Disusun Oleh :
Pobi Anzar (12 221 076)
Dosen Pembimbing :
M. Win Afgani, M.Si
PRODI MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVErSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2015
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sumber daya insani yang sepatutnya mendapat
perhatian terus menerus dalam upaya peningkatan mutunya. Dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, maka peningkatan mutu pendidikan
merupakan suatu hal yang sangat penting bagi pembangunan berkelanjutan
di segala aspek kehidupan manusia. Sistem pendidikan nasional senantiasa
harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman
(Mulyasa, 2006: 4).
Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang mempunyai
peranan yang cukup besar, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
pengembangan ilmu dan teknologi (Akib, 2001: 143). Menurut Soedjadi
(Akib, 2001: 143) dewasa ini matematika sering dipandang sebagai bahasa
ilmu, alat komunikasi antara ilmu dan ilmuwan serta merupakan alat
analisis. Dengan demikian matematika menempatkan diri sebagai sarana
strategis dalam mengembangkan kemampuan dan keterampilan intelektual.
Banyak upaya yang telah dilakukan Pemerintah untuk meningkatkan
hasil belajar matematika. Seperti penyempurnaan kurikulum, pengadaan
buku paket, peningkatan pengetahuan guru-guru melalui penataran, dan
lain-lain. Namun kenyataan menunjukkan bahwa hasil belajar matematika
masih jauh dari yang diharapkan.
Dari hasil pengamatan pengajaran matematika di SMA
Muhammadiyah 6 Palembang di temukan beberapa kelemahan diantaranya
adalah hasil belajar matematika yang dicapai siswa masih rendah. Fakta
tersebut ditunjukkan oleh nilai hasil ulangan harian matematika siswa SMA
Muhammadiyah 6 Palembang yang rata-ratanya hanya mencapai 60. Hal ini
di pengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: 1) keaktifan siswa kelas
X dalam mengikuti pembelajaran masih belum tampak, 2) siswa jarang
mengajukan pertanyaan, meskipun guru sering memberi kesempatan kepada
siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami, 3) keaktifan
dalam mengerjakan soal-soal latihan pada proses pembelajaran yang masih
kurang, 4) siswa kelas X juga kurang mampu menuliskan apa yang
diketahui, ditanyakan dan menentukan rumus yang tepat untuk
menyelesaikan masalah dan yang tidak kalah penting adalah model
pembelajaran yang digunakan oleh guru. Faktor-faktor tersebut terlihat jelas
saat penulis melakukan observasi alat evaluasi pembelajaran.
Mengingat dalam proses pembelajaran melibatkan aktifitas
mendengar, menulis, membaca merepresentasi dan diskusi untuk
mengkomunikasikan suatu masalah khususnya matematika maka diskusi
kelompok perlu dikembangkan. Dengan menerapkan diskusi kelompok
diharapkan aspek aspek komunikasi bisa dikembangkan sehingga bisa
meningkatkan hasil belajar siswa.
Salah salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan di atas
adalah Penggunaan strategi mengajar, pemilihan strategi pembelajaran yang
menarik dan dapat memicu siswa untuk ikut serta secara aktif dalam
kegiatan belajar mengajar yaitu model pembelajaran aktif. Pada dasarnya
pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik
untuk belajar secara aktif. Dimana peserta didik di ajak untuk turut serta
dalam proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan
fisik. Salah satu model pembelajaran aktif yang dapat mengatasi
permasalahan tersebut yaitu strategi Two Stay Two Stray (TSTS).
Strategi pembelajaran Two Stay-Two Stray (TSTS) merupakan suatu
model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada kelompok untuk
membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lainnya (Lie, 2007).
Penerapan model Two Stay Two Stray (TSTS) ini dalam pembelajaran
matematika melibatkan siswa untuk dapat berperan aktif dengan bimbingan
guru, agar peningkatan kemampuan siswa dalam memahami konsep dapat
terarah lebih baik.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, penulis bermaksud
meneliti tentang Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas X di SMA Muhammadiyah 6 Palembang.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dikemukakan
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Two Stay-Two
Stray dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas X di
SMA Muhammadiyah 6 Palembang?
3. Tujuan Penelitian
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merancanakan pembelajaran di kelas atau
pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat pembelajaran
termasuk didalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lain lain
(Rusman, 2009: 5).
Menurut Suprijono (2009: 96) model pembelajaran adalah kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu dalam merencanakan dan melaksanaakan aktivitas belajar. Menurut
Sudrajat (Huda, 2011: 102) model pembelajaran memberikan kerangka dan
arah bagi guru untuk mengajar,dengan kata lain model pembelajaran
merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan,metode
dan teknik pembelajaran.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan dalam proses pembelajaran
unruk melakukan variasi cara mengajar agar pembelajaran tidak kaku dan
membosankan.
4. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Kingsley
(dalam Sudjana, 2001: 22) membagi tiga macam hasil belajar, yaitu : (1)
keterampilan dan kebiasaan; (2) pengetahuan dan pengertian; (3) sikap dan
cita-cita yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada
pada kurikulum sekolah.
Menurut Sudjana (2001: 22) hasil belajar adalah kemampuan yang
dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajarnya. Hasil
belajar pada hakikatnya ialah perubahan tingkah laku pada pengertian yang
luas mencangkup ranah kognotif, afektif,dan psikomotorik.
Menurut Widoyoko (2010: 25) menyatakan bahwa proses
pembelajaran melibatkan dua subjek, yaitu guru dan siswa akan
menghasilkan suatu perubahan pada diri siswa sebagai hasil dari kegiatan
pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada diri siswa sebagai akibat
kegiatan pembelajaran bersifat non-fisik seperti perubahan sikap,
pengetahuan maupun kecakapan.
Dari beberapa uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil
belajar dalah suatu akibat atau hasil dari kemampuan yang dimiliki oleh
siswa setelah mengikuti penglaman belajar, biasanya ditujukan dengan nilai
tes yang diberikan oleh guru.
5. Matematika
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia matematika diartikan sebagai:
ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur bilangan
operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai
bilangan (Tim Penyusun KBBI, 2007: 723).
Sedangkan menurut Djati Kerami dan Sitanggang (2003: 158)
mengartikan matematika adalah: pengkajian logis mengenai bentuk,
susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berkaitan.
Matematika dikelompokan kedalam tiga bidang, yakni:
a. Aljabar, pada dasarnya aljabar melibatkan bilangan dan
pengabstrakannya.
b. Analisis, melibatkan kekontinuan dan limit.
c. Geometri, membahas bentuk-bentuk dan konsep-konsep yang berkaitan
(Djati Kerami dan Sitanggang, 2003: 158).
6. Kerangka Berfikir
Di dalam kegiatan belajar mengajar, peranan motivasi baik instrinsik
maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Motivasi bagi pelajar dapat
mengembangkan kemampuan berproses, dapat mengarahkan dan
memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Dengan
demikian, motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya perbuatan
belajar siswa.
Motivasi menurut Rooijakkers (1991: 14) merupakan faktor internal
yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Salah satu cara untuk
menumbuhkan motivasi adalah dengan model pembelajaran yang bervariatif
dan tidak monoton. Model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) adalah
salah satu model pembelajaran yang bercirikan belajar dalam kelompok,
kerja sama antar siswa dan berpikir, sehingga siswa akan termotivasi untuk
belajar dengan sungguh-sungguh dimana pada akhirnya hasil belajar siswa
pun akan meningkat.
7. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis merumuskan hipotesis
sebagai berikut:
a. Hipotesis H1
Terdapat Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two
Stay Two Stray (TSTS) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas
X di SMA Muhammadiyah 6 Palembang.
b. Hipotesis H0
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two
Stray (TSTS) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas X di
SMA Muhammadiyah 6 Palembang.
C. METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu untuk
mengetahui apakah terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Two
Stay Two Stray (TSTS) dalam meningkatkan hasil belajar matematika, maka
dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode eksperimen dengan cara
membandingkan hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Metode eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat
(hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti
dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain
yang menggangu (Arikunto, 1996: 3).
3. Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan desain eksperimen two group
posttest only design experiment (Arikunto, 2005: 212). Dalam
pelaksanaannya kelompok eksperimen mendapatkan treatment berupa
penggunaan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) dan pos tes
sedangkan pada kelas kontrol tidak diberikan perlakuan, dalam arti
pembelajarannya menggunakan metode tradisional dan hanya mendapatkan
post tes.
Desain Penelitian
Kelas Perlakuan Posttest
Eksperimen X1 O2
Kontrol - O2
Keterangan:
O2 = Posttest
X1 = Perlakuan dengan menggunakan Model pembelajaran Two Stay Two
Stray TSTS.
4. Prosedur Penelitian
Selanjutnya adapun langkah-langkah eksperimen yang akan
dilaksanakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
a. Tahap Persiapan
1. Menyusun dan mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan
indikator yang akan dicapai dalam pembelajaran.
2. Mempersiapkan instrumen yang sudah divalidasi.
3. Dilakukan pembelajaran sebanyak 4 kali pertemuan.
b. Tahap Pelaksanaan
1. Pendahuluan (10 menit)
a. Peneliti memberikan apersepsi.
b. Peneliti menjelaskan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan inti (55 menit)
a. Eksplorasi
1. Peneliti melibatkan siswa mencari informasi yang luas
tentang materi pembelajaran.
2. Menentukan langkah-langkah pembelajaran dengan Model
Pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS).
b. Elaborasi
1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah
anggota 4 siswa, 2 siswa bertugas di rumah (two stay dan 2
siswa bertamu (two stray).
2. Masing-masing kelompok bertugas untuk mengamati, mencari
dan menanya informasi tentang materi pembelajaran.
3. Masing-masing kelompok bertugas untuk menentukan data dan
mengumpulkan data melalui studi pustaka dan sumber lain yang
relevan tentang materi pembelajaran.
4. Masing-masing kelompok bertugas untuk melakukan klasifikasi,
menganalisis dan menghubungkan materi pelajaran
5. Masing-masing kelompok membuat laporan materi pelajaran
c. Konfirmasi
1. Peneliti memberikan klarifikasi tentang materi yang telah
dipelajari.
2. Peneliti memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam
bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap
keberhasilan siswa.
3. Peneliti memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan
elaborasi siswa melalui berbagai sumber.
4. Peneliti memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk
memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan.
5. Peneliti memfasilitasi siswa untuk lebih jauh/dalam/luas
memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap antara lain
dengan peneliti
6. Peneliti Memberikan Posttest
3. Penutup (25 menit)
a. Peneliti bersama siswa secara klasikal menyimpulkan hasil diskusi
b. Peneliti mengadakan evaluasi siswa secara individu
c. Peneliti memberikan tindak lanjut berupa PR
d. Peneliti menyampaikan rencana pembelajaran yang akan datang.
c. Tahap Penyelesaian
1. Pemberian Posttest pada pertemuan ke 5
2. Observasi dilakukan oleh guru mata pelajaran yang membantu
peneliti untuk mengetahui apakah pelaksanaan tindakan penerapan
model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) sesuai dengan
rencana yang telah disusun dan sejauh mana pelaksanaan tindakan
telah memperlihatkan indikator keberhasilan. Observasi dilakukan
pada saat proses pembelajaran berlangsung.
d. Pelaporan
1. Menganalisis data yang telah diperoleh pada saat penelitian
2. Menyimpulkan hasil penelitian berdasarkan data yang terkumpul di
kelas eksperimen
6. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini adalah:
1. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray
(Variabel Bebas = Variabel X)
2. Hasil Belajar Siswa (Variabel Terikat = Variabel Y)
Dimana:
rxy = koefisien validitas butir soal
N = banyak siswa peserta tes
X = jumlah skor item
Y = jumlak skor total
2. Uji Reliabilitas
Dalam penelitian ini, teknik analisis reliabilitas yang
digunakan adalah tes tunggal dengan teknik non belah dua dari Kuder
dan Richardson (K-R 20) dengan rumus sebagai berikut:
S 2 pq
( )(
r 11 =
n
n1 S2 )
Dimana:
r 11 =reliabilitas tes secara keseluruhan
2
S =standar deviasi yang dikuadratkan
Dengan:
P = Tingkat kesukaran soal
B = Banyak siswa yang menjawab dengan benar item tersebut
JS = Banyak siswa yang mengikuti tes
Dengan kriteria:
0,00 P < 0,30 : soal dikatakan sukar
0,30 P < 0,70 : soal dikatakan sedang
0,70 P 1,00 : soal dikatakan mudah
(Arikunto, 1998: 210)
Dengan:
DP = daya pembeda soal
JA = banyaknya peserta tes yang menjadi anggota kelompok atas
JB = banyaknya peserta tes yang menjadi anggota kelompok bawah
BA = banyaknya peserta tes yang menjadi anggota kelompok atas
menjawab item tertentu dengan benar
BB = banyaknya peserta tes yang menjadi anggota kelompok bawah
dan menjawab item tertentu dengan benar.
PA = proporsi peserta tes kelompok atas yang menjawab item tertentu
dengan benar
PB = proporsi peserta tes kelompok bawah yang menjawab item
tertenti dengan benar
Kategori yang digunakan adalah:
0,00 - 0,20 : jelek
0,20 - 0,40 : cukup
0,40 - 0,70 : baik
0, 70 - 1,00 : baik sekali
(Arikunto, 1998: 213)
Dengan:
x 2 : chi kuadrat
Oi : frekuensi yang diobservasi
Ei : frekuensi yang diharapkan
(Suharsimi Arikunto, 1996:290)
2 hitung yang telah diperoleh dari hasil perhitungan selanjutnya
dibandingkan dengan 2 tabel dengan derajat kebebasan dk = K 3 dan
taraf signifikansi = 5%. Data dikatakan normal apabila 2hitung < 2tabel.
(Arikunto, 1996:290).
c. Pengujian Hipotesis
Setelah melakukan uji normalitas, maka langkah berikutnya adalah
melakukan analisis uji-t untuk mengetahui pengaruh penerapan model
pembelajaran Snowball Throwing terhadap hasil belajar matematika
siswa.
Peneliti menggunakan uji statistik uji-t untuk satu pihak (pihak
kanan). Langkah-langkah dalam melakukan pengujian adalah sebagai
berikut:
Hipotesis yang akan diujikan adalah:
Ho : 1 2 , nilai rata-rata kelompok eksperimen lebih rendah dari
pada nilai rata-rata kelompok kontrol.
H1 : 1 > 2. nilai rata-rata kelompok ekperimen lebih tinggi dari
pada nilai rata-rata kelompok kontrol.
= 5%
Keterangan:
H0 = Tidak terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Two Stay
Two Stray (TSTS) dalam meningkatkan hasil belajar
matematika siswa kelas X SMA Muhammadiyah 6 palembang.
H1 = Terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Two Stay Two
Stray (TSTS) dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa
kelas X SMA Muhammadiyah 6 palembang.
Rumus uji-t yang digunakan yaitu sebagai berikut:
Dengan:
x 1 : rata-rata nilai kelompok eksperimen
(Sudjana, 2001:293)
C. DAFTAR PUSTAKA
Akib, Irwan. 2001. Analisis Kesulitan Mahasiswa Matematika Dalam Memahami
Konsep-konsep Dalam Struktur Aljabar.. Jurusan Matematika FMIPA
UNM Makassar.
Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
_______. 2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
_______. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
_______. 1992. Dasar-dasar Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.