada lawan tutur yakni seorang
bos.
“kita harus ketemu” Subjek Data kita merupakan bentuk deiksis persona
KCBH23 pertama jamak dan berfungsi sebagai subjek
117. √
4 yang mengacu pada penutur dan lawan tutur
yakni bos dan istri seorang hakim.
396

“Minggu depan vonis akan diputuskan. Subjek Pada tuturan tersebut data saya merupakan
Ada kurir yang mesti saya temui. Tak bentuk deiksis persona pertama dan berfungsi
KCBH23
118. bisa diwakilkan. Begini repotnya kalau √ sebagai subjek yang mengacu pada penutur
5
berurusan dengan hukum yang yakni seorang bos.
berengsek.”
“Kok kamu diam Babe? Nggak seneng Objek dan Pada tuturan tersebut data kamu merupakan
ya aku bisa ikut kamu? Apa kamu mau subjek bentuk deiksis persona kedua tunggal yang
KCBH23 pergi sama yang lain ya?, yaudah, besok mengacu pada lawan tutur yakni seorang
119. √ √
6 aku ikut kamu. Aku sudah beli lingerie pemuda. Data aku merupakan bentuk deiksis
stripis dan kostum suster kok.” persona pertama dan berfungsi sebagai subjek
yang mengacu pada penutur yakni sekretaris.
“Itu saat saya umur 20 tahun. Basiyo 3 Subjek dan Pada tuturan tersebut data saya merupakan
tahun lebih muda dari saya. Saya bisa peunjukkan bentuk deiksis persona pertama tunggal dan
memahami kemarahannya. Siapa yang berfungsi sebagai subjek yang mengacu pada
akan sanggup terus-menerus dihantui penutur yaitu Mbah Ngabdul. Data –Nya
bayangan orang yang begitu dicinta merupakan bentuk deiksis persona ketiga dan
OTBTSL dalam keadaan terhina seperti itu, ta berfungsi sebagai penunjukkan yang mengacu
120. √ √
H251 berdaya, dan berpelepotan tahi? Bisa pada objek pembicaraan yaitu Basiyo.
saya bayangkan mimpi buruk dan
mengerikan yang mesti ditanggung
setiap malam. Sungguh saya sendiri tak
sanggup mengingat itu. Saya selalu
menangis.”
“ketika saya merasa tak lagi punya apa- Subjek Pada tuturan tersebut, data saya merupakan
apa, saya selalu diingatkan, semestinya bentuk deiksis persona pertama dan berfungsi
tak perlu merasa kehilangan apa-apa sebagai subjek yang mengacau pada penutur
OTBTSL
121. karena masih punya kebahagiaan. Meski √ yaitu Suparmi istri Basiyo.
H253
sedikit. Beras bisa habis. Tapi,
kebahagiaan itu rezeki yang tak akan
pernah habis dinikamati.”
“Kalau keringatku bau perengus kecut Penunjukkan Pada tuturan tersebut data –ku dan aku
OTBTSL ini, sebenarnya hanya untuk , subjek dan merupakan bentuk deiksis persona pertama
122. √ √
H253 membuktikkan, apakah kamu masih objek tunggal dan berfungsi sebagai subjek dan
perhatian sama aku. Kalau kamu masih penunjukkan yang mengacu pada penutur
397

mencium bauku, itu tandanya kamu yakni Basiyo. Data kamu merupakan bentuk
masih perhatian sama aku. Kan aku jadi deiksis persona kedua tunggal dan berfungsi
senang. Makanya, kalau kamu rajin sebagai objek yang mengacu pada lawan tutur
mandi, kamu malah tidak punya yakni Istrinya Suparmi.
kesempatan memperhatikan aku. Kamu
nanti marah, karena menganggap aku
tidak memberikan kesempatan kamu
untuk memperhatikanku.”
“kamu kan tahu sendiri, nggak mungkin Objek dan Pada tuturan tersebut data kamu merupakan
aku sama sinden. Aku dan sinden itu subjek bentuk deiksis persona kedua tunggal dan
beda keyakinan! Aku yakin mau, berfungsi sebagai objek yang mengacu pada
sementara dia yakin tidak mau.” lawan tutur yakni istri Basiyo. Data aku
merupakan bentuk deiksis persona pertama
OTBTSL
123. √ √ √ tunggal dan berfungsi sebagai penunjukkan
H256
yang mengacu pada penutur yakni Basiyo.
Data dia merupakan bentuk deiksis persona
ketiga tunggal dan berfungsi sebagai objek
yang mengacu pada objek pembicaraan yakni
sinden.
“Mbelegedesss… terserah, mau ngomong Subjek Data aku merupakan bentuk deiksis persona
OTBTSL apa pun aku tak percaya.” pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek
124. √
H256 yang mengacu pada penutur yakni Suparmi
istri Basiyo
“Yang jelas saya tidak ingin sepeda, Pak. Subjek Data saya merupakan bentuk deiksis persona
Biar saya yang kasih tebak-tebakan buat pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek
OTBTSL bapak. Nanti kalau berhasil menebak, yang mengacu pada penutur yakni Basiyo.
125. √
H264 saya kasih sepeda. Bukan sepeda ontel.
Sepeda roda tiga, Pak. lumayan buat
cucu Bapak.”
“Mungkin Pak Basiyo bisa cerita, kenapa Subjek Data kita merupakan bentuk deiksis persona
Pak Basiyo tak bisa tertawa dan sedih pertama jamak dan berfungsi sebagai subjek
OTBTSL
126. lagi. Pak Basiyo mendapatkan √ yang mengacu pada penutur dan lawan tutur
H265
kehormatan Bintang Maha Putera Utama yakni pak presiden dan pak presiden.
karena Pak Basiyo rakyat yang patut di
398

contoh. Rakyat teladan. Rakyat yang


baik karena tak lagi bisa sedih dengan
segala macam penderitaan. Kalau semua
rakyat di negeri ini seperti Pak Basiyo,
pasti negara kita cepat maju. Jelaskan
kenapa, Pak Basiyo tak bisa tertawa
lagi?”
“Coba kalau nanti benar-benar mati jadi Subjek Pada tuturan tersebut data kita merupakan
pahlawan, pasti nggak mau kenal sama bentuk deiksis persona pertama jamak dan
OTBTSL
127. kita. Dasar orang aneh. Pura-pura saja √ berfungsi sebagai subjek yang mengacu pada
H266
suka perhatian, nggak ingin dapat pujian. penutur dan lawan tutur yakni warga sekitar
Dasar pelawak tolol sok.” rumah Basiyo.
“Sidang bisa dilanjutkan, karena ini Penunjuk Data ini merupakan bentuk deiksis ruang atau
bukan menyangkut dakwaan. Kita hanya umum tempat dan berfungsi sebagai penunjuk umum.
128. SMH21 ingin meminta kesaksian secara terbuka.” √ Pada tuturan tersebut data ini mengacu pada
tempat terjadinya tuturan yaitu berada di
ruang sidang.
“Tidak penting apa pendapatnya, sidang Penunjuk Pada tuturan tersebut data ini merupakan
ini hanya ingin tahu kesaksiannya.” umum bentuk deiksis ruang atau tempat dan
129. SMH22 √ berfungsi sebagai penunjuk umum yang
mengacu pada tempat terjadinya tuturan yaitu
berada dalam ruangan sidang.
“Saudara Saksi Mata, sekali lagi kami Penunjuk Pada tuturan tersebut data pengadilan
peringatkan, jangan membuat gaduh geografi merupakan bentuk deiksis ruang atau tempat
130. SMH22 pengadilan. Makin kamu sering √ dan berfungsi sebagai penunjuk geografi yang
menggonggong, hanya membuktikan mengacu pada letak tuturan tersebut terjadi
kekuatanmu.” yaitu di sebuah pengadilan.
“Karena itulah saya perintahkan saudara Penunjuk Data di ruang sidang ini merupakan bentuk
Saksi Mata tak terlalu sering geografi deiksis ruang atau tempat dan berfungsi
131. SMH22 menggonggong di ruang sidang ini, √ sebagai penunjuk geografi yang mengacu pada
paham?” letak sebuah tuturan tersebut terjadi yaitu
berada di ruang persidangan.
“Kami ingin mendengar pendapat para Penunjuk Pada tuturan tersebut data persidangan ini.
132. SMH23 √
ahli yang terhormat, agar kami yakin umum Data ini merupakan bentuk deiksis ruang atau
399

dengan kesaksian yang akan tempat dan berfungsi sebagai penunjuk umum
disampaikan Saksi Mata dalam yang mengacu pada tempat tuturan tersebut
persidangan ini.” terjadi yakni di sebuah persidangan.
“Karena pada prinsip, seluruh ekspresi Penunjuk Pada tuturan tersebut data persidangan ini
Saksi Mata adalah tanda, yang umum merupakan bentuk deiksis ruang atau tempat
mengandung makna komunikasi. Bahkan dan berfungsi sebagai penunjuk umum yang
tinggi rendah keras kecilnya suara ketika mengacu pada lokasi tuturan berlangsung
133. SMH26 ia menggonggong adalah komunikasi. √ yaitu berada dalam ruang persidangan.
Dalam konteks semiotika inilah, saya
yakin, saksi mata mengerti kenapa ia
menjadi saksi kunci dalam persidangan
ini.”
“Menganggapnya sebagai kambing hitam Penunjuk Pada tuturan tersebut data ini merupakan
saja sudah merupakan penghinaan bagi umum bentuk deiksis ruang atau tempat dan
dirinya, karena Saksi Mata bukan berfungsi sebagai penunjuk umum. Data ini
kambing, melainkan anjing. Anjing yang mengacu pada lokasi tuturan tersebut
134. SMH29 harus menghormati hak-hak √ berlangsung yaitu berada dalam ruang
keanjingannya. Pengadilan ini tak lebih pengadilan.
pertunjukkan topeng monyet, dan anjing
itu hanyalah korban persekongkolan
jahat”
“Biasanya sih, rata-rata, warga di sini Penunjuk Pada tuturan tersebut, data di sini merupakan
memilih paket sedarhana ini. Harga- tempat bentuk deiksis ruang atau tempat dan
harganya masih terjangkau. Kapur barus, berfungsi sebagai penunjuk tempat yang
kembang, daun pandan, itu satu paket. mengacu pada letak tuturan tersebut terjadi
Malah nanti dapat gratis minyak wangi yaitu berada di rumah Sipon yang letaknya
cap Duyung. Jenis-jenis kain kafannya dekat dengan penutur. Data di situ merupakan
MSSPH4
135. juga bisa Ibu pilih sendiri. Saya kira √ bentuk deiksis ruang tau tempat dan berfungsi
1
kalau ambil paket setengah harga yang sebagai penunjuk tempat, pada tuturan
ini juga menarik. Di situ, tertulis jenis tersebut mengacu pada letak jenis-jenis kain
kain kafannya memang tak terlalu halus, kafan yang diberikan kepada bu sipon, data ini
tapi ya tidak terlalu kasar amat. Juga letaknya agak jauh dari penutur.
nisannya, tidak dari batu, tapi dari kayu.
Nisan kayu malah lebih banyak pilihan.
400

Mau dari kayu apa? Mahoni, nangka atau


randu? Tapi kalau nisanya dari kayu
randu nanti cepat lapuk, Bu. Saya
sarankan cukup kayu mahoni saja. Ini
hanya saran lho, ya. Siapa tau Ibu malah
pinginnya nisan kayu jati, kita memang
harus memberi yang terbaik pada yang
mati apalagi almarhum suami Ibu ini kan
penyair. Kita harus memakamkannya
secara layak. Apa kata dunia kalau
penyair hebat seperti suami Ibu
dimakamkan dengan upacara yang biasa-
biasa saja? Makannya, Bu, saya sarankan
lebih baik Ibu ambil paket kematian yang
premium ini, biar prosesi pemakamannya
megah begitu…”
“Ibu nggak usah bingung begitu. Saya ini Penunjuk Data sini pada tuturan tersebut merupakan
kan ya hanya membantu, agar Ibu tidak tempat bentuk deiksis ruang atau tempat dan
repot. Kalau perlu, Ibu tinggal duduk berfungsi sebagai penunjuk tempat yang
tenang menikmati kesedihan. Biar semua mengacu letak tuturan tersebut terjadi yaitu
ini nanti saya dan warga yang urus. berada di rumah Sipon yang dekat dengan
Kebetulan ada warga sini yang punya penutur. Data di sini merupakan bentuk
event organizer pemakaman. Ibu tinggal deiksis ruang atau tempat dan berfungsi
siapkan dana, semua beres. Oh ya, kalau sebagai penunjuk tempat yang mengacu pada
MSSPH4
136. Ibu mau warga di sini yang mau √ lokasi tuturan tersebut terjadi yaitu berada di
2
mengurukan pemakamannya ya tak apa- rumah Sipon.
apa, biasanya mereka dapat lima puluh
ribu per orang ibu butuh berapa orang?
Serahkan saja duitnya sama saya. Biar
saya yang bantu bagikan pada mereka.
Kalau duitnya dikasih orang lain nanti
malah di korupsi. Bagaimana Bu? Ibu
mau pilih paket kematian yang mana?”
137. MSSPH4 “Bagaimana bu? Mau dimakamkan jam √ Penunjuk Pada tuturan tersebut terdapat bentuk deiksis
401

3 berapa? Baiknya cepetan. Jangan sampai tempat ruang atau tempat yang berada dekat dengan
menginap, tidak baik. Saya sudah penutur yaitu di sini. Data di sini berfungsi
siapkan orang-orang buat memandikan. sebagai penunjuk tempat mengacu pada lokasi
Tapi ya itu, Bu, mohon kepastian lebih tuturan tersebut terjadi yaitu warga yang
dulu., kira-kira ibu ada dana berapa buat berada di sekitar rumah ibu Sipon.
mereka. Ya seikhlasnya saja. Ini saya
hanya menyampaikan saja lho ya. Tapi
ya memang sudah kebiasaan di sini. Ibu
tahu sendiri. Ongkos orang mati memang
tidak sedikit. Sekarang ini, kalau tidak
ada duit, ya jarang mau datang
membantu. Semakin banyak yang datang
semakin banyak yang mendoakan, itu
semakin baik buat almarhum. Biar
husnul khotimah.”
“daripada terus keluyuran begitu, kan Penunjuk Data begitu merupakan bentuk deiksis ruang
MSSPH5 lebih baik memperbanyak ibadah.” umum dan berfungsi sebagai penunjuk umum yang
138. √
2 mengacu pada letak tuturan tersebut terjadi
yaitu di dekat pos ronda.
“Sini, pastilah kematian lebih asyik bila Penunjuk Data sini merupakan bentu deiksis ruang atau
dinikmati sambil ngopi.” tempat tempat dan berfungsi sebagai penunjuk tempat
yang letaknya dekat dengan penutur, data
MSSPH5
139. √ tersebut mengacu pada peristiwa tuturan
2
terjadi yaitu berada di sebuah di sebuah pos
ronda.

“Korupsi itu bukan soal adanya Penunjuk Data bangsa ini merupakan bentuk deiksis
kesempatan, melainkan soal giliran. Pada umum ruang dan tempat dan berfungsi sebagai
akhirnya semua akan korupsi. Membenci penunjuk umum. Data ini mengacu pada letak
140. KKTH73 koruptor hanya akan menghabiskan √ tuturan tersebut terjadi yaitu berada di negara
energi bangsa ini. Lebih baik kita mulai indonesia.
memikirkan cara terbaik, bagaimana agar
keahlian dan kepintaran kita dalam
402

korupsi ini menjadi ke unggulan


bangsa.”
“Saya, dengan penuh kesadaran, memilih Penunjuk Pada tuturan tersebut data ini merupakan
sel ini.” geografi bentuk deiksis ruang atau tempat dan
berfungsi sebagai penunjuk geografi yang
141. KKTH76 √
letaknya dekat dengan penutur, data tersebut
mengacu pada lokasi tempat tuturan terjadi
yaitu berada dalam sebuah sel.
“Mereka sudah menyiapkan sel besar, Penunjuk Pada tuturan tersebut data ini merupakan
dengan perabot lengkap, kulkas dan geografi bentuk deiksis ruang dan berfungsi sebagai
televisi, tapi saya menolak. Saya tak penunjuk geografi yang letaknya dekat dengan
seperti koruptor lain yang manja, yang di penutur, data ini mengacu pada ruangan sel
142. KKTH76 √
penjara pun ingin menikmati fasilitas sempit yang di tempatinya saat di dalam
mewah. Sel sempit ini justru membuat penjara.
saya bersyukur, karena saya bisa jadi
merenung. Lihatlah sel ini mirip gua.”
“Kuharap kalian tak keberatan ia tinggal Penunjuk Data di sini pada tuturan tersebut merupakan
di sini. Ia diusir dari surga…” tempat bentuk deiksis ruang dan berfungsi sebagai
143. KTAH93 √ penunjuk tempat yang letaknya dekat dengan
penutur. Data tersebut mengacu pada lokasi
tuturan berlangsung yaitu di kuburan.
“benat-benar beruntung kita punya Penunjuk Data ini pada tuturan tersebut merupakan
tetangga sebaik Pak Kor. Meski kaya umum bentuk deiksis ruang atau tempat dan
beliau tidak sombong. Ia masih mau berfungsi sebagai penunjuk umum yang
144. KTAH98 menyempatkan menengok kita yang √ letaknya dekat dengan penutur. Data tersebut
melarat. Kalau semua orang kaya di mengacu pada lokasi sebuah tuturan yaitu di
negeri ini sebaik pak Kor, pasti nggak negara indonesia.
ada orang miskin kelaparan.”
“Ingat setelah banjir tahun lalu, siapa Penunjuk Pad atuturan tersebut data jalan di depan gang
yang langsung memperbaiki jalan di geografi merupakan deiksis ruang dan berfungsi
KTAH10 depan gang kita yang rusak penuh sebagai penunjuk geografi yang megacu pada
145. √
6 genangan air? Pak Kor, kan! Tiap letak tuturan tersebut terjadi yaitu berada pada
menjelang Lebaran rumah Pak Kor juga sebuah gang. Data kampung pada tuturan
terbuka buat kita, kita selalu diundang tersebut merupakan bentuk deiksis ruang dan
403

makan-makan dan dapat pembagian berfungsi sebagai penunjuk geografi yang


beras, meskipun cuma beras miskin. Tiap mengacu pada letak tuturan tersebut terjadi
kampung kita ada acara, dari tujuh yaitu berada di sebuah permukiman warga.
belasan sampai perayaan Mauladan, Pak
Kor juga selalu ngasih sumbangan.
“Percayalah, penjara bukanlah tempat Penunjuk Pada tuturan tersebut data penjara merupakan
yang menyeramkan bagi koruptor.” geografi bentuk deiksis ruang atau tempat dan
LPKH12
146. √ berfungsi sebagai penunjuk geografi yang
0
mengacu pada tuturan tersebut terjadi yaitu
berada dalam sebuah penjara.
“Kau bisa berkenalan dengan orang- Penunjuk Pada tuturan tersebut data di sini merupakan
orang terhormat di sini. Kesempatan tempat bentuk deiksis ruang atau tempat dan
LPKH12 langka, yang mungkin tak akan bisa kau berfungsi sebagai penunjuk tempat yang
147. √
2 dapatkan bila kau masih di luar sana.” letaknya dekat dengan penutur dan mengacu
Sarusi tersenyum pada tempat tuturan tersebut terjadi yaitu
berada pada sebuah sel tahanan penjara.
“Kamu pasti pernah dengar lelucon Penunjuk Pada tuturan tersebut data di sini merupakan
tentang pencuri motor, yang begitu tempat bentuk deiksis ruang atau tempat dan
masuk penjara akan makin pintar. Ketika berfungsi sebagai penunjuk tempat yang
keluar, ia tak lagi menjadi pencuri motor, letaknya dekat dengan penutur dan mengacu
tetapi pencuri mobil. Pintar-pintarlah pada tempat tuturan tersebut terjadi yaitu
bergaul di sini, maka kamu akan makin berada pada sebuah sel tahanan penjara.
LPKH12
148. cerdas. Kalau sebelumnya kamu hanya √
3
mengambil ratusan juta, begitu keluar,
kamu akan tahu bagaimana caranya
menilap ratusan miliar. Anggap saja
kamu sedang sekolah S2 atau S3 di sini
dan nanti keluar sekaligus lulus dengan
gelar doktor humoris causa.”
“Di sini, kita memang seperti pemimpin Penunjuk Data di sini pada tuturan tersebut merupakan
dan pejuang zaman dulu, yang punya tempat bentuk deiksis ruang atau tempat dan
LPKH12
149. kesamaan nasib dan perjuangan.” Ujar √ berfungsi sebagai penunjuk tempat yang
7
Sarusi letaknya dekat dengan penutur dan mengacu
pada tempat tuturan tersebut terjadi yaitu
404

berada pada sebuah sel tahanan penjara.


“Karena semua pemimpin masuk Penunjuk Pada tuturan tersebut data ini merupakan
penjara ini.” geografis bentuk deiksis ruang atau tempat dan
LPKH13
150. √ berfungsi sebagai penunjuk geografi yang
2
mengacu pada letak tuturan tersebut terjadi
yaitu berada dalam sebuah penjara.
“Berarti Pak Sugeng kurang gendut Penunjuk Data ke sini pada tuturan tersebut merupakan
dong, makanya masuk ke sini.” tempat bentuk deiksis ruang atau tempat dan
LPKH13 berfungsi sebagai penunjuk tempat yang
151. √
3 letaknya dekat dengan penutur dan mengacu
pada tempat tuturan tersebut terjadi yaitu
berada pada sebuah sel tahanan penjara.
“Emmm, dalam kasusmu, amu menutupi Penunjuk Pada tuturan tersebut data di sini merupakan
banyak fakta, sehingga hanya kamu tempat bentuk deiksis ruang atau tempat dan
sendiri yang masuk penjara. Kamu berfungsi sebagai penunjuk tempat yang
melindungi semua atasanmu yang letaknya dekat dengan penutur dan mengacu
LPKH13 terlibat. Oleh meraka yang pada tempat tuturan tersebut terjadi yaitu
152. √
8 diselamatkanmu, kamu dianggap hebat. berada pada sebuah sel tahanan penjara.
Tapi, bagi kawan-kawan di sini, kamu
hanyalah seorang pengecut. Karena tak
pernah berani menyebutkan nama-nama
yang ikut korupsi denganmu.”
“Aku kenal orang miskin yang jadi Penunjuk Pada tuturan tersebut data di panggung
pelawak. Bertahun-tahun ia jadi pelawak, geografi merupakan bentuk deiksis ruang atau tempat
POMBH
153. tapi tak pernah ada yang tersenyum √ dan berfungsi sebagai penunjuk geografi yang
142
menyaksikannya di panggung. Baru mengacu pada letak pelawak saat melakukan
ketika ia mati, semua orang tertawa.” lawakannya.
“Tidak. Semua jadi pengemis di kampus Penunjuk Pada tuturan tersebut data itu merupakan
itu.” geografi bentuk deiksis ruang dan berfungsi sebagai
POMBH
154. √ penunjuk geografi yang mengacu pada sebuah
144
tuturan yaitu pengemis yang berada di sebuah
kampus.
155. POMBH “Kalau tetpa miskin, malah banyak √ Penunjuk Pada tuturan tersebut data di negeri ini
405

153 gunanya kn? Biar ada yang terus geografis merupakan bentuk deiksis ruang dan berfungsi
berdesak-desakan dan saling injak stiap sebagai penunjuk geografi yang mengacu pada
kali ada pembagian beras dan letak tuturan tersebut yaitu berada dalam
sumbangan. Biar ada yang terus ditipu sebuah negara yang banyak orang miskin.
setiap menjelang pemilu. Itulah
sebabnya, kenapa di negeri ini orang
miskinterus dikembangkanbiakan dan
dibudidayakan.”
“Saya sudah bilang ke kawan-kawan, Penunjuk Pada tersebut data penjara merupakan bentuk
biar saya saja yang masuk penjara, tapi geografis deiksis ruang atau tempat dan berfungsi
DTPMS mereka tak mau. Saya yakin, mereka sebagai penunjuk geografi yang mengacu pada
156. √
KHH164 semua sudah bersengkongkol hendak lokasi yang jauh dari penutur yaitu
mengorbankan kamu.” Sarmin mencerikatakan teman-temannya yang berada
menyalakan sebatang rokok. dalam penjara.
“kita bisa bertukar seperti. Biar jiwa Penunjuk Pada tersebut data di penjara merupakan
kamu pindah sementara ke tubuh saya. geografi bentuk deiksis ruang atau tempat dan
Jadi ketika nanti dipenjara, senbenarnya berfungsi sebagai penunjuk geografi yang
DTPMS
157. yang dipenjara adalah saya. Karena jiwa √ mengacu pada lokasi yang jauh dari penutur
KHH165
kamu tetap bebas di tubuh saya.” yaitu menceritakan kemungkinan bahwa
mereka bertukar tubuh dan hidup di dalam
penjara.
“Aku hanya ingin sejenak menikmati Penunjuk Pada tuturan tersebut data ini merupakan
kenangan di meja ini. Semoga kau tak umum bentuk deiksis ruang dan berfungsi sebagai
158. PKH185 keberatan.” √ penunjuk umum yang mengacu pada letak
tuturan tersebut yaitu berada di sebuah
restoran yang terdapat meja.
“Kau tahu, hanya dengan kenangan kita Penunjuk Data ini pada tuturan tersebut merupakan
bisa menikmati kembali kebahagiaan umum bentuk deiksis ruang dan berfungsi sebagai
yang telah hilang. Karena itulah kita suka penunjuk umum yang mengacu pada letak
159. PKH187 √
merayakan kenangan. Lima tahun lalu, tuturan tersebut yaitu berada di sebuah
lelaki yang kucintai melamarku di meja restoran yang terdapat meja.
ini.”
“Aku yakin, kau datang ke sini juga Penunjuk Pada tuturan tersebut data ke sini merupakan
160. PKH188 √
ingin menikmati kenanganmu bukan. tempat
406

Kau bisa menceritaan kenanganmu, bila bentu deiksis ruang atau tempat dan berfungsi
tak keberatan.” sebagai penunjuk tempat yang letaknya dekat
dengan penutur yang mengacu pada tuturan
tersebut di ujarkan yaitu berada di sebuah
restoran.

“Ketika menunggu di kantor polisi. Penunjuk Data di kantor polisi merupakan bentuk
Rasanya seperti mendengar suara geografi deiksis ruang atau tempat dan berfungsi
BPPH21
161. malaikat maut yang sedang mengabsen √ sebagai penunjuk geografi yang mengacu pada
9
namaku agar antre ” lokasi tuturan tersebut terjadi yaitu penutur
berada di kantor polisi.
“Besok kamu ikut, kamu bereskan saja Penunjuk Pada tuturan tersebut data ke pantai
secepatnya. Kita berangkat ke pantai geografi merupakan bentuk deiksis ruang atau tempat
BPPH22
162. menggunakan pesawat jet pribadi.” √ dan berfungsi sebagai penunjuk geografi yang
6
mengacu pada tujuan tuturan tersebut yaitu
pergi ke pantai.
“Sudah saatnya memang, negeri ini Penunjuk Pada tuturan tersebut data negeri ini
mempunyai pahlawan seorang pelawak.” geografi merupakan bentuk deiksis ruang dan berfungsi
OTBTSL sebagai penunjuk geografi yang mengacu pada
163. √
H263 letak tuturan tersebut yaitu berada dalam
sebuah negara yang kekurangan pahlawan
seorang pelawak.
“Mungkin Pak Basiyo bisa cerita, kenapa Penunjuk Pada tuturan tersebut data ini merupakan
Pak Basiyo tak bisa tertawa dan sedih geografi bentuk deiksis ruang dan berfungsi sebagai
lagi. Pak Basiyo mendapatkan penunjuk geografi yang mengacu pada letak
kehormatan Bintang Maha Putera Utama tuturan tersebut yaitu berada dalam sebuah
karena Pak Basiyo rakyat yang patut di negara yang ingin mempunyai rakyat yang
OTBTSL
164. contoh. Rakyat teladan. Rakyat yang √ maju dan berkembang
H265
baik karena tak lagi bisa sedih dengan
segala macam penderitaan. Kalau semua
rakyat di negeri ini seperti Pak Basiyo,
pasti negara kita cepat maju. Jelaskan
kenapa, Pak Basiyo tak bisa tertawa
407

lagi?”
“Yang Mulia, bukankah ini berlebihan Penunjuk Pada tuturan tersebut data saat ini merupakan
dan tak masuk akal, kita menghadirkan waktu kini bentuk deiksis waktu dan berfungsi sebagai
165. SMH21 Saksi Mata, sedangkan sampai saat ini √ penunjuk waktu kini yang mengacu pada
kita belum menemukan siapa tuturan tersebut terjadi yaitu siang hari di
terdakwanya?” ruang pengadilan.
“Ia memang terlihat sedikit gugup, Penunjuk Data saat ini pada tuturan tersebut merupakan
terkesan ragu-ragu, tetapi itu tidak waktu kini bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk
menandakan kalau ia menyimpan waktu kini yang mengacu pada waktu tuturan
166. SMH24 kebohongan. Saya telah mengenal √
tersebut terjadi yaitu siang hari yang
banyak wajah yang begitu jujur, tapi
rasanya tak ada yang melebihi kejujuran menjelaskan kondisi saudara Saksi Mata.
saudara Saksi Mata saat ini.”
“Kalau ngerti kamu mati duluan begini, Penunjuk Data dulu pada tuturan tersebut merupakan
mana mungkin dulu saya mau kawin waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk
MSSPH3 sama kamu. Mestinya, kalau mau mati lampau waktu lampau yang menjelaskan kejadian
167. √
6 bilang-bilang, biar ada persiapan, jangan sebelum tuturan terjadi, yang mengenang
mendadak begini, bikin repot saja,” kkehidupan suaminya terdahulu.
gerutu istrinya.
“Aku tak mau ketika puisi datang Penunjuk Pada tuturan tersebut data setiap hari
MSSPH3 menemuiku, aku sedang tertidur. Pastilah waktu relatif merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai
168. √
8 puisi kecewa kalau menjumpai penyair penunjuk waktu relatif yang menyatakan
yang setiap hari kerjanya hanya tidur” aktivitas penyair yang hanya tidur.
“Biasanya sih, rata-rata, warga di sini Penunjuk Pada tuturan tersebut data nanti merupakan
memilih paket sedarhana ini. Harga- waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk
harganya masih terjangkau. Kapur barus, mendatang waktu mendatang yang mengacu pada waktu
kembang, daun pandan, itu satu paket. setelah tuturan terjadi yaitu esok harinya
Malah nanti dapat gratis minyak wangi mendapatkan gratis minyak wangi dan kayu
MSSPH4
169. cap Duyung. Jenis-jenis kain kafannya √ randu yang cepat lapuk.
1
juga bisa Ibu pilih sendiri. Saya kira
kalau ambil paket setengah harga yang
ini juga menarik. Di situ, tertulis jenis
kain kafannya memang tak terlalu halus,
tapi ya tidak terlalu kasar amat. Juga
408

nisannya, tidak dari batu, tapi dari kayu.


Nisan kayu malah lebih banyak pilihan.
Mau dari kayu apa? Mahoni, nangka atau
randu? Tapi kalau nisanya dari kayu
randu nanti cepat lapuk, Bu. Saya
sarankan cukup kayu mahoni saja. Ini
hanya saran lho, ya. Siapa tau Ibu malah
pinginnya nisan kayu jati, kita memang
harus memberi yang terbaik pada yang
mati apalagi almarhum suami Ibu ini kan
penyair. Kita harus memakamkannya
secara layak. Apa kata dunia kalau
penyair hebat seperti suami Ibu
dimakamkan dengan upacara yang biasa-
biasa saja? Makannya, Bu, saya sarankan
lebih baik Ibu ambil paket kematian yang
premium ini, biar prosesi pemakamannya
megah begitu…”
“Ibu nggak usah bingung begitu. Saya ini Penunjuk Pada tuturan tersebut data nanti merupakan
kan ya hanya membantu, agar Ibu tidak waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk
repot. Kalau perlu, Ibu tinggal duduk mendatang waktu mendatang yang tuturannya terjadi
tenang menikmati kesedihan. Biar semua setelah tuturan berlangsung, pada data itu data
ini nanti saya dan warga yang urus. nanti mengacu pada keesokan harinya urusan
Kebetulan ada warga sini yang punya pamakaman akan di urus oleh Pak Rt dan
event organizer pemakaman. Ibu tinggal lebih baik uang dai Ibu Sipon diberikan
MSSPH4 siapkan dana, semua beres. Oh ya, kalau kepada Pak Rt agar tidak di korupsi.
170. √
2 Ibu mau warga di sini yang mau
mengurukan pemakamannya ya tak apa-
apa, biasanya mereka dapat lima puluh
ribu per orang.ibu butuh berapa orang?
Serahkan saja duitnya sama saya. Biar
saya yang bantu bagikan pada mereka.
Kalau duitnya dikasih orang lain nanti
malah di korupsi. Bagaimana Bu? Ibu
409

mau pilih paket kematian yang mana?”


“Bagaimana bu? Mau dimakamkan jam Penunjuk Data dulu pada tuturan tersebut merupakan
berapa? Baiknya cepetan. Jangan sampai waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk
menginap, tidak baik. Saya sudah lampau dan waktu lampau yang mengacu pada waktu
siapkan orang-orang buat memandikan. penunjuk sebelum terjadinya ujaran yaitu memastikan
Tapi ya itu, Bu, mohon kepastian lebih waktu kini untuk memilih paket kematian. Data sekarang
dulu, kira-kira ibu ada dana berapa buat ini merupakan bentuk deiksis waktu dan
mereka. Ya seikhlasnya saja. Ini saya sebagai penunjuk waktu kini yang mengacu
MSSPH4 hanya menyampaikan saja lho ya. Tapi pada waktu tuturan tersebut terjadi.
171. √
3 ya memang sudah kebiasaan di sini. Ibu
tahu sendiri. Ongkos orang mati memang
tidak sedikit. Sekarang ini, kalau tidak
ada duit, ya jarang mau datang
membantu. Semakin banyak yang datang
semakin banyak yang mendoakan, itu
semakin baik buat almarhum. Biar
husnul khotimah.”
“Kalau kau memang penyair, ya nulislah Penunjuk Pada tuturan tersebut data sebulan
puisi. Biar dapat honor! Jangan hanya waktu relatif merupaakan betuk deiksis waktu dan sebagai
MSSPH4 bengong seperti itu,” suara istrinya penunjuk waktu relatif yang mengacu pada
172. √
8 meninggi. “Kalau sebulan kamu bisa
waktu yang pasti dalam menulis puisi.
menulis sepuluh puisi saja, kan
lumayan.”
“Coba dulu sering ikut nongkrong Penunjuk Data dulu pada tuturan tersebut merupakan
begini.” waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk
MSSPH5
173. √ lampau waktu lampau yang mengacu pada waktu
2
sebelum terjadinya ujaran yaitu ketika roh
penyair masih hidup.
“Bener? Nanti takut………….” Penunjuk Pada tuturan tersebut data nanti merupakan
MSSPH5 waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk
174. √
6 mendatang waktu mendatang yang tuturannya terjadi
setelah tuturan berlangsung.
MSSPH5 “Dilanjutkan besok malam saja ya Penunjuk Data besok malam merupakan bentuk deiksis
175. √
9 ceritanya.” waktu
410

mendatang waktu dan sebagai penunjuk waktu mendatang


yang mengacu setelah tuturan terjadi yaitu
esok hari untuk melanjutkan ceritanya.

“Mengakui semua ini justru membuat Penunjuk Pada tuturan tersebut data nanti merupakan
saya merasa lega, daripada harus capai- waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk
capai membela diri. Saya tak akan mendatang waktu mendatang yang tuturannya terjadi
membantah. Kalaupun nanti harus ada
setelah tuturan berlangsung yaitu bantahan
yang dibantah, biarlah itu menjadi tugas
dan tanggung jawab para pengacara saya. seorang korupsi ketika sidang terjadi.
176. KKTH72 Karena memang untuk itulah mereka √
dibayar. Saya akan berjuang bersama-
sama kalian, seluruh rakyat, untuk bahu-
membahu memberantas korupsi. Jangan
sampai kalian ikut-ikut korupsi. Korupsi
itu buruk! Yang baik ya yang tidak
ketahuan.”
“Sebagai mantan daripada koruptor yang Penunjuk Pada tutran tersebut data hari ini merupakan
baik, pertama-tama izinkanlah daripada waktu kini bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk
saya mengucapken daripada puja dan waktu kini yang mengacu pada tuturan
puji syukur kepada Tuhan yang Maha
tersebut terjadi yaitu hari itu juga.
Esa, karena telah memberiken daripada
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
177. KKTH74 √
sampai hari ini masih banyak dari
kolega-kolega saya yang bisa dengan
tenang terus melaksanaken daripada
korupsinya secara baik dan tenang.
Semoga dilempangakan jalannya, dan di
terima di sisi Tuhan.”
“Para koruptor sekarang ini begitu Penunjuk Pada tuturan tersebut, data sekarang ini
178. KKTH77 rakus, buas, dan tak punya etika.” √ waktu kini merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai
penunjuk waktu kini yang mengacu pada saat
411

tuturan tersebut di ujarkan.

“Ya, seni adiluhung. Korupsi itu perlu Penunjuk Pada tuturan tersebut data setiap hari
kehalusan budi. Dengan alus mengambil waktu relatif merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai
sesuatu tanpa seorang pun tahu. Mencuri, penunjuk waktu relatif yang mengacu pada
tapi yang dicuri tak pernah merasa kalau
aktivitas secara rutin teman koleganya
dirinya dicuri. Jadi, sekali lagi, korupsi
itu seni. Saya punya ilustrasi untuk terhadap burung peliharaannya.
menggambarkan ini. Saya punya kolega,
yang memelihara burung kutilang. Saya
179. KKTH78 heran, kenapa dia setiap hari melatih √
burung kutilang itu bernyanyi. Lalu dia
menyanyikan sebuah lagu anak-anak.
Kau pasti tahu lagu anak Burung
Kutilang kan? Di pucuk pohon cemara,
burung kutilang bernyanyi, bersiul-siul
sepanjang hari dengan tak jemu-jemu…
mengangguk-ngangguk sambil berseru
triliiiii….trilililiiiii….”
“Saya bicara tentang seni korupsi yang Penujuk Pada tuturan tersebut data kini merupakan
kini diabaikan oleh para korptor itu!” waktu kini bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk
180. KKTH79 √
waktu kini yang mengacu pada waktu tuturan
tersebut terjadi.
“semua yang tadi dikatakan boleh Penunjuk Pada tuturan tersebut data nanti merupakan
dimasukkan bigrafi itu nanti? waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk
mendatang waktu mendatang yang mengacu setelah
181. KKTH79 √ tuturan tersebut terjadi yaitu semua
uacapannya kepada wartawan akan di catat
tanpa ada yang tertiggal.

“Celanaku sedang kupinjamkan pada Penunjuk Pada tuturan tersebut data sekarang ini
182. KTAH92 Tuhan. Ia lebih membutuhkan. Malu kan, √ waktu kini merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai
kalau Ia ketemu orang tak memakai penunjuk waktu kini yang mengacu pada
412

celana. Ku pinjamkan celanaku, agar tuturan tersebut terjadi saat itu juga.
Tuhan terlihat santun. Apalagi sekarang
ini lagi musim banyak orang yang
katanya begitu mencintai Tuhan.”
“Kalau keadaannya begini, saya mau Penunjuk Pada tuturna tersebut data tiap hari
bertukar nasib dengan anjing itu. waktu relatif merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai
Setidaknya anjing itu kini hidupnya jauh penunjuk waktu relatif yang mengacu pada
lebih nyaman. Tinggal di rumah mewah.
aktivitas sehari-hari yang dirasakan oleh
Tiap hari dapat makan enak. Kabarnya
kalau makan daging pun selalu daging anjing milik Pak Kor.
impor. Kamu tahu, berapa biaya makan
KTAH10 untuk anjing itu? Bisa buat biaya makan
183. √
1 kita berbulan-bulan. Baru sakit sedikit
saja, Pak Kor langsung membawa anjing
itu ke dokter. Padahal kamu tahu sendiri,
itu Mak Jumi yang rumahnya di pojok
gang itu, sudah bertahun-tahun tergolek
digerogoti berbagai macam penyakit,
jangankan ke dokter, beli sebiji obat pun
kagak mampu.”
“Ingat setelah banjir tahun lalu, siapa Penunjuk Pada tuturan tersebut data tahun lalu
yang langsung memperbaiki jalan di waktu merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai
depan gang kita yang rusak penuh lampau dan penunjuk waktu lampau yang mengacu pada
genangan air? Pak Kor, kan! Tiap penunjuk
sebelum waktu terjadinya ujaran yaitu banjir
menjelang Lebaran rumah Pak Kor waktu relatif
juga terbuka buat kita, kita selalu yang dialami dahulu. Data taip menjelang
KTAH10 diundang makan-makan dan dapat lebaran merupakan bentuk deiksis waktu dan
184. √
6 pembagian beras, meskipun cuma beras sebagai penunjuk waktu relatif yang mengacu
miskin. Tiap kampung kita ada acara, pada waktu setelah tuturan diujarkan yaitu
dari tujuh belasan sampai perayaan kebaikan Pak Kor pada saat itu. Data tujuh
Mauladan, Pak Kor juga selalu ngasih belasan sampai perayaan mauladan
sumbangan.
merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai
penunjuk waktu relatif yang mengacu pada
413

waktu tuturan tersebut yaitu menceritakan


kebaikan Pak Kor.

“Ini pertemuan rutin yang diadakan tiap penunjuk Pada tuturan tersebut data tiap malam rabu
malam rabu.” waktu relatif merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai
LPKH12
185. √ penunjuk waktu relatif yang mengacu pada
2
pertemuan para tahanan di sel penjara.

“Kamu pasti pernah dengar lelucon Penunjuk Pada tuturan tersebut data ketika merupakan
tentang pencuri motor, yang begitu waktu relatif bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk
masuk penjara akan makin pintar. dan waktu relatif yang mengacu pada waktu
Ketika keluar, ia tak lagi menjadi penunjuk
singkat pada saat keluar dari tahanan. Data
pencuri motor, tetapi pencuri mobil. waktu
Pintar-pintarlah bergaul di sini, maka mendatang nanti merupakan bentu deiksis waktu dan
LPKH12 kamu akan makin cerdas. Kalau sebagai penunjuk waktu mendatang yang
186. √ mengacu pada waktu tuturan sebelum kejadian
3 sebelumnya kamu hanya mengambil
ratusan juta, begitu keluar, kamu akan yaitu hari selanjutnya apabila keluar dari
tahu bagaimana caranya menilap ratusan penjara.
miliar. Anggap saja kamu sedang
sekolah S2 atau S3 di sini dan nanti
keluar sekaligus lulus dengan gelar
doktor humoris causa.”
“Setiap kali datang e pertemuan, siapkan Penunjuk Pada tuturan tersebut data setiap kali
saja satu lelucon paling lucu yang kau waktu relatif merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai
punya, yang bisa menentukan penunjuk waktu relatif yang mengacu pada
LPKH12
187. martabatmu.” √ salah satu waktu terjadinya peristiwa yang
3
merupakan bagian dari rangkaian peristiwa
yang pernah dan masih akan terus terjadi yaitu
pertemuan rutin lelucon.
“Nah, malam ini kau punya lelucon apa? Penunjuk Pada tuturan tersebut data malam ini
LPKH12 Kata pak Hikal waktu kini merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai
188. √
5 penunjuk waktu kini yang mengacu pada
waktu terjadinya sebuah tuturan berlangsung
414

yaitu malam hari.

“Di sini, kita memang seperti pemimpin Penunjuk Pada tuturan tersebut data zaman dulu
dan pejuang zaman dulu, yang punya waktu merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai
LPKH12 kesamaan nasib dan perjuangan.” Ujar lampau penunjuk waktu lampau yang menyatakan
189. Sarusi √
7 waktu yang telah lalu, yang mengacu pada
pemimpin dan pejuang.

“Lho, sekarang ini kan penjajahnya Penunjuk Data sekarang ini pada tuturan tersebut
memang pemerintah sendiri.” waktu kini merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai
LPKH12 penunjuk waktu kini yang mengacu pada
190. √
7 peristiwa tersebut masih terjadi hingga tuturan
tersebut di ujarkan.

“Lho saya dulu juga menolak ketika Penunjuk Pada tuturan tersebut data dulu merupakan
disuap.” waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk
LPKH12 lampau
191. √ waktu lampau yang mengacu pada kejadian
9
masa lalu yang dialami oleh penutur.

“Saya baru baca berita, kalau saat ini Penunjuk Pada tuturan tersbeut data saat ini merupakan
jumlah orang miskin hampir 100 juta. waktu kini bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk
LPKH13 Sementara ekonomi hanya dikuasai oleh waktu kini yang mengacu pada sebuah
192. 10 orang terkaya. Menurut saya ini berita √
1 peristiwa orang miskin masih banyak hingga
bagus.”
tuturan tersebut di ujarkan.

“Lega rasanya, karena setelah hidup Penunjuk Pada tuturan tersebut data bertahun-tahun
bertahun-tahun hidup miskin, akhirnya waktu relatif merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai
POMBH
193. mendapat pengakuan juga.” √ penunjuk waktu relatif yang mengacu pada
140
sebuah kehidupan yang dialaminya sudah
lama.
194. POMBH “Kelak, mereka pasti akan menjadi √ Penunjuk Pada tuturan tersebut data kelak merupakan
415

140 orang miskin yang baik dan sukses.” waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk
mendatang waktu mendatang yang mengacu pada waktu
yang akan terjadi setelah tuturan diujarkan
yaitu harapan untuk orang-orang miskin
kedepannya.
“Ialah ketika aku dan anak-anak begitu Penunjuk Pada tuturan tersebut data ketika merupakan
kelaparan, lalu menyembelihmu.” Jawan waktu relatif bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk
POMBH istrinya
195. √ waktu relatif yang mengacu pada waktu
140
singkat pada saat tuturan di ujarkan.

“Aku kenal orang miskin yang jadi Penunjuk Pada tuturan tersebut data bertahun-tahun
pelawak. Bertahun-tahun ia jadi waktu relatif merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai
POMBH pelawak, tapi tak pernah ada yang penunjuk waktu relatif yang mengacu pada
196. tersenyum menyaksikannya di panggung. √
142 sebuah kehidupan yang dialaminya sudah
Baru ketika ia mati, semua orang
tertawa.” lama

“Aku punya kolega orang miskin yang Penunjuk Data sekarang pada tuturan tersebut
aku kagumi. Dia merintis karier jadi waktu kini merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai
POMBH pengemis, untuk membesarkan anaknya. penunjuk waktu kini yang mengacu pada saat
197. √
144 Sekarang satu anaknya di ITB, satu di
tuturan tersebut terjadi.
UI, satu di UGM, dan satunya lagi di
UNDIP.”
“Orang miskin perlu juga sesekali Penunjuk Pada tuturan tersbeut data sesekali merupakan
nyantai kan? Lagi pula, beginilah waktu relatif bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk
POMBH nikmatnya jadi orang miskin. Punya
198. √ waktu relatif yang mengacu pada waktu
145 waktu berleha-leha.”
singkat yang bisa digunakan untuk bersantai.

“Itu perempuan yang kemarin baru Penunjuk Pada tuturan tersebut data kemarin merupakan
melahirkan. Anaknya sudah selusin, waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk
POMBH
199. suaminya minggat, dan ia merasa repot √ lampau waktu lampau yang mengacu pada kejadian
149
kalau mesti menghidupi satu jabang bayi
yang sudah terjadi setelah tuturan diujarkan
lagi. Makanya ia memilih membakar
416

diri.” yaitu perempuan yang melahirkan.

“hanya orang miskin gadungan yang mau Penunjuk Data sekarang pada tuturan tersebut
mati bunuh diri. Untunglah, sekarang waktu kini merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai
POMBH saya sudah resmi jadi orang miskin”
200. √ penunjuk waktu kini yang mengacu pada saat
150
tuturan tersebut terjadi.

“sekarang anak-anakku tak perlu lagi Penunjuk Data sekarang pada tuturan tersebut
repot-repot mengemis dengan tampang waktu kini merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai
POMBH dimelas-melaskan, buat apa? Toh, penunjuk waktu kini yang mengacu pada saat
201. √
151 sekarang kami sudah nyaman jadi orang
tuturan tersebut terjadi.
miskin. Tak sembarang orang bisa punya
Kartu Tanda Miskin seperti ini.”
“Saya sudah lama kenal Raden Mas Penunjuk Pada tuturan tersebut data sudah lama
Kanjeng. Banyak juga kok yang sering waktu merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai
minta bantuannya. Dia bisa mengubah lampau penunjuk waktu lampau yang mengacu pada
DTPSM batu jadi emas hanya dengan menyentuh.
202. √ sebuah peristiwa yang dahulu pernah terjadi
KHH164 Ia bisa memindahkan penyakit jiwa.”
yaitu sudah sejak dahulu penutur kenal dengan
Raden Mas.

“kita bisa bertukar seperti. Biar jiwa Penunjuk Pada tuturan tersebut data nanti merupakan
kamu pindah sementara ke tubuh saya. waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk
DTPSM Jadi ketika nanti dipenjara, senbenarnya mendatang waktu mendatang yang mnegacu pada
203. yang dipenjara adlah saya. Karena jiwa √
KHH165 kejadian setelah tuturan diujaran yaitu esok
kamu tetap bebas di tubuh saya.”
hari ketika di penjara.

“Kalau perlu besok sidang, saya siap!” Penunjuk Pada tuturan tersebut data besok merupakan
DTPSM waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk
204. √ mendatang
KHH176 waktu mendatang yang mengacu pada
kejadian setelah tuturan diujarkan. Yaitu hari
417

berikutnya ketika sidang.

“Aku hanya ingin sejenak menikmati Penunjuk Pada tuturan tersebut data sejenak merupakan
kenangan di meja ini. Semoga kau tak waktu kini bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk
keberatan.” waktu kini yang mengacu pada waktu tuturan
205. PKH185 √
tersebut diujarkan yaitu, menumpang sebentar
saja di meja yang penuh kenangan.

“Kau tahu, hanya dengan kenangan kita Penunjuk Pada tuturan tersebut data lima tahun lalu
bisa menikmati kembali kebahagiaan waktu merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai
yang telah hilang. Karena itulah kita suka lampau penunjuk waktu lampau yang mengacu pada
206. PKH187 merayakan kenangan. Lima tahun lalu, √
kejadian terdahulu yaitu sebuah kenangan
lelaki yang kucintai melamarku di meja
ini.” dengan lelaki yang ia cintai.

“Mungkin selama ini aku tetrlalu Penunjuk Pada tuturan tersebut data selama ini
mempercayai Bram.” waktu relatif merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai
penunjuk waktu relatif yang mengacu pada
207. PKH189 √
waktu dahulu hingga sekarang yang telah ia
alami yaitu mempercayai lelakinya.

“Bila kau memang penasaran, kenapa tak Penunjuk Pada tuturan tersebut data sejak kapan
kau cari tahu saja kebenarannya? Ini kota waktu merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai
208. PKH190 kecil, dengan mudah kita mencari tahu √ lampau penunjuk waktu lampau yang mengacu pada
siapa perempuan itu. Sejak kapan ia waktu terjadi perempuan tersebut mengenal
mengenal Bram dan seterusnya….” Bram.
“Dia sama sekali tidak mengenal Bram, Penunjuk Pada tuturan tersebut data lalu merupakan
suaminya pekerja tambang, mati karena waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk
ledakan gas. Tubuhnya melepuh dan lampau waktu lampau yang mengacu pada waktu
209. PKH191 gosong hingga ia tak berani melihat. Ia √ tuturan yang sudah lama terjadi yaitu seorang
ingin mengenang suaminya tidak dengan yang memebri kenang sudah lama datang
bayangan yang mengerikan seperti itu. kepada perempuan itu.
Lalu seorang datang memberi
418

kenangan.”
“Mestinya tadi kamu akting, terguling- Penunjuk Pada tuturan tersebut data tadi merupakan
guling atau bilang kamu patah. Kita bisa waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk
peras yang nabrak kamu itu, besok lagi, lampau dan waktu lampau yang mengacu pada waktu yang
kalau kamu ketabrak, bilang kami!” penunjuk
baru saja terjadi yaitu sebuah kecelakaan yang
waktu
BPPH21 menimpa Otok. Data besok merupakan bentuk
210. √ mendatang
2 deiksis waktu dan sebagai penunjuk waktu
mendatang yang mengacu pada waktu
peristiwa yang sesudah tuturan diujarkan yaitu
keesokan harinya.

“Iya, dihukum lima tahun.” Penunjuk Pada tuturan tersebut data lima tahun
waktu relatif merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai
BPPH21
211. √ penunjuk waktu relatif yang mengacu pada
6
lamanya hukuman.

“Ketika menunggu di kantor polisi. Penunjuk Pada tuturan tersebut data ketika merupakan
Rasanya seperti mendengar suara waktu kini bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk
BPPH21 malaikat maut yang sedang mengabsen
212. √ waktu kini yang mengacu pada waktu singkat
9 namaku agar antre ”
pada saat menunggu di kantor polisi.

“Saya hanya melaksanakan kewajiban Penunjuk Pada tuturan tersebut data selama ini
hukum untuk mendampingi dan waktu relatif merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai
membela Otok, yang selama ini penunjuk waktu relatif yang mengacu pada
menerima perlakuan teror yang begitu
waktu dahulu hingga sekarang yang telah ia
BPPH22 mengerikan, sehingga hidupnya tak
213. √ alami yaitu perlakuan teror. Pada tuturan
0 pernah tenang karena berbagai
cemoohan, hinaan di luar batas tersebut data bertahun-tahun merupakan
perikemanusiaan, makian, dan ujaran bentuk deiksis waktu yang mengacu pada
permusuhan yang diterima bertahun- sebuah kehidupan yang dialaminya sudah
tahun.”
419

lama.

“Wah kamu cakep banget hari ini, Penunjuk Pada tuturan tersebut data hari ini merupakan
seperti pangeran Arab.” waktu kini bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk
BPPH22
214. √ waktu kini yang mengacu pada tuturan
1
tersebut terjadi.

“Besok kamu ikut, kamu bereskan saja Penunjuk Pada tuturan tersebut data besok merupakan
secepatnya. Kita berangkat ke pantai waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk
KCBH22
215. menggunakan pesawat jet pribadi.” √ mendatang waktu mendatang yang mengacu pada
6
kejadian setelah tuturan diujarkan yaitu janji
untuk berangkat ke pantai.
“Kamu nggak marah kan, Babe? Ini Penunjuk Pada tuturan tersebut data besok merupakan
mendadak banget. Aku harus ikut waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk
KCBH22 rombongan Menteri Perdagangan. mendatang waktu mendatang yang mengacu pada
216. √
8 Makanya besok aku nggak mungkin ikut kejadian setelah tuturan diujarkan yaitu
kamu. Kita atur lagi deh. Bener kan, membatalkan rencana dengan kekasihnya.
kamu nggak marah? Makasih Babe.”
“Besok saya nggak jadi diving sama Penunjuk Data besok pada tuturan tersebut merupakan
teman-teman, jadi bisa pergi sama Tante. waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk
KCBH22
217. Saya juga udah kangen banget sama √ mendatang waktu mendatang yang mengacu pada
9
Tante.” kejadian setelah tuturan diujarkan yaitu janji
dengan tante.
“Mama nggak bisa datang, tapi mama Penunjuk Pada tuturan tersebut data nanti merupakan
bisa beliin tas itu. Kamu bisa merayakan waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk
KCBH23 dengan kawan-kawanmu. Kalau ada mendatang waktu mendatang yang mnegacu pada
218. √
0 mama, nanti teman-temanmu malah kejadian setelah tuturan diujaran yaitu
rikuh. Iya mama pasti beliin tas itu.” menakutkan apabila esoknya teman-temannya
rikuh.
“Bener loh om, mumpung mama nggak Penunjuk Data besok pada tuturan tersebut merupakan
KCBH23 jadi. Besok setelah sama temen-temen. waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk
219. √
2 Saya pasti nemuin om. Pokonya saya mendatang waktu mendatang yang mengacu pada
kepingin hanya berdua sama om.” kejadian setelah tuturan diujarkan yaitu esok
420

harinya menemui om.


“Besok kau ada waktu?” Penunjuk Data besok pada tuturan tersebut merupakan
waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk
KCBH23
220. √ mendatang waktu mendatang yang mengacu pada
4
kejadian setelah tuturan diujarkan yaitu
meminta izin untuk bertemu.
“Minggu depan vonis akan diputuskan. Penunjuk Pada tuturan tersebut data minggu depan
Ada kurir yang mesti saya temui. Tak waktu merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai
C10H23
221. bisa diwakilkan. Begini repotnya kalau √ mendatang penunjuk waktu mendatang yang mengacu
5
berurusan dengan hukum yang pada kejadian setelah tuturan terjadi.
berengsek.”
“Kok kamu diam Babe? Nggak seneng Penunjuk Data besok pada tuturan tersebut merupakan
ya aku bisa ikut kamu? Apa kamu mau waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk
KCBH23 pergi sama yang lain ya?, yaudah, besok mendatang waktu mendatang yang mengacu pada
222. √
6 aku ikut kamu. Aku sudah beli lingerie kejadian setelah tuturan diujarkan yaitu
stripis dan kostum suster kok.” mempunyai janji hari esoknya untuk keluar
dengan kekasihnya.
“Mendadak tadi mama telepon. Padahal Penunjuk Pada tuturan tersebut data tadi merupakan
sih kepenginnya sama Om.” waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk
KCBH23 lampau waktu lampau yang telah berlalu yang
223. √
9 mengacu pada telepon mamanya sudah terjadi
sesudah tuturan diujatkan.

“Itu saat saya umur 20 tahun. Basiyo 3 Penunjuk Pada tuturan tersebut data setiap malam
tahun lebih muda dari saya. Saya bisa waktu relatif adalah bentu deiksis waktu dan sebagai
memahami kemarahannya. Siapa yang penunjuk waktu relatif yang mengacu pada
akan sanggup terus-menerus dihantui
aktivitas yang dilakukan secara terus-menerus
OTBTSL bayangan orang yang begitu dicinta
224. √ ketika matahari terbenam.
H251 dalam keadaan terhina seperti itu, ta
berdaya, dan berpelepotan tahi? Bisa
saya bayangkan mimpi buruk dan
mengerikan yang mesti ditanggung
setiap malam. Sungguh saya sendiri tak
421

sanggup mengingat itu. Saya selalu


menangis.”
“Kalau keringatku bau perengus kecut Penunjuk Pada tuturan tersebut data nanti merupakan
ini, sebenarnya hanya untuk waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk
membuktikkan, apakah kamu masih mendatang waktu mendatang yang mnegacu pada
perhatian sama aku. Kalau kamu masih
kejadian setelah tuturan diujarkan yaitu sang
mencium bauku, itu tandanya kamu
OTBTSL masih perhatian sama aku. Kan aku jadi istri akan marah apabil Basiyo tidak
225. √ memberikan memperhatian.
H253 senang. Makanya, kalau kamu rajin
mandi, kamu malah tidak punya
kesempatan memperhatikan aku. Kamu
nanti marah, karena menganggap aku
tidak memberikan kesempatan kamu
untuk memperhatikanku.”
“Mana ada roh halus mau masuk ke Penunjuk Data sekarang pada tuturan tersebut
tubuhnya yang kerempeng itu? waktu kini merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai
OTBTSL Sekarang ini, roh halus sudah cerdas-
226. √ penunjuk waktu kini yang mengacu pada saat
H260 cerdas. Kalau mau masuk ke tubuh orang
tuturan tersebut terjadi.
ya pasti pilih-pilih.”
“Yang jelas saya tidak ingin sepeda, Pak. Penunjuk Pada tuturan tersebut data nanti merupakan
Biar saya yang kasih tebak-tebakan buat waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk
bapak. Nanti kalau berhasil menebak, mendatang waktu mendatang yang mnegacu pada
OTBTSL saya kasih sepeda. Bukan sepeda ontel.
227. √ kejadian setelah tuturan diujarkan yaitu
H264 Sepeda roda tiga, Pak. lumayan buat
cucu Bapak.” apabila berhasil menebak maka Basiyo akan
meberi sepeda ontel.

“Coba kalau nanti benar-benar mati jadi Penunjuk Pada tuturan tersebut data nanti merupakan
pahlawan, pasti nggak mau kenal sama waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk
OTBTSL kita. Dasar orang aneh. Pura-pura saja mendatang waktu mendatang yang mengacu pada waktu
228. √
H266 suka perhatian, nggak ingin dapat pujian. kejadian diujarkan setlah tuturan diujarkan
Dasar pelawak tolol sok.” yaitu apabila keesokan harinya Basiyo mati
jadi pahlawan.
422

Lampiran 4 : Penarikan Simpulan Bentuk Deiksis dan Fungsi Deiksis

Penarikan Simpulan Bentuk Deiksis dan Fungsi Deiksis

Kode Bentuk Fungsi Hasil Analisis Hasil Simpulan


No. Data
Data Deiksis Deiksis
“Saudara Saksi Mata, saudara harus Deiksis Objek Data saudara pada tuturan tersebut merupakan Deiksis yang muncul
berlaku sopan!” persona bentuk deiksis persona kedua tunggal yang sebanyak 1 bentuk
kedua mengacu pada pengganti kata ganti orang meliputi: deiksis
kedua, dan menunjuk lawan tutur dalam persona kedua dan
1. SMH20
tuturan tersebut. Deiksis persona kedua yang berfungsi sebagai
terdapat pada penggalan tuturan tersebut objek.
berfungsi sebagai objek karena mengacu pada
mitra tutur.
“Yang Mulia, bukankah ini berlebihan Deiksis Subjek Data kita merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
dan tak masuk akal, kita menghadirkan persona pertama jamak dan berfungsi sebagai subjek sebanyak 1 bentuk
Saksi Mata, sedangkan sampai saat ini pertama dalam tuturan tersebut. Berfungsi sebagai meliputi: deiksis
2. SMH21 kita belum menemukan siapa subjek karena dalam tuturan tersebut persona pertama dan
terdakwanya?” mengacu pada pengganti kata ganti orang berfungsi sebagai
pertama, yang menunjuk hakim dan subjek
pengacara.
“Bagaimana Saudara Jaksa?” Deiksis Objek Data saudara jaksa pada tuturan tersebut Deiksis yang muncul
persona termasuk bentuk deiksis persona kedua sebanyak 1 bentuk
kedua tunggal dan berfungsi sebagau objek karena meliputi: deiksis
3. SMH21
mengacu pada kata ganti orang kedua dan persona kedua dan
menunjuk lawan tutur dalam tuturan tersebut. berfungsi sebagai
objek.
“Sidang bisa dilanjutkan, karena ini Deiksis Subjek Data kita merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
bukan menyangkut dakwaan. Kita persona pertama jamak dan berfungsi sebagai subjek sebanyak 1 bentuk
hanya ingin meminta kesaksian secara pertama dalam tuturan tersebut. Data kita berfungsi meliputi: deiksis
4. SMH21
terbuka.” sebagai subjek karena mengacu pada saudara persona pertama dan
jaksa dan ketua hakim. berfungsi sebagai
subjek
423

“Tetapi Yang Mulia liat sendiri, Deiksis Objek Data ia merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
saudara Saksi Mata tak mungkin persona ketiga tunggal dan berfungsi sebagai objek sebanyak 1 bentuk
memberikan kesaksian mengenai apa ketiga pada tuturan tersebut. Data ia berfungsi meliputi: deiksis
5. SMH21 yang tak bisa dilihatnya. Sebab, ia sebagai objek karena mengacu pada seseorang persona ketiga dan
buta.” yang sedang menjadi objek pembicaraan yaitu berfungsi sebagai
Saksi Mata dalam persidangan yang sedang objek
berlangsung.
“Siapa pun sama di hadapan hukum, Deiksis Penunjukk Data –nya merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
buta atau tidak buta, tak bisa persona an ketiga tunggal dan berfungsi sebagai sebanyak 1 bentuk
meghindar dari kewajiban memberian ketiga penunjukkan dalam tuturan tersebut meliputi: deiksis
kesaksian bila pengadilan merupakan bentuk deiksis persona ketiga persona ketiga dan
6. SMH21
memintanya,” tegas hakim tunggal karena menunjuk hanya satu orang. berfungsi sebagai
Data –nya berfungsi sebagai penunjukkan objek
karena mengacu pada seseorang yang menjadi
objek pembicaraan yaitu Saksi Mata.
“Sepertinya saudara Saksi Mata hanya Deiksis Objek dan Data saudara merupakan bentuk deiksis Deiksis yang muncul
ingin mengutarakan pendapatnya, yang persona Penunjukk persona kedua tunggal dan berfungsi sebagai sebanyak 2 bentuk
mulia” kedua, dan an objek dalam tuturan tersebut. berfungsi meliputi: deiksis
deiksis sebagai objek karena mengacu kepada Saksi persona kedua
7. SMH21 persona Mata. Data –nya merupakan bentuk deiksis berfungsi sebagai
ketiga persona ketiga tunggal dan berfungsi sebagai objek dan deiksis
penunjukkan. Berfungsi sebagai penunjukkan persona ketiga
karena mengacu pada saksi mata. berfungsi sebagai
penunjukkan.
“Tidak penting apa pendapatnya, Deiksis Penunjukk Data –nya merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
sidang ini hanya ingin tahu persona an ketiga tunggal dan berfungsi sebagai sebanyak 1 bentuk
kesaksiannya.” ketiga penunjukkan karena mengacu pada objek meliputi: deiksis
8. SMH22
pembicaraan yaitu saksi mata yang ada dalam persona ketiga dan
persidangan. berfungsi sebagai
objek
“Saudara Saksi Mata, sekali lagi kami Deiksis Subjek, Data kami merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
peringatkan, jangan membuat gaduh persona Objek, dan pertama jamak dan berfungsi sebagai subjek sebanyak 3 bentuk
9. SMH22
pengadilan. Makin kamu sering pertama Penunjukk karena mengacu pada hakim dan jaksa dalam meliputi: deiksis
menggonggong, hanya membuktikan dan an sidang tersebut. Data kamu merupakan deiksis persona pertama
424

kekuatanmu.” Deiksis persona kedua tunggal dan berfungsi sebagai berfungsi sebagai
persona objek karena mengacu pada lawan tutur yaitu subjek dan deiksis
kedua Saksi mata dalam sidang tersebut. Data –mu persona kedua
merupakan deiksis perosna kedua tunggal dan berfungsi sebagai
berfungsi sebagai penunjukkan karena objek dan
menunjuk persona yang mengacu pada lawan penunjukkan.
tutur saudara saksi mata.
“Karena itulah saya perintahkan Deiksis Subjek Data saya merupakan bentuk deiksis perosna Deiksis yang muncul
saudara Saksi Mata tak terlalu sering persona tunggal dan berfungsi sbagai subjwek. Pada sebanyak 1 bentuk
menggonggong di ruang sidang ini, pertama tuturan tersebut data saya befungsi sebagai meliputi: deiksis
10. SMH22
paham?” subjek karena mengacu pada penutur yaitu persona pertama dan
seorang hakim dalam persidangan. berfungsi sebagai
subjek
“Kami ingin mendengar pendapat para Deiksis Subjek Data kami merupakan bentuk persona pertama Deiksis yang muncul
ahli yang terhormat, agar kami yakin persona jamak dan berfungsi sebagai subjek pada sebanyak 1 bentuk
dengan kesaksian yang akan pertama tuturan tersebut. Data kami pada tuturan meliputi: deiksis
11. SMH23
disampaikan Saksi Mata dalam tersebut berfungsi sebagai subjek karena persona pertama dan
persidangan ini.” mengacu pada hakim dan para saksi ahli. berfungsi sebagai
subjek
“Di bawah sumpah saya menegaskan, Deiksis Subjek Data saya merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
Saksi Mata dalam kondisi stabil, dan persona pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek sebanyak 1 bentuk
tidak dalam keadaan tertekan oleh pertama dalam tuturan tersebut. Data saya pada tuturan meliputi: deiksis
12. SMH23
pihak mana pun,” kata ahli psikologi. tersebut berfungsi sebagai subjek karena persona pertama dan
mengacu penutur yaitu saksi ahli psikologi. berfungsi sebagai
subjek
“Saya bisa memastikan , dari ekspresi Deiksis Subjek dan Data saya merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
wajah Saksi Mata, dan berdasarkan persona Penunjukk pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek sebanyak 2 bentuk
struktur rahang dan tulang pipinya , pertama an pada tuturan tersebut. Data saya berfungsi meliputi: deiksis
juga caranya mengedipkan mata dan dan sebagai subjek pada tuturan tersebut karena persona pertama
13. SMH24 menggerak-gerakkan ekornya, saudara Deiksis mengacu pada penutur yaitu saksi ahli berfungsi sebagai
Saksi Mata sangat bisa dipercaya,” ujar persona fisiognomi. Data –nya pada tuturan tersebut subjek dan deiksis
ahli fisiognomi ketiga termasuk bentuk deiksis persona ketiga persona ketiga
tunggal dan berfungsi sebagai penunjukkan berfungsi sebagai
yang menunjuk objek pembicara yaitu seorang penunjukkan
425

saksi mata.
“Ia memang terlihat sedikit gugup, Deiksis Objek dan Data Ia pada tuturan tersebut merupakan Deiksis yang muncul
terkesan ragu-ragu, tetapi itu tidak persona Subjek bentuk deiksis persona ketiga tunggal dan sebanyak 2 bentuk
menandakan kalau ia menyimpan pertama berfungsi sebagai objek. Data ia pada tuturan meliputi: deiksis
kebohongan. Saya telah mengenal dan tersebut berfungsi sebagai objek karena persona ketiga
14. SMH24 banyak wajah yang begitu jujur, tapi Deiksis mengacu pada objek pembicaraan yaitu saksi berfungsi sebagai
rasanya tak ada yang melebihi persona mata dalam persidangan. Data saya objek dan deiksis
kejujuran saudara Saksi Mata saat ini.” ketiga merupakan bentuk deiksis persona pertama persona pertama
dan berfungsi sebagai subjek yang mengacu berfungsi sebagai
pada penutur yaitu ahli fisognomi. subjek
“Karena pada prinsip, seluruh ekspresi Deiksis Penunjukk Data –nya merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
Saksi Mata adalah tanda, yang persona an, Objek, ketiga tunggal. Pada tuturan tersebut data –nya sebanyak 3 bentuk
mengandung makna komunikasi. ketiga dan Subjek berfungsi sebagai penunjukkan karena meliputi: deiksis
Bahkan tinggi rendah keras kecilnya mengacu pada objek pembicaraan yaitu Saksi persona pertama
suara ketia ia menggonggong adalah mata dalam persidangan tersebut. Data ia berfungsi sebagai
komunikasi. Dalam konteks semiotika merupakan bentuk deiksis persona ketiga subjek dan deiksis
15. SMH26 inilah, saya yakin, saksi mata mengerti tunggal dan berfungsi sebagai objek karena persona ketiga yang
kenapa ia menjadi saksi kunci dalam mengacu pada objek pembicaraan yaitu saksi berfungsi sebagai
persidangan ini.” mata. Data saya merupakan deiksis persona objek dan
pertama tunggal dalam tuturan tersebut. Data penunjukkan
saya berfungsi sebagai subjek pada tuturan
tersebut karena mengacu pada penutur yaitu
ahli semiotika.
“Menganggapnya sebagai kambing Deiksis Penunjukk Data –nya pada tuturan tersebut merupakan Deiksis yang muncul
hitam saja sudah merupakan persona an bentuk deiksis persona etiga tunggal dan sebanyak 1 bentuk
penghinaan bagi dirinya, karena Saksi ketiga berfungsi sebagai penunjukkan. Data –nya meliputi: deiksis
Mata bukan kambing, melainkan pada tuturan tersebut berfungsi sebagai persona ketiga dan
16. SMH29 anjing. Anjing yang harus penunjukkan karena mengacu pada objek berfungsi sebagai
menghormati hak-hak keanjingannya. pembicraan tersebut yakni saudara saksi mata penunjukkan
Pengadilan ini tak lebih pertunjukkan dalam persidangan.
topeng monyet, dan anjing itu hanyalah
korban persekongkolan jahat”
“Anjing itu telah membuat kita Deiksis Subjek Data kita merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
17. SMH32
kehilangan harapan mempunyai persona pertama tunggal dan berfungsi sebagai sebanyak 1 bentuk
426

pemimpin yang mampu membangkitan pertama ssubjek. Pada tuturan tersebut data kita meliputi: deiksis
kembali martabat bangsa. Dasar berfungsi sebagai subjek karena mengacu persona pertama dan
anjing!” pada penutur dan lawan tutur yakni para berfungsi sebagai
penentang saudara saksi mata dalam kasus subjek
yang ada dalam persidangan tersebut.
“Kalau ngerti kamu mati duluan Deiksis Objek dan Data kamu merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
begini, mana mungkin dulu saya mau persona Subjek kedua tunggal dan berfungsi sebagai objek sebanyak 2 bentuk
kawin sama kamu. Mestinya, kalau pertama pada tuturan tersebut. Data kamu pada tuturan meliputi: deiksis
mau mati bilang-bilang, biar ada dan tersebut berfungsi sebagai objek karena persona pertama
18. MSSPH36 persiapan, jangan mendadak begini, Deiksis mengacu pada lawan tutur yaitu suami atau berfungsi sebagai
bikin repot saja,” gerutu istrinya. persona sang penyair. Data saya merupakan bentuk subjek dan deiksis
kedua deiksis persona pertama tunggal dan berfungsi persona kedua
sebagai subjek yang mengacu pada penutur berfungsi sebagai
yaitu istri dari sang penyair. objek
“Aku tak mau ketika puisi datang Deiksis Subjek dan Data aku merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
menemuiku, aku sedang tertidur. persona penunjukk pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek sebanyak 2 bentuk
Pastilah puisi kecewa kalau menjumpai pertama an pada tuturan tersebut. Data –ku merupakan meliputi: deiksis
penyair yang setiap hari kerjanya hanya bentuk deiksis persona pertama tunggal dan persona pertama dan
19. MSSPH38
tidur” berfungsi sebagai penunjukkan dalam tuturan berfungsi sebagai
tersebut. Pada tuturan tersebut, data aku dan – subjek dan sebagai
ku mengacu pada penutur yakni seorang penunjukkan
penyair.
“Silahkan ibu pilih, mau paket Deiksis Objek Data ibu pada tuturan tersebut merupakan Deiksis yang muncul
kematian yang mana….” persona berntuk deiksis persona kedua tunggal dan sebanyak 1 bentuk
kedua berfungsi sebagai objek karena mengacu meliputi: deiksis
20. MSSPH41
lawan tutur yaitu ibu sipon istri dari sang persona kedua dan
penyair. berfungsi sebagai
objek
“Biasanya sih, rata-rata, warga di sini Deiksis Objek, dan Data warga merupakan deiksis persona kedua Deiksis yang muncul
memilih paket sedarhana ini. Harga- persona Subjek jamak dan berfungsi sebagai objek. Pada sebanyak 4 bentuk
harganya masih terjangkau. Kapur pertama,D tuturan tersebut, data warga mengacu pada meliputi: deiksis
21. MSSPH41
barus, kembang, daun pandan, itu satu eiksis masyarakat yang berada di dekata rumah persona kedua
paket. Malah nanti dapat gratis minyak persona sipon sang istri seorang penyair. Data saya berfungsi sebagai
wangi cap Duyung. Jenis-jenis kain kedua, dan merupakan bentuk deiksis persona tunggal dan objek dan deiksis
427

kafannya juga bisa Ibu pilih sendiri. Deiksis berfungsi sebagai subjek dalam tuturan persona pertama
Saya kira kalau ambil paket setengah persona tersebut. Pada tuturan tersebut data saya berfungsi sebagai
harga yang ini juga menarik. Di situ, ketiga mengacu pada penutur yaitu Pak RT yang subjek
tertulis jenis kain kafannya memang menawarkan barang-barang untuk pemandian
tak terlalu halus, tapi ya tidak terlalu jenazah kepada ibu Sipon. Data kita
kasar amat. Juga nisannya, tidak dari merupakan bentuk deiksis persona pertama
batu, tapi dari kayu. Nisan kayu malah jamak dan berfungsi sebagai subjek. Data kita
lebih banyak pilihan. Mau dari kayu pada tuturan tersebut mengacu pada penutur
apa? Mahoni, nangka atau randu? Tapi dan lawan tutur yakni Pak RT dan ibu Sipon.
kalau nisanya dari kayu randu nanti
cepat lapuk, Bu. Saya sarankan cukup
kayu mahoni saja. Ini hanya saran lho,
ya. Siapa tau Ibu malah pinginnya
nisan kayu jati, kita memang harus
memberi yang terbaik pada yang mati
apalagi almarhum suami Ibu ini kan
penyair. Kita harus memakamkannya
secara layak. Apa kata dunia kalau
penyair hebat seperti suami Ibu
dimakamkan dengan upacara yang
biasa-biasa saja? Makannya, Bu, saya
sarankan lebih baik Ibu ambil paket
kematian yang premium ini, biar
prosesi pemakamannya megah
begitu…”
“Ibu nggak usah bingung begitu. Saya Deiksis Subjek dan Data saya merupakan bentu deiksis persona Deiksis yang muncul
ini kan ya hanya membantu, agar Ibu persona Objek pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek. sebanyak 4 bentuk
tidak repot. Kalau perlu, Ibu tinggal pertama,D Pada tuturan tersebut data saya berfungsi meliputi: deiksis
duduk tenang menikmati kesedihan. eiksis sebagai subjek karena mengacu pada penutur ketiga berfungsi
22. MSSPH42 Biar semua ini nanti saya dan warga persona yaitu Pak RT. Data ibu merupakan bentuk sebagai objek, deiksis
yang urus. Kebetulan ada warga sini kedua, dan deiksis persona kedua tunggal dan berfungsi persona kedua
yang punya event organizer Deiksis sebagai objek. Pada tuturan tersebut data ibu berfungsi sebagai
pemakaman. Ibu tinggal siapkan dana, persona berfungsi sebagai objek karena mengacu pada objek dan deiksis
semua beres. Oh ya, kalau Ibu mau ketiga lawan tutur yaitu ibu Sipon istri seorang persona pertama
428

warga di sini yang mau mengurukan penyair. Data warga merupakan bentuk berfungsi sebagai
pemakamannya ya tak apa-apa, deiksis persona pertama tunggal dan berfungsi subjek
biasanya mereka dapat lima puluh ribu sebagai objek yang mengacu pada masyarakat
per orang.ibu butuh berapa orang? atau tetangga di dekat rumah ibu Sipon. Data
Serahkan saja duitnya sama saya. Biar mereka merupakan bentuk deiksis persona
saya yang bantu bagikan pada mereka. ketiga jamak dan berfungsi sebagai objek.
Kalau duitnya dikasih orang lain nanti Pada tuturan tersebut data mereka mengacu
malah di korupsi. Bagaimana Bu? Ibu pada masyarakat atau tetangga yang dekat
mau pilih paket kematian yang mana?” dengan rumah ibu Sipon.
“Bagaimana bu? Mau dimakamkan jam Deiksis Subjek dan Data saya pada tuturan tersebut merupakan Deiksis yang muncul
berapa? Baiknya cepetan. Jangan persona objek deiksis persona pertama tunggal. Data saya sebanyak 3 bentuk
sampai menginap, tidak baik. Saya pertama,D pada tuturan tersebut berfungsi sebagai subjek meliputi: deiksis
sudah siapkan orang-orang buat eiksis karena mengacu kepada penutur yaitu Pak RT. persona pertama
memandikan. Tapi ya itu, Bu, mohon persona Data mereka pada tuturan tersebut merupakan berfungsi sebagai
kepastian lebih dulu., kira-kira ibu ada kedua, dan bentuk deiksis persona ketiga jamak. Data subjek, deiksis
dana berapa buat mereka. Ya Deiksis mereka pada tuturan tersebut berfungsi persona ketiga
seikhlasnya saja. Ini saya hanya persona sebagai objek karena mengacu pada objek berfungsi sebagai
23. MSSPH43 menyampaikan saja lho ya. Tapi ya ketiga pembicaraan yaitu masyarakat atau warga objek, dan deiksis
memang sudah kebiasaan di sini. Ibu yang terdapat pada tuturan tersebut. Data ibu persona kedua
tahu sendiri. Ongkos orang mati merupakan bentuk deiksis persona kedua berfungsi sebagai
memang tidak sedikit. Sekarang ini, tunggal dan berfungsi sebagai objek yang objek.
kalau tidak ada duit, ya jarang mau mengacu pada lawan tutur yaitu ibu Sipon.
datang membantu. Semakin banyak
yang datang semakin banyak yang
mendoakan, itu semakin baik buat
almarhum. Biar husnul khotimah.”
“Kalian mesti mulai membiasakan diri Deiksis Subjek dan Data kalian merupkan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
tidur bersama mayat ayah kalian” persona objek kedua jamak. Pada tuturan tersebut data kalian sebanyak 3 bentuk
akhirnya Sipon berkata pelan. “Nanti, pertama berfungsi sebagai objek karena mengacu pada meliputi: deiksis
kalau ada rezeki, baru mayat ayah dan lawan tutur yang jumlahnya lebih dari satu persona kedua
24. MSSPH47
kalian kita kuburkan. Sebaik-baiknya. Deiksis orang yakni mengacu pada anak Sipon, makna berfungsi sebagai
Sehormat-hormatnya.” persona dan kata. Data ayah merupakan deiksis objek, dan deiksis
kedua persona kedua tunggal dan berfungsi sebagai persona pertama
objek, pada tuturan tersebut adalah jenazah berfungsi sebagai
429

dari sang penyair. Data kita merupakan bentuk subjek


deisis persona pertama jamak dan berfungsi
sebagai subjek yang mengacu pada penutur
dan lawan tutur yaitu Sipon dan anaknya.
“Kalau kau memang penyair, ya Deiksis Objek Data kau merupakan deiksis persona kedua Deiksis yang muncul
nulislah puisi. Biar dapat honor! persona tunggal. Pada tuturan tersebut data kau sebanyak 2 bentuk
Jangan hanya bengong seperti itu,” kedua berfungsi sebagai objek karena mengacu pada meliputi: deiksis
25. MSSPH48 suara istrinya meninggi. “Kalau roh sang penyair. Data kamu merupakan persona kedua
sebulan kamu bisa menulis sepuluh bentuk deiksis persona kedua tunggal dan berfungsi sebagai
puisi saja, kan lumayan.” berfungsi sebagai objek yang mengacu pada objek
roh sang penyair.
“Kalau begitu, carilah kerja apa saja. Deiksis Objek Data kamu merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
Atau kamu minta tolong ke kawan- persona kedua tunggal dan berfungsi sebagai objek, sebanyak 2 bentuk
kawan aktivismu. Pasti mereka mau kedua, dan pada tuturan tersebut mengacu pada roh sang meliputi: deiksis
bantu.” Deiksis penyair. Data mereka merupakan deiksis persona kedua
26. MSSPH48 persona persona ketiga jamak dan berfungsi objek berfungsi sebagai
ketiga yang mengacu pada objek pembicaraan yaitu objek dan deiksis
teman-teman roh penyair. persona ketiga
berfungsi sebagai
objek
“jangan-jangan dia tahu kartu kita. Dia Deiksis Objek dan Data dia merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
kan roh penasan!” persona subjek ketiga tunggal dan berfungsi sebagai objek sebanyak 2 bentuk
pertama yang mengacu pada objek pembicaraan yakni meliputi: deiksis
dan roh sang penyair. Data kita merupakan bentuk persona ketiga
27. MSSPH52 Deiksis deiksis persona pertama jamak dan berfungsi berfungsi sebagai
persona sebagai subjek yang mengacu pada penutur objek dan deiksis
ketiga dan lawan tutur yakni tetangga Sipon. persona kedua
berfungsi sebagai
objek
“Kenapa kau ta suka mencium Deiksis Objek dan Data kau merupakan deiksis persona kedua Deiksis yang muncul
bibirku?” persona penunjukk tunggal dan berfungsi sebagai objek pada sebanyak 2 bentuk
28. MSSPH55 pertama an tuturan tersebut mengacu pada lawan tutur meliputi: deiksis
dan yakni suaminya. Data –ku merupakan bentuk persona kedua
Deiksis deiksis persona pertama tunggal dan berfungsi berfungsi sebagai
430

persona sebagai penunjukkan yang mengacu pada objek dan deiksis


kedua penutur yaitu bibir miliknya. persona pertama
sebagai penunjukkan
“aku khawatir, bibirmu yang paling Deiksis Subjek dan Data aku dan -ku merupakan bentuk deiksis Deiksis yang muncul
indah di dunia akan terluka oleh gigiku persona penunjukk perosna pertama tuggal dan berfungsi sebagai sebanyak 3 bentuk
yang tonggos” pertama an subjek serta penunjukkan yang mengacu pada meliputi: deiksis
dan penutur yakni sang penyair. Data –mu persona pertama
MSSPH55
29. Deiksis merupakan bentuk deiksis persona kedua sebagai subjek dan
persona tunggal dan berfungsi sebagai penunjukkan deiksis persona kedua
kedua yang mengacu pada penutur yakni istrinya. berfungsi sebagai
penunjukkan
“kalian mau aku ceritain tentang Deiksis Objek dan Data kalian merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
hantu?” persona subjek kedua jamak dan berfungsi sebagai objek yang sebanyak 2 bentuk
pertama mengacu pada lawan tutur yaitu anaknya meliputi: deiksis
dan Makna dan Kata. Data aku merupakan bentuk persona kedua
30. MSSPH56 Deiksis deiksis persona pertama tunggal dan berfungsi berfungsi sebagai
persona sebagai subjek yang mengacu pada penutur objek dan deiksis
kedua yakni sang penyair. persona pertama
berfungsi sebagai
subjek
“Nah, kalau tertib begini kan enak. Deiksis Subjek dan Data saya merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
Tidak usah teriak-teriak. Saya paham persona objek pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek sebanyak 2 bentuk
perasaan kalian.” kedua yang mengacu pada penutur yakni seorang meliputi: deiksis
koruptor. Data kalian pada tuturan tersebut persona kedua
31. KKTH68 merupakan bentuk deiksis persona kedua berfungsi sebagai
jamak dan berfungsi sebagai objek yang objek dan deiksis
mengacu paada lawan tutur yakni awak media persona pertama
atau wartawan. berfungsi sebagai
subjek
“Lho, kenapa terkejut? Apa kalian Deiksis Objek dan Data kalian merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
ingin saya membantah, seperti persona subjek kedua jamak dan berfungsi sebagai objek yang sebanyak 2 bentuk
32. KKTH70 koruptor-koruptor lainnya itu?” pertama mengacu pada wartawan dalam tuturan meliputi: deiksis
dan tersebut. Data saya merupakan bentuk deiksis persona kedua
Deiksis persona pertama tunggal dan berfungsi berfungsi sebagai
431

persona sebagai subjek yang mengacu pada penutur objek dan deiksis
kedua yakni seorang koruptor. persona pertama
berfungsi sebagai
subjek
“Mengakui semua ini justru membuat Deiksis Subjek dan Data saya merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
saya merasa lega, daripada harus persona objek pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek. sebanyak 3 bentuk
capai-capai membela diri. Saya tak pertama,D Pada tuturan tersebut data saya mengacu pada meliputi: deiksis
akan membantah. Kalaupun nanti harus eiksis penutur yakni seorang koruptor. Data mereka persona pertama
ada yang dibantah, biarlah itu menjadi persona merupakan bentuk deiksis persona ketiga berfungsi sebagai
tugas dan tanggung jawab para kedua, dan jamak dan berfungsi sebagai objek. Pada subjek dan deiksis
pengacara saya. Karena memang untuk Deiksis tuturan tersebut mengacu pada objek tuturan persona kedua
33. KKTH72
itulah mereka dibayar. Saya akan persona yaitu pengacara seorang koruptor. Data kalian berfungsi sebagai
berjuang bersama-sama kalian, seluruh ketiga pada tuturan tersebut merupakan bentuk objek, deiksis
rakyat, untuk bahu-membahu deiksis persona kedua jamak dan berfungsi persona ketiga
memberantas korupsi. Jangan sampai sebagai objek yang mengacu pada lawan tutur berfungsi sebagai
kalian ikut-ikut korupsi. Korupsi itu yakni wartawan yang berada dalam tutran objek
buruk! Yang baik ya yang tidak tersbeut.
ketahuan.”
“Korupsi itu bukan soal adanya Deiksis Subjek Data kita merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
kesempatan, melainkan soal giliran. persona pertama jamak dan berfungsi sebagai subjek. sebanyak 1 bentuk
Pada akhirnya semua akan korupsi. pertama Pada tuturan tersebut data kita mengacu pada meliputi: deiksis
Membenci koruptor hanya akan penutur dan lawan tutur yakni seorang persona pertama
34. KKTH73 menghabiskan energi bangsa ini. Lebih koruptor dan wartawan. berfungsi sebagai
baik kita mulai memikirkan cara subjek
terbaik, bagaimana agar keahlian dan
kepintaran kita dalam korupsi ini
menjadi ke unggulan bangsa.”
“Sebagai mantan daripada koruptor Deiksis Subjek dan Data saya merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
yang baik, pertama-tama izinkanlah persona penunjukk pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek. sebanyak 2 bentuk
daripada saya mengucapken daripada pertama an Pada tuturan tersebut data saya mengacu pada meliputi: deiksis
35. KKTH74 puja dan puji syukur kepada Tuhan dan penutur yakni seorang koruptor. Data –nya persona pertama
yang Maha Esa, karena telah Deiksis merupakan bentuk deiksis persona ketiga berfungsi sebagai
memberiken daripada rahmat dan persona tunggal dan berfungsi sebagai penunjukkan, subjek dan deiksis
hidayah-Nya, sehingga sampai hari ini ketiga pada tuturan tersebut mengacu pada objek persona ketiga
432

masih banyak dari kolega-kolega saya pemibicaraan yaitu kolega-kolega atau teman- berfungsi sebagai
yang bisa dengan tenang terus teman seorang koruptor yang masih saja penunjukkan
melaksanaken daripada korupsinya korupsi.
secara baik dan tenang. Semoga
dilempangakan jalannya, dan di terima
di sisi Tuhan.”
“Dia menolak kalau yang datang Deiksis Objek Data dia merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
wartawan lain. persona ketiga tunggal dan berfungsi sebagai objek. sebanyak 1 bentuk
kedua, dan Pada tuturan tersebut data dia mengacu pada meliputi: deiksis
36. KKTH75
Deiksis objke pembicraan yakni seorang koruptor. persona ketiga
persona berfungsi sebagai
ketiga objek
“Saya, dengan penuh kesadaran, Deiksis Subjek Data saya merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
memilih sel ini.” persona pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek sebanyak 1 bentuk
pertama yang mengacu pada penutur yakni seorang meliputi: deiksis
37. KKTH76
koruptor. persona pertama
berfungsi sebagai
subjek
“Mereka sudah menyiapkan sel besar, Deiksis Objek dan Data mereka merupakan bentuk deiksis Deiksis yang muncul
dengan perabot lengkap, kulkas dan persona subjek persona ketiga jamak dan berfungsi sebagai sebanyak 2 bentuk
televisi, tapi saya menolak. Saya tak pertama objek. Pada tuturan tersebut data mereka dan meliputi: deiksis
seperti koruptor lain yang manja, yang dan berfungsi sebagai objek mengacu pada objek persona ketiga
38. KKTH76 di penjara pun ingin menikmati fasilitas Deiksis pemicaraan yakni petugas penjara. Data saya berfungsi sebagai
mewah. Sel sempit ini justru membuat persona merupakan bentuk deiksis persona pertama objek dan deiksis
saya bersyukur, karena saya bisa jadi ketiga tunggal dan berfungsi sebagai subjek yang persona pertama
merenung. Lihatlah sel ini mirip gua.” mengacu penutur dalam tuturan tersbeut yakni berfungsi sebagai
seorang koruptor. subjek
“Mungkin ini memang wangsit, yang Deiksis Subjek dan Data saya merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
harus saya sampaikan pada semua persona objek pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek sebanyak 2 bentuk
orang. Karena itulah, saya pengin pertama yang mengacu pada penutur yakni seorang meliputi: deiksis
39. KKTH77 kamu menuliskannya.” dan koruptor. Data kamu merupakan bentuk persona pertama
Deiksis deiksis persona kedua tunggal dan berfungsi berfungsi sebagai
persona sebagai objek yang mengacu pada lawan tutur subjek dan deiksis
kedua yakni wartawan. persona kedua
433

berfungsi sebagai
objek
“Ya, seni adiluhung. Korupsi itu perlu Deiksis Subjek dan Data saya merupakan bentuk dieksis persona Deiksis yang muncul
kehalusan budi. Dengan alus persona objek pertama dan berfungsi sebagai subjek. Pada sebanyak 3 bentuk
mengambil sesuatu tanpa seorang pun pertama,D tuturan tersebut data saya mengacu pada meliputi: deiksis
tahu. Mencuri, tapi yang dicuri tak eiksis penutur yakni seornag koruptor. Data dia persona pertama
pernah merasa kalau dirinya dicuri. persona merupakan bentuk deiksis persona ketiga berfungsi sebagai
Jadi, sekali lagi, korupsi itu seni. Saya kedua, dan tunggal dan berfungsi sebagai objek. Pada subjek , deiksis
punya ilustrasi untuk menggambarkan Deiksis tuturan tersebut data dia mengacu padaobjek persona ketiga
ini. Saya punya kolega, yang persona pembicaraan yaitu teman seorang koruptor. berfungsi sebagai
memelihara burung kutilang. Saya ketiga Data kau merupakan bentuk deiksis persona objek, dan deiksis
40. KKTH78
heran, kenapa dia setiap hari melatih kedua tunggal dan berfungsi sebagai objek persona kedua
burung kutilang itu bernyanyi. Lalu dia yang mengacu pada lawan tutur yakni berfungsi sebagai
menyanyikan sebuah lagu anak-anak. wartawan. objek
Kau pasti tahu lagu anak Burung
Kutilang kan? Di pucuk pohon cemara,
burung kutilang bernyanyi, bersiul-siul
sepanjang hari dengan tak jemu-
jemu… mengangguk-ngangguk sambil
berseru triliiiii….trilililiiiii….”
“Itu lagu kesukaan saya saat kanak- Deiksis Subjek Data saya merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
kanak” persona pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek sebanyak 1 bentuk
pertama yang mengacu penutur yaitu seorang meliputi: deiksis
41. KKTH78
wartawan. persona pertama
berfungsi sebagai
subjek
“Saya bicara tentang seni korupsi yang Deiksis Subjek Data saya merupkan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
kini diabaikan oleh para korptor itu!” persona pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek sebanyak 1 bentuk
pertama yang mengacu pada penutur yakni seorang meliputi: deiksis
42. KKTH79
koruptor. persona pertama
berfungsi sebagai
subjek
“kamu kan sudah mati.” Deiksis Objek Data kamu merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
43. KTAH90
persona kedua tunggal dan berfungsi sebagai objek sebanyak 1 bentuk
434

kedua yang mengacu pada lawan tutur yakni roh meliputi: deiksis
gentanyangan. persona kedua
berfungsi sebagai
objek
“Celanaku sedang kupinjamkan pada Deiksis Penunjukk Data –ku merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
Tuhan. Ia lebih membutuhkan. Malu persona an dan pertama tunggal dan berfungsi sebagai sebanyak 2 bentuk
kan, kalau Ia ketemu orang tak kedua dan objek penunjukkan. Pada tuturan tersebut data –ku meliputi: deiksis
memakai celana. Ku pinjamkan Deiksis mengacu pada penutur yakni roh penyair. Data persona pertama
44. KTAH92 celanaku, agar Tuhan terlihat santun. persona ia merupakan bentuk dieksis persona ketiga berfungsi sebagai
Apalagi sekarang ini lagi musim ketiga tunggal dan berfungsi sebagai objek. Pada penunjukkan dan
banyak orang yang katanya begitu data tersebut mengacu pada tuhan. deiksis persona ketiga
mencintai Tuhan.” berfungsi sebagai
objek
“Kuharap kalian tak keberatan ia Deiksis Objek Data kalian pada tuturan tersebut merupakan Deiksis yang muncul
tinggal di sini. Ia diusir dari surga…” persona bentu deiksis persona kedua jamak yang sebanyak 2 bentuk
kedua dan mengacu pada roh-roh gentayangan. Data ia meliputi: deiksis
Deiksis pada tuturan tersbeut merupakan bentuk persona kedua
45. KTAH93 persona deiksis persona ketiga tunggal yang mengacu berfungsi sebagai
ketiga pada anjing. objek dan deiksis
persona ketiga
berfungsi sebagai
objek
“benat-benar beruntung kita punya Deiksis Subjek dan Data kita merupakan bentu deiksis persona Deiksis yang muncul
tetangga sebaik Pak Kor. Meski kaya persona objek pertama jamak dan berfungsi sebagai subjek sebanyak 2 bentuk
beliau tidak sombong. Ia masih mau pertama yang mengacu pada penutur dan lawan tutur meliputi: deiksis
menyempatkan menengok kita yang dan yaitu Sebleh dan tetangganya. Data ia persona pertama
46. KTAH98 melarat. Kalau semua orang kaya di Deiksis merupakan bentuk deiksis persona ketiga berfungsi sebagai
negeri ini sebaik pak Kor, pasti nggak persona tunggal dan berfungsi sebagai objek yang subjek dan deiksis
ada orang miskin kelaparan.” kedua mengacu pada Pak Kor. persona ketiga
berfungsi sebagai
objek
“Perasaan bahagia telah bisa Deiksis Subjek Data saya merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
47. KTAH100 menolongnya, membuat saya persona pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek sebanyak 2 bentuk
merasakan sesuatu yang berharga pertama yang mengacu pada Pak Kor. Data kita meliputi: deiksis
435

dalam hidup saya. Setiap kali dan merupakan bentuk deiksis persona kedua dan persona pertama
menolong, sebenarnya kita sedang Deiksis berfungsi sebagai subjek yang mengacu pada berfungsi sebagai
menabung kebahagiaan.” persona penutur dan lawan tutur yakni Pak Kor dan subjek
kedua Sebleh.
“Ternyata selama ini, saya keliru Deiksis Subjek Data saya merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
menilai Pak Kor.” persona pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek sebanyak 1 bentuk
pertama yang mengacu pada penutur yaitu Sebleh meliputi: deiksis
48. KTAH101
persona pertama
berfungsi sebagai
subjek
“Bayangin, kenapa dia mesti ngabisin Deiksis Objek dan Data dia merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
banyak duit buat nyelamatin anjing? persona subjek ketiga tunggal dan berfungsi sebagai objek sebanyak 2 bentuk
kalau emang dia benar-benar pertama yang mengacu pada objek pembicaraan yakni meliputi: deiksis
dermawan yang berniat menolong, dan Pak Kor. Data kita merupakan bentuk deiksis persona ketiga
49. KTAH101 yang mesti ditolong ya hidup kita, Deiksis persona pertama jamak dan berfungsi sebagai berfungsi sebagai
bukan anjing buduk!” persona subjek yang mengacu pada penutur dan lawan objek dan deiksis
ketiga tutur yakni Sebleh dan istrinya. persona pertama
berfungsi sebagai
subjek
“Kalau keadaannya begini, saya mau Deiksis Subjek dan Data saya merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
bertukar nasib dengan anjing itu. persona objek pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek, sebanyak 3 bentuk
Setidaknya anjing itu kini hidupnya pertama pada tuturan tersebut data saya mengacu pada meliputi: deiksis
jauh lebih nyaman. Tinggal di rumah dan penutur yakni Sebleh. Data kamu merupakan persona pertama
mewah. Tiap hari dapat makan enak. Deiksis bentuk deiksis persoan kedua tunggal dan berfungsi sebagai
Kabarnya kalau makan daging pun persona berfungsi sebagai objek. Pada tuturan tersebut subjek dan deiksis
selalu daging impor. Kamu tahu, kedua data kamu mengacu pada lawan tutur yakni persona kedua
50. KTAH101 berapa biaya makan untuk anjing itu? Istrinya. Data kita merupakan bentuk deiksis berfungsi sebagai
Bisa buat biaya makan kita berbulan- persona pertama jamak dan berfungsi sebagai objek
bulan. Baru sakit sedikit saja, Pak Kor subjek yang mengacu penutur dan lawan tutur
langsung membawa anjing itu ke dalam tuturan tersebut yakni Sebleh dan
dokter. Padahal kamu tahu sendiri, itu istrinya.
Mak Jumi yang rumahnya di pojok
gang itu, sudah bertahun-tahun tergolek
digerogoti berbagai macam penyakit,
436

jangankan ke dokter, beli sebiji obat


pun kagak mampu.”
“tiap mendengar anjing itu Deiksis Objek dan Data dia merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
menggonggong seakan dia sedang persona subjek ketiga tunggal dan berfungsi sebagai objek sebanyak 2 bentuk
meledek kita.” pertama yang mengacu pada anjing milik pak Kor. meliputi: deiksis
dan Data kita merupakan bentuk deiksis persona persona ketiga
51. KTAH104 Deiksis pertama jamak dan berfungsi sebagai subjek berfungsi sebagai
persona yang mengacu pada penutur dan lawan tutur. objek dan deiksis
ketiga persona pertama
berfungsi sebagai
subjek
“Bagaimanapun kita tak boleh Deiksis Subjek Data kita merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
melupakan kebaikan Pak Kor,” persona pertama jamak dan berfungsi sebagai subjek sebanyak 1 bentuk
pertama yang mengacu penutur dan lawan tutur, dalam meliputi: deiksis
52. KTAH106
tuturan tersebut yakni Pak Rt dan warga. persona pertama
berfungsi sebagai
subjek
“Ingat setelah banjir tahun lalu, siapa Deiksis Subjek Data kita merupakan bentu deiksis persona Deiksis yang muncul
yang langsung memperbaiki jalan di persona pertama jamak dan berfungsi sebagai subjek. sebanyak 1 bentuk
depan gang kita yang rusak penuh pertama Data kita pada tuturan tersebut mengacu pada meliputi: deiksis
genangan air? Pak Kor, kan! Tiap penutur dan lawan tutur yaitu Pak RT dan persona pertama
menjelang Lebaran rumah Pak Kor warga. berfungsi sebagai
juga terbuka buat kita, kita selalu subjek
53. KTAH106
diundang makan-makan dan dapat
pembagian beras, meskipun cuma beras
miskin. Tiap kampung kita ada acara,
dari tujuh belasan sampai perayaan
Mauladan, Pak Kor juga selalu ngasih
sumbangan.
“Anggap saja kau hanya pindah tempat Deiksis Objek dan Data kau merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
tidur. Kau tetap bisa menjalankan persona penunjukk kedua tunggal dan berfungsi sebagai objek sebanyak 2 bentuk
54. LPKH120 bisnismu dan menikmati hal-hal yang kedua an yang mengacu pada lawan tutur yakni Otok. meliputi: deiksis
kau suka seperti biasanya.” Data –mu merupakan bentuk deiksis persona persona kedua
kedua tunggal dan berfungsi sebagai berfungsi sebagai
437

penunjukkan yang mengacu pada lawan tutur objek dan


yakni bisnis Otok. penunjukkan
“Ada rekening khusus yang disiapkan Deiksis Penunjukk Data –mu merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
buat istri dan anak-anakmu.” persona an kedua dan berfungsi sebagai penunjukkan sebanyak 1 bentuk
kedua yang mengacu pada lawan tutur yakni Otok. meliputi: deiksis
55. LPKH120
persona kedua
berfungsi sebagai
penunjukkan
“Kau bisa berkenalan dengan orang- Deiksis Objek Data kau pada tuturan tersebut merupakan Deiksis yang muncul
orang terhormat di sini. Kesempatan persona bentuk deiksis persona kedua tunggal dan sebanyak 1 bentuk
langka, yang mungkin tak akan bisa kedua berfungsi sebagai objek. Pada tuturan tersebut meliputi: deiksis
56. LPKH122
kau dapatkan bila kau masih di luar mengacu pada lawan tutur yakni Otok. persona kedua
sana.” Sarusi tersenyum berfungsi sebagai
objek
“Kamu pasti pernah dengar lelucon Deiksis Objek Data kamu dalam tuturan tersebut merupakan Deiksis yang muncul
tentang pencuri motor, yang begitu persona bentuk deiksis persona kedua tunggal dan sebanyak 2 bentuk
masuk penjara akan makin pintar. kedua berfungsi sebagai objek yang mengacu pada meliputi: deiksis
Ketika keluar, ia tak lagi menjadi lawan tutur. Pada tuturan tersebut yakni Otok. persona kedua
pencuri motor, tetapi pencuri mobil. Data ia pada tuturan tersebut merupakan berfungsi sebagai
Pintar-pintarlah bergaul di sini, maka bentuk deiksis persona ketiga tunggal dan objek dan deiksis
kamu akan makin cerdas. Kalau berfungsi sebagai objek, yang mengacu objek persona ketiga
57. LPKH123
sebelumnya kamu hanya mengambil pembicaraan yakni pencuri mobil. berfungsi sebagai
ratusan juta, begitu keluar, kamu akan objek.
tahu bagaimana caranya menilap
ratusan miliar. Anggap saja kamu
sedang sekolah S2 atau S3 di sini dan
nanti keluar sekaligus lulus dengan
gelar doktor humoris causa.”
“Nah, malam ini kau punya lelucon Deiksis Objek Data kau merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
apa? Kata pak Hikal persona kedua tunggal dan berfungsi sebagai objek sebanyak bentuk
kedua yang mengacu pada lawan tutur yaitu Sarusi. meliputi: deiksis
58 LPKH125
persona kedua
berfungsi sebagai
objek.
438

“Lho kalau soal humor Sarusi memang Deiksis Objek Data dia merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
nggak kreatif. Tapi kalau soal ngambil persona ketiga dan berfungsi sebagai objek yang sebanyak 1 bentuk
uang negara, baru dia kreatif” ketiga mengacu pada objek pembicaraan yakni meliputi: deiksis
59 LPKH126
Sarusi. persona ketiga
berfungsi sebagai
objek.
“Di sini, kita memang seperti Deiksis Subjek Data kita merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
pemimpin dan pejuang zaman dulu, persona pertama jamak dan berfungsi sebagai subjek sebanyak 1 bentuk
yang punya kesamaan nasib dan pertama yang mengacu pada penutur dan lawan tur meliputi: deiksis
60. LPKH127
perjuangan.” Ujar Sarusi yakni Sarusi dan teman-teman di sel penjara. persona kedua
berfungsi sebagai
subjek.
“Saya tak bersalah. Terbukti saya tidak Deiksis Subjek Data saya merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
menerima satu rupiah pun, sebab yang persona pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek sebanyak 1 bentuk
saya terima dalam bentuk dolar.” pertama yang mengacu pada penutur yakni Mas Unas. meliputi: deiksis
61. LPKH129
persona pertama
berfungsi sebagai
subjek.
“Kamu tahu, pajak itu mudah, yang Deiksis Objek Data kamu merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
sulit membayarnya.” persona kedua dan berfungsi sebagai objek yang sebanyak 1 bentuk
kedua mengacu pada lawan tutur yakni Bung Jayus meliputi: deiksis
62. LPKH130
persona kedua
berfungsi sebagai
objek
“Saya baru baca berita, kalau saat ini Deiksis Subjek Data saya pada tuturan tersebut merupakan Deiksis yang muncul
jumlah orang miskin hampir 100 juta. persona bentuk deiksis persona pertama tunggal dan sebanyak 1 bentuk
Sementara ekonomi hanya dikuasai pertama berfungsi sebagai subjek yang mengacu pada meliputi: deiksis
63. LPKH131
oleh 10 orang terkaya. Menurut saya penutur yaitu mas Unas. persona pertama
ini berita bagus.” berfungsi sebagai
subjek
“Kalau bicara soal pemimpin, Deiksis Subjek Data kita merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
sebenarnya kita bisa mengenali persona pertama jamak dan berfungsi sebagai subjek. sebanyak 1 bentuk
64. LPKH132
karakter pemimpin dari caranya pertama Pada tuturan tersebut data kita mengacu pada meliputi: deiksis
menyelesaikan masalah.” penutur dan lawan tutur yakni bang Handi dan persona pertama
439

teman-teman satu selnya. berfungsi sebagai


subjek
“Bila pemimpin itu politikus, ia akan Deiksis Objek Data ia pada tuturan tersebut merupakan Deiksis yang muncul
menyelesaikan masalah dengan cara persona bentuk deiksis persona ketiga jamak dan sebanyak 1 bentuk
membuat masalah baru, agar masalah ketiga berfungsi sebagai objek yang mengacu pada meliputi: deiksis
65. LPKH132
lama tertutupi.” objek pembicaraan yakni seorang pemimpin. persona ketiga
berfungsi sebagai
objek
“Kau yakin ingin tahu?” Deiksis Objek Data kau merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
persona kedua tunggal dan berfungsi sebagai objek sebanyak 1 bentuk
kedua yang mengacu pada lawan tutur yakni Otok. meliputi: deiksis
66. LPKH136
persona kedua
berfungsi sebagai
subjek
“Emmm, dalam kasusmu, amu Deiksis Penunjukk Data –mu merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
menutupi banyak fakta, sehingga hanya persona an dan kedua tunggal dan berfungsi sebagai sebanyak 2 bentuk
kamu sendiri yang masuk penjara. kedua dan objek penunjukkan, pada tuturan tersebut mengacu meliputi: deiksis
Kamu melindungi semua atasanmu Deiksis pada lawan tutur yakni Otok. Data kamu persona kedua
yang terlibat. Oleh meraka yang persona merupakan bentuk deiksis persona kedua berfungsi sebagai
67. LPKH138 diselamatkanmu, kamu dianggap hebat. ketiga tunggal dan berfungsi sebagai objek yang penunjukkan dan
Tapi, bagi kawan-kawan di sini, kamu mengacu pada lawan tutur yakni Otok. Data objek, serta deiksis
hanyalah seorang pengecut. Karena tak mereka merupakan bentuk deiksis persona persona ketiga
pernah berani menyebutkan nama- ketiga jamak dan berfungsi sebagai objek, berfungsi sebagai
nama yang ikut korupsi denganmu.” yang mengacu pada objek pembicaraan yaitu objek
atasan-atasan Otok.
“Aku sudah resmi jadi orang miskin.” Deiksis Subjek Data aku pada tuturan tersebut merupakan Deiksis yang muncul
persona bentuk deiksis persona pertama tunggal dan sebanyak 1 bentuk
POMBH1 pertama berfungsi sebagai subjek yang mengacu pada meliputi: deiksis
68.
40 penutur yakni orang miskin. persona pertama
berfungsi sebagai
subjek
“Kelak, mereka pasti akan menjadi Deiksis Objek Data mereka pada tuturan tersebut merupakan Deiksis yang muncul
POMBH1
69. orang miskin yang baik dan sukses.” persona bentuk deiksis persona ketiga jamak dan sebanyak 1 bentuk
40
ketiga berfungsi sebagai objek yang mengacu pada meliputi: deiksis
440

objek pembicaraan yakni orang-orang kaya. persona ketiga


berfungsi sebagai
objek
“Ceritakan kisah paling lucu dalam Deiksis Subjek Data kita merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
hidup kita….” persona pertama jamak dan berfungsi sebagai subjek sebanyak 1 bentuk
POMBH1 pertama yang mengacu pada penutur dan lawan tutur meliputi: deiksis
70.
40 yakni orang miskin dan istrinya. persona pertama
berfungsi sebagai
subjek
“Ialah ketika aku dan anak-anak begitu Deiksis Subjek dan Data aku merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
kelaparan, lalu menyembelihmu.” persona penunjukk pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek sebanyak 2 bentuk
Jawan istrinya pertama an yang mengacu pada penutur yakni istrinya. meliputi: deiksis
POMBH1 dan Data –mu merupakan bentuk deiksis persona persona pertama
71.
40 Deiksis kedua tunggal dan berfungsi sebagai berfungsi sebagai
persona penunjukkan yang mengacu pada lawan tutur subjek dan deiksis
kedua yakni orang miskin. persona kedua
sebagai penunjukkan
“Barangkali aku memang run-temurun Deiksis Subjek Data aku merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
dikutuk jadi orang miskin.” persona pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek sebanyak 1 bentuk
POMBH1 pertama yang mengacu pada penutur yaitu orang meliputi: deiksis
72.
42 miskin. persona pertama
berfungsi sebagai
subjek
“Kamu memang punya bakat jadi Deiksis Objek Data kamu merupakan bentuk deiksis pesona Deiksis yang muncul
orang miskin.” persona kedua jamak dan berfungsi sebagai objek yang sebanyak 1 bentuk
POMBH1 kedua mengacu pada lawan tutur yakni orang miskin. meliputi: deiksis
73.
42 persona kedua
berfungsi sebagai
objek
“Aku kenal orang miskin yang jadi Deiksis Subjek dan Data aku pada tuturan tersebut merupakan Deiksis yang muncul
pelawak. Bertahun-tahun ia jadi persona objek bentuk deiksis persona dan berfungsi sebagai sebanyak 2 bentuk
POMBH1
74. pelawak, tapi tak pernah ada yang pertama subjek pertama yang mengacu pada penutur meliputi: deiksis
42
tersenyum menyaksikannya di yakni orang miskin. Data ia merupakan persona pertama
panggung. Baru ketika ia mati, semua bentuk deiksis persona ketiga tunggal dan berfungsi sebagai
441

orang tertawa.” berfungsi sebagai objek yang mengacu pada subjek dan deiksis
objek pembicaraan yakni pelawak. persona ketiga
berfungsi sebagai
objek
“Aku punya kolega orang miskin yang Deiksis Subjek, Data aku merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
aku kagumi. Dia merintis karier jadi persona objek dan pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek sebanyak 2 bentuk
pengemis, untuk membesarkan pertama penunjukk yang mengacu pada penutur yakni orang meliputi: deiksis
anaknya. Sekarang satu anaknya di dan an miskin. Data dia merupakan bentuk deiksis persona pertama
ITB, satu di UI, satu di UGM, dan Deiksis persona ketiga tunggal dan berfungsi sebagai berfungsi sebagai
75.
POMBH1 satunya lagi di UNDIP.” persona objek yang mengacu pada objek pembicaraan subjek dan deiksis
44 ketiga yakni kolega orang miskin. Data –nya persona ketiga
merupakan bentuk deiksis persona ketiga berfungsi sebagai
tunggal dan berfungsi sebagai penunjukkan objek dan
yang mengacu pada anak-anak kolega orang penunjukkan
miskin.

“Aku ingin mereka juga menjadi Deiksis Subjek dan Data aku merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
orang miskin yang baik dan benar persona objek pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek sebanyak 2 bentuk
sesuai ketentuan undang-undang. pertama yang mengacu pada penutur dalam tuturan meliputi: deiksis
Setidaknya, bisa mengamalkan dan tersebut yaitu orang miskin. Data mereka pada persona pertama
POMBH1
76. kemiskinan mereka secara adil dan Deiksis tuturan tersebut merupakan bentuk deiksis berfungsi sebagai
44
beradab berdasarkan pancasila dan persona persona ketiga jamak dan berfungsi sebagai subjek dan deiksis
UUD 45,” ketiga objek yang mengacu pada objek pembicaraan persona ketiga
yaitu anak-anak orang miskin. berfungsi sebagai
objek
“Itu perempuan yang kemarin baru Deiksis Penunjukk Data –nya pada tuturan tersebut merupakan Deiksis yang muncul
melahirkan. Anaknya sudah selusin, persona an dan bentuk deiksis persona ketiga tunggal dan sebanyak 2 bentuk
suaminya minggat, dan ia merasa repot ketiga objek berfungsi sebagai penunjukkan yang mengacu meliputi: deiksis
POMBH1 kalau mesti menghidupi satu jabang pada abak-anak seorang perempuan. Data ia persona ketiga
77.
49 bayi lagi. Makanya ia memilih pada tuturan tersebut merupakan bentu deiksis berfungsi sebagai
membakar diri.” persona ketiga tunggal dan berfungsi sebagai penunjukkan dan
objek yang mengacu pada objek pembicaraan objek
yakni seorang perempuan yang meninggal.
78. POMBH1 “hanya orang miskin gadungan yang Deiksis Subjek Data saya merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
442

50 mau mati bunuh diri. Untunglah, persona pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek sebanyak 1 bentuk
sekarang saya sudah resmi jadi orang pertama yang mengacu pada penutur yaitu orang meliputi: deiksis
miskin” miskin. persona pertama
berfungsi sebagai
subjek
“sekarang anak-anakku tak perlu lagi Deiksis Penunjukk Data –ku pada tuturan tersebut merupaakn Deiksis yang muncul
repot-repot mengemis dengan tampang persona an dan bentuk deiksis persona pertama tunggal dan sebanyak 2 bentuk
dimelas-melaskan, buat apa? Toh, pertama subjek berfungsi sebagai penunjukkan yang mengacu meliputi: deiksis
sekarang kami sudah nyaman jadi dan pada penutur yakni orang miskin. Data kami persona pertama
POMBH1
79. orang miskin. Tak sembarang orang Deiksis merupakana bentuk deiksis persona pertama berfungsi sebagai
51
bisa punya Kartu Tanda Miskin seperti persona jamak dan berfungsi sebagai subjek yang penunjukkan dan
ini.” kedua mengacu pada anak-anak orang miskin dan deiksis peesona
orang miskin. kedua berfungsi
sebagai subjek
“Jadi kamu tak perlu cemas begitu, Deiksis Objek Data kamu merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
karena siapa yang mau mengalah akan persona kedua tunggal dan berfungsi sebagai objek sebanyak 1 bentuk
DTPSMK mendapatkan kemenangan.” kedua yang mengacu pada lawan tutur yakni seorang meliputi: deiksis
80.
HH161 politisi. persona kedua
berfungsi sebagai
objek
“Tapi, menyangkut „apel impor‟yang Deiksis Subjek Data kita pada tuturan tersebut merupakan Deiksis yang muncul
harus diutamakan kepentingannya agar persona bentuk deiksis persona pertama jamak dan sebanyak 1 bentuk
kita semua bisa tetap medapatkan pertama berfungsi sebagai subjek. Data kita pada meliputi: deiksis
DTPSMK subsidi di pemilihan presiden tuturan tersebut mengacu pada penutur dan persona pertama
81.
HH62 mendatang. Semua ini ya untuk mitra tutur yakni Pak Wiguyo dan politisi. berfungsi sebagai
kebaikan. Walau kita merasa benar, subjek
lebih baik mengalah, supaya tak ada
yang kehilangan muka.”
“Lho, saya hanya ngasih jalan keluar, Deiksis Subjek dan Data saya merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
agar kamu bisa terhindar dari kasus persona objek pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek sebanyak 2 bentuk
DTPSMK ini.” pertama yang mengacu pada penutur yakni Sarmi. Data meliputi: deiksis
82.
HH163 dan kamu merupakan bentuk deiksis persona persona pertama
Deiksis kedua dan berfungsi sebagai objek pada berfungsi sebagai
persona tuturan tersebut mengacu pada mitra tutur subjek dan deiksis
443

kedua yaitu seorang politisi. persona kedua


berfungsi sebagai
objek
“Saya sudah bilang ke kawan-kawan, Deiksis Subjek dan Data saya merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
biar saya saja yang masuk penjara, tapi persona objek pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek sebanyak 2 bentuk
mereka tak mau. Saya yakin, mereka pertama yang mengacu pada penutur yakni Sarmin. meliputi: deiksis
semua sudah bersengkongkol hendak dan Data mereka pada tuturan tersebut merupakan persona pertama
DTPSMK
83. mengorbankan kamu.” Sarmin Deiksis bentuk deiksis persona ketiga dan berfungsi berfungsi sebagai
HH164
menyalakan sebatang rokok. persona sebagai objek yang mengacu pada objek subjek dan deiksis
ketiga pembicaraan yakni teman-temannya. persona ketiga
berfungsi sebagai
objek
“Saya sudah lama kenal Raden Mas Deiksis Subjek, Data saya merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
Kanjeng. Banyak juga kok yang sering persona penunjukk pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek sebanyak 3 bentuk
minta bantuannya. Dia bisa mengubah pertama an, dan yang mengacu pada penutur yakni Sarmin. meliputi: deiksis
batu jadi emas hanya dengan dan objek Data -nya. dia, ia pada tuturan tersebut persona pertama
DTPSMK menyentuh. Ia bisa memindahkan Deiksis merupakan bentuk deiksis persona ketiga berfungsi sebagai
84.
HH164 penyakit jiwa.” persona tunggal dan berfungsi sebagai objek serta subjek dan deiksis
ketiga penunjukkan yang mengacu pada objek persona ketiga
pembicaraan yakni Radem Mas Kanjeng. berfungsi sebagai
objek dan
penunjukkan
“kita bisa bertukar seperti. Biar jiwa Deiksis Subjek dan Data kita merupaan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
kamu pindah sementara ke tubuh saya. persona objek pertama jamak dan berfungsi sebagai subjek sebanyak 3 bentuk
Jadi ketika nanti dipenjara, pertama yang mengacu pada penutur dan lawan tutur meliputi: deiksis
senbenarnya yang dipenjara adlah saya. dan yaitu Sarmin dan politisi. Data kamu persona pertama
Karena jiwa kamu tetap bebas di tubuh Deiksis merupakan bentuk deiksis persona kedua berfungsi sebagai
DTPSMK
85. saya.” persona tunggal dan berfungsi sebagai objek yang subjek dan deiksis
HH165
kedua mengacu pada lawan tutur yakni seorang persona kedua
politisi. Data saya merupakan bentuk deiksis berfungsi sebagai
persona pertama tunggal dan berfungsi objek
sebagai subjek yang mengacu pada penutur
yakni Sarmin.
86. DTPSMK “Denger Min! idemu itu tak hanya Deiksis Penunjukk Data –mu merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
444

HH165 konyol tapi gila” persona an kedua tunggal dan berfungsi sebagai sebanyak 1 bentuk
kedua penunjukkan, pada tuturan tersebut mengacu meliputi: deiksis
lawan tutur yaitu Sarmin. persona ketiga
berfungsi sebagai
penunjukkan
“Saya hanya bisa bantu, kalau kamu Deiksis Subjek dan Data saya pada tuturan tersebut merupakan Deiksis yang muncul
percaya, terserah kamu percaya atau persona objek bentuk deiksis persona pertama dan berfungsi sebanyak 2 bentuk
tidak.” pertama sebagai subjek yang mengacu pada penutur meliputi: deiksis
dan yakni Raden Mas Kanjeng. Data kamu persona pertama
DTPSMK
87. Deiksis merupakan bentuk deiksis persona kedua berfungsi sebagai
HH166
persona tunggal dan berfungsi sebagai objek yang subjek dan deiksis
kedua mengacu pada lawan tutur yakni politisi. persona kedua
berfungsi sebagai
objek
“Bagiamana dengan saya? Apa Deiksis Subjek Data saya pada tuturan tersebut merupakan Deiksis yang muncul
untungnya semua ini bagi saya.? Tanya persona bentuk deiksis persona pertama tunggal dan sebanyak 1 bentuk
DTPSMK anjing itu pertama berfungsi sebagai subjek yang mengacu pada meliputi: deiksis
88.
HH173 penutur yakni seekor anjing bertubuh persona pertama
manusia. berfungsi sebagai
subjek
“tentu saja kamu lebih beruntung, Deiksis Objek Data kamu merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
karena kamu akan merasakan persona kedua dan berfungsi sebagai objek yang sebanyak 1 bentuk
DTPSMK bagaimana enaknya menjadi manusia.” kedua mengacu pada lawan tutur yakni seeokor meliputi: deiksis
89.
HH173 anjing bertubuh manusia. persona kedua
berfungsi sebagai
objek
“Aku hanya ingin sejenak menikmati Deiksis Subjek dan Data aku pada tuturan tersebut merupakan Deiksis yang muncul
kenangan di meja ini. Semoga kau tak persona objek bentuk deiksis persona pertama tunggal dan sebanyak 2 bentuk
keberatan.” pertama berfungsi sebagai subjek yang mengacu pada meliputi: deiksis
dan penutur yakni seorang perempuan. Data kau persona pertama
90. PKH185
Deiksis merupakan bentuk deiksis persona kedua berfungsi sebagai
persona tunggal dan berfungsi sebagai objek yang subjek dan deiksis
kedua mengacu pada lawan tutur yakni Ren persona kedua
berfungsi sebagai
445

objek
“Duduklah bila kau mau. Mungkin Deiksis Objek dan Data kau merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
kita bisa berbincang. Lagi pula, meja persona subjek kedua tunggal dan berfungsi sebagai objek sebanyak 2 bentuk
ini cukup untuk kita berdua. pertama yang mengacu pada seroang perempuan. Data meliputi: deiksis
dan kita merupakan bentuk deiksis persona persona kedua
91. PKH185
Deiksis pertama dan berfungsi sebagai subjek yang berfungsi sebagai
persona mengacu pada penutur dan lawan tutur yakni objek deiksis persona
kedua seroang perempuan dan Ren. pertama berfungsi
sebagai subjek
“Kau tahu, hanya dengan kenangan Deiksis Objek dan Data kau pada tuturan tersebut merupakan Deiksis yang muncul
kita bisa menikmati kembali persona penunjukk bentuk deiksis persona kedua tunggal dan sebanyak 3 bentuk
kebahagiaan yang telah hilang. Karena pertama an berfungsi sebagai objek yang mengacu pada meliputi: deiksis
itulah kita suka merayakan kenangan. dan lawan tutur yakni Ren. Data kita merupakan persona kedua
Lima tahun lalu, lelaki yang kucintai Deiksis bentuk deiksis persona pertama jamak yang berfungsi sebagai
92. PKH187 melamarku di meja ini.” persona mengacu pada penutur dan lawan tutur yakni objek dan
kedua seorang perempuan dan Ren. Data –ku penunjukkan serta
merupakan bentuk deiksis persona pertama deiksis persona
tunggal dan berfungsi sebagai penunjukkan pertama berfungsi
yang mengacu pada penutur yakni seorang sebagai subjek
perempuan.
“Kepalanya bersandara ke bahuku ,Deiksis Penunjukk Data –nya pada tuturan data tersebut Deiksis yang muncul
yang menyetir mobil sambil persona an merupakan bentuk deiksis persona ketiga sebanyak 2 bentuk
menangis.” kedua dan tunggal dan berfungsi sebagai penunjukkan meliputi: deiksis
Deiksis yang mengacu pada objek tuturan yakni Bram persona ketiga
93. PKH188 persona lelaki yang meninggalkan perempuan. Data – berfungsi sebagai
ketiga ku pada tuturan tersebut merupakan bentuk penunjukkan dan
deiksis persona tunggal yang mengacu pada deiksis persona
penutur yaitu seorang perempuan. pertama berfungsi
sebagai penunjukkan
“Barangkali selama ini kau memang Deiksis Objek Data kau merupakan bentuk deiksis pesona Deiksis yang muncul
keliru” persona kedua tunggal yang mengacu pada lawan tutur sebanyak 1 bentuk
94. PKH188 kedua yaitu Ren. meliputi: deiksis
persona kedua
berfungsi sebagai
446

objek
“Bila kau memang penasaran, kenapa Deiksis Objek dan Data kau pada tuturan tersebut merupakan Deiksis yang muncul
tak kau cari tahu saja kebenarannya? persona subjek bentuk deiksis persona kedua dan berfungsi sebanyak 3 bentuk
Ini kota kecil, dengan mudah kita pertama,D sebagai objek yang mengacu pada lawan tutur meliputi: deiksis
mencari tahu siapa perempuan itu. eiksis yakni Ren. Data kita merupakan bentu deiksis peesona kedua
Sejak kapan ia mengenal Bram dan persona persona pertama jamak dan berfungsi sebagai berfungsi sebagai
seterusnya….” kedua, dan subjek yang mengacu pada penutur dan lawan objek, deiksis
95. PKH190
Deiksis tutur yakni Vika dan Ren. Data ia merupakan persona pertama
persona bentuk deiksis persona ketiga tunggal dan berfungsi sebagai
ketiga berfungsi sebagai objek yang mengacu pada subjek, deiksis
objek pembicaraan yakni Bram. persona ketiga
berfungsi sebagai
objek
“Oke, kalau kau tak mau, biar aku Deiksis Objek dan Data kau pada tuturan tersebut merupakan Deiksis yang muncul
yang mencari tahu.” persona subjek bentuk deiksis persona pertama kedua tunggal sebanyak 2 bentuk
pertama dan berfungsi sebagai objek yang mengacu meliputi: deiksis
dan pada lawan tutur yakni Ren. Data aku persona kedua
96. PKH190 Deiksis merupaan bentuk deiksis persona pertama berfungsi sebagai
persona tunggal dan berfungsi sebagai subjek yang objek dan deiksis
kedua mengacu pada penutur yakni Vika. persona pertama
berfungsi sebagai
subjek
“Dia sama sekali tidak mengenal Deiksis Objek dan Data dia dan ia merupakan bentuk deiksis Deiksis yang muncul
Bram, suaminya pekerja tambang, mati persona penunjukk persona ketiga tunggal dan berfungsi sebagai sebanyak 3 bentuk
karena ledakan gas. Tubuhnya ketiga an objek yang mengacu pada objek pembicaraan meliputi: deiksis
melepuh dan gosong hingga ia tak yaitu seorang perempuan. Data –nya persona ketiga
97. PKH191 berani melihat. Ia ingin mengenang merupakan bentuk deiksis persona ketiga dan berfungsi sebagai
suaminya tidak dengan bayangan yang berfungsi sebagai penunjukkan objek dan
mengerikan seperti itu. Lalu seorang yang mengacu pada seorang perempuan. Data penunjukkan
datang memberi kenangan.” –nya pada tuturan tersebut juga mengacu
pada suaminya.
“Maksudmu?” Deiksis Penunjukk Data –mu pada tuturan tersebut merupakan Deiksis yang muncul
98. PKH191 persona an bentuk deiksis persona kedua tunggal dan sebanyak 1 bentuk
kedua berfungsi sebagai penunjukkan yang mengacu meliputi: deiksis
447

pada lawan tutur yakni Vika. persona kedua


berfungsi sebagai
penunjukkan
“Sepertinya ada yang mengopi Deiksis Penunjukk Data –mu merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
kenanganmu, kemudian memberikan persona an kedua tunggal dan berfungsi sebagai sebanyak 1 bentuk
pada perempuan itu.” kedua penunjukkan, pada tuturan tersebut mengacu meliputi: deiksis
99. PKH191
pada lawan tutur yakni Ren. persona kedua
berfungsi sebagai
penunjukkan
“Tapi monyet yang paling jelek pun Deiksis Objek Data kamu merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
masih lebih cakep dari kamu.” persona kedua tunggal dan berfungsi sebagai objek sebanyak 1 bentuk
kedua yang mengacu pada lawan tutur yakni Otok. meliputi: deiksis
100. BPPH208
persona kedua
berfungsi sebagai
objek
“Mestinya tadi kamu akting, terguling- Deiksis Objek dan Data kamu pada tuturan tersebut merupakan Deiksis yang muncul
guling atau bilang kamu patah. Kita persona subjek bentuk deiksis persona kedua tunggal dan sebanyak 3 bentuk
bisa peras yang nabrak kamu itu, besok pertama berfungsi sebagai objek yang mengacu pada meliputi: deiksis
lagi, kalau kamu ketabrak, bilang dan lawan tutur yakni Otok. Data kita merupakan persona ketiga
kami!” Deiksis bentuk deiksis persona pertama jamak dan berfungsi sebagai
101. BPPH212 persona berfungsi sebagai subjek yang mengacu pada objek dan deiksis
kedua penutur dan lawan tutur yakni Otok dan empat persona pertama
pemuda preman. Data kami merupakan bentuk berfungsi sebagai
deiksis persona pertama jamak dan berfungsi subjek
sebagai subjek yang mengacu pada teman-
teman preman.
“Kalau ketahuan itu bukan darah, kita Deiksis Subjek Data kita pada tuturan tersebut merupakan Deiksis yang muncul
bisa kena pasal 310.” persona bentuk deiksis persona pertama jamak dan sebanyak 1 bentuk
pertama berfungsi sebagai subjek yang mengacu pada meliputi: deiksis
102. BPPH215
penutur dan lawan tutur yaitu teman preman persona pertama
dan pemimpin preman. berfungsi sebagai
subjek
“Iya. Maksud saya, nama baik kita Deiksis Subjek Data saya merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
103. BPPH215
sebagai penipu akan tercemarkan.” persona pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek sebanyak 2 bentuk
448

pertama yang mengacu pada penutur yakni preman. meliputi: deiksis


Data kita pada tuturan tersebut merupakan persona pertama
bentuk deiksis persona pertama jamak dan berfungsi sebagai
berfungsi sebagai subjek yang mengacu pada subjek
penutur dan lawan tutur yakni teman
premannya.

“Saya intruksikan agar kalian tidak Deiksis Subjek dan Data saya merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
melakuan hal-hal yang konyol di luar persona objek pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek sebanyak 3 bentuk
bisnis kita. Jangan tergoda mengambil pertama yang mengacu pada penutur yakni pemimpin meliputi: deiksis
telepon genggam, dompet, atau tas dan preman. Data kalian pada tuturan tersebut persona pertama
yang ada di mobil korban. Jangan bikin Deiksis merupakan bentuk deiksis persona kedua berfungsi sebagai
kerusakan. Ingat, kita ini hanya persona jamak dan berfungsi sebagai objek yang subjek dan deiksis
104. BPPH216
melakukan sedikit penipuan. Bukan kedua mengacu pada lawan tutur yakni teman-teman persona kedua
maling atau perusuh,” preman. Data kita merupakan bentuk deiksis berfungsi sebagai
persona pertama jamak dan berfungsi sebagai objek
subjek yang mengacu pada penutur dan lawan
tutur yaitu pemimpin preman dan anak buah
preman.
“Kamu ini pemimpin preman atau Deiksis Objek Data kamu merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
pemimpin partai politik?” persona kedua tunggal dan berfungsi sebagai objek sebanyak 1 bentuk
kedua yang mengacu pada lawan tutur yaitu meliputi: deiksis
105. BPPH216
pemimpin preman. persona kedua
berfungsi sebagai
objek
“Lho, meskipun kita ini hanya Deiksis Subjek Data kita pada tuturan tersebut merupakan Deiksis yang muncul
kelompok preman, kita tidak boleh persona bentuk deiksis persona pertama jamak dan sebanyak 1 bentuk
seperti partai politik. Politisi boleh pertama berfungsi sebagai subjek yang mengacu pada meliputi: deiksis
106. BPPH216
seperti preman, tapi kita tidak boleh penutur dan lawan tutur yaitu pemimpin persona pertama
meniru politisi.” preman dan anak buahnya. berfungsi sebagai
subjek
“Beruntunglah kamu punya wajah Deiksis Objek dan Data kamu merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
107. BPPH218 jelek, karena sangat potensial untuk persona penunjukk kedua tunggal dan berfungsi sebagai objek sebanyak 2 bentuk
bisa dihina. Kamu bisa mendapatkan kedua an yang mengacu pada lawan tutur yakni Otok. meliputi: deiksis
449

uang lebih banyak dengan wajah Data –mu pada tuturan tersebut merupakan persona kedua
jelekmu itu.” bentuk deiksis persona kedua tunggal dan berfungsi sebagai
berfungsi sebagai penunjukkan yang mengacu objek dan
pada lawan tutur yaitu Otok. penunjukkan
“Ketika menunggu di kantor polisi. Deiksis Penunjukk Data –ku merupakan bentuk deiksis perosna Deiksis yang muncul
Rasanya seperti mendengar suara persona an pertama tunggal dan berfungsi sebagai sebanyak 1 bentuk
malaikat maut yang sedang mengabsen pertama penunjukkan yang mengacu pada penutur meliputi: deiksis
108. BPPH219
namaku agar antre ” yaitu Kang Oji. persona pertama
berfungsi sebagai
penunjukkan
“Saya hanya melaksanakan kewajiban Deiksis Subjek Data saya merupaan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
hukum untuk mendampingi dan persona pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek, sebanyak 1 bentuk
membela Otok, yang selama ini pertama pada tuturan tersebut mengacu pada penutur meliputi: deiksis
menerima perlakuan teror yang begitu yakni seorang pengacara. persona pertama
mengerikan, sehingga hidupnya tak berfungsi sebagai
109. BPPH220
pernah tenang karena berbagai subjek
cemoohan, hinaan di luar batas
perikemanusiaan, makian, dan ujaran
permusuhan yang diterima bertahun-
tahun.”
“Wah kamu cakep banget hari ini, Deiksis Objek Pada data kamu dalam tuturan tersebut Deiksis yang muncul
seperti pangeran Arab.” persona merupakan bentuk deiksis persona kedua sebanyak 1 bentuk
kedua tunggal dan berfungsi sebagai objek yang meliputi: deiksis
110. BPPH221
mengacu pada lawan tutur yakni Otok. persona kedua
berfungsi sebagai
objek
“Besok kamu ikut, kamu bereskan saja Deiksis Objek dan Pada tuturan tersebut data kamu merupakan Deiksis yang muncul
secepatnya. Kita berangkat ke pantai persona subjek bentuk deiksis persona kedua dan berfungsi sebanyak 1 bentuk
menggunakan pesawat jet pribadi.” pertama sebagai objek yang mengacu pada lawan tutur meliputi: deiksis
dan yaitu bos perusahaan. Data kita merupakan persona kedua
111. KCBH226
Deiksis bentuk deiksis persona pertama jamak dan berfungsi sebagai
persona berfungsi sebagai subjek yang mengacu pada objek
kedua penutur dan lawan tutur yakni bos dan
sekretaris.
450

“Kamu nggak marah kan, Babe? Ini Deiksis Objek dan Data kamu merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
mendadak banget. Aku harus ikut persona subjek kedua tunggal dan berfungsi sebagai objek sebanyak 3 bentuk
rombongan Menteri Perdagangan. pertama yang mengacu pada lawan tutur yakni seorang meliputi: deiksis
Makanya besok aku nggak mungkin dan pemuda. Data aku pada tuturan tersebut persona kedua
ikut kamu. Kita atur lagi deh. Bener Deiksis merupakan bentuk deiksis persona pertama berfungsi sebagai
112. KCBH228 kan, kamu nggak marah? Makasih persona tunggal dan berfungsi sebagai subjek yang objek dan deiksis
Babe.” kedua mengacu pada penutur yakni sekretaris. Data persona pertama
kita merupakan bentuk deiksis persona berfungsi sebagai
pertama jamak dan berfungsi sebagai subjek subjek
yang mengacu pada penutur dan lawan tutur
yakni sekretaris dan seorang pemuda.
“Besok saya nggak jadi diving sama Deiksis Subjek Pada tuturan tersebut data saya merupakan Deiksis yang muncul
teman-teman, jadi bisa pergi sama persona bentuk deiksis persona pertama tunggal dan sebanyak 1 bentuk
Tante. Saya juga udah kangen banget pertama berfungsi sebagai subjek yang mengacu pada meliputi: deiksis
113. KCBH229
sama Tante.” penutur yakni seorang pemuda. persona pertama
berfungsi sebagai
subjek
“Mama nggak bisa datang, tapi mama Deiksis Objek dan Data kamu dan –mu merupakan bentuk deiksis Deiksis yang muncul
bisa beliin tas itu. Kamu bisa persona penunjukk persona kedua tunggal dan berfungsi sebagai sebanyak 2 bentuk
merayakan dengan kawan-kawanmu. kedua an objek, serat penunjukkan yang mengacu pada meliputi: deiksis
114. KCBH230 Kalau ada mama, nanti teman- lawan tutur yakni seorang gadis. persona kedua
temanmu malah rikuh. Iya mama pasti berfungsi sebagai
beliin tas itu.” objek dan
penunjukkan
“Bener loh om, mumpung mama nggak Deiksis Subjek Pada tuturan tersebut data saya merupakan Deiksis yang muncul
jadi. Besok setelah ama temen-temen. persona bentuk deiksis persona pertama tunggal dan sebanyak 1 bentuk
Saya pasti nemuin om. Pokonya saya pertama berfungsi sebagai subjek yang mengacu pada meliputi: deiksis
115. KCBH232
kepingin hanya berdua sama om.” penutur yakni seorang gadis. persona pertama
berfungsi sebagai
subjek
“Besok kau ada waktu?” Deiksis Objek Data kau merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
persona kedua tunggal dan berfungsi sebagai objek sebanyak 1 bentuk
116. KCBH234
kedua yang mengacu pada lawan tutur yakni seorang meliputi: deiksis
bos. persona kedua
451

berfungsi sebagai
objek
“kita harus ketemu” Deiksis Subjek Data kita merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
persona pertama jamak dan berfungsi sebagai subjek sebanyak 1 bentuk
pertama yang mengacu pada penutur dan lawan tutur meliputi: deiksis
117. KCBH234
yakni bos dan istri seorang hakim. persona pertama
berfungsi sebagai
subjek
“Minggu depan vonis akan diputuskan. Deiksis Subjek Pada tuturan tersebut data saya merupakan Deiksis yang muncul
Ada kurir yang mesti saya temui. Tak persona bentuk deiksis persona pertama dan berfungsi sebanyak 1 bentuk
bisa diwakilkan. Begini repotnya kalau pertama sebagai subjek yang mengacu pada penutur meliputi: deiksis
118. KCBH235
berurusan dengan hukum yang yakni seorang bos. persona pertama
berengsek.” berfungsi sebagai
subjek
“Kok kamu diam Babe? Nggak seneng Deiksis Objek dan Pada tuturan tersebut data kamu merupakan Deiksis yang muncul
ya aku bisa ikut kamu? Apa kamu mau persona subjek bentuk deiksis persona kedua tunggal yang sebanyak 2 bentuk
pergi sama yang lain ya?, yaudah, pertama mengacu pada lawan tutur yakni seorang meliputi: deiksis
besok aku ikut kamu. Aku sudah beli dan pemuda. Data aku merupakan bentuk deiksis persona kedua
119. KCBH236 lingerie stripis dan kostum suster kok.” Deiksis persona pertama dan berfungsi sebagai subjek berfungsi sebagai
persona yang mengacu pada penutur yakni sekretaris. objek dan deiksis
kedua persona pertama
berfungsi sebagai
subjek
“Itu saat saya umur 20 tahun. Basiyo 3 Deiksis Subjek dan Pada tuturan tersebut data saya merupakan Deiksis yang muncul
tahun lebih muda dari saya. Saya bisa persona peunjukka bentuk deiksis persona pertama tunggal dan sebanyak 2 bentuk
memahami kemarahannya. Siapa yang pertama n berfungsi sebagai subjek yang mengacu pada meliputi: deiksis
akan sanggup terus-menerus dihantui dan penutur yaitu Mbah Ngabdul. Data –nya persona pertama
bayangan orang yang begitu dicinta Deiksis merupakan bentuk deiksis persona ketiga dan berfungsi sebagai
OTBTSL
120. dalam keadaan terhina seperti itu, ta persona berfungsi sebagai penunjukkan yang mengacu subjek dan deiksis
H251
berdaya, dan berpelepotan tahi? Bisa ketiga pada objek pembicaraan yaitu Basiyo. persona ketiga
saya bayangkan mimpi buruk dan berfungi sebagai
mengerikan yang mesti ditanggung penunjukkan
setiap malam. Sungguh saya sendiri tak
sanggup mengingat itu. Saya selalu
452

menangis.”
“ketika saya merasa tak lagi punya Deiksis Subjek Pada tuturan tersebut, data saya merupakan Deiksis yang muncul
apa-apa, saya selalu diingatkan, persona bentuk deiksis persona pertama dan berfungsi sebanyak 1 bentuk
semestinya tak perlu merasa pertama sebagai subjek yang mengacau pada penutur meliputi: deiksis
OTBTSL kehilangan apa-apa karena masih yaitu Suparmi istri Basiyo. persona pertama
121.
H253 punya kebahagiaan. Meski sedikit. berfungsi sebagai
Beras bisa habis. Tapi, kebahagiaan itu subjek
rezeki yang tak akan pernah habis
dinikamati.”
“Kalau keringatku bau perengus kecut Deiksis Penunjukk Pada tuturan tersebut data –ku dan aku Deiksis yang muncul
ini, sebenarnya hanya untuk persona an, subjek merupakan bentuk deiksis persona pertama sebanyak 3 bentuk
membuktikkan, apakah kamu masih pertama dan objek tunggal dan berfungsi sebagai subjek dan meliputi: deiksis
perhatian sama aku. Kalau kamu masih dan penunjukkan yang mengacu pada penutur peesona pertama
mencium bauku, itu tandanya kamu Deiksis yakni Basiyo. Data kamu merupakan bentuk berfungsi sebagai
masih perhatian sama aku. Kan aku persona deiksis persona kedua tunggal dan berfungsi penunjukkan dan
OTBTSL
122. jadi senang. Makanya, kalau kamu kedua sebagai objek yang mengacu pada lawan tutur subjek dan deiksis
H253
rajin mandi, kamu malah tidak punya yakni Istrinya Suparmi. persona kedua
kesempatan memperhatikan aku. berfungsi sebagai
Kamu nanti marah, karena objek
menganggap aku tidak memberikan
kesempatan kamu untuk
memperhatikanku.”
“kamu kan tahu sendiri, nggak Deiksis Objek dan Pada tuturan tersebut data kamu merupakan Deiksis yang muncul
mungkin aku sama sinden. Aku dan persona subjek bentuk deiksis persona kedua tunggal dan sebanyak 3 bentuk
sinden itu beda keyakinan! Aku yakin pertama,D berfungsi sebagai objek yang mengacu pada meliputi: deiksis
mau, sementara dia yakin tidak mau.” eiksis lawan tutur yakni istri Basiyo. Data aku persona kedua
persona merupakan bentuk deiksis persona pertama berfungsi sebagai
OTBTSL kedua, dan tunggal dan berfungsi sebagai penunjukkan objek, deiksis
123.
H256 Deiksis yang mengacu pada penutur yakni Basiyo. peesona pertama
persona Data dia merupakan bentuk deiksis persona berfungsi sebagai
ketiga ketiga tunggal dan berfungsi sebagai objek subjek dan deiksis
yang mengacu pada objek pembicaraan yakni persona ketiga
sinden. berfungsi sebagai
objek.
453

“Mbelegedesss… terserah, mau Deiksis Subjek Data aku merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
ngomong apa pun aku tak percaya.” persona pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek sebanyak 1 bentuk
OTBTSL pertama yang mengacu pada penutur yakni Suparmi meliputi: deiksis
124.
H256 istri Basiyo persona pertama
berfungsi sebagai
subjek
“Yang jelas saya tidak ingin sepeda, Deiksis Subjek Data saya merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
Pak. Biar saya yang kasih tebak- persona pertama tunggal dan berfungsi sebagai subjek sebanyak 1 bentuk
OTBTSL tebakan buat bapak. Nanti kalau pertama yang mengacu pada penutur yakni Basiyo. meliputi: deiksis
125.
H264 berhasil menebak, saya kasih sepeda. persona pertama
Bukan sepeda ontel. Sepeda roda tiga, berfungsi sebagai
Pak. lumayan buat cucu Bapak.” subjek
“Mungkin Pak Basiyo bisa cerita, Deiksis Subjek Data kita merupakan bentuk deiksis persona Deiksis yang muncul
kenapa Pak Basiyo tak bisa tertawa dan persona pertama jamak dan berfungsi sebagai subjek sebanyak 1 bentuk
sedih lagi. Pak Basiyo mendapatkan pertama yang mengacu pada penutur dan lawan tutur meliputi: deiksis
kehormatan Bintang Maha Putera yakni pak presiden dan pak presiden. persona pertama
Utama karena Pak Basiyo rakyat yang berfungsi sebagai
OTBTSL patut di contoh. Rakyat teladan. Rakyat subjek
126.
H265 yang baik karena tak lagi bisa sedih
dengan segala macam penderitaan.
Kalau semua rakyat di negeri ini
seperti Pak Basiyo, pasti negara kita
cepat maju. Jelaskan kenapa, Pak
Basiyo tak bisa tertawa lagi?”
“Coba kalau nanti benar-benar mati Deiksis Subjek Pada tuturan tersebut data kita merupakan Deiksis yang muncul
jadi pahlawan, pasti nggak mau kenal persona bentuk deiksis persona pertama jamak dan sebanyak 1 bentuk
OTBTSL sama kita. Dasar orang aneh. Pura-pura pertama berfungsi sebagai subjek yang mengacu pada meliputi: deiksis
127.
H266 saja suka perhatian, nggak ingin dapat penutur dan lawan tutur yakni warga sekitar persona pertama
pujian. Dasar pelawak tolol sok.” rumah Basiyo. berfungsi sebagai
subjek
“Sidang bisa dilanjutkan, karena ini Deiksis Penunjuk Data ini merupakan bentuk deiksis ruang atau Deiksis yang muncul
bukan menyangkut dakwaan. Kita Ruang umum tempat dan berfungsi sebagai penunjuk umum. sebanyak 1 meliputi:
128. SMH21
hanya ingin meminta kesaksian secara Pada tuturan tersebut data ini mengacu pada deiksis ruang yang
terbuka.” tempat terjadinya tuturan yaitu berada di berfungsi sebagai
454

ruang sidang. penunjuk umum


“Tidak penting apa pendapatnya, Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data ini merupakan Deiksis yang muncul
sidang ini hanya ingin tahu Ruang umum bentuk deiksis ruang atau tempat dan sebanyak 1 meliputi:
129. SMH22 kesaksiannya.” berfungsi sebagai penunjuk umum yang deiksis ruang yang
mengacu pada tempat terjadinya tuturan yaitu berfungsi sebagai
berada dalam ruangan sidang. penunjuk umum
“Saudara Saksi Mata, sekali lagi kami Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data pengadilan Deiksis yang muncul
peringatkan, jangan membuat gaduh Ruang geografi merupakan bentuk deiksis ruang atau tempat sebanyak 1 meliputi:
130. SMH22 pengadilan. Makin kamu sering dan berfungsi sebagai penunjuk geografi yang deiksis ruang yang
menggonggong, hanya membuktikan mengacu pada letak tuturan tersebut terjadi berfungsi sebagai
kekuatanmu.” yaitu di sebuah pengadilan. penunjuk geografi
“Karena itulah saya perintahkan Deiksis Penunjuk Data di ruang sidang ini merupakan bentuk Deiksis yang muncul
saudara Saksi Mata tak terlalu sering Ruang geografi deiksis ruang atau tempat dan berfungsi sebanyak 1 meliputi:
131. SMH22 menggonggong di ruang sidang ini, sebagai penunjuk geografi yang mengacu pada deiksis ruang yang
paham?” letak sebuah tuturan tersebut terjadi yaitu berfungsi sebagai
berada di ruang persidangan. penunjuk geografi
“Kami ingin mendengar pendapat para Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data persidangan ini. Deiksis yang muncul
ahli yang terhormat, agar kami yakin Ruang umum Data ini merupakan bentuk deiksis ruang atau sebanyak 1 meliputi:
132. SMH23 dengan kesaksian yang akan tempat dan berfungsi sebagai penunjuk umum deiksis ruang yang
disampaikan Saksi Mata dalam yang mengacu pada tempat tuturan tersebut berfungsi sebagai
persidangan ini.” terjadi yakni di sebuah persidangan. penunjuk umum
“Karena pada prinsip, seluruh ekspresi Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data persidangan ini Deiksis yang muncul
Saksi Mata adalah tanda, yang Ruang umum merupakan bentuk deiksis ruang atau tempat sebanyak 1 meliputi:
mengandung makna komunikasi. dan berfungsi sebagai penunjuk umum yang deiksis ruang yang
Bahkan tinggi rendah keras kecilnya mengacu pada lokasi tuturan berlangsung berfungsi sebagai
133. SMH26 suara ketika ia menggonggong adalah yaitu berada dalam ruang persidangan. penunjuk umum
komunikasi. Dalam konteks semiotika
inilah, saya yakin, saksi mata mengerti
kenapa ia menjadi saksi kunci dalam
persidangan ini.”
“Menganggapnya sebagai kambing Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data ini merupakan Deiksis yang muncul
hitam saja sudah merupakan Ruang umum bentuk deiksis ruang atau tempat dan sebanyak 1 meliputi:
134. SMH29
penghinaan bagi dirinya, karena Saksi berfungsi sebagai penunjuk umum. Data ini deiksis ruang yang
Mata bukan kambing, melainkan mengacu pada lokasi tuturan tersebut berfungsi sebagai
455

anjing. Anjing yang harus berlangsung yaitu berada dalam ruang penunjuk umum
menghormati hak-hak keanjingannya. pengadilan.
Pengadilan ini tak lebih pertunjukkan
topeng monyet, dan anjing itu hanyalah
korban persekongkolan jahat”
“Biasanya sih, rata-rata, warga di sini Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut, data di sini merupakan Deiksis yang muncul
memilih paket sedarhana ini. Harga- Ruang tempat bentuk deiksis ruang atau tempat dan sebanyak 2 meliputi:
harganya masih terjangkau. Kapur berfungsi sebagai penunjuk tempat yang deiksis ruang yang
barus, kembang, daun pandan, itu satu mengacu pada letak tuturan tersebut terjadi berfungsi sebagai
paket. Malah nanti dapat gratis minyak yaitu berada di rumah Sipon yang letaknya penunjuk tempat
wangi cap Duyung. Jenis-jenis kain dekat dengan penutur. Data di situ merupakan
kafannya juga bisa Ibu pilih sendiri. bentuk deiksis ruang tau tempat dan berfungsi
Saya kira kalau ambil paket setengah sebagai penunjuk tempat, pada tuturan
harga yang ini juga menarik. Di situ, tersebut mengacu pada letak jenis-jenis kain
tertulis jenis kain kafannya memang kafan yang diberikan kepada bu sipon, data ini
tak terlalu halus, tapi ya tidak terlalu letaknya agak jauh dari penutur.
kasar amat. Juga nisannya, tidak dari
batu, tapi dari kayu. Nisan kayu malah
lebih banyak pilihan. Mau dari kayu
135. MSSPH41 apa? Mahoni, nangka atau randu? Tapi
kalau nisanya dari kayu randu nanti
cepat lapuk, Bu. Saya sarankan cukup
kayu mahoni saja. Ini hanya saran lho,
ya. Siapa tau Ibu malah pinginnya
nisan kayu jati, kita memang harus
memberi yang terbaik pada yang mati
apalagi almarhum suami Ibu ini kan
penyair. Kita harus memakamkannya
secara layak. Apa kata dunia kalau
penyair hebat seperti suami Ibu
dimakamkan dengan upacara yang
biasa-biasa saja? Makannya, Bu, saya
sarankan lebih baik Ibu ambil paket
kematian yang premium ini, biar
456

prosesi pemakamannya megah


begitu…”
“Ibu nggak usah bingung begitu. Saya Deiksis Penunjuk Data sini pada tuturan tersebut merupakan Deiksis yang muncul
ini kan ya hanya membantu, agar Ibu Ruang tempat bentuk deiksis ruang atau tempat dan sebanyak 1 meliputi:
tidak repot. Kalau perlu, Ibu tinggal berfungsi sebagai penunjuk tempat yang deiksis ruang yang
duduk tenang menikmati kesedihan. mengacu letak tuturan tersebut terjadi yaitu berfungsi sebagai
Biar semua ini nanti saya dan warga berada di rumah Sipon yang dekat dengan penunjuk tempat
yang urus. Kebetulan ada warga sini penutur. Data di sini merupakan bentuk
yang punya event organizer deiksis ruang atau tempat dan berfungsi
pemakaman. Ibu tinggal siapkan dana, sebagai penunjuk tempat yang mengacu pada
semua beres. Oh ya, kalau Ibu mau lokasi tuturan tersebut terjadi yaitu berada di
136. MSSPH42
warga di sini yang mau mengurukan rumah Sipon.
pemakamannya ya tak apa-apa,
biasanya mereka dapat lima puluh ribu
per orang ibu butuh berapa orang?
Serahkan saja duitnya sama saya. Biar
saya yang bantu bagikan pada mereka.
Kalau duitnya dikasih orang lain nanti
malah di korupsi. Bagaimana Bu? Ibu
mau pilih paket kematian yang mana?”
“Bagaimana bu? Mau dimakamkan jam Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut terdapat bentuk deiksis Deiksis yang muncul
berapa? Baiknya cepetan. Jangan Ruang tempat ruang atau tempat yang berada dekat dengan sebanyak 1 meliputi:
sampai menginap, tidak baik. Saya penutur yaitu di sini. Data di sini berfungsi deiksis ruang yang
sudah siapkan orang-orang buat sebagai penunjuk tempat mengacu pada lokasi berfungsi sebagai
memandikan. Tapi ya itu, Bu, mohon tuturan tersebut terjadi yaitu warga yang penunjuk tempat.
kepastian lebih dulu., kira-kira ibu ada berada di sekitar rumah ibu Sipon.
dana berapa buat mereka. Ya
137. MSSPH43
seikhlasnya saja. Ini saya hanya
menyampaikan saja lho ya. Tapi ya
memang sudah kebiasaan di sini. Ibu
tahu sendiri. Ongkos orang mati
memang tidak sedikit. Sekarang ini,
kalau tidak ada duit, ya jarang mau
datang membantu. Semakin banyak
457

yang datang semakin banyak yang


mendoakan, itu semakin baik buat
almarhum. Biar husnul khotimah.”
“daripada terus keluyuran begitu, kan Deiksis Penunjuk Data begitu merupakan bentuk deiksis ruang Deiksis yang muncul
lebih baik memperbanyak ibadah.” Ruang umum dan berfungsi sebagai penunjuk umum yang sebanyak 1 meliputi:
138. MSSPH52 mengacu pada letak tuturan tersebut terjadi deiksis ruang yang
yaitu di dekat pos ronda. berfungsi sebagai
penunjuk umum
“Sini, pastilah kematian lebih asyik Deiksis Penunjuk Data sini merupakan bentu deiksis ruang atau Deiksis yang muncul
bila dinikmati sambil ngopi.” Ruang tempat tempat dan berfungsi sebagai penunjuk tempat sebanyak 1 meliputi:
yang letaknya dekat dengan penutur, data deiksis ruang yang
139. MSSPH52 tersebut mengacu pada peristiwa tuturan berfungsi sebagai
terjadi yaitu berada di sebuah di sebuah pos penunjuk tempat
ronda.

“Korupsi itu bukan soal adanya Penunjuk Data bangsa ini merupakan bentuk deiksis Deiksis yang muncul
kesempatan, melainkan soal giliran. umum ruang dan tempat dan berfungsi sebagai sebanyak 1 meliputi:
Pada akhirnya semua akan korupsi. penunjuk umum. Data ini mengacu pada letak deiksis ruang yang
Membenci koruptor hanya akan tuturan tersebut terjadi yaitu berada di negara berfungsi sebagai
140. KKTH73 menghabiskan energi bangsa ini. Lebih indonesia. penunjuk umum
baik kita mulai memikirkan cara
terbaik, bagaimana agar keahlian dan
kepintaran kita dalam korupsi ini
menjadi ke unggulan bangsa.”
“Saya, dengan penuh kesadaran, Penunjuk Pada tuturan tersebut data ini merupakan Deiksis yang muncul
memilih sel ini.” geografi bentuk deiksis ruang atau tempat dan sebanyak 1 meliputi:
berfungsi sebagai penunjuk geografi yang deiksis ruang yang
141. KKTH76
letaknya dekat dengan penutur, data tersebut berfungsi sebagai
mengacu pada lokasi tempat tuturan terjadi penunjuk geografi
yaitu berada dalam sebuah sel.
“Mereka sudah menyiapkan sel besar, Penunjuk Pada tuturan tersebut data ini merupakan Deiksis yang muncul
dengan perabot lengkap, kulkas dan geografi bentuk deiksis ruang dan berfungsi sebagai sebanyak 1 meliputi:
142. KKTH76
televisi, tapi saya menolak. Saya tak penunjuk geografi yang letaknya dekat dengan deiksis ruang yang
seperti koruptor lain yang manja, yang penutur, data ini mengacu pada ruangan sel berfungsi sebagai
458

di penjara pun ingin menikmati fasilitas sempit yang di tempatinya saat di dalam penunjuk geografi
mewah. Sel sempit ini justru membuat penjara.
saya bersyukur, karena saya bisa jadi
merenung. Lihatlah sel ini mirip gua.”
“Kuharap kalian tak keberatan ia Penunjuk Data di sini pada tuturan tersebut merupakan Deiksis yang muncul
tinggal di sini. Ia diusir dari surga…” tempat bentuk deiksis ruang dan berfungsi sebagai sebanyak 1 meliputi:
143. KTAH93 penunjuk tempat yang letaknya dekat dengan deiksis ruang yang
penutur. Data tersebut mengacu pada lokasi berfungsi sebagai
tuturan berlangsung yaitu di kuburan. penunjuk tempat
“benat-benar beruntung kita punya Deiksis Penunjuk Data ini pada tuturan tersebut merupakan Deiksis yang muncul
tetangga sebaik Pak Kor. Meski kaya Ruang umum bentuk deiksis ruang atau tempat dan sebanyak 1 meliputi:
beliau tidak sombong. Ia masih mau berfungsi sebagai penunjuk umum yang deiksis ruang yang
144. KTAH98 menyempatkan menengok kita yang letaknya dekat dengan penutur. Data tersebut berfungsi sebagai
melarat. Kalau semua orang kaya di mengacu pada lokasi sebuah tuturan yaitu di penunjuk umum
negeri ini sebaik pak Kor, pasti nggak negara indonesia.
ada orang miskin kelaparan.”
“Ingat setelah banjir tahun lalu, siapa Deiksis Penunjuk Pad atuturan tersebut data jalan di depan gang Deiksis yang muncul
yang langsung memperbaiki jalan di Ruang geografi merupakan deiksis ruang dan berfungsi sebanyak 2 meliputi:
depan gang kita yang rusak penuh sebagai penunjuk geografi yang megacu pada deiksis ruang yang
genangan air? Pak Kor, kan! Tiap letak tuturan tersebut terjadi yaitu berada pada berfungsi sebagai
menjelang Lebaran rumah Pak Kor sebuah gang. Data kampung pada tuturan penunjuk geografi
juga terbuka buat kita, kita selalu tersebut merupakan bentuk deiksis ruang dan
145. KTAH106
diundang makan-makan dan dapat berfungsi sebagai penunjuk geografi yang
pembagian beras, meskipun cuma beras mengacu pada letak tuturan tersebut terjadi
miskin. Tiap kampung kita ada acara, yaitu berada di sebuah permukiman warga.
dari tujuh belasan sampai perayaan
Mauladan, Pak Kor juga selalu ngasih
sumbangan.
“Percayalah, penjara bukanlah tempat Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data penjara merupakan Deiksis yang muncul
yang menyeramkan bagi koruptor.” Ruang geografi bentuk deiksis ruang atau tempat dan sebanyak 1 meliputi:
146. LPKH120 berfungsi sebagai penunjuk geografi yang deiksis ruang yang
mengacu pada tuturan tersebut terjadi yaitu berfungsi sebagai
berada dalam sebuah penjara. penunjuk geografi
147. LPKH122 “Kau bisa berkenalan dengan orang- Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data di sini merupakan Deiksis yang muncul
459

orang terhormat di sini. Kesempatan Ruang tempat bentuk deiksis ruang atau tempat dan sebanyak 1 meliputi:
langka, yang mungkin tak akan bisa berfungsi sebagai penunjuk tempat yang deiksis ruang yang
kau dapatkan bila kau masih di luar letaknya dekat dengan penutur dan mengacu berfungsi sebagai
sana.” Sarusi tersenyum pada tempat tuturan tersebut terjadi yaitu penunjuk tempat
berada pada sebuah sel tahanan penjara.
“Kamu pasti pernah dengar lelucon Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data di sini merupakan Deiksis yang muncul
tentang pencuri motor, yang begitu Ruang tempat bentuk deiksis ruang atau tempat dan sebanyak 1 meliputi:
masuk penjara akan makin pintar. berfungsi sebagai penunjuk tempat yang deiksis ruang yang
Ketika keluar, ia tak lagi menjadi letaknya dekat dengan penutur dan mengacu berfungsi sebagai
pencuri motor, tetapi pencuri mobil. pada tempat tuturan tersebut terjadi yaitu penunjuk tempat
Pintar-pintarlah bergaul di sini, maka berada pada sebuah sel tahanan penjara.
kamu akan makin cerdas. Kalau
148. LPKH123
sebelumnya kamu hanya mengambil
ratusan juta, begitu keluar, kamu akan
tahu bagaimana caranya menilap
ratusan miliar. Anggap saja kamu
sedang sekolah S2 atau S3 di sini dan
nanti keluar sekaligus lulus dengan
gelar doktor humoris causa.”
“Di sini, kita memang seperti Deiksis Penunjuk Data di sini pada tuturan tersebut merupakan Deiksis yang muncul
pemimpin dan pejuang zaman dulu, Ruang tempat bentuk deiksis ruang atau tempat dan sebanyak 1 meliputi:
yang punya kesamaan nasib dan berfungsi sebagai penunjuk tempat yang deiksis ruang yang
149. LPKH127
perjuangan.” Ujar Sarusi letaknya dekat dengan penutur dan mengacu berfungsi sebagai
pada tempat tuturan tersebut terjadi yaitu penunjuk tempat
berada pada sebuah sel tahanan penjara.
“Karena semua pemimpin masuk Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data ini merupakan Deiksis yang muncul
penjara ini.” Ruang geografis bentuk deiksis ruang atau tempat dan sebanyak 1 meliputi:
150. LPKH132 berfungsi sebagai penunjuk geografi yang deiksis ruang yang
mengacu pada letak tuturan tersebut terjadi berfungsi sebagai
yaitu berada dalam sebuah penjara. penunjuk geografis
“Berarti Pak Sugeng kurang gendut Deiksis Penunjuk Data ke sini pada tuturan tersebut merupakan Deiksis yang muncul
dong, makanya masuk ke sini.” Ruang tempat bentuk deiksis ruang atau tempat dan sebanyak 1 meliputi:
151. LPKH133
berfungsi sebagai penunjuk tempat yang deiksis ruang yang
letaknya dekat dengan penutur dan mengacu berfungsi sebagai
460

pada tempat tuturan tersebut terjadi yaitu penunjuk tempat


berada pada sebuah sel tahanan penjara.
“Emmm, dalam kasusmu, amu Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data di sini merupakan Deiksis yang muncul
menutupi banyak fakta, sehingga hanya Ruang tempat bentuk deiksis ruang atau tempat dan sebanyak 1 meliputi:
kamu sendiri yang masuk penjara. berfungsi sebagai penunjuk tempat yang deiksis ruang yang
Kamu melindungi semua atasanmu letaknya dekat dengan penutur dan mengacu berfungsi sebagai
yang terlibat. Oleh meraka yang pada tempat tuturan tersebut terjadi yaitu penunjuk tempat
152. LPKH138
diselamatkanmu, kamu dianggap hebat. berada pada sebuah sel tahanan penjara.
Tapi, bagi kawan-kawan di sini, kamu
hanyalah seorang pengecut. Karena tak
pernah berani menyebutkan nama-
nama yang ikut korupsi denganmu.”
“Aku kenal orang miskin yang jadi Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data di panggung Deiksis yang muncul
pelawak. Bertahun-tahun ia jadi Ruang geografi merupakan bentuk deiksis ruang atau tempat sebanyak 1 meliputi:
POMBH1 pelawak, tapi tak pernah ada yang dan berfungsi sebagai penunjuk geografi yang deiksis ruang yang
153.
42 tersenyum menyaksikannya di mengacu pada letak pelawak saat melakukan berfungsi sebagai
panggung. Baru ketika ia mati, semua lawakannya. penunjuk geografi
orang tertawa.”
“Tidak. Semua jadi pengemis di Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data itu merupakan Deiksis yang muncul
kampus itu.” Ruang geografi bentuk deiksis ruang dan berfungsi sebagai sebanyak 1 meliputi:
POMBH1
154. penunjuk geografi yang mengacu pada sebuah deiksis ruang yang
44
tuturan yaitu pengemis yang berada di sebuah berfungsi sebagai
kampus. penunjuk geografi
“Kalau tetpa miskin, malah banyak Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data di negeri ini Deiksis yang muncul
gunanya kn? Biar ada yang terus Ruang geografis merupakan bentuk deiksis ruang dan berfungsi sebanyak 1 meliputi:
berdesak-desakan dan saling injak stiap sebagai penunjuk geografi yang mengacu pada deiksis ruang yang
kali ada pembagian beras dan letak tuturan tersebut yaitu berada dalam berfungsi sebagai
POMBH1
155. sumbangan. Biar ada yang terus ditipu sebuah negara yang banyak orang miskin. penunjuk geografi
53
setiap menjelang pemilu. Itulah
sebabnya, kenapa di negeri ini orang
miskinterus dikembangkanbiakan dan
dibudidayakan.”
DTPMSK “Saya sudah bilang ke kawan-kawan, Deiksis Penunjuk Pada tersebut data penjara merupakan bentuk Deiksis yang muncul
156.
HH164 biar saya saja yang masuk penjara, Ruang geografis deiksis ruang atau tempat dan berfungsi sebanyak 1 meliputi:
461

tapi mereka tak mau. Saya yakin, sebagai penunjuk geografi yang mengacu pada deiksis ruang yang
mereka semua sudah bersengkongkol lokasi yang jauh dari penutur yaitu berfungsi sebagai
hendak mengorbankan kamu.” Sarmin mencerikatakan teman-temannya yang berada penunjuk geografi
menyalakan sebatang rokok. dalam penjara.
“kita bisa bertukar seperti. Biar jiwa Deiksis Penunjuk Pada tersebut data di penjara merupakan Deiksis yang muncul
kamu pindah sementara ke tubuh saya. Ruang geografi bentuk deiksis ruang atau tempat dan sebanyak 1 meliputi:
Jadi ketika nanti dipenjara, berfungsi sebagai penunjuk geografi yang deiksis ruang yang
DTPMSK
157. senbenarnya yang dipenjara adalah mengacu pada lokasi yang jauh dari penutur berfungsi sebagai
HH165
saya. Karena jiwa kamu tetap bebas di yaitu menceritakan kemungkinan bahwa penunjuk geografi
tubuh saya.” mereka bertukar tubuh dan hidup di dalam
penjara.
“Aku hanya ingin sejenak menikmati Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data ini merupakan Deiksis yang muncul
kenangan di meja ini. Semoga kau tak Ruang umum bentuk deiksis ruang dan berfungsi sebagai sebanyak 1 meliputi:
158. PKH185 keberatan.” penunjuk umum yang mengacu pada letak deiksis ruang yang
tuturan tersebut yaitu berada di sebuah berfungsi sebagai
restoran yang terdapat meja. penunjuk umum
“Kau tahu, hanya dengan kenangan Deiksis Penunjuk Data ini pada tuturan tersebut merupakan Deiksis yang muncul
kita bisa menikmati kembali Ruang umum bentuk deiksis ruang dan berfungsi sebagai sebanyak 1 meliputi:
kebahagiaan yang telah hilang. Karena penunjuk umum yang mengacu pada letak deiksis ruang yang
159. PKH187
itulah kita suka merayakan kenangan. tuturan tersebut yaitu berada di sebuah berfungsi sebagai
Lima tahun lalu, lelaki yang kucintai restoran yang terdapat meja. penunjuk umum
melamarku di meja ini.”
“Aku yakin, kau datang ke sini juga Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data ke sini merupakan Deiksis yang muncul
ingin menikmati kenanganmu bukan. Ruang tempat bentu deiksis ruang atau tempat dan berfungsi sebanyak 1 meliputi:
Kau bisa menceritaan kenanganmu, sebagai penunjuk tempat yang letaknya dekat deiksis ruang yang
160. PKH188 bila tak keberatan.” dengan penutur yang mengacu pada tuturan berfungsi sebagai
tersebut di ujarkan yaitu berada di sebuah penunjuk tempat
restoran.

“Ketika menunggu di kantor polisi. Deiksis Penunjuk Data di kantor polisi merupakan bentuk Deiksis yang muncul
Rasanya seperti mendengar suara Ruang geografi deiksis ruang atau tempat dan berfungsi sebanyak 1 meliputi:
161. BPPH219 malaikat maut yang sedang mengabsen sebagai penunjuk geografi yang mengacu pada deiksis ruang yang
namaku agar antre ” lokasi tuturan tersebut terjadi yaitu penutur berfungsi sebagai
berada di kantor polisi. penunjuk geografi
462

“Besok kamu ikut, kamu bereskan saja Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data ke pantai Deiksis yang muncul
secepatnya. Kita berangkat ke pantai Ruang geografi merupakan bentuk deiksis ruang atau tempat sebanyak 1 meliputi:
162. BPPH226 menggunakan pesawat jet pribadi.” dan berfungsi sebagai penunjuk geografi yang deiksis ruang yang
mengacu pada tujuan tuturan tersebut yaitu berfungsi sebagai
pergi ke pantai. penunjuk geografi
“Sudah saatnya memang, negeri ini Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data negeri ini Deiksis yang muncul
mempunyai pahlawan seorang Ruang geografi merupakan bentuk deiksis ruang dan berfungsi sebanyak 1 meliputi:
OTBTSL pelawak.” sebagai penunjuk geografi yang mengacu pada deiksis ruang yang
163.
H263 letak tuturan tersebut yaitu berada dalam berfungsi sebagai
sebuah negara yang kekurangan pahlawan penunjuk geografi
seorang pelawak.
“Mungkin Pak Basiyo bisa cerita, Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data ini merupakan Deiksis yang muncul
kenapa Pak Basiyo tak bisa tertawa dan Ruang geografi bentuk deiksis ruang dan berfungsi sebagai sebanyak 1 meliputi:
sedih lagi. Pak Basiyo mendapatkan penunjuk geografi yang mengacu pada letak deiksis ruang yang
kehormatan Bintang Maha Putera tuturan tersebut yaitu berada dalam sebuah berfungsi sebagai
Utama karena Pak Basiyo rakyat yang negara yang ingin mempunyai rakyat yang penunjuk geografi
OTBTSL patut di contoh. Rakyat teladan. Rakyat maju dan berkembang
164.
H265 yang baik karena tak lagi bisa sedih
dengan segala macam penderitaan.
Kalau semua rakyat di negeri ini
seperti Pak Basiyo, pasti negara kita
cepat maju. Jelaskan kenapa, Pak
Basiyo tak bisa tertawa lagi?”
“Yang Mulia, bukankah ini berlebihan Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data saat ini merupakan Deiksis yang muncul
dan tak masuk akal, kita menghadirkan Waktu waktu kini bentuk deiksis waktu dan berfungsi sebagai sebanyak 1 meliputi:
165. SMH21 Saksi Mata, sedangkan sampai saat ini penunjuk waktu kini yang mengacu pada deiksis waktu yang
kita belum menemukan siapa tuturan tersebut terjadi yaitu siang hari di berfungsi sebagai
terdakwanya?” ruang pengadilan. penunjuk waktu kini
“Ia memang terlihat sedikit gugup, Deiksis Penunjuk Data saat ini pada tuturan tersebut merupakan Deiksis yang muncul
terkesan ragu-ragu, tetapi itu tidak Waktu waktu kini bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk sebanyak 1 meliputi:
menandakan kalau ia menyimpan waktu kini yang mengacu pada waktu tuturan deiksis waktu yang
166. SMH24
kebohongan. Saya telah mengenal tersebut terjadi yaitu siang hari yang berfungsi sebagai
banyak wajah yang begitu jujur, tapi menjelaskan kondisi saudara Saksi Mata. penunjuk waktu kini
rasanya tak ada yang melebihi
463

kejujuran saudara Saksi Mata saat ini.”


“Kalau ngerti kamu mati duluan begini, Deiksis Penunjuk Data dulu pada tuturan tersebut merupakan Deiksis yang muncul
mana mungkin dulu saya mau kawin Waktu waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk sebanyak 1 meliputi:
sama kamu. Mestinya, kalau mau mati lampau waktu lampau yang menjelaskan kejadian deiksis waktu yang
167. MSSPH36
bilang-bilang, biar ada persiapan, sebelum tuturan terjadi, yang mengenang berfungsi sebagai
jangan mendadak begini, bikin repot kkehidupan suaminya terdahulu. penunjuk waktu
saja,” gerutu istrinya. lampau
“Aku tak mau ketika puisi datang Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data setiap hari Deiksis yang muncul
menemuiku, aku sedang tertidur. Waktu waktu merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai sebanyak 1 meliputi:
Pastilah puisi kecewa kalau menjumpai relatif penunjuk waktu relatif yang menyatakan deiksis waktu yang
168. MSSPH38
penyair yang setiap hari kerjanya aktivitas penyair yang hanya tidur. berfungsi sebagai
hanya tidur” penunjuk waktu
relatif
“Biasanya sih, rata-rata, warga di sini Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data nanti merupakan Deiksis yang muncul
memilih paket sedarhana ini. Harga- Waktu waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk sebanyak 1 meliputi:
harganya masih terjangkau. Kapur mendatang waktu mendatang yang mengacu pada waktu deiksis waktu yang
barus, kembang, daun pandan, itu satu setelah tuturan terjadi yaitu esok harinya berfungsi sebagai
paket. Malah nanti dapat gratis minyak mendapatkan gratis minyak wangi dan kayu penunjuk waktu
wangi cap Duyung. Jenis-jenis kain randu yang cepat lapuk. mendatang
kafannya juga bisa Ibu pilih sendiri.
Saya kira kalau ambil paket setengah
harga yang ini juga menarik. Di situ,
tertulis jenis kain kafannya memang
169. MSSPH41 tak terlalu halus, tapi ya tidak terlalu
kasar amat. Juga nisannya, tidak dari
batu, tapi dari kayu. Nisan kayu malah
lebih banyak pilihan. Mau dari kayu
apa? Mahoni, nangka atau randu? Tapi
kalau nisanya dari kayu randu nanti
cepat lapuk, Bu. Saya sarankan cukup
kayu mahoni saja. Ini hanya saran lho,
ya. Siapa tau Ibu malah pinginnya
nisan kayu jati, kita memang harus
memberi yang terbaik pada yang mati
464

apalagi almarhum suami Ibu ini kan


penyair. Kita harus memakamkannya
secara layak. Apa kata dunia kalau
penyair hebat seperti suami Ibu
dimakamkan dengan upacara yang
biasa-biasa saja? Makannya, Bu, saya
sarankan lebih baik Ibu ambil paket
kematian yang premium ini, biar
prosesi pemakamannya megah
begitu…”
“Ibu nggak usah bingung begitu. Saya Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data nanti merupakan Deiksis yang muncul
ini kan ya hanya membantu, agar Ibu Waktu waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk sebanyak 1 meliputi:
tidak repot. Kalau perlu, Ibu tinggal mendatang waktu mendatang yang tuturannya terjadi deiksis waktu yang
duduk tenang menikmati kesedihan. setelah tuturan berlangsung, pada data itu data berfungsi sebagai
Biar semua ini nanti saya dan warga nanti mengacu pada keesokan harinya urusan penunjuk waktu
yang urus. Kebetulan ada warga sini pamakaman akan di urus oleh Pak Rt dan mendatang
yang punya event organizer lebih baik uang dai Ibu Sipon diberikan
pemakaman. Ibu tinggal siapkan dana, kepada Pak Rt agar tidak di korupsi.
semua beres. Oh ya, kalau Ibu mau
170. MSSPH42
warga di sini yang mau mengurukan
pemakamannya ya tak apa-apa,
biasanya mereka dapat lima puluh ribu
per orang.ibu butuh berapa orang?
Serahkan saja duitnya sama saya. Biar
saya yang bantu bagikan pada mereka.
Kalau duitnya dikasih orang lain nanti
malah di korupsi. Bagaimana Bu? Ibu
mau pilih paket kematian yang mana?”
“Bagaimana bu? Mau dimakamkan jam Deiksis Penunjuk Data dulu pada tuturan tersebut merupakan Deiksis yang muncul
berapa? Baiknya cepetan. Jangan Waktu waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk sebanyak 2 meliputi:
sampai menginap, tidak baik. Saya lampau waktu lampau yang mengacu pada waktu deiksis waktu yang
171. MSSPH43
sudah siapkan orang-orang buat dan sebelum terjadinya ujaran yaitu memastikan berfungsi sebagai
memandikan. Tapi ya itu, Bu, mohon penunjuk untuk memilih paket kematian. Data sekarang penunjuk waktu kini
kepastian lebih dulu, kira-kira ibu ada waktu kini ini merupakan bentuk deiksis waktu dan dan penunjuk waktu
465

dana berapa buat mereka. Ya sebagai penunjuk waktu kini yang mengacu lampau
seikhlasnya saja. Ini saya hanya pada waktu tuturan tersebut terjadi.
menyampaikan saja lho ya. Tapi ya
memang sudah kebiasaan di sini. Ibu
tahu sendiri. Ongkos orang mati
memang tidak sedikit. Sekarang ini,
kalau tidak ada duit, ya jarang mau
datang membantu. Semakin banyak
yang datang semakin banyak yang
mendoakan, itu semakin baik buat
almarhum. Biar husnul khotimah.”
“Kalau kau memang penyair, ya Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data sebulan Deiksis yang muncul
nulislah puisi. Biar dapat honor! Waktu waktu merupaakan betuk deiksis waktu dan sebagai sebanyak 1 meliputi:
Jangan hanya bengong seperti itu,” relatif penunjuk waktu relatif yang mengacu pada deiksis waktu yang
172. MSSPH48
suara istrinya meninggi. “Kalau waktu yang pasti dalam menulis puisi. berfungsi sebagai
sebulan kamu bisa menulis sepuluh penunjuk waktu
puisi saja, kan lumayan.” relatif
“Coba dulu sering ikut nongkrong Deiksis Penunjuk Data dulu pada tuturan tersebut merupakan Deiksis yang muncul
begini.” Waktu waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk sebanyak 1 meliputi:
lampau waktu lampau yang mengacu pada waktu deiksis waktu yang
173. MSSPH52
sebelum terjadinya ujaran yaitu ketika roh berfungsi sebagai
penyair masih hidup. penunjuk waktu
lampau
“Bener? Nanti takut………….” Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data nanti merupakan Deiksis yang muncul
Waktu waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk sebanyak 1 meliputi:
mendatang waktu mendatang yang tuturannya terjadi deiksis waktu yang
174. MSSPH56
setelah tuturan berlangsung. berfungsi sebagai
penunjuk waktu
mendatang
“Dilanjutkan besok malam saja ya Deiksis Penunjuk Data besok malam merupakan bentuk deiksis Deiksis yang muncul
ceritanya.” Waktu waktu waktu dan sebagai penunjuk waktu mendatang sebanyak 1 meliputi:
175. MSSPH59 mendatang yang mengacu setelah tuturan terjadi yaitu deiksis waktu yang
esok hari untuk melanjutkan ceritanya. berfungsi sebagai
penunjuk waktu
466

mendatang
“Mengakui semua ini justru membuat Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data nanti merupakan Deiksis yang muncul
saya merasa lega, daripada harus capai- Waktu waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk sebanyak 1 meliputi:
capai membela diri. Saya tak akan mendatang waktu mendatang yang tuturannya terjadi deiksis waktu yang
membantah. Kalaupun nanti harus ada setelah tuturan berlangsung yaitu bantahan berfungsi sebagai
yang dibantah, biarlah itu menjadi seorang korupsi ketika sidang terjadi. penunjuk waktu
tugas dan tanggung jawab para mendatang
pengacara saya. Karena memang untuk
176. KKTH72
itulah mereka dibayar. Saya akan
berjuang bersama-sama kalian, seluruh
rakyat, untuk bahu-membahu
memberantas korupsi. Jangan sampai
kalian ikut-ikut korupsi. Korupsi itu
buruk! Yang baik ya yang tidak
ketahuan.”
“Sebagai mantan daripada koruptor Deiksis Penunjuk Pada tutran tersebut data hari ini merupakan Deiksis yang muncul
yang baik, pertama-tama izinkanlah Waktu waktu kini bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk sebanyak 1 meliputi:
daripada saya mengucapken daripada waktu kini yang mengacu pada tuturan deiksis waktu yang
puja dan puji syukur kepada Tuhan tersebut terjadi yaitu hari itu juga. berfungsi sebagai
yang Maha Esa, karena telah penunjuk waktu kini
memberiken daripada rahmat dan
177. KKTH74 hidayah-Nya, sehingga sampai hari ini
masih banyak dari kolega-kolega saya
yang bisa dengan tenang terus
melaksanaken daripada korupsinya
secara baik dan tenang. Semoga
dilempangakan jalannya, dan di terima
di sisi Tuhan.”
“Para koruptor sekarang ini begitu Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut, data sekarang ini Deiksis yang muncul
rakus, buas, dan tak punya etika.” Waktu waktu kini merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai sebanyak 1 meliputi:
178. KKTH77 penunjuk waktu kini yang mengacu pada saat deiksis waktu yang
tuturan tersebut di ujarkan. berfungsi sebagai
penunjuk waktu kini
179. KKTH78 “Ya, seni adiluhung. Korupsi itu perlu Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data setiap hari Deiksis yang muncul
467

kehalusan budi. Dengan alus Waktu waktu merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai sebanyak 1 meliputi:
mengambil sesuatu tanpa seorang pun relatif penunjuk waktu relatif yang mengacu pada deiksis waktu yang
tahu. Mencuri, tapi yang dicuri tak aktivitas secara rutin teman koleganya berfungsi sebagai
pernah merasa kalau dirinya dicuri. terhadap burung peliharaannya. penunjuk waktu
Jadi, sekali lagi, korupsi itu seni. Saya relatif
punya ilustrasi untuk menggambarkan
ini. Saya punya kolega, yang
memelihara burung kutilang. Saya
heran, kenapa dia setiap hari melatih
burung kutilang itu bernyanyi. Lalu dia
menyanyikan sebuah lagu anak-anak.
Kau pasti tahu lagu anak Burung
Kutilang kan? Di pucuk pohon cemara,
burung kutilang bernyanyi, bersiul-siul
sepanjang hari dengan tak jemu-
jemu… mengangguk-ngangguk sambil
berseru triliiiii….trilililiiiii….”
“Saya bicara tentang seni korupsi yang Deiksis Penujuk Pada tuturan tersebut data kini merupakan Deiksis yang muncul
kini diabaikan oleh para korptor itu!” Waktu waktu kini bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk sebanyak 1 meliputi:
180. KKTH79 waktu kini yang mengacu pada waktu tuturan deiksis waktu yang
tersebut terjadi. berfungsi sebagai
penunjuk waktu kini
“semua yang tadi dikatakan boleh Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data nanti merupakan Deiksis yang muncul
dimasukkan bigrafi itu nanti? Waktu waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk sebanyak 1 meliputi:
mendatang waktu mendatang yang mengacu setelah deiksis waktu yang
181. KKTH79 tuturan tersebut terjadi yaitu semua berfungsi sebagai
uacapannya kepada wartawan akan di catat penunjuk waktu
tanpa ada yang tertiggal. mendatang

“Celanaku sedang kupinjamkan pada Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data sekarang ini Deiksis yang muncul
Tuhan. Ia lebih membutuhkan. Malu Waktu waktu kini merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai sebanyak 1 meliputi:
182. KTAH92 kan, kalau Ia ketemu orang tak penunjuk waktu kini yang mengacu pada deiksis waktu yang
memakai celana. Ku pinjamkan tuturan tersebut terjadi saat itu juga. berfungsi sebagai
celanaku, agar Tuhan terlihat santun. penunjuk waktu kini
468

Apalagi sekarang ini lagi musim


banyak orang yang katanya begitu
mencintai Tuhan.”
“Kalau keadaannya begini, saya mau Deiksis Penunjuk Pada tuturna tersebut data tiap hari Deiksis yang muncul
bertukar nasib dengan anjing itu. Waktu waktu merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai sebanyak 1 meliputi:
Setidaknya anjing itu kini hidupnya relatif penunjuk waktu relatif yang mengacu pada deiksis waktu yang
jauh lebih nyaman. Tinggal di rumah aktivitas sehari-hari yang dirasakan oleh berfungsi sebagai
mewah. Tiap hari dapat makan enak. anjing milik Pak Kor. penunjuk waktu
Kabarnya kalau makan daging pun relatif
selalu daging impor. Kamu tahu,
berapa biaya makan untuk anjing itu?
183. KTAH101 Bisa buat biaya makan kita berbulan-
bulan. Baru sakit sedikit saja, Pak Kor
langsung membawa anjing itu ke
dokter. Padahal kamu tahu sendiri, itu
Mak Jumi yang rumahnya di pojok
gang itu, sudah bertahun-tahun tergolek
digerogoti berbagai macam penyakit,
jangankan ke dokter, beli sebiji obat
pun kagak mampu.”
“Ingat setelah banjir tahun lalu, siapa Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data tahun lalu Deiksis yang muncul
yang langsung memperbaiki jalan di Waktu waktu merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai sebanyak 3 meliputi:
depan gang kita yang rusak penuh lampau penunjuk waktu lampau yang mengacu pada deiksis waktu yang
genangan air? Pak Kor, kan! Tiap dan sebelum waktu terjadinya ujaran yaitu banjir berfungsi sebagai
menjelang Lebaran rumah Pak Kor penunjuk yang dialami dahulu. Data taip menjelang penunjuk waktu
juga terbuka buat kita, kita selalu waktu lebaran merupakan bentuk deiksis waktu dan lampau dan penunjuk
184. KTAH106 diundang makan-makan dan dapat relatif sebagai penunjuk waktu relatif yang mengacu waktu relatif
pembagian beras, meskipun cuma beras pada waktu setelah tuturan diujarkan yaitu
miskin. Tiap kampung kita ada acara, kebaikan Pak Kor pada saat itu. Data tujuh
dari tujuh belasan sampai perayaan belasan sampai perayaan mauladan
Mauladan, Pak Kor juga selalu ngasih merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai
sumbangan. penunjuk waktu relatif yang mengacu pada
waktu tuturan tersebut yaitu menceritakan
469

kebaikan Pak Kor.

“Ini pertemuan rutin yang diadakan Deiksis penunjuk Pada tuturan tersebut data tiap malam rabu Deiksis yang muncul
tiap malam rabu.” Waktu waktu merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai sebanyak 1 meliputi:
relatif penunjuk waktu relatif yang mengacu pada deiksis waktu yang
185. LPKH122
pertemuan para tahanan di sel penjara. berfungsi sebagai
penunjuk waktu
relatif
“Kamu pasti pernah dengar lelucon Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data ketika merupakan Deiksis yang muncul
tentang pencuri motor, yang begitu Waktu waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk sebanyak 2 meliputi:
masuk penjara akan makin pintar. relatif dan waktu relatif yang mengacu pada waktu deiksis waktu yang
Ketika keluar, ia tak lagi menjadi penunjuk singkat pada saat keluar dari tahanan. Data berfungsi sebagai
pencuri motor, tetapi pencuri mobil. waktu nanti merupakan bentu deiksis waktu dan penunjuk waktu
Pintar-pintarlah bergaul di sini, maka mendatang sebagai penunjuk waktu mendatang yang relatif dan penunjuk
kamu akan makin cerdas. Kalau mengacu pada waktu tuturan sebelum kejadian waktu mendatang
186. LPKH123
sebelumnya kamu hanya mengambil yaitu hari selanjutnya apabila keluar dari
ratusan juta, begitu keluar, kamu akan penjara.
tahu bagaimana caranya menilap
ratusan miliar. Anggap saja kamu
sedang sekolah S2 atau S3 di sini dan
nanti keluar sekaligus lulus dengan
gelar doktor humoris causa.”
“Setiap kali datang e pertemuan, Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data setiap kali Deiksis yang muncul
siapkan saja satu lelucon paling lucu Waktu waktu merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai sebanyak 1 meliputi:
yang kau punya, yang bisa menentukan relatif penunjuk waktu relatif yang mengacu pada deiksis waktu yang
187. LPKH123 martabatmu.” salah satu waktu terjadinya peristiwa yang berfungsi sebagai
merupakan bagian dari rangkaian peristiwa penunjuk waktu
yang pernah dan masih akan terus terjadi yaitu relatif
pertemuan rutin lelucon.
“Nah, malam ini kau punya lelucon Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data malam ini Deiksis yang muncul
apa? Kata pak Hikal Waktu waktu kini merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai sebanyak 1 meliputi:
188. LPKH125 penunjuk waktu kini yang mengacu pada deiksis waktu yang
waktu terjadinya sebuah tuturan berlangsung berfungsi sebagai
penunjuk waktu kini
470

yaitu malam hari.

“Di sini, kita memang seperti Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data zaman dulu Deiksis yang muncul
pemimpin dan pejuang zaman dulu, Waktu waktu merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai sebanyak 1 meliputi:
yang punya kesamaan nasib dan lampau penunjuk waktu lampau yang menyatakan deiksis waktu yang
189. LPKH127
perjuangan.” Ujar Sarusi waktu yang telah lalu, yang mengacu pada berfungsi sebagai
pemimpin dan pejuang. penunjuk waktu
lampau
“Lho, sekarang ini kan penjajahnya Deiksis Penunjuk Data sekarang ini pada tuturan tersebut Deiksis yang muncul
memang pemerintah sendiri.” Waktu waktu kini merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai sebanyak 1 meliputi:
penunjuk waktu kini yang mengacu pada deiksis waktu yang
190. LPKH127
peristiwa tersebut masih terjadi hingga tuturan berfungsi sebagai
tersebut di ujarkan. penunjuk waktu kini

“Lho saya dulu juga menolak ketika Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data dulu merupakan Deiksis yang muncul
disuap.” Waktu waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk sebanyak 1 meliputi:
lampau waktu lampau yang mengacu pada kejadian deiksis waktu yang
191. LPKH129
masa lalu yang dialami oleh penutur. berfungsi sebagai
penunjuk waktu
lampau
“Saya baru baca berita, kalau saat ini Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersbeut data saat ini merupakan Deiksis yang muncul
jumlah orang miskin hampir 100 juta. Waktu waktu kini bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk sebanyak 1 meliputi:
192. LPKH131 Sementara ekonomi hanya dikuasai waktu kini yang mengacu pada sebuah deiksis waktu yang
oleh 10 orang terkaya. Menurut saya peristiwa orang miskin masih banyak hingga berfungsi sebagai
ini berita bagus.” tuturan tersebut di ujarkan. penunjuk waktu kini

“Lega rasanya, karena setelah hidup Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data bertahun-tahun Deiksis yang muncul
bertahun-tahun hidup miskin, Waktu waktu merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai sebanyak 1 meliputi:
POMBH1 akhirnya mendapat pengakuan juga.” relatif penunjuk waktu relatif yang mengacu pada deiksis waktu yang
193.
40 sebuah kehidupan yang dialaminya sudah berfungsi sebagai
lama. penunjuk waktu
relatif
POMBH1 “Kelak, mereka pasti akan menjadi Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data kelak merupakan Deiksis yang muncul
194.
40 orang miskin yang baik dan sukses.” Waktu waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk sebanyak 1 meliputi:
471

mendatang waktu mendatang yang mengacu pada waktu deiksis waktu yang
yang akan terjadi setelah tuturan diujarkan berfungsi sebagai
yaitu harapan untuk orang-orang miskin penunjuk waktu
kedepannya. mendatang
“Ialah ketika aku dan anak-anak begitu Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data ketika merupakan Deiksis yang muncul
kelaparan, lalu menyembelihmu.” Waktu waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk sebanyak 1 meliputi:
POMBH1 Jawan istrinya relatif waktu relatif yang mengacu pada waktu deiksis waktu yang
195.
40 singkat pada saat tuturan di ujarkan. berfungsi sebagai
penunjuk waktu
relatif
“Aku kenal orang miskin yang jadi Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data bertahun-tahun Deiksis yang muncul
pelawak. Bertahun-tahun ia jadi Waktu waktu merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai sebanyak 1 meliputi:
POMBH1 pelawak, tapi tak pernah ada yang relatif penunjuk waktu relatif yang mengacu pada deiksis waktu yang
196.
42 tersenyum menyaksikannya di sebuah kehidupan yang dialaminya sudah berfungsi sebagai
panggung. Baru ketika ia mati, semua lama penunjuk waktu
orang tertawa.” relatif
“Aku punya kolega orang miskin yang Deiksis Penunjuk Data sekarang pada tuturan tersebut Deiksis yang muncul
aku kagumi. Dia merintis karier jadi Waktu waktu kini merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai sebanyak 1 meliputi:
POMBH1 pengemis, untuk membesarkan penunjuk waktu kini yang mengacu pada saat deiksis waktu yang
197.
44 anaknya. Sekarang satu anaknya di tuturan tersebut terjadi. berfungsi sebagai
ITB, satu di UI, satu di UGM, dan penunjuk waktu kini
satunya lagi di UNDIP.”
“Orang miskin perlu juga sesekali Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersbeut data sesekali merupakan Deiksis yang muncul
nyantai kan? Lagi pula, beginilah Waktu waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk sebanyak 1 meliputi:
POMBH1 nikmatnya jadi orang miskin. Punya relatif waktu relatif yang mengacu pada waktu deiksis waktu yang
198.
45 waktu berleha-leha.” singkat yang bisa digunakan untuk bersantai. berfungsi sebagai
penunjuk waktu
relatif
“Itu perempuan yang kemarin baru Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data kemarin merupakan Deiksis yang muncul
melahirkan. Anaknya sudah selusin, Waktu waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk sebanyak 1 meliputi:
POMBH1 suaminya minggat, dan ia merasa repot lampau waktu lampau yang mengacu pada kejadian deiksis waktu yang
199.
49 kalau mesti menghidupi satu jabang yang sudah terjadi setelah tuturan diujarkan berfungsi sebagai
bayi lagi. Makanya ia memilih yaitu perempuan yang melahirkan. penunjuk waktu
membakar diri.” lampau
472

“hanya orang miskin gadungan yang Penunjuk Data sekarang pada tuturan tersebut Deiksis yang muncul
mau mati bunuh diri. Untunglah, waktu kini merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai sebanyak 1 meliputi:
POMBH1
200. sekarang saya sudah resmi jadi orang penunjuk waktu kini yang mengacu pada saat deiksis waktu yang
50
miskin” tuturan tersebut terjadi. berfungsi sebagai
penunjuk waktu kini
“sekarang anak-anakku tak perlu lagi Deiksis Penunjuk Data sekarang pada tuturan tersebut Deiksis yang muncul
repot-repot mengemis dengan tampang Waktu waktu kini merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai sebanyak 1 meliputi:
dimelas-melaskan, buat apa? Toh, penunjuk waktu kini yang mengacu pada saat deiksis waktu yang
POMBH1
201. sekarang kami sudah nyaman jadi tuturan tersebut terjadi. berfungsi sebagai
51
orang miskin. Tak sembarang orang penunjuk waktu kini
bisa punya Kartu Tanda Miskin seperti
ini.”
“Saya sudah lama kenal Raden Mas Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data sudah lama Deiksis yang muncul
Kanjeng. Banyak juga kok yang sering Waktu waktu merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai sebanyak 1 meliputi:
DTPSMK minta bantuannya. Dia bisa mengubah lampau penunjuk waktu lampau yang mengacu pada deiksis waktu yang
202. batu jadi emas hanya dengan sebuah peristiwa yang dahulu pernah terjadi berfungsi sebagai
HH164
menyentuh. Ia bisa memindahkan yaitu sudah sejak dahulu penutur kenal dengan penunjuk waktu
penyakit jiwa.” Raden Mas. lampau

“kita bisa bertukar seperti. Biar jiwa Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data nanti merupakan Deiksis yang muncul
kamu pindah sementara ke tubuh saya. Waktu waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk sebanyak 1 meliputi:
DTPSMK Jadi ketika nanti dipenjara, mendatang waktu mendatang yang mnegacu pada deiksis waktu yang
203.
HH165 senbenarnya yang dipenjara adlah saya. kejadian setelah tuturan diujaran yaitu esok berfungsi sebagai
Karena jiwa kamu tetap bebas di tubuh hari ketika di penjara. penunjuk waktu
saya.” mendatang
“Kalau perlu besok sidang, saya siap!” Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data besok merupakan Deiksis yang muncul
Waktu waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk sebanyak 1 meliputi:
DTPSMK mendatang waktu mendatang yang mengacu pada deiksis waktu yang
204.
HH176 kejadian setelah tuturan diujarkan. Yaitu hari berfungsi sebagai
berikutnya ketika sidang. penunjuk waktu
mendatang
“Aku hanya ingin sejenak menikmati Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data sejenak merupakan Deiksis yang muncul
205. PKH185 kenangan di meja ini. Semoga kau tak Waktu waktu kini bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk sebanyak 1 meliputi:
keberatan.” waktu kini yang mengacu pada waktu tuturan deiksis waktu yang
473

tersebut diujarkan yaitu, menumpang sebentar berfungsi sebagai


saja di meja yang penuh kenangan. penunjuk waktu kini

“Kau tahu, hanya dengan kenangan Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data lima tahun lalu Deiksis yang muncul
kita bisa menikmati kembali Waktu waktu merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai sebanyak 1 meliputi:
kebahagiaan yang telah hilang. Karena lampau penunjuk waktu lampau yang mengacu pada deiksis waktu yang
206. PKH187
itulah kita suka merayakan kenangan. kejadian terdahulu yaitu sebuah kenangan berfungsi sebagai
Lima tahun lalu, lelaki yang kucintai dengan lelaki yang ia cintai. penunjuk waktu
melamarku di meja ini.” lampau
“Mungkin selama ini aku tetrlalu Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data selama ini Deiksis yang muncul
mempercayai Bram.” Waktu waktu merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai sebanyak 1 meliputi:
relatif penunjuk waktu relatif yang mengacu pada deiksis waktu yang
207. PKH189
waktu dahulu hingga sekarang yang telah ia berfungsi sebagai
alami yaitu mempercayai lelakinya. penunjuk waktu
relatif
“Bila kau memang penasaran, kenapa Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data sejak kapan Deiksis yang muncul
tak kau cari tahu saja kebenarannya? Waktu waktu merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai sebanyak 1 meliputi:
Ini kota kecil, dengan mudah kita lampau penunjuk waktu lampau yang mengacu pada deiksis waktu yang
208. PKH190
mencari tahu siapa perempuan itu. waktu terjadi perempuan tersebut mengenal berfungsi sebagai
Sejak kapan ia mengenal Bram dan Bram. penunjuk waktu
seterusnya….” lampau
“Dia sama sekali tidak mengenal Bram, Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data lalu merupakan Deiksis yang muncul
suaminya pekerja tambang, mati karena Waktu waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk sebanyak 1 meliputi:
ledakan gas. Tubuhnya melepuh dan lampau waktu lampau yang mengacu pada waktu deiksis waktu yang
gosong hingga ia tak berani melihat. Ia tuturan yang sudah lama terjadi yaitu seorang berfungsi sebagai
209. PKH191
ingin mengenang suaminya tidak yang memebri kenang sudah lama datang penunjuk waktu
dengan bayangan yang mengerikan kepada perempuan itu. lampau
seperti itu. Lalu seorang datang
memberi kenangan.”
“Mestinya tadi kamu akting, terguling- Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data tadi merupakan Deiksis yang muncul
guling atau bilang kamu patah. Kita Waktu waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk sebanyak 2 meliputi:
210. BPPH212 bisa peras yang nabrak kamu itu, besok lampau waktu lampau yang mengacu pada waktu yang deiksis waktu yang
lagi, kalau kamu ketabrak, bilang dan baru saja terjadi yaitu sebuah kecelakaan yang berfungsi sebagai
kami!” penunjuk menimpa Otok. Data besok merupakan bentuk penunjuk waktu
474

waktu deiksis waktu dan sebagai penunjuk waktu lampau dan penunjuk
mendatang mendatang yang mengacu pada waktu waktu mendatang
peristiwa yang sesudah tuturan diujarkan yaitu
keesokan harinya.

“Iya, dihukum lima tahun.” Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data lima tahun Deiksis yang muncul
Waktu waktu merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai sebanyak 1 meliputi:
relatif penunjuk waktu relatif yang mengacu pada deiksis waktu yang
211. BPPH216
lamanya hukuman. berfungsi sebagai
penunjuk waktu
relatif
“Ketika menunggu di kantor polisi. Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data ketika merupakan Deiksis yang muncul
Rasanya seperti mendengar suara Waktu waktu kini bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk sebanyak 1 meliputi:
212. BPPH219 malaikat maut yang sedang mengabsen waktu kini yang mengacu pada waktu singkat deiksis waktu yang
namaku agar antre ” pada saat menunggu di kantor polisi. berfungsi sebagai
penunjuk waktu kini
“Saya hanya melaksanakan kewajiban Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data selama ini Deiksis yang muncul
hukum untuk mendampingi dan Waktu waktu merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai sebanyak 1 meliputi:
membela Otok, yang selama ini relatif penunjuk waktu relatif yang mengacu pada deiksis waktu yang
menerima perlakuan teror yang begitu waktu dahulu hingga sekarang yang telah ia berfungsi sebagai
mengerikan, sehingga hidupnya tak alami yaitu perlakuan teror. Pada tuturan penunjuk waktu
213. BPPH220
pernah tenang karena berbagai tersebut data bertahun-tahun merupakan relatif
cemoohan, hinaan di luar batas bentuk deiksis waktu yang mengacu pada
perikemanusiaan, makian, dan ujaran sebuah kehidupan yang dialaminya sudah
permusuhan yang diterima bertahun- lama.
tahun.”
“Wah kamu cakep banget hari ini, Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data hari ini merupakan Deiksis yang muncul
seperti pangeran Arab.” Waktu waktu kini bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk sebanyak 1 meliputi:
214. BPPH221 waktu kini yang mengacu pada tuturan deiksis waktu yang
tersebut terjadi. berfungsi sebagai
penunjuk waktu kini
“Besok kamu ikut, kamu bereskan saja Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data besok merupakan Deiksis yang muncul
215. KCBH226 secepatnya. Kita berangkat ke pantai Waktu waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk sebanyak 1 meliputi:
menggunakan pesawat jet pribadi.” mendatang waktu mendatang yang mengacu pada deiksis waktu yang
475

kejadian setelah tuturan diujarkan yaitu janji berfungsi sebagai


untuk berangkat ke pantai. penunjuk waktu
mendatang
“Kamu nggak marah kan, Babe? Ini Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data besok merupakan Deiksis yang muncul
mendadak banget. Aku harus ikut Waktu waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk sebanyak 1 meliputi:
rombongan Menteri Perdagangan. mendatang waktu mendatang yang mengacu pada deiksis waktu yang
216. KCBH228 Makanya besok aku nggak mungkin kejadian setelah tuturan diujarkan yaitu berfungsi sebagai
ikut kamu. Kita atur lagi deh. Bener membatalkan rencana dengan kekasihnya. penunjuk waktu
kan, kamu nggak marah? Makasih mendatang
Babe.”
“Besok saya nggak jadi diving sama Deiksis Penunjuk Data besok pada tuturan tersebut merupakan Deiksis yang muncul
teman-teman, jadi bisa pergi sama Waktu waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk sebanyak 1 meliputi:
Tante. Saya juga udah kangen banget mendatang waktu mendatang yang mengacu pada deiksis waktu yang
217. KCBH229
sama Tante.” kejadian setelah tuturan diujarkan yaitu janji berfungsi sebagai
dengan tante. penunjuk waktu
mendatang
“Mama nggak bisa datang, tapi mama Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data nanti merupakan Deiksis yang muncul
bisa beliin tas itu. Kamu bisa Waktu waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk sebanyak 1 meliputi:
merayakan dengan kawan-kawanmu. mendatang waktu mendatang yang mnegacu pada deiksis waktu yang
218. KCBH230
Kalau ada mama, nanti teman- kejadian setelah tuturan diujaran yaitu berfungsi sebagai
temanmu malah rikuh. Iya mama pasti menakutkan apabila esoknya teman-temannya penunjuk waktu
beliin tas itu.” rikuh. mendatang
“Bener loh om, mumpung mama nggak Deiksis Penunjuk Data besok pada tuturan tersebut merupakan Deiksis yang muncul
jadi. Besok setelah sama temen-temen. Waktu waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk sebanyak 1 meliputi:
Saya pasti nemuin om. Pokonya saya mendatang waktu mendatang yang mengacu pada deiksis waktu yang
219. KCBH232
kepingin hanya berdua sama om.” kejadian setelah tuturan diujarkan yaitu esok berfungsi sebagai
harinya menemui om. penunjuk waktu
mendatang
“Besok kau ada waktu?” Deiksis Penunjuk Data besok pada tuturan tersebut merupakan Deiksis yang muncul
Waktu waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk sebanyak 1 meliputi:
mendatang waktu mendatang yang mengacu pada deiksis waktu yang
220. KCBH234
kejadian setelah tuturan diujarkan yaitu berfungsi sebagai
meminta izin untuk bertemu. penunjuk waktu
mendatang
476

“Minggu depan vonis akan Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data minggu depan Deiksis yang muncul
diputuskan. Ada kurir yang mesti saya Waktu waktu merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai sebanyak 1 meliputi:
temui. Tak bisa diwakilkan. Begini mendatang penunjuk waktu mendatang yang mengacu deiksis waktu yang
221. C10H235
repotnya kalau berurusan dengan pada kejadian setelah tuturan terjadi. berfungsi sebagai
hukum yang berengsek.” penunjuk waktu
mendatang
“Kok kamu diam Babe? Nggak seneng Deiksis Penunjuk Data besok pada tuturan tersebut merupakan Deiksis yang muncul
ya aku bisa ikut kamu? Apa kamu mau Waktu waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk sebanyak 1 meliputi:
pergi sama yang lain ya?, yaudah, mendatang waktu mendatang yang mengacu pada deiksis waktu yang
222. KCBH236
besok aku ikut kamu. Aku sudah beli kejadian setelah tuturan diujarkan yaitu berfungsi sebagai
lingerie stripis dan kostum suster kok.” mempunyai janji hari esoknya untuk keluar penunjuk waktu
dengan kekasihnya. mendatang
“Mendadak tadi mama telepon. Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data tadi merupakan Deiksis yang muncul
Padahal sih kepenginnya sama Om.” Waktu waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk sebanyak 1 meliputi:
lampau waktu lampau yang telah berlalu yang deiksis waktu yang
223. KCBH239
mengacu pada telepon mamanya sudah terjadi berfungsi sebagai
sesudah tuturan diujatkan. penunjuk waktu
lampau
“Itu saat saya umur 20 tahun. Basiyo 3 Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data setiap malam Deiksis yang muncul
tahun lebih muda dari saya. Saya bisa Waktu waktu adalah bentu deiksis waktu dan sebagai sebanyak 1 meliputi:
memahami kemarahannya. Siapa yang relatif penunjuk waktu relatif yang mengacu pada deiksis waktu yang
akan sanggup terus-menerus dihantui aktivitas yang dilakukan secara terus-menerus berfungsi sebagai
bayangan orang yang begitu dicinta ketika matahari terbenam. penunjuk waktu
OTBTSL dalam keadaan terhina seperti itu, ta relatif
224.
H251 berdaya, dan berpelepotan tahi? Bisa
saya bayangkan mimpi buruk dan
mengerikan yang mesti ditanggung
setiap malam. Sungguh saya sendiri
tak sanggup mengingat itu. Saya selalu
menangis.”
“Kalau keringatku bau perengus kecut Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data nanti merupakan Deiksis yang muncul
OTBTSL ini, sebenarnya hanya untuk Waktu waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk sebanyak 1 meliputi:
225.
H253 membuktikkan, apakah kamu masih mendatang waktu mendatang yang mnegacu pada deiksis waktu yang
perhatian sama aku. Kalau kamu masih kejadian setelah tuturan diujarkan yaitu sang berfungsi sebagai
477

mencium bauku, itu tandanya kamu istri akan marah apabil Basiyo tidak penunjuk waktu
masih perhatian sama aku. Kan aku memberikan memperhatian. mendatang
jadi senang. Makanya, kalau kamu
rajin mandi, kamu malah tidak punya
kesempatan memperhatikan aku. Kamu
nanti marah, karena menganggap aku
tidak memberikan kesempatan kamu
untuk memperhatikanku.”
“Mana ada roh halus mau masuk ke Deiksis Penunjuk Data sekarang pada tuturan tersebut Deiksis yang muncul
tubuhnya yang kerempeng itu? Waktu waktu kini merupakan bentuk deiksis waktu dan sebagai sebanyak 1 meliputi:
OTBTSL
226. Sekarang ini, roh halus sudah cerdas- penunjuk waktu kini yang mengacu pada saat deiksis waktu yang
H260
cerdas. Kalau mau masuk ke tubuh tuturan tersebut terjadi. berfungsi sebagai
orang ya pasti pilih-pilih.” penunjuk waktu kini
“Yang jelas saya tidak ingin sepeda, Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data nanti merupakan Deiksis yang muncul
Pak. Biar saya yang kasih tebak- Waktu waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk sebanyak 1 meliputi:
OTBTSL tebakan buat bapak. Nanti kalau mendatang waktu mendatang yang mnegacu pada deiksis waktu yang
227. berhasil menebak, saya kasih sepeda. kejadian setelah tuturan diujarkan yaitu berfungsi sebagai
H264
Bukan sepeda ontel. Sepeda roda tiga, apabila berhasil menebak maka Basiyo akan penunjuk waktu
Pak. lumayan buat cucu Bapak.” meberi sepeda ontel. mendatang

“Coba kalau nanti benar-benar mati Deiksis Penunjuk Pada tuturan tersebut data nanti merupakan Deiksis yang muncul
jadi pahlawan, pasti nggak mau kenal Waktu waktu bentuk deiksis waktu dan sebagai penunjuk sebanyak 1 meliputi:
OTBTSL sama kita. Dasar orang aneh. Pura-pura mendatang waktu mendatang yang mengacu pada waktu deiksis waktu yang
228.
H266 saja suka perhatian, nggak ingin dapat kejadian diujarkan setlah tuturan diujarkan berfungsi sebagai
pujian. Dasar pelawak tolol sok.” yaitu apabila keesokan harinya Basiyo mati penunjuk waktu
jadi pahlawan. mendatang
478

Lampiran 5 : Sinopsis Cerita Pendek Lelucon Para Koruptor Karya Agus

Noor

SINOPSIS

Buku kumpulan cerita pendek ini terdapat 11 judul cerpen. Diawali dengan

cerpen yang berjudul “Saksi Mata” yang menceritakan kematian Jenderal Ortega

Galgado yang tragis, dan seorang Saksi Mata yang dapat mengungkap

pembunuhan itu ialah seekor anjing, dan anjing itu buta. yang telah kemudian

cerpen kedua berjudul “Mati Sunyi Seorang

Penyair” yang menceritakan seorang penyair

yang meninggal dan arwahnya gentanyangan

untuk mencari kata yang selama ini ia cari yaitu

jujur. Ketiga berjudul “Koruptor Kita Tercinta”,

yang menceritakan seorang koruptor yang

tertangkap atas kasus korupsi, dan ia

membeberkan smeua tata cara korupsi di dalam

negeri dan di muat dalam sebuah biografi.

Selanjutnya yaitu yang keempat berjudul “Kisah Tiga Anjing”, yang menceritakan

kisah tiga anjing yang mempunyai nasib berbeda yakni anjing yang beruntung

dengan seorang politisi yang kurang beruntung.

Kelima berjudul “Lelucon Para Koruptor”, yang menceritakan koruptor-

koruptor yang berada dalam sel penjara dan harus mempunyai fasilitas mewah dan

bisa nongkrong tiap malam. Keenam berjudul “Perihal Orang Miskin Bahagia”,

yang menceritakan kisah orang miskin yang patut di tertawakan karena tidak ada
479

lagi kebahgiaan yang membuat mereka tertawa sehingga kehidupannya di buat

lelucon. Ketujuh berjudul “Desas-desus tentang Politisi yang Selalu Mengenakan

Kacamata Hitam”, menceritakan seorang politisi yang takut akan kenyataan.

Kedelapan berjudul “Pemalsu Kenangan”, yang menceritakan seseorang yang

memberi kenangan palsu agar mereka bahagia. Kesembilan berjudul “Bisnis Para

Pembenci”, yang menceritakan seorang polisi dan pengacara yang berkejasama

menipu orang-orang untuk mendapatkan keuntunggan. Kesepuluh berjudul “Kisah

Cinta yang Biasa”, menceritakan kisah cinta hakim dan seorang politisi yang

saling melampiaskan nafsu hanya demi kesenangan semata.

Terakhir berjudul “Orang yang Tak Bisa Tertawa dan Sedih Lagi”,

menceritakan seorang pelawak yang memikirkan negeri ini sehingga tertawa dan

sedih ia sudah hilang. Cerpen ini banyak bagian-bagian yang menggelitik

pembaca. Kebodohan-kebodohan yang dibuat seakan-akan menyindir bagaimana

hukum di negeri kita berjalan. Buku kumpulan cerpen ini adalah buku fiksi. Di

dalamnya mengandung konflik yang berbeda-beda namun masih dalam satu tema

yaitu Koruptor. Buku ini sesuai untuk dibaca usia remaja hingga dewasa.

Khususnya penggemar politik yang membutuhkan kritikan-kritikan dalam bentuk

hiburan. Bahasa yang digunakan sangat unik dan makin terasa “berbeda” karena

kisah di dalam buku ini terlihat nyata yang sarat akan kritikan.
480

Lampiran 6 : Lembar Validasi


481
482

Lampiran 7 : Kartu Bimbingan


483
484
485
486

Lampiran 8 : Biodata

Ria Dwi Sevina, dilahirkan di Kabupaten Sidoarjo

tepatnya di desa Punggul pada tanggal 14 September 1997.

Anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Arief Bakti

Karyawanto dan Kusmiyati. Alamat di Perumahan Taman

Anggun Sejahtera 3 Blok J9 No 01. RT 69, RW 10,

Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo. Peneliti

menyelesaikan pendidikan sekolah di SDN Punggul 1 selama 3 tahun, kemudian

pindah di SDN Jimbaran Kulon hingga tamat SD pada tahun 2009. Pada tahun itu

juga peneliti melanjutkan pendidikan di SMP Dharma Wanita 17 Wonoayu dan

tamat pada tahun 2012, kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMA

Antartika Sidoarjo dan selesai tahun 2015. Pada tahun 2015 peneliti mrelanjutkan

kuliah di Universitas Trunojoyo Madura mengambil program studi Pendidikan

Bahasa Indonesia dan tamat pada tahun 2019. E-mail: riadwisevina03gmail.com

Anda mungkin juga menyukai