Anda di halaman 1dari 64

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS

LECTORA INSPIRE DENGAN MODEL PBL PADA MATERI


FLUIDA STATIS TINGKAT SMA/MA

SKRIPSI

Diajukan Oleh:

ALFIA WARDA NISA


NIM. 190204064

Mahasiswa/i Fakultas Tarbiyah dan Keguruan


Prodi Pendidikan Fisika

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
BANDA ACEH
2023 M / 1444 H
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Era teknologi yang berkembang pesat saat ini menuntut semua bangsa di

dunia menyiapkan sumber daya manusia yang lebih canggih yang juga mengikuti

perkembangan zaman. Pendidikan merupakan sarana yang paling efektif untuk

menyiapkan sumber daya manusia. Proses pembelajaran adalah unit dasar

pendidikan yang paling penting. Untuk mencapai tujuan pembelajaran di sekolah,

ada hubungan timbal balik antara siswa dan guru yang mendorong terjadinya

proses pembelajaran. Proses pembelajaran juga terstruktur dan kompleks untuk

menghasilkan hasil yang terbaik.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan sikap masyarakat

terhadap dan pola penggunaan teknologi, perbaikan saluran komunikasi, dan

faktor-faktor lain semuanya mendukung kegiatan pendidikan. Misalnya, pendidik

harus dapat memanfaatkan perkembangan teknologi komunikasi untuk

menciptakan dan menerapkan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien.

Sebagai gambaran, penggunaan media pembelajaran berbantuan teknologi

informasi yang pada beberapa disiplin ilmu akan lebih memudahkan penyampaian

materi dibandingkan hanya memanfaatkan gaya ceramah dan dapat dijadikan

sebagai media pendamping teknik pengajaran lainnya.

Segala bentuk media pembelajaran merupakan sumber dan alat yang

digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan menyajikan informasi

secara menarik, memudahkan interpretasi data, dan memadatkan informasi,

penggunaan media pembelajaran dapat membantu siswa dalam menangkap ide-

1
ide akademik dengan lebih baik. Interaksi berbagai komponen penting dalam

kegiatan pembelajaran menghasilkan hasil belajar yang efektif. pemanfaatan

teknologi pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan efektifitas, efisiensi,

kecepatan, dan kebermaknaan proses pengajaran bagi peserta didik pada

umumnya dan peserta didik pada khususnya.

Ada berbagai macam media pembelajaran yang dapat digunakan dalam

proses pembelajaran, mulai dari media yang mudah dan terjangkau hingga media

yang lebih rumit dan mahal. Media yang dapat merespon berbagai indera manusia

bukan hanya satu atau dua indra saja. Perangkat lunak Lectora Inspire adalah

salah satu alat yang dapat digunakan untuk memproduksi media pendidikan

sebagai bagian dari proses pembelajaran.

Program perangkat lunak bernama Lectora Inspire dapat digunakan untuk

membuat materi pembelajaran yang sangat menarik. Lectora Inspire, menurut

Irina dan Liviu dalam Lectora a Complete E-Learning Solution, merupakan salah

satu pilihan untuk membuat media pembelajaran komprehensif untuk pendidikan

dengan sumber daya bawaan yang cepat dibuat. Trivians Corporation menciptakan

perangkat lunak e-learning Lectora. Program ini dapat menampilkan gambar,

audio, dan berbagai template khusus. Lectora Inspire juga menawarkan alternatif

evaluasi berupa ujian singkat dengan pilihan ganda, benar-salah, dan

menjodohkan, yang menggugah minat belajar siswa.

Mudah digunakan dan praktis, media pembelajaran berbasis Lectora Inspire

memiliki beberapa keunggulan antara lain biaya lebih murah dan mengedepankan

2
materi media dalam pembelajaran. Apabila digunakan bersamaan dengan model

pembelajaran yang sesuai, media dapat disusun dan fungsinya dapat

dimaksimalkan untuk meningkatkan kemampuan siswa.

Pembelajaran berbasis masalah (PBL) merupakan salah satu strategi

pembelajaran yang dianggap tepat karena dapat membantu siswa meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah, kerja, dan intelektual serta sikap sosialnya.

Berdasarkan temuan observasi dan perbincangan peneliti dengan instruktur

fisika Madrasatul Qur'an kelas XI tentang penggunaan media pembelajaran

sebagai sarana transfer ilmu kepada siswa. menjelaskan bahwa dalam proses

belajar mengajar, buku teks digunakan sebagai media pembelajaran, dan pada

kesempatan tertentu ditambahkan modul dan video sebagai media pembelajaran

tambahan.

Hasil analisis kebutuhan peserta didik, didapatkan hasil bahwa peserta didik

menganggap mata pelajaran fisika sebagai mata pelajaran yang sulit dan rumit

karena identik dengan angka dan penurunan rumus yang ada didalamnya.

Sehingga dibutuhkan media pembelajaran yang dapat menarik minat belajar fisika

peserta didik. Maka dari itu peneliti ingin mengembangkan media pembelajaran

berbasis Lectora Inspire dengan model PBL dalam satu file, dan juga belum ada

yang mengembangkan media pembelajaran berbasis lectora inspire dengan model

PBL di sekolah tersebut. Dengan begitu untuk mengatasi permasalahan diatas

maka peneliti membuat alternatif yaitu dengan menggunakan software Lectora

Inspire.

3
Adapun beberapa penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini

telah dilakukan oleh Yeni Megalina, Parasian Sitinjak, dkk, yang berjudul

“Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Menggunakan Lectora Inspire Pada

Materi Hukum Newton Kelas X SMA/MA”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

(1) desain multimedia pembelajaran berbasis representasi berjenjang pada materi

hukum Newton meliputi halaman muka, petunjuk penggunaan tombol, KI/KD dan

Indikator, Tujuan Pembelajaran, dan materi, dan (2) kualitas multimedia

pembelajaran berdasarkan penilaian validator ahli media termasuk dalam kategori

baik (B), dengan persentase ideal 80%, sehingga dapat disimpulkan bahwa

multimedia pembelajaran layak untuk Anda. Hal ini didukung oleh jawaban siswa

yang masuk dalam kategori baik (B) dengan persentase 78% untuk kualitas

multimedia pembelajaran. Berdasarkan temuan tersebut, dapat ditarik kesimpulan

bahwa multimedia pembelajaran berbasis representasi berjenjang dapat digunakan

dan dievaluasi lebih lanjut di kelas besar untuk memastikan keefektifannya dalam

hal hasil belajar dan penguasaan konsep siswa.

Penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini juga telah

dilakukan oleh Nurul Muflia dan Hambali, yang berjudul “Pengembangan Media

Pembelajaran Interaktif Dasar Listrik dan Elektronika Menggunakan Aplikasi

Lectora Inspire”. Hasil penelitian yang berujung pada terciptanya sumber belajar

Lectora Inspire untuk mata pelajaran dasar kelistrikan dan elektronika dapat

dikatakan handal dan bermanfaat untuk digunakan dalam proses pembelajaran.

Penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini juga telah

dilakukan oleh Aulia Rahmawati, yang berjudul “Pengembangan Multimedia

4
Pembelajaran Interaktif Berbasis Lectora Inspire Menggunakan Model Problem

Based Learning Pada Materi Alat-Alat Optik Kelas XI”. Menurut ahli media dan

materi, hasil yang diperoleh sangat sesuai dengan nilai yang sesuai yaitu 86% dan

93%. Dalam uji coba produk yang dilakukan pada skala kecil dan besar, siswa

menerima hasil rata-rata, dengan 83% uji skala kecil dan 80% uji coba lapangan

termasuk dalam kategori sangat setuju dan setuju, menurut 87% instruktur.

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa materi perangkat optik kelas XI untuk

multimedia pembelajaran interaktif berbasis Lectora Inspire dan menggunakan

metodologi Problem Based Learning dapat digunakan sebagai media

pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, maka mendasari peneliti untuk mengembangkan

media pembelajaran dengan tema “Pengembangan Media Pembelajaran

Fisika Berbasis Lectora Inspire dengan Model PBL Pada Materi Fluida

Statis Tingkat SMA/MA”.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan konteks permasalahan di atas, dapat dikemukakan

permasalahan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana kelayakan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Lectora Inspire

Dengan Model PBL Materi Fluida Statis Kelas XI Tingkat SMA/MA?

2. Bagaimana Respon Peserta Didik terhadap Media Pembelajaran Fisika

Berbasis Lectora Inspire Dengan Model PBL Materi Fluida Statis Kelas

XI Tingkat SMA/MA?

5
C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui kelayakan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Lectora

Inspire Dengan Model PBL Materi Fluida Statis Kelas XI Tingkat

SMA/MA

2. Untuk mengetahui Respon Peserta Didik terhadap Media Pembelajaran

Fisika Berbasis Lectora Inspire Dengan Model PBL Materi Fluida Statis

Kelas XI Tingkat SMA/MA

D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini terdiri dari manfaat teoritis dan manfaat praktis

yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan

khususnya bagi guru mata pelajaran fisika untuk bisa lebih kreatif dalam

memilih media pembelajaran dalam pengembangan pembelajaran, terutama

dengan adanya media pembelajaran berbasis Lectora Inspire dengan model

PBL pada materi Fluida Statis Kelas XI. Sehingga dapat menarik perhatian

peserta didik dalam belajar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Pendidik, Sebagai bahan acuan agar dapat menambah

referensi media belajar Fluida Statis, dapat menambah wawasan,

dan mengembangkan kreativitas pendidik dalam proses belajar

mengajar.

6
b. Bagi Peserta didik, Mempermudah proses belajar dan dapat

membantu pemahaman fisika dalam pembelajaran

c. Bagi Sekolah, Meningkatkanya kualitas pembelajaran dengan

menerapkan media pembelajaran fisika berbasis Lectora Inspire

dengan model PBL dalam proses belajar mengajar khususnya

dalam pembelajaran fisika.

d. Bagi Peneliti, Dapat menjadi pengalaman berharga dalam upaya

meningkatkan kemampuan peneliti dalam mengembangkan ilmu

serta wawasan mengenai media pembelajaran fisika berbasis

Lectora Inspire dengan model PBL.

E. Definisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda terhadap istilah yang digunakan

dalam penelitian, maka penulis menjelaskan beberapa istilah penting yang

menjadi pokok pembahasan utama dalam penelitian ini, yaitu:

1. Media pembelajaran adalah alat bantu proses belajar mengajar yang

berfungsi untuk memperjelas makna yang disampaikan agar tujuan

pembelajaran dapat terpenuhi dengan sempurna dan benar. Untuk

memudahkan pembelajaran bagi mahasiswa, bahan ajar kajian ini

memanfaatkan program Lectora Inspire yang dapat diakses melalui PC,

laptop, tablet, maupun ponsel.

2. Lectora Inspire adalah program yang digunakan dalam penelitian ini untuk

membuat media pembelajaran. Memiliki fitur yang lengkap, termasuk

7
gambar, template, dan audio dan video yang disematkan, serta dapat

bertindak sebagai perantara untuk mengirimkan pesan atau informasi dari

pengirim ke penerima. Dalam hal ini, informasi yang disampaikan oleh

guru kepada siswa.

3. Model Problem Based Learning (PBL) mengajarkan siswa bagaimana

mengerjakan masalah nyata yang berpusat pada siswa dengan tujuan

membantu mereka membangun pengetahuannya sendiri, mengasah

kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah, serta memperoleh

kemandirian dan kemandirian. jaminan.

4. Dalam penelitian ini, fluida statis material akan digunakan dalam

pengembangan produk. Fluida yang tidak mengalami perpindahan

komponen disebut fluida statis. Cairan statis menunjukkan karakteristik

seperti tegangan permukaan dan tekanan dalam keadaan ini.

8
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran

Kata latin media yang berarti tengah, perantara, atau pengantar,

merupakan sumber dari kata bahasa Inggris media. Media adalah perantara

dalam bahasa Arab yang menyampaikan pesan dari pengirim ke penerima.

Akibatnya, media berfungsi sebagai sarana penyebaran pengetahuan atau

pesan. Apa pun yang dapat digunakan untuk mengirimkan pesan dari

pengirim ke penerima dan membangkitkan minat, perasaan, dan/atau

pemikiran siswa dengan cara yang mendorong pembelajaran dianggap

sebagai media.

Ungkapan “media” pertama kali digunakan untuk menyebut alat bantu

pengajaran sebelum berganti nama menjadi alat bantu audio visual (alat bantu

lihat/dengar). Dulu disebut sebagai bahan ajar (materi pembelajaran), media

pembelajaran (disebut juga media pendidikan atau media pembelajaran) kini

menjadi kata yang sering digunakan dalam konteks pendidikan nasional. Kata

“e-Learning” baru-baru ini muncul dalam evolusinya.

"Instruksi" diterjemahkan sebagai "belajar." Pembelajaran adalah

seperangkat kegiatan yang memungkinkan siswa untuk melalui proses

pembelajaran. Teori Gestalt melihat belajar sebagai proses intuitif. Belajar

dapat dilihat sebagai suatu proses dimana terdapat hubungan antara masukan

dan reaksi yang dihasilkan dari interaksi lingkungan belajar melalui panca

9
indera. Belajar juga dapat dilihat sebagai kegiatan yang dilakukan dengan

maksud untuk memperoleh pengetahuan, menyempurnakan keterampilan

tertentu, dan mempengaruhi sikap siswa. Yang dimaksud dengan

“pembelajaran” adalah upaya pendidikan yang dilakukan secara sadar,

dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya sebelum proses dimulai, dan

pelaksanaannya di bawah kendali yang ketat.

Menurut uraian di atas, media pembelajaran adalah alat atau perangkat

lunak yang digunakan untuk menyampaikan pesan selama proses

pembelajaran agar interaksi, komunikasi, dan pendidikan antara pendidik dan

peserta didik dapat terjadi sebagaimana mestinya. Hal ini memudahkan

pendidik dalam menyampaikan informasi kepada siswa dan sebaliknya,

sehingga memudahkan siswa dalam mempelajari materi pelajaran.

2. Tujuan Menggunakan Media Pembelajaran

a. Mempermudah proses belajar mengajar

b. Meningkatkan efesiensi belajar mengajar

c. Menjaga relevansi dengan tujuan belajar

d. Membantu konsentrasi peserta didik

e. Agar pembelajaran tidak membosankan

3. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

a. Fungsi Media Pembelajaran

Media pembelajaran berfungsi sebagai alat pengajaran yang juga

berdampak pada kondisi dan setting yang ditata dan dibangun oleh guru.

10
Siswa diharapkan menggunakan indranya sebanyak mungkin untuk

melihat, mendengar, merasakan, menyerap, menghayati, dan pada akhirnya

memiliki pengetahuan dengan penggunaan media pembelajaran. Berikut

ini adalah beberapa cara penggunaan media pendidikan:

1. Penyerahan, membangun landasan konseptual dan mengurangi

verbalisme.

2. Menarik minat siswa

3. Membangun landasan yang diperlukan untuk pertumbuhan

pembelajaran.

4. Beri anak pengalaman praktis dan dorong kemandirian mereka.

5. Mengembangkan pemikiran yang konsisten dan langgeng, terutama

yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.

6. Mempromosikan pertumbuhan siswa bahasa.

7. Membuat kegiatan belajar lebih bervariasi.

Untuk mewujudkan suasana belajar yang kondusif, efektif, efisien,

dan menyenangkan, maka media pembelajaran harus dimanfaatkan

semaksimal mungkin selain sebagai alat bantu mengajar.

b. Manfaat Media Pembelajaran

Keunggulan media dalam pendidikan menciptakan keinginan dan

minat baru, meningkatkan prosedur dan hasil pembelajaran, dan bahkan

memiliki efek psikologis pada siswa. Berikut ini adalah beberapa

keuntungan dari mengadopsi media pembelajaran:

11
1. Media pembelajaran dapat membuat penyajian komunikasi dan

informasi menjadi lebih jelas, mempercepat dan meningkatkan proses

pembelajaran.

2. Perhatian anak dapat dipusatkan dan ditingkatkan dengan media

pendidikan, yang dapat menghasilkan motivasi belajar, lebih banyak

interaksi tatap muka antara siswa dengan lingkungannya, dan

kesempatan siswa untuk belajar secara mandiri sesuai dengan

keterampilan dan minatnya.

3. Media pembelajaran dapat mengatasi kendala fisik, waktu, dan ruang.

4. Media pembelajaran dapat memberikan komunikasi langsung antara

guru, masyarakat, dan lingkungan bagi siswa, serta pengalaman serupa

tentang kejadian di daerahnya.

4. Jenis-Jenis Media Pembelajaran

Jenis-jenis media pembelajaran di bagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Media Audio

Ciri utama media audio adalah pesan disampaikan dengan

simbol-simbol pendengaran, antara lain lisan (bahasa/kata-kata

lisan), gumaman musik, dan sebagainya. Radio, CD, tape recorder,

dan perangkat audio lainnya adalah contoh media audio.

2. Media Visual

Media yang menggunakan indera penglihatan disebut sebagai

media visual. Media visual dapat meningkatkan daya ingat dan

12
membantu pemahaman. Media visual memiliki manfaat seperti

konkrit, memperjelas suatu masalah, terjangkau, dan tidak

memerlukan tempat penyimpanan tertentu. Poster, gambar, gambar,

bagan, infografis, grafik, dan lainnya adalah contoh media visual.

3. Media Audio-Visual

Media ini memiliki kelebihan untuk memperjelas penyajian

pesan agar tidak terlalau verbalistis, mengatasi keterbatasan ruang,

waktu dan indera. Contoh media audio visual adalah film, vidio dan

televisi.

4. Media Multimedia

Karena menggabungkan hampir semua indera, multimedia sangat

penting untuk proses pembelajaran. Pembelajaran siswa dapat

dibantu dengan penggunaan multimedia, dan waktu yang dihabiskan

digunakan lebih efektif dan efisien. Komputer, Internet, dan LCD

adalah beberapa contohnya.

B. Lectora Inspire
1. Pengertian Lectora Inspire

Trivantis Corporation, sebuah bisnis Australia, mengembangkan

perangkat lunak alat pembuat yang disebut Lectora inspire untuk membuat

materi e-learning. Pada tahun 1999, Trivantis Corporation milik Timothy D.

Loudermik memproduksi dan mendistribusikan inspirasi Lectora. Lectora

Inspire mencapai prestasi luar biasa menjadi perangkat lunak pertama yang

menjadi sistem penulisan bersertifikasi AICC di pasar satu tahun kemudian,

13
khususnya pada tahun 2000. Sebagai hasil dari pencapaian luar biasa ini,

Lectora Inspire terus mendapatkan penghargaan atas penerimaannya di sektor

e-learning.

Sebuah aplikasi bernama Lectora inspire dapat digunakan untuk

membuat konten website, program pelatihan online, materi e-learning, game

edukasi, dan presentasi interaktif. Selain itu, presentasi interaktif juga dapat

dikonversi. Selain itu, presentasi Microsoft PowerPoint dapat diubah menjadi

materi e-learning. Konten Lectora dapat dipublikasikan ke berbagai keluaran,

termasuk HTML, Single executable (offline), CD-ROM, dan standar e-

learning seperti SCORM dan AICC. Selain itu, Lectora Inspire kompatibel

dengan sejumlah sistem manajemen pembelajaran (LMS) yang saat ini

digunakan.

Gambar 2.1 Tampilan Awal Lectora Inspire

2. Karakteristik Lectora Inspire

Berdasarkan fitur dan kegunaan menu, alat, dan alat Lectora Inspire,

setiap media pembelajaran pasti memiliki ciri khas tersendiri yang menonjol.

Lectora Inspire berbeda dari perangkat lunak lain dalam beberapa hal, antara

14
lain dengan menawarkan template yang dapat digunakan untuk membuat

materi pembelajaran, dengan menyertakan gambar, animasi, dan karakter

animasi yang dapat langsung digunakan, dan dengan menginstal program

pendukung seperti flypaper, camtasia, atau snagit yang dapat digunakan untuk

menggabungkan flash, video, gambar, atau tangkapan layar.

3. Keunggulan dan kelemahan Lectora Inspire

Lectora inspire memiliki beberapa keunggulan, diantaranya yaitu:

a. Website, materi e-learning interaktif, presentasi produk, dan

biografi perusahaan semuanya bisa dibuat dengan Lectora.

b. Fitur-fitur Lectora Inspire sangat memudahkan pemula untuk

membuat multimedia pendidikan.

c. Inspirasi lectora dapat mempermudah pendidik dalam

memproduksi media pendidikan.

d. Template instruktur selesai.

e. Lectora menawarkan perpustakaan media yang berguna bagi

penggunanya.

f. Lectora memungkinkan pengguna untuk membuat konten e-

Learning menggunakan presentasi Microsoft PowerPoint.

g. Perangkat lunak Lectora memungkinkan konten untuk

dipublikasikan ke berbagai keluaran, termasuk HTML, Single

executable (offline), CD-ROM, dan standar e-learning seperti

SCORM dan AICC.

15
Lectora inspire juga mempunyai kelemahan, diantaranya adalah :

a. Guru yang mampu membuat media masih terbatas

b. Ketergantungan pada arus listrik

c. Media pendukungnya (LCD dan Komputer) cukup mahal

C. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


1. Pengertian model PBL

Sebagai bagian dari model pembelajaran PBL, siswa diajarkan untuk

mengerjakan masalah dunia nyata yang berpusat pada siswa dengan tujuan

membangun pengetahuannya sendiri, mengasah kemampuan berpikir kritis

dan pemecahan masalah, serta memperoleh kemandirian dan keyakinan diri.

Kurikulum yang disebut pembelajaran berbasis masalah (PBL)

menyelenggarakan pembelajaran untuk memenuhi tujuan pembelajaran.

Masalah yang perlu dipecahkan oleh siswa adalah bagaimana paradigma

pembelajaran PBL memulai siswa. Siswa memperoleh informasi, kemampuan

pemecahan masalah, dan pengendalian diri sebagai pembelajar selama proses

pemecahan masalah. Semua kegiatan yang direncanakan siswa untuk proses

pembelajaran PBL harus disusun secara sistematis. Untuk mengatasi masalah

atau mengatasi kendala yang nantinya akan hadir dalam pekerjaan atau

kehidupan sehari-hari.

2. Langkah-langkah dalam melaksanakan model PBL

Langkah-langkah dalam melaksanakan pembelajaran model PBL adalah

sebagai berikut:

16
Tabel 2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran PBL

Fase Indikator Perilaku Guru

1. Siswa harus Jelaskan tujuan pembelajaran,


mendapatkan orientasi jelaskan materi yang diperlukan,
pada masalah tersebut. dan dorong partisipasi siswa dalam
proses pemecahan masalah

2. Membuat siswa membantu siswa dalam


terorganisir untuk mendefinisikan dan merencanakan
penelitian Mendukung tugas-tugas pendidikan yang terkait
penyelidikan dengan masalah ini
kelompok

3. Buat dan tunjukkan Mendorong siswa untuk


temuan dari pekerjaan mengumpulkan data yang relevan,
atau eksperimen Anda. melakukan percobaan untuk
menjelaskan konsep, dan
memecahkan kesulitan.

4. Menganalisis dan membantu siswa merencanakan dan


menilai pendekatan menyiapkan karya yang sesuai,
untuk memecahkan serta membantu mereka dalam
masalah. berbagi tugas dengan teman
sebayanya

5. Siswa harus membantu siswa dalam


mendapatkan orientasi mengevaluasi penelitian mereka
pada masalah tersebut. dan metode yang mereka gunakan

17
Berdasarkan sifat dan tindakan tersebut di atas, model pembelajaran PBL

dianggap sebagai model pembelajaran yang memiliki banyak manfaat.

Berikut ini adalah manfaat yang dicantumkan Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan:

a. Paradigma PBL akan menghasilkan pembelajaran yang bermakna.

Ketika belajar memecahkan suatu masalah, siswa akan menggunakan

pengetahuan yang ada untuk digunakan atau mencari informasi yang

kurang. Ketika siswa menghadapi keadaan di mana konsep diterapkan,

pembelajaran dapat ditingkatkan dan diberi makna tambahan.

b. Siswa menggunakan pengetahuan dan kemampuannya di lingkungan

yang sesuai sambil mengintegrasikannya dalam skenario model PBL.

c. Paradigma PBL dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir

kritis, mendorong inisiatif dalam pekerjaan mereka, memotivasi mereka

secara internal untuk belajar, dan membantu mereka membangun

hubungan dengan orang lain dalam pengaturan kelompok.

Adapun kekurangan dalam model PBL yaitu sebagai berikut :

a. Siswa yang terbiasa mendapatkan informasi dari guru sebagai sumber

utama mereka mungkin merasa kesulitan untuk melakukan penelitian

pemecahan masalah mereka sendiri.

b. Siswa tidak akan merasa termotivasi untuk mencoba mengatasi masalah

jika mereka tidak percaya bahwa masalah yang dipelajari itu

menantang.

18
c. Siswa tidak akan belajar apa yang ingin mereka pelajari jika mereka

tidak memahami mengapa mereka berusaha untuk mengatasi masalah

yang sedang diteliti.

Pembelajaran PBL merupakan pembelajaran berbasis masalah, yang

dapat disimpulkan dari uraian di atas. Tahapannya meliputi (a) memberikan

pengenalan masalah kepada siswa, (b) mengorganisir siswa untuk

melakukan penelitian, (c) membantu penyelidikan mandiri dan kelompok,

(d) mengembangkan dan mempresentasikan hasil kerja atau percobaan, dan

(e) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Model PBL

ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penerapannya;

kelemahannya adalah siswa akan kesulitan memecahkan masalah jika

mereka tidak memahami materi pelajaran, dan jika mereka ragu seberapa

menantang masalah tersebut, mereka akan enggan untuk melakukannya.

Selain itu, dibutuhkan banyak waktu untuk mempersiapkan model PBL ini.

D. Materi Fluida Statis


Fluida yang tidak mengalami perpindahan komponen disebut fluida statis.

Cairan statis menunjukkan karakteristik seperti tekanan dan tegangan permukaan

dalam keadaan ini. Yang termasuk dalam zat fluida statis adalah sebagai berikut:

1. Tekanan

Gaya yang bekerja pada suatu bidang per satuan luas bidang itu

dikenal sebagai tekanan dalam fisika. Gaya yang bekerja pada bidang tekanan

disebut sebagai gaya tekan, dan bidang atau permukaan yang dikompresi

19
disebut sebagai bidang tekan. Dalam matematika, persamaan berikut

mewakili tekanan:
F
p = A.................................. (2.1)

Keterangan:

p : Tekanan (Pa)
F : Gaya Tekan (N)
A : Luas Bidang Tekan (m²)

Untuk menghormati Blaise Pascal, pencipta hukum Pascal, satuan SI

untuk tekanan adalah pascal (pa).

1 Pa = 1 N m¯²

2. Tekanan Hidrostatis

Gambar 2.2 Zat cair dapat tersusun atas lapisan lapisan air

Kami percaya materi terbuat dari berbagai tingkatan untuk memahami

tekanan hidrostatik. Lapisan paling bawah akan mengalami tekanan paling

besar karena setiap lapisan memberikan tekanan pada lapisan di atasnya.

Tekanan pada permukaan cairan sama dengan atmosfer karena lapisan atas

hanya tunduk pada tekanan atmosfer.


𝐹 𝑊 𝑚𝑔
Ph = 𝐴 = = ................... (2.2)
𝐴 𝐴

𝑝𝑣𝑔
Karena m = p x v, maka Ph = 𝐴

20
Volume dihitung dengan membagi luas alas (A) dengan tinggi struktur

(h), seperti yang sudah diketahui umum. Akibatnya, persamaan sebelumnya

dapat dinyatakan sebagai berikut:


𝑝𝑔ℎ𝐴ℎ
Ph = = 𝑝𝑔ℎ................... (2.3)
𝐴

Rumus ini tidak dapat digunakan untuk menentukan

tekanan udara pada ketinggian tertentu. Ini disebabkan oleh fakta bahwa

kerapatan udara bervariasi di seluruh. Kepadatan udara berkurang dengan

ketinggian. Dengan menggabungkan tekanan hidrostatik dan tekanan

atmosfir, seseorang dapat menentukan tekanan keseluruhan yang berada di

bawah cairan pada ketinggian tertentu.

Ptotal = Po + Ph........................... (2.4)

Keterangan :

Ph : tekanan yang dialami zat cair/tekanan hidrostatis (Pa)


Po : tekanan udara luar (Pa)
P : massa jenis zat cair (kg/m³)
g : percepatan gravitasi bumi (m/s²)
h : kedalaman/tinggi titik ukur dari permukaan (m)

Hukum utama Hidrostatis menyatakan bahwa, “ semua titik yang

berada pada bidang datar yang sama dalam fluida homogen, memiliki

tekanan total yang sama”.

Contoh penerapan tekanan hidrostatis antara lain sebagai berikut:

a. Konstruksi Bendungan

Karena tekanan meningkat seiring bertambahnya

kedalaman air, semakin dalam bendungan dibangun, semakin kuat

21
dan tebal bendungan yang dimaksud. Untuk menahan tekanan air,

bendungan lebih tebal di bagian bawah daripada di bagian atas.

b. Telinga sakit saat menyelam

Tekanan hidrostatik menyebabkan sakit telinga yang

dialami penyelam saat menyelam. Tekanan hidrostatik meningkat

saat Anda turun lebih dalam. Karena tekanan hidrostatis yang

dialami penyelam lebih dari yang dapat ditangani oleh telinga

penyelam, jika penyelam menyelam terlalu dalam, telinganya bisa

rusak.

3. Hukum Pascal

Menurut hukum Pascal, tekanan yang diterapkan di area kecil

"ditransmisikan secara merata ke segala arah". Hukum ini menghasilkan

prinsip bahwa gaya kecil dapat menghasilkan gaya yang lebih besar. Pompa,

pengangkat, pengepres, sfigmomanometer, rem hidrolik, dongkrak, dan truk

pembuangan hidrolik hanyalah beberapa contoh mesin hidrolik yang dapat

menggunakan hukum Pascal.

Gambar 2.3 Fluida di lengkapi penghisap dengan luas permukaan


berbeda

Tekanan yang memasuki hisapan awal sama dengan hisapan kedua

sesuai dengan hukum Pascal, yang menyatakan bahwa tekanan yang

22
diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup akan dipindahkan secara

merata ke segala arah. Akibatnya, persamaan hukum Pascal terlihat seperti

ini:

p1 = p2

𝐹1 𝐹2
= ............................... (2.5)
𝐴1 𝐴2

Keterangan :
p1 = Tekanan pascal 1
p2 = Tekanan pascal 2
F1 = Gaya yang dikerjakan pada pengisap 1 (N)
F2 = Gaya yang dikerjakan pada pengisap 2 (N)
A1 = Luas pengisap 1 (m²)
A2 = Luas pengisap 2 (m²)

4. Hukum Archimedes

Tekanan yang memasuki hisapan awal sama dengan hisapan kedua

sesuai dengan hukum Pascal, yang menyatakan bahwa tekanan yang

diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup akan dipindahkan secara merata

ke segala arah. Akibatnya, persamaan hukum Pascal terlihat seperti ini.

Gambar 2.4 Keadaan benda dalam zat cair

23
Semua benda yang mengambang seluruhnya berada di atas permukaan

cairan atau hanya sebagian kecil yang terendam. Karena benda padat

memiliki massa jenis yang lebih rendah daripada cairan (pb <pc), beratnya

juga lebih kecil dari gaya Archimedes (wb<FA), yang memungkinkannya

mengapung. Acara yang mengapung termasuk merendam gabus atau kayu di

dalam air.

Objek yang berada di permukaan cairan antara permukaan dan dasar

dikatakan mengambang. Karena massa jenis benda dan massa jenis zat cair

adalah sama (pb = pc), maka benda dikatakan terapung karena beratnya sama

dengan gaya Archimedes (wb = FA). Dengan kata lain, benda dalam cairan

tidak memiliki berat sama sekali. Kejadian drift diwakili oleh ikan di dalam

air.

Sebuah benda di dasar cairan dikatakan tenggelam. Alasan mengapa


benda bisa tenggelam adalah karena beratnya melebihi gaya Archimedes (wb
> FA) dan massa jenisnya melebihi massa jenis cairan (pb > pc). Sebuah batu
yang dijatuhkan ke dalam air adalah ilustrasi dari insiden tenggelam.
Hukum Archimedes dapat dinyatakan secara matematis sebagai
berikut:
FA = p x g x V.................................... (2.6)
Keterangan :
FA = Gaya Archimedes (N)
p = Massa jenis zat cair (kg/m³)
g = Percepatan gravitasi bumi (m/s²)
V = Volume benda (m³)

Penerapan hukum archimedes dapat dijumpai dalam berbagai

peralatan dari yang sederhana sampai yang canggih, misalnya hidrometer,

kapal laut, kapal selam, dan balon udara.

24
1. Hidrometer

Gambar 2.5 Hidrometer

Hidrometer adalah alat yang digunakan untuk menentukan

massa jenis atau berat jenis zat cair. Sebagian hidrometer akan

tenggelam jika terendam dalam cairan. Lebih sedikit hidrometer akan

tenggelam saat densitas cairan meningkat. Jumlah air dalam susu atau

bir dapat ditentukan dengan menggunakan hidrometer.

2. Kapal laut

Gambar 2.6 Kapal Laut


3. Besi atau kayu yang bagian tengahnya dilubangi digunakan untuk

membuat kapal. Hal ini dilakukan untuk menambah jumlah air laut

yang dapat dipindahkan lambung kapal. Gaya apung meningkat

secara signifikan karena, menurut persamaan, sebanding dengan

volume cairan yang dipindahkan. Bobot kapal dapat diatasi dengan

gaya apung ini, yang memungkinkannya mengapung di permukaan

air.

25
4. Kapal selam

Gambar 2.7 Kapal Selam

Air laut ditambahkan ke ruang cadangan jika kapal akan

menyelam, menambah bobot kapal. Kapal selam akan menyelam

ke kedalaman yang diinginkan ketika jumlah air laut disesuaikan.

Air laut dialirkan dari kawasan cagar jika mau mengapung. Kapal

selam tunduk pada batasan penyelaman berdasarkan teori tekanan

hidrostatik. Kapal dapat hancur jika menyelam terlalu jauh karena

tekanan hidrostatis.

5. Balon udara

Gambar 2.8 Balon Udara

Hukum Archimedes berlaku untuk gas dan cairan. Prinsip

Archimedes di udara adalah balon udara. Balon udara panas harus

diisi dengan gas yang memiliki kerapatan lebih rendah dari udara

26
atmosfer agar dapat terbang di udara. Udara panas adalah contoh

yang baik dari gas semacam itu karena mengeluarkan gaya ke atas,

memungkinkan balon udara panas melambung. Dibandingkan

dengan udara dingin, udara panas memiliki tingkat afinitas yang

lebih tinggi. sehingga kerapatan udara berkurang.

5. Gejala Kapilaritas

Kapilaritas adalah peristiwa naik atau turunnya zat cair di dalam pipa
kapiler, tabung kecil. Gaya kohesi dan adhesi antara cairan dan dinding
kapiler berdampak pada kapilaritas. Air akan naik di dalam tabung kapiler
karena gaya adhesi antara air dan partikel kaca di dalam tabung lebih besar
daripada gaya kohesi antar partikel air. Sebaliknya, jika gaya kohesi lebih
besar dari gaya adhesi, merkuri cenderung turun di dalam pipa kapiler.
Tegangan permukaan (γ) yang bekerja pada lingkaran kontak cairan dengan
pipa inilah yang menyebabkan level cairan dalam pipa kapiler naik atau
turun. Secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:
2𝛾 𝑐𝑜𝑠 Ɵ
y= .................................. (2.7)
𝑝𝑟𝑔

Keterangan :
y = Naik turunnya zat cair dalam kapiler (m)
𝛾 = Tegangan permukaan zat cair (N/m)
Ɵ = Sudut Kontak
p = Massa jenis zat cair (kg/m³)
r = Jari-jari penampang pipa (m)
g = Percepatan gravitasi (m/s²)

6. Viskositas dan Hukum Stokes

Pengukuran viskositas fluida yang disebut viskositas menunjukkan

seberapa banyak gesekan yang ada dalam suatu fluida. Viskositas fluida

menentukan seberapa sulitnya mengalir dan seberapa sulitnya benda bergerak

27
melalui fluida. Viskositas dalam cairan adalah hasil dari gaya kohesif yang

ada di antara molekul-molekulnya. Sedangkan pada gas, tumbukan antar

molekul gas menyebabkan terbentuknya kekentalan.

Gambar 2. 9 Sebuah bola di masukkan ke dalam fluida

Gaya stokes adalah gaya gesekan terhadap bola yang timbul jika fluida

memiliki viskositas. Secara matematis, gaya stokes dirumuskan:

Fs = 6π 𝜂 r v.............................. (2.8)

Keterangan:
Fs = Gaya Stokes (N)
𝜂 = Koefisien viskositas (Pa s)
r = Jari-jari bola (m)
v = Kecepatan relatif bola terhadap fluida (m/s)

Contoh penerapan viskositas dalam kehidupan sehari-hari yaitu

penentuan kualitas pada oli.

28
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Penelitian dan pengembangan, terkadang dikenal sebagai R&D, adalah

metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. R&D adalah serangkaian

prosedur atau tindakan yang dapat dipertanggungjawabkan yang digunakan untuk

menciptakan produk baru atau menyempurnakan produk yang sudah ada. R&D

dipilih karena merupakan metode penelitian yang digunakan untuk membuat item

tertentu dan mengevaluasi kinerjanya. Pendekatan ini dirasa cocok digunakan

dalam penelitian ini karena tujuan utamanya adalah membuat materi pembelajaran

dengan menggunakan model Lectora Inspire dan PBL.

Model yang dibuat oleh Alessi dan Trollip merupakan model pengembangan

yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini. Tiga langkah metodologi ini

adalah perencanaan, desain, dan pengembangan. Alasan mengapa akademisi

memilih model ini termasuk fakta bahwa model ini dibuat khusus untuk membuat

multimedia instruksional yang berbeda dan diarahkan untuk pengembang pemula.

B. Langkah-langkah Penelitian

Model pengembangan Alessi dan Trollip adalah model yang digunakan

dalam penyelidikan ini. Tiga tahapan paradigma Alessi dan Trollip adalah: (1)

Perencanaan, (2) Desain, dan (3) Pengembangan).

1. Tahap Planning (Perencanaan)

Peneliti mulai pada tahap ini untuk memutuskan tujuan dan arah

pengembangan produk. Pada tahap ini dilakukan observasi awal di sekolah,

29
dan tuntutan materi tantangan dianalisis dengan menggunakan angket yang

dibagikan kepada siswa untuk menelaah materi pembelajaran fisika yang

dianggap menantang. Langkah selanjutnya adalah menentukan masalah

melalui observasi untuk mempelajari lebih lanjut tentang sikap siswa selama

proses belajar mengajar dan wawancara dengan guru untuk mempelajari lebih

lanjut tentang pengetahuan siswa atau hasil belajar dan masalah dengan

teknologi pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, temuan ini dapat dijadikan

acuan untuk memilih konten yang akan disajikan dalam media pembelajaran

yang akan dibuat.

2. Tahap Design (Perancangan)

Penciptaan alat yang akan digunakan dalam pembuatan media

pembelajaran didahulukan pada tahap ini. Menentukan komponen-komponen

yang diperlukan untuk pembuatan media pembelajaran, seperti penjelasan

petunjuk penggunaan, merupakan tugas lain yang dilakukan pada tahap

desain. Dalam rangka memberikan bahan pembuatan media pembelajaran,

peneliti juga akan mengumpulkan referensi. Perangkat lunak Lectora Inspire

digunakan dalam pembuatan materi pendidikan.

3. Tahap Development (Pengembangan)

Realisasi produk ada pada titik ini. Bahan ajar berbasis Lectora

Inspire yang menggunakan konsep PBL sedang dikembangkan sebagai alat

ajar untuk digunakan di kelas. Pembuatan media edukasi saat ini dilakukan

sesuai dengan rencana. Bahan ajar yang dibuat kemudian akan disetujui oleh

30
profesor berpengetahuan. Validator menggunakan instrumen yang telah

disiapkan sebelumnya selama prosedur validasi. Tujuan validasi adalah untuk

memberikan evaluasi terhadap media pembelajaran yang sedang dibuat serta

ide dan komentar tentang isinya yang akan digunakan sebagai pedoman untuk

modifikasi, penyempurnaan, dan perubahan media pembelajaran yang akan

datang.

Proses validasi berlanjut hingga media pembelajaran, atau uji coba

skala kecil, dapat dianggap siap di lapangan. Siswa berpartisipasi dalam tes

lapangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat bahan ajar dengan

pendekatan PBL berbasis Lectora Inspire dan dapat membantu siswa dalam

memahami materi fluida statis.

C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data


Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

pengembangan media pembelajaran Lectora Inspire adalah sebagai berikut:

a. Lembar Validasi

Lembar validasi untuk validator digunakan untuk menilai atau

mengukur kelayakan media pembelajaran berbasis lectora inspire dengan

model PBL pada materi fluida statis yang diberikan kepada pakar ahli

materi dan ahli media. Adapun kelayakan dari produk yang dikembangkan

meliputi kebenaran, kelengkapan dari materi dan media. Alat yang

digunakan dalam pengembangan ini adalah untuk mengumpulkan umpan

balik, ide, dan tanggapan terhadap sumber belajar yang dibuat. Peneliti

31
akan mengubah instrumen berdasarkan hasil validasi agar lebih

bermanfaat.

b. Angket Respon Peserta Didik

Analisis kebutuhan ini digunakan untuk mengetahui karakteristik

dan pengetahuan dari peserta didik dalam proses pembelajaran. sehingga

nanti pada akhirnya peneliti dapat mengetahui materi bagian mana yang

dirasakan kesulitasn oleh peserta didik untuk dijadikan sebagai acuan

dalam produk yang dikembangkan. Dan angket ini juga digunakan untuk

mengetahui tanggapan dari peserta didik mengenai produk yang

dikembangkan yaitu media pembelajaran berbasis Lectora Inspire dengan

menggunakan model PBL.

1. Observasi

Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan mengadakan

pengamatan secara langsung. Observasi lapangan dilakukan dengan cara

mengamati pembelajaran yang sedang berlangsung serta untuk mengetahui

sumber belajar yang digunakan guru dalam melakukan pembelajaran.

2. Wawancara

Selama kegiatan pra penelitian dilakukan wawancara dengan guru

fisika kelas XI. Wawancara ini diperlukan untuk lebih memahami kesulitan

yang dihadapi selama proses pembelajaran atau sumber belajar yang

digunakan.

32
D. Teknik Analisis Data
a. Analisis Kelayakan Produk

Dengan menggunakan lembar validasi dan tampilan media pembelajaran

yang dibuat, ahli media validasi dan ahli materi melakukan analisis kelayakan

produk. Analisis hasil penilaian ahli media dan ahli materi pada penelitian ini

menggunakan skor yaitu 1 sampai 5. Dimana 1 sebagai skor terendah dan 5

sebagai skor tertinggi. Adapun ketentuan tersebut dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Skor Analisis Kelayakan


Kategori Skor
Sangat Setuju/ Sangat Layak 5
Setuju/Layak 4
Kurang Setuju/Kurang Layak 3
Tidak Setuju/Kurang Layak 2
Sangat Tidak Setuju/ Sangat Tidak Layak 1

Setelah melakukan analisis terhadap instrumen kelayakan produk maka


akan dicari hasil analisis secara keseluruhan menggunakan skala likert yaitu:
∑x
P = ∑ xi x 100%............................. (3.1)

Keterangan:
P : Persentase
∑𝑥 : Jumlah skor Jawaban responden
∑x𝑖 : Jumlah nilai ideal dalam item

Kelayakan penyajian materi dengan media pembelajaran berbasis

Lectora Inspire dan model PBL yang dibuat ditentukan berdasarkan hasil

analisis lembar instrumen, dan kriteria validasi yang digunakan ditunjukkan

pada tabel berikut:

33
Tabel 3.2 Kriteria presentase Skor Validasi.
Presentase (%) Kriteria
0%-20% Sangat Tidak Layak
21%-40% Tidak Layak
41%-60% Cukup Layak
61%-80% Layak
81%-100% Sangat Layak

Media pembelajaran yang dikembangkan dapat dikatakan layak jika


menunjukkan > 61% maka tidak dilakukan revisi. Jika menunjukkan hasil <
60% maka produk dikatakan belum layak dan dilakukan revisi ulang terhadap
produk yang dikembangkan.
b. Analisis Data Respon Peserta Didik

Data yang diperoleh dari hasil angket respon peserta didik kemudian

dianalisis menggunakan data kuantitatif untuk menguji keefektifan produk

dari respon peserta didik dan kemenarikan dari media pembelajaran yang

sedang dikembangkan. Adapun ketentuan skor penilaian yaitu:

Tabel 3.3 Kriteria Respon Peserta Didik


Kategori Skor
Sangat Setuju/ Sangat menarik 5
Setuju/menarik 4
Cukup Menarik 3
Tidak Setuju/Kurang menarik 2
Sangat Tidak Setuju/ Tidak Menarik 1

Dari hasil perhitungan skor masing-masing pernyataan, dicari


presentasi jawaban keseluruhan responden dengan menggunakan skla likert
yaitu:
∑x
P= ∑ xi
x 100%............................ (3.2)

34
Keterangan:
P : Persentase
∑𝑥 : Jumlah skor Jawaban responden
∑x𝑖 : Jumlah nilai ideal dalam item
Hasil analisis lembar instrumen digunakan untuk mengukur seberapa

baik respon siswa terhadap sumber belajar berbasis Lectora Inspire yang

dibuat dengan menggunakan paradigma PBL. Tabel berikut menunjukkan

kriteria yang digunakan:

Tabel 3.4 Kriteria Presentase Skor Tanggapan Kemenarikan Pendidik


Dan Peserta Didik
Presentase (%) Kriteria
0%-20% Tidak Setuju
21%-40% Kurang Setuju
41%-60% Cukup Setuju
61%-80% Setuju
81%-100% Sangat Setuju

Media pembelajaran yang dikembangkan dapat dikatakan menarik


apabila menunjukkan > 61% maka tidak dilakukan revisi. Jika menunjukkan
hasil < 60% maka produk dikatakan belum layak dan dilakukan revisi ulang
terhadap produk yang dikembangkan.

35
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Desain Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Lectora Inspire

Produk dari penelitian dan pengembangan ini adalah media

pembelajaran berbasis Lectora Inspire dengan model PBL pada materi

fluida statis, dengan tujuan membantu siswa memahami materi yang

dipandang menantang dan abstrak. Model yang dibuat oleh Alessi dan

Trolip dengan berbagai tahapan, khususnya sebagai berikut, digunakan

sebagai dasar pembuatan media pembelajaran berbasis Lectora Inspire

dengan model PBL pada materi fluida statis:

a. Tahap Perencanaan (Planning)

Sebagai langkah awal dalam penyelidikan pembuatan media

pembelajaran, saat ini sedang dilakukan tahap analisis kebutuhan. Dengan

menyelesaikan observasi awal dan percakapan dengan guru sekolah,

dilakukan analisis kebutuhan. Di SMA Islam Madrasatul Qur'an, peneliti

melakukan observasi awal untuk penelitian ini. observasi awal yang

dilakukan untuk mengetahui bahwa guru menggunakan buku teks sebagai

media pembelajaran selama proses pembelajaran. Sesekali guru juga

menambahkan modul dan video sebagai media pembelajaran tambahan.

Guru menggunakan metode ceramah dan demonstrasi untuk menjelaskan

materi, dan menyatakan bahwa kesulitan siswa dalam memahami materi

disebabkan oleh kurangnya minat belajar fisika dan persepsi mereka

bahwa pelajaran fisika sulit dan rumit karena melibatkan angka. Oleh

36
karena itu, diperlukan media pendidikan yang dapat membangkitkan minat

siswa dalam mempelajari fisika

Menurut data yang terkumpul, upaya peningkatan pembelajaran

fisika dengan media pembelajaran alternatif belum pernah dilakukan

karena sarana dan prasarana yang kurang memadai. Peneliti juga mencatat

bahwa kurangnya media pembelajaran selama proses pembelajaran

mengakibatkan beberapa konten menjadi sulit untuk dipahami oleh siswa.

Tahap analisis lanjutan peneliti memperhitungkan tantangan yang dihadapi

siswa selama proses pembelajaran. Menurut analisis yang dilakukan, siswa

mengalami kesulitan untuk memahami mata pelajaran yang diajarkan

karena tidak tersedianya sumber belajar mengajar yang menarik. Oleh

karena itu, untuk membangkitkan minat belajar siswa dan membantu serta

memfasilitasi mereka selama proses pembelajaran, peneliti mengkaji

perlunya pembuatan media pembelajaran berbasis Lectora Inspire dengan

paradigma PBL.

Langkah peneliti selanjutnya adalah menganalisis konten yang

menantang untuk dipahami siswa. Kuesioner dibagikan untuk melakukan

analisis terhadap tuntutan masalah materi pembelajaran. Kemudian, ketika

kuesioner telah dikirim, siswa menanggapi konten yang menantang

dengan menyelesaikannya. Berdasarkan komentar siswa, langkah peneliti

selanjutnya adalah mengkategorikan informasi yang menantang untuk

dipahami. Kemudian, dengan menggunakan pendekatan PBL di tingkat

SMA/MA, dikembangkan media pembelajaran berbasis ceramah dengan

37
materi yang sulit dipahami tersebut. Tabel 4.1 menampilkan data

berdasarkan hasil analisis.

Tabel 4.1 Data Hasil Analisis Angket Peserta Didik


Jumlah Peserta Didik

No Sangat Sulit Mudah Sangat


Konsep/Materi
Sulit Mudah
1. Suhu dan Kalor 0 3 3 5

2. Fluida Statis 7 3 1 0

3. Gelombang Bunyi 0 3 6 2

4. Gelombang Cahaya 0 3 8 3

5. Gelombang Mekanik 1 6 1 3

Pemeriksaan data yang dikumpulkan oleh peneliti mengungkapkan

bahwa menurut 7 dari 11 siswa yang menjawab kuesioner analisis

kebutuhan, materi fluida statis sulit untuk dipahami. Berdasarkan temuan

tersebut, peneliti memutuskan untuk membuat materi fluida statis untuk

media pembelajaran Lectora Inspire berbasis model PBL di SMA/MA

untuk membantu dan mendukung siswa dalam memahami materi fluida

statis selama proses pembelajaran.

b. Tahap Perancangan (Design)

Pada titik ini peneliti memilih desain model PBL pada mata
pelajaran fisika fluida statis kelas XI untuk membuat media pembelajaran
berbasis lectora inspire. Media pembelajaran dibuat oleh peneliti dengan

38
menggunakan data yang telah dikumpulkan melalui pemeriksaan
kebutuhan siswa dan berdasarkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Peneliti bisa mendapatkan bantuan dari aplikasi lectora inspire saat
merancang media pembelajaran ini. Kemudian, menyiapkan bahan dan
skrip yang akan digunakan dalam media pembelajaran, memilih gambar
dan video yang akan dimuat dari berbagai website untuk mendukung
pemahaman siswa terhadap materi fluida statis guna meningkatkan minat
belajar siswa, dan memutuskan kompetensi dasar, indikator pencapaian
kompetensi, dan tujuan pembelajaran.
c. Tahap Pengembangan (Development)

Pada tahap ini yang dilakukan peneliti adalah proses pembuatan

media pembelajaran dengan model PBL. Pembuatan media pembelajaran

dilakukan menggunakan aplikasi lectora inspire. Aplikasi ini berfungsi

untuk merancang media pembelajaran. Berikut merupakan komponen-

komponen yang terdapat dalam media pembelajaran yaitu:

1. Cover atau tampilan awal Media

Pembuatan cover untuk media ini diharapkan dapat menarik

perhatian siswa. Pada Gambar 4.1 dapat dilihat tampilan awalnya.

Gambar 4.1 Desain Tampilan Awal Media

39
2. Tampilan awal pemilihan menu media pembelajaran

Ketika ikon menu diklik, tampilan awal akan menampilkan pilihan

kompetensi, petunjuk penggunaan, PBL, konten, soal evaluasi, penulis,

glosarium, dan bibliografi. Gambar 4.2 menggambarkan bagaimana

pilihan media pembelajaran awalnya muncul ketika dipilih.

Gambar 4.2 Desain Tampilan Awal Menu Media Pembelajaran

3. Tampilan Menu Kompetensi

Menu kompetensi merupakan menu yang terdiri dari kompetensi

inti, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi dan tujuan

pembelajaran. tampilan menu kompetensi seperti pada gambar 4.3.

40
Gambar 4.3 Desain Tampilan Menu Kompetensi

4. Petunjuk Penggunaan Media

Terdapat petunjuk penggunaan ikon yang terdapat pada materi

pembelajaran pada tampilan petunjuk penggunaan. Gambar 4.4

menampilkan tampilan menu petunjuk penggunaan media.

Gambar 4.4 Desain tampilan Petunjuk Penggunaan Media

5. Tampilan Menu Pembelajaran dengan model PBL

Dengan model pembelajaran berbasis masalah (PBL) materi fluida

statis terdapat berbagai sub materi pembelajaran dalam perspektif ini

41
antara lain tekanan hidrostatis, hukum Pascal, hukum Archimedes,

fenomena kapilaritas, viskositas, dan hukum Stokes. Langkah-langkah

pembelajaran yang meliputi mengorientasikan siswa pada masalah,

mengorganisir siswa untuk belajar, membantu penyelidikan materi dan

kelompok, mengembangkan dan mempresentasikan hasil kerja dan

menampilkannya, serta menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan

masalah, akan muncul jika salah satu sub materi diklik. Gambar 4.5

menyajikan tampilan menu pembelajaran PBL.

Gambar 4.5 Desain Tampilan Menu Pembelajaran PBL

6. Tampilan Menu Materi Pembelajaran

Pada tampilan ini terdapat pilihan sub materi fluida statis yaitu sub

materi tekanan hidrostatis, hukum pascal, hukum archimedes, gejala

kapilaritas, viskositas dan hukum stokes. Jika salah satu materi di klik

maka akan muncul materi fluida statis sesuai dengan sub materi yang di

pilih. Tampilan menu materi seperti gambar 4.6.

42
Gambar 4.6 Desain Tampilan Menu Materi Pembelajaran

7. Tampilan Soal Evaluasi

Tampilan ini berisi soal soal evaluasi dari pembelajaran yang

sudah dilakukan sebelumnya, sebelum peserta didik menjawab soal soal

terdapat tampilan yang berisi pengisian nama dan kelas, setelah itu klik

icon mulai. Tampilan menu soal evaluasi seperti gambar 4.7.

Gambar 4.7 Desain Tampilan Menu Soal Evaluasi

8. Tampilan Menu Penulis

43
Pada tampilan ini terdapat tiga icon menu pilihan yang dapat di

klik, yaitu menu penulis, pembimbing 1 dan pembimbing 2. Tampilan

menu penulis seperti gambar 4.8.

Gambar 4.8 Desain Tampilan Menu Penulis

9. Tampilan Menu Glosarium

Pada tampilan ini terdapat istilah istilah penting dalam materi

fluida statis beserta definisinya. Tampilan menu glosarium seperti pada

gambar 4.9.

44
Gambar 4.9 Desain Menu Glosarium

10. Tampilan Menu Daftar Pustaka

Pada tambilan ini terdapat referensi-refensi dari isi media

pembelajaran berbasis lectora inspire dengan model PBL pada materi

fluida statis. Tampilan menu daftar pustaka dapat dilihat pada gambar

4.10.

45
Gambar 4.10 Desain Menu Daftar Pustaka

2. Kelayakan Prduk Media Pembelajaran Berbasis Lectora Inspire

dengan Model PBL

Temuan uji kelayakan yang dilakukan dengan memvalidasi produk

yang dihasilkan kepada ahli yang terdiri dari tiga ahli media, enam ahli

materi, dan tiga siswa digunakan untuk mengetahui kelayakan

pengembangan produk media pembelajaran berbasis lectora inspiration

dengan paradigma PBL. Setelah dilakukan revisi sesuai dengan saran

validator ahli media dan ahli materi, media pembelajaran yang

dikembangkan direview untuk memastikan kualitasnya dan dinyatakan

layak sebagai media pembelajaran sebagai penunjang pendidikan. Proses

ini dikenal sebagai validasi produk.

a. Kelayakan Media Pembelajaran Berbasis Lectora inspire dengan Model

PBL Pada Materi Fluida Statis Oleh Ahli Media

Penilaian kelayakan media pembelajaran ditinjau dari tampilan dan

kemasan media dilakukan oleh ahli media. Tiga orang dosen yang

tergabung dalam kelompok ahli media tersebut adalah Khairan M.T.,

dosen Program Studi Teknologi Informasi Fakultas Sains dan Teknologi

UIN Ar-Raniry; Nurrisma M.T., dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi UIN Ar-Raniry; dan Rini

Melyanti, S.T., M.Kom., dosen Universitas Malikussaleh. Dengan

mencentang kolom atau baris yang sesuai, ahli media memberikan

penilaiannya sesuai dengan poin-poin pernyataan yang tertera pada lembar

46
validasi. Tabel berikut menampilkan data hasil validasi media

pembelajaran berbasis Lectora Inspire dengan menggunakan model PBL

pada konten fluida statis:

Tabel 4.2 Data Hasil Validasi Oleh Ahli Media


Indikator Penilaian

Kriteria Kelayakan
Validator
Butir Penilaian

ΣPer Aspek

Kelayakan
Persentase
Skor Total

Rata-rata
Aspek

1 2 3

Pengembangan P-1 5 5 3 13
Layout/Tata
Letak
P-2 5 5 5 15

Image P-1 5 5 5 15

Sangat Layak
Tampilan

96%
4,83
87

P-2 5 5 4 15

Vidio P-1 5 5 5 15

P-2 5 5 4 14

P-1 5 5 5 14

P-2 5 5 4 14
Tulisan (Teks)

Sangat Layak
95%
4,75
57

Kualitas Teks P-3 5 5 4 14

P-4 5 5 5 15

P-1 5 4 5 14
Sang

Laya
udah
Kem

4,86

90,1
73
an

at

47
P-2 5 4 5 14

P-3 5 5 5 15

Pengoprasian P-4 5 5 5 15
Program
P-5 5 5 5 15

Jumlah Skor

Sangat Layak
75 73 69 217

93,7%
4,81
217
Jumlah Rata-Rata Seluruh Skor

Keterangan :
Validator I : Khairan M.T
Validator II : Nurrisma M.T
Validator III : Rini Melyanti, S.T., M.Kom

Berdasarkan data validasi ahli media pada tabel 4.2 di atas terlihat

bahwa media fluida statis model PBL mendapatkan hasil dari aspek tampilan

sebesar 96% dengan kriteria sangat layak, sedangkan aspek penulisan (teks)

mendapatkan hasil dari persentase sebesar 95 % yang termasuk dalam kategori

sangat layak. Kemudian, persentase sebesar 90,1% tergolong sangat layak di

wilayah operasional program. Persentase 93,7% diberikan untuk hasil

persentase total. Hasilnya, penilaian ahli media secara keseluruhan terhadap

media pembelajaran berdasarkan paradigma PBL Lectora Inspire masuk dalam

kategori paling layak digunakan sebagai media pembelajaran.

48
b. Kelayakan Media Pembelajaran Berbasis Lectora inspire dengan Model

PBL Pada Materi Fluida Statis Oleh Ahli Materi

Penilaian oleh ahli materi bertujuan untuk mengetahui kualitas

media pembelajaran ditinjau dari segi kelayakan isi materi yang sesuai

dengan literatur yang valid, ahli materi tersebut terdiri dari dua orang

dosen, yaitu: (1) Zahriah, M.Pd yang merupakan dosen Pendidikan Fisika

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, (2)

Fauzi Andika, S.Si., M.Sc yang merupakan dosen Politeknik Kepulauan

Simeulu, (3) Rachmad Almi Putra S.Pd., M.Sc yang merupakan dosen

Program Studi Fisika Fakultas Teknik, Universitas Samudra, (4) Resci Gus

Miranti yang merupaka guru fisika SMA Islam Madrasatul Qur’an, (5)

Syarifah Qadria, S.Pd yang merupakan guru fisika MAN 3 Banda Aceh,

(6) Umria S.Pd yang merupakan guru fisika SMA 11 Banda Aceh. Dengan

mencentang kolom atau baris yang dianggap sesuai, ahli materi

memberikan evaluasi sesuai dengan butir pernyataan yang dilampirkan

pada lembar validasi. Tabel berikut menampilkan informasi hasil validasi

materi pembelajaran berbasis Lectora Inspire menggunakan paradigma

PBL pada materi fluida statis yang dilakukan oleh ahli materi:

Tabel 4.3 Data Hasil Validasi Oleh Ahli Materi


Indikator Penilaian

Kriteria Kelayakan
Validator
Butir Penilaian

ΣPer Aspek

Kelayakan
Persentase
Skor Total

Rata-rata
Aspek

1 2 3 4 5 6

49
P-1 5 5 5 5 5 3 28

P-2 5 5 5 5 4 3 27

P-3 5 5 4 4 4 3 25
Kelayakan Isi Materi

P-4 4 5 4 4 5 3 25

Sangat Layak
95,45%
4,37
210
Materi
P-5 5 5 5 4 5 3 27

P-6 4 5 4 4 4 3 24

P-7 4 5 5 5 5 3 27

P-8 5 5 5 4 5 3 27

P-1 5 5 5 4 4 3 26
Based Learniing (PBL)

P-2 5 5 5 4 4 3 26
Model Problem

Sangat Layak
92,85%
P-3 5 5 5 4 5 3 27 4,33
130

P-4 5 4 5 4 4 4 26

Isi P-5 5 4 5 4 4 3 25

P-1 5 5 5 5 5 3 28
Kualitas Materi

Sangat Layak

P-2 5 5 5 5 4 4 28
96,4%
4,55
82

P-3 5 5 4 5 4 3 26
Kejelasan

Jumlah Skor 74 79 76 71 70 50 422


Sang
4,41
94,9
422

at

50
Jumlah Rata-Rata Seluruh Skor

Keterangan:
Validator I : Zahriah, M.Pd
Validator II : Fauzi Andika, S.Si., M.Sc
Validator III : Rachmad Almi Putra S.Pd., M.Sc
Validator IV : Resci Gus Miranti, S.Pd
Validator V : Syarifah Qadria, S.Pd
Validator VI : Umria, S.Pd

Berdasarkan informasi dari hasil validasi ahli materi pada tabel 4.3 di atas

dapat diketahui bahwa hasil kelayakan materi fluida statis pada Media

Pembelajaran Berbasis Lectora Inspire dengan Model PBL mendapatkan hasil dari

aspek kelayakan isi materi sebesar 95,45% dengan kriteria sangat layak.

Kemudian dari segi kualitas material, 94,6% dari total tersebut termasuk dalam

kelompok sangat layak. Persentase 94,9% diberikan untuk hasil persentase total.

Dengan demikian, penilaian secara keseluruhan terhadap isi dalam Media

Pembelajaran PBL berbasis Lectora Inspire dari Ahli Materi berada pada Kategori

Sangat Sesuai untuk Dijadikan Isi dalam Media Pembelajaran.

Berdasarkan tabel 4.2 dan 4.3 diperoleh hasil presentase keseluruhan


kelayakan media pembelajaran berbabasis lectora inspire dengan model PBL
sebagai berikut:

Tabel 4.4 Data Presentase Validasi


No Validator Presentase Kriteria

1 Ahli Media 93,7% Sangat Layak

2 Ahli Materi 94,9% Sangat Layak

51
Rata-rata Skor Total 94,3% Sangat Layak

Media pembelajaran berbasis Lectora Inspire pada materi fluida statis

yang telah dihasilkan mendapatkan rata-rata persentase skor 94,3% dengan

kriteria sangat baik seperti terlihat pada tabel di atas. Untuk menciptakan media

yang lebih baik dan layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran, ide dan

masukan juga diterima berdasarkan lembar validasi dari para ahli. Berikut

rekomendasi dari ahli materi dan media, serta perbandingan bagian media

sebelum dan sesudah direvisi:

Tabel 4.5 Saran dan Masukan dari Validator Ahli


Validator Saran Perbaikan Hasil Perbaikan

Ahli Tambah soal secara Soal secara random (evaluasi)


Media random (evaluasi) : telah di tambah:
(Khairan,
M.T)

52
Zahriah,S. Sesuaikan indikator dengan Indikator pencapaian
Pd, M.Pd tujuan pembelajaran: pembelajaran yang sudah
sesuai:

53
Soal no 7 di ganti dengan soal Soal no 7 telah di ganti dengan
perhitungan: soal perhitungan:

Lengkapi dengan contoh gambar Telah dilengkapi dengan contoh


dalam kehidupan sehari-hari gambar dalam kehidupan sehari-
untuk memperjelas materi hari untuk memperjelas materi
hukum pascal: hukum pascal:

c. Respon peserta didik

54
Respon peserta didik bertujuan untuk mengetahui kelayakan media

pembelajaran berbasis lectora inspire pada materi fluida statis yang

dikembangkan dapat membantu peserta didik dalam memahami materi flluida

statis. Peserta didik terdiri dari 3 orang peserta didik kelas XI SMA Islam

Madrasatul Qur’an yaitu: (1) Husna Fachroza, (2) Muthia Azzikra, (3) Auni

Zahra. Siswa mengevaluasi pernyataan pada lembar angket dengan memilih

jawaban yang sesuai dari daftar pilihan, yang meliputi 5 (sangat setuju), 4

(setuju), 3 (tidak setuju), 2 (tidak setuju), dan 1 (sangat tidak setuju). Lima

kategori kemudian ditentukan dari skala: sangat layak (SL), layak (L), kurang

layak (KL), tidak layak (TL), dan sangat tidak layak (STL). Tabel 4.6 memuat

informasi hasil respon siswa terhadap media pembelajaran berbasis Lectora

Inspire dengan model PBL pada materi fluida statis.

Tabel 4.6 Respon Peserta Didik


Peserta Didik

Kriteria Kelayakan
ΣPer Aspek

Kelayakan
Persentase
Skor Total

Rata-rata
Kriteria
Aspek

1 2 3

Informasi dalam 5 5 5 15
Kualitas isi

sumber belajar ini


Sangat

Setuju
100%
60

60

menarik minat
5

saya.

55
Sumber daya 5 5 5 15
pendidikan ini
mencakup
pertanyaan yang
menggugah
pikiran.
Informasi dalam 5 5 5 15
bahan ajar ini
menurut saya
mudah dipahami.
Film dan visual 5 5 5 15
yang
disimulasikan
sangat jernih.
5 4 5 14
Teks, gambar, dan
vidio jelas

Menggunakan 5 4 5 14
Kualitas Media

sumber daya
instruksional ini
71,6%

Setuju
4,77
43

dapat membuat
fisika tidak terlalu
monoton.
Saya senang 5 5 5 15
belajar fisika
karena bahan ajar
ini.

Kesederhanaan 5 5 5 15
penggunaan
Kualitas

tekmis

Setuju
75%

sumber belajar
30

berbasis ceramah
memotivasi

56
Kegunaan bahan 5 5 5 15
pembelajaran
Lectora Inspire

Jumlah Skor 45 43 45 133

Sangat
4,92%
82,2%

Layak
133
Jumlah Rata-Rata Seluruh Skor

B. Pembahasan
1. Desain Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Lectora Inspire

dengan Model PBL Pada Materi Fluida Statis

Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, pengembangan model

Alessi dan Trollip digunakan dalam pembuatan media pembelajaran

berbasis lectora inspire. Tiga langkah metodologi ini adalah perencanaan,

desain, dan pengembangan. Fase-fase ini tercantum di bawah ini:

a. Tahap Perencanaan (Planning)

Tahapan ini dilakukan peneliti untuk memilih tujuan dan jalur

penciptaan produk. Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap

perencanaan meliputi (1) menetapkan ruang lingkup, secara khusus

memilih Madrasah Al Quran sebagai tempat observasi awal, dan (2)

melakukan observasi, wawancara, dan membagikan lembar angket analisis

kebutuhan kepada siswa untuk mengidentifikasi konten yang dianggap

menantang untuk dipahami siswa. Untuk menarik kesimpulan mengenai

tantangan yang dihadapi siswa selama proses pembelajaran dan materi

57
yang akan digunakan untuk membuat produk media pembelajaran, semua

kegiatan tersebut harus diselesaikan. (3) Berbicara dengan guru topik:

Strategi ini digunakan untuk mencoba menemukan solusi atas masalah

yang mendorong terciptanya pemikiran orisinal. Pengembangan produk

media pembelajaran berbasis Lectora Inspire dengan model PBL pada

materi fluida statis didorong dengan serangkaian kegiatan diskusi dengan

guru mata pelajaran untuk mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi

siswa selama proses belajar mengajar.

b. Tahap Perancangan (Design)

Pada titik ini, peneliti memutuskan bagaimana membuat bahan ajar

berdasarkan pendekatan PBL menggunakan Lectora. Peneliti

memanfaatkan aplikasi Lectora Inspire yang akan digunakan dalam

pembuatan media pembelajaran dan dapat membantu peneliti dalam

penelitiannya. Saat ini peneliti sedang mempersiapkan bahan dan naskah

media pembelajaran, membuat media pembelajaran berupa gambar dan

video ilustrasi untuk membangkitkan minat belajar siswa, serta

mengidentifikasi tujuan pembelajaran, kompetensi dasar, dan indikator

pencapaian kompetensi.

c. Tahap pengembangan (Development)

Peneliti saat ini sedang mengembangkan media pembelajaran yang

akan dibuat. Membuat media edukasi dengan program Lectora Inspire.

Media yang dikembangkan sekarang akan menjalani pengujian validasi

media untuk mendapatkan pendapat dan masukan dari validator yang

58
berkualitas yang ingin menilai kelayakan media yang dikembangkan dan

memutuskan layak atau tidaknya untuk digunakan dalam proses

pembelajaran. Sembilan validator yang terdiri dari tiga ahli media dan

enam ahli materi mengikuti proses validasi media.

2. Kelayakan Media Pembelajaran Berbasis Lectora Inspire dengan

model PBL Pada Materi Fluida Statis

Tiga orang guru besar UIN Ar Raniry Banda Aceh menilai kelayakan

media pembelajaran. Skor dari hasil penilaian diterjemahkan ke dalam

lima kategori: sangat layak (SL), layak (L), kurang layak (KL), cukup

layak (CL), dan tidak layak (TL) untuk mewakili data dari hasil. Selain itu,

skor yang diperoleh diubah menjadi persentase untuk persyaratan

kelayakan.

a. Kelayakan Media Pembelajaran Berbasis lectora Inspire dengan Model

PBL Pada Materi Fluida Statis Oleh Ahli Media

Grafik pada Gambar 4.11 menampilkan hasil evaluasi ahli media

terhadap produk media pembelajaran yang dibangun pada Lectora

Inspire.

59
Validasi Ahli Media
96%
95.0%
96%

94%

92% 90.1%

90%

88%

86%
Tampilan Tulisan (Teks) Kemudahan

Gambar 4.11 Grafik Penilaian Oleh Ahli Media

Kelayakan media pembelajaran yang dihasilkan secara

keseluruhan termasuk dalam kategori sangat layak (93,7%), menurut

analisis data yang dikumpulkan dari ahli media. Alhasil, tergantung

penilaian ahli terhadap kelayakan media peneliti, dapat digunakan

sebagai media pembelajaran dalam proses belajar mengajar.

b. Kelayakan Media Pembelajaran Berbasis Lectora Inspire dengan Model

PBL Pada Materi Fluida Statis Oleh Ahli Materi

Grafik pada Gambar 4.12 menampilkan hasil evaluasi ahli media

terhadap produk media pembelajaran yang dibangun pada Lectora

Inspire.

60
Validasi Ahli Materi

97.0%
96%
96.0%

95.0% 95.5%

94.0%
92.9%
93.0%

92.0%

91.0%
Kelayakan PBL Kualitas
Isi Materi Materi

Gambar 4.12 Grafik Penilaian Oleh Ahli Materi

Kelayakan materi dalam media pembelajaran yang dihasilkan

secara keseluruhan termasuk dalam kategori sangat layak (94,9%),

menurut analisis data yang dikumpulkan dari ahli materi. Hasilnya,

berdasarkan penilaian ahli terhadap konten dalam media pembelajaran

yang dibuat oleh peneliti layak untuk digunakan sebagai media

pembelajaran dalam proses belajar mengajar.

61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan kajian pembuatan media pembelajaran

berbasis PBL dengan menggunakan Lectora Inspire dapat dikatakan

demikian:

1. Pengembangan media pembelajaran berbasis lectora inspire dengan

model PBL pada materi fluida statis dilakukan melalui tiga tahapan

yaitu tahap perencanaan (Planning), tahap perancangan (Design), dan

tahap pengembangan (Development) yang kemudian menghasilkan

suatu produk berupa media pembelajaran.

2. Penilaian kelayakan media pembelajaran berbasis lectora inspire

dengan model PBL pada materi fluida statis dikategorikan kedalam

kriteria sangat layak ditinjau dari hasil validasi oleh ahli media dengan

rata-rata prensentasi kelayakan adalah 93,7% dan hasil validasi oleh

ahli materi dengan rata-rata presentasi kelayakan adalah 94,9%,

dengan keseluruhan presentase 94,3%, sehingga dinyatakan layak

digunakan sebagai media pembelajaran.

B. Saran

Berdasarkan pada simpulan di atas maka peneliti mengajukan saran-saran

sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu media

pembelajaran pada materi fluida statis tingkat SMA/MA karena media

62
pembelajaran dapat meanarik perhatian peserta didik dan dapat

memudahkan guru dan peserta didik dalam proses belajar mengajar.

2. Penelitian ini terdapat kekurangan pada penggunaan aplikasi lectora

inspire, untuk penggunaan lectora inspire diperlukan RAM 4 GB dan

laptop yang berusia dibawah 10 tahun agar proses pembuatan media

pembelajaran dapat maksimal dan cepat. Laptop yang berusia lebih

dari 10 tahun akan mengalami sedikit kesulitan dalam menjalankan

aplikasi lectora inspire. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat

menyiapkan laptop yang memadai dan juga menggunakan yang telah

terdaftar databest nya, dengan ada nya databest memudahkan

pengguna lectora inspire untuk mengupdate fitur-fitur baru yang lebih

menarik, agar penggunaan lectora inspire dapat maksimal.

3. Bagi peneliti selanjutnya, dapat melanjutkan penelitian ini dengan

mengimplementasikan produk media pembelajaran berbasis lectora

inspire pada materi fluida statis dalam proses kegiatan belajar

mengajar di sekolah.

63

Anda mungkin juga menyukai