DISUSUN OLEH:
B. Rumusan Masalah
1. Apakah media komik dapat meningkatkan minat peserta didik kelas VIII.3 MTs Negeri
2 Kota Dumai pada materi tekanan zat?
2. Apakah media komik dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIII.3 Dumai
pada materi tekanan zat?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan :
1. Untuk mengetahui sejauh mana media komik dapat meningkatkan minat membaca
peserta didik kelas VIII.3MTs Negeri 2 Kota Dumai pada materi tekanan zat.
2. Untuk mengetahui sejauh mana media komik dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik kelas VIII.3 MTs Negeri 2 Kota Dumai pada materi tekanan zat.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini bagi :
1. Peserta didik
a. Peserta didik dapat memahami materi tekanan zat lebih mendalam dan
berdampakterhadap meningkatnya minat dan hasil belajar.
b. Peserta didik menjadi lebih berminat dan berpikir bahwa IPA menyenangkan
sehingga meningkatkan hasil belajar.
2. Guru
Guru dapat memperoleh strategi baru dan media pengajaran yang efektif dalam
mengajar materi tekanan zat.
3. Sekolah
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah informasi tentang strategi dan media
pengajaran pada pembelajaran IPA.
BAB 2
DASAR TEORI
A. Belajar
Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang
danberlangsung seumur hidup, sejak masih bayi bahkan dalam kandungan hingga liang
lahat (Siregar, 2010). Menurut Gagne (1984), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu
proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Istilah
juga untuk mengarahkan perubahan itu sehingga sesuai dengan tujuannya sendiri
(Abdullhak, 2011). Menurut Suyono dan Hariyanto, belajar adalah suatu aktifitas atau
Berdasarkan klasifikasi Apps (1979: 64) ada dua bentuk kemungkinan peristiwa
belajar terjadi, yaitu apa yang disebut random learning dan planned learning. Random
learning adalah peristiwa dan hasil belajar yang tidak direncanakan, baik oleh si
pembelajar maupun oleh si sumber belajar atau oleh salah satunya. Sedangkan planned
learning adalah peristiwa dan secara sistematis, terancang, dan direkayasa atau memang
diciptakan untuk mengubah perilaku sasaran didik. Klasifikasi ini sejalan dengan
taksonomi Axinn (1976: 22), dimana peristiwa belajar dapat dilihat berdasarkan
1. Oleh karena itu, banyak tipe- tipe belajar yang digunakan oleh manusia. Gagne memilah dan
mencatat beberapa tipe belajar (Siregar, 2010), yaitu: Belajar isyarat (signal learning).
2. Belajar stimulus respon dapat memberikan respon yang tepat terhadap stimulus yang
gerakan motorik, sehingga pada akhirnya dapat membentuk rangkaian gerak dalam
urutan tertentu.
suatu konsep.
6. Belajar dalil (rule learning) merupakan tipe belajar untuk menghasilkan aturan atau
kaidah yang terciri dari penggabungan beberapa konsep yang biasanya dituangkan
mengkonstruksi arti baik dari teks, dialog, pengalaman fisis dan lain- lain. Belajar
dikembangkan. Menurut Suparno (1997) proses tersebut antara lain bercirikan sebagai
berikut :
1. Belajar berarti membentuk makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang
mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami. Konstruksi arti itu dipengaruhi oleh
2. Konstruksi arti adalah proses yang terus- menerus. Setiap kali berhadapan dengan
fenomena atau persoalan yang baru, diadakan rekonstruksi, baik secara kuat maupun
lemah.
4. Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skema seseorang dalam keraguan
5. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman pelajar dengan dunia fisik dan
lingkungannya.
6. Hasil belajar seseorang tergantung dari paa yang telah diketahui si pelajar : konsep-
konsep, tujuan, dan motivasi yang mempengaruhi interaksi dengan bahan yang
dipelajari.
B. Minat
Menurut Sukardi, minat dapat diartikan sebagai suatu kesukaan, kegemaran atau
kesenangan akan sesuatu. Bernard dalam Sardiman (2007:76) menyatakan bahwa minat
timbul tidak secara tiba- tiba atau spontan, melainkan timbul akibat dari partisipasi,
pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar maupun bekerja. Jadi, jelas bahwa minat
akan selalu terkait dengan persoalan kebutuhan dan keinginan. Dalam kaitannya dengan
dengan kepribadian, motivasi, ekspresi dan konsep diri atau identifikasi, faktor
keturunan dan pengaruh eksternal atau lingkungan (Susanto, 2013).
Dari beberapa gambaran definisi minat di atas, dapat ditegaskan bahwa minat
merupakan dorongan dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan
atau perhatian secara efektif, yang menyebabkan dipillihnya suatu objek atau
Gagne membedakan sebab timbulnya minat pada diri seseorang menjadi dua
macam, yaitu minat spontan yang merupakan minat yang timbul secara spontan dalam
diri seseorang tanpa dipengaruhi oleh pihak luar dan minat terpola yang merupakan
minat yang timbul sebagai akibat adanya pengaruh dari kegiatan- kegiatan yang
terencana dan terpola, misalnya dalam kegiatan belajar- mengajar baik di lembaga
memainkan peran yang penting dalam kehidupan seseorang dan mempunyai dampak
yang besar atas perilaku dan sikap, terutama selama masa kanak-kanak. Jenis pribadi
anak sebagian besar ditentukan oleh minat yang berkembang selama masa kanak-kanak.
Di samping itu, pengalaman belajar dari anak juga sangat berpengaruh terhadap
perkembangan minatanak. Minat mempunyai pengaruh yang besar terhadap proses dan
pencapaian hasil belajar. Apabila materi pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan
minat siswa, maka siswa tidak akan tertarik untuk belajar sehingga mengakibatkan
keengganan belajar yang menyebabkan tidak adanya kepuasan dari pelajaran tersebut.
Sebaliknya, bila pelajaran yang menarik siswa maka akan lebih mudah direncanakan
karena minat menambah aktivitas belajar. Jika terdapat siswa yang kurang berminat
terhadap belajar, maka dapatlah diusahakan agar mempunyai minat yang lebih besar
yaitu dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta
hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita kaitannya dengan materi pelajaran yang
Minat di semua bidang berubah selama terjadi perubahan fisik dan mental.
Pada waktu pertumbuhan terlambat dan kematangan dicapai, minat menjadi lebih
stabil. Anak yang berkembang lebih cepat atau lebih lambat dari pada teman
dahulu, menghadapi masalah sosial karena minat mereka minat anak, sedangkan
Anak-anak tidak dapat mempunyai minat sebelum mereka secara fisik dan
mental. Sebagai contoh, mereka tidak dapat mempunyai minat yang sungguh-
sungguh untuk permainan bola sampai mereka memiliki kekuatan dan koordinasi
Kesempatan untuk belajar bergantung pada lingkungan dan minat, baik anak-
anak maupun dewasa, yang menjadi bagian dari lingkungan anak. Karena
lingkungan anak kecil sebagian besar terbatas pada rumah. Minat mereka “tumbuh
dari rumah”. Dengan bertambah luasnya lingkup social mereka menjadi tertarik pada
membatasi minat anak. Anak yang cacat fisik misalnya, tidak mungkin
mempunyai minat yang sama pada olahraga seperti teman sebayanya yang
perkembangan fisiknyanormal.
Anak-anak mendapat kesempatan dari orang tua, guru, dan orang dewasa lain
untuk belajar mengenai apa saja yang oleh kelompok budaya mereka dianggap minat
yang sesuai dan mereka tidak diberi kesempatan untuk menekuni minat yang
emosional yang tidak menyenangkan melemahkan minat, dan bobot emosional yang
menyenangkan memperkuatnya.
seseorang terdiri dari faktor yang berasal dari dalam diri (faktor intrinsik) maupun faktor
yang yang berasal dari luar individu itu sendiri (faktor ekstrinsik). Minat dari dalam diri
individu terdiri dari rasa tertarik atau rasa senang pada kegiatan, perhatian terhadap suatu
kegiatan, dan adanya aktivitas atau tindakan akibat rasa senang maupun perhatian.
Sedangkan untuk minat yang berasal dari luar individu terdiri atas pengaruh dari
pengaruh misalnya keadaan sosial ekonomi, serta cara orang tua mendidik anak
merupakan sebagian contoh faktor keluarga yang dapat mempengaruhi minat siswa.
guru, serta aturan dan disiplin sekolah. Adapun faktor masyarakat meliputi teman
menyebutkanbahwa ada tiga faktor yang mendasari timbulnya minat seseorang yaitu
1. Faktor dorongan yang berasal dari dalam. Kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan
2. Faktor motif sosial. Timbulnya minat dari seseorang dapat didorong dari motif
mereka berada.
C. Hasil Belajar
pada Taksonomi Bloom tentang tujuan perilaku (Bloom, 1956) meliputi tiga aspek:
kognitif, afektif, dan psikomotorik yang menjadi objek penilaian hasil belajar. Di antara
ketiga aspek tersebut, aspek kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di
sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan
pengajaran. Berikut merupakan tipe hasil belajar yang berdasarkan dari ketiga aspek
a. Pengetahuan
Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata knowledge dalam
taksonomi Bloom. Tipe hasil belajar ini termasuk dalam aspek kognitif yang berada pada
tingkat yang paling rendah. Namun, tipe hasil belajar ini menjadi prasyarat bagi tipe hasil
belajar berikutnya.
b. Pemahaman
Tipe hasil belajar ini menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri sesuatu
yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan, atau
tertulis, dapat membuat ramalan tentang konsekuensi atau dapat memperluas persepsi
c. Aplikasi
khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau petunjuk teknis.
d. Analisis
Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur- unsur atau
sebelumnya.
e. Sintesis
Penyatuan unsur- unsur atau bagian- bagian kedalam bentuk menyeluruh
disebut sintesis. Berpikir sintesis merupakan salah satu terminal untuk menjadikan
operasionalnya.
f. Evaluasi
lihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materil, dll.
2. Aspek Afektif
Aspek afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Penilaian hasil belajar afektif
kurang mendapat perhatian dari guru. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa
motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan
hubungan sosial.
Ada beberapa jenis kategori dalam aspek afektif sebagai hasil belajar menurut
stimulasi dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi,
gejala, dll.
c. Valuing/ penilaian, yakni berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala
di milikinya.
nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan
tingkah lakunya.
3. Aspek Psikomotorik
D. Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar. Rossie
dan Breidle (1966), mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan
bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran,
penyajian pesan dan informasi; (2) meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak
sehingga menimbulkan motivasi belajar dan interaksi secara langsung; (3) mengatasi
keterbatasan indra, ruang, dan waktu; dan (4) memberikan kesamaan pengalaman
Menurut Wina Sanjaya, secara khusus media pembelajaran memiliki fungsi dan
lingkungan.
e. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, nyata, dan tepat.
dengan baik.
i. Media dapat memberikan pengalaman yang menyeluruh dari hal- hal yang
bentuk dan dalam penggunaannya. Salah satunya adalah komik. Berikut adalah
E. Komik
Menurut Sudjana dan Rifai (2011) dalam menyatakan bahwa media komik dalam
proses belajar mengajar menciptakan minat para peserta didik mengefektifkan proses
belajar mengajar, dapat meningkatkan minat belajar dan menimbulkan minat apresiasinya.
Bahan ajar komik sains menjadi sarana yang baik karena mampu menciptakan minat siswa
dan membuat pembelajaran sains menjadi menarik. Dengan bahan ajar komik sains siswa
lebih mudah menangkap informasi yang akan disampaikan sehingga memperoleh hasil
belajar kognitif yang optimal.
1. Definisi Komik
Kata komik berasal dari bahasa Inggris “comic” yang memiliki arti segala
sesuatu yang lucu serta bersifat menghibur (Kamus Lengkap Inggris- Indonesia,
1991). Pada tahun 1985, Will Eisner yang dikenal sebagai Master Komik Dunia
dalam bukuComics & Sequential Art mendefinisikan komik sebagai seni sekuensial
“susunan gambar dan kata- kata untuk menceritakan sesuatu atau mendramatisasi
suatu ide”.
(1993), “Comics” is the word worth defining is it refers to the medium itself, not a
specific object as “Comic book” or “Comic Strip” do and we can all visualize a comic.
Selain itu, Scott juga mengemukakan bahwa seni sequential dan komik sebagai
2. Komponen Komik
a) Panel
Panel adalah kotak yang membatasi gambar yang berada di tiap adegan.
Panel terbagi menjadi 2 macam, yaitu panel tertutup yang memiliki garis
pembatas panel dan panel terbuka yang tidak memiliki garis pembatas (lihat
gambar 2.1).
Bentuk visual yang didalamnya terdapat dialog dari karakter. Balon baca
berbicara biasa, berpikir, atau bicara dalam hati, berbisik, dan berteriak (lihat
gambar 2.2).
Gambar 2.2 Contoh Balon Baca
(Sumber :
http://de.fotolia.com/id/23504838,)
c) Narasi
Kotak dialog yang menerangkan waktu, tempat, dan situasi (lihat gambar
2.3).
d) Ikon
e) Efek suara
Secara garis besar menurut Soejono Trimo (1997:37) media komik dapat
dibedakan menjadi 2 yaitu komik strip dan buku komik. Komik strip adalah
suatu bentuk komik yang terdiri dari beberapa lembar bingkai kolom yang
Sedangkan buku komik adalah komik yang berbentuk buku (Lestari, 2009).
Dalam hal ini, Marcel Bonneff yang merupakan penulis yang berasal dari
Prancis membahas mengenai komik Indonesia dalam buku berjudul Les Bandes
jenis, yaitu :
a) Komik wayang
Komik wayang bagi orang asing merupakan jenis asli komik Indonesia,
apalagi komik ini dimaksudkan untuk menyaingi komik impor di pasar dan
tradisi lama yang lahir dari sumber Hindu, yang kemudian diolah dan di
karate dari Jepang, atau kun Tao dari China. Komik silat ini banyak
mengambil ilham dari seni beladiri dan juga legenda rakyat. Pada umumnya
akan memenangkannya.
c) Komik Humor
fisik yang lucu atau jenaka maupun tema yang diangkat, dan dengan
berart kisah cinta, dan kata remaja digunakan untuk menunjukkan bahwa
komik ini ditujukan bagi kaum muda, dimana ceritanya tentu saja harus
e) Komik Didaktis
ajaran- ajaran agama, kisah- kisah perjuangan tokoh, materi sains, dan materi
lainnya yang memiliki nilai- nilai pendidikan bagi para pembacanya. Komik
memilliki dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi hiburan dan juga dapat
dimanfaatkan secara langsung atau tidak langsung untuk tujuan edukatif.
Sebutan komik berbeda- beda untuk tiap negara yang terkenal dengan
produksi komiknya. Untuk Negara Jepang sebagai penghasil komik paling laris
Sedangkan untuk Korea yaitu Manhwa dan China dengan sebutan Manhua.
Untuk Manga sendiri dapat di bagi berdasarkan genre/ tema ceritanya, yaitu:
memiliki kekuatan di luar logika, dunia yang tidak terlihat atau lain. Contoh:
Sugar Rune.
e) Seni bela diri (budoo) yang menceritakan tentang berbagai seni bela diri.
manga tersebut memiliki kekuatan di luar logika. Contoh: Happy Ice Cream,
Tokyo Mew Mew (Wikipedia, 2013).
Penelitian ini juga didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Ririn
Terhadap Penguasaan Konsep Materi Perusahaan dan Badan Usaha di MTs Daarul
perusahaan danbadan usaha siswa di sekolah. Hal ini terbukti dari terdapat korelasi
positif (korelasi yang berjalan searah) yang tinggi dan kuat antara penggunaan media
komik dalam pembelajarandengan penguasaan konsep dari materi yang diajarkan pada
MTs Daarul Hikmah Pamulang, dengan perolehan nilai koefisien korelasi sebesar 0,757.
Hubungan yang tinggi dan kuat tersebut dinyatakan dengan adanya kontribusi yang
positif antara variabel penggunaan media komik dalam pembelajaran IPA terhadap
penguasaan konsep materi Perusahaan dan Badan Usaha siswa melalui koefisien
oleh Ririn Widyastuti selaku peneliti pada BAB IV diketahui bahwa nilai koefisien
media komik dapat meningkatkan minat belajar dan hasil belajar siswa. Namun
1. Konsep : Zat adalah sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa.
Ternyata air memerlukan tempat atau wadah. Selanjutnya jika air dalam wadah itu
ditimbang ternyata memiliki massa. Demikian halnya dengan udara ternyata juga
wujud zat. Beberapa benda seperti besi, kayu, aluminium termasuk zat padat. Air,
minyak termasuk zat cair, sedangkan gas elpiji, udara termasuk zat gas. Pada
prinsipnyaterdapat tiga wujud zat yaitu : zat padat, zat cair dan zat gas.
BAB 3 METODOLOGI
A. Jenis Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan kualitiatif. Penelitian deskriptif
bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan segala sesuatu yang terkait dengan
variabel-variabel yang bisa dijelaskan dengan angka-angka maupun kata-kata.
Penelitian kualitatif bertujuan untuk memperoleh informasi secara mendalam mengenai
perkembangan minat yang dialami siswa kelas VII selama dan setelah mengikuti proses
pembelajaran dengan mengunakan media komik sains (Setyosari, 2010).
B. Setting Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Kota Dumai pada bulan Januari hingga
Februari 2024.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitiannya adalah siswa kelas VIII.3 MTs Negeri 2 Kota Dumai yang
berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 17 anak laki- laki dan 13 anak perempuan.
3. Objek Penelitian
Objek penelitiannya adalah minat dan hasil belajar siswa kelas VIII.3 MTs Negeri
2 Kota Dumai.
4. Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Sumber data primer
diambil dari hasil nilai kognitif siswa berupa nilai test yang telah dikerjakan oleh
siswa. Sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari hasil pengamatan yang
dikumpulkan peneliti selama tindakan berlangsung dan kuisioner.
5. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dala penelitian ini merupakan data kualitatif dan
kuantitatif yang diperoleh dari hasil test formatif dan penilaian aktifitas siswa pada
saat proses pembelajaran.
C. Desain Penelitian
Tabel 3.1 Bagan Desain Penelitian
Observasi II
Pengelompokan (pembelajaran
dengan
D. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Pembelajaran
Pada penelitian ini digunakan tiga macam instrumen pembelajaran yaitu,
Silabus,Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Komik Sains.
a. Silabus
Silabus bertujuan untuk membantu guru dalam membuat rencana
pembelajaran pada suatu kelompok mata pembelajaran tertentu yang mencakup
standard kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran,
indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran bertujuan untuk membantu guru
dalam mengarahkan jalannya proses belajar mengajar didalam kelas. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran terdiri atas:
1) Indentitas (Satuan Pendidikan, Kelas/ Semester, Mata Pelajaran, dan
Alokasi Waktu)
2) Standar Kompetensi
3) Kompetensi Dasar
4) Indikator
5) Tujuan Pembelajaran
6) Materi Pembelajaran
7) Metode Pembelajaran
8) Media Pembelajaran
9) Langkah- Langkah Kegiatan Pembelajaran
10) Sumber Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan dalam
penelitian ini secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 51.
c. Komik sains
Dalam penelitian ini, Komik Sains digunakan sebagai pengganti buku
pelajaran untuk memudahkan siswa dalam memahami materi Konsep Zat yang
akan diajarkan. Komik sains yang digunakan dalam penelitian ini secara lengkap
dapat dilihat pada lampiran 11 halaman 83.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan dua teknik pengumpulan data yakni teknik test dan
teknik non test.
a. Teknik test meliputi: Pre- test dan Post test.
Pre- Test digunakan sebelum pembelajaran dimulai. Pre- Test digunakan
untuk mengetahui kemampuan kognitif dan konsep awal siswa terhadap materi
pembelajaran yang akan diberikan. Sedangkan post- test, digunakan untuk
mengetahui kemampuan akhir siswa dan konsep akhir siswa setelah dilakukan
treatmen dengan menggunakan komik sains. Pertanyaan dalam pre- test dan
post- test disusun dalam bentuk pilihan ganda dan uraian dimana pertanyaan
yang diberikan mengacu pada aspek kognitif yang meliputi aspek pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis. Prosedur penyusunan pre- test
danpost- test meliputi : (1) aspek yang diukur dalam penelitian, (2) indikator
hasil belajar, dan (3) menentukan skor soal. Kisi- kisi pre- test dan post-
test dapatdilihat pada tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1 Kisi- Kisi Pre- Test dan Post- Test Komik Sains
No Aspek yang Indikator Hasil Pre-Test dan Post- Jumlah No. Pertanyaan
. Diukur Belajar Test Butir Pilihan Essai
Soal Ganda
1 Pengetahuan Siswa mampu Jelaskan pengertian 3 2,9 1
menyebutkan beserta contoh dari
pengertian dari zat padat, zat cair,
zat beserta contoh dan zat gas
2 Pemahaman Siswa mampu Gambarkan skema 3 1,4 5
menggambarkan perubahan wujud zat
skema beserta beserta nama dari
nama dari perubahan wujud
perubahan wujud tersebut
zat
3 Aplikasi Siswa dapat Sebutkan perubahan 3 5,8 3
menyebutkan wujud zat yang
perubahan wujud terjadi pada telur dan
zat di kehidupan pudding!
sehari- hari a. Mencair dan
menguap
b. Menyublim
c. Menguap
d. Membeku
4 Analisis Siswa mampu Jelaskan perbedaan 3 3,7 2
menjelaskan susunan molekul
perbedaan yang terdapat pada
susunan molekul zat padat, zat cair,
pada zat dan zat gas
5 Sintesis Siswa dapat Perubahan wujud zat 3 6,10 4
menyebutkan digolongkan menjadi
perubahan wujud enam peristiwa.
zat beserta contoh Sebutkan disertai
contoh!
Dalam memberikan skor juga dipergunakan pedoman dasar yang diuraikanseperti berikut :
A. Pilihan Ganda
Setiap soal masing-masing diberi skor 5 apabila benar.
B. Essai
Setiap soal masing-masing diberi skor berbeda dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Soal no 1, skor maksimal 10: skor 0, jika tidak menjawab skor 2.5, jika
dapat menjawab soal tetapi kurangbenar skor 5,apabila dapat menjawab satu anakan
soalskor 7.5, jika dapat menjawab dua anakan soal skor 10, jika jawaban benar seluruhnya
b. Soal no 2, skor maksimal 10: skor 0, jika tidak menjawab skor 2.5, jika
dapat menjawab soal tetapi kurangbenar skor 5,apabila dapat menjawab satu anakan
soalskor 7.5, jika dapat menjawab dua anakan soal skor 10, jika jawaban benar seluruhnya
c. Soal no 3, skor maksimal 10: skor 0, jika tidak menjawab skor 5, jika sebagian
jawaban benar skor 10, jika jawaban benar seluruhnya
d. Soal no 4, skor maksimal 10: skor 0, jika tidak menjawab skor 5, jika sebagian
jawaban benar skor 10, jika jawaban benar seluruhnya
e. Soal no 5, skor maksimal 10: skor 0, jika tidak menjawab skor 10, jika sebagian
jawaban benarskor 10, jika jawaban benar
b. Teknik non test hanya terdiri dari kuisioner untuk mengetahui nilai
kuantitatif minat belajar dari siswa.
29
Hasil penelitian dianalisis 3 kali yaitu analisis untuk menghitung rata-rata kelas,
menentukan ketuntasan belajar secara individual dan menentukan ketuntasan belajar
secara klasikal.
a. Menentukan rata-rata kelas
Menurut Sudjana (1990) untuk mengetahui nilai rata-rata kelas pada masing-
masing siklus sebagai berikut:
Keterangan :
= Nilai rata-rata (mean)
ΣX = Jumlah nilai seluruh siswa
N = Banyaknya siswa yang mengikuti test
Keterangan:
P = nilai ketuntasan belajar
Σn1 = jumlah siswa tuntas belajar secara klasikal
n = jumlah total siswa
30
DAFTAR PUSTAKA
Abdullhak, Ishak. 2011. Penelitian Tindakan Dalam Pendidikan Nonformal. Jakarta: PTRaja
Grafindo Persada.
Rosdakarya.
Dahar, Ratna W. 2011. Teori- Teori Belajar dan Pembelajaran . Jakarta: Erlangga.
Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah Beserta
Eisner, Will. 1985. Comics & Sequential Art. USA: Poorhouse Press.
31
Hurlock, Elizabeth B. 2007. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan edisi kelima. (alih Bahasa: Dra. Istiwidayanti & Drs. Soedjarwo).
Jakarta: Erlangga.
32