Anda di halaman 1dari 178

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Pada bab ini peneliti membahas mengenai hasil produk yang telah
dikembangkan oleh peneliti berdasarkan prosedur model pengembangan Hannafin
dan Peck. Model Hannafin dan Peck merupakan suatu model desain dan
pengembangan pembelajaran berbasis teknologi guna membangun aktivitas
pembelajaran. Tahapan pengembangan model ini memiliki fase yang terdiri atas
tiga komponen penting yang harus dilakukan melalui tahap-tahap secara
sistematis, yaitu analisis kebutuhan (needs assessment), selanjutnya fase desain
(design phase), dan yang terakhir fase pengembangan dan implementasi
(development and implementation phase) agar dapat menghasilkan produk media
pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019. Peneliti
melakukan uji coba lapangan dengan sasaran yaitu peserta didik kelas X.IIS.4 di
SMA Negeri 15 Palembang untuk menguji keefektivitasan penelitian yang
berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Adobe
Premiere Pro CC 2019 pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X Sekolah Menengah
Atas Negeri 15 Palembang”, dengan pokok bahasan peninggalan kerajaan
Sriwijaya di Bukit Siguntang.

Agar tujuan dalam pembelajaran yang diimplementasikan dapat tercapai


dengan baik dan terarah serta memiliki tujuan yang jelas dan benar, berikut ini
merupakan uraian prosedur penelitian dan pengembangan media pembelajaran
berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019.

4.1.1 Deskripsi Hasil dan Desain Media Pembelajaran


Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah riset pengembangan
atau dalam bahasa Inggris Research Development dengan menggunakan prosedur
pengembangan model Hannafin & Peck sebagai tumpuan dalam mengembangkan
produk yang akan dikembangkan oleh peneliti. Tahapan pengembangan model ini
mengikuti fase yang terdiri atas 3 tahap, yaitu analisis kebutuhan (needs

74
assessment), fase desain (design phase), fase pengembangan dan implementasi
(development and implementation phase) dengan tiap-tiap fase memiliki tahapan
lainnya. Fase analisis kebutuhan (needs assessment) yang dilakukan peneliti yaitu:
menganalisis yuridis, menganalisis kurikulum, menganalisis karakteristik peserta
didik, menyusun instrumen, mengidentifikasi media yang akan dikembangkan,
evaluasi dan revisi. Fase desain (design phase) yang dilakukan peneliti yaitu:
menyusun materi, membuat (Storyboard) melakukan evaluasi dan revisi. Fase
pengembangan dan implementasi (development and implementation phase) yang
dilakukan peneliti yaitu: membuat diagram alur (flowchart), mengembangkan
media menggunakan aplikasi Adobe Premiere Pro CC 2019, pengujian terhadap
materi, desain, dan media, uji coba lapangan dan diimplementasikan langsung
terhadap peserta didik kelas X.IIS.4 di SMA Negeri 15 Palembang setelah itu
peserta didik akan diuji dengan soal pretest dan postest untuk mengamati
peningkatan hasil belajar serta menguji keefektivitasan produk yang
dikembangkan peneliti.

4.1.2 Hasil Perencanaan


Perencanaan adalah fase awal diimplementasikannya sebuah kegiatan, hal
ini merupakan fungsi yang paling utama dan mendasar untuk suatu permasalahan
yang menjadi kendala dalam proses pembelajaran. Pada tahap perencanaan
penelitian pengembangan ini, peneliti melakukan tahapan perencanaan dengan
menganalisis kebutuhan yang ada pada peserta didik maupun guru yang
bersangkutan, kemudian peneliti juga mengidentifikasi dan menganalisis
karakteristik peserta didik dalam study kasus di pembelajaran sejarah Kelas
X.IIS.4 Sekolah Menengah Atas Negeri 15 Palembang.

Peneliti melakukan riset dan analisis kebutuhan (needs assessment)


terhadap pihak sekolah, guru dan peserta didik dengan sistem daring (dalam
jaringan) tanpa tatap muka secara langsung dilakukan melalui online yang
menggunakan jaringan internet karena terhambat situasi pandemi Covid-19 yang
memuat aturan bahwa proses kegiatan belajar mengajar harus dialihkan menjadi
model pembelajaran berbasis daring, semua itu bertujuan untuk memutus mata

75
rantai penyebaran dari virus Corona (Covid-19). Selain melakukan riset atau
observasi, peneliti melakukan wawancara daring dengan mengajukan beberapa
pertanyaan untuk mendapatkan data yang valid sehingga peneliti dapat
merumuskan solusi permasalahan dalam pembelajaran tersebut.

Guru tersebut mengatakan bahwa mereka kurang memanfaatkan media


interaktif yang dapat menumbuhkan minat belajar peserta didik dalam proses
pembelajaran, guru lebih sering menggunakan media pembelajaran berbasis
teknologi Power Point karena pengaplikasiannya yang mudah dan fleksibel tetapi
penjelasannya hanya di dominasi oleh tulisan yang padat tanpa dilengkapi dengan
gambar, video, animasi maupun suara, guru juga hanya menggunakan buku paket
sebagai sumber belajar. Selain itu di perpustakaan sekolah tidak ada buku yang
memuat materi sejarah lokal kota Palembang. Berdasarkan informasi yang didapat
dari Wakil Kepala Sekolah (WKS) Bidang Kurikulum, peneliti mengetahui bahwa
sekolah ini telah menggunakan Kurikulum 2013 baik jurusan MIA (IPA) maupun
IIS (IPS) kelas X, XI dan XII.

Pada tahap perencanaan penelitian pengembangan yang dilakukan dalam


penelitian ini agar dapat menghasilkan produk media pembelajaran yang valid
dengan materi “Peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang”, peneliti
mengumpulkan sumber-sumber tertulis dengan melakukan studi pustaka antara
lain: Perpustakaan Daerah Provinsi Sumatera Selatan, Perpustakaan Pusat
Universitas Sriwijaya, Perpustakaan Program Pasca Sarjana Universitas
Sriwijaya, Ruang Baca FKIP Universitas Sriwijaya, Balai Arkeologi Sumatera
Selatan, Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya, dan Museum Balaputera Dewa.
Peneliti juga melakukan wawancara secara langsung bersama Bapak Dr. Wahyu
Rizky Andhifani, S.S., M.M selaku ketua tim peneliti dari Balai Arkeologi
Sumatera Selatan dan peneliti epigrafi aksara kuno di Nusantara, untuk membahas
asal-usul sejarah dan peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang.
Pencarian sumber-sumber tertulis tidak hanya mengenai materi peninggalan
kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang, namun juga yang berkaitan dengan
prosedur penelitian pengembangan model Hannafin dan Peck.

76
4.1.3 Fase analisis kebutuhan (needs assessment phase)
Fase analisis kebutuhan (needs assessment phase) merupakan tahapan
awal dalam proses penelitian pengembangan media pembelajaran berbasis
Teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019. Adapun langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Menganalisis Yuridis
Langkah pertama yang dilakukan peneliti yaitu analisis yuridis sebagai
acuan yang konkret, ditinjau dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 10 Ayat 1 menegaskan bahwa:
“guru wajib memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan
profesi. Salah satu unsur kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam
mengelola, mengembangkan serta memanfaatkan media dan sumber belajar
peserta didik. Kompetensi Pedagogik merupakan kompetensi khas, yang akan
membedakan guru dengan profesi lainnya dan akan menentukan tingkat
keberhasilan proses dan hasil pembelajaran peserta didiknya” (Mulyani, 2009:3).
Ditegaskan lagi dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses untuk satuan pendidikan
dasar dan menengah bahwa dalam pembelajaran, guru wajib menggunakan
sumber belajar.
Berdasarkan ketetapan undang-undang diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa sebagai seorang pendidik guru wajib memanfaatkan penggunaan sumber
belajar dan media pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar yang efektif
untuk digunakan guru dalam proses pembelajaran. Maka dari itu peneliti
berkesimpulan untuk meneliti penggunaan media pembelajaran sebagai salah satu
instrumen dan komponen penting dalam proses pembelajaran.
b. Menganalisis Kurikulum
Setelah peneliti melakukan analisis yuridis sebagai acuan yang konkret
selanjutnya peneliti melakukan analisis terhadap kurikulum, yang mana kurikulum
2013 yaitu kurikulum yang terkonsolidasi yang dapat mengintegrasikan skill,
themes, concepts, and topics baik dalam bentuk within singel disciplines, dengan

77
kata lain bahwa kurikulum 2013 ini merupakan sebuah konsep pembelajaran
sebagai suatu sistem dan pendekatan pembelajaran yang luas terhadap peserta
didik, bertujuan agar peserta didik memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang lebih baik sehingga menghasilkan peserta didik yang kreatif,
inovatif, dan lebih produktif dalam berjalannya proses belajar dan pembelajaran.
Secara normatif (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003, PP Nomor 19 Tahun 2005), kurikulum sendiri dapat diartikan sebagai
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Hal yang harus diperhatikan para
pendidik adalah memanifestasikan suatu metode pembelajaran yang bisa
mengarahkan peserta didik untuk aktif melakukan interaksi dengan berbagai
macam sumber belajar. Melalui penyediaan media dan metode pembelajaran yang
tepat dan terarah, peserta didik dapat aktif berinteraksi dengan sumber belajar
lainnya. Peran guru dituntut bertindak sebagai coach, mentor, instructor,
facilitator dan motivator.
Maka dari itu, para pendidik dituntut untuk bisa mengaplikasikan alat-alat
atau media yang digunakan dalam pembelajaran untuk membantu peserta didik
dalam mengolah pengetahuan dan kemampuan (skill) menjadi produk
penyelesaian dan penemuan informasi baru. Disamping itu, guru mampu
merancang pengalaman belajar yang bermakna menggunakan teknologi dan
mampu mengembangkan keterampilan dalam membuat suatu media pembelajaran
yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia di sekolah. Di era
saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong
upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses
pembelajaran, sejalan dengan kurikulum 2013 yang memaparkan bahwa
pembelajaran inovatif dan kreatif dilakukan dengan menghadirkan teknologi
dalam proses pembelajaran, salah satu tuntutan ideal Kurikulum 2013 adalah
pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai alat atau media
pembelajaran untuk meningkatkan efesiensi dan efektivitas pembelajaran (Akbar
dkk, 2020:70). Oleh sebab itu penting bagi guru untuk mengembangkan media

78
pembelajaran agar dapat membantu peserta didik menjadi lebih baik dalam
memahami pesan yang disampaikan sehingga mampu menciptakan sumber daya
manusia yang berkualitas. Berdasarkan ketentuan kurikulum tersebut dapat
disimpulkan bahwa sebagai seorang pendidik wajib menggunakan media
pembelajaran agar mampu mencapai tujuan dari kurikulum 2013. Dari hal tersebut
peneliti membuat media guna mencapai tujuan tersebut.
c. Menganalisis Karakteristik Peserta Didik
Tahap menganalisis karakteristik peserta didik merupakan kelanjutan
dalam proses pengembangan media pembelajaran berbasis teknologi Adobe
Premiere Pro CC 2019. Pada tahap ini peneliti melakukan proses analisis
karakteristik peserta didik yang terjadi pada ruang lingkup peserta didik kelas
X.IIS.4 di SMA Negeri 15 Palembang, bertujuan untuk mempermudah dalam
penyampaian data atau informasi. Analisis karakteristik peserta didik sangat
diperlukan untuk menyusun sistem pembelajaran atas dasar keadaan dan
merancang serta mengembangkan media yang dapat membantu proses
pembelajaran peserta didik dengan tepat. Tahapan proses menganalisis
karakteristik peserta didik ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengetahui
aspek-aspek atau kualitas perseorangan dari setiap peserta didik dari segi
kebutuhan dan karakteristik untuk menetapkan spesifikasi dan kualifikasi media
yang cocok sebagai alat belajar dan dapat menyesuaikan kemampuan serta gaya
belajar peserta didik, analisis ini dilakukan guna memperoleh tingkat pemahaman
peserta didik, minat dan kebutuhan serta kepentingan peserta didik dalam suatu
program pembelajaran (Taufik, 2019:2).
Pada tahap ini peneliti melakukan pra penelitian secara daring ataupun
datang langsung ke SMA Negeri 15 Palembang dengan guru mata pelajaran
pendidikan sejarah serta beberapa peserta didik kelas X.IIS.4 di SMA Negeri 15
Palembang untuk mendapatkan informasi awal sebagai acuan data yang konkret
dalam proses pengembangan media. Berdasarkan hasil wawancara dengan hasil
data yang diperoleh oleh peneliti yaitu dalam proses belajar dan pembelajaran
peserta didik kurang tertarik dalam proses penyampaian informasi atau materi
pelajaran yang disampaikan oleh guru dikarenakan peserta didik memiliki tingkat

79
kemampuan yang berbeda-beda dalam mengelola informasi dan memahami
materi, ada yang lebih mudah jika disajikan dalam bentuk gambar dan ada juga
yang lebih mudah jika disajikan dalam bentuk suara maupun video. Berdasarkan
hasil wawancara yang didapat, guru kurang memanfaatkan media interaktif yang
dapat menumbuhkan minat belajar peserta didik dalam proses pembelajaran, guru
lebih sering menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi Power Point
karena pengaplikasiannya yang mudah dan fleksibel tetapi penjelasannya hanya di
dominasi oleh tulisan yang padat tanpa dilengkapi dengan gambar, video, animasi
maupun suara. Guru juga hanya menggunakan buku paket untuk memberikan
materi pelajaran kepada peserta didik.
d. Menyusun Instrumen
Setelah melakukan proses analisis karakteristik peserta didik, peneliti
menyusun instrumen mulai dari pemilihan materi yang akan di bahas hingga
memilih media yang akan digunakan dalam pembelajaran Sejarah Indonesia di
SMA Negeri 15 Palembang. Peneliti menentukan konsep pembelajaran
menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC
2019 dalam penyajian maka pembelajaran sejarah agar bisa menumbuhkan minat
belajar peserta didik serta dapat meningkatkan kedekatan emosional peserta didik
dengan lingkungan.
e. Mengidentifikasi Media yang akan dikembangkan
Setelah menyusun instrumen selanjutnya peneliti mulai melakukan proses
pengidentifikasian media yang akan dikembangkan dan diimplementasikan
berdasarkan tahapan pra penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dapat
diambil kesimpulan bahwa peserta didik membutuhkan suatu media pembelajaran
interaktif yang dapat menyajikan informasi terintegral dalam pembelajaran sejarah
agar menjadi lebih menarik dan valid serta dapat memberikan pengetahuan yang
lebih dengan menyesuaikan gaya belajar peserta didik yang beragam. Hal ini bisa
ditinjau berdasarkan proses pembelajaran sejarah, sehingga guru hanya bisa
menampilkan benda-benda yang tidak memungkinkan untuk dibawa ke dalam
kelas karena telah menjadi warisan budaya yang dihasilkan manusia, alam serta
lingkungannya yang memiliki nilai sejarah budaya yang tinggi bagi suatu

80
masyarakat yang tersimpan dengan baik di dalam museum. Pada proses belajar
dan pembelajaran sejarah penyampaian suatu materi tidak hanya menggunakan
metode ceramah ataupun diskusi melainkan perlu digunakannya media
pembelajaran untuk memperlihatkan benda-benda yang tidak dimungkinkan untuk
dibawa ke dalam kelas.
Materi peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang merupakan
materi yang difokuskan oleh peneliti dalam penyajian berupa video yang akan
dijadikan sebagai media pembelajaran, materi yang diberikan tidak hanya sekedar
ceramah tetapi guru juga membentuk pengalaman belajar secara langsung agar
terjadi proses pembelajaran yang aktif dengan adanya timbal balik informasi yang
disampaikan, dimana peserta didik seakan-akan melihat langsung peninggalan
kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang tersebut, sehingga peneliti berkeinginan
untuk membuat media pembelajaran berbentuk video yang akan menghasilkan
pengalaman belajar secara langsung. Berkaitan dengan hal tersebut penggunaan
media pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019 ini mampu
mengatasi permasalahan sulitnya menunjukkan berbagai peninggalan Kerajaan
Sriwijaya di Bukit Siguntang yang tidak memungkinkan untuk dibawa ke dalam
kelas karena keterbatasan yang ada.
Berdasarkan hasil wawancara bersama peserta didik kelas X.IIS.4 SMA
Negeri 15 Palembang dengan hasil data yang diperoleh oleh peneliti menunjukkan
bahwa secara keseluruhan dalam proses belajar dan pembelajaran peserta didik
mengalami hambatan dengan keterbatasan informasi dalam materi peninggalan
kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang yang sulit dipahami dikarenakan peserta
didik kurang tertarik dalam proses penyampaian informasi atau materi pelajaran
yang disampaikan oleh guru dikarenakan peserta didik memiliki tingkat
kemampuan yang berbeda-beda dalam mengelola informasi dan memahami
materi, ada yang lebih mudah jika disajikan dalam bentuk gambar dan ada juga
yang lebih mudah jika disajikan dalam bentuk suara maupun video, materi yang
diberikan hanya sekedar ceramah tanpa membentuk pengalaman belajar secara
langsung dan lebih banyak melakukan latihan soal-soal. Sedangkan berdasarkan
hasil kesimpulan wawancara bersama guru mengenai proses pembelajaran sejarah

81
yaitu guru masih belum terlalu sering dalam menggunakan media pembelajaran
baik berupa alat peraga ataupun media pembelajaran interaktif yang membuat
peserta didik sulit mengelola informasi dan memahami materi yang disampaikan
terutama materi peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang.
Sehubungan dengan hal tersebut menurut peneliti, media pembelajaranlah
yang dapat mencari solusi dari permasalahan belajar tersebut. Mengapa demikian,
karena menurut Lesle J. Briggs (1979) (dalam Sanjaya, 2008:204) menyatakan
bahwa media sebagai alat untuk memberi stimulus bagi peserta didik agar terjadi
proses belajar. Maka dari itu salah satu media pembelajaran yang sangat
membantu dalam penerapan tersebut yaitu media pembelajaran berbasis teknologi
Adobe Premiere Pro CC 2019, karena melalui Adobe Premiere Pro CC 2019 akan
menghasilkan media pembelajaran interaktif yang dapat menyajikan informasi
secara integral dalam pembelajaran sejarah agar menjadi lebih menarik dan valid
serta dapat memberikan pengalaman belajar secara langsung kepada peserta didik
dengan pokok bahasan peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang, karena
penggunaan media dapat memotivasi dan membuat peserta didik lebih aktif dalam
proses belajar dan pembelajaran.
Melalui penggunaan produk media pembelajaran berbasis teknologi Adobe
Premiere Pro CC 2019 ini, diharapkan bisa menjadi faktor penunjang dalam
proses belajar dan pembelajaran sejarah yang terintegral, sehingga dapat
membantu guru untuk menyampaikan materi yang lebih menarik dan tidak
monoton, proses pembelajaran akan lebih kondusif dan menyenangkan serta
peserta didik akan lebih mudah dalam memahami materi. Hal ini dikarenakan
Adobe Premiere Pro CC 2019 adalah software editing video dengan memberikan
berbagai audio, title, still image (foto dan ilustrasi), file desain grafis dan lain
sebagainya. Adobe Premiere Pro CC 2019 juga dapat menggabungkan beberapa
cuplikan video atau biasa disebut disebut dengan istilah footage, mengolah video,
gambar dan animasi menjadi satu kesatuan agar penyajian video tersebut lebih
atraktif. Terdapat banyak sekali dukungan file video yang dapat diedit oleh Adobe
Premiere Pro CC 2019, seperti: AVI (Audio Video Interleave), MPEG (Motion
Picture Expert Group), 3 GP (3rd Generation Partnership Project), FLV (Flash

82
Video), SWF (Sovereign Wealth Funds), dan MOV (Measurable Organizational
Value), yang dapat membuat peserta didik lebih mudah untuk mengakses hasil
video yang telah diexpert di Adobe Premiere Pro CC 2019.
f. Evaluasi dan revisi
Langkah terakhir pada tahapan menganalisis yaitu langkah evaluasi dan
revisi. Langkah yang dilakukan peneliti pada tahapan ini yaitu mengevaluasi dan
merevisi sendiri terhadap tahapan-tahapan yang dilakukan mulai dari pemilihan
materi, kelengkapan materi, sumber yang digunakan, data yang didapatkan serta
proses penataan media pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC
2019 yang akan dikembangkan.

4.1.4 Fase desain (design phase)


Fase desain (design phase) merupakan tahapan kedua dalam proses
pengembangan media pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC
2019. Pada tahap desain yang dilakukan peneliti yaitu menggunakan konsep
desain yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk, mendesain tujuan
instruksional, menentukan pokok bahasan dalam media pembelajaran berbasis
teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019, desain penyusunan naskah, desain peta
materi, membuat Storyboard dengan materi pokok peninggalan kerajaan
Sriwijaya di Bukit Siguntang, terakhir evaluasi dan revisi. Hasil dari fase desain
(design phase) media pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC
2019 dengan pokok bahasan “Peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang”
sebagai berikut:
a. Mendesain Tujuan Instruksional
Pada tahap konseptualisasi dalam produk ini akan menghasilkan produk
media pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019, berikut
langkah-langkah dalam menentukan tujuan dalam pembelajaran, dengan adanya
isi dari media pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019
dengan penjelasan dan hasil desain melalui langkah-langkah mudah dalam
mengembangkan produk yang akan digunakan sebagai berikut:

83
a. Tujuan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran berbasis
teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019 dengan menggunakan model
pembelajaran discovery learning yang menggali informasi dari berbagai
sumber belajar, penyelidikan sederhana dan mengolah informasi,
diharapkan peserta didik dalam memahami pembelajaran sejarah dengan
pokok bahasan peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang
diharapkan peserta didik dapat terlibat aktif selama proses belajar
mengajar berlangsung, memiliki sikap ingin tahu, teliti dalam melakukan
pengamatan dan bertanggungjawab dalam menyampaikan pendapat,
menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik dengan harapan nilai
peserta didik harus mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
75. Melalui Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Adobe Premiere Pro
CC 2019, peserta didik mampu menjelaskan dan mengumpulkan informasi
mengenai materi pokok Peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit
Siguntang.
b. Elemen dari media pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere Pro
CC 2019, yaitu memiliki unsur dalam proses belajar dan pembelajaran itu
sendiri yang terdapat dalam kompetensi dasar, indikator pencapaian
kompetensi, alokasi waktu, materi pokok Peninggalan kerajaan Sriwijaya
di Bukit Siguntang, alokasi waktu dan tujuan pembelajaran serta
pengerjaan pre-test dan post-test pada pokok bahasan Peninggalan
kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang.
Dalam proses menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi Adobe
Premiere Pro CC 2019 ini dilengkapi dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) berfungsi sebagai skenario pembelajaran yang dilakukan.
Berikut ini adalah jabaran kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi,
materi pokok pembelajaran, alokasi waktu, serta tujuan pembelajaran:

84
Tabel 4.1 Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.1 Menganalisis keterkaitan kedatuan 3.1.1 Memahami keterkaitan
Sriwijaya dengan Bukit Siguntang. kedatuan Sriwijaya dengan
3.2 Menganalisis peninggalan Bukit Siguntang.
kedatuan Sriwijaya di Bukit 3.1.2 Memahami peninggalan
Siguntang. kedatuan Sriwijaya di Bukit
Siguntang.
4.1 Menyajikan hasil kajian tentang 4.1.1 Menyajikan hasil analisis
keterkaitan kedatuan Sriwijaya telaah tentang keterkaitan
dengan Bukit Siguntang. kedatuan Sriwijaya dengan
4.2 Menyajikan hasil telaah dalam Bukit Siguntang.
bentuk tertulis tentang peninggalan 4.1.2 Membuat laporan hasil analisis
kedatuan Sriwijaya di Bukit dalam bentuk tulisan tentang
Siguntang. peninggalan kedatuan
Sriwijaya di Bukit Siguntang.
Sumber: hasil pengolahan data primer (2021)

Tabel 4.2 Materi Pokok dan Alokasi Waktu

Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu


Sejarah Indonesia X IIS / Genap Peninggalan 2 X 45 Menit
kerajaan
Sriwijaya di Bukit
Siguntang
Sumber: hasil pengolahan data primer (2021)

Adapun tujuan pembelajaran pada masing-masing kegiatan belajar dapat


dilihat pada tabel 4.3:

85
Tabel 4.3 Tujuan Pembelajaran

Tujuan Pembelajaran
Melalui penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere
Pro CC 2019 dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning
yang menggali informasi dari berbagai sumber belajar, penyelidikan sederhana
dan mengolah informasi, diharapkan peserta didik dalam memahami
pembelajaran sejarah dengan pokok bahasan peninggalan kerajaan Sriwijaya di
Bukit Siguntang diharapkan peserta didik dapat terlibat aktif selama proses
belajar mengajar berlangsung, memiliki sikap ingin tahu, teliti dalam
melakukan pengamatan dan bertanggungjawab dalam menyampaikan pendapat,
menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik dengan harapan nilai peserta
didik harus mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75. Melalui
Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019,
peserta didik mampu menjelaskan dan mengumpulkan informasi mengenai
materi pokok Peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang.

Sumber: hasil pengolahan data primer (2021)

b. Menentukan Topik dalam Media Pembelajaran Berbasis Teknologi


Adobe Premiere Pro CC 2019
Materi pokok pada pokok bahasan yang dikembangkan dalam bentuk
penyajian media pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019
pada mata pelajaran sejarah yang dikemas dalam bentuk audio visual (video) yang
berjudul “Peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang”, dengan
menceritakan asal-usul Bukit Siguntang serta Peninggalan kerajaan Sriwijaya di
Bukit Siguntang.
c. Desain Penyusunan Naskah
Desain penyusunan naskah ini merupakan tahapan awal dari penyusunan
yang sebelum masuk ke tahap produksi (menghasilkan produk media
pembelajaran). Naskah pada media pembelajaran berbasis teknologi Adobe
Premiere Pro CC 2019 yang dikemas dalam bentuk audio visual (video) terdiri

86
dari judul (title), gabungan dari beberapa cuplikan video atau biasa disebut disebut
dengan istilah footage melalui tampilan layar, keterangan narasi, still image (foto
dan ilustrasi), animasi serta backsound instrumen musik dan suara.
d. Desain Peta Materi
Gambar 4.1 Peta Materi Peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang
PETA MATERI

Peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang

Asal-Usul Bukit Siguntang

Macam-macam Peninggalan kerajaan Sriwijaya di


Bukit Siguntang

Arca Buddha Sakyamuni Manik-Manik

Arca Wairocana Tembikar

Prasasti Bukit Siguntang Struktur Bata

Keramik Kotak Gali U8T35 & U8T34

Sumber: hasil pengolahan data primer (2021)

87
Desain peta materi yang akan dilakukan dengan menentukan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dari materi pokok pada pokok bahasan yang
dipilih dalam media pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC
2019 yaitu “Peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang”.
Pembuatan peta materi ini bertujuan agar tidak membahas materi lain dan
mengetahui batasan-batasan materi yang telah ditetapkan. Pemilihan materi ini
bertujuan untuk menambah pengetahuan peserta didik dan pendidik mengenai
Peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang, sebagai upaya memperdalam
pengetahuan sejarah lokal dan nasional di sekitarnya. Materi ini akan dibahas
pada peserta didik kelas X.IIS.4 semester genap dengan menggunakan kurikulum
2013 dan menyesuaikan kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi,
materi pokok pembelajaran, alokasi waktu, serta tujuan pembelajaran.
e. Membuat Storyboard
Storyboard ini berfungsi untuk memahami alur cerita yang di desain secara
sistematis mengenai tahapan dan bagian-bagian yang terdapat dalam pembuatan
media pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019. Dalam
pembuatan storyboard ini harus tersusun secara sistematis agar sesuai dengan isi
media yang dibuat. Berikut ini merupakan cuplikan storyboard yang dihasilkan
dalam materi pokok Peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang yang bisa
dilihat dibawah ini:

Tampilan 9
Materi Pokok : Peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang
Time : 00.00.33
Nama Frame : Penjelasan Macam-macam Peninggalan kerajaan Sriwijaya
di Bukit Siguntang

88
Gambar 4.2 Cuplikan Storyboard Peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit
Siguntang

Tampilan Narasi
Suara berbunyi :
- Arca Buddha
Sakyamuni
- Arca Wairocana
- Prasasti Bukit
Siguntang
- Keramik
- Manik-Manik
- Tembikar
- Struktur Bata
- Kotak Gali U8T35
& U8T34
Keterangan Tampilan: Keterangan animasi,
gambar dan musik:
Animasi teks pada materi pokok media pembelajaran Munculnya tampilan
berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019 teks dan gambar
menjelaskan terlebih dahulu macam-macam “Peninggalan
Peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang kerajaan Sriwijaya di
yaitu: Bukit Siguntang”
1.) Arca Buddha Sakyamuni dalam media
2.) Arca Wairocana pembelajaran berbasis
3.) Prasasti Bukit Siguntang teknologi Adobe
4.) Keramik Premiere Pro CC
5.) Manik-Manik 2019 menggunakan
6.) Tembikar fitur audio, title, still
7.) Struktur Bata image (foto dan
8.) Kotak Gali U8T35 & U8T34. ilustrasi), file desain
grafis, footage, serta

89
Background tulisan berwarna biru muda, biru tua, gambar dan animasi
pink dan putih. Pada cuplikan storyboard juga pada option aplikasi
dilengkapi dengan still image (foto dan ilustrasi) dari Adobe Premiere Pro
tiap-tiap Peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit CC 2019 serta diiringi
Siguntang. dengan lagu Gending
Sriwijaya sehingga
tampilannya menjadi
lebih menarik.
Sumber: hasil pengolahan data primer (2021)

Storyboard melalui penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi


Adobe Premiere Pro CC dalam materi pokok Peninggalan kerajaan Sriwijaya di
Bukit Siguntang dapat dilihat secara lengkap pada lembar lampiran.
f. Evaluasi dan revisi
Berdasarkan langkah-langkah di atas, maka masuk di langkah terakhir
pada fase desain (design phase) yaitu evaluasi dan revisi. Langkah yang dilakukan
pada tahapan ini yaitu mengevaluasi dan merevisi susunan materi yang akan
dimasukkan ke dalam tampilan video, mulai dari inti materi, penataan suara,
musik, hingga pembuatan storyboard yang didalamnya terdapat gambar.
4.1.5 Fase pengembangan dan implementasi (development and
implementation phase)
Setelah fase desain (design phase) berakhir, fase terakhir yaitu fase
pengembangan dan implementasi (development and implementation phase).
Adapun langkah-langkah yang ada dalam tahapan ini yaitu:
a. Membuat diagram alur (flowchart)
Flowchart media pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere Pro
CC 2019 pada Mata Pelajaran Sejarah dengan materi pokok Peninggalan
kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.3 Flowchart Peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang

90
Dipersembahkan Oleh
Identitas Dosen Pembimbing

Kompetensi Dasar Judul Materi Pokok Ahli Expert

Indikator Pencapaian Tujuan Materi


Kompetensi Pembelajaran

Daftar Pustaka Terima Kasih

Sumber: hasil pengolahan data primer (2021)

Flowchart adalah sebuah jenis diagram atau bagan alur yang


menampilkan langkah-langkah atau tahapan untuk melakukan sebuah proses dari
suatu program yang telah ditentukan. Pada tahapan membuat alur diagram ini
berfungsi sebagai bentuk arahan secara keseluruhan media yang akan
dikembangkan oleh peneliti.
b. Mengembangkan Produk Media Pembelajaran Berbasis Teknologi
Adobe Premiere Pro CC 2019
Tahapan pengembangan merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari
mengembangkan, memadukan maupun membuat media pembelajaran yang baru
berdasarkan draft media yang dihasilkan pada fase desain (design phase). Pada
tahap ini peneliti telah memproduksi dan menghasilkan media pembelajaran
berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019 dengan pokok bahasan
peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang. Naskah pada media
pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019 terdiri dari
tampilan awal video, warna huruf selaras dengan background, narasi, audio, title,
still image (foto dan ilustrasi), file desain grafis dan gabungan dari beberapa
cuplikan video atau biasa disebut disebut dengan istilah footage.

91
Gambar 4.4 (a) Identitas (b) Judul Materi Pokok

Sumber: hasil pengolahan data primer (2021)

C. Pengujian Terhadap Materi, Desain, dan Media


Setelah tahapan pembuatan media, materi serta desain telah dibuat dan
sudah di kembangkan maka tahapan selanjutnya pengujian kepada ahli masing-
masing bidang.

Expert Review (Evaluasi Ahli)


Expert Review (Evaluasi Ahli) merupakan tahapan terpenting karena
media pembelajaran yang telah dihasilkan dinilai langsung oleh ahli atau orang
yang berkompeten dalam bidang tertentu untuk melihat produk penelitian tersebut
sudah memiliki kategori valid dan kelayakan atau tidaknya. Produk penelitian
berupa media pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019
dengan pokok bahasan peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang yang
telah didesain sebagai prototipe awal, setelah itu divalidasi oleh validator yang
terdiri dari tiga pakar yaitu: ahli media (video), ahli materi (content), dan ahli
desain instruksional (RPP dan teknis pembelajaran). Penilaian dilakukan dengan
cara memberikan lembar validasi yang sudah disiapkan oleh peneliti sesuai

92
dengan bidang keahlian masing-masing ahli serta mencatat semua saran yang
telah diberikan oleh para ahli terhadap produk media yang dibuat. Ahli media
dalam penelitian ini adalah Dr. Syarifuddin, M.Pd. selaku Koordinator Program
Studi Pendidikan Sejarah. Berikut ini merupakan tabel hasil penilaian yang
diperoleh dalam validasi media oleh ahli media pada lembar validasi:

Tabel 4.4 Hasil Penilaian Ahli Media


NO ASPEK INDIKATOR BUTIRAN ALTERNATIF
PENILAI PENILAIAN PENILAIAN PENILAIAN
AN 1 2 3 4 5
1. Ketetapan 
gambar
dengan
tujuan
pembelajar
an
2. Keakuratan 
Kualitas
gambar
gambar

3. Ketetapan 
gambar
1. Kegrafisan sebagai
ilustrasi
4. Keaktualan 
gambar
5. Keefektifan 
teks
6. Ketepatan 
penggunaan
Ketepatan teks
teks
7. Proporsi 
teks pada
halaman
2. Pewarna Kesesuaian 1. Keserasian 
an warna warna
2. Ketetapan 
warna
dalam

93
memperjela
s materi
3. Ketetapan 
pemilihan
warna
3. Suara Kesesuaian 1. Kejelasan 
suara suara
2. Ketetapan 
suara
3.Ketetapan 
musik
pengiring
untuk
ketertarikan
pembelajaran

Rerata hasil validasi ahli media pembelajaran 4,68 Sangat Valid


Sumber: hasil pengolahan data primer (2021)

Selanjutnya ahli materi dalam penelitian ini yaitu Bapak Dr. Wahyu Rizky
Andhifani, S.S., M.M selaku ketua tim peneliti dari Balai Arkeologi Sumatera
Selatan dan peneliti epigrafi aksara kuno di Nusantara untuk memvalidasi materi
dengan pokok bahasan peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang.
Berikut ini merupakan tabel hasil penilaian yang diperoleh dalam validasi materi
oleh ahli materi pada lembar validasi:

Tabel 4.5 Hasil Penilaian Ahli Materi

94
ASPEK ALTERNATIF
INDIKATOR BUTIR PENILAIAN
NO PENILAI
PENILAIAN PENILAIAN
AN 1 2 3 4 5
1. Kelayakan Kesesuaian 1. Kelengkapa 
isi materi dengan n materi
SK dan KD 2. Keluasan 
materi
3. Kedalaman 
materi
Keakuratan 4. Keakuratan 
materi konsep dan
definisi
5. Keakuratan 
prinsip
6. Keakuratan 
fakta dan
data
7. Keakuratan 
contoh
8. Keakuratan 
soal
9. Keakuratan 
video,
gambar,
diagram
dan ilustrasi

Pendukung 10. Penalaran 


materi (reasonin
pembelajaran g)
11. Keterkaita 
n
12. Komunika 
si (write
and talk)
13. Penerapan 
14. Kemenari 
kan materi
15. Mendoron 

95
g untuk
mencari
informasi
lebih jauh
Kemutakhiran 16. Kesesuaia 
materi n materi
dengan
perkemba
ngan
ilmu
17. Gambar, 
gambarda
n
ilustrasi
materi
terhadap
persepsi
peserta
didik
2. Kelayakan Teknik 1. Konsistensi 
penyajian Penyajian sistematika
sajian
dalam
kegiatan
belajar
2. Keruntutan 
penyajian
3. Soal latihan 
pada setiap
akhir
kegiatan
belajar
4. Kunci 
jawaban
soal
latihan
Penyajian 5. Keterlibata 
Pembelajaran n peserta
didik
Kelengkapan 6. Bagian 

96
Penyajian pendahulua
n
7. Bagian isi 

Rerata hasil validasi ahli materi 4,20 Valid


Sumber: hasil pengolahan data primer (2021)

Adapun aspek penilaian selanjutnya adalah penilaian pada aspek ahli


desain pembelajaran (RPP) yang divalidasi oleh Andy Harry Kusuma, S.Pd.
selaku Ketua Ikatan Alumni Pendidikan Sejarah Universitas Sriwijaya sekaligus
Wakil Kepala Sekolah MAN 1 Prabumulih. Berikut merupakan tabel hasil
penilaian oleh ahli desain instruksional (construct):

Tabel 4.6 Hasil Penilaian Ahli Desain Instruksional

ALTERNATIF
PENILAIAN
INDIKATOR
NO BUTIR PENILAIAN
PENILAIAN
1 2 3 4 5

1. Kejelasan tujuan 1.Kejelasan tujuan 


pembelajaran pembelajaran
2. Ketetapan tujuan 
pembelajaran dengan
materi
2. Kesesuaian media 1. Kerelevansian 
dengan SK, KD, dan tujuan
kurikulum pembelajaran
2. Kesesuaian 
cakupan materi
3. Kesesuaian 
dengan kurikulum
3. Pendukung 1. Komunikatif 
pendekatan 2. Kemudahan untuk 
pembelajaran memahami materi
3. Mendorong untuk 
mencari informasi
lebih lanjut
4. Ketetapan strategi 

97
5. Konsistensi 
evaluasi
4. Teknik penyajian 1. Konsistensi 
sistematika sajian
dalam pembelajaran
2. Keruntutan 
penyajian
5. Pendukung 1. Soal latihan pada 
penyajian setiap akhir kegiatan
pembelajaran
6. Penyajian 1. Keterlibatan 
pembelajaran peserta didik
7. Kesesuaian dengan 1. Kesesuaian 
tingkat pengembang- dengan tingkat
an peserta didik perkembangan
peserta didik
8. Keruntutan dan 1. Keruntutan dan 
keterpaduan antar keterpaduan antar
kegiatan kegiatan
pembelajaran pembelajaran
2. Bagian 
pendahuluan
3. Bagian isi 
4. Bagian penutup 

Rerata aspek penilaian ahli desain 4, 84 Sangat Valid


Sumber: hasil pengolahan data primer (2021)

Berdasarkan hasil expert review (evaluasi ahli) yang didapatkan dari


lembar validasi menunjukkan bahwa aspek penilaian ahli media mendapatkan
nilai 4,68 dengan kategori sangat valid, aspek penilaian ahli materi mendapatkan
nilai 4,20 dengan kategori valid dan aspek penilaian ahli desain pembelajaran
mendapatkan nilai 4,84 dengan kategori sangat valid.
Adapun saran yang diperoleh dari ahli media, ahli materi, dan ahli desain
pembelajaran sebagai berikut:

Tabel 4.7 Saran dan Perbaikan Ahli Expert

98
NO Expert Review Saran Perbaikan
(Evaluasi Ahli)
1. Dr. Syarifuddin, M.Pd.  Warna kurang  Sudah
serasi antara diserasikan
latar dan antara latar dan
huruf huruf
 Dosen  Dosen
Pembimbing Pembimbing
ditambahkan telah
pada editing ditambahkan
video kedalam video
2. Dr. Wahyu Rizky Andhifani, S.S,  Layak untuk  Tidak ada
M.M. diujicobakan perbaikan
tanpa revisi
3. Andy Harry Kusuma, S.Pd.  Skor antara  Penilaian soal
soal dengan antara C-1, C-
level kognitif 2, C-3 dan C-4
C-1 lebih kecil tidak dapat
dari soal dibedakan
dengan level karena bentuk
C-3 ataupun tes berupa soal
C-4 pilihan ganda
 Begitupun
skor antara
soal dengan
level C-3 dan
C-4
Sumber: hasil pengolahan data primer (2021)

Mengacu pada hasil kritik dan saran yang telah dinilai oleh expert review
(evaluasi ahli) terhadap media pembelajaran yang peneliti kembangkan,
selanjutnya peneliti melakukan beberapa revisi atau perbaikan pada beberapa
bagian media pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019
yang akan diujicobakan selanjutnya dan dapat dilihat pada tampilan media yang
terihat pada tabel berikut ini:

99
Tabel 4.8 Perbaikan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Adobe Premiere
Pro CC 2019 Sebelum dan Sesudah Uji Alpha
NO Tampilan Sebelum Perbaikan Tampilan Setelah Perbaikan

1.

 Warna kurang serasi antara  Sudah diserasikan antara latar dan


latar dan huruf huruf

2.

Dosen Pembimbing
 Dosen Pembimbing telah
ditambahkan pada editing
ditambahkan kedalam video
video
Sumber: hasil pengolahan data primer (2021)

100
Berdasarkan rekapitulasi penilaian atau hasil validasi oleh expert review
(evaluasi ahli) serta telah dilakukannya perbaikan oleh peneliti sesuai dengan
kritik dan saran yang sudah diberikan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
media pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019 pada Mata
Pelajaran Sejarah dengan materi pokok Peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit
Siguntang telah layak untuk diujicobakan pada tahap selanjutnya.

Adapun tahapan kedua yang dilakukan peneliti yaitu :

Field Trials (Uji Coba Lapangan )


Setelah dilakukannya proses perbaikan atau revisi produk media
pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019 pada tahap expert
review (evaluasi ahli), maka tahapan selanjutnya yaitu field trials (uji coba
lapangan ). Field trials atau uji coba lapangan merupakan uji coba utama media
sebelum diproduksi dan disebarluaskan kepada peserta didik yang lebih banyak
(Purba, 2020:120). Tujuan dari tahap ini adalah untuk melihat keefektifan dan
dampak potensial dari media pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere
Pro CC 2019 pada mata pelajaran sejarah. Adapun rangkaian pelaksanaan uji
coba lapangan sebagai berikut:

a) Hasil Belajar Peserta Didik


Tahap selanjutnya yaitu memperoleh penilaian hasil belajar peserta didik
yang akan didapatkan melalui tahap uji coba lapangan yang dilaksanakan oleh
peneliti dan observer di SMA Negeri 15 Palembang yang didampingi langsung
oleh Ibu Marwati, S.Pd selaku guru mata pelajaran sejarah di kelas X.IIS.4
sedangkan peserta didik di instruksikan untuk mengikuti uji coba lapangan di
rumah masing-masing, pada hari jum’at, tanggal 16 April 2021 selama dua jam
pelajaran (2x45 menit) yakni pada jam pertama dan kedua (07:30-09:00).
Pelaksanaan uji coba lapangan dilaksanakan dengan sistem daring (dalam
jaringan) tanpa tatap muka secara langsung dilakukan melalui online yang
menggunakan jaringan internet karena terhambat situasi pandemi Covid-19 yang
memuat aturan bahwa proses kegiatan belajar mengajar harus dialihkan menjadi

101
model pembelajaran berbasis daring, semua itu bertujuan untuk memutus mata
rantai penyebaran dari virus Corona (Covid-19).
Tahap pertama diawali dengan memberikan soal tes awal (pretest)
kepada peserta didik kelas X.IIS.4 dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman yang dimiliki oleh peserta didik mengenai “Peninggalan kerajaan
Sriwijaya di Bukit Siguntang”. Penggunaan format soal yang diujicobakan kepada
peserta didik yaitu sebanyak 10 soal pilihan ganda yang diberikan kepada seluruh
peserta didik kelas X.IIS.4 yang berjumlah 32 orang dari 34 orang peserta didik
secara keseluruhan, namun 2 orang tidak dapat hadir dikarenakan sudah berhenti
pada awal semester tahun ajaran 2020/2021. Proses pelaksanaan pretest pada
tahap uji coba lapangan didokumentasikan pada foto berikut:

Tabel 4.9 Hasil Pretest Peserta Didik kelas X.IIS.4

No Rentang Kategori Jumlah Peserta


Nilai Didik
1 0 – 75 Tidak mencapai KKM 28
2 75 – 100 Mencapai KKM 4
Jumlah 32 Peserta Didik
Sumber: hasil pengolahan data primer (2021)

Pada tabel di atas menunjukkan bahwa hasil tes awal (pretest) seluruh
peserta didik kelas X.IIS.4 yang berjumlah 32 orang tidak mencapai nilai KKM
(Ketercapaian Kompetensi Minimal) dengan nilai rata-rata sebesar 47,5 yang
termasuk dalam kategori sangat rendah.

102
Gambar 4.5 Proses pembukaan pembelajaran yang disampaikan langsung oleh
Ibu Marwati, S.Pd

Sumber: hasil pengolahan data primer (2021)

Gambar 4.6 Proses pelaksanaan tes awal (pretest)

103
Sumber: hasil pengolahan data primer (2021)

Setelah peserta didik mengerjakan tes awal (pretest) selanjutnya peneliti


memulai proses pembelajaran dengan mempersilahkan peserta didik untuk
membuka materi pembelajaran mengenai materi peninggalan kerajaan Sriwijaya
di Bukit Siguntang, peserta didik juga diminta untuk mengamati dan
mendengarkan media pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC
2019. Proses penyampaian materi pelajaran dilakukan dengan menggunakan

104
media pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019 dan peneliti
berfungsi sebagai fasilitator serta pengarah peserta didik selama proses
pembelajaran berlangsung. Pada saat proses pembelajaran berlangsung peneliti
melakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan
peneliti terhadap aktivitas yang dilakukan peserta didik dibantu oleh rekan sesama
mahasiswa yaitu Padel Mohammad Agam. Selama berjalannya pelaksanaan
proses pembelajaran peneliti bertumpu sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang menggunakan kurikulum 2013. Semua tahapan
pembelajaran dilaksanakan dengan sistematis dan terarah agar tingkat keefektifan
serta dampak potensial dari media pembelajaran berbasis teknologi Adobe
Premiere Pro CC 2019 pada mata pelajaran sejarah dapat tercapai sesuai dengan
harapan peneliti. Adapun rangkaian proses pelaksanaan pembelajaran dan
aktivitas penerapan media pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere Pro
CC 2019 sebagai berikut:

Gambar 4.7 Proses pelaksanaan pembelajaran dan aktivitas penerapan media


pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019

105
Sumber: hasil pengolahan data primer (2021)

Setelahproses pelaksanaan pembelajaran menggunakan media


pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019 dengan pokok
bahasan “Peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang” diterapkan,
selanjutnya peneliti membagikan tes akhir (postest), berjumlah 10 soal pilihan
ganda untuk mengetahui kemampuan peserta didik kelas X.IIS.4 setelah
menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC
2019 yang telah dikembangkan peneliti. Berikut ini rangkaian proses penjelasan
tata cara tes akhir (postest) dan pelaksanaan tes akhir (postest) kepada peserta didik
kelas X.IIS.4.

Gambar 4.8 Proses penjelasan tata cara tes akhir (postest) kepada peserta didik
kelas X.IIS.4

106
Sumber: hasil pengolahan data primer (2021)

Gambar 4.9 Proses pelaksanaan tes akhir (postest)

107
Sumber: hasil pengolahan data primer (2021)

Berikut ini tabel perbandingan hasil dari tes awal (pretest) dan tes akhir
(postest) yang diperoleh seluruh peserta didik kelas X.IIS.4 yang berjumlah 32
orang sebagai berikut:

Tabel 4.10 Rincian Perbandingan Nilai Pretest dan Postest

No Nama Perolehan Nilai


Peserta Pretest Kategori Postest Kategori
Didik
1 ATR 40 Tidak Tuntas 80 Tuntas
2 ATI 30 Tidak Tuntas 80 Tuntas
3 ARA 90 Tuntas 100 Tuntas
4 AN 30 Tidak Tuntas 90 Tuntas
5 AN 40 Tidak Tuntas 90 Tuntas
6 AN 40 Tidak Tuntas 80 Tuntas

108
7 CAU 40 Tidak Tuntas 90 Tuntas
8 DA 50 Tidak Tuntas 90 Tuntas
9 DM 10 Tidak Tuntas 70 Tidak Tuntas
10 EA 20 Tidak Tuntas 90 Tuntas
11 FS 60 Tidak Tuntas 70 Tidak Tuntas
12 I 70 Tidak Tuntas 100 Tuntas
13 MFAF 60 Tidak Tuntas 100 Tuntas
14 MFA 80 Tuntas 100 Tuntas
15 MR 10 Tidak Tuntas 80 Tuntas
16 MPA 20 Tidak Tuntas 90 Tuntas
17 MRP 20 Tidak Tuntas 80 Tuntas
18 MAF 80 Tuntas 100 Tuntas
19 MGHN 70 Tidak Tuntas 100 Tuntas
20 MH 60 Tidak Tuntas 90 Tuntas
21 MIM 40 Tidak Tuntas 80 Tuntas
22 MJA 70 Tidak Tuntas 100 Tuntas
23 MRP 20 Tidak Tuntas 60 Tidak Tuntas
24 MS 50 Tidak Tuntas 90 Tuntas
25 NA 70 Tidak Tuntas 80 Tuntas
26 N 30 Tidak Tuntas 80 Tuntas
27 ND 70 Tidak Tuntas 80 Tuntas
28 PMA 20 Tidak Tuntas 90 Tuntas
29 SM 90 Tuntas 100 Tuntas
30 SM 40 Tidak Tuntas 80 Tuntas
31 SDL 70 Tidak Tuntas 90 Tuntas
32 TAS 30 Tidak Tuntas 80 Tuntas
Total 1.520 2.780
Nilai Tertinggi 90 100
Nilai Terendah 10 60
Rata-rata 47,5 86,87
Sumber: hasil pengolahan data primer (2021)

Berdasarkan rincian hasil nilai tes awal (pretest) dan tes akhir (postest)
yang diperoleh peneliti dalam penerapan media pembelajaran berbasis teknologi
Adobe Premiere Pro CC 2019 dengan materi pokok peninggalan kerajaan
Sriwijaya di Bukit Siguntang, peserta didik kelas X.IIS.4 yang berjumlah 32 orang
mengalami peningkatan nilai pretest ke postest yang sangat relevan. Beberapa
peserta didik mengalami peningkatan nilai sebesar 40, 50, 60, bahkan sampai

109
kenaikan 70 dan ada juga beberapa peserta didik yang hanya mengalami
peningkatan nilai sebesar 10. Berdasarkan tabel rincian perbandingan antara nilai
pretest dan postest terlihat bahwa terjadi kenaikan nilai secara signifikan. Hal
tersebut tentunya tidak terlepas dari berbagai faktor yang berbeda dari tiap peserta
didik.

Berdasarkan tabel 4.10 diketahui terdapat 4 orang peserta didik kelas


X.IIS.4 mengalami peningkatan nilai pretest ke postest yang sangat signifikan
dengan peningkatan nilai sebesar 70 dengan berbagai faktor penyebab yang
berbeda-beda pada setiap peserta didik. Seperti halnya PMA yang mendapatkan
peningkatan dari nilai pretest 20 dan nilai postest 90, sehingga mengalami
peningkatan nilai pretest ke postest yang sangat signifikan yaitu sebesar 70. Hal
ini dikarenakan PMA memperhatikan dengan baik serta tidak malu untuk
mengajukan beberapa pertanyaan di tengah pembelajaran berlangsung pada saat
peneliti melaksanakan rangkaian proses belajar dan pembelajaran serta
memberikan penjelasan mengenai peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit
Siguntang dengan mengimplementasikan media pembelajaran berbasis teknologi
Adobe Premiere Pro CC 2019 berupa video. Selain PMA yang mengalami
kenaikan nilai sangat signifikan hingga mencapai 70 dialami juga oleh peserta
didik EA. Hal serupa juga terjadi pada peserta didik MPA yang mengalami
peningkatan nilai sebesar 70 dari nilai pretest 20 hingga mendapatkan nilai postest
90 dikarenakan pada saat proses pembelajaran berlangsung MPA terlihat begitu
antusias dan bersemangat ketika peneliti menjelaskan isi materi di zoom meeting
sehingga terlihat adanya ketertarikan MPA dalam mengikuti pembelajaran materi
pokok peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang. Peningkatan nilai
pretest ke postest yang sangat signifikan hingga mencapai 70 dialami juga oleh
peserta didik MR yang mendapatkan peningkatan nilai pretest 10 dan nilai postest
80, karena MR memiliki koneksi jaringan internet yang stabil sehingga ia dapat
menyimak zoom meeting tanpa adanya gangguan jaringan internet. Faktor yang
menyebabkan kenaikan nilai yang sangat signifikan ini dikarenakan PMA, EA,
MPA dan MR sangat tertarik terhadap isi materi dan pengimplementasian media

110
pembelajaran yang peneliti kembangkan, terutama saat tayangan video media
pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019 di zoom meeting
tengah berlangsung, mereka terlihat sangat memperhatikan dengan seksama dan
menyimak penjelasan materi yang disampaikan dengan teliti.

Selain itu ada 8 orang peserta didik mengalami peningkatan yang termasuk
ke dalam kategori sedang yaitu mencapai 60 dan 50. Peningkatan nilai pretest ke
postest yang signifikan hingga mencapai 60 dialami oleh AN, DM, dan MRP
sedangkan peningkatan nilai pretest ke postest yang signifikan hingga mencapai
50 dialami oleh ATI, AN, CAU, N, dan TAS. Seperti halnya DM yang
mendapatkan peningkatan sebesar 60 dari nilai pretest 10 hingga mendapatkan
nilai postest 70 dan DM belum bisa mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal
(KKM) yaitu 75, hal ini dikarenakan ketika penayangan video media
pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019 di zoom meeting
tengah berlangsung DM kurang memperhatikan dengan baik dan ada beberapa
menit yang terlewatkan karena adanya gangguan jaringan internet yang membuat
DM ragu untuk menjawab pertanyaan di soal tertentu. Kemudian peningkatan
nilai sebesar 50 dialami oleh beberapa peserta didik salah satunya ialah CAU
yang mendapatkan nilai pretest 40 dan nilai postest 90 dikarenakan CAU
mengalami sedikit gangguan sinyal pada saat penayangan media pembelajaran
sehingga hal tersebut membuat ia harus mengikuti kembali ketika sinyal sudah
stabil dikarenakan CAU mengalami sedikit gangguan sinyal pada saat penayangan
media pembelajaran sehingga hal tersebut membuat ia harus mengikuti kembali
ketika sinyal sudah mulai stabil.

Beberapa peserta didik mengalami peningkatan nilai sebesar 40 yaitu


ATR, AN, DA, MIM, MRP, MS serta SM. Salah satunya ATR memperoleh
kenaikan nilai sebesar 40 dari nilai pretest 40 dan nilai postest 80 disebabkan oleh
ATR selalu memperhatikan dan menyimak selama proses pembelajaran
berlangsung, sehingga ATR dapat memadukan antara pengetahuan yang ia miliki
dengan pengetahuan yang baru ia dapatkan. Sama halnya dengan peserta didik DA
yang juga mengalami peningkatan nilai sebesar 40 dikarenakan DA selalu aktif

111
bertanya serta menyimak penjelasan yang diberikan oleh peneliti. Peserta didik
lainnya yaitu MIM yang mengalami peningkatan nilai sebesar 40 dikarenakan
MIM sangat berkonsentrasi dalam menyimak pelajaran.

Berdasarkan tabel 4.10 mengenai rincian perbandingan antara nilai pretest


dan postest terdapat 5 peserta didik yang tidak terlalu mengalami peningkatan
nilai pretest ke postest yang signifikan. 5 peserta didik tersebut hanya mengalami
peningkatan nilai pretest ke postest sebesar 10 di antaranya adalah ARA, FS, NA,
ND dan SM. Berbeda dengan peserta didik yang bernama ARA walaupun hanya
mengalami peningkatan nilai pretest ke postest sebesar 10, dari pretest sebesar 90
ke postest sebesar 100 disebabkan ARA merupakan peserta didik yang pintar,
rajin dan bersemangat untuk mengikuti rangkaian proses pelaksanaan
pembelajaran dan aktivitas penerapan media pembelajaran berbasis teknologi
Adobe Premiere Pro CC 2019 serta menyimak dan memperhatikan peneliti dalam
menjelaskan materi pembelajaran dan ARA juga salah satu peserta didik yang
memperhatikan dan mencatat saat peneliti menerangkan materi pokok
peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang. Sehingga ARA merupakan
salah satu peserta didik yang mendapatkan nilai postest tertinggi yaitu sebesar
100. Hal serupa juga dialami oleh FS yang mendapatkan nilai pretest 60 dan nilai
postest 70 sehingga tidak mencapai ketuntasan. Penyebab FS tidak mengalami
ketuntasan dikarenakan adanya kendala sinyal yang kurang stabil yang
menyebabkan FS keluar secara otomatis pada zoom meeting dan tidak bisa
mengikuti materi sebelumnya.

Beberapa peserta didik mengalami peningkatan nilai sebesar 30


diantaranya ialah I, MGHN, MH dan MJA. MH mendapatkan nilai pretest 60 dan
nilai postest 90. Hal ini dikarenakan MH mengalami server error di tengah
rangkaian proses pelaksanaan belajar mengajar berlangsung sehingga share
screen yang ditampilkan tidak muncul di layarnya tetapi MH bisa mencapai nilai
KKM. Selain itu ada juga peserta didik SDL hanya mengalami peningkatan nilai
sebesar 20 dengan nilai pretest 70 dan nilai postest 90 hal ini disebabkan SDL

112
mengalami kesulitan sinyal sehingga susah mengakses media pembelajaran
berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019 dan loading terus menerus.

Presentase hasil nilai rata-rata yang dicapai peserta didik pada tahap tes
awal (pretest) menunjukkan angka 47,5 yang dikategorikan sangat rendah dengan
total 28 peserta didik tidak mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM)
sebesar 75 sementara 4 peserta didik mencapai nilai KKM. Setelah media
pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019 dengan materi
pokok Peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang dimplementasikan,
peserta didik kembali mengisi soal tes akhir (postest) yang berjumlah 10 soal
pilihan ganda untuk mengetahui sejauh mana kemampuan peserta didik kelas
X.IIS.4 setelah menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi Adobe
Premiere Pro CC 2019 yang telah dikembangkan peneliti, diperoleh presentase
hasil nilai rata-rata yang dicapai peserta didik pada tahap tes akhir (postest)
sebesar 86,87 yang dikategorikan tinggi dengan total 29 peserta didik mencapai
nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 75 sementara 3 peserta didik
tidak mencapai nilai KKM. Peningkatan hasil nilai tes awal (pretest) dan tes akhir
(postest) yang diperoleh peserta didik kelas X.IIS.4 sebesar 39,37% (86,87 - 47,5
x 100%). Untuk dapat mengetahui nilai N gain skor yang diperoleh dengan
menggunakan rumus, sebagai berikut:
S Posttest −S Pretest
N gain=
S maximum −S Pretest

86,87−47,5
¿
100−47,5

39,37
¿
52,5

¿ 0,7 4

Hasil dari perhitungan diperoleh nilai indeks N gain sebesar 0,74 artinya jika
N gain 0,74 ≥ 0,7 maka dapat dikategorikan tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa
penggunaan produk media pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere Pro

113
CC 2019 ini dapat dikatakan mempunyai dampak efektivitas terhadap hasil belajar
peserta didik. Terlihat dari tabel 4.10 mengenai rincian presentase perbandingan
antara nilai pretest dan postest yang dapat disimpulkan bahwa seluruh peserta
didik kelas X.IIS.4 yang berjumlah 32 orang dari 34 orang peserta didik secara
keseluruhan mengalami peningkatan nilai tes awal (pretest) dan tes akhir (postest)
secara signifikan. Pengimplementasian media pembelajaran berbasis teknologi
Adobe Premiere Pro CC 2019 dengan materi pokok Peninggalan kerajaan
Sriwijaya di Bukit Siguntang dapat dikatakan efektif setelah melihat perolehan
rincian hasil presentase perbandingan antara nilai pretest dan postest peserta didik
kelas X.IIS.4, mengapa dikatakan demikian karena peserta didik mengalami
peningkatan nilai pretest ke postest yang sangat relevan yaitu 10, 20, 30, 40, 50,
60 dan 70. Peningkatan hasil belajar yang signifikan dapat terjadi akibat adanya
faktor dorongan yang membuat peserta didik semakin termotivasi. Peneliti
berusaha membuat suatu inovasi agar dapat mengatasi masalah yang dihadapi
peserta didik dalam kegiatan belajar dan mengajar. Adanya media pembelajaran
berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019 dengan pokok bahasan
“Peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang”, peserta didik mampu
memahami dan memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan. Terbukti dengan
perolehan rincian hasil nilai rata-rata tes awal (pretest) yaitu 47,5 dan rata-rata tes
akhir (postest) yaitu 86,87.

Tabel 4.11 Rincian Hasil Rekapitulasi Pretest Peserta Didik

No Rentang Jumlah Rekapitulasi Nilai Peserta Jumlah Keterangan


Nilai Peserta Didik (%)
Didik
1 81 – 100 2 90 6,25 % Sangat Baik

2 80 – 61 8 80,80,70,70,70,70,70,70. 25 % Baik

3 60 – 41 5 60,60,60,50,50. 15,62 % Cukup

4 40 – 21 10 40,40,40,40,40,40,30,30,30, 31,25 % Kurang

114
Baik
30.
5 20 – 0 7 20,20,20,20,20,10,10. 21,87 % Gagal

Sumber: hasil pengolahan data primer (2021)

Diagram Pie 4.1 Rincian Persentase Ketuntasan Siswa melalui pretest

Presentase hasil tes awal (pretest)


22% 6%

25% Sangat Baik


Baik
Cukup
Kurang Baik
Gagal

31% 16%

Sumber: hasil pengolahan data primer (2021)

Berdasarkan tabel 4.11 mengenai rincian hasil rekapitulasi pretest peserta


didik dan diagram pie 4.1 mengenai rincian persentase ketuntasan siswa melalui
pretest dapat dilihat bahwa sebanyak 21,87% nilai peserta didik yang masuk
dalam kategori gagal, sebanyak 31,25% nilai peserta didik yang masuk dalam
kategori kurang baik, sebanyak 15,62% nilai peserta didik yang masuk dalam
kategori cukup dan sebanyak 25% nilai peserta didik yang masuk dalam kategori
baik. Sedangkan peserta didik yang masuk dalam kategori sangat baik sebanyak
6,25%. Nilai tertinggi pada saat pretest didapatkan oleh 2 orang peserta didik
dengan nilai 90.

Tabel 4.12 Rincian Hasil Rekapitulasi Postest Peserta Didik

No Rentang Jumlah Rekapitulasi Nilai Jumlah Keterangan


Nilai Peserta

115
Didik Peserta Didik (%)
1 81 – 100 18 90, 90, 90, 90, 90, 90, 56,25 % Sangat Baik
90, 90, 90, 90, 100,
100, 100, 100, 100,
100, 100, 100.
2 80 – 61 13 80, 80, 80, 80, 80, 80, 40,62 % Baik
80, 80, 80, 80, 80,
70,70.
3 60 – 41 1 60 3,12 % Cukup

4 40 – 21 0 - 0% Kurang Baik

5 20 – 0 0 - 0% Gagal

Sumber: hasil pengolahan data primer (2021)

Diagram Pie 4.2 Rincian Persentase Ketuntasan Siswa melalui postest

Presentase hasil tes akhir (postest)


3%

Sangat Baik
Baik
41% Cukup
Kurang Baik
56% Gagal

Sumber: hasil pengolahan data primer (2021)

116
Berdasarkan tabel 4.12 mengenai rincian hasil rekapitulasi postest peserta
didik dan diagram pie 4.2 mengenai rincian persentase ketuntasan siswa melalui
postest dapat dilihat bahwa sebanyak 0% nilai peserta didik yang masuk dalam
kategori gagal, sebanyak 0% nilai peserta didik yang masuk dalam kategori
kurang baik, sebanyak 3,12% nilai peserta didik yang masuk dalam kategori
cukup dan sebanyak 40,62% nilai peserta didik yang masuk dalam kategori baik.
Sedangkan peserta didik yang masuk dalam kategori sangat baik sebanyak
56,25%. Nilai tertinggi pada saat postest didapatkan oleh 8 orang peserta didik
dengan nilai 100.

Tabel 4.13 Rincian Persentase Hasil Postest pencapaian KKM hasil belajar
peserta didik

No Rentang Kategori Jumlah Peserta


Nilai Didik
1 0 – 75 Tidak mencapai KKM 3 (9,37%)
2 75 – 100 Mencapai KKM 29 (90,62%)
Jumlah 32 peserta didik
Sumber: hasil pengolahan data primer (2021)

Diagram Pie 4.3 Persentase Hasil Postest pencapaian KKM hasil belajar
peserta didik

Hasil postest pencapaian KKM peserta didik

9%

Tidak mencapai KKM


Mencapai KKM

91%

117
Sumber: hasil pengolahan data primer (2021)

Pada tabel 4.13 dan diagram pie 4.3 mengenai rincian persentase
pencapaian KKM hasil belajar peserta didik menunjukkan bahwa secara
keseluruhan hasil postest seluruh peserta didik kelas X.IIS.4 yang berjumlah 32
orang, yang tidak mencapai nilai KKM (Ketercapaian Kompetensi Minimal)
dengan nilai rata-rata sebesar 9,37%. Nilai tertinggi pada tahap posttest
didapatkan oleh 8 orang peserta didik dengan nilai 100. Secara keseluruhan nilai
peserta didik yang dapat mencapai nilai KKM 75 sebanyak 29 peserta didik atau
90,62% (29 : 32 x 100). Pengimplementasian media pembelajaran berbasis
teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019 dengan materi pokok Peninggalan
kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang dapat dikatakan mempunyai dampak
efektivitas yang tinggi terhadap hasil belajar peserta didik.

Diagram Pie 4.3 Perbandingan Nilai Pretest dan Postest

118
60.00% 56%

50.00%
41%
40.00%
31.25%
30.00%
25.00%
21.87%
20.00% 15.62%

10.00% 6.25%
3%
0% 0%
0.00%
Gagal Kurang Baik Cukup Baik Sangat Baik

pretest postest
Sumber: hasil pengolahan data primer (2021)

Diagram column diatas menunjukkan presentase hasil nilai rata-rata yang


dicapai peserta didik pada tahap tes awal (pretest) menunjukkan angka 47,5 yang
dikategorikan sangat rendah dengan total 28 peserta didik tidak mencapai nilai
kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 75 sementara 4 peserta didik
mencapai nilai KKM. Setelah media pembelajaran berbasis teknologi Adobe
Premiere Pro CC 2019 dengan materi pokok Peninggalan kerajaan Sriwijaya di
Bukit Siguntang dimplementasikan, peserta didik kembali mengisi soal tes akhir
(postest) yang berjumlah 10 soal pilihan ganda untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan peserta didik kelas X.IIS.4 setelah menggunakan media pembelajaran
berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019 yang telah dikembangkan
peneliti, diperoleh presentase hasil nilai rata-rata yang dicapai peserta didik pada
tahap tes akhir (postest) sebesar 86,87 yang dikategorikan tinggi dengan total 29
peserta didik mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 75
sementara 3 peserta didik tidak mencapai nilai KKM. Hal ini menunjukan bahwa
bahwa penggunaan produk media pembelajaran berbasis teknologi Adobe
Premiere Pro CC 2019 ini dapat dikatakan mempunyai dampak efektivitas

119
terhadap hasil belajar peserta didik karena telah tercapainya tujuan pembelajaran
terlihat dari hasil belajar peserta didik yang telah mencapai nilai KKM.
4.1.6 Dampak Efektivitas Produk Adobe Premiere Pro CC 2019

Dampak efektivitas pengimplementasian produk media pembelajaran


berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019 dengan materi pokok
Peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang bisa dilihat dari perbandingan
hasil dari tes awal (pretest) dan tes akhir (postest). Berikut ini tabel perbandingan
hasil dari tes awal (pretest) dan tes akhir (postest) yang diperoleh seluruh peserta
didik kelas X.IIS.4 SMA Negeri 15 Palembang yang berjumlah 32 orang sebagai
berikut:

Tabel 4.14 Perbandingan hasil belajar peserta didik

Pretest Postest Peningkatan Indeks N gain Kategori


47,5 86,87 39,37% 0,74 Tinggi
Sumber: hasil pengolahan data primer (2021)

Berdasarkan tabel 4.14 mengenai perbandingan hasil belajar peserta didik


menunjukkan peningkatan hasil nilai tes awal (pretest) dan tes akhir (postest)
secara signifikan sebesar 39,37% dengan nilai indeks N gain sebesar 0,74 artinya
jika N gain 0,74 ≥ 0,7 maka dapat dikategorikan tinggi.

4.2 Pembahasan

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah riset pengembangan


atau dalam bahasa Inggris Research Development yang bertujuan untuk
menghasilkan suatu inovasi produk sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik
serta gaya belajar peserta didik yaitu media pembelajaran berbasis teknologi
Adobe Premiere Pro CC 2019 dengan pokok bahasan peninggalan kerajaan
Sriwijaya di Bukit Siguntang. Peneliti menggunakan prosedur pengembangan
model Hannafin & Peck sebagai tumpuan dalam mengembangkan produk yang
dikembangkan oleh peneliti. Tahapan pengembangan model ini mengikuti fase
yang terdiri atas 3 tahap, yaitu analisis kebutuhan (needs assessment), fase desain

120
(design phase), fase pengembangan dan implementasi (development and
implementation phase) dengan tiap-tiap fase memiliki tahapan lainnya. Fase
analisis kebutuhan (needs assessment) yang dilakukan peneliti yaitu: menganalisis
yuridis, menganalisis kurikulum, menganalisis karakteristik peserta didik,
menyusun instrumen, mengidentifikasi media yang akan dikembangkan, evaluasi
dan revisi. Fase desain (design phase) yang dilakukan peneliti yaitu: menyusun
materi, membuat (Storyboard) melakukan evaluasi dan revisi. Fase
pengembangan dan implementasi (development and implementation phase) yang
dilakukan peneliti yaitu: membuat diagram alur (flowchart), mengembangkan
media menggunakan aplikasi Adobe Premiere Pro CC 2019, pengujian terhadap
materi, desain, dan media, uji coba lapangan dan diimplementasikan langsung
terhadap peserta didik kelas X.IIS.4 di SMA Negeri 15 Palembang. Hal ini
bertujuan untuk menghasilkan suatu inovasi produk yang valid dan memiliki
dampak efesiensi serta efektivitas produk yang telah dikembangkan oleh peneliti
sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik serta gaya belajar peserta didik.

Pada tahapan pertama yaitu analisis kebutuhan (needs assessment),


peneliti menganalisis kebutuhan yang ada pada peserta didik maupun guru yang
bersangkutan, kemudian peneliti juga mengidentifikasi dan menganalisis
karakteristik peserta didik dalam study kasus di pembelajaran sejarah Kelas
X.IIS.4 Sekolah Menengah Atas Negeri 15 Palembang. Peneliti melakukan riset
dan analisis kebutuhan (needs assessment) terhadap pihak sekolah, guru dan
peserta didik dengan sistem daring (dalam jaringan) tanpa tatap muka secara
langsung dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan internet karena
terhambat situasi pandemi Covid-19 yang memuat aturan bahwa proses kegiatan
belajar mengajar harus dialihkan menjadi model pembelajaran berbasis daring,
semua itu bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran dari virus Corona
(Covid-19). Selain melakukan riset atau observasi, peneliti melakukan wawancara
daring dengan mengajukan beberapa pertanyaan untuk mendapatkan data yang
valid sehingga peneliti dapat merumuskan solusi permasalahan dalam
pembelajaran tersebut.

121
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti dengan guru
mata pelajaran pendidikan sejarah serta beberapa peserta didik kelas X.IIS.4 SMA
Negeri 15 Palembang untuk mendapatkan informasi awal sebagai acuan data yang
konkret dalam proses pengembangan media dengan hasil data yang diperoleh
bahwa dalam proses belajar dan pembelajaran peserta didik kurang tertarik
terhadap proses penyampaian informasi atau materi pelajaran yang disampaikan
oleh guru dikarenakan peserta didik memiliki tingkat kemampuan yang berbeda-
beda dalam mengelola informasi dan memahami materi, ada yang lebih mudah
jika disajikan dalam bentuk gambar dan ada juga yang lebih mudah jika disajikan
dalam bentuk suara maupun video. Secara keseluruhan dalam proses belajar dan
pembelajaran peserta didik mengalami hambatan dengan keterbatasan informasi
dalam materi peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang yang sulit
dipahami dikarenakan materi yang diberikan hanya sekedar ceramah tanpa
membentuk pengalaman belajar secara langsung dan lebih banyak melakukan
latihan soal-soal.

Mengenai rangkaian pelaksanaan proses belajar dan pembelajaran sejarah


yaitu guru kurang memanfaatkan media interaktif yang dapat menumbuhkan
minat belajar peserta didik dalam proses pembelajaran, guru masih belum terlalu
sering dalam menggunakan media pembelajaran baik berupa alat peraga ataupun
media pembelajaran interaktif yang membuat peserta didik sulit mengelola
informasi dan memahami materi yang disampaikan terutama materi peninggalan
kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang, guru lebih sering menggunakan media
pembelajaran berbasis teknologi Power Point karena pengaplikasiannya yang
mudah dan fleksibel tetapi penjelasannya hanya di dominasi oleh tulisan yang
padat tanpa dilengkapi dengan gambar, video, animasi maupun suara. Guru juga
hanya menggunakan buku paket untuk memberikan materi pelajaran kepada
peserta didik. Selain itu di perpustakaan sekolah tidak ada buku yang memuat
materi sejarah lokal kota Palembang. Berdasarkan informasi yang didapat dari
Wakil Kepala Sekolah (WKS) Bidang Kurikulum, peneliti mengetahui bahwa
sekolah ini telah menggunakan Kurikulum 2013 baik jurusan MIA (IPA) maupun

122
IIS (IPS) kelas X, XI dan XII. Hal itu menyebabkan rangkaian pelaksanaan proses
belajar dan pembelajaran menjadi kurang efektif dan turunnya minat belajar
peserta didik.

Sehubungan dengan hal tersebut peneliti berusaha mengatasi dengan


mengidentifikasi serta menganalisis karakteristik peserta didik dan hasilnya rata-
rata peserta didik membutuhkan suatu media pembelajaran interaktif yang dapat
menyajikan informasi terintegral dalam pembelajaran sejarah agar menjadi lebih
menarik dan valid serta dapat memberikan pengetahuan yang lebih dengan
menyesuaikan gaya belajar peserta didik yang beragam. Hal ini bisa ditinjau
berdasarkan proses pembelajaran sejarah, sehingga peneliti bisa menampilkan
benda-benda yang tidak memungkinkan untuk dibawa ke dalam kelas karena telah
menjadi warisan budaya yang dihasilkan manusia, alam serta lingkungannya yang
memiliki nilai sejarah budaya yang tinggi bagi suatu masyarakat yang tersimpan
dengan baik di dalam museum. Pada proses belajar dan pembelajaran sejarah
penyampaian suatu materi tidak hanya menggunakan metode ceramah ataupun
diskusi melainkan perlu digunakannya media pembelajaran untuk memperlihatkan
benda-benda yang tidak dimungkinkan untuk dibawa ke dalam kelas. Maka dari
itu salah satu media pembelajaran yang sangat membantu dalam penerapan
tersebut yaitu media pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC
2019, karena melalui Adobe Premiere Pro CC 2019 akan menghasilkan media
pembelajaran interaktif yang dapat menyajikan informasi secara integral dalam
pembelajaran sejarah agar menjadi lebih menarik dan valid serta dapat
memberikan pengalaman belajar secara langsung kepada peserta didik karena
penggunaan media dapat memotivasi dan membuat peserta didik lebih aktif dalam
proses belajar dan pembelajaran. Hal ini dikarenakan Adobe Premiere Pro CC
2019 adalah software editing video dengan memberikan berbagai audio, title, still
image (foto dan ilustrasi), file desain grafis dan lain sebagainya. Adobe Premiere
Pro CC 2019 juga dapat menggabungkan beberapa cuplikan video atau biasa
disebut disebut dengan istilah footage, mengolah video, gambar dan animasi
menjadi satu kesatuan agar penyajian video tersebut lebih atraktif. Terdapat

123
banyak sekali dukungan file video yang dapat diedit oleh Adobe Premiere Pro CC
2019, seperti: AVI (Audio Video Interleave), MPEG (Motion Picture Expert
Group), 3 GP (3rd Generation Partnership Project), FLV (Flash Video), SWF
(Sovereign Wealth Funds), dan MOV (Measurable Organizational Value), yang
dapat membuat peserta didik lebih mudah untuk mengakses hasil video yang telah
diexpert di Adobe Premiere Pro CC 2019. Setelah peneliti menetapkan spesifikasi
dan kualifikasi media yang cocok sebagai alat belajar peserta didik dan pendidik
selanjutnya peneliti mencari informasi lebih lanjut mengenai standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran serta
sumber-sumber yang relevan dengan pokok bahasan peninggalan kerajaan
Sriwijaya di Bukit Siguntang. Peneliti mencoba memberikan mengenai sejarah
lokal kota Palembang agar peserta didik mampu menambah pengetahuan
mengenai sejarah lokal di daerahnya sendiri. Peneliti mengumpulkan sumber-
sumber yang diperoleh untuk materi media pembelajaran ialah buku dari
Perpustakaan Daerah Provinsi Sumatera Selatan, Perpustakaan Pusat Universitas
Sriwijaya, Perpustakaan Program Pasca Sarjana Universitas Sriwijaya, Ruang
Baca FKIP Universitas Sriwijaya, Balai Arkeologi Sumatera Selatan, Taman
Purbakala Kerajaan Sriwijaya, dan Museum Balaputera Dewa. Peneliti juga
melakukan wawancara secara langsung bersama Bapak Dr. Wahyu Rizky
Andhifani, S.S., M.M selaku ketua tim peneliti dari Balai Arkeologi Sumatera
Selatan dan peneliti epigrafi aksara kuno di Nusantara, untuk membahas asal-usul
sejarah dan peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang. Pencarian
sumber-sumber tertulis tidak hanya mengenai materi peninggalan kerajaan
Sriwijaya di Bukit Siguntang, namun juga yang berkaitan dengan prosedur
penelitian pengembangan model Hannafin dan Peck.
Fase desain (design phase) merupakan tahapan kedua dalam proses
pengembangan media pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC
2019. Pada tahap desain yang dilakukan peneliti yaitu menggunakan konsep
desain yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk, mendesain tujuan
instruksional, menentukan pokok bahasan dalam media pembelajaran berbasis
teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019, desain penyusunan naskah, desain peta

124
materi, membuat Storyboard dengan materi pokok peninggalan kerajaan
Sriwijaya di Bukit Siguntang, terakhir evaluasi dan revisi. Hasil dari fase desain
(design phase) media pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC
2019 dengan pokok bahasan “Peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit
Siguntang”. Langkah ini akan menjawab apakah desain pembelajaran yang
dirancang dapat mengatasi masalah sesuai dengan data awal yang ditemukan
dalam identifikasi kebutuhan.
Setelah produk sudah dirancang, selanjutnya memasuki tahap
pengembangan dan implementasi (development and implementation phase)
dimana produk yang telah dibuat akan diuji kevalidan oleh expert review. Expert
Review (Evaluasi Ahli) merupakan tahapan terpenting karena media pembelajaran
yang telah dihasilkan dinilai langsung oleh ahli atau orang yang berkompeten
dalam bidang tertentu untuk melihat produk penelitian tersebut sudah memiliki
kategori valid dan kelayakan atau tidaknya. Produk penelitian berupa media
pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019 dengan pokok
bahasan peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang yang telah didesain
sebagai prototipe awal, setelah itu divalidasi oleh validator yang terdiri dari tiga
pakar yaitu: ahli media (video), ahli materi (content), dan ahli desain instruksional
(RPP dan teknis pembelajaran). Penilaian dilakukan dengan cara memberikan
lembar validasi yang sudah disiapkan oleh peneliti sesuai dengan bidang keahlian
masing-masing ahli serta mencatat semua saran yang telah diberikan oleh para
ahli terhadap produk media yang dibuat. Ahli media dalam penelitian ini adalah
Dr. Syarifuddin, M.Pd. selaku Koordinator Program Studi Pendidikan Sejarah.
Selanjutnya ahli materi dalam penelitian ini yaitu Bapak Dr. Wahyu Rizky
Andhifani, S.S., M.M selaku ketua tim peneliti dari Balai Arkeologi Sumatera
Selatan dan peneliti epigrafi aksara kuno di Nusantara untuk memvalidasi materi
dengan pokok bahasan peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang.
Adapun aspek penilaian selanjutnya adalah penilaian pada aspek ahli desain
pembelajaran (RPP) yang divalidasi oleh Andy Harry Kusuma, S.Pd. selaku
Ketua Ikatan Alumni Pendidikan Sejarah Universitas Sriwijaya sekaligus Wakil
Kepala Sekolah MAN 1 Prabumulih. Berdasarkan hasil expert review (evaluasi

125
ahli) yang didapatkan dari lembar validasi menunjukkan bahwa aspek penilaian
ahli media mendapatkan nilai 4,68 dengan kategori sangat valid, aspek penilaian
ahli materi mendapatkan nilai 4,20 dengan kategori valid dan aspek penilaian ahli
desain pembelajaran mendapatkan nilai 4,84 dengan kategori sangat valid. Pada
penelitian ini, tingkat validitas didasarkan pada pengkategorian Sugiyono (2011).
Tahap selanjutnya yaitu memperoleh penilaian hasil belajar peserta didik
yang akan didapatkan melalui tahap uji coba lapangan yang dilaksanakan oleh
peneliti dan observer di SMA Negeri 15 Palembang yang didampingi langsung
oleh Ibu Marwati, S.Pd selaku guru mata pelajaran sejarah di kelas X.IIS.4
sedangkan peserta didik di instruksikan untuk mengikuti uji coba lapangan di
rumah masing-masing, pada hari jum’at, tanggal 16 April 2021 selama dua jam
pelajaran (2x45 menit) yakni pada jam pertama dan kedua (07:30-09:00).
Pelaksanaan uji coba lapangan dilaksanakan dengan sistem daring (dalam
jaringan) tanpa tatap muka secara langsung dilakukan melalui online yang
menggunakan jaringan internet karena terhambat situasi pandemi Covid-19 yang
memuat aturan bahwa proses kegiatan belajar mengajar harus dialihkan menjadi
model pembelajaran berbasis daring, semua itu bertujuan untuk memutus mata
rantai penyebaran dari virus Corona (Covid-19). Tahap pertama diawali dengan
memberikan soal tes awal (pretest) kepada peserta didik kelas X.IIS.4 dengan
tujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman yang dimiliki oleh peserta
didik mengenai “Peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang”.
Penggunaan format soal yang diujicobakan kepada peserta didik yaitu sebanyak
10 soal pilihan ganda yang diberikan kepada seluruh peserta didik kelas X.IIS.4
yang berjumlah 32 orang dari 34 orang peserta didik secara keseluruhan, namun 2
orang tidak dapat hadir dikarenakan sudah berhenti pada awal semester tahun
ajaran 2020/2021. Hasil tes awal (pretest) seluruh peserta didik kelas X.IIS.4 yang
berjumlah 32 orang tidak mencapai nilai KKM (Ketercapaian Kompetensi
Minimal) dengan nilai rata-rata sebesar 47,5 yang termasuk dalam kategori sangat
rendah. Hasil rata-rata ini ini didapatkan berdasarkan perhitungan dari pendapat
Atmojo (2013).

126
Setelah peserta didik mengerjakan tes awal (pretest) selanjutnya peneliti
memulai proses pembelajaran dengan mempersilahkan peserta didik untuk
membuka materi pembelajaran mengenai materi peninggalan kerajaan Sriwijaya
di Bukit Siguntang, peserta didik juga diminta untuk mengamati dan
mendengarkan media pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC
2019. Proses penyampaian materi pelajaran dilakukan dengan menggunakan
media pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019 dan peneliti
berfungsi sebagai fasilitator serta pengarah peserta didik selama proses
pembelajaran berlangsung. Pada saat proses pembelajaran berlangsung peneliti
melakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan
peneliti terhadap aktivitas yang dilakukan peserta didik dibantu oleh rekan sesama
mahasiswa yaitu Padel Mohammad Agam. Selama berjalannya pelaksanaan
proses pembelajaran peneliti bertumpu sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang menggunakan kurikulum 2013. Semua tahapan
pembelajaran dilaksanakan dengan sistematis dan terarah agar tingkat keefektifan
serta dampak potensial dari media pembelajaran berbasis teknologi Adobe
Premiere Pro CC 2019 pada mata pelajaran sejarah dapat tercapai sesuai dengan
harapan peneliti. Setelah proses pelaksanaan pembelajaran menggunakan media
pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019 dengan pokok
bahasan “Peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang” diterapkan,
selanjutnya peneliti membagikan tes akhir (postest), berjumlah 10 soal pilihan
ganda untuk mengetahui kemampuan peserta didik kelas X.IIS.4 setelah
menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC
2019 yang telah dikembangkan peneliti. Presentase hasil nilai rata-rata yang
dicapai peserta didik pada tahap tes awal (pretest) menunjukkan angka 47,5 yang
dikategorikan sangat rendah dengan total 28 peserta didik tidak mencapai nilai
kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 75 sementara 4 peserta didik
mencapai nilai KKM. Setelah media pembelajaran berbasis teknologi Adobe
Premiere Pro CC 2019 dengan materi pokok Peninggalan kerajaan Sriwijaya di
Bukit Siguntang dimplementasikan, peserta didik kembali mengisi soal tes akhir
(postest) yang berjumlah 10 soal pilihan ganda untuk mengetahui sejauh mana

127
kemampuan peserta didik kelas X.IIS.4 setelah menggunakan media pembelajaran
berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019 yang telah dikembangkan
peneliti, diperoleh presentase hasil nilai rata-rata yang dicapai peserta didik pada
tahap tes akhir (postest) sebesar 86,87 yang dikategorikan tinggi dengan total 29
peserta didik mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 75
sementara 3 peserta didik tidak mencapai nilai KKM. Peningkatan hasil nilai tes
awal (pretest) dan tes akhir (postest) yang diperoleh peserta didik kelas X.IIS.4
sebesar 39,37% (86,87 - 47,5 x 100%). Hasil dari perhitungan diperoleh nilai
indeks N gain sebesar 0,74 artinya jika N gain 0,74 ≥ 0,7 maka dapat dikategorikan
tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Desy Natalia
Sinambela mengangkat skripsi yang berjudul “Pengembangan Media
Pembelajaran Adobe Premiere Pro Berbasis Audiovisual pada Mata Pelajaran IPS
di Kelas VII Sekolah Menengah Pertama”. Penelitian ini diimplementasikan pada
tingkat Sekolah Menengah Pertama pada Mata Pelajaran Sejarah, berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh saudari Desy Natalia Sinambela menunjukkan
bahwa software editing video yang dihasilkan sudah berhasil dan sangat valid.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan angka sebesar 4,73
(sangat valid) serta tingkat keberhasilan peserta didik dengan peningkatan rata-
rata sebesar 83,4. Dapat disimpulkan media video menggunakan Adobe Premiere
Pro CC 2019 sudah teruji valid dan efektif.

Melalui penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi Adobe


Premiere Pro CC 2019 dengan pokok bahasan peninggalan kerajaan Sriwijaya di
Bukit Siguntang dapat dilihat pengaruh efektivitas dalam hasil belajar. Terbukti
dengan perbandingan sebelum dan sesudah menggunakan media pembelajaran
dalam pembelajaran sejarah. Peserta didik cenderung lebih memahami apabila
materi dikemas menjadi sebuah media yang mampu merangsang dan menarik
minat peserta didik untuk belajar. Menurut Bovee (1977) dalam Asyhar (2011:4)
istilah perantara atau pengantar digunakan karena media berfungsi sebagai
perantara atau pengantar suatu pesan dari si pengirim (sender) kepada si penerima
(receiver) pesan. Lesle J. Briggs (1979) dalam (Sanjaya, 2008:204) menyatakan

128
bahwa media sebagai alat untuk memberi perangsang bagi peserta didik agar
terjadi proses belajar. Bovee (1997) dalam Sanaky (2011:3) media merupakan
sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan. Hal ini didukung dengan
Menurut Bovee (1977) dalam Asyhar (2011:4) istilah perantara atau pengantar
digunakan karena media berfungsi sebagai perantara atau pengantar suatu pesan
dari si pengirim (sender) kepada si penerima (receiver) pesan. Lesle J. Briggs
(1979) dalam (Sanjaya, 2008:204) menyatakan bahwa media sebagai alat untuk
memberi perangsang bagi peserta didik agar terjadi proses belajar. Bovee (1997)
dalam Sanaky (2011:3) media merupakan sebuah alat yang berfungsi untuk
menyampaikan pesan.

Dapat dikatakan bahwa penelitian ini menunjukkan pengembangan media


pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019 dengan pokok
bahasan peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang dapat memberikan
konsep pengetahuan baru yang didapat peserta didik untuk berdampak dalam hasil
belajar. Dampak hasil belajar yang terjadi pada peserta didik dialami oleh
beberapa peserta didik seperti PMA, EA, MPA dan MR yang mengalami
kenaikan yang signifikan. Sehubungan dengan dampak yang signifikan peran teori
konstruktivistik menurut Hamiyah konsep-konsep yang dibina pada struktur
kognitif seorang akan berkembang dan berubah apabila ia mendapat pengetahuan
atau pengalaman. Kajian Sharan dan Sachar (1992) disebut dalam Sushkin, 1999)
membuktikan kumpulan pelajar yang diajar menggunakan pendekatan
konstruktivisme telah mendapat pencapaian yang lebih tinggi dan signifikan
dibandingkan dengan kumpulan pelajar yang diajar menggunakan pendekatan
tradisional.

Pengaruh teori konstruktivistik pada penelitian pengembangan media


pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti dengan materi peninggalan
kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang ini telah berpengaruh terhadap peserta
didik PMA, EA, MPA dan MR sehingga mengalami kenaikan nilai hasil belajar
yang signifikan. Mereka telah menelaah informasi yang disampaikan melalui

129
media pembelajaran sehingga dapat merangsang peserta didik dalam mencerna
informasi lebih mudah.

Berdasarkan teori diatas, dapat dikatakan penerapan media pembelajaran


berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019 dengan pokok bahasan
peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang telah mempermudah peserta
didik dalam memahami pelajaran sejarah dengan tampilan yang menarik dengan
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan intelektual peserta didik sehingga
dapat menghasilkan hasil belajar yang optimal. Hal ini terbukti dengan
peningkatan dari pretest ke postest.

4.3 Kelebihan dan Kekurangan Adobe Premiere Pro CC 2019

Pada proses penelitian membahas “Pengembangan Media Pembelajaran


Berbasis Teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019 pada Mata Pelajaran Sejarah
Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 15 Palembang”, dengan pokok bahasan
peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang yang dikembangkan oleh
peneliti dengan pembelajaran daring, ada beberapa kelebihan dan kekurangan
yang dimiliki oleh produk. Adapun beberapa kelebihan yang dimiliki media
pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019 sebagai berikut:

 Media pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019


dapat diakses dengan link google drive yaitu:
https://drive.google.com/file/d/1Ty4et8GBNJEphouPzjT20cYjJHiLLUg/v
iew?usp=sharing yang diberikan peneliti sehingga memudahkan dalam
mengakses video pembelajaran pada alat komunikasi IT masing-masing
peserta didik.
 Media pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019
dapat dengan mudah dipahami karena mengandung unsur dari teks, suara,
gambar, dan video.
 Media pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019
tidak memerlukan perangkat lain untuk dibuka karena berbentuk video.

130
Adapun beberapa kekurangan dari peneliti dalam penggunaan media
pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019 dengan pokok
bahasan peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang sebagai berikut:

 Penerapan media pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere Pro


CC 2019 mengalami kendala ketika penayangan melalui Sharescreen di
Platform Zoom Meeting, sehingga mengakibatkan video yang lambat
muncul serta penayangan yang patah-patah.
 Media pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019
memerlukan laptop atau handphone untuk mengakses media pembelajaran
tersebut.

131
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti dengan
menerapkan produk media pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere Pro
CC 2019 terhadap peserta didik kelas X.IIS.4 di SMA Negeri 15 Palembang,
dengan pokok bahasan peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang dapat
di tarik kesimpulan bahwa :

1. Media pembelajaran berbasis Adobe Premiere Pro CC 2019 pada mata


pelajaran sejarah kelas X di Sekolah Menengah Atas yang dikembangkan
oleh peneliti telah valid setelah melalui tahap evaluasi ahli (expert riview) dan
uji coba lapangan (field test). Berdasarkan hasil expert review (evaluasi ahli)
yang didapatkan dari lembar validasi menunjukkan bahwa aspek penilaian
ahli media mendapatkan nilai 4,68 dengan kategori sangat valid, aspek
penilaian ahli materi mendapatkan nilai 4,20 dengan kategori valid dan aspek
penilaian ahli desain pembelajaran mendapatkan nilai 4,84 dengan kategori
sangat valid sehingga media pembelajaran yang dikembangakan peneliti
layak digunakan dalam pembelajaran sejarah dengan pokok bahasan
peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang.
2. Hasil yang diperoleh dari uji coba lapangan (field test) menunjukkan adanya
dampak efektifitas pembelajaran menggunakan produk media pembelajaran
berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019 pada mata pelajaran sejarah
kelas X di Sekolah Menengah Atas yang dikembangkan oleh peneliti dilihat
dari hasil nilai pretest dan posttest. Presentase hasil nilai rata-rata yang
dicapai peserta didik pada tahap tes awal (pretest) menunjukkan angka 47,5
yang dikategorikan sangat rendah dengan total 28 peserta didik tidak
mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 75 sementara 4
peserta didik mencapai nilai KKM. Diperoleh presentase hasil nilai rata-rata
yang dicapai peserta didik pada tahap tes akhir (postest) sebesar 86,87 yang

132
dikategorikan tinggi dengan total 29 peserta didik mencapai nilai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) sebesar 75 sementara 3 peserta didik tidak
mencapai nilai KKM. Peningkatan hasil nilai tes awal (pretest) dan tes akhir
(postest) yang diperoleh peserta didik kelas X.IIS.4 sebesar 39,37% (86,87 -
47,5 x 100%). Hasil dari perhitungan diperoleh nilai indeks N gain sebesar 0,74
artinya jika N gain 0,74 ≥ 0,7 maka dapat dikategorikan tinggi.

5.2 Saran
Melalui penelitian produk pengembangan media pembelajaran berbasis
teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019 peneliti menyarankan hal-hal sebagai
berikut :
1. bagi guru, hendaknya selalu melakukan berbagai inovasi dalam hal
menggunakan dan mengembangkan media pembelajaran agar materi yang
akan disampaikan mudah dimengerti dan dipahami serta menimbulkan
proses pembelajaran yang lebih efektif, terarah serta memunculkan minat
peserta didik dalam belajar.
2. bagi peserta didik, hendaknya peserta didik dapat memahami dan
mempelajari media pembelajaran yang dikembangkan oleh guru dan dapat
mendiskusikan berbagai permasalahan atau hambatan yang dialami
kepada guru, sehingga guru dapat mencarikan solusi dengan salah satu
caranya mengembangakn media pembelajaran yang baik.
3. bagi sekolah, hendaknya tetap memfasilitasi guru maupun peserta didik
dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran dengan meyediakan
infokus yang lebih banyak serta memberikan pelatihan kepada guru
mengenai pengembangan media serta pemanfaatan teknologi sesuai
dengan perkembangan zaman sehingga proses pembelajaran menjadi
semakin baik, menarik dan terarah.
4. bagi peneliti lain, diharapkan dapat lebih menyempurnakan media
pembelajaran ini agar menjadi media pembelajaran yang lebih efektif
dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam media
ini.

133
DAFTAR PUSTAKA

Saidah. 2016. Pengantar Pendidikan: Telaah Pendidikan Secara Global dan


Nasional. Jakarta: Penerbit PT Raja Grafindo Persada.

Faizah, Ulifa Rahma dan Yuliezar Perwira Dara. 2017. Psikologi Pendidikan:
Aplikasi Teori di Indonesia. Malang: Penerbit Universitas Brawijaya Press
(UB Press).

Praherdhiono, Henry. Punaji Setyosari., dan I Nyoman Sudana Degeng. 2019.


Teori dan Implementasi Teknologi Pendidikan: Era Belajar Abad 21 dan
Revolusi Industri 4.0. Malang: Penerbit CV. Seribu Bintang.

Iskandar, Akbar dkk. 2020. Aplikasi Pembelajaran Berbasis TIK: Moodle,


Geogebra, Whiteboard Animation, Autograph, Desmos, Quizzizz, Kahoot!,
Edmodo, Google Classroom dan Berbasis Desktop. Medan: Penerbit Kita
Menulis.

Asyhar, Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta:


Penerbit Gaung Persada (GP) Press.

Zainiyati, Husniyatus Salamah. 2017. Pengembangan Media Pembelajaran


Berbasis ICT: Konsep dan Aplikasi pada Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam. Jakarta: Penerbit Kencana.

Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: Penerbit PT Remaja


Rosdakarya.

Hamiyah, Nur dan Mohammad Jauhari. 2018. Strategi Belajar-Mengajar di


Kelas. Jakarta: Penerbit Prestasi Pustaka Raya.

Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit PT


Rineka Cipta.

Suparno, Paul. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta:


Penerbit Kanisius

134
Suparjan, Edy. 2019. Pendidikan Sejarah Untuk Membentuk Karakter Bangsa.
Yogyakarta: Penerbit Deepublish.

Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan & Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:


Penerbit Kencana.

Sanaky, Hujair AH. 2011. Media Pembelajaran: Buku Pegangan Wajib Guru dan
Dosen. Yogyakarta: Penerbit Kaukaba.

Enterprise, Jubilee. 2019. Adobe Premiere Pro dan CC untuk Pemula. Jakarta:
Penerbit PT Elex Media Komputindo.

Enterprise, Jubilee. 2019. Belajar Sendiri Adobe Premiere CC 2019. Jakarta:


Penerbit PT Elex Media Komputindo.

Enterprise, Jubilee. 2017. Adobe Premiere Komplet. Jakarta: Penerbit PT Elex


Media Komputindo.

Enterprise, Jubilee. 2017. Kolaborasi After Effect, Premiere, dan Photoshop.


Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo.

Enterprise, Jubilee. 2018. Kitab Video Editing dan Efek Khusus: Panduan praktis
yang perlu dibaca oleh semua editor video. Jakarta: Penerbit PT Elex Media
Komputindo.

Isti’adah, Feida Noorlaila. 2020. Teori-Teori Belajar dalam Pendidikan.


Tasikmalaya: Penerbit Edu Publisher.

Yaumi, Muhammad. 2017. Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran: Disesuaikan


dengan Kurikulum 2013. Jakarta: Penerbit Kencana.

Nai, Firmina Angela. 2017. Teori Belajar & Pembelajaran Implementasinya


Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP, SMA, dan SMK.
Yogyakarta: Penerbit Deepublish.

135
Abdullah, Taufik dkk. 2004. Kontroversi Sejarah dan Kesadaran Sejarah.
Jakarta: Penerbit Masyarakat Sejarawan Indonesia bekerja sama dengan
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.

Irwanto, Dedi dan Alian Sair. 2014. Metodologi dan Historiografi Sejarah: Cara
Cepat Menulis Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Eja_Publisher.

Nuraedah. 2015. Sejarah dan Tradisi Lokal Masyarakat Kaili di Sigi. Yogyakarta:
Penerbit Deepublish.

Mustopo, Habib. 2005. Sejarah 1 Sekolah Menengah Atas Kelas X. Jakarta:


Penerbit PT Yudhistira Ghalia Indonesia.

Sumardianta, J dkk. 2007. Sejarah Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit


Grasindo.

Syahputra, Edy. 2020. Snowball Throwing Tingkatkan Minat&Hasil Belajar.


Sukabumi: Penerbit Haura Publishing.

Sinar. 2018. Metode Active Learning: Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil
Belajar Siswa. Yogyakarta: Penerbit Deepublish.

Sumiharsono, Rudy dan Hisbiyatul Hasanah. 2017. Media Pembelajaran: Buku


Bacaan Wajib Dosen, Guru dan Calon Pendidik. Jember: Penerbit Pustaka
Abadi.

Jalinus, Nizwardi dan Ambiyar. 2016. Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta:
Penerbit Kencana.

Mais, Asrorul. 2016. Media Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus. Jember:


Penerbit Pustaka Abadi.

Ibda, Hamidulloh. 2017. Media Pembelajaran Berbasis Wayang: Konsep dan


Aplikasi. Semarang: Penerbit CV. Pilar Nusantara.

Mashuri, Sufri. 2019. Media Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Penerbit


Deepublish.

136
Susilana, Rudi dan Cepi Riyana. 2009. Media Pembelajaran: Hakikat,
Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: Penerbit CV
Wacana Prima.

Solichah, Imroatus. 2014. Alat Peraga Untuk Pelajar Tunarungu: Penggunaan


Bentuk Dua Dimensi Bangun Datar Pada Siswa Tunarungu. Magetan:
Penerbit Media Guru.

Suardi, Moh. 2018. Belajar & Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Deepublish.

Gora, Winastwan dan Sunarto. 2010. Pakematik: Strategi Pembelajaran Inovatif


Berbasis TIK. Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo.

Sutisno. 1993. Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Video. Jakarta:
Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Saputro, Budiyono. 2017. Manajemen Penelitian Pengembangan (Research &


Development) Bagi Penyusun Tesis dan Disertasi. Yogyakarta: Penerbit
Aswaja Pressindo.

Yaumi, Muhammad. 2018. Media dan Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Penerbit


Prenadamedia Group.

Fajarini, Anindya. 2018. Membongkar Rahasia Pengembangan Bahan Ajar IPS.


Depok: Penerbit Gema Insani Press.

Simanihuruk, Lidia dkk. 2019. E-Learning: Implementasi, Strategi, dan


Inovasinya. Medan: Penerbit Kita Menulis.

Sutarti, Tatik dan Edi Irawan. 2017. Kiat Sukses Meraih Hibah Penelitian
Pengembangan. Yogyakarta: Penerbit Deepublish.

Pribadi, Benny A. 2016. Desain dan Pengembangan Program Pelatihan Berbasis


Kompetensi: Implementasi Model ADDIE. Jakarta: Penerbit Kencana.

Muchson. 2017. Metode Riset Akuntansi. Jawa Timur: Penerbit Spasi Media.

137
Fitrianti. 2016. Sukses Profesi Guru dengan Penelitian Tindakan Kelas.
Yogyakarta: Penerbit Deepublish.

Mamik. 2015. Metodologi Kualitatif. Sidoarjo: Penerbit Zifatama.

Zam-zam, Fakhry. 2018. Aplikasi Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Penerbit


Deepublish.

Edi, Fandi Rosi Sarwo. 2016. Teori Wawancara Psikodignostik. Yogyakarta:


Penerbit LeutikaPrio.

Sriyanti, Ika. 2019. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Ponorogo: Penerbit


Uwais Inspirasi Indonesia.

Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2007. Sosiologi. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Matondang, Zulkifli dkk. 2019. Evaluasi Hasil Belajar. Medan: Penerbit Kita
Menulis.

Prawiradilaga, Dewi Salma dkk. 2016. Mozaik Teknologi Pendidikan: E-


Learning. Jakarta: Penerbit Kencana.

Indrawati dkk. 2019. Marketing for Non-Marketing Managers. Jakarta: Penerbit


PT Elex Media Komputindo.

Sutianah. 2020. Pengembangan Karakter Kebangsaan dan Karakter Wirausaha


Melalui Implementasi Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah
(TF-6M). Pasuruan: Penerbit Qiara Media.

138
L
A
M
P
I
R
A
N

139
Lampiran 1. Usul Judul Skripsi

140
Lampiran 2. SK Pembimbing Fakultas

141
142
Lampiran 3. SK Penelitian Fakultas

143
Lampiran 4. SK Penelitian Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan

144
Lampiran 5. SK Selesai Penelitian SMA Negeri 15 Palembang

145
Lampiran 6. Kartu Bimbingan

146
147
148
149
150
151
152
Lampiran 7. Lembar Validasi Media

153
154
155
Lampiran 8. Lembar Validasi Materi

156
157
158
159
Lampiran 9. Lembar Validasi Desain Pembelajaran

160
161
162
Lampiran 10. Hasil Nilai Pretest dan Postest

No Nama Perolehan Nilai


Peserta Pretest Kategori Postest Kategori
Didik
1 ATR 40 Tidak Tuntas 80 Tuntas
2 ATI 30 Tidak Tuntas 80 Tuntas
3 ARA 90 Tuntas 100 Tuntas
4 AN 30 Tidak Tuntas 90 Tuntas
5 AN 40 Tidak Tuntas 90 Tuntas
6 AN 40 Tidak Tuntas 80 Tuntas
7 CAU 40 Tidak Tuntas 90 Tuntas
8 DA 50 Tidak Tuntas 90 Tuntas
9 DM 10 Tidak Tuntas 70 Tidak Tuntas
10 EA 20 Tidak Tuntas 90 Tuntas
11 FS 60 Tidak Tuntas 70 Tidak Tuntas
12 I 70 Tidak Tuntas 100 Tuntas
13 MFAF 60 Tidak Tuntas 100 Tuntas
14 MFA 80 Tuntas 100 Tuntas
15 MR 10 Tidak Tuntas 80 Tuntas
16 MPA 20 Tidak Tuntas 90 Tuntas
17 MRP 20 Tidak Tuntas 80 Tuntas
18 MAF 80 Tuntas 100 Tuntas
19 MGHN 70 Tidak Tuntas 100 Tuntas
20 MH 60 Tidak Tuntas 90 Tuntas
21 MIM 40 Tidak Tuntas 80 Tuntas
22 MJA 70 Tidak Tuntas 100 Tuntas
23 MRP 20 Tidak Tuntas 60 Tidak Tuntas
24 MS 50 Tidak Tuntas 90 Tuntas
25 NA 70 Tidak Tuntas 80 Tuntas
26 N 30 Tidak Tuntas 80 Tuntas
27 ND 70 Tidak Tuntas 80 Tuntas
28 PMA 20 Tidak Tuntas 90 Tuntas
29 SM 90 Tuntas 100 Tuntas
30 SM 40 Tidak Tuntas 80 Tuntas
31 SDL 70 Tidak Tuntas 90 Tuntas
32 TAS 30 Tidak Tuntas 80 Tuntas
Total 1.520 2.780
Nilai Tertinggi 90 100
Nilai Terendah 10 60
Rata-rata 47,5 86,87

163
Lampiran 11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata Sekolah Kelas/ Materi Pokok Alokasi


Pelajaran Semester Waktu
Sejarah SMA Negeri 15 X IPS / Genap Peninggalan 2 X 45
Indonesia Palembang kedatuan Sriwijaya Menit
di Bukit Siguntang

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.3 Menganalisis keterkaitan kedatuan 3.1.3 Memahami keterkaitan kedatuan
Sriwijaya dengan Bukit Siguntang. Sriwijaya dengan Bukit Siguntang.
3.4 Menganalisis peninggalan kedatuan 3.1.4 Memahami peninggalan kedatuan
Sriwijaya di Bukit Siguntang. Sriwijaya di Bukit Siguntang.

4.3 Menyajikan hasil kajian tentang 4.1.3 Menyajikan hasil analisis telaah
keterkaitan kedatuan Sriwijaya dengan tentang keterkaitan kedatuan
Bukit Siguntang. Sriwijaya dengan Bukit Siguntang.
4.4 Menyajikan hasil telaah dalam bentuk 4.1.4 Membuat laporan hasil analisis
tertulis tentang peninggalan kedatuan dalam bentuk tulisan tentang
Sriwijaya di Bukit Siguntang. peninggalan kedatuan Sriwijaya di
Bukit Siguntang.

A. Tujuan Pembelajaran
Melalui penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC
2019 dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning yang menggali
informasi dari berbagai sumber belajar, penyelidikan sederhana dan mengolah
informasi, diharapkan peserta didik dalam memahami pembelajaran sejarah dengan
pokok bahasan peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang diharapkan peserta
didik dapat terlibat aktif selama proses belajar mengajar berlangsung, memiliki sikap
ingin tahu, teliti dalam melakukan pengamatan dan bertanggungjawab dalam
menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik dengan
harapan nilai peserta didik harus mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
75. Melalui Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019,
peserta didik mampu menjelaskan dan mengumpulkan informasi mengenai materi
pokok Peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang.
B. LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN
A. Pendahuluan

164
1. Memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran melalui whatsapp
group dan zoom meeting room.
2. Memberikan apresiasi dan motivasi untuk siswa.
B. Inti
1. Memahami materi peninggalan kedatuan Sriwijaya di Bukit Siguntang dengan
mengamati tayangan video yang ditampilkan pada share screen di zoom
meeting.
2. Siswa mengajukan pertanyaan materi di video pembelajaran yang kurang
dipahami.
3. Siswa mengumpulkan informasi dengan cara berdiskusi dan mencari
tambahan referensi.
4. Siswa mengerjakan latihan di whatsapp group dan melampirkan foto catatan
serta tugas tersebut.
C. Penutup
1. Merefleksikan materi dan pembahasan soal latihan yang telah dikerjakan tadi.
D. PENILAIAN
1. Sikap : kehadiran dalam zoom meeting, disiplin, tanggung jawab,
komunikatif dan jujur.
2. Pengetahuan : foto catatan dan latihan di zoom meeting.
3. Keterampilan : diskusi pada whatsapp group dan portofolio foto.

Palembang, 2021

Waka Bidang Kurikulum Guru Mata Pelajaran

Nurhayati, M. Pd Bunga Wulandari

NIP. 196810151989032005 NIM. 06041381722069

Mengetahui

Kepala SMA Negeri 15 Palembang

Dra. Hj. Darmawati, M.M

NIP. 196406101990022001

LAMPIRAN INSTRUMEN PENILAIAN KD 3.1

165
PENILAIAN PENGETAHUAN PERTEMUAN I (KD 3.1-3.2)

Nilai Tugas
(Catatan membuat peta konsep dari
N video yang telah di berikan)
Jumla Nilai
Nama Siswa
o. h Skor Akhir
Skor Skor Skor Skor Skor
No.1 No.2 No.3 No.4 No.5

Peserta didik di minta untuk menonton video yang telah di edit dengan memunculkan
rekaman suara sehingga guru dapat menyampaikan materi yang akan di sampaikan.

LAMPIRAN INSTRUMEN PENILAIAN KD.3.1

1. PENILAIAN PENGETAHUAN PERTEMUAN II (KD.3.3)


Nilai Tugas
N (Latihan Soal melalui WA Grup) Jumlah Nilai
Nama Siswa
o. Skor Skor Skor Skor Skor Skor Akhir
No.1 No.2 No.3 No.4 No.5

Peserta didik diminta untuk menjawab soal mengenai materi “Peninggalan kedatuan
Sriwijaya di Bukit Siguntang” yang telah dipaparkan dalam video.

SOAL
1. Sumatera Selatan merupakan suatu daerah yang memiliki sejarah yang sangat
panjang dimulai dari masa prasejarah, hindu-buddha, kesultanan hingga kolonial.
Dengan demikian banyak peninggalan yang bersebaran di wilayah Sumatera
Selatan sebagai bukti bahwa adanya suatu aktivitas manusia pada masanya.
Dibawah ini manakah peninggalan masa hindu-buddha di Sumatera Selatan …
a. Situs Gua Putri dan Situs Gua Harimau Kabupaten OKU
b. Bukit Siguntang, Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya, Karanganyar
c. Situs Ki Gede Ing Suro, Situs Kawah tengkurep, Situs Sabo King-King
d. Monpera, Museum Tekstil, Jembatan Ampera

166
2. Bukit Siguntang adalah sebuah bukit kecil yang tingginya sekitar 26 meter diatas
permukaan laut. Secara administratif Bukit Siguntang terletak di Jalan Sultan
Mansyur, Kelurahan Bukit Lama, Kecamatan Ilir Barat II, Palembang. Secara
astronomis berada pada titik koordinat S 2°59'34.3'E 104°45'08.1'. Nama Bukit
Siguntang sudah dikenal sejak lama, terbukti dengan penyebutannya dalam Kitab
Sejarah Melayu yang ditulis pada tanggal 13 Mei 1612. Dalam kitab tersebut
disebutkan:
“Adapun negeri Palembang itu, Palembang yang ada sekarang inilah. Maka di
hulu Sungai Tatang ada sebuah sungai, Melayu namanya; di dalam sungai itu
ada sebuah bukit bernama Bukit Si guntang; di hulu Gunung Maha Miru, di
daratnya ada satu padang bernama Padang Penjaringan. Maka ada dua orang
perempuan berladang, Wan Empo seorang namanya dan Wan Malini seorang
namanya; dan keduanya berumah di Bukit Siguntang itu, terlalu luas humanya,
syahadan terlalu jadi padinya, tiada dapat terkatakan; telah hampir masak padi
itu”. Kitab Sejarah Melayu diatas menceritakan tentang …
a. Turunnya makhluk setengah dewa ke Bukit Siguntang dan makhluk ini di
kemudian hari menurunkan raja-raja puak Melayu di Sumatra dan
Semenanjung Malaysia
b. Peperangan dan kutukan kepada mereka yang berbuat salah
c. Pembangunan sebuah taman yang disebut Sriksetra
d. Perjalanan suci (siddhayatra) Dapunta Hyang menggunakan perahu

3. Di bawah ini merupakan bukti-bukti peninggalan kedatuan Sriwijaya di Bukit


Siguntang, kecuali …
a. Fragmen Awalokiteswara, Jambhala, Prasasti Leiden
b. Prasasti Kedukan Bukit, Kepala Bodhisattwa, Kepala Buddha
c. Arca Wairocana, Prasasti Bukit Siguntang, Kotak Gali U8T34&U8T35
d. Struktur Bata, Prasasti Nalanda, Keramik dan Manik-manik

4. Perhatikan gambar di bawah ini !

167
Peninggalan kebudayaan Buddha di Sumatera Selatan yang diyakini berasal dari
daerah Amarāwati, India Selatan, adalah …
a. Arca Sempaga
b. Arca Buddha Sakyamuni
c. Candi Tigawangi
d. Candi Borobudur

5. Perhatikan gambar di bawah ini !

168
Arca ini duduk di atas padma dengan kedua kaki dilipat dan saling bertumpu
(seperti duduk bersila) dengan kedua telapak kaki diarahkan ke atas. Āsana
(tempat duduk) arca tersebut disangga dengan sebuah alas berbentuk segiempat.
Pada seluruh bagian tepi prabhā arca tersebut dihiasi dengan motif lidah api dan
di bagian atas kepala terdapat payung (parasol). Tangannya yang berjumlah dua
dalam sikap dharmacakramudrā, Penggambaran rambut tampak berupa ika-ikal
yang cukup besar, sebuah sanggul kecil berbentuk bulat terlihat di bagian tengah
atas kepala. Pakaiannya terdiri dari dua bagian, yaitu antarwāsaka dan
uttarāsariga. Arca ini tampak memiliki satu dari sejumlah ciri arca-arca dari seni
Pāla yang berkembang pada abad ke-8-9 Masehi. Hal ini ditunjukkan dari gaya
pakaiannya. Berdasarkan ciri-ciri yang telah diuraikan, arca ini menunjukkan arca

a. Arca Awalokiteswara
b. Arca Jambhala
c. Arca Buddha Sakyamuni
d. Arca Wairocana

6. Perhatikan gambar di bawah ini !

Selain arca Buddha, di Bukit Siguntang ditemukan juga stūpa dari batu pasir,
sebuah prasasti yang ditulis dalam aksara Pallawa dan berbahasa Melayu

169
Kuno sejumlah 21 baris, sebuah prasasti yang ditulis dalam aksara Pallawa dan
menggunakan bahasa Sansekerta, sebuah pinggan emas dengan tulisan yang
berisikan ajaran Buddha dan pecahan-pecahan keramik yang berasal dari pada
masa Dinasti Tang (abad ke-8-10 Masehi). Prasasti tersebut berisi tentang
peperangan, seperti yang tertera pada baris ke-9 yang berbunyi pauravirakta
nitapik ma artinya …

a. Merah (oleh darah) penduduknya


b. Tidak tahu berapa banyak yang berperang
c. Banyak darah yang tertumpah
d. Peperangan dan kutukan kepada mereka yang berbuat salah

7. Pecahan keramik dari bahan batuan apa yang biasanya banyak ditemukan di
daerah orang Dayak Dusun di Kalimantan Utara, berasal dari masa Dinasti Tang
(618-906) dan memberikan bukti, bahwa Situs Bukit Siguntang berasal dari masa
Sriwijaya, yang diyakini oleh para ahli berkembang sejak abad ke-7-14 Masehi

a. Batuan berglasir abu-abu dan porselin

b. Batuan berglasir hijau kuning (olive green jar) atau dusun jar

c. Batuan berglasir krem dan abu-abu

d. Batuan berglasir berwarna putih dengan motif daun berwarna hijau

8. Perkembangan sejarah manik-manik di masa lalu, terutama di kota


Palembang, sangat menarik untuk diangkat dari berbagai sisi, karena
mempelajari manik-manik terutama temuan dari masa kerajaan Sriwijaya,
pada hakikatnya berbicara tentang indikasi kemajuan sebuah masyarakat
daribidang teknologi, kemajuan perdagangan dan budaya itu sendiri.
Pertanyaannya dimanakah pusat industri pembuat manik-manik pada masa
kerajaan Sriwijaya …

a. Situs Karanganyar

170
b. Situs Bukit Siguntang

c. Situs Kambang Unglen

d. Situs Telaga Batu

9. Berdasarkan temuan tembikar pada tahun 2015 di situs Bukit Siguntang, apa saja
yang ditemukan di kotak S29T9, kecuali …
a. Spit: 1, Bagian: tepian, Bentuk: kendi, Jumlah: 1, Berat (gram): 5, Keterangan:
bahan tanah liat halus (fine paste ware) berwarna krem dengan tingkat
pembakaran sampai tahap oksidasi
b. Spit: 2, Bagian: tepian dasar, Bentuk: cobek, Jumlah: 1, Berat (gram): 400,
Keterangan: dibuat dengan menggunakan campuran tanah liat, pirit dan pasir
berwarna merah merata dengan tingkat pembakaran sampai tahap oksidasi
c. Spit: 3, Bagian: tepian, Bentuk: kendi, Jumlah: 1, Berat (gram): 5, Keterangan:
dari bahan tanah liat halus dan berwarna krem dengan tingkat pembakaran sampai
tahap vitrifikasi
d. Spit: 1, Bagian: tepian, Bentuk: kendi, Jumlah: 1, Berat (gram): 15, Keterangan:
dari bahan tanah liat dengan temper berwarna putih (temper white ware). Tingkat
pembakaran sampai tahap oksidasi

10. Perhatikan gambar di bawah ini !

Apa saja yang ditemukan di kotak gali U8T35 pada temuan tahun 2015 di situs Bukit
Siguntang …

171
a. Spit: 1, Bagian: tepian, Bentuk: kendi, Jumlah: 1, Berat (gram): 5, Keterangan:
bahan tanah liat halus (fine paste ware) berwarna krem dengan tingkat
pembakaran sampai tahap oksidasi
b. Spit: 1, Bagian: tepian, Bentuk: kendi, Jumlah: 1, Berat (gram): 15, Keterangan:
Dari bahan tanah liat dengan temper berwarna putih (temper white ware). Tingkat
pembakaran sampai tahap oksidasi.
c. Spit: 3, Bagian: tepian, Bentuk: kendi, Jumlah: 1, Berat (gram): 5, Keterangan:
dari bahan tanah liat halus dan berwarna krem dengan tingkat pembakaran sampai
tahap vitrifikasi
d. Spit: 1, Bagian: tepian, Bentuk: kendi, Jumlah: 2, Berat (gram): 10, Keterangan:
Dari bahan tanah liat halus dan berwarna krem.

KUNCI JAWABAN

No. Kunci Jawaban Skor


1. b. Bukit Siguntang, Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya,
1
Karanganyar
2. a. Turunnya makhluk setengah dewa ke Bukit Siguntang dan
makhluk ini di kemudian hari menurunkan raja-raja puak Melayu di 1
Sumatra dan Semenanjung Malaysia
3. c.Arca Wairocana, Prasasti Bukit Siguntang, Kotak Gali U8T34&U8T35 1
4. b. Arca Buddha Sakyamuni 1
5. d. Arca Wairocana 1
6. a. Merah (oleh darah) penduduknya 1
7. b. Batuan berglasir hijau kuning (olive green jar) atau dusun jar 1
8. c. Situs Kambang Unglen 1
d.9. d. Spit: 1, Bagian: tepian, Bentuk: kendi, Jumlah: 1, Berat (gram): 15,
Keterangan: dari bahan tanah liat dengan temper berwarna putih (temper 1
white ware). Tingkat pembakaran sampai tahap oksidasi
10. b. Spit: 1, Bagian: tepian, Bentuk: kendi, Jumlah: 1, Berat (gram): 15,
Keterangan: Dari bahan tanah liat dengan temper berwarna putih (temper 1
white ware). Tingkat pembakaran sampai tahap oksidasi
Skor Maksimum 10

LAMPIRAN INSTRUMEN PENILAIAN KD.3.1

172
1. PENILAIAN SIKAP
Aspek Sikap yang dinilai
No Nama Jumlah Nilai
Tanggun
. Siswa Aktif Disiplin Santun Jujur Skor Akhir
g Jawab

Rubrik Penilaian Sikap


Indikator sikap aktif dalam pembelajaran:
1. Kurang baik, jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam
pembelajaran.
2. Cukup, jika menunjukkan ada sedikit usaha ambil bagian dalam pembelajaran
tetapi belum konsisten.
3. Baik, jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi
belum konsisten.
4. Sangat baik, jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas
kelompok secara terus menerus dan konsisten.

Indikator sikap disiplin dalam pembelajaran:


1. Kurang baik, jika menunjukkan belum mampu menjalankan aturan dalam
pembelajaran.
2. Cukup, jika menunjukkan kurang mampu menjalankan aturan dalam pembelajaran.
3. Baik, jika menunjukkan mampu menjalankan aturan dalam pembelajaran dengan
pengarahan guru.
4. Sangat baik, jika menunjukkan mampu menjalankan aturan dalam pembelajaran
dengan kesadaran sendiri.

Indikator sikap tanggung jawab dalam pembelajaran:


1. Kurang baik, jika menunjukkan tidak tertib dan tidak menyelesaikan tugas.
2. Cukup, jika menunjukkan kurang tertib mengikuti instruksi dan selesai tidak tepat
waktu.
3. Baik, jika menunjukkan tertib mengikuti instruksi dan selesai tidak tepat waktu.
4. Sangat baik, jika menunjukkan tertib mengikuti instruksi dan selesai tepat waktu.

Indikator sikap santun dalam pembelajaran:


1. Kurang baik, jika berbahasa negatif dan tidak sopan.
2. Cukup, jika berbahasa negatif dan bersikap kurang sopan.
3. Baik, jika berbahasa positif tapi bersikap kurang sopan.
4. Sangat baik, jika berbahasa positif dan bersikap sopan.

Indikator sikap jujur dalam pembelajaran:

173
1. Kurang baik, jika menyontek/menyalin jawaban dari teman dan tindakan tidak
sesuai dengan ucapan.
2. Cukup, jika tindakan masih kurang sesuai dengan ucapan.
3. Baik, jika menunjukkan sudah ada usaha untuk tidak menyontek.
4. Sangat baik, jika menunjukkan tidak menyontek/menyalin jawaban dari teman
dan tindakan selalu sesuai dengan ucapan.

Kolom aspek sikap diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut :

100 = sangat baik 75 = baik 50 = cukup 25 = kurang

total skor perolehan


Nilai= × 100
500

Kategori Nilai Akhir :


86 – 100 = Sangat Baik
71 – 85 = Baik
55 – 70 = Cukup
< 55 = Kurang

2. PENILAIAN KETERAMPILAN
Aspek Tugas (Catatan) yang dinilai
Nama Jumlah Nilai
No. Kesesuaian Kerapian Kreatifitas
Siswa Skor Akhir
Isi Tulisan

Rubrik Penilaian Keterampilan


Indikator kesesuaian isi dalam catatan:
1. Kurang baik (D), jika semua isi catatan belum sesuai.
2. Cukup (C), jika kurang dari setengah isi catatan yang sesuai.
3. Baik (B), jika setengah atau lebih isi teks sesuai dengan penjelasan video materi.
4. Sangat baik (A), jika seluruh isi catatan yang ditulis sesuai dengan penjelasan
video materi.

Indikator kerapian tulisan dalam catatan:


1. Kurang baik (D), jika tulisan catatan tidak rapi.
2. Cukup (C), jika tulisan catatan cukup rapi.
3. Baik (B), jika tulisan catatan rapi.
4. Sangat baik (A), jika tulisan catatan sangat rapi.

Indikator kreatifitas dalam catatan:

174
1. Kurang baik (D), jika tidak menggunakan kotak untuk rumus-rumus dan kalimat
penting.
2. Cukup (C), jika gambar dibuat dengan menarik.
3. Baik (B), jika menggunakan kotak untuk rumus-rumus dan kalimat penting, serta
gambar dibuat dengan menarik.
4. Sangat baik (A), jika menggunakan kotak dan warna untuk rumus-rumus dan
kalimat penting, serta gambar dibuat dengan menarik.

Kolom aspek keterampilan diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut :

100 = sangat baik (A) 75 = baik (B) 50 = cukup (C) 25 = kurang (D)

total skor perolehan


Nilai= × 100
500

Kategori Nilai Akhir :


86 – 100 = Sangat Baik (A)
71 – 85 = Baik (B)
55 – 70 = Cukup (C)
< 55 = Kurang (D)

Lampiran 12. Bahan Ajar

175
Materi peninggalan kedatuan Sriwijaya di Bukit Siguntang

Bukit Siguntang adalah sebuah bukit kecil yang tingginya sekitar 26 meter
diatas permukaan laut. Secara administratif Bukit Siguntang terletak di Jalan
Sultan Mansyur, Kelurahan Bukit Lama, Kecamatan Ilir Barat II, Palembang.
Secara astronomis berada pada titik koordinat S 2°59'34.3'E 104°45'08.1'. Bukit
ini tidak begitu tinggi, tetapi bukit ini merupakan bentang alam yang tertinggi di
Kota Palembang. Apabila kita naik ke atas jembatan Ampera dan memandang ke
arah barat laut, akan tampak Bukit Siguntang menonjol di antara dataran rendah
Kota Palembang yang luas. Namun pada kenyataannya, di daerah kaki Bukit
Siguntang saat ini sudah padat dengan pemukiman. Sebelah barat laut Bukit
Siguntang terdapat Situs Talang Tuo yang diduga merupakan bekas Taman
Śrīksetra sebagaimana disebutkan dalam prasasti dari daerah itu dan di sebelah
selatan ditemukan Prasasti Kedukan Bukit (prasasti tentang pembangunan
perkampungan Śrīwijaya). Kota Šriwijaya yang sekarang bernama Palembang,
pada sekitar abad ke-8-10 Masehi telah dikenal pembagian ruang menurut
keperluannya. Wilayah pemukiman ditempatkan di daerah tepian Musi dan tepi-
tepi sungai lainnya, tempat tinggal penguasa di tanah darat mungkin tidak jauh
dari tepian sungai, dan tempat-tempat yang dianggap suci ditetapkan di daerah
yang tinggi, termasuk Bukit Siguntang. Semua tempat tersebut mengambil lokasi
di sisi utara sungai Musi, mulai dari daerah Karanganyar di hulu hingga daerah 2
Ilir di hilir Musi (sekarang di kawasan Pabrik Pupuk Sriwijaya). Di daerah kaki
Bukit Siguntang sebelah barat daya hingga tahun 1980-an masih daerah rawa
yang luasnya sampai ke Daerah Talang Kikim dan Kolam Pinisi, tempat
ditemukannya runtuhan perahu kuno. Pada saat ini kawasan bekas rawa sudah
padat dengan permukiman. (Utomo, 1993:3-4).

Nama Bukit Siguntang sudah dikenal sejak lama, terbukti dengan


penyebutannya dalam Kitab Sejarah Melayu yang ditulis pada tanggal 13 Mei
1612. Dalam kitab tersebut disebutkan:

176
“Adapun negeri Palembang itu, Palembang yang ada sekarang inilah.
Maka di hulu Sungai Tatang ada sebuah sungai, Melayu namanya; di dalam
sungai itu ada sebuah bukit bernama Bukit Si guntang; di hulu Gunung Maha
Miru, di daratnya ada satu padang bernama Padang Penjaringan. Maka ada dua
orang perempuan berladang, Wan Empo seorang namanya dan Wan Malini
seorang namanya; dan keduanya berumah di Bukit Siguntang itu, terlalu luas
humanya, syahadan terlalu jadi padinya, tiada dapat terkatakan; telah hampir
masak padi itu”. (Sevenhoven, 1971:18).

Kitab itu juga menceritakan turunnya makhluk setengah dewa ke Bukit


Siguntang dan makhluk ini di kemudian hari menurunkan raja-raja puak Melayu
di Sumatra dan Semenanjung Malaysia (Pemerintah Daerah Tingkat 1 Provinsi
Sumatera Selatan, 1994:14-15).

Berdasarkan penelitian geologi yang dilakukan oleh Yahdi Zaim di Situs


Bukit Siguntang berhasil diketahui bahwa singkapan batuan yang terdapat di
Bukit Siguntang terdiri dari lempung tufaan dengan lensa konglomerat yang
merupakan ciri endapan sungai. Dengan demikian, Bukit Siguntang yang
merupakan ujung dari satuan morfologi perbukitan, bagian timur, selatan, dan
baratnya dikelilingi oleh rawa. Dataran rendah rawa-rawa ini merupakan daerah
limbah banjir (flood plain). Endapan sedimen yang terdapat berupa endapan
alluvial limbah banjir terdiri dari lempung yang sangat lunak dan lekat. Endapan
alluvial sungai ini disebut low terrace yang berumur Holosen-Resen. Berdasarkan
data ini dapat diketahui, bahwa di sekitar Bukit Siguntang dan Kota Palembang
tidak didapatkan endapan sedimen laut, melainkan endapan sedimen alluvial
limbah banjir dari Sungai Musi (Utomo 1985, 153). Berdasarkan temuan data
arkeologi dan geologi tersebut, maka dapat diperkirakan, bahwa lokasi Kerajaan
Sriwijaya pada abad ke-7 hingga 11 Masehi berada di Palembang (Purwanti,
2016:13).

Apabila kita perhatikan tinggalan-tinggalan budaya masa lampau yang


ditemukan di Situs Bukit Siguntang, dapat dipastikan bahwa bukit kecil ini

177
dulunya merupakan kawasan yang suci. Tempat ini mungkin dianggap sebagai
tempat yang paling suci di Kota Šriwijaya. Di tempat ini dibangun stüpa-stüpa
dengan arca-arca Buddha dan pantheon-pantheonnya.

1. Arca Buddha Sakyamuni

(Dokumentasi Museum Balaputera Dewa)

Nama benda : Arca Buddha Sakyamuni


Jenis Benda : Koleksi Arkeologika
Bahan : Batu granit
Kondisi : Sudah tidak utuh lagi, ada bagian tangan dan kaki yang
hilang
Lokasi Penemuan : Situs Bukit Siguntang, Kota Palembang
Tempat penyimpanan : Bangsal Arca Museum Sultan Mahmud Badaruddin II
Palembang
Ukuran : Tinggi 277 cm, lebar 100 cm dan tebal 48 cm

Bukit Siguntang dikenal sebagai situs keagamaan, karena di tempat ini


ditemukan pondasi bangunan kuno yang dibuat dari bata, arca Buddha berukuran
besar dari batu granit, arca-arca buddhistis berukuran lebih kecil, pecahan-

178
pecahan tembikar, dan pecahan-pecahan keramik dari masa Dinasti Tang abad ke-
7-10 Masehi (Utomo, 1993:5). Arca Buddha Sakyamuni dari batu granit
ditemukan pada tahun 1920-an dalam keadaan tidak utuh dan terbagi menjadi
beberapa bagian. Setelah direkonstruksi beberapa fragmen arca batu granit
tersebut, ternyata berasal dari satu arca Buddha berukuran besar. Kepala arca ini
awalnya sudah disimpan di Museum Nasional Jakarta, yang kemudian disatukan
kembali dengan bagian badannya, sehingga dapat diketahui ukurannya, yakni 277
cm. Sekarang arca ini terdapat di halaman Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya.
Area yang dipahatkan dalam posisi berdiri dengan mengenakan jubah yang
berlipat-lipat ini, berdasarkan gaya seninya, diduga berasal dari abad ke-2-4.
Namun, ada pendapat lain yang mengemukakan bahwa arca Buddha dari Bukit
Siguntang ini berasal dari abad ke-6-7 Masehi (Suhaimi 1979, 36-37).
Mengenai pertanggalan dilihat dari penggambaran arca yang secara
keseluruhan tampak bahwa arca tersebut bergaya seperti arca-arca dari masa seni
Amarāwati. Ghosch berpendapat bahwa arca Buddha dari Bukit Siguntang ini
dapat dimasukkan ke dalam periode abad ke-4 Masehi, sedangkan Bachhofer
menempatkan pada abad ke-2 Masehi. Sementara berdasarkan pada
penggambaran gaya pakaian terlihat adanya pengaruh dari gaya seni pada masa
Gupta , yaitu abad ke-5 Masehi. Namun Schnitger cenderung berpendapat bahwa
arca tersebut berasal dari abad ke-5-6 Masehi dan menurut Nik Hassan Shuhaimi
bila dilihat dari penggambaran gaya pakaian tampak adanya pengaruh seni antara
Gupta dan post-Gupta. Didasarkan pada gaya seni tersebut, kemungkinan arca
Buddha dari Bukit Siguntang ini dapat ditempatkan pada abad antara 6-7 Masehi
(Utomo, 1993:5).

179
2. Arca Wairocana
Tempat penyimpanan : Museum Negeri Balaputradewa, Palembang
Bahan : Perunggu
Tinggi : 17 cm
Tebal : 7 cm
Berat : 0,995 kg
Keadaan : Bagian puncak sandaran arca pecah, bagian wajah agak
aus dan secara keseluruhan arca berkorosi malachite hijau

Deskripsi : Arca dibuat dari perunggu yang


menggambarkan Budha dalam posisi
duduk bersila di atas padmasanaganda.
Gambaran umum posisi Arca Budha
Wairocana yaitu sikap kaki silatasana dan
sikap tangan inanamudra (lambang
kebijaksanaan). Usnisha digambarkan
tidak begitu tinggi, tidak memiliki urna.
Hidung mancung dengan tulang pipi agak
tinggi serta mulut seakan tersenyum.
Badan agak langsing mengenakan jubah
tipis polos, bagian belakang arca terdapat
semacam stela (sandaran arca) berbentuk
akolade dengan puncak meruncing
berhiaskan payung (chattra). Pada
pinggiran sandaran arca tersebut dihias
motif lidah api, memiliki asana bentuk
padmasanaganda berdenah bulat diatas
bantalan persegi dengan hiasan daun
teratai atau lotus.

Dalam tradisi Vajrayana, Budhha


Wairocana termasuk dalam Panca Dhyani

180
Buddha, yang berarti menerangi atau
menyinari . Masing-masing Dhyani
Buddha mempunyai Dhyani Bodhisatwa.
Buddha Wairocana mempunyai Dhyani
Bodhisatwa yang melahirkan
Samanthabadhra.

Kondisi Saat Ini : Kondisi fisik Arca Budha Wairocana


sudah patah dibagian sandaran dan
payung. Tetapi sekarang sudah
disatukan dengan menggunakan perekat.
Pada bagian wajah, dada, kaki dan
bantalan arca sudah aus.
(Sumber Museum Balaputera Dewa)

Arca ini duduk di atas padma dengan kedua kaki dilipat dan saling
bertumpu (seperti duduk bersila) dengan kedua telapak kaki diarahkan ke atas.
Āsana (tempat duduk) arca tersebut disangga dengan sebuah alas berbentuk
segiempat. Pada seluruh bagian tepi prabhā arca tersebut dihiasi dengan motif
lidah api dan di bagian atas kepala terdapat payung (parasol). Tangannya yang
berjumlah dua dalam sikap dharmacakramudrā, Penggambaran rambut tampak
berupa ika-ikal yang cukup besar, sebuah sanggul kecil berbentuk bulat terlihat di
bagian tengah atas kepala. Pakaiannya terdiri dari dua bagian, yaitu antarwāsaka
dan uttarāsariga. Arca ini tampak memiliki satu dari sejumlah ciri arca-arca dari
seni Pāla yang berkembang pada abad ke-8-9 Masehi. Hal ini ditunjukkan dari
gaya pakaiannya. Didasarkan pada gaya pakaian yang dikenakan, maka arca
Wairocana yang dijumpai di Bukit Siguntang ini dapat ditarikhkan pada abad ke-
8-9 Masehi (Utomo, 1993:6).

181
Foto 1
Arca Budha Wairocana tampak dari depan
(Dokumentasi Museum Balaputera Dewa 2017)

Foto 2
Arca Budha Wairocana tampak dari sampan kanan
(Dokumentasi Museum Balaputera Dewa 2017)

182
Foto 3
Arca Budha Wairocana tampak dari belakang
(Dokumentasi Museum Balaputera Dewa 2017)

Foto 4
Arca Budha Wairocana tampak dari samping kiri
(Dokumentasi Museum Balaputera Dewa 2017)

183
3. Prasasti Bukit Siguntang

(Dokumentasi Museum Balaputera Dewa 2017)

Selain arca Buddha, di Bukit Siguntang ditemukan juga stūpa dari batu
pasir, sebuah prasasti yang ditulis dalam aksara Pallawa dan berbahasa Melayu
Kuno sejumlah 21 baris, sebuah prasasti yang ditulis dalam aksara Pallawa dan
menggunakan bahasa Sansekerta, sebuah pinggan emas dengan tulisan yang
berisikan ajaran Buddha dan pecahan-pecahan keramik yang berasal dari masa
Dinasti Tang (abad ke-8-10 Masehi) (Purwanti, 2019:5).
Hal yang menarik bagi sejarahwan adalah ditemukannya sebuah prasasti
batu yang ditulis dalam bahasa Melayu Kuno di kaki Bukit Siguntang pada tahun
1928. Prasasti batu itu dibentuk datar, tetapi bagian yang ditulis terletak pada sisi
yang sempit dengan ukuran tinggi 56 cm dan lebar sekitar 17 cm. Pada saat ini
prasasti tersebut disimpan di Museum Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya,
Palembang (Utomo, 1993:8).

184
TEKS PRASASTI BUKIT SIGUNTANG:
1. //cri ya...//parddatva..................
2. na maryyadanda dari ...............
3. dyata jadi anakda valum uram............
4. .....ma ini makaryyana ta.................
5. vanak=pramirahna. danan..................
6. curikanku jadi vyasta dari ...............
7. mira mana paravis //0// da................
8. marsvasstha di iya raijya pra.............
9. pauravirakta nitapik ma ..................
10. tida tahu pira marvyu<ha>.................
11. bharu nirbhara nitapik parvva<nda>.........
12. risir=nirbhara lpas yam mati...............
13. mamancak yam praja ini ...............
14. samksepa dua tanda sanya<sa>.........
15. kam passam kama krodha lo<bha>.............
16. <pra>ja ini muara ya umangap.................
17. yan=tida nariyat=sankate...............
18. hat apa ta krama amithya...............
19. nda nikaryyakan sida lilu...............
20. makalnit=dam svami maka ya lnit dam .........
21. tranku drian yam uram pradhana..............
Prasasti tersebut berisi tentang peperangan, seperti yang tertera pada baris
ke ke-10 yang berbunyi //tida tahu pira marvya (ha)// yang berarti “tidak tahu
berapa banyak yang berperang”. Kemudian baris ke-5 yang berbunyi //wanak
pramirahna // yang berarti “banyak darah yang tertumpah”. Lalu baris ke-9 yaitu
pauravirakta yang berarti “merah (oleh darah) penduduknya”, serta mamancak
yam praja ini yang diduga berkenaan dengan peperangan itu sendiri. Fragmen ini
juga memuat kutukan kepada mereka yang berbuat salah.

185
THE TEXT OF BUKIT SIGUNTANG INSCRIPTION:
1. //cri ya...//parddatva..................
2. na maryyadanda dari ...............
3. dyata jadi anakda valum uram............
4. .....ma ini makaryyana ta.................
5. vanak=pramirahna. danan..................
6. curikanku jadi vyasta dari ...............
7. mira mana paravis //0// da................
8. marsvasstha di iya raijya pra.............
9. pauravirakta nitapik ma ..................
10. tida tahu pira marvyu<ha>.................
11. bharu nirbhara nitapik parvva<nda>.........
12. risir=nirbhara lpas yam mati...............
13. mamancak yam praja ini ...............
14. samksepa dua tanda sanya<sa>.........
15. kam passam kama krodha lo<bha>.............
16. <pra>ja ini muara ya umangap.................
17. yan=tida nariyat=sankate...............
18. hat apa ta krama amithya...............
19. nda nikaryyakan sida lilu...............
20. makalnit=dam svami maka ya lnit dam .........
21. tranku drian yam uram pradhana..............

The inscription contained about the war, as in the line 10 // tida tahu pira
marvya (ha) // meaning "do not know how many went to the war". Then, in the
row 5, //wanak pramirahna // meaning "a lot of blood shed". Then, in the row 9
pauravirakta meaning "red (because of the blood) of the inhabitants", and yam
mamancak that allegedly related to the war itself. This fragment also contained
the curse to them who did wrong (Utomo, 1993:9).

186
4. Keramik
Bukit Siguntang adalah wilayah suci, tempat berdirinya wihara, yang
tertinggal dalam berbentuk bata candi, tinggalan patung, dan arca penanda
pentingnya daerah ini pada masa itu. Pada abad ke-9, Bukit Siguntang merupakan
pusat belajar agama para pendeta Buddha. Pendeta-pendeta dari Asia berguru ke
sini kepada mahaguru Suvarnadvipa Dharmakirti. Daerah lerengnya, mulai dari
Padang Kapas hingga Kambang Unglen, adalah daerah produksi industri
Sriwijaya dengan diketemukannya berbagai macam pecahan prasasti, arca dan
keramik (Irwanto, 2013:142). Di kaki Bukit Siguntang ditemukan pecahan
keramik dari bahan batuan berglasir hijau kuning (olive green jar) atau dusun jar,
karena banyak ditemukan di daerah orang Dayak Dusun di Kalimantan Utara.
Keramik jenis ini berasal dari masa Dinasti Tang (618-906). Hasil ini memberikan
bukti, bahwa Situs Bukit Siguntang berasal dari masa Sriwijaya, yang diyakini
oleh para ahli berkembang sejak abad ke-7-14 Masehi (Tim Penelitian Arkeologi
Palembang, 1989:10).
Keramik yang ditemukan di Situs Bukit Siguntang berdasarkan bahannya
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bahan batuan dan porselin. Salah satu tepian
dari bahan batuan bentuk tepiannya melipat keluar dan memiliki ketebalan 1,1 cm.
Ukuran pecahan 5 cm x 2,6 cm dengan diameter utuhannya 17 cm. Warna bahan
yang digunakan abu-abu dan glasir sudah hilang. Berdasarkan bentuk bahan
dasarnya dapat diduga, bahwa pecahan tepian ini berasal dari Masa Dinasti Sung
(10-11 Masehi). Tepian ini merupakan bagian dari guci. Tepian lainnya memiliki
diameter antara 5-11 cm dan tebal antara 0,2-1,5 cm yang merupakan bagian dari
buli-buli dan mangkuk. Berdasarkan bahan yang digunakan dan glasir dan hiasan
yang terdapat pada bagian dalam dan luar pecahan dapat diperkirakan, bahwa
pecahan tepian keramik tersebut berasal dari masa pemerintahan Dinasti Tang
antara abad ke-9 hingga 10 Masehi, Sung (abad ke-10 hingga 11 Masehi), Sung
(abad ke-11 hingga 12 Masehi), dan Dinasti Ming abad ke-15 Masehi. Pecahan
bagian badan yang ditemukan ada yang berwarna abu-abu, tanpa glasir dengan
ketebalan antara 0,4-0,6 cm; sedangkan ukuran pecahannya 2,2 cm x 2,2 cm; 3,5
cm x 1,8 cm; dan 2,8 cm x 2,5 cm. Pecahan badan lainnya memiliki ukuran 5,9

187
cm x 5,6 cm dengan tebal 1,3 cm (Tim Penelitian Arkeologi Bukit Siguntang,
2015:44).
Berdasarkan warna glasir yang masih tersisa yaitu krem dan abu-abu,
dengan menggunakan bahan batuan (stoneware), maka dapat diketahui bahwa
pecahan ini berasal dari masa Dinasti Tang dari abad ke-9 Masehi. Warna glasir
lainnya adalah hijau kekuningan atau hijau zaitun (olive green) yang merupakan
ciri khas keramik Guangdong, yang berasal dari masa Dinasti Sung, abad ke-10
hingga 11 Masehi. Selain itu ditemukan juga pecahan keramik bagian badan yang
menggunakan glasir berwarna putih dengan motif daun berwarna hijau yang
mengindikasikan keramik dari masa Dinasti Qing dari abad ke-19 hingga 20
Masehi (Tim Penelitian Arkeologi Bukit Siguntang, 2015:44).
Beberapa pecahan bagian badan ditemukan dengan glasir yang masih
sempurna, yaitu hijau zaitun. Ukuran pecahan bagian badan ini yakni 1,4 cm x 1,4
cm, dan tebal 0,3 cm. Bagian cerat yang ditemukan hanya satu pecahan yang
dibuat dengan menggunakan bahan batuan berwama krem, yang merupakan
bagian dari kendi. Cerat ini diperkirakan berasal dari masa Dinasti Sung abad ke-
11 hingga 12 Masehi. Kupingan yang ditemukan merupakan bagian dari guci
yang berdasarkan bahan dan glasir yang masih tersisa berupa hijau zaitun, dapat
diketahui berasal dari abad ke-10 hingga 11 Masehi (Tim Penelitian Arkeologi
Bukit Siguntang, 2015:45-46).
Bagian dasar keramik juga dibuat dengan menggunakan kaolin dengan
tingkat pembakaran yang berbeda sehingga menghasilkan tingkat kekerasan yang
berbeda dan menghasilkan produk berupa bahan batuan dan porselin. Beberapa
pecahan dasar keramik ini memiliki glasir berwarna hijau zaitun dari abad ke-11
hingga 12 Masehi (Dinasti Sung) dan ada yang berglasir putih yang termasuk
dalam kategori broken white glaceur yang berasal dari masa Dinasti Ming (abad
ke-19 hingga 20 Masehi). Ada juga yang memiliki glasir berwarna hijau zaitun
dari masa Dinasti Yuan dari abad ke-14 Masehi (Tim Penelitian Arkeologi Bukit
Siguntang, 2015:47).

188
Selain berbagai macam pecahan tersebut, ditemukan juga pecahan bagian
tutup dengan ukuran diameter 6,5 cm dan tebal 0,6 cm. Pecahan ini merupakan
bagian dari tutup cepuk (Tim Penelitian Arkeologi Bukit Siguntang, 2015:48).
Teknologi yang diterapkan dalam pembuatan keramik ini tampak dari
bagian badan bagian dalam yang memperlihatkan adanya striasi yang padat, halus,
dan berkesinambungan yang menunjukkan penggunaan roda putar cepat. Bahan
yang dipakai adalah tanah liat kualitas tinggi berwarna krem (kaolin) dengan
partikel halus dan tekstur rapat. Adonan yang digunakan adalah adonan halus.
Bagian dalam memiliki warna merah dan krem yang menunjukan pembakaran
pada level oksidasi. Dari beberapa pecahan keramik bagian dasar, badan dan
tepian telah berhasil direkonstruksi satu wadah relatif utuh berbentuk guci dan
satu wadah yang hanya dapat direkonstruksi dari bagian dasar sampai ke bagian
badan, yang kemungkinan juga merupakan bagian dari guci. Guci hasil
rekonstruksi dibuat dengan menggunakan bahan batuan (stoneware) berwarna
abu-abu dengan warna glasir hijau. Tinggi guci ini adalah 23 cm, lebar bagian
badan 16,3 cm, tebal 0,7 cm dan diameter bagian mulut 12,5 cm. Guci ini berasal
dari masa Dinasti Tang sekitar abad ke-9 Masehi. Guci kedua yang hanya berhasil
direkonstruksi sebagian memiliki tinggi 9,5 cm, lebar 14,3 cm, tebal bagian dasar
9 cm, dan tebal 0,4 cm (Tim Penelitian Arkeologi Bukit Siguntang, 2015:49).

(Dokumentasi Balai Arkeologi Sumatera Selatan)

189
(Dokumentasi Balai Arkeologi Sumatera Selatan)

Hasil rekonstruksi guci 1


(Dokumentasi Balai Arkeologi Sumatera Selatan)

190
(Dokumentasi Balai Arkeologi Sumatera Selatan)

(Dokumentasi Balai Arkeologi Sumatera Selatan)

191
(Dokumentasi Balai Arkeologi Sumatera Selatan)

(
Dokumentasi Balai Arkeologi Sumatera Selatan)

192
(Dokumentasi Balai Arkeologi Sumatera Selatan)

5. Manik-Manik
Manik-manik yang ditemukan di Kotak S29T9 spit 2 ini berjumlah 3 butir,
masing-masing berwarna putih, biru, dan merah maron dan satu manik ditemukan
di Kotak S3T5. Manik-manik berwarna putih berbentuk bulat (oblate), terbuat
dari bahan batu dengan ukuran panjang 0,8 cm dan diameter 0,9 cm. Manik-
manik berwarna biru terbuat dari bahan kaca dan termasuk dalam kategori manik-
manik Indo-Pasifik dengan diameter 0,5 cm. Manik-manik ini berbentuk bulat
(oblate). Manik-manik lainnya dari jenis karnelian berwarna merah coklat
berbentuk limas tangkup (square bicone) dengan ukuran panjang 1,1 cm, diameter
0,7 cm. Bahan yang digunakan untuk membuat manik-manik ini adalah kaca
(glass-beads). Satu manik-manik lainnya termasuk dalam jenis mutisala berwarna
merah dan dibuat dari bahan batuan dengan ukuran diameter 0,9 cm dan panjang
0,7 cm berbentuk bulat (oblate) (Tim Penelitian Arkeologi Bukit Siguntang,
2015:58).

193
Manik-manik dari Kotak S22T9 dan Kotak S3T5
(Dokumentasi Balai Arkeologi Sumatera Selatan)

6. Tembikar
Jumlah tepian yang ditemukan hanya 5 pecahan. Pecahan tepian pertama
memiliki bentuk terbuka dengan bibir keluar yang tingginya 9 cm dan tebal 0,2
cm, dan diameter 11,5 cm. Tepian ini merupakan bagian dari periuk.

DAFTAR TEMUAN TEMBIKAR TAHUN 2015 DI SITUS BUKIT


SIGUNTANG

No Kotak Spit Bagian Bentuk Jumlah Berat Keterangan


(gram)
1. S29T9 1 Kupingan Guci 1 5 -
2. S29T9 1 Tepian Kendi 1 5 Bahan tanah
liat halus
(fine paste
ware)

194
berwarna
krem dengan
tingkat
pembakaran
sampai tahap
oksidasi.
3. S29T9 2 Badan - 6 40 Berwarna
hitam bekas
terbakar,
pembakaran
hitam merata
di bagian
tengah.
4. S29T9 2 Badan - 3 20 2 pecahan
terbuat dari
tanah liat
halus
berwarna
krem dan satu
pecahan dari
tanah liat
halus
berwarna
abu-abu.
Pembakaran
pada tingkat
oksidasi
sampai
vitrivikasi.
5. S29T9 2 Tepian Cobek 1 400 Dibuat
dasar dengan
menggunakan
campuran
tanah liat,
pirit dan pasir
berwarna
merah merata
dengan
tingkat
pembakaran

195
sampai tahap
oksidasi.
6. S29T9 3 Badan Tungku 33 1.700 s.d.a
7. S29T9 3 Tepian Tungku 5 650 s.d.a
8. S29T9 3 Badan - 59 200 Tipis, bahan
campuran
dari pasir,
pirit, tanah
liat dengan
pembakaran
sampai
tingkat
oksidasi.
9. S29T9 3 Kaki Tungku 1 400 -
10. S29T9 3 Badan - 6 100 Bagian
permukaan
berwarna
merah dengan
tingkat
pembakaran
sampai tahap
oksidasi
tampak pada
dua pecahan
dan empat
pecahan
sampai tahap
vitrifikasi.
11. S29T9 3 Dasar - 3 20 2 pecahan
berwarna
krem dengan
tingkat
pembakaran
sampai tahap
vitrifikasi dan
satu pecahan
sampai tahap
oksidasi.
12. S29T9 3 Badan - 5 30 Dari bahan

196
tanah liat
halus dan
berwarna
abu-abu
dengan
tingkat
pembakaran
sampai tahap
vitrifikasi.
13. S29T9 3 Tepian Periuk 8 50 s.d.a
14. S29T9 3 Karinasi - 3 10 s.d.a
15. S29T9 3 Tepian Kendi 1 5 Dari bahan
tanah liat
halus dan
berwarna
krem dengan
tingkat
pembakaran
sampai tahap
vitrifikasi.
16. S29T9 3 Pegangan - 2 90 Dari bahan
tutup tanah liat
halus dan
berwarna
krem dengan
tingkat
pembakaran
sampai tahap
vitrifikasi.
17. S29T9 3 Tepian Mangkuk 2 20 s.d.a
18. S29T9 3 Dasar - 2 30 s.d.a
19. S11T5 1 Badan - 19 50 Dari bahan
tanah liat
halus,
berwarna
krem dan
hitam tidak
merata
dengan

197
tingkat
pembakaran
sampai tahap
reduksi.
20. S11T5 1 Badan - 4 100 Dari bahan
tanah liat
dengan
temper
berwarna
putih (temper
white ware).
Tingkat
pembakaran
sampai tahap
reduksi.
21. S11T5 1 Tepian Periuk 4 80 Dari bahan
tanah liat
bercampur
dengan pasir
dan pirit,
berwarna
krem dan
hitam.
22. S11T5 1 Badan - 3 40 s.d.a
23. S11T5 1 Tepian Kendi 2 10 Dari bahan
tanah liat
halus dan
berwarna
krem.
24. S11T5 2 Badan - 6 35 Dari bahan
tanah liat
bercampur
dengan pasir
dan pirit,
berwarna
krem dan
abu-abu.
25. S11T5 2 Dasar - 2 40 Dari bahan
tanah liat
bercampur

198
dengan pasir
dan pirit,
berwarna
krem.
26. S11T5 2 - - - - Dari bahan
tanah liat
dengan
temper
berwarna
putih (temper
white ware).
Tingkat
pembakaran
sampai tahap
oksidasi.
27. S11T5 2 Kaki Tungku 1 50 -
28. S11T5 2 Tepian Kendi 2 10 s.d.a
29. S11T5 2 Tepian Periuk 1 10 s.d.a
30. S11T5 3 Tepian Periuk 1 5 Berwarna
hitam bekas
terbakar.
31. S11T5 3 Badan - 32 410 Dari bahan
tanah liat
bercampur
dengan pasir
dan pirit,
berwarna
krem.
32. S11T5 3 Dasar - 10 380 s.d.a
33. U8T35 1 Tepian Kendi 1 15 Dari bahan
tanah liat
dengan
temper
berwarna
putih (temper
white ware).
Tingkat
pembakaran
sampai tahap

199
oksidasi.
(Sumber Balai Arkeologi Sumatera Selatan)

Teknologi yang digunakan untuk membuat pasu atau jambangan ini tidak
bisa dikenali lagi karena kondisi bagian luar dan dalam tembikar sudah
mengelupas, sehingga tidak ditemukan bekas striasi untuk mengetahui cara
pembuatannya. Bahan yang dipakai adalah tanah liat bercampur dengan pasir dan
pirit dengan partikel kasar dan tekstur renggang. Pembakaran gerabah berada pada
tahap oksidasi dengan ditemukan warna hitam yang merata di bagian tengah
gerabah, yang mengindikasikan pembakarannya hanya sampai tahap reduksi (Tim
Penelitian Arkeologi Bukit Siguntang, 2015:54).
Pecahan tepian kedua memiliki ukuran diameter utuh 10 cm dengan
bentuk tepian terbuka. Tebal tepian 1,5 cm, tinggi 4,3 cm dan lebar 2,8 cm.
Pembakaran merata, tampak dari bagian tengah irisan yang berwarna coklat
terang. Pecahan tepian ini diduga berasal dari buyung. Tepian keempat memiliki
diameter 7 cm, tebal 0,6 cm, dan tinggi 2,5 cm. Pecahan ini diduga merupakan
bagian dari periuk. Pecahan lainnya berasal dari tungku. Bahan yang digunakan
adalah tanah liat bercampur dengan pasir dan pirit dengan partikel kasar dan
tekstur agak rapat (Tim Penelitian Arkeologi Bukit Siguntang, 2015:54).
Pecahan tepian gerabah ketiga bentuknya melipat keluar dengan diameter
utuh 5,5 cm. Ukuran pecahan 3,7 cm x 1,3 cm, tebal 0,7 cm. Bahan yang dipakai
adalah tanah liat dan pasir dengan partikel kasar dan tekstur renggang.
Pembakaran merata terlihat di bagian tengah gerabah yang berwarna coklat.
Pecahan tepian ini merupakan bagian dari periuk (Tim Penelitian Arkeologi Bukit
Siguntang, 2015:54).
Bagian badan tembikar yang ditemukan seluruhnya polos, tidak memiliki
hiasan atau slip. Hanya saja dilihat dari tingkat pembakarannya, ada yang sudah
mencapai tahap oksidasi dan ada yang baru mencapai tahap reduksi. Warna badan
tembikar, ada yang hitam, krem, dan merah kecoklatan. Ukuran badan tembikar
ini antara lain 8,5 cm x 6 cm dan tebal 0,.9 cm; 2,3 cm x 1,7 cm dan tebal 0,5 cm.
Ketebalan pecahan badan ada yang 0.3 cm. Seluruh temuan badan tembikar dalam

200
keadaan rapuh sehingga sulit untuk mengetahui teknologi pembuatannya. Bagian
pegangan tutup bagian atasnya tampak diberi hiasan berbentuk “x”, namun sudah
halus. Bahan yang digunakan untuk membuat bagian ini adalah tanah liat
bercampur dengan pasir dan pirit dengan partikel kasar dan tekstur agak rapat.
Pegangan tutup pertama tingginya 5 cm dan diameter bagian pegangannya 2,5 cm;
sedangkan tutup kedua diameternya 3,6 cm dan tinggi 3,8 cm (Tim Penelitian
Arkeologi Bukit Siguntang, 2015:54-55).
Tingkat pembakarannya sampai pada tahap reduksi terlihat dari bagian
irisan tepiannya yang memperlihatkan warna hitam tidak merata. Ukuran diameter
bagian atas adalah 3,2 cm, sedangkan diameter bagian bawah 2,5 cm, dan tinggi
3,5 cm. Bagian dasar tembikar dibuat dengan menggunakan bahan tanah liat halus
berwarna putih, yang dikenal dengan istilah fine paste ware. Bagian dasar ini rata,
tidak berkaki. Bagian dalam masih memperlihatkan adanya striasi yang rapat
sehingga dapat diketahui teknik pembuatannya, yaitu dengan menggunakan teknik
roda putar. Diameter bagian dasar ini yaitu 8 cm, tebal 0,8 cm, dan tinggi 1,8 cm
(Tim Penelitian Arkeologi Bukit Siguntang, 2015:57-58).

7. Struktur Bata
Temuan struktur bata terletak di lereng sebelah timur Bukit Siguntang
berjarak sekitar 8 meter di sebelah utara dari temuan struktur bata berdenah segi
empat. Ukurannya adalah panjang 4 meter, lebar 1,7 meter, dan tebal 12-20 cm.
Struktur bata ini disusun dengan 2 lapis bata dengan ketebalan 13-15 cm,
sedangkan di sebagian lainnya disusun dengan menggunakan tiga lapis bata
dengan ukuran tebal 20 cm. Proses perekatan antar bata menggunakan teknik
gosok. Struktur bata tersebut ditemukan di Kotak U8T34 dan Kotak U8T35 (Tim
Penelitian Arkeologi Bukit Siguntang, 2015:37).

201
(Dokumentasi Balai Arkeologi Sumatera Selatan)

(Dokumentasi Balai Arkeologi Sumatera Selatan)

202
(Dokumentasi Balai Arkeologi Sumatera Selatan)

(Dokumentasi Balai Arkeologi Sumatera Selatan)

203
Di antara susunan bata ini ditemukan pecahan-pecahan tiga bata berprofil
yang jika disusun berbentuk belah rotan (ojief) dan satu bata berbentuk ¼
lingkaran. Adapun ukuran bata berprofil tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bata 1 memiliki ukuran panjang 32 cm, lebar 18 cm, dan tebal 6 cm.
2. Bata 2 memiliki ukuran panjang 19,7 cm, lebar 18,3 cm, dan tebal 5,3
cm.
3. Bata 2 memiliki ukuran panjang 15 cm, lebar 16,5 cm, dan tebal 4 cm.
4. Bata 2 memiliki ukuran panjang jari-jari 17 cm, dan tebal 7 cm. Bata ini
berbentuk ¼ lingkaran.
Dari sisa-sisa struktur bata yang telah ditemukan sejak tahun 2013,
berhasil diidentifikasi adanya tujuh ukuran bata yang berbeda di Bukit Siguntang,
yaitu:
1. Bata berukuran 18 x 4,8 x 8,3 cm.
2. Bata berukuran 18 x 5 x 18 cm.
3. Bata berukuran 27 x 6 x 15 cm.
4. Bata berukuran 37 x 5 x 15 cm.
5. Bata berukuran 41 x 9 x 21 cm.
6. Bata berukuran 32 x 19 x 7 cm.
7. Bata berukuran 25 x 14 x 5 cm.
Bahkan ukuran bata yang ditemukan pada tahun 1992 berukuran panjang
51,5 cm, lebar 15 cm, dan tebal 20 cm. Selain itu ditemukan juga bata berbentuk
bulat dengan diameter 20 cm, dan bata berbentuk segitiga sama sisi berukuran 11
cm. Bata-bata berprofil tersebut ditemukan di bagian puncak bukit (Tim
Penelitian Arkeologi Bukit Siguntang, 2015:40).
8. Kotak Gali

Berdasarkan hasil survei di seluruh permukaan tanah Bukit Siguntang


yang ada di dalam areal berpagar dapat diketahui adanya sebaran bata hampir
merata di seluruh bagian, kecuali di sisi utara. Sebaran bata yang relatif padat dan
layak untuk dilakukan penggalian yaitu di sebelah selatan, dimana pernah
ditemukan arca Wairocana yang sekarang disimpan di Museum Balaputera Dewa.

204
Tidak jauh dari lokasi sebaran bata tersebut terdapat sebuah gundukan tanah yang
tertutupi oleh rumput-rumput.

Dengan indikasi temuan sebaran pecahan bata di permukaan tanah dan


hasil penelitian tahun 2013-2014 oleh Balai Arkeologi Palembang, maka
penentuan kotak gali berada dalam areal ini. Lokasi penggalian pertama di bagian
puncak bukit, di sekitar lokasi makam dan gardu pandang. Lokasi kedua berada di
sebelah tenggara bukit, yakni di bagian lereng selatan. Lokasi ketiga terletak di
sebelah timur laut bukit dan berada di bagian lembah, tidak jauh dari lokasi
ditemukannya struktur bata hasil penelitian tahun 2013-2014. Penelitian di Bukit
Siguntang yang dilakukan berhasil membuka 21 (dua puluh satu) kotak gali,
tersebar di tiga lokasi yang berbeda. Pembuatan kotak gali berdasarkan sistem
kisi-kisi (grid), masing-masing kisi berukuran 4m x 4m. Adapun titik nol atau titik
Datum Point (DP) ditempatkan pada bagian puncak bukit, yaitu di belakang
makam Bagus Kuning dan Bagus Karang. Sistem pengupasan tanah dengan
menggunakan sistem spit dengan ukuran 25 cm untuk masing-masing spit.

KOTAK U8T35
Pembukaan kotak berukuran 4m x 4m ini bertujuan untuk mengetahui
keberadaan struktur bata di dalam tanah, karena sebagian susunan batanya sudah
tampak di bagian sisi timur, akibat tanahnya mengalami erosi. Kotak ini di
sebelah utara berbatasan dengan susunan tangga menuju puncak bukit Siguntang
dari arah timur atau di depan bangunan salah satu fasilitas pendukung. Kotak ini
terletak hampir 12 meter di sebelah utara dari struktur bata yang telah
diungkapkan pada penelitian 2013 dan 2014. Bagian susunan bata yang telah
tersingkap ini terletak di sudut timur laut kotak gali (Tim Penelitian Arkeologi
Bukit Siguntang, 2015:8).
Kondisi permukaan tanah kotak tidak rata, landai ke arah timur dan
ditutupi oleh rumput, pecahan bata dan genteng baru. Titik subdatum point (SDP)
terletak di sudut barat daya kotak. Pengupasan tanah spit 1 memperlihatkan
lapisan lempung pasiran berwarna hitam dengan tekstur padat dan partikel kasar
dari permukaan tanah sampai kedalaman 15 cm. Keberadaan susunan bata intak

205
mulai tampak pada kedalaman 15 cm dari permukaan tanah pada dinding selatan
kotak dan membujur ke arah timur hingga barat dan berwarna putih, terdiri dari
dua sampai tiga lapisan bata. Pada susunan bata yang terdiri dari tiga lapis, lapisan
bata teratas berwarna putih, sedangkan dua lapis bata di bawahnya berwarna
merah. Susunan bata ini panjangnya 188 cm, lebar 18 cm dan tebal 8 cm. Namun,
tinggi susunan bata yang tiga lapis adalah 15 cm. Struktur bata ini bertemu dengan
struktur bata intak dengan orientasi utara hingga selatan pada dinding kotak
sebelah timur, sehingga membentuk denah “L”. Susunan bata yang berorientasi
utara hingga selatan ini juga berwarna putih dan terdiri dari dua lapis. Ukurannya
yaitu panjang 183 cm, lebar 20 cm, dan tinggi 16 cm. Di antara satu susunan bata
dengan susunan bata lainnya direkatkan dengan tanah dengan ketebalan antara 1,5
cm - 2 cm (Tim Penelitian Arkeologi Bukit Siguntang, 2015:8-9).
Ukuran masing-masing bata penyusun tersebut ada tiga variasi, yaitu 1)
bata berukuran 30 cm x 18 cm x 6 cm; 2) bata berukuran 33 cm x 18 cm x 5 cm;
3) bata berukuran 30 cm x 19 cm x 7 cm. Di sebelah utara susunan bata dengan
orientasi timur hingga barat berjarak antara 8 - 9 cm terdapat susunan bata baru
berwarna putih yang membujur ke arah timur hingga barat dan terdiri dari satu
lapis. Susunan bata ini tidak berspesi dan berfungsi sebagai penutup kabel listrik
untuk lampu jalan. Ukuran bata baru ini adalah 18 cm x 8 cm x 4 cm. Selain
susunan bata intak, pada lapisan tanah ini juga ditemukan pecahan keramik asing
(Tim Penelitian Arkeologi Bukit Siguntang, 9).
Pengupasan tanah spit 1 dengan kedalaman 0 cm – 25 cm dari titik
subdatum point (SDP) memperlihatkan lapisan tanah berupa lempung pasiran,
dengan temuan fragmen bata dan kerikil serta akar pohon dan akar semak belukar,
berwarna coklat. Pengupasan tanah spit 2 memperlihatkan lapisan tanah laterit
berwarna merah kehitaman dengan tekstur padat dan partikel kasar. Pada lapisan
tanah ini terdapat pecahan bata yang sporadis sampai pada kedalaman 50 cm dari
titik subdatum point (SDP) dan tidak mengandung temuan artefaktual. Spit 2
memiliki kedalaman 25 cm - 50 cm. Jenis tanah masih sama yaitu lempung
pasiran, kondisi tanah banyak sebaran batu dan akar pohon jati terdapat fragmen
bata yang menyebar di permukaan kotak galian secara tidak beraturan, adapun

206
temuan bata di kotak ini berukuran panjang antara 37 cm sampai 58 cm, pada spit
ini juga ditemukan fragmen arang. Sebaran bata yang masih tersusun ada 19
fragmen, yang ditemukan pada kedalaman 49 cm-50 cm. Sedangkan sebaran bata
pada spit 2 ini sebagian menempel di dekat dinding Timur kotak galian dan
ditemukan mengelompok dan terlihat berlapis tidak beraturan, ditemukan juga
fragmen tepian gerabah dengan ukuran panjang 3,1 cm x lebar 2 cm x tinggi 0,3
cm (Tim Penelitian Arkeologi Bukit Siguntang, 2015:9-10).
KOTAK U8T34
Kotak ini terletak di sebelah barat Kotak U835. Bertujuan untuk merunut
struktur bata yang sudah terungkap di Kotak U8T35. Kondisi permukaan tanah
tidak rata dan tertutup rerumputan. Titik subdatum point (SDP) berada di sudut
barat daya kotak. Kotak dibuka dengan ukuran 4 m x 4 m, namun yang digali
tanahnya hanya bagian quadran 3 dan quadran 4, karena quadran 1 dan quadran 2
merupakan susunan anak tangga untuk menuju puncak bukit (Tim Penelitian
Arkeologi Bukit Siguntang, 2015:10).

Struktur Bata di Kotak U8T34 Spit 1


(Dokumentasi Balai Arkeologi Sumatera Selatan)

207
Pengupasan tanah pada spit 1 menampakungkapkan lapisan tanah lempung
pasiran berwarna hitam dengan partikel kasar dan tekstur renggang dari
permukaan tanah sampai kedalaman 10 cm dari permukaan tanah. Susunan bata
intak sudah mulai terlihat pada kedalaman 5 cm dari permukaan tanah di sudut
barat daya kotak gali dan merupakan lanjutan dari susunan bata di Kotak U8T34
dengan orientasi timur hingga barat. Struktur bata intak ini berwarna putih terdiri
dari dua lapis dan terputus. Berjarak dari 20 cm dari dinding barat kotak
merupakan jalan beton untuk keluar masuk ke bangunan rumah fasilitas
pendukung taman. Terputusnya susunan bata ini mungkin karena proses
pembangunan fasilitas jalan ini. (Tim Penelitian Arkeologi Bukit Siguntang,
2015:10-11).
Ke arah utara dari susunan bata ini ditemukan pecahan bata dalam
akumulasi yang padat dan terkonsentrasi di tengah kotak sampai ke dinding utara
kotak. Lapisan bata ini bercampur dengan tanah laterit berwarna merah kehitaman
dengan partikel kasar dan tekstur padat. Lapisan pecahan bata ini memiliki
ketebalan 15 cm. Di sebelah utara susunan bata intak juga ditemukan susunan bata
baru yang digunakan untuk menutupi kabel listrik untuk lampu taman. Salah satu
ukuran bata penyusun struktur bata adalah panjang 39 cm, lebar 19 cm, dan tebal
6 cm. Lapisan tanah spit kedua merupakan tanah laterit sama seperti spit 1, namun
sudah tidak mengandung temuan artefak (Tim Penelitian Arkeologi Bukit
Siguntang, 2015:9-11).

208
DAFTAR PUSTAKA
Irwanto, Dedi. 2013. Simbol Kejayaan Ibukota Sriwijaya dalam Tiga Prasasti
Sriwijaya di Palembang.
Nadeak, Retno Purwanti. 2016. Bukit Siguntang: Peranannya dalam Agama
Buddha pada Masa Kerajaan Sriwijaya, dalam Jurnal Penelitian Balai
Arkeologi Sumatera Selatan Nomor: 22/03/2016.
Nadeak, Retno Purwanti. 2016. Palembang Ibukota Sriwijaya Abad Ke-7 Masehi,
dalam Jurnal Penelitian Balai Arkeologi Sumatera Selatan.
Pemerintah Daerah Tingkat 1 Provinsi Sumatera Selatan. 1994. Situs-Situs Masa
Klasik di Wilayah Palembang.
Sevenhoven, J. L. van. 1971. Lukisan Tentang Ibukota Palembang. Jakarta:
Bhratara.
Suhaimi, Nik Hasan. 1979. The Bukit Siguntang Buddha, dalam JMBRAS III (2).
Tim Penelitian Arkeologi Bukit Siguntang. 2015. Laporan Penelitian Tinggalan
Sriwijaya di Bukit Siguntang. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.
(Belum diterbitkan).
Tim Penelitian Arkeologi Palembang. 1989. Laporan Penelitian Arkeologi
Palembang Tahap V/1989. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.
(Belum diterbitkan).
Utomo, Bambang Budi. 1985. Penelitian Arkeologi di Daerah Lembah Sungai
Musi, Palembang. Dalam Rapat Evaluasi Hasil Penelitian Arkeologi II, 151-162.
Utomo, Bambang Budi. 1993. Bukit Siguntang, India dan Makadunia. (Belum
diterbitkan).

209
Lampiran 13. Lembar Jawaban Pretest

210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
Lampiran 14. Lembar Jawaban Postest

220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
Lampiran 15. Dokumentasi Pelaksanaan
Proses pembukaan pembelajaran yang disampaikan langsung oleh Ibu Marwati,
S.Pd

Proses pelaksanaan tes awal (pretest)

231
232
Proses pelaksanaan pembelajaran dan aktivitas penerapan media pembelajaran
berbasis teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019

233
Proses penjelasan tata cara tes akhir (postest) kepada peserta didik

Proses pelaksanaan tata cara tes akhir (postest)

234
235
Lampiran 16. Storyboard

Materi Pokok : Peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang


No. Halaman :1
Menu : Identitas peneliti, pembimbing dan nama-nama expert
review

236
Tampilan Narasi

Tidak ada

Keterangan animasi, gambar dan musik : Keterangan Tampilan :


Muncul teks pembukaan dengan perkenalan nama peneliti Muncul animasi menggunakan
Bunga Wulandari, nama dosen pembimbing Dr. Syarifuddin, motion scale pada judul tulisan
M.Pd. dan nama-nama expert review beserta instansi teks dan terdapat logo Universitas
pendidikan sejarah Universitas Sriwijaya. Sriwijaya di pojok tengah atas.

237
Materi Pokok :Peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang
No. Halaman :2
Menu :Kompetensi dasar, Indikator, Tujuan Pembelajaran

238
Tampilan : Narasi :

Tidak ada

Keterangan animasi, gambar dan musik : Keterangan Tampilan :


Kompetensi dasar : Muncul animasi menggunakan
3.1 Menganalisis keterkaitan konsep kedatuan Sriwijaya dengan motion scale pada tabel KD
Bukit Siguntang. dan Indikator serta tujuan
3.2 Menganalisis peninggalan kedatuan Sriwijaya di Bukit pembelajaran.
Siguntang.
4.1 Menyajikan hasil kajian tentang keterkaitan kedatuan
Sriwijaya dengan Bukit Siguntang.
4.2 Menyajikan hasil telaah dalam bentuk tertulis tentang tertulis
tentang peninggalan kedatuan Sriwijaya di Bukit Siguntang.
Indikator:
3.1.1 Memahami keterkaitan kedatuan Sriwijaya dengan Bukit
Siguntang.
4.1.1 Memahami peninggalan kedatuan Sriwijaya di Bukit
Siguntang.
4.1.2 Menyajikan hasil analisis telaah tentang tentang
keterkaitan kedatuan Sriwijaya dengan Bukit Siguntang.
3.1.2 Membuat laporan hasil analisis dalam bentuk tulisan
tentang peninggalan kedatuan Sriwijaya di Bukit
Siguntang.
Tujuan Pembelajaran
Melalui penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi Adobe
Premiere Pro CC 2019 dengan menggunakan model pembelajaran
discovery learning yang menggali informasi dari berbagai sumber
belajar, penyelidikan sederhana dan mengolah informasi,
diharapkan peserta didik dalam memahami pembelajaran sejarah
dengan pokok bahasan peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit
Siguntang diharapkan peserta didik dapat terlibat aktif selama
proses belajar mengajar berlangsung, memiliki sikap ingin tahu,
teliti dalam melakukan pengamatan dan bertanggungjawab dalam
menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran
dan kritik dengan harapan nilai peserta didik harus mencapai nilai
239
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75. Melalui Media
Pembelajaran Berbasis Teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019,
peserta didik mampu menjelaskan dan mengumpulkan informasi
mengenai materi pokok Peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit
Siguntang.
Materi Pokok : Peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang
No. Halaman :3
Nama Frame : Penjelasan Macam-macam Peninggalan kerajaan Sriwijaya di
Bukit Siguntang
Tampilan Narasi
Suara berbunyi :
- Arca Buddha
Sakyamuni
- Arca Wairocana
- Prasasti Bukit
Siguntang
- Keramik
- Manik-Manik
- Tembikar
- Struktur Bata
- Kotak Gali U8T35 &
U8T34

240
Keterangan Tampilan: Keterangan animasi,
gambar dan musik:
Animasi teks pada materi pokok media pembelajaran berbasis Munculnya tampilan teks
teknologi Adobe Premiere Pro CC 2019 menjelaskan terlebih dan gambar “Peninggalan
dahulu macam-macam Peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit kerajaan Sriwijaya di
Siguntang yaitu: Bukit Siguntang” dalam
1. Arca Buddha Sakyamuni media pembelajaran
2. Arca Wairocana berbasis teknologi Adobe
3. Prasasti Bukit Siguntang Premiere Pro CC 2019
4. Keramik menggunakan fitur audio,
title, still image (foto dan
5. Manik-Manik
ilustrasi), file desain grafis,
6. Tembikar
footage, serta gambar dan
7. Struktur Bata animasi pada option
8. Kotak Gali U8T35 & U8T34. aplikasi Adobe Premiere
Pro CC 2019 serta diiringi
Background tulisan berwarna biru muda, biru tua, pink dan dengan lagu Gending
putih. Pada cuplikan storyboard juga dilengkapi dengan still Sriwijaya sehingga
image (foto dan ilustrasi) dari tiap-tiap Peninggalan kerajaan tampilannya menjadi lebih
Sriwijaya di Bukit Siguntang. menarik.

241
Materi Pokok : Peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang
No. Halaman :4
Nama Frame : Penjelasan Arca Buddha Sakyamuni
Tampilan Narasi
Suara berbunyi :
Arca Buddha Sakyamuni dari batu
granit ditemukan pada tahun 1920-an
dalam keadaan tidak utuh dan terbagi
menjadi beberapa bagian. Setelah
direkonstruksi beberapa fragmen arca
batu granit tersebut, ternyata berasal
dari satu arca Buddha berukuran
besar. Kepala arca ini awalnya sudah
disimpan di Museum Nasional
Jakarta, yang kemudian disatukan
kembali dengan bagian badannya,
sehingga dapat diketahui ukurannya,
yakni 277 cm. Sekarang arca ini
terdapat di halaman Taman Purbakala
Kerajaan Sriwijaya. Area yang
dipahatkan dalam posisi berdiri
dengan mengenakan jubah yang
berlipat-lipat ini, berdasarkan gaya

242
seninya, diduga berasal dari abad ke-
2-4. Namun, ada pendapat lain yang
mengemukakan bahwa arca Buddha
dari Bukit Siguntang ini berasal dari
abad ke-6-7 Masehi.
Keterangan Tampilan: Keterangan animasi, gambar dan
musik:
Animasi teks pada materi pokok media Munculnya tampilan teks dan gambar
pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere “Arca Buddha Sakyamuni” dalam media
Pro CC 2019 menjelaskan terlebih dahulu pembelajaran berbasis teknologi Adobe
tentang Arca Buddha Sakyamuni. Premiere Pro CC 2019 menggunakan
Background tulisan berwarna biru muda. Pada fitur audio, title, still image (foto dan
cuplikan tampilan juga dilengkapi dengan still ilustrasi), file desain grafis, footage, serta
image (foto) dari Arca Buddha Sakyamuni dan gambar dan animasi pada option aplikasi
terdapat identitas peneliti serta logo Universitas Adobe Premiere Pro CC 2019 serta
Sriwijaya di pojok kiri atas. diiringi dengan lagu Gending Sriwijaya
sehingga tampilannya menjadi lebih
menarik.
Materi Pokok : Peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang
No. Halaman :5
Nama Frame : Penjelasan Arca Wairocana
Tampilan Narasi
Suara berbunyi :
Arca ini duduk di atas padma dengan
kedua kaki dilipat dan saling bertumpu
(seperti duduk bersila) dengan kedua
telapak kaki diarahkan ke atas. Āsana
(tempat duduk) arca tersebut disangga
dengan sebuah alas berbentuk segiempat.
Pada seluruh bagian tepi prabhā arca
tersebut dihiasi dengan motif lidah api dan
di bagian atas kepala terdapat payung
(parasol). Tangannya yang berjumlah dua
dalam sikap dharmacakramudrā,
Penggambaran rambut tampak berupa ika-
ikal yang cukup besar, sebuah sanggul
kecil berbentuk bulat terlihat di bagian
tengah atas kepala. Pakaiannya terdiri dari
dua bagian, yaitu antarwāsaka dan
uttarāsariga. Arca ini tampak memiliki
satu dari sejumlah ciri arca-arca dari seni
Pāla yang berkembang pada abad ke-8-9
Masehi.

Keterangan Tampilan: Keterangan animasi, gambar dan

243
musik:
Animasi teks pada materi pokok media Munculnya tampilan teks dan gambar
pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere “Arca Wairocana” dalam media
Pro CC 2019 menjelaskan terlebih dahulu pembelajaran berbasis teknologi Adobe
tentang Arca Wairocana. Background tulisan Premiere Pro CC 2019 menggunakan
berwarna biru muda. Pada cuplikan tampilan juga fitur audio, title, still image (foto dan
dilengkapi dengan still image (foto) dari Arca ilustrasi), file desain grafis, footage, serta
Wairocana dan terdapat identitas peneliti serta gambar dan animasi pada option aplikasi
logo Universitas Sriwijaya di pojok kiri atas. Adobe Premiere Pro CC 2019 serta
diiringi dengan lagu Gending Sriwijaya
sehingga tampilannya menjadi lebih
menarik.
Materi Pokok : Peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang
No. Halaman :6
Nama Frame : Penjelasan Prasasti Bukit Siguntang
Tampilan Narasi
Suara berbunyi :
Selain arca Buddha, di Bukit Siguntang
ditemukan juga stūpa dari batu pasir,
sebuah prasasti yang ditulis dalam aksara
Pallawa dan berbahasa Melayu Kuno
sejumlah 21 baris, sebuah prasasti yang
ditulis dalam aksara Pallawa dan
menggunakan bahasa Sansekerta, sebuah
pinggan emas dengan tulisan yang
berisikan ajaran Buddha dan pecahan-
pecahan keramik yang berasal dari masa
Dinasti Tang (abad ke-8-10 Masehi). Hal
yang menarik bagi sejarahwan adalah
ditemukannya sebuah prasasti batu yang
ditulis dalam bahasa Melayu Kuno di kaki
Bukit Siguntang pada tahun 1928. Prasasti
batu itu dibentuk datar, tetapi bagian yang
ditulis terletak pada sisi yang sempit
dengan ukuran tinggi 56 cm dan lebar
sekitar 17 cm. Pada saat ini prasasti
tersebut disimpan di Museum Taman
Purbakala Kerajaan Sriwijaya,
Palembang.
Keterangan Tampilan: Keterangan animasi, gambar dan
musik:
Animasi teks pada materi pokok media Munculnya tampilan teks dan gambar
pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere “Prasasti Bukit Siguntang” dalam media
Pro CC 2019 menjelaskan terlebih dahulu pembelajaran berbasis teknologi Adobe
tentang Prasasti Bukit Siguntang. Premiere Pro CC 2019 menggunakan
Background tulisan berwarna biru muda. Pada fitur audio, title, still image (foto dan

244
cuplikan tampilan juga dilengkapi dengan still ilustrasi), file desain grafis, footage, serta
image (foto) dari Prasasti Bukit Siguntang dan gambar dan animasi pada option aplikasi
terdapat identitas peneliti serta logo Universitas Adobe Premiere Pro CC 2019 serta
Sriwijaya di pojok kiri atas. diiringi dengan lagu Gending Sriwijaya
sehingga tampilannya menjadi lebih
menarik.

245
Materi Pokok : Peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang
No. Halaman :7
Nama Frame : Penjelasan Keramik
Tampilan Narasi
Suara berbunyi :
Keramik yang ditemukan di Situs
Bukit Siguntang berdasarkan
bahannya dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu bahan batuan dan porselin.
Teknologi yang diterapkan dalam
pembuatan keramik ini tampak dari
bagian badan bagian dalam yang
memperlihatkan adanya striasi yang
padat, halus, dan berkesinambungan
yang menunjukkan penggunaan roda
putar cepat. Bahan yang dipakai
adalah tanah liat kualitas tinggi
berwarna krem (kaolin) dengan
partikel halus dan tekstur rapat.
Adonan yang digunakan adalah
adonan halus. Bagian dalam memiliki
warna merah dan krem yang
menunjukan pembakaran pada level
oksidasi.
Keterangan Tampilan: Keterangan animasi, gambar dan
musik:
Animasi teks pada materi pokok media Munculnya tampilan teks dan gambar
pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere “Keramik” dalam media pembelajaran
Pro CC 2019 menjelaskan terlebih dahulu berbasis teknologi Adobe Premiere Pro
tentang Keramik. Background tulisan berwarna CC 2019 menggunakan fitur audio, title,
biru muda. Pada cuplikan tampilan juga still image (foto dan ilustrasi), file desain
dilengkapi dengan still image (foto) dari Keramik grafis, footage, serta gambar dan animasi
dan terdapat identitas peneliti serta logo pada option aplikasi Adobe Premiere Pro
Universitas Sriwijaya di pojok kiri atas. CC 2019 serta diiringi dengan lagu
Gending Sriwijaya sehingga tampilannya
menjadi lebih menarik.

246
Materi Pokok : Peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang
No. Halaman :8
9. Nama Frame : Penjelasan Manik-Manik

Tampilan Narasi
Suara berbunyi :
Manik-manik yang ditemukan di Kotak
S29T9 spit 2 ini berjumlah 3 butir,
masing-masing berwarna putih, biru, dan
merah maron dan satu manik ditemukan
di Kotak S3T5. Manik-manik berwarna
putih berbentuk bulat (oblate), terbuat
dari bahan batu dengan ukuran panjang
0,8 cm dan diameter 0,9 cm. Manik-
manik berwarna biru terbuat dari bahan
kaca dan termasuk dalam kategori manik-
manik Indo-Pasifik dengan diameter 0,5
cm. Manik-manik ini berbentuk bulat
(oblate). Manik-manik lainnya dari jenis
karnelian berwarna merah coklat
berbentuk limas tangkup (square bicone)
dengan ukuran panjang 1,1 cm, diameter
0,7 cm. Bahan yang digunakan untuk
membuat manik-manik ini adalah kaca
(glass-beads). Satu manik-manik lainnya
termasuk dalam jenis mutisala berwarna
merah dan dibuat dari bahan batuan
dengan ukuran diameter 0,9 cm dan
panjang 0,7 cm berbentuk bulat (oblate).
Keterangan Tampilan: Keterangan animasi, gambar dan
musik:
Animasi teks pada materi pokok media Munculnya tampilan teks dan gambar
pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere “Manik-Manik” dalam media
Pro CC 2019 menjelaskan terlebih dahulu pembelajaran berbasis teknologi Adobe
tentang Manik-Manik. Background tulisan Premiere Pro CC 2019 menggunakan
berwarna biru muda. Pada cuplikan tampilan juga fitur audio, title, still image (foto dan
dilengkapi dengan still image (foto) dari Manik- ilustrasi), file desain grafis, footage, serta
Manik gambar dan animasi pada option aplikasi
dan terdapat identitas peneliti serta logo Adobe Premiere Pro CC 2019 serta
Universitas Sriwijaya di pojok kiri atas. diiringi dengan lagu Gending Sriwijaya
sehingga tampilannya menjadi lebih
menarik.

247
Materi Pokok : Peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang
No. Halaman :9
Nama Frame : Penjelasan Tembikar

Tampilan Narasi

248
Suara berbunyi :
Jumlah tepian yang ditemukan hanya
5 pecahan. Pecahan tepian pertama
memiliki bentuk terbuka dengan bibir
keluar yang tingginya 9 cm dan tebal
0,2 cm, dan diameter 11,5 cm. Tepian
ini merupakan bagian dari periuk.

Keterangan Tampilan: Keterangan animasi, gambar dan


musik:
Animasi teks pada materi pokok media Munculnya tampilan teks dan gambar
pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere “Tembikar” dalam media pembelajaran
Pro CC 2019 menjelaskan terlebih dahulu berbasis teknologi Adobe Premiere Pro
tentang Tembikar. Background tulisan berwarna CC 2019 menggunakan fitur audio, title,
biru muda. Pada cuplikan tampilan juga still image (foto dan ilustrasi), file desain
dilengkapi dengan still image (foto) dari grafis, footage, serta gambar dan animasi
Tembikar pada option aplikasi Adobe Premiere Pro
dan terdapat identitas peneliti serta logo CC 2019 serta diiringi dengan lagu
Universitas Sriwijaya di pojok kiri atas. Gending Sriwijaya sehingga tampilannya
menjadi lebih menarik.

Materi Pokok : Peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang


No. Halaman : 10
Nama Frame : Penjelasan Struktur Bata

Tampilan Narasi

249
Suara berbunyi :
Temuan struktur bata terletak di
lereng sebelah timur Bukit Siguntang
berjarak sekitar 8 meter di sebelah
utara dari temuan struktur bata
berdenah segi empat. Ukurannya
adalah panjang 4 meter, lebar 1,7
meter, dan tebal 12-20 cm. Struktur
bata ini disusun dengan 2 lapis bata
dengan ketebalan 13-15 cm,
sedangkan di sebagian lainnya
disusun dengan menggunakan tiga
lapis bata dengan ukuran tebal 20 cm.
Proses perekatan antar bata
menggunakan teknik gosok. Struktur
bata tersebut ditemukan di Kotak
U8T34 dan Kotak U8T35.
Keterangan Tampilan: Keterangan animasi, gambar dan
musik:
Animasi teks pada materi pokok media Munculnya tampilan teks dan gambar
pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere “Struktur Bata” dalam media
Pro CC 2019 menjelaskan terlebih dahulu pembelajaran berbasis teknologi Adobe
tentang Struktur Bata. Background tulisan Premiere Pro CC 2019 menggunakan
berwarna biru muda. Pada cuplikan tampilan juga fitur audio, title, still image (foto dan
dilengkapi dengan still image (foto) dari Struktur ilustrasi), file desain grafis, footage, serta
Bata gambar dan animasi pada option aplikasi
dan terdapat identitas peneliti serta logo Adobe Premiere Pro CC 2019 serta
Universitas Sriwijaya di pojok kiri atas. diiringi dengan lagu Gending Sriwijaya
sehingga tampilannya menjadi lebih
menarik.

Materi Pokok : Peninggalan kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang


No. Halaman : 11
Nama Frame : Penjelasan Kotak Gali U8T35 & U8T34

Tampilan Narasi

250
Suara berbunyi :
Pembukaan kotak berukuran 4m x 4m ini
bertujuan untuk mengetahui keberadaan
struktur bata di dalam tanah, karena
sebagian susunan batanya sudah tampak
di bagian sisi timur, akibat tanahnya
mengalami erosi. Kotak ini di sebelah
utara berbatasan dengan susunan tangga
menuju puncak bukit Siguntang dari arah
timur atau di depan bangunan salah satu
fasilitas pendukung. Kotak ini terletak
hampir 12 meter di sebelah utara dari
struktur bata yang telah diungkapkan
pada penelitian 2013 dan 2014. Bagian
susunan bata yang telah tersingkap ini
terletak di sudut timur laut kotak gali.
Kondisi permukaan tanah kotak tidak
rata, landai ke arah timur dan ditutupi
oleh rumput, pecahan bata dan genteng
baru. Titik subdatum point (SDP) terletak
di sudut barat daya kotak.
Keterangan Tampilan: Keterangan animasi, gambar dan
musik:
Animasi teks pada materi pokok media Munculnya tampilan teks dan gambar
pembelajaran berbasis teknologi Adobe Premiere “Kotak Gali U8T35 & U8T34” dalam
Pro CC 2019 menjelaskan terlebih dahulu media pembelajaran berbasis teknologi
tentang Kotak Gali U8T35 & U8T34. Adobe Premiere Pro CC 2019
Background tulisan berwarna biru muda. Pada menggunakan fitur audio, title, still image
cuplikan tampilan juga dilengkapi dengan still (foto dan ilustrasi), file desain grafis,
image (foto) dari Kotak Gali U8T35 & U8T34. footage, serta gambar dan animasi pada
dan terdapat identitas peneliti serta logo option aplikasi Adobe Premiere Pro CC
Universitas Sriwijaya di pojok kiri atas. 2019 serta diiringi dengan lagu Gending
Sriwijaya sehingga tampilannya menjadi
lebih menarik.

251

Anda mungkin juga menyukai