Anda di halaman 1dari 138

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TEKS NEGOSIASI

BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK SISWA KELAS X SMA

SKRIPSI

Oleh
Helmi Banurisman
NIM 140210402089

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TEKS NEGOSIASI
BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK SISWA KELAS X SMA

SKRIPSI

Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat
untuk menyelesaikan dan mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S1)
pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh
Helmi Banurisman
NIM 140210402089

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019

ii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan


rahmat dan kemudahan yang meringankan segala urusan ini, serta dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati, skripsi ini saya
persembahkan kepada :
1) Kedua orang tua saya tercinta Bapak Mochammad Dofir dan Ibu Nur
Annizah yang telah mencurahkan kasih sayang tak terhingga,
dukungan, dan doa yang tidak pernah putus serta kerja keras bapak dan
ibu untuk membiayai sekolah hingga saya bisa meraih gelar sarjana.
2) Dosen pembimbing skripsi saya Dr. Muji, M.Pd. dan Siswanto, S.Pd.,
M.A., yang telah senantiasa membimbing dan membantu dalam
menyusun skripsi ini dari awal hingga akhir.
3) Validator media Dewi Oktavianawatie, S.S., Ahmad Syukron, S.Pd.,
M.Pd., Bambang Edi Purnomo, S.Pd., M.Pd. telah memberikan waktu
luang untuk menilai, memberikan kritik dan saran terhadap media
pembelajaran hingga terselesaikan dengan baik.
4) Bapak/Ibu Guru saya sejak TK hingga SMA dan Bapak/Ibu Dosen
Universitas Jember yang telah memberikan banyak ilmu, pengetahuan,
dan motivasi.
5) Almamater yang saya banggakan, Program Studi Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jember.

iii
MOTO

“Berdoalah kepada-KU pastilah aku kabulkan untukmu”


~ Qs Al Mukmin:60 ~ 1

1
Al-Quran Surat Al-Mukmin, ayat 60. Dikutip dari Departemen Agama RI. 1996. Al-Quran
dan Terjemahannya. Semarang: PT Karya Toha Putra.

iv
HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Helmi Banurisman
NIM : 140210402089
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul
“Pengembangan Media Pembelajaran Teks Negosiasi Berbasis Multimedia untuk
Siswa Kelas X SMA” adalah benar-benar milik saya sendiri, kecuali kutipan yang
sudah saya sebutkan sumbernya, belum pernah diajukan pada institusi mana pun,
dan bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran
isinya sesuai dengan sikap ilmiah yang harus dijunjung tinggi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada tekanan
dan paksaan dari pihak mana pun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika
ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Jember, 16 Januari 2019


Yang menyatakan,

Helmi Banurisman
NIM. 140210402089

v
SKRIPSI

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TEKS NEGOSIASI


BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK SISWA KELAS X SMA

Oleh
Helmi Banurisman
NIM 140210402089

Dosen Pembimbing 1 : Dr. Muji, M.Pd.


Dosen Pembimbing 2 : Siswanto, S.Pd., M.A.

vi
HALAMAN PERSETUJUAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TEKS NEGOSIASI


BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK SISWA KELAS X SMA

SKRIPSI

Diajukan untuk Dipertahankan di Depan Tim Penguji guna Memenuhi Salah Satu
Syarat untuk Menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jember

Oleh
Nama Mahasiswa : Helmi Banurisman
NIM : 140210402089
Angkatan Tahun : 2014
Tempat/Tanggal Lahir : Jember, 29 Agustus 1994
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Seni
Program : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Disetujui Oleh

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Muji, M.Pd. Siswanto, S.Pd., M.A.


NIP. 195907161987021002 NIP. 198407222015041001

vii
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Teks Negosiasi Berbasis


Multimedia untuk Siswa Kelas X SMA” telah diuji dan disahkan oleh Program
Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jember:
Hari : Rabu
Tanggal : 16 Januari 2019
Tempat : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember

Tim Penguji

Ketua, Sekretaris,

Dr. Muji, M.Pd. Siswanto, S.Pd., M.A.


NIP. 195907161987021002 NIP. 19840722 201504 1 001

Anggota I, Anggota II,

Dr. Arju Mutiah, M.Pd. Drs. Mujiman Rus Andianto, M.Pd


NIP. 19600312 198601 2 001 NIP. 19570713 198303 1 004

Mengesahkan,
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jember

Prof. Drs. Dafik, M.Sc., Ph.D


NIP. 19680802 199303 1 004

viii
RINGKASAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TEKS NEGOSIASI


BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK SISWA KELAS X SMA; Helmi
Banurisman, 140210402089; 2019; 136 halaman; Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia; Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia dan Seni;
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan; Universitas Jember.
Pesatnya perkembangan teknologi mempengaruhi cara berkehidupan manusia
dalam kesehariannya. Teknologi juga mempengaruhi kegiatan pembelajaran,
khususnya pembelajaran bahasa Indonesia. Pengaruh ini dapat dilihat dari adanya
media pembelajaran berbasis multimedia. Pembelajaran berbasis kurikulum 2013
mengarahkan siswa untuk mempelajari teks untuk cakap pada keterampilan menulis,
membaca, menyimak dan berbicara. Selain itu, siswa juga diharapkan mengetahui
fungsi sosial teks dimasyarakat. Salah satu teks yang sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari adalah teks dalam kegiatan negosiasi atau tawar menawar.
Penelitian yang dilaksanakan ini adalah penelitian pengembangan (Research
and Development) yang menggunakan desain pengembangan Four-D
(define/pendefinisian, design/perancangan, development/pengembangan, dan
deseminate/penyebaran). Data penelitian mencakup data verbal dan data numeral.
Data verbal digunakan untuk memperbaiki (revisi) media pembelajaran, sedangkan
data numeral akan dihitung dan digunakan untuk menentukan efektifitas media,
respon siswa dan guru serta mengetahui hasil belajar siswa.
Hasil penelitian terbagi dalam beberapa bahasan. (1) tampilan media
pembelajaran, (2) validasi ahli, (3) angket respon siswa dan guru, (4) hasil belajar
siswa. Validasi media kepada ahli pembelajaran mendapatkan presentase 88,8%.
Validasi media kepada ahli media pembelajara mendapatkan presentase 91,1%.
Validasi media kepada ahli praktisi pembelajaran bahasa Indonesia mendapatkan
presentase 95%. Dari ketiga validasi tersebut dinyatakan bahwa media pembelajaran
sudah layak atau valid. Respon siswa mendapat presentase total 93,2%. Sedangkan
untuk respon guru mendapatkan presentase 95%. Hasil belajar siswa juga
mendapatkan presentase yang sangat baik yaitu 86,4 % dan 100%. Dari semua

ix
presentase yang didapatkan untuk media pembelajaran yang dikembangkan, maka,
media pembelajaran dinyatakan efektif digunakan dalam pembelajaran di kelas.
Saran yang disampaikan adalah (1) Saran kepada siswa, media pembelajaran
teks negosiasi ini dapat digunakan oleh siswa untuk menambah pengetahuan dalam
pembelajaran. Selain itu media ini juga diharapkan dapat menumbuhkan sikap
menghargai, kerja keras dan keterampilan siswa dalam pembelajaran bahasa
indonesia, (2) Saran kepada Guru Bahasa Indonesia, guru Bahasa Indonesia
disarankan untuk memanfaatkan media pemelajaran teks negosiasi berbasis
multimedia yang dikembangkan ini. Hal ini sebagai upaya meningkatkan minat
belajar siswa dengan menghadirkan kegiatan negosiasi dalam bentuk video. Selain itu
apabila guru Bahasa Indonesia ingin mengembangkan media pembelajaran pada
materi lain, media ini dapat menjadi salah satu contoh media pembelajaran berbasis
multimedia. (3) Saran kepada peneliti selanjutnya yang sebidang ilmu, media
pembelajaran berbasis multimedia ini terbatas pada tahap development sehingga
peneliti lain disarankan untuk melakukan penelitian sampai tahap disseminate. (4)
Saran kepada industri media, media pembelajaran berbasis multimedia ini juga dapat
diperbanyak dan dikembangkan lebih lanjut untuk memperoleh keuntungan berupa
materi. Tetapi pengembangan harus tetap mengacu pada validasi yang layak dan tepat
sasaran agar bermanfaat bagi semua pihak.

x
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan
Media Pembelajaran Teks Negosiasi Berbasis Multimedia untuk Siswa Kelas X
SMA“. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat menyelesaikan
pendidikan strata satu (S1) pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Jember.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Drs. Dafik, M.Sc. Ph.D., selaku Dekan FKIP;
2. Dr. Arju Muti’ah, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Seni FKIP Universitas Jember, sekaligus Dosen Penguji I yang berkenan
memberikan kritik dan saran yang membangun;
3. Furoidatul Husniah, SS., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia;
4. Dr. Muji, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik dan sekaligus
Dosen Pembimbing I telah meluangkan waktu, memberikan arahan, dan
saran dalam penulisan skripsi ini;
5. Siswanto, S.Pd., M.A., selaku Dosen Pembimbing II telah meluangkan
waktu, memberikan arahan, dan saran dalam penulisan skripsi ini;
6. Dr. Mujiman Rus Andianto., M.Pd., selaku Dosen Penguji II berkenan
memberikan kritik dan saran yang membangun;
7. Orang tua Bapak Mochammad Dofir dan Ibu Nur Annizah telah
mencurahkan kasih sayang tak terhingga, dukungan, dan doa yang tidak
pernah putus serta kerja keras bapak dan ibu untuk membiayai sekolah
hingga saya bisa meraih gelar sarjana.
8. Validator media Dewi Oktavianawatie, S.S., Ahmad Syukron, S.Pd.,
M.Pd., Bambang Edi Purnomo, S.Pd., M.Pd. telah memberikan waktu

xi
luang untuk menilai, memberikan kritik dan saran terhadap media
pembelajaran hingga terselesaikan dengan baik.
9. Sahabat saya yang selalu ada dalam suka maupun duka, selalu menghibur
dan memotivasi saya hingga terselesaikannya skripsi ini, Kinanti Devi,
fitri Dwi Wahyuni, Mualifatul Waroh, Sherly Yuli Viana Dewi, Sri
Wulandari, M. Wildan Fauzan Mubarri, dan Maulana Iskandar Muda.
10. Teman-teman Program Studi PBSI angkatan 2014 terima kasih untuk
kebersamaan dan kenangannya selama ini.
Atas semua jasa baik tersebut, tidak ada balasan apapun kecuali doa,
semoga amal baik tersebut diterima oleh Allah SWT, Amin. Penulis juga
menerima kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bisa bermanfaat.

Jember, 16 Januari 2019

Penulis

xii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSEMBAHAN...........................................................................iii

MOTO....................................................................................................................iv

HALAMAN PERNYATAAN................................................................................v

HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................vii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................viii

RINGKASAN........................................................................................................ix

PRAKATA.............................................................................................................xi

DAFTAR ISI.......................................................................................................xiii

BAB 1. PENDAHULUAN...................................................................................16

1.1 Latar Belakang Masalah..........................................................................16

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................19

1.3 Tujuan Penelitian dan Pengembangan....................................................20

1.4 Spesifikasi Produk yang dikembangkan..................................................20

1.5 Manfaat Penelitian dan Pengembangan.................................................21

1.6 Definisi Oprasional..................................................................................21

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................23

2.1 Penelitian Sebelumnya yang Relevan.....................................................23

2.2 Media Pembelajaran................................................................................24

2.2.1 Pengertian Media.............................................................................25

2.2.2 Jenis-Jenis Media.............................................................................27

2.2.3 Fungsi Media Pembelajaran.............................................................28

2.2.4 Manfaat Media Pembelajaran..........................................................29

xiii
2.2.5 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Menggunakan Multimedia
29

2.2.6 Kriteria Media Pembelajaran yang Baik..........................................30

2.2.7 Pemilihan Media untuk Pembelajaran.............................................31

2.3 Multimedia..............................................................................................33

2.3.1 Pengertian Multimedia.....................................................................33

2.3.2 Karakteristik Multimedia.................................................................34

2.3.3 Format Sajian Multimedia...............................................................35

2.4 Teks Negosiasi........................................................................................37

BAB 3. METODE PENELITIAN.......................................................................41

3.1 Jenis Penelitian........................................................................................41

3.2 Desain Penelitian Pengembangan...........................................................42

3.2.1 Tahap Pendefinisian (Define)..........................................................44

3.2.2 Tahap Pengembangan (Develop).....................................................53

3.3 Data dan Sumber Data.............................................................................54

3.3.1 Data..................................................................................................54

3.3.2 Sumber Data.....................................................................................55

3.4 Metode Pengumpulan Data.....................................................................56

3.4.1 Dokumentasi....................................................................................57

3.4.2 Angket..............................................................................................57

3.4.3 Tes Hasil belajar...............................................................................58

3.5 Instrumen Penelitian................................................................................58

3.6 Teknik Analisis Data...............................................................................62

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................65

4.1 Media Pembelajaran................................................................................65

xiv
4.2 Kualitas media pembelajaran..................................................................79

a. Validasi media kepada ahli pembelajaran Bahasa Indonesia..................80

b. Validasi media kepada ahli media pembelajaran.................................87

c. Validasi media kepada praktisi pembelajaran Bahasa Indonesia............90

4.3 Respon Siswa dan Guru........................................................................100

4.3.1 Respon Siswa.................................................................................100

4.3.2 Respon Guru..................................................................................103

4.4 Hasil Belajar Siswa...............................................................................105

BAB 5. PENUTUP..............................................................................................107

5.1 Kesimpulan............................................................................................107

5.2 Saran-Saran...........................................................................................108

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................109

AUTOBIOGRAFI..............................................................................................135

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xv
16

BAB 1. PENDAHULUAN
Pada bagian pendahuluan ini dipaparkan hal-hal yang menjadi dasar
penelitian dan pengembangan. Secara sistematis paparan yang terdapat dalam
bagian pendahuluan meliputi: (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3) tujuan
penelitian dan pengembangan, (4) spesifikasi produk yang dikembangkan, (5)
manfaat penelitian dan pengembangan, dan (6) definisi operasional. Berikut ini
adalah perincian dari sub-sub bagian tersebut.

1.1 Latar Belakang Masalah


Pesatnya perkembangan teknologi mempengaruhi cara berkehidupan manusia
dalam kesehariannya. Penggunaan teknologi secara tepat dapat membantu dalam
kegiatan pembelajaran karena pada dasarnya pembelajaran merupakan proses
interaktif antara guru sebagai fasilitator dan siswa sebagai pembelajar yang
berlangsung secara dinamis. Oleh karena itu, pemanfaatan teknologi bisa menjadi
salah satu alternatif dalam menciptakan pembelajaran yang interaktif dan efektif.
Pemanfaatan teknologi dalam menciptakan pembelajaran yang interaktif dapat
dilakukan dalam semua mata pelajaran. Salah satu mata pelajaran yang dapat
memanfaatkan keberadaan teknologi adalah mata pelajaran bahasa Indonesia.
Pembelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013 yang berbasis teks
mengarahkan siswa untuk cakap pada keempat keterampilan berbahasa, yaitu
keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Tujuan dari
pembelajaran berbasis teks adalah peserta didik mampu mengembangkan teks
secara mandiri. Dimulai dengan pendidik memberikan pemodelan kemudian siswa
bekerja sama untuk mengembangkan teks. Selain itu, peserta didik juga harus
memahami tujuan sosial dari setiap teks yang dipelajari (Mahsun, 2014:94).
Kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia di tingkat SMA menyajikan
berbagai jenis teks. Salah satunya adalah teks negosiasi. Tujuan konkret peserta
didik mempelajari serta memahami materi dan cara menulis teks negosiasi yaitu
peserta didik mampu melakukan kegiatan negosiasi dengan baik dan juga peserta
didik mampu menulis surat penawaran/permintaan (surat niaga). Pemahaman
17

tentang negosiasi dapat digunakan oleh peserta didik untuk menyelesaikan


masalah dengan cara berunding untuk mencapai kesepakatan tanpa ada pihak
yang dirugikan. Selain untuk menyelesaikan masalah, peserta didik juga dapat
melakukan negosiasi saat terjadi perbedaan pendapat untuk menghindari konflik
antara dua pihak. Kegiatan negosiasi juga dapat dilakukan untuk menjalin
kerjasama antar pribadi maupun kelompok melalui sebuah kesepakatan tertentu.
Pengetahuan tentang negosiasi juga diperlukan oleh peserta didik dalam
melakukan kegiatan tawar-menawar di berbagai bidang yang membutuhkan
negosiasi, contohnya negosiasi mahasiswa dengan dosen, atau negosiasi anak
dengan orang tua tentang sebuah keputusan. Oleh karena itu, sebelum peserta
didik memulai melakukan kegiatan negosiasi dan menulis teks negosiasi, peserta
didik harus memiliki bekal dan pemahaman tentang cara dan aturan dalam
kegiatan negosiasi dan menulis teks negosiasi baik lisan maupun tulisan.
Pembelajaran teks negosiasi di tingkat SMA/SMK kelas X tertuang dalam
rumusan KD 3.11 dan 4.11. Rumusan KD 3.11 yaitu menganalisis isi, struktur
(orientasi, pengajuan, penawaran, persetujuan, penutup) dan kebahasaan teks
negosiasi. Sedangkan rumusan KD 4.11 yaitu mengkonstruksikan teks negosiasi
dengan memerhatikan isi, struktur (orientasi, pengajuan, penawaran, persetujuan
dan penutup) dan kebahasaan. Dari paparan KD 3.11 dan 4.11, setelah
pembelajaran peserta didik dituntut untuk dapat menyusun teks negosiasi lisan
dalam bentuk dialog dan menyusun teks negosiasi dalam bentuk tulis (surat
penawaran dan pengajuan). (Kemendikbud 2013:16).
Pruitt (dalam Roy J Lewicki, 2012:3) menyatakan bahwa negosiasi adalah
bentuk pengambilan keputusan dimana dua pihak atau lebih berbicara satu sama
lain dalam upaya untuk menyelesaikan kepentingan perdebatan mereka.
Sedangkan menurut Kemendikbud (2013:134), teks negosiasi adalah suatu teks
yang memuat tentang bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencapai
kesepakatan di antara pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda.
Pihak-pihak yang terlibat dalam negosiasi berusaha menyelesaikan perbedaan itu
dengan berdialog. Berdasarkan pengertian di atas, negosiasi adalah interaksi sosial
18

antara dua pihak atau lebih yang saling bersepakat untuk mencapai kepentingan
yang berbeda dan saling menguntungkan.
Observasi awal dilakukan di SMA Al-Azhar Jember untuk memperoleh
informasi tentang kesulitan pembelajaran teks negosiasi. SMA Al-Azhar Jember
merupakan salah satu sekolah swasta yang ada di jember dengan akreditasi A.
Sekolah ini juga telah menerapkan kurikulum 2013 pada kelas X dan XI
khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia. Berdasarkan hal tersebut, SMA Al-
Azhar dipilih sebagai tempat uji coba terbatas terhadap media pembelajaran
berbasis multimedia yang dikembangkan. Uji coba dilaksanakan untuk
mengetahui kualitas media pembelajaran, mengetahui respon siswa dan guru serta
mengetahui hasil belajar siswa saat menggunakan media pembelajaran teks
negosiasi yang dikembangkan. Proses ujicoba dapat dilaksanakan setelah validator
media pembelajaran menyatakan bahwa media pembelajaran teks negosiasi
berbasis multimedia sudah valid dan layak untuk di uji cobakan di dalam kelas.
Media pembelajaran berbasis multimedia adalah media yang dapat berisi
sebagian atau keseluruhan dari audio, visual (gambar), audio visual (video) yang
diintegrasikan menjadi satu. Media ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu
upaya dalam meningkatkan keterpahaman siswa pada materi yang diajarkan.
Media berbasis multimedia ini tidak hanya mengakomodasi indra penglihatan
saja. Namun, media ini juga bisa merangsang kemampuan siswa dalam
mengamati berbagai macam video yang disediakan. Selain video, media juga bisa
memiliki unsur audio, gambar, teks dan animasi yang dapat membuat media lebih
menarik dan diharapkan dapat menumbuhkan antusias serta minat belajar siswa.
Salah satu aplikasi yang digunakan untuk membuat media berbasis
multimedia adalah Adobe flash cs3. Aplikasi ini merupakan salah satu aplikasi
yang diluncurkan oleh pabrikan Adobe yang dapat digunakan untuk membuat
animasi, presentasi dan membuat permainan. Aplikasi ini dapat menghasilkan
media yang lebih menarik dan beraneka ragam. Adobe Flash cs3 adalah salah satu
software yang di dalamnya mampu memuat gabungan antara informasi tulis dan
juga lisan yang terangkum dalam sebuah media presentasi. Melalui
pengembangan media pembelajaran berbasis multimedia, diharapkan guru akan
19

lebih mudah dalam menyampaikan materi drama kepada siswa. Selain aplikasi
utama Adobe flash cs3, aplikasi lain yang digunakan adalah Adobe Photoshop
untuk mengolah gambar serta Sony Vegas yang digunakan untuk mengolah video
yang pada akhirnya akan digabungkan menjadi satu sehingga menjadi kesatuan
yang utuh dalam media pembelajaran yang dibuat. Media pembelajaran yang akan
dihasilkan pada penelitian ini berupa file presentasi yang dapat dikemas dalam
DVD/CD atau flashdisk. Pemutaran media pembelajaran berbasis multimedia
tersebut dapat menggunakan komputer/laptop. Pemutaran media harus
menggunakan komputer/laptop bertujuan supaya Guru dapat memilih urutan
pembelajaran sesuai dengan yang dikehendaki dengan memilih tombol atau menu
yang sudah disediakan.
Berdasarkan uraian di atas, dipilihlah judul “Pengembangan Media
Pembelajaran Teks Negosiasi Berbasis Multimedia untuk Siswa Kelas X
SMA”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1) Bagaimanakah proses dan wujud media pembelajaran teks negosiasi
untuk siswa kelas X SMA?
2) Bagaimanakah kualitas media pembelajaran berbasis multimedia pada
materi menulis teks negosiasi untuk siswa kelas X SMA setelah
dilakukan uji validasi?
3) Bagaimanakah respon siswa dan guru terhadap penggunaan media
pembelajaran berbasis multimedia pada materi menulis teks negosiasi
untuk siswa kelas X SMA?
4) Bagaimana hasil belajar siswa setelah menggunakan media pembelajaran
berbasis multimedia pada materi menulis teks negosiasi?
20

1.3 Tujuan Penelitian dan Pengembangan


Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian
adalah mendeskripsikan temuan.
1) Proses dan wujud media pembelajaran teks negosiasi untuk siswa kelas X
SMA
2) Kualitas media pembelajaran berbasis multimedia pada materi teks
negosiasi untuk siswa kelas X SMA setelah dilakukan uji validasi dan uji
keterpahaman.
3) Respon siswa dan guru terhadap penggunaan media pembelajaran
berbasis multimedia pada materi teks negosiasi untuk siswa kelas X
SMA.
4) Hasil belajar siswa setelah menggunakan media pembelajaran berbasis
multimedia pada materi teks negoisasi.

1.4 Spesifikasi Produk yang dikembangkan


Produk yang dikembangkan berupa media pembelajaran teks negosiasi
berbasis multimedia untuk siswa SMA kelas X. Produk tersebut memiliki
spesifikasi sebagai berikut:
1) Media berisikan bahan ajar dibuat menggunakan aplikasi Adobe Flash
cs3 yang bisa mengakomodasi berbagai jenis media baik berupa teks,
gambar, audio, dan video.
2) Media pembelajaran ini dapat dikemas dalam compact disk
(CD)/DVD/Flashdisk yang diputar menggunakan komputer/laptop.
3) Media yang dikembangkan berisi materi tentang struktus teks negosiasi,
kebahasaan yang digunakan dalam teks negosiasi, latihan dan tugas
membuat teks negosiasi.
21

1.5 Manfaat Penelitian dan Pengembangan


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa
pihak, antara lain siswa, guru, sekolah, dan peneliti lain.
1) Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber belajar
dan berlatih melakukan negosiasi dan membuat teks negosiasi. Hasil
penelitian ini juga dapat digunakan untuk mengembangkan minat belajar
siswa terhadap pembelajaran bahasa Indonesia sehingga lebih mudah
memahami materi dan memperoleh hasil belajar yang memuaskan.
2) Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana pendukung
dalam proses pembelajaran teks negosiasi bahasa Indonesia di kelas,
sehingga diharapkan kegiatan guru lebih efektif dan efisien dalam proses
pembelajaran demi meningkatkan motivasi, minat dan hasil belajar siswa.
3) Bagi perpustakaan sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
referensi media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan guru dan
siswa dalam pembelajaran.
4) Bagi peneliti lain yang sebidang ilmu, hasil penelitian ini dapat dijadikan
bahan referensi untuk mengadakan penelitian pengembangan media
pembelajaran.

1.6 Definisi Oprasional


Untuk memperoleh pemahaman yang sama antara peneliti dengan pembaca
tentang istilah pada judul, maka peneliti memberikan beberapa definisi istilah
dibawah ini.
1) Pengembangan media merupakan kegiatan merancang sebuah perangkat
media dengan menggunakan model pengembangan four-D (pendefinisian,
perancangan, pengembangan, penyebaran) yang didalamnya memuat
materi teks negosiasi kelas X SMA.
2) Multimedia adalah kombinasi antara berbagai jenis media digital baik
berupa gambar, animasi, teks, suara dan video tentang kegiatan negosiasi
yang terintegrasi dalam sebuah presentasi untuk menyampaikan pesan
atau informasi kepada audiens atau pengguna multimedia.
22

3) Media pembelajaran teks negosiasi merupakan suatu perangkat atau saran


yang digunakan untuk mempermudah pembelajaran teks negosiasi,
khususnya pada pemahaman tentang isi, struktur dan kebahasaan teks
negosiasi serta langkah-langkah menyusun teks negosiasi.
4) Teks negosiasi adalah teks yang berisi tentang kegiatan tawar menawar
antara dua pihak yang berbeda kepentingan untuk mendapatkan
kesepakatan yang saling menguntungkan.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dipaparkan tentang beberapa teori yang digunakan untuk
penelitian. Hal yang akan disampaikan adalah sebagai berikut; (1) penelitian
sebelumnya yang relevan, (2) media pembelajaran meliputi pengertian media,
jenis jenis media, fungsi media pembelajaran, manfaat media pembelajaran,
kelebihan dan kekurangan pembelajaran menggunakan multimedia, kriteria
media pembelajaran yang baik dan pemilihan media untuk pembelajaran, (3)
Multimedia, (4) teks negosiasi.

2.1 Penelitian Sebelumnya yang Relevan


Penelitian tentang pengembangan media pembelajaran dengan
menggunakan komputer telah banyak dilakukan, dikaji, dan diteliti sebelumnya.
Penelitian tersebut tidak semua menggunakan materi dari bidang keilmuan yang
sama, tetapi hasil penelitian tersebut bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan
dan referensi terhadap penelitian yang dilaksanakan saat ini.
Penelitian pengembangan sebelumnya dilakukan oleh Yusrizal Novwaril
Huda (2015) Universitas Jember berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran
Berbasis Multimedia pada Materi Memproduksi Pementasan Drama Untuk Kelas
XI SMA”. Pengembangan pada penelitian ini menggunakan Adobe Flash Cs6
dengan tampilan gabungan antara video, gambar dan latar suara yang menarik.
Selanjutnya penelitian pengembangan oyang dilakukan oleh Nur Fajri As-shodiqi
(2017) Universitas Jember berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran
Musikalisasi Puisi Untuk Siswa Kelas Ix Berbasis Macromedia Flash Player”.
Penelitian tersebut menggunakan aplikasi Adobe Flash Cs3 dengan dukungan
Adobe Premiere Pro untuk mengolah video musikalisasi puisi.

23
24

Penelitian lain yang menggunakan Adobe Flash Cs3 juga dilakukan oleh
Lia Ria Warokah (2018) berjudul Pengembangan Media Pembelajaran
Menganalisis Dan Menulis Teks Eksposisi Analitis Berbasis Pendekatan Saintifik
Dengan Aplikasi Macromedia Flash 8 Untuk Siswa Kelas X SMA. Penelitian ini
menggunakan aplikasi utama macromedia flash 8, aplikasi ini adalah keluaran
lama sebelum aplikasi adobe flash. Dengan hasil observasi presentasi pertama dan
kedua lebih dari 90% dan tingkat respon siswa 92%, maka media yang
dikembangkan tersebut sudah dinyatakan layak dan dapat diimplementasikan
dalam pembelajaran.
Penelitian pertama dan kedua memiliki kesamaan yakni meneliti dibidang
sastra. Peneliti pertama meneliti tentang Drama sedangkan peneliti kedua meneliti
tentang musikalisasi puisi. Sedangkan penelitian yang relevan ketiga meneliti
dibidang kebahasaan teks eksposisi.
Penelitian yang dilakukan ini berfokus pada bidang kebahasan dan
memproduksi teks negosiasi dengan menggunakan berbagai aplikasi. Salah satu
aplikasi yang digunakan adalah Adobe flash cs3. Aplikasi yang digunakan oleh
peneliti sebelumnya juga digunakan pada penelitian ini. Namun, materi yang
disampaikan berbeda..

2.2 Media Pembelajaran


Media pembelajaran merupakan salah satu aspek penting dalam sebuah
pembelajaran. Media dapat digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan
pembelajaran dengan lebih efektif melalui penyajian konsep dan contoh yang
aktual bukan hanya sekedar teori abstrak. Oleh karena itu, perlu dibahas tentang
pengertian, jenis, fungsi, manfaat, kelebihan kekurangan, kriteria media
pembelajaran yang baik dan pemilihan media untuk pembelajaran. Hal ini
dilakukan untuk mendapatkan gambaran jelas serta pemahaman yang menyeluruh
sebelum membuat dan menggunakan sebuah media untuk pembelajaran.
25

2.2.1 Pengertian Media


Kata “media” berasal dari bahasa latin, merupakan bentuk jamak dari kata
“medium”. Secara harfiah kata tersebut mempunyai makna perantara atau
pengantar. Banyak pakar dan juga organisasi yang memberikan batasan mengenai
pengertian media. Secara bahasa, media pembelajaran dapat diartikan sebagai
perantara atau pengantar, sedangkan secara terminologis, media pembelajaran
dapat diartikan sebagai seluruh perantara (dalam hal ini bahan atau alat) yang
dapat dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Misalnya, media radio,
televisi, buku, majalah, surat kabar ataupun internet (Suryaman, 2012: 123).
Gagner dan Briggs (dalam Arsyad, 2014: 4) secara implisit mengatakan
bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset,
video camera, video recorder, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi, dan
komputer. Media pembelajaran memiliki cakupan yang sangat luas yaitu termasuk
manusia, materi atau kajian yang membangun suatu kondisi yang membuat
peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap (Asyhar,
2012).
Penggunaan media merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan untuk
memberikan pengalaman pembelajaran yang konkret. Edgar Dale (Sadiman,
2010:8) mengklasifikasikan sepuluh tingkat pengalaman belajar dari yang paling
konkret sampai dengan yang paling abstrak. Menurut teori ini tiga komponen
penting dalam proses penyampaian pesan yaitu sumber pesan, media penyalur
pesan, dan penerima pesan. Klasifikasi ini dikenal dengan nama “kerucut
pengalaman Dale”.
26

Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Dale

Berdasarkan gambar kerucut pengalaman Dale di atas dapat dilihat bahwa


hal yang diingat dari kegiatan membaca atau dikategorikan dalam simbol verbal
hanya 10%. Sedangkan jika terlibat atau bahkan ikut mengalaminya, dapat
menambah hal yang diingat menjadi 50% sampai 100%. Pengalaman langsung
akan memberikan informasi dan gagasan yang terkandung dalam pengalaman itu,
hal itu karena pengalaman langsung dapat melibatkan seluruh indra manusia
mulai dari indra penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman dan indra peraba.
Pengembangan media pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini
untuk membuat siswa mendapatkan pengalaman langsung. Pengalaman ini bisa
disajikan oleh guru dengan memberikan tayangan video kegiatan bernegosiasi
yang ada di kehidupan sehari-hari. Selain disajikan video, siswa juga dapat
melakukan kegiatan bermain peran agar siswa lebih mengingat pengalaman yang
dilakukan oleh siswa.
27

2.2.2 Jenis-Jenis Media


Setiap jenis media pembelajaran memiliki karakteristik dan memiliki fungsi
tertentu sebagai penunjang keberhasilan proses belajar. Secara umum Asyhar
(2012:35) mengemukakan bahwa ada empat jenis media pembelajaran, yaitu:
a. Media visual, yaitu jenis media yang digunakan hanya mengandalkan indera
penglihatan semata-mata dari peserta didik. Dengan media ini pengalaman
belajar yang dialami peserta didik sangat tergantung pada kemampuan
penglihatan.
b. Media audio, yaitu jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran
dengan hanya melibatkan indera pendengaran peserta didik. Pengalaman
belajar yang akan didapatkan adalah dengan mengandalkan indera
kemampuan pendengaran.
c. Media audio-visual, yaitu jenis media yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus
dalam satu proses kegiatan. Pesan dan informasi yang dapat disalurkan
melalui media ini dapat berupa pesan verbal dan nonverbal yang
mengandalkan baik penglihatan maupun pendengaran.
d. Multimedia, yaitu media yang melibatkan beberapa jenis media dan peralatan
secara terintegrasi dalam suatu proses atau kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran multimedia melibatkan indera penglihatan dan pendengaran
melalui media teks, visual diam, visual gerak, dan audio serta media interaktif
berbasis komputer dan teknologi komunikasi dan informasi. Dari uraian di
atas menjelaskan bahwa dengan menggunakan jenis media keempat dapat
memuat ketiga jenis media yaitu visual, audio, dan audio-visual.
Pada penelitian pengembangan media pembelajaran ini menggunakan Jenis
media pembelajaran yang keempat yaitu multimedia. Jenis ini dipilih karena
media pembelajaran multimedia dapat mengakomodasi berbagai jenis media
seperti audio visual. Jadi, diharapkan dengan dipilihnya jenis media multimedia
dapat membuat siswa lebih antusias dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu,
siswa juga dapat memilih urutan dari pembelajaran yang disajikan sesuai dengan
pilihan menu yang disediakan dalam media pembelajaran.
28

2.2.3 Fungsi Media Pembelajaran


Fungsi utama media pembelajaran adalah sumber belajar. Fungsi-fungsi
yang lain merupakan hasil pertimbangan pada kasjian ciri-ciri umum yang
dimilikinya, bahasa yang dipakai menyampaikan pesan dan dampak atau efek
yang ditimbulkannya (Munadi, 2008:36).
Menurut Arsyad (2014:13), terdapat empat fungsi media dalam proses
pembelajaran yaitu:
a. Fungsi atensi, media visual dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa
untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran.
b. Fungsi afektif media dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika
belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Dalam hal ini gambar atau
simbol visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa.
c. Fungsi kognitif, media dapat terlihat dari temuan-temuan penelitian yang
mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar
pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan
yang terkandung dalam gambar.
d. Fungsi kompensatoris, media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian
bahwa media yang memberikan kontekstual untuk memahami teks
membantu siswa yang lemah dalam membaca atau mengorganisasikan
informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.
Media pembelajaran berbasis multimedia yang dikembangkan memiliki
fungsi aternsi, afektif dan kognitif. Fungsi ini dicapai dengan memberikan media
yang menarik dengan sajian tampilan dan desain sesuai dengan usia siswa. Pada
fungsi afektif, media tidak hanya menyajikan teks bergambar. Namun, media juga
menampilkan video kegiatan negosiasi yang diharapkan dapat menggugah sikap
siswa dalam belajar. Sedangkan pada fungsi kognitif, penggunaan lambang visual
berupa gambar dan video serta latihan yang disajikan dalam bentuk permainan
sederhana dapat memperlancar pemahaman siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran dan mengingat informasi yang terkandung dalam media
pembelajaran teks negosiasi.
29

2.2.4 Manfaat Media Pembelajaran


Berikut ini pendapat dari Sudjana dan Rivai (2001:2) mengenai manfaat
media pembelajaran dalam proses belajar siswa.
a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan
pembelajaran.
c. Mengajar akan lebih menyenangkan, tidak semata-mata komunikasi verbal
melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru
tidak terlalu menghabiskan tenaga dalam pembelajaran.
d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

2.2.5 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Menggunakan Multimedia


Daryanto (2013:52) mengemukakan bahwa keunggulan multimedia
pembelajaran yaitu: (a) Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak
oleh mata, seperti kuman, bakteri, elektron, dan lain-lain; (b) Memperkecil benda
yang sangat besar yang tidak mungkin dihadirkan ke sekolah, seperti gajah,
rumah, gunung, dan lain-lain; (c) Menyajikan benda atau peristiwa yang
kompleks, rumit dan berlangsung cepat atau lambat, seperti sistem tubuh manusia,
bekerjanya suatu mesin, beredarnya planet Mars, berkembangnya bunga dan lain-
lain; (d) Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh, seperti bulan, bintang, salju
dan lain-lain; (e) Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya, seperti 
letusan gunung berapi, harimau, racun, dan lain-lain; (f) Meningkatkan daya tarik
dan perhatian siswa.
Munir (2013:113) mengatakan bahwa kelebihan menggunakan multimedia
interaktif dalam pembelajaran diantaranya: (a) Sistem pembelajaran lebih inovatif
dan interaktif; (b) Pendidik akan selalu dituntut untuk kreatif inovatif dalam
mencari terobosan pembelajaran; (c) Mampu menggabungkan antara teks,
30

gambar, audio, musik, animasi gambar atau video dalam satu kesatuan yang saling
mendukung guna tercapainya tujuan pembelajaran; (d) Menambah  motivasi
peserta didik selama proses belajar  mengajar hingga didapatkan tujuan
pembelajaran yang diinginkan; (e) Mampu memvisualisasikan materi yang selama
ini sulit untuk diterangkan hanya sekedar dengan penjelasan atau alat peraga yang
konvensional; (f) Melatih peserta didik lebih   mandiri  dalam mendapatkan ilmu
pengetahuan.
Meskipun media pembelajaran berbasis multimedia mempunyai banyak
kelebihan dan manfaat, tetapi dalam penggunaan media pembelajaran berbasis
multimedia juga harus mengingat dan mempertimbangkan kelemahannya. Adapun
kekurangan/kelemahan media pembelajaran berbasis multimedia menurut Swajati
(2005:12) diantaranya yaitu: (a) Desain yang buruk menyebabkan kebingungan
sehingga pesan tidak dapat tersampaikan dengan baik; (b) Kendala bagi orang
dengan kemampuan terbatas/cacat; (c) Tuntutan terhadap spesifikasi komputer
yang memadai.

2.2.6 Kriteria Media Pembelajaran yang Baik


Menurut Asyhar (2012:81) dalam pemilihan media agar tepat sasaran, maka
perlu diperhatikan beberapa kriteria-kriteria tertentu. Kriteria media pembelajaran
yang baik dalam proses pemilihan media adalah:
a. Media yang baik harus jelas dan rapi dalam penyajiannya. Jelas dan rapi
mencakup layout atau pengaturan format sajian, suara, tulisan, dan ilustrasi
gambar.
b. Tidak ada gangguan yang tak perlu pada tulisan, gambar, suara, atau video.
c. Cocok dengan sasaran, tepat untuk jenis kelompok besar, kelompok sedang,
kelompok kecil, atau perorangan.
d. Media harus sesuai dengan karakteristik isi berupa fakta, konsep, prinsip,
prosedural, atau generalisasi.
e. Sesuai dengan tujuan pembelajaran/instruksional yang secara umum mengacu
pada salah satu gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor.
31

f. Praktis, luwes, dan tahan. Media yang dipilih sebaiknya dapat digunakan
dimana pun dan kapan pun
g. Secara teknis media harus berkualitas baik.
h. Ukurannya sesuai dengan lingkungan belajar.

2.2.7 Pemilihan Media untuk Pembelajaran


Munadi (2008:185) mengatakan bahwa “Media pada dasarnya adalah
“bahasanya guru” yang artinya dalam proses penyampaian pesan pembelajaran,
guru harus pandai memilih “bahasa apa” yang paling mudah dimengerti dan
dipahami siswanya”. Dengan demikian, pemilihan media pembalajaran yang tepat
dapat memaksimalkan manfaat media tersebut demi tercapainya tujuan
pembelajaran.
Menurut Munadi (2008:187), terdapat lima kriteria dalam pemilihan media
pembelajaran yaitu:
1) Karakteristik Siswa
Karakteristik siswa adalah keseluruhan pola kelakuan dan kemampuan
yang ada pada siswa sebagai hasil dari pembawaan dan pengalamannya
sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih cita-citanya. Setidaknya
ada tiga hal yang berkaitan dengan karakteristik siswa, yaitu:
a. Karakteristik atau keadaan yang berkenaan dengan kemampuan awal,
yakni kemampuan yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Kemampuan ini merupakan hasil dari berbagai pengalaman masing-
masing siswa.
b. Karakteristik yang berhubungan dengan latar belakang, lingkungan
hidup, dan status sosial.
c. Karakteristik yang berkenaan dengan perbedaan kepribadian.
2) Tujuan belajar
Secara umum tujuan belajar yang diusahakan untuk dicapai meliputi tiga
hal, yakni untuk mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan
keterampilan, serta pembentukan sikap. Ketiganya untuk mendapatkan hasil
yang diharapkan. Relevan dengan hal ini, hasil belajar tersebut meliputi:
32

a. Hal keilmuwan dan pengetahuan konsep atau fakta (kognitif).


b. Hal personal, kepribadian atau sikap (afektif).
c. Hal kelakuan, keterampilan atau penampilan (psikomotorik).
3) Sifat Bahan Ajar
Isi pelajaran atau bahan ajar memiliki keragaman dari sisi tugas yang
ingin dilakukan siswa. Tugas-tugas tersebut biasanya menuntut adanya
aktivitas dari para siswanya. Setiap kategori pembelajaran itu menuntut
aktivitas atau perilaku yang berbeda-beda, dengan demikian akan
mempengaruhi pemilihan media beserta teknik pemanfaatannya.
a. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca,
memperhatikan gambar, percobaab dan pekerjaan orang lain.
b. Oral activities, seperti menyatakan, bertanya, memberi saran,
mengeluarkan pendapat, diskusi, interupsi.
c. Writing activities, seperti mencatat poin-poin penting yang didengarnya,
menulis karangan, cerita menyusun angket, menyalin.
d. Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta.
e. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan
percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun,
beternak.
f. Mental activities, sebagai contoh, menanggapi mengingat, memecahkan
soal, menganalisa, melihat hubungan.
g. Emotional activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira,
bersemangat.
4) Pengadaan Media
Dilihat berdasarkan segi pengadaannya, media dapat dibagi menjadi dua
macam yakni;
a. Media jadi, yakni media yang sudah tersedia dan menjadi komoditi
perdagangan.
b. Media rancangan, yakni media yang dirancang secara khusus untuk
mencapai suatu tujuan pembelajaran.
33

Pengembangan media pembelajaran dalam penelitian ini termasuk


dalam pengadaan media jenis rancangan. Media secara khusus dirancang
untuk mencapai tujuan pembelajaran berdasarkan kompetensi pembelajaran
yang harus dicapai.
5) Sifat Pemanfaatan Media
Dilihat berdasarkan sifat pemanfaatannya, media pembelajaran terdapat
dua macam, yaitu media primer dan media sekunder:
a. Media primer, yakni media yang diperlukan atau harus digunakan guru
untuk membantu siswa dalam proses pembelajarannya.
b. Media sekunder, media ini bertujuan untuk memberikan pengayaan
materi.
Pengembangan media pembelajaran dalam penelitian ini bersifat primer.
Media dirancang untuk digunakan secara keseluruhan dalam pembelajaran.
Media berisi kompetensi inti, kompetensi dasar, materi-materi, latihan dan
penugasan.

2.3 Multimedia
Multimedia merupakan salah satu jenis media yang dapat dimanfaatkan
dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan multimedia dapat melibatkan indera
penglihatan dan pendengaran melalui media teks, visual diam, visual gerak, dan
audio serta media interaktif berbasis komputer dan teknologi komunikasi dan
informasi.

2.3.1 Pengertian Multimedia


Meskipun definisi multimedia masih belum jelas, secara sederhana ia
diartikaan sebagai “lebih dari satu media”. Multimedia bisa berupa kombinasi
antara teks, grafik, animasi, suara dan gambar. Namun pada bagian ini perpaduan
dan kombinasi dua atau lebih jenis media ditekankan kepada kendali komputer
sebagai penggerak keseluruhan gabungan media ini. Dengan demikian arti
multimedia yang umumnya dikenal dewasa ini adalah berbagai macam kombinasi
grafik, teks, suara, video, dan animasi. Penggabungan ini merupakan suatu
34

kesatuan yang secara bersama-sama menampilkan informasi, pesan atau isi


pelajaran (Arsyad, 2014:169).
Menurut Turban (dalam Binanto, 2010: 20) “Multimedia adalah kombinasi
dari dua atau lebih media input atau output dari data, dimana media tersebut dapat
berupa audio, animasi, teks, grafik, dan gambar”. Munadi (2008:148) mengatakan
bahwa “Multimedia adalah multibahasa, yakni ada bahasa yang mudah dipahami
oleh indera pendengaran, penglihatan, penciuman, peraba dan lain sebagainya”.
Berdasarakan pengertian multimedia menurut beberapa ahli di atas. Disimpulkan
bahwa multimedia adalah kombinasi antara berbagai media meliputi teks, audio,
visual dan animasi yang dikendalikan dengan komputer.

2.3.2 Karakteristik Multimedia


Karakteristik media berbasis multimedia yag beragam dapat menjadikannya
salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran yang menarik baik
bagi siswa maupun guru. Adapun karakteristik multimedia pembelajaran
sebagaimana yang disebutkan Daryanto (2013: 53) sebagai berikut:
a. Memiliki lebih dari satu media yang konvergen, misalnya menggabungkan
unsur audio dan visual.
b. Bersifat interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan untuk
mengakomodasi respon pengguna.
c. Bersifat mandiri, dalam pengertian memberi kemudahan dan kelengkapan isi
sedemikian rupa sehingga pengguna dapat menggunakan tanpa bimbingan
orang lain.
Lebih lanjut Deni Darmawan (2012: 55) juga menyebutkan karakteristik
pembelajaran multimedia sebagai berikut:
a. Berisi konten materi yang representative (visual, audio, audiovisual)
b. Beragam media komunikasi dalam penggunaannya.
c. Memiliki kekuatan bahasa warna, dan bahasa resolusi objek.
d. Tipe-tipe pembelajaran yang bervariasi.
e. Respons pembelajaran dan penguatan bervariasi.
35

f. Mengembangkan prinsip self evaluation dalam mengukur proses dan hasil


belajarnya.
g. Dapat digunakan secara klasikal atau individual.
h. Dapat digunakan offline atau online

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik


multimedia pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Multimedia pembelajaran harus memiliki lebih dari satu media baik dalam
bentuk audio, audiovisual, dan visual.
b. Memiliki kekuatan variasi akan warna, dan resolusi objek.
c. Bersifat interaktif dan memiliki tipe-tipe pembelajaran yang bervariasi.
d. Multimedia pembelajaran harus bersifat mandiri yang didalamnya
memberikan kemudahan dan kelengkapan sehingga dalam mengukur proses
dan hasil belajar.

2.3.3 Format Sajian Multimedia


Penggunaan media pembelajaran berbasis multimedia bisa berbentuk dalam
berbagai format tampilan. Daryanto (2013: 54) menjelaskan format sajian
multimedia pembelajaran dapat dikategorikan ke dalam lima kelompok sebagai
berikut:
a. Tutorial
Format sajian ini merupakan multimedia pembelajaran yang dalam
penyampaian materinya dilakukan secara tutorial. Sajian tutorial ini dilakukan
oleh guru atau instruktur. Format sajian ini berisi dengan teks, gambar, baik
diam atau bergerak dan grafik. Format ini terdapat beberapa pertanyaan atau
tugas yaitu ketika pengguna sudah membaca, menginterprestasikan dan
menyerap konsep. Setelah pengajuan pertanyaan akan dilihat respon dari
pengguna ketika respon pengguna salah maka pengguna harus mengulang
memahami konsep secara keseluruhan atau pada bagian tertentu saja. Pada
bagian akhir pada format ini akan ada tes untuk mengukur tingkat pemahaman
pengguna atas konsep atau materi yang disampaikan.
36

b. Drill dan Practice


Format ini dimaksudkan untuk melatih pengguna sehingga memiliki
kemahiran di dalam suatu keterampilan atau memperkuat penguasaan terhadap
suatu konsep. Format ini juga dilengkapi dengan pertanyaan dan biasanya
ditampilkan dalam bentuk acak. Pada setiap pertanyaan dilengkapi pula
jawaban yang benar lengkap dengan penjelasannya, sehingga diharapkan
pengguna juga dapat memahami suatu konsep tertentu. Pada format ini,
pengguna juga dapat melihat skor atau nilai yang dia capai, sebagai indikator
dalam memecahkan pertanyaan yang diajukan.
c. Simulasi
Format ini mencoba menyamai proses yang terjadi pada dunia nyata. Pada
dasarnya format ini mencoba memberikan pengalaman masalah yang terjadi di
dunia nyata untuk pengguna yang berhubungan dengan suatu resiko.
Contohnya pada saat mensimulasikan menjalankan pesawat terbang pengguna
dihadapkan pada situasi pesawat yang akan jatuh.
d. Percobaan atau Eksperimen
Format ini lebih mirip dengan format silmulasi, tetapi format ini lebih
ditujukan kepada hal-hal yang bersifat eksperimen, misalnya kegiatan yang ada
di laboratorium IPA, biologi atau kimia. Format ini menyediakan bahan dan
alat untuk pengguna. Pengguna dapat melakukan kegiatan eksperimen dan
percobaan kemudian pengguna dapat mengembangkan eksperimen dan
percobaan yang telah dia lakukan. Hasil akhir dari format ini diharapkan
pengguna dapat menjelaskan suatu konsep atau fenomena tertentu.
e. Permainan
Format ini disajikan tetap mengacu pada proses pembelajaran serta dengan
multimedia berformat ini diharapkan terdapat proses pembelajaran sambil
bermain. Sehingga, pengguna seolah-olah sedang bermain tetapi sesungguhnya
sedang belajar. Format ini menggunakan berbagai macam media yang dikenal
dengan pembelajaran berbasis multimedia, format ini dapat dibuat dengan
berbagai macam perangkat lunak yang dapat untuk mengolah teks, gambar,
37

audio, dan video. Misalnya Macromedia Family (Flash, Freehand,


Authorware, Dreamweaver).
Format sajian yang dipilih pada penelitian pengembangan ini menggunakan
gabungan dari bentuk tutorial dan drill atau latihan. Menggunakan format tutorial
karena media berisikan materi pembelajaran teks negosiasi, sedangkan untuk
format latihan/drill berupa pertanyaan-pertanyaan dan tugas membuat surat
penawaran/permintaan yang digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman
siswa terhadap materi yang disajikan dan mengetahui hasil belajar siswa
menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia.

2.4 Teks Negosiasi


Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI), negosiasi adalah proses
tawar menawar dengan jalan berunding untuk mencapai kesepakatan bersama
antara satu pihak (kelompok atau organisasi) dan pihak (kelompok atau
organisasi) yang lain. Kemudian penjelasan lebih sempit lagi menurut Sutrisno
dan Kusmawan (2007: 8) negosiasi adalah proses komunikasi antara penjual dan
calon pembeli baik perorangan maupun kelompok yang di dalamnya terjadi
diskusi dan perundingan untuk mencapai kesepakatan tujuan yang saling
menguntungkan kedua belah pihak.
Negosiasi adalah bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencapai
kesepakatan di antara pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda
(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013:122). Menurut Pruitt (dalam
Roy J Lewicki, 2012: 3) negosiasi adalah bentuk pengambilan keputusan di mana
dua belah pihak atau lebih berbicara satu sama lain dalam upaya untuk
menyelesaikan kepentingan perdebatan mereka.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa negosiasi adalah
interaksi antara dua belah pihak untuk mencapai kesepakatan bersama tanpa dan
saling menguntungkan kedua belah pihak. Negosiasi juga merupakan komunikasi
dua arah, yaitu penjual sebagai komunikator dan pembeli sebagai komunikan atau
saling bergantian. Negosiasi antara penjual dan pembeli sering kita jumpai
disekitar kita, contohnya di pasar tradisional.
38

Dalam bernegosiasi, ada berbagai tindakan yang harus dilakukan untuk


mencapai tujuan negosiasi. Serangkaian tindakan yang dapat dilakukan agar
negosiasi berjalan lancar adalah:
a. Mengajak untuk membuat kesepakatan;
b. Memberikan alasan mengapa harus ada kesepakatan;
c. Membandingkan beberapa pilihan;
d. Memperjelas dan menguji pandangan yang dikemukakan;
e. Mengevaluasi kekuatan dan komitmen bersama; dan
f. Menetapkan dan menegaskan kembali tujuan negosiasi.
Negosiasi yang terjadi antara dua belah pihak atau lebih memiliki tata aturan
yang hendaknya tidak dilanggar saat bernegosiasi. Apabila hal tersebut tetap
dilakukan, kemungkinan akan merugikan proses negosiasi. Untuk itu komunikasi
dalam negosiasi dilakukan dengan cara yang santun seperti berikut ini.
(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013:136)
a. Menyesuaikan pembicaraan ke arah tujuan praktis;
b. Mengakomodasi butir-butir perbedaan dari kedua belah pihak;
c. Mengajukan pandangan baru dan mengabaikan pandangan yang sudah ada
tanpa memalukan kedua belah pihak;
d. Mengalokasikan tugas dan tanggung jawab masing-masing, dan;
e. Memprioritaskan dan mengelompokkan saran atau pendapat dari kedua belah
pihak.
Struktur teks negosiasi menurut Mahsun (2014: 22) yaitu: orientasi,
pengajuan, penawaran, persetujuan, penutup. Berikut dijelaskan struktur teks
negosiasi.
a. Orientasi, tahap ini berisi pengenalan awal atau perbincangan awal antara
kedua belah pihak yang akan melakukan negosiasi.
b. Pengajuan, tahap ini berisi tentang permintaan oleh salah satu pihak.
c. Penawaran, tahap ini berisi klimaks dari teks negosiasi karena terjadi tawar
menawar antara kedua belah pihak.
d. Persetujuan, tahap ini berisi kesepakatan saat kedua belah pihak sama-sama
setuju.
39

Secara umum kaidah negosiasi mencakup aspek-aspek yang termuat dalam


negosiasi, yaitu melibatkan dua pihak, merupakan komunikasi langsung, dan
adanya konflik. Teks negosiasimenggunakan ragam bahasa khusus yang
membedakannya dari teks lainnya. Menurut Kosasih (2013:224) karakteristik
bahasa teks negosiasi adalah sebagai berikut.
a. Banyak menggunakan kata nonbaku.
b. Banyak menggunakan kosakata percakapan.
c. Menggunakan bahasa yang santun.
d. Berisi pasangan tuturan.
e. Terdapat ungkapan persuasif yang digunakan untuk membujuk.
Sebuah tulisan dapat dikatakan teks negosiasi jika mengandung unsur
negosiasi yaitu sebagai upaya untuk mencapai suatu kesepakatan yang saling
menguntungkan melalui suatu bentuk diskusi atau percakapan. Kegiatan menulis
negosiasi dibutuhkan pengetahuan tentang negosiasi dan ketrampilan kebahasaan.
Berbekal hal tersebut diharapkan dapat menghasilkan teks negosiasi yang baik.
Agar anda dapat membuat teks negosiasi dengan lebih mudah, maka salah
satu metode yang digunakan adalah dengan pendekatan, sebagai berikut:
a. Menentukan tujuan
b. Menentukan pihak-pihak yang berkaitan
c. Menentukan konflik
d. Menentukan solusi dalam penawaran
e. Menentukan model kesepakatan
Seperti teks lain yang diajarkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
disekolah, masing-masing teks memiliki ciri kebahasaan yang berbeda pula.
Kaidah kebahasaan atau ciri kebahasaan teks negosiasi adalah sebagai berikut:
a. Bahasa persuasif
Bahasa persuasif yaitu bahasa yang digunakan untuk membujuk atau
menarik perhatian. Misalnya: dalam kalimat “bagus itu, Mam. Cocok untuk
dipakai sendiri atau untuk suvenir.”
40

b. Kalimat deklaratif
Kalimat yang disampaikan adalah kalimat yang berisi pernyataan, yang
berfungsi untuk memberikan informasi atau berita tentang sesuatu.
c. Bahasa yang sopan
Gunakan bahasa yang sopan sehingga antara kedua belah pihak agar
terjadi komunikasi yang baik untuk mencapai negosiasi yang sukses.
d. Menggunakan konjungsi.
Contoh : Kalau bagitu, meskipun, walaupun.
e. Berisi pasangan tuturan
Tuturan adalah kalimat yang diujarkan oleh seseorang untuk
menyampaikan maksud tertentu. Tuturan merupakan bentuk komunikasi lisan
seseorang kepada mitra tutur dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang sering
menuturkan sesuatu kepada mitra tutur. Tuturan adalah pemakaian satuan
bahasa seperti kalimat atau sebuah kata oleh seorang penutur tertentu pada
situasi tertentu. Dalam teks negosiasi tuturan berupa dialog yang berarti
dilakukan oleh dua orang atau lebih.

Contoh pasangan tuturan dalam teks negosiasi :


a) Mengucapkan salam - membalas salam
b) Bertanya - menjawab/tidak menjawab
c) Meminta tolong - memenuhi/menolak permintaan
d) Menawarkan - memenuhi/menolak tawaran
e) Mengusulkan - menerima/menolak usulan Pasangan tuturan yang
terdapat dalam negosiasi
3 BAB 3. METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dijelaskan tentang beberapa hal pendukung penelitian,
diantaranya sebagai berikut; (1) jenis penelitian, (2) desain penelitian
pengembangan, (3) tempat, data, dan sumber data, (4) metode pengumpulan
data, dan (5) instrumen penelitian, dan (6) teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Metode penelitian
dan pengembangan atau yang dikenal dengan R&D (research and development)
adalah metode penelitian yang digunakan untuk menemukan dan
mengembangkan (menghasilkan) produk tertentu, dan menguji keefektifan
(validasi) produk tersebut. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu
digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan (digunakan metode
survey atau kualitatif) dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya
dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji
keefektifan produk tersebut (digunakan metode eksperimen). Setelah produk
teruji, maka dapat diaplikasikan. Proses pengujian produk dengan eksperimen
tersebut dinamakan penelitian terapan (applied research) (Borg & Gall,1983
dalam Sugiyono,2013:407)
Produk yang akan dihasilkan adalah media pembelajaran berbasis
multimedia yang memanfaatkan aplikasi Adobe flash professional cs3 untuk
pembuatan media pada pembelajaran teks negosiasi. Media pembelajaran
tersebut dibuat dalam bentuk multimedia yang berisikan tentang materi struktur
kebahasaan dan cara menulis teks negosiasi. pengembangan media
pembelajaran ini diharapkan dapat membuat pembelajaran di kelas lebih
menarik bagi guru dan siswa.

41
42

3.2 Desain Penelitian Pengembangan


Penelitian Pengembangan media ini merupakan suatu pendekatan
pengembangan untuk merancang media (produk). Pengembangan media ini
bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran berupa media
pembelajaran berbasis multimedia dengan memanfaatkan aplikasi Adobe Flash
professional cs3.
Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model
pengembangan Four D (4D) yang disarankan oleh Thiagarajan dkk (1974:5).
Model ini terdiri dari 4 tahap yakni Define (pendefinisian), Design
(perancangan), Development (pengembangan), dan Disseminate (penyebaran).
43

Gambar 3.1. Prosedur Pengembangan Model 4-D diadaptasi dari


Thiagarajan (1974: 6-9)
44

3.2.1 Tahap Pendefinisian (Define)


Tahap pendefinisian adalah proses menentukan kebutuhan-kebutuhan
dalam kegiatan pembelajaran. Pada proses menerapkan kebutuhan perlu
memperhatikan kesesuaian kebutuhan pembelajaran dengan kurikulum yang
digunakan, tingkat atau tahap perkembangan peserta didik dan kondisi sekolah.
Tahapan ini meliputi beberapa langkah, yaitu:
a. Analisis Awal-Akhir (Front-end Analysis)
Langkah ini bertujuan untuk memunculkan dan menetapkan masalah
dasar yang dihadapi dalam pembelajaran sehingga dibutuhkan
pengembangan bahan pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi dan
wawancara dengan guru bahasa Indonsia kelas X SMA Plus Al-Azhar
Jember, diperoleh informasi bahwa dalam proses pembelajaran teks
negosiasi di kelas masih kurang efektif dikarenakan kurangnya antusias
siswa pada materi yang diberikan. Hal ini diakibatkan karena pembelajaran
hanya memanfaatkan modul pembelajaran yang disediakan oleh sekolah.
Informasi lain yang didapat yaitu guru belum memberikan contoh konkret
kegiatan bernegosiasi yang ada di sekitar siswa.
Analisis awal-akhir menetapkan bahwa pengembangan media
pembelajaran berbasis multimedia ini menggunakan KD 3.11 Menganalisis
isi, struktur (orientasi, pengajuan, penawaran, persetujuan, penutup) dan
kebahasaan teks negosiasi dan KD 4.11 Mengkonstruksikan teks negosiasi
dengan memerhatikan isi, struktur (orientasi, pengajuan, penawaran,
persetujuan, penutup) dan kebahasaan. Sedangkan indikatornya adalah
siswa mampu menganalisis struktur teks negosiasi, mengidentifikasi unsutr-
unsur dalam surat penawaran dan surat permintaan, mengdentifikasi
pasangan tuturan, mengidentifikasi kalimat persuasif yang digunakan dalam
teks negosiasi, siswa menunjukkan sikap aktif dan tertib dalam
pembelajaran dikelas, siswa mampu memproduksi teks negosiasi dialog
dalam bentuk tulis, memproduksi surat penawaran dan surat permintaan
sesuai dengan unsur surat, siswa menunjukkan sikap aktif dalam menulis
teks negosiasi
45

b. Analisis Peserta Didik (Learner Analysis)


Analisis peserta didik sangat penting dilakukan pada awal
perencanaan. Analisis peserta didik dilakukan dengan cara mengamati
karakteristik peserta didik. Analisis ini dilakukan dengan
mempertimbangkan ciri, kemampuan, dan pengalaman peserta didik, baik
sebagai kelompok maupun individu. Analisis peserta didik meliputi
karakteristik kemampuan akademik, usia, dan motivasi belajar. Media yang
akan dikembangkan menyesuaikan dengan analisis tahap awal dengan
memperhatikan karakter siswa mulai dari kemampuan akademik hingga
motivasi belajar.
c. Analisis Tugas (Task Analysis)
Analisis tugas adalah kegiatan mengidentifikasi keterampilan dasar
yang akan diajarkan oleh guru dan menganalisis kegiatan-kegiatan belajar
yang diperlukan untuk menguasai keterampilan tersebut. Analisis dapat
mencakup struktur isi, prosedural, penyajian, konsep dan sumber bahan
ajar. Pada penelitian pengembangan ini materi pembelajaran yang
dikembangkan sesuai dengan Kurikulum 2013 revisi 2016, sebagai berikut:
Standar Kompetensi: 3. Memahami, menerapkan, menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian , serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
46

secara mandiri, dan mampu menggunakan metode


sesuai kaidah keilmuan
Kompetensi Dasar: 3.11 Menganalisis isi, struktur (orientasi, pengajuan,
penawaran, persetujuan, penutup) dan kebahasaan teks
negosiasi
4.11 Mengkonstruksikan teks negosiasi dengan
memerhatikan isi, struktur (orientasi, pengajuan,
penawaran, persetujuan, penutup) dan kebahasaan
d. Analisis Konsep (Concept Analysis)
Analisis konsep adalah mengidentifikasi konsep penyajian
pembelajaran pada media pembelajaran yang akan dikembangkan. Konsep
dibentuk secara runtut dari yang termudah hingga yang sulit sehingga
membuat peserta didik dapat berpikir kritis. Pengembangan media juga
menyesuaikan dengan kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan
saintifik. Konsep dan isi dari media pembelajaran yang akan dikembangkan
adalah struktur teks negosiasi, kebahasaan teks negosiasi (pasangan tuturan
dan kalimat persuasif), dan memproduksi teks negosiasi dalam bentuk
tulisan.
e. Analisis Tujuan Pembelajaran (Specifying Instructional Objectives)
Pada fase ini hasil analisis tugas konsep yang diperoleh
diterjemahkan menjadi kompetensi-kompetensi sebagai tujuan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran tersebut digunakan sebagai dasar untuk
membuat alat evaluasi dan rancangan pembelajaran. Berdasarkan hasil
analisis tugas dan analisis konsep, berikut ini ditetapkan tujuan
pembelajaran pokok bahasan materi menganalisis dan mengkonstruksi teks
negosiasi.
1) Siswa dapat mengetahui dan menentukan struktur dan kebahasaan pada
materi teks negosiasi.
2) Siswa mampu memproduksi teks negosiasi lisan yang dituliskan dan
surat penawaran/permintaan.
47

f. Tahap Perancangan (Design)


Tahap perancangan bertujuan untuk merancang desain awal
perangkat pembelajaran. Proses perancangan dimulai setelah tujuan
kegiatan pembelajaran ditentukan. Kegiatan utama dalam proses
perancangan adalah pemilihan media dan format untuk bahan dan
pembuatan desain awal pembelajaran. Fase-fase pada tahap ini diuraikan
sebagai berikut :
a. Penyusunan Tes (Criterion-test Construction)
Penyusunan tes instrumen berdasarkan penyusunan tujuan
pembelajaran yang menjadi tolak ukur kemampuan peserta didik
berupa produk, proses, psikomotor selama dan setelah kegiatan
pembelajaran. Penilaian hasil tes menggunakan panduan evaluasi yang
memuat kunci dan pedoman penilaian setiap butir soal.
Tes yang ada pada media yang dikembangkan berupa pertanyaan
isian dan tugas membuat surat penawaran. Tes dan tugas ini dapat
digunakan untuk mengetahui kemampuan dan pemahaman siswa
terhadap materi yang disampaikan menggunakan media pembelajaran.
b. Pemilihan media (media selection)
Pemilihan media adalah proses memilih media yang sesuai untuk
mempresentasikan isi pembelajaran. Proses pemilihan ini
mempertimbangkan hasil analisis konsep dan analisis tugas,
karakteristik siswa, sumber media, serta perlengkapan dan teknis
penggunaan media dari berbagai media yang berbeda. Hal ini berguna
untuk membantu peserta didik dalam pencapaian kompetensi inti dan
kompetensi dasar yang diharapkan. Dalam penelitian ini, telah dipilih
media untuk tujuan di atas yakni multimedia yang terdiri dari gambar,
audio, visual, dan materi pembelajaran teks negosiasi.
c. Pemilihan format (Format Selection)
Pemilihan format berhubungan erat dengan pemilihan media.
Penyusunan format dalam pengembangan ini meliputi format untuk
mendesain isi, pemilihan strategi pembelajaran, dan sumber belajar. Di
48

dalam media pembelajaran tercantum kompetensi inti dan kompetensi


dasar tentang menganalisis struktur dan kebahasaan serta tentang
mengkonstruksi teks negosiasi. Pengemasan menggunakan perangkat
lunak untuk menunjang kualitas dan kuantitas gambar yaitu adobe
flash professional cs3 sebagai perangkat utama, dibantu dengan
perangkat lunak adobe photoshop dan sony vegas pro.
d. Desain awal (Initial Design)
Desain awal yaitu rancangan media yang telah dibuat oleh
peneliti kemudian diberi masukan oleh dosen pembimbing, Masukan
dari dosen pembimbing akan digunakan untuk memperbaiki media
sebelum dilakukan produksi. Kemudian melakukan revisi setelah
mendapatkan saran perbaikan media dari dosen pembimbing dan
nantinya rancangan ini akan dilakukan tahap validasi.
Berikut dipaparkan desain awal berupa soryboard media
pembelajaran yang akan dikembangkan.

N Tampilan Keterangan
o Helmi
1. - Pembuka berisi identitas peneliti
- Kemudian dilanjutkan dengan
pengenalan Bab atau materi
yang akan dibahas

- Video Jual beli dalam negosiasi


sebagai apersepsi sebelum
pembelajaran

Lanjut

2. - Terdapat 3 tombol utama yang


berisi kompetensi inti,
kompetensi
49

- inti dan indikator pembelajaran


KI/KD Indikator indi Terdapat 2 tombol lain yang
berisikan tutorial penggunaan
media dan tombol materi untuk
melanjutkan menuju halaman
materi

3. - Terdapat 3 tombol utama yaitu


Rangkuman materi sebelumnya rangkuman pembelajaran
sebelumnya, menganalisis teks
Menganalisis teks negosiasi negosiasi dan mengkonstruksi
Mengkonstruksi teks negosiasi teks negosiasi

4. - Halaman ini berisi tentang


Teks Negosiasi - pengertian negosiasi dan
Teks Negosiasi adalah teks yang tujuan dilakukannya
berisikan ...
negosiasi
Tujuan teks negosiasi adalah ... Terdapat tombol kembali
(menuju halaman materi) dan
lanjut (menuju halaman
selanjutnya)

5. Teks Negosiasi - Halaman ini merupakan lanjutan


Unsur pembangun negosiasi adalah dari halaman sebelumnya yang
1. ...
2. ... berisikan unsur pembangun
... negosiasi

6. - Saat menekan tombol


Struktur teks negosiasi - menganalisis teks yang ada pada
Pasangan tuturan halaman materi, maka akan
Kalimat persuasif diarahkan menuju ke halaman
ini
Halaman ini berisi 3 tombol
utama yaitu Struktur teks
negosiasi, pasangan tuturan dan
kalimat persuasif
50

7. Struktur teks - Pada halaman struktur teks ini


Negosiasi Negosiasi - dijelaskan 2 bentuk penyajian
dalam bentuk dalam bentuk teks negosiasi yang dituliskan
lisan yang tulisan dalam masing masing tombol
Tombol pertama yaitu
negosiasi berbentuk lisan yang
dituliskan dan yang keda
negosiasi berbentuk tulis

8. Struktur teks - Halaman struktur teks


berbentuk lisan yang
Orientasi dituliskan berisikan 3
Isi tombol yang bertuliskan
Penutup struktur masing masing teks
- Tombol tersebut bertuliskan
Orientasi, Isi, Penutup
- Terdapat juga 2 tombol
bertuliskan struktur dan lanjut

9. Struktur teks - Halaman selanjutnya dari


Orientasi : ... struktur teks berbentuk lisan
Isi : a. yang dituliskan adalah
b. penjelasan tentang orientasi, isi
Penutup : ... - dan penutup.
Dibagian bawah hanya ada
tombol kembali

10 Struktur teks - Selanjutnya adalah struktur


. Surat penawaran dan pengajuan berbentuk tulis yang berupa
Kop surat ------------- surat penawaran dan surat
Tanggal ---------- pengajuan.
Surat - Disajikan surat penawaran
penawaran dengan informasi
- strukturnya
Tersedia juga tombol struktur
dan lanjut
51

11 Struktur teks - Lanjutan halaman sebelumnya


. Keterangan adalah penjelasan tentang
Kop surat : berisikan nama, alamat ..... struktur teks negosiasi
Tanggal berbentuk tulis
.. - Hanya tersedia tombol
kembali

12 Pasangan Tuturan Teks Negosiasi - Halaman ini berisikan


. penjelasan tentang pasangan
Pasangan tuturan adalah tindakan saling tuturan dalam negosiasi
memberi pesan dan merespon antara - Hanya tersedia tombol lanjut
partisipan dalam kegiatan negosiasi

13 Pasangan Tuturan Teks Negosiasi - Halaman ini merupakan


. halaman lanjutan tentang
Meminta - menolak/ menerima kebahasaan teks negosiasi
.... - Isi dari halaman ini adalah
contoh tuturan dan
pasangannya beserta contoh
kalimatnya Terdapat tombol
kembali dan lanjut
14 Kalimat persuasif - Halaman ini merupakan
. halaman yang menjelaskan
Kalimat persuasif adalah ..... tentang kalimat persuasif
Contohnya .... - Disajikan contoh

- Terdapat tombol kembali yang


akan menuju ke halaman materi

15 Pilihlah jawaban yang paling tepat! - Halaman latihan


. ...... - Berisikan pertanyaan tentang
. analisis teks dan
A .... mengkonstruksi teks negosiasi
B ... dalam bentuk pilihan ganda
52

16 Tugas! - Halaman tugas


. - Berisi penugasan untuk
Buatlah surat penawaran dan pengajuan peserta didik berupa
.... membuat surat penawaran
dan pengajuan

17 - Halaman identitas penulis dan


.
sumber pustaka
Nama
Pemb & penguji
Daftar pustaka

18 Motivasi ...... - Sebelum media menutup,


. terdapat motivasi yang
Anda yakin keluar dari media ini? ditampilkan
Iya Tidak

Tabel 3.1 Storyboard


3.2.2 Tahap Pengembangan (Develop)
Tujuan dari tahapan ini adalah untuk menghasilkan suatu produk yang
telah direvisi berdasarkan masukan validator dan data yang diperoleh dari uji
pengembangan. Kegiatan pada tahap pengembangan adalah validasi ahli dan uji
pengembangan.
a. Validasi Ahli (Expert Appraisal)
Penilaian validasi ahli adalah teknik untuk memperoleh
masukanmasukan untuk peningkatan kualitas media pembelajaran. Validasi
ahli dalam penelitian ini dilakukan oleh tiga validator. Ketiga validator
tersebut akan menilai, memberikan masukan dan saran dengan
menggunakan lembar validasi. Hasil dari validasi ini digunakan sebagai
bahan perbaikan untuk kesempurnaan media yang dikembangkan. Setelah
draf I divalidasi dan direvisi, maka dihasilkan draf II. Draf II selanjutnya
akan diujikan kepada peserta didik dalam tahap uji coba lapangan terbatas.
53

Validator Keterangan
V1 Validator ahli dalam bidang Dosen mata kuliah menulis Prodi
menulis Bahasa Indonesia Pendidikan Bahasa Dan Sastra
(ahli materi) Indonesia FKIP UNEJ

V2 Validator ahli dibidang media Dosen mata kuliah media


pembelajaran (ahli media) pembelajaran Prodi Pendidikan
Bahasa Dan Sastra Indonesia FKIP
UNEJ

V3 Validator praktisi di sekolah Guru mata pelajaran Bahasa


Indonesia SMA

Tabel 3.2 Validator

b. Uji Coba Produk ( Development Testing)


Uji coba produk meliputi pengujicobaan media pembelajaran dengan
siswa yang sebenarnya untuk menemukan bagian-bagian yang perlu
diperbaiki. Berdasarkan respon, reaksi, dan pendapat siswa, kemudian
media pembelajaran dimodifikasi. Siklus pengujian, perbaikan, dan
pengujian kembali dapat diulang-ulang sehingga perangkat pembelajaran
yang dihasilkan dapat berfungsi dengan efektif dan konsisten.
c. Tahap Diseminasi (Diseminate)
Setelah uji coba terbatas dan instrumen telah direvisi, tahap
selanjutnya adalah tahap diseminasi. Tujuan dari tahap ini adalah
menyebarluaskan media. Pada penelitian ini hanya dilakukan diseminasi
terbatas, yaitu dengan menyebarluaskan dan mempromosikan produk akhir
media secara terbatas kepada guru Bahasa Indonesia di SMA AL-Azhar
Jember.
54

3.3 Data dan Sumber Data


Dalam sub bab ini akan dijelaskan tentang data dan sumber data penelitian
pengembangan.

3.3.1 Data
Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk
menyusun informasi melalui suatu proses pengolahan (SK Menteri P dan K
No.0259/U/1977 tanggal 11 Juli 1977 dalam Arikunto, 2002:96). Data dalam
penelitian dan pengembangan ini terbagi menjadi tiga, yakni data verbal, data
non verbal, dan data numeral. Adapun penjelasannya sebagai berikut.
a. Data verbal
Menurut Mulyana (2015:261) verbal adalah suatu pesan yang
disampaikan berupa kata-kata. Dalam proses pengembangan bahan ajar, data
verbal berupa verbal tertulis dan verbal lisan. Data verbal tertulis meliputi: (1)
KI dan KD pelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan kurikulum 2013, (2)
berbagai paparan teoritis telaah buku teks yang digunakan sebagai acuan
pengembangan berupa kelayakan substansi isi dan konstruksi, penyajian,
kebahasaan dan kegrafikaan, (3) hasil validasi para ahli dan validator praktisi
yang berisi saran-saran pada kolom validasi, (4) komentar dan saran dari hasil
uji coba lapangan pada lembar observasi. Sementara data verbal lisan berupa,
(1) hasil wawancara dengan guru Bahasa Indonesia (2) komentar secara lisan
terhadap hasil observasi penggunaan bahan ajar dan (3) saran-saran dari uji
coba lapangan
b. Data non verbal
Menurut Mulyana (2015:342) non verbal berupa gambar, simbol,
ilustrasi dan isyarat. Dalam proses pengembangan bahan ajar, data non verbal
berupa objek atau peristiwa yang relevan terkait dengan materi bahan ajar.
c. Data numeral
Menurut Widoyoko (2016:23) data numeral merupakan data yang
diperoleh dari perhitungan. Data numeral berupa (1) hasil perhitungan
terhadap lembar validasi yang diberikan kepada validator ahli dan validator
55

praktisi, (2) hasil perhitungan terhadap angket uji coba yang diberikan kepada
siswa dan guru, dan (3) hasil perhitungan terhadap ketuntasan belajar siswa
ditinjau dari hasil belajar siswa.

3.3.2 Sumber Data


Sumber data pada penelitian pengembangan ini terbagi menjadi 3 sesuai
dengan rumusan masalah yang diteliti. berikut dijabarkan sumber data pada
penelitian ini.
1) Untuk mengetahui kualitas media yang dikembangkan dan mengetahui
tingkat keterpahaman siswa sesuai dengan rumusan masalah pertama pada
penelitian ini. Maka sumber data yang digunakan adalah
a. Validasi ahli untuk menguji kualitas media pembelajaran. Validasi
dilakukan oleh 3 (tiga) validator sesuai dengan bidang masing-masing
meliputi:
a) Dosen mata kuliah media pembelajaran Prodi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia FKIP UNEJ (validasi media pembelajaran)
b) Dosen mata kuliah menulis Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia FKIP UNEJ (validasi ahli pembelajarab bahasa indonesia)
c) Guru bahasa Indonesia SMA (validasi praktisi pembelajaran bahasa
Indonesia SMA)
2) Untuk mengetahui respon siswa dan guru, peneliti menggunakan angket
respon siswa dan guru.
a. Angket respon siswa, berisikan tentang tanggapan siswa terhadap media
pembelajaran yang dikembangkan ketika digunakan dalam pembelajaran
di kelas. Angket repson siswa digunakan untuk mengetahui kelayakan
media pembelajaran ketika digunakan langsung oleh siswa dalam
pembelajaran.
b. Angket respon guru, berisikan tentang respon guru ketika menggunakan
media tersebut dalam pembelajaran dikelas. Angket repson guru
digunakan untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran ketika
digunakan langsung oleh guru dalam pembelajaran di kelas.
56

3) Melakukan uji coba dikelas X IPA SMA Plus Al- Azhar Jember untuk
mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan media pembelajaran
yang dikembangkan.
4) Buku rujukan yaitu pustaka/literatur yang digunakan untuk penyusunan
materi pada media pembelajaran yang akan dikembangkan. Selain materi,
buku rujukan juga digunakan untuk latihan dan penugasan siswa. Beberapa
buku rujukan diantaranya buku guru dan buku siswa Bahasa Indonesia dan
lembar kerja siswa SMA kelas X SMA Kurikulum 2013

3.4 Metode Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan
data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2013). Metode
dan instrumen pengumpulan dalam penelitian ini berupa dokumentasi, angket
dan tes.

3.4.1 Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data dan menunjang kegiatan
penelitian, peneliti berusaha mengumpulkan dokumen sebagai data yang
autentik. Menurut Sugiyono (2013:240) dokumen merupakan catatan peristiwa
yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari
penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
Dokumentasi berupa Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kurikulum 2013,
buku ajar SMA meliputi Buku Guru dan buku siswa Bahasa Indonesia dan
Lembar Kerja Siswa SMA kelas X SMA Kurikulum 2013 serta buku rujukan
lain yang digunakan untuk menyusun materi, latihan dan uji kompetensi.
57

3.4.2 Angket
Angket digunakan untuk memperoleh data dari respon siswa dan respon
guru terhadap media yang dikembangkan setelah media pembelajaran
diujicobakan.
a. Angket Respon Siswa
Angket respon siswa digunakan untuk mengumpulkan data tentang
respon siswa terhadap media pembelajaran teks negosiasi yang
dikembangkan. Aspek yang dimunculkan dalam angket respon siswa antara
lain perasaan siswa (senang atau tidak) terhadap media pembelajaran,
pendapat siswa (baru atau tidak baru), komponen dan kegiatan
pembelajaran, pendapat siswa (mudah atau sulit) dalam memahami bahasa
yang digunakan media, pendapat siswa (bagus atau tidak bagus) terhadap
penampilan gambar dalam media. Data ini akan dianalisis dan hasilnya
akan digunakan untuk menyimpulkan apakah siswa merespon secara positif
atau negatif selama mengikuti pembelajaran dengan media pembelajaran
teks negosiasi berbasis multiedia.

b. Angket Respon Guru


Angket respon guru digunakan untuk mengumpulkan data tentang
respon guru terhadap media pembelajaran teks negosiasi yang
dikembangkan. Aspek yang dimunculkan dalam angket respon guru antara
lain perasaan guru (senang atau tidak) terhadap media pembelajaran,
pendapat guru (baru atau tidak baru), komponen dan kegiatan
pembelajaran, pendapat guru (mudah atau sulit) dalam memahami bahasa
yang digunakan media, pendapat guru (bagus atau tidak bagus) terhadap
penampilan gambar dalam media. Data ini akan dianalisis dan hasilnya
akan digunakan untuk menyimpulkan apakah guru merespon secara positif
atau negatif selama mengikuti pembelajaran dengan media pembelajaran
teks negosiasi berbasis multiedia.
58

3.4.3 Tes Hasil belajar


Tes hasil belajar adalah sekelompok pertanyaan atau tugas-tugas yang
harus dijawab atau diselesaikan oleh siswa dengan tujuan untuk mengukur
ketuntasan hasil belajar siswa. Sesuai dengan judul penelitian ini, tes yang
dilaksanakan berupa tes tulis. Tes dilaksanakan setelah pembelajaran
menggunakan media yang dikembangkan telah diajarkan. Siswa ditugaskan
untuk menjawab beberapa pertanyaan berkenaan dengan materi teks negosiasi,
selain itu, siswa juga diberikan tugas menulis teks negosiasi berbentuk dialog
dan menulis surat penawaran/permintaan sesuai dengan yang diajarkan pada
kegiatan pembelajaran sebelumnya. Kegiatan tes belajar digunakan untuk
mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa setelah menggunakan media
pembelajaran berbasis multimedia.

3.5 Instrumen Penelitian


Instrumen digunakan untuk menghimpun data selama proses
pengembangan media pembelajaran berbasis multimedia pada materi teks
negosiasi menggunakan lembar validasi dan angket. Rumusan masalah kedua
pada penelitian ini menggunakan instrumen penelitian yaitu validasi ahli dan
angket uji keterpahaman. Lembar validasi disusun meliputi tiga jenis
disesuaikan dengan responden dari penelitian. Adapun validasi tersebut yaitu
validasi untuk ahli materi pembelajaran bahasa Indonesia, validasi untuk ahli
media dan validasi praktisi pembelajaran. Selain itu, untuk mendapatkan data
tentang kualitas media dari uji keterpahaman siswa menggunakan angket uji
keterpahaman siswa. Cakupan penilaian dalam penilaian validasi ini adalah
sebagai berikut: (a) aspek yang dinilai oleh ahli materi adalah aspek
pembelajaran dan aspek isi, (b) aspek yang dinilai oleh ahli media adalah aspek
tampilan dan aspek pemograman, (c) aspek yang dinilai oleh validator praktisi
adalah kegiatan pembelajaran menggunakan media pembelajaran yang
dikembangkan
Rumusan masalah ketiga menggunakan instrumen penelitian berupa
angket. Instrumen angket terdapat 2 yaitu angket respon siswa dan angket
59

respon guru. Cakupan penilaian dalam angket respon siswa meliputi


penggunaan, tampilan, bahasa dan kesesuaian dengan materi yang diajarkan.
Adapun kisi-kisi dari masing-masing instrumen yang akan digunakan
adalah sebagai berikut:

a. Angket Validasi Materi


Validasi ahli materi ini dilakukan oleh guru yang mengajar pada
Kompetensi Dasar Menguraikan Sistem Informasi Manajemen. Instrumen
ahli Materi adalah dalam bentuk angket, angket instrumen oleh ahli materi
dijabarkan sebagai berikut:

Aspek
Kriteria penilaian
penilaian
Kelayakan Keakuratan Materi
substansi Kelengkapan materi
Kesesuaian materi
Kelayakan Sistematika penyajian
penyajian Penyajian pembelajaran
Kelayakan Bahasa sesuai dengan tingkat berpikir peserta didik
kebahasaan Bahasa yang digunakan komunikatif
Bahasa yang digunakan sesuai dengan tata bahasa dan ejaan
Menggunakan bahasa Indonesia yang sederhana dan lugas
Petunjuk dan latihan disampaikan dengan menggunakan
Bahasa Indonesia yang sederhana dan lugas
Gagasan disampaikan dengan padu serta mudah dipahami
oleh peserta didik
Kegrafikaan Judul
Format
Relevansi gambar dan ilustrasi
Gaya cetak dan ukuran huruf
Keselarasan warna
Desain isi media pembelajaran
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Ahli Materi

b. Angket Validasi Media


60

Validasi ahli media ini dilakukan oleh dosen ahli dalam media
pembelajaran. Instrumen ahli media adalah dalam bentuk angket, angket
instrumen oleh ahli media dijabarkan sebagai berikut:

No Aspek Kriteria penilaian


1 Keterbacaan Media pembelajaran teks negosiasi
menyajikan tampilan narasi atau bahasa
yang jelas dan mudah dibaca
2 Kepraktisan Sederhana dalam pengoprasiannya dan
mudah digunakan
3 Kualitas Tampilan menarik, baik dari sisi latar
tampilan/tayangan belakang (background), gambar, maupun
kombinasi warna yang digunakan
4 Kualitas audio Komponen audio disajikan secara
proporsional dan jelas
5 Kualitas Ilustrasi yang ditampilkan dalam media
pendokumentasian pembelajaran mendukung konteks materi
teks negosiasi
Kegrafikaan media pembelajaran
memenuhi unsur kreatif dan menarik
6 Kualitas waktu Penggunaan media pembelajaran dapat
mengefisienkan waktu pembelajaran
7 Keterjangkauan Tidak membutuhkan banyak biaya
Dapat dimanfaatkan untuk kelompok
kecil maupun kelompok besar dalam
proses pembelajaran
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Ahli Media

c. Angket Respon Peserta Didik

No Substansi
1. Kelayakan substansi Penyajian pembelajaran
kebahasaan
kegrafikaan
4. Respon sikap Rasa ingin tahu
Kerja keras
Menghargai
keterampilan
Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Peserta Didik
61

3.6 Teknik Analisis Data


Pengembangan media pembelajaran yang dilakukan menggunakan
analisis kualitatif deskriptif dengan alat pengumpulan data berupa lembar
validasi dan angket keterpahaman berupa respon siswa dan guru pada saat
dilaksanakannya uji coba. Selanjutnya, untuk data numeral digunakan analisis
kuantitatif pada data yang diperoleh dari lembar validasi ahli dan lembar
validasi praktisi, serta angket uji coba produk.
Berdasarkan rumusan masalah yang diteliti pada penelitian ini. Maka
dapat disimpulkan bahwa rumusan masalah pertama tentang uji validasi dan uji
keterpahaman siswa menggunakan teknik analisis data kualitatif deskriptif dan
analisis kuantitatif. Analisis kualitatif deskripsi digunakan untuk
mendeskripsikan kritik dan saran dari para validator tentang media
pembelajaran yang nantinya akan diperbaiki oleh peneliti supaya bisa
menghasilkan media pembelajaran yang berkualitas, sedangkan untuk analisis
kuantitatif pada rumusan masalah pertama ini digunakan untuk mengetahui hasil
dari uji keterpahaman yang dilakukan melalui penyebaran angket. Rumusan
masalah kedua dan ketiga tentang respon siswa, respon guru dan hasil belajar
belajar siswa dianalis menggunakan analisis data kuantitatif. Data berupa angka
(numeral) akan dihitung menggunakan rumus yang telah ditentukan untuk
mengetahui respon siswa dan guru tehadap media pembelajaran yang
dikembangkan. Selain itu, analisis kuantitatif juga digunakan untuk mengetahui
hasil belajar siswa setelah menggunakan media pembelajaran yang
dikembangkan.
Data yang didapatkan dari lembar (validasi dan uji coba) dianalisis dengan
rumus dan konversi tingkat skala 4 milik Arikunto (1996:244) seperti tampak
pada rumus dan tabel berikut.
62

a. Rumus untuk mengolah data per item

𝑥
Pi = x 100%
𝑥𝑖

Ket :
Pi = Persentase kelayakan per item
x = Jawaban responden dalam satu item
xi = Nilai maksimum dalam satu item

b. Rumus untuk mengolah data secara keseluruhan item

∑𝑥
P = x 100%
∑ 𝑥𝑖

Ket :
P = Persentase kelayakan produk
∑ = Jumlah keseluruhan jawaban responden dalam seluruh item
∑𝑥𝑖 = Jumlah keseluruhan skor maksimum dalam satu item

Nilai persentase (P) keseluruhan kemudian diinterpretasikan.


Berikut ini adalah pedoman interpretasi beserta kriterianya.

Persentase Kualifikasi Tindak Lanjut


85%-100% Sangat layak Implementasi
75%-84% Layak Implementasi
55%-74% Cukup layak Revisi
<55% Kurang layak Diganti
Tabel 3.6 Analisis dan Kualifikasi Produk
63

Keterangan :
1) Persentase 85% - 100%, media tergolong kualifikasi sangat layak dan
dapat diimplementasikan.
2) Persentase 75% < 85%, media tergolong kualifikasi layak dan dapat
diimplementasikan
3) Persentase 55% < 75%, media tergolong kualifikasi cukup layak dan
harus direvisi.
4) Persentase <55%, media tergolong kualifikasi kurang layak dan harus
diganti.

Sedangkan untuk memperoleh presentase ketuntasan hasil belajar.


Dalam penelitian ini terdapat dua kategori ketuntasan belajar yaitu
secara individu dan klasikal. Ketuntasan belajar secara individual
didapat dari KKM untuk pembelajaran tematik ditetapkan sekolah yaitu
siswa dinyatakan tuntas jika telah mendapatkan nilai sekurang-
kurangnya 75 dan di bawah 75 dinyatakan belum tuntas. Sedangkan
ketuntasan belajar secara klasikal yaitu mengukur tingkat keberhasilan
ketuntasan belajar siswa menyeluruh. Untuk menghitung persentase
ketuntasan belajar klasikal digunakan rumus :

∑ jumlah siswa dengan nilai ≥75


P = x 100%
∑ siswa yang mengikuti tes

( Agung Purwoko,2001:130)
Keterangan :
P = Persentase ketuntasan
∑ = Jumlah
64

Ketuntasan belajar klasikal dinyatakan berhasil jika persentase


siswa yang tuntas belajar atau siswa yang mendapat nilai ≥ 75
jumlahnya lebih besar atau sama dengan 85 % dari jumlah siswa
seluruhnya.
65

4 BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini menghasilkan produk berupa media pembelajaran teks


negosasi berbasis multimedia untuk siswa kelas X SMA. Bagian ini memaparkan
(1) Proses Pengembangan media pembelajaran (2) kualitas media pembelajaran,
(3) respon siswa dan guru, dan (4) hasil belajar siswa. Berikut ini adalah perincian
dari sub-sub bagian tersebut.

4.1 Proses Pengembangan media pembelajaran


Pada bagian ini dipaparkan proses pembuatan media pembelajaran teks
negosiasi kelas X SMA semester genap. Proses pengembangan menggunakan
model Four-D. Proses tersebut tebagi menjadi beberapa bagian, berikut
dipaparkan penjelasan pada masing masing proses pengembangan media
pembelajaran.
4.1.1 Perancangan Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran yang dipilih pada penelitian ini adalah KD 3.11 yaitu
menganalisis isi, struktur dan kebahasaan teks negosiasi, dan KD 4.11 yaitu
mengkonstruksi teks negosiasi dengan memperhatikan isi, struktur dan
kebahasaan. Kompetensi dasar tersebut dijabarkan dalam indikator yang telah
disusun sebagai berikut:
Indikator KD 3.11 : a. Siswa mampu menganalisis isi teks negosiasi
b. Siswa mampu menganalisis struktur teks negosiasi
c. Siswa mampu mengidentifikasi unsur-unsur dalam surat
penawaran dan surat permintaan
d. Siswa mampu mengidentifikasi pasangan tuturan teks
negosiasi
e. Siswa mampu mengidentifikasi kalimat persuasif yang
digunakan dalam teks negosiasi
f. Siswa menunjukkan sikap aktif dan tertib dalam
pembelajaran di kelas
66

Indikator KD 4.11 : a. Siswa mampu memproduksi teks negosiasi dialog dalam


bentuk tulis
b. Siswa mampu memproduksi surat penawaran dan surat
permintaan sesuai dengan unsurnya
c. Siswa menunjukkan sikap aktif dalam menulis teks
negosiasi

Materi yang akan dijabarkan dalam media pembelajaran ini dikemas dalam
beberapa kegiatan dan uji kompetensi. Jenis kegiatan mengacu pada indikator
yang sudah dirancang.
a. Kegiatan 1
Kegiatan 1 tentang mengenal struktur teks negosiasi. Teks yang
digunakan dalam kegiatan 1 adalah negosiasi jual beli buku. Dari video
tersebut dipertanyakan tentang struktur teks negosiasi yang meliputi.
a) Struktur teks negosiasi jenis 1 yaitu Orientasi, pengajuan, penawaran,
persetujuan dan penutup
b) Struktur teks negosiasi jenis 2 yaitu Orientasi, permintaan, pemenuhan,
penawaran, persetujuan, pembelian dan penutup.

b. Kegiatan 2
Kegiatan 2 tentang mengenal unsur surat penawaran dan permintaan.
Unsur tersebut meliputi.
a) Kop surat
b) Tanggal surat
c) Nomor surat
d) Perihal
e) Lampiran
f) Alamat penerima surat
g) Salam pembuka
h) Tubuh surat (pembuka surat, isi surat, penutup)
i) Salam penutup, nama, jabatan dan tanda tangan penanggung jawab
67

c. Kegiatan 3
Kegiatan 3 tentang menelaah pasangan tuturan dalam teks negosiasi.
a) Mengucapkan salam - menjawab salam
b) Bertanya - menjawab pertanyaan
c) Meminta tolong - memenuhi/menolah permintaan
d) Menawarkan - memenuhi/menolak tawaran
e) Mengusulkan - memenuhi/menolak usulan
d. Kegiatan 4
Kegiatan 4 tentang mengidentifikasi kalimat persuasif dalam teks
negosiasi. kalimat persuasif merupakan kalimat yang berisi ajakan kepada
orang lain untuk melakukan sesuatu yang kita inginkan. Kalimat persuasif
disampaikan dengan cara tidak langsung dan bersifat mengajak.
e. Kegiatan 5
Kegiatan 5 terbagi menjadi dua sub bagian. Bagian 5a tentang
menyusun teks negosiasi lisan dalam bentuk tulis dan bagian 5b tentang
menyusun surat penawaran dan surat permintaan.
a) Bagian 5a tentang menyusun teks negosiasi lisan dalam bentuk tulis.
Berikut adalah beberapa langkah yang perlu kamu lakukan utuk
membuat teks negosiasi:
1) Tentukan tujuan
Proses negosiasi dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
Karena itu, hal pertama yang harus kamu tentukan adalah tujuan
negosiasi.
2) Tentukan siapa saja pihak yang terlibat
Misalnya negosiasi dilakukan oleh pembeli dan penjual di
pasar, nasabah dan karyawan bank, dan lain sebagainya.
3) Tentukan konflik
Konflik dalam negosiasi berupa permasalahan atau
perdebatan yang muncul saat proses negosiasi
4) Tentukan solusi dan penawaran
Setelah menentukan konflik, tentukan solusi untuk negosiasi.
68

5) Tentukan model kesepakatan


Terakhir, tentukan model kesepakatan/hasil akhir negosiasi.
misalnya negosiasi berakhir dengan kesepakatan harga dan
terjadi transaksi jual beli.

b) Bagian 5b tentang menyusun surat penawaran dan surat permintaan


Langkah-langkah menyusun surat Permintaan.
1) Bila surat permintaan menjawab surat penawaran sebelumnya.
Maka hubungkan jawaban dengan menunjukkan tanggal dan nomor
surat penawaran
2) Tentukan nama dan macam barang yang dipesan
3) Sebutkan jumlah barang yang akan dipesan
4) Syarat penyerahan dan pembayaran
5) Berikan informasi selengkap-lengkapnya.
6)
f. Uji Kompetensi
Uji kompetensi berisi 2 sub bagian, yakni pilihan ganda dengan 10 soal.
Sub bagian kedua adalah tugas yang berisi.
Tugas 1
Buatlah sebuah teks negosiasi yang berisi kegiatan anda dengan teman
sebangku dalam melaksanakan negosiasi tentang pengajuan alternatif tujuan
karya wisata kepada kepala sekolah.
Tugas 2
1) Bayangkan anda adalah seorang pemilik usaha penyewaan Sound System
dan panggung
2) Buatlah surat penawaran yang ditujukan kepada panitia kegiatan Jember
Fashion Carnaval (JFC)
69

4.1.2 Pembuatan Media Pembelajaran


Pengembangan media pembelajaran teks negosiasi menggunakan aplikasi
Adobe Flash Cs3. Selain persiapan aplikasi, persiapan file lain juga diperlukan
dalam pengembangan ini, misalnya gambar ilustrasi negosiasi (dua orang
bersalaman), video negosiasi, efek suara, dan teks yang akan digunakan dalam
media pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam media pembelajaran teks
negosiasi adalah pendekatan induktif. Menurut Sagala (2010:77) pendekatan
induktif adalah pendekatan pengajaran yang bermula dengan menyajikan
sejumlah keadaan khusus kemudian disimpulkan menjadi suatu prinsip atau
aturan. Pendekatan induktif dalam pembelajaran dimulai dengan pemberian kasus,
fakta atau contoh tentang suatu konsep, kemudian siswa belajar untuk menemukan
dan menyimpulkan prinsip dasar pembelajaran tersebut.
Proses pengembangan akan dibagi menjadi 3 bagian meliputi bagian
awal/pembuka dan bagian inti.
a. Bagian awal/pembuka
Bagian awal berisi identitas singkat peneliti, video apersepsi dan
pertanyaan tentang video apersepsi, Kompetensi Inti, kompetensi dasar,
indikator, peta konsep, tutorial penggunaan media;
1) Buka program Adobe Flash CS3, lalu klik flash file action script 2.0.

Gambar 4.1 Tampilan Awal Aplikasi Adobe Flash Cs3


70

2) Klik pilihan size yang ada pada bagian bawah halaman, sesuaikan dengan
pengaturan berikut, dimensi 1024x768, fram rate 24 fps.

Gambar 4.2 Pengaturan Halaman

3) Pada bagian timeline, buatlah 4 layer dengan masing-masing nama


berbeda, masukkan file yang sudah disiapkan ke dalam halaman seperti
gambar berikut.

Gambar 4.3 Membuat Halaman Pengenalan


71

4) Buatlah layer baru untuk halaman pengenalan materi dengan tampilan


seperti dibawah ini. Pemilihan warna pada halaman ini dimaksudkan
agar siswa tertarik melihat pembuka dari media pembelajaran ini,
dengan harapan siswa akan terus mengamati kegiatan pembelajaran
dengan antusias.

Gambar 4.4 Pembuatan Halaman Pembuka

5) Buatlah layer baru untuk diisi video apersepsi. Cara memasukkan video
yaitu klik file>import>import video, piligh video yang ada dengan
format file .flv. tunggu hingga proses import selesai.

Gambar 4.5 Memasukkan Video kedalam Halaman


72

6) Buatlah layer baru dengan isi halaman pertanyaan apersepsi dengan


ilustrasi siswa SMA. Gambar siswa SMA merupakan representasi
bahwa media pembelajaran ini ditujukan untuk pembelajaran di tingkat
SMA.

Gambar 4.6 Membuat Halaman Apersepsi

7) Halaman ini merupakan halaman awal yang berisi tombol menuju ke


KI/KD, Indikator, Peta pembelajaran dan tombol menuju halaman
utama. Tombol tesebut menggunakan gambar toko dengan warna yang
berbeda dimaksudkan untuk menarik minat siswa pada menu-menu yang
dijikan. Tombol tersebut menggunakan action script sebagai berikut:
on(rollOver){
gotoAndPlay(2);}
on(rollOut, release){
gotoAndPlay(15);}
on(release){
_root.gotoAndPlay("KIKD");}
73

Gambar 4.7 Halaman Awal

8) Buatlah layer baru berisikan Kompetensi inti dan kompetensi dasar


seperti gambar. Berikan tombol “kembali” yang digunakan menuju
halaman awal. Tombol tersebut menggunakan action script sebagai
berikut:
on(release){
gotoAndPlay("AWAL");}

Gambar 4.8 Halaman Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar


74

b. Bagian inti
Bagian ini berisi berbagai menu kegiatan dan menu penunjang lainnya.
Bagian-bagian tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.
1) Buatlah layer sesuai jenis kegiatan dan tombol yang ada pada halaman
utama, buatlah tombol dengan tulisan dan bentuk seperti gambar berikut.

Gambar 4.9 Pembuatan Menu-Menu Pada Halaman Utama

Peletakan tombol utama berada di atas tampilan untuk memudahkan


pengguna media memilih materi yang diinginkan. jadi, pengguna tidak
harus memulai materi dari kegiatan 1. Menu tambahan berada di sebelah
kanan dan menggunakan gambar ilustrasi bertujuan untuk memudahkan
pengguna jika ingin mengakses fitur tambahan yang disediakan di media
pembelajaran. Tombol kegiatan menggunakan action script yang hampir
sama dengan yang digunakan di menu awal. Hanya berbeda halaman
yang akan dituju.
75

2) Buatlah layer baru seperti sebelumnya, dan isikan materi dengan


tambahan tombol “kembali” yang digunakan menuju ke halaman utama
dan tombol “lanjut” yang digunakan untuk menuju ke halaman
selanjutnya.

Gambar 4.10 Tampilan Pembuatan Salah Satu Kegiatan

3) Setelah mempelajari video dan materi, halaman selanjutnya adalah


halaman latihan. Halaman ini digunakan untuk mengetahui pemahaman
siswa terhadap tiap-tiap kegiatan yang dipelajarinya. Latihan yang dilipih
pada beberapa kegiatan adalah menjodohkan isi dialog dengan struktur
teks negosiasi. Latihan ini dipilih untuk lebih memudahkan pengguna
menentukan struktur teks negosiasi. Tampilan yang menarik diharapkan
dapat menumbuhkan antusisas pengguna media untuk berlatih.

Gambar 4.11 Tampilan Halaman Latihan Menjodohkan


76

4) Saat menekan tombol Uji kompetensi akan diarahkan menuju halaman


pilihan ganda. Soal yang disajikan seputar materi yang dipelajari pada
kegiatan 1 sampai kegiatan 4. Terdapat sepuluh soal yang dapat diijawab
oleh siswa. Setelah selesai memilih jawaban, pada halaman terakhir akan
muncul skor/nilai yang diperoleh. Selain skor, juga terdapat pembahasan
soal sabagai sarana belajar.

Gambar 4.12 Tampilan Halaman Pilihan Ganda

5) Menu tambahan yang ada di sebelah kanan halaman digunakan untuk


mengakses beberapa fitur. Menu tambahan ini berupa tombol yang
menggunakan action script sebagai berikut:
on(release){
gotoAndPlay("tentangpenulis");}

Tampilan Keterangan Alasan Logis


Tombol menuju halaman Tombol menggunakan
identitas peneliti, ilustrasi manusia yang
pembimbing dan penguji menandakan bahwa tombol
skripsi media mengarah pada pembuat
pembelajaran media dan yang terlibat
didalamnya

Tombol menuju halaman Tombol menggunakan


daftar pustaka ilustrasi buku sebagai
penanda bahwa tombol
tersebut mengarah kepada
77

daftar pustaka

Tombol yang digunakan Tombol ini merupakan


untuk melihat media tombol yang menuju media
pembelajaran dalam versi pembelajaran dalam bentuk
cetak. Tombol tambahan Pdf atau bentuk tulis yang
ini digunakan jika pada dilambangkan dengan kertas
suatu sekolah masih dan pensil.
belum memiliki fasilitas
berupa laptop dan LCD.

Tombol menuju halaman Ilustrasi toko yang digunakan


identitas KD, KD pada tombol ini sama dengan
indikator yang digunakan di bagian
awal yang berisi pilihan menu
KI/KD indikator dan lainnya.
Penggunaan ilustrasi ini untuk
memudahkan pengguna jika
ingin kembali ke menu awal
untuk melihat menu yang ada.
Tombol digunakan jika Tombol keluar atau menutup
penggunaan media media menggunakan ilustrasi
selesai dan ingin pintu terbuka sebagai tanda
menutup media untuk keluar dari media
pembelajaran. pembelajaran.

Salah satu tombol yang ada digunakan untuk menampilkan


halaman tentang penulis. Halaman tentang penulis ini berisi data singkat
penulis, pembimbing, penguji, validator dan pemeran video ilustrasi.
Setelah membuat layer baru, hanya perlu memasukkan tulisan dan
gambar yang diperlukan untuk mengisi halaman tentang penulis. Hal
yang sama berlaku untuk menu tambahan lainnya.
78

Gambar 4.13 Tampilan Menu Tentang Penulis

6) Tombol terakhir sebagai penutup adalah tombol “keluar’. Tombol ini


menuju halaman seperti gambar dibawah ini. Terdapat motivasi dan 2
tombol. Jika menekan tombol tidak, maka pengguna media akan
diarahkan menuju halaman awal. Sedangkan jika menekan tombol “iya”.
Maka, media pembelajaran akan tertutup. Tombol “iya” menggunakan
acion script sebagai berikut:
on(release){
fscommand("quit", true); }

Gambar 4.1 Tampilan Sebelum Keluar Media Pembelajaran

4.2 Kualitas media pembelajaran


Sesuai dengan rumusan masalah pertama pada penelitian pengembangan
yang dilaksanakan. Peneliti bermaksud mengetahui kualitas media pembelajaran
79

teks negosiasi berbasis multimedia untuk siswa kelas X SMA. Penentuan kualitas
media pembelajaran menggunakan metode validasi dan angket respon.
Validasi dilaksanakan oleh validator yang sudah berkompeten di
bidangnya masing-masing. Validasi tersebut meliputi (a) validasi ahli
pembelajaran Bahasa Indonesia, (b) validasi ahli media pembelajaran, dan (c)
validasi praktisi pembelajaran Bahasa Indonesia. Data yang didapat dari ketiga
validator digunakan untuk menentukan media sudah layak, belum layak atau tidak
layak untuk digunakan dalam kelas. Selain itu, validator dapat memberikan saran
perbaikan untuk media pembelajaran yang dikembangkan.
Penentuan kualitas media juga didapatkan dari respon siswa dan guru di
kelas saat pembelajaran dengan memanfaatkan media teks negosiasi yang
dikembangkan. Data yang didapat dari respon siswa dapat digunakan untuk
menentukan media yang dikembangkan efektif atau tidak efektif, jika digunakan
dalam pembelajaran di kelas.

Data dari validasi ahli, respon siswa, dan respon guru dikumpulkan,
dianalisis dan disimpulkan. Berdasarkan hasil analisis ditentukan kualitas media
pembelajaran yang dikembangkan, apakah media sudah berkualitas, cukup
berkualitas atau tidak berkualitas.

a. Validasi media kepada ahli pembelajaran Bahasa Indonesia


Validasi ini dilakukan oleh bapak Bambang Edi Purnomo, S.Pd., M.Pd.
selaku dosen Bahasa Indonesia. Aspek penilaian yang dinilai meliputi (1)
penilaian kelayakan substansi media pembelajaran, (2) penilaian kelayakan
materi pembelajaran, dan (3) penilaian kelayakan kebahasaan media
pembelajaran.
Validasi ahli pembelajaran Bahasa Indonesia pada aspek penilaian
kelayakan substansi media pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai
berikut ini.
Tabel 4.7 Tabel Penilaian Kelayakan Substansi Media Pembelajaran
80

No Kriteria penilaian X Xi P
1 Sistematika penyajian
Komponen utama media pembelajaran teks
4 5 80%
negosiasi sesuai dengan urutannya
Konsistensi penyajian dalam media
5 5 100%
pembelajaran teks negosiasi
2 Penyajian materi pembelajaran
Kegiatan pembelajaran yang dirancang
digunakan untuk mencapai KD dan
5 5 100%
indikator dalam pembelajaran teks
negosiasi
Kejelasan petunjuk belajar digunakan untuk
4 5 80%
memandu proses belajar siswa
Penyampaian materi dalam media
pembelajaran membuat aktivitas 5 5 100%
pembelajaran siswa untuk mencari tahu
Ketepatan bentuk uraian materi, contoh dan
evaluasi mampu mempermudah siswa 4 5 80%
dalam kegiatan pembelajaran
Pembelajaran dalam media ini dirancang
untuk meningkatkan pengetahuan dan 5 5 100%
keterampilan siswa
Jumlah (∑) 32 35

Berdasarkan data hasil validasi pada aspek penilaian kelayakan


substansi media pembelajaran mendapatkan hasil sebagai berikut:
a. Sistematika penyajian terbagi menjadi dua yakni komponen utama media
pembelajaran sesuai dengan uruatan dengan presentase sebesar 80%.
Presentase ini menunjukkan bahwa urutan penyajian media pembelajaran
sudah cukup bagus dan terstruktur. Komponen konsistensi penyajian
dalam media pembelajaran dengan presentase sebesar 100%. Validator
menilai media pembelajaran yang dikembangkan sudah konsisten dalam
hal penyajian materi dan latihan.
b. Penyajian materi pembelajaran terbagi dalam beberapa kriteria penilaian
yakni (1) kegiatan pembelajaran yang dirancang digunakan untuk
mencapai KD dan indikator dalam pembelajaran teks negosiasi dengan
presentase sebesar 100%. Kegiatan pembelajaran yang ada dalam media
sudah sesuai dengan KD dan dapat digunakan untuk mencapai indikator
81

yang sudah ditentukan; (2) kejelasan petunjuk belajar digunakan untuk


memandu proses belajar siswa dengan presentase sebesar 80%. Petunjuk
dalam media pembelajaran cukup jelas dan sudah tersedia petunjuk
penggunaan media pembelajaran; (3) penyampaian materi dalam media
pembelajaran membuat aktivitas pembelajaran siswa untuk mencari tahu
dengan presentase sebesar 100%. Penggunaan materi dan video dalam
media pembelajaran membuat siswa dapat melakukan aktivitas mencari
tahu tentang struktur dan kebahasaan teks negosiasi yang ditayangkan;
(4) ketepatan bentuk uraian materi, contoh dan evaluasi mampu
mempermudah siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan presentase
sebesar 80%. Penyajian materi dan evaluasi cukup mempermudah siswa
dalam pembelajaran; (5) pembelajaran dalam media ini dirancang ntuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa dengan presentase
sebesar 100%.media pembelajaran dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan siswa dalam membuat teks negosiasi.

Berdasarkan data numeral tabel 4.1, maka didapatkan jumlah total skor
yang diberikan oleh validator adalah 32. Sedangkan untuk skor maksimal
pada penilaian kelayakan substansi media pembelajaran adalah 35.
Perhitungan presentase kelayakan media pembelajaran sebagai berikut:
P = ∑ x /∑ xi x 100
= 32/35x100
= 91,4%
Berdasarkan total presentase yang didapatkan pada aspek kelayakan
substansi media pembelajaran dengan presentase 91,4%, maka dapat
dinyatakan bahwa media valid atau layak dalam aspek kelayakan substansi
media pembelajaran.
Validasi ahli pembelajaran Bahasa Indonesia pada aspek penilaian
kelayakan materi pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut.

Tabel 4.8 Tabel Penilaian Kelayakan Materi Pembelajaran


82

No Kriteria penilaian X Xi P
1 Keakuratan teori
Materi yang disajikan dalam media
pembelajaran sesuai dengan konsep 4 5 80%
pembelajaran teks negosiasi di SMA kelas X
Video dan animasi yang disajikan sesuai
5 5 100%
dengan contoh teks negosiasi
2 Kelengkapan materi
Materi yang dijabarkan dalam media
pembelajaran meliputi analisis struktur dan
4 5 80%
kebahasan serta materi tentang memproduksi
teks negosiasi
Materi yang disajikan mampu menuntun
siswa untuk memproduksi teks negosiasi 5 5 100%
secara tulis
3 Kesesuaian materi
Uraian materi yang dijabarkan dalam media
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa 5 5 100%
untuk memahami teks negosiasi
Video dan animasi yang ditampilkan sesuai
dengan kebutuhan tingkat perkembangan 4 5 80%
siswa untuk memahami teks negosiasi
Jumlah (∑) 27 30

Berdasarkan data hasil validasi pada aspek penilaian kelayakan materi


pembelajaran mendapatkan hasil sebagai berikut
a. Keakuratan teori dengan kriteria materi yang disajikan dalam media
pembelajaran sesuai dengan konsep pembelajaran teks negosiasi di SMA
kelas X dengan presentase sebesar 80%. Media pembelajaran sudah
menggunakan materi yang disesuaikan dengan konsep pembelajaran teks
negosiasi. Kriteria Video dan animasi yang disajikan sesuai dengan
contoh teks negosiasi dengan presentase sebesar 100%. Video yang
disajikan adalah video kegiatan negosiasi yang ada di sekitar siswa dan
dikemas dengan sederhana sehingga siswa lebih mudah memahami video
dan materi pembelajaran teks negosiasi.
b. Kelengkapan materi dengan kriteria materi yang dijabarkan dalam media
pembelajaran meliputi analisis struktur dan kebahasan serta materi
tentang memproduksi teks negosiasi dengan presentase sebesar 80%.
83

Kelengkapan materi dalam media pembelajaran yang disajikan sudah


cukup lengkap. Kriteria materi yang disajikan mampu menuntun siswa
untuk memproduksi teks negosiasi secara tulis dengan presentase sebesar
100%. Kelengkapan dan kriteria materi membuat siswa dapat
memproduksi teks negosiasi setelah pembelajaran menggunakan media
pembelajaran yang dikemangkan.
c. Kesesuaian materi dengan kriteria uraian materi yang dijabarkan dalam
media pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa untuk memahami
teks negosiasi dengan presentase sebesar 100%. Kebutuhan siswa
terhadap materi sudah terjabarkan dengan baik dalam media
pembelajaran. Kriteria video dan animasi yang ditampilkan sesuai
dengan kebutuhan tingkat perkembangan siswa untuk memahami teks
negosiasi dengan presentase sebesar 80%. Penggunaan video dan animasi
sudah sesuai dengan tingkat perkembangan siswa di tingkat SMA.

Berdasarkan data numeral tabel 4.2, maka didapatkan jumlah total skor
yang diberikan oleh validator adalah 27. Sedangkan untuk skor maksimal
pada penilaian kelayakan materi media pembelajaran adalah 30. Perhitungan
presentase kelayakan media pembelajaran sebagai berikut.
P = ∑ x /∑ xi x 100
= 27/30x100
= 90%
Berdasarkan total presentase yang didapatkan pada aspek penilaian
kelayakan materi pembelajaran dengan presentase 90%, maka dapat
dinyatakan bahwa media layak dalam aspek kelayakan materi pembelajaran.
Validasi ahli pembelajaran Bahasa Indonesia pada aspek penilaian
kelayakan kebahasaan media pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.3
sebagai berikut ini.

Tabel 4.9 Penilaian Kelayakan Kebahasaan Media Pembelajaran


84

No Kriteria penilaian X Xi P
Bahasa yang digunakan sesuai dengan
1 5 5 100%
tingkat berpikir siswa
Bahasa yang digunakan sesuai dengan tata 3 5 60%
2
bahasa dan ejaan
Materi-materi disajikan dengan menggunakan 4 5 80%
3 Bahasa Indonesia yang sederhana, lugas dan
komunikatif
Petunjuk evaluasi disajikan dengan 4 5 80%
4 menggunakan bahasa Indonesia yang
sederhana, lugas dan komunikatif
Bahasa yang digunakan dalam media 5 5 100%
pembelajaran santun, runtut dan gagasan
5
disampaikan dengan padu serta mudah
dipahami oleh peserta didik
Jumlah (∑) 21 25

Berdasarkan data hasil validasi pada aspek penilaian kelayakan


kebahasaan media pembelajaran mendapatkan hasil pada tiap kriteria yakni
(1) Bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat berpikir siswa dengan
presentase sebesar 100%. Bahasa yang digunakan dalam media pembelajaran
sesuai dengan tingkat berpikir siswa SMA dan mudah dipahami; (2) Bahasa
yang digunakan sesuai dengan tata bahasa dan ejaan dengan presentase
sebesar 60%. Penggunaan bahasa masih perlu perbaikan-perbaikan terutama
pada bagian ejaan, kata hubung dan penggunaan huruf kapital; (3) Materi-
materi disajikan dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang sederhana,
lugas dan komunikatif dengan presentase sebesar 80%. Penggunaan bahasa
dalam materi yang disajikan cukup sederhana dan komunikatif; (4) Petunjuk
evaluasi disajikan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang sederhana,
lugas dan komunikatif dengan presentase sebesar 80%. Bahasa yang
diigunakan dalam petunjuk evaluasi cukup mudah dipahami; (5) Bahasa yang
digunakan dalam media pembelajaran santun, runtut dan gagasan
disampaikan dengan padu serta mudah dipahami oleh peserta didik dengan
presentase sebesar 100%. Penggunaan bahasa dalam media pembelajaran
disampaikan dengan baik.
85

Berdasarkan data numeral tabel 4.3, maka didapatkan jumlah total skor
yang diberikan oleh validator adalah 21. Sedangkan untuk skor maksimal
pada penilaian kelayakan kebahasaan media pembelajaran adalah 25.
Perhitungan presentase kelayakan media pembelajaran sebagai berikut.
P = ∑ x /∑ xi x 100
= 21/25x100
= 84%
Berdasarkan semua presentase penilaian tersebut, maka dapat
dinyatakan bahwa media valid atau layak dalam aspek kelayakan kebahasaan
media pembelajaran.

Data numeral yang didapatkan dari validasi ahli pembelajaran Bahasa


Indonesia dapat disimpulkan pada tabel berikut.
Tabel 4.10 penilaian dari validasi ahli pembelajaran Bahasa
Indonesia
No Kriteria penilaian X Xi P
1 Penilaian kelayakan substansi media
32 35 91,4%
pembelajaran
2 Penilaian kelayakan materi
27 30 90%
pembelajaran
3 Penilaian kelayakan kebahasaan media
21 25 84%
pembelajaran.
Jumlah (∑) 80 90

Berdasarkan data numeral tabel 4.4, maka didapatkan jumlah total skor
yang diberikan oleh validator pada tiga aspek penilaian yang disediakan
adalah 80. Sedangkan untuk skor maksimal pada penilaian validasi ahli
pembelajaran adalah 90. Perhitungan presentase kelayakan media
pembelajaran sebagai berikut.
86

P = ∑ x /∑ xi x 100
= 80/90x100
= 88,8%
Berdasarkan hasil hitung terhadap validasi ahli pembelajaran Bahasa
Indonesia didapatkan persentase kelayakan bahan ajar sebesar 84%. Apabila
dihubungkan dengan kriteria yang telah ditetapkan, maka persentase tersebut
menunjukkan bahwa kualifikasi bahan ajar dari segi substansi isi, materi dan
kebahasaan tergolong layak atau valid. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Arikunto yang mengungkapkan bahan ajar berkategori valid dengan tindak
lanjut tanpa revisi jika mencapai persentase 76%-100%.
Data verbal pada penelitian pengembangan ini berupa saran-saran yang
diberikan oleh validator. Saran tersebut yaitu: (1) Aspek kebahasaan perlu
direvisi, (2) hindari materi yang terlalu tinggi untuk siswa. Setelah perbaikan
dilakukan, media pembelajaran bisa diuji cobakan dalam kelas untuk
mendapatkan data respon siswa.

b. Validasi media kepada ahli media pembelajaran


Validasi ahli media pembelajaran Bahasa Indonesia dilakukan untuk
mengetahui kelayakan tampilan media pembelajaran. Validasi ini dilakukan
oleh Ahmad Syukron, S.Pd., M.Pd. selaku dosen Bahasa Indonesia.
Validasi ahli media pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai
berikut ini.

Tabel 4.11 Penilaian Kelayakan Tampilan Media Pembelajaran


No Kriteria penilaian X Xi P
1 Keterbacaan 4 5 80%
Media pembelajaran teks negosiasi menyajikan tampilan
narasi atau bahasa yang jelas dan mudah dibaca
2 Kepraktisan 5 5 100%
Sederhana dalam pengoprasiannya dan mudah digunakan
3 Kualitas tampilan/tayangan
Tampilan menarik, baik dari sisi latar belakang
5 5 100%
(background), gambar, maupun kombinasi warna yang
digunakan
87

4 Kualitas audio 5 5 100%


Komponen audio disajikan secara proporsional dan jelas
5 Kualitas pendokumentasian
Ilustrasi yang ditampilkan dalam media pembelajaran 4 5 80%
mendukung konteks materi teks negosiasi
Kegrafikaan media pembelajaran memenuhi unsur kreatif 5 5 100%
dan menarik
6 Kualitas waktu 5 5 100%
Penggunaan media pembelajaran dapat mengefisienkan
waktu pembelajaran
7 Keterjangkauan
Tidak membutuhkan banyak biaya 4 5 80%
Dapat dimanfaatkan untuk kelompok kecil maupun 4 5 80%
kelompok besar dalam proses pembelajaran
Jumlah (∑) 41 45

Kriteria penilaian dan skor yang diperoleh dalam validasi dijelaskan


sebagai berikut, (1) aspek keterbacaan dengan kriteria media pembelajaran
teks negosiasi menyajikan tampilan narasi atau bahasa yang jelas dan mudah
dibaca dengan skor 4 dari skor maksimal 5 dan presentase 80%. Skor tersebut
menunjukkan bahwa tingkat keterbacaan media pembelajaran sudah cukup
baik; (2) kepraktisan dengan kriteria Sederhana dalam pengoprasiannya dan
mudah digunakan mendapatkan skor 5 dari skor maksimal 5 dengan
presentase 100%. Tingkat kepraktisan media pembelajaran sangat baik
ditinjau dari kesederhanaan pengoprasian dan penggunaannya; (3) kualitas
tampilan/tayangan dengan kriteria Tampilan menarik, baik dari sisi latar
belakang (background), gambar, maupun kombinasi warna yang digunakan
mendapatkan skor 5 dari skor maksimal 5 dengan presentase 100%. Tampilan
dan tayangan dalam media pembelajaran berkualitas sangat baik dan menarik;
(4) kualitas audio dengan kriteria Komponen audio disajikan secara
proporsional dan jelas mendapatkan skor 5 dari skor maksimal 5 dengan
presentase 100%. Audio yang dihasilkan dari media pembelajaran sangat
jelas dan mudah dimengerti sehingga tidak membuat pendengarnya (siswa)
bingung saat menyimak audio dalam kegiatan pembelajaran; (5) kualitas
pendokumentasian dengan kriteria (a) ilustrasi yang ditampilkan dalam media
88

pembelajaran mendukung konteks materi teks negosiasi mendapatkan skor 5


dari skor maksimal 5 dengan presentase 100%. Ilustrasi berupa kegiatan
negosiasi diluar sekolah sangat baik dan sangat mendukung materi teks
negosiasi, (b) kegrafikaan media pembelajaran memenuhi unsur kreatif dan
menarik mendapatkan skor 5 dari skor maksimal 5 dengan presentase 100%.
Tampilan media atau kegrafikaan media pembelajaran sangat menarik dan
tidak membosankan; (6) Kualitas waktu dengan kriteria penggunaan media
pembelajaran dapat mengefisienkan waktu pembelajaran mendapatkan skor 5
dari skor maksimal dengan presentase 100%. Media pembelajaran dapat
mengefisienkan pembelajaran dengan baik karena dalam media yang
dikembangkan sudah tersedia materi, contoh dan latihan; (7) Keterjangkauan
dengan kriteria (a) tidak membutuhkan banyak biaya mendapatkan skor 4 dari
skor maksimal 5 dengan presentase 80%. Media pembelajaran yang
dikembangkan tidak memerlukan banyak biaya dalam pengembangannya.
Namun, guru harus mengetahui tentang pengoperasian Adobe Flash sebagai
aplikasi utama dalam mengembangkan media pembalajan, (b) dapat
dimanfaatkan untuk kelompok kecil maupun kelompok besar dalam proses
pembelajaran mendapatkan skor 4 dari skor maksimal 5 dengan presentase
80%. Media pembelajaran teks negosiasi yang dikembangkan dapat
digunakan di kelompok besar maupun kecil dengan menggunakan laptop dan
bantuan Viewer jika digunakan untuk kelompok besar.
Berdasarkan data numeral tabel 4.5, maka didapatkan jumlah total skor
yang diberikan oleh validator pada penilaian kelayakan media pembelajaran
adalah 41. Sedangkan untuk skor maksimal pada penilaian validasi ahli media
pembelajaran adalah 45. Perhitungan presentase kelayakan media
pembelajaran sebagai berikut.
P = ∑ x /∑ xi x 100
= 41/45x100
= 91,1%
89

Berdasarkan hasil hitung terhadap validasi ahli media pembelajaran


Bahasa Indonesia didapatkan persentase kelayakan bahan ajar sebesar 91,1%.
Apabila dihubungkan dengan kriteria yang telah ditetapkan, maka persentase
tersebut menunjukkan bahwa kualifikasi bahan ajar dari segi substansi isi,
materi dan kebahasaan tergolong laya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Arikunto yang mengungkapkan bahan ajar berkategori valid dengan tindak
lanjut tanpa revisi jika mencapai persentase 76%-100%.
Data verbal pada penelitian pengembangan ini berupa saran-saran yang
diberikan oleh validator. Saran tersebut yaitu: (1) Materi struktur teks
negosiasi perlu ditegaskan struktur teks (baku) untuk diajarkan; (2) Fasilitas
latihan untuk pencapaian indikator pembelajaran perlu diperkaya lagi. Saran
tersebut digunakan peneliti untuk melakukan perbaikan terhadap media
pembelajaran yang diproduksi. Setelah perbaikan dilakukan, media
pembelajaran bisa diuji cobakan dalam kelas untuk mendapatkan data respon
siswa.

c. Validasi media kepada praktisi pembelajaran Bahasa Indonesia


Validasi ahli pembelajaran Bahasa Indonesia dilakukan oleh Dewi
Oktavianawatie, S.S. selaku guru Bahasa Indonesia. Validasi ini dilakukan
untuk mengetahui beberapa aspek penilaian. Aspek penilaian tersebut
meliputi (1) penilaian kelayakan substansi media pembelajaran, (2) penilaian
kelayakan penyajian media pembelajaran, (3) penilaian kelayakan bahasa
media pembelajaran, dan (4) penilaian kelayakan kegrafikaan media
pembelajaran.
Validasi ahli praktisi pembelajaran Bahasa Indonesia pada penilaian
kelayakan substansi media pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai
berikut ini.
Tabel 4.12 Penilaian Kelayakan Substansi Media Pembelajaran
No Aspek yang dinilai X Xi P
1 Keakuratan Materi
Materi pembelajaran teks negosiasi akurat 5 5 100%
berdasarkan KI dan KD yang digunakan dalam
90

kurikulum
Materi dan teknik-teknik menulis teks negosiasi
yang disajikan berdasarkan konsep-konsep
5 5 100%
kurikulum yang digunakan sehingga mendukung
kompetensi pembelajaran pada siswa kelas X
Teks negosiasi yang disajikan dalam media
pembelajaran teks pemodelan dan latihan soal 5 5 100%
sesuai dengan karakteristik teks negosiasi
2 Kelengkapan materi
Materi yang diajarkan dalam media
pembelajaran meliputi materi memahami
5 5 100%
struktur teks negosiasi dan kebahasaan teks
negosiasi
Teks pemodelan yang digunakan dalam media
pembelajaran ini dapat memenuhi tujuan dan 5 5 100%
indikator pembelajaran teks negosiasi
Latihan-latihan disajikan secara lengkap yakni
untuk mencapai KI dan KD menulis teks 5 5 100%
negosiasi
3 Kesesuaian materi
Uraian yang dijabarkan dalam media ini sesuai
5 5 100%
dengan KI dan KD yang harus dicapai
Contoh-contoh yang dijelaskan dalam media
pembelajaran ini sesuai dengan indikator yang 5 5 100%
harus dicapai dalam materi teks negosiasi
Latihan-latihan yang dikembangkan dalam
media pembelajaran ini sesuai dengan indikator
5 5 100%
yang harus dicapai untuk memahami dan
menulis teks negosiasi
Jumlah (∑) 45 45

Aspek penilaian kelayakan substansi media pembelajaran berisi


beberapa kriteria penilaian. Berikut dijabarkan kriteria dan skor validasi yang
didapatkan pada masing-masing kriteria.
a. Keakuratan Materi dengan kriteria materi pembelajaran teks negosiasi
akurat berdasarkan KI dan KD yang digunakan dalam kurikulum
mendapatkan skor 5 dari skor maksimal 5 dengan presentase 100%.
Materi yang disajikan dalam media pembelajaran teks negosiasi sangat
akurat dan sesuai dengan KI dan KD yang digunakan; Sedangkan untuk
kriteria materi dan teknik-teknik menulis teks negosiasi yang disajikan
berdasarkan konsep-konsep kurikulum yang digunakan sehingga
91

mendukung kompetensi pembelajaran pada siswa kelas X mendapat skor


5 dari skor maksimal 5 dengan presentase 100%. Kriteria teks negosiasi
yang disajikan dalam media pembelajaran teks pemodelan dan latihan
soal sesuai dengan karakteristik teks negosiasi mendapatkan skor 5 dari
skor maksimal 5 dengan presentase 100%. Teks negosiasi yang disajikan
sesuai dengan karakteristik teks negosiasi di SMA.
b. Kelengkapan materi dengan kriteria materi yang diajarkan dalam media
pembelajaran meliputi materi memahami struktur teks negosiasi dan
kebahasaan teks negosiasi mendapatkan skor 5 dari skor maksimal 5
dengan presentase 100%. Materi tentang memahami struktur dan
kebahasaan teks negosiasi dalam media sudah lengkap dan mudah
dipahami; Kriteria teks pemodelan yang digunakan dalam media
pembelajaran ini dapat memenuhi tujuan dan indikator pembelajaran teks
negosiasi mendapatkan skor 5 dari skor maksimal 5 dengan presentase
100%. Teks pemodelan yang disajikan dalam bentuk video sangat
membantu guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran; kriteria
latihan-latihan disajikan secara lengkap yakni untuk mencapai KI dan
KD menulis teks negosiasi mendapatkan skor 5 dari skor maksimal 5
dengan presentase 100%. Latihan yang disajikan terdapat berbagai model
sehingga membuat siswa lebih memahami pembelajaran tentang teks
negosiasi.
c. Kesesuaian materi dengan kriteria uraian yang dijabarkan dalam media
ini sesuai dengan KI dan KD yang harus dicapai mendapatkan skor 5 dari
skor maksimal 5 dengan presentase 100%. Kriteria contoh-contoh yang
dijelaskan dalam media pembelajaran ini sesuai dengan indikator yang
harus dicapai dalam materi teks negosiasi mendapatkan skor 5 dari skor
maksimal 5 dengan presentase 100%. Dan kriteria latihan-latihan yang
dikembangkan dalam media pembelajaran ini sesuai dengan indikator
yang harus dicapai untuk memahami dan menulis teks negosiasi
mendapatkan skor 5 dari skor maksimal 5 dengan presentase 100%.
92

Materi, contoh dan latihan-latihan yang ada dalam media pembelajaran


sudah sesuai dengan KI dan KD yang harus dicapai.
Berdasarkan data numeral tabel 4.6, maka didapatkan jumlah total skor
yang diberikan oleh validator pada penilaian kelayakan substansi media
pembelajaran adalah 45. Sedangkan untuk skor maksimal pada penilaian
validasi ahli media pembelajaran adalah 45. Perhitungan presentase
kelayakan media pembelajaran sebagai berikut.
P = ∑ x /∑ xi x 100
= 45/45x100
= 100%

Validasi ahli praktisi pembelajaran Bahasa Indonesia pada penilaian


kelayakan substansi media pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.7 sebagai
berikut ini.
Tabel 4.13 Penilaian Kelayakan Penyajian Media Pembelajaran
No Aspek yang dinilai X Xi P
1 Sistematika penyajian
Komponen utama media pembelajaran ini
5 5 100%
disusun secara berurutan
Konsistensi penyajian materi dalam media
5 5 100%
pembelajaran
2 Penyajian pembelajaran
Kegiatan pembelajaran yang dirancang dalam
media pembelajaran dapat digunakan untuk 5 5 100%
mencapai KI dan KD dan tujuan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk
menumbuhkan motivasi dalam pembelajaran teks 5 5 100%
negosiasi
Kegiatan pembelajaran dalam media 5 5 100%
pembelajaran ini dirancang untuk memberikan
kesempatan berlatih menulis teks negosiasi
secara sistematis dan logis
93

Penyampaian materi dalam media pembelajaran


menuntut aktivitas rasa ingin tahu, kerja keras 5 5 100%
dan kreatif
Jumlah (∑) 30 30

Aspek penilaian kelayakan penyajian media pembelajaran berisi


beberapa kriteria penilaian. Berikut dijabarkan kriteria dan skor validasi yang
didapatkan pada masing-masing kriteria.
a. Sistematika penyajian dengan kriteria komponen utama media
pembelajaran ini disusun secara berurutan mendapatkan skor 5 dari skor
maksimal 5 dengan presentase 100%. Komponen utama dalam media
pembelajaran sudah disusun berurutan dari pengenalan bab, KI, KD,
Indikator, materi, latihan-latihan dan penugasan; Kriteria konsistensi
penyajian materi dalam media pembelajaran mendapatkan skor 5 dari
skor maksimal 5 dengan presentase 100%. Konsistensi penyajian materi
sangat baik sehingga tidak membuat siswa atau guru kesulitan saat
menggunakan media pembelajaran teks negosiasi.
b. Penyajian pembelajaran dengan kriteria kegiatan pembelajaran yang
dirancang dalam media pembelajaran dapat digunakan untuk mencapai
KI dan KD dan tujuan pembelajaran mendapatkan skor 5 dari skor
maksimal 5 dengan presentase 100%. Kriteria kegiatan pembelajaran
dirancang untuk menumbuhkan motivasi dalam pembelajaran teks
negosiasi mendapatkan skor 5 dari skor maksimal 5 dengan presentase
100%. Kriteria kegiatan pembelajaran dalam media pembelajaran ini
dirancang untuk memberikan kesempatan berlatih menulis teks negosiasi
secara sistematis dan logis mendapatkan skor 5 dari skor maksimal 5
dengan presentase 100%. Kriteria penyampaian materi dalam media
pembelajaran menuntut aktivitas rasa ingin tahu, kerja keras dan kreatif
mendapatkan skor 5 dari skor maksimal 5 dengan presentase 100%.

Berdasarkan data numeral tabel 4.7, maka didapatkan jumlah total skor
yang diberikan oleh validator pada penilaian kelayakan penyajian media
94

pembelajaran adalah 30. Sedangkan untuk skor maksimal pada penilaian


validasi ahli media pembelajaran adalah 30. Perhitungan presentase
kelayakan media pembelajaran sebagai berikut.
P = ∑ x /∑ xi x 100
= 30/30x100
= 100%
Bersadasarkan hitungan tersebut. Penilaian kelayakan penyajian media
pembelajaran mendapatkan presentase 100%. Dengan presentase tersebut
dapat dinyatakan bahwa media pembelajaran sangat layak berdasarkan
penilaian kelayakan penyajian media pembelajaran.
Validasi ahli praktisi pembelajaran Bahasa Indonesia pada penilaian
kelayakan bahasa media pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai
berikut ini.
Tabel 4.14 Penilaian Kelayakan Bahasa Media Pembelajaran
No Kriteria penilaian X Xi P
Bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat
1. 5 5 100%
berpikir peserta didik
2. Bahasa yang digunakan komunikatif 5 5 100%
Bahasa yang digunakan sesuai dengan tata bahasa
3. 5 5 100%
dan ejaan
Materi-materi inti disajikan dengan menggunakan
4. 5 5 100%
bahasa Indonesia yang sederhana dan lugas
Petunjuk dan latihan disampaikan dengan
5. menggunakan Bahasa Indonesia yang sederhana 5 5 100%
dan lugas
Bahasa yang digunakan dalam media pembelajaran
6. santun, runtut dan gagasan disampaikan dengan 5 5 100%
padu serta mudah dipahami oleh peserta didik
Jumlah (∑) 30 30

Aspek penilaian kelayakan bahasa media pembelajaran terdiri dari


beberapa kriteria penilaian. Berikut dijabarkan kriteria dan skor validasi yang
didapatkan pada masing-masing kriteria. (1) bahasa yang digunakan sesuai
dengan tingkat berpikir peserta didik mendapatkan skor 5 dari skor maksimal
5 dengan presentase 100%; (2) Bahasa yang digunakan komunikatif
mendapatkan skor 5 dari skor maksimal 5 dengan presentase 100%; (3)
95

Bahasa yang digunakan sesuai dengan tata bahasa dan ejaan mendapatkan
skor 5 dari skor maksimal 5 dengan presentase 100%; (4) Materi-materi inti
disajikan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang sederhana dan lugas
mendapatkan skor 5 dari skor maksimal 5 dengan presentase 100%; (5)
Petunjuk dan latihan disampaikan dengan menggunakan Bahasa Indonesia
yang sederhana dan lugas mendapatkan skor 5 dari skor maksimal 5 dengan
presentase 100%; dan (6) Bahasa yang digunakan dalam media pembelajaran
santun, runtut dan gagasan disampaikan dengan padu serta mudah dipahami
oleh peserta didik mendapatkan skor 5 dari skor maksimal 5 dengan
presentase 100%.
Berdasarkan data numeral tabel 4.8, maka didapatkan jumlah total skor
yang diberikan oleh validator pada penilaian kelayakan bahasa media
pembelajaran adalah 30. Sedangkan untuk skor maksimal pada penilaian
validasi ahli media pembelajaran adalah 30. Perhitungan presentase
kelayakan media pembelajaran sebagai berikut.
P = ∑ x /∑ xi x 100
= 30/30x100
= 100%
Berdasarkan perhitungan tersebut. Penilaian Kelayakan Bahasa Media
Pembelajaran mendapatkan presentase 100%. Perolehan presentase tersebut
membuktikan bahwa media pembelajaran sudah menggunakan bahasa yang
mudah digunakan dan dipahami.
Validasi ahli praktisi pembelajaran Bahasa Indonesia pada penilaian
kelayakan kegrafikaan media pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.9
sebagai berikut ini.
Tabel 4.15 Penilaian Kelayakan Kegrafikaan Media Pembelajaran
No Kriteria penilaian X Xi P
1. Judul
Judul media pembelajaran dan judul-judul kegiatan
pembelajaran dalam media pembelajaran dibuat 5 5 100%
secara proporsional dan menarik
2. Format
media pembelajaran ini menyajikan tampilan 5 5 100%
96

dengan format yang menarik dan mudah dibaca


Kegrafikaan komponen media pembelajaran
5 5 100%
ini memenuhi kriteria kreatif dan dinamis
3. Relevansi gambar dan ilustrasi
Gambar-gambar dalam media pembelajaran
disajikan secara proporsional,serasi dan dinamis 5 5 100%
sehingga menimbulkan daya tarik
Ilustrasi video yang ditampilkan dalam media
pembelajaran mendukung konteks materi menulis 5 5 100%
teks negosiasi
4. Gaya cetak dan ukuran huruf
Tipografi uang meliputi ukuran huruf, jenis huruf,
margin dan tata letak dalam media pembelajaran 5 5 100%
didesain secara menarik dan serasi
5. Keselarasan warna
Sajian komposisi warna dan media pembelajaran
5 5 100%
seimbang dan harmonis
6. Desain isi media pembelajaran
Desain media pembelajaran dalam tata letak,
format sajian, keharmonisan ukuran ilustrasi 5 5 100%
(gambar dan video) dengan tulisan/teks
Jumlah (∑) 40 40

Aspek penilaian kelayakan kegrafikaan media pembelajaran berisi


beberapa kriteria penilaian. Berikut dijabarkan kriteria dan skor validasi yang
didapatkan pada masing-masing kriteria. (1) Judul dengan menggunakan
kriteria Judul media pembelajaran dan judul-judul kegiatan pembelajaran
dalam media pembelajaran dibuat secara proporsional dan menarik
mendapatkan skor 5 dari skor maksimal 5 dengan presentase 100%; (2)
Format dengan kriteria (a) media pembelajaran ini menyajikan tampilan
dengan format yang menarik dan mudah dibaca mendapatkan skor 5 dari skor
maksimal 5 dengan presentase 100%, (b) Kegrafikaan komponen media
pembelajaran ini memenuhi kriteria kreatif dan dinamis mendapatkan skor 5
dari skor maksimal 5 dengan presentase 100%; (3) Relevansi gambar dan
ilustrasi dengan kriteria (a) Gambar-gambar dalam media pembelajaran
disajikan secara proporsional,serasi dan dinamis sehingga menimbulkan daya
tarik, mendapatkan skor 5 dari skor maksimal 5 dengan presentase 100%, (b)
Ilustrasi video yang ditampilkan dalam media pembelajaran mendukung
97

konteks materi menulis teks negosiasi, mendapatkan skor 5 dari skor


maksimal 5 dengan presentase 100%; (4) Gaya cetak dan ukuran huruf
dengan kriteria tipografi uang meliputi ukuran huruf, jenis huruf, margin dan
tata letak dalam media pembelajaran didesain secara menarik dan serasi,
mendapatkan skor 5 dari skor maksimal 5 dengan presentase 100%; (5)
Keselarasan warna dengan kriteria sajian komposisi warna dan media
pembelajaran seimbang dan harmonis, mendapatkan skor 5 dari skor
maksimal 5 dengan presentase 100%; dan (6) Desain isi media pembelajaran
dengan kriteria desain media pembelajaran dalam tata letak, format sajian,
keharmonisan ukuran ilustrasi (gambar dan video) dengan tulisan/teks
mendapatkan skor 5 dari skor maksimal 5 dengan presentase 100%.

Berdasarkan data numeral tabel 4.9, maka didapatkan jumlah total skor
yang diberikan oleh validator pada penilaian kelayakan kegrafikaan media
pembelajaran adalah 40. Sedangkan untuk skor maksimal pada penilaian
validasi ahli media pembelajaran adalah 40. Perhitungan presentase
kelayakan media pembelajaran sebagai berikut.
P = ∑ x /∑ xi x 100
= 40/40x100
= 100%
Berdasarkan perhitungan di atas. Penilaian Kelayakan Kegrafikaan
Media Pembelajaran memperoleh presentase 100%. Hal ini membuktikan
bahwa tampilan media pembelajaran yang dikembangkan sudah sangat baik,
menarik dan harmonis sehingga dapat meningkatkan minat siswa terhadap
materi yang diajarkan.
Data numeral yang didapatkan dari validasi praktisi pembelajaran
Bahasa Indonesia dapat disimpulkan pada tabel 4.10 berikut.
Tabel 4.16 penilaian dari validasi ahli pembelajaran Bahasa Indonesia
No Kriteria penilaian X Xi P
1 Penilaian kelayakan substansi media
45 45 100%
pembelajaran
2 Penilaian kelayakan penyajian media 30 30 100%
98

pembelajaran
3 Penilaian kelayakan bahasa media
30 30 100%
pembelajaran
4 Penilaian kelayakan kegrafikaan media
40 40 100%
pembelajaran.
Jumlah (∑) 145 145
Berdasarkan data numeral tabel 4.10, maka didapatkan jumlah total
skor yang diberikan oleh validator pada empat aspek penilaian yang
disediakan adalah 145. Sedangkan untuk skor maksimal pada penilaian
validasi ahli pembelajaran adalah 145. Perhitungan presentase kelayakan
media pembelajaran sebagai berikut.
P = ∑ x /∑ xi x 100
= 145/145 x 100
= 100%

Berdasarkan hasil hitung terhadap validasi praktisi pembelajaran


Bahasa Indonesia didapatkan persentase kelayakan bahan ajar sebesar 100%.
Apabila dihubungkan dengan kriteria yang telah ditetapkan, maka persentase
tersebut menunjukkan bahwa kualifikasi bahan ajar dari segi substansi isi,
materi dan kebahasaan tergolong layak atau valid. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Arikunto yang mengungkapkan bahan ajar berkategori valid dengan
tindak lanjut tanpa revisi jika mencapai persentase 76%-100%.
Data verbal pada penelitian pengembangan ini berupa saran-saran yang
diberikan oleh validator. Saran tersebut yaitu: (1) Harus ada revitalisasi
sistem pengajaran yang kuno, (2) Guru harus bisa menggunakan media
pembelajaran yang menarik dan yang bisa meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa.
Berdasarkan validasi bahan ajar terkait materi pembelajaran,
kebahasaan dan kegrafikaan yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran teks negosiasi untuk kelas x SMA semester ganjil yang
dikembangkan layak untuk diimplementasikan. Hal ini dapat dilihat secara
rinci pada tabel berikut.
99

Tabel 4.17 Hasil Validasi media pembelajaran


No Ahli X Xi P
1 Ahli pembelajaran Bahasa 80 90 88,4%
Indonesia
2 Ahli media pembelajaran 41 45 91%
3 Ahli praktisi pembelajaran 145 145 100%
Bahasa Indonesia
Jumlah (∑) 266 280

Berdasarkan tabel 4.11 hasil validasi mencakup: (1) validasi ahli


pembelajaran Bahasa Indonesia memperoleh skor total 80 dari skor maksimal
90 dengan presentase 88,4%; (2) validasi ahli media pembelajaran
memperoleh skor total 41 dari skor maksimal 45 dengan presentase 91%; (3)
validasi ahli praktisi pembelajaran Bahasa Indonesia memperoleh skor 145
dari skor maksimal 145 dengan presentase 100%. Jumlah jawaban total dari
para validator (∑ x) adalah 266, sedangkan jumlah skor maksimal tiap

validator (∑ xi ) adalah 280. Hubungan antara jumlah skor dan skor


maksimal tersebut berfungsi untuk menentukan persentase kelayakan (P).
Penghitungan persentase kelayakan tersebut sebagai berikut.
P = ∑ x/∑ xi x 100
= 266/280 x 100
= 95%

Berdasarkan hasil hitung terhadap validitas bahan ajar didapatkan


persentase kelayakan sebesar 95%. Apabila dihubungkan dengan kriteria
yang telah ditetapkan, maka persentase tersebut menunjukkan bahwa
kualifikasi bahan ajar berdasarkan substansi isi dan konstruksi, penyajian,
kebahasaan, dan kegrafikaan tergolong layak. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Arikunto yang mengungkapkan bahan ajar berkategori layak dengan
tindak lanjut tanpa revisi jika mencapai persentase 76%-100%.
100

4.3 Respon Siswa dan Guru


4.3.1 Respon Siswa
Respon siswa terhadap penggunaan media pembelajaran dilakukan
dengan cara menyebarkan angket uji coba. Uji coba dilaksanakan di kelas X
IPA SMA Plus Al-azhar Jember. Berikut disajikan rekap data numeral dari
28 siswa yang terdiri atas 11 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan
(terlampir). Data keseluruhan diolah menggunakan tabel analisis terlampir.
Berikut merupakan hasil total rekap data yang dianalisis pada tabel
terlampir.
Tabel 4.18 Respon siswa secara keseluruhan
No Kriteria penilaian X Xi P
1 Substansi 385 420 91,6%
2 Penyajian pembelajaran 258 280 92%
3 kebahasaan 253 280 90%
4 kegrafikaan 503 560 89,8%
Jumlah (∑) 1399 1540

Berdasarkan uji coba media pembelajaran dalam kelas yang mencakup


kriteria; (1) penilaian substansi mendapatkan skor total 385 dari skor
maksimal 420 dengan presentase 91,6%; (2) penilaian penyajian
pembelajaran mendapatkan skor total 258 dari skor maksimal 280 dengan
presentase 92%; (3) penilaian kebahasaan mendapatkan skor 253 dari skol
maksimal 280 dengan presentase 90%; dan (4) penilaian kegrafikaan
mendapatkan skor total 503 dari skor maksimal 560 dengan presentase
89,8%. Berdasarkan hasil uji coba tersebut, jumlah jawaban 28 subjek uji
coba (siswa) per aspek penilaian (Σx) adalah 1399, sedangkan jumlah skor
maksimal per aspek penilaian adalah 1540. Hubungan antara kedua aspek
tersebut berfungsi untuk menentukan persentase kelayakan (P). Penentuan
persentase kelayakan ditentukan dengan perhitungan berikut.
P = ∑ x /∑ xi x 100
= 1399/1540 x 100
= 90,8%
101

Berdasarkan hasil hitung terhadap hasil uji coba produk, didapatkan


persentase kelayakan media pembelajaran sebesar 90,8%. Sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan, persentase tersebut menunjukkan bahwa
penggunaan media pembelajaran teks negosiasi mendapatkan respon yang
sangat baik dari siswa sebagai pengguna utama media pembelajaran.
Peneliti juga mendapatkan data tentang aspek sikap siswa setelah
menggunakan media pembelajaran teks negosiasi berbasis multimedia. Data
keseluruhan dalam tabel analisis (terlampir). Berikut hasil total dari respon
tentang sikap siswa terhadap media pembelajaran yang diajarkan.
Tabel 4.19 Respon sikap siswa secara keseluruhan
No Kriteria penilaian X Xi P
1 Rasa ingin tahu 254 280 90,7%
2 Kerja keras 259 280 92,5%
3 Menghargai 133 140 95%
4 Keterampilan 268 280 95,7%
Jumlah (∑) 914 980

Berdasarkan tabel tabel 4.13, didapatkan bahwa jumlah respon


keseluruhan yang didapat adalah 914. Sedangkan untuk jumlah respon
maksimal adalah 980. Berikut perhitungan untuk menentukan presentase
respon sikap siswa sebagai berikut:
P = ∑x/∑xi x 100
= 914/980 x 100
= 93,2%

Hasil angket respon siswa pada aspek sikap rasa ingin tahu
mendapatkan presentase 90,7%, sikap kerja keras mendapatkan presentase
92,5%, sikap menghargai mendapatkan presentase 95%, dan sikap terampil
mendapatkan presentase sebesar 95%. Berdasarkan hasil hitung terhadap
hasil uji coba produk pada aspek sikap, didapatkan persentase kelayakan
media pembelajaran sebesar 93,2%. Sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan, persentase tersebut menunjukkan bahwa media pembelajaran
102

yang dikembangkan dapat meningkatkan sikap rasa ingin tahu, kerja keras,
menghargai, dan sikap terampil pada siswa.
Dapat disimpulkan respon siswa pada media pembelajaran teks
negosiasi yang dikembangkan sangat baik. Selain dari perolehan angket,
dapat juga dilihat pada saat pembelajaran menggunakan media pembelejaran
teks negosiasi di kelas. siswa juga memperhatikan dengan seksama saat
guru mengajar menggunakan media. Ketika guru meminta siswa
mengerjakan soal latihan didepan kelas, banyak siswa yang tertarik untuk
mencobanya. Hal ini membuktikan bahwa antusiasme siswa sangat tinggi
saat pembelajaran menggunakan media pembelajaran teks negosiasi
berbasis Adobe Flash.

4.3.2 Respon Guru


Respon guru terhadap media pembelajaran yang dikembangkan
diperoleh dengan menggunakan angket uji coba. Berikut dijabarkan
perolehan skor yang pada angket uji coba guru.

Tabel 4.20 Respon guru aspek substansi kelayakan


No Kriteria penilaian X Xi
1 Substansi
Apakah petunjuk dalam media pembelajaran
4 4
mudah dipahami dan diikuti?
Apakah video dan animasi dalam media 4 4
pembelajaran mudah dipahami?
Apakah media yang dikembangkan mudah 3 4
digunakan di dalam kelas
2 Penyajian pembelajaran
Apakah pembelajaran disajikan secara runtut? 4 4
Apakah kegiatan dan langkah-langkah 3 4
pembelajaran yang ada dalam media
pembelajaran dapat memudahkan siswa dalam
memahami dan memproduksi teks negosiasi
3 kebahasaan
Apakah bahasa yang digunakan dalam media 4 4
pembelajaran sederhana dan mudah dipahami?
Apakah bahasa yang digunakan memungkinkan 4 4
103

siswa belajar secara mandiri?


4 kegrafikaan
Apakah latar belakang dan tampilan media 4 4
pembelajaran menarik ?
Apakah video dan animasi menarik? 4 4
Apakah ukuran huruf, jenis dan warna huruf 4 4
yang digunakan dalam media pembelajaran
menarik dan mudah dimengerti?
Apakah perpaduan warna dalam media 4 4
seimbang dan menarik?
JUMLAH 42 44

Berdasarkan tabel hasil angket respon guru aspek kelayakan substansi


media pembelajaran. Pada aspek subtansi dengan kriteria: (a) apakah
petunjuk dalam media pembelajaran mudah dipahami dan diikuti?
Mendapatkan skor 4 yang artinya sangat baik, (b) apakah video dan animasi
dalam media pembelajaran mudah dipahami? Mendapatkan skor 4 yang
artinya sangat baik, (c) apakah media yang dikembangkan mudah digunakan
di dalam kelas mendapatkan skor 3 yang artinya baik. Pada aspek
kebahasaan dengan kriteria: (a) apakah bahasa yang digunakan dalam media
pembelajaran sederhana dan mudah dipahami, mendapatkan skor 4 yang
artinya sangat baik, (b) apakah bahasa yang digunakan memungkinkan
siswa belajar secara mandiri, mendapatkan skor 3 yang artinya baik. Aspek
kegrafikaan dengan kriteria: (a) apakah latar belakang dan tampilan media
pembelajaran menarik, mendapatkan skor 4 yang artinya sangat baik, (b)
apakah video dan animasi menarik, mendapatkan skor 4 yang artinya sangat
baik, (c) apakah ukuran huruf, jenis dan warna huruf yang digunakan dalam
media pembelajaran menarik dan mudah dimengerti, mendapatkan skor 4
yang artinya sangat baik, (d) apakah perpaduan warna dalam media
seimbang dan menarik, mendapatkan skor 4 yang artinya sangat baik.
Berdasarkan penjabaran tersebut, didapat bahwa total skor yang diperoleh
dari angket respon guru pada aspek kelayakan substansi adalah 42 dengan
skor maksimal adalah 44. Maka dapat digunakan rumus berikut untuk
104

menentukan presentase tingkat respon guru terhadap media pembelajaran


yang dikembangkan.
P = ∑x/∑xi x 100
= 42/44 x 100
= 95%

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa


respon guru terhadap media pembelajaran yang dikembangkan mendapatkan
presentase 95%. Hal ini menunjukkan bahwa respon guru terhadap media
pembelajaran pada aspek kelayakan substansi media pembelajaran sudah
baik. Pada saat guru menggunakan media pembelajaran, terlihat guru
tersebut tidak merasa kesulitan dalam menggunakan media. Selain itu, guru
juga merasa lebih mudah dan menyenangkan dalam menyampaikan materi
pembelajaran menggunakan media yang dikembangkan.

4.4 Hasil Belajar Siswa


Pengembangan media pembelajaran bertujuan salah satunya untuk
membuat siswa lebih mudah memahami materi yang diberikan. Salah satu cara
mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi salah satunya dari tugas
dan latihan yang diberikan oleh guru. Pada pengembangan media pembelajaran
teks negosiasi ini, para siswa diberikan tugas untuk membuat teks prosedur
berpola dialog dan membuat surat penawaran serta surat permintaan. Terdapat dua
nilai yang didapatkan oleh siswa (terlampir). Berikut presentase nilai total dari
hasil belajar siswa.
Tabel 4.21 Nilai tugas siswa
Nilai siswa ≥75 Jumlah siswa
No Jenis Tugas
(X) (Xi)
1 Tugas 1 27 28
2 Tugas 2 28 28
Berdasarkan data tabel 4.15, terdapat dua tugas yang dikerjakan oleh 28
siswa. Pada tugas pertama terdapat 27 siswa yang mendapatkan nilai lebih dari 75.
105

Pada tugas dua terdapat 28 siswa yang mendapatkan nilai lebih dari 75. Berikut
perhitungan presentase hasil belajar siswa.
Perhitungan Tugas 1
P = ∑x/∑xi x 100
= 27/28 x 100
= 96,4%

Perhitungan tugas 2
P = ∑x/∑xi x 100
= 28/28 x 100
= 100%
Berdasarkan hasil perhitungan presentase hasil belajar siswa di atas,
didapatkan pada tugas 1 ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 96,4%.
Sedangkan pada tugas 2 ketuntasan belajar siswa mencapai 100%. Secara
keseluruhan hasil belajar siswa menggunakan media pembelajaran teks negosiasi
berbasis Adobe flash sudah bagus dan memuaskan.
Berdasarkan hasil pembahasan validasi ahli pembelajaran Bahasa
Indonesia, validasi ahli media pembelajaran, validasi praktisi pembelajaran
Bahasa Indonesia, respon siswa, respon guru dan hasil belajar siswa. Dengan rata-
rata presentase yang didapat pada masing-masing pembahasan lebih dari 75%.
Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran yang dikembangkan dapat
dikategorikan sangat efektif. Selain itu, media pembelajaran yang dikembangkan
dapat menambah antusias siswa terhadap materi yang diajarkan.
106

5 BAB 5. PENUTUP

Pada bab ini dipaparkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian


pengembangan media pembelajaran serta dipaparkan juga saran-saran bagi
pembaca dalam mengembangkan media pembelajaran.

5.1 Kesimpulan
Pengembangan media pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model
pengembangan 4D (define, design, develop, disseminate). Secara keseluruhan
media pembelajaran dikembangkan menggunakan aplikasi Adobe flash. Setelah
produksi media pembelajaran menggunakan aplikasi tersebut selesai. Hal yang
dilakukan selanjutnya adalah melakukan uji validasi.
Penentuan kualitas media pembelajaran menggunakan Uji validasi yang
dilakukan oleh 3 orang ahli dibidang masing-masing. (1) ahli pembelajaran
Bahasa Indonesia dengan presentase skor 88,4% ; (2) ahli media pembelajaran
dengan presentase skor 91%; (3) ahli praktisi pembelajaran Bahasa Indonesia
dengan presentase skor 100%. Dengan hasil presentase tersebut, didapatkan
presentase total validasi adalah 95% yang berarti media pembelajaran yang
dikembangkan sudah valid dan layak untuk digunakan dalam kelas.
Setelah media pembelajaran dinyatakan valid dan layak diuji cobakan
didalam kelas. Media pembelajaran teks negosiasi langsung diujicobakan didalam
kelas untuk memperoleh respon siswa dan respon guru. Ujicoba dilaksanakan di
SMA Plus Al-Azhar Jember kelas X IPA dengan jumlah siswa laki-laki 11 orang
dan siswa perempuan 17 orang. Setelah melaksanakan ujicoba, hasil respon siswa
mendapatkan presentase 90,8% dan respon guru 95%. Presentase ini
menunjukkan bahwa media pembelajaran teks negosiasi yang dikembangkan
mendapatkan respon yang baik dari siswa dan guru disekolah.
Berdasarkan hasil dari uji validasi dan angket respon yang memiliki
presentase di atas 75%. Maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajara teks
negosiasi berbasis multimedia dikategorikan layak dan sangat efektif digunakan
dalam pembelajaran.
107

5.2 Saran-Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan pengembangan media pembelajaran teks
negosiasi berbasis multimedia pada kelas X SMA yang telah dipaparkan. Maka
ada beberapa saran untuk pemanfaatan dan pengembangan media pembelajaran
lebih lanjut.

1) Saran kepada siswa


Media pembelajaran teks negosiasi ini dapat digunakan oleh siswa untuk
menambah pengetahuan dalam pembelajaran. Selain itu, media ini juga
diharapkan dapat menumbuhkan sikap menghargai, kerja keras dan
keterampilan siswa dalam pembelajaran bahasa indonesia
2) Saran kepada Guru Bahasa Indonesia
Guru Bahasa Indonesia disarankan untuk memanfaatkan media
pemelajaran teks negosiasi berbasis multimedia yang dikembangkan ini. Hal
ini sebagai upaya meningkatkan minat belajar siswa dengan menghadirkan
kegiatan negosiasi dalam bentuk video. Selain itu, apabila guru Bahasa
Indonesia ingin mengembangkan media pembelajaran pada materi lain, media
ini dapat menjadi salah satu contoh media pembelajaran berbasis multimedia.
3) Saran kepada peneliti selanjutnya yang sebidang ilmu
Media pembelajaran berbasis multimedia ini dapat digunakan dalam
kegiatan penelitian lanjutan, misalnya penelitian tindakan kelas terhadap
efektifitas penggunaan media pembelajaran berbasis multimedia pada teks
negosiasi kelas X SMA.
4) Saran kepada industri media
Media pembelajaran berbasis multimedia ini juga dapat diperbanyak dan
dikembangkan lebih lanjut untuk memperoleh keuntungan berupa materi.
Tetapi pengembangan harus tetap mengacu pada validasi yang layak dan
tepat sasaran agar bermanfaat bagi semua pihak.
DAFTAR PUSTAKA

Arief S, Sadiman, (dkk). 2010. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grapindo Persada

Arsyad, Azhar. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Asyhar, Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta:


Referensi Jakarta

Binanto, I. 2010. Multimedia Digital: Dasar Teori dan Pengembangannya.


Yogyakarta: Andi

Darmawan, Deni. 2012. Inovasi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Daryanto. 2013. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Kosasih, Engkos. 2013. Cerdas Berbahasa Indonesia untuk MA/ SMA/ SMK
kelompok wajib. Jakarta: Erlangga.

Lewicki, Roy. J. 2012. Negosiasi :Negotiation. Diterjemahkan : M.Yusuf


Hamdan. Jakarta: Salemba Humanika.

Mahsun. 2014. Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013.


Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Munadi,Yudhi. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Gama Persada.

Munir. 2013. Multimedia Konsep dan Aplikasi Dalam Pendidikan. Bandung :


Alfabeta

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. (2001). Media Pengajaran. Bandung: Sinar

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:


Alfabeta

Suryaman, Maman. 2012. Metodologi Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta:UNY


Press.

Sutarno. 2008. Menulis Yang Efektif. Jakarta: Sagung Seto.

108
109

Sutrisno dan Kusmawan Ruswandi. 2007. Modul Melakukan Negosiasi Bisnis


dan Manajemen. Sukabumi: Yudhistira.

Swajati. 2005. Belajar Sendiri: Membuat CD Multimedia Interaktif untuk


Bahan Ajar E-Learning. Jakarta: PT Elek Media Komputindo.

Thiagarajan, S; Semmel, D.S; & Semmel, M.I. 1974. Instructional


Development for Training Teachers of Exceptional Children: A
Sourcebook. Indiana: Indiana University

Munadi, Yudhi. 2008. Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta:


Gaung Persada Pers
110

LAMPIRAN A. MATRIK PENELITIAN


111
112

LAMPIRAN B. WAWANCARA
113

LAMPIRAN C. VALIDASI AHLI PEMBELAJARAN


114
115
116
117
118

LAMPIRAN D. VALIDASI AHLI MEDIA


119
120
121

LAMPIRAN E. VALIDASI PRAKTISI


122
123
124
125
126
127

LAMPIRAN F. ANGKET RESPON SISWA


128
129

LAMPIRAN G. ANGKET RESPON GURU


130
131
132

LAMPIRAN H. HASIL BELAJAR SISWA


133
134
135

LAMPIRAN I. FOTO KEGIATAN PEMBELAJARAN


136
137

AUTOBIOGRAFI

Helmi Banurisman lahir di Lumajang pada tanggal 29


Agustus 1994. Anak ketiga dari 3 bersaudara ini Beralamat
di Desa Mojosari Kabupaten Lumajang. Putra ketiga dari
pasangan Bapak Mochammad Dofir dan Ibu Nur Annizah
menempuh pendidikan awal di TK R.A Muslimat
Mojosari(1998-2000). Pendidikan selanjutnya di MI Nuris
Mojosari (2000-2006). Pendidikan selanjutnya di SMP
Negeri 3 Lumajang (2006-2009). Jenjang SMA ditempuh
di SMK Negeri 1 Lumajang mengambil Jurusan Multimedia (2009-2012). Tahun
2012 sampai 2014 bekerja di sebuah perusahaan kuliner di Surabaya dan pada
tahun 2014 melalui jalur SBMPTN melanjutkan pendidikan di Universitas
Jember, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Bahasa dan Seni,
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai