Anda di halaman 1dari 15

BAB 4

KEARIFAN LOKAL

Bahasa Indonesia
untuk SMK/MAK Kelas X Sumber: Andrys, pixabay.com
PETA KONSEP

Mengidentifikasi Nilai-nilai dan Isi yang


Terkandung dalam Cerita Rakyat (Hikayat)

Membandingkan Nilai-nilai dan Kebahasaan


Cerita Rakyat dengan Cerpen
CERITA RAKYAT
(HIKAYAT)
Menceritakan Kembali Isi Cerita Rakyat
(Hikayat)
yang Didengar dan Dibaca

Mengembangkan Cerita Rakyat (Hikayat) ke


dalam Bentuk Cerpen
PENGERTIAN HIKAYAT

Hikayat adalah jenis cerita rakyat yang mengisahkan


kehidupan di istana, kaum bangsawan, kesaktian,
kehebatan, ataupun kepahlawanan.
NILAI-NILAI DALAM CERITA RAKYAT (HIKAYAT)

• Nilai moral : berkaitan dengan sikap antartokoh


Contoh : “ketika patih gajahmada datang, akupun membunguk
menghormati sang patih”.

• Nilai budaya : berhubungan dengan masalah adat-istiadat, bahasa


dan kepercayaan.
Contoh : “iya kakanda, asalakan adinda dapat meneruskan tari jaipong
ini.”

• Nilai Agama : berhubungan dengan aturan-aturan tuhan


Contoh : “Sebenarnya aku bingung, kepada orang-orang yang tidak
dapat menutup aurat mereka, sebenarnya apa arti jilbab bagi mereka?”
NILAI-NILAI DALAM CERITA RAKYAT (HIKAYAT)

• Nilai Sosial : berhubungan dengan masalah sosial dan hubungan manusia


dengan masyarakat.
Contoh : “Saat melihat ibunya masuk, satu orang laki-laki memberikan tempat
duduk.”.

• Nilai pendidikan : berhubungan dengan pengubahan tibgkah laku dari baik


ke buruk (pengajaran) atau bisa juga berhubungan dengan pendidikan.
Contoh : “tahun ini beliau menginginkan perubahan dan ia memutuskan
anaknya tak akan menjadi dirinya.

• Nilai psikologi : berhubungan dengan kondisi kejiawaan tokoh.


Contoh : “aku mulai shock dan bertanya-tanya ada apa dengan diriku?”
CIRI-CIRI CERITA RAKYAT (HIKAYAT)

• Isi ceritanya berkisar pada tokoh


• Raja dan keluarganya (istana
sentris)
• Bersifat pralogis/fantasi,
• Mempergunakan banyak kata
arkais (klise),
• Nama pengarang biasanya tidak
disebutkan (anonim),
• Tema dominan dalam hikayat
adalah petualangan,
• Biasanya di akhir kisah, tokoh
utamanya berhasil menjadi raja
Sumber: Klimkin, pixabay.com
atau orang yang mulia,
• Penokohan dalam hikayat bersifat
hitam putih.
Unsur intrinsik
• Tema : gagasan utama yang menjalin struktur cerita,
persoalan, peristiwa-peristiwa yang terdapat dalam
cerita
• Latar adalah tempat, waktu hubungan waktu,
lingkungan dan keadaan budaya dan sosial dari
tempat tertentu yang melatarbelakangi terjadinya
kisah dan cerita.
• Sudut pandang adalah dari perspektif atau kacamat
siapa penulis menyampaikan cerita.
• Amanat adalah pesan positif yang dihasilkan dari
prosa fiksi.
• Alur cerita adalah sebuah rangkaian peristiwa yang telah dijalin
dengan sedemikian rupa supaya bisa menggerakkan cerita dari awal
hingga akhir.
1. Pengenalan Cerita : Di bagian ini, penulis akan
memperkenalkan tokoh utama dan latar terjadinya cerita ini.
2. Awal Konflik : Pada bagian ini, sebuah masalah akan muncul
sebagai bagian dimulainya cerita. Masalah ini akan menjadi
bahan dari cerita ini dan akan terus mengalami eskalasi.
3. Menuju Konflik : Masalah yang telah diperkenalkan sebelumnya
akan mengalami eskalasi di bagian ini.
4. Puncak Konflik/Klimaks : Bagian ini merupakan momen
penentuan dari apakah sang tokoh utama bisa menyelesaikan
masalah yang telah terus berkembang dari awal cerita.
5. Penyelesaian Konflik/Antiklimaks : Begitu masalah yang ada
telah terselesaikan, kita bisa melihat bagaimana dampak dari
penyelesaian masalah dari bagian sebelumnya. 
• Tokoh adalah pelaku-pelaku yang terlibat dalam cerita dan
peristiwa dari suatu cerita
1. Protagonis, Tokoh utama yang mendukung cerita.
Meskipun disebut tokoh utama, terkadang tokoh
protagonis juga terbagi menjadi beberapa figur, bukan
hanya satu orang.
2. Antagonis, Merupakan tokoh yang memiliki konflik
dengan tokoh protagonist. Tokoh ini identik dengan
karakter jahat, namun sebetulnya belum tentu, intinya
tokoh ini akan memiliki watak, pemikiran atau ideology
yang terbalik dari tokoh protagonist.
3. Tritagonis, yaitu tokoh pembantu, penengah, atau
penyangga, baik untuk protagonis, antagonis, maupun
cerita secara keseluruhan.
STRUKTUR DAN KAIDAH CERITA RAKYAT (HIKAYAT)
Struktur:
• Orientasi : pengenalan latar, suasana, dan tokoh
dalam cerita.

• Kompilkasi : awal munculnya masalah sampai ke


puncak masalah

• Resolusi : penyelesaian dari konflik berupa kebaikan


atau keburukan

• Koda : bersifat opsional, berisi amanat atau ending


dari cerita.
Kaidah kebahasaan
1. Tema statis : temanya memiliki sifat yang kaku dan
tidak berubah (misal, berisi tentang kehidupan
bangsawan, kesaktian, ataupun kepahlawanan)
2. Istana sentris: berisi kehidupan raja atau jeluarga
kerajaan yang berdian di istana
3. Bahasa melayu klasik :bahasa yang digunakan
menguunakan bahaasa melayu (misal, beradu,
bersiram, santap, pabila, barangkali)
4. Anonim : nama pencipta, pengarang, atau
penceritanya tidak diketahui
HIKAYAT DAN CERPEN
Persamaan Perbedaan
Unsur Intrinsik: • Unsur-unsur hikayat lebih
• Tema kompleks dibandingkan dengan
• Penokohan cerpen
• Alur • Jumlah tokoh dalam hikayat lebih
• Latar banyak dibandingkan dengan
• Amanat tokoh dalam cerpen.
• Latar dan alurnya lebih kompleks
Unsur Ekstrinsik:
• Nilai pendidikan
• Agama
• Moral
• Sosial
• Budaya
Langkah-langkah Menceritakan Kembali Isi Hikayat

1. Membaca/mendengar
2. Mencatat tokoh dan penokohan
3. Mencatat latar dan setting
4. Mencatat alur
5. Mencatat gagasan pokok
6. Mengungkapkan kembali isi cerita
Sumber: Unsplash, pixabay.com
TUJUAN MENCERITAKAN KEMBALI
CERITA RAKYAT (HIKAYAT)

1. Memberi gambaran mengenai isi teks secara


keseluruhan
2. Mengetahui tokoh dan penokohan/karakter
dalam cerita rakyat (hikayat)
3. Mengetahui latar/setting cerita rakyat (hikayat)
yang dibaca
4. Mengetahui alur cerita rakyat (hikayat)
5. Mengetahui isi pokok cerita rakyat (hikayat)
6. Mengetahui gambaran isi secara keseluruhan
dari cerita rakyat (hikayat).

Sumber: Jarmoluk, pixabay.com


LANGKAH-LANGKAH MENGEMBANGKAN CERITA
RAKYAT (HIKAYAT)

1. Membaca berulang-ulang.
2. Menulis isi setiap paragraf.
3. Memberi makna setiap paragraf secara urut.
4. Menafsirkan bagian-bagian paragraf yang maknanya belum dipahami.
5. Mencari nilai-nilai didik dalam setiap bagian teks.
6. Menghubungkan nilai didik yang terdapat dalam teks hikayat dengan nilai
didik dalam kehidupan nyata.
7. Mengisi tabel nilai didik.
8. Membuat draf cerpen dari teks hikayat yang dikonversi.
9. Mengembangkan ide teks hikayat menjadi teks cerpen.
10. Menyunting dan merevisi naskah teks cerpen dengan menggunakan
kriteria pengembangan teks.

Anda mungkin juga menyukai