PROPOSAL
Oleh
Rahyu Darsiyana
NIM. 1805112907
1.1 LatarBelakang
Pendidikan merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam membangun
Bangsa Indonesia menjadi lebih maju. Pembangunan akan terus berlanjut sebagai
bukti nyata kemajuan suatu negara. Untuk ikut melaksanakan pembangunan,
setiap individu diharapkan mampu meningkatkan kualitasnya melalui
pembelajaran yang merupakan salah satu aspek pendidikan (Pujiyono et al, 2016).
Pengetahuan adalah landasan dari segala aspek kehidupan.Perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin pesat melanda dunia
diantaranya Indonesia mengakibatkan berbagai perubahan dalam pendidikan.
Perubahan bertujuan untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas
dan profesional untuk mampu bersaing dengan yang lain negara. Kemitraan untuk
Keterampilan Abad 21 menjelaskan bahwa siswa harus menguasai pengetahuan
dan keterampilan agar dapat berhasil dalam pekerjaan dan kehidupannya.
Pendidikan sangat erat kaitannya dengan proses belajar, sehingga perlu adanya
perbaikan pada proses pembelajaran untuk tujuan pendidikan dapat tercapai. UU
No. 20 dari 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan pendidik dan
pendidikan kepegawaian berkewajiban menciptakan pendidikan suasana yang
bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis. Salah satu faktor yang
berperan dalam keberhasilan proses pembelajaran adalah kemampuan guru untuk
memilih metode, model, dan media pembelajaran yang sesuai. Permendiknas No.
41 Tahun 2007 tentang Satuan Pendidikan Standard Process menjelaskan bahwa
proses pembelajaran di setiap satuan pendidikan berlangsung secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, dan mampu memotivasi siswa untuk
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran tidak lagi
berpusat pada guru melainkan lebih berpusat pada siswa. Keterlibatan siswa aktif
dalam pembelajaran proses akan dapat membantu siswa dalam membangun
pengetahuan secara tepat dan lebih mendalam tentang alam sekitar.
Ilmu Pengetahuan Alam (Ilmu Pengetahuan) merupakan satu kesatuan
produk, proses, dan sikap, sehingga tujuan pembelajaran IPA mengacu pada tiga
aspek tersebut, yaitu: (1) pengetahuan, konsep, hukum, dan teori serta
penerapannya ; (2) kemampuan memproses, yaitu proses pemecahan masalah
melalui metode ilmiah; (3) sikap keilmuan antara lain sikap tanggung jawab,
berpikir kritis, perhatian terhadap masalah-masalah ilmu, dan penghayatan
terhadap hal-hal yang bersifat ilmu (Toharuddin, 2011). Keterampilan proses
ilmiah merupakan keterampilan yang dibutuhkan seseorang untuk dapat belajar
secara mandiri (Ibrahim, 2010).
Ilmu Pengetahuan Alam adalah gabungan dari beberapa disiplin ilmu
yang tidak dapat dipisahkan antara satu dan yang lainnya. Materi IPA selain
memerlukan kemampuan untuk memahami konsep-konsepnya juga ada
penerapannya serta kemmapuan dalam memahami konsep tersebut.Jadi dalam
pembelajaran IPA tidak hanya mempelajari rumus saja, melainkan memahami
suatu konsep kemudian merapkannya sehingga menghasilkan karya atau produk.
Pembelajaran IPA, percobaan maupun praktikum jarang sekali dilakukan
karena faktor keterbatasan alat laboratorium. Oleh karena itu diperlukan suatu
media yang dapat membantu terlaksananya kegiatan praktikum yang
menyenangkan, tidak membuat siswa bingung, dan mampu meningkatkan
pemahaman konsep siswa.
Hasil observasi yang telah dilakukan di sekolah peneliti PLP,
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA lebih rendah jika
dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran lainnya. Siswa
terlihat kurang aktif saat proses belajar mengajar berlangsung. Siswa kurang
bersemangat mengikuti pelajaran, bahkan menganggap IPA sebagai pelajaran
yang sulit dan membosankan karena penyajian guru yang masih konvensional dan
dianggap kurang menarik. Salah satu konsep yang dianggap yang sulit bagi siswa
adalah materi Cahaya, karena pada materi tersebut banyak tersedia konsep-konsep
yang bersifat abstrak dan berkaitan dengan fenomena yang ada dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga akan sulit dipahami jika proses pembelajaran hanya dengan
membaca atau menjelaskan secara sederhana.
Peran guru dalam proses pembelajaran adalah membantu siswa dalam
menemukan fakta, konsep, atau prinsip untuk dirinya sendiri, daripada
memberikan ceramah dan mengendalikan semua kegiatan kelas. Pembelajaran
IPA akan menjadi menarik dan menyenangkan jika terdapat variasi model,
pendekatan, dan media pembelajaran. Salah satu media yang dapat dimanfaatkan
adalah media pembelajaran dengan memanfaatkan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK). Ketertarikan anak pada dunia TIK dapat digunakan untuk
mengajarkan suatu konsep pada siswa. Simulasi komputer akan
memvisualisasikan materi yang sulit disajikan, terutama fenomena fisik yang
abstrak. Pembelajaran yang diperkaya dengan simulasi komputer diharapkan
dapat menambah minat siswa terhadap bahan ajar dan menciptakan suasana
belajar yang lebih menyenangkan (Nur ,2008).
Simulasi komputer dapat digunakan secara efektif sebagai alat bantu
pengajaran di kelas, serta dapat memberikan manfaat konseptual yang lebih besar
karena siswa lebih mampu mengintegrasikan pengetahuannya dibandingkan jika
siswa hanya menggunakan buku teks dalam proses pembelajaran (Kriek dan
Stols , 2010).
Perkembangan TIK dalam pembelajaran telah berkembang dalam berbagai
bentuk multimedia interaktif. Salah satu aplikasi yang dapat digunakan dalam
pembelajaran IPA adalah program simulasi yang disebut Teknologi Pendidikan
Fisika (PhET). PhET adalah program simulasi yang telah dikembangkan oleh
sekelompok peneliti dari Universitas Colorado (Wieman, Adams, Loeblein, &
Perkins, 2008). Keterbatasan pembelajaran dengan eksperimen di laboratorium
juga dapat disimulasikan melalui komputer sehingga program simulasi PhET
dapat difungsikan sebagai laboratorium virtual. Meskipun simulasi tidak
memberikan pengalaman langsung bagi siswa, tetapi simulasi lebih fleksibel dan
interaktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa (Eggen dan
Kauchak, 2012). Proses pembelajaran dengan memanfaatkan program simulasi
komputer juga memberikan peluang untuk membawa dunia pendidikan ke tingkat
kualitas yang lebih tinggi (Ajredini, Izairi, & Zajkov, 2013).
Cahaya adalah materi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan analisis Kompetensi Dasar 3.12 pada kelas VIII semester 2,
“Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya, pembentukan bayangan, dan penerapannya
untuk menjelaskan penglihatan manusia”, terdapat pengetahuan yang bersifat
abstrak sehingga kurang tepat jika materi yang diajarkan hanya verbal atau
melalui media gambar saja. Maka perlu proses pembelajaran yang interaktif agar
pembelajaran tidak cenderung membosankan. Pembelajaran IPA dengan
menggunakan program simulasi PhET diharapkan dapat membantu siswa dalam
proses membangun pemahaman konsep siswa dalam belajar, dan menjadikan
proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.
Pembelajaran IPA menjadi bermakna ketika siswa memiliki keterampilan
proses sains, sehingga siswa mampu menyelidiki dan mengamati fenomena alam
yang ada disekitar secara ilmiah. Berdasarkan uraian masalah tersebut, maka perlu
dilakukan penelitian dengan judul “Penerapan Simulasi PhET Dengan Model
Problem Solving Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Kelas
VIII SMP Materi Cahaya”.
KAJIAN TEORETIS
Problem Solving
2. Analisis Inferensial
Analisis inferensial adalah teknik analisis yang datanya diambil dari
sampel random yang bertujuan untuk menarik kesimpulan (Erwan Agus
Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti, 2017). Analisis inferensial
dilakukan untuk mengetahui perbedaan pemahaman konsep siswa setelah
diterapkan penggunaan PhET Simulation dengan model pembelajaran
problem solving pada kelas eksperimen dan diterapkan pembelajaran
konvensional pada kelas kontrol melalui uji hipotesis. Sebelum melakukan
uji hipotesis dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu yaitu uji normalitas
dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang mendasari data terdistribusi secara
normal atau tidak (Wikipedia, 2019). Uji normalitas pada penelitian ini
dilakukan menggunakan teknik uji kolmogrov smirnov dengan bantuan
SPSS. Adapun kriteria pengujian normalitas adalah sebagai berikut:
(1)Jika signifikan, p ≥ 0.05 maka data terdistribusi normal.
(2)Jika signifikan, p < 0.05 maka data tidak terdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas adalah pengujian mengenai homogen atau
tidaknya dua sampel yang terdistribusi. Pada penelitian ini uji
homogenitas dilakukan pada data sekunder berupa data hasil ulangan
harian siswa materi Cahaya dan Alat Optik dan data primer berupa data
posttest pemahaman konsep siswa materi Cahaya dan Alat Optik
menggunakan teknik one-way anova dengan bantuan SPSS. Adapun
kriterianya adalah sebagai berikut :
(1)Jika signifikan, p ≥ 0.05 maka data homogen.
(2)Jika signifikan, p < 0.05 maka data tidak homogen.
c. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk menguji kebenaran dari data yang
diperoleh dari sampel penelitian. Uji hipotesisis kuantitatif yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik independent sample t-test
yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata dari dua
sampel yang berbeda dengan cara menentukan hipotesis dan
menentukan tingkat signifikansi (Erwan Agus Purwanto dan Dyah
Ratih Sulistyastuti, 2017). Uji hipotesis (uji t) pada penelitian ini
bertujuan untuk menentukan apakah terdapat perbedaan yang signifikan
pada Pemahaman Konsep siswa antara kelas yang menggunakan PhET
Simulation dengan model pembelajaran problem solving dengan kelas
yang menerapkan pembelajaran konvensional pada materi cahaya dan
alat optik. Data yang digunakan pada uji t di penelitian ini adalah data
pemahaman konsep siswa berupa posttest kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Berikut hipotesis yang diuji pada penelitian ini adalah :
H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada pemahaman
konsep siswa antara kelas yang menggunakan PhET Simulation
dengan model pembelajaran problem solving dengan kelas yang
menerapkan pembelajaran konvensional pada materi cahaya dan
alat optik.
Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan pada pemahaman konsep
siswa antara kelas yang menggunakan PhET Simulation dengan
model pembelajaran problem solving dengan kelas yang
menerapkan pembelajaran konvensional pada materi cahaya dan
alat optik.
Kriteria pengambilan kesimpulan pada penelitian ini berdasarkan
analisis inferensial adalah :
(1) Jika signifikan, p ≥ 0.05 maka H0 diterima maknanya tidak terdapat
perbedaan yang signifikan pada pemahaman konsep siswa antara
kelas yang menggunakan PhET Simulation dengan model
pembelajaran problem solving dengan kelas yang menerapkan
pembelajaran konvensional pada materi cahaya dan alat optik.
(2) Jika signifikan, p < 0.05 maka H0 ditolak maknanya terdapat
perbedaan yang signifikan pada pemahaman konsep siswa antara
kelas yang menggunakan PhET Simulation dengan model
pembelajaran problem solving dengan kelas yang menerapkan
pembelajaran konvensional pada materi cahaya dan alat optik.
Daftar Pustaka
Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti. 2017. Metode Penelitian
Kuantitatif Untuk Administrasi Publik dan Masalah-masalah
Sosial.Yogyakarta: Gava Media.
Karwono dan Heni Mularsih. 2017. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja
Grafindo persada.
Perkins, K. Wendy Adams, Michael Dubson, Noah Finkelstein, Sam Reid, and
Carl Wieman, Ron LeMaster, 2016. PhET: Interacrive Simulation for
Teaching and Learning Physic. Journal The Physics Teacher. Vol. 44.
Permendikbud (2016). Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan
dasar dan Menengah.
SILABUS PEMBELAJARAN
Materi : Cahaya
Kompetensi Inti:
KI 2: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
Waktu
3.12 Mendeskripsikan Cahaya dan Alat ▪ Melakukan percobaan Tes Tertulis 9 JP Buku Paket
Optik dengan teliti, dan hati- hati
sifat-sifat cahaya, ▪ Sifat-sifat Cahaya. dengan keingintahuan Lembar Kerja
pembentukan ▪ Pemantulan yang tinggi untuk Praktikum
Cahaya menemukan sifat-sifat
bayangan, serta ▪ Pembiasan Cahaya cahaya. Buku atau sumber
aplikasinya untuk ▪ Mata dan Kamera ▪ Melakukan percobaan belajar yang relevan
▪ Mata Burung dengan teliti, hati-hati,
menjelaskan ▪ Cacat Mata dengan keingintahuan
penglihatan manusia. ▪ Alat-alat Optik yang tinggi prinsip pada
yang cermin dan lensa.
Memanfaatkan Dua ▪ Diskusi dan Presentasi
Lensa atau Lebih kelompok konsep
Pemantulan cahaya.
4.12 Melakukan ▪ Menyelidiki hubungan
antara sudut datang dan
percobaan berikut sudut pantul pada bidang
presentasi hasilnya datar dan bagaimana sinar
sinar hasil pantulan dari
tentang pemantulan cermin lengkung dengan
cahaya, pembiasan teliti, cermat, dan jujur
pada peristiwa pemantulan
cahaya, dan cahaya.
pembentukan ▪ Menyelidiki bagaimana
bayangan pada mata proses pembiasan dari
medium kurang rapat ke
medium yang lebih rapat
dan sebaliknya serta
menyelidiki jalannya
berkas sinar pembiasan
pada lensa dan prisma.
▪ Menyelidiki bagaimana
proses pembentukan
bayangan pada mata
dengan
menganalogikannya
dengan alat dan bahan
yang ada yakni layar,
lensa cembung, dan
sumber sinar.
KELAS EKSPERIMEN
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan eksperimen, diskusi dan tanya jawab diharapkan :
1. Peserta didik secara teliti mampu mengidentifikasi proses pemantulan
cahaya pada bidang datar dan lengkung.
2. Peserta didik secara teliti mampu mengidentifikasi proses pembiasan cahaya
pada lensa dan prisma.
3. Peserta didik secara teliti mampu mengidentifikasi proses pembentukan
bayangan pada mata manusia.
4. Perserta didik secara jujur dan bertanggung jawab mampu menyajikan hasil
percobaan didepan kelas.
D. Model Dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific
Model pembelajaran : Problem Solving
Metode : Diskusi, eksperimen, penugasan
F. Langkah Kegiatan
Pertemuan I (3JP)
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
Guru memberi salam dan membuka pelajaran dengan 15 menit
PENDAHULUAN berdoa bersama dipimpin salah seorang peserta didik.
Guru memeriksa kehadiran peserta didik dan mengenal
karakteristik peserta didik.
Guru memotivasi siswa dengan melakukan apersepsi.
“Apakah kalian suka bercermin? Apakah kalian dapat
melihat bayangan kalian ketika bercermin? Guru
menampilkan gambar tentang pembentukan bayangan
pada cermin(datar, cekung, dan cembung).
Setelah siswa memperhatikan fenomena tersebut,
kemudian guru mengajukan pertanyaan: Mengapa
bayangan pada cermin dapat terbentuk? Mengapa
bayangan pada cermin datar sisinya terbalik? Guru
mengarahkan jawaban peserta didik.
Guru menyampaiakan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai pada peserta didik.
Guru menyampaikan manfaat mempelajari materi
pembentukan bayangan pada cermin.
Guru membagi siswa dalam kelompok (5-6 peserta
didik/kelompok)
Guru menyampaikan informasi tentang kegiatan yang
akan dilakukan peserta didik dalam kelompok yaitu
mengamati mengamati pemantulan pada cermin datar,
cekung, dan cembung dan menghasilkan laporan
pengamatan dengan percobaan menggunakan simulasi
PhET.
Guru membimbing kelompok dalam melakukan
pengamatan tersebut.
KEGIATAN INTI Mengamati 90 menit
Pertemuan II (3JP)
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
Guru memberi salam dan membuka pelajaran dengan 15 menit
PENDAHULUAN berdoa bersama dipimpin salah seorang peserta didik.
Guru memeriksa kehadiran peserta didik dan mengenal
karakteristik peserta didik.
Guru melakukan apersepsi mengajak peserta didik
untuk berfikir mengenai fenomena yang timbul karena
proses pembiasan untuk melihat kemampuan awal
peserta didik. Guru menampilkan fenomena :
a) Terbentuknya pelangi.
b) Jalan beraspal apabila dilihat pada jarak ± 200 meter
pada saat siang hari terlihat seperti ada genangan air.
d) Kolam yang terlihat lebih dangkal daripada kondisi
normal.
Setelah siswa memperhatikan fenomena tersebut,
kemudian guru mengajukan pertanyaan: Mengapa
fenomena tersebut dapat terjadi? Guru mengarahkan
jawaban peserta didik terhadap sifat-sifat cahaya.
Guru menyampaiakan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai dan memperkenalkan simulasi PhET pada
peserta didik.
Guru menyampaikan manfaat mempelajari materi sifat
– sifat cahaya.
Guru membagi siswa dalam kelompok (5-6 peserta
didik/kelompok)
Guru menyampaikan informasi tentang kegiatan yang
akan dilakukan peserta didik dalam kelompok yaitu
mengamati arah rambatan cahaya, mengamati
bagaimana cahaya dapat dibiaskan, dan menghasilkan
laporan pengamatan dengan menggunakan simulasi
PhET.
Guru membimbing kelompok dalam melakukan
pengamatan tersebut.
KEGIATAN INTI Mengamati 90 menit
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
Guru memberi salam dan membuka pelajaran dengan 15 menit
PENDAHULUAN berdoa bersama dipimpin salah seorang peserta didik.
Guru memeriksa kehadiran peserta didik dan mengenal
karakteristik peserta didik.
Guru memotivasi siswa dengan melakukan apersepsi.
“Coba perhatikan lingkungan di sekitar kalian saat
siang hari!. Kalian dapat melihat hijaunya daun,
birunya langit, putihnya awan, melihat meja, buku,
indahnya lukisan dan lain sebagainya. Apakah sempat
terpikirkan oleh kalian bagaimana kita dapat melihat
semua itu?”
Guru mengarahkan jawaban peserta didik.
Guru menyampaiakan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai pada peserta didik.
Guru menyampaikan manfaat mempelajari
pembentukan bayangan pada manusia.
Guru membagi siswa dalam kelompok (5-6 peserta
didik/kelompok)
Guru menyampaikan informasi tentang kegiatan yang
akan dilakukan peserta didik dalam kelompok yaitu
mengamati pembentukan bayangan pada mata manusia
dengan menggunakan lensa cembung dan menghasilkan
laporan pengamatan dengan percobaan menggunakan
simulasi PhET.
Guru membimbing kelompok dalam melakukan
pengamatan tersebut.
KEGIATAN INTI Mengamati 90 menit
G. Penilaian
a. Teknik Penilaian:
b. Instrumen Penilaian(terlampir)
………………… …………..……………………….
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
B. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik secara teliti mampu mengidentifikasi proses pemantulan cahaya
pada bidang datar dan lengkung.
2. Peserta didik secara teliti mampu mengidentifikasi proses pembiasan cahaya
pada lensa dan prisma.
3. Peserta didik secara teliti mampu mengidentifikasi proses pembentukan
bayangan pada mata manusia.
4. Perserta didik secara jujur dan bertanggung jawab mampu menyajikan hasil
percobaan didepan kelas.
E. Langkah Kegiatan
Pertemuan I (3JP)
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
Guru memberi salam dan membuka pelajaran dengan 15 menit
PENDAHULUAN berdoa bersama dipimpin salah seorang peserta didik.
Guru memeriksa kehadiran peserta didik dan mengenal
karakteristik peserta didik.
Guru memotivasi siswa dengan melakukan apersepsi.
“Apakah kalian suka bercermin? Apakah kalian dapat
melihat bayangan kalian ketika bercermin? Guru
menampilkan gambar tentang pembentukan bayangan
pada cermin(datar, cekung, dan cembung).
Setelah siswa memperhatikan fenomena tersebut,
kemudian guru mengajukan pertanyaan: Mengapa
bayangan pada cermin dapat terbentuk? Mengapa
bayangan pada cermin datar sisinya terbalik? Guru
mengarahkan jawaban peserta didik.
Guru menyampaiakan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai pada peserta didik.
Guru menyampaikan manfaat mempelajari pemantulan
cahaya.
Guru membagi siswa dalam kelompok (5-6 peserta
didik/kelompok)
Guru menyampaikan informasi tentang kegiatan yang
akan dilakukan peserta didik dalam kelompok yaitu
mengamati mengamati pemantulan pada cermin datar,
cekung, dan cembung dan menghasilkan laporan
pengamatan dengan percobaan menggunakan kit optic
yang ada di sekolah.
Guru membimbing kelompok dalam melakukan
pengamatan tersebut.
KEGIATAN INTI Mengamati 90 menit
Pertemuan II (3JP)
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
Guru memberi salam dan membuka pelajaran dengan 15 menit
PENDAHULUAN berdoa bersama dipimpin salah seorang peserta didik.
Guru memeriksa kehadiran peserta didik dan mengenal
karakteristik peserta didik.
Guru melakukan apersepsi mengajak peserta didik
untuk berfikir mengenai fenomena yang timbul karena
proses pembiasan untuk melihat kemampuan awal
peserta didik. Guru menampilkan fenomena :
a) Terbentuknya pelangi.
b) Jalan beraspal apabila dilihat pada jarak ± 200 meter
pada saat siang hari terlihat seperti ada genangan air.
d) Kolam yang terlihat lebih dangkal daripada kondisi
normal.
Setelah siswa memperhatikan fenomena tersebut,
kemudian guru mengajukan pertanyaan: Mengapa
fenomena tersebut dapat terjadi? Guru mengarahkan
jawaban peserta didik terhadap sifat-sifat cahaya.
Guru menyampaiakan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai dan memperkenalkan simulasi PhET pada
peserta didik.
Guru menyampaikan manfaat mempelajari materi sifat
– sifat cahaya.
Guru membagi siswa dalam kelompok (5-6 peserta
didik/kelompok)
Guru menyampaikan informasi tentang kegiatan yang
akan dilakukan peserta didik dalam kelompok yaitu
mengamati arah rambatan cahaya, mengamati
bagaimana cahaya dapat dibiaskan, dan menghasilkan
laporan pengamatan dengan menggunakan simulasi
PhET.
Guru membimbing kelompok dalam melakukan
pengamatan tersebut.
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
Guru memberi salam dan membuka pelajaran dengan 15 menit
PENDAHULUAN berdoa bersama dipimpin salah seorang peserta didik.
Guru memeriksa kehadiran peserta didik dan mengenal
karakteristik peserta didik.
Guru memotivasi siswa dengan melakukan apersepsi.
“Coba perhatikan lingkungan di sekitar kalian saat
siang hari!. Kalian dapat melihat hijaunya daun,
birunya langit, putihnya awan, melihat meja, buku,
indahnya lukisan dan lain sebagainya. Apakah sempat
terpikirkan oleh kalian bagaimana kita dapat melihat
semua itu?”
Guru mengarahkan jawaban peserta didik.
Guru menyampaiakan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai pada peserta didik.
Guru menyampaikan manfaat mempelajari
pembentukan bayangan pada manusia.
Guru membagi siswa dalam kelompok (5-6 peserta
didik/kelompok)
Guru menyampaikan informasi tentang kegiatan yang
akan dilakukan peserta didik dalam kelompok yaitu
mengamati pembentukan bayangan pada mata manusia
dengan menggunakan lensa cembung dan menghasilkan
laporan pengamatan dengan percobaan menggunakan
kit optik.
Guru membimbing kelompok dalam melakukan
pengamatan tersebut.
KEGIATAN INTI Mengamati 90 menit
d. Instrumen Penilaian(terlampir)
………………… …………..……………………….
Lampiran 4 : LKPD Kelas Eksperimen
Nama :
Kelas :
PEMANTULAN
Kelompok :
CAHAYA/01
Tanggal :
Pengantar
Sifat gelombang cahaya yang paling sering kita temui adalah pemantulan cahaya.
Cahaya yang mengenai permukaan bening dan rata akan dipantulkan secara teratur oleh
permukaan tersebut.
Pemantulan teratur terjadi pada permukaan pantul yang mendatar atau rata.
Ketika seberkas cah aya mengenai permukaan pantul yang rata, seluruh cahaya yang
datang akan dipantulkan dengan arah yang teratur. Benda bening merupakan suatu
benda yang permukaannya sangat halus dan rata sehingga hampir semua cahaya yang
datang padanya dapat dipantulkan.
Perhatikan gambar di bawah ini!
(1) (2)
(4) (5)
Tujuan Kegiatan
Prosedur
1. Aktifkan perangkat lunak PhET, sehingga nampak tampilan seperti gambar berikut:
2. Klik Play with Simulation, sehingga nampak tampilan seperti gambar berikut:
6. Klik pada bagian yang ditunjuk anak panah, sehingga nampak tampilan seperti
gambar berikut:
7. Klik More Tools, sehingga nampak tampilan seperti gambar berikut:
8. Pada bagian kanan atas jika bagian Ray belum aktif maka diaktifkan dengan cara klik
pada bulatan di sebelah Ray, dan pada bagian kanan bawah jika bagian Normal dan
Angles belum ada tanda (v) maka diklik pada bagian Normal dan Angles, sehingga
nampak tampilan seperti berikut:
9. Pada bagian Material atas dipilih Air (udara) dan pada bagian Material bawah dipilih
Glass (kaca) sehingga nampak tampilan seperti gambar berikut:
10. Jalankan animasinya dengan cara klik pada bagian sumber cahaya yang
berwarna merah , sehingga nampak tampilan seperti gambar berikut. Catat
besarnya sudut datang dan sudut pantul pada tabel
Klik di sini
11. Ulangi 4 kali langkah di atas dengan cara menggeser sumber cahaya
sehingga sudut datangnya berbeda-beda yaitu 10o, 30o, 45o, 60o, 90o. (lihat
gambar berikut!)
Kesimpulan
Aktivitas 2 : Menyelidiki sifat pemantulan cahaya pada cermin lengkung
Prosedur Percobaan
1) Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan, apakah yang terjadi pada berkas
sinar setelah mengenai cermin cembung? Jelaskan!
Kesimpulan
Nama :
PEMBIASAN
Kelas :
Lampiran 5
CAHAYA/02
Kelompok :
Tanggal :
Pengantar
Prosedur
Aktivitas I : Menyelidiki sifat pembiasan cahaya pada bidang datar.
Diskusi
1. Dari eksperimen yang telah dilakukan, bagaimana jalannya sinar yang datang
dari medium kurang rapat ke medium yang rapat?
2. Bagaimana jalannya sinar yang datang dari medium rapat ke medium yang
kurang rapat?
4. Ukur sudut i1, r1, i2, r2 dan D, masukkan dalam table pengamatan
No i1 r1 i2 r2 β D
1
2
3
4
5
Diskusi
1. Dari eksperimen yang telah dilakukan, bagaimana pembiasan cahaya pada prisma?
Kesimpulan
Nama :
Kelas :
Kelompok :
Tanggal : PEMBENTUKAN BAYANGAN
PADA MATA MANUSIA/03
Fenomena
Mata merupakan sarana utama untuk mengumpulkan informasi dari sekitar kita
karena sekitar 75% informasi yang kita terima merupakan informasi visual. Coba
perhatikan lingkungan di sekitar kalian saat siang hari!. Kalian dapat melihat hijaunya daun,
birunya langit, putihnya awan, melihat meja, buku, indahnya lukisan dan lain sebagainya.
Apakah sempat terpikirkan oleh kalian bagaimana kita dapat melihat semua itu? Mari kita
selidiki!
Tujuan
2. Klik pada bagian yang ditunjuk anak panah, sehingga nampak tampilan seperti
gambar berikut:
3. Klik pada bagian yang ditunjuk anak panah, sehingga nampak tampilan seperti
gambar berikut:
4. Klik/ceklis pilihan menu “Layar” seperti berikut, untuk mengukur jarak kalian bisa
klik/ceklis menu “Garisan”:
5. Geser-geserlah layar yang berwarna hitam hingga menangkap bayangan secara tajam
dan jelas
6. Ukurlah jarak layar yang berwarna hitam dari lensa cembung sebagai jarak bayangan
(Si)!
8. Letakkan lensa cembung diantara lilin dan kertas HVS. Jarak sumber cahaya dengan
lensa cembung adalah 60 cm (So = 60 cm)!
Tulislah data hasil pengamatan kalian pada tabel yang telah disediakan di bawah ini!
No S0(cm) Si(cm) 1 1
SO Si
1 60
2 80
3 100
4 120
5 140
Diskusi
2. Gambarkanlah jalannya cahaya pada mata manusia sehingga manusia dapat melihat
suatu objek!
Kesimpulan
Lampiran 5 : LKPD Kelas Kontrol
Nama :
Kelas :
Tabel: Hasil Pengamatan
Kelompok PEMANTULAN
Tanggal : CAHAYA/01
No Sudut datang Sudut pantul
1 10 o
2 30o
3 45o
Tujuan 4 60o
5 90o
1. Menyelidiki sifat pemantulan cahaya pada cermin datar
2. Menyelidiki sifat pemantulan cahaya pada cermin cekung
3. Menyelidiki sifat pemantulan cahaya pada cermin cekung
Diskusi
Prosedur Percobaan
Kesimpulan
Prosedur
Diskusi
1) Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan, apakah yang terjadi pada berkas sinar
setelah mengenai cermin cekung? Jelaskan!
Kesimpulan
Aktivitas 3 : Menyelidiki sifat pemantulan cahaya pada cermin cembung
Prosedur
Diskusi
1) Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan, apakah yang terjadi pada berkas sinar
setelah mengenai cermin cekung? Jelaskan!
Kesimpulan
Nama :
Kelas :
Kelompok :
Tanggal :
PEMBIASAN
CAHAYA/02
Pengantar
Tujuan
Prosedur Percobaan
Diskusi
1. Dari eksperimen yang telah dilakukan bagaimana jalannya sinar yang datang dari
medium kurang rapat ke medium yang rapat?
2. Bagaimana jalannya sinar yang datang dari medium yang rapat ke medium kurang
rapat?
Prosedur Percobaan
1. Dari eksperimen yang telah dilakukan bagaimana jalannya berkas sinar datang dan
bias pada lensa cekung?
2. Bagaimana jalannya berkas sinar datang dan bias pada lensa cembung?
Prosedur Percobaan
Tabel Pengamatan
1. Dari eksperimen yang telah dilakukan, bagaimana pembiasan cahaya pada prisma?
Kesimpulan
Nama :
Kelas :
Kelompok :
Tanggal :
PEMBENTUKAN BAYANGAN
PADA MATA MANUSIA/03
Pengantar
Mata merupakan sarana utama untuk mengumpulkan informasi dari sekitar kita
karena sekitar 75% informasi yang kita terima merupakan informasi visual. Coba
perhatikan lingkungan di sekitar kalian saat siang hari!. Kalian dapat melihat hijaunya
daun, birunya langit, putihnya awan, melihat meja, buku, indahnya lukisan dan lain
sebagainya. Apakah sempat terpikirkan oleh kalian bagaimana kita dapat melihat semua
itu? Mari kita selidiki!
Tujuan Praktikum
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan dan rangkai seperti gambar dibawah.
Tulislah data hasil pengamatan kalian pada tabel yang telah disediakan di bawah ini!
No S0(cm) Si(cm) 1 1
SO Si
1
5
Diskusi
2. Gambarkanlah jalannya cahaya pada mata manusia sehingga manusia dapat melihat
suatu objek!
Kesimpulan
Lampiran 6
Soal Post-Test
pembiasan cahaya,siswa
diagram pembiasan dapat menunjukkan
B C2
cahaya yang benar konsep yang benar
tentangpembiasan cahaya