Anda di halaman 1dari 4

Nama : I Wayan Wahyu Sanjaya

NIM : 2101521025

Matkul : Sosiologi Sastra/Smt. 4

Dosen : Dra. Tjok. Istri Agung Mulyawati R

UTS

SOAL UJIAN:

1. Jelaskan pengertian/hakikat Sosiologi Sastra.

2. Jelaskan tiga pendekatan yang berbeda dalam sosiologi sastra menurut Wellek dan Warren.

3. Jelaskan juga menurut lan Wallet.

4. Jelaskan hubungan timbal balik antara pengarang, karya sastra, dan masyarakat pembaca.

5. Sastra sebagai cermin masyarakat. Bagaimana pendapat saudara mengenai hal ini?

6. Jelaskan tujuan Sosiologi Sastra.

7. Jelaskan pandangan Goldman tentang strukturalisme genetik.

8. Kalau saudara mengkaji karya sastra berdasarkan pendekatan sosiologi sastra, langkah-
langkah apa yang harus dilakukan?

JAWABAN:

1. Sosiologi merupakan studi yang ilmiah yang dan objektif mengenai lembaga-lembaga dan
proses sosial. Sosiologi berusaha menjawab pertanyaan mengenai bagaimana masyarakat
dimungkinkan bagaimana cara kerjanya, dan mengapa masyarakat itu bertahan hidup.

Sesuai dengan namanya, sebenarnya sosiologi sastra memahami karya sastra melalui
perpaduan ilmu sastra dengan ilmu sosiologi (interdisipliner). Oleh karena itu memahami
konsep sosiologi sastra berikut ini diuraikan hubungan antara sosiologi sebagai sebuah ilmu
dan sastra sebagai fenomena masyarakat yang telaah secara ilmu sastra dalam hubungannya
dengan ilmu sosiologi.

2. Pendekatan sosiologi sastra menurut Wellek dan Warren:

- Sosiologi kepengarangan, menceritakan pengarang dalam teks yang dikarang

- Sosiologi karya sastra, mengkaji karya sastra dan teks


- Sosiologi pembaca, tanggapan pembaca terhadap teks itu

3. Pendekatan I (berdasarkan konteks sosial pengarang):

- Bagaimana pengarang mendapatkan mata pencaharian

- Sejauh mana pengarang menganggap pekerjaan sebagai suatu profesi

- Masyarakat apa yang dituju oleh pengarang

Pendekatan II (sastra sebagai cermin masyarakat):

- Sejauh mana sastra mencerminkan masyarakat saat karya sastra itu ditulis

- Sejauh mana sifat pribadi pengarang memengaruhi masyarakat yang mau disampaikan

- Sejauh mana gender sastra yang digunakan pengarang dapat dianggap mewakili seluruh
masyarakat

Pendekatan III (fungsi sosial sastra):

- Sejauh mana sastra dapat berfungsi sebagai perombak masyarakat

- Sejauh mana sastra hanya sebaga penghibur saja

- Sejauh mana terjadi sintesis antara kedua pendapat tersebut

4. Seorang pengarang menyalurkan ide, gagasan, dan pandangannya melalui karya sastra
yang merupakan cerminan dari kehidupannya sendiri maupun orang lain maupun masyarakat
sekitar. Di mana pengarang juga bagian dari masyarakat yang di dalamnya terdapat pranata
nilai, berinteraksi, terlibat dengan keanekaragaman permasalahan. Pembaca dalam membaca,
memahami, dan menghayati karya sastra tertentu akan melahirkan interpretasi. Pengarang
maupun pembaca tidak dapat melepaskan diri dari kode/sistem bahasa, kode/sistem sastra,
dan kode/sistem budaya.

Dalam konteks ini sastra bukanlah sesuatu yang otonom (berdiri sendir), melainkan sesuatu
yang terikat erat dengan situasi dan kondisi lingkungan di mana karya sastra itu dilahirkan.
Sastra dapat dipandang sebagai institusi sosial yang menggunakan medium bahasa. Karya
sastra diciptakan oleh pengarang (sastrawan), kemudian dinikmati, dipahami dan
dimanfaatkan oleh pembaca/masyarakat. Sehingga terjadilah pengaruh timbal balik antara
pengarang, karya sastra, dan pembaca/masyarakat.
5. Karya sastra lahir karena adanya pengarang, maka isi dari karya sastra tersebut tidaklah
jauh dari latar belakang, pengalaman hingga keadaan masyarakat. Pengarang didalam
menciptakan karya sastra tidak bisa lepas dari fakta sosial. Dalam karya sastra tersebut akan
tercermin kandungan sosial budaya yang disampaikan oleh pengarang. Maka dari itu
bagaimana kondisi dan kedaan masyarakat pada saat itu akan ada didalam karya sastra karena
hal tersebut saling berkaitan satu sama lain yang merupakan fakta sosial yang terjadi
dikalangan masyarakat. Sehingga melalui karya sastra, seorang pengarang dapat
mengungkapkan masalah-masalah kehidupan yang pengarang sendiri ikut berada di
dalamnya. Karya sastra menerima pengaruh dari masyarakat dan sekaligus mampu memberi
pengaruh terhadap masyarakat.

6. Tujuan sosiologi sastra, antara lain:

- Untuk mengetrahui/memahami kehidupan sosial masyarakat yang ada dalam karya sastra

- Untuk mengetahui masalah-masalah sosial yang ada di masyarakat

7. Strukturalisme genetik terjadi karena ketidakpuasan pengarang terhadap strukturalisme


murni. Strukturalisme genetik itu mengkaji karya sastra dan asal usul karya. Mengkaji karya
sastra itu dikaji dengan hal-hal lain diluar sastra. Pada dasarnya karya sastra merupakan hasil
dari hubungan pengarang dengan lingkungan sosial. Genetik (asal mula lahirnya karya sastra)
bukan hanya mengkaji karya sastra saja tetapi mengkaji biografi pengarang juga.

8. Hal yang pertama kali dilakukan tentunya mencari dan menentukan karya sastra yang akan
dikaji. Kemudian setelah menentukan karya sastra yang akan dikaji hal berikutnya pasti
membaca karya sastra tersebut. Setelah membaca dan memahami karya sastra kemudian lihat
apakah di dalamnya terdapat unsur sosial atau tidak. Selanjutnya tentukan akan meneliti dari
segi kepengarangannya, karya sastra, dan sudut pandang pembaca.

A. Dari segi kepengarangannya bisa dilakukan dengan mencari dan mewawancarai


pengarang suatu karya sastra tersebut bisa mengenai biografi, latar belakang terciptanya
karya sastra, Bagaimana pengarang mendapatkan mata pencahariannya dan semua yang
melatar belakangi kehidupan pengarang hingga terciptanya sebuah karya sastra itu sendiri.
Namun, apabila pengarang sudah tiada (meninggal) langkah selanjutnya yang bisa diambil
dengan mencari dan mewawancarai sanak keluarga maupun saudara terdekat untuk
mendapatkan informasi terkait pengarang tersebut.

B. Kemudian dari segi karya sastra yang paling penting yaitu membaca hingga memahami isi
dari karya sastra yang akan dikaji. Dilanjutkan dengan mengkaji strukturnya terlebih dahulu
bagaimana kaitan unsur yang satu dengan yang lain sehingga menjadikan satu kesatuan.
Kemudian dikaji juga unsur intrinsik (menggunakan teori-teori sastra) dan ekstrinsik
(menggunakan menggunakan teori-teori sosial) yang ada di dalam karya sastra.

C. Dilanjutkan dari segi pembaca langkah yang dilakukan yaitu bagaimana sudut pandang
seorang pembaca mengenai kasya sastra yang dibacanya. Hal tersebut akan melahirkan
presepsi sastra yang dimana aspek tanggapan dari pembaca terhadap isi karya sastra. Setelah
mengumpulkan presepsi hingga kritik terhadap karya sastra tersebut pembaca yang
dibutuhkan alangkah baiknya lebih dari satu sehingga ada perpandingan presepsi antar
pembaca yang kemudian menjadi bahan penelitian.

Anda mungkin juga menyukai