Anda di halaman 1dari 11

KRITIK MORAL DALAM PUISI SURAT “KEPADA BUNDA : TENTANG

CALON MENANTUNYA” KARYA W.S. RENDRA

Nafitin Nuqus, Fatina Sama

(17210163094), (17210163105)

Abstrak :

Lahirnya kritik sastra telah melengkapi bidang studi sastra atau wilayah ilmu sastra menjadi teori
sastra, sejarah sastra, dan kritik sastra. Sering orang mencampuradukkan ketiga bidang studi ini
padahal ketiganya mempunyai wilayah yang berbeda walaupun saling berhubungan, saling
menunjang, dan saling mengisi.

1
PENDAHULUAN

Lahirnya kritik sastra telah melengkapi bidang studi sastra atau wilayah
ilmu sastra menjadi teori sastra, sejarah sastra, dan kritik sastra. Kritik sastra
merupakan bidang studi sastra yang berhubungan dengan pertimbangan karya,
yang membahas bernilai tidaknya sebuah karya sastra. Seorang pembaca sastra
dapat membuat kritik sastra yang baik apabila dia betul-betul menaruh minat pada
sastra, terlatih kepekaan citanya, dan mendalami serta menilai tinggi pengalaman
manusiawinya. Yang dimaksud dengan mendalami serta menilai tinggi
pengalaman manusia adalah menunjukan kerelaan psikologinya untuk menyelami
dunia karya sastra, kemampuan untuk membeda-bedakan pengalaman secara
mendasar, dan kejernihan budi untuk menentukan macam-macam nilai.

Karya sastra merupakan gambaran kehidupan yang menyangkut masalah


sosial dalam masyarakat. Persoalan sosial tersebut merupakan tanggapan atau
respon sastrawan terhadap fenomena sosial beserta kompleksitas permasalahan
yang ada disekitarnya.Melalui karya sastra, persoalan tersebut menjadi potret
indah dalam menggambarkan masyarakat dalam menganalisis kehidupan.

Sebuah karya sastra salah satunya adalah karya puisi , diciptakan oleh
pengarang untuk memberikan hiburan untuk para pembacanya.Selain memberikan
hiburan, melalui puisi kita dapat menilai positif negatifnya kisah dalam puisi
melalui jalan cerita yang disajikan oleh penulis. Puisi karya W.S. Rendra berjudul
kepada bunda : tentang calon menantunya ini merupakan puisi yang sangat
menarik perhatian saya untuk menganalisis puisi tersebut, karena dalam puisi ini
mengandung nilai-nilai kehidupan. Selain itu, puisi tersebut menyajikan nilai-nilai
moral yang pantas dijadikan pelajaran untuk pembaca. Nilai moral dalam puisi
kepada bunda : tentang calon menantunya ini terdapat nilai moral yang
buruk.“Moral baik merupakan segala tingkah laku yang dikenal pasti oleh etika
sebagai baik, sedangkan moral buruk merupakan tingkah laku yang dikenal pasti
oleh etika sebagai buruk.”

2
Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah apa pengertian Kritik
Sastra dan Analisis Kritik Sastra terhadap Puisi “Surat Kepada Bunda: Tentang
Calon Menantunya” Karya W.S. Rendra Adapun tujuannya adalah menkritik
sastra pertimbangan baik buruknya suatu hasil karya sastra yang berjudul “Surat
Kepada Bunda : Tentang Calon Menantunya” KaryaW.S. Rendra

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan Moral


Sastra harus mampu menjadi wadah penyampaian ide-ide yang
dipikirkan dan dirasakan oleh sastrawan tentang kehidupan manusia.Karya
sastra amat penting bagi kehidupan rohani manusia.Oleh karena sastra
adalah karya seni yang bertulangpunggung pada cerita, maka mau tidak
mau karya sastra dapat membawapesan atau imbauan kepada pembaca
(Djojosuroto, 2006:80).
Pesan ini dinamakan moral atau amanat.Dengan demikian, sastra
dianggap sebagai sarana pendidikan moral (Darma, 1984:47). Moral
sendiri diartikan sebagai suatu norma, suatu konsep tentang kehidupan
yang dijunjung tinggi oleh sebagian besar masyarakat tertentu (Semi,
1993:49). Namun kepentingan moral dalam sastra sering tidak sejalan
dengan usaha untuk menciptakan keindahan dalam karya sastra (Darma,
1984:54).Pengalaman mental yang disampaikan pengarang belum tentu
sejalan dengan kepentingan moral. Menurut Djojosuroto (2006:81), meski
moral yang disampaikan pengarang dalam karya sastra biasanya selalu
menampilkan pengertian yang baik, tetapi jika terdapat tokoh-tokoh yang
mempunyai sikap dan tingkah laku yang kurang terpuji atau tokoh
antagonis, tidak berarti tingkah laku yang kita ambil harus seperti tokoh
tersebut.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa aspek
moral adalah ukuran yang digunakan untuk menentukan betul salahnya
sikap dan tindakan manusia dilihat dari segi baik buruknya berdasarkan
pandangan hidup masyarakat. Nilai-nilai moralis yang tercantum dalam

3
karya sastra dapat berbentuk tingkah laku yang sesuai dengan kesusilaan,
budi pekerti, dan juga akhlak.
B. Hakikat Moral dan Pengertian Puisi
Istilah moral dikaitkan dengan motif, maksud dan tujuan
berbuat.Moral berkaitan dengan niat.Sedangkan etika adalah studi
tentang moral. Sedangkan menurut Magnis etika terkait dengan
moral dan tingkah laku.Lebih lanjut dijabarkan bahwa etika juga
mengenai rasa belas kasih dan simpati tentang memastikan
kehidupan yang lebih baik berbagi dengan yang lainnya (Lubis,
2006:5). Norma dapat dibedakan menjadi beberapa hal yaitu,
norma sopan santun, norma hukum dan norma moral. Norma sopan
santun menyakut tentang sikap lahiriah manusia, kemudian norma
hukum adalah norma yang dituntut dengan tegas oleh masyarakat
karena demi keselamatan dan kesejahteraan umum. Norma hukum
adalah yang dituntut tegas oleh masyarakat kerena demi
keselamatan dan kesejahteraan umum. Norma hokum yaitu norma
yang tidak dibiarkan dilanggar, orang yang melanggar hukum pasti
akan dikenai hukuman sebagai sangsi. Tetapi norma hukum tidak
sama dengan norma moral (Lubis, 2006:6).
Norma moral adalah tolok ukur yang dipakai oleh
masyarakat untuk mengukur kebaikan seseorang, maka dengan
norma-norma moral kitabetul betul dinilai. Itulah sebab penilaian
moral selalu berbobot. Pesan moral sastra lebih memberat pada
sifat kodtrati manusia yang hakiki, bukan, pada aturan-aturan yang
dibuat, ditentukan, dan dihakimi oleh manusia (Nurgiyantoro,
2007:323).
Perkembangan moral adalah proses, dan melalui prose situ
seseorang mengadopsi nilai-nilai dan perilaku yang diterima oleh
masyarakat. Pada dasarnya seseorang yang konsisten mengintern
alisasi norma dipandang sebagai seorang yang bermoral. Para ahli
menerapkan apa yang disebut pendekatan“kantong
kebajikan”(Kohlberg,1981),teori ini percaya bahwa seseorang

4
mencontoh perilaku orang lain sebagai model atau tauladan yang ia
nilai memiliki sifat-sifat tertentu atau yang menunjukkan perilaku
berlandaskan nilai yang diharapkan(Nurgiyantoro, 2007:324).
Pendekatan moral bertolak dari asumsi dasar bahwa salah satu
tujuan kehadiran sastra ditengah-tengah masyarakat pembaca adalah
berupaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia sebagai
makhluk berbudaya, berpikir dan berketuhanan.Memang karya sastra
tidak safah, gagasan, tema, dan pesan-pesan tertentu.Dengan
pendekatan moral ini, peneliti hendak melihat sejauh mana karya
sastra itu memiliki moral.Moral dalam pengertian filsafat merupakan
suatu konsep yang telah dirumuskan oleh sebuah masyarakat bagi
menentukan kebaikan atau keburukan. Karena itu moral merupakan
suatu norma tentang kehidupan yang telah diberikan kedudukan
istimewa dalam kegiatan ataupun kegiatan sebuah masyarakat (Semi,
1993:72).
Dalam mengajarkan nilai moral sebaiknya lebih bersifat
contoh, pepatah mengatakan bahwa tindakan lebih baik dari kata-
kata.Lutan (2001: 45-46) mengatakan nilai moral itu beraneka
ragam, termasuk loyalitas, kebajikan, kehormatan, kebenaran,
respek, keramahan, integritas, keadilan, kooperasi, tugas, dll. Lebih
lanjut dikatakan ada 4 nilai moral yang menjadi inti dan bersifat
universal,yaitu:
1. Keadilan
Keadilan ada dalam beberapa bentuk; distribusif, prosedural.
Retributive, dan kompensasi. Keadilan distributif adalah
keadilanyang mencakup pembagian dan beban secara relatif.
Keadilan prosedural keadilan yang mencakup resepsi yang
mencakup prosedur yang dinilai sportif atau fair dalam
menentukan hasil. Keadilan retributif mencakup persepsi yang
fair sehubungan dengan hukuman yang dijatuhkan bagi
pelanggar hukum. Keadilan kompensasi mencakup presepsi
mengenai kebaikan atau keuntungan yang diperoleh penderita

5
atau ang diderita pada waktu sebelumnya.
2. Kejujuran
Kejujuran dan kebajikan selalu terkait dengan kesan
terpercaya, dan terpercaya selalu terkait dengan kesan tidak
berdusta, menipuatau memperdaya. Hal ini terwujud dalam tindak
dan perkataan.
3. Tanggung Jawab
Tanggung jawab merupakan nilai moral penting dalam
kehidupan bermasyarakat. Tanggung jawab ini adalah
pertanggungan perbuatan sendiri.
4. Kedamaian
Kedamaian mengandung pengertian: (a) tidak menganiaya, (b)
mencegah penganiayaan, (c) menghilangkan penganiyaan, (d)
berbuat baik.
Puisi adalah susunan kata-kata yang dipilih dan dirangkai
untuk menimbulkan efek dan daya sentuh, tentunya dengan maksud
yang lebih luas. Kata-kata atau lebih luas lagi bahasa, sesungguhnya
memiliki kekuatan- kekuatan, daya pukau, dan daya sentuh yang luar
biasa. Kekuatan-kekuatan inilah yang dieksplorasi penyair untuk
mengungkapkan maksud dan gagasannya agar dapat menyentuh
perasaan, imajinasi, dan pikiran pembacanya. Dengan pemilihan kata-
kata, dengan penggunaan majas, dengan eksplorasi bunyi, dengan
penggambaran - penggambaran yang seolah bisa diindera pembaca,
dengan susunan struktur dan kata-kata yang menimbulkan irama dan
tempo yang dikehendaki, dan dengan berbagai potensi-potensi atau
kekuatan-kekuatan bahasa lainnya. Puisi merupakan hasil penafsiran
penyair terhadap kehidupan(Aisyah, 2007:2).
Pendapat lain juga dikemukakan oleh Kosasih (2012: 97), puisi
adalah bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata indah dan kaya
makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh diksi, majas, rima dan
irama yang terkandung dalam karya sastra itu. Adapun kekayaan makna
yang terkandung dalam puisi disebabkan oleh pemadatan segala unsur

6
bahasa. Bahasa yang digunakan dalam puisi berbeda dengan yang
digunakan sehari-hari. Puisi menggunakan bahasa yang ringkas, namun
maknanya sangat kaya. Kata-kata yang digunakannya adalah kata-kata
konotatif yang mengandung banyak penafsiran dan pengertian.
Puisisalah satu bentuk karya sastra yang pendek dan singkat yang berisi
ungkapan isi hati, pikiran, dan perasaan pengarang yang padat yang
dituangkan dengan memanfaatkan segala daya bahasa secara pekat,
kreatif, dan imajinatif. Secara bebas dapat dikatakan bahwa puisi adalah
karangan yang singkat, padat, pekat (Suroto,1989:40).
Puisi merupakan karya sastra yang terikat ketentuan atau syarat
tertentu dan pengungkapannya tidak terperinci, tidak mendetail atau
tidak meluas. Isinya tidak sampai pada hal-hal yang kecil dan tidak
sejelas karya sastra berbentuk prosa. Karya sastra puisi merupakan
bentuk karya sastra yang mengungkapkan hal-hal yang pokok dan
pengungkapannya dengan cara pengonsentrasian, pemusatan dan
pemadatan. Pengonsentrasian, pemusatan, dan pemadatan dari segi isi
maupun dari segi bahasa.Dari segi isi, pemusatan yaitu pengungkapan
berpusat pada masalah yang pokok saja. Pemadatannya yaitu bentuk
yang berupa larik-larik tetapi dapat mencakup peristiwa yang sangat
luas dan sangat mendalam. Sedangkan, pengonsentrasiannya yaitu
peristiwa tidak langsung diungkapkantetapi adanya pemilihan kembali
pada peristiwa yang akan diungkapkan. Dari segi bahasa terdapat pula
penghematan, pemadatan, dan pengonsentrasian serta pemusatan.
Penghematan bahasa dalam arti penggunaan kata yang sangat
mendukung atau sangat tepat untuk digunakan. Pemadatan bahasa
dalam arti penggunaan kata tertentu dan terbatas dapat mewakili
peristiwa yang luas dan mendalam. Sedangkan, pengonsentrasian dan
pemusatan bahasa adalah adanya pertimbangan yang sangat masuk
dalam menggunakan atau memilih kata (Zainuddin, 1991:100).
Puisi merupakan salah satu karya sastra yang menggunakan
bahasa imajinatif. Ciri khas puisi karena kekuatan puisi terletak pada
kat-katanya. Puisi sering juga menggunakan lambang-lambang untuk

7
menambah kepuitisannya dan menggunakan berbagai macam majas.
Menurut Herman J. Waluyo (2003:1), menyatakan bahwa puisi adalah
karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi
rima dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif).
Puisi adalah ekspresi yang konkret dan yang bersifat artistik dan pikiran
manusia dalam bahasa emosional dan berirama. Puisi adalah ekspresi
dari pengalaman yang bersifat imajinatif, yang hanya bernilai serta
berlaku dalam ucapan atau menyatakan yang bersifat kemasyarakatan
yang diutarakan dengan bahasa yang memanfaatkan setiap wacana
dengan matang dan tepat guna (Blair&Chandka dalam Tarigan, 1991:7).
Dari beberapa pendapat tersebut, penulis mengacu pada
pendapat Suroto yang menyatakan bahwa puisi adalah salah satu bentuk
karya sastra yang pendek dan singkat yang berisi ungkapan isi hati,
pikiran, dan perasaan pengarang yang padat yang dituangkan dengan
memanfaatkan segala daya bahasa secara pekat, kreatif, dan imajinatif

C. Analisi Puisi Surat Kepada Bunda : Tentang Calon Menantunya”


Karya W.S. Rendra
Puisi yang berjudul Surat Kepada Bunda : Tentang Calon
Menantunya” Karya W.S. Rendra dapat menganilis dengan menggunakan
pendekatan moral. Puisi surat kepada bunda : tentang calon menantunya
menceritakan tentang sebuah rangakaian kata dari Rendra sebagai seorang
anak yang telah menemukan pujaan hatinya dan berusaha mengungkapkan
niat tulus kepada sang bunda agar bersedia untuk merestui dan menerima
sang calon istri yang diidam-idamkan sejak lama.

Surat Kepada Bunda:


Tentang Calon Menantunya
(W.S Rendra)
Mama yang tersayang
Akhirnya kutemukan juga jodohku
Seseorang yang bagai kau

8
Sederhana dalam tingkah laku dan bicara
Serta sangat menyayangiku
Terpupuslah sudah masa-masa sepiku
Hendaknya berhenti gemetar rusuh
Hatimu yang baik itu
Yang selalu mencintaiku
Karena kapal yang berlayar
Telah berlabuh dan ditambatkan
Dan sepatu yang berat serta nakal
Yang dulu biasa menempuh
Jalan-jalan yang mengkhawatirkan
Dalam hidup lelaki yang kasar dan sengsara
Kini telah lepaskan
Dan berganti dengan sandal rumah
Yang tenteram, jinak, sederhana
Mama
Burung dara yang nakal
Yang sejak dulu kau piara
Kini terbang dan telah menemui jodohnya
Ia telah meninggalkan sarang yang kau
buatkan
Dan tiada akan pulang
Buat selama-lamanya
Ibuku,
Aku telah menemukan jodohku
Janganlah kau cemburu
Hendaknya hatimu yang baik itu mengerti
Pada waktunya, aku mesti kau lepaskan pergi
Begitu kata alam, begitu kau mengerti
Bagai dulu bundamu melepas kau
Kawin dengan ayahku. Dan bagai
Bunda ayahku melepaskannya

9
Untuk mengawinimu
Tentu sangatlah berat
Tapi itu harus, mama!
Dan akhirnya tak kan begitu berat
Apabila telah dimengerti
Apabila telah disadari
Hari sabtu yang akan datang
Aku akan membawanya kepadamu
Ciumlah kedua pipinya
Dan panggillah ia dengan kata ;’anakku!’
Bila malam telah datang
Kisahkan padanya
Riwayat para leluhur kita
Yang ternama dan perkasa
Dan biarkan ia nanti
Tidur disampingmu
Iapun anakmu
Sekali waktu nanti
Ia akan melahirkan cucu-cucumu
Mereka sehat-sehat dan lucu-lucu
Dan kepada mereka
Ibunya akan bercerita
Riwayat yang baik tentang nenek mereka
Bunda bapak mereka
Ciuman abadi
Dari anak lelakimu yang jauh

10
DAFTAR RUJUKAN

Waluyo, Herman J. 2003. Apresiasi Puisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/jpbsi, diakses tanggal 10 juni 2019.

11

Anda mungkin juga menyukai