Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Pedekatan dan Metode

Pendekatan kesejahteraan, Pendekatan Struktural

Dosen pengampu :

DR. HJ. Ida Nursida, MA

Disusun Oleh :

Handre Kusnandi ( 181360078 )

Lilis Agustianingsih ( 181360044 )

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ARAB

FAKULTAS USHULUDDIN DAN ADAB

UIN MAULANA HASANUDDIN BANTEN

TAHUN AJARAN 2020-2021


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam penelitian karya sastra, analisis atau pendekatan obyektif terhadap unsur-unsur
intrinsik atau struktur karya sastra merupakan tahap awal untuk meneliti karya sastra sebelum
memasuki penelitian lebih lanjut (Damono, 1984:2).

Pendekatan struktural merupakan pendekatan intrinsik, yakni membicarakan karya


tersebut pada unsur-unsur yang membangun karya sastra dari dalam. Pendekatan tersebut
meneliti karya sastra sebagai karya yang otonom dan terlepas dari latar belakang sosial, sejarah,
biografi pengarang dan segala hal yang ada di luar karya sastra

Sedangkan pendekatan kesejarahan mengandung asumsi dasar bahwa karya sastra


merupakan fakta sejarah karena ia merupakan salah satu hasil ciptaan manusia pada suatu
zaman yang membawa semangat zamannya. Masa lampau masa sekarang, dan masa yang akan
datang merupakan rangkaian kesinambungan yang tidak pernah terputus. Kenyataan aktual
yang ada pada ruang dan waktu yang lalu hilang dan datang silih berganti, susul-menyusul,
yang kemudian menghasilkan kenyataan baru kemudian diganti oleh kenyataan yang lebih
baru. Untuk lebih lanjutnya akan di bahas dalam pembahasan di bawah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian metode dan pendekatan?
2. Apa pengertian pendekatan kesejahteraan dan bagaimana langkah kerjanya?
3. Apa pengertian pendekatan sturktural dan bagaimana langkah kerjanya?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian metode dan pendekatan.
2. Untuk mengetahui pengertian pendekatan kesejahteraan dan langkah kerjanya.
3. Untuk mengetahui pengertian pendekatan sturktural dan langkah kerjanya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode

Metode (method), secara harfiah berarti cara. Metode atau metodik berasal dari bahasa
Greeka, metha (melalui atau melewati), dan hodos (jalan atau cara), jadi metode bisa berarti
jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu.

Metode adalah cara atau prosedur yang ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu. Lalu
ada satu istilah lainnya yang berkaitan dengan 2 istilah ini, yaitu teknik adalah cara yang
spesifik dalam pemecahan masalah tertentu yang ditemukan dalam pelaksanaan prosedur.

Secara umum atau secara luasnya pengertian metode atau metodik artinya adalah ilmu
mengenai jalan yang harus dilalui untuk mengajar anak didik agar bisa tercapai tujuan belajar
mengajar.

Menurut Prof. Dr.Winarno Surachmad (1961) mengungkapkan kalau metode mengajar


merupakan cara-cara pelaksanaan dari pada siswa-siswa di sekolah. Menurut Pasaribu dan
Simanjutak (1982), mengungkapkan kalau metode adalah cara sistematik yang dipakai untuk
menggapai tujuan.1

B. Pengertian pendekatan

Beberapa Pendekatan tidak banyak ahli yang membicarakan tentang pendekatan dan
metode yang digunakan dalam penelitian sastra, berikut ini akan dikemukakan beberapa
pendekatan dengan bahan-bahan dari Sikana (1986), Tecuw (1984), Jefferson (1982), Junus
(1985), Grace (1965). Pendekatan yang banyak dikenal dan digunakan adalah :

1. Pendekatan Kesejarahan,
2. Pendekatan Struktural,
3. Pendekatan Moral,
4. Pendekatan Sosio- logis,
5. Pendekatan Psikologis,

1 https://www.academia.edu/31905294/Perbedaan_Metodologi_dan_Metode_dalam_Penelitian
6. Pendekatan Stilistika,
7. Pende- katan Semiotik,
8. Pendekatan Arketaipal.

Kedelapan pendekatan tersebut akan dibahas prinsip dasarnya, kriteria, metode kerja, dan
beberapa keterangan tambahan tentang kekuatan dan kelemahan pendekatan-pendekatan
tersebut. 2

a. Pendekatan Kesejarahan

Penekatan kesejarahan mengandung asumsi dasar bahwa karya sastra merupakan fakta
sejarah karena ia merupakan salah satu hasil ciptaan manusia pada suatu zaman yang membawa
semangat zamannya. Masa lampau masa sekarang, dan masa yang akan datang merupakan
rangkaian kesinambungan yang tidak pernah terputus. Kenyataan aktual yang ada pada ruang
dan waktu yang lalu hilang dan datang silih berganti, susul-menyusul, yang kemudian
menghasilkan kenyataan baru kemudian diganti oleh kenyataan yang lebih baru.

Semuanya itu terekam dan berpengaruh di dalam penciptaan karya sastra karena para
penulis yang aktual. Yang dan merupakan bagian dari kenyataan zamannya. Dengan begitu
karya sastra langsung atau tidak langsung, memperlihatkan sikap, pandangan, visi, atau
falsafah yang dianut pengarangnya; ia berkembang dan merubah menurut perputaran zaman.

➢ Konsepsi dan Kriteria

Konsepsi dan kriteria pendekatan kesejarahan adalah sebagai berikut :

▪ Karya sastra dianggap (walaupun tidak semuanya) sebagai perekaman napas zaman
yang memiliki unsur yang dapat dipandang sebagai salah satu bahan kajian sejarah.
Dalam hal ini tentu disadari bahwa dalamnya ada unsur imajínasi. Oleh sebab, unsur-
unsur yang dinilai sebagai fakta sejarah setelah didukung oleh informasi, keterangan,
atau dokumen lain yang dapat dijumpai.
▪ Pendekatan kesejarahan di samping menemukan fakta sejarah juga melakukan seleksi
untuk mengambil unsur yang memiliki nilai sejarah, sebab ada fakta yang tidak
memiliki nilai sejarah.
▪ Pendekatan kesejarahan mencari dan menemukan nilai-nilai yang tersembunyi di balik
teks yang mengandung nilai sejarah atau dirasa- kan tersirat nilai sejarah di alamnya.

2 http://staffnew.uny.ac.id/upload/132316564/pendidikan/Metodologi+Penelitian+Sastra+Akbar.pdf
▪ Pendekatan kesejaranan mempedulikan hubungan antara karya sas- tra dengan aspek
sosio-kultural, idiologi, falsafah bangsa, ilmu dan teknologi yang berkembang di suatu
waktu.
▪ Pendekatan ini memperhatikan kondisi manusia yang digambarkan di dalam karya
sastra yang diteliti.
▪ Pendekatan kesejarahan memberi perlakuan yang amat istimewa terhadap pengaruh
zaman kepada karya sastra.
▪ Pendekatan kesejarahan dapat pula melakukan telitian tentang penerimaan karya sastra
suatu zaman.

➢ Metode atau Langkah Kerja

Pendekatan kesejarahan di dalam prakteknya menggunakan metode atau mengikuti langkah


sebagai berikut :

1. Yang paling pertama dan utama dilakukan telitian atau telaah adalah mengena diri heri
isi dan tentuk karya sastra termasuk unsur yang bernilai sejarah, Kita lebih mudah
memahami sebuah karya bila terlebih dulu telah memahami penulisnya. Yang
diperhatikan adalah riwayat hidup, penaidikan, talsafah hidup, aliran politik.
2. Dalam analisis hubungan antara penulis dan karyanya, yang paling penting
diperhatikan adalah segi-segi pengalaman langsung penig dengan sejauh mungkin
menyingkirkan segi-segi imajinasi atau rekan.
3. Diperhatikan di dalam pelaksanuan penelitian pengaruh aspek ekstrinsik (sosial,
budaya, ekonomi, politik, agama) yang tumbuh pada saat karya sastra itu ditulis
terhadap segi intrisik karya sastra tersebut.
4. Tujuan pokok pendekatan ini adalah menemukan atau mendapatkan bukti sejarah,
terutama yang berupa nilai zaman.
5. Diupayakan pula, di samping menemukan bukti sejarah, untuk menemukan semangat
sejarah. Hal ini penting, karena menemukan semangat sejarah lebih mungkin melalui
karya sastra daripada mene mukan fakta sejarah.
6. Harus dikaji pula bagaimana fakta sejarah dijalin ke dalam karya sastra sehingga fakta
sejarahnya masih tampak namun nilai kesastraannya tidak hilang.
7. Di samping meneliti unsur kesejarah yang tersurat juga diperhatikan unsur sejarah yang
tersirat.
8. Pemanfatan pendekatan kesejarahan ini harus didukung oleh dokumen-dokumen lain
selain karya sastra agar penarikan kesimpulan lebih meyakinkan. Dokemen-dokumen
yang dimanfaatkan itu menetilah "kritik sumber" yaitu menganalisis keabsahan
dokumen.

➢ Kekuatan dan Kelemahan

Pendekatan kesejarahan sebagai sebuah pendekatan tentu mempunyai kekuatan dan


kelemahan. Kekuatannya adalah bahwa pendekatan ini sangat sesuai untuk meneliti karya
sastra yang pernah di masa lampau. Kita dapat melihat bagaimana struktuir sosial budaya yang
pernah ada pada zaman tersebut. Misalnya dengan membaca Siti Nurbaya yang ditulis pada
tahun dua puluhan dapat dilihat bahwa kendaraan anggota masyarakat yang kaya raya pada
saat itu adalah bendi atau andong. Kele mahannya adalah pendekatan ini lebih cocok untuk
menganalisis karya sastra yang bercorak sejarah tetapi sukar digunakan untuk menganalisis.
Karya sastra yang bercorak lain, apalagi karya sastra kontemporer. Kele mahan lain, amat sulit
memisahkan unsur sejarah sebagai fakta dengan unsur yang semata-mata fiksif.

b. Pendekatan Strukturul (Objektif)

Pendekatan struktural, sering juga dinamakar pendekatan objektif. Pendekatan formal, atau
pendekatan analitik, bertolak dari asumsi dasar bahwa karya sastra sebagai karya kreatif
memiliki otomi penuh yang harus dilihat sebagai suatu sosok yang berdiri sendiri terlepas dari
hal-hal lain vang berada di luar dirinya. Bila hendak dikaji atau diteliti, muka yang harus dikaji
dan diteliti adalah aspek yang membangun karya tersebut seperti tema, alur, latar, penokohan,
gaya penulisan, gaya bahasa.

Serta hubungan harmonis antar aspek yang mampu membuatnya menjadi sebuah karya
sastra. Hal-hal yang bersifat ekstrinsik seperti penulis, pembaca, atau lingkungan sosial budaya
harus dikesampingkan. Karena ia tidak punya kaitan langsung struktur karya sastra tersebut.

➢ Konsepsi dan Krizeria

Pendekatan struktural mempunyai konsepsi dan kriteria sebagai berikut:

1. Karya sastra dipandang dan diperlakukan sebagai sebuah sosok yang berdiri sendiri,
yang mempunyai dunianya sendiri, mempunyai rangka dan bentuknya sendiri.
2. Memberi penilian terhadap keserasian atau keharmonisan semua komponen
membentuk keseluruhan struktur. Mutu karya sastra yang ditentukan oleh kemampuan
penulis menjalin suatu hubungan antarkomponen tersebut sehingga menjadi suatu
keseluruhan yang bermakna bernilai estetik.
3. Memberikan penilaian terhadap keberhasilan penulis menjalin hubungan harmonis
antara isi dan bentuk. Karena jalinan isi dan be tuk merupakan hal yang amat penting
dalam menentukan mutu sebuah karya sastra.
4. Walaupun memberikan perhatian istimewa terhadap jalinan hubungan antara isi dan
bentuk, namun pendekatan ini menghendaki adanya analisis yang objektif sehingga
perlu dikaji atau diteliti setiap unsur yang terdapat dalam karya sastra tersebut.
5. Pendekatan struktural berusaha berlaku adil terhadap karya sastra dengan jalan hanya
menganalisis karya sastra tanpa mengikutserta kan hal-hal yang berada di luarnya.
6. Yang dimaksudkan dengan isi dalam kajian struktural adalah peroalan pemikiran,
falsafah, cerita, pusat pengisahan, tema, sedangkan yang dimaksudkan dengan bentuk
adalah alur (plot), bahasa penulisan, dan perangkatan perwajahan sebagai karya tulis.
7. Peneliti boleh melakukan analisis komponen yang diingininya.

C. Metode atau Langkah Kerja

Pendekatan struktural ini memang berusaha untuk objektif dan bertujuan untuk melihat
karya sastra bertujuan sebagai sebuah sistem dan yang diberikan kepada sistem itu amat
tergantung kepada nilai komponen-komponen yang ikut terlibat di dalamnya.

Metode atau lagkah kerja yang haras dilalui bila bersandar pada pendekatan strukruralad lab
sebagai berikut :

1. Peneliti yang hendak menggunakan pendekatan struktural ini yang paling utama dan
pertama kali yang akan dilakukan yaitu menguasai pengertian-pengertian dasar semua
komponen yang membangun struktur sebuah karya sastra, dalam hal ini aspek intrinsiknya,
karena yang menjadi uitis fokus analisis adalah justru kepada komponen yang membangun
karya sastra.
2. Dari seluruh mengenai tema mesti dilakukan lebih dahulu, baru kemudian dilanjutkan
komponen struktur sebuah karya sastra pembicaraan dengan komponen-komponen lain.
Langkah ini ditetapkan tema merupakan komponen yang berada di tengah-tengah
kompenen yang lain; dalam arti, semua bahasan tentang komponen yang lain selalu terkait
ke sana. Dengan mendahulukan pembicaraan tentang tema dapat memuduhkan
pembicaraan komponen berikut. Dalam pembicaraan tentang tema, dibahas mengenai tema
pokok dan tema sampingan.
3. Penggalian tema harus selalu dikaitkan dengan dasar pemikiran, falsafah yang terkandung
di dalamnya, tentang nilai luhur. Sering- kali tema tersembunyi di balik bungkusan bentuk,
serta menyebabkan peneliti mesti membacanya secara kritis dan berulang-ulang.
4. Setelah analisis tema dilanjutkan dengan analisis alur (plot). Alur merupakan rentetan
peristiwa yang memperiihatkan gerakan peristiwa dari yang satu ke yang lain. Di dalam
perbincangan alur harus diwaspadai kemungkinan adanya karya sastra yang tidak
menginginkan bahkan masalah kronologis, atau rentetan peristiwa yang terputus-putus
yang sukar dijajaki. Tetapi hal itu tidak berarti alurnya tidak ada.
5. Konflik calam sebuah karya fiksi merupakan sesuatu yang harus mendapat perhatian dalam
analisis. Konflik itu bisa berupa konflik dalam diri tokoh, konflik seorang tokoh dengan
tokoh lain, konflik tokoh dengan lingkungan, konflik kelompok dengan kelompok lain.
6. Bahasan tentang perwatakan merupakan bahasan yang penting pula disebabkan
perwatakan atau penokohan merupakan alat penggerak tema dan pembentuk alur. Analisis
perwatakan dapat dimulai dari cara perwatakan itu diperkenalkan sampai kepada
kedudukan dan fungsi perwatakan atau penokohan. Di samping itu, analisis perwatakan
harus dihubungkan dengan tema, alur, dan konflik.
7. Kajian gaya penulisan dan stilistika dilakukan dengan maksud untuk melihat peranannya
dalam membangun nilai estetika dari samping itu harus diingat bahwa peran bahasa dalam
karya sastra amat penting. Sebab tidak akan ada sebuah karya sastra tanpa adanya bahasa.
Kejayaan sebuah karya sastra terkait drngan kejayaan pemakaian bahasa di dalamnya.
Dalam analisis aspek stilistika. Disamping memperhatikan aspek kebahasaan, figuratif dan
bahasa simbolik yang abstrak yang kadang kala menyarankan berbagai makna. Harus
disadari bahwa ada pengaggasan atau tema dengan bahasa yang mewadaninya.
8. Analisis sudut pandangan juga merupakan hal lain yang mesti dilakukan dalam
menjalankan pendekatan struktural. Sudut pandangan adalah penempatan penulis dalam
cerita. Analisis tentang ini harus dilihat pula kesejalanannya dengan tema, alur, dan
perwanan yang pekat antara takan.
9. Komponen latar (setting) juga mendapat sorotan, baik yang menyangkut latar tempat, latar
waktu, maupun latar sosial budaya. Peranan latar dalam membentuk konflik dan
perwatakan amat penting karena itu harus dilihat pertaliannya.
10. Satu hal yang perlu diperhatikan pula adalah masalan proses penapsiran. Selalu saja proses
penafsiran itu menjadi bahan perdebatan yang hangat, karena ada yang berpendapat bahwa
komponen yang membangun karya sastra hanya akan mendapat makna yang sebenarnya
bila komponen itu berada dalam keseluruhan yang utuh sebaliknya kata seutuhnya itu
dibina atas dasar makna komponen-komponen. Karena itu, dari manakah interpretasi itu
harus dimulai? Mengenai ini Teeuw (1984 : 123-124) menjelas bahwa interprestasi
keseluruhan tidak dapat dimulai tanpa pemahaman bagian. Tetapi interpretasi bagian
mengandalkan teriebih dulu adanya secara dialektik, bertangga, dan lingakarannya bersifat
spiral, pemahaman keseluruhan. Tetapi dalam praktek hal itu dipecah mulai dari
interpretası menyeluruh yang bersifat sementara usaha untuk menafsirkan unsur-unsur
yang kemudian akan dibantu kita memperbaiki pemahaman keseluruhan karya sastra ter
sebut.
11. Di dalam melakukan interpretasi harus selalu dalam kesadaran bahwa teks yang dihadapi
mempunyai kesatuan, keseluruhan, dan kebulatan makna, serta adanya koherensi intrinsik.
Kesatuan makna itu hanya dapat dilihat bila diberikan tempat yang wajar untuk melakukan
penafsiran komponen. Bila seorang pembaca tidak ber hasil mencapai interpretasi integral
dan total, tinggal hanya dikemungkinan: karya itu gagal atau pembaca bukan pembaca
yang baik; kemungkinan ketiga tidak ada (Teeuw, 1984: 125).

➢ Kekuatan dan Kelemahan

Pendekatan struktural memang merupakan pendekatan yang populer dan seringkali digunakan
para penelaah sastra. Kekuatan pendekatan adalah : (1) Pendekatan struktural memberi peluang
untuk melakukan telaahan atau kajian sastra lebih rinci dan lebih dalam, (2) Pendekatan ini
mencoba melihat sastra sebagai sebuah karya sastra dengan hanya mempersoalkan apa yang
ada di dalam dirinya, (3) karena analisis yang objektif dan bersifat analitik banyak memberi
umpan balik kepada penulis, dan dapat mendorong penulis untuk menulis secara lebih berhati-
hati dan teliti, kesalahan yang kecil sekalipun tidak luput dari pengamatan pembaca.

Di samping adanya kekuatan seperti yang dikemukakan di atas, terdapat pula beberapa
kelemahan pendekatan struktural ini. Kelemahan pendekatan struktural antara lain: (1) analisis
komponen atau unsur secara jelimet berkecenderungan untuk menyebabkan masalah estetika
dikorbankan, (2) pendekatan struktural lebih bersifat sinkronis dari pada diakronis, ia lebih
cocok untuk analisis karya sastra pada satu masa tetapi sukar digunakan untuk analisis
perkembangan karya sastra dari waktu ke waktu, (3) pendekatan struktural memerlukan
dukungan pengetahuan teori sastra yang lebih dalam agar dapat berbicara lebih dalam tentang
aspek-aspek yang membangun karya sastra, (4) pendekatan struktural mengenyampingkan
konstelasi sosial budaya, padahal sastra merupakan sesuatu yang berada dan lahir dalam suatu
kostelasi sosial budaya, sehingga pendekatar ini dinilai mengenyampingkan manusia yang ber
ada di sekitar sastra.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendekatan kesejarahan merupakan fakta sejarah karena ia merupakan salah satu hasil
ciptaan manusia pada suatu zaman yang membawa semangat zamannya. Masa lampau masa
sekarang, dan masa yang akan datang merupakan rangkaian kesinambungan yangPendekatan
struktural, sering juga dinamakan pendekatan objektif. Pendekatan formal, atau pendekatan
analitik, bertolak dari asumsi dasar bahwa karya sastra sebagai karya kreatif memiliki otomi
penuh yang harus dilihat sebagai suatu sosok yang berdiri sendiri terlepas dari hal-hal lain yang
berada di luar dirinya.

B. Saran

Masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini, maka kritik dan saran
sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal..
DAFTAR PUSTAKA

Atar Semi, Metode Penelitian Sastra (Bandung: ANGKASA)

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132316564/pendidikan/Metodologi+Penelitian+
Sastra+Akbar.pdf
https://www.academia.edu/31905294/Perbedaan_Metodologi_dan_Metode_dalam_Pene
litian

Anda mungkin juga menyukai