Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan media yang sangat penting untuk
menciptakan manusia yang berkualitas dan berwawasan luas. Dalam
pendidikan terjadi proses yang dinamakan proses belajar mengajar yang
mana terjadi interaksi aktif antara Guru dan siswa.
Pendidikan merupakan upaya terorganisir yang memiliki makna
bahwa pendidikan harus dilakukan oleh usaha sadar manusia dengan dasar
dan tujuan jelas, ada tahapannya dan ada komitmen bersama di dalam
proses pendidikan. Berencana mengandung arti, pendidikan harus matang
dan berbagai sistem pendukung yang dipersiapkan. Berlangsung kontinu
artinya pendidikan berlangsung terus menerus sepanjang hayat selama
manusia hidup proses pendidikan itu tetap dibutuhkan, kecuali bila
manusia sudah mati, ia tidak memerlukan lagi proses pendidikan apapun
juga (Khoiru, 2010).
Kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan seorang guru perlu
memperhatikan model atau metode yang akan digunakan dalam kegiatan
belajar mengajar. Seorang guru harus mengetahui dan memiliki gambaran
yang menyeluruh mengenai bagaimana proses belajar mengajar itu terjadi
serta langkah-langkah apa yang diperlukan sehingga tugas-tugas keguruan
dapat dilaksanakan dengan baik dan mempeoleh hasil sesuai dengan tujuan
yang diharapkan (Anissatul, 2009).

Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang sangat penting


dan sangat berperan dalam perkembangan dunia. Banyak ilmu-ilmu yang
penemuan

dan

pengembangannnya

bergantung

pada

matematika.

Matematika dijuluki sebagaai ratu dan sumber dari ilmu yang lain.
Matematika juga dipelajari disetiap jenjang pendidikan SD,SMP,SMA dan
Perguruan Tinggi. Dengan kata lain, matematika tumbuh dan berkembang
untuk dirinya sendiri sebagai suatu ilmu juga untuk melayani kebutuhan
ilmu pengetahuan dalam pengembangan dan operasionalnya (Termudi,
2003).
Belajar matematika siswa dituntut untuk mampu memahami
konsep dan menyelesaikan soal-soal matematika serta menyelesaikan
permasalahan matematika dengan baik. Semua itu dapat dilihat dari hasil
belajar siswa. Masalah sekarang adalah kualitas hasil belajar siswa yang
masih rendah, disinilah peran guru sebagai pendidik dituntut untuk dapat
meningkatkan hasil belajar siswa salah satunya seperti yang diungkapkan
di atas yaitu dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat dan
efektif. Selain itu pembelajaran matematika ditemui dalam mengerjakan
tugas dari guru, para siswa enggan untuk mengerjakannya, disebabkan
juga karena soal yang diberikan tidak sesuai dengan contoh yang diberikan
oleh guru. Siswa juga malu untuk bertanya ketika mereka tidak
mengetahui tentang materi yang baru saja diberikan. Guru hanya
memberikan sedikit keterangan kemudian siswa diberikan soal latihan dan
cenderung mengerjakannya sendiri dan tidak terkontrol serta kurang
memahami konsep materi matematika yang sedang diajarkan.

Masalah-Masalah demikian juga ditemui di SMP Negeri 7 Tondano


sesuai dengan observasi yang telah dilakukan. Ditemukan bahwa hasil
belajar siswa untuk mata pelajaran matematika

materi Statistika

khususnya Ukuran Pemusatan Data dan Ukuran Penyebaran Data masih


terbilang rendah yaitu memiliki rata-rata 65 sehingga masih berada di
bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 75. Sekitar 55% siswa
masih berada di bawah KKM yang ditentukan sekolah.
Untuk mengatasi hal tersebut peneliti menduga bahwa dengan
menerapkan model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP),
maka hasil belajar siswa materi Statistika akan meningkat hingga
mencapai bahkan melebihi KKM. Inti dari model pembelajaran MMP
adalah guru banyak memberikan tugas dan latihan soal yang dilakukan
secara terkontrol sehingga tidak terjadi kesalahan konsep dari masingmasing siswa. Dengan demikian pada mata pelajaran matematika siswa
akan lebih terampil untuk mengerjakan soal-soal dan mudah untuk
menguasai materi.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka
masalah dalam penelitian ini diidentifikasi sebagai berikut :
1. Siswa kurang tertarik dalam mengerjakan soal-soal latihan yang
diberikan oleh guru

2. Siswa cenderung malu untuk bertanya jika kurang paham terhadap


materi yang diajarkan baik bertanya pada guru maupun pada siswa
lain
3. Siswa merasa hanya guru yang aktif dalam pembelajaran dan menjadi
satu-satunya pusat dalam pembelajaran
4. Siswa kurang mengerjakan soal latihan dengan terkontrol oleh guru
5. Kemandirian siswa dalam mengerjakan soal latihan belum terasah
dengan baik
6. Rendahnya Hasil belajar siswa kelas IX

pada Materi Statistika

Khususnya Ukuran Pemusatan Data dan Ukuran Penyebaran Data.

C. Pembatasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah : Penerapan
model pembelajaran MMP pada materi Statistika khususnya Ukuran
Pemusatan Data dan Ukuran Penyebaran Data di SMP Negeri 7 Tondano.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan Pembatasan masalah di atas maka permasalahan
dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Apakah hasil belajar
siswa dengan menggunakan model pembelajaran MMP pada materi
Statistika khususnya Ukuran Pemusatan Data dan Ukuran Penyebaran
Data lebih dari KKM yang ditetapkan sekolah?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas maka yang
menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
Model pembelajaran MMP dalam Pembelajaran matematika siswa pada
materi Statistika khususnya Ukuran Pemusatan Data dan Ukuran
Penyebaran Data.

F. Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Bagi siswa, dapat membantu siswa untuk semakin memahami materi
Statistika Khususnya Ukuran Pemusatan Data dan Ukuran Penyebaran
Data serta meningkatkan hasil belajar siswa materi Statistika di SMP
Negeri 7 Tondano
b. Bagi guru, sebagai bahan masukan yang digunakan untuk referensi
dan kajian untuk semakin meningkatkan hasil belajar siswa khususnya
matematika dalam hal pemilihan model sehingga membantu siswa
mencapai hasil belajar yang baik.
c. Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan dan pengalaman yang
baik dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan model
pembelajaran MMP.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI
1. Pengertian Belajar
Kita mengenal kata long life education yang artinya belajar
seumur hidup. Belajar dalam hal ini adalah hal yang dilakukan manusia
selama dia bernafas baik sebelum dia lahir sampai kematian tiba proses
belajar masih terus terjadi di dalam kehidupan manusia.
Untuk menangkap isi dan pesan belajar , maka dalam belajar tersebut
individu menggunakan kemampuan pada ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik. Arthur T. Jersild menyatakan bahwa belajar adalah
modification of behavior through experience and training

yaitu

perubahan atau membawa akibat perubahan tingkah laku dalam


pendidikan karena pengalaman atau latihan atau karena mengalami
latihan. Dalam mengalami itu individu belajar terus menerus antara anak
didik dengan lingkungannya secara sadar dan sengaja. Belajar sebagai
proses akan terarah kepada tercapainya tujuan (goal oriented), dalam hal
ini dapat dilihat dari pihak siswa untuk mencapai suatu yang berarti
baginya maupun guru sesuai dengan tujuan (Sagala, 2003).
Menurut Gage, belajar adalah sebagai suatu proses dimana suatu
organisme perilakunya berubah sebagai akibat dari pengalaman.
Selanjutnya, belajar menurut B. F. Skinner (1958) adalah suatu proses
penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progressif. Dalam
belajar ditemukan hal berikut: 1. Kesempatan terjadinya peristiwa yang

menimbulkan respon belajar; 2. Resppons si pelajar; 3. Konsekuensi yang


bersifat mengunakan respon tersebut baik hadiah maupun hukuman
(Sagala, 2003).
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah proses interaksi manusia untuk menghasilkan perubahan
diri kearah yang lebih baik dari berbagai segi seperti afektif, kognitif
maupun psikomotor yang melaui proses pengalaman dari diri sendiri
maupun karena pengaruh lingkungannya.

2. Pembelajaran Matematika
Menurut konsep komunikasi, pembelajaran adalah proses komunikasi
fungsional antara siswa dengan guru dan antara siswa dengan siswa,
dalam rangka perubahan sikap dan pola pikir yang akan menjadi
kebiasaan bagi siswa yang bersangkutan (Suherman,2003).
Matematika merupakan bidang studi yang di pelajari oleh siswa dari
SD, SMP, SMA sampai perguruan tinggi. Berbagai pendapat muncul
tentang pengertian matematika dipandang dari pengetahuan dan
pengalaman masing-masing yang berbeda. Elea Tinggih mengatakan
matematika berdasarkan etimologisnya berarti Ilmu pengetahuan yang
diperoleh dari bernalar ( Suherman,2003).
James dalam kamus matematikanya mengatakan bahwa matematika
adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, konsepkonsep yang beruhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah
yang banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang , yaitu aljabar, analisis

dan geometri. Selanjutnya Johnson dan Rising (1972) dalam bukunya


mengatakan

bahwa

matematika

adalah

pola

berpikir,

pola

mengorganisasikan, pembuktian yang logis, matematika adalah bahasa


yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan
akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa
simbol mengenai ide dari pada mengenai bunyi (Suherman,2003).
Kline mengemukakan bahwa Matematika itu bukanlah pengetahuan
menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya
matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan
mengatasi permasalahan sosial, ekonomi dan alam. Matematika tumbuh
dan berkembang karena proses berpikir, oleh karena itu logika adalah
dasar untuk terbentuknya matematika (Suherman,2003).
Dari definisi para ahli tentang pembelajaran dan matematika dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah suatu cara
pengkoordinasian Siswa dalam situasi yang sengaja dibuat sehingga
tercipta interaksi antara Siswa dan pendidik dalam rangka menggapai
tujuan yaitu memperoleh ilmu pengetahuan khususnya pengetahuan
tentang konsep, logika dan penalaran yaitu matematika yang terbagi ke
dalam tiga bidang besar yaitu aljabar, analisis dan geometri. Selain itu
juga proses pembelajaran matematika yang dilaksanakan khususnya di
sekolah adalah untuk membuat para Siswa mencapai tujuan yang
diharapkan dalam pembelajaran juga membangun kepribadian yang baik
dan penalaran yang baik.

3. Hasil belajar
a) Pengertian
Hasil belajar tentunya sangat erat kaitannya dengan proses
pembelajaran. Pada proses pembelajaran akan terjadi proses tumbuh
kembang dan peningkatan kemampuan yang dialami oleh Siswa pastinya
dalam melihat hal tersebut adalah dilihat dari hasil belajarnya. Dimana
tingkatan kemajuan seseorang akan terlihat pada hasil yang ia capai
dalam proses pembelajaran.
Menurut Hudoyo (1990), mengemukakan hasil belajar matematika
merupakan proses berpikir untuk menyususn hubungan-hubungan antara
bagian-bagian informasi yang telah diperoleh sebagai pengertianpengertian. Orang akan menjadi memahami dan menguasai hubunganhubungan tersebut sehingga orang itu dapat menampilkan pemahaman
dan penguasaan bahan pelajaran yang dipelajari.
Menurut Arifin (2010), mengemukakan bahwa hasil belajar
merupakan hasil yang dicapai oleh siswa dalam menuntut suatu pelajaran
yang menunjukkan taraf kemampuan siswa dalam mengikuti program
belajar dalam waktu tertentu. Hasil belajar dapat digambarkan sebagai
nilai yang menentukan berhasil dan tidaknya siswa dalam proses
pembelajaran dan ditunjukkan dengan nilai atau angka yang diberikan
oleh guru.
Siswa dikatakan berhasil dalam belajar jika pada diri mereka telah
terjadi perubahan dari minimal salah satu aspek yaitu Kognitif, Afektif
maupun Psikomotornya (Wahidmurni,2010).

b) Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar (Syah Muhibbin dkk,


2004).
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan
menjadi tiga golongan, yaitu:
1) Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri individu yang
belajar, diantaranya: aspek fisiologi dan aspek psikologi.Aspek
fisiologi individu yang belajar seperti kondisi jasmani yang dapat
mempengaruhi semangat dan intensitas subyek belajar. Kecerdasan,
sikap, bakat, minat, dan motivasi adalah Aspek psikologis yang
mempengaruhi hasil belajar.
2) Faktor eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar individu
yang belajar, diantaranya: aspek lingkungan sosial dan aspek
lingkungan non sosial. Aspek lingkungan sosial meliputi: lingkungan
belajar subyek belajar, seperti: guru, asisten, staf administrasi, teman
sekelas, keluarga subyek belajar, tetangga dan masyarakat. Aspek
lingkungan non sosial meliputi: sarana dan prasarana belajar,
kurikulum, administrasi, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang
digunakan oleh subyek belajar.
3) Faktor pendekatan belajar
Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi
yang digunakan subyek belajar dalam menunjang efektivitas dan
efisiensi proses pembelajaran materi tertentu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan buah dari
usaha yang dilakukan seorang dalam proses pembelajaran yang berujung
pada perubahan tingkah laku, sikap dan kemampuan seseorang karena
melakukan aktifitas belajar dan perubahan tingkah laku tersebut dapat
diukur dalam bentuk angka-angka untuk mengetahui seberapa berhasilkan
seseorang tersebut menerima pembelajaran yang diajarkan dengan baik.
10

4. Model Pembelajaran MMP


Convey (Krismanto, 2003), mengatakan bahwa Model pembelajaran
MMP yang secara empiris melalui penelitian model pembelajaran
terstruktur

yang

terdiri

atas

tahap

kegiatan

yaitu:

review,

pengembangan, Latihan terkontrol, seatwork, dan penugasan/PR.


Krismanto (Arifin, 2010), mengatakan bahwa Seperti halnya Struktur
Pembelajaran Matematika yang meliputi tahap yaitu:
a. Pendahuluan

: Apersepsi/revisi dan motivasi

b. Pengembangan

: Pembelajaran konsep

c. Penerapan

: Pelatihan penggunaan konsep


pengembangan skiil dan evaluasi

d. Penutup

: Penyusunan rangkuman dan penugasan

Langkah-langkah model pembelajaran MMP adalah sebagai berikut :


a. Pendahuluan (review)
Guru dan Siswa meninjau ulang apa yang telah tercakup
pada pelajaran yang lalu (10 menit). Peninjauan diantaranya: PR,
mencongak, atau membuat prakiraan.
b. Pengembangan
Guru menyajikan ide baru dan perluasan konsep terdahulu.
Siswa diberi tahu tujuan pelajaran yang memiliki antisipasi
tentang sasaran pelajaran. Penjelasan dan diskusi interaktif antara
guru dan Siswa harus dilakukan termasuk demonstrasi kongkrit
yang sifatnya piktorial atau simbolik. Guru menggunakan 50%

11

waktu

pelajaran

untuk

pengembangan.

Dalam

tahap

Pengembangan akan lebih baik jika dikombinasikan dengan


latihan terkontrol untuk meyakinkan bahwa Siswa mengikuti
penyajian materi baru itu.
c. Kerja kooperatif (latihan terkontrol)
Dalam langkah ini siswa diminta merespon satu rangkaian
soal sambil guru mengamati jika terjadi miskonsepsi. Pada latihan
terkontrol ini respon setiap Siswa sangat menguntungkan bagi
guru dan siswa. Pengembangan dan latihan terkontrol dapat saling
mengisi dengan total waktu 20 menit. Guru harus memasukan
rincian khusus tanggung jawab kelompok dan ganjaran individual
berdasarkan pencapaian materi yang telah dipelajari baik Siswa
bekerja sendiri atau dalam kelompok belajar kooperatif.
d. Seat work (Kerja mandiri)
Guru memberikan soal atau ide dan Siswa bekerja sendiri
untuk latihan dan perluasan mempelajari konsep yang disajikan
guru pada langkah 2 (Pengembangan).
e. Penugasan ( PR)
Memberikan penugasan/ PR kepada siswa bertujuan agar
siswa belajar di rumah sebagai pendalaman materi. Waktu
pemberian PR diakhir proses belajar mengajar dan isi soal dari PR
yang diberikan tersebut berisi tentang materi pelajaran yang baru
diajarkan.

12

Menurut Manis (2014) sintaks Model pembelajaran MMP adalah


sebagai berikut :
Tabel. 1 Sintaks Model Pembelajaran MMP
NO

Langkah-langkah

Review

Pengembangan

Kegiatan

a.
b.

a.

Latihan terkontrol

b.
c.
4

Kerja mandiri

Penugasan/PR

13

Meninjau ulang pembelajaran


yang lalu
Membahas PR
Penyajian ide baru atau
perluasan konsep matematika
Penjelasan,diskusi,
demonstrasi dengan contoh
konkret yang sifatnya piktoral
dan simbolik
Siswa
bekerja
dalam
kelompok
Siswa merespon soal
Guru mengamati kerja siswa
Guru memberi kesempatan
kepada setiap siswa untuk
merespon
atau
memberi
pendapat atau ide mengenai
soal-soal kontekstual terbuka
yang
telah
diberikan
guru(pada
langkah
pengembangan)
Pemberian tugas/PR

Menurut Dikel (2012) mengatakan bahwa Karakteristik dari


model pembelajaran MMP ini adalah adanya lembar Tugas Proyek.
Maksud dari adanya lembar tugas proyekini adalah untuk memperbaiki
komunikasi,

penalaran,

keterampilan

membuat

keputusan

dan

keterampilan dalam memecahkan masalah. Tugas proyek ini dapat


dilakukan secara individu pada langkah seatwork

atau secara

berkelompok pada langkah latihan terkontrol. Sehingga tugas proyek ini


merupakan suatu tugas yang meminta siswa untuk menghasilkan sesuatu
(konsep baru) dari diri siswa sendiri dan juga melatih siswa dalam
mengerjakan soal-soal tentang materi yang sedang diajarkan karena tugas
proyek ini kan benar-benar mendapat bimbingan atau kontrol penuh dari
guru.
Muschula dalam Dikel (2012) menyatakan bahwa harapan dari
adanya tugas proyek ini adalah sebagai berikut:
a) Memungkinkan siswa menjadi kreatif dalam mengintegrasikan
pengetahuan dan keterampilan yang berbeda-beda,
b) Memberi

kesempatan

kepada

siswa

untuk

merumuskan

pertanyaan mereka sendirian kemudian mencoba menjawabnya,


c) Memberikan siswa masalah-masalah sebagai cara alternatif
mendemonstrasikan pembelajaran dan kompetensi dirinya,
d) Memberi kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi secara
positif dan bekerja sama dengan teman sekelasnya, dan

14

e) Memberikan forum atau wadah bagi siswa untuk berbagi


pengetahuan dan kepandaian mereka dengan siswa lainnya.
Dalam Dikel (2012), prinsip-prinsip atau unsur-unsur dalam
model pembelajaran MMP ada 2 yaitu belajar kooperatif dan kemandirian
Siswa.
a. Belajar Kooperatif
Dalam belajar kooperatif adanya prinsip ketergantungan
posistif (dalam belajar kooperatif, keberhasilan dalam penyelesaian
tugas tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelompok
tersebut),terdapat interaksi tatap muka (memberi kesempatan yang
luas kepada setiap anggota kelompok untuk berinteraksi dan diskusi
untuk saling memberi dan menerima informasi dari anggota-anggota
kelompok lain), adanya partisipasi dan komunikasi (melatih siswa
untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi aktif dalam
kegiatan pembelajaran) dan terdapat tanggung jawab perseorangan
(keberhasilan kelompok sangat bergantung dari masingmasing
anggota kelompoknya).
b. Kemandirian Siswa
Dalam hal ini kemandirian siswa adalah siswa mampu
mengerjakan tugas-tugas atau latihan-latihan yang berupa lembar
kerja proyek yang diberikan oleh guru secara sendiri dan penuh
dengan rasa tanggung jawab terhadap tugas proyek tersebut. Dengan
adanya kemandirian dari siswa tersebut maka siswa tersebut telah
menerapkan konsep gaya belajar mandiri.
Ditinjau dari langkah langkahnya yang termuat dalam model
pembelajaran MMP (Widiharto,2009) menyebutkan beberapa kelebihan
dan kekurangan dari model pembelajaran ini.
a. Kelebihan Model MMP, antara lain:
1) Penggunaan waktu yang diatur dengan baik sehingga banyak
materi yang dapat tersampaikan pada siswa, dan

15

2) Banyak latihan soal maupun tugas proyek sehingga siswa terampil


dalam menyelesaikan berbagai macam soal.
b. Kekurangan Model MMP
1) Kurang menempatkan siswa pada posisi yang aktif, dan
2) Mungkin siswa akan cepat bosan karena lebih banyak
mendengarkan.

5. Materi Statistika
a. Pengertian
Dalam Djumanta (2005), Statistika adalah ilmu pengetahuan
yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan data, pengolahan
data sampai penarikan kesimpulan berdasarkan data tersebut. Dalam
Statistika sangat erat dengan istilah populasi dan sampel juga dengan
data dan datum. Datum adalah informasi yang didapat dari suatu atau
hasil pengukuran sedangkan data adalah kumpulan dari datum-datum.
Populasi ialah semua objek yang menjadi sasaran pengamatan.
Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang diambil untuk
dijadikan objek pengamatan langsung dan dijadikan dasar dalam
penarikan kesimpulan mengenai populasi.

b. Jenis data dan pengumpulan data


Menurut sifatnya, data dibagi menjadi dua gologan, yaitu sebagai
berikut:
1) Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan.
Dibagi kedalam dua bagian yaitu: Data cacahan (data diskrit)
adalah data yang diperoleh dengan cara menghitung. Contohnya
data jumlah anak dalam keluarga. Data ukuran (data kontinu)

16

adalah data yang diperoleh dengan cara mengukur. Misalnya data


tinggi badan siswa.
2) Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka atau
bilangan. Misalnya data warna dan mutu barang.
c. Ukuran pemusatan data
1) Mean (Rataan)
Mean atau rataan adalah salah satu ukuran pemusatan data. Mean
biasanya dinotasikan dengan

x , y , dan v

. mean suatu data

adalah bjumlah seluruh datum dibagi dengan banyaknya datum. Jika


diketahui data yaitu

x 1 , x 2, x 3 , , x n , maka mean dari data

tersebut dapat ditentukan dengan rumus :


Mean ( x )=
Keterangan :

x + x + + x n x i
jumlah datum
= 1 2
=
banyaknya datum
n
n

x i= jumlah data

x i=data ataunilai kei


n=banyaknya data
Mean pada data tunggal yang berbentuk kolom
Mean=

jumlah dari(nilai . frekuensi) (f i . xi )


=
banyak frekuensi
fi

Keterangan :f =frekuensi munculnya data kei

x i=data ataunilai kei

f i= jumlah semua frekuensi


2) Modus

17

Datum yang paling banyak muncul.


3) Median
Median adalah nilai tengah dari suatu data yang telah diurutkan.
Untuk data ganjil
Median=data ke

n+1
2

Sedangkan untuk data genap


n
n
datake +data ke +1
2
2
Median=
2
d. Ukuran penyebaran data
1. Jangkauan
Jangkauan suatu data adalah selisih antara datum terbesar dan
datum terkecil, yaitu :
Jangkuan=datum terbesardatumterkecil

2. Kuartil
Ukuran yang membagi data menjadi empat kelompok yang
sama banyak setelah diurutkan adalah disebut kuartil. Ada tiga jenis
kuartil yaitu kuartil pertama (kuartil bawah), kuartil kedua ( kueril
tengah/median) dan kuartil ketiga ( kuartil atas). Dinotasikan
dengan Q1, Q2 , dan Q3

Q1

Q2

18

Kelompok

Kelompok

Kelompok

Kelompok

Q3

Catatan : semua kelompok di atas memiliki jumlah datum yang


sama.
3. Jangkauan interkuartil adalah selisih antara kuartil atas dan kuartil
bawah. Dinotasikan dengan QR :
QR =Q3Q1
4. Simpangan kuartil
Simpangan kuartil atau simpangan semi interkuartil adalah setengah
dari jangkauan interkuartil. Dinotasikan dengan Qd, :
1
1
Qd = QR atau Q d= (Q3Q1)
2
2

B. PENELITIAN YANG RELEVAN


1) Penelitian yang dilakukan oleh Ivanna Nihayanti Manis (2014) di SMP
Advent Tondano, mengenai penerapan model pembelajaran MMP,
yang memberikan kesimpulan bahwa hasil belajar siswa yang
menggunakan model pembelajaran MMP lebih baik dari hasil belajar
dengan pembelajaran konvensional.
2) Penelitian yang dilakukan oleh M. Zainal Arifin (2010) di MTs YASI
KRONGGEN BRATI , mengenai penerapan model pembelajaran
MMP untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi pokok
fungsi

yang memberikan kesimpulan bahwa hasil belajar dengan

menggunakan model pembelajaran MMP dapat meningkat.

3) Penelitian yang dilakukan oleh Maria Ni Luh Esty Wulandari (2012)


di kelas IV SD katolik Karya kabupaten buleleng bali

mengenai

Pengaruh model pembelajaran MMP terhadap kemampuan pemecahan

19

masalah matematika pada siswa kelas IV sekolah dasar. Yang


memberika kesimpulan terdapat perbedaan kemampuan pemecahan
masalah matematika yang signifikan antara kelompok siswa yang
mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran MMP
dengan siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model
pembelajaran konvensional di kelas IV Sekolah Dasar Katolik Karya
Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng Tahun Ajaran 2012/2013.

C. KERANGKA BERPIKIR
Dalam pembelajaran khususnya matematika banyak siswa yang
kurang senang dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru
disebabkan kurangnya bimbingan yang baik dari guru dalam mengerjakan
tugas-tugas tersebut disana sering juga terjadi miskonsepsi dari siswa
yang pada nantinya akan terus berlanjut jika guru tidak segera mengambil
tindakan untuk meluruskan kesalahan dalam mengambil konsep
khususnya pembelajaran matematika.
Selain itu dalam belajar matematika, latihan soal sangat perlu
untuk dilakukan agar para siswa menjadi terbiasa untuk mengerjakan soal
tersebut dan menambah wawasan apalagi dengan sajian soal-soal
matematika yang menarik khususnya materi Statistika. Hal-hal ini lah
yang juga sangat berpengaruh nantinya ketika dilakukan ujian maka hasil
belajar yang diperoleh siswa banyak yang di bawah KKM yaitu 75
sehingga perlu diterapkan model pembelajaran yang membuat siswa lebih
aktif dan inovatif dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan. Yaitu

20

dalam hal ini adalah Model pembelajaran MMP yang membuat siswa
akan banyak ditanamkan konsep juga dikemas dalam latihan-latihan soal
yang terbimbing yang dilakukan baik secara berkelompok dan mandiri
sehingga memacu siswa untuk kreatif dan inovatif serta terlatih untuk
nantinya dalam ujian.
Sesuai dengan pemikiran di atas maka dapat dikatakan bahwa
dengan menggunakan model pembelajaran Missouri Mathematics Project
akan meningkatkan hasil belajar siswa SMP Negeri 7 Tondano.

D. HIPOTESIS PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah yang peneliti sudah uraikan di atas maka
hipotesis dalam penelitian ini adalah: Rata-rata hasil belajar siswa dengan
menggunakan model pembelajaran MMP 75

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian ini
dilakukan di SMP Negeri 7 Tondano pada semester ganjil tahun
pelajaran 2015/2016.
B. Subjek penelitian

21

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX SMP


Negeri 7 Tondano sedangkan sampel yang diambil dalam penelitian ini
adalah siswa kelas IX SMP Negeri 7 Tondano yang terdaftar pada tahun
pelajaran 2015/2016.
C. Definisi operasional variabel
Variabel dalam penelitian ini ada dua,yaitu : variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas adalah kelas dengan penerapan model
MMP dalam pembelajaran matematika sedangkan variabel terikat
adalah hasil belajar matematika siswa pada materi statistika.
D. Rancangan penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan

One-Shot Case Study

(Sugiyono,2012) dengan pola rancangan sebagaimana ditunjukkan oleh


Tabel 2.
Tabel. 2 Rancangan one-Shot Case Study
Kelas
IX

Perlakuan
P

Hasil Belajar
X

Keterangan :
P : Perlakuan Model MMP
X : Hasil belajar siswa

E. Prosedur Penelitian
Prosedur yang akan dilakukan dalam penelitian ini meliputi
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Persiapan
a) Penyusunan perangkat pembelajaran ( RPP, LKS dan Silabus)
b) Memvalidasi perangkat pembelajaran yang telah disusun untuk
penelitian
22

2. Pelaksanaan
Pada langkah ini dilakukan:
a) Melaksanakan model MMP pada kelas eksperimen
Tabel. 3 Langkah-langkah pembelajaran
No

Missouri Mathematics Project

1.

Persiapan Pembelajaran

2.

Guru menyampaikan judul materi dan menyampaikan tujuan


pembelajaran serta standar kompetensi yang akan dicapai
dalam pembelajaran hari ini.
Guru mengingatkan siswa tentang materi terdahulu yang sudah
diajarkan lalu dihubungkan dengan materi yang akan diajarkan

3.
4.

Guru menerangkan materi kemudian diberikan kesempatan


siswa untuk merespon atau memberikan pertanyaan jikalau
mereka kurang memahami tentang materi yang diajarkan.

5.

Guru membagi siswa secara heterogen ke dalam kelompok


untuk melakukan diskusi

6.

Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok dan


soal-soal dalam LKS akan dikerjakan secara berkelompok

7.

Guru membimbing siswa dalam mengerjakan soal-soal dalam


LKS yang dibagikan

8.

Guru memberikan kesempatan untuk perwakilan dari masingmasing kelompok untuk mengerjakan salah satu soal dari LKS
yang dibagikan dan maju ke depan kelas serta menjelaskannya
kepada teman-teman atai kelompok lain juga meminta
kelompok lain untuk menanggapi soal yang dikerjakan tersebut.
Setelah diskusi selesai lalu menarik kesimpulan dari hasil
diskusi secara bersama-sama.
Guru memberikan Tugas mandiri kepada siswa kemudian
memberikan tugas rumah

9.

10. Penutup

b) Memberikan tes pada kelas eksperimen


3. Analisis data

23

Setelah memperoleh data dari penelitian yang dilakukan maka


akan dilakukan analisis data. Analisis data menggunakan uji t yang akan
dilakukan uji normalitas
4. Penyusunan laporan
Langkah yang terakhir adalah menyusun laporan dari hasil
penelitian yang telah dilakukan.
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam teknik pengumpulan data ini, data dikumpulkan melalui tes
yang diberikan sesudah kegiatan pembelajaran selesai.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
tertulis

dalam

bentuk

uraian

untuk

mengukur

hasil

belajar

siswa.Terlebih dahulu instrumen akan dilakukan uji validitas isi. Uji


validitas isi akan dikonsultasikan kepada dosen pembimbing apakah tes
yang dibuat layak untuk digunakan dalam penelitian.

H. Teknik Analisis Data


Analisis data (statistik uji) yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan statistik uji parametrik jika data menyebar normal
( X N ( , 2 ))
data tidak

dan menggunakan statistik uji non parametrik jika

normal. Dalam uji parametrik menggunakan

uji t satu

kelompok. Pengujian hipotesis menggunakan statistik uji t satu


kelompok dengan rumus :

24

t=

X
0
s / n

Keterangan :

0=rata rata yang diketahui( bentuk baku)


t=nilai statistik t (t hitung)
X =ratarata data hasil penelitian

n x 2( x)
s=standar deviasi ( simpangan baku ) =
n(n1)
n=banyaknya pengamatan( ukuran sampel)

Sebagai kriteria pengujian hipotesis :


Tolak H0 jika thitung > ttabel dengan =5
(Walpole,1992)

Sedangkan untuk uji nonparametrik terdapat The Signed Tes atau


The Wilcoxon Signed-Rank Tes untuk data satu kelompok. Signed tes
yang memiliki rumus dengan pendekatan sebaran Z sebagai berikut.

| Xnp|0.5

Z=

np (1 p)

Keterangan:
X = banyaknya pengamatan yang kurang dari median yang diketahui
N = Ukuran sampel
P = 0.5 (besarnya peluang suatu pengamatan kurang dari atau lebih dari
nilai median).

BAB IV

25

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 7 Tondano pada siswa kelas
IX dimulai tanggal 28 Oktober 2015 sampai dengan 23 November 2015.
Kelas yang dilakukan penerapan model MMP berjumlah 21 orang yaitu
13 orang laki-laki dan 8 orang perempuan. Data yang diambil dalam
penelitian ini adalah data tes hasil belajar siswa setelah diberikan
penerapan Model pembelajaran MMP pada materi Statistika.
Tabel 4. Ringkasan Data Hasil belajar Siswa SMP Negeri 7 Tondano
No
1
2
3
4
5

Statistik
Skor Minimum
Skor Maksimum
Jumlah
Rata-Rata
Simpangan Baku (S)

Nilai
72
92
1727
82.24
5.6383

Dalam posttest yang dilakukan setelah penerapan model MMP


dalam pembelajaran matematika materi statistika didapat nilai yang
merupakan hasil siswa dari posstest yang diberikan. Hasil tersebut
memperlihatkan bahwa persentase siswa yang tidak tuntas sebesar 4.76%
dan sebesar 95.2% tuntas dari jumlah siswa adalah 21 orang. Siswa yang
tidak tuntas artinya siswa yang mendapat nilai dibawah KKM yang
ditentukan sekolah yaitu 75.
Kemudian

sebelum

dilakukan

pengujian

hipotesis

dengan

menggunakan uji-t terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data. Data


yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tes hasil belajar siswa.
Analisis terhadap data tes hasil belajar siswa yang telah diterapkan model
pembelajaran MMP dilakukan untuk mengetahui kenormalan data sebagai
26

syarat untuk melakukan suatu pengujian hipotesis dengan menggunakan


uji-t terhadap kelas yang telah dilakukan penerapan pembelajaran MMP.
Uji normalitas data tes disajikan sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Pengujian Normalitas data yang digunakan adalah uji KolmogorovSminorv Test.
Prosedur pengujian sebagai berikut:
H0 : data diambil dari populasi yang menyebar normal
H1 : data diambil dari populasi yang tidak menyebar normal
. =0.05
Dengan kriteria pengujian hipotesis :
Tolak H0 jika Dhitung > DTabel
Berdasarkan uji normalitas yang telah dilakukan (lihat dilampiran)
diperoleh :
Tabel 5. Ringkasan uji normalitas data tes hasil belajar dengan
penerapan MMP
Kelas Eksperimen
Uji
Dtabel
Kesimpula
Kolmogorov
n
-Sminorv
Tes (Dhitung)
Model
0.1350476
0.287
Terima H0
pembelajaran
Missouri
Mathematics
Project
Hasil yang diperoleh setelah uji normalitas skor hasil belajar pada
kelas eksperimen menunjukkan nilai Dhitung = 0.1350476. karena hasil
Dhitung < Dtabel = 0.287, maka skor hasil belajar siswa yang dilakukan
penerapan model pembelajaran MMP menyebar normal.
27

b. Pengujian Hipotesis
Dalam pengujian hipotesis karena hanya dilakukan penelitian
untuk satu kelas yaitu penerapan model pembelajaran MMP pada kelas
IX data tes akan dianalisis menggunakan uji rata-rata satu kelompok.
Sesuai dengan uji kenormalan yang dibahas sebelumnya dan telah
terpenuhi bahwa dengan uji melalui Kolmogorov-Sminorv test data tes
hasil belajar siswa menyebar normal maka pengujian hipotesis
menggunakan statistik uji-t dengan kriteria:
thitung > ttabel atau thitung = 5.8847 > ttabel = 1.7247. maka H0 ditolak.
Dengan demikian rata-rata hasil belajar siswa dengan menggunakan
model pembelajaran MMP lebih dari KKM sekolah.

c. Pembahasan Hasil Penelitian


Dari penelitian yang dilakukan pada kelas IX SMP Negeri 7
Tondano dengan menerapkan Model Pembelajaran MMP pada materi
statistika khususnya ukuran pemusatan data dan ukuran penyebaran
data menunjukan adanya peningkatan hasil belajar. Hal ini terlihat
pada keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dikelas.
Keaktifan siswa dilihat dari cara pembelajaran dengan metode
kooperatif yaitu pembentukan kelompok. Di dalam kelompok siswa
dituntut untuk dapat menyelesaikan masalah dalam hal ini berbentuk
LKS sehingga masing-masing maupun kelompok menjadi aktif satu
sama lain dalam menyelesaikan LKS yang diberikan. Selain itu juga

28

mereka aktif dalam bertanya kepada teman maupun guru jikalau


mereka kurang memahami tentang materi yang diajarkan ataupun soal
yang tertulis dalam LKS yang dibagikan oleh guru.
Persaingan antara kelompok juga terlihat karena masing-masing
kelompok diakhir sesi akan diwakili oleh ketua kelompok untuk
menyelesaikan soal dalam LKS yang ditentukan oleh guru. Disana
terjadi diskusi yang aktif dan respon dari kelompok lain untuk
menanggapi jawaban dari kelompok yang sedang memaparkan hasil
diskusi dari kelompoknya didepan kelas. Dari hal tersebut miskonsepsi
yang ada akan diluruskan oleh guru.
Dalam pembelajaran MMP dalam kerja kelompok selalu mendapat
bimbingan dari guru sehingga peluang untuk terjadi miskonsepsi akan
berkurang. Untuk lebih memperkuat konsep materi yang sedang
diajarkan dalam model MMP guru memberikan lembar kerja proyek
dalam sesi kerja mandiri untuk meningkatkan konsep serta aplikasi
dalam kehidupan sehari-hari.
Sejalan dengan apa yang dikemukakan (Widdiharto, 2009) yaitu
kelebihan model MMP yaitu penggunaan waktu yang diatur dengan
relatif ketat sehingga materi banyak yang tersampaikan dan banyak
disertai latihan-latihan dalam pembelajaran sehingga siswa menjadi
terampil di dalam mengerjakan soal-soal mengenai materi yang sedang
diajarkan.
Berdasarkan analisis data hasil penelitian yang telah diuraikan
sebelumnya menunjukkan bahwa rata-rata tes hasil belajar siswa

29

dengan menggunakan model pembelajaran MMP adalah 82.24 dari


skor ideal 100. Dalam keterangan tersebut terlihat jelas bahwa hasil
belajar siswa yang diajarkan dengan penerapan model pembelajaran
MMP telah mencapai KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 75.
Secara umum dapat dikatakan bahwa model pembelajaran MMP
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran
matematika dilihat dari rata-rata tes hasil belajar.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

30

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini
sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa
pada materi statistika

dengan penerapan model Pembelajaran

MMP di kelas IX SMP Negeri 7 Tondano adalah 82.24 lebih


tinggi dari pada rata-rata KKM sekolah yang ditentukan yaitu 75.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti memberikan saran
kepada guru dan juga calon guru atau peneliti selanjutnya yaitu :
1. Dapat menerapkan model

MMP pada pembelajaran

matematika pada pokok bahasan lain sesuai dengan


kesesuaian sehingga dapat mengembangkan kemampuan
berfikir kreatif, terampil dalam pengerjaan soal, dan
penyampaian materi yang lebih banyak serta keaktifan siswa
didalam proses belajar mengajar.
2. Dapat meneliti kembali kelayakan dari model pembelajaran
MMP untuk materi yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

31

Anissatul. (2009). Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Teras.


Arifin, Z. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok Fungsi Pada Siswa
Kelas VIII MTs YSI KRONGGEN BRATI Tahun Pelajaran 2010/2011.
Institute Agama Islam Negeri Walisongo: Tidak diterbitkan.
Dikel. (2012, mei sabtu). Makalah Model Pembelajaran MMP. Retrieved from
bloger.com: http:www.bloger.com.Iseng2/oleh:dikel"s
PuNk:kupang,NTT/diposkan sabtu,26 mei 2012/diakses tanggal 22
Agustus 2015
Djumanta, W. (2005). Mari Memahami Konsep Matematika Untuk Kelas IX SMP.
Bandung: Grafindo Media Pratama.
Hudoyo, H. (1990). Strategi Belajar Mengajar. Malang: IKIP Malang.
Khoiru, S. A. (2010). Konstruksi Pengembangan Pembelajaran. Surabaya:
Prestasi Pustaka.
Krismanto, A. (2003). Beberapa Teknik, Model, Dan Strategi Dalam
Pembelajaran Matematika. Makalah. Disampaikan Dalam Rangka
Pelatihan Pengembangan SMU 20 Juli s.d. 10 Agustus 2003 Depdikna,
Ditjen Dikdasmen PPPG Yogyakarta. Retrieved from p4tkmatematika.org:
Beberapa Teknik, Model, Dan Strategi Dalam Pembelajaran Matematika.
Makalah. Disampaikan Dalam Rangka Pelatihan Pengembangan SMU 20
Juli s.d. 10
p4tkmatematika.org/downloads/sma/STRATEGIPEMBELAJARANMAT
EMATIKA.pdf)diakses pada rabu 23 september 2015
Manis, I. N. (2014). skripsi. Hasil belajar siswa pada materi operasi hitung
bentuk aljabar dengan menggunakan model pembelajaran Missouri
Mathematics Project. Universitas Negeri Manado: Tidak Diterbitkan.
Sagala, S. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sahentombage, Y. F. (2014). Skripsi Pengaruh Model Pembelajaran Snowball
Throwing Terhadap Hasil Belajar Materi Keliling Dan Luas Lingkaran
( Experimen Dengan 1 Kelas). Universitas Negeri Manado: Tidak
diterbitkan.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendididkan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suherman, dkk. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung: JICA Universitas Pendidikan Indonesia.
Susanti, W. (2012). Eksperimentasi Model Pembelajaran Missouri Mathematics
Project (Mmp) Dengan Pendekatan Savi Terhadap Hasil Belajar
Matematika. 1000-2978-1-PB, http://id.portalgaruda.org/?

32

ref=search&mod=document&select=title&q=missouri+mathematics+proje
ct&button=Search+Document.
Syah Muhibbin dkk. (2004). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru.
Bandung: Rosdakarya.
Tangkawarow, I. V. (2013). Pengaruh Media Pembelajaran Dengan Pemanfaatan
Macromedia Flash Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Statistika.
Universitas Negeri Manado: Tidak di Terbitkan.
Termudi, d. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer Edisi Revisi.
Bandung: IMSTEP.
Wahidmurni dkk. (2010). Evaluasi Pembelajaran. Malang: Nuha Litera.
Walpole R. E. (1992). Pengantar Statistika Terjemahan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Widhiarto. (n.d.). Model-Model Pembelajaran Matematika SMP.

33

Anda mungkin juga menyukai