Anda di halaman 1dari 8

STRUKTURALISME: TEORI DAN PENDEKATAN Oleh; Mohammad Zamroni Khuaxay Sengsouk

STRUKTURALISME: TEORI DAN PENDEKATAN


Secara etimologis struktur berasal dari kata structura, bahasa Latin, yang berarti bentuk atau bangunan. Asal muasal strukturalisme dapat dilacak dalam Poetica Aristoteles, dalam kaitannya dengan tragedi, lebih khusus lagi dalam pembicaraannya mengenai plot. Konsep plot harus memiliki ciri-ciri yang terdiri atas kesatuan, keseluruhan, kebulatan, dan keterjalinan (Teeuw, 1988: 121-134). Strukturalisme adalah cara berpikir tentang dunia yang terutama berhubungan dengan tanggapan dan deskripsi unsur dalam suatu karya sastra (cerpen, novel, roman dan sebagainya) (www.wikipediaindonesia.com).

Tiga macam teori strukturalisme:


1. Teori Strukturalisme Dinamik
berdasarkan unsur- unsur yang membentuknya, menghubungkannya dengan pengarang dan peran lingkungan sosialnya.

2. Teori Strukturalisme Genetik


Memberi perhatian terhadap asal-usul karya. 3. Teori Strukturalisme Naratologi Naratologi juga disebut teori wacana (teks) naratif

Prinsip Dasar Pendekatan Struktural


A. Teeuw: (a) pendekat-an struktural bertujuan membongkar dan memaparkan secermat mungkin keterkaitan unsur-unsur karya sastra yang membentuk makna menyeluruh (univer-sal), (b) pendekatan struktural tidak menjumlahkan unsur-unsur, (c) pendekatan struktural berusaha me-nyematikkan termasuk menyemantikkan gejala bunyi dalam karya puisi, dan (d) pendekatan struktural menganggap bahwa keseluruhan makna karya sastra berada dalam keterpaduan struktur total.

Rene Wellek dan Warren (1974:24), menyatakan bahwa pendekatan struktural dalam menganalisis karya sastra harus mementingkan segi intrinsik dan anti ekstrinsik

Aristoteles dalam Teeuw (1984:66) menyebutkan empat sifat struktur, yakni: (a) order (urutan teratur), (b) amlplitude (keluasan yang memadai), (c) complexity (masalah yang kompleks), dan (d) unity (kesatuan yang bulat)

Kekurangan Metode Strukturalisme


1. strukturalisme murni belum mengungkapkan teori sastra yang tepat dan lengkap. 2. menelaah karya sastra secara terpisah, padahal karya sastra harus diteliti dan dipahami dalam rangka sistem sastra dengan latar belakang sejarah. 2. terlalu meyakini bahwa karya sastra mempunyai struktur yang objektif, dan 4. telaah strukturalisme yang hanya menekankan otonomi karya sastra akan menghilangkan fungsi referensialnya, sehingga karya sastra dimenaragadingkan dan kehilangan relevansi sosialnya.

Keuntungan Metode Strukturalisme


1. penelaah atau apresiator tidak perlu memiliki latar belakang budaya, sejarah, psikologi, sosiologi, filsafat dan sebagainya yang cukup luas untuk membaca karya sastra, 2. pembaca dapat menggali struktur karya sastra sedalam-dalamnya sampai pada keterjalinannya yang paling rumit sekalipun, dan 3. pembaca dapat menelaah karya sastra secara objektif karena hanya menelaah struktur karya sastra.

SEKIAN TERIMA KASIH KHOB CHAI

Anda mungkin juga menyukai