Anda di halaman 1dari 39

PROPOSAL PTK

PENINGKATAN MINAT BELAJAR TEMA 3 BENDA DI SEKITARKU

MELALUI MEDIA WORDWALL PADA SISWA KELAS 3 SD IHSANIYAH 1

PUSAKA TAHUN PELAJARAN 2020-2021

Disusun oleh

Puji Hastuti, S.Pd.Si

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS NEGERI PGRI SEMARANG
2020
A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Tahun 2020 menjadi sebuah tahun yang penuh ujian bagi masyarakat di

dunia khususnya di Indonesia. WHO telah menetapkan corona virus disease

(Covid-19) menjadi sebuah pandemi global pada bulan Maret lalu. Organisasi

tersebut mendeklarasikan covid-19 sebagai pandemi pada tanggal 11 Maret 2020

sebagaimana diberitakan CNBC (2020). Pandemi adalah wabah yang menyebar

dalam skala global dan memiliki level yang lebih tinggi karena penyebaran yang

sangat cepat dan memakan korban lebih banyak. WHO dalam CNBC (2020).

Pandemi Covid-19 menyebabkan disrupsi di berbagai sektor, tidak terkecuali

sektor pendidikan. Pandemi Covid-19 setidaknya sudah menyebabkan Indonesia

mengubah beberapa kebijakan di dalam sektor pendidikannya. Salah satu dampak

dari perubahan kebijakan pendidikan, yaitu ditiadakannya kegiatan belajar

mengajar tatap muka di sekolah, sebagai gantinya pembelajaran dilaksanakan

daring .

Kebijakan pembelajaran yang dilakukan secara daring berdampak pada minta

belajar siswa kelas III SD Ihsaniyah 1 Pusaka. Siswa di kelas III merasa bosan

dengan penyajian media pembelajaran yang disajikan. Minat adalah suatu rasa

lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang

menyuruh (Slameto, 2010). Siswa akan memiliki minat belajar apabila bahan

pelajaran yang diberikan oleh guru sesuai dengan minat siswa. Bahan pelajaran
yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari. Siswa yang berminat terhadap

kegiatan belajar akan berusaha lebih keras dibandingkan siswa yang kurang

berminat. Minat belajar siswa diharapkan muncul secara maksimal, baik dengan

munculnya perasaan senang, perhatian, maupun adanya keterterlibatan secara

aktif, baik fisik, mental, maupun sosial pada saat belajar. Minat berperan sangat

penting terhadap kegiatan belajar mengajar, dengan adanya minat belajar siswa

akan belajar dengan sebaik- baiknya.

Pembelajaran tematik pada kurikulum 2013 menggunakan pembelajaran

tematik integratif. Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan

pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata

pelajaran ke dalam sebuah tema tertentu. Pembelajaran tematik integratif memiliki

satu tema yang aktual dekat dengan dunia siswa dan ada dalam kehidupan sehari-

hari. Tema ini menjadi satu pemersatu materi yang beragam dari beberapa mata

pelajaran. Pembelajaran tematik integratif perlu memilih materi beberapa mata

pelajaran yang mungkin saling terkait (Nurul Hidayah : 2015).

Salah satu tema yang dipelajari di kelas III semester 1 yaitu Tema 3 Benda

di Sekitarku. Dari karakteristik pembelajaran tematik integratif memberikan

banyak keuntungan bagi siswa maupun guru sendiri. Pembelajaran tersebut

bersifat luwes, menyenangkan dan bersifat kontekstual. Namun tidak dipungkiri

pada sistem pembelajaran daring ini , pembelajaran tematik Integratif

membutuhkan kreativitas guru dalam pengelolaan pembelajaran yang berbasis


teknologi.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-

upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil teknologi dalam proses belajar.

Perkembangan teknologi tersebut menyebabkan semakin banyak media belajar

berbasis teknologi yang ditawarkan. Guru harus mengetahui pembelajaran seperti

apa yang dapat memicu minat belajar siswa dan mempermudah siswa dalam

memahami materi pembelajaran yang diberikan. Salah satu unsur yang penting

dalam konteks belajar mengajar yaitu pemanfaatan media pembelajaran.

Penggunaan media dalam pembelajaran dimaksudkan untuk mengatasi masalah-

masalah yang terjadi, seperti perhatian anak yang tidak konsentrasi, kurangnya

respons siswa karena pembelajaran yang diberikan guru kurang merangsang, serta

suasana belajar yang tidak menyenangkan. Salah satu media pembelajaran yang

dapat digunakan dalam pembelajaran yaitu media Wordwall.

Wordwall merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan

dalam kegiatan belajar di kelas. Wordwall merupakan media pembelajaran

berbasis permainan. Media berbasis permainan dikerjakan secara online ataupun

offline. Dengan demikikan media pembelajaran Wordwall dapat dijadikan sebagai

sarana penunjang untuk memudahkan siswa belajar tema secara menyenangkan

dan bermakna. Sehingga siswa lebih tertarik dalam belajar . Evaluasi

pembelajaran seperti ini dapat digunakan untuk pembelajaran tematik di SD.

Kesulitan belajar siswa dapat diatasi dengan adanya minat belajar pada diri
siswa. Minat belajar siswa dapat ditumbuhkan dan ditingkatkan dengan

menggunakan media pembelajaran yang ada, media belajar juga dapat

mempermudah siswa dalam belajar sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar

yang baik. Media belajar yang digunakan guru dalam kegiatan belajar mengajar di

kelas perlu diketahui sejauh mana media tersebut mempengaruhi minat belajar

siswa. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana

upaya meningkatkan minat belajar siswa pada pembelajaran di tema 3.

2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka peneliti dapat mengidentifikasikan

masalah-masalah sebagai berikut :

a. Kurangnya minat siswa kelas III dalam proses pembelajaran daring

b. Pembelajaran Tema 3membutuhkan media pembelajaran berbasis teknologi

c. Kebutuhan variasi media pembelajaran berbasis teknologi pada

pembelajaran

d.

3. Analisis Masalah

Berdasarkan pengamatan, ternyata masih banyak siswa yang mempunyai minat

belajar yang kurang sehingga membutuhkan media pembelajaran yang lebih variatif

yaitu wordwall untuk meningkatkan minat belajar siswa pada pembelajaran di Tema

3 Benda di Sekitarku.
4. Rumusan Masalah

Dari analisis masalah tersebut, maka didapat rumusan masalah yaitu bagaimana

meningkatkan minat belajar tema 3 Benda di Sekitarku melalui media wordwall pada

siswa kelas 3 SD Ihsaniyah1 Pusaka?

5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah di atas, yaitu

mengetahui peningkatan minat belajar tema 3 Benda di Sekitarku melalui media

wordwall pada siswa kelas 3 SD Ihsaniyah1 Pusaka.

6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan di SD Ihsaniyah 1 Pusaka diharapkan

memberikan manfaat sebagai berikut.

1. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa

dalam belajar. Selain itu, diharapkan juga siswa dapat memaknai setiap materi

yang disampaikan.

2. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi guru untuk


memilih dan menggunakan media belajar yang memberikan pengalaman

belajar yang berkesan bagi siswa dengan memanfaatkan media pembelajaran

yang ada, sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.

3. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta

pengalaman bagi peneliti, sehingga dikemudian hari ketika menjadi seorang

guru bisa menerapkan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan untuk

siswa.
B. KAJIAN PUSTAKA

1. Penelitian Tindakan Kelas

a. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Penelitan tindakan kelas dalam bahasa inggris dibuat dengan istilah

classroom action riseach. Dari nama tersebut terkandung tiga kata yakni

1) Penelitian : menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu obyek

dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk

nmemperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan

mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2) Tindakan: menunjukkan pada suatu gerak kegiatan yang sengaja

dilakukan dengan tujuan tertentu .Dalam penelitian berbentuk ringkasan

siklus kegiatan untuk siswa .

3) Kelas :dalam hal ini tidak terikat pada ruang kelas ,tetapi dalam

pengertian yang lebih spisifik, yakni sekelompok siswa yang dalam waktu

yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Sehingga dengan menggabungkan ketiga kata tersebut diatas, yakni (1)

penelitian, (2) tindakan, dan (3) kelas. (Suharsimi Arikunto : 2010)

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru

kelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan (2) melaksanakan, dan (3)

merefleksikan tindakan secara kalobaratif dan partisipatif dengan tujuan

memperbaiki kerja guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

(Dwitagama Dedi Wijaya Kusumo : 2010)


Menurut Rochman Natawijaya, “PTK adalah pengkajian terhadap

permasalahan praktis yang bersifat situasional dan kontekstual, yang

ditujukan untuk menentukan tindakan yang tepat dalam rangka

pemecahan masalah yang dihadapi, atau memperbaiki sesuatu. ( Masnur

Muslich, 2011 : 9)

Selanjutnya I.G.A.K Wardani, Kuswaya Wihardit; Noehi Nasution

merumuskan pengertian penelitian tindakan kelas sebagai berikut :

“penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru

didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk

memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa

menjadi meningkat.( I.G.A.K Wardani, Kuswaya Wihardit; Noehi

Nasution, 2006: 14)

b. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas

Melaksanakan PTK, memerlukan perencanaan dan persiapan yang

matang, agar hasil yang diperoleh dari PTK yang dilaksanakan mencapai hasil

yang optimal. Menurut Zainal Aqib dkk, merumuskan langkah – langkah PTK

sebagai berikut :

1. Tahap perencanaan

Langkah pertama pelaksanaan PTK adalah melakukan perencanaan

secara matang dan teliti. Dalam perencanaan PTK, terdapat tiga dasar,
yaitu identifikasi masalah, merumuskan masalah, dan pemecahan masalah.

Pada masing-masing kegiatan, terdapat sub-sub kegiatan yang sebaiknya

dilaksanakan untuk menunjang sempurnanya tahap perencanaan.

1) Identifikasi Masalah

Langkah pertama dalam menyusun rencana PTK adalah melakukan

identifikasi permasalahan. Identifikasi ini mirip seperti diagnosis yang

dilakukan oleh dokter kepada pasiennya. Jika diagnosisnya tepat, maka

obat yang diberikan pasti mujarab. Sebaliknya, jika diagnosisnya salah,

maka resep obatnya pasti juga tidak tepat sasaran. Demikian pula dalam

PTK, identifikasi yang tepat akan mengarahkan pada hasil penelitian,

sehingga dapat bermanfaat bagi peningkatan hasil belajar siswa.

Sebaliknya, identifikasi masalah yang keliru hanya akan membuat

penelitian menjadi sia-sia, disamping memboroskan waktu dan biaya.

Identifikasi masalah menjadi titik tolok bagi perencanaan PTK yang lebih

matang. Sebab, tidak semua masalah belajar siswa dapat diselesaikan

dengan PTK, sebagaimana tidak semua penyakit dapat disembuhkan

dengan resep dokter spesialis tertentu.

2) Analisis Penyebab Masalah dan Merumuskannya

Langkah kedua dalam merencanakan PTK adalah menganalisis

berbagai kemungkinan penyebab munculnya permasalahan yang diangkat.

Jadi, setelah menemukan masalah yang rill, problematik, bermanfaat, dan

fleksibel, maka masalah tersebut harus ditemukan akar penyebabnya.


Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menemukan penyebab masalah.

Beberapa di antaranya adalah dengan menyebar angket ke siswa,

mewawancarai siswa, observasi langsung, dan lain sebagainya. Di samping

itu, peneliti juga bisa melakukan wawancara dengan siswa dan observasi

langsung. Kemudian, semua data dari segala sumber tersebut dikumpulkan

dan dianalisis secara kolaboratif sehingga penyebab utama munculnya

masalah dapat ditemukan.

Akar masalah tersebut harus digali sedalam-dalamnya sehingga

ditemukan akar masalah yang benar-benar menjadi penyebab utama

terjadinya masalah. Akar masalah inilah yang nantinya akan menjadi tolok

ukur tindakan. Dengan menemukan akar masalah, maka sama halnya

dengan si peneliti telah menemukan separuh dari solusi masalah. Sebab,

solusi masalah sebenarnya merupakan kebalikan dari akar masalah.

3) Ide untuk Memecahkan Masalah

Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa akar masalah menjadi

tumpuan bagi rencana tindakan untuk mengatasi masalah. Rencana

tindakan sebagai langkah mengatasi masalah inilah yang disebut dengan

ide orisinal peneliti. Tetapi, sebelum memutuskan tindakan apa yang akan

dikenakan kepada siswa, peneliti harus mengembangkan banyak alternatif

sebagai pengayaan tindakan. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah

peneliti harus mempunyai dukungan teori atau referensi rujukan atas

tindakan yang akan dikenakan kepada siswa. Sebab, PTK adalah kegiatan
ilmiah sehingga tanpa adanya dukungan teori yang memadai, sebaik apa

pun tindakan guru, maka hal itu tidak akan dianggap sebagai perilaku

ilmiah. Setelah identifikasi masalah, menemukan akar masalah,

merumuskan masalah, dan menemukan alternatif tindakan sebagai solusi

masalah, maka peneliti dapat membuat judul penelitian.

2. Tahap Acting (Pelaksanaan)

Tahap kedua dari PTK adalah pelaksanaan. Pelaksanaan adalah

menerapkan apa yang telah direncanakan pada tahap satu, yaitu bertindak di

kelas. Hendaknya perlu diingat bahwa pada tahap ini, tindakan harus sesuai

dengan rencana, tetapi harus terkesan alamiah dan tidak direkayasa. Hal ini akan

berpengaruh dalam proses refleksi pada tahap empat nanti dan agar hasilnya

dapat disinkronkan dengan maksud semula.

3. Tahap Observation (Pengamatan)

Tahap ketiga dalam PTK adalah pengamatan (observing). Prof. Supardi

menyatakan bahwa observasi yang dimaksud pada tahap III adalah pengumpulan

data. Dengan kata lain, observasi adalah alat untuk memotret seberapa jauh efek

tindakan telah mencapai sasaran. Pada langkah ini, peneliti harus menguraikan

jenis data yang dikumpulkan, cara mengumpulkan, dan alat atau instrumen

pengumpulan data (angket/wawancara/observasi, dan lain-lain).

4. Tahap Refleksi

Tahap keempat atau terakhir dalam PTK adalah refleksi (reflecting).

Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah


dilakukan. Refleksi juga sering disebut dengan istilah "memantul.” Dalam hal

ini, peneliti seolah memantulkan pengalamannya ke cermin, sehingga tampak

jelas penglihatannya, baik kelemahan dan kekurangannya.

Jika penelitian dilakukan secara individu, maka kegiatan refleksi lebih tepat

disebut sebagai evaluasi diri. Evaluasi diri adalah kegiatan untuk melakukan

introspeksi terhadap diri sendiri. Ia harus jujur terhadap dirinya sendiri dalam

mengakui kelemahan dan kelebihannya. Dalam hal ini, guru dan peneliti juga

harus mengakui sisi-sisi mana yang telah sesuai dan sisi mana harus diperbaiki.

Refleksi atau evaluasi diri baru bisa dilakukan ketika pelaksanaan tindakan telah

selesai dilakukan. Refleksi akan lebih efektif jika antara guru yang melakukan

tindakan berhadapan langsung atau diskusi dengan pengamat atau kolabolator.

Tetapi, jika PTK dilakukan secara sendirian, maka refleksi yang paling efektif

adalah berdialog dengan diri sendiri untuk mengetahui sisi-sisi pembelajaran

yang harus dipertahankan dan sisi-sisi lain yang harus diperbaiki.

5. Tambahan: Siklus-Siklus dalam PTK

Siklus adalah putaran dari suatu rangkaian kegiatan, mulai dari perencanaan,

persiapan, pelaksanaan, hingga pada evaluasi. Dalam hal ini, yang dimaksud

siklus-siklus dalam PTK adalah satu putaran penuh tahapan-tahapan dalam PTK,

sebagaimana disebutkan di atas. Jadi, satu siklus adalah kegiatan penelitian yang

dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Jika dalam PTK terdapat lebih dari satu siklus, maka siklus kedua dan

seterusnya merupakan putaran ulang dari tahapan sebelumnya. Hanya saja, antara
siklus pertama, kedua, dan selanjutnya selalu mengalami perbaikan setahap demi

setahap. Jadi, antara siklus yang satu dengan yang lain tidak akan pernah sama,

meskipun melalui tahap-tahap yang sama.

Setiap akhir refleksi selalu menjadi babak baru bagi siklus berikutnya.

Artinya, guru dan pengamat harus selalu diskusi setiap akhir refleksi untuk

merencanakan tindakan baru atau memasuki siklus kedua. Dengan proses atau

tahapan yang sama, guru dapat melanjutkan ke siklus-siklus berikutnya, jika

memang sampai pada siklus tertentu ia belum merasa puas atau belum berhasil

mendongkrak prestasi belajar siswa. Demikian seterusnya, sehingga semakin

banyak siklus yang dilalui, semakin baik hasil yang diperoleh. Hasilnya adalah,

kepuasan guru dan kepuasan siswa atas prestasi belajarnya.

2. Media Pembelajaran

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-

upaya pembaharuan dalam proses belajar. Peran guru di kelas adalah

membimbing, memotivasi, serta memfasilitasi siswa dalam melaksanakan proses

belajar. Guru dapat memfasilitasi siswa dalam melaksanakan proses belajar

dengan menggunakan media belajar yang sudah tersedia.

Media berdasarkan asal katanya yaitu mediun yang berasal dari bahasa latin

yang berarti perantara. Dalam proses belajar, media berperan dalam

menjembatani proses penyampaian dan pengiriman pesan dan informasi

(Pribadi, 2017: 15).


Adapun menurut Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2014:3) ), bahwa media

jika dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang

membangunkondisi yang menyebabkan manusia mampu memperoleh

pengetahuan, keterampilan dan sikap. Jadi menurut pengertian ini, guru, teman

sebaya, buku teks, lingkungan sekolah dan luar sekolah bagi seorang siswa

adalah media yang dimana media tersebut membantu siswa dalam proses belajar.

Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan

bahan ajar. Maka dapat dikatakan bahwa, bentuk komunikasi tidak akan berjalan

tanpa bantuan sarana untuk menyampaikan pesan. Seperti yang dikemukakan

oleh Hamalik (dalam Arsyad, 2014:4) yang menyatakan bahwa dengan

penggunaan alat bantu berupa media komunikasi, hubungan komunikasi akan

dapat berjalan dengan hasil yang maksimal.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran

adalah sarana atau alat bantu pembelajaran yang dapat digunakan sebagai

perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan

efisiensi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Media pembelajaran juga

merupakan metode dan teknik yang digunakan untuk mengefektifkan

komunikasi dan interaksi antara pengajar dan pembelajar dalam proses

pembelajaran.

Tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran yaitu untuk

mempermudah proses pembelajaran di kelas, meningkatkan efisiensi proses


pembelajaran, menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar,

serta membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran. Manfaat

media pembelajaran adalah pengajaran lebih menarik perhatian pembelajar

sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, metode pembelajaran menjadi

lebih bervariasi karena tidak semata-mata hanya komunikasi verbal melalui

penuturan kata-kata lisan pengajar, serta dengan media pembelajaran pembelajar

lebih banyak melakukan kegiatan belajar seperti mengamati, melakukan,

mendemonstrasikan.

3. Wordwall

Wordwall adalah sebuah aplikasi yang menarik pada browser. Aplikasi

khusus yang bertujuan sebagai sumber belajar, media, dan alat penilaian yang

menyenangkan bagi murid. Ada banyak model permanian yang bisa dikreasikan

karena disediakan templatenya. Selain itu juga gratis penggunaannya dapat

dishare langsung melalui facebook, google classroom, twitter, atau melalui link

ke grup WA.( http://www.cocokpedia.net/2020/07/wordwall-aplikasi-bermain-

sambil-belajar.html )

Wordwall adalah media pembelajaran dengan web aplikasi yang dapat

digunakan untuk membuat games berbasis kuis yang menyenangkan. Wordwall

merupakan permainan yang dapat dimainkan secara online . Wordwall juga

mendukung share games ke berbagai platform sosial media. Selain itu wordwall

juga dapat dimainkan secara offline dengan menggunakan fasilitas printable


yang disediakan.

4. Minat

Menurut Slameto (2010:180) minat adalah suatu rasa lebih suka dan keterikatan

pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah

penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri.

Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar pula minat.

Menurut Bernard (dalam Sardiman dalam Susanto , 2013:57) menyatakan bahwa

minat timbul tidak secara tiba-tiba atau spontan, melainkan timbul akibat dari

partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja. Jadi, jelas bahwa

minat selalu terkait dengan persoalan kebutuhan dan keinginan

Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap

sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi

penerimaan minat-minat baru. Minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang

menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat

dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki

minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih

besar terhadap subjek tersebut (Slameto, 2010:180).

Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa

melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk mempelajarinya

dengan dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini berarti menunjukkan pada siswa
bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani

tujuan-tujuannya, memuaskan kebutuhan- kebutuhannya. Bila siswa menyadari

bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang

dianggapnya penting, dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajarnya

akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan berminat (dan

bermotivasi) untuk mempelajarinya (Slameto, 2010:180).

Secara garis besar menurut beberapa pandangan yang telah dipaparkan minat

dapat diartikan sebagai ketertarikan atau dorongan dalam diri seseorang terhadap

suatu aktivitas atau objek yang diyakini dapat menguntungkan, menyenangkan, dan

lama kelamaan akan mendatangkan kepuasan dalam diri orang tersebut.

1. Klasifikasi Minat

Krapp, et. al (dalam Suhartini dalam Utomo, 2013:16) mencoba

mengkategorikan minat menjadi tiga yaitu:

a. Minat personal

Minat personal merupakan minat yang bersifat permanen dan relatif

stabil yang mengarah pada minat khusus mata pelajaran tertentu. Minat

personal merupakan suatu bentuk rasa senang ataupun idak senang,

tertarik tidak tertarik terhadap mata pelajaran tertentu. Minat ini biasanya

tumbuh dengan sendirinya tanpa pengaruh yang besar dari rangsangan

eksternal.
b. Minat situasional

Minat situasional yaitu minat yang bersifat tidak permanen dan

relatif berganti-ganti, tergantung rangsangan dari eksternal. Rangsangan

tersebut misalnya dapat berupa metode mengajar guru, penggunaan

sumber belajar dan media yang menarik, suasana kelas, serta dorongan

keluarga. Jika minat situasional dapat dipertahankan sehingga

berkelanjutan secara jangka panjang, minat situasional akan berubah

menjadi minat personal atau minat psikologis siswa, semua ini tergantung

pada dorongan atau rangsangan yang ada.

c. Minat psikologikal

Jenis minat psikologikal merupakan minat yang erat kaitannya

dengan adanya interaksi antara minat personal dengan minat situasional

yang terus menerus dan berkesinambungan. Jika siswa memiliki

pengetahuan yang cukup tentang suatu mata pelajaran, dan dia memilki

kesempatan untuk mendalaminya dalam aktivitas yang terstruktur dikelas

atau pribadi (di luar kelas) serta mempunyai penilaian yang tinggi atas

mata pelajaran tersebut maka dapat dinyatakan bahwa siswa memliki

minat psikologikal.

2. Indikator Minat Belajar

Pada umumnya minat seseorang terhadap sesuatu akan diekspresikan

melalui kegiatan atau aktivitas yang berkaitan dengan minatnya. Sehingga


untuk mengetahui indikator minat dapat dilihat dengan cara menganalisa

kegiatan-kegiatan yang dilakukan individu atau objek yang disenanginya.

Dengan demikian untuk menganalisa minat belajar dapat digunakan beberapa

indikator minat sebagai berikut:

Menurut Safari (2012) menyatakan ada beberapa aspek yang

mempengaruhi minat belajar siswa, antara lain:

a. Perasaan, dalam proses belajar perasaan anak didik terhadap apa yang

diajarkan guru merupakan salah satu untur penting. Jika seseorang anak

merasa senang atau suka terhadap suatu mata pelajaran maka ia akan

mempelajari ilmu yang disenanginya tanpa ada unsur paksaan.

b. Perhatian, untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik dibutuhkan

perhatian terhadap bahan yang dipelajari. Apabila bahan pelajaran tidak

menjadi perhatian siswa maka akan timbul kebosanan sehingga siswa

tidak lagi suka belajar.

c. Keterlibatan, merupakan keikutsertaan siswa dalam proses pembalaharan.

Siswa yang berminat terhadap suatu pembelajaran akan melibatkan diri

dan berpartisipasi aktif berkaitan dengan kegiatan pembelajaran yang

diminatinya, misalnya rajin bertanya dan mengemukakan pendapat.

d. Ketertarikan (rasa tertarik), merupakan awal dari individu menaruh minat,

sehingga apabila seseorang memiliki minat maka individu akan tertarik

terlebih dahulu terhadap sesuatu. Ketertarikan yang dimaksud adalah


ketertarikan terhadap pembelajaran di kelas.

Menurut Djamarah (2011: 166) mengungkapkan bahwa minat dapat

diekpresikan siswa melalui:

a. Pernyataan lebih menyukai sesuatu daripada yang lainnya

b. Partisipasi aktif dalam suatu kegiatan

c. Memberikan perhatian yang lebih besar yang lebih besar terhadap sesuatu

yang diminatinya tanpa menghiraukan yang lain (fokus)


C. METODOLOGI PENELITIAN

1. Subjek Penelitian

Subyek penelitian adalah 28 siswa kelas III di SD Ihsaniyah 1 Pusaka

Kota Tegal Tahun Pelajaran 2020/2021.

2. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Tempat penelitian : SD Ihsaniyah 1 Kota Tegal

Waktu penelitian : bulan Oktober 2020 sampai bulan November 2020.

3. Deskripsi Per Siklus

Siklus I

a. Perencanaan
1) Merancang rencana pembelajaran pada saat pelaksanaan siklus I.
2) Merancang rencana pembelajaran sesuai materi dan menggunakan
berbagai pola latihan yang dijenjang dari yang paling simpel
sampai yang lebih kompleks pada saat pelaksanaan siklus I.
3) Merancang lembar kegiatan peserta didik.
4) Menyusun lembar observasi pengamatan aktivitas belajar siswa
5) Menyusun tes formatif berbasis wordwall
b. Pelaksanaan
1) Menyiapkan media, bahan dan lembar kegiatan siswa
2) Melaksanakan kegiatan awal pembelajaran :
a). Kesiapan kelas
b). Berdoa
c). Absensi
d). Menyampaikan tujuan pembelajaran
e). Memberi motivasi
3) Melaksanakan kegiatan pembelajaran
4) Guru memberikan soal-soal latihan kepada seluruh siswa.
5) Memberikan pengawasan, bimbingan, dan bantuan kepada siswa
yang mengalami kesulitan belajar kemudian memberikan evaluasi.
6) Pada akhir siklus I, siswa mengerjakan tes formatif I.
7) Pemberian angket tahap awal
c. Pengamatan
1) Mengamati aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan
melalui lembar observasi
Sesuai dengan tujuan penelitian, maka pengamatan difokuskan pada :
1) Minat belajar siswa
2) Aktivitas siswa
a) Kehadiran siswa dalam mengikuti pembelajaran.
b) Keantuasiasan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran,

d. Refleksi
Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis semua kegiatan
yang dilakukan pada siklus I. Analisis dilakukan untuk mengetahui
kelebihan dan kekurangan unsur-unsur yang diamati pada siklus I,
kemudian peneliti dan guru kelas merefleksikan hasil analisis tersebut
untuk merencanakan tindakan selanjutnya.

Siklus II
a. Perencanaan
1) Merancang rencana pembelajaran
2) Merancang rencana pembelajaran sesuai materi dan menggunakan
berbagai pola latihan yang dijenjang dari yang paling simpel
sampai yang lebih kompleks pada saat pelaksanaan siklus I.
3) Merancang lembar kegiatan peserta didik.
4) Menyusun lembar observasi pengamatan aktivitas belajar siswa
5) Menyusun tes formatif berbasis wordwall
6) Pemberian angket tahap akhir

b. Pelaksanaan
1) Menyiapkan media, bahan dan lembar kegiatan siswa
2) Melaksanakan kegiatan awal pembelajaran :
a). Kesiapan kelas
b). Berdoa
c). Absensi
d). Menyampaikan tujuan pembelajaran
e). Memberi motivasi
3) Melaksanakan kegiatan pembelajaran
4) Guru memberikan soal-soal latihan kepada seluruh siswa.
5) Memberikan pengawasan, bimbingan, dan bantuan kepada siswa
yang mengalami kesulitan belajar kemudian memberikan evaluasi.
6) Pada akhir siklus II, siswa mengerjakan tes formatif II melalui
wordwall.
7) Pemberian angket tahap awal
c. Pengamatan
Rencana kegiatan pada tahap ini yaitu:
1) Mengamati aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan
melalui lembar observasi
Sesuai dengan tujuan penelitian, maka pengamatan difokuskan pada :
1) Minat belajar siswa
2) Aktivitas siswa
a) Kehadiran siswa dalam mengikuti pembelajaran.
b) Keantuasiasan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran,
d. Refleksi
Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis semua kegiatan
yang dilakukan pada siklus II. Selain untuk mengetahui minat belajar
siswa, analisis juga dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan dalam proses belajar mengajar dikelas pada siklus II.
Berdasarkan hasil analisis ataupun refleksi pada siklus I dan II
terhadap minat belajar siswa, dan media wordwall, maka peneliti akan
menyimpulkan apakah hipotesis tindakan telah tercapai atau tidak. J
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur penelitian tindakan kelas . Jakarta: Bumi

Aksara

Aksara Arsyad, Azhar. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo

A.Pribadi, Benny. 2017. Media & Teknologi dalam Pembelajaran. Jakarta:

Wijaya Kusuma, Dwitagama Dedi. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas.2010

Hamalik, Oemar. 2009. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo

Jalinus, Nizradi dan Ambiyar. 2016. Media & Sumber Pembelajaran. Jakarta:
Kencana

Kosasih. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum 2013.

Bandung: Yrama Widya.


Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : PT. Rajawali
Pers, 2011), hal.45

Kustandi, Cecep dan Bambang Sutjipto. 2013. Media Pembelajaran; Manual dan

Digital. Bogor: Ghalia Indonesia.


Masnur Muslich, Melaksanakan PTK Itu Mudah, (Jakarta : Bumi Aksara, 2011),
hal.8

Safari. 2012. Indikator Minat Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya

Sukayati, Penelitian Tindakan Kelas, (Yogyakarta : PPPPTK Matematika,


2008), hal.8

G.A.K Wardani, Kuswaya Wihardit; Noehi Nasution, Penelitian Tindakan


Kelas, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2006), hal.1.4
Lampiran 1. A. RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP DARING)
Satuan pendidikan : SD IHSANIYAH 1 TEGAL
Kelas / semester : III (Tiga) / 1
Tema : 4. Benda di sekitarku
Sub Tema : 3. Perubahan Wujud Benda
Pembelajaran : 3 (Bahasa Indonesia, SbdP dan Matematika )
Alokasi waktu : 1 Hari (6JP x 35 menit)

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui percobaan yang dilakukan sesuai dengan LKPD yang dikirimkan
melalui google Classroom , peserta didik dapat mengidentifikasikan
perubahan wujud menguap dengan benar
2. Dengan mengajukan pertanyaan, peserta didik dapat mengidentifikasikan
beberapa proses perubahan wujud yang terjadi pada peristiwa sehari-hari
dengan tepat
3. Melalui pengamatan gambar dan tayangan video tutorial peserta didik
dapat membuat karya dekoratif, dengan baik.
4. Melalui penjelasan dari video pembelajaran peserta didik dapat mengenal
konversi satuan berat baku dengan satuan berat lainnya dengan tepat.
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pendahuluan
Melalui WAG
1. Guru mengirimkan pesan untuk menyapa dan mengingatkan
peserta didik untuk melaksanakan pembiasaan pagi
2. Guru mengirimkan link Google Meet, dan mengingatkan peserta
didik untuk mengisi link absensi secara online
3. Peserta didik mengisi absensi secara online
4. Guru mengirimkan tata tertib pada saat melakukan pertemuan di
Google Meet melalui WAG
Melalui Google Meet
5. Guru membuka pembelajaran dengan menyapa, dan berdoa
sebelum memulai pembelajaran
6. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik agar semangat
dalam melaksanakan pembelajaran hari ini

KEGIATAN INTI
Melalui Google Meet
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan
pembelajaran hari ini
2. Guru meminta peserta didik untuk melakukan percobaan secara
mandiri sesuai petunjuk LKPD, dan menginformasikan kegiatan
pembahasan percobaan akan di laksanakan pukul 10.00 melalui
Google meet.
3. Guru menutup pertemuan virtual yang pertama
Kegiatan mandiri peserta didik di rumah
4. Peserta didik melakukan percobaan secara mandiri sesuai dengan
LKPD
5. Peserta didik menuliskan hasil pengamatan dan mengirimkannya
ke google classroom
Melalui WAG
6. Guru memberikan link google meet melalui WAG
Melalui Google Meet
7. Guru meminta peserta didik melakukan presentasi hasil pengamatan
yang telah dilakuakan
8. Guru melakukan pembahasan dengan peserta didik mengenai
kegiatan percobaan yang telah di lakukan melalui kegiatan tanya
jawab
9. Guru bersama peserta didik menyimpulkan hasil percobaan
10. Guru memberikan pertanyaan mengenai suatu peristiwa
11. Peserta didik menganalisis peristiwa tersebut
12. Guru memberikan penjelasan mengenai materi gambar dekoratif
13. Guru memberikan video tutorial tentang membuat gambar dekoratif
14. Peserta didik membuat gambar dekoratif (setelah pertemuan di
Google Meet)
15. Guru memberikan penjelasan tentang konversi satuan berat melalui
media pembelajaran

Penutup
1. Guru memberikan penguatan mengenai materi yang sudah
dipelajari.
2. Peserta didik mengerjakan soal latihan di wordwall (setelah
pertemuan di Google Meet
3. Guru memberikan motavisi peserta didik agar tetap semangat
melaksanakan pembelajaran di rumah.

C. PENILAIAN
1. Penilaian Kognitif : Tes tertulis dengan mengerjakan soal
melalui link yang ada di Google Classroom(wordwall)
2. Penlaian praktik : Lembar penilaian praktik hasil percobaan dan
membuat gambar dekoratif bentuk matahari
3. Penilaian sikap : lembar observasi yang diberikan kepada
orang tua peserta didik.
Mengetahui, Tegal, 14 Oktober 2020
Kepala SD Ihsaniyah 1 Kota Tegal Guru Kelas 3

Dra. Hj. Nadiyatul Qomariyah Puji Hastuti, S.Pd.Si

Lampiran 2.1 Angket Minat Belajar Awal dan Akhir

ANGKET MINAT BELAJAR SISWA (AWAL)

Nama :
No. Absen :

PETUNJUK:

1. Tulislah nama dan nomor absen di tempat yang telah disediakan.

2. Bacalah pernyataan dengan seksama dan pilihlah salah satu

jawaban yang sesuai dengan masing-masing pernyataan.

3. Jawablah dengan sejujur-jujurnya.

4. Berilah tanda ( pada jawaban yang Anda pilih.

5. Keterangan: SS: Sangan Setuju, S: Setuju, TS: Tidak Setuju, STS: Sangat

Tidak Setuju.

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Saya merasa senang ketika jam pelajaran tema

Dimulai

2. Saya memperhatikan guru dengan sungguh-sungguh

saat guru menjelaskan

3. Saya akan bertanya pada guru jika ada materi

tema yang belum saya pahami

4. Saya melaksanakan semua perintah dan tugas yang

diberikan guru kepada saya dengan sungguh-sungguh

5. Saya mau mengemukakan pendapat dalam diskusi

kelas maupun diskusi kelompok


6. Saya selalu semangat dan ceria pada saat mengikuti

pembelajaran tema

7. Saya peduli kepada teman lain yang mengalami

kesulitan dalam menerima materi yang dijelaskan guru

8. Saya malas untuk mengikuti pelajaran tema

karena materinya sulit untuk dipahami

9. Saya tidak fokus ketika guru menjelaskan

materi tema

10. Saya tidak berbuat apa-apa jika ada materi tema

yang belum saya pahami

11. Saya merasa bosan saat mengikuti pelajaran

tema

12. Saya lebih sering melamun ketika mengikuti

pembelajaran tema

13. Apabila guru memberikan tugas, saya

mengerjakannya dengan menyalin tugas teman saya

14. Saat diskusi kelas atau diskusi kelompok saya lebih

suka diam dan tidak terlibat dalam diskusi

15. Saya acuh tak acuh dengan teman lain yang kesulitan

dalam memahami materi yang dijelaskan oleh guru


ANGKET MINAT BELAJAR (AKHIR)

Nama :

No. Absen :

PETUNJUK:

1. Tulislah nama dan nomor absen di tempat yang telah disediakan.

2. Bacalah pernyataan dengan seksama dan pilihlah salah satu

jawaban yang sesuai dengan masing-masing pernyataan.

3. Jawablah dengan sejujur-jujurnya.

4. Berilah tanda ( pada jawaban yang Anda pilih.

5. Keterangan: SS: Sangan Setuju, S: Setuju, TS: Tidak Setuju, STS: Sangat

Tidak Setuju.

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Saya merasa senang ketika jam pelajaran tema

Dimulai

2. Saya memperhatikan guru dengan sungguh-sungguh

saat guru menjelaskan

3. Saya akan bertanya pada guru jika ada materi

tema yang belum saya pahami

4. Saya melaksanakan semua perintah dan tugas yang


diberikan guru kepada saya dengan sungguh-sungguh

5. Saya mau mengemukakan pendapat dalam diskusi

kelas maupun diskusi kelompok

6. Saya selalu semangat dan ceria pada saat mengikuti

pembelajaran tema

7. Saya peduli kepada teman lain yang mengalami

kesulitan dalam menerima materi yang dijelaskan guru

8. Saya malas untuk mengikuti pelajaran tema

karena materinya sulit untuk dipahami

9. Saya tidak fokus ketika guru menjelaskan

materi tema

10. Saya tidak berbuat apa-apa jika ada materi tema

yang belum saya pahami

11. Saya merasa bosan saat mengikuti pelajaran

tema

12. Saya lebih sering melamun ketika mengikuti

pembelajaran tema

13. Apabila guru memberikan tugas, saya

mengerjakannya dengan menyalin tugas teman saya

14. Saat diskusi kelas atau diskusi kelompok saya lebih

suka diam dan tidak terlibat dalam diskusi


15. Saya acuh tak acuh dengan teman lain yang kesulitan

dalam memahami materi yang dijelaskan oleh guru

16. Saya senang belajar tema dengan media Wordwall

17. Kuis Wordwall memberikan tantangan bagi saya untuk

belajar

18. Saya mengerjakan kuis Wordwall dengan sungguh-

sungguh

19. Saya mendengarkan arahan guru ketika akan

mengerjakan kuis Wordwall

20. Saya memperhatikan skor saya ketika saya mengikuti

kuis Wordwall dan itu membuat saya semakin minat

untuk belajar.
Lampiran 2.2. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

LEMBAR OBSERVASI MINAT BELAJAR SISWA

Petunjuk: Berilah tanda ( pada pernyataan yang sesuai dengan minat

yang ditunjukkan siswa pada saat pembelajaran.

No. Kode Siswa ASPEK YANG DIAMATI

A B C D E

3
dst.

Jumlah Skor

Skor Maksimum

Persentase

Rata-rata Persentase

Kategori

Keterangan:

A= Siswa semangat dalam mengikuti pembelajaran

B= Siswa mengerjakan kuis/tugas dengan sungguh-sungguh

C= Siswa mengajukan pertanyaan atau mengemukakan pendapat tanpa

diminta

D= Siswa menyampaikan penyelesaian terhadap permasalahan yang

diberikan / menjawab soal

E = Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru

Tegal, ……………………..2020

Observer1 observer r

Anda mungkin juga menyukai