Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sastra bandingan adalah pendekatan dalam ilmu sastra yang tidak
menghasilkan t e o r i sendiri. Dalam langkah-langkah yang dilakukan,
metode perbandingan adalah yang utama. Menurut Remak (1990:1)
s a s t r a b a n d i n g a n a d a l a h k a j i a n s a s t r a d i l u a r    batas-batas sebuah negara. kajian
sastra bandingan di antaranya seperti karya sastrad e n g a n k a r y a s a s t r a ( s a s t r a b a r a t ,
sastra timur tengah, dan sastra asia), karya sastradengan seni lain (seni
lukis, seni tari, seni musik dan film), dan karya sastra denganilmu lain
(ilmu agama/filsafat, ilmu sosiologi/antropologi, ilmu sejarah, dan
i l m u  psikologi). Ringkasannya, sastra bandingan membandingkan sastra sebuah
negarad e n g a n sastra negara lain dan membandingkan sastra dengan
b i d a n g l a i n s e b a g a i keseluruhan ungkapan kehidupan.A l i r a n s a s t r a b a n d i n g a n
terbagi ke dalam aliran Prancis dan aliran Amerika.Kedua aliran
sepakat bahwa sastra bandingan merupakan kajian satra di luar
b a t a s sebuah negara. Akan tetapi, Aliran Prancis menganggap bahwa hubungan sastra
dengandisiplin lain bukanlah sastra bandingan, melainkan seni bandingan.
Beberapa istilahyang tumpang tindih dengan sastra bandingan: sastra nasional,
sastra dunia, dan sastra umum. Sastra dunia mencakup karya-karya yang mendapat
pengakuan sejagat (universal) t e n t a n g k u a l i t a s k a r y a t e r s e b u t . A k a n t e t a p i ,
sastra bandingan tidaklah terikat olehkualitas demikian. Kajian sastra
b a n d i n g a n s e r i n g k a l i b e r k e n a a n d e n g a n p e n u l i s -  penulis ternama yang
mewakili suatu zaman. Namun, kajian penulis baru yang belum mendapat pengakuan
dunia pun,masih terklasifikasi dalam sastra bandingan. Kajian s a s t r a b a n d i n g a n
tidak perlu membandingkan lembar demi lembar karya. Tidak adasatu
kriteria khusus dalam proses pengkajiannya, penilaian objektif dan
s u b j e k t i f   dalam pengkajian dilakukan sekaligus.

B. Rumusan masalah
1 Apa pengertian dari sastra bandingan?
2 Apa Metode penelitian sastra bandingan?

1
C. Tujuan dan Manfaat
Dalam membuat makalah ini, penulis memiliki beberapa tujuan yang
disesuaikan dengan kebutuhan penulis. Pada mulanya penulis hanya bertujuan
membuat makala hini untuk memenuhi salah satu tugas dari dosen mata kuliah
Sastra bandingan. Tetapi,ketika penulis mulai mengumpulkan bahan dan
melakukan pengnkajian materi sastra  bandingan, akhirnya penulis menyadari bahwa
tujuan penulisan makalah ini lebih d i u t a m a k a n p a d a p e n a m b a h a n w a w a s a n b a g i
p e n u l i s s e n d i r i m e n g e n a i s e j a u h m a n a kemampuan kami dalam hal proses
pengkajian sastra bandingan khususnya dalam hal  metode penelitian sastra bandingan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sastra Bandingan

Sapardi Djoko Damono (2005: 2) menyatakan bahwa sastra bandingan merupakan


pendekatan dalam ilmu sastra yang tidak menghasilkan teori tersendiri. Menurut Remak
(1990, 1) Sastra bandingan adalah kajian sastra di luar batas-batas sebuah negara dan kajian
hubungan di antara sastra dengan bidang ilmu serta kepercayaan yang lain seperti seni
(misalnya, seni lukis, seni ukir, seni benda dan seni musik), filsafat, sejarah, dan sains sosial
(misal politik, ekonomi, sosiologi) sains, agama, dll.
Menurut Nada (1999,9), sastra bandingan adalah suatu studi atau kajian sastra suatu
banggsa yang mempunyai kaitan kesejarahan dengan sastra bangsa lain, bagaimana terjalin
proses saling mempengaruhi antara satu dengan lainnya, apa yan telah diambil sautu sastra,
dan apa pua yan telah disumbangkanya. Benedecto Crose (Giffo, 1995:1) study sastra
banding adalah kajian yang berupa eksplorasi perubahan, penggantian, pengembangan, dan
perbedaan timbal balik antara diantara dua karya atau lebih..
Dalam kamus Webster dikemukakan bahwa sastra bandingan mempelajari hubungan
timbal balik karya sastra dari dua atau lebih kebudayaan nasional yang biasanya berlainan
bahasa, dan terutama pengaruh karya sastra yang satu terhadap karya sastra yang lain.

Rene Wellek dan Austin Warren mendefinisikan tiga pengertian dari sastra bandingan.
Pertama, penelitian sastra lisan, terutama tema cerita rakyat dan penyebarannya, disini istilah
sastra bandingan dipakai untuk studi sastra lisan. Terutama cerita-cerita rakyat dan
migrasinya, serta bagaimana dan kapan cerita rakyat masuk ke dalam penulisan sastra yang
lebih artistik. Sastra lisan pada dasarnya merupakan bagian integral dari sastra tulis.

Kedua, penyelidikan mengenai hubungan antara dua atau lebih karya sastra, yang
menjadi bahan dan objek penyelidikannya, diantaranya soal reputasi dan penetrasi, pengaruh
dan kemasyuran karya besar, atau dengan kata lain istilah sastra bandingan mencakup studi
hubungan antara dua kesusastraan atau lebih. Pendekatan ini dipelopori ilmuwan Perancis,
yang disebut comparatistes, digagas oleh Ferdinand Baldensperger, yang diulas yaitu soal
reputasi, pengaruh, dan ketenaran Goethe di Perancis dan Inggris.

3
 Aspek yang dipelajari antara lain:
o citra dan konsep pengarang dan pada waktu tertentu,
o faktor penerjemahan,
o faktor penerimaan (receiving factor),
o suasana dan situasi sastra pada masa tertentu.
Dan yang Ketiga, penelitian sastra dalam keseluruhan sastra dunia, sastra umum dan
sastra universal. Istilah sastra bandingan disamakan dengan studi sastra menyeluruh. Istilah
sastra dunia menyiratkan bahwa yang dipelajari adalah sastra lima benua, mulai dari Selandia
Baru sampai Islandia. Sastra umum mempelajari gerakan dan aliran sastra yang melampaui
batas nasional. Konsepsi sastra universal melihat bahwa sastra tetap perlu dilihat sebagai
suatu totalitas.

Sedangkan, Remak mengungkapkan bahwa “Sastra bandingan adalah studi sastra yang
melewati batas-batas suatu negara serta hubungan antara sastra dan bidang pengetahuan dan
kepercayaan lain”, dengan kata lain sastra bandingan adalah perbandingan karya sastra yang
satu dengan satu atau beberapa karya sastra lain, serta perbandingan karya sastra dengan
ekspresi manusia dalam bidang lain. Lebih lanjut Remak menekankan, bahwa perbandingan
antara karya sastra dan bidang di luar sastra hanya dapat diterima sebagai sastra bandingan,
jika perbandingan keduanya dilakukan secara sistematis dan bidang di luar sastra itu dapat
dipisahkan dan mempunyai pertalian logis.

Lain halnya dengan Maman S. Mahayana, menurutnya Membandingkan dua karya


sastra atau lebih dari sedikitnya dua negara yang berbeda, termasuk wilayah kajian sastra
bandingan. Karya sastra yang dibandingkan, setidaknya mempunyai tiga perbedaan,
mencakup: (a) Bahasa, (b) Wilayah, (c) Idiologi/politik. Dengan melihat perbedaan antara
dua karya sastra sebagai bahan perbandingan akan memungkinkan munculnya “perbedaan
latar belakang sosial budaya”. Latar sosial budaya, seperti lokasi, tradisi, dan
pengaruh melingkupi diri masing-masing pengarang. Kondisi tersebut akan tercermin dalam
karya yang dihasilkan. Sapardi Djoko Damono (2005: 2) menyatakan bahwa sastra bandingan
meruakan pendekatan dalam ilmu sastra yang tidak menghasilkan teori tersendiri.
          Menurut Remak (1990, 1) Sastra bandingan adalah kajian sastra di luar baas-batas
sebuah negara dan kajian hubungan di antara sastra dengan bidang ilmu serta kepercayaan
yang lain seperti seni (misalnya, seni lukis, seni uir, seni binda dan seni musik), filsasfat,
sejarah, dan sains sosial (misal politik, ekonomi, sosiologi) sain, agama, dan lain-lain.

4
Sehingga, pengertian sastra bandingan jika ingin disimpulkan secara sederhana yaitu
perbandingan antara karya sastra yang satu dengan karya sastra yang lainnya. Terlepas
apakah karya sastra yang diperbandingkan itu sastra dunia, sastra umum dan sastra universal
dengan tujuan untuk mencari perbedaan, persamaan atau kesatuan antara karya sastra yang
satu dengan karya sastra yang lainnya.

B. Konsep-konsep sastra banding


 Hakikat kajian sastra banding
Sastra banding sering disebut disingkat sanding, dan sastra perbandingan disingkat
dengan sasper. Sastra banding adalah sebuah teks across cultural. Benedecto Crose (Giffo,
1995:1) study sastra banding adalah kajian yang berupa eksplorasi perubahan, penggantian,
pengembangan, dan perbedaan timbal balik antara diantara dua karya atau lebih.
Sastra banding adalah wilayah keilmuan sastra yang mempelajari keterkaitan antara
sastra dan perbandingan sastra dengan bidang lain. Jalin–menjalin karya sastra
dimungkinkan, karena setipa pengarangan menjadi bagian dari penulis lain. Dengan kata lain,
istilah sanding dan sasper dalam konteks ini digunakan bersama-sama. Namun, untuk
mempermudah akan digunakan sanding, karma lebih akrab dan sering digunakan dalam
berbagai forum ilmiah yang paling terkemuka.

 Ilmu sastra banding


            Ilmu sastra menjadi pijakan sastra banding. Tujuan sastra banding
1. untuk mencari pengurut karya sastra satu dengan yang lain.
2. untuk menentukan karya sastra yang benar-benar orinisial dan mana yang bukan
dalam lingkup perjalanan sastra.
3. untuk menghilangkan kesan karya sastra nasional tertentu lebih hebat disbanding
karya sastra nasional yang lain.
4. mencari keragaman budaya dalam karya sastra.
5. untuk memperkokoh keuniversalan konsep-konsep keindahan karya sastra.
6. menilai mutu karya-karya dari negara-negara dan keindahan karya sastra.
            Sastra banding awalnya memang berkembangan di Prancis, Inggris, Jerman dan
Negar-Negara Eropa lainnya dan melebar ke Amerika dan Asia umumnya. Selanjutnya sastra
perbandingan telah melebar ke wilayah nonsastra.   
           

5
C. Perbedaan konsep sastra banding, sastra nasional, dan sastra dunia
Kajian sastra bandingan tidak dapat mengabaikan peranan sastra nasional yang lama-
kelamaan akan menjadi sastra dunia. Sastra nasional ini adalah batas wilayah politik suatu
negara. Sastra dunia adalah sastra yang memuat pandangan-pandangan universal atau
mendunia.

Sudut Sastra Bandingan Sastra Dunia


Pandang
Ruang Hubungan karya (pengarang) dari Hubungan yang menyentuh seluruh
dua negara dunia (biasanya dunia barat)
Waktu Boleh membandingkan sastra dari Ketokohan karya dikaitkan dengan
jaman apa saja (sastra lama ataupun waktu kelahirannya. Sastra mutakhir
baru) tidak masuk kajian
Kualitas Karya yang dipilih untuk Hanya terbatas pada karya agung
dibandingkan tidak pada
kehebatannya (bermutu)
instensita Karya sastra yang belum terkenal Menunggu hasil dari sastra bandingan
s dapat terangkat ke atas, sastra dunia.

Untuk memahami interks di antara dua karya dari dua negara, tentu memerlukan
penguasaan bahasa negara masing-masing. Itulah sebabnya model interks utama adalah
penguasaan bahasa masinh-masing pemilik sastra.

D. Perkembangan Sastra Banding


Sastra Bandingan dalam kajian umum serta dalam kaitannya dengan sejarah ataupun
yang lainnya adalah bagian dari sastra. Bagaimana menghubungkan sastra yang satu dengan
yang lain, dan bagaimana pengaruh keduanya, serta apa yang dapat diambil dari sastra ini dan
apa yang diberikannya. Atas dasar inilah kajian dalam sastra bandingan bersifat berpindah
dari satu sastra ke sastra yang lain.
Terkadang perpindahan ini dari segi lafadz-lafadz bahasa atau dalam tema serta dalam
gambaran yang di perlihatkan sastrawan dalam temanya, atau berupa karya-karya seni.
Batasan-batasan yang memisahnya antara sastra dengan yang lain pada kajian perbandingan
terletak pada bahasa-bahasa. Maka perbedaan antara bahasa adalah syarat untuk membangun
kajian sastra banding. Pengaruh-pengaruh sastra yang ditulis dengan satu sama lain dan

6
perbandingan yang terjadi antara sastrawan satu dengan yang lain mengenai bahasa yang satu
tidak pula masuk bahasan sastra banding.
Dalam sastra bandingan kajian sastra dapat dilakukan dengan mengambil hanya dua
karya sastra, misalnya dua sajak, dari sastra nasional yang berbeda. Selain itu sastra
bandingan mencakup pula kajian tentang hubungan karya-karya sastra dengan berbagai
bidang diluar kesusasteraan, misalnya dengan ilmu pengetahuan, agama, dan karya-karya
seni.

E.  Metode Penelitian Sastra Banding


Metode sastra bandingan tidak jauh berbeda dengan metode kritik sastra, yang
obyeknya lebih darti satu karya. Penekanan sastra bandingan adalah pada aspek kesejarahan
teks. Itulah sebabnya sastra bandingan bersifat positivistik. Kajiannya bercorak binari (duaan)
dan bertumpu pada rapport defaits, artinya perhubungan faktual antara dua buah teks yang
diteliti secara pasti. Kegiatan yang dilakukan juga menganalisis, menafsirkan dan menilai
karena obyeknya lebih dari satu, setiap obyek harus ditelaah, barulah hasil telaah tersebut
diperbandingkan. Bisa saja, peneliti melakukan analisis struktural kedua karya, baru
diperbandingkan. Dengan cara ini akan mempermudah peneliti melakukan bandingan.
Setidaknya akan mudah ditemukan unsur persamaan dan perbedaan setiap karya sastra.
Penelitian sastra bandingan dengan metode diakronis merupakan penelitian resepsi
sastra yang dilakukan terhadap tanggapan-tanggapan pembaca dalam beberapa periode.
Namun, periode waktu yang dimaksud masih berada dalam satu rentang waktu. Penelitian
resepsi diakronis ini dilakukan atas tanggapan-tanggapan pembaca dalam beberapa periode
yang berupa kritik sastra atas karya sastra yang dibacanya, maupun dari teks-teks yang
muncul setelah karya sastra yang dimaksud. Umumnya penelitian resepsi diakronis dilakukan
atas tanggapan pembaca yang berupa kritik sastra, baik yang termuat dalam media massa
maupun dalam jurnal ilmiah.
Penelitian resepsi diakronis yang melihat bentuk fisik teks yang muncul sesudahnya
dapat dilakukan melalui hasil intertekstual, penyalinan, penyaduran, maupun penerjemahan.
Intertekstual merupakan fenomena resepsi pengarang dengan melibatkan teks yang pernah
dibacanya dalam karya sastranya. Hasil intertekstual, penyalinan, penyaduran, maupun
penerjemahan ini dapat dilakukan atas teks sastra lama maupun sastra modern
Kajian penelitian sastra bandingan yaitu:
1. Penelitian bersifat Komparatif

7
Penelitian bersifat komparatif menitik beratkan pada penelaahan teks karya sastra
yang dibandingkan, seperti studi pengaruh dan afinitas. Penelitian bersifat komparatif
merupakan titik awal munculnya sastra bandingan. Penelitian ini dipandang sebagai
Penelitian terpenting dalam sastra bandingan. Penelitian bersifat komparatif dapat
berbentuk kajian pengaruh maupun kajian kesamaan. Penelitian yang bersifat
komparatif juga dapat mencakup kajian mengenai tema maupun kajian genre.
2. Penelitian bersifat historis
Penelitian bersifat historis memusatkan perhatian pada nilai-nilai historis yang
melatarbelakangi antara karya sastra dengan karya sastra lainnya atau antar satu
kesusastraan dengan kesusastraan lain, atau suatu karya sastra dengan masalah sosial
dan filsafat. Penelitian ini dapat berupa masuknya suatu pemikiran, aliran, teori kritik
sastra, ataupun genre masuknya genre sastra dari suatu negara ke negara lain.
3. Penelitian bersifat teoretis
Penelitian bersifat teoretis adalah kajian pada bidang konsep, kriteria, batasan, atau
aturan-aturan dalam berbagai bidang kesusastraan. Misalnya konsep mengenai aliran,
genre, bentuk, teori, ataupun kritik sastra. Penelitian bersifat teoretis tidak menyentuh
kajian sastra darimana pun.
4. Penelitian bersifat antar disiplin
Di dalam Penelitian yang bersifat antar disiplin merupakan kajian yang cenderung
berfokus pada aliran Amerika. Penelitian ini membandingkan antara karya sastra
dengan berbagai disiplin ilmu pengetahuan, agama, dan seni yang lain. Karena
luasnya ruang lingkup kajian ini, diperlukan pengetahuan yang luas pula untuk
melakukan kajian. Fokus pembicaraan tetap pada karya sastra. Materi non sastra
sebagai pembanding dipakai sebagai bantuan untuk memperjelas makna dari suatu
karya sastra atau untuk mengetahui dasar pemikiran penulisnya.

Sastra banding adalah salah satu metode study sastra. Dan karena metode-metode
bagian sastra banyak dan berhubungan satu sama lain dan ini membantu menjelaskan
kedudukan sastra banding di antara metode-metode yang menetapkan masing-masing
kepentingannya :
1. Sudut Pandang Sastra adalah merupakan metode yang membahas mengenai sejarah
munculnya dan perkembangan sastra dari masa ke masa.
2. Kritik Sastra adalah merupakan metode yang membahas karya-karya sastra, misalnya
sebuah novel atau puisi, dengan mempergunakan teori-teori kritik sastra.
8
3. Sejarah Sastra adalah merupakan metode yang berusaha mengungkapkan latar
belakang, dan perkembangan berbagai aspek sastra, misalnya karya sastra, bentuk
sastra, aliran sastra, ataupun teori sastra.Ketiga metode ini tidak selalu berdiri sendiri
karena kadang-kadang ada kaitan satu sama lainnya dan perbedaan diantara metode-
metode ini berdasarkan sudut pandang yang kita lihat dari sastra itu sendiri

Contoh Sastra Bandingan (Romeo & Juliet vs Siti Nurbaya)

9
Kisah yang sangat popular di kalangan rakyat adalah cinta yang tak kesampaian, yang
di kebudayaan barat dikenal luas sebagai kisah Romeo dan Julia. Alur itu juga kedapatan
dalam kebudyaan apa pun dan sampai sekarang masih menjadi sumber kretifitas yang takkan
habis bagi para sastrawan. Di Indonesia kita mengenal novel roman Siti Nurbaya yang
bersetting di daerah Minangkabau, roman karya Marah Rusli ini dapat kita bandingkan
dengan dengan drama karya Shakespeare Romeo dan Julia, berikut sinopsis roman dari Siti
Nurbaya dan Drama Romeo dan Julia
Sebagian modal usahanya merupakan uang pinjaman dari seorang rentenir bernama
Datuk Maringgih.Pada mulanya usaha perdagangan Baginda Sulaiman mendapat kemajuan
pesat. Hal itu tidak dikehendaki oleh rentenir seperti Datuk Maringgih. Maka untuk
melampiaskan keserakahannya Datuk Maringgih menyuruh kaki tangannya membakar semua
kios milik Baginda Sulaiman. Maka dengan seluruh orang suruhanya, yaitu pendekar lima,
pendekar empat serta pendekar tiga, serta yang lainnya Datuk Maringgih memerintahkan
untuk membakar toko Baginda Sulaiman. Dengan demikian hancurlah usaha Baginda
Sulaiman. Ia jatuh miskin dan tak sanggup membayar hutang-hutangnya pada Datuk
Maringgih. Dan inilah kesempatan yang dinanti-nantikan oleh Datuk Maringgih.
Datuk Maringgih mendesak Baginda Sulaiman yang sudah tak berdaya agar melunasi
semua hutangnya. Boleh hutang tersebut dapat dianggap lunas, asalkan Baginda Sulaiman
mau menyerahkan Siti Nurbaya, puterinya, kepada Datuk Maringgih. Menghadapi kenyataan
seperti itu Baginda Sulaiman yang memang sudah tak sanggup lagi membayar hutang-
hutangnya tidak menemukan pilihan lain selain yang ditawarkan oleh Datuk Maringgih.
Yaitu menyarahkan puterinya Siti Nurbaya kepada Datuk Maringgih untuk dijadikan istri.
Siti Nurbaya menangis menghadapi kenyataan bahwa dirinya yang cantik dan muda
belia harus menikah dengan Datuk Maringgih yang tua bangka dan berkulit kasar seprti kulit
katak. Lebih sedih lagi ketika ia teringat Samsulbahri, kekasihnya yang sedang sekolah di
stovia, Jakarta. Sungguh berat memang, namun demi keselamatan dan kebahagiaan
ayahandanya ia mau mengorbankan kehormatan dirinya dengan Datuk Maringgih.
Samsulbahri yang berada di Jakata mengetahui peristiwa yang terjadi di desanya,
terlebih karena Siti Nurbaya mengirimkan surat yang menceritakan tentang nasib yang
dialami keluarganya. Dia sangat terpukul oleh kenyataan itu. Cintanya yang menggebu-gebu
padanya kandas sudah. Dan begitupun dengan Siti Nurbaya sendiri, hatinya pun begitu
hancur pula, kasihnya yang begitu dalam pada Samsulbahri kandas sudah akibat petaka yang
menimpa keluarganya.

10
Pada suatu hari ketika Samsulbahri sedang liburan kembali ke Padang, ia dapat
bertemu empat mata dengan Siti Nurbaya yang telah resmi menjadi istri Datuk Maringgih.
Pertemuan itu diketahui oleh Datuk Maringgih sehingga terjadi keributan. Datuk Maringgih
sangat marah melihat mereka berdua yang sedang duduk bersenda gurau itu, sehingga Datuk
maringgih berusaha menganiaya Siti Nurbaya. Samsulbahri tidak mau membiarkan
kekasihnya dianiaya, maka Datuk Maringgih dia pukul hingga terjerembab jatuh ketanah.
Karena saking kaget dan takut, Siti Nurbaya berteriak-teriak keras hingga teriakan Siti
Nurbaya terdengar oleh ayahnya yang tengah terbaring karena sakit keras karena derita
beruntun yang menimpanya. Mendengar teriakan anak yang sangat dicinatianya itu baginda
Sulaiman berusaha bangkit, tetapi akhirnya jatuhtersungkurdanmenghembuskannafasterakhir.
Mendengar itu, ayah Samsulbahri yaitu Sultan Mahmud yang kebetulan menjadi
penghulu kota Padang, malu atas perbuatan anaknya. Sehingga Samsulbahri diusir dan harus
kembali ke Jakarta dan ia benrjanji untuk tidak kembali lagi kepada keluargannya di Padang.
Datuk Maringgih juga tidak tinggal diam, oleh karena itu Siti Nurbaya diusirnya, karena
dianggap telah mencoreng nama baik keluarganya dan adat istiadat. Siti Nurbaya kembali ke
kampunyanya dan tinggal bersama bibinya. Sementara itu Samsulbahri yang ada di Jakarta
hatinya hancur dan penuh dendam kepada Datuk Maringgih yang telah merebut kekasihnya.
Siti Nurbaya yang mendengar bahwa kekasihnya diusir orang tuanya, timbul niatnya
untuk pergi menyusul Samsulbahri ke Jakarta. naumun di tengah perjalanan dia hampir
meninggal dunia, ia terjatuh kelaut karena ada seseorang yang mendorongnya. Tetapi Siti
Nurbaya diselamatkan oleh seseorang yang telah memegang bajunya hingga dia tidak jadi
jatuh ke laut. Tetapi, walaupun dia selamat dari marabahaya tersebut, tetapi marabahaya
berikutnya menunggunya di daratan. Setibanya di Jakarta,Karena dengan siasat dan fitnah
dari Datuk Mariggih Siti Nurbaya ditangkap polisi, karena surat telegram Datuk Maringgih
yang memfitnah Siti Nurbaya, bahwa dia ke Jakarta telah membawa lari emasnya atau
hartanya.Sehingga memaksa Siti Nurbaya kembali dengan perantaraan polisi. Tak lama
kemudian Siti Nurbaya meninggal dunia karena memakan lemang beracun yang sengaja
diberikan oleh kaki tangan Datuk Maringgih.
Kematian Siti Nurbaya itu terdengar oleh Samsulbahri sehingga ia menjadi putus asa
dan mencoba melakukan bunuh diri. Akan tetapi mujurlah karena ia tak meninggal. Sejak
saat itu Samsulbahri tidak meneruskan sekolahnya tertapi mengikuti wajib militer.
Sepuluh tahun kemudian, dikisahkan dikota Padang sering terjadi huru-hara dan tindak
kejahatan akibat ulah Datuk Maringgih dan orang-orangnya. Samsulbahri yang telah
berpangkat Letnan dikirim untuk melakukan pengamanan. Samsulbahri yang mengubah
11
namanya menjadi Letnan Mas segera menyerbu kota Padang. Ketika bertemu dengan Datuk
Maringgih dalam suatu keributan tanpa berpikir panjang lagi Samsulbahri menembaknya.
Datuk Maringgih jatuh tersungkur, namun sebelum tewas ia sempat membacok kepala
Samsulbahri dengan parangnya.
Samsulbahri alias Letnan Mas segera dilarikan ke rumah sakit. Sewaktu di rumah
sakit, sebelum dia meninggal dunia, dia minta agar dipertemukan dengan ayahnya untuk
minta maaf atas segala kesalahannya. Ayah Samsulbahri juga sangat menyesal telah mengata-
ngatai dia tempo dulu, yaitu ketika kejadian Samsulbahri memukul Datuk Maringgih dan
mengacau keluarga orang, yang sangat melanggar adat istiadat dan memalukan itu. Setelah
berhasil betemu dengan ayahnya, Samsulbahripun meninggal dunia. Namun, sebelum
meninggal dia minta kepada orangtuanya agar nanti di kuburkan di Gunung Padang dekat
kekasihnya Siti Nurbaya. Perminataan itu dikabulkan oleh ayahnya, dia dikuburkan di
Gunung Padang dekat dengan kuburan kekasihnya Siti Nurbaya. Dan di situlah kedua
kekasih ini bertemu terakhir dan bersama untuk selama-lamanya.
 Unsur instrisik
Tokoh:
1.      Siti Nurbaya
2.      Samsulbahri
3.      Datuk Maringgih
4.      Baginda Sulaiman
5.      Sultan Mahmud
Alur: Maju
Tema: Kasih tak sampai

12
 Biografi Pengarang
Marah Rusli
Marah Rusli sang sastrawa itu bernama lengkap Marah Rusli bin Abu Bakar
dilahirkan di Padang, Sumatra Barat pada tanggal 7 Agustus 1889. Marah Rusli masih
termasuk keluarga bangsawan Pagaruyung. Ayahnya bernama Sultan Abu Bakar, adalah
seorang bangsawan dengan gelar Sultan Pangeran. Ayahnya bekerja sebagai demang. Ibunya
berasal dari Jawa dan keturunan Sentot Alibasyah, salah seorang panglima perang Pangeran
Diponegoro.
Marah Rusli mengawini gadis Sunda kelahiran Bogor pada tahun 1911. Mereka
dikaruniai tiga orang anak, dua orang anak laki-laki dan seorang anak perempuan.
Keterkenalannya Marah Rusli karena karyanya yaitu Siti Nurbaya (roman) yang diterbitkan
pada tahun 1920 sangat banyak dibicarakan orang, bahkan sampai kini. Siti Nurbaya telah
melegenda,wanita yang dipaksa kawin oleh orang tuanya, dengan lelaki yang tidak
diinginkannya.

Pendidikan
Tahun 1904 tamat Sekolah Rakyat di Padang. Tahun 1909 tamat Sekolah Raja
(Hoofdenscool) di Bukittinggi. Tahun 1915 tamat Sekolah Dokter Hewan (Vee Arstsen
School ) di Bogor.

Pengalaman Kerja
Meski lebih terkenal sebagai sastrawan, Marah Rusli sebenarnya adalah dokter hewan.
Tahun 1915 ia di tempatkan di Sumbawa Besar sebagai Ajung Dokter Hewan. Pada tahun
1916 ia menjadi Kepala Peternakan. Pada Tahun 1920-1922, Marah Rusli diangkat sebagai
asisten dosen Dokter Hewan Wittkamp di Bogor. Karena berselisih dengan atasannya, orang
Belanda, ia diskors selama setahun. Selama menjalani skorsing itulah ia menulis novel “Siti
Nurbaya”. Tahun 1923-1945 menjadi dokter hewan di Semarang. Tahun 1945 menjadi dokter
hewan di pengungsian di Sala dan Klaten. Pada tahun 1948 Ia mengajar di Sekolah Tinggi
Dokter Hewan di Klaten Kemudian kembali kesemarang dan pensiun tahun 1951. Tahun
1952-1960 dipekerjakan kembali sebagai dokter hewan di Pusat Pendidikan Peternakan
Bogor.
Marah Rusli meninggal dunia pada tanggal 17 Januari 1968 dan dimakamkan di Bogor.

13
Buku-buku karya Marah Rusli :

 Siti Nurbaya. Jakarta : Balai Pustaka 1920. Berhasil menempatkan diri sebagai
puncak roman dalam Sastra Indonesia Modern. Dan juga berhasil merebut hadiah
tahunan dalam bidang sastra, yang diberikan oleh pemerintah RI pada tahun 1969 dan
diterjemahkan ke dalam Bahasa Rusia.

 La Hami. Jakarta : Balai Pustaka. 1924.

 Anak dan Kemenakan. Jakarta : Balai Pustaka. 1956.

 Memang Jodoh (naskah roman dan otobiografis)

 Tesna Zahera (naskah Roman)

 Novel Terjemahannya: Gadis yang Malang (novel Charles Dickens, 1922).

Kiprahnya Dalam Sejarah Sastra Indonesia


Selain mengarang, Marah Rusli juga menpunyai hobi olahraga, musik, melukis dan
sandiwara. Kesukaan Marah Rusli terhadap kesusastraan sudah tumbuh sejak ia masih kecil.
Ia sangat senang mendengarkan cerita-cerita dari tukang kaba, tukang dongeng di Sumatera
Barat yang berkeliling kampung menjual ceritanya, dan membaca buku-buku sastra.
Marah Rusli berpendidikan tinggi dan buku-buku bacaannya banyak yang berasal dari
Barat yang menggambarkan kemajuan zaman. Ia kemudian melihat bahwa adat yang
melingkupinya tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman. Hal itu menumbuhkan
pemberontakan dalam ahtinya yang dituangkan dalam Siti Nurbaya.
Marah Rusli tercatat sebagai pengarang roman yang pertama dan diberi gelar oleh
H.B. Jassin sebagai Bapak Roman Modern Indonesia. Sebelum muncul bentuk roman di
Indonesia, bentuk prosa yang biasanya digunakan adalah hikayat.

Romeo dan Julia


Romeo dan Julia adalah tragedi karya William Shakespeare yang ditulis pada awal
kariernya. Tragedi ini mengisahkan sepasang mempelai muda yang saling jatuh cinta, namun
terhalang karena kedua keluarga mereka saling bermusuhan Romeo dan Julia merupakan

14
salah satu karya Shakespeare yang paling terkenal, dan juga merupakan salah satu karyanya
yang paling sering dipentaskan selain Hamlet dan Macbeth.
Romeo dan Julia awalnya merupakan roman tragik pada zaman kuno. Cerita Romeo dan Julia
dibuat berdasarkan cerita di Italia, yang diubah menjadi sajak dalam The Tragical History of
Romeus and Julia oleh Arthur Brooke tahun 1562, dan diceritakan kembali dalam bentuk
prosa pada Palace of Pleasure karya William Painter tahun 1582. Shakespeare meminjam ide
dari keduanya, tetapi lebih mengembangkan karakter pendukung, terutama Mercutio dan
Paris, untuk memperluas jalan cerita. Ditulis antara tahun 1591 hingga 1595, Romeo dan
Julia pertama kali dipentaskan tahun 1597.
 
Sinopsis Romeo dan Julia
William Shakespeare

Cerita, yang bersetting di Verona, dimulai dengan terjadinya pertempuran di jalan


antara keluarga Montague dan Capulet. Pangeran Verona melerai dan menyatakan jika terjadi
kekerasan, akan dilaksanakan hukuman mati. Selanjutnya, Count Paris berbicara dengan Lord
Capulet mengenai rencana menikahi putrinya, tetapi Capulet waspada karena usia Julia masih
13 tahun. Capulet meminta Paris untuk menunggu dua atau tiga tahun lagi dan
mengundangnya hadir pada pesta dansa Capulet. Lady Capulet dan The Nurse mencoba
memaksa Julia untuk menerima lamaran Paris.
Sementara, pada keluarga Montague, Benvolio berbicara dengan sepupunya Romeo,
putra Lord Montague, mengenai kemurungan Romeo. Benvolio lalu mengetahui bahwa
penyebabnya adalah karena Romeo tergila-gila dengan Rosaline, salah satu keponakan Lord
Capulet. Dipaksa oleh Benvolio dan Mercutio, Romeo hadir pada pesta dansa Capulet dengan
harapan bertemu Rosaline. Namun, Romeo justru jatuh cinta kepada Julia setelah
menemuinya. Pada bagian yang sering disebut "balcony scene", Romeo mengendap-endap ke
halaman Capulet dan tidak sengaja mendengar ucapan Julia di balkonnya yang menyatakan
cintanya kepada Romeo meskipun keluarganya benci dengan Montague. Romeo lalu muncul
di depan Julia, dan mereka setuju untuk menikah. Atas bantuan Friar Laurence, yang ingin
kedua keluarga melakukan rekonsiliasi melalui bersatunya anak-anak mereka, Romeo dan
Julia menikah secara rahasia pada hari selanjutnya.
Sepupu Julia, Tybalt, yang tahu bahwa Romeo telah menyusup ke pesta dansa
Capulet, menantangnya. Romeo, yang menganggap Tybalt sebagai saudaranya, menolak
bertempur. Mercutio yang tersinggung dengan ketidaksopanan Tybalt lalu bertarung dengan

15
Tybalt atas nama Romeo. Mercutio terluka parah ketika Romeo mencoba menghentikan
pertempuran. Karena merasa bersalah, Romeo lalu membunuh Tybalt.
Montague setuju bahwa tindakan Romeo mengeksekusi Tybalt adalah tindakan yang
adik. Pangeran Verona lalu membuang Romeo dari Verona. Romeo lalu diam-diam
menghabiskan malam di kamar Julia, dimana mereka menyelesaikan pernikahannya. Lord
Capulet, yang menyalah artikan kesedihan Julia, setuju untuk menikahinya dengan Paris dan
mengancam untuk tidak mengakuinya sebagai anak jika Julia menolak menikahi Paris. Julia
meminta pernikahan ditunda, namun ibunya menolak.
Julia lalu mengunjungi Friar Laurence untuk meminta bantuan, dan ia
menawarkannya obat yang akan membuatnya koma.[4] Friar berjanji untuk mengirim pesan
mengenai rencana tersebut kepada Romeo, sehingga ia dapat bertemu dengan Julia ketika ia
sudah terbangun. Pada malam sebelum pernikahan, Julia meminum obat, dan lalu
dibaringkan di pemakaman keluarga setelah keluarganya menemukan Julia "tewas".
Namun, sang pembawa pesan tidak berhasil mencapai Romeo, dan ia mendapat
informasi dari pelayannya Balthasar bahwa Julia meninggal. Patah hati, Romeo membeli
racun dari The Apothecary, lalu pergi ke tempat Julia. Ia bertemu dengan Paris yang sedang
melayat Julia. Mengira Romeo sebagai vandal, Paris menyerangnya, lalu Romeo berhasil
membunuh Paris. Masih mengira bahwa Julia telah meninggal, ia meminum racun. Julia lalu
terbangun dan melihat Romeo tewas, sehingga ia bunuh diri dengan pisau. Kedua keluarga
dan Pangeran melihat Paris, Romeo dan Julia tewas. Friar Laurence lalu menceritakan
kembali kisah Romeo dan Julia. Keluarga Capulet dan Montague lalu setuju mengakhiri
permusuhan diantara mereka.
 Unsur Interistik Drama Romeo dan Julia
Tokoh:
1.      Romeo
2.      Julia
3.      Paris
4.      Montague
5.      Benvolio
6.      Lord Capulet
7.      Friar Laurence
8.      Tybalt
9.      Mercutio

16
Tema: Kasih Tak sampai
Alur: Maju

 Biografi Pengarang

William Shakespeare
Pekerjaan Penulis sandiwara; penyair, aktor

William Shakespeare (lahir di Stratford-upon-Avon, Warwickshire, Inggris, 26 April


1564 – meninggal di Stratford-upon-Avon, Warwickshire, Inggris, 23 April 1616 pada umur
51 tahun) adalah seorang penulis Inggris yang seringkali disebut orang sebagai salah satu
sastrawan terbesar Inggris. Ia menulis sekitar 38 sandiwara tragedi, komedi, sejarah, dan 154
sonata, 2 puisi naratif, dan puisi-puisi yang lain. Ia menulis antara tahun 1585 dan 1613 dan
karyanya telah diterjemahkan di hampir semua bahasa hidup di dunia dan dipentaskan di
panggung lebih daripada semua penulis sandiwara yang lain.

Kehidupan
Shakespeare lahir di Stratford-upon-Avon, Inggris, pada bulan April 1564, sebagai
putra John Shakespeare dan Mary Arden. Ayah William cukup kaya ketika ia lahir dan
memiliki bisnis pembuatan sarung tangan namun kemudian ia menjadi agak miskin setelah
menjual wol secara ilegal. Shakespeare tidak mengikuti jejak ayahnya.
Pada zaman itu, sekolah umum baru dimulai di Inggris. Sebelumnya, hampir semua
anak tidak tahu cara membaca dan menulis, mereka hanya belajar suatu ketrampilan atau
bertani. Shakespeare pergi ke salah satu sekolah umum yang baru ini. Ia belajar Latin, yang
merupakan bahasa semua kaum terpelajar, tidak peduli dari negara mana mereka berasal.
Dari London ke Lisbon, dari Aleksandria ke Konstantinopel, dari Tunis ke Yerusalem, semua
orang terpelajar berbicara Latin dan bahasa ibu mereka.
Semua dokumen penting, baik dokumen negara, gereja, atau perdagangan, ditulis
menggunakan Latin.Shakespeare juga mempelajari karya-karya para penulis dan filosofer
dari Yunani Kuno dan Romawi. Lebih dari 100 tahun berlalu sejak Johannes Gutenberg
memperkenalkan percetakan ke Eropa pada tahun 1452. Shakespeare dan orang Inggris lain
yang dapat membaca ─ dan mampu membeli ─ buku-buku menjadi akrab dengan kisah-kisah
dari berbagai tempat seperti Italia, Perancis, Asia Minor, dan Afrika Utara. Beberapa kisah-
kisah ini menjadi dasar cerita-cerita terbesar Shakespeare. Contohnya, The Golden Ass karya

17
Apuleius, sebuah kisah kuno dari Afrika Utara, kemungkinan merupakan kisah yang
menginspirasikan Impian di Tengah Musim.
Shakespeare meminjam cerita untuk Romeo dan Juliet dari seorang penulis Inggris
lain, yang mendapatkannya dari seorang penulis Perancis, yang menterjemahkannya dari
kisah abad ke-16 oleh Luigi da Porta dari Italia yang bersumpah bahwa cerita tersebut adalah
berdasarkan cerita nyata.

 Perbandingan
Drama Romeo dan Julia ditulis oleh Shakespeare 1591 hingga 1595 yang merupakan
karya yang terinspirasi dari cerita di Italia, yang diubah menjadi sajak dalam The Tragical
History of Romeus and Julia oleh Arthur Brooke tahun 1562, dan diceritakan kembali dalam
bentuk prosa pada Palace of Pleasure karya William Painter tahun 1582. Shakespeare
meminjam ide dari keduanya, tetapi lebih mengembangkan karakter pendukung, terutama
Mercutio dan Paris, untuk memperluas jalan cerita. Teori yang mengatakan bahwa sebuah
benda budaya tidak sepenuhnya asli, melalui berbagai pengaruh dan merupakan hasil
pinjaman dari bentuk lain adalah benar adanya. Karya legenda yang menjadi tonggak sejarah
sastra dunia pada kenyataannya merupakan hasil pinjaman dari karya lain yang terlebih
dahulu ada dan menginspirasi Shakespeare untuk menciptakan maha karya Romeo dan Julia.
Proses ini jugalah yang terjadi terhadap penciptaan maha karya sastra Indonesia roman Siti
Nurbaya.
Dalam khasanah kebudayaan Jawa kita mengenal kisah Roro mendut dan Pronocitro
yang kemudian oleh Mangunwijaya dibuatkan roman yang mengikuti zamannya,
Mangunwijaya meminjam cerita rakyat ini dalam karya dengan mengambil nama tokoh
sekaligus dijadikan judul oleh Mangunwijaya untuk mendapatkan makna baru sesuai
zamannya.
Lain halnya dengan karya Mangunwijaya yang mengacu langsung kepada sumbernya,
roman Siti Nurbaya karya Marah Rusli seolah merupakan ciptaan asli Marah Rusli dengan
judul Siti Nurbayanya meski dengan tema sama dengan drama Romeo dan Julia.
Disini Marah Rusli mencoba menghadirkan nuansa baru dengan latar budaya minang
yang kental, bahwa adat ketimuran sangat dijunjung tinggi. Seorang anak gadis menuruti
kemauan orangtuanya untuk menikah dengan laki-laki yang tidak disukainya, kisah ini juga
terjadi dalam roman Siti Nurbaya dimana Siti Nurbaya terpaksa kawin dengan Datuk
Maringgih demi melunasi hutang baginda Sulaiman ayahnya sama halnya dengan drama
Romeo dan Julia dimana Julia dipaksa kawin dengan Paris lelaki pilihan Ayahnya. Untuk
18
lebih jelasnya mari kita lihat persamaan dan perbedaan dari drama Romeo dan Julia karangan
Shakespeare dan roman Siti Nurbaya karya Marah Rusli.
Persamaan
1.      Tema yang dingkat sama-sama tentang cinta yang tidak kesampaian dimana pada
akhirnya kedua pasangan ini meninggal dunia, baik dalam drama Romeo dan Julia maupun
roman Siti Nurbaya.
2.      Selain itu juga adanya kawin paksa dimana Julia dipaksa menikah dengan Paris
sedangkan Siti Nurbaya dipaksa menikah dengan Datuk Mringgih.
Perbedaan
1.      Jika dalam drama Romeo dan Julia keluarga mereka saling bermusuhan yang menjadi
pangkal terhalangnya cinta mereka lain halnya dengan latar terhalangnya kisah cinta antara
Samsulbahri dan Siti Nurbaya adalah Datuk Maringgih, seorang rentenir yang menginginkan
Siti Nurbaya.
2.      Latar belakang sosial politik, dimana drama Romeo dan Julia tercipta antara tahun 1951-
1959 yang merupakan zaman Renaissans dimana pada masa itu drama bukan merupakan
tontonan istimewa seperti sekarang bahkan menonton drama seperti menonton sepak bola dan
kurang memberikan pengaruh di bidang politik, lain halnya dengan roman Siti Nurbaya yang
ditulis Marah Rusli pada tahun 1924 berada dibawah tekanan dan berbau ideologi pemerintah
belanda yang menjadi penjajah kala itu, Belanda mengajukan syarat ketat untuk sebuah karya
dapat diterbitkan Balai Pustaka.

Sekilas Pandang Sastra Pada Masa Munculnya Roman Siti Nurbaya


Pada zaman Balai Pustaka (1920—1933), misalnya, kita melihat, karya-karya sastra
yang muncul pada saat itu masih menunjukkan keterikatakannya pada problem kultural
ketika bangsa Indonesia berhadapan dengan kebudayaan Barat. Tarik-menarik antara tradisi
dan pengaruh Barat dimanifestasikan dalam bentuk tokoh-tokoh rekaan yang mewakili
golongan tua (tradisional) dan golongan muda (modern). Tarik-menarik itu juga tampak dari
tema-tema yang diangkat dalam karya sastra pada masa itu. Problem adat yang berkaitan
dengan masalah perkawinan dan kedudukan perempuan hampir mendominasi novel
Indonesia pada zaman itu.
Sementara itu, di pihak yang lain, secara ideologis, karya sastra, terutama novel-novel
yang diterbitkan Balai Pustaka memperlihatkan betapa novel-novel yang diterbitkan lembaga
itu sejalan dengan ideologi pemerintah kolonial Belanda. Balai Pustaka sebagai lembaga

19
penerbitan yang dikelola pemerintah kolonial Belanda, tentu saja mempunyai kepentingan
ideologis. Oleh karena itu sangat wajar jika novel-novel yang diterbitkan Balai Pustaka
mengusung kepentingan ideologi kolonial.
Syarat yang diberikan oleh BalaiPustaka:

 Tidak boleh anti pemerintah


 Tidak bertemakan agama
 Tidak berbau politik
 Tidak menyinggung suku

Sekilas Pandang Sastra Pada Masa Lahirnya Drama Romeo dan Julia
Ratu Elizabeth I memerintah Inggris hampir selama hidup Shakespeare. Pada zaman
tersebut tidak ada peperangan. Diplomasi sang ratu membuat kedua seterunya Perancis dan
Spanyol terjaga seimbang. Perdagangan berkembang. London menjadi kota yang padat,
ramai, dan penuh dengan peluang. Rumah-rumah sandiwara dibangun di London; teater-
teater tersebut adalah tempat yang populer dikunjungi masyarakat.
Sistem kelas pada zaman Shakespeare dapat saja sudah memiliki susunan-susunan,
namun hal tersebut tidak statis. Orang-orang mulai berpikir tentang mereka sendiri.
Shakespeare hidup di zaman Renaissans yang berarti "kelahiran kembali" yang terjadi pada
abad ke-15 hingga abad ke-17 di Eropa.
Renaissans Eropa menghidupkan kembali pembelajaran klasik. Pada zaman tersebut
terdapat gerakan kebangkitan minat terhadap seni, musik, dan arsitektur. Suatu dunia yang
tua dan stagnan tiba-tiba berubah menjadi hidup dan vibran. Meskipun hampir semua orang
percaya bahwa susunan matahari, bulan, bintang, dan planet mempengaruhi nasib mereka,
beberapa orang mulai merubah cara berpikir mereka tentang diri mereka dan dunia yang
mereka tinggali
Shakespeare menjadi orang teater yang sangat terkenal, sangat populer, dan sangat
kaya. Ratu Elizabeth I sangat menyukai karya-karyanya; begitu pula dengan Raja James I,
penerusnya. Pada pemerintahan James I, Shakespeare dan kawan-kawan terkenal dengan
sebutan "Orang-orang Raja" karena Raja James I adalah pengunjung mereka yang spesial.
Shakespeare dan Orang-orang Raja bermain di istana kerajaan, di teater Globe dan di rumah
sandiwara mereka, dan teater Blackfriars. Untuk mendapatkan lebih banyak uang, mereka

20
juga mengadakan tur keliling Inggris, terutama pada saat-saat wabah penyakit menjangkit
Inggris
Orang-orang zaman Elizabeth tidak memandang pemain atau penulis sandiwara
adalah pekerjaan yang terhormat. Pergi ke teater pada zaman tersebut tidak sama seperti pergi
ke teater pada saat ini, hal itu lebih seperti pergi menonton pertandingan sepak bola!
Teater-teater zaman Elizabeth merupakan bangunan kayu yang bertingkat-tingkat.
Para penonton duduk di ketiga sisi atau berdiri di tengah-tengah lantai. Bagian tengah teater
terbuka atapnya karena pada zaman itu belum ada penerangan buatan. Ribuan orang
berjejalan di teater untuk pertunjukan sore hari. Para penonton berteriak-teriak di belakang
para aktor. Teater Globe adalah tempat yang padat pengunjung, bising, dan berjejal-jejalan.

Sinopsis Siti Nurbaya


Identitas Buku

Judul                  : Siti Nurbaya ( Kasih Tak Sampai )


Pengarang         : Marah Rusli
Penerbit             : Balai Pustaka
Cetakan             : 20
Tahun Terbit      : 1990
Seri BP               : 575
Tempat Terbit   : Jakarta
Tebal Buku       : 271 halaman
Pelaku              : Siti Nurbaya, Samsulbahri, Datuk Maringgih, Baginda Sulaiman,  dan Sultan
Mahmud

Sinopsis
Ibunya meninggal saat Siti Nurbaya masih kanak-kanak, maka bisa dikatakan itulah titik
awal penderitaan hidupnya. Sejak saat itu hingga dewasa dan mengerti cinta ia hanya hidup
bersama Baginda Sulaiman, ayah yang sangat disayanginya. Ayahnya adalah seorang
pedagang yang terkemuka di kota Padang.

21
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

22
DAFTAR PUSTAKA

Endaras, Suwardi. 2003. Metodelogi Penelitian Sastra Epistimologi, Model, Teori dan
aplikasi. Yogjakarta: Pustaka W.
Razali kasim. 1996. Sastra Bandingan Ruang Lingkup dan Metode. Medan: Universitas
Sumatera Utara
Damono, Sapardi Djoko. 2005. Pegangan Penelitan Sastra Bandingan. Jakarta: Pusat
Bahasa.
Endraswara, Suwardi. 2008. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Media Pressindo.
Wellek, Rene dan Austin Warren. 1989. Teori Kesusastraan (diterjemahkan Melani
Budianta). Jakarta: PT Gramedia.

23

Anda mungkin juga menyukai