Anda di halaman 1dari 15

TELAAH PRINSIP KESANTUNAN DAN TINDAK TUTUR DALAM NASKAH

DRAMA “ THE LIGHT OF KEN DEDES” SEBAGAI RELEVANSI


IMPLEMENTASI BIDANG PRAGMATIK

RITA 1 AIDA NURAZIZAH2

Pendidikan bahasa dan sastra indonesia , Universitas Islam Sultan Agung


Kaligawe, Semarang Indonesia 2022
Corresponding Author
Ritasodong17@gmail.com

Abstrak

Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi telaah ilmu pragmatik pada teks drama “ The Light Of
Ken Dedes “ sebagai cara implementasi dari segi prinsip kesantunan dan Tindak tutur. Hasil Penelitian
ini menunjukkan bahwa, prinsip kesantunan dan tindak tutur dalam dialog naskah drama “ The Light
Of Ken Dedes “ berdasarkan ujaran yang mengandung tindakan meliputi tindak tutur lokusi, ilokusi,
dan perlokusi. Adapun tindak tutur berdasarkan modus kalimatnya meliputi tindak tutur langsung dan
tindak tutur tidak langsung. Selanjutnya, prinsip kesantunan dalam dialog naskah drama meliputi
maksim kecocokan atau permufakatan, maksim kemurahan atau kedermawanan, maksim penerimaan
atau pujian atau penghargaan, maksim kerendahan hati atau kesederhanaan, dan maksim kesimpatisan.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa naskah drama “ The Light Of Ken Dedes “ dapat
dijadikan sebagai analisis telaah bidang pragmatik. Dari segi kesantunan manusia adalah makhluk
sosial. Karena itu ketika berkomunikasi pun harus mengindahkan nilai-nilai sosial yang ada. Namun,
dengan adanya perkembangan teknologi yang sangat pesat, komunikasi lisan kini beralih
menggunakan SMS dengan dalih lebih cepat dan hemat. Akan tetapi dengan alasan menghemat
karakter dan tentu saja pulsa, banyak para pengguna ponsel menggunakan bentuk-bentuk dan gaya
yang kurang memperhatikan kesantunan.Maka dari itu adanya artikel ini untuk Artikel ini merupakan
hasil penelitian yang ingin mengungkap sejauh mana bentuk kesalahan dalam kesantunan ditinjau dari
prinsip kesantunannya Leech.

Kata Kunci: Prinsip kesantunan, Tindak tutur, Pragmatik

Abstract

This article aims to identify the study of pragmatics in the drama text "The Light Of Ken Dedes" as a
way of implementation in terms of the principles of politeness and speech acts. The results of this study
indicate that the principle of politeness and speech acts in the dialogue of the drama script "The Light
Of Ken Dedes" is based on utterances that contain actions including locutionary, illocutionary, and
perlocutionary speech acts. The speech acts based on the mode of the sentence include direct speech
acts and indirect speech acts. Furthermore, the principles of politeness in drama script dialogues
include the maxim of compatibility or agreement, the maxim of generosity or generosity, the maxim
of acceptance or praise or appreciation, the maxim of humility or simplicity, and the maxim of
sympathy. The results of this study also show that the drama script "The Light Of Ken Dedes" can be
used as an analysis of the study of pragmatics. In terms of politeness, humans are social creatures.
Therefore, when communicating, they must heed the existing social values. However, with the rapid
development of technology, oral communication is now switching to using SMS on the pretext of being
faster and more efficient. However, for reasons of saving character and of course credit, many mobile
phone users use forms and styles that pay less attention to politeness. Therefore, this article for this
article is the result of research that wants to reveal the extent of errors in politeness in terms of
principles. Leech's politeness.

Keywords: Politeness principle, speech act, pragmatics

1
PENDAHULUAN
Bahasa merupakan alat komunikasi manusia, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan
dalam berbahasa. Bahwa bahasa memberikan banyak fungsi, antara lain dapat digunakan untuk
bertanya dan memberikan informasi kepada orang-orang. Namun dalam penyampaiannya
harus memperhatikan kesantunan dalam tuturannya. Dewasa ini bahasa menjadi sorotan utama
dikalangan pendidikan yang banyak kalangan siswa baik dari SD, SMP, SMA, Mahasiswa,
maupun pendidik tak jarang menggunakan bahasa yang tidak santun dan sudah menjadi
kebiasaan. Bahkan dalam rapat para aktivis dikampus juga melanggar kesantunan berbahasa
dan sudah menjalar sampai ke pejabat pemerintahan seperti halnya rapat DPR dan jajaranya
yang secara langsung menuturkan kata kata kasar dalam rapat pemerintahan. Sampai sekarang
hal tersebut ditayangkan di TV dan disaksikan masyarakat pada umumnya.
Dari kasus tersebut penelitian ini sangat meperhatikan prinsip-prinsip kesantunan yang
dimana dalam pembelajaran juga menggunakan bahasa untuk berkomunikasi atara pendidik
dengan peserta didik. Prinsip kesantunan meliputi beberapa maksim. Maksim itu sendiri
merupakan kaidah kebahasaan di dalam interaksi lingual kaidah-kaidah yang mengatur
tindakannya, penggunaan bahasanya, dan interpretasi-interpretasinya terhadap tindakan dan
ucapan lawan tuturnya. Selain itu, maksim juga disebut sebagai bentuk pragmatik berdasarkan
prinsip kerja sama dan prinsip kesopanan. Ilmu linguistik khususnya pembahasan mengenai
pragmatik, kesopanan berbahasa dirumuskan oleh beberapa tokoh ahli. Dalam pembelajaran
tidak semua menggunakan bahasa tuturan akan tetapi juga menggunakan bahasa tulis atau
menggunakan teks, salah satunya teks darama.
Teks drama tidak lepas dari karya sastra yang dimana karya sastra menggunakan tata
bahasa yang bebas dan mengandung kesantunan bahkan tak jarang juga melanggar prinsip-
prinsip kesantunan. Drama merupakan potret kehi-dupan manusia yang diproyeksikan di dalam
sebuah pementasan. Waluyo (2006: 1) menyatakan drama meru-pakan potret kehidupan
manusia, po-tret suka duka, pahit manis, hitam putih kehidupan manusia. Selanjutnya, naskah
drama atau naskah lakon pada umumnya disebut skenario, berupa su-sunan babak atau adegan
sebagai penuangan pemikiran oleh seorang pengarang. Karena karya sastra mengandung seni
dan unsur imajinatif yang tujuannya untuk menarik pembaca untuk membaca karya sastra
tersebut. Penelitian ini berfokus pada maksim kesopanan yang dikemukakan oleh Leech (1983)
yang berpandangan bahwa maksim kesopanan memiliki enam maksim.
Yaitu (1) maksim kebijaksanaan, (2) maksim penerimaan, (3) maksim kemurahan, (4)
maksim kerendahan hati, (5) maksim kecocokan, dan (6) maksim kesimpatian. Aturan-aturan
dalam berkomunikasi atau prinsip percakapan khususnya pada tindak kesantunan diperlukan

2
proses tuturan untuk menjaga berlangsungnya interaksi agar terjalin komunikasi yang baik
sesuai maksud yang diharapkan penutur maupun mitra tutur. Penutur dan mitra tutur akan
merasa dihargai jika mendapatkan respon baik dan pastinya tidak ada unsur yang membuat
sakit hati jika komunikasi terjalin dengan baik dan santun, maka dari itu analisis tindak tutur
kesantunan sangat diperlukan guna mengetahui prinsip-prinsip kesantunan. Tujuan penelitian
ini mengetahui kesantunan berbahasa dan tindak tutur yang terdapat pada naskah “The Light
Of Ken Dedes” dari segi tuturan dan kesantunan bahasa yang bagaimana dari temuan
pematuhan kesantunan berbahasa maupun pelanggaranya menjadi acuan untuk diterapkan atau
dari temuan tersebut diimplementasikan dalam teks drama.

METODE PENELITIAN
Menggunakan metode dengan cara mencari literatur yang relevan dengan penelitian . dalam
analisis data yakni tahap penyediaan data, reduksi data, penyajian data dan pengambilan
kesimpulan. Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah Research and Development (R&D)
atau disebut juga penelitian dan pengembangan karena hasil dari penelitian ini berorientasi
pada produk pembelajaran. Data kualitatif diperoleh saat pengumpulan informasi untuk
kebutuhan penelitian. Dengan mencari dari berbagai sumber diantaranya jurnal terpercaya.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tindak tutur yang ada dalam teks drama “ The Light Of K en Dedes “

Leech (1983) berpendapat bahwa sebuah tindak tutur hendaknya mempertimbangkanlima


aspek situasi tutur meliputI: Penutur dan mitra tutur, Konteks tuturan, Tujuan tuturan, Tindak
tutur sebagai suatu tindakan, dan Tuturan sebagai produk tindak verbal. Tindak tutur
merupakan tindakan manusia dalam melakukan tuturan melalui kata-kata yang dilakukan
penutur dan mitra tutur. Ada beberapa tindak tutur yang ditemukan dalam teks drama.

Tindak tutur konstatif


adalah tuturan yang menyatakan sesuatu yang kebenarannya dapat diuji – benar atau salah –
dengan menggunakan pengetahuan tentang dunia (Gunarwan 1994:43)

3
“Kami sekarang berada di sebuah situs peninggalan jaman manusia Homo Aroktus yang
terkenal dengan genarasi Ken Arok. Di sini ditemukan reruntuhan candi pada kedalaman
tanah sekitar 8 meter di bawah permukaan tanah “ ( TLOKD:2 )

Termasuk kedalam tindak tutur konstatif karena kebenarannya dapat diuji melalui fakta sejarah
yang ada. Tuturan ini hanya menginformasikan bahwa terdapat reruntuhan candi yang
ditemukan disekitar tumapel.

Mpu Lohgawe : (mengambil sebuah kitab tebal) Di sini disebutkan. Akan ada seorang putri
desa yang dianugrahi wahyu. Ia akan menurunkan raja-raja di nusantara.
Tanda-tanda wanita itu adalah kewanitaannya bercahaya. ( TLOKD:10 )

Termasuk kedalam tindak tutur konstatif karena kebenarannya dapat diuji melalui fakta sejarah
yang ada. Tuturan ini hanya menginformasikan bahwa akan ada wanita yang memiliki
kelebihan dan melahirkan putra mahkota dari rahimnya.

Tindak tutur lokusi


adalah tindak tutur yang dimaksudkan untuk menyatakan sesuatu - tindak tutur atau tindak
bertutur.
Ken Memey : Duuhh.. gimana ya? Dia tuh oke, tapi…
Eh.. udah pada lihat si sales kuda itu belum?
Ken Royah : Sales Kuda?
Ken Memey : Sales Kuda. Itu tuh yang sekarang nginep di rumah Pak Lohgawe. Dia
itu penjual Kuda. Sekarang dia jadi menejer pemasaran kuda di daerah Tumapel. Ngekos di
rumah pak Lohgawe ( TLOKD:03 )

Tuturan dialog Ken Memey terdapat tindak tutur lokusi dengan menyatakan sesuatu tentang
adanya penduduk baru atau pendatang baru yang datang ke daerahnya. Tuturan ini hanya
menginformasikan ada seorang sales kuda yang bernama Ken Arok yang sedang tinggal di kost
yang ada di sekitar Tumapel.

Mpu Purwa : di Texas sekarang musim apa Mas?.

4
Ken Arok : Di tempat saya punya asal, sekarang sedang musim tembak-tembakan.
Cowok menembak cewek. Dan sekarang cewek mulai berani menembak
cowok. Di sini pak?
Mpu Purwa : Di sini musim tenda. Di mana-mana banyak tenda mas. O ya. Kenalkan
ini ken Dedes, putri saya semata wayang. ( TLOKD:05 )

Tuturan dialog terdapat tindak tutur lokusi dengan menyatakan sesuatu yang sedang musim di
daerah masing-masing . Tuturan ini hanya menginformasikan kebiasaan yang sering dilakukan
di masyarakat.

Performatif
Adalah tuturan yang merupakan tindakan melakukan sesuatu dengan membuat tuturan itu
(Gunarwan 1994:43). Menurut Wijana (1996:23) tuturan performatif adalah tuturan yanng
pengutaraanya digunakan untuk melakukan sesuatu .

Tunggul Ametung : Menyingkir sebentar! Tadi nggak dengar ya?


Kebo Ijo : Maaf gusti. Saya melamun. (bergegas pergi, sambil melirik Ken Taki)
Ken Dedes :Taki, temani Kebo Ijo, kamu kan sahabatnya ( TLOKD:08 )

Tuturan tersebut termasuk kedalam tidak tutur performatif karena terdapat ujaran “ Maaf gusti.
Saya melamun.” Lalu hal tersebut merupakan suatu tindakan atas apa yang dia lakukan dia
meminta maaf atas kesalahan. Saat dia disuruh minggir oleh tunggul ametung dia hanya
melamun.

Prinspin kesopanan menurut leech dalam Teks drama The Light Of K en Dedes
Prinsip kesantunan (kesopanan) menurut Leech (1983) (dalam Sulistyo, 2013: 27-29) dibagi
menjadi enam maksim yakni: (1) maksim kebijaksanaan (tact maxim), (2)maksim kemurahan
atau kedermawanan (gene-rosity maxim), (3) maksim penerimaan atau pujian atau
penghargaan (appro-bation maxim), (4) maksim kerendahan hati atau kesederhanaan (mo-
desty maxim), (5) maksim kecocokan/permufakatan (agreement ma-xim), dan (6) maksim
kesimpatisan (sympathy maxim).
Maksim Kebijaksanaan
Maksim ini diucapkan tengan tuturan tuturan imposif dan komisif. Maksim ini menggariskan
setiap peserta pertuturan untuk meminimalkan kerugian orang lain, atau memaksimalkan

5
keuntungan bagi orang lain. (Wijana & Rohmadi, 2009: 54. Dengan demikian penutur lebih
mementingkan agar kerugian orang lain sangat kecil dan keuntungan bagi mitra tuturnya sangat
diutamakan. ( Wijana & Rohmadi, 2009: 54). Berikut beberapa kalimat yang termasuk kedalam
maksim Kebijaksanaan.

Ken Memey :”denger ya! Belum ada undang-undang yang menyatakan cowok paling
ganteng harus jodoh sama cewek paling cantik. And…Belum ada survey yang
valid soal siapa yang paling cantik di Tumapel” ( TLOKD:04 )

Teks tersebut termasuk kedalam maksim kebijaksanaan karena memang benar dalam
perjodohan tidak ada yang bisa menentukan. Sifat seseorang juga tidak bisa ditentutakan
dengan fisiknya. Semua orang bersinar dengan cahayanya terlepas dia cantik atau tidak. Karena
kecantikan yang alami adalah datang dari hati yang bersih. Ken Memey itu menginginkan
semua orang tidak menilai seseorang dengan penampilan fisiknya.

Ken Memey : O my god! Sayangku. Sayanngku lupa ya. Yu itu lurah. Harus paham
politik, harus paham spionase, harus paham tips dan trik. Lagian saya
ini spionase. Ken Dedes adalah potensi yang harus diketahui Tunggul
Ametung. Cewek se seksi Ken Dedes tidak boleh jatuh ke tangan pemuda
berwatak jahat. En.. aku masih cukup manusiawi. Kalo sampe Ken dedes
diambil Tunggul Ametung ketika dia sudah punya pacar, Yu bisa bayangin
sendiri, gimana rasanya kalo pacar yu diambil orang. Nah, karena sampe
hari ini Tunggul Ametung belum merespon. Tugasku adalah mengawasi
supaya Ken Dedes tetap dalam status single.
Lurah Baru : tapi apa mereka beneran pacaran?
Ken memey : apapun itu. Yang jelas aku harus lakukan pencegahan. Aku juga dapet
info kalo Ken Arok itu buronan di negaranya. Ada potensi dia ke sini untuk menggalang
kekuatan dan merebut pemerintahan. . ( TLOKD:05 )

Teks tersebut termasuk kedalam maksim kebijaksanaan karena Ken memey memberitahukan
kepada lurah harus lebih waspada terhadap ancaman. Dan memahami bahaya disekitar bahwa
banyak kejahatan yang sedang mengintai . Lalu dia rela mengawasi Ken Dedes agar tidak
terjadi suatu hal yang tidak diinginkan. Ken Memey juga menyarankan agar mencegah lebih

6
baik dari pada ada suatu hal yang terjadi diluar dugaan. Agar dia mengantisipasi keadaan
darurat jika suatu saat Ken Arok datang menyerang.

Mpu Purwa : aku inget cerita-cerita jaman dulu. Dari Nefertiti istri Fir’aun, Yulaikha
istri Yusuf, dan juga Cleopatra. Wanita agung seringkali membuat
perselisihan. Kadang-kadang Negara bisa terguncang hanya karena
seorang wanita. Dan pembunuhan pertama di muka bumi ini. Juga karena
rebutan wanita.
Ken dedes : wanita, memang selalu diukur dari sensual atau tidak, warna kulit, halus
kasarnya, cara berjalannya, tutur katanya, lengak-lenggoknya, bahkan
bau tubuhnya. Semua adalah segala yang bisa diindera. Semua itulah
yang dibentuk oleh kaum lelaki kepada perempuan. Aku tunduk. Dan
lebih dari itu, aku tunduk pada kodrat alam. ( TLOKD:06)

Di atas termasuk maksim kebijaksanaan, yaitu Ken Dedes menanggapi pernyataan ayahnya
dengan baik tidak menentang akan tetapi berusaha patuh terhadap perintah seorang ayah. Dia
menerima Qodratnya sebagai perempuan yang tunduk akan segala aturan yang ada dalam
hidupnya.bahwa kita tidak bisa membaca takdir Tuhan, ambil saja hikmah dari setiap kejadian
yang ada, dan meminta ayahnya untuk tidak terus menerus menyesali apa yang sudah terjadi.
Dapat dikatakan maksim kebijaksanaan karena tuturan tersebut meminimalkan kerugian bagi
orang lain (anaknya) dan memaksimalkan keuntungan bagi orang lain ayahnya.

Mr. Gardner : Ra Bumi! Dengar Aku bersumpah.


Siapa menabur perbuatan, akan menabur kebiasaan
Menabur kebiasaan, akan menuai karakter
Menabur karakter menuai nasib
Ken Arok : Hua..ha..ha.. Tukang pistol seperti kamu, paham kata-kata itu? Jadi kamu
penganut 7 habbit of higly effective people. Terimakasih telah
mengingatkan aku. Aku harus menjadi efektif people. Huh.. (ken Arok
menembak kepala Gardner . ( TLOKD:10)

Teks tersebut termasuk kedalam maksim kebijaksanaan karena Mr. Gardner memberikan
petuah kepada Ken Arok agar tidak melakukan sesuatu hal yang buruk karena nanti akan

7
berdampak tidak hanya kepada dia akna tetapi kepada seluruh keturunannya. Maka dari itu dia
memberikan petuah agar mitra tutur tidak mengalami kerugian atas hal yang dia lakukan.

Ken Dedes : (diam sebentar, lalu tersenyum) Oh, sori, aku lupa kalo kamu belum
pernah nikah. Denger ya. Dalam pernikahan itu ada janji, ada sumpah.
Itu ritual suci. Diucapkan atas nama Tuhan. Meski karena terpaksa, tapi
Tuhan, langit dan bumi terlanjur bersaksi kan? Bahwa aku tanda
tangan dengan mantap. Kalo aku nekat, kelak di akhirat tanda tangan itu
akan bicara, cap jempol di buku nikah itu akan bersaksi. Selamat sore
(segera bergegas) ( TLOKD:13 )

Teks tersebut termasuk kedalam maksim kebijaksanaan karena Ken Dedes lebih
mementingkan nilai-nilai adat dan janji suci yang telah mereka ucapakan dalam pernikahan.
Dia tidak akan menghianati janji sucinya. Maka dari itu meskipun dia merasa tertekan akan
tetapi dia masih berkomitmen kepada hal yang telah menjadi takdir dia.

Maksim Kedermawanan Atau Kemurahan Hati


Menurut Wijana & Rohmadi (2009: 56). Berbeda dengan maksim kebijaksanaan dan
penerimaan, maksim kemurahan diutarakan dengan kalimat kalimat ekspresif dan kalimat
asertif. Dengan menggunakan kaliamat ekspresif dan asertif ini kelaslah bahwa tidak hanya
dalam menyuruh dan menawarkan ssuatu kepada seseorang harus berlaku sopan, tetapi didalam
mengungkapkan perasaan dan menyatakan pendapat ia tidak diwajibkan berperilaku demikian.
Maksim kemurahan menurut peserta penuturan untuk memaksimalkan rasa tidak hormat
kepada orang lain. Maksim kedermawanan merupakan maksim yang meminimalkan
keuntungan bagi dirinya dan memaksimalkan keuntungan bagi pihak lain.

Mpu Lohgawe : Trima kasih Mpu, aku dan anakku akan menjalankan amanatmu.
(Mpu Purwa meninggal)
Ken Arok : Romo! Romo!...
Mpu Lohgawe : Pergilah ke istana Tunggul Ametung.
Ken Arok : Tapi dia juga memburuku.
Mpu Lohgawe : Ubah penampilanmu, ganti namamu. Namamu Ra Bumi. Menghadaplah
ke Tunggul Ametung, lalu tantanglah pimpinan prajurit kabupaten. Kalo
kamu menang, Tunggul Ametung akan menerimamu. ( TLOKD:07)

8
Diatas menejelaskan maksim kedermawanan karena teks tersebut menjelaskan bahwa Ken
Arok akan menjalankan amanatnya yaitu mengambil Ken dedes dari Tunggul Ametung karena
Tunggul ametung telah membunuh ayah Ken Dedes demi memperkuat kekuasaannya. Dan
Mpu Lohgawe meminta ke dedes untuk merubah identitasnya. Supaya misi yang dijalankan
Ken Dedes berjalan dengan baik. Hal tersebut berkaitan dengan maksim kedermawanan karena
meminimalkan keuntungan bagi dirinya dan memaksimalkan keuntungan bagi pihak lain.

Maksim Penerimaan Atau Pujian


Maksim penerimaan diutarakan dengan kalimat komisif dan imposif. Maksim ini mewajibkan
setiap peserta tindak tutur untuk memaksimalkan kerugian bagi diri sendiri dan meminimalkan
keuntungan bagi sendiri. Maksim yang memaksimalkan pujian kepada orang lain dan
meminimalkan cacian kepada diri sendiri.

Ken Dedes : Kamu hebat, ganteng, energik. Gadis-gadis pasti tertarik.


Ken Arok : O ya? Apa mbak juga?
Ken Dedes : Heh! Jangan kurang ajar kamu! Aku hanya berusaha akrab sama anak
buah suamiku. Itu saja. Menganggap kalian bukan semata-angka-angka
jumlah tenaga kerja, tetapi sebagai manusia.
Ken Arok : Kalo saja semua cewek seperti mbak Ken Dedes. Aku sudah bersumpah,
Kelak, aku nggak akan menikah kalo nggak ketemu cewek seperti mbak.
Ken Dedes : (tersenyum), Entah kenapa, aku memang suka mengamati kamu. Ketika
begini pun, aku merasa seperti sudah mengenal kamu sejak lama. (
TLOKD:12)
Diatas merupakan maksim penerimaan karena terdapat beberapa pujian yang dilontarkan
kepada mitra tutur.Begitupun sebaliknya Mitra tutur membalas pujian dari penutur. Hal
tersebut bisa memaksimalkan pujian terhadap orang lain dan meminimalkan cacian terhadap
diri Sendiri.

Maksim Kerendahatian
Maksim kerendahan hati juga digunakan dengan kalimat ekspresif dan kalimat asertif. Dan jika
maksim kemurahan hati berpusat pada diri sendiri. Maksim kerendahaaan hati menuntut setiap
peserta pertuturan untuk memaksimalkan ketidakhormatan pada diri sendiri danmeminimalkan
rasa hormat pada diri sendiri. (Wijana & Rohmadi, 2009: 57).

9
Mpu Lohgawe : Aku empu Lohgawe, Ken Arok anak angkatku. Salam hormatku mpu
Purwa. Kedatanganku karena anakku ini memintaku untuk
melamarkan putrimu.
Mpu Purwa : Aku sudah merasa sejak pertama bertemu anak ini. Seorang pemuda
sebrang yang akan mempersunting putriku. Aku terima nak. Tapi kau
harus mengambilnya sendiri. (Mpu Purwa melepas kalung dari lehernya).
Ini kalung ibunda Ken Dedes. Bawalah ini saat kau menemui Ken Dedes.
Itu sebagai tanda kau telah memegang amanatku untuk membimbing
hidupnya ( TLOKD:07)
Dari ujaran diatas merupakan maksim kerendahan hati karena memaksimalkan
ketidakhormatan pada diri sendiri dan meminimalkan rasa hormat pada diri sendiri. Yang
ditunjukkan pada ujaran “Salam hormatku mpu Purwa”. Dari ujaran tersebut penutur
meminimalkan rasa hormat pada dirinya sendiri dan bahkan merendahkan dirinya sehingga
menganggap dirinya bukan siapa-siapa .Dari situ penutur memaksimalkan rasa
ketidakhormatan pada dirinya sendiri

Maksim Kecocokan
Menurut wijana dan Rohmadi ( 2009: 58) Seperti halnya maksim penerimaan dan maksim
kerendahan hati, maksim kecocokan juga diungkapkankalimat ekpresif dan kalimat asertif.
Maksim kecocokan menggariskan setiap penutur dan lawan tutur untuk memaksimalkan
kecocokan diantara mereka dan meminimalkan ketidakcocokan diantara mereka. Maksim
kecocokan merupakan maksim yang mempunyai kococokan atau kesepakatan di dalam
kegiatan bertutur dan memaksimalkan kesetujuan dengan orang lain.

Ken Siti : Nah.. ini nih yang cocok ama Kang sales Kuda. Siapa namanya ?
Ken Taki : Ken Arok.
Ken Royah : Dedes-Arok, cocok ya..
Ken Taki : Wow… se level ama Rama-Sinta tapi ada yang lebih cocok lagi
Ken memey : siapa?
Ken taki : Taki-Arok
Semua sigap menimpuki taki dengan baju-baju basah…
Ken Memey : siapa tadi yang bilang Dedes cocok ma Arok? Alasannya apa?
Ken Siti : Lho. Ya jelas yang cowok ganteng, yang cewek cantik ( TLOKD:04)

10
Dari ujaran yang diatas terdapat ujaran yang menunjukkan maksim kecocokan terdapat pada
ujaran “Lho. Ya jelas yang cowok ganteng, yang cewek cantik “dari kedua ujatan tersebut
menunjukkan maksim kecocokan karena memaksimalkan kecocokan dan meninimalkan
ketidakcocokan.

Kebo Ijo : Wah… barang antik.


Ken Arok : yah.. dari suku Indian.
Kebo Ijo : Ada berapa?
Kern Arok : Satu
Kebo Ijo : Wah.. aku punya kenalan kolektor barang antik. Pasti dibeli mahal.
Ken Arok : (merebut dengan cepat). Nggak dijual. ( TLOKD:11)

Dari teks ersebut menunjukkan adanya maksim kecocokan, yaitu penutur memaksimalkan rasa
kecocokan di antara penutur dan mitra tutur. Kecocokan tersebut terbukti pada saat kebo ijo
mengetahui ke arok memiliki pistol antik dan menginformasikan dia memiliki kenalan
kolektor barang akntik Percakapan tersebut terjadi kecocokan antara keduanya.

Maksim Kesimpatian
Menurut wijana dan Rohmadi ( 2009: 59) sebagaimana halnya dengan maksim kecocokan,
maksim ini juga digunakan dengan tuturan asertif dan ekspresif. Maksim kesimpatian ini
mengharuskan setiap peserta pertutruran ntuk memaksimalkan rasa simpati dan meminimalkan
rasa simpati kepada lawan tutur. Jika lawan tutur mendapatkan kesuksesan atau kebahagiaan,
penutur wajib memberikan ucapan selamat. Bila lawan tutur mendapatkan kesusahan, atau
musibah penutur layak berduka, atau mengutarakan ucapan belasungkawa sebagai tanda
kesimpatian.

Ken dedes : Sebenernya itu sangat menyakitkan. Tapi apa boleh buat. Kami cuma
wanita. Diperebutkan bukan sebagai junjungan, tetapi sebagai barang
milik. Alangkah senangnya mereka yang tidak cantik. Yang kulitnya biasa-
biasa aja. Yang dadanya tidak mencolok. yang wajahnya biasa-biasa aja.
Mereka jauh dari ancaman ini.
Ken Taki : tapi ada ancaman lain, seret jodoh... . ( TLOKD:06)

11
Ujaran diatas terdapat maksim kesimpatian yaitu pada ujaran Alangkah senangnya merekayang
tidak cantik. Yang kulitnya biasa-biasa aja. Yang dadanya tidak mencolok. yang wajahnya
biasa-biasa aja. Mereka jauh dari ancaman ini. dari ujaran tersebut mempunyai makna
memberikan pujian terhadap namayang diberikan kepada anak lawan penutur sehingga
menunjukkan rasa simpati bahkan memaksimalkan rasa simpati terhadap mitra tuturnya.

Mpu Lohgawe : Kamu lepas dari ibumu sejak kecil. Kamu butuh kasih seorang ibu. Itu
tersimpan di alam bawah sadar. Ketika kamu bertemu sama wanita yang
punya sifat keibuan, lembut, cantik, dan perangainya halus. Kamu pasti
jatuh cinta. Itu adalah untuk memenuhi kehausan kasih ibu.
Ken Arok : Apa jeleknya?
Mpu Lohgawe : Tidak ada jeleknya. Cuma jangan dijadikan istri. Biarkan seperti ini.
Jadilah pemuja rahasia saja. Kamu pengawal kabupaten sehingga bisa
setiap hari melihatnya. Tak perlu memilikinya. ( TLOKD:09)

Ujaran diatas termasuk kedalam maksim kesimpatian terdapat dalam ujaran “Kamu butuh kasih
seorang ibu. Itu tersimpan di alam bawah sadar.” Dapat disimpulkan bahwa mpu Lohgawe
telah merasa iba terhadap Ken Arok . itu merupakan menunjukkan rasa simpati bahkan
memaksimalkan rasa simpati terhadap mitra tuturnya

Wanita di Cafe : Sungguh menyakitkan melihat pistol itu, lalu rambut pirang yang kini
banyak berkeliaran itu. Kadang aku menyesal dan bertanya-tanya. Betapa
pedih menjadi rebutan pria-pria. Menyaksikan pembunuhan
memperebutkan bibirku, pahaku, payudaraku... dan dengan sangat paham
bahwa kekerasan itu karenaku. Dan generasi-genarasi kemudian, yang
tetap saling bunuh atas dendam tuntutan keadilan untuk ayah yang mereka
junjung. Memang sudah sepantasnya mereka membela ayah ayah mereka.
Ayah yang dulu saling bunuh memperebutkan aku. Aku tidak tahu apakah
ini lebih baik. Sebab perempuan yang lain terjerumus dituduh tak bersusila
meski tak merasa. Hidup bergelimang harta dengan tebusan tidur dengan
banyak pria bergani-ganti. Aku tak tahu apakah mereka juga sepedih aku.
Tetapi aku yakin, kami sama-sama perempuan. Yang bergerak dengan
naluri, bahwa kemerdekaan itu tanda Tanya. Bahwa kami tak mengerti
ketika dunia bergejolak karena kami. Satu-satu keluarga keturunanku

12
saling membunuh. Aku hanya bisa menangis menyaksikan
ketidakberdayaanku. Aku cantik dan seksi, tapi lemah dan tentu saja
bodoh. Aku menjadi ibu bagi para raja. Karena suamiku adalah raja,
bukan karena aku titisan kayangan. Aku ingin hidup lagi sebagai
perempuan biasa, seperti sekarang. Andai saja tak ada yang bernama
cantik, seksi dan sensual, andai saja itu bukan milikku, … andai kata tak
ada sinar dari vaginaku… dan keyakinan-keyakinan rawan itu. Sementara
kami, perempuan, tak pernah bisa memilih. ( TLOKD:16)

Ujaran diatas termasuk kedalam maksim kesimpatian terdapat dalam ujaran “Sungguh
menyakitkan melihat pistol itu, lalu rambut pirang yang kini banyak berkeliaran itu. Kadang
aku menyesal dan bertanya-tanya. Betapa pedih menjadi rebutan pria-pria. Menyaksikan
pembunuhan memperebutkan bibirku, pahaku, payudaraku... dan dengan sangat paham bahwa
kekerasan itu karenaku. Dapat disimpulkan bahwa mpu Lohgawe telah merasa iba terhadap
Ken Arok . itu merupakan menunjukkan rasa simpati bahkan memaksimalkan rasa simpati
terhadap mitra tuturnya.

Relevansi dalam implementasi Pragmatik

Pragmatik pada teks drama the light of ken dedes


Relevansi naskah drama The Light Of Ken Dedes terhadap implementasi Pragmatik adalah
terdapat struktur kebahasaan pada dialog naskah drama tergolong mudah dipahami karena
menggunakan bahasa sehari-hari. mengacu pada struktur penulisan dan pemilihan tema dalam
naskah drama The Light Of Ken Dedes menggunakan urutan sesuai dengan emosi pembaca
dan mengambil cerita dari masa lampau yang dikaitkan dengan masa sekarang. sehingga
kumpulan naskah drama tergolong menarik dan tidak mudah membosankan. InformanSI
mengenai tindak tutur dan prinsip kesantunan berbahasa dan relevansi terhadap kumpulan
naskah drama The Light Of Ken Dedes Karya M Ahmad Jalidu sebagai bahan ajar
pembelajaran teks drama, dapat membuktikan bahwa naskah drama tersebut dapat digunakan
sebagai alternatif pembelajaran sastra, khususnya pembelajaran teks drama pada Mahasiswa.
Dalam Teks drama ditemukan beberapa tindak tutur dan Prinsip yang sesuai dengan kaidah
ilmu pragmatik.

13
Secara garis besar relevansi penelitian ini dengan bahan ajar Bahasa Indonesia yang dapat
dimunculkan dalam bahan ajar menganalisis isi dan kebahasaan drama yaitu memahami isi
dalam drama, memahami tuturan-tuturan kesantunan yang ada pada drama dan mengetahui
aspek kebahasaan yang digunakan pada drama yang dibaca atau ditonton. Menggunakan kata-
kata sifat (descriptive language) untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana. Kata-kata
yang dimaksud, misalnya, rapi, bersih, baik, gagah, kuat.Bahan ajar atau materi isi dan
kebahasaan drama dari kompetensi dasar tersebut, data dari hasil penelitian ini dapat membantu
peserta didik dalam menganalisis tindak kesantunan berbahasa khususnya kesantunan menurut
Leech yang terdiri dari beberapa maksim pada drama yang dibaca atau ditonton. Selain itu,
keterkaitannya dapat dimunculkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan materi ajar
memahami serta mengetahui isi dan kebahasaan pada drama yang dibaca atau ditonton.

KESIMPULAN
Tindak tutur Leech (1983) berpendapat bahwa sebuah tindak tutur hendaknya
mempertimbangkanlima aspek situasi tutur meliputI: Penutur dan mitra tutur, Konteks tuturan,
Tujuan tuturan, Tindak tutur sebagai suatu tindakan, dan Tuturan sebagai produk tindak verbal.
Tindak tutur merupakan tindakan manusia dalam melakukan tuturan melalui kata-kata yang
dilakukan penutur dan mitra tutur. Ada beberapa tindak tutur yang ditemukan dalam teks
drama. . Prinsip kesantunan (kesopanan) menurut Leech (1983) (dalam Sulistyo, 2013: 27-
29) dibagi menjadi enam maksim yakni: (1) maksim kebijaksanaan (tact maxim), (2)maksim
kemurahan atau kedermawanan (gene-rosity maxim), (3) maksim penerimaan atau pujian atau
penghargaan (appro-bation maxim), (4) maksim kerendahan hati atau kesederhanaan (mo-
desty maxim), (5) maksim kecocokan/permufakatan (agreement ma-xim), dan (6) maksim
kesimpatisan (sympathy maxim). Ada beberapa tindak tutur yang ditemukan dalam teks drama.
Relevansi naskah drama The Light Of Ken Dedes terhadap implementasi Pragmatik adalah
terdapat struktur kebahasaan pada dialog naskah drama tergolong mudah dipahami. mengacu
pada struktur penulisan menggunakan urutan sesuai dengan emosi pembaca dan mengambil
cerita dari masa lampau yang dikaitkan dengan masa sekarang. data dari hasil penelitian ini
dapat membantu peserta didik dalam menganalisis tindak kesantunan berbahasa khususnya
kesantunan menurut Leech yang terdiri dari beberapa maksim pada drama yang dibaca atau
ditonton. Selain itu, keterkaitannya dapat dimunculkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
dengan materi ajar memahami serta mengetahui isi dan kebahasaan pada drama yang dibaca
atau ditonton.

14
DAFTAR PUSTAKA
Liana, N. (2016). Kesantunan Berbahasa dalam Naskah Drama Umang-Umang Karya Arifin
C. Noer dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
di SMP. Skripsi Tidak Dipublikasikan. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Adriana,Iswah ( 2014 ). Analisis Bahasa Sms Mahasiswa Stain Pamekasan Terhadap Dosen
Menurut Prinsip Kesantunan Leec. Stain Pamekasan.
Hafizurrahman, DKK ( 2014 ) .Prinsip Kesantunan Dalam “360 Cerita Jenaka Nasrudin Hoja”.
Untan Pontianak.
Siti Istiqomah, Atiqa Sabardila ( 2021 ) .Prinsip Kesantunan Dalam “Kesantunan Berbahasa
Dalam Naskah Drama Retno Manggali Karya Hanindawan Dan Relevansinya
Sebagai Bahan Ajar Bahasa Indonesia Di Sma”. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Kurniawan,Hendi ( 2021 ) . Analisis Kesantunan Berbahasa Dalam Naskah Drama Ar
Fakhruddin Diimplementasikan Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di
Smk”. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

15

Anda mungkin juga menyukai