Anda di halaman 1dari 37

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran matematika adalah mata pelajaran yang diajarkan dari

sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Hakekat matematika itu sendiri adalah

suatu objek mata pelajaran yang bersifat abstrak. Menurut Hans (dalam Amir &

Risnawati, 2016: 9), matematika merupakan aktivitas insani dan harus dikaitkan

dengan realitas. Dengan demikian, matematika merupakan cara berpikir logis

yang dipresentasikan dalam bilangan, ruang, dan bentuk dengan aturan-aturan

yang telah ada yang tak lepas dari aktivitas insani tersebut. Pada hakikatnya,

matematika tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari. Matematika sangat berkaitan

dengan semua masalah kehidupan yang membutuhkan pemecahan secara cermat

dan teliti.

Selanjutnya menurut Bruner (Pitajeng, 2006: 29), belajar matematika

merupakan belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang

terdapat di dalam materi yang dipelajari serta dapat mencari hubungan diantara

konsep-konsep dan struktur-struktur matematika. Dalam belajar Bruner hampir

selalu memulai dengan memusatkan manipulasi material. Bruner menyatakan

bahwa kegiatan pembelajaran di SD dalam mata pelajaran matematika dapat

dilakukan melalui 3 tahap, yaitu: tahap enaktif (penggunaan benda konkrit), tahap

ikonik (menggunakan gambar dari objek yang dimaksud), dan tahap simbolik

(penulisan simbol-simbol).
2

Kesimpulan yang diperoleh dari pengertian matematika di atas, adalah ilmu

pengetahuan yang mempelajari tentang pola dan hubungan, sekumpulan simbol

yang memiliki makna atau dikatakan sebagai bahasa simbol dan cara berpikir

logis yang dipresentasikan dalam sebuah bilangan, ruang, dan bentuk dengan

aturan-aturan yang telah ada.

Hasil belajar matematika yang diharapkan setiap sekolah adalah hasil

belajar matematika yang mencapai ketuntasan. Siswa dikatakan tuntas belajar

matematika apabila hasil belajar matematika siswa telah mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah.

SD Inpres 22 Wosi Dalam, hasil belajar matematika siswa terlihat masih

sangat rendah untuk kelas VI terutama pada materi KPK dan FPB. Hal ini dapat

dibuktikan berdasarkan nilai ulangan siswa pada tahun ajaran sebelumnya pada

pembelajaran matematika, bahwa dari 25 siswa hanya 10 siswa yang nilainya di

atas KKM yang ditentukan sekolah yakni; ≥65. Pada pembelajaran matematika

terbukti bahwa siswa lebih banyak menghafal dibandingkan memahami konsep

matematika itu sendiri. Apalagi proses pembelajaran di kelas yang sebelumnya

dilakukan secara langsung atau secara tatap muka antara guru dengan siswa, kini

berubah semenjak adanya pandemi Covid-19 sehingga pembelajaran dilaksanakan

dengan pembelajaran jarak jauh/belajar dari rumah.

Memang adanya pandemi Covid-19, pemerintah mencanangkan belajar

dari rumah melalui pembelajaran daring atau belajar jarak jauh untuk memberikan

pengalaman belajar bagi siswa dan untuk menuntaskan seluruh capaian kurikulum

bagi kenaikan kelas, maupun kelulusan.


3

Namun pada pembelajaran daring atau belajar dari rumah benar-benar

sangat dirasakan berat bagi guru dan para siswa, bahkan orang tua. Pembelajaran

yang awalnya dilakukan dengan tatap muka saja siswa sudah sulit belajar

matematika, bahkan siswa sulit untuk mengerti dan memahami materi yang

disampaikan. Apalagi belajar dari rumah (daring) semua guru dan siswa dipaksa

untuk bertransformasi dan beradaptasi pada kondisi pandemi ini. Guru juga

dituntut untuk melakukan inovasi dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Pada awal bulan Maret 2022, khusnya di SD Inpres 22 Wosi Dalam,

Kabupaten Manokwari, sudah dilaksanakan pembelajaran tatap muka. Untuk itu,

guru perluh bekerja keras mengatasi permasalahan hasil belajar siswa, terutama

hasil belajar pada pembelajaran matematika. Mengatasi permasalahan hasil belajar

siswa, perluh adanya penerapan media pembelajaran yang tepat. Hal ini bertujuan

untuk menarik perhatian siswa di dalam proses belajar, sehingga kegiatan belajar

tidak membuat siswa merasa bosan dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Media pengajaran khususnya dalam pembelajaran matematika banyak sekali

ragamnya yang dapat digunakan oleh guru sesuai dengan kebutuhan, situasi dan

kondisi. Salah satunya yaitu; media pembelajaran “papan musi” (Multifungsi).

Sadirman (2008: 7) mengatakan bahwa media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada

penerima pesan. Dalam hal ini adalah proses merangsang pikiran, perasaan, dan

minat serta perhatian dari siswa sehingga proses belajar dapat terjalin. Menurut

Schramm (Putri, 2011: 20), media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan

yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.


4

Media pembelajaran dapat disimpulkan sebagai alat bantu mengajar untuk

menyampaikan materi, agar pesan lebih muda diterima siswa dan menjadikan

siswa lebih termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran. Melalui media

pembelajaran yang kreatif dan inovatif, dapat meningkatkan motivasi belajar pada

siswa, dan hasil belajar siswapun memuaskan.

Berdasarkan permasalahan hasil belajar yang diuraikan di atas, penulis

akan mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul: “Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Kelas VI Materi KPK dan FPB Melalui Penggunaan Media

Pembelajaran “Papan Musi” (Multifungsi) di SD Inpres 22 Wosi Dalam.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah: “Apakah Ada Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI

Materi KPK dan FPB Melalui Penggunaan Media Pembelajaran “Papan Musi”

(Multifungsi) di SD Inpres 22 Wosi Dalam?”.

C. Tujuan Penelitin

Tujuan dalam penelitian ini adalah: “Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Kelas VI Materi KPK dan FPB Melalui Penggunaan Media Pembelajaran

“Papan Musi” (Multifungsi) di SD Inpres 22 Wosi Dalam.”

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagi Penulis

Hasil penelitian dapat menambah wawasan dan pengalaman tentang bagaimana

penggunaan media pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.


5

2. Bagi Siswa

Meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika dengan

penggunaan media pembelajaran.

3. Bagi Guru

Meningkatnya kemampuan guru dalam merancang pembelajaran matematika

yang kreatif dan inovatif dengan menggunaan media.

4. Bagi Sekolah

Memberikan masukan kepada sekolah dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan pada pembelajaran matematika.

E. Penjelasan Istilah

Penjelasan istilah ini diperlukan agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap

judul penelitian yang dibuat. Penjelasan istilah-istilah yang terdapat dalam judul

penelitian ini, yaitu:

1. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah suatu hasil yang diperoleh siswa setelah mengalami

kegiatan belajar baik itu secara individu maupun kelompok.

2. Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah alat bantu mengajar untuk menyampaikan materi

agar pesan lebih muda diterima siswa dan menjadikan siswa lebih termotivasi

dalam mengikuti proses pembelajaran.

3. KPK dan FPB

KPK dan FPB merupakan salah satu bab yang ada dan dapat dipelajari dalam

matematika. KPK adalah kepanjangan dari Kelipatan Persekutuan Kecil yang


6

dihasilkan dari dua atau lebih suatu faktor bilangan. Sedangkan FPB adalah

kepanjangan dari Faktor Persekutuan Besar yang dihasilkan dari dua atau lebih

dari suatu faktor bilangan.


7

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Belajar dan Pembelajaran

1. Pengertian Belajar

Menurut Gerlach dan Ely (Anni 2009: 85), belajar memiliki peranan

penting yaitu memberikan arah pada kegiatan peserta didikan, untuk mengetahui

kemajuan belajar dan perlu tidaknya pemberian peserta didikan pembinaan dan

sebagai bahan komunikasi. Gulo (2002: 23) menyatakan bahwa belajar adalah

suatu proses yang berlangsung di dalam diri seseorang/individu yang mengubah

tingkah lakunya, baik tingkah laku dalam berpikir, bersikap, dan berbuat.

Menurut Rusman (2015: 12), belajar adalah salah satu faktor yang mempengaruhi

dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu.

Selanjutnya Gagne (Anitah, 2007: 1,3) menyatakan bahwa belajar

merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil

dari Pengalaman. Dengan kata lain, belajar adalah proses perubahan perilaku

individu yang diperoleh dari hasil dengan lingkungannya. Dari pengertian

tersebut belajar mengandung tiga unsur utama, yaitu belajar berkaitan dengan

perubahan perilaku yang terjadi karena didahului oleh proses pengalaman, dan

perubahan perilaku akibat dari belajar yang bersifat relatif permanen. Masing-

masing unsur tersebut dijelaskan sebagai berikut.

1. Proses

Aktivitas belajar melibatkan proses mental dan emosional atau proses berpikir

dan merasakan.
8

2. Perubahan perilaku

Seseorang yang belajar akan mengalami akibat dari proses belajarnya yaitu

perubahan perilaku.

3. Pengalaman

Belajar adalah mengalami, artinya seseorang yang belajar mengalami interaksi

dengan lingungan fisik dan lingkungan sosial.

Berdasarkan pengertian belajar yang diuraikan di atas dapat disimpulkan

bahwa belajar mengacu pada perubahan perilaku yang terjadi sebagai akibat dari

interaksi antara individu dengan lingkungannya.

2. Pengertian Pembelajaran

Arifin (2010: 10) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan suatu

proses atau kegiatan yang sistematik yang bersifat interaktif dan komunikatif

antara pendidik (guru) dengan siswa, sumber belajar, dan lingkungan untuk

menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya tindakan belajar siswa.

Menurut Hamalik (2006: 239), pembelajaran adalah suatu kombinasi yang

tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material fasilitas, perlengkapan dan

prosedur yang saling mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran.

Selanjutnya Sagala (2009: 61) menyatakan bahwa pembelajaran adalah

membelajarkan siswa menggunakan asa pendidikan maupun teori belajar yang

merupakan penentu pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua

arah yaitu mengajar dilakukan pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar

oleh siswa.
9

Berdasarkan pengertian pembelajaran yang diuraikan di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan

guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan. Pembelajaran merupakan

bantuan yang diberikan kepada siswa agar dapat terjadi proses perolehan

pengetahuan dan ketrampilan bagi siswa.

B. Hasil Belajar

Menurut Bloom (Suprijono 2013: 6), hasil belajar mencakup kemampuan

kognitif, afektif dan psikomotorik. Kemampuan kognitif terdiri dari knowledge

(pengetahuan, ingatan); comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas,

contoh); application (menerapakan); analysis (menguraikan, menentukan

hubungan); synthesis (mengorganisasikan, merencanakan); dan evaluating

(menilai). Kemampuan afektif terdiri dari receiving (sikap menerima); responding

(memberikan respon), valuing (nilai); organization (organisasi); characterization

(karakterisasi. Kemampuan psikomotorik meliputi initiatory, pre-rountie, dan

rountinized.

Dimyati dan Mudjiono (2013: 3) menyatakan bahwa hasil belajar

merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi

guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi

siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.

Menurut Nawawi (Susanto, 2013: 5), hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat

keberhasilan siswa dalam mempelajari akan materi pelajaran di sekolah yang

dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi

pelajaran tertentu.
10

Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar adalah suatu hasil yang diperoleh siswa setelah mengalami

kegiatan belajar baik itu secara individu maupun kelompok.

C. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

’tengah’, ’perantara’, atau ’pengantar’. Secara lebih khusus, pengertian media

dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis,

photografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyusun

kembali informasi visual atau verbal. AECT (Association of Education and

Communication Technology) memberi batasan tentang media sebagai segala

bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.

Disamping sebagai sistem penyampai atau pengantar, media yang sering diganti

dengan kata mediator, dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau

perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam

proses belajar, yaitu siswa dan isi pelajaran. Ringkasnya, media adalah alat yang

digunakan untuk menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran

(Azhar Arsyad, 2010: 3).

Pengertian media pembelajaran adalah paduan antara bahan dan alat atau

perpaduan antara software dan hardware (Sadiman, dkk, 1996: 5). Media

pembelajaran bisa dipahami sebagai media yang digunakan dalam proses dan

tujuan pembelajaran. Pada hakikatnya proses pembelajaran juga merupakan

komunikasi, maka media pembelajaran bisa dipahami sebagai media komunikasi


11

yang digunakan dalam proses komunikasi tersebut, media pembelajaran memiliki

peranan penting sebagai sarana untuk menyalurkan pesan pembelajaran.

Menurut Anderson (1987) yang dikutip Bambang Warsita (2008: 123).

Media dapat dibagai dalam dua kategori, yaitu alat bantu pembelajaran

(instructional aids) dan media pembelajaran (instructional media). Alat bantu

pembelajaran atau alat untuk membantu guru (pendidik) dalam memperjelas

materi (pesan) yang akan disampaikan. Oleh karena itu alat bantu pembelajaran

disebut juga alat bantu mengajar (teaching aids). Misalnya OHP/OHT, film

bingkai (slide) foto, peta, poster, grafik, flip chart, model benda sebenarnya dan

sampai kepada lingkungan belajar yang dimanfaatkan untuk memperjelas materi

pembelajaran.

2. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Hamalik (1986) yang dikutip Azhar Arsyad (2010: 15), mengemukakan

bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat

membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan

rangsangan kegiatan belajar, dan membawa pengaruh-pengaruh psikologis

terhadap siswa.

Penggunaan media pembelajaran pada orientasi pembelajaran akan sangat

membantu keaktifan proses pembelajaran dan menyampaian pesan dan isi

pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media

pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan

data dengan menarik dan terpercaya. Maksudnya adalah media pembelajaran

paling besar pengaruhnya bagi indera dan lebih dapat menjamin pemahaman,
12

orang yang mendengarkan saja tidaklah sama tingkat pemahamannya dan lamanya

bertahan apa yang dipahaminya dibandingkan dengan mereka yang melihat, atau

melihat dan mendengarkannya.

Selanjutnya menjelaskan betapa pentingnya media pemebelajaran karena

media pemebelajaran membawa dan membangkitkan rasa senang dan gembira

bagi siswa, serta membantu memantapkan pengetahuan pada benak para siswa

serta menghidupkan pelajaran.

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2002: 2), mengemukakan manfaat media

pembelajaran dalam proses belajar siswa yaitu:

1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar.

2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami

oleh siswa sehingga memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan

pembelajaran.

3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal

melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru

tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar pada setiap jam pelajaran.

D. Kerangka Berpikir

Menurut Sugiyono (2017: 91), kerangka berpikir merupakan permodelan

konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang

telah diidentifikasi menjadi masalah yang penting. di SD Inpres 22 Wosi Dalam,

hasil belajar siswa masih terlihat sangat rendah terutama siswa kelas VI pada

pembelajaran materi KPK dan FPB. Pada pembelajaran matematika, terbukti


13

bahwa siswa lebih banyak belajar menghafal dibandingkan memahami konsep

matematika itu sendiri. Dalam proses pembelajaran siswa terlihat lebih cepat

bosan dalam mengikuti pembelajaran, dan menyebabkan hasil belajar siswa

menjadi rendah.

Mengatasi permasalahan hasil belajar siswa, perluh adanya penerapan

media pembelajaran yang tepat. Hal ini bertujuan untuk menarik perhatian siswa

di dalam proses belajar, sehingga kegiatan belajar tidak membuat siswa merasa

bosan dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Media pengajaran khususnya dalam pembelajaran matematika banyak

sekali ragamnya yang dapat digunakan oleh guru sesuai dengan kebutuhan, situasi

dan kondisi. Salah satunya yaitu media pembelajaran “papan musi” (Multifungsi).

Sadirman (2008: 7) mengatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang

dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Dalam

hal ini adalah proses merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian

siswa sehingga proses belajar dapat terjalin. Menurut Schramm (Putri, 2011: 20), media

pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan

pembelajaran.

Media pembelajaran dapat disimpulkan sebagai alat bantu mengajar untuk

menyampaikan materi, agar pesan lebih muda diterima siswa dan menjadikan

siswa lebih termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran. Melalui media

pembelajaran yang kreatif dan inovatif, dapat meningkatkan motivasi belajar pada

siswa, dan hasil belajar siswapun memuaskan.


14

E. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis pada penelitian ini

adalah; “Ada Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VI Materi KPK dan FPB

Melalui Penggunaan Media Pembelajaran “Papan Musi” (Multifungsi) di SD

Inpres 22 Wosi Dalam”.


15

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantatif dengan tipe

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang menggambarkan adanya peningkatan hasil

belajar siswa.

Menurut Wardhani (2011: 23) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian

yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan

tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa

menjadi meningkat. Esensi PTK terletak pada adanya tindakan dalam situasi

alami untuk memecahkan masalah-masalah praktis dalam pembelajaran.

PTK berkaitan dengan berbagai persoalan-persoalan praktis yang dihadapi

oleh guru/calon guru di dalam kelas. Prosedur pelaksanaannya dapat dimulai

dengan analisis situasi, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, perefleksian,

dan evaluasi terhadap dampak tindakan. Prosedur ini dapat diulang sampai

diperoleh hasil sesuai dengan kualitas yang diharapkan.

PTK memiliki karakteristik yang berbeda dengan penelitian lainnya.

Adapun karakteristik PTK (Susilo, 2008: 5) antara lain sebagai berikut:

1. Masalah yang diteliti berupa masalah praktik pembelajaran sehari-hari di

kelas yang dihadapi oleh guru/calon guru.

2. Diperlukan tindakan-tindakan tertentu untuk memecahkan masalah tersebut

dalam rangka memperbaiki/meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.


16

3. Terdapat perbedaan keadaan sebelum dan sesudah dilakukan PTK, dan

4. Guru sendiri yang berperan sebagai peneliti.

PTK memiliki tujuan (Susilo, 2008: 8) antara lain sebagai berikut:

1. PTK dilaksanakan demi perbaikan/peningkatan praktik pembelajaran secara

berkesinambungan.

2. Pengembangan kemampuan-keterampilan guru untuk menghadapi masalah

aktual pembeajaran di kelas.

3. Menumbuhkan budaya meneliti dikalangan guru, dan

4. Memperbaiki dan meningkatkan mutu pengajaran (pembelajaran) melelui

teknik- teknik pengajaran yang tepat sesuai dengan masalah dan tingkat

perkembangan peserta didik.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini berlokasi di SD Ipres 22 Wosi Dalam,

Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat. Adapun alasan pemilihan SD

Inpres 22 Wosi Dalam, dijadikan sebagai tempat penelitian adalah sebagai

berikut:

1. Penulis memperoleh kemudahan perizinan untuk melakukan penelitian.

2. Penulis memperoleh dukungan dari kepala sekolah dan guru-guru SD Inpres

22 Wosi Dalam.

3. Lokasi penelitian yang dilakukan ini merupakan tempat mengajar penulis

sehingga mempermudah penulis melakukan pengumpulan data.

4. Terdapat permasalahan dalam pembelajaran matematika di Kelas VI pada


17

materi KPK dan FPB.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan berlangsung selama 3 bulan, dihitung sejak perencanaan

ini disetujui.

C. Subjek Penelitian.

Subjek Penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Inpres 22 Wosi Dalam,

yang berjumlah 20 siswa, terdiri dari 8 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam Penelitian ini berupa instrumen tes hasil

belajar dan lembar observasi aktivitas yang dilakukan siswa dan guru selama

proses pembelajaran berlangsung.

E. Desain Penelitian

Menurut Arikunto (2012: 74), terdapat empat tahap kegiatan yang harus

dilaksanakan dalam PTK. Tahapan tersebut, yaitu: penyusunan rencana tindakan,

pelaksanaan tindakan, observasi pelaksanaan tindakan, dan refleksi.

Perencanaan Tindakan I

Refleksi I Siklus I Pelaksanaan Tindakan I

Pengamatan/Observasi

Perencanaan Tindakan II

Refleksi II Siklus II Pelaksanaan Tindakan


II

Pengamatan/Observasi
18

F. Prosedur Penelitian
Gambar 3.1 Model PTK Arikunto (2012: 74)
Prosedur penelitian yang dilakukan ini diawali dengan memberikan

apersepsi awal kepada siswa mengenai materi KPK dan FPB. Penelitian ini

dilakukan dalam dua siklus, yang terdiri dari dua kali pertemuan untuk siklus I

dan satu kali pertemuan untuk siklus II. Berikut langkah-langkah yang akan

dilaksanakan pada setiap siklus:

Tabel 3.1. Prosedur Penelitian

Siklus Tahapan Uraian Kegiatan


a. Menyusun Silabus
b. Menyusun RPP
Perencanaan c. Menyusun LKPD
d. Menyusun lembar observasi aktivitas guru
dan siswa
e. Menyusun soal tes akhir siklus
Pelaksanaan Menerapkan pelaksanaan tindakan kelas
I dan II tindakan sesuai dengan RPP yang sudah dibuat.
a. Melakukan pengamatan terhadap aktivitas
guru dan siswa selama proses pembelajaran
Pengamatan
b. Menilai hasil tindakan dan membandingkan
dengan KKM yang ditetapkan.
Melakukan evaluasi dan menyimpulkan
Refleksi berbagai hal-hal yang harus diperbaiki pada
setiap siklus.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data penelitian ini terdiri dari teknik wawancara,

observasi, tes hasil belajar, dan dokumentasi.

a. Tes

Tes dilakuan setelah kegiatan belajar mengajar, untuk mengukur kemampuan

siswa setelah materi diberikan dengan menggunakan media pembelajaran


19

“Papan Musi” (Mmultifungsi) pada materi KPK dan FPB.

b. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan dari peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental

dari seseorang.

c. Observasi

Dokumentasi merupakan catatan dari peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental

dari seseorang. Secara lebih spesifik, lembar observasi aktivitas guru dan siswa

yang akan digunakan pada penelitia ini dapat dilihat pada tabel 3.2. berikut:

1) Lembar Observasi Guru

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU

Inisial Guru : H.K


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VI/2 (dua)

Berilah tanda (√) pada kolom. (Ya) bila dilaksanakan, (Tidak) bila tidak
dilaksanakan, pada masing-masing pernyataan di bawah ini!
Dilaksanakan
No Aspek Yang Diamati
Ya Tidak
A. Kegiatan Aawal
1 Mengucapkan salam
2 Mengajak siswa berdoa
3 Mengambil absen
4 Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran
5 Memberikan Apersepsi
6 Menyampaikan tujuan pembelajaran
B. Kegiatan Inti
1 Menjelaskan materi kepada siswa dengan baik
2 Menghubungkan materi dengan kehidupan sekitar
3 Menguasai materi
4 Menggunakan media pembelajaran dengan baik
20

5 Melibatkan siswa dengan media pembelajaran


6 Membagikan siswa dalam beberapa kelompok
7 Membagikan bahan ajar kepada tiap kelompok
8 Memberikan kesempatan kepada kelompok untuk berdiskusi
dan menjawab pertanyaan dari LKS
9 Meminta masing-masing kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya
10 Mengoreksi setiap pekerjaan kelompok jika ada kesalahan
C. Kegiatan Akhir
1 Menyimpulkan materi pembelajaran
2 Mengakhiri Pembelajaran dengan doa
3 Mengucapkan salam

Peneliti

……………….

2) Lembar Observasi Siswa

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VI/2 ( dua)

Berilah tanda ceklis (√) pada pernyataan yang telah disediakan pada

kolom di bawah ini sesuai dengan hasil pengamatan !

No Aspek yang diamati


1 Mempersiapkan diri untuk mengikuti pembelajaran
2 Memperhatikan penjelasan guru
3 Keaktifan dalam kelompok
4 Mengerjakan soal diskusi dengan baik
5 Bekerjasama dalam kelompok untuk menjawab pertanyaan

Kelompok :
No Inisial Siswa Dilaksanakan
1 2 3 4 5
1
2
3
4
5
21

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Kuantitatif

Data yang dikumpulkan akan diolah dengan menggunakan analisis data

kualitatif. Ardhana (Moleong 2002: 103) menyatakan bahwa analisis data adalah

proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori,

dan satuan uraian dasar. Untuk mengetahui hasil belajar siswa secara individu,

yaitu dengan menggunakan rumus:

Hasil Belajar = Skor yang diperoleh x100


Skor maxsimum
Sedangankan untuk persentasi ketuntasan secara klasikal dihitung dengan

menggunakan rumus:
Jumlah siswa yang tuntas
Ketuntasan klasikal = x 100
Jumlah seluruh siswa
Menurut Trianto (2010: 241), syarat setiap siswa dikatakan tuntas

belajarnya (ketuntasan individu) jika hasil yang diperoleh siswa memenuhi

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu ≥65 dan suatu kelas dikatakan tuntas

(ketuntasan klasikal) apabila kelas tersebut terdapat ≥80% yang sudah mencapai

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

2. Analisis Data Kualitatif

Analisis data kualitatif merupakan data yang berupa kalimat-kalimat, atau

data yang dikategorikan berdasarkan kualitas objek yang diteliti, misalnya: baik,

buruk, pandai, dan sebagainya. Menurut Miles dan Hubberman (Friendsisca,

2014: 37), ada tiga tahapan analisis data kualitatif yaitu:


22

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan suatu proses menajamkan, memfokuskan, membuang

yang tidak perluh dan mengorganisasikan data sedemikian sehingga dapat

diperoleh kesimpulan.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan suatu proses menyajikan data terstruktur dari

reduksi data sehingga memudahkan penulis untuk menarik kesimpulan.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan suatu proses yang didasarkan pada data yang

telah diperoleh dalam reduksi data dan penyajian data kemudian dirangkum

untuk dibuat suatu kesimpulan.


23

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi awal

Langkah awal yang dilakukan sebelum penelitian berlangsung, penulis

membangun komunikasi dan kerja sama dengan Kepala Sekolah SD Inpres 22

Wosi Dalam, untuk menjelaskan maksud penelitian yang akan dilaksanakan yaitu

penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI pada

materi KPK dan FPB melalui penggunaan media “papan musi” (Multifungsi).

Selanjutnya sebelum melakukan tindakan pembelajaran terlebih dahulu

dilakukan apersepsi sesuai dengan materi yang akan diajarkan yaitu KPK dan

FPB. Apersepsi ini dimaksudkan untuk digunakan dalam membagikan siswa ke

dalam kelompok diskusi berdasarkan kemampuan yang hetorogen.

2. Hasil Setiap Siklus

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I terdiri

dari dua kali pertemuan, sedangkan Siklus II terdiri dari satu kali pertemuan dan

ditiap akhir siklus akan dilaksanakan tes akhir. Pelaksanaan Siklus II merupakan

kelanjutan dari Siklus I. Pelaksanaan kedua siklus dapat diuraikan sebagai berikut.

Siklus I

1) Tahap Perencanaan

Dalam perencanaan pada Siklus I, hal-hal yang disiapkan sebelum


24

penelitian berlangsung yaitu:

a. Batasan materi pada Siklus I yaitu, pertemuan pertama menentukan Faktor

Persekutuan Kecil (KPK) pada pertemuan kedua materi yang diajarkan adalah

Faktor Persekutuan Besar (FPB).

b. Perangkat pembelajaran yang disiapkan yaitu, Silabus, Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran dengan dua kali pertemuan, LKPD dan Bahan Ajar.

c. Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas

siswa.

d. Menyiapkan soal tes akhir Siklus I.

e. Penetapan kriteria penilaian, siswa dikatakan berhasil jika siswa tersebut

mencapai nilai KKM, yaitu ≥65.

2) Tahap Pelaksanaan (Tindakan)

a. Pertemuan Pertama

Kegiatan Awal:

Kelas dibuka dengan memberikan salam, menanyakan kabar siswa, dan

dilanjutkan dengan doa dipimpin oleh salah satu siswa. Kemudian siswa

difasilitasi untuk bertanya jawab pentingnya mengawali setiap kegiatan dengan

doa. Selain berdoa, guru dapat memberikan penguatan tentang sikap bersyukur.

Guru menjelaskan kepada siswa tentang pentingnya sikap disiplin yang akan

dikembangkan dalam pembelajaran. Kelas dilanjutkan dengan mengecek

kehadiran siswa. Guru memberikan Apersepsi (Guru mengaitkan materi yang

akan dipelajari dengan pengalaman siswa). Hal ini dimaksudkan agar dapat menin

gkatkan minat dan keinginantahuan siswa terhadap materi yang akan diajarkan. Se
25

telah itu, guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Kegiatan Inti:

Guru menjelaskan materi kepada siswa, dan menghubungkan materi dengan

kehidupan sekitar siswa. Guru menyiapkan media yang akan digunakan untuk

menjelaskan materi. Guru menjelaskan cara menentukan KPK menggunakan

media “papan musi (Multifungsi). Setelah siswa memahami apa yang dijelaskan

guru, kemudian siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok. Guru membagikan

LKPD kepada masing-masing kelompok dan masing-masing kelompok diminta

menyelesaikan soal yang ada pada LKPD. Guru membimbing siswa dalam

berdiskusi. Setelah itu perwakilan masing-masing kelompok mempresentasikan

hasil diskusinya. Guru mengajak siswa bersama-sama membuat kesimpulan. Guru

mengoreksi setiap pekerjaan masing-masing kelompok dan membetulkan jika ada

kesalahan.

Kegiatan Akhir:

Guru menginformasikan pertemuan selanjutnya. Setelah itu guru meminta

salah satu perwakilan siswa untuk maju ke depan dan memimpin doa sebelum

pelajaran diakhiri. Guru mengucapkan salam.

b. Pertemuan Kedua

Kegiatan Awal:

Kelas dibuka dengan memberikan salam, menanyakan kabar siswa, dan

dilanjutkan dengan doa dipimpin oleh salah seorang siswa. Kemudian siswa

difasilitasi untuk bertanya jawab pentingnya mengawali setiap kegiatan dengan

doa. Selain berdoa, guru dapat memberikan penguatan tentang sikap bersyukur.
26

Guru menjelaskan kepada siswa tentang pentingnya sikap disiplin yang akan

dikembangkan dalam pembelajaran. Kelas dilanjutkan dengan mengecek

kehadiran siswa. Apersepsi (Guru mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan

pengalaman siswa dengan bertanya jawab). Hal ini dimaksudkan agar dapat menin

gkatkan minat dan keinginantahuan siswa terhadap materi yang akan diajarkan. Se

telah itu, guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Kegiatan Inti:

Guru menjelaskan materi kepada siswa, dan menghubungkan materi dengan

kehidupan sekitar siswa. Guru menyiapkan media yang akan digunakan untuk

menjelaskan materi. Guru menjelaskan cara menentukan KPK menggunakan

media “papan musi (Multifungsi). Setelah siswa memahami apa yang dijelaskan

guru, kemudian siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok. Guru membagikan

LKPD kepada masing-masing kelompok dan masing-masing kelompok diminta

menyelesaikan soal yang ada pada LKPD. Guru membimbing siswa dalam

berdiskusi. Setelah itu perwakilan masing-masing kelompok mempresentasikan

hasil diskusinya. Guru mengoreksi setiap pekerjaan masing-masing kelompok dan

membetulkan jika ada kesalahan.

Kegiatan Akhir:

Guru mengajak siswa untuk bersama-sama membuat kesimpulan. Siswa

mendapatkan umpan balik terhadap proses pembelajaran yang sudah diikuti

bersama. Guru memberikan soal tes akhir siklus I, dan meminta masing-masing

siswa untuk mengerjakannya. Guru menginformasikan pertemuan selanjutnya.


27

Setelah itu guru meminta salah satu perwakilan siswa untuk maju ke depan dan

memimpin doa sebelum pelajaran diakhiri. Guru mengucapkan salam.

3) Tahap Pengamatan (Observasi)

Pada observasi aktivitas guru, ditemukan bahwa pembelajaran yang

dilakukan belum sesuai dengan RPP yang sudah disusun, dan masih banyak

terdapat kekurangan. Selama proses pembelajaran berlangsung, aktivitas guru

diamati oleh salah satu teman guru sebagai observer. Sedangkan 2 orang teman

guru mengamati setiap aktivitas siswa pada masing-masing kelompok. Hasil

observasi aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung, dapat

dilihat pada lembar lampiran.

4) Refleksi

Setelah melakukan pengamatan atas tindakan pembelajaran di dalam kelas

dan melakukan tes akhir, selanjutnya diadakan refleksi dari tindakan yang telah

dilakukan. Dalam kegiatan Siklus I didapat hasil refleksi, yaitu:

(1) Berkaitan dengan aktivitas guru

a. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh belum sesuai dengan

RPP yang telah disusun, dan masih banyak kekurangan.

b. Guru (Penulis) belum sepenuhnya menjelaskan materi dengan baik, hal ini

dilihat dari sebagian besar siswa dari kelompok yang tidak bisa menyelesaikan

LKPD yang diberikan.

c. Guru juga telihat tidak membimbing siswa dalam berdiskusi.

(2) Berkaitan dengan Aktivitas Siswa


28

a. Sebagian besar siswa dalam kelompok yang tidak berpartisipasi dengan teman

kelompoknya dalam menyelesaikan LKPD yang diberikan guru.

Dari hasil refleksi di atas, maka akan dilakukan perbaikan pada siklus

berikutnya dengan tetap berpatokan pada RPP yang disusun sesuai dengan

penggunaan media “papan musi” (Multifungsi).

(3). Hasil Belajar

Setelah tes akhir Siklus I diperiksa, maka diperoleh hasil belajar Siklus I

yang dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1. Hasil Belajar Siklus I


Kriteria
No Inisial Siswa Nilai Tuntas Belum Tuntas
1 A.A 80 √
2 A.K.G.L 80 √
3 A.P 80 √
4 A.B.M 70 √
5 A.A 70 √
6 A.B.M.H 70 √
7 C.K 70 √ √
8 D.F.I 70 √ √
9 D.Y.B.Y 70 √ √
10 D.K.D 60 √
11 D.M 60 √
12 F.P.Z.T 60 √
13 F.E.F 60 √
14 G.M 50 √
15 G.C.H 50 √
16 G.S.P 50 √
17 I.C.T 40 √
18 J.U 40 √
19 J.B.B 40 √
20 J.M.R 40 √
Jumlah 1.180 9 11
Persentase 61% 45% 55

Berdasarkan tabel hasil belajar Siklus I di atas, maka hasil belajar siswa

dapat di persentase pada tabel 4.2 berikut.


29

Tabel 4.2. Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus I


Nilai Banyak Siswa Persentase Keterangan
≥65 9 45% Tuntas
≤65 11 55% Belum Tuntas

Berdasarkan hasil belajar pada tabel 4.2 di atas, terlihat bahwa sebanyak 9

siswa atau dengan persentase 45% telah mencapai KKM yang ditentukan yaitu

memperoleh nilai ≥65, sedangkan 11 siswa atau dengan persentase 55% belum

mencapai KKM.

Berkaitan dengan persentase ketuntasan hasil belajar yang diperoleh pada

Siklus I, yaitu 45% maka peneliti dan guru menilai bahwa perolehan persentase

ini masih belum mencapai kriteria keberhasilan penelitian. Hal ini menunjukan

bahwa masih terdapat beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam

menyelesaikan soal yang diberikan. Oleh karena itu peneliti dan guru akan

melanjutkan pelaksanaan tindakan perbaikan pada Siklus II dengan berupaya

semaksimal mungkin untuk memperbaiki kekurangan yang terdapat pada Siklus I.

Siklus II

1) Tahap Perencanaan

Dalam perencanaan pada Siklus II, hal-hal yang disiapkan sebelum

penelitian berlangsung yaitu:

a. Batasan materi pada Siklus II yaitu, pada pertemuan pertama materi yang

diajarkan adalah menentukan KPK dan FPB.

b. Perangkat pembelajaran yang disiapkan yaitu, Silabus, Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran dengan dua kali pertemuan, LKPD dan Bahan Ajar.


30

c. Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas

siswa.

d. Menyiapkan soal tes akhir Siklus II.

2) Tahap Pelaksanaan (Tindakan)

a) Pertemuan Pertama

Kegiatan Awal :

Kelas dibuka dengan memberikan salam, menanyakan kabar siswa, dan

dilanjutkan dengan doa dipimpin oleh salah seorang siswa. Kemudian siswa

difasilitasi untuk bertanya jawab pentingnya mengawali setiap kegiatan dengan

doa. Selain berdoa, guru dapat memberikan penguatan tentang sikap bersyukur.

Guru menjelaskan kepada siswa tentang pentingnya sikap disiplin yang akan

dikembangkan dalam pembelajaran. Kelas dilanjutkan dengan mengecek

kehadiran siswa. Apersepsi (Guru mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan

pengalaman siswa dengan bertanya jawab). Hal ini dimaksudkan agar dapat menin

gkatkan minat dan keinginantahuan siswa terhadap materi yang akan diajarkan. Se

telah itu, guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Kegiatan Inti :

Guru menjelaskan materi kepada siswa, dan menghubungkan materi dengan

kehidupan sekitar siswa. Guru menyiapkan media yang akan digunakan untuk

menjelaskan materi. Guru menjelaskan cara menentukan KPK menggunakan

media “papan musi (Multifungsi). Setelah siswa memahami apa yang dijelaskan

guru, kemudian siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok. Guru membagikan


31

LKPD kepada masing-masing kelompok dan masing-masing kelompok diminta

menyelesaikan soal yang ada pada LKPD. Guru membimbing siswa dalam

berdiskusi. Setelah itu perwakilan masing-masing kelompok mempresentasikan

hasil diskusinya. Guru mengoreksi setiap pekerjaan masing-masing kelompok dan

membetulkan jika ada kesalahan.

Kegiatan Akhir :

Guru mengajak siswa untuk bersama-sama membuat kesimpulan. Siswa

mendapatkan umpan balik terhadap proses pembelajaran yang sudah diikuti

bersama. Guru memberikan soal tes akhir siklus II, dan meminta masing-masing

siswa untuk mengerjakannya. Setelah itu guru meminta salah satu perwakilan

siswa untuk maju ke depan dan memimpin doa sebelum pelajaran diakhiri. Guru

mengucapkan salam.

3) Tahap Pengamatan (Observasi)

a) Hasil Observasi Aktivitas Guru

Pada pembelajaran siklus II guru melakukan segala aspek yang diamati

dengan baik mulai dari kegiatan awal sampai pada kegiatan akhir, guru banyak

membimbing dan mengarahkan setiap kelompok dalam berdiskusi, sehingga

banyak siswa yang senang dan termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran.

Hasil observasi pada Siklus II dapat dilihat pada lembar lampiran.

b) Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Hasil observasi terhadap aktivitas siswa pada Siklus II dalam pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran Problem Soliving adalah sebagai

berikut.
32

Pada pembelajaran Siklus II tidak ada masalah yang ditemukan saat proses

pembelajaran berlangsung. Hal ini dilihat dari banyak sekali siswa yang terlihat

aktif dan berpatisipasi dalam setiap kelompoknya untuk menyelesaikan LKPD

yang diberikan guru, setiap kelompok berdiskusi dengan baik dan terlihat bahwa

kelas sangat menyenangkan karena masing-masing anggota kelompok sangat

berpatisipasi dalam kelompoknya.

4) Refleksi

Setelah melakukan pengamatan atas tindakan pembelajaran di dalam kelas

dan melakukan tes akhir, selanjutnya diadakan refleksi dari tindakan yang telah

dilakukan. Dalam kegiatan Siklus II didapat hasil refleksi, yaitu:

(1) Berkaitan dengan Aktivitas Guru

a) Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan RPP yang

telah disusun.

b) Guru terlihat membimbing siswa dengan baik dalam berdiskusi kelompok.

Dan mengoreksi setiap jawaban kelompok jika ada kesalahan.

(2) Berkaitan dengan Aktivitas Siswa

a) Setiap kelompok berdiskusi dengan baik dalam menyelesaikan LKPD yang

diberikan guru.

b) Serta siswa dari setiap kelompok terlihat sangat aktif dalam kelompoknya

saat berdiskusi.

(3). Hasil Belajar

Setelah tes akhir Siklus II diperiksa, maka diperoleh hasil belajar Siklus II

yang dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut.


33

Tabel 4.3. Hasil Belajar Siklus II


Kriteria
No Inisial Siswa Nilai Tuntas Belum Tuntas
1 A.A 100 √
2 A.K.G.L 100 √
3 A.P 100 √
4 A.B.M 100 √
5 A.A 100 √
6 A.B.M.H 90 √
7 C.K 90 √
8 D.F.I 90 √
9 D.Y.B.Y 90 √
10 D.K.D 80 √
11 D.M 80 √
12 F.P.Z.T 80 √
13 F.E.F 80 √
14 G.M 80 √
15 G.C.H 70 √
16 G.S.P 70 √
17 I.C.T 70 √
18 J.U 70 √
19 J.B.B 60 √
20 J.M.R 60 √
Jumlah 1.660 18 2
Persentase 83% 90% 10%

Berdasarkan tabel hasil belajar Siklus II di atas, maka hasil belajar siswa

dapat di persentase pada tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4. Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus II


Nilai Banyak Siswa Persentase Keterangan
≥65 18 90% Tuntas
≤65 2 10% Belum Tuntas

Berdasarkan hasil belajar pada tabel 4.4 di atas, terlihat bahwa sebanyak 18

siswa atau dengan persentase 90% telah mencapai KKM yang ditentukan yaitu

memperoleh nilai ≥65, sedangkan 2 siswa atau dengan persentase 10% belum

mencapai KKM. Selanjutnya 2 orang siswa yang nilainya masih di bawah KKM,

maka akan diberikan tugas tambahan untuk memperbaiki nilainya.

B. Pembahasan
34

Berdasarkan hasil belajar siswa dengan penggunaan media pembelajaran

“papan musi” (Multifungsi). Dapat dijelaskan berdasarkan hasil tes akhir pada

Siklus I dan Siklus II, yaitu mengalami peningkatan kearah yang lebih baik, hal

tersebut dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa kelas VI SD Inpres Wosi

Dalam menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada materi KPK dan

FPB dengan penggunaan media “papan musi” (Multifungsi).

Dari hasil tes akhir Siklus I sebanyak 8 siswa dengan persentase 40%

memperoleh nilai ≥65 dan 12 siswa dengan persentase 60% memperoleh nilai

≤65. Perolehan tersebut menggambarkan pelaksanaan Siklus I belum mencapai

kriteria ketuntasan klasikal, yaitu 80%.

Selanjutnya refleksi pada Siklus I, menunjukkan bahwa terdapat

kekurangan yang terjadi pada proses pembelajaran. Dengan memperhatikan

kekurangan yang terjadi pada Siklus I, maka penelitian dilanjutkan pada Siklus II.

Diharapkan agar guru dapat menerapkan pembelajaran dengan baik sesuai dengan

langkah-langkah RPP yang telah disusun.

Dari hasil tes akhir Siklus II sebanyak 18 siswa dengan persentase 90%

memperoleh nilai ≥65 dan 2 siswa dengan persentase 10% memperoleh nilai ≤65.

Perolehan tersebut menggambarkan pelaksanaan Siklus II sudah mencapai target

kriteria ketuntasan klasikal yang ditentukan, yaitu 80%.

Dalam penggunaan media pembelajaran “papan musi” (Multifungsi) sudah

terbukti bahwa siswa lebih bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran

serta banyak siswa yang aktif pada setiap kelompoknya. Dengan penggunaan

media pembelajaran dapat meningkatkan semangat siswa dan motivasi siswa


35

dalam proses pembelajaran. Siswa terlihat aktif sehingga proses pembelajaran bisa

berjalan dengan baik serta hasil yang diperoleh siswapun memuaskan.

Selanjutnya secara umum peningkatan hasil belajar yang terjadi dari Siklus

I sampai Siklus II, terdapat pada grafik 4.1 berikut.

Diagram Hasil Belajar


100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Siklus I Sikllus II

Tuntas Tidak Tuntas


36

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini maka dapat

disimpulkan bahwa dengan penggunaan media pembelajaran “papan musi”

(Multifungsi), dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas VI SD Inpres

Wosi Dalam. Hal ini nampak dari hasil tes setiap siklus, yaitu pada siklus I siswa

memperoleh Kriteria ketuntasan Minimal (KKM) ≥65 sebanyak 9 siswa dengan

persentase 45% sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 90% dengan jumlah

siswa yang memperoleh nilai ≥65 sebanyak 18 siswa.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas peneliti mengemukakan beberapa saran

sebagai berikut:

1. Untuk guru penggunaan media pembelajaran sangat efektif digunakan karena

dapat menumbuh motivasi dan semangat siswa dalam proses pembelajaran

sehingga hasil yang diperoleh siswapun menjadi baik sesuai harapan.

2. Dalam penerapan media pembelajaran guru harus mampu melibatkan siswa

dalam penggunaan media agar siswa tidak cepat bosan dalam mengikuti

pembelajaran.
37

3. Model pembelajaran “papan musi” (Multifungsi) sangat efektif untuk kelas

tinggi dan tidak untuk kelas rendah.

Anda mungkin juga menyukai