Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan pada masa saat ini memiliki peranan yang sangat penting dalam

pembangunan dan kemajuan bangsa, terlebih Negara Indonesia memiliki sumber

daya manusia yang sangat memadai untuk pengembangan Negara agar lebih maju

lagi. Melalui pendidikan kita dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia

(SDM), baik dari segi pengetahuan, keterampilan, dan sikap, serta memberikan

bekal kompetensi kepada pelajar Indonesia sebagai generasi penerus yang

menetukan perkembangan dan kemajuan bangsa. Untuk itu terdapat beberapa

tolak ukur yang dapat digunakan untuk melihat kemajuan suatu bangsa, salah

satunya merupakan dengan melihat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

(IPTEK). Pembelajaran IPA di suatu sekolah memiliki peranan untuk

mengembangkan pemikiran anak bangsa agar lebih mahir dan mampu

menciptakan beragam Teknologi terbarukan yang mampu memajukan bangsanya

sendiri (Noor et al., 2019).

Selain itu, dapat kita ketahui bahwa pembelajaran IPA merupakan

pembelajaran yang menuntut untuk membuktikan sesuatu antara teori dan fakta

melalui eksperimen. Dalam fase kegiatan di kehidupan sehari-hari kita bisa

mengamati melalui kejadian alam yang terjadi. Misalnya proses gerhana bulan,

proses terjadinya pelangi dan lain-lain. Pembelajar IPA akan lebih bermakna jika

kita mampu menemukan sesuatu hal baru yang akan menjadikan pengalaman baru

dank an merangsang kita untuk berfikir kritis. Salah satunya merupakan dengan
cara pembuktian, di sekolah biasanya siswa ada kegiatan praktikum untuk

membuktikan suatu materi pembelajaran yang telah diberikan oleh guru

sebelumnya dan mampu mengarahkan siswa untuk memahami suatu materi yang

menjadi fakta atau hanya sebuah teori saja (Erwin, 2019).

Oleh karena itu adanya suatu kegiatan praktikum untuk menyokong proses

pembelajaran siswa akan menarik jika ada media pembelajaran tersebut di dalam

kelas sehingga proses pembelajaran bisa berjalan dengan maksimal. Hal ini karena

media pembelajaran merupakan alat menyampaikan pesan atau sumber belajar

IPA kepada siswa sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif.

Jika kita melihat secara seksama dalam pembelajaran IPA di negara-negara

maju dimana pembelajaran tersebut sudah berkembang sangat pesat, hal ini dapat

dilihat dari penemuan-penemuan baru yang terkait dengan teknologi. Apabila

dibandingkan dengan negara-negara maju, pembelajaran IPA di Indonesia masih

tertinggal jauh. Pembelajaran IPA di Indonesia belum mencapai standar yang

diinginkan, padahal IPA memiliki peranan penting untuk memajukan ilmu

pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam rangka memajukan bangsa (Erviana,

2015).

Pelajaran IPA di sekolah dilaksanakan bertujuan untuk mempersiapkan

peserta didik agar mampu

(a) Mempelajari sains pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi

(b) memasuki tantangan dunia kerja dan menjalankan tugas dalam bidang

kerjanya
(c) berkembang menjadi anggota masyarakat yang melek sains (science

literate) atau memiliki literasi sains yang baik.

Berdasarkan dari ketiga tujuan tersebut selain dituntut mempersiapkan diri

untuk persaingan pendidikan dan dunia kerja pada abad 21, peserta didik juga

dituntut untuk memiliki kemampuan literasi sains (science literacy) yang baik.

Secara sederhana materi pembealajaran sains dapat diartikan sebagai kemampuan

untuk menggunakan pengetahuan sains, mengidentifikasi pertanyaan, dan menarik

kesimpulan berdasarkan bukti-bukti, dalam rangka memahami serta membuat

keputusan terhadap suatu masalah yang telah terjadi di sekitar

Namun ada beberapa kendala yang menyebabkan siswa tidak bisa menikmati

pembelajaran bermakna tersebut, diantaranya: Pertama, banyak madrasah yang

belum memiliki media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan salah satu

penunjang keberhasilan pembelajaran dalam menigkatkan minat dan atensi siswa.

Selain itu, media yang digunakan berasal dari bahan yang murah dan mudah

diperoleh dan guru dapat dengan mudah membuatnya (Erviana, 2015).

Selain dari itu masih jarang sekolah-sekolah yang memiliki media tersebut

karena berbagai alasan. Kedua, Guru merasa kerepotan apabila melakukan

peragaan sederhana dalam kelas karena membutuhkan waktu yang lebih banyak.

Karena kita tahu untuk menggunakan media diperlukan waktu tambahan, selain

itu guru tidak ada yang membantu didalam kelas sehingga tidak banyak guru yang

mampu melaksanakan kegiatan tersebut dan mau menggunakan media yang rumit

dimana kegiatan tersebut memakan butuh waktu lama untuk menyusunnya.

Ketiga, siswa kurang tertarik dengan media pembelajaran yang sulit dipahami
dalam pembelajaran karena alat dan bahan yang digunakan tidak dikenal oleh

siswa, siswa lebih mampu memahami pembelajaran jika dirasa pembelajaran

tersebut menarik dan dapat ia praktikan secara langsung.

Secara keseluruhan Media Pembelajaran merupakan suatu alternative yang

digunakan sebagai sumber pembelajaran yang dilakukan baik dikelas ataupun

diluar kelas. Dalam prosesnya kegiatan ini dapat berguna sebagai penilaian tolak

ukur penilaian kreatifitas seorang siswa dalam mengembangkan dan menangkap

materi pembelajaran yang di jelaskan dengan menggunakan media yang berbeda.

Saat ini banyak siswa yang merasakan sulit sekali untuk memahami mata

pelajaran IPA. Berdasarkan kendala tersebut akhirnya peneliti termotivasi untuk

melakukan observasi, yaitu dengan mengamati hasil belajar kelas VIII yang mana

hal tersebut melalui prosedur wawancara dan beberapa siswa. Hasil wawancara

menunjukkan, ternyata siswa sangat lemah dalam memahami konsep dasar IPA.

Siswa tidak mengerti penjelasan guru, dan beralih kepada metode belajar denggan

menggunakan alat peraga yang berbahan dasar dari barang sisa rumah tangga atau

barang yang sudah tidak terpakai lagi sebelumnya.

Oleh karena itu saat ini penulis tertarik untuk mengangkat judul penelitian

dengan tema “Analisis Pemanfaatan Alat dan Bahan Rumah Tangga sebagai

Sumber Belajar Berbasis Pendekatan Keterampilan Proses pada Pembelajaran IPA

Materi Sistem Ekskresi Manusia Kelas VIII SMP N 9 Salatiga Tahun Ajaran

2021/2022”

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat kita ketahui bedasarkan dengan

pembahasan di atas ialah untuk mengetahui sejauh manakah pemanfaatan alat dan

bahan rumah tangga sebagai media pembelajaran berbasis pendekatan

keterampilan proses pada pembelajaran ipa materi sistem ekskresi manusia kelas

viii smp n 9 salatiga tahun ajaran 2021/2022

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang akan dilakukan penulis saat ini ialah:

1. Mengetahui sejauh mana pemanfaatan alat dan bahan rumah tangga

mampu digunakan sebagai media pembelajaran Ipa

2. Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap pembelajaran

ekskresi manusia dengan menggunakan media praktikum

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Berdasarkan pada hasil pemaparan tujuan penelitian yang hendak dicapai,

maka penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat dalam pendidikan baik secara

langsung maupun tidak langsung yaitu:

a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pembaharuan kurikulum di

SMPN 9 Salatiga yang terus berkembang sesuai dengan tuntutan

masyarakat dan sesuai dengan kebutuhan perkembangan peserta didik.

b. Memberikan sumbangan ilmiah dalam ilmu Pendidikan kepada siswa dan

siswi SMPN 9 Salatiga terkati dengan pemanfaatan alat dan bahan rumah

tangga sebagai sumber belajar berbasis pendekatan keterampilan proses


pada pembelajaran ipa materi sistem ekskresi manusia kelas viii smp n 9

salatiga

c. Sebagai pijakan dan referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya yang

berhubungan dengan peningkatan kemampuan sains pada anak usia dini

serta menjadi bahan kajian lebih lanjut.

2. Manfaat praktis

Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut:

a. Bagi penulis Dapat menambah wawasan dan pengalaman langsung tentang

cara meningkatkan kemampuan sains siswa melalui metode eksperimen.

b. Bagi pendidik dan calon pendidik Dapat menambah pengetahuan dan

sumbangan pemikiran tentang cara mengembangkan kemampuan sains

khususnya melalui metode eksperimen.

c. Bagi siswa yang turun langsung melakukan praktikum, diharapkan dapat

memperoleh pengalaman langsung mengenai pembelajaran secara aktif,

kreatif dan menyenangkan melalui metode eksperimen.

d. Bagi sekolah Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun program

pembelajaran serta menentukan metode dan media pembelajaran yang

tepat untuk mengembangkan minat pembelajaran.

E. Definisi Oprasional

Agar tidak terjadi kesalahan dalam mengartikan istilah yang digunakan

dalam penelitian ini, peneliti akan menjelaskan beberapa istilah atau definisi

operasional yang nantinya akan digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini

yaitu:
1. Analisis

Bedasarkan pada KBBI, analisis merupakan penyelidikan terhadap suatu

peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang

sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya). Secara harfiah,

pengertian analisis merupakan aktivitas yang terdiri dari serangkaian kegiatan

seperti; mengurai, membedakan, dan memilah sesuatu untuk dikelompokkan

kembali menurut kriteria tertentu dan kemudian dicari kaitannya lalu ditafsirkan

maknanya.

Pendapat lain menyebutkan pengertian analisis merupakan usaha dalam

mengamati sesuatu secara mendetail dengan cara menguraikan komponen-

komponen pembentuknya atau menyusun komponen tersebut untuk dikaji lebih

lanjut. Selain itu dapat kita ketahui dan pahami juga bahwa analisis adalah

penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri

serta hubungan antara bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan

pemahaman arti keseluruhan.

Analisis sendiri juga dapat kita ketahui sebagai suatu usaha untuk memilah

suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hirarkinya

dan atau susunannya. Analisis juga dapat diketahui sebagai kemampuan

menguraikan yang mana dimaksudkan untukmenguraikan satuan menjadi unit-

unit terpisah, membagi satuan menjadi sub-sub atau bagian, membedakan antara

dua yang sama, memilih dan mengenai perbedaan diantara beberapa yang dalam

satu kesatuan (Septiani et al., 2020).


Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis adalah

suatu kegiatan untuk menemukan temuan baru terhadap objek yg akan diteliti

ataupun diamati oleh peneliti dengan menemukan bukti-bukti yg akurat pada

objek tersebut,

2. Pemanfaatan Alat dan Bahan Rumah Tangga

Pemafaatan alat dan bahan rumah tangga merupakan memanfaatkan kedua

keperluan yang dapat kita cari dirumah menjadi sebuah media pembelajaran atau

eksperimen siswa yang mana sebelumnya telah di telaah terlebih dahulu dan di

sesuaikan bedasarkan dengan materi ajar yang dipaparkan sebelumnya. Dengan

alternative ini guru dapat memanfaatkan alat-alat yang di dapatkan dari rumah

sebagai media yang nantinya di olah untuk menjadi bahan praktik. Hal ini

bertujuan untuk mengurangi limbah yang terbuang sia-sia dan dimanfaatkan

sebaik mungkin (Marliani, 2014).

Selain itu adanya keterkaitan dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang

semakin pesat dan di iringi dengan semakin merebaknya permukiman masyarakat

akan berpengaruh terhadap jumlah buangan limbah yang ditimbulkan oleh

aktifitas dalam rumah tangga. Dewasa ini, semakin banyak masyarakat umum

yang membuang limbahnya langsung ke lingkungan.

Pembuangan secara langsung inilah yang menjadi sebuah penyebab utama

terjadinya pencemaran terhadap lingkungan. Sebagai contohnya ialah terjadi

peningkatan pencemaran air sungai khususnya pada sungai-sungai yang melintasi

perkotaan dan permukiman yang padat. Hal itu disebabkan karena sampai saat ini

sistem pengolahan dan pembuangan limbah rumah tangga di kota-kota besar


masih menggunakan cara tradisional yaitu mengalirkan secara langsung melalui

saluran pembuangan menuju ke riol utama kota dan berakhir di pantai atau laut

sebagai saluran pembuangan akhir (Marliani, 2014).

Akibat yang dapat ditimbulkan yaitu terjadinya kerusakan lingkungan

pada tempattempat pembuangan limbah rumah tangga seperti sungai, rawa-rawa

dan perairan pantai. Untuk menanggulangi hal ini, sangat diperlukan upaya

pengolahan limbah rumah tangga, baik limbah padat maupun limbah cair untuk

mencegah terjadinya pencemaran lingkungan (Pitri Ramadan.,et al 2020).

Limbah-limbah yang masih dapat digunakan atau di daur ulang dapat di

alokasikan sebagai media pembelejaran. Seringkali limbah kering kembali

dimanfaatkan untuk diolah menjadi sebuah alat peraga atau barang bermanfaat

lainnya guna membantu menekan angka pembuangan limbah kering tersebut

semakin parah dan terbuang-sia-sia

Secara pribadi penulis berpendapat bahwa pemanfaatan Alat dan Bahan

Rumah tangga ialah untuk meminimalisir terbuangnya bahan-bahan yang

sebenarnya masih dapat digunakan atau di daur ulang menjadi bahan yang

bermanfaat. Hal ini bertujuan untuk melakukan penghematan serta meminimalisir

pencemaran secara tidak langsung.

3. Sumber Belajar

Sumber belajar merupakan suatu kegiatan ataupun proses di berbagai

media pembelejaran baik berupa data, orang, metode, media, tempat

berlangsungnya pembelajaran, yang digunakan oleh peserta didik demi


memudahkan dalam belajar para siswa (Samsinar, 2019-,196). Menurut penulis

secara pribadi Sumber belajar merupakan suatu bahan ataupun media

pembelajaran yang mana mengandung pesan pembelajaran, baik yang diminati

secara khusus seperti film pendidikan, peta, grafik, buku paket dan sebagainya.

Dengan demikian dapat kita ketahui secara seksama sumber belajar

memiliki fungsi yaitu:

1. Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan yang mana terbagi

kedalam:

a) Mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu

secara lebih baik

b) Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih

banyak membina dan mengembangkan gairah.

2. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual,

dengan cara:

(a) Mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional

(b) Memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan

kemampuannnya.

3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara:

(a) Perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis

(b) Pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.

4. Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan

(a) Meningkatkan kemampuan sumber belajar

(b) Penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit.

5. Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu


(a) Mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan

abstrak dengan realitas yang sifatnya kongkrit

(b) Memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.

6. Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan

menyajikan informasi yang mampu menembus batas geografis.

4. Pendekatan Keterampilan

Pendekatan keterampilan merupakan suatu proses pembelajaran yang mana

telah dirancang sedemikian rupa, sehingga siswa dapat menemukan fakta-fakta,

membangun konsepkonsep dan teori-teori dengan keterampilan intelektual dan

sikap ilmiah siswa sendiri. Siswa diberi kesempatan untuk terlibat langsung

kegiatan-kegiatan ilmiah seperti yang dikerjakan pada ilmuan, tetapi pendekatan

keterampilan proses tidak bermaksud menjadikan setiap siswa menjadi ilmuan.

5. Proses Pada Pembelajaran IPA sistim ekskresi

Peneliti mengamati serta terjun langsung dalam pelaksanaan penerapan

metode pembelajaran tersebut kepada para siswa dan mengarahkannya secara

mendetail bagaimana tahapan yang harus dilakukan sebelumnya. Materi yang

digunakan pada penelitian ini merupakan sistem ekskresi manusia. Materi ini

dipelajari oleh siswa SMP kelas VIII yang membahas tentang sistem pengeluaran

zat sisa metabolisme di dalam tubuh manusia melalui organ ginjal, 10 kulit, paru-

paru, dan hati.

Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 mengatur tentang Kompetensi

Dasar pada materi sistem ekskresi manusia (Kemendikbud, 2016) yaitu KD 3.10

menganalisis sistem ekskresi pada manusia dan memahami gangguan pada sistem
ekskresi serta upaya menjaga kesehatan sistem ekskresi, dan KD 4.10 membuat

karya tentang sistem ekskresi pada manusia dan penerapannya dalam menjaga

kesehatan diri. Masyarakat mengenal beberapa penyakit dan gangguan pada

sistem ekskresi, mereka juga memiliki pengetahuan sendiri mengenai hal tersebut.

Penyakit dan kelainan sistem ekskresi berdasarkan pengetahuan masyarakat dapat

direkonstruksikan menjadi pengetahuan ilmiah.

Hasil observasi yang telah dilakukan di masyarakat diperoleh data tentang

penyakit dan kelainan sistem ekskresi antara lain anyang-anyangan yang secara

ilmiah disebut infeksi saluran kemih, kutil secara ilmiah disebut veruka, paru-paru

basah secara ilmiah disebut pneumonia dan penyakit kuning secara ilmiah disebut

jaundice atau ikterus.

6. SMP N 9 Salatiga

F. Sistematika Penulisan

Gambaran lebih jelas tentang isi dari keseluruhan skripsi disajikan dalam

struktur organisasi skripsi sebagai berikut:

1. Bab I Pendahuluan

Bagian pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang masalah

melakukan penelitian, rumusan masalah penelitian, batasan masalah penelitian,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan struktur organisasi

skripsi.
2. Bab II Kajian Teoretis

Bagian ini membahas mengenai kajian teori yang menjadi landasan yang

digunakan oleh peneliti untuk membahas dan menganalisis masalah yang terkait

dengan variable bebas dan variable terikat dalam penelitian. Analisis dan

pemngembangan materi pelajaran yang diteliti. Kerangka pemikiran, asumsi dan

hipotesis penelitian.

3. Bab III Metode Penelitian

Bagian ini membahas mengenai metode penelitian yang meliputi: metode

penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrument penelitian

dan rancangan analisis data.

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bagian ini membahas mengenai deskripsi hasil dan temuan penelitian serta

pembahasannya.

5. Bab V Simpulan dan Saran

Bagian ini mebahasa mengenai simpulan terhadap hasil temuan dari

penelitian dan saran peneliti sebagai pemaknaan hasil temuan penelitian.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap

orang sepanjang hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara

seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja

dan di mana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar

merupakan adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin

disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, ketrampilan atau

perubahan dalam sikapnya. Belajar secara etimologis dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”.

Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar merupakan sebuah kegiatan untuk

mencapai kepandaian atau ilmu. Usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu

merupakan usaha dari manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu

atau kepandaian yang belum dimiliki sebelumnya. Sehingga dengan belajar itu

manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki

sesuatu (Jailani, 2017).

Untuk itu dapat diketahui bahwa belajar sebagai suatu proses di mana suatu

organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.

1) Perubahan Perilaku Belajar menyangkut perubahan dalam suatu organisme.

Hal ini berarti bahwa belajar membutuhkan waktu. Untuk mengukur belajar,

kita membandingkan cara organisme itu berperilkau pada satu waktu dengan
cara organisme irtu berperilaku pada waktu yang selanjutnya dalam suasana

yang berbeda. Apabila perilaku dalam suasana serupa itu berbeda untuk

wakutu itu, dapat berkesimpulan bahwa telah terjadi belajar.

2) Perilaku Terbuka Perilaku menyangkut aksi atau tindakan yang merupakan hal

yang menjadi perhatian utama apakah terdapat perubahan-perubahan dalam

perilaku atau tindakan telah terjadi. Perilaku berbicara, menulis, bergerak dan

lainnya memberi kesempatan untuk mempelajari perilaku-perilaku berpikir,

merasa, mengingat, memecahkan masalah, berbuat kreatif dan lain-lain.

Perilaku terbuka selalu menjadi pusat perhatian. Banyaknya ahli psikologi

menganggap perilaku terbuka sebagai suatu tanda untuk menyimpulkan apa

yang terjadi dalam pikiran seseoarang.

3) Belajar dan Pengalaman Komponen terakhir dalam definisi belajar ialah

“sebagai suatu hasil pengalaman”. Istilah pengalaman membatasi macam-

macam perubahan perilaku yang dapat dianggap mewakili belajar. Batasan ini

penting dan sulit untuk didefinisikan. Biasanya batasan ini dilakukan dengan

memperhatikan penyebab-penyebab perubahan dalam perilaku yang tidak

dapat dianggap sebagai hasil pengalaman.

4) Belajar dan Kematangan Proses lain yang menghasilkan perubahan perilaku

yang tidak termasuk belajar ialah kematangan. Perubahan perilaku yang

disebabkan oleh kematangan terjadi apabila perilkau itu disebabkan oleh

perubahan-perubahan yang berlangsung dalam proses pertumbuhan dan

pengembangan secara fisiologis.

Pembelajaran sendiri merupakan suatu aspek kegiatan mansia yang kompleks

yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran secara simpel dapat


diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan

pengalaman hidup. Sedangkan dalam makna yang lebih kompleks pembelajaran

hakikatnya merupakan usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswa

dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Dari makna ini jelas terlihat

bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta

didik, di mana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan

terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya.Dalam

konteks inilah kemud ian diperlukan kurikulum atau pengetahuan yang diinginkan

siswa dan bagaimana cara yang efektif untuk mendapatkannya (Samsinar, 2019).

B. Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin yaitu medius yang secara harfiah berarti

tengah, perantara atau pengantar media belajar. Media berarti perantara atau

pengantar. Media pembelajaran merupakan sarana atau alat untuk meningkatkan

kegiatan proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas materi yang

akan disampaikan (Dewi & Rati, 2017). Diketahui bahwa media apabila telah

dipahami secara garis besar merupakan manusia, materi atau kejadian yang

membangun yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan

atau sikap. Dalam pengertian ini guru, buku teks dan lingkungan sekolah yang

merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar

mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis atau elektronik

untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau

verbal.
Media pembelajaran itu sendiri dapat disimpulkan segala sesuatu yang dapat

dipergunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran,

membangkitkan semangat, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat

mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa. Media pembelajaran

yang interaktif tidak harus memakan waktu yang lama, malah jika media

pembelajaran tersebut dapat di persingkat dan menggunakan sesuatu hal yang

mudah dipahami siswa maka akan sangat mempercepat proses penjelasan kepada

murid (Arda et al., 2015)

Dalam proses pembelajaran, dua unsur yang amat penting adalah metode

mengajar dan media pembelajaran. Kedua unsur ini saling berkaitan. Pemilihan

salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media

pembelajaran yang sesuai, meskipun ada aspek lain yang harus diperhatikan

dalam memilih suatu media dalam pembelajaran. Seperti tujuan, jenis tugas, dan

respon yang diharapkan pebelajar kuasai setelah pembelajaran berlangsung dan

konteks pembelajaran termasuk karakteristik pebelajar. Meskipun demikian, dapat

dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat

bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar

yang ditata diciptakan oleh guru.

C. Alat Peraga

Alat peraga merupakan salah satu media objek pembelajaran yang merupakan

bentuk yang menggambarkan mekanisme kerja suatu benda. Alat peraga memiliki

fungsi untuk memperagakan peristiwa, kegiatan, fenomena, atau mekanisme kerja

suatu benda. Alat peraga dapat memuat ciri dan bentuk dari konsep materi ajar
yang digunakan untuk memperagakan materi yang berupa penggambaran

mekanisasi, peristiwa dan kegiatan sehingga materi bisa lebih mudah dipahami

oleh siswa. Alat peraga dapat didefinisikan sebagai alat bantu untuk mendidik

atau mengajar supaya konsep yang diajarkan guru mudah dimengerti oleh siswa

dan menjadi alat bantu dalam proses pembelajaran yang dibuat oleh guru atau

siswa dari bahan sederhana yang mudah didapat dari lingkungan sekitar. Alat ini

berfungsi untuk membantu mempermudah dalam mencapai kompetensi

pembelajaran.

Penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar bukan merupakan

fungsi tambahan tetapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk

mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif, merupakan bagian yang

integral dari keseluruhan situasi mengajar, tujuan dan isi pelajaran, untuk

mempercepat proses belajar mengajar dan membantu peserta didik dalam

menangkap pengertian yang diberikan guru, serta diutamakan untuk

mempertinggi mutu belajar mengajar.

Penggunaan alat peraga dapat memenuhi semua gaya belajar siswa berdasarkan

modalitas. Alat peraga yang diperagakan guru memenuhi kebutuhan siswa dengan

gaya belajar visual, penjelasan dari guru untuk melengkapi keterbatasan yang

tidak dapat dijelaskan oleh alat peraga sehingga informasi yang diperoleh siswa

lebih utuh hal ini memenuhi kebutuhan siswa denga gaya belajar auditori

sedangkan kesempatan kepada siswa untuk mendemonstrasikan sendiri dapat

memenuhi gaya belajar siswa yang Kinestetik hal ini dapat membuat
pembelajaran yang disampaikan berkesan, mudah diingat dan berdampak untuk

meningkatkan hasil belajar siswa.

Alat peraga didefinisikan sebagai alat bantu untuk mendidik atau mengajar

supaya konsep yang diajarkan guru mudah dimengerti oleh siswa dan menjadi alat

bantu dalam proses pembelajaran yang dibuat oleh guru atau siswa dari bahan

sederhana yang mudah didapat dari lingkungan sekitar. Alat ini berfungsi untuk

membantu mempermudah dalam mencapai kompetensi pembelajaran. Alat peraga

dapat diciptakan sesuai dengan konsep yang diajarkan dengan biaya yang

terjangkau dari bahan sederhana yang mudah diperoleh bahkan dari bahan bekas

pakai.

Alat ataupun barang yang sudah tidak terpakai tersebut dapat kita temukan di

rumah guna mengurangi sampah atau penumpukan barang yang sudah tidak

terpakai dirumah. Hal tersebut menjadi salah satu alternative siswa untuk

memanfaatkan dan mendaur ulang barang yang sudah tidak berguna menjadi

suatu media belajar yang dapat bermanfaat untuk kedepannya. Alat peraga sendiri

menjadi alternative atau perantara bagi guru untuk menerangkan kepada siswa

terkait dengan bentuk serta fungsi dari alat peraga yang saat itu ditampilkan.

Kata “Alat Peraga” diperoleh dari dua kata alat dan peraga. Kata utamanya

adalah peraga yang artinya bertugas “meragakan” atau membuat bentuk “raga”

atau bentuk “fisik” dari suatu arti/ pengertian yang dijelaskan. Bentuk fisik itu

dapat berbentuk benda nyatanya atau benda tiruan dalam bentuk model atau dalam

bentuk gambar visual/audio visual.


Alat peraga sendiri dapat diketahui sebagai suatu alat yang dapat diserap oleh

mata & telinga dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar siswa

lebih efektif & efisien. Alat Peraga Pendidikan juga dapat terbentuk dari

instrument audio maupun visual yang digunakan untuk membantu proses

pembelajaran menjadi lebih menarik & membangkitkan minat siswa dalam

mendalami suatu materi. Alat peraga merupakan suatu alat yang dipakai untuk

membntu dalam proses belajar-mengajar yang berperan besar sebagai pendukung

kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan oleh pengajar atau guru. Penggunaan

alat peraga ini mempunyai bertujuan untuk memberikan wujud yang riil terhadap

bahan yang dibicarakan dalam materi pembelajaran. Alat peraga yang dipakai

dalam proses belajar-mengajar dalam garis besarnya memiliki manfaat

menambahkan kegiatan belajar para siswa.

Alat peraga menjadi sangat penting untuk menyampaikan gagasan ataupun ide

dan informasi sehingga obyek tersebut dapat terlihat dan dipahami nantinya agar

dapat menggunakannya di masa sekarang atau akan datang. Secara lebih terperinci

adapun kegunaan dari alat peraga atau keuntungannya ialah:

a. Ada alat peraga berbentuk asing. Berkat alat ini, alih-alih mendengarkan

gurunya, peserta didik akan aktif karena organ rasa mereka ikut dilibatkan.

b. Alat peraga dapat memberikan kebebasan kepada peserta didik.

c. Mudah dipahami terutama varian yang dapat disensor karena bersifat konkrit.

d. Alat peraga menyebabkan peserta didik fokus secara lebih mendalam atau

intens.
e. Alat peraga memberikan kesempatan yang lebih bagi peserta didik untuk

menangani dan menggunakan hal-hal tertentu.

f. Alat peraga seketika dapat mengobati rasa penasaran. Peserta didik akan

merasa lebih termotivasi ketika ia melihat kegunaan riil dari apa yang dia

pelajari.

g. Alat peraga dapat mengurangi penggunaan kata dan frasa yang tidak

bermanfaat. Pada saat yang sama, ia akan menambah kejelasan partisipasi dan

akurasi dalam pembelajaran.

h. Alat peraga meniscayakan pengalaman “tangan pertama” di mana peserta didik

melihat demo, menangani aparatus, dan memperoleh pengalaman langsung.

i. Alat peraga menyediakan kesempatan untuk menanamkan sikap ilmiah dan

memberikan pelatihan dalam metode ilmiah

D. Bahan Limbah Rumah Tangga

Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur , kamar mandi,

cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoran manusia . limbah

merupakan buangan atau sesuatu yang tidak terpakai berbentuk cair, Pendidikan

lingkungan hidup suatu tujuan untuk membangun seluruh masyarakat yang sadar

akan pentingnya membangun populasi manusia dan segala masalah yang ada

lingkungan . Air minum adalah bagian dari siklus air global yang sangat penting

bagi manusia yang berfungsi abiotik dan biotik manusia membutuhkan air untuk

proses hidup manusia. Manusia akan menghasilkan limbah karena manusia pelaku

konsumsi dari kegiatan yang dilakukan setiap waktu atau setiap hari , sehinggah

menghasilkan limbah (Noor et al., 2019).


Keberadaan sampah di masyarakat tidak diinginkan bila dihubungkan dengan

jenis kebersihan, kesehatan, kenyamanan dan keindahan lingkungan estetika,

kehadiran sampah dilingkungan, merupakan proses persoalan yang dihadapi

manusia. Untuk itu limbah ataupun sisa bahan yang di gunakan di suatu rumah

dapat dimanfaatkan menjadi media pembelajaran guna menekan angka

pengeluaran keuangan yang semakin menjadi. Selain itu, proses pembuatan media

pembelajaran tersebut memancing kreatifitas dan keaktifan siswa untuk ikut serta

dalam proses pembuatannya. Hal ini lebih menarik bagi siswa untuk terus

mengamati dan ikut serta dalam pembelajaran tersebut (Pitri Ramadan &

Vebrianto, 2020).

Pemafaatan alat dan bahan rumah tangga merupakan memanfaatkan kedua

keperluan yang dapat kita cari dirumah menjadi sebuah media pembelajaran atau

eksperimen siswa yang mana sebelumnya telah di telaah terlebih dahulu dan di

sesuaikan bedasarkan dengan materi ajar yang dipaparkan sebelumnya. Dengan

alternative ini guru dapat memanfaatkan alat-alat yang di dapatkan dari rumah

sebagai media yang nantinya di olah untuk menjadi bahan praktik. Hal ini

bertujuan untuk mengurangi limbah yang terbuang sia-sia dan dimanfaatkan

sebaik mungkin (Marliani, 2014).

Selain itu adanya keterkaitan dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang

semakin pesat dan di iringi dengan semakin merebaknya permukiman masyarakat

akan berpengaruh terhadap jumlah buangan limbah yang ditimbulkan oleh

aktifitas dalam rumah tangga. Dewasa ini, semakin banyak masyarakat umum

yang membuang limbahnya langsung ke lingkungan.


Pembuangan secara langsung inilah yang menjadi sebuah penyebab utama

terjadinya pencemaran terhadap lingkungan. Sebagai contohnya ialah terjadi

peningkatan pencemaran air sungai khususnya pada sungai-sungai yang melintasi

perkotaan dan permukiman yang padat. Hal itu disebabkan karena sampai saat ini

sistem pengolahan dan pembuangan limbah rumah tangga di kota-kota besar

masih menggunakan cara tradisional yaitu mengalirkan secara langsung melalui

saluran pembuangan menuju ke riol utama kota dan berakhir di pantai atau laut

sebagai saluran pembuangan akhir (Marliani, 2014).

Akibat yang dapat ditimbulkan yaitu terjadinya kerusakan lingkungan pada

tempattempat pembuangan limbah rumah tangga seperti sungai, rawa-rawa dan

perairan pantai. Untuk menanggulangi hal ini, sangat diperlukan upaya

pengolahan limbah rumah tangga, baik limbah padat maupun limbah cair untuk

mencegah terjadinya pencemaran lingkungan (Pitri Ramadan.,et al 2020).

Limbah-limbah yang masih dapat digunakan atau di daur ulang dapat di

alokasikan sebagai media pembelejaran. Seringkali limbah kering kembali

dimanfaatkan untuk diolah menjadi sebuah alat peraga atau barang bermanfaat

lainnya guna membantu menekan angka pembuangan limbah kering tersebut

semakin parah dan terbuang-sia-sia.

E. Sumber Belajar

Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data,

orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar,

baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta

didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu (Hidayat
& Gafur, 2015). Dengan demikian dapat kita ketahui secara seksama sumber

belajar memiliki fungsi yaitu:

1. Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan yang mana terbagi

kedalam:

a) Mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu

secara lebih baik

b) Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih

banyak membina dan mengembangkan gairah.

2. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual,

dengan cara:

(a) Mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional

(b) Memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan

kemampuannnya.

3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara:

(a) Perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis

(b) Pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.

4. Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan

(a) Meningkatkan kemampuan sumber belajar

(b) Penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit.

5. Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu

(a) Mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan

abstrak dengan realitas yang sifatnya kongkrit

(b) Memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.


6. Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan

menyajikan informasi yang mampu menembus batas geografis.

Sumber belajar sendiri nantinya dapat berwujud seperti buku paket, modul,

LKS (lembar kerja siswa), realia, model, alat peraga dan lain sebagainya yang

memiliki wujud untuk dipelajari oleh siswa

F. Sistem Eksresi

Menurut (Zikra et al., 2016-104) sistem Eksresi merupakan Suatu organ-organ

yang mana pada sistem ekskresi manusia terdiri dari ginjal sebagai organ utama

sistem ekskresi, paru-paru, hati dan kulit. Semua organ tersebut berperan dalam

pembuangan zat sisa metabolism yang tidak bermanfaat lagi seperti urine,

karbondioksida, bilirubin dan keringat melalui suatu sistem yang disebut sistem

ekskresi.

Urine dibentuk melalui proses yang rumit. Proses tersebut terdiri dari

penyaringan darah (filtrasi), penyerapan kembali (reabsorpsi), dan penambahan

zat sisa (augmentasi). Filtrasi terjadi antara glomerulus dan kapsul bowman.

Tahap ini menghasilkan urine primer yang tidak mengandung protein. Reabsorpsi

terjadi di tubulus kontortus distal. Tahap ini menghasilkan urine sekunder yang

mengandung air, garam, urea, dan pigmen empedu. Augmentasi terjadi di tubulus

kontortus proksimal dan tahap ini menghasilkan urine sesungguhnya

Pada proses pembelajaran, dilakukan berdasarkan permasalahan nyata sehari-

hari sehingga siswa memahami manfaat IPA tidak hanya sebagai teori. Materi

sistem ekskresi manusia dalam kurikulum 2013 terdiri dari beberapa sub bab
materi yaitu organ ginjal, organ hati, organ paru-paru, organ kulit, gangguan dan

penyakit sistem ekskresi serta upaya menjaga kesehatan sistem ekskresi yang

terdapat pada KD 3.10 dan KD 4.10.

G. Hasil Penelitian Relevan

Bedasarkan hasil pembahasan di atas diketahui bahwa penelitian Ainul

Mutaqin telah menunjukan Pembelajaran biologi lebih diorientasikan pada

pembelajaran yang mengutamakan pengalaman belajar bagi peserta didik. Hal ini

bisa diperoleh melalui rangkaian kegiatan interaksi aktif teman sejawat dan

lingkungan belajar peserta didik. Materi yang di angkat untuk pembelajaran

biologi harus dikembangkan dan dikembalikan lagi pada pembelajaran yang

sebenarnya yaitu pendekatan pada produk dan proses pembelajaran dengan cara

melibatkan seluruh siswa secara aktif untuk mengelola serta mengembangkan

keterampilan berfikir yang kritis, keterampilan proses, serta mengembangkan

pembelajaran berbasis discovery learning.

Penelitian selanjutnya milik Nur Sholikah dimana penelitian yang dilakukan

untuk mengembangkan sebuah respirometer sederhana dan alat tersebut diolah

dari bahan daur ulang untuk pembelajaran praktikum IPA. Hasil penelitian ini

berupa respirometer sederhana dari bahan daur ulang yang mana alat ini dapat

digunakan dan mampu digunakan secara akurat untuk mengukur kecepatan

respirasi makhluk hidup. Hasil pengembangan ini kemudian digunakan untuk

mengukur kecepatan respirasi kecambah. Kegiatan pembelajaran IPA merupakan

penemuan sebuah konsep. Resipirometer sederhana ini merupakan peralatan

alternatif atas ketidaksediaan respirometer pabrik untuk kegiatan praktikum.


Kelebihan respirometer daur ulang ini diantaranya merupakan dapat mengukur

secara akurat, lebih murah, dan dapat mengembangkan kreativitas siswa.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir saat ini

menggunakan tipe penelitian Deskriptif. Penelitian tipe deskriptif merupakan

sebuah proses penelitian dimana melakukan prosedur pencarian fakta dengan

interpretasi yang tepat serta mempelajari permasalahan yang ada di dalam

penelitian yang berlangsung serta mengetahui tata cara yang berlaku di dalam

suatu penyelesaian masalah tertentu dimana hal ini terkait dengan suduh pandang,

kegiatan, hubungan, sikap, serta proses penelitian yang berlangsung saat ini

tergolong menjadi suatu studi Komperatif. (Sugiyono, 2014)

Tipe penelitian deskriptif yang berlangsung saat ini berusaha untuk

menggambarkan dan menceritakan bagaimanakah hasil dari observasi dan analisis

terkait dengan bagaimana pengaruh ataupun efektifitas dari pemanfaatan alat dan

bahan rumah tangga sebagai sumber belajar berbasis pendekatan keterampilan

proses pada pembelajaran ipa materi sistem ekskresi manusia untuk siswa/i kelas

viii SMP N 9 Salatiga.

3.1 Spesifikasi Penelitian

Penelitian yang digunakan saat ini ialah penelitian Kualitatif deskirptif yang

mana di dalam penelitian ini merupakan penelitian non hipotesis yang berusaha

menggambarkan predikat kepada variable yang telah penulis teliti sesuai dengan

kondisi yang sebenarnya, Predikat yang diberikan tersbeut dalam bentuk


gambaran sebanding dengan atau atas dasar kondisi yang di inginkan oleh penulis

namun bedasarkan dengan hasil observasi di lapangan.

3.2 Sumber Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif yang

mana sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-

kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati. Selain dari

itu dapat diketahui bahwa penelitiaan kualitatif merupakan tradisi tertentu dalam

ilmu sosial yang secara fundamental bergantung pada penegamatan manusia

dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orangorang tersebut tersebut

dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.

a. Data primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dilapangan oleh peneliti

sebagai objek penulisan. Data primer dalam penelitian ini merupakan hasil

wawancara dan observasi yang dilakukan terhadap pemberi informasi atau data

dan juga siswa siswi kelas VII SMP N 9 Salatiga

b. Data sekunder

Menurut Sugiono (2017) data sekunder merupakan data yang tidak langsung

diberikan kepada peneliti, misalnya penelitian harus melalui orang lain atau

mencari melalui dokumen. Data sekunder pada umunya berbentuk catatan atau

laporan data dokumentasi oleh lembaga tertentu yang dipublikasikan.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan merupakan :

a. Wawancara Yaitu teknik pengumpulan informasi dengan mengadakan

wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dan berwenang untuk

memberikan keterangan dan informasi yang didapatkan dari para ahli

ataupun pemuka agama yang memahami masalah tersebut.

b. Observasi Yaitu sumber yang diperoleh dengan melakukan

pengamatan langsung ke lokasi pelaksanaan penelitian dan pencatatan

terkait dengan apakah adanya pengaruh ataupun efektifitas dari

pemanfaatan alat dan bahan rumah tangga sebagai sumber belajar

berbasis pendekatan keterampilan proses pada pembelajaran ipa materi

sistem ekskresi manusia untuk siswa/i kelas viii SMP N 9 Salatiga.

c. Dokumentasi Yaitu mengumpulkan data dengan cara mengambil data

dari catatan, administrasi dari pihak yang menaungi.

3.4 Metode Penyajian Data

Saat ini metode yang digunakan ialah menggunakan meode analisis deskriptif

yang mana penelitian ini melakukan penyajian data dengan menggambarkan

keadaan atau situasi yang terjadi. Penelitian deskriptif merupakan suatu upaya

untuk menggambarkan apa-apa saja yang saat ini atau sebelumnya terjadi atau

menggambarkan suatu keadaan, mencatatm analisis dan menginterprestasikan

kondisi yang ada saat ini terjadi.

3.5 Metode Analisis Data


Menurut Sugiyono (2014:21) metode analisis deskriptif merupakan sebuah

gambaran yang mana hal tersebut digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana

adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalisasi. Proses pengambilan data yang digunakan selama masa penyelesaian

tugas akhir ini ialah dengan menggunakan cara wawancara, survey lokasi serta

menggambarkan kondisi tersebut secara real.


DAFTAR PUSTAKA

Arda, A., Saehana, S., & Darsikin, D. (2015). Pengembangan Media

Pembelajaran Interaktif Berbasis Komputer Untuk Siswa SMP Kelas VIII.

Mitra Sains, 3(1), 69–77. https://doi.org/10.17977/um067v1i3p216-225

Dewi, A. A. S. P. M., & Rati, N. W. (2017). Penerapan Pendekatan Keterampilan

Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V. Jurnal Ilmiah

Sekolah Dasar, 1(2), 83. https://doi.org/10.23887/jisd.v1i2.10142

Erviana, L. (2015). Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Lingkungan

Sebagai Sarana Praktikum IPA Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep

Siswa Di SMP-It Ar Rahmah Pacitan. Jurnal Dinamika Pendidikan Dasar,

7(2), 71–77.

http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/Dinamika/article/view/936

Erwin, H. (2019). Kata Kunci : pemanfaatan, pengembangan. 6, 61–66.

Hidayat, A., & Gafur, A. (2015). Pengelolaan Dan Pemanfaatan Sumber Belajar

Di Sekolah Tinggi Pariwisata Ampta Yogyakarta. Jurnal Inovasi Teknologi

Pendidikan, 2(1), 1–15. https://doi.org/10.21831/tp.v2i1.5200

Jailani, M. sahran. (2017). Pengembangan Sumber Belajar Berbasis Karakter

Peserta Didik (Ikhtiar optimalisasi Proses Pembelajaran Pendidi-kan Agama

Islam (PAI)). Nadwa: Jurnal Pendidikan Islam, 10(2), 175–192.

https://doi.org/10.21580/nw.2016.10.2.1284

Marliani, N. (2014). Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga ( Sampah Anorganik )


Sebagai Bentuk Implementasi. Formatif, 4(2), 124–132.

Noor, F. M., Prasetyo, D. R., & Fawaida, U. (2019). Pemanfaatan Alat Dan Bahan

Dari Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran Sederhana Mata Pelajaran Ipa

Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Mts Muwahidun Gembong.

Thabiea : Journal of Natural Science Teaching, 2(2), 111–117.

https://doi.org/10.21043/thabiea.v2i2.5967

Pitri Ramadan, C., & Vebrianto, R. (2020). Bingkai dari Limbah Anorganik

sebagai Media Pembelajaran IPA Dalam Mengembangkan Kreativitas Siswa.

Journal for Teachers and Learning, 1(1), 1–5.

Samsinar. (2019). Urgensi Learning Resources (Sumber Belajar) dalam

Meningkatkan Pembelajaran. Jurnal Kependidikan, 13(02), 194–205.

Septiani, Y., Aribbe, E., & Diansyah, R. (2020). ANALISIS KUALITAS

LAYANAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK UNIVERSITAS

ABDURRAB TERHADAP KEPUASAN PENGGUNA MENGGUNAKAN

METODE SEVQUAL (Studi Kasus : Mahasiswa Universitas Abdurrab

Pekanbaru). Jurnal Teknologi Dan Open Source, 3(1), 131–143.

https://doi.org/10.36378/jtos.v3i1.560

Vol, B., & No, I. I. (2016). 1* , 2 2. II(1), 102–113.

Anda mungkin juga menyukai