PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
Salah satu strategi yang peneliti ambil adalah strategi pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran crossword puzzle. Crossword puzzle atau
yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah teka-teki silang, dapat
digunakan sebagai strategi pembelajaran yang baik dan menyenangkan tanpa
kehilangan esensi belajar yang sedang berlangsung. Bahkan strategi ini dapat
melibatkan partisipasi peserta didik secara aktif semenjak awal.
Crossword puzzle atau teka-teki silang adalah sebuah teka-teki kata dalam kotak
hitam dan putih yang berbentuk persegi yang tujuannya untuk menulis satu
huruf di setiap persegi putih untuk membuat kata-kata dengan diberikan
petunjuk pertanyaan. Kotak hitam menandakan dimana kata berakhir (Claire,
2010:6). Model pembelajaran dengan menggunakan crossword puzzle ini akan
diterapkan oleh peneliti pada kompetensi dasar persebaran biosfer.
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, diketahui bahwa Standar
Kelulusan Minimal (SKM) yang dicapai oleh siswa kelas XI-E SMA Negeri 1
Kotaagung Kabupaten Tanggamus masih cukup rendah, yaitu 35%. Diharapkan
dengan menggunakan model pembelajaran crossword puzzle ini, dapat
berpengaruh terhadap hasil belajar. Berkaitan dengan hal tersebut, maka peneliti
melaksanakan penelitian tentang "Pengaruh penggunaan model pembelajaran
crossword puzzle pada mata pelajaran fisika capaian kompetensi pengukuran
terhadap hasil belajar siswa kelas X-A Semester Ganjil Tahun Pelajaran
2023/2024 SMA Negeri 1 Kotaagung Kabupaten Tanggamus Provinsi
Lampung."
3
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada banyak
pihak, antara lain :
1. Bagi Siswa
2. Bagi Guru
3. Bagi Sekolah
E. Batasan Istilah
Agar tidak terjadi salah persepsi, maka perlu dijelaskan istilah-istilah yang
digunakan dalam penelitian ini. Adapun istilah-istilah yang dimaksud adalah
sebagai berikut :
1. Pengaruh
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (Tim penyusun, 2005: 269) dijelaskan
bahwa pengaruh adalah efek dari suatu perbuatan atau akibat dari suatu
perbuatan. Maksud pengaruh dalam penelitian ini adalah pengaruh hasil
belajar kognitif .
2. Penggunaan
Dalam kamus besar bahasa indonesia (Tim penyusun, 2005: 360) dijelaskan
penggunaan adalah proses, pembuatan, cara menggunakan sesuatu. Maksud
penggunaan dalam penelitian ini adalah cara menggunakan model pembe-
lajaran crossword puzzle di kelas X.A pada mata pelajaran fisika untuk
capaian kompetensi pengukuran.
3. Model Pembelajaran
4. Crossword Puzzle
Biosphere is all living organisms of the earth and the environments with which they
interact (Strahler, 1978:3). Biosfer merupakan seluruh organisme yang hidup di
bumi dan di lingkungan tempat mereka berinteraksi. Kompetensi dasar
persebaran biosfer adalah suatu kompetensi dasar yang berisi konsep dan
informasi penting tentang tumbuhan dan hewan yang diajarkan pada siswa
kelas XI-E SMA Negeri 1 Kotaagung pada materi pelajaran geografi semester
ganjil. Peneliti mengambil kompetensi dasar persebaran biosfer sebagai materi
pembelajaran dalam penelitian kelas XI-E SMA Negeri 1 Kotaagung
Kabupaten Tanggamus.
6. Hasil Belajar
A. Landasan Teori
Belajar menurut teori psikologi klasik hakikat belajar adalah all learning is a
process of developing or training of mind. Kita belajar melihat objek dengan
menggunakan substansi dan sensasi. Arthur T. Jersild menyatakan bahwa
belajar adalah “modification of behavior through experience and training”
yaitu perubahan atau membawa akibat perubahan tingkah laku dalam
pendidikan karena pengalaman dan latihan atau mengalami latihan. Menurut
Gagne belajar adalah sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah
perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Sedangkan Henry E. Garret
berpendapat bahwa belajar merupakan proses yang berlangsung dalam jangka
waktu lama melalui latihan maupun pengalaman yang membawa kepada
perubahan diri dan perubahan cara mereaksi terhadap suatu perangsang
tertentu. Lester D. Crow mengemukakan belajar ialah upaya untuk
memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap-sikap. Belajar
dikatakan berhasil manakala seseorang mampu mengulangi kembali materi
yang dipelajarinya.
Belajar adalah proses mencari ilmu untuk mengubah diri dengan baik sesuai
dengan tingkat keilmuan yang dicapai (Asmani, 2009: 21). Belajar mempunyai
manfaat yang sangat besar. Diantara manfaat belajar antara lain adalah:
a. Tujuan itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar, misalnya: dalam
situasi bermain peran;
b. Tujuan mendefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat diukur dan
dapat diamati;
c. Tujuan menyatakan tingkat minimal perilaku yang dikehendaki, misalnya
pada peta Pulau Jawa, siswa dapat mewarnai dan memberi label pada
sekurang-kurangnya tiga gunung utama.
a. Model Pembelajaran
Model pengajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh
strategi, metode, atau prosedur. Ciri-ciri tersebut ialah:
b. Crossword Puzzle
Crossword puzzle atau teka-teki silang adalah sebuah teka-teki kata dalam
kotak hitam dan putih yang berbentuk persegi yang tujuannya untuk
menulis satu huruf di setiap persegi putih untuk membuat kata-kata
dengan diberikan petunjuk pertanyaan. Kotak hitam menandakan dimana
kata berakhir (Claire, 2010: 6).
Teka teki silang dapat digunakan sebagai strategi pembelajaran yang baik
dan menyenangkan tanpa kehilangan esensi belajar yang sedang
berlangsung. Bahkan strategi ini dapat melibatkan partisipasi peserta didik
secara aktif sejak awal. Adapun crossword puzzle memiliki beberapa
manfaat dan kekurangan. Beberapa kekurangan crossword puzzle
diantaranya:
2) Belajar klasifikasi
4) Menghibur
Ketika anak sedang diberi teka-teki untuk dijawab, secara tidak langsung ia
akan melupakan ingatan-ingatan tertentu. Jika anak sedang cemas
misalnya, kecemasan itu akan terganti dengan kesibukannya dalam
mencari jawaban dari teka-teki yang ada.
5) Merangsang kreativitas
Secara tidak langsung anak juga akan dibantu teka-teki untuk menyalurkan
potensi-potensi kreatifitas yang dimilikinya. Di dalam mempertahankan
jawaban misalnya, anak akan belajar beragumentasi, memilih bahasa yang
mudah dipahami orang lain dan mencari cara-cara alternatif untuk
menjawab. Tidak jarang ketika mencari jawaban soal, seorang anak akan
menemukan pertanyaan-pertanyaan baru yang belum tentu didapatkan
sebelumnya (Ghanoe, 2010:10).
3. Persebaran Biosfer
a) Bioma Tundra
Jenis vegetasi yang tumbuh adalah lumut yang membentuk suatu
hamparan yang luas atau sering disebut sebagai ”hamparan
bantalan”. Jenis-jenis lumut tersebut yaitu dark red, rumput kipas,
dan lain-lain. Tersebar di kutub utara dan di Pegunungan Alpine.
b) Bioma Taiga atau Hutan Boreal
Bioma taiga terletak di kawasan beriklim subartik dengan iklim yang
sangat dingin dan musim panas yang sangat pendek. Kisaran
temperatur antara suhu rendah dan suhu tinggi sangat besar.
Tersebar di Skandinavia, Rusia Timur, Amerika Utara, dan beberapa
di kawasan Asia Utara.
c) Bioma Hutan Iklim Sedang
Ciri khas dari bioma hutan iklim sedang adalah warna daun yang
berwarna oranye keemasan. Hal ini disebabkan karena pendeknya
hari sehingga merangsang tanaman menarik klorofil dari daun
sehingga diisi pigmen lain. Jenis vegetasi yang tumbuh adalah
quercus (oak), acer (maple), castanea dan lain-lain.
d) Bioma Savana (Padang Rumput)
15
a) Hutan Pegunungan
Vegetasi didominasi oleh jenis Dipterocarpaceae seperti meranti
merah, keruing, nyatoh dan lain-lain. Tersebar di Sumatra, Sulawesi,
Kalimantan, dan Papua.
b) Hutan Sub-Montana dan Montana
Hutan ini terdapat pada ketinggian antara 1300-2500 meter, vegetasi
yang tumbuh jenis Lauraceae dan Fagaceae, sedangkan suku
Dipterocarpaceae sedikit dijumpai.
c) Hutan Savana
Hutan savana terdapat di Papua, Nusa Tenggara Timur, serta sedikit
dijumpai di Maluku. Di Papua vegetasi hutan savana merupakan
asosiasi antara padang rumput dan Ecalyptus spp, di Maluku
merupakan asosiasi antara padang rumput dan Malauleca serta di
Nusa Tenggara Timur asosiasi antara padang rumput dengan
Ecalyptus alba, serta tersebar tidak merata pohon lontar (sejenis
palem-paleman).
d) Hutan Rawa
17
a) Bagian Barat
Bagian barat ini termasuk dalam provinsi zoogeografi Asiatis yang
meliputi Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Bali. Fauna yang hidup di
kawasan ini adalah harimau Sumatra, macan tutul, banteng, ular
kobra, badak bercula satu, burung elang Jawa, dan burung rangkong.
b) Bagian Peralihan
Bagian ini adalah kawasan unik dan khas yang disebut juga sebagai
Wallace region. Fauna di bagian peralihan antara lain anoa, tarsius,
burung maleo, burung alo, babirusa, musang sulawesi, kuskus, dan
burung jalak sulawesi.
c) Bagian Timur
Bagian ini termasuk dalam provinsi zoogeografi Australian, yang
meliputi Maluku dan Papua. Fauna yang hidup diantaranya kuskus,
kanguru, burung cendrawasih, buaya irian, penyu sisik, dan monyet
ekor.
Indonesia selain kaya akan keanekaragaman flora dan fauna juga sangat
kaya akan ragam biota laut. Bentuk negara Indoensia yang berupa
kepulauan dan memiliki wilayah laut 5,8 juta km2 menjadikan Indonesia
18
- Kebakaran hutan
- Illegal logging
- Kerusakan terumbu karang
- Perdagangan satwa liar
4. Hasil Belajar
a. Minat;
b. Kecerdasan;
c. Bakat;
d. Motivasi;
e. Kognitif (Asmani, 2009:32-36).
Kegiatan pre-test dilakukan guru secara rutin pada setiap akan memulai
penyajian materi baru. Tujuannya ialah untuk mengidentifikasi taraf
pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan. Sedangkan post-
test adalah kebalikan dari pre-test, yakni kegiatan evaluasi yang dilakukan
guru pada setiap akhir penyajian materi. Tujuannya adalah untuk
mengetahui taraf penguasaan siswa atas materi baru yang telah diajarkan.
b. Evaluasi prasyarat
21
c. Evaluasi diagnosatik
d. Evaluasi formatif
Evaluasi jenis ini kurang lebih sama dengan ulangan yang dilakukan pada
setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul.
e. Evaluasi sumatif
yang mencapai kriteria ketuntasan minimal dengan nilai rata-rata 77,91, pada
siklus 1I terdapat 95% yang mencapai kriteria ketuntasan minimal dengan
nilai rata-rata 87,91. Dengan demikian penerapan metode pembelajaran
Crossword Puzzle dapat meningkatkan hasil belajar IPS peserta didik kelas
Kelas XII SMK Nurul Huda Sukaraja.
A. Seting Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kasihani (1999),
yang menyatakan bahwa yang dimaksud dengan PTK adalah penelitian
praktis, bertujuan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam
pembelajaran di kelas dengan cara melakukan tindakan-tindakan. Upaya
tindakan untuk perbaikan dimaksudkan sebagai pencarian jawab atas
permasalahan yang dialami guru dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari.
Pada pelaksanaannya, setiap masalah yang diungkap dan dicarikan jalan
keluar haruslah masalah yang benar-benar ada dan nyata dialami oleh guru.
Dari beberapa definisi seperti yang telah dikemukakan dimuka maka ciri
utama dari penelitian tindakan adalah adanya intervensi atau perlakuan
tertentu untuk perbaikan kinerja dalam dunia nyata. Elliot (1982) mengatakan,
“The fundamental aim of action research is to improve practice rather than
toproduce knowledge (Wina 2011: 25).
24
Obyek penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas XI-E SMA Negeri 1
Kotaagung pada mata pelajaran geografi kompetensi dasar persebaran biosfer
setelah digunakan metode pembelajaran Crossword Puzzle.
4. Setting Penelitian
B. Prosedur Penelitian
Menurut model Hopkins (1993) PTK mencakup empat langkah utama setelah
adanya identifikasi masalah. Keempat langkah utama tersebut yaitu: 1)
perencanaan (planing); 2) tindakan (acting); 3) pengamatan (observing); dan 4)
25
Gambar 3.1.
Bagan Penelitian Tindakan Model Hopkins
Bagan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di atas dapat diartikan bahwa setiap
tahapan penelitian wajib dilakukan agar memperoleh hasil yang sesuai dengan
kriteria keberhasilan PTK itu sendiri. Berdasarkan bagan PTK dapat diketahui
bahwa kegiatan penelitian diawali dari tahp identifikasi masalah. Tahap
identifikasi masalah dilakukan peneliti dengan melakukan wawancara, FGD
(Focus Group Discussion) dan observasi. Tujuannya untuk menemukan dan
merumuskan akar masalah agar mempermudah peneliti membuat perencanaan.
Tahap perencanaan ini digunakan sebagai acuan dalam memilih model
pembelajaran yang digunakan.
Tahap terakhir yang digunakan adalah membuat refleksi. Hal ini dilakukan
setelah tindakan, refleksi berisi renungan dari peneliti dan juga hasil yang
diperoleh melalui observasi dan angket. Pada tahap refleksi ini juga berisi
evaluasi proses. Jika peneliti masih belum mencapai tujuan dari patokan yang
telah dibuat maka akan melaksanakan siklus selanjutnya dengan perbaikan yang
menunjang pencapaian tujuan.
C. Tahapan Penelitian
Tahap pertama pada penelitian ini adalah melakukan analisis terhadap situasi
yang ada di SMA Negeri 1 Kotaagung Kabupaten Tanggamus, kemudian pada
tahap berikutnya adalah menyusun rancangan penelitian.
1. Identifikasi Masalah
Tabel 3.1.
Kegiatan Pra Penelitian
Dari hasil pengumpulan data awal tersebut yang berupa observasi, dan
wawancara dengan kepala sekolah, guru mata pelajaran geografi serta wali
kelas diketahui bahwa metode pembelajaran mata pelajaran geografi yang
digunakan dikelas XI-E adalah cermah, dan ketercapaian kompetensi belajar
pada mata pelajaran geografi di kelas X-E masih rendah.
a. Siklus 1
1) Perencanaan (Planning)
2) Pelaksanaan (Action)
Pendahuluan
Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam, dan mengabsen
siswa.
Guru memberikan apersepsi dan motivasi dengan memberikan
pertanyaan seputar materi.
Kegiatan Inti
Guru menjelaskan materi tentang persebaran flora dan fauna yaitu
definisi flora dan fauna, persebaran flora di muka bumi dan
persebaran fauna di muka bumi.
Guru memberi penugasan kepada siswa untuk mengisi soal
crossword puzzle (teka-teki silang).
Membahas hasil penugasan crossword puzzle.
28
Penutup
Guru menyimpulkan materi yang disampaikan.
Guru memberikan soal pilihan ganda sebanyak 20 soal untuk diisi
oleh peserta didik.
Guru mengakhiri pembelajaran.
3) Pengamatan (Observation)
4) Refleksi
b. Siklus 2
1) Perencanaan (Planning)
2) Pelaksanaan (Action)
Pendahuluan
Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam, dan mengab-
sensi siswa.
Guru memberikan apersepsi dan motivasi dengan memberikan
pertanyaan seputar materi
Kegiatan Inti
Guru menjelaskan materi tentang persebaran flora dan fauna yaitu
persebaran flora fauna di Indonesia dan penyebab kerusakan flora
fauna di Indonesia serta upaya-upaya konservasi flora fauna
diIndonesia.
Guru memberi penugasan kepada siswauntuk mengisi soal cross
word puzzle (teka-teki silang).
Membahas hasil penugasan crossword puzzle.
Penutup
Guru menyimpulkan materi yang disampaikan.
Guru memberikan soal pilihan ganda sebanyak 20 soal untuk diisi
oleh peserta didik.
Guru mengakhiri pembelajaran.
3) Pengamatan (Observation)
4) Refleksi
Pada tahap ini, data hasil tes evaluasi dan data lembar observasi
dikumpul-kan, dianalisis dan dievaluasi untuk mengetahui berhasil atau
tidaknya tindakan yang sudah dilakukan.
30
1. Metode Dokumentasi
2. Metode Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan
untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau
bakat yang dimiliki individu atau kelompok. Metode tes ini digunakan untuk
mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa kelas XI-E SMA Negeri 1
Kotaagung Kabupaten Tanggamus dengan menggunakan model pembelajaran
crossword puzzle dan prestasi belajar siswa yang diajar sebelum
menggunakan media tersebut. Dalam penelitian ini, metode tes digunakan
untuk memperoleh hasil kognitif siswa yang dijadikan sampel penelitian.
E. Instrumen Penelitian
Materi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah mata pelajaran geografi
materi tentang persebaran flora dan fauna. Berikut ini adalah kisi-kiri instrumen
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 3.2.
Kisi-Kisi Intrumen Penelitian
a. Hitung koefisien korelasi antara skor hasil tes yang akan diuji validitasnya
dengan hasil tes yang terstandar yang dimiliki oleh orang yang sama
dengan menggunakan rumus korelasi produk momen menggunakan angka
kasar (korelasi produk momen Pearson), yaitu:
n n n
n ∑ xi yi - ∑ xi ∑ yi
i =1 i=1 i =1
√( ( ) )( (∑ ) )
n n 2 n n 2
n ∑ x 2i - ∑ xi n ∑ y 2i - yi
i =1 i =1 i =1 i=1
rxy =
dimana:
rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y
xi = nilai data ke-i untuk kelompok variabel x.
yi = nilai data ke-i untuk kelompok variabel y.
n = banyaknya data
b. Bandingkan nilai koefisien validitas hasil langkah a di atas dengan nilai
koefisien korelasi Pearson/tabel Pearson (rtabel) pada taraf signifikansi
(biasanya digunakan = 0,05) dan n adalahnya banyak data yang sesuai.
Kriteria validitasnya adalah:
33
Tabel 3.3.
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Validitas Butir Soal
Dengan Nilai Koeefisin Korelasi
Tabel 3.4.
Validitas Intrumen Penelitian
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa instrumen yang akan digunakan
untuk mengukur ketercapaian kompetensi siswa pada mata pelajaran geografi
untuk kompetensi dasar persebaran biosfer terlebih dahulu diujicobakan di
kelas uji coba (X-F). Dari hasil analisis validitas butir soal dengan SPSS
diperoleh hasil bahwa dari 25 item soal yang akan digunakan sebagai
instrumen penelitian 20 butir soal dinyatakan valid, dan 8 butir soal
dinyatakan tidak valid.
34
Tabel 3.5.
Tingkat Validitas Intrumen Penelitian
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa tidak ada butir soal (0,00%) yang
mempunyai validitas sangat tinggi, 3 butir soal (12,00%) mempunyai validitas
tinggi; 16 butir soal (64,00%) mempunyai validitas sedang; 6 butir soal
(24,00%) mempuyai validitas rendah, dan tidak ada butir soal (0,00%) yang
mempunyai validitas sangat rendah. Uji validitas instrumen penelitian
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 8.
Selanjutnya butir soal yang dinyatakan tidak valid dibuang, sedangkan butir
soal yang dinyatakan valid digunakan sebagai intrumen penelitian. Intrumen
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dan sudah diuji validitas
dapat dilihat pada lampiran 10.
Tehnik belah dua (Split Half Technique) dilakukan dengan cara membagi tes
menjadi dua bagian yang relatif sama (banyaknya soal sama), sehingga
masing-masing test mempunyai dua macam skor, yaitu skor belahan pertama
35
(awal / soal nomor ganjil) dan skor belahan kedua (akhir / soal nomor genap).
Koefisien reliabilitas keseluruhan tes dihitung dengan menggunakan formula
Spearmen-Brown, yaitu:
2r 11
12
1 + r 11
12
11 =
r
Tabel 3.6.
Tingkat Reliabilitas Instrumen Penelitian
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks
kesukaran (difficulty index). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai
dengan 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal
dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar,
36
B
JS
P=
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes.
Tabel 3.7.
Kriteria Tingkat Kesukaran Butir Soal
Dari hasil perhitungan tingkat kesukaran setiap butir soal dalam intrumen
penelitian diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 3.8.
Tingkat Kesukaran Intrumen Penelitian
Menurut Arikunto (2013: 226) daya pembeda soal adalah kemampuan suatu
soal untuk membedakan antara peserta didik yang pandai (berkemampuan
tinggi) dengan peserta didik yang bodoh (berkemampuan rendah). Angka
yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi,
disingkat D.
Untuk menghitung daya pembeda butir soal pilihan ganda dapat digunakan
rumus sebagai berikut:
BA BB
-
JA JB
D= = PA - PB
Keterangan :
D = daya pembeda soal
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
BA
PA = J A = (proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar)
BB
PB = J B = (proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar)
(Arikunto 2013: 228)
Tabel 3.9.
Kriteria Daya Beda Butir Soal
Dalam menentukan daya pembeda soal, seluruh peserta tes dibagi menjadi 2
kelompok, yaitu kelompok siswa yang berkemampuan tinggi atau kelompok
atas (upper group) dan kelompok siswa yang berkemampuan rendah atau
kelompok bawah (lower group). Dari hasil perhitungan daya beda setiap butir
soal dalam intrumen penelitian diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 3.10.
Tingkat Daya Beda Intrumen Penelitian
Nilai daya pembeda yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu nilai
yang berklasifikasi cukup sampai sangat baik. Hasil perhitungan daya beda
intrumen penelitian selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 8.
Teknik analisis data menurut Hasan (2006: 35) adalah “memperkirakan atau
dengan menentukan besarnya pengaruh secara kuantitatif dari suatu (beberapa)
kejadian terhadap suatu (beberapa) kejadian lainnya, serta memperkirakan/
meramalkan kejadian lainnya. Kejadian dapat dinyatakan sebagai perubahan
nilai variabel. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang
diperoleh baik melalui hasil kuesioner dan bantuan wawancara”
39
kuantitatif yaitu berupa nilai hasil belajar mata pelajaran geografi kompetensi
dasar persebaran biosfer.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
persentase. Metode ini digunakan untuk mengkaji variabel yang ada pada
penelitian yaitu pengaruh penggunaan model pembelajaran crossword puzzle
pada mata pelajaran geografi kompetensi dasar persebaran biosfer terhadap hasil
belajar siswa kelas XI-E SMA Negeri 1 Kotaagung Kabupaten Tanggamus.
Deskriptif persentase ini diolah dengan cara frekuensi dibagi dengan jumlah
responden dikali 100 %, seperti dikemukan Sudjana (2001: 128) adalah sebagai
berikut:
F
N
P= x 100%
Keterangan:
P = Persentase jawaban.
F = Frekuensi nilai yang diperoleh dari seluruh item.
N = Jumlah responden
41
H. Kriteria Keberhasilan
Herbert, Robin & Ortrun dalam Setiyawan (2015: 61) menyatakan defined
action research as a process that pursues inprovement in practical situations
without substantively prescribing objectives to be achieved. Pendapat di atas
didefinisikan bahwa, penelitian tindakan sebagai sebuah proses yang
mengejar untuk suatu perbaikan di situasi praktis tanpa menentukan tujuan
secara kenyataan untuk dapat tercapai. Jadi, dalam penelitian tindakan ini
tidak ada patokan yang pasti bagi peneliti untuk menentukan seberapa besar
target yang harus tercapai pada tiap siklusnya. Dalam penelitian ini kriteria
keberhasilan ditentukan oleh penulis berdasarkan hasil perhitungan nilai awal
sebelum diberikan tindakan. Selanjutnya hasil perhitungan awal tersebut
dijadikan sebagai acuan untuk menentukan tingkat keberhasilan yang harus
dicapai pada siklus 1 dan siklus 2. Tingkat keberhasilan pada penelitian ini
adalah sebagai berikut.
42
Tabel 3.11.
Kriteria Keberhasilan Kuantitatif
Perubahan Indikator
Siklus 1 Siklus 2
A. Hasil Penelitian
Pembukaan
Peneliti masuk ke dalam kelas XI-E dan memberikan salam pembuka.
Peneliti menjelaskan tujuan dari kegiatan dan mengabsensi peserta didik
satu per satu.
Kegiatan Inti
Peneliti memberikan materi secara singkat tentang kompetensi dasar
persebaran biosfer dengan metode ceramah.
Peneliti mengadakan tanya jawab dari hasil materi yang telah
disampaikan.
Penutup
Peneliti memberi kesempatan bertanya kepada siswa yang kurang
memahami materi.
Peneliti memberikan soal kepada peserta didik tentang persebaran
biosfer, peserta didik diberikan waktu 30 menit untuk mengerjakan soal
tersebut.
Data hasil belajar belajar peserta didik pada mata pelajaran geografi pra
tindakan akan dijadikan sebagai pedoman bagi penulis untuk tindakan
pada siklus 1. Berikut ini adalah hasil belajar peserta didik kelas XI-E SMA
Negeri 1 Kotaagung semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019 pada mata
pelajaran geografi sebelum digunakan metode pembelajaran crossword
puzzle (pra tindakan).
45
Tabel 4.1.
Data Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI-E SMAN 1 Kotaagung
Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2018/2019 Pada Mata
Pelajaran Geografi Pra Tindakan (Pre Test)
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dari 35 siswa di kelas XI-E SMAN
1 Kotaagung semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019 setelah diberikan
metode ceramah dalam proses pembelajaran mata pelajaran geografi
kompetensi dasar persebaran biosfer, ternyata setelah diukur ketercapaian
kompetensinya tidak ada satu orang peserta didik pun (0,00%) yang tuntas.
Dengan kata lain 35 orang peserta didik (100%) yang ada di kelas XI-E
semuanya remidial.
Data hasil belajar peserta didik kelas XI-E SMAN 1 Kotaagung Kabupaten
Tanggamus semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019 sebelum digunakan
metode pembelajaran crossword puzzle (pra tindakan) pada mata pelajaran
geografi dapat digambarkan dalam diagram grafik berikut ini.
46
Diagram 4.1.
Data Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI-E SMAN 1 Kotaagung
Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2018/2019 Pada Mata
Pelajaran Geografi Pra Tindakan (Pre Test)
Analisis hasil belajar peserta didik kelas XI-E SMA Negeri 1 Kotaagung
Kabupaten Tanggamus semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019 pada
mata pelajaran geografi sebelum digunakan metode pembelajaran crossword
puzzle (pra tindakan) selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 14.
Pendahuluan
Peneliti membuka pelajaran dengan mengucap salam, dan mengabsen
siswa.
Peneliti memberikan apersepsi dan motivasi dengan memberikan
pertanyaan seputar materi.
Kegiatan Inti
Peneliti menggali pengetahuan awal siswa tentang materi persebaran
flora dan fauna.
Peneliti menjelaskan materi tentang persebaran flora dan fauna yaitu
definisi flora dan fauna, persebaran flora di muka bumi dan persebaran
fauna di muka bumi.
Peneliti memberi penugasan kepada siswa untuk mengisi soal crossword
puzzle (teka-teki silang).
Membahas hasil penugasan crossword puzzle.
Peneliti menyimpulkan materi yang disampaikan.
Penutup
Peneliti memberi kesempatan bertanya kepada siswa yang kurang
memahami materi.
Peneliti memberikan soal kepada peserta didik tentang persebaran
biosfer, peserta didik diberikan waktu 30 menit untuk mengerjakan soal
tersebut.
Data hasil belajar peserta didik diperoleh dari soal yang diberikan di akhir
pertemuan pada siklus 1. Selanjutnya jawaban dari peserta didik tersebut
dianalisis untuk menentukan skor yang diperoleh masing-masing peserta
didik. Skor setiap jawaban benar adalah 1, dan jawaban salah atau tidak
menjawab skornya adalah 0.
Berikut ini adalah data hasil belajar peserta didik kelas XI-E SMAN 1
Kotaagung Kabupaten Tanggamus semester ganjil tahun pelajaran
2018/2019 mata pelajaran geografi untuk kompetensi dasar persebaran
biosfer setelah tindakan siklus 1.
Tabel 4.2.
Data Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI-E SMAN 1 Kotaagung
Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2018/2019 Pada Mata
Pelajaran Geografi Setelah Tindakan Siklus 1
Dari tabel di atas dapat di jelaskan bahwa setelah diberikan tindakan siklus
1 dalam kegiatan pembelajaran geografi, dari 35 orang peserta didik yang
ada di kelas XI-E, 16 orang peserta didik (45,71%) mempunyai hasil belajar
tuntas, dan 19 orang peserta didik (54,29%) mempunyai hasil belajar
remidial. Hasil belajar mata pelajaran geografi kompetensi dasar persebaran
biosfer peserta didik kelas XI-E SMAN 1 Kotaagung semester ganjil tahun
pelajaran 2018/2019 setelah diberikan tindakan siklus 1 dapat digambarkan
dengan diagram batang berikut ini.
50
Diagram 4.2.
Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI-E SMAN 1 Kotaagung
Kab. Tanggamus Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2018/2019 Pada
Mata Pelajaran Geografi Setelah Tindakan Siklus 1
Analisis data hasil belajar peserta didik Kelas XI-E SMAN 1 Kotaagung
Kabupaten Tanggamus semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019 pada
mata pelajaran geografi kompetensi dasar persebaran biosfer setelah siklus
1 selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 18.
Tabel 4.3.
Perbandingan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI-E SMAN 1 Kotaagung
Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2018/2019 Pada Mata Pelajaran
Geografi Pra Tindakan dan Setelah Tindakan Siklus 1
Diagram 4.3.
Perbandingan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI-E SMAN 1 Kotaagung
Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2018/2019 Pada Mata Pelajaran
Geografi Pra Tindakan dan Setelah Tindakan Siklus 1
52
Berdasarkan uji distribusi frekuensi skor hasil belajar peserta didik kelas
XI-E SMAN 1 Kotaagung Kab. Tanggamus semester ganjil tahun pelajaran
2018/2019 pada mata pelajaran geografi kompetensi dasar persebaran
biosfer pra tindakan dan setelah tindakan siklus 1 diperoleh hasil sebagai
berikut.
Tabel 4.4.
Uji Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Peserta Didik
Kelas XI-E SMAN 1 Kotaagung Kab. Tanggamus Semester Genap
Tahun Pelajaran 2018/2019 Pada Mata Pelajaran Geografi
Pra Tindakan dan Setelah Tindakan Siklus 1
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa terjadi peningkatan rata-rata nilai
hasil belajar peserta didik kelas XI-E SMAN 1 Kotaagung semester ganjil
tahun pelajaran 2018/2019 pra tindakan dan setelah tindakan siklus 1 yaitu
16 point. Nilai tertinggi mengalami kenaikan dari 60 pada pra tindakan
menjadi 85 setelah tindakan siklus 1.
Tabel 4.5.
Data Perbedaan Skor Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI-E
SMA Negeri 1 Kotaagung Kabupaten Tanggamus Semester Genap
Tahun Pelajaran 2018/2019 Pada Mata Pelajaran Geografi
Pra Tindakan dan Setelah Tindakan Siklus 1
Diagram 4.4.
Data Perbedaan Skor Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI-E
SMAN 1 Kotaagung Kab. Tanggamus Tanggamus Semester Genap
Tahun Pelajaran 2018/2019 Pada Mata Pelajaran Geografi
Pra Tindakan dan Setelah Tindakan Siklus1
54
Analisis hasil belajar peserta didik kelas XI-E SMAN 1 Kotaagung Kab.
Tanggamus semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019 mata pelajaran
geografi kompetensi dasar persebaran biosfer tindakan siklus 1 selengkap-
nya dapat dilihat pada lampiran 18.
Dari hasil refleksi di atas diperoleh hasil bahwa masih terdapat 19 orang
peserta didik (54,29%) kelas XI-E SMAN 1 Kotaagung yang hasil belajarnya
tidak tuntas (remidial) pada kompetensi dasar persebaran biosfer mata
pelajaran geografi. Dari perbedaan skor pra tindakan dan setelah tindakan
siklus 1 masih terdapat 14 orang peserta didik (40,00%) yang hasil
belajarnya tidak mengalami perubahan (tetap). Dari hasil refleksi tersebut
penulis dan mitra kolaborator berpendapat bahwa tahapan penelitian
masih perlu dilanjutkan ke siklus 2.
Data hasil belajar peserta didik diperoleh dari soal yang diberikan di akhir
pertemuan pada siklus 2. Selanjutnya jawaban dari peserta didik tersebut
dianalisis untuk menentukan skor yang diperoleh masing-masing peserta
didik. Skor setiap jawaban benar adalah 1, dan jawaban salah atau tidak
menjawab skornya adalah 0.
56
Tabel 4.6.
Data Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI-E SMAN 1 Kotaagung
Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2018/2019 Pada Mata
Pelajaran Geografi Setelah Tindakan Siklus 2
Dari tabel di atas dapat di jelaskan bahwa setelah diberikan tindakan siklus
2 dalam kegiatan pembelajaran geografi, dari 35 orang peserta didik yang
ada di kelas XI-E, 27 orang peserta didik (77,14%) mempunyai hasil belajar
tuntas, dan 8 orang peserta didik (22,86%) mempunyai hasil belajar
remidial. Hasil belajar peserta didik kelas XI-E SMAN 1 Kotaagung Kab.
Tanggamus semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019 setelah diberikan
tindakan siklus 2 dapat digambarkan dengan diagram batang berikut ini.
57
Diagram 4.5.
Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI-E SMAN 1 Kotaagung
Kab. Tanggamus Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2018/2019 Pada
Mata Pelajaran Geografi Setelah Tindakan Siklus 2
Analisis data hasil belajar peserta didik Kelas XI-E SMAN 1 Kotaagung
Kabupaten Tanggamus semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019 pada
mata pelajaran geografi kompetensi dasar persebaran biosfer setelah siklus
2 selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 22.
Tabel 4.7.
Perbandingan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI-E SMAN 1 Kotaagung
Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2018/2019 Pada Mata Pelajaran
Geografi Pra Tindakan dan Setelah Tindakan Siklus 2
Diagram 4.6.
Perbandingan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI-E SMAN 1 Kotaagung
Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2018/2019 Pada Mata Pelajaran
Geografi Pra Tindakan dan Setelah Tindakan Siklus 2
59
Berdasarkan uji distribusi frekuensi skor hasil belajar peserta didik kelas
XI-E SMAN 1 Kotaagung Kab. Tanggamus semester ganjil tahun pelajaran
2018/2019 pada mata pelajaran geografi kompetensi dasar persebaran
biosfer pra tindakan dan setelah tindakan siklus 2 diperoleh hasil sebagai
berikut.
Tabel 4.8.
Uji Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Peserta Didik
Kelas XI-E SMAN 1 Kotaagung Kab. Tanggamus Semester Genap
Tahun Pelajaran 2018/2019 Pada Mata Pelajaran Geografi
Pra Tindakan dan Setelah Tindakan Siklus 2
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa terjadi peningkatan rata-rata nilai
hasil belajar peserta didik kelas XI-E SMAN 1 Kotaagung semester ganjil
tahun pelajaran 2018/2019 pra tindakan dan setelah tindakan siklus 2 yaitu
28,57 point. Nilai tertinggi mengalami kenaikan dari 60 pada pra tindakan
menjadi 95 setelah tindakan siklus 2.
Tabel 4.9.
Data Perbedaan Skor Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI-E
SMAN 1 Kotaagung Kab. Tanggamus Tanggamus Semester Genap
Tahun Pelajaran 2018/2019 Pada Mata Pelajaran Geografi
Pra Tindakan dan Setelah Tindakan Siklus 2
Diagram 4.7.
Data Perbedaan Skor Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI-E
SMAN 1 Kotaagung Kab. Tanggamus Tanggamus Semester Genap
Tahun Pelajaran 2018/2019 Pada Mata Pelajaran Geografi
61
Analisis hasil belajar peserta didik kelas XI-E SMAN 1 Kotaagung Kab.
Tanggamus semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019 mata pelajaran
geografi kompetensi dasar persebaran biosfer tindakan siklus 2 selengkap-
nya dapat dilihat pada lampiran 22.
Dari hasil refleksi di atas diperoleh hasil bahwa masih jumlah peserta didik
di kelas XI-E SMAN 1 Kotaagung Kab. Tanggamus semester ganjil tahun
pelajaran 2018/2019 yang hasil belajarnya tuntas untuk mata pelajaran
geografi kompetensi dasar persebaran biosfer setelah digunakan metode
pembelajaran crossword puzzle adalah 27 orang (77,14%). Sedangkan jika
dilihat dari perbedaan skor hasil belajar pra tindakan dan setelah tindakan
siklus 2 diperoleh hasil bahwa 28 orang peserta didik (80,00%) di kelas XI-E
SMAN 1 Kotaagung Kab. Tanggamus semester ganjil tahun pelajaran
2018/2019 mengalami kenaikan hasil belajarnya setelah digunakan metode
pembelajaran crossword puzzle pada mata pelajaran geografi kompetensi
dasar persebaran biosfer.
Perubahan Indikator
Siklus 1 Siklus 2
Nilai mata pelajaran a. Persentase siswa yang tuntas di 50% 70%
geografi kompetensi setiap siklusnya
dasar persebaran b. Jumlah siswa yang mengalami 20 25
biosfer peningkatan setiap siklusnya.
Dari tabel di atas maka dapat dijelaskan bahwa pada siklus 1 ditargetkan
minimal 50% peserta didik mempunyai hasil belajar tuntas, sedangkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa peserta didik kelas XI-E SMAN 1 Kotaagung
semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019 yang mempunyai hasil belajar tuntas
untuk mata pelajaran geografi kompetensi dasar persebaran biosfer setelah
digunakan metode crossword puzzle adalah sebanyak 16 orang (45,71%). Dengan
62
demikian untuk siklus 1 target persentase peserta didik yang tuntas dalam mata
pelajaran geografi kompetensi dasar persebaran biosfer tidak terpenuhi. Untuk
jumlah peserta didik yang nilai hasil belajarnya meningkat pada siklus 1
ditargetkan 20 orang, ternyata hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah
peserta didik di kelas XI-E SMAN 1 Kotaagung semester ganjil tahun pelajaran
2018/2019 yang hasil belajarnya meningkatkan setelah digunakan metode
crossword puzzle pada mata pelajaran geografi kompetensi dasar persebaran
biosfer adalah 21 orang. Dengan demikian untuk jumlah peserta didik yang
mengalami peningkatan hasil belajaranya pada siklus 1 terpenuhi.
Pada siklus 2 ditargetkan minimal 70% peserta didik mempunyai hasil belajar
tuntas, ternyata hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik kelas XI-E
SMAN 1 Kotaagung semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019 yang mempunyai
hasil belajar tuntas untuk mata pelajaran geografi kompetensi dasar persebaran
biosfer setelah digunakan metode crossword puzzle adalah sebanyak 27 orang
(77,14%). Dengan demikian untuk siklus 2 target persentase peserta didik yang
tuntas dalam mata pelajaran geografi kompetensi dasar persebaran biosfer
terpenuhi. Untuk jumlah peserta didik yang nilai hasil belajarnya meningkat
pada siklus 2 ditargetkan 25 orang, ternyata hasil penelitian menunjukkan bahwa
jumlah peserta didik di kelas XI-E SMAN 1 Kotaagung semester ganjil tahun
pelajaran 2018/2019 yang hasil belajarnya meningkatkan setelah digunakan
metode crossword puzzle pada mata pelajaran geografi kompetensi dasar
persebaran biosfer adalah 28 orang. Dengan demikian untuk jumlah peserta didik
yang mengalami peningkatan hasil belajaranya pada siklus 2 terpenuhi.
C. Pembahasan
pembelajaran yang baik dan menyenangkan tanpa kehilangan esensi belajar yang
sedang berlangsung. Bahkan strategi ini dapat melibatkan partisipasi peserta
didik secara aktif semenjak awal. Adapun tujuan dari pembelajaran dengan
menggunakan model crossword puzzle antara lain untuk: a) memperkuat ingatan
tentang istilah dan isi; b) mendorong siswa untuk berfikir kritis dan memecahkan
masalah. Pembelajaran dengan model ini memiliki beberapa kelebihan
diantaranya adalah: a) Merangsang minat belajar siswa; b) Siswa dapat dengan
mudah mempelajari materi pelajaran yang sulit. Dalam melakukan penelitian
dengan menggunakan model pembelajaran ini, hambatan yang dialami peneliti
yaitu siswa kurang berkonsentrasi dalam mengerjakan. Selain pembelajaran
crossword puzzle juga memiliki beberapa manfaat yaitu: a) Dapat mengasah
daya ingat; b) Belajar klasifikasi; c) Mengembangkan kemampuan analisa; d)
Menghibur; e) Merangsang kreativitas siswa. Kelemahan dari pembelajaran
crossword puzzle antara lain: a) Siswa dituntut untuk berkonsentrasi secara
matang; b) Banyak memakan waktu dalam mengisi teka teki silang; c) Persiapan
materi pembelajaran yang akan disampaikan guru harus matang.
diperoleh nilai rata-rata sebesar 58,00 pada siklus 1 dan 70,57 pada siklus 2. Dari
hasil tersebut dapat dibuktikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
model crossword puzzle berpengaruh positif terhadap hasil belajar peserta didik.
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat yang dinyatakan oleh Ami
Fatwayani (2013), yang dalam ini berkesimpulan bahwa “pembelajaran
persebaran biosfer dengan menggunakan model pembelajaran crossword puzzle
berpengaruh terhadap hasil belajar.” Pendapat lain disampiakan oleh Maya
Aprilia Rosanti (2015) yang berkesimpulan bahwa “hasil belajar siswa kelas III SD
Negeri Pegirikan 03 pada pembelajaran IPA materi hubungan awan dan cuaca
yang belajarnya menerapkan strategi Crossword Puzzle lebih baik dibandingkan
dengan pembelajaran konvensional.”
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan uraian pembahasan pada bab sebelumnya maka penulis
memberikan kesimpulan bahwa pembelajaran dengan metode crossword puzzle
pada mata pelajaran geografi kompetensi dasar persebaran biosfer di kelas XI-E
SMAN 1 Kotaagung Kab. Tanggamus semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019
dapat meningkatkan rata-rata hasil belajar siswa dari 42,00 menjadi 58,00 pada
siklus 1 dan 70,57 pada siklus 2. Dari hasil tersebut dapat dibuktikan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan model crossword puzzle berpengaruh
positif terhadap hasil belajar peserta didik.
B. Saran
Anni, Tri Catharina. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UPTK MKK UNNES.
Asmani, jamal Ma’mur. 2009. Jurus-Jurus Belejar Efektif untuk SMP dan SMA.
Jogjakarta: DIVA Press.
Claire, Elizabeth. 2010. Easy English Crossword Puzzles. United States of America:
Eardley Publications Saddle Brook.
Ghanoe, M. 2010. Asah Otak Anda dengan Permainan Teka-Teki. Yogyakarta: Buku
Biru.
Strahler, Arthur Newell. 1983. Modern Physical Geography 2ed: Study Guide.
Newyork: John Wiley & Sons, Inc.
Sudjana, Nana. 2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Sugar, Steve dan Kim Kontoroski Sugar. 2002. Primary Games. San Fransisco: Jossey-
Bass.
Susilawati, Siti Azizah. Geografi Lingkungan Fisik dan sosial. Jakarta: Pusat
Perbukuan Depdiknas.
67
Tim penyusun. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Zaini, Hisyam dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan
Madani.