Anda di halaman 1dari 63

1

BAB 1. PENDAHULUAN
Pada bagian pendahuluan ini dipaparkan hal-hal yang menjadi dasar
penelitian dan pengembangan. Secara sistematis paparan yang terdapat dalam
bagian pendahuluan meliputi: (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3) tujuan
penelitian dan pengembangan, (4) spesifikasi produk yang dikembangkan, (5)
manfaat penelitian dan pengembangan, dan (6) definisi operasional. Berikut ini
adalah perincian dari sub-sub bagian tersebut.

1.1 Latar Belakang Masalah


Pesatnya perkembangan teknologi mempengaruhi berbagai bidang kehidupan
manusia, baik dalam bidang pendidikan, sosial, ekonomi, budaya, agama, dan
berbagai bidang lainnya. Perkembangan teknologi telah mendorong terciptanya
inovasi-inovasi baru di segala bidang, salah satunya di bidang pendidikan.
Penggunaan teknologi secara tepat pada bidang pendidikan dapat membantu
dalam kegiatan pembelajaran karena pada dasarnya pembelajaran merupakan
proses interaksi antara guru sebagai fasilitator dan siswa sebagai pembelajar. Oleh
karena itu, pemanfaatan teknologi dalam bidang pembelajaran bisa menjadi salah
satu alternatif dalam menciptakan pembelajaran yang interaktif dan efektif untuk
semua mata pelajaran. Salah satu mata pelajaran yang dapat memanfaatkan
keberadaan teknologi adalah pelajaran bahasa Indonesia.
Pembelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013 yang berbasis teks
mengarahkan siswa untuk lebih menguasai empat keterampilan berbahasa, yaitu
keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Tujuan dari
pembelajaran berbasis teks adalah peserta didik mampu memahami berbagai jenis
teks dan mampu mengembangkan teks secara mandiri. Dimulai dengan pendidik
memberikan model teks yang akan diajarkan kemudian siswa bekerja sama untuk
mengembangkan teks dengan bimbingan pendidik setelah memahami peserta
didik diminta untuk mengembangkan teks secara mandiri. Pembelajaran berbasis
teks dapat dinyatakan pembelajaran yang menjadikan teks sebagai dasar, asas,
pangkal, dan tumpuan (Sufanti,2013:2).
2

Kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia di tingkat SMA menyajikan


berbagai jenis teks. Salah satunya adalah teks prosedur. Tujuan konkret peserta
didik dalam mempelajari materi teks prosedur yaitu peserta didik mampu
memahami struktur dan kebahasaan dalam teks prosedur serta mampu
mengembangkan teks prosedur dengan tepat sesuai tata cara atau kaidah
penulisan. Pemahaman teks prosedur dapat digunakan oleh peserta didik untuk
memberikan panduan cara membuat atau melakukan sesuatu yang benar sesuai
dengan struktur pembuatan teks prosedur. Oleh karena itu, sebelum membuat teks
prosedur peserta didik harus memiliki bekal dan pemahaman tentang struktur dan
kebahasaan dalam membuat teks prosedur.
Pembelajaran teks prosedur di tingkat SMA/SMK kelas XI tertuang dalam
rumusan KD 3.2 dan 4.2. Rumusan KD 3.2 yaitu menganalisis struktur dan
kebahasaan teks prosedur. Sedangkan rumusan KD 4.2 yaitu mengembangkan
teks prosedur dengan memperhatikan hasil analisis terhadap isi, struktur dan
kebahasaan. Dari paparan KD 3.2 dan 4.2, setelah pembelajaran peserta didik
dituntut untuk dapat mengembangkan teks prosedur dalam bentuk tulis dengan
tetap memperhatikan isi, struktur dan kebahasaan.
Menurut Priyatni (2014:87) teks prosedur adalah teks yang memberikan
petunjuk atau menggunakan sesuatu dengan langkah-langkah yang urut.
Sedangkan menurut Kemendikbud (2013:84), teks prosedur merupakan teks yang
berisi tujuan dan langkah-langkah yang harus diikuti agar suatu pekerjaan dapat
dilakukan. Berdasarkan pengertian di atas, teks prosedur adalah teks yang berisi
langkah-langkah tentang cara membuat atau melakukan sesuatu melalui
serangkaian tahapan yang urut.
Observasi awal dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kesulitan
dalam proses pembelajaran teks prosedur di SMA Muhammadiyah 3 Jember.
SMA Muhammadiyah 3 Jember merupakan salah satu sekolah swasta yang ada di
Jember dengan akreditasi A. Sekolah ini telah menerapkan kurikulum 2013 revisi
2017 khususnya pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Berdasarkan wawancara
salah satu guru bahasa Indonesia proses pembelajaran yang kurang efektif dan
rendahnya tingkat konsentrasi siswa dalam belajar menjadi permasalahan yang
3

sering terjadi. Pada saat menyampaikan materi pembelajaran guru lebih sering
menggunakan media pembelajaran yang sudah ada di internet atau youtube.
Keterbatasan waktu menjadi kendala dalam membuat media pembelajaran sendiri.
Guru di SMA Muhammadiyah 3 Jember belum ada yang memanfaatkan
Smartphone sebagai media pembelajaran alternatif dalam menyampaikan materi
pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, SMA Muhammadiyah 3 Jember dipilih
sebagai tempat uji coba terhadap media pembelajaran berbentuk aplikasi android
yang berbasis kearifan lokal di Jember. Uji coba dilaksanakan untuk mengetahui
kualitas media pembelajaran, mengetahui respon siswa dan guru serta mengetahui
hasil belajar siswa saat menggunakan media pembelajaran teks prosedur yang
dikembangkan.
Media pembelajaran berbasis kearifan lokal adalah media pembelajaran yang
dikaitkan dengan kebudayaan lokal yang ada di lingkungan peserta didik.
Sedangkan kearifan lokal adalah segala sesuatu yang merupakan potensi dari
suatu daerah serta hasil pemikiran manusia maupun hasil karya manusia yang
mengandung nilai yang arif dan bijaksana yang diwariskan secara turun temurun
sehingga menjadi ciri khas daerah tersebut. Bentuk-bentuk kearifan lokal yang ada
di masyarakat dapat berupa nilai, norma, kepercayaan dan aturan-aturan khusus.
Pada penelitian ini menggunakan bentuk kearifan lokal nilai-nilai leluhur pada
makanan/oleh-oleh khas pada suatu daerah. Pengintegrasian kearifan lokal dalam
pembelajaran penting untuk meningkatkan rasa cinta terhadap kearifan lokal
dilingkungan sekitar peserta didik serta sebagai upaya untuk menjaga eksistensi
kearifan lokal di tengah derasnya arus globalisasi. Berdasarkan pernyataan
tersebut dapat disimpulkan bahwa kearifan lokal sangat tepat diterapkan dalam
pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuan siswa serta sebagai pendidikan
karakter dan membekali siswa untuk menghadapi segala permasalahan yang ada
diluar sekolah.
Salah satu software yang digunakan untuk membuat media pembelajaran
yang berupa aplikasi android adalah Adobe flash cs6. Software ini merupakan
salah satu software yang dibuat oleh perusahaan Adobe yang dapat digunakan
untuk membuat animasi, permainan, presentasi, dan aplikasi android. Software ini
4

membuat media menjadi lebih menarik dan beraneka ragam. Adobe flash cs6
adalah salah satu software yang didalamnya mampu menggabungkan antara
informasi tulis dan lisan yang terangkum dalam sebuah aplikasi pembelajaran
android. Melalui pengembangan media pembelajaran android, diharapkan guru
akan lebih mudah dalam menyampaikan materi teks prosedur kepada siswa.
Selain software utama Adobe flash cs6, software lain yang digunakan adalah
Adobe Photoshop untuk mengolah gambar serta wondershare filmora yang
digunakan untuk mengolah video yang nantinya akan digabung menjadi kesatuan
yang utuh dalam media pembelajaran yang dibuat. Media pembelajaran yang akan
dihasilkan pada penelitian ini berupa aplikasi android yang dikemas dalam bentuk
file apk. Penerapan media pembelajaran android berbasis kearifan lokal tersebut
menggunakan smartphone dalam pengoperasiannya. Guru maupun siswa dapat
memilih urutan pembelajaran sesuai dengan yang dikehendaki dengan memilih
tombol atau menu yang sudah disediakan.
Berdasarkan uraian di atas, maka dipilihlah judul “Pengembangan Media
Pembelajaran Teks Prosedur Berbasis Kearifan Lokal Untuk Siswa Kelas XI
SMA”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1) Bagaimanakah kualitas media pembelajaran aplikasi android berbasis
kearifan lokal pada materi teks prosedur untuk siswa kelas XI SMA?
2) Bagaimanakah respons siswa terhadap penggunaan media pembelajaran
aplikasi android berbasis kearifan lokal pada materi teks prosedur untuk
siswa kelas XI SMA?
3) Bagaimanakah hasil belajar siswa setelah menggunakan media
pembelajaran aplikasi android berbasis kearifan lokal pada materi teks
prosedur?
5

1.3 Tujuan Penelitian dan Pengembangan


Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian
adalah mendeskripsikan temuan.
1) Mendeskripsikan kualitas media pembelajaran aplikasi android berbasis
kearifan lokal pada materi teks prosedur untuk siswa kelas XI SMA.
2) Mendeskripsikan respon siswa terhadap media pembelajaran aplikasi
android berbasis kearifan lokal pada materi teks prosedur untuk siswa
kelas XI SMA.
3) Mendeskripsikan hasil belajar siswa setelah menggunakan media
pembelajaran aplikasi android berbasis kearifan lokal pada materi teks
prosedur.

1.4 Spesifikasi Produk yang dikembangkan


Produk yang dikembangkan berupa media pembelajaran aplikasi android
berbasis kearifan lokal pada materi teks prosedur untuk siswa kelas XI SMA.
Produk tersebut memiliki spesifikasi sebagai berikut:
1) Media berisikan bahan ajar yang dibuat menggunakan software Adobe
Flash CS6 yang bisa mengakomodasi berbagai jenis media baik berupa
teks, gambar, audio dan video.
2) Media pembelajaran ini dikemas dalam aplikasi android yang dapat
digunakan melalui smartphone android.
3) Aplikasi digunakan pada smartphone android dengan versi sistem operasi
minimal 2.2 (Froyo).
4) Media yang dikembangkan berisi materi tentang struktur teks prosedur,
kebahasaan yang digunakan dalam teks prosedur, latihan dan tugas
membuat teks prosedur.
5) Media pembelajaran teks prosedur yang dikembangkan akan dipadukan
dengan kearifan lokal.
6

1.5 Manfaat Penelitian dan Pengembangan


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa
pihak, antara lain siswa, guru, sekolah, dan peneliti lain.
1) Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber belajar
dan berlatih membuat teks prosedur. Hasil penelitian ini juga dapat
digunakan untuk mengembangkan minat belajar siswa terhadap
pembelajaran bahasa Indonesia sehingga lebih mudah dalam memahami
materi dan memperoleh hasil belajar yang memuaskan.
2) Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana pendukung
dalam proses pembelajaran teks prosedur bahasa Indonesia di kelas,
sehingga diharapkan kegiatan guru menjadi lebih efektif dan efisien dalam
proses pembelajaran demi meningkatkan motivasi, minat dan hasil belajar
siswa.
3) Bagi perpustakaan sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
referensi media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan guru dan
siswa dalam pembelajaran.
4) Bagi peneliti lain yang sebidang ilmu, hasil penelitian ini dapat dijadikan
bahan referensi untuk mengadakan penelitian pengembangan media
pembelajaran.

1.6 Definisi Oprasional


Untuk memperoleh pemahaman yang sama antara peneliti dengan pembaca
tentang istilah pada judul, maka peneliti memberikan beberapa definisi istilah
dibawah ini.
1) Pengembangan media merupakan kegiatan merancang sebuah perangkat
media dengan menggunakan model pengembangan four-D (Pendefinisian,
perancangan, pengembangan, penyebaran) yang didalamnya memuat
materi teks prosedur kelas XI SMA.
2) Media pembelajaran teks prosedur merupakan suatu perangkat atau sarana
yang digunakan untuk mempermudah proses pembelajaran teks prosedur,
7

khususnya pada pemahaman tentang isi, struktur, dan kebahasaan teks


prosedur serta langkah-langkah menyusun teks prosedur.
3) Teks Prosedur adalah teks yang berisi tentang langkah-langkah membuat
atau melakukan sesuatu melalui serangkaian tahapan yang urut.
4) Kearifan lokal adalah segala sesuatu yang merupakan potensi dari suatu
daerah serta hasil pemikiran manusia maupun hasil karya manusia yang
mengandung nilai yang arif dan bijaksana yang diwariskan secara turun
temurun sehingga menjadi ciri khas daerah tersebut.
8

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dipaparkan tentang beberapa teori yang digunakan untuk
penelitian. Hal yang akan disampaikan adalah sebagai berikut; (1) penelitian
sebelumnya yang relevan, (2) media pembelajaran meliputi pengertian media,
jenis jenis media, fungsi media pembelajaran, manfaat media pembelajaran,
kriteria media pembelajaran yang baik dan pemilihan media untuk pembelajaran,
(3) teks prosedur, (4) kearifan lokal, (5) sistem operasi android.

2.1 Penelitian Sebelumnya yang Relevan


Penelitian tentang pengembangan media pembelajaran dengan
menggunakan android telah banyak dilakukan, dikaji, dan diteliti sebelumnya.
Penelitian tersebut tidak semua menggunakan materi dari bidang keilmuan yang
sama, tetapi hasil penelitian tersebut bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan
dan referensi terhadap penelitian yang dilaksanakan saat ini.
Pada penelitian pengembangan sebelumnya dilakukan oleh Muhammad
Ardyarman Qomarullah (2017) Universitas Jember berjudul “Pengembangan
Media Pembelajaran Fisika Berbasis Sistem Operasi Android Dengan Scientific
Approach Pada Materi Usaha Dan Energi”. Penelitian tersebut membahas tentang
pengembangan media pembelajaran fisika dengan pokok bahasan usaha dan
energi. Produk yang dihasilkan pada penelitian ini berupa media pembelajaran
aplikasi android. Model penelitian dan pengembangan yang digunakan adalah
model pengembangan 4-D yang disederhanakan menjadi tiga tahapan dari empat
tahapan yang dipaparkan, yakni: (1) tahap pendefinisian (define), (2) tahap
perancangan (design), (3) tahap pengembangan (develop). Penelitian tersebut
menggunakan bantuan web penyedia layanan pembuat aplikasi yang bernama
Appypie dengan tampilan gabungan antara teks, video, dan gambar yang menarik.
Dalam pengembangan media pembelajaran pada materi usaha dan energi
melibatkan 4 hal. Adapun hasil validasinya adalah sebagai berikut: (1) kelayakan
penyajian produk sebesar 87,50%, (2) kelayakan kegrafisan sebesar 93,75%, (3)
kelayakan kebahasaan produk sebesar 85,50, (4) kelayakan isi sebesar 92,50%.
9

Berdasarkan hasil uji tersebut maka rata-rata persentase yang diperoleh adalah
89,81%, hal tersebut menunjukkan bahwa produk tersebut tergolong layak
digunakan pada pembelajaran.
Penelitian kedua juga menggunakan layanan web pembuat aplikasi Appypie
yang dilakukan oleh M. Nur Hidayatullah (2017) yang berjudul “Pengembangan
Media Pembelajaran Momentum Dan Impuls Berbasis Sistem Operasi Android
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Madrasah Aliyah”.
Penelitian tersebut membahas tentang pengembangan media pembelajaran
momentum dan impuls yang digunakan dalam pelaksanaan kurikulum 2013 revisi
2016 pada kelas X MAN Bondowoso. Produk yang dihasilkan dalam penelitian
ini berupa aplikasi android. Model pengembangan dalam penelitian ini
menggunakan model pengembangan 4-D.
Penelitian ini diuji cobakan pada kelas X MAN Bondowoso. Media yang
dikembangkan dalam penelitian ini divalidasi oleh tiga validator, yakni validasi
ahli, validasi pengguna (guru), dan validasi audience. Media pembelajaran setelah
melalui validasi ahli pembelajaran, ahli media dan guru dilakukan tahap uji coba
lapangan pada siswa kelas X MAN Bondowoso. Adapun aspek yang dinilai itu
meliputi: (1) kelayakan penyajian memperoleh persentase nilai 87,5%, (2)
kelayakan media memperoleh persentase nilai sebesar 91,7%, (3) kegrafikan
memperoleh persentase nilai sebesar 87,5%, (4) substansi materi memperoleh
persentase nilai sebesar 81,2%.
Penelitian ketiga dilakukan oleh Nurul Fatkhiyyah (2018) Universitas
Jember yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Materi
Pewarnaan Titik Pada Graf Berbasis Teknologi Android”. Pada penelitian tersebut
membahas tentang pengembangan media pembelajaran matematika yang
digunakan pada pelaksanaan pembelajaran mahasiswa Program Studi Pendidikan
Matematika Universitas Jember pada Semester 4. Metode penelitian yang
digunakan adalah model penelitian pengembangan Thiagarajan yang telah
dimodifikasi. Model Thiagarajan pada penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap-
tahap tersebut terdiri dari tahap pendefinisian (define), tahap perncanaan (design),
dan tahap pengembangan (develop). Penelitian ini menggunakan aplikasi Android
10

Studio V3.0 dengan dukungan Adobe Photoshop untuk mengolah gambar sebelum
nantinya dimasukkan dalam aplikasi Android Studio untuk diolah menjadi sebuah
aplikasi pembelajaran. Hasil yang diperoleh menunjukkan kategori “baik” dengan
perolehan persentase keseluruhan rata-rata 94%.
Berdasarkan beberapa penelitian yang relevan tersebut, menunjukkan bahwa
belum pernah ada penelitian yang mengembangkan media pembelajaran aplikasi
android berbasis kearifan lokal dengan materi teks prosedur. Selain itu, terdapat
beberapa perbedaan lainnya, sebagai berikut:
1) Perbedaan terletak pada materi pembelajaran mengenai teks prosedur
yang dikaitkan dengan kearifan lokal.
2) Perbedaan penelitian pertama dan kedua dengan penelitian yang akan
dilakukan terletak pada jenjang pendidikannya. Pada penelitian pertama
dan kedua mengembangkan media pembelajaran teks prosedur untuk
SMA/MAN kelas X sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan
mengembangkan media pembelajaran teks prosedur untuk SMA kelas
XI.
3) Perbedaan dengan penelitian pertama, kedua, dan ketiga bisa dilihat dari
kegiatan validasi produk, yakni: (1) produk pada penelitian pertama
divalidasi oleh dua ahli media dan dua praktisi pembelajaran; (2) produk
pada penelitian kedua divalidasi oleh dua ahli media pembelajaran dan
dua praktisi pembelajaran; (3) produk pada penelitian ketiga divalidasi
oleh dua dosen ahli media dan guru. Dalam penelitian ini validasi
dilakukan oleh tiga orang yang meliputi: (1)ahli pembelajaran bahasa dan
sastra Indonesia, (2)ahli media pembelajaran, dan (3) praktisi guru
bahasa Indonesia.

2.2 Media Pembelajaran


Media pembelajaran merupakan salah satu aspek penting dalam sebuah
pembelajaran. Media dapat digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan
pembelajaran dengan lebih efektif melalui penyajian konsep dan contoh yang
aktual bukan hanya sekedar teori abstrak. Oleh karena itu, perlu dibahas tentang
pengertian, jenis, fungsi, manfaat, kriteria media pembelajaran yang baik dan
11

pemilihan media untuk pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan


gambaran jelas serta pemahaman yang menyeluruh sebelum membuat dan
menggunakan sebuah media untuk pembelajaran.

2.2.1 Pengertian Media


Kata “media” berasal dari bahasa latin, merupakan bentuk jamak dari kata
“medium”. Secara harfiah kata tersebut mempunyai makna perantara atau
pengantar. Banyak pakar dan juga organisasi yang memberikan batasan mengenai
pengertian media. Secara bahasa, media pembelajaran dapat diartikan sebagai
perantara atau pengantar, sedangkan secara terminologis, media pembelajaran
dapat diartikan sebagai seluruh perantara (dalam hal ini bahan atau alat) yang
dapat dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Misalnya, media radio,
televisi, buku, majalah, surat kabar ataupun internet (Suryaman, 2012: 123).
Gagner dan Briggs (dalam Arsyad, 2014: 4) secara implisit mengatakan
bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset,
video camera, video recorder, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi, dan
komputer. Media pembelajaran memiliki cakupan yang sangat luas yaitu termasuk
manusia, materi atau kajian yang membangun suatu kondisi yang membuat
peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap (Asyhar,
2012).

2.2.2 Jenis-Jenis Media


Setiap jenis media pembelajaran memiliki karakteristik dan memiliki fungsi
tertentu sebagai penunjang keberhasilan proses belajar. Menurut Munadi (2008),
media dalam proses pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok
besar, yaitu sebagai berikut.
a. Media audio, yaitu jenis media yang hanya melibatkan indera pendengar
dan hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata. Jenis-jenis
media yang termasuk media ini adalah program radio dan program media
rekam, yang disalurkan melalui hardware seperti radio dan alat-alat perekam
12

seperti phonograph, record, audio tape yang menggunakan pita magnetik,


dan compact disk.
b. Media visual, yaitu jenis media yang hanya melibatkan indera penglihatan.
Termasuk dalam jenis media ini adalah media cetak verbal, media cetak
grafis, dan media visual non cetak.
c. Media audio-visual, yaitu jenis media yang melibatkan indera pendengaran
dan penglihatan sekaligus dalam satu proses. Pesan dan informasi yang
dapat disalurkan melalui media ini dapat berupa pesan verbal dan nonverbal
yang mengandalkan baik penglihatan maupun pendengaran.
d. Multimedia, yaitu media yang melibatkan berbagai indera dalam sebuah
sebuah proses pembelajaran. Termasuk dalam media ini adalah segala
sesuatu yang memberikan pengalaman secara langsung bisa melalui
computer dan internet, bisa juga melaui pengalaman berbuat yaitu
lingkungan nyata dan karyawisata dan pengalaman terlibat yaitu permainan
dan simulasi, bermain peran dan forum teater. Dari uraian di atas
menjelaskan bahwa dengan menggunakan jenis media keempat dapat
memuat ketiga jenis media yaitu visual, audio, dan audio-visual.
Pada penelitian pengembangan media pembelajaran ini menggunakan
jenis media pembelajaran yang keempat yaitu multimedia. Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan pengemasan penyajian, dan
pembuatan media pembelajaran yang memuat unsur teks, suara, video, dan
animasi. Media pembelajaran yang memuat berbagai unsur digital tersebut,
didefinisikan sebagai multimedia. Multimedia interaktif dengan
memanfatkan telepon genggam berbasis android merupakan inovasi dalam
pembelajaran.
Beberapa tahun terakhir, multimedia pembelajaran dikembangkan
dengan memanfaatkan komputer. Jika sebelumnya pengguna tetap dibatasi
tempat karena masih harus berhadapan dengan komputer yang tidak
fleksibel untuk berpindah tempat, maka dengan inovasi pemanfaatan telepon
genggam sebagai multimedia interaktif, maka permasalahan tersebut dapat
teratasi. Karakteristik telepon android yang kecil dan mudah dibawa
13

memungkinkan pengguna mengaksesnya kapanpun dan dimanapun. Dengan


inovasi ini, belajar menjadi lebih mudah dan menyenangkan.
Pembelajaran yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi
atau dengan multimedia sebagai media pembelajaran memiliki kelebihan
diantaranya:
1) Interaktif, sesuai dengan namanya, program multimedia ini diprogram
atau dirancang untuk dipakai oleh peserta didik secara individual (belajar
mandiri).
2) Multimedia mampu memberi iklim yang lebih bersifat afektif, karena
kebutuhan peserta didik secara individual terasa terakomodasi.
3) Meningkatkan motivasi belajar.
4) Memberikan umpan balik, multimedia interaktif dapat menyediakan
umpan balik (respon) yang segera terhadap hasil belajar yang dilakukan
oleh peserta didik.
5) Mampu menvisualisasikan materi yang selama ini sulit untuk diterangkan
hanya sekedar dengan penjelasan atau alat peraga yang konvensional.
6) Multimedia interaktif diprogram untuk pembelajaran mandiri, maka
kontrol pemanfaatannya sepenuhnya berada pada penggunanya.

Di samping kelebihan-kelebihan di atas, multimedia interaktif ini juga


memiliki kelemahan, diantaranya:
1) Pengembangannya memerlukan adanya tim yang profesional.
2) Pengembangannya memerlukan waktu yang cukup lama.
Jenis media ini dipilih karena multimedia dapat mengakomodasi
berbagai jenis media seperti audio visual sehingga sangat tepat diterapkan
pada media pembelajaran aplikasi android dengan materi teks prosedur.
Jadi, diharapkan dengan dipilihnya multimedia berupa aplikasi android
dapat membuat siswa lebih antusias dalam kegiatan pembelajaran. Selain
itu, siswa juga dapat memilih urutan dari pembelajaran yang disajikan
sesuai dengan pilihan menu yang disediakan dalam media pembelajaran.
14

2.2.3 Fungsi Media Pembelajaran


Fungsi utama media pembelajaran adalah sumber belajar. Fungsi-fungsi
yang lain merupakan hasil pertimbangan pada kajian ciri-ciri umum yang
dimilikinya, bahasa yang dipakai menyampaikan pesan dan dampak atau efek
yang ditimbulkannya (Munadi, 2008:36).
Menurut Arsyad (2014:13), terdapat empat fungsi media dalam proses
pembelajaran yaitu:
a. Fungsi atensi, media visual dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa
untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran.
b. Fungsi afektif media dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika
belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Dalam hal ini gambar atau
simbol visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa.
c. Fungsi kognitif, media dapat terlihat dari temuan-temuan penelitian yang
mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar
pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan
yang terkandung dalam gambar.
d. Fungsi kompensatoris, media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian
bahwa media yang memberikan kontekstual untuk memahami teks
membantu siswa yang lemah dalam membaca atau mengorganisasikan
informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.
Media pembelajaran aplikasi android yang dikembangkan memiliki fungsi
aternsi, afektif dan kognitif. Fungsi ini dicapai dengan memberikan media yang
menarik dengan sajian tampilan dan desain sesuai dengan usia siswa. Pada fungsi
afektif, media tidak hanya menyajikan teks bergambar. Namun, media juga
menampilkan video kegiatan membuat atau melakukan sesuatu yang diharapkan
dapat menggugah sikap siswa dalam belajar. Sedangkan pada fungsi kognitif,
penggunaan lambang visual berupa gambar dan video serta latihan yang disajikan
dalam bentuk sederhana dan menarik sehingga dapat memperlancar pemahaman
siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dan mengingat informasi yang
terkandung dalam media pembelajaran teks prosedur.
15

2.2.4 Manfaat Media Pembelajaran


Berikut ini pendapat dari Sudjana dan Rivai (2001:2) mengenai manfaat
media pembelajaran dalam proses belajar siswa.
a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih mudah
dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai serta mencapai tujuan
pembelajaran.
c. Mengajar akan lebih menyenangkan, tidak semata-mata komunikasi verbal
melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru
tidak terlalu menghabiskan tenaga dalam pembelajaran.
d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

2.2.5 Kriteria Media Pembelajaran yang Baik


Menurut Asyhar (2012:81) dalam pemilihan media agar tepat sasaran, maka
perlu diperhatikan beberapa kriteria-kriteria tertentu. Kriteria media pembelajaran
yang baik dalam proses pemilihan media adalah:
a. Media yang baik harus jelas dan rapi dalam penyajiannya. Jelas dan rapi
mencakup layout atau pengaturan format sajian, suara, tulisan, dan ilustrasi
gambar.
b. Tidak ada gangguan yang tak perlu pada tulisan, gambar, suara, atau video.
c. Cocok dengan sasaran, tepat untuk jenis kelompok besar, kelompok sedang,
kelompok kecil, atau perorangan.
d. Media harus sesuai dengan karakteristik isi berupa fakta, konsep, prinsip,
prosedural, atau generalisasi.
e. Sesuai dengan tujuan pembelajaran/instruksional yang secara umum mengacu
pada salah satu gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor.
16

f. Praktis, luwes, dan tahan. Media yang dipilih sebaiknya dapat digunakan
dimana pun dan kapan pun
g. Secara teknis media harus berkualitas baik.
h. Ukurannya sesuai dengan lingkungan belajar.

2.2.6 Pemilihan Media untuk Pembelajaran


Munadi (2008:185) mengatakan bahwa “Media pada dasarnya adalah
“bahasanya guru” yang artinya dalam proses penyampaian pesan pembelajaran,
guru harus pandai memilih “bahasa apa” yang paling mudah dimengerti dan
dipahami siswanya”. Dengan demikian, pemilihan media pembalajaran yang tepat
dapat memaksimalkan manfaat media tersebut demi tercapainya tujuan
pembelajaran.
Menurut Munadi (2008:187), terdapat lima kriteria dalam pemilihan media
pembelajaran yaitu:
1) Karakteristik Siswa
Karakteristik siswa adalah keseluruhan pola kelakuan dan kemampuan
yang ada pada siswa sebagai hasil dari pembawaan dan pengalamannya
sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih cita-citanya. Setidaknya
ada tiga hal yang berkaitan dengan karakteristik siswa, yaitu:
a. Karakteristik atau keadaan yang berkenaan dengan kemampuan awal,
yakni kemampuan yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Kemampuan ini merupakan hasil dari berbagai pengalaman masing-
masing siswa.
b. Karakteristik yang berhubungan dengan latar belakang, lingkungan
hidup, dan status sosial.
c. Karakteristik yang berkenaan dengan perbedaan kepribadian.
2) Tujuan belajar
Secara umum tujuan belajar yang diusahakan untuk dicapai meliputi tiga
hal, yakni untuk mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan
keterampilan, serta pembentukan sikap. Ketiganya untuk mendapatkan hasil
yang diharapkan. Relevan dengan hal ini, hasil belajar tersebut meliputi:
17

a. Hal keilmuwan dan pengetahuan konsep atau fakta (kognitif).


b. Hal personal, kepribadian atau sikap (afektif).
c. Hal kelakuan, keterampilan atau penampilan (psikomotorik).
3) Sifat Bahan Ajar
Isi pelajaran atau bahan ajar memiliki keragaman dari sisi tugas yang
ingin dilakukan siswa. Tugas-tugas tersebut biasanya menuntut adanya
aktivitas dari para siswanya. Setiap kategori pembelajaran itu menuntut
aktivitas atau perilaku yang berbeda-beda, dengan demikian akan
mempengaruhi pemilihan media beserta teknik pemanfaatannya.
a. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca,
memperhatikan gambar, percobaan dan pekerjaan orang lain.
b. Oral activities, seperti menyatakan, bertanya, memberi saran,
mengeluarkan pendapat, diskusi, interupsi.
c. Writing activities, seperti mencatat poin-poin penting yang didengarnya,
menulis karangan, cerita menyusun angket, menyalin.
d. Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta.
e. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan
percobaan, membuat konstruksi, bermain, berkebun, beternak.
f. Mental activities, sebagai contoh, menanggapi mengingat, memecahkan
soal, menganalisa, melihat hubungan.
g. Emotional activities, seperti menaruh minat, bosan, gembira,
bersemangat.
4) Pengadaan Media
Dilihat berdasarkan segi pengadaannya, media dapat dibagi menjadi dua
macam yakni;
a. Media jadi, yakni media yang sudah tersedia.
b. Media rancangan, yakni media yang dirancang secara khusus untuk
mencapai suatu tujuan pembelajaran.
Pengembangan media pembelajaran dalam penelitian ini termasuk dalam
pengadaan media jenis rancangan. Media dirancang untuk mencapai tujuan
pembelajaran berdasarkan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai.
18

5) Sifat Pemanfaatan Media


Dilihat berdasarkan sifat pemanfaatannya, media pembelajaran terdapat
dua macam, yaitu media primer dan media sekunder:
a. Media primer, yakni media yang diperlukan atau harus digunakan guru
untuk membantu siswa dalam proses pembelajarannya.
b. Media sekunder, media ini bertujuan untuk memberikan pengayaan
materi.
Pengembangan media pembelajaran dalam penelitian ini bersifat primer.
Media dirancang untuk digunakan secara keseluruhan dalam pembelajaran.
Media berisi kompetensi inti, kompetensi dasar, materi-materi, latihan dan
penugasan.

2.3 Teks prosedur


Robert E. Longacre (dalam Mulyana, 2005:47) mengklasifikasikan teks
prosedur sebagai wacana prosedural. Wacana Prosedural digunakan untuk
memberikan petunjuk atau keterangan bagaimana sesuatu harus dilaksanakan.
Oleh karena itu, kalimat-kalimatnya berisi persyaratan atau aturan tertentu agar
tujuan kegiatan tertentu dapat berhasil dengan baik. Pada penjelasan tentang teks
prosedurini akan membahasa empat hal, yaitu pengertian, ciri-ciri teks prosedur,
struktur teks prosedur dan kaidah kebahasaan teks prosedur.
2.3.1 Pengertian Teks prosedur
Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI), prosedur adalah berati
tahap
tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas. Dengan kata lain, prosedur
merupakan langkah atau tahapan dalam melakukan satu kegiatan. Kemudian
menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini (2011:23), prosedur adalah
serangkaian langkah/kegiatan klerikal yang tersusun secara sistematis berdasarkan
urutan-urutan yang terperinci dan harus diikuti untuk dapat menyelesaikan suatu
permasalahan.
19

Menurut Derewianka dalam Anugerahwati (2004:2) teks prosedur


merupakan
sebuah teks yang mengajarkan tentang serangkaian langkah atau tindakan untuk
dilakukan. Teks prosedur menjelaskan kegiatan yang harus dilakukan agar
pembaca dapat secara tepat dan akurat mengikuti sebuah petunjuk dalam
membuat sesuatu, melakukan suatu pekerjaan, atau menggunakan suatu alat.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa teks prosedur
adalah serangkaian kegiatan yang berisi langkah-langkah atau tindakan yang harus
diikuti dalam menyelesaikan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan akhir. Teks
prosedur sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, contohnya dalam lembar
soal ujian sekolah berstandar nasional terdapat petunjuk pengerjaan soal. Petunjuk
tersebut termasuk dalam teks prosedur yang dimana harapannya agar peserta ujian
yang membacanya dapat memahami bagaimana langkah pengerjaan soal yang
baik.
2.3.2 Ciri-ciri Teks Prosedur
Dalam segi isi, teks prosedur mempunyai beberapa ciri-ciri. Berikut ciri-ciri
teks prosedur.
a. Berisi langkah-langkah
b. Informatif
c. Menggunakan pola kalimat perintah (imperatif).
d. Menggunakan kata kerja aktif.
e. Menggunakan kata penghubung (konjungsi) untuk mengurutkan kegiatan.
f. Menggunakan kata keterangan untuk menyatakan rinci waktu, tempat, dan
cara yang akurat.

2.3.3 Struktur Teks Prosedur


Berikut ini terdapat beberapa stuktur teks prosedur, antara lain:
1. Tujuan, pada bagian ini penulis mengemukakan pembahasan materi yang
akan ditulis seperti tujuan dan manfaat penulisan sehingga hasil akhirnya
sesuai keinginannya pembaca.
20

2. Material, pada bagian ini terdapat materi atau bahan-bahan yang


dibutuhkan, jika teks prosedurnya tentang pembuatan sesuatu maka
pastinya membutuhkan materi/bahan-bahan untuk membantu langkah-
langkahnya.
3. Langkah-langkah, pada bagian ini terdapat inti materi yang dibahas yaitu
langkah-langkah kegiatan materi yang harus dilakukan atau diikuti untuk
mencapai hasil akhir yaitu tujuan dan manfaatnya secara berurutan.

2.3.4 Kaidah Kebahasaan Teks Prosedur


Kebahasaan dalam teks prosedur perlu dipahami dan dikuasai oleh peserta
didik dalam membuat sebuah tulisan. Jika peserta didik menguasai aspek
kebahasaan dalam sebuah tulisan maka isi yang ditulisnya akan mudah dipahami
oleh pembaca. Kaidah kebahasaan dalam teks prosedur memiliki ciri sebagai
berikut.
a. Menggunakan kalimat imperatif (kalimat perintah).
Kalimat Imperatif adalah kalimat yang didalamnya mengandung perintah.
Biasanya kalimat ini digunakan untuk meminta atau melarang seseorang
untuk dan tidak lakukan sesuatu hal.
Contoh kalimat imperatif :
Letakan buku ini diatas meja!
Hindari penggunaan bahan yang terlalu tebal agar tidak terjadi iritasi!

b. Terdapat kalimat Introgatif


Kalimat interogatif adalah kalimat yang berisikan pertanyaan dalam teks
prosedur.
c. Terdapat kalimat Deklaratif
Kalimat deklaratif adalah kalimat yang berisakan pernyataan.
d. Pronomina
Pronomina adalah istilah kata ganti yang sering digunakan pengarang untuk
menamai seseorang secara tidak langsung. Bisa juga pronomina digunakan
untuk menggantikan benda dan sesuatu hal secara tidak langsung.
21

e. Banyak menggunakan kata penghubung (konjungsi) partikel yang bermakna


penambahan, seperti selain itu, pun, kemudian, selanjutnya, oleh karena itu,
lalu, setelah itu, dan di samping itu.

f. Menggunakan kata verba material


Kata verba material merupakan sesuatu yang mangacu pada tindakan fisik
seperti potong ikan, haluskan bumbu dan lain-lain.
g. Menggunakan kata verba tingkah laku
Kata verba tingkah laku merupakan suatu tindakan yang dilakukan dengan
ungkapan.
h. Pengacuan
Pengacuan merupakan alat kohesi yang digunakan oleh penulis teks biografi
untuk terhindar dari pengulangan kata. Penting kaitannya bagi seorang
penulis untuk berpedoman pada pengacuan agar terhndar dari pengulangan
kata yang sama secara terus-menerus.
i. Kata Keterangan
Kata keterangan adalah kata yang menunjukkan sebuah kejadian atau
peristiwa, waktu dan tempat. Bisa pula kata keterangan menunjukkan cara
atau alat.
j. Menggunakan kata-kata persuasif
Kata persuasif adalah kata yang bersifat mengajak apabila teks prosedur itu
berupa resep dan petunjuk penggunaan alat yang akan digunakan.
k. Menggunakan Kata Yang Menyatakan Urutan Langkah Kegiatan
Contoh:   Pertama, kedua, ketiga, keempat dan seterusnya.
l. Menggunakan kata baku.
m. Terdapat bilangan sebagai penanda urutan
n. Partisipan Manusia
Bagian ini diperlukan untuk melibatkan pembaca dalam isi teks. Adanya
partisipan ini akan membuat ajakan yang terdapat dalam teks prosedur
22

menjadi mudah dipahami dan mudah untuk diterapkanakan atau


dilaksanakan.

2.4 Kearifan Lokal


Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak
dapat dipisahkan dari bahasa masyarakat itu sendiri. Kearifan lokal (local
wisdom) biasanya diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi
melalui cerita dari mulut ke mulut.

2.4.1 Pengertian Kearifan Lokal


Kearifan lokal adalah identitas atau kepribadian budaya sebuah bangsa yang
menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap, bahkan mengolah kebudayaan
yang berasal dari luar/bangsa lain menjadi watak dan kemampuan sendiri Wibowo
(2015:17). Identitas dan Kepribadian tersebut tentunya menyesuaikan dengan
pandangan hidup masyarakat sekitar agar tidak terjadi pergesaran nilai-nilai.
Kearifan lokal adalah salah satu sarana dalam mengolah kebudayaan dan
mempertahankan diri dari kebudayaan asing yang tidak baik.
Kearifan lokal adalah pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai
strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal
dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka. Dalam
bahasa asing sering juga dikonsepsikan sebagai kebijakan setempat local wisdom
atau pengetahuan setempat “local knowledge” atau kecerdasan setempat local
genious Fajarini (2014:123). Berbagai strategi dilakukan oleh masyarakat
setempat untuk menjaga kebudayaannya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Alfian (2013: 428) Kearifan lokal
diartikan sebagai pandangan hidup dan pengetahuan serta sebagai strategi
kehidupan yang berwujud aktifitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam
memenuhi kebutuhan mereka. Berdasarkan pendapat Alfian itu dapat diartikan
bahwa kearifan lokal merupakan adat kebiasaan yang telah mentradisi yang
dilakukan oleh sekelompok masyarakat secara turun temurun yang hingga saat ini
masih dipertahankan keberadaannya oleh masyarakat hukum adat tertentu di
daerah tertentu. Berdasarkan pengertian di atas dapat diartikan bahwa local
23

wisdom (kearifan lokal) dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan setempat local


yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti
oleh anggota masyarakatnya.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti dapat mengambil benang
merah bahwa kearifan lokal merupakan gagasan yang timbul dan berkembang
secara terus-menerus di dalam sebuah masyarakat berupa adat istiadat, tata
aturan/norma, budaya, bahasa, kepercayaan, dan kebiasaan sehari-hari.

2.4.2 Bentuk-bentuk Kearifan Lokal


Haryanto ( 2014:212) menyatakan bentuk-bentuk kearifan lokal adalah
Kerukunan beragaman dalam wujud praktik sosial yang dilandasi suatu kearifan
dari budaya. Bentuk-bentuk kearifan lokal dalam masyarakat dapat berupa budaya
(nilai, norma, etika, kepercayaan, adat istiadat, hukum adat, dan aturan-aturan
khusus). Nilai-nilai luhur terkait kearifan lokal meliputi Cinta kepada Tuhan, alam
semester beserta isinya,Tanggung jawab, disiplin, dan mandiri, Jujur, Hormat dan
santun, Kasih sayang dan peduli, Percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang
menyerah, Keadilan dan kepemimpinan, Baik dan rendah hati,Toleransi,cinta
damai, dan persatuan.
Hal hampir serupa dikemukakan oleh Wahyudi (2014: 13) kearifan lokal
merupakan tata aturan tak tertulis yang menjadi acuan masyarakat yang meliputi
seluruh aspek kehidupan, berupa Tata aturan yang menyangkut hubungan antar
sesama manusia, misalnya dalam interaksi sosial baik antar individu maupun
kelompok, yang berkaitan dengan hirarkhi dalam kepemerintahan dan adat, aturan
perkawinan antar klan, tata krama dalam kehidupan sehari-hari. Tata aturan
menyangkut hubungan manusia dengan alam, binatang, tumbuh-tumbuhan yang
lebih bertujuan pada upaya konservasi alam.Tata aturan yang menyangkut
hubungan manusia dengan yang gaib, misalnya Tuhan dan roh-roh gaib. Kearifan
lokal dapat berupa adat istiadat, institusi, kata-kata bijak, pepatah (Jawa: parian,
paribasan, bebasan dan saloka).
Dalam karya sastra kearifan lokal jelas merupakan bahasa, baik lisan
maupun tulisan Ratna (2011-95). Dalam masyarakat, kearifan-kearifan lokal dapat
24

ditemui dalam cerita rakyat, nyayian, pepatah, sasanti, petuah, semboyan, dan
kitab-kitab kuno yang melekat dalam perilaku sehari-hari. Kearifan lokal ini akan
mewujud menjadi budaya tradisi, kearifan lokal akan tercermin dalam nilai-nilai
yang berlaku dalam kelompok masyarakat tertentu.
Selain berupa nilai dan kebiasaan kearifan lokal juga dapat berwujud benda-
benda nyata salah contohya adalah wayang. Wayang kulit diakui sebagai
kekayaan budaya dunia karena paling tidak memiliki nilai edipeni (estetis)
adiluhung (etis) yang melahirkan kearifan masyarakat, terutama masyarakat Jawa.
Bahkan cerita wayang merupakan pencerminan kehidupan masyarakat Jawa
sehingga tidak aneh bila wayang disebut sebagai agamanya orang Jawa. Dengan
wayang, orang Jawa mencari jawab atas permasalahan kehidupan mereka
(Sutarso, 2012 : 507). Dalam pertunjukan wayang bergabung keindahan seni
sastra, seni musik, seni suara, seni sungging dan ajaran mistik Jawa yang
bersumber dari agama-agama besar yang ada dan hidup dalam masyarakat Jawa.
Bentuk kearifan lokal yang terdapat pada masyarakat jawa selain wayang adalah
joglo ( rumah tradisional jawa ).
Selain kearifan lokal di atas, Bali merupakan salah satu daerah yang masih
kental nilai kearifan lokalnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan masih tingginya
antusias masyarakat terhadap budaya-budaya maupun ritual keagamaan yang ada
di Bali. Masih banyak lagi daerah yang mempunyai kearifan lokal untuk
menunjang perekonomiannya seperti masyarakat Bantul yang terkenal dengan
kesenian kearamiknya, Garut yang terkenal dengan dodolnya, Kebumen dengan
genteng sokka dan masih banyak lagi. Hal tersebut merupakan bagian dari budaya
kita yang berbentuk kaerifan lokal.
Pada penelitian ini menggunakan kearifan lokal berupa nilai-nilai yang
berlaku dalam kelompok masyarakat yang diwariskan secara turun-temurun oleh
leluhur melalui cerita dari mulut ke mulut terutama pada bidang makanan atau
oleh-oleh yang menjadi ciri khas suatu daerah tertentu.
25

2.5 Sistem Operasi Android


Sistem operasi adalah program yang mengelola perangkat keras komputer
dan menyediakan layanan umum untuk aplikasi atau perangkat lunak. Bisa
dikatakan bahwa sistem operasi merupakan otak dari kegiatan yang dioperasikan
oleh perangkat keras (Khahar, 2014). Android adalah sebuah sistem operasi untuk
perangkat Mobile yang mencakup sistem operasi, middleware dan aplikasi.
Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan
aplikasi mereka sendiri. Sementara platform Open-source (terbuka) merupakan
platform yang dapat di download dan dimodifikasi dengan gratis oleh pengguna
( Fling dalam Khahar, 2014).
Sistem operasi android berfungsi sebagai wadah untuk menjalankan sebuah
aplikasi yang terintegrasi oleh android yang bisa di akses menggunakan sebuah
smartphone. Menurut Kominfo (2015), pengguna aktif smartphone di Indonesia
mencapai lebih 130 juta orang. Adapun kelebihan dan kekurangan android
(Santoso, 2014).
Kelebihan Android
a. Sistem operasi bersiafat open source, memungkinkan pengguna untuk
membuat aplikasi sendiri.
b. Memiliki banyak aplikasi software dari berbayar dan gratis.
c. Tampilan terlihat lebih elegan dan menarik.
d. Bersifat multitasking

Kekurangan Android
a. Baterai yang cepat habis.
b. Pengoperasian sedikit lebih sulit dibanding handphone lain.
c. Harus selalu terhubung ke internet untuk mengakses fitur-fitur.

Android banyak digunakan pada mobile devices seperti pada smartphone,


tidak hanya menjadi sistem operasi di smartphone tetapi menjadi pesaing utama
dari brand smartphone Apple pada sistem operasi PC dan tablet. Pesatnya
pertumbuhan android karena merupakan sistem open source sehingga bebas
didistribusikan dan dipakai oleh vendor manapun. Oleh karena itu Google pada
26

Agustus 2008 mengenalkan android market atau yang lebih dikenal dengan nama
playstore. Playsotere merupakan suatu toko aplikasi online untuk perangkat
android ( Suprianto dan Agustina, 2012: 13). Melalui aplikasi ini pengguna dapat
dengan mudah men-download aplikasi dari pihak ketiga secara langsung melalui
perangkat mereka. Android market menyediakan aplikasi mulai dari yang
berbayar maupun gratis.
Versi android ada bermacam-macam sejak diciptakan pertama kali hingga
sekarang. Versi-versi android dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Nama Versi Waktu Rilis


Cupcake 1.5 April 20109
Donut 1.6 September 2009
Eclair 2.0-2.1 Oktober 2009
Froyo 2.2-2.2.3 Mei 2010
Gingerbread 2.3-2.3.7 Desember 2010
Honeycomb 3.0-3.2.6 Februari 2011
Ice Cream Sandwich 4.0-4.0.4 Oktober 2011
Jelly Bean 4.1-4.3.1 Juli 2012
Kitkkat 4.4-4.4.4 Oktober 2013
Lollipop 5.0-5.1.1 November 2014
Marsmallow 6.0-6.0.2 Oktober 2015
Nougat 7.0-7.1.2 Agustus 2016
Oreo 8.0 Agustus 2017

Cepatnya pertumbuhan m-learning, menunjukkan bahwa


mengintegrasikan
teknologi mobile sebagai alat baru dalam berbagai bidang khususnya dunia
pendidikan. Teknologi mobile learning dalam dunia pendidikan dapat bermanfaat
untuk meningkatkan motivasi, meningkatkan interaktivitas, kolaborasi dan
keterlibatan dalam berbagai kegiatan pembelajaran, dan secara khusus
pembelajaran ini memberikan peserta didik kontrol atas apa, di mana, kapan dan
27

bagaimana mereka akan belajar, dan menciptakan rasa kebersamaan (Oz, 2013:
1032).
Menurut Hanafi dan Samsudin (2012: 1) semua kegiatan pembelajaran
sekarang ini dimungkinkan bisa dilaksanakan melalui m-learning yang
diberdayakan oleh kemajuan dalam sistem operasi teknologi mobile, terutama
platform android. Guru dalam pembelajaran dapat memanfaatkan android dalam
memberi atau menyampaikan materi pelajaran kepada para siswanya. Melalui
kecanggihan teknologi diharapkan dapat membuat proses belajar mengajar
menjadi lebih menarik dan memudahkan siswa dalam memahami materi
pelajaran.

BAB 3. METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dijelaskan tentang beberapa hal pendukung penelitian,
diantaranya sebagai berikut; (1) jenis penelitian, (2) desain penelitian
pengembangan, (3) tempat, data, dan sumber data, (4) metode pengumpulan
data, dan (5) instrumen penelitian, dan (6) teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau yang
dikenal dengan research and development (R&D). Sanjaya (2014;129)
menjelaskan penelitian dan pengembangan adalah proses pengembangan dan
validasi produk. Model pengembangan dan validasi produk penelitian ini
menggunakan model pengembangan 4-D oleh Thiagarajan (1974). Produk yang
dikembangkan adalah media pembelajaran aplikasi android berbasis kearifan
lokal pada materi teks prosedur untuk siswa kelas XI SMA.

3.2 Desain Penelitian Pengembangan


Model pengembangan media pembelajaran yang dipilih dalam penelitian
ini adalah model pengembangan 4-D. Model pengembangan yang disarankan
oleh Thiagarajan (1974). Model ini terdiri dari 4 tahap yakni Define
28

(pendefinisian), Design (perancangan), Development (pengembangan), dan


Disseminate (penyebaran). Model 4-D digunakan sebagai acuan dalam
melaksanakan uji pengembangan dikarenakan model ini lebih tepat untuk
digunakan dalam mengembangkan perangkat pembelajaran, memiliki uraian
yang lengkap dan sistematis, sederhana dan mudah dipahami, serta
pengembangannya melibatkan penilaian ahli.
29

Define

Design

Development

Disseminate
30

Gambar 3.1. Prosedur Pengembangan Model 4-D diadaptasi dari


Thiagarajan (1974: 6-9)
3.2.1 Tahap Pendefinisian (Define)
Tahap pendefinisian adalah proses menentukan kebutuhan-kebutuhan
dalam kegiatan pembelajaran. Pada proses menerapkan kebutuhan perlu
memperhatikan kesesuaian kebutuhan pembelajaran dengan kurikulum yang
digunakan, tingkat atau tahap perkembangan peserta didik dan kondisi sekolah.
Tahapan ini meliputi beberapa langkah, yaitu:
a. Analisis Awal-Akhir (Front-end Analysis)
Langkah ini bertujuan untuk memunculkan dan menetapkan masalah
dasar yang dihadapi dalam proses pembelajaran sehingga dibutuhkan
pengembangan bahan pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi dan
wawancara dengan guru bahasa Indonsia kelas XI SMA Muhammadiyah 3
Jember, diperoleh informasi bahwa dalam proses pembelajaran teks
prosedur di kelas masih kurang efektif dikarenakan kurangnya antusias
siswa pada materi yang diberikan. Hal ini diakibatkan karena pembelajaran
hanya memanfaatkan modul pembelajaran yang disediakan oleh sekolah
dan media teks prosedur yang terdapat di internet. Informasi lain yang
didapat yaitu guru belum memberikan contoh konkret kegiatan teks
prosedur yang ada di lingkungan sekitar siswa terutama yang berkaitan
dengan kearifan lokal.
Analisis awal-akhir menetapkan bahwa pengembangan media
pembelajaran berbasis kearifan lokal ini menggunakan KD 3.2
Menganalisis struktur dan kebahasaan teks prosedur. Sedangkan rumusan
KD 4.2 yaitu Mengembangkan teks prosedur dengan memperhatikan hasil
analisis terhadap isi, struktur dan kebahasaan. Sedangkan indikatornya
adalah siswa mampu menganalisis struktur teks prosedur, siswa mampu
menganalisis aspek kebahasaan teks prosedur, siswa mampu menyusun
rancangan suatu teks prosedur, siswa mampu mengembangkan teks
prosedur sesuai struktur dan kaidahnya, siswa mampu memproduksi teks
31

prosedur dalam bentuk tulis, siswa menunjukkan sikap aktif dalam menulis
teks prosedur.

b. Analisis Peserta Didik (Learner Analysis)


Analisis peserta didik sangat penting dilakukan pada awal
perencanaan. Analisis peserta didik dilakukan dengan cara mengamati
karakteristik pada peserta didik. Analisis ini dilakukan dengan
mempertimbangkan ciri, kemampuan, dan pengalaman peserta didik, baik
sebagai kelompok maupun individu. Analisis peserta didik meliputi
karakteristik kemampuan akademik, usia, dan motivasi belajar. Media yang
akan dikembangkan menyesuaikan dengan analisis tahap awal dengan
memperhatikan karakter siswa mulai dari kemampuan akademik hingga
motivasi belajar.
c. Analisis Tugas (Task Analysis)
Analisis tugas adalah kegiatan mengidentifikasi keterampilan dasar
yang akan diajarkan oleh guru dan menganalisis kegiatan-kegiatan belajar
yang diperlukan untuk menguasai keterampilan tersebut. Analisis dapat
mencakup struktur isi, prosedural, penyajian, konsep dan sumber bahan
ajar. Pada penelitian pengembangan ini materi pembelajaran yang
dikembangkan sesuai dengan Kurikulum 2013 revisi 2017, sebagai berikut:
Standar Kompetensi:
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
32

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

Kompetensi Dasar:
3.2 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks prosedur
4.2 Mengembangkan teks prosedur dengan memerhatikan hasil analisis
terhadap isi, struktur dan kebahasaan
d. Analisis konsep ( Concept Analysis)
Analisis konsep adalah mengidentifikasi konsep penyajian
pembelajaran pada media pembelajaran yang akan dikembangkan. Konsep
dibentuk secara runtut dari yang termudah hingga yang sulit sehingga
membuat peserta didik dapat berpikir kritis. Pengembangan media juga
menyesuaikan dengan kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan
saintifik. Konsep dan isi dari media pembelajaran yang akan dikembangkan
adalah struktur teks prosedur, kebahasaan teks prosedur, dan memproduksi
teks prosedur dalam bentuk tulisan.

e. Analisis Tujuan Pembelajaran (Specifying Instructional Objectives)


Pada fase ini hasil analisis tugas konsep yang diperoleh
diterjemahkan menjadi kompetensi-kompetensi sebagai tujuan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran tersebut digunakan sebagai dasar untuk
membuat alat evaluasi dan rancangan pembelajaran. Berdasarkan hasil
analisis tugas dan analisis konsep, berikut ini ditetapkan tujuan
pembelajaran pokok bahasan materi menganalisis dan mengembangkan
teks prosedur.
1) Siswa dapat mengetahui dan menentukan struktur dan kebahasaan pada
materi teks prosedur.
2) Siswa mampu mengembangkan dan memproduksi teks prosedur
33

f. Tahap Perancangan (Design)


Tahap perancangan bertujuan untuk merancang desain awal
perangkat pembelajaran. Proses perancangan dimulai setelah tujuan
kegiatan pembelajaran ditentukan. Kegiatan utama dalam proses
perancangan adalah pemilihan media dan format untuk bahan dan
pembuatan desain awal pembelajaran. Fase-fase pada tahap ini diuraikan
sebagai berikut :
a. Penyusunan Tes (Criterion-test Construction)
Penyusunan tes instrumen berdasarkan penyusunan tujuan
pembelajaran yang menjadi tolak ukur kemampuan peserta didik
berupa produk, proses, psikomotor selama dan setelah kegiatan
pembelajaran. Penilaian hasil tes menggunakan panduan evaluasi yang
memuat kunci dan pedoman penilaian setiap butir soal.
Tes yang ada pada media yang dikembangkan berupa pertanyaan
isian dan tugas mengembangkan teks prosedur. Tes dan tugas ini dapat
digunakan untuk mengetahui kemampuan dan pemahaman siswa
terhadap materi yang disampaikan menggunakan media pembelajaran.
b. Pemilihan media (media selection)
Pemilihan media adalah proses memilih media yang sesuai untuk
mempresentasikan isi pembelajaran. Proses pemilihan ini
mempertimbangkan hasil analisis konsep dan analisis tugas,
karakteristik siswa, sumber media, serta perlengkapan dan teknis
penggunaan media dari berbagai media yang berbeda. Hal ini berguna
untuk membantu peserta didik dalam pencapaian kompetensi inti dan
kompetensi dasar yang diharapkan. Dalam penelitian ini, telah dipilih
media untuk tujuan di atas yakni media pembelajaran android yang
terdiri dari gambar, audio, visual, animasi dan materi pembelajaran
teks prosedur.
c. Pemilihan format (Format Selection)
Pemilihan format berhubungan erat dengan pemilihan media.
Penyusunan format dalam pengembangan ini meliputi format untuk
34

mendesain isi, pemilihan strategi pembelajaran, dan sumber belajar. Di


dalam media pembelajaran tercantum kompetensi inti dan kompetensi
dasar tentang menganalisis struktur dan kebahasaan serta tentang
mengembangkan teks prosedur. Pengemasan menggunakan perangkat
lunak untuk menunjang kualitas dan kuantitas gambar yaitu adobe
flash professional cs6 sebagai perangkat utama, dibantu dengan
perangkat lunak adobe photoshop dan wondershare filmora.

d. Desain awal (Initial Design)


Desain awal yaitu rancangan media yang telah dibuat oleh
peneliti kemudian diberi masukan oleh dosen pembimbing, Masukan
dari dosen pembimbing akan digunakan untuk memperbaiki media
sebelum dilakukan produksi. Kemudian melakukan revisi setelah
mendapatkan saran perbaikan media dari dosen pembimbing dan
nantinya rancangan ini akan dilakukan tahap validasi.
Berikut dipaparkan desain awal berupa soryboard media
pembelajaran yang akan dikembangkan.

N Tampilan Keterangan
o
1. - Pembuka berisi identitas peneliti
- Kemudian dilanjutkan dengan
pengenalan materi yang akan
Teks Prosedur
dibahas

- Contoh video teks prosedur


sebagai apersepsi sebelum
pembelajaran

Lanjut

2. - Terdapat 5 menu utama yang


berisi kompetensi inti,
35

kompetensi dasar,
- indikator pembelajaran, peta
KI/KD Indikator Peta Konsep konsep, materi, dan tutorial
penggunaan media.
Materi

Tutorial
3. - Terdapat 4 kegiatan dalam
Kegiatan 1 Kegiatan 2
menu materi yaitu kegiatan 1,
kegiatan 2, kegiatan 3, dan
kegiatan 4.
Kegiatan 3 Kegiatan 4

4. - Halaman ini berisi tentang


Kegiatan 1 - materi teks prosedur
dengan kegiatan
Menganalisis Struktur Teks Prosedur
menganalisis struktur teks
prosedur.

5. .. . - Halaman ini berisi tentang


Kegiatan 2 materi menganalisi aspek
Menganalisi Aspek kebahasaan Teks kebahasaan teks prosedur
Prosedur

6. - Halaman ini berisi materi


Kegiatan 3 - menyusun rancangan suatu teks
prosedur
Menyusun rancangan garis besar suatu
teks prosedur
36

7. - Halaman ini berisi materi


Kegiatan 4 - mengembangkan teks prosedur
mengembangkan teks prosedur dengan memperhatikan struktur
dan unsur kebahasaan teks
prosedur

8. - Halaman ini berisi latihan dari


materi yang telah dipelajari.
Uji Terdapat 2 latihan yaitu pilihan
ganda dan uraian.
Kompetensi
-

9. - Halaman ini berisi biografi


Biografi Penulis penulis, nama pembimbing dan
penguji, serta menu daftar
pustaka
Nama
-
Pemb & Penguji

Daftar Pustaka
10 - Sebelum media menutup,
. Kata Motivasi.... terdapat kata motivasi yang
ditampilkan

Anda yakin mau keluar dari media -


ini?
Iya Tidak -

Tabel 0.1 Storyboard


37

3.2.2 Tahap Pengembangan (Develop)


Tujuan dari tahapan ini adalah untuk menghasilkan suatu produk yang
telah direvisi berdasarkan masukan validator dan data yang diperoleh dari uji
pengembangan. Kegiatan pada tahap pengembangan adalah validasi ahli dan uji
pengembangan.
a. Validasi Ahli (Expert Appraisal)
Penilaian validasi ahli adalah teknik untuk memperoleh masukan
sebagai upaya peningkatan kualitas media pembelajaran. Validasi ahli
dalam penelitian ini dilakukan oleh tiga validator. Ketiga validator tersebut
akan menilai, memberikan masukan dan saran dengan menggunakan
lembar validasi. Hasil dari validasi ini digunakan sebagai bahan perbaikan
untuk kesempurnaan media yang dikembangkan. Setelah draf I divalidasi
dan direvisi, maka dihasilkan draf II. Draf II selanjutnya akan diujikan
kepada peserta didik dalam tahap uji coba lapangan terbatas.

Validator Keterangan

Validator ahli dalam bidang Dosen mata kuliah menulis Prodi


V1 menulis Bahasa Indonesia Pendidikan Bahasa Dan Sastra
(ahli materi) Indonesia FKIP UNEJ

Dosen mata kuliah media


Validator ahli dibidang media pembelajaran Prodi Pendidikan
V2
pembelajaran (ahli media) Bahasa Dan Sastra Indonesia FKIP
UNEJ

Guru mata pelajaran Bahasa


V3 Validator praktisi di sekolah
Indonesia SMA
Tabel 0.2 Validator

b. Uji Coba Produk ( Development Testing)


38

Uji coba produk meliputi penguji cobaan media pembelajaran dengan


siswa yang sebenarnya untuk menemukan bagian-bagian yang perlu
diperbaiki. Berdasarkan respon, reaksi, dan pendapat siswa, kemudian
media pembelajaran dimodifikasi. Siklus pengujian, perbaikan, dan
pengujian kembali dapat diulang-ulang sehingga perangkat pembelajaran
yang dihasilkan dapat berfungsi dengan efektif dan konsisten.
c. Tahap Diseminasi (Diseminate)
Setelah uji coba terbatas dan instrumen telah direvisi, tahap
selanjutnya adalah tahap diseminasi. Tujuan dari tahap ini adalah
menyebarluaskan media. Pada penelitian ini hanya dilakukan diseminasi
terbatas, yaitu dengan menyebarluaskan dan mempromosikan produk akhir
media secara terbatas kepada guru Bahasa Indonesia di SMA
Muhammadiyah 3 Jember.

3.3 Data dan Sumber Data


Dalam sub bab ini akan dijelaskan tentang data dan sumber data penelitian
pengembangan.

3.3.1 Data
Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk
menyusun informasi melalui suatu proses pengolahan (SK Menteri P dan K
No.0259/U/1977 tanggal 11 Juli 1977 dalam Arikunto, 2002:96). Data dalam
penelitian dan pengembangan ini terbagi menjadi tiga, yakni data verbal, data
non verbal, dan data numeral. Adapun penjelasannya sebagai berikut.
a. Data verbal
Menurut Mulyana (2015:261) verbal adalah suatu pesan yang
disampaikan berupa kata-kata. Dalam proses pengembangan bahan ajar, data
verbal berupa verbal tertulis dan verbal lisan. Data verbal tertulis meliputi: (1)
KI dan KD pelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan kurikulum 2013 revisi
2017, (2) berbagai paparan teoritis telaah buku teks yang digunakan sebagai
acuan pengembangan berupa kelayakan substansi isi dan konstruksi,
39

penyajian, kebahasaan dan kegrafikaan, (3) hasil validasi para ahli dan
validator praktisi yang berisi saran-saran pada kolom validasi, (4) komentar
dan saran dari hasil uji coba lapangan pada lembar observasi. Sementara data
verbal lisan berupa, (1) hasil wawancara dengan guru Bahasa Indonesia (2)
komentar secara lisan terhadap hasil observasi penggunaan bahan ajar dan (3)
saran-saran dari uji coba lapangan
b. Data non verbal
Menurut Mulyana (2015:342) non verbal berupa gambar, simbol,
ilustrasi dan isyarat. Dalam proses pengembangan bahan ajar, data non verbal
berupa objek atau peristiwa yang relevan terkait dengan materi bahan ajar.
c. Data numeral
Menurut Widoyoko (2016:23) data numeral merupakan data yang
diperoleh dari perhitungan. Data numeral berupa (1) hasil perhitungan
terhadap lembar validasi yang diberikan kepada validator ahli dan validator
praktisi, (2) hasil perhitungan terhadap angket uji coba yang diberikan kepada
siswa dan guru, dan (3) hasil perhitungan terhadap ketuntasan belajar siswa
ditinjau dari hasil belajar siswa.
Berdasarkan penjelasan tersebut data dalam penelitian dan pengembangan
media pembelajaran ini menggunakan ketiga jenis data, baik data verbal, data non
verbal dan data numeral. Data verbal pada penelitian ini meliputi kurikulum 2013
revisi 2017 yang berisi KI dan KD pelajaran bahasa Indonesia khususnya pada
materi teks prosedur dan teori telaah buku yang digunakan sebagai acuan
pengembangan berupa kelayakan substansi, penyajian, kebahasaan dan substansi.
Data non verbal pada penelitian ini berupa objek atau peristiwa yang relevan
terkait dengan materi teks prosedur. Sedangkan data numeral pada penelitian ini
berupa hasil perhitungan terhadap lembar validasi yang diberikan kepada validator
ahli dan validator praktisi, hasil perhitungan terhadap angket uji coba yang
diberikan kepada siswa dan guru, serta hasil perhitungan terhadap ketuntasan
belajar siswa ditinjau dari hasil belajar siswa.
40

3.3.2 Sumber Data


Sumber data pada penelitian pengembangan ini terbagi menjadi 3 sesuai
dengan rumusan masalah yang diteliti. berikut dijabarkan sumber data pada
penelitian ini.
1) Untuk mengetahui kualitas media yang dikembangkan dan mengetahui
tingkat keterpahaman siswa sesuai dengan rumusan masalah pertama pada
penelitian ini. Maka sumber data yang digunakan adalah
a. Validasi ahli untuk menguji kualitas media pembelajaran. Validasi
dilakukan oleh 3 (tiga) validator sesuai dengan bidang masing-masing
meliputi:
a) Dosen mata kuliah media pembelajaran Prodi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia FKIP UNEJ (validasi media pembelajaran)
b) Dosen mata kuliah menulis Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia FKIP UNEJ (validasi ahli pembelajaran bahasa indonesia)
c) Guru bahasa Indonesia SMA (validasi praktisi pembelajaran bahasa
Indonesia SMA)
2) Untuk mengetahui respon siswa, peneliti menggunakan angket respon siswa
untuk mendapatkan data. Angket respon siswa, berisikan tentang tanggapan
siswa terhadap media pembelajaran yang dikembangkan ketika digunakan
dalam pembelajaran di kelas. Angket repson siswa digunakan untuk
mengetahui kelayakan media pembelajaran ketika digunakan langsung oleh
siswa dalam pembelajaran.
3) Melakukan uji coba dikelas XI SMA Muhammadiyah 3 Jember untuk
mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan media pembelajaran
yang dikembangkan.
4) Buku rujukan yaitu pustaka/literatur yang digunakan untuk penyusunan
materi pada media pembelajaran yang akan dikembangkan. Selain materi,
buku rujukan juga digunakan untuk latihan dan penugasan siswa. Beberapa
buku rujukan diantaranya buku guru dan buku siswa Bahasa kelas XI
Kurikulum 2013 revisi 2017.
41

3.4 Metode Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan
data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2013). Metode
dan instrumen pengumpulan dalam penelitian ini berupa dokumentasi, angket
dan tes.

3.4.1 Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data dan menunjang kegiatan
penelitian, peneliti berusaha mengumpulkan dokumen sebagai data yang
autentik. Menurut Sugiyono (2013:240) dokumen merupakan catatan peristiwa
yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari
penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
Dokumentasi berupa Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kurikulum 2013,
buku ajar SMA meliputi Buku Guru dan buku siswa Bahasa Indonesia XI
Kurikulum 2013 revisi 2017 serta buku rujukan lain yang digunakan untuk
menyusun materi, latihan dan uji kompetensi.

3.4.2 Angket
Angket respon siswa digunakan untuk mengumpulkan data tentang respon
siswa terhadap media pembelajaran teks prosedur yang dikembangkan setelah
media tersebut di uji cobakan. Pengumpulan data dengan teknik angket
dilakukan dengan memberikan kuesioner yang berisi penilaian kelayakan media
pembelajaran berdasarkan aspek isi/materi, penyajian, bahasa dan kegrafikan
kepada siswa sebagai subjek uji coba. Data ini akan dianalisis dan hasilnya akan
digunakan untuk menyimpulkan apakah siswa merespon secara positif atau
negatif selama mengikuti pembelajaran dengan media pembelajaran teks
prosedur berbasis kearifan lokal dalam bentuk aplikasi android. Pedoman
angket respons siswa dapat dilihat pada lampiran D.
42

3.4.3 Tes Hasil belajar


Tes hasil belajar adalah sekelompok pertanyaan atau tugas-tugas yang
harus dijawab atau diselesaikan oleh siswa dengan tujuan untuk mengukur
ketuntasan hasil belajar siswa. Pengukuran hasil belajar dilaksanakan setelah
pembelajaran menggunakan media yang dikembangkan. Pada penelitian ini
dilakukan pengukuran hasil belajar menggunakan aplikasi pembelajaran
android. Pengukuran yang dilakukan mencakup ranah kognitif menggunakan
post-test. Siswa ditugaskan untuk menjawab beberapa pertanyaan berkenaan
dengan materi teks prosedur, selain itu, siswa juga diberikan tugas
mengembangkan teks prosedur sesuai dengan yang telah diajarkan pada
kegiatan pembelajaran sebelumnya. Kegiatan tes digunakan untuk mengetahui
ketuntasan hasil belajar siswa setelah menggunakan media pembelajaran teks
prosedur berbasis kearifan lokal dalam bentuk aplikasi android.

3.5 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian digunakan untuk menghimpun data selama proses
pengembangan media pembelajaran berbasis kearifan lokal pada materi teks
prosedur menggunakan lembar validasi dan angket. Rumusan masalah pertama
pada penelitian ini menggunakan instrumen penelitian yaitu validasi ahli dan
angket uji keterpahaman. Lembar validasi disusun meliputi tiga jenis
disesuaikan dengan responden dari penelitian. Adapun validasi tersebut yaitu
validasi untuk ahli materi pembelajaran bahasa Indonesia, validasi untuk ahli
media dan validasi praktisi pembelajaran. Selain itu, untuk mendapatkan data
tentang kualitas media dari uji keterpahaman siswa menggunakan angket uji
keterpahaman siswa. Cakupan penilaian dalam penilaian validasi ini adalah
sebagai berikut: (a) aspek yang dinilai oleh ahli materi adalah aspek
pembelajaran dan aspek isi, (b) aspek yang dinilai oleh ahli media adalah aspek
tampilan dan aspek pemograman, (c) aspek yang dinilai oleh validator praktisi
adalah kegiatan pembelajaran menggunakan media pembelajaran yang
dikembangkan. Rumusan masalah kedua menggunakan instrumen penelitian
43

berupa angket. Instrumen angket respon siswa meliputi penggunaan, tampilan,


bahasa dan kesesuaian dengan materi yang diajarkan.
Adapun kisi-kisi dari masing-masing instrumen yang akan digunakan
adalah sebagai berikut:

a. Angket Validasi Materi


Validasi ahli materi ini dilakukan oleh guru yang mengajar pada
Kompetensi Dasar Menguraikan Sistem Informasi Manajemen. Instrumen
ahli Materi adalah dalam bentuk angket, angket instrumen oleh ahli materi
dijabarkan sebagai berikut:

Aspek
Kriteria penilaian
penilaian
Kelayakan Keakuratan Materi
substansi Kelengkapan materi
Kesesuaian materi
Kelayakan Sistematika penyajian
penyajian Penyajian pembelajaran
Kelayakan Bahasa sesuai dengan tingkat berpikir peserta didik
kebahasaan Bahasa yang digunakan komunikatif
Bahasa yang digunakan sesuai dengan tata bahasa dan ejaan
Menggunakan bahasa Indonesia yang sederhana dan lugas
Petunjuk dan latihan disampaikan dengan menggunakan
Bahasa Indonesia yang sederhana dan lugas
Gagasan disampaikan dengan padu serta mudah dipahami
oleh peserta didik
Kegrafikaan Judul
Format
Relevansi gambar dan ilustrasi
Gaya cetak dan ukuran huruf
Keselarasan warna
Desain isi media pembelajaran
Tabel 0.3 Kisi-kisi Instrumen Ahli Materi

b. Angket Validasi Media


44

Validasi ahli media ini dilakukan oleh dosen ahli dalam media
pembelajaran. Instrumen ahli media adalah dalam bentuk angket, angket
instrumen oleh ahli media dijabarkan sebagai berikut:

No Aspek Kriteria penilaian


1 Keterbacaan Media pembelajaran teks prosedur
menyajikan tampilan atau bahasa yang
jelas dan mudah dibaca
2 Kepraktisan Sederhana dalam pengoprasiannya dan
mudah digunakan
3 Kualitas Tampilan menarik, baik dari sisi latar
tampilan/tayangan belakang (background), gambar, maupun
kombinasi warna yang digunakan
4 Kualitas audio Komponen audio disajikan secara
proporsional dan jelas
5 Kualitas Ilustrasi yang ditampilkan dalam media
pendokumentasian pembelajaran mendukung konteks materi
teks prosedur
Kegrafikaan media pembelajaran
memenuhi unsur kreatif dan menarik
6 Kualitas waktu Penggunaan media pembelajaran dapat
mengefisienkan waktu pembelajaran
7 Keterjangkauan Tidak membutuhkan banyak biaya
Dapat dimanfaatkan untuk kelompok
kecil maupun kelompok besar dalam
proses pembelajaran
Tabel 0.4 Kisi-Kisi Instrumen Ahli Media

c. Angket Respon Peserta Didik

No Substansi
1. Kelayakan substansi Penyajian pembelajaran
Kebahasaan
Kegrafikaan
4. Respon sikap Rasa ingin tahu
Kerja keras
Menghargai
keterampilan
Tabel 0.5 Kisi-kisi Instrumen Peserta Didik
45

3.6 Teknik Analisis Data


Pengembangan media pembelajaran yang dilakukan menggunakan
analisis kualitatif deskriptif dengan alat pengumpulan data berupa lembar
validasi dan angket keterpahaman berupa respon siswa dan guru pada saat
dilaksanakannya uji coba. Selanjutnya, untuk data numeral digunakan analisis
kuantitatif pada data yang diperoleh dari lembar validasi ahli dan lembar
validasi praktisi, serta angket uji coba produk.
Berdasarkan rumusan masalah yang diteliti pada penelitian ini. Maka
dapat disimpulkan bahwa rumusan masalah pertama tentang uji validasi dan uji
keterpahaman siswa menggunakan teknik analisis data kualitatif deskriptif dan
analisis kuantitatif. Analisis kualitatif deskripsi digunakan untuk
mendeskripsikan kritik dan saran dari para validator tentang media
pembelajaran yang nantinya akan diperbaiki oleh peneliti supaya bisa
menghasilkan media pembelajaran yang berkualitas, sedangkan untuk analisis
kuantitatif pada rumusan masalah pertama ini digunakan untuk mengetahui hasil
dari uji keterpahaman yang dilakukan melalui penyebaran angket. Rumusan
masalah kedua dan ketiga tentang respon siswa, respon guru dan hasil belajar
belajar siswa dianalis menggunakan analisis data kuantitatif. Data berupa angka
(numeral) akan dihitung menggunakan rumus yang telah ditentukan untuk
mengetahui respon siswa dan guru tehadap media pembelajaran yang
dikembangkan. Selain itu, analisis kuantitatif juga digunakan untuk mengetahui
hasil belajar siswa setelah menggunakan media pembelajaran yang
dikembangkan.
Data yang didapatkan dari lembar (validasi dan uji coba) dianalisis dengan
rumus dan konversi tingkat skala 4 milik Arikunto (1996:244) seperti tampak
pada rumus dan tabel berikut.

a. Rumus untuk mengolah data per item

𝑥
Pi = x 100%
𝑥𝑖
46

Ket :
Pi = Persentase kelayakan per item
x = Jawaban responden dalam satu item
xi = Nilai maksimum dalam satu item

b. Rumus untuk mengolah data secara keseluruhan item

∑𝑥
P = x 100%
∑ 𝑥𝑖

Ket :
P = Persentase kelayakan produk
∑ = Jumlah keseluruhan jawaban responden dalam seluruh item
∑𝑥𝑖 = Jumlah keseluruhan skor maksimum dalam satu item

Nilai persentase (P) keseluruhan kemudian diinterpretasikan.


Berikut ini adalah pedoman interpretasi beserta kriterianya.

Persentase Kualifikasi Tindak Lanjut


85%-100% Sangat layak Implementasi
75%-84% Layak Implementasi
55%-74% Cukup layak Revisi
<55% Kurang layak Diganti
Tabel 0.6 Analisis dan Kualifikasi Produk
Keterangan :
1) Persentase 85% - 100%, media tergolong kualifikasi sangat layak dan
dapat diimplementasikan.
2) Persentase 75% < 85%, media tergolong kualifikasi layak dan dapat
diimplementasikan
3) Persentase 55% < 75%, media tergolong kualifikasi cukup layak dan
harus direvisi.
47

4) Persentase <55%, media tergolong kualifikasi kurang layak dan harus


diganti.
Sedangkan untuk memperoleh presentase ketuntasan hasil belajar.
Dalam penelitian ini terdapat dua kategori ketuntasan belajar yaitu
secara individu dan klasikal. Ketuntasan belajar secara individual
didapat dari KKM untuk pembelajaran tematik ditetapkan sekolah yaitu
siswa dinyatakan tuntas jika telah mendapatkan nilai sekurang-
kurangnya 75 dan di bawah 75 dinyatakan belum tuntas. Sedangkan
ketuntasan belajar secara klasikal yaitu mengukur tingkat keberhasilan
ketuntasan belajar siswa menyeluruh. Untuk menghitung persentase
ketuntasan belajar klasikal digunakan rumus :
48

∑ jumlah siswa dengan nilai ≥75


P = x 100%
∑ siswa yang mengikuti tes

( Agung Purwoko,2001:130)
Keterangan :
P = Persentase ketuntasan
∑ = Jumlah

Ketuntasan belajar klasikal dinyatakan berhasil jika persentase


siswa yang tuntas belajar atau siswa yang mendapat nilai ≥ 75
jumlahnya lebih besar atau sama dengan 85 % dari jumlah siswa
seluruhnya.
49

LAMPIRAN A. VALIDASI AHLI PEMBELAJARAN

LEMBAR PENILAIAN
VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENULIS TEKS PROSEDUR
BERBASIS KEARIFAN LOKAL UNTUK SISWA KELAS XI SMA
VALIDASI AHLI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

A. PENGANTAR
Lembar penilaian validasi ini digunakan untuk menilai kelayakan Media
Pembelajaran Menulis Teks Prosedur berbasis Kearifan Lokal Untuk Siswa Kelas
XI SMA. Media yang dikembangkan mengacu pada Kurikulum 2013 revisi 2017.
Penilaian, pendapat, kritik dan saran dari bapak/Ibu sangat dibutuhkan untuk
meningkatkan kualitas media pembelajaran yang dikembangkan.

B. PETUNJUK PENGISIAN ANGKET


1) Sesuai dengan yang Bapak/Ibu ketahui dan pahami, mohon berilah penilaian
secara objektif dan bertanggung jawab terhadap hasil pengembangan media
pembelajaran. Penilaian dilakukan terhadap aspek-aspek dalam tabel berikut
dengan cara melingkari angka (1-5) pada kolom yang sudah disediakan. Berikut
penjelasan pedoman penilaian angka.
- Skor 1 jika sangat tidak baik
- Skor 2 jika tidak baik
- Skor 3 jika cukup baik
- Skor 4 jika baik
- Skor 5 jika sangat baik
2) Setelah memberikan skor, mohon Bapak/Ibu memberikan saran-saran pada
lembar yang tersedia.

C. IDENTITAS VALIDATOR
1) Nama Lengkap :
2) NIP :
3) Jabatan :
4) Instansi :
50

5) Pendidikan Terakhir :
6) Bidang Keahlian :

D. PENILAIAN KALAYAKAN SUBSTANSI MEDIA PEMBELAJARAN

No Penilaian Kriteria penilaian Skor

1 Sistematika Komponen utama media


Penyajian pembelajaran teks prosedur
sesuai dengan urutannya 1 2 3 4 5

Konsistensi penyajian dalam


media pembelajaran teks
prosedur 1 2 3 4 5

2 Penyajian Kegiatan pembelajaran yang


materi dirancang digunakan untuk
pembelajaran mencapai KD dan indikator
dalam pembelajaran teks 1 2 3 4 5
prosedur

Kejelasan petunjuk belajar


digunakan untuk memandu
proses belajar siswa 1 2 3 4 5

Penyampaian materi dalam


media pembelajaran dapat
membuat aktivitas
pembelajaran siswa untuk 1 2 3 4 5
mencari tahu

Ketepatan bentuk uraian


materi, contoh dan evaluasi
mampu mempermudah
siswa dalam kegiatan 1 2 3 4 5
pembelajaran

Pembelajaran dalam media


1 2 3 4 5
ini dirancang untuk
51

meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan siswa

E. PENILAIAN KELAYAKAN MATERI PEMBELAJARAN

No Penilaian Kriteria penilaian Skor

1 Keakuratan Materi yang disajikan dalam


Materi media pembelajaran sesuai
dengan konsep pembelajaran 1 2 3 4 5
teks prosedur di SMA kelas
XI
Video dan animasi yang
disajikan sesuai dengan
contoh teks prosedur 1 2 3 4 5

2 Kelengkapan Materi yang dijabarkan


Materi dalam media pembelajaran
meliputi analisis struktur dan
kebahasaan serta materi 1 2 3 4 5
tentang pengembangan teks
prosedur

Materi yang disajikan


mampu menuntun siswa
untuk mengembangkan teks 1 2 3 4 5
prosedur secara tulis
3 Kesesuaian Uraian materi yang
Materi dijabarkan dalam media
pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan siswa untuk 1 2 3 4 5
memahami teks prosedur

Video dan animasi yang


ditampilkan sesuai dengan
kebutuhan tingkat
perkembangan siswa untuk 1 2 3 4 5
memahami teks prosedur
52

F. PENILAIAN KELAYAKAN KEBAHASAAN MEDIA PEMBELAJARAN

No Kriteria penilaian Skor

1 Bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat


berpikir siswa 1 2 3 4 5

2 Bahasa yang digunakan sesuai dengan tata bahasa


dan ejaan 1 2 3 4 5

3 Materi-materi disajikan dengan menggunakan


bahasa Indonesia yang sederhana, lugas, dan 1 2 3 4 5
komunikatif
4 Petunjuk evaluasi disajikan dengan menggunakan
bahasa Indonesia yang sederhana, lugas, dan 1 2 3 4 5
komukiatif
5 Bahasa yang digunakan dalam media pembelajaran
santun, runtut, dan gagasan disampaikan dengan 1 2 3 4 5
padu serta mudah dipahami oleh peserta didik

G. SARAN-SARAN
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................

H. SIMPULAN
Berdasarkan penilaian yang diberikan diatas. Maka dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran yang diproduksi dinyatakan :
1) Layak diguanakan untuk ujicoba dalam pembelajaran dikelas tanpa revisi
2) Layak digunakan untuk ujicoba dalam pembelajaran dikelas dengan revisi
3) Tidak layak digunakan untuk ujicoba dalam pembelajaran dikelas
(Mohon dilingkari nomor yang tersedia sesuai dengan kesimpulan Bapak/Ibu)

Jember, 2019

.........................................
NIP. .
53

LAMPIRAN B. VALIDASI AHLI MEDIA

LEMBAR PENILAIAN
VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENULIS TEKS PROSEDUR
BERBASIS KEARIFAN LOKAL UNTUK SISWA KELAS XI SMA
VALIDASI AHLI MEDIA PEMBELAJARAN

A. PENGANTAR
Lembar penilaian validasi ini digunakan untuk menilai kelayakan Media
Pembelajaran Menulis Teks Prosedur berbasis Kearifan Lokal Untuk Siswa Kelas
XI SMA. Media yang dikembangkan mengacu pada Kurikulum 2013 revisi 2017.
Penilaian, pendapat, kritik dan saran dari bapak/Ibu sangat dibutuhkan untuk
meningkatkan kualitas media pembelajaran yang dikembangkan.

B. PETUNJUK PENGISIAN ANGKET


1) Sesuai dengan yang Bapak/Ibu ketahui dan pahami, mohon berilah penilaian
secara objektif dan bertanggung jawab terhadap hasil pengembangan media
pembelajaran. Penilaian dilakukan terhadap aspek-aspek dalam tabel berikut
dengan cara melingkari angka (1-5) pada kolom yang sudah disediakan. Berikut
penjelasan pedoman penilaian angka.
- Skor 1 jika sangat tidak baik
- Skor 2 jika tidak baik
- Skor 3 jika cukup baik
- Skor 4 jika baik
- Skor 5 jika sangat baik
2) Setelah memberikan skor, mohon Bapak/Ibu memberikan saran-saran pada
lembar yang tersedia.

C. IDENTITAS VALIDATOR
1) Nama Lengkap :
2) NIP :
3) Jabatan :
4) Instansi :
5) Pendidikan Terakhir :
6) Bidang Keahlian :
54

D. PENILAIAN KELAYAKAN TAMPILAN MEDIA PEMBELAJARAN

No Kriteria penilaian Skor

1 Keterbacaan
Media pembelajaran teks prosedur menyajikan
1 2 3 4 5
tampilan narasi atau bahasa yang jelas dan mudah
dibaca
2 Kepraktisan
Sederhana dalam pengoperasiannya dan mudah 1 2 3 4 5
digunakan
3 Kualitas Tampilan
Tampilan menarik, baik dari sisi latar belakang
1 2 3 4 5
(background), gambar, maupun kombinasi warna
yang digunakan
4 Kualitas Audio
Komponen Audio disajikan secara proporsional dan 1 2 3 4 5
jelas
Kualitas Pendokumentasian
5 Ilustrasi yang ditampilkan dalam media
1 2 3 4 5
pembelajaran mendukung konteks materi teks
prosedur
6 Kegrafikan
Kegrafikan media pembelajaran memenuhi unsur 1 2 3 4 5
kreatif dan menarik
7 Kualitas Waktu
Penggunaan media pembelajaran dapat 1 2 3 4 5
mengefisienkan waktu pembelajaran
8 Keterjangkauan
Tidak membutuhkan banyak biaya 1 2 3 4 5

Dapat dimanfaatkan untuk kelompok kecil maupun


1 2 3 4 5
kelompok besar dalam proses pembelajaran

E. SARAN-SARAN
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
55

F. SIMPULAN
Berdasarkan penilaian yang diberikan diatas. Maka dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran yang diproduksi dinyatakan :
1) Layak diguanakan untuk ujicoba dalam pembelajaran dikelas tanpa revisi
2) Layak digunakan untuk ujicoba dalam pembelajaran dikelas dengan revisi
3) Tidak layak digunakan untuk ujicoba dalam pembelajaran dikelas
(Mohon dilingkari nomor yang tersedia sesuai dengan kesimpulan Bapak/Ibu)

Jember, 2019

.........................................
NIP. .
56

LAMPIRAN C. VALIDASI PRAKTISI

LEMBAR PENILAIAN
VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENULIS TEKS PROSEDUR
BERBASIS KEARIFAN LOKAL UNTUK SISWA KELAS XI SMA
VALIDASI PRAKTISI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

A. PENGANTAR
Lembar penilaian validasi ini digunakan untuk menilai kelayakan Media
Pembelajaran Menulis Teks Prosedur berbasis Kearifan Lokal Untuk Siswa Kelas
XI SMA. Media yang dikembangkan mengacu pada Kurikulum 2013 revisi 2017.
Penilaian, pendapat, kritik dan saran dari bapak/Ibu sangat dibutuhkan untuk
meningkatkan kualitas media pembelajaran yang dikembangkan.

B. PETUNJUK PENGISIAN ANGKET


1) Sesuai dengan yang Bapak/Ibu ketahui dan pahami, mohon berilah penilaian
secara objektif dan bertanggung jawab terhadap hasil pengembangan media
pembelajaran. Penilaian dilakukan terhadap aspek-aspek dalam tabel berikut
dengan cara melingkari angka (1-5) pada kolom yang sudah disediakan. Berikut
penjelasan pedoman penilaian angka.
- Skor 1 jika sangat tidak baik
- Skor 2 jika tidak baik
- Skor 3 jika cukup baik
- Skor 4 jika baik
- Skor 5 jika sangat baik
2) Setelah memberikan skor, mohon Bapak/Ibu memberikan saran-saran pada
lembar yang tersedia.

C. IDENTITAS VALIDATOR
1) Nama Lengkap :
2) NIP :
3) Jabatan :
4) Instansi :
5) Pendidikan Terakhir :
6) Bidang Keahlian :
57

D. PENILAIAN KELAYAKAN SUBSTANSI MEDIA PEMBELAJARAN

No Penilaian Kriteria penilaian Skor

1 Keakuratan Materi pembelajaran teks


Materi prosedur akurat berdasarkan
KI dan KD yang digunakan 1 2 3 4 5
dalam kurikulum
Materi menulis teks
prosedur yang disajikan
berdasarkan konsep-konsep
kurikulum yang digunakan
sehingga mendukung
kompetensi pembelajaran 1 2 3 4 5
pada siswa kelas XI

Teks prosedur yang


disajikan dalam media
pembelajaran teks
pemodelan dan latihan soal 1 2 3 4 5
sesuai dengan karakteristik
teks prosedur berbasis
kearifan lokal
2 Kelengkapan Materi yang diajarkan dalam
Materi media pembelajaran meliputi
materi memahami struktur
dan kebahasaan teks 1 2 3 4 5
prosedur

Teks pemodelan yang


digunakan dalam media
pembelajaran ini dapat
1 2 3 4 5
memenuhi tujuan dan
indikator pembelajaran teks
prosedur
Latihan-latihan disajikan
secara lengkap yakni untuk
mencapai KI dan KD dalam 1 2 3 4 5
menulis teks prosedur
3 Kesesuaian Uraian yang dijabarkan
Materi dalam media ini sesuai KI
dan KD yang harus dicapai 1 2 3 4 5

Contoh-contoh yang 1 2 3 4 5
58

dijelaskan dalam media


pembelajaran ini sesuai
dengan indikator yang harus
dicapai dalam materi teks
prosedur
Latihan-latihan yang
dikembangkan dalam media
pembelajaran ini sesuai
dengan indikator yang harus 1 2 3 4 5
dicapai untuk memahami
teks prosedur

E. PENILAIAN KELAYAKAN PENYAJIAN MEDIA PEMBELAJARAN

No Penilaian Kriteria penilaian Skor

1 Sistematika Komponen utama media


Penyajian pembelajaran ini disusun
secara berurutan 1 2 3 4 5

Konsistensi penyajian materi


dalam media pembelajaran
teks prosedur 1 2 3 4 5

2 Penyajian Kegiatan pembelajaran yang


materi dirancang dalam media ini
pembelajaran dapat digunakan untuk
mencapai KI, KD dan tujuan 1 2 3 4 5
pembelajaran teks prosedur

Kegiatan pembelajaran
dirancang untuk
menumbuhkan motivasi 1 2 3 4 5
dalam pembelajaran teks
prosedur
Kegiatan pembelajaran
dalam media pembelajaran
ini dirancang untuk
memberikan kesempatan 1 2 3 4 5
berlatih menulis teks
prosedur secara sistematis
dan logis
59

Penyampaian materi dalam


media pembelajaran
menuntut aktivitas rasa ingin
tahu, kerja keras dan kreatif 1 2 3 4 5

F. PENILAIAN KELAYAKAN BAHASA MEDIA PEMBELAJARAN

No Kriteria penilaian Skor

1 Bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat


berpikir siswa 1 2 3 4 5

2 Bahasa yang digunakan komunikatif 1 2 3 4 5


3 Bahasa yang digunakan sesuai dengan tata bahasa
1 2 3 4 5
dan ejaan
4 Materi-materi inti disajikan dengan menggunakan
bahasa Indonesia yang sederhana dan lugas 1 2 3 4 5

5 Petunjuk dan latihan disampaikan dengan


menggunakan bahasa Indonesia yang sederhana 1 2 3 4 5
dan lugas
6 Bahasa yang digunakan dalam media
pembelajaran santun, runtut, dan gagasan
1 2 3 4 5
disampaikan dengan padu serta mudah dipahami
oleh peserta didik

G. PENILAIAN KELAYAKAN KEGRAFIKAN MEDIA PEMBELAJARAN

No Penilaian Kriteria penilaian Skor

1 Judul Judul media pembelajaran


dan judul-judul kegiatan
pembelajaran dalam media 1 2 3 4 5
pembelajaran dibuat secara
proporsional dan menarik
2 Format Media pembelajaran
menyajikan tampilan dengan
format yang menarik dan 1 2 3 4 5
mudah dibaca
Kegrafikan komponen
media pembelajaran
1 2 3 4 5
memenuhi kriteria kreatif
dan dinamis
3 Relevansi Gambar-gambar dalam
1 2 3 4 5
gambar dan media pemebelajaran
60

ilustrasi disajikan secara


proporsional, serasi dan
dinamis sehingga
menimbulkan daya tarik
Ilustrasi video yang
ditampilkan dalam media
pembelajaran mendukung
konteks materi teks prosedur 1 2 3 4 5
berbasis kearifan lokal

4 Gaya cetak Tipografi yang meliputi


dan ukuran ukuran huruf, jenis huruf,
huruf margin dan tata letak dalam
media pembelajaran di 1 2 3 4 5
desain secara menarik

5 Keselarasan Sajian komposisi warna dan


media pembelajaran
seimbang dan harmonis 1 2 3 4 5

6 Desain isi Desain media pembelajaran


media dalam tata letak, format
pembelajaran sajian, keharmonisan ukuran 1 2 3 4 5
ilustrasi (gambar/video)
dengan tulisan/teks

H. SARAN-SARAN
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
I. SIMPULAN
Berdasarkan penilaian yang diberikan diatas. Maka dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran yang diproduksi dinyatakan :
1) Layak diguanakan untuk ujicoba dalam pembelajaran dikelas tanpa revisi
2) Layak digunakan untuk ujicoba dalam pembelajaran dikelas dengan revisi
3) Tidak layak digunakan untuk ujicoba dalam pembelajaran dikelas
(Mohon dilingkari nomor yang tersedia sesuai dengan kesimpulan Bapak/Ibu)
61

Jember, 2019

.........................................
NIP. .

LAMPIRAN D. ANGKET RESPON SISWA

LEMBAR PENILAIAN
ANGKET UJI COBA PADA SISWA
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENULIS TEKS PROSEDUR
BERBASIS KEARIFAN LOKAL UNTUK SISWA KELAS XI SMA

A. PENGANTAR
Setelah kalian melaksanakan pembelajaran menulis teks prosedur dengan “Media
Pembelajaran Teks Prosedur Berbasis Kearifan Lokal”, kalian tentu memiliki
penilaian atas media pembelajaran tersebut. Nah, silahkan ungkapkan penilaian
kalian pada angket ini. Terimakasih.

B. PETUNJUK PENGISIAN ANGKET


Mohon mengisi lembar penilaian dengan memberikan tanda centang sesuai dengan
penilaian kalian. Berikut penjelasan pedoman penilaian angka.
- Skor 1 sangat kurang
- Skor 2 kurang
- Skor 3 sedang
- Skor 4 baik
- Skor 5 sangat baik

C. IDENTITAS VALIDATOR
1) Nama Lengkap :
2) Kelas :
3) Sekolah :

D. PENILAIAN KELAYAKAN SUBSTANSI MEDIA PEMBELAJARAN

Skor
No Penilaian Kriteria penilaian
1 2 3 4 5
62

1 Substansi Petunjuk dalam media


pembelajaran mudah
dipahami dan diikuti?

Apakah video dan animasi


dalam media pembelajaran
mudah dipahami?

Apakah media pembelajaran


yang dikembangkan mudah
digunakan dalam proses
belajar
2 Penyajian Apakah pembelajaran
Pembelajaran disajikan secara runtut?

Apakah kegiatan dan


langkah-langkah
pembelajaran yang ada
dalam media pembelajaran
memudahkan siswa dalam
memahami dan membuat
teks prosedur
3 Kebahasaan Apakah bahasa yang
digunakan dalam media
pembelajaran sederhana dan
mudah dipahami?
Apakah bahasa yang
digunakan memungkinkan
siswa secara mandiri?

4 Kegrafikan Apakah latar belakang dan


tampilan media
pembelajaran menarik?

Apakah video dan animasi


menarik?

Apakah ukuran huruf, jenis,


dan warna huruf yang
digunakan dalam media
pembelajaran menarik dan
mudah dimengerti?

Apakah perpaduan warna


dalam media seimbang dan
menarik
E. RESPON SISWA TERHADAP MEDIA PEMBELAJARAN
63

Skor
No Penilaian Kriteria penilaian
1 2 3 4 5
1 Rasa Ingin Media pembelajaran ini
tahu membuat saya berpikir secara
mendalam mengenai materi
teks prosedur
Media pembelajaran ini
membuat saya ingin lebih
banyak mengetahui tentang
materi teks prosedur

2 Kerja keras Media pembelajaran membuat


saya bersemangat
menyelesaikan tugas
mengembangkan teks prosedur
3 Menghargai Dengan media pembelajaran ini
saya dapat lebih menghargai
karya orang lain

4 Keterampialn Media pembelajaran membuat


saya mengetahui penggunaan
teks prosedur dilingkungan
sekitar kita
Media pembelajaran ini dapat
membantu saya membuat teks
prosedur dengan baik

Jember, 2019
Responden

................................

Anda mungkin juga menyukai