p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015
Abstrak – Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan yang berarti antara
motivasi belajar fisika siswa kelas X MIA 1 SMA Negeri 4 Luwu sebelum dan setelah diterapkan konsep
accelerated teaching model MASTER tahun ajaran 2017/2018.Jenis penelitian ini termasuk kategori jenis
penelitian pra-eksperimen dengan desain penelitian yang digunakan adalah One-Group Pre Test-Post
Test Design.Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MIA 1 SMA Negeri 4 Luwu yang
terdiri dari sebelas kelas dengan jumlah siswa 384. Adapun sampel penelitian diambil dengan cara acak
yaitu kelas X MIA 1 dengan jumlah siswa 34 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah angket motivasi belajar fisika yang diukur menggunkan angket ARCS yang meliputi aspek
perhatian (attention) berjumlah 12 nomor, pada aspek keterkaitan (relevance) berjumlah 12 nomor, pada
aspek percaya diri (confidence) berjumlah 10 nomor, pada aspek kepuasan (satisfaction) berjumlah 4
nomor. Selanjutnya data yang diperoleh dari tes motivasi belajar dianalisis dengan menggunakan
analisis deskriptif. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa skor rata-rata motivasi belajar fisika
siswa kelas X MIA 1 SMA Negeri 4 Luwu sebelum diterapkan konsep accelerated teaching model master
adalah 116.67 dan setelah diterapkan konsep accelerated teaching model MASTER motivasi belajar
fisika siswa adalah 140.97. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan antara
motivasi belajar fisika siswa kelas X MIA 1 SMA Negeri 4 Luwu.
Abstract – This study aims to find out whether there is a significant improvement between the students'
physics learning motivation of class X MIA 1 SMA Negeri 4 Luwu before and after applied the concept of
accelerated teaching model MASTER 2017/2018 academic year. This type of research includes the type
of research type of pre- experiment with research design used is One-Group Pre-Test Post Test
Design.Population in this research is all student of class X MIA 1 SMA Negeri 4 Luwu consisting of
eleven class with amount of student 384. The sample of research taken by random that is class X MIA 1
with a total of 34 students. The instrument used in this research is a questionnaire of physics learning
motivation that is measured using the ARCS questionnaire which includes the attention aspect (number)
of 12 numbers, on the aspect of relevance of 12 numbers, on the confidence of 10 numbers, on the
satisfaction aspect is 4 numbers. Furthermore, the data obtained from the test of learning motivation is
analyzed by using descriptive analysis. The result of descriptive analysis shows that the average score of
physics learning motivation of class X students MIA 1 SMA Negeri 4 Luwu before applied the concept of
accelerated teaching master model is 116.67 and after applied the concept of accelerated teaching model
MASTER student physics learning motivation is 140.97. This shows that there is a significant
improvement between physics learning motivation of class X students MIA 1 SMA Negeri 4 Luwu.
gairah, merasa senang dan semangat untuk materi pembelajaran yang disajikan dengan
belajar. Siswa yang memiliki motivasi yang pengalaman belajar siswa. Dari keterkaitan
kuat, akan mempunyai banyak energi untuk atau kesesuaian ini otomatis dapat
melakukan kegiatan belajar. menumbuhkan motivasi belajar siswa. Siswa
Disamping itu motivasi berfungsi merasa bahwa materi pelajaran yang
sebagai pendorong usaha dan pencapaian disajikan mempunyai manfaat langsung
prestasi. Karena seseorang melakukan suatu secara pribadi dalam kehidupan sehari-hari.
usaha Karena adanya motivasi. Adanya Relevansi menunjukkan adanya hubungan
motivasi yang baik dalam belajar akan materi pembelajaran denga kebutuhan dan
menunjukkan hasil yang baik. Intesitas kondisi siswa. Motivasi siswa akan
motivasi seorang siswa akan sangat terpelihara apabila mereka menganggap
menentukan tigkat pencapaian prestasi bahwa apa yang dipelajari memenuhi
belajarnya. kebutuhan pribadi, bermanfaat, dan sesuai
Dari berbagai motivasi yang dengan nilai yang dipegang.
berkembang keller telah menyusun prinsip- Confidence (percaya diri) prinsip yang
prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam berlaku dalam hal merasa diri kompeten atau
proses pembelajaran. Prinsip motivasi mampu adalah bahwa motivasi akan
tersebut disebut model ARCS. ARCS meningkat sejalan dengan meningkatnya
merupakan singkatan yang terdiri atas empat harapan untuk berhasil. Harapan ini dapat
aspek yakni Attention (perhatian) adalah dipengaruhi oleh pengalaman sukses dimasa
bentuk pengarahan untuk dapat lalu.motivasi dapat memberikan ketekunan
berkonsentrasi atau pemusatan tenaga dan untuk membawa keberhasilan (prestasi), dan
energi psikis dalam menghadapi suatu selanjutnya pengalaman suskses tersebut
[4]
objek . Menurut W.A. Winkel, attention akan memotivasi untuk mengerjakan tugas
dapat berarti sama dengan konsentrasi, dapat berikutnya. Oleh karenaa itu, guru harus
pula menunjuk pada minat yaitu perasaan memiliki strategi dalam meningkatkan
senang, akan meningkat minat dalam kesadaran yang kuat dalam belajar mengajar.
belajarnya sehingga mudah berkonsentrasi Satisfaction (kepuasan) yang dimaksud
saat pelajaran berlangsung. Sebaliknya, siswa adalah perasaan gembira. Perasaan ini dapat
dalam kondisi tidak senang maka akan meningkatkan semangat belajar siswa.
kurang berminat dalam belajarnya dan Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan
mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi akan menghasilkan kepuasan. Kepuasam
terhadap pelajaran yang berlangsung. karena mencapai tujuan dipengaruhi oleh
Relevance (relevan) dapat diartikan konsekuensi yang diterima, baik yang berasal
sebagai keterkaitan atau kesesuian antara dari dalam maupun dari luar individu. Untuk
JPF | Volume 6 | Nomor 2 | 193
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015
memberikan kesan semangat dalam menggali siswa memastikan dirinya bahwa dirinya
ataupun mempelajari materi tersebut. benar-benar tahu dan memahami akan hal itu,
Acquiring the information (memperoleh maka saatnya masing-masing siswa dalam
informasi), pada tahap ini guru menciptakan kelompoknya mendapatkan kesempatan
suasana pembelajaran dengan melakukan untuk menjelaskan hasil temuannya di depan
kegiatan demonstrasi yang dilakukan guna kelas. Semua siswa dalam kelompok
melibatkan semua kekuatan yang dimiliki mendapatkan kesempatan yang sama untuk
oleh siswa baik itu kekuatan visual, auditori menjelaskan solusi dari pemecahan masalah
dan kinestetik. Siswa juga mendapatkan yang didiskusikan sehingga semua siswa
kesempatan mencoba kegiatan demonstrasi dalam kelompok dapat berperan aktif dalam
tersebut sehingga siswa dapat mengalami kegiatan tersebut.
sendiri momen belajar tersebut sehingga akan Reflecting how you’re learned
menjadi memori jangka panjang yang (merefleksikan bagaimana anda belajar) pada
melekat pada diri siswa. tahap ini, guru dapat memberikan penguatan
Tahap ketiga searching out the meaning dari serangkaian kesimpulan yang didapat
(menyelidiki makna) Setelah mendapatkan dari tiap-tiap kelompok guna memantapkan
konsep awal mengenai materi yang diajarkan, pemahaman yang dimiliki oleh siswa. Untuk
siswa bersama sekolompoknya berdiskusi mengukur seberapa besar tingkat pemahaman
guna mengkaji dan melakukan penyelidikan tentang materi yang diajarkan maka
secara mendalam dalam bentuk pemecahan diperlukan kegiatan . Dan dari hasil tes yang
masalah yang ada. Dengan begitu, siswa akan didapat, siswa akan menginstropeksi
memahami secara mendalam materi yang kesalahan yang ia lakukan dalam pengerjaan
dipelajari dan dapat mengingatnya dalam tes tersebut untuk dapat diperbaiki pada ujian
memori jangka panjang. atau tes selanjutnya.
Triggering the memory (memicu Dalam proses pembelajaran fisika,
memori) pada tahap ini, guru berperan banyak metode yang dapat dilakukan dalam
mengawasi dan mengarhkan siswa dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik,
melakukan kegiatan diskusi guna membuat diantaranya dengan menerapkan strategi
siswa dan memastikan pada dirinya bahwa pembelajaran. Killen menyatakan "setiap
siswa benar-benar memahaminya dan dapat guru harus mampu memilih strategi yang
menyimpan dalam memorinya sedemikian tepat sesuai dengan karateristik peserta
rupa sehingga siswa bisa membuka dan didik". Maksudnya pembelajaran dapat
mengingatnya saat ia memerlukannya. tercapai dengan baik apabila guru mampu
Tahap exhibiting what you know
(memamerkan apa yang anda ketahui) setelah
JPF | Volume 6 | Nomor 2 | 195
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015
memilih startegi yang tepat sesuai dengan begitu peserta didik dapat menjadi
materi dan karakteristik peserta didik. Guru pembelajar yang kompoten dan percaya diri.
juga harus memahami bahwa pada dasarnya
D. Kerangka Pikir
kemampuan dasar kecerdasan peserta didik
Skema dari kerangka pikir dapat
berbeda secara individual. Oleh karena itu
dijelaskan sebagai berikut:
muncul teori belajar yang menitik beratkan
pada upaya membantu peserta didik agar
sanggup mencapai keunikan yang
dimilikinya.
Madden juga mengatakan:
"Strategi pembelajaran FIRE-UP
menuntut peserta didik belajar dengan
kemampuan masing-masing artinya belajar
dengan kenyamanan masing-masing karena
ketika peserta didik mempersiapkan diri
untuk belajar peserta didik harus benar-benar
merasa nyaman secara fisik, suhu udara yang
mendukung, tata cahaya yang nyaman dan
area belajar yang memuaskan otak. Dengan
Gambar 1. Kerangka Pikir
memuaskan otak maka otak pemikir dapat
bekerja dengan baik sehingga dapat E. Hipotesis Penelitian
memberikan pengaruh yang baik terhadap Berdasarkan kerangka latar belakang
hasil belajar. Setiap orang punya gaya belajar masalah yang ada dan didukung oleh teori,
yang alami dan nyaman". maka dapat dirumuskan hipotes sebagai
Strategi pembelajaran FIRE-UP berikut:
merupakan alternatif untuk lebih a. Hipotesis Penelitian
mengefektifkan peserta didik karena dengan Terdapat peningkatan yang berarti antara
strategi ini peserta didik dapat berdiskusi dan motivasi belajar fisika sebelum dan setelah
bertukar pendapat dengan teman, bertanya diterapkan konsep accelerated teaching
pada guru, menanggapi pertanyaan dan model MASTER pada siswa kelas X SMA
mengungkapkan apa yang diketahui dengan Negeri 4 Luwu.
semaksimal mungkin. Kemaksimalan dalam b. Hipotesis Statistik
berbuat inilah peserta didik akan menemukan H0 = µ1 ≥ µ2
gaya belajar yang sesuai dan tepat dengan H1= µ1 ≤ µ2
Keterangan:
JPF | Volume 6 | Nomor 2 | 196
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015
H0 : Tidak terdapat peningkatan motivasi Negeri 4 Luwu yang terdiri dari sebelas
belajar fisika setelah diterapan kondep
kelas.
accelerater teaching model MASTER
pada siswa kelas X SMA negeri 4 Luwu Instrumen penelitian yang digunakan
H1: Terdapat peningkatan motivasi belajar
dalam penelitian ini berupa angket Motivasi
fisika setelah diterapkan konsep
accelerated teaching model MASTER belajar fisika siswa diukur menggunakan
pada siswa kelas X SMA Negeri 4
angket ARCS yang meliputi aspek perhatian
Luwu.
µ1: Skor rata-rata hasil angket motivasi (attention), keterkaitan (relevance), percaya
belajar fisika siswa kelas X SMA Negeri
diri (confidence), dan kepuasan (satisfaction).
4 Luwu sebelum diterapkan konsep
Accelerated Teaching model MASTER. Dalam penelitian ini di gunakan sampel
µ2 : Skor rata-rata hasil angket motivasi
secara acak, setelah dilakukan pengacakan
belajar fisika siswa kelas X SMA Negeri
4 Luwu setelah diterapkan konsep maka kelas X MIA 1 SMA Negeri 4 Luwu
Accelerated Teaching model MASTER.
sebagai kelas yang diteliti dengan jumlah 34
orang siswa.
III. METODE PENELITIAN
Teknik analisis deskriptif yang
Pre Test-Post Test yang dinyatakan dengan 1. Menghitung jumlah skor tiap-tiap siswa
Jika ttabel ≤ thitung ≥ ttabel maka H0 190 skor yang mungkin dicapai (100,00%)
diterima dan H1 ditolak. dan skor terendah yang di capai siswa adalah
Tabel 2. Distribusi Frekuensi dan Persentase skor terendah yang di capai siswa adalah 124
Skor Hasil Motivasi belajar Fisika
(65,26%) dari skor 0 (00,00%) yang mungkin
Siswa Kelas X MIA 1 SMA Negeri 4
Luwu pada Pre-Test dicapai. Adapaun skor rata-rata yang
Skor fi Persentase (%) diperoleh siswa adalah 140,97 dengan standar
100 – 107 7 20.58
108 – 115 11 32.35 deviasi 11,33.
116 – 123 7 20.58 Berdasarkan data yang di peroleh dari
124 – 131 5 14.70
132 – 139 4 11.76 hasil motivasi belajar fisika siswa setelah di
34 100 terapkan konsep accelerated teaching model
MASTER dalam pembelajaran dengan
Data distribusi frekuensi pretest pada
menggunakan analisis distribusi frekuensi
Tabel 2. dapat disajikan dalam diagram
dan persentase skor hasil motivasi belajar
batang sebagai berikut:
fisika siswa, maka dapat dilihat dari Tabel 3
berikut:
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Dan Persentase
Skor Hasil Motivasi Belajar Fisika
Siswa Kelas X MIA 1 SMA Negeri
4 Luwu Pada Saat Postest
Skor fi Persentase (%)
124 – 132 9 26,47
133 – 141 11 32,35
142 – 150 7 20,58
Gambar 2. Diagram Distribusi Frekuensi 151 – 159 4 11,76
Kumulatif dan Persetasi Skor 160 – 168 3 8,82
Motivasi Belajar Fisika Kelas X 34 100
MIA 1 SMA Negeri 4 Luwu pada
Pretest
Data distribusi frekuensi posttest pada
Adapun data yang diperoleh dari hasil tabel 3dapat disajikan dalam bentuk diagram
motivasi belajari fisika siswa kelas X MIA 1 batang sebagai berikut:
SMA Negeri 4 Luwu setelah diajar dengan
menerapkan konsep accelerated teaching
model MASTER selama 8 kali pertemuan
dengan materi Gerak Lurus dengan
Percepatan dan Kecepatan Konstan, maka
dapat dilihat pada tabel 1. skor maksimum
yang dicapai siswa setelah di terapkan konsep
accelerated teaching model MASTER dalam Gambar 3. Diagram Distribusi Frekuensi
Kumulatif dan Persetasi Skor
pembelajaran fisika yaitu 168 (88,42%) dari
Hasil Motivasi Belajar Fisika
190 skor yang mungin dicapai (100,00%) dan Kelas X MIA 1 SMA Negeri 4
Luwu pada Postest
JPF | Volume 6 | Nomor 2 | 199
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015
Jika skor hasil motivasi belajar siswa di pada distribusi frekuensi maka dapat di buat
kelas X MIA 1 SMA Negeri 4 Luwu di tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
analisis dengan menggunakan persentase
Tabel 5. Distribusi Interval Skor Hasil Motivasi Belajar Fisika Siswa kelas X MIA 1 SMA
Negeri 4 Luwu Pada Pretest Dan Postets
Interval fi (%) Pre-test fi (%) Post-test Kategori
153-190 0 0 7 20,58 Sangat Tinggi
115-152 19 55,88 27 79,41 Tinggi
77 - 114 15 44,11 0 0 Sedang
39 - 76 0 0 0 0 Rendah
0 - 38 0 0 0 0 Sangat Rendah
b. Uji Hipotesis pada pretest, hal ini dapat dilihat pada skor
Berdasarkan hasil analisis inferensial, di rata-rata yang diperoleh siswa pada pretest
peroleh bahwa 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 15,19, sedangkan 116.67 dan standar deviasi 10.35 sedangkan
posttest rata-rata skor yang diperoleh 140.97
nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1,69 untuk taraf nyata α = 0,05
dan standar deviasi 11.33. hal ini
, karena 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka hipotesis H0
menunjukkan adanya perbedaan hasil
di tolak dan H1 di terima. Hal ini berarti
motivasi belajar fisika kelas X MIA 1 SMA
motivasi belajar siswa setelah diterapkan
Negeri 4 Luwu sebelum dan setelah di
konsep accelerated teaching model
terapkan konsep accelerated teaching model
MASTER telah meningkat di bandingkan
MASTER.
dengan sebelum menerapkan konsep
Untuk analisis uji normalitas dari hasil
accelerated teaching model MASTER.
perhitungan di peroleh bahwa nilai
c. Uji N-gain
2 2
𝑥ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 2,58 < 𝑥𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 5,99 untuk
Untuk melihat kategori peningkatan
2 2
hasil belajar fisika peserta didik. Rata-rata pretest dan 𝑥ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 4,04 < 𝑥𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 5,99
gain ternormalisasi (N-Gain), berikut untuk posttest, yang berarti hasil motivasi
disajikan distribusi dan perolehan rata-rata N- belajar fisika siswa kelas X MIA 1 SMA
Gain berdasarkan kriteria indeks gain. Negeri 4 Luwu untuk pretest dan posttest
𝑆𝑝𝑜𝑠𝑡−𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑝𝑟𝑒−𝑡𝑒𝑠𝑡 berdistribusi normal.
N-gain =
𝑠𝑘𝑜𝑟(𝑚𝑎𝑘𝑠) − 𝑆𝑝𝑟𝑒−𝑡𝑒𝑠𝑡
Pengujian hipotesis penelitian
140,97− 116,67
= menggunakan uji t sampel. Hasil analisis
190−116,67
24,30 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 diperoleh 15,19, sedangkan untuk
=
73,33
Peningkatan motivasi belajar siswa yang hipotesis H0 di tolak dan H1 di terima. Hal ini
berarti motivasi belajar siswa setelah
terjadi sebelum dan setelah menerapkan
konsep accelerated teaching model diterapkan konsep accelerated teaching
MASTER pada kelas X SMA Negeri 4 Luwu model MASTER telah meningkat di
tahun ajaran 2017/2018 memiliki skor rata- bandingkan dengan sebelum menerapkan
rata gain ternormalisasi sebesar 0,33 yang konsep accelerated teaching model