Anda di halaman 1dari 22

Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam yang telah memberikan rahmat,
hidayah dan inayahNya pada kita semua sehingga sampai saat ini kita semua masih dalam
keadaan sehat wal-afiyat. Alhamdulillahirobbil ‘alamin saya bisa menyelesikan Critical Book
Report yang membandingkan dua buku sekaligus.
Critical book report ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah
“Seminar” yang diberikan oleh Bapak Muhammad Surip, S.Pd, M.Si. Dalam kesempatan ini
penulis sampaikan terima kasih kepada Bapak yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan
ilmu yang sangat berharga buat penulis.

Penulis amat menyadari bahwa pembuatan critical book report ini tidak sempurna
adanya, namun banyak kekurangan baik dari sisi substansi, maupun teknis penulisan. Dengan
demikian, kritik dan saran untuk menyempurnakan critical book report ini amat penulis
harapkan, terutama dari Bapak pembimbing mata kuliah ini.

Medan, Mei 2016

Penulis

Rizki Shofia Nadila

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................1

DAFTAR ISI……………………………………………………………...........2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………….......3
B. Tujuan…………..……………………………...……...…………………..3
C. Rumusan Masalah…………………...……………...………….……….......3

BAB II PEMBAHASAN

A. Identitas Buku 1…………….…………………………………………...4


B. Ringkasan Isi Buku 1……….…………………………………………...4
C. Identitas Buku 2………………………………………………………...15
D. Ringkasan Isi Buku 2…………………………………………………...15

BAB III KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU

A. Kelebihan……………………………………………………………….19
B. Kekurangan……………………………………………………..............19
C. Buku Ini Lebih Cocok Digunakan Untuk Apa?......................................20

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………...21
B. Saran…………………………………………………………………….21

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….22

2
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dinamika kelompok merupakan metode dan proses, serta alat manajemen untuk
menghasilkan kerja sama kelompok yang optimal agar pengelolaan organisasi menjadi lebih
efektif, efisien, dan produktif. Sebagai metode, dinamika kelompok membuat setiap anggota
kelompok semakin menyadari siapa dirinya dan siapa orang lain yang hadir bersamanya
dalam kelompok, dengan segala kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Kesadaran
semacam ini perlu diciptakan karena kelompok akan menjadi efektif apabila memiliki satu
tujuan yang diciptakan dan disepakati bersama dengan melibatkan semua individu anggota
kelompok sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

B. Tujuan
1. Menjelaskan apa saja yang ada di dalam dinamika kelompok.
2. Membandingkan kedua buku.
3. Mengetahui kelebihan dan kelemahan dari setiap buku.

C. Rumusan Masalah
1. Mengetahui apa saja yang ada di dalam dinamika kelompok.
2. Mengetahui kelemahan dan kelebihan dari setiap buku.

3
BAB II

PEMBAHASAN

1. Identitas Buku

 Buku Utama (Buku Satu)

1.      Judul buku : Dinamika Kelompok

2.      Pengarang : Dr. H. Bambang Samsul Arifin, M.Si

3.      Penerbit : CV PUSTAKA SETIA

4.      Tahun terbit : 2015

5.      Kota Terbit : Bandung

6.      Tebal Buku : 193 halaman

7.      Ukuran : 16 x 24 cm

8. ISBN : 978-979-076-530-6

2. Ringkasan Isi Buku

Sumber : Dinamika Kelompok

Peningkatan kemampuan berkelompok secara dinamis dapat menggali dan memperkuat


potensi yang ada didalam manusia, juga mampu memberikan pengalaman belajar secara
langsung sekaligus dapat mempengaruhi otak sebagai sumber intelegensi, jiwa, sebagai
sumber perasaan dan raga, sebagai sumber karya (keterampilan). Sebagai proses, dinamika
kelompok berupaya menciptakan situasi sedemikian rupa sehingga membuat seluruh anggota
kelompok merasa terlibat secara aktif dalam setiap tahap perkembangannya atau
pertumbuhan kelompok dan setiap orang merasakan dirinya sebagian dari kelompok tersebut.

4
A. Konsep Dasar Kelompok
1. Pengertian Kelompok

Mc David dan Harari (Iskandar,1990) mengatakan bahwa kelompok adalah suatu sistem
yang diorganisasikan pada dua orang atau lebih, yang dihubungkan satu dengan lainnya
tempat sistem tersebut menunjukkan fungsi yang sama, memiliki sekumpulan standar peran
dalam berhubungan antaranggotanya dan memiliki sekumpulan norma yang mengatur fungsi
kelompok dan setiap anggotanya. Fiedler mengatakan bahwa kelompok adalah serangkaian
individu yang mempunyai persamaan yang saling berdekatan dan apa yang terlibat dalam
suatu tugas bersama. Bonner mengemukakan bahwa kelompok adalah sejunlah orang yang
berinteraksi dengan sesama jenisnya dan interaksi ini membedakan bentuk kelompok
bersama dengan kelompok yang lainnya.

2. Ciri-ciri Kelompok

Menurut Muzafer Sherif (Santoso 2009), cirri-ciri kelompok sosial adalah sebagai berikut :

a. Adanya dorongan atau motif yang sama pada setiap individu sehingga terjadi interaksi
sosial dan tertuju dalam tujuan bersama.
b. Adanya reaksi dan kecakapan yang berbeda diantara individu akibat interaksi sosial.
c. Adanya pembentukan dan penegasan struktur kelompok yang jelas, yang terdiri atas
peranan dan kedudukan yang berkembang untuk mencapai tujuan bersama.
d. Adanya penegasan dan peneguhan norma-norma pedoman tingkah laku anggota
kelompok yang mengatur interaksi dan kegiatan anggota kelompok dalam merealisasikan
tujuan kelompok.
3. Jenis Kelompok
a. Berdasarkan Struktur

Berdasarkan struktur, kelompok dapat dibedakan atas dua jenis yaitu : kelompok formal
dan kelompok informal (Rogers, 1960). Cirri dari kelompok formal adalah dibentuk melalui
prosedur resmi, berstatus resmi, dan didukung dengan peraturan-peraturan tertulis, struktur
dan norma-norma kelompok dirumuskan secara tegas, tujuannya dijabarkan secara tertulis,
interaksi antar anggota kelompok lebih bersifat resmi, bukan kekeluargaan. Adapun
kelompok informal dicirikan dengan pembentukan tidak melalui prosedur resmi, anggotanya

5
mempunyai ikatan emosional yang kuat, dirumuskan secara tegas, dan interaksi para anggota
lebih bersifat kekeluargaan.

b. Berdasarkan Fungsi

Berdasarkan fungsinya, kelompok dapat dibagi dua jenis yaitu : kelompok tugas dan
kelompok sosial (Soedijanto, 1980). Kelompok tugas adalah kelompok yang fungsi utamanya
untuk melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugas tertentu. Adapun kelompok sosial adalah
kelompok yang fungsi utamanya mencapai kesejahteraan sosial dan menghasilkan keputusan
bagi anggotanya.

c. Berdasarkan Pola Interaksi

Berdasarkan pola interaksi, kelompok dapat dibedakan tiga jenis yaitu kelompok
interkasi, kelompok koaksi, dan kelompok kounteraksi.

d. Bentuk Kelompok
1. Kelompok Primer

Menurut George Homans, kelompok primer merupakan sejumlah orang yang terdiri atas
beberapa orang yang sering berkomunikasi dengan lainnya sehingga setiap orang mampu
berkomunikasi secara langsung (bertatap muka) tanpa melalui perantara. Dalam kelompok
inilah individu mengembangkan sifat-sifat sosial seperti mengindahkan norma-norma,
melepaskan kepentingan dirinya demi kepentingan kelompok, belajar bekerja sama dengan
individu lain dan mengembangkan kecakapannya untuk kepentingan kelompok.

2. Kelompok Sekunder

Kelompok sekunder adalah kelompok-kelompok besar yang terdiri atas banyak orang.
Hubungannya tidak perlu berdasarkan saling mengenal secara pribadi dan sifat nya juga tidak
lama. Suatu bangsa merupakan suatu kelompok sekunder, tetapi memiliki pula beberapa cirri
kelompok primer. Oleh karena itu, adanya kelompok primer merupakan syarat mutlak
terbentuknya kelompok sekunder. Syarat dan sifat kelompok primer dan kelompok sekunder
saling mengisi dan dalam kenyataan tidak dapat dipisahkan secara mutlak.

6
e. Syarat Kelompok Sosial

Kelompok sosial merupakan himpunan manusia atau kesatuan-kesatuan manusia yang


hidup bersama melakukan hubungan. Kelompok sosial memiliki persyaratan sebagai berikut
ini :

a. Adanya kesadaran sebagai bagian dari kelompok yang bersangkutan.


b. Adanya hubungan timbale balik antara anggota yang satu dan yang lainnya dalam
kelompok itu.
c. Ada suatu faktor pengikat yang dimiliki bersama oleh anggota kelompok, berupa
kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideology politik yang sama dan lain-lain.
d. Memiliki sturktur, kaidah, dan pola perilaku yang sama.
e. Bersistem dan berproses.

f. Klasifikasi Kelompok Sosial


a. Kelompok Sosial berdasarkan Solidaritas Mekanik

Solidaritas mekanik merupakan cirri-ciri dari masyarakat yang masih sederhana dan
belum mengenal pembagian kerja. Hal yang diutamakan adalah persamaan perilaku dan
sikap, masyarakatnya diikat oleh kesadaran kolektif, yaitu suatu kesadaran bersama yang
memiliki tiga karakteristik mencakup keseluruhan kepercayaan, perasaan kelompok, dan
bersifat memaksa.

b. Kelompok Sosial berdasarkan Solidaritas Organik

Solidaritas organik merupakan bentuk solidaritas yang mengikat masyarakat kompleks,


yang telah mengenal pembagian kerja yang terperinci dan dipersatukan oleh ke saling
bergantungan antar bagian. Pada masyarakat ini ikatan yang mempersatukan masyarakat
bukan lagi kesadaran kolektif atau hati nurani, melainkan kesepakatan yang terjalin diantara
berbagai kelompok profesi.

7
B. Dasar-dasar Dinamika Kelompok
1. Pengertian Dinamika Kelompok

“Dinamika” berasal dari kata dynamics (Yunani), yang bermakna “kekuatan” (force).
Menurut Slamet Santoso, dinamika berarti tingkah laku suatu warga yang secara langsung
mempengaruhi warga lain secara timbal balik. Adapun secara lebih terperinci, Santoso
(2004) menghimpun beberapa pengertian dinamika kelompok sebagai berikut.

a. Dinamika kelompok mengacu pada kekuatan interaksional dalam kelompok yang ditata
dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan para anggota.
b. Dinamika kelompok mencakup proses dan perasaan kelompok sehingga lebih bersifat
deskriptif, tidak hanya ada yang baik ataupun yang buruk.
c. Dinamika kelompok sebagai suatu kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih
yang mempunyai hubungan psikologis secara jelas antar anggota yang satu dengan yang
lain; antar anggota kelompok mempunyai hubungan psikologis yang berlangsung dalam
situasi yang dialami secara bersama-sama.

2. Pentingnya Mempelajari Dinamika Kelompok

Berbagai pihak telah menyadari betapa pentingnya mempelajari dinamika kelompok


karena beberapa alasan berikut.

a. Individu tidak mungkin hidup sendiri dalam masyarakat.


b. Individu tidak dapat bekerja sendiri dalam memenuhi kehidupannya.
c. Masyarakat yang besar memerlukan pembagian kerja agar pekerjaan dapat terlaksana
dengan baik.
d. Masyarakat yang demokratis dapat berjalan baik apabila lembaga sosial dapat bekerja
dengan efektif.

3. Fungsi dan Tujuan Dinamika Kelompok

Fungsi dinamika kelompok adalah sebagai berikut :

a. Terjalinnya rasa saling membutuhkan

8
b. Memudahkan segala pekerjaan
c. Segala pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dapat teratasi,
mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga waktu untuk
menyelesaikan dapat diatur secara tepat, efektif dan efisien.
d. Meningkatkan masyarakat yang demokratis, individu satu dengan yang lain dapat
memberikan masukan atau berinteraksi dengan yang lainnya dan memiliki peran
yang sama dengan masyarakat.

Adapun tujuan dinamika kelompok sebagai berikut :

a. Membangkitkan kepekaan diri seorang anggota kelompok terhadap anggota


kelompok yang lain sehingga dapat menimbulkan rasa saling menghargai
b. Menimbulkan rasa solidaritas anggota sehingga dapat saling menghormati dan
saling menghargai
c. Menciptakan komunikasi yang terbuka terhadap sesama anggota kelompok
d. Menimbulkan adanya itikad yang baik diantara sesama anggota kelompok.

4. Peran dan Status Dinamika Kelompok


a. Peran Dinamika Kelompok

Dinamika kelompok membantu mengklasifikasikan tanggung jawab dan kewajiban


orang-orang yang menjadi bagian kelompok. Anggota kelompok kadang-kadang
mengalami konflik peran yang berakar pada kenyataan bahwa dua peran yang
dimainkannya tidak kompatibel.

b. Status Dinamika Kelompok

Pertumbuhan dan perkembangan dinamika kelompok berkaitan sangat erat dengan


psikologi sosial. Oleh karena itu ahli psikologi, ahli sosiologi, ahli psikologi sosial, dan
ahli-ahli lain mencoba memasukkan dinamika kelompok kedalam cabang ilmu mereka
masing-masing.

9
1. Cabang Sosiologi, Moreno berpendapat bahwa dalam suatu kelompok pasti terdapat
jarak sosial antaranggota kelompok. Hal ini terdapat pada arah pilihan, sikap,
isolasi, dan keakraban tiap-tiap anggota.
2. Cabang Psikologi, Robert F. Bales dalam bukunya, Interaction Analysis
memasukkan dinamika kelompok dalam cabang psikologi. Alasan yang digunakan
oleh kelompok itu melainkan proses kejiwaan yang terjadi atau timbul pada
individu dan pengaruhnya terhadap kelompok.
3. Cabang Psikologi Sosial, para ahli psikologi sosial seperti Otto Klineberg
berpendapat bahwa dinamika kelompok lebih ditekankan pada peninjauan psikologi
sosial. Hal ini dikarenakan yang terpenting adalah sampai sejauh mana pengaruh
interaksi sosial individu dalam kelompok terhadap tiap-tiap indvidu sebagai anggota
suatu kelompok.

C. Norma-norma Kelompok
1. Makna Norma Kelompok

Norma adalah aturan di dalam kelompok yang menunjukkan cara anggotanya


berperilaku. Golder dan Larson menjelaskan bahwa norma-norma kelompok mengatur
tingkah laku anggota kelompok. Norma kelompok adalah pedoman-pedoman yang
mengatur perilaku atau perbuatan anggota kelompok, norma berada dan berlaku dalam
kelompok yang bersangkutan. Dalam norma kelompok sikap dan tanggapan anggota
bermacam-macam, ada yang tunduk dengan norma tersebut dengan terpaksa karena ia
bergabung dengan kelompok yang bersangkutan, tetapi juga ada yang tunduk dengan
norma kelompok dengan penuh pengertian dan kesadaran hingga norma kelompok
dijadikan normanya sendiri.

2. Alasan Masuk Kelompok

Sebagian besar orang masuk kelompok mempunyai alasan tertentu meskipun tanpa
disadari. Menurut Worchel dan Cooper (1983), secara psikologis orang masuk dalam
kelompok karena tiga alasan, yaitu :

a. Mempunyai kebutuhan untuk berafiliasi

10
b. Kelompok sering menjadi sumber informasi
c. Kelompok sering memberikan hadiah.

3. Timbulnya Kelompok

Kelompok sosial merupakan bahasan penting yang berkaitan dengan human science
karena secara esensial hal tersebut tertanam secara fundamental dalam kehidupan
manusia, yang seolah-olah telah melekat dan tidak dapat dipisahkan. Kelompok sosial
yang terbentuk melalui pengaruh faktor internal lahir dari sebuah kesadaran setiap
individu untuk membangun sebuah kelompok dalam pemenuhan kebutuhan yang tidak
dapat terpenuhi secara individual, seperti kebutuhan pertahanan dari serangan kelompok
lain. Pengelompokan yang dipengaruhi oleh faktor eksternal lahir dari sebuah proses
alamiah tanpa melibatkan kehendak pada awal pengelompokannya, seperti seorang bayi
yang dilahirkan dalam sebuah kelompok tertentu dan dinobatkan oleh mereka sebagai
bagian dari kelompoknya.

4. Pembentukan Norma Kelompok

Norma muncul melalui proses interaksi yang perlahan-lahan di antara anggota


kelompok. Pada saat seseorang berperilaku tertentu pihak lain menilai kepantasan atau
ketidakpantasan perilaku tersebut atau menyarankan perilaku alternatif. Norma terbentuk
dari proses akumulatif interaksi kelompok. Dengan demikian, ketika seseorang masuk
kedalam sebuah kelompok, perlahan-lahan akan terbentuk norma, yaitu norma kelompok.

5. Macam-macam Norma Kelompok

Keberadaan norma dalam masyarakat bersifat memaksa individu atau suatu kelompok
agar bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah terbentuk. Adapun macam-macam
norma tersebut sebagai berikut.

a. Norma Kelaziman atau Kebiasaan

Kebiasaan merupakan cara-cara bertindak yang digemari oleh masyarakat sehingga


dilakukan secara berulang-ulang. Norma kelaziman ini memiliki kekuatan mengikat yang
lebih besar daripada usage, misalnya mengucapkan salam ketika bertemu,

11
membungkukkan badan sebagai tanda hormat kepada orang yang lebih tua, serta
membuang sampah pada tempatnya.

b. Norma Kesusilaan atau Tata Kelakuan

Tata kelakuan merupakan norma yang bersumber pada filsafat, ajaran agama, atau
ideology yang dianut oleh masyarakat. Contohnya, larangan berzina, berjudi, minum
minuman keras, penggunaan narkotika dan zat-zat adiktif, serta mencuri.

c. Norma Hukum

Hukum adalah suatu rangkaian aturan yang ditujukan kepada anggota masyarakat
yang berisi ketentuan, perintah, kewajiban, ataupun larangan agar dalam masyarakat
tercipta suatu ketertiban dan keadilan.

d. Norma Mode

Perbuatan ini dilakukan dengan meniru. Dalam masyarakat, norma ini sangat cepat
berkembang karena orang mengikuti mode untuk meningkatkan gengsi menurut
anggapannya.

D. Sejarah Terbentuknya Dinamika Kelompok

Sejarah dinamika kelompok tidak terpisahkan dari perkembangan psikologi pada


umumnya dan sosiologi pada khususnya. Berikut ini akan diuraikan sejarah dinamika
kelompok.

1. Zaman Yunani

Pada masa ini berkembang ajaran Plato bahwa daya-daya pada individu tercermin
dalam struktur masyarakat dengan karakteristik yang berbeda satu sama lain. menurut
Plato, “Daya pikir individu tercermin dalam golongan pemerintah, daya kemauan
tercermin dalam golongan ketentaraan, dan daya perasaan tercermin dalam golongan
pedagang.

12
2. Zaman Liberalisme

Pengaruh cara berfikir bebas mengakibatkan individu bebas menentukan segala


sesuatu bagi dirinya dan setiap individu tidak dapat menentukan individu lain dalam
kehidupan. Keadaan ini membawa baying-bayang ketakutan dalam diri individu sehingga
berbagai cara ia tempuh untuk menghilangkan rasa ketakutan sekaligus memperoleh
pedoman dalam menjalani kehidupan. Oleh karena itu, timbul gagasan individu untuk
mengadakan perjanjian sosial antara sesamanya dan hal ini dirumuskan dalam Leviathan
atau Negara yang diharapkan dapat menjamin kehidupan mereka.

3. Zaman Ilmu Jiwa Bangsa-bangsa

Pada masa ini, Moritz Lazarus dan Stanley Hall memplopori untuk mengadakan
sesuatu penyelidikan terhadap bangsa primitif yang memiliki cirri khas dalam
kehidupannya. Mereka melakukan penyelidikan terhadap adat dan bahasa rakyat dalam
hubungannya dengan tingkah laku masyarakat primitif.

4. Zaman Gerakan Massa

Adanya bentuk pemerintahan autokrasi dengan segala bentuk penekanannya


mengakibatkan masyarakat menunjukkan pergolakan untuk membebaskan diri dan
membentuk pemerintahan yang sesuai dengan yang di inginkan. Gerakan masyarakat
yang lebih dikenal dengan gerakan massa mendorong Gustave Ie Bon untuk mengajar
gejala-gejala psikologis yang timbul dalam gerakan massa melalui penyelidikan secara
intensif dan mendalam. Apabila ditinjau, massa yang memiliki gerakan sedemikian hebat
sudah tentu memiliki anggota, norma, pimpinan, dan tujuan, yang tidak ubahnya seperti
suatu bentuk kelompok.

5. Zaman Psikologi Sosial

Penyelidikan terhadap massa telah memberikan motivasi kepada para ahli untuk
mengadakan penyelidikan yang mendalam terhadap massa walaupun dengan resiko yang
besar. Akan tetapi, pada permulaan abad ke-20 para ahli mengubah arah penyelidikannya.
Mereka lebih tertarik untuk mengadakan penyelidikan terhadap gejala-gejala psikis
dalam situasi tertentu yang dipandang dapat memberikan hasil yang efektif.

13
6. Zaman Dinamika Kelompok

Erich Fromm mengawali kegiatan penyelidikannya yang disusun dalam buku Escape
from freedom untuk menunjukkan kerja sama antar individu hingga timbul solidaritas
dalam kehidupannya. Hal ini disebabkan adanya keinginan individu untuk memperoleh
kepastian dalam kehidupan ketika hasrat kepastian hanya diperoleh apabila tiap-tiap
individu memiliki rasa solidaritas.

14
 Buku Pembanding 1 (Buku Kedua)

1.      Judul buku : Manajemen Eksekusi Bisnis

2.      Pengarang : David Sukardi Kodrat

3.      Penerbit : Graha Ilmu

4.      Tahun terbit : 2013

5.      Kota Terbit : Yogyakarta

6.      Tebal Buku : 280 halaman

7. Ukuran Buku : 23cm

8. ISBN : 978-979-756-607-4

Sumber : Manajemen Eksekusi Bisnis

A. Dinamika Kelompok atau Departemen

Kelompok atau departemen terdiri atas dua atau lebih individu yang ada secara
bersama-sama dalam satu hubungan tertentu dan setiap individu mempunyai arti bagian
yang lain. sekumpulan orang bisa dinyatakan sebagai kelompok apabila mempunyai ciri-
ciri sebagai berikut : (1) mempunyai tujuan, (2) terjadi interaksi diantara anggota
kelompok, (3) adanya pembagian peranan, (4) mempunyai norma-norma, (5) terjadi
tarikan antar individu.

B. Unsur-unsur Dinamika Kelompok

Setiap orang dalam sturktur memiliki posisi, status, tugas, dan tanggungjawab serta
otoritas dan wewenang. Posisi yang lebih tinggi akan menikmati kelebihan dan balas jasa
materil dan non materil yang lebih tinggi dibandingkan dengan posisi yang lebih rendah.
Ini adalah unsur stuktur kelompok pada dinamika kelompok. Tugas setiap individu
memiliki keterkaitan dan ketergantungan sehingga diperlukan kemampuan untuk saling
memuaskan antar individu, memberikan informasi untuk saling menemukan ide baru dan

15
motivasi, berkoordinasi dan pro aktif. Ini adalah unsur fungsi tugas dalam dinamika
kelompok.

C. Efektivitas Kelompok

Melalui beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai hubungan antara ukuran
kelompok dengan produktivitas kelompok ditemukan hal-hal berikut ini. Output yang
dihasilkan kelompok dengan ukuran kelompok terdapat korelasi negatiff artinya
kelompok yang kecil per orangnya akan menghasilkan 7 persen lebih banyak daripada
kelompok yang terdiri dari 30 orang atau lebih (Marriot, 1949 dalam Wahyu, 1991).. Hal
ini disebabkan kelompok kecil mempunyai cukup kebebasan untuk bergerak sehingga
kemampuan dasar tiap-tiap anggota dapat diekspresikan. Sedangkan dalam kelompok
besar, hanya orang-orang kuatlah yang dapat menyatakan kemampuan dan idealismenya
(Carter, et.all., 1951).

D. Meningkatkan Prestasi dalam Kelompok

Prestasi kelompok adalah gabungan dari komponen produktivitas, moral dan integrasi
anggota kelompok. Produktivitas berhubungan dengan nilai yang dihasilkan oleh
seseorang sebagai anggota kelompok, biasanya kea rah nilai yang lebih positif. Moral erat
kaitannya dengan keberanian untuk bertindak, berinteraksi, meyakinkan harapan-harapan
dan menunjukkan perilaku-perilaku menuju tujuan kelompok. Kinerja kelompok akan
meningkatnya produktivitas setiap individu dalam kelompok. Produktivitas individu akan
meningkat bila mereka memiliki integrasi dan moral yang mengacu ke masa depan dan
mengutamakan tujuan kelompok bukannya kepentingan pribadi.

E. Pengembangan dan Pemeliharaan Kelompok

Pengembangan dan pemeliharaan kelompok terkait dengan bagaimana cara-cara


kelompok mempertahankan kehidupannya. Ada empat cara yang dapat dilakukan oleh
sekelompok yaitu : (1) pembagian tugas yang merata, pembagian tugas ini tergantung
kepada kompleks tidaknya kelompok. Ada kelompok yang strukturnya sederhana yang
hanya terdiri dari kepala departemen dan staf. Pada kelompok yang baik tugas-tugas akan
dilakukan secara merata. Makin rata pembagian tugas ini, makin banyak pemeliharaan

16
dan pengembangan dalam kelompok ini. (2) fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan
kelompok, fasilitas-fasilitas kegiatan menyangkut aspek kualitatif dan kuantitatif. Aspek
fasilitas yang sebaiknya diperhatikan adalah : tempat untuk melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya dan ukuran yang memadai. Ukuran ruang yang tidak memadai akan
menurunkan produktivitas individu dalam kelompok. (3) norma dan sanksi dalam rangka
pengaturan dan pengawasan, berfungsi sebagai pengawas berjalannya tugas dan
tanggungjawab setiap individu. Kelompok yang baik mempunyai peraturan tertulis yang
menyangkut tingkah laku, reward atas kesetiaan dan hukuman pelanggaran bagi setiap
anggota kelompok. serta (4) sosialisasi, sosialisasi ini diarahkan pada usaha-usaha
membantu anggota kelompok melalui proses belajar dan penyesuaian diri, bagaimana
cara bertindak dan berpikir, baik sebagai individu maupun anggota kelompok.

F. Model Komunikasi dalam Kelompok

Proses komunikasi terjadi bila ada proses timbale balik dari komunikator dan
komunikan yaitu proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain
dengan menggunakan lambang atau simbol sebagai media. Lambang-lambang tersebut
adalah bahasa, isyarat, gambar, warna dan lain-lain secara langsung mampu
menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan.

1. Model komunikasi sejajar, dalam komunikasi ini, keseimbangan penyamaan


informasi tercapai. Namun hal ini tidak lepas dari unsur umpan balik apakah bersifat
poisitif atau bersifat negatif
2. Model komunikasi berbentuk bintang, model komunikasi ini cenderung berbentuk
lebih efektif bila yang diinginkan adalah kepuasan setiap anggota kelompok.
3. Model berbentuk rantai, model ini bersifat satu arah dan cenderung kurang seimbang.
Berita rahasia akan menjadi berita kabar angin apabila komunikasi terjadi pada model
berantai.
4. Model komunikasi berbentuk melingkar, model ini merupakan model interaksi yang
negative. Walaupun tampaknya komunikasi masih dapat diarahkan.
5. Model komunikasi Lasswell (1948), model ini dapat diterapkan secara umum dalam
komunikasi massa. Model ini telah memfokuskan perhatian kepada aspek-aspek

17
penting dari komunikasi sehingga model ini menjadi model terbaik untuk memahami
komunikasi.
6. Model komunikasi Shannon (1949), model Shannon didasarkan pada konsep statistik
dalam komunikasi yang pertama kali ditekankan oleh Weaver. Dalam model ini
tampak bahwa sumber informasi memproduksi sebuah pesan untuk dikomunikasikan
dari suatu perangkat pesan yang mungkin dapat dilakukan. Pesan tersebut dapat
berupa kata-kata, baik lisan maupun tertulis, musik, gambar, dan lainnya.
7. Model komunikasi Osgood (1954), Osgood berpendapat bahwa fungsi pengiriman
maupun penerimaan berada dalam suatu individu.

18
BAB III

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU

A. Kelebihan

Dalam buku yang berjudul Dinamika Kelompok karangan Dr. H. Bambang Syamsul
Arifin, M.Si, memiliki rincian mengenai dinamika kelompok yang begitu jelas dan lebih
lengkap. Dalam buku ini dijelaskan dengan begitu jelas dan padat. Ketika kita menguasai
buku ini maka kita secara bertahap akan mengetahui dan mengusai materi yang sudah
dikaji. Dan buku ini penting untuk dipelajari, dikarenakan daftar pustaka yang lengkap
setiap halamannya, serta banyak pendapat ahli didalam buku ini.

Buku yang kedua adalah buku yang berjudul Manajemen Eksekusi Bisnis karangan
David Sukardi Kodrat, menjelaskan buku secara rinci dan bertahap sehingga pembaca
mudah dalam membaca dan memahami isi buku tersebut. Didalam buku ini kita tidak
hanya menemukan bahan untuk seminar saja melainkan banyak bahan-bahan yang ada
didalam buku ini.

B. Kelemahan
Dalam buku Dinamika Kelompok memang dijelaskan secara detail, tetapi
penjelasannya kurang panjang atau kurang banyak, sehingga ketika kita mempelajari
buku ini, kurang merasa puas membaca buku ini, karena penjelasannya yang begitu
singkat. Dan bahasa nya terlalu baku sehingga tidak mudah dipahami dan sastranya
begitu kuat.

Sedangkan dalam buku Manajemen Eksekusi Bisnis beberapa penjelasan


memberikan bahasa yang sulit dipahami sehingga pembaca harus sering mengulang
bacaannya. Buku itu terlalu sulit kata-kata nya, saya saja cukup detail untuk meringkas
buku ini, dan ketika kita tidak focus membaca bahan bacaan ini kita tidak mengetahui arti
dari kata yang ditulis oleh si penulis tersebut.

19
C. Buku Ini Lebih Cocok Digunakan Untuk Apa?

Buku Dinamika Kelompok dan Buku Manajemen Eksekusi Bisnis sangat baik
digunakan oleh mahasiswa, agar mahasiswa tahu betapa pentingnya mengetahui
dinamika kelompok. Mengetahui bagaimana berkelompok yang baik, dan mengaktifkan
kelompok kecil maupun besar. Khususnya bagi mereka yang ada di jurusan Bahasa dan
Sastra Indonesia juga wajib memiliki atau menguasai bahan materi ini. Kita juga bisa
mempelajari buku pembanding kedua yang berjudul Manajemen Eksekusi Bisnis
dikarenakan ketika kita tidak menginginkan menjadi guru, jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia juga bisa masuk di perkantoran, dan juga bisa di semua pekerjaan terutama
juga mendaftar di Bank. Kita bisa menyambil mempelajari bahan-bahan tersebut. Namun
tidak menutup kemungkinan khalayak umum untuk membaca dan memahaminya untuk
meningkatkan cakrawala ilmu pengetahuan.

20
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah membaca buku tersebut dapat disimpulkan bahwa masing-masing buku


memiliki keunggulan dan kelemahan yang berbeda-beda. Seperti buku yang berjudul
Dinamika Kelompok yang menjelaskan secara singkat dan padat, tentang bagaimana
cara berkelompok yang baik, bentuk-bentuk kelompok, konsep dasar dinamika
kelompok, pentingnya mempelajari dinamika kelompok, dan sejarah-sejarah dinamika
kelompok. Dapat kita simpulkan juga  bahwa buku ini juga memiliki kelemahan masing-
masing seperti kita lihat dari penyajian praktik dan penjelasan yang diberikan. Dengan
tugas dalam membuat critical bab ini maka, terciptalah dalam diri kita rasa ingin tahu
dan ilmu pengetahuan yang baru untuk mengetahui isi dari buku tersebut. Dan tanpa kita
sadari rasa mau dalam diri kita dalam belajar keras akan muncul demi mendapatkan hasil
yang memuaskan.

B. Saran
Saran penulis kepada pembaca semoga critical bab ini dapat bermanfaat bagi anda,
dengan membaca critical bab ini kita akan termotivasi dan mengerti dalam pembuatan
sebuah critical bab. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang mendukung dari
pembaca. Penulis sangat menyadari critical bab ini masih banyak kesalahan dalam
pembuatan. Mohon maaf jika dalam pembuatan critical bab ini terdapat kesalahan yang
ditemukan oleh pembaca baik dilihat itu dari segi penulisan, penggunaan bahasa, dan lain
sebagainya. Untuk itu penulis mohon maaf karena penulis sangat menyadari bahwa setiap
manusia  tidak ada yang sempurna.

21
DAFTAR PUSTAKA

Abu Huraerah dan Purwanto, Dinamika Kelompok, Bandung: Refika Aditama, 2006,
hlm. 3.
Yusuf Yusmar, Dinamika Kelompok, Bandung: Armico, 1988, hlm. 19.
Sarlinto Wirawan Sarwono, Teori Psikologi Sosial, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1955,
hlm. 200.
Slamet Santoso, Dinamika Kelompok, Jakarta: Bina Aksara, 2009, hlm. 37.
Sudjarwo, Dinamika Kelompok, Jakarta: Bumi Aksara, 2004, hlm. 1.
Sukardi Kodrat David, Manajemen Eksekusi Bisnis, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.

22

Anda mungkin juga menyukai