Anda di halaman 1dari 14

JPF | Volume 6 | Nomor 2 | 189

p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

Jurnal Pendidikan Fisika


Universitas Muhammadiyah Makassar

Penerapan Konsep Accelerated Teaching Model MASTER untuk


Meningkatkan Motivasi Belajar Fisika Siswa
Kelas X SMA Negeri 4 Luwu
Lili Subeni
Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
Jln. Sultan Alauddin No. 259 Makassar, Makassar 90221
E-mail :lili.subeni@gmail.com

Abstrak – Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan yang berarti antara
motivasi belajar fisika siswa kelas X MIA 1 SMA Negeri 4 Luwu sebelum dan setelah diterapkan konsep
accelerated teaching model MASTER tahun ajaran 2017/2018.Jenis penelitian ini termasuk kategori jenis
penelitian pra-eksperimen dengan desain penelitian yang digunakan adalah One-Group Pre Test-Post
Test Design.Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MIA 1 SMA Negeri 4 Luwu yang
terdiri dari sebelas kelas dengan jumlah siswa 384. Adapun sampel penelitian diambil dengan cara acak
yaitu kelas X MIA 1 dengan jumlah siswa 34 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah angket motivasi belajar fisika yang diukur menggunkan angket ARCS yang meliputi aspek
perhatian (attention) berjumlah 12 nomor, pada aspek keterkaitan (relevance) berjumlah 12 nomor, pada
aspek percaya diri (confidence) berjumlah 10 nomor, pada aspek kepuasan (satisfaction) berjumlah 4
nomor. Selanjutnya data yang diperoleh dari tes motivasi belajar dianalisis dengan menggunakan
analisis deskriptif. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa skor rata-rata motivasi belajar fisika
siswa kelas X MIA 1 SMA Negeri 4 Luwu sebelum diterapkan konsep accelerated teaching model master
adalah 116.67 dan setelah diterapkan konsep accelerated teaching model MASTER motivasi belajar
fisika siswa adalah 140.97. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan antara
motivasi belajar fisika siswa kelas X MIA 1 SMA Negeri 4 Luwu.

Kata kunci: Konsep Accelerated Teaching, Motivasi Belajar Fisika

Abstract – This study aims to find out whether there is a significant improvement between the students'
physics learning motivation of class X MIA 1 SMA Negeri 4 Luwu before and after applied the concept of
accelerated teaching model MASTER 2017/2018 academic year. This type of research includes the type
of research type of pre- experiment with research design used is One-Group Pre-Test Post Test
Design.Population in this research is all student of class X MIA 1 SMA Negeri 4 Luwu consisting of
eleven class with amount of student 384. The sample of research taken by random that is class X MIA 1
with a total of 34 students. The instrument used in this research is a questionnaire of physics learning
motivation that is measured using the ARCS questionnaire which includes the attention aspect (number)
of 12 numbers, on the aspect of relevance of 12 numbers, on the confidence of 10 numbers, on the
satisfaction aspect is 4 numbers. Furthermore, the data obtained from the test of learning motivation is
analyzed by using descriptive analysis. The result of descriptive analysis shows that the average score of
physics learning motivation of class X students MIA 1 SMA Negeri 4 Luwu before applied the concept of
accelerated teaching master model is 116.67 and after applied the concept of accelerated teaching model
MASTER student physics learning motivation is 140.97. This shows that there is a significant
improvement between physics learning motivation of class X students MIA 1 SMA Negeri 4 Luwu.

Keywords: The Concept Of Accelerated Teaching, Motivation To Learn Physics


JPF | Volume 6 | Nomor 2 | 190
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

I. PENDAHULUAN pengetahuan sesuai dengan yang disampaikan


guru. Proses belajar mengajar yang dilakukan
Pendidikan pada dasarnya merupakan
di sekolah masih berpusat pada guru. Pada
proses untuk membantu manusia untuk
waktu guru memberikan kesempatan untuk
mengembangkan dirinya, sehingga mampu
menjawab atau bertanya, siswa bingung apa
menghadapi setiap perubahan yang terjadi
yang akan dijawab dan ditanyakan. Hal ini
dalam kehidupan. Oleh karena itu, berbagai
merupakan indikasi bahwa perhatian ,
jalan ditempuh untuk menciptakan
ketertariakan dan keterlibatan siswa dalam
pendidikan yang berkualitas. Dari aspek
proses pembelajaran tergolong rendah.
kualitas, pendidikan kita sungguh sangat
Sehingga mengakibatkan motivasi belajar
memprihatikan dibandingkan dengan kualitas
siswa itu rendah.
pendidikan bangsa lain.
Masalah ini juga sejalan dengan hasil
Salah satu sarana yang dipakai untuk
wawancara penulis dengan guru fisika di
memfasilitasi pendidikan di negara kita
MAN 2 Model Medan yang mengatakan
adalah sekolah. Bila kita melihat kondisi saat
bahwa meskipun telah memiliki sarana
ini, sekolah masih di anggap sebagai sebuah
pembelajaran fisika lengkap tetap saja
aktivitas yang mengasyikkan justru diluar
kebanyakan dari siswa-siswa kelas X di
jam pelajaran, tetapi bila didalam kelas
sekolah tersebut lebih menyukai pelajaran
mereka merasa terbebani. Hal tampak dari
Biologi atau Kimia dibandingkan pelajaran
sorak sorai siswa bila mereka mendengar
Fisika. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata mata
pengumuman pulang pagi atau rapat guru.
pelajaran fisika untuk kelas X MAN 2 Model
Sementara itu, dalam sistem pendidikan di
T.P. 2006/2007 adalah 70,15. Sedangkan
Indonesia, guru itu adalah sentral. Dapat di
mata pelajaran IPA lainnya yaitu Biologi dan
bayangkan konsekuensi bagi guru apabila
Kimia masing masing memperoleh nilai
kondisi pembelajaran tetap seperti ini.
78,15 dan 74,75[1]. Berdasarkan masalah
Tentunya, apa yang akan dihasilkan tidak
diatas, salah satu faktor yang dapat
akan sesuai dengan keinginan dan harapan
mendukung keberhasilan kegiatan
untuk menuju ke arah yang lebih maju.
pembelajaran adalah dengan penggunaan
Berdasarkan hasil wawancara yang
model pembelajaran yang menarik sesuai
diperoleh dari guru fisika di SMA Negeri 4
dengan tujuan yang ingin dicapai. Konsep
Luwu, mengatakan bahwa motivasi belajar
Accelerated Teaching model MASTER
fisika siswa masih rendah.
merupakan salah satu model pembelajaran
Hal ini disebabakan proses Pembelajaran
yang mengajarkan siswa memahami
masih menggunakan pembelajaran langsung,
bagaimna cara belajar dan dan bagaimana
dimana siswa tampak pasif dan menerima
cara berfikir dengan penerapan langkah
JPF | Volume 6 | Nomor 2 | 191
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

MASTER yang merupakan singkatan dari berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap,


kata Mind (pikiran), Aqcuire the facts pengertian, harga diri, minat, watak,
(memperoleh informasi), Search of the penyesuaian diri. Dengan demikian , belajar
meaning (menyelidiki makna), Trigger the dapat dikatakan sebagai rangkaian kegiatan
memory (memicu ingatan), Exhibit what you jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju ke
know (memamerkan apa yang diketahui), perkembangan pribadi manusia seutuhya,
Reflect (merefleksikan). yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa
Model ini diyakini dapat memberikan dan karsa, ranah kognitif, afektif dan
[3]
pengaruh bagi perkembangan dan hasil psikomotorik .
belajar fisika yang diperoleh siswa[1]. Secara umum belajar dapat dipahami
Sebagaimna dikemukakan oleh Milward sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah
dalam Rose dan Nicholl: “Model 6 langkah laku individu yang relative menetap sebagai
ini terbukti telah menjadi kerangka acuan hasil pengalaman dan interaksi dengan
tidak ternilai untuk meningkatkan kecepatan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
serta motivasi baik para guru maupun siswa Setiap perilaku belajar selalu ditandai oleh
berkenaan dengan spektrum topik yang luas, ciri-ciri perubahan spesifik. Diantara ciri-ciri
termasuk dalam meningkatkan prestasi ujian perubahan khas yang mejadi karakteristik
siswa dan memahami bagaimana siswa perilaku belajar yang terpenting adalah
belajar dikelas[2].Oleh karena itu penulis perubahan itu intensional, perubahan itu
tertarik untuk melakukan penelitian dengan positif dan aktif dan perubahan efektif dan
judul “Penerapan Konsep Accelerated fungsional[4].
Teaching Model MASTER untuk B. Motivasi dalam Belajar
Meningkatkan Motivasi Belajar Fisika Siswa Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat
Kelas X SMA Negeri 4 Luwu”. dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak didalam diri siswa yang
II. LANDASAN TEORI
menimbulkan kegiatan belajar, yang
menjamin kelangsungan dari kegiatan
A. Konsep Belajar
belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki
Menurut sardiman ”belajar adalah
oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
berubah”. Dalam hal ini yang dimaksudkan
Dikatakan “keseluruhan”, karena pada
belajar berarti usaha mengubah tingkah laku.
umumnya ada beberapa motif yang bersama-
Jadi belajar akan membawa suatu perubahan
sama menggerakkan siswa untuk belajar.
pada individu-individu yang belajar.
Motivasi belajar adalah merupakan faktor
Perubahan tidak hanya berkaitan dengan
psikis yang bersifat non-intelektual. Perannya
penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga
yang khas adalah dalam hal penumbuhan
JPF | Volume 6 | Nomor 2 | 192
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

gairah, merasa senang dan semangat untuk materi pembelajaran yang disajikan dengan
belajar. Siswa yang memiliki motivasi yang pengalaman belajar siswa. Dari keterkaitan
kuat, akan mempunyai banyak energi untuk atau kesesuaian ini otomatis dapat
melakukan kegiatan belajar. menumbuhkan motivasi belajar siswa. Siswa
Disamping itu motivasi berfungsi merasa bahwa materi pelajaran yang
sebagai pendorong usaha dan pencapaian disajikan mempunyai manfaat langsung
prestasi. Karena seseorang melakukan suatu secara pribadi dalam kehidupan sehari-hari.
usaha Karena adanya motivasi. Adanya Relevansi menunjukkan adanya hubungan
motivasi yang baik dalam belajar akan materi pembelajaran denga kebutuhan dan
menunjukkan hasil yang baik. Intesitas kondisi siswa. Motivasi siswa akan
motivasi seorang siswa akan sangat terpelihara apabila mereka menganggap
menentukan tigkat pencapaian prestasi bahwa apa yang dipelajari memenuhi
belajarnya. kebutuhan pribadi, bermanfaat, dan sesuai
Dari berbagai motivasi yang dengan nilai yang dipegang.
berkembang keller telah menyusun prinsip- Confidence (percaya diri) prinsip yang
prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam berlaku dalam hal merasa diri kompeten atau
proses pembelajaran. Prinsip motivasi mampu adalah bahwa motivasi akan
tersebut disebut model ARCS. ARCS meningkat sejalan dengan meningkatnya
merupakan singkatan yang terdiri atas empat harapan untuk berhasil. Harapan ini dapat
aspek yakni Attention (perhatian) adalah dipengaruhi oleh pengalaman sukses dimasa
bentuk pengarahan untuk dapat lalu.motivasi dapat memberikan ketekunan
berkonsentrasi atau pemusatan tenaga dan untuk membawa keberhasilan (prestasi), dan
energi psikis dalam menghadapi suatu selanjutnya pengalaman suskses tersebut
[4]
objek . Menurut W.A. Winkel, attention akan memotivasi untuk mengerjakan tugas
dapat berarti sama dengan konsentrasi, dapat berikutnya. Oleh karenaa itu, guru harus
pula menunjuk pada minat yaitu perasaan memiliki strategi dalam meningkatkan
senang, akan meningkat minat dalam kesadaran yang kuat dalam belajar mengajar.
belajarnya sehingga mudah berkonsentrasi Satisfaction (kepuasan) yang dimaksud
saat pelajaran berlangsung. Sebaliknya, siswa adalah perasaan gembira. Perasaan ini dapat
dalam kondisi tidak senang maka akan meningkatkan semangat belajar siswa.
kurang berminat dalam belajarnya dan Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan
mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi akan menghasilkan kepuasan. Kepuasam
terhadap pelajaran yang berlangsung. karena mencapai tujuan dipengaruhi oleh
Relevance (relevan) dapat diartikan konsekuensi yang diterima, baik yang berasal
sebagai keterkaitan atau kesesuian antara dari dalam maupun dari luar individu. Untuk
JPF | Volume 6 | Nomor 2 | 193
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

meningkatkan dan memelihara motivasi Information (memperoleh informasi), 3)


siswa, dapat menggunakan pemberian Searching of the meaning (menyelidiki
penguatan (reinforcement) berupa pujian, makna), 4) Triggering the memory (memicu
pemberian kesempatan bertanya atau memori), 5) Exhibithing what you know
menjawab pertanyaan ketika dikelas. (memamerkan apa yang anda ketahui), 6)
C. Pembelajaran Accelerated Teaching Reflecting how you’re learned (merefleksikan
Dasar dari penerapan Accelerated bagaimana anda belajar) [2].
Teaching adalah konsep Accelerated Model MASTER ini telah diuji cobakan
Leraning. Accelerated pada dasarnya berarti terhadap siswa sekolah lanjutan pertama di
semakin bertambah cepat. Learning London yang dianggap sebagai “sekolah
didefinisikan sebagi sebuah proses perubahan yang gagal” oleh dinas standar sekolah
kebiasaan yang disebabkan oleh penambahan (Ofsted) lembaga nasional di Inggris yang
keterampilan, pengetahuan, atau sikap baru. berwenang secara khusus untuk menilai
Jika digabungkan, pembelajaran cepat berarti kinerja-kinerja sekolah ternyata setelah diuji
“mengubah kebiasaan dengan meningkatkan cobakan model MASTER ini dramatis suatu
kecepatan. Adapun konsep dasar dalam peningkatan 300% dalam capaian siswa dari
pembelajaran ini adalah bahwa pembelajaran nilai A-C menurut ahli psikologi Pendidikan
jauh lebih baik berlangsung secara cepat, Ian Milward yang menjalankan model
menyenangkan dan memuaskan serta MASTER[2].
memberikan sumbangan sepenuhnya pada Menurut Milward bahwa model enam
kebahagiaan, kecerdasan, kompetensi dan langkah ini telah menjadi kerangka acuan tak
keberhasilan[5]. ternilai untuk meningkatkan kecepatan,
Menurut Rose dan Nicholl “Accelerated motivasi, baik para guru ataupun para
Learning berusaha memadukan aneka siswa[2].
permainan dan aktivitas emosi dan musik, Dengan berlandaskan pada konsep
relaksasi, visualisasi, permainan peran, warna MASTER, langkah-langkah pembelajaran
peta konsep, proses belajar menjadi kejadian dengan menggunakan metode accelerated
yang menyenangkan dan bebas tekanan”. teaching yaitu Pada tahap ini motivating your
Model pembelajaran Accelerated mind (memotivasi pikiran) guru menggali
Learning dibedakan atas beberapa tipe salah pengetahuan awal yang dimiliki oleh siswa.
satunya adalah tipe MASTER. Sebuah kata Dengan menciptkan suasana belajar yang
yang diciptakan oleh pelatih terkemuka yaitu menyenangkan dan menarik, guru
Rose dan Nicholl. Model pembelajaran ini memberikan bentuk motivasi kepada siswa
meliputi: 1) motivating your mind sebagai bentuk penyajian awal yang
(memotivasi pikiran), 2) Acquiring the
JPF | Volume 6 | Nomor 2 | 194
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

memberikan kesan semangat dalam menggali siswa memastikan dirinya bahwa dirinya
ataupun mempelajari materi tersebut. benar-benar tahu dan memahami akan hal itu,
Acquiring the information (memperoleh maka saatnya masing-masing siswa dalam
informasi), pada tahap ini guru menciptakan kelompoknya mendapatkan kesempatan
suasana pembelajaran dengan melakukan untuk menjelaskan hasil temuannya di depan
kegiatan demonstrasi yang dilakukan guna kelas. Semua siswa dalam kelompok
melibatkan semua kekuatan yang dimiliki mendapatkan kesempatan yang sama untuk
oleh siswa baik itu kekuatan visual, auditori menjelaskan solusi dari pemecahan masalah
dan kinestetik. Siswa juga mendapatkan yang didiskusikan sehingga semua siswa
kesempatan mencoba kegiatan demonstrasi dalam kelompok dapat berperan aktif dalam
tersebut sehingga siswa dapat mengalami kegiatan tersebut.
sendiri momen belajar tersebut sehingga akan Reflecting how you’re learned
menjadi memori jangka panjang yang (merefleksikan bagaimana anda belajar) pada
melekat pada diri siswa. tahap ini, guru dapat memberikan penguatan
Tahap ketiga searching out the meaning dari serangkaian kesimpulan yang didapat
(menyelidiki makna) Setelah mendapatkan dari tiap-tiap kelompok guna memantapkan
konsep awal mengenai materi yang diajarkan, pemahaman yang dimiliki oleh siswa. Untuk
siswa bersama sekolompoknya berdiskusi mengukur seberapa besar tingkat pemahaman
guna mengkaji dan melakukan penyelidikan tentang materi yang diajarkan maka
secara mendalam dalam bentuk pemecahan diperlukan kegiatan . Dan dari hasil tes yang
masalah yang ada. Dengan begitu, siswa akan didapat, siswa akan menginstropeksi
memahami secara mendalam materi yang kesalahan yang ia lakukan dalam pengerjaan
dipelajari dan dapat mengingatnya dalam tes tersebut untuk dapat diperbaiki pada ujian
memori jangka panjang. atau tes selanjutnya.
Triggering the memory (memicu Dalam proses pembelajaran fisika,
memori) pada tahap ini, guru berperan banyak metode yang dapat dilakukan dalam
mengawasi dan mengarhkan siswa dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik,
melakukan kegiatan diskusi guna membuat diantaranya dengan menerapkan strategi
siswa dan memastikan pada dirinya bahwa pembelajaran. Killen menyatakan "setiap
siswa benar-benar memahaminya dan dapat guru harus mampu memilih strategi yang
menyimpan dalam memorinya sedemikian tepat sesuai dengan karateristik peserta
rupa sehingga siswa bisa membuka dan didik". Maksudnya pembelajaran dapat
mengingatnya saat ia memerlukannya. tercapai dengan baik apabila guru mampu
Tahap exhibiting what you know
(memamerkan apa yang anda ketahui) setelah
JPF | Volume 6 | Nomor 2 | 195
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

memilih startegi yang tepat sesuai dengan begitu peserta didik dapat menjadi
materi dan karakteristik peserta didik. Guru pembelajar yang kompoten dan percaya diri.
juga harus memahami bahwa pada dasarnya
D. Kerangka Pikir
kemampuan dasar kecerdasan peserta didik
Skema dari kerangka pikir dapat
berbeda secara individual. Oleh karena itu
dijelaskan sebagai berikut:
muncul teori belajar yang menitik beratkan
pada upaya membantu peserta didik agar
sanggup mencapai keunikan yang
dimilikinya.
Madden juga mengatakan:
"Strategi pembelajaran FIRE-UP
menuntut peserta didik belajar dengan
kemampuan masing-masing artinya belajar
dengan kenyamanan masing-masing karena
ketika peserta didik mempersiapkan diri
untuk belajar peserta didik harus benar-benar
merasa nyaman secara fisik, suhu udara yang
mendukung, tata cahaya yang nyaman dan
area belajar yang memuaskan otak. Dengan
Gambar 1. Kerangka Pikir
memuaskan otak maka otak pemikir dapat
bekerja dengan baik sehingga dapat E. Hipotesis Penelitian
memberikan pengaruh yang baik terhadap Berdasarkan kerangka latar belakang
hasil belajar. Setiap orang punya gaya belajar masalah yang ada dan didukung oleh teori,
yang alami dan nyaman". maka dapat dirumuskan hipotes sebagai
Strategi pembelajaran FIRE-UP berikut:
merupakan alternatif untuk lebih a. Hipotesis Penelitian
mengefektifkan peserta didik karena dengan Terdapat peningkatan yang berarti antara
strategi ini peserta didik dapat berdiskusi dan motivasi belajar fisika sebelum dan setelah
bertukar pendapat dengan teman, bertanya diterapkan konsep accelerated teaching
pada guru, menanggapi pertanyaan dan model MASTER pada siswa kelas X SMA
mengungkapkan apa yang diketahui dengan Negeri 4 Luwu.
semaksimal mungkin. Kemaksimalan dalam b. Hipotesis Statistik
berbuat inilah peserta didik akan menemukan H0 = µ1 ≥ µ2
gaya belajar yang sesuai dan tepat dengan H1= µ1 ≤ µ2
Keterangan:
JPF | Volume 6 | Nomor 2 | 196
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

H0 : Tidak terdapat peningkatan motivasi Negeri 4 Luwu yang terdiri dari sebelas
belajar fisika setelah diterapan kondep
kelas.
accelerater teaching model MASTER
pada siswa kelas X SMA negeri 4 Luwu Instrumen penelitian yang digunakan
H1: Terdapat peningkatan motivasi belajar
dalam penelitian ini berupa angket Motivasi
fisika setelah diterapkan konsep
accelerated teaching model MASTER belajar fisika siswa diukur menggunakan
pada siswa kelas X SMA Negeri 4
angket ARCS yang meliputi aspek perhatian
Luwu.
µ1: Skor rata-rata hasil angket motivasi (attention), keterkaitan (relevance), percaya
belajar fisika siswa kelas X SMA Negeri
diri (confidence), dan kepuasan (satisfaction).
4 Luwu sebelum diterapkan konsep
Accelerated Teaching model MASTER. Dalam penelitian ini di gunakan sampel
µ2 : Skor rata-rata hasil angket motivasi
secara acak, setelah dilakukan pengacakan
belajar fisika siswa kelas X SMA Negeri
4 Luwu setelah diterapkan konsep maka kelas X MIA 1 SMA Negeri 4 Luwu
Accelerated Teaching model MASTER.
sebagai kelas yang diteliti dengan jumlah 34
orang siswa.
III. METODE PENELITIAN
Teknik analisis deskriptif yang

Jenis penelitian yang dilakukan adalah digunakan mengetahui tingkat motivasi

penelitian pra-eksperimen (Pre experimental belajar siswa digunakan aspek sebagai

design) dengan desain penelitian One-Group berikut:

Pre Test-Post Test yang dinyatakan dengan 1. Menghitung jumlah skor tiap-tiap siswa

pola sebagai berikut: a. Untuk pernyataan positif jumlah skor

O1 X O2 tiap siswa = 1(∑A) + 2(∑B) + 3(∑C)

Keterangan: + 4(∑D) + 5 (∑E)

O1 = Tes awal (pretest) motivasi belajar b. Untuk pernyataan negatif Jumlah


fisika siswa sebelum diajar skor tiap siswa = 5 (∑A) + 4(∑B) + +
menggunakan konsep Accelerated
Teaching model MASTER.. 3(∑C) + 2(∑D) + 1(∑A)
O2 = Tes akhir (posttest) motivasi belajar 2. Menentukan skor rata-rata siswa[6]
fisika siswa setelah diajar
menggunakan konsep Accelerated ∑ 𝑋𝑖
𝑥̅ =
Teaching model MASTER 𝑁
X = Perlakuan (treatment) yang diberikan Untuk mengkategorikan tingkat motivasi
kepada siswa dengan menerapkan
konsep Accelerated Teaching model siswa digunakan interval nilai dan kategori[6]
MASTER. Tabel 1. Kategori Tingkat Motivasi Belajar
Interval (%) Kategori Keterampilan
Penelitian ini bertempat di SMA Negeri
81-100 Sangat tinggi
4 Luwu tahun ajaran 2017/2018 pada 61-80 Tinggi
41-60 Sedang
semester ganjil.Populasi pada penelitian ini
21-40 Rendah
adalah seluruh siswa kelas X MIA 1 SMA 0-20 Sangat rendah
JPF | Volume 6 | Nomor 2 | 197
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

Teknik analisis inferensial Sebelum konsep accelerated teaching model


dilakukan pengujian hipotesis, maka terkebih MASTER dirangkum dalam tabel 1 berikut:
dahulu dilakukan uji normalitas dan uji Tabel 2. Statistik Skor Hasil Motivasi
Belajar Fisika Siswa Kelas X
hipotesis.
MIA 1 SMA Negeri 4 Luwu.
1. Uji Normalitas Skor Statistik
Statistik
Untuk menguji perbedaan frekuensi Pre-Test Post-Test
[7]
observasi . Rumus yang digunakan Standar Deviasi 10.35 11.33
Skor Tertinggi 139 168
adalah rumus Chi Kuadrat: Skor Terendah 100 124
(𝑓𝑜 − 𝑓ℎ )2 Skor Total 190 190
𝑥2 = ∑ Rentang Skor 39 44
𝑓ℎ
Banyaknya kelas
5 5
2. Uji Hipotesis interval
Panjang kelas 8 9
Adapun syarat pengujian hipotesis
Skor rata-rata 116.67 140.97
statistik adalah sebagai berikut: Ukuran sampel 34 34
H0 = µ1 ≥ µ2
Dari Tabel 2 siswa yang berada pada
H1= µ1 ≤ µ2
kelas X MIA 1 SMA Negeri 4 Luwu memliki
Langkah-langkah pengujian hipotesis
jumlah sampel sebanyak 34 orang. Dilihat
perbedaan rerata untuk sampel bebas adalah
dari skor tertinggi dari hasil motivasi belajar
sebagai berikut:
fisika siswa pada pre-test menunjukkan
a. Menghitung harga t observasi atau
bahwa skor maksimum yang dicapai siswa
thitung[6]
sebelum diterapkannya konsep accelerated
𝑋̅1 − 𝑋̅2
𝑡= teaching model MASTER dalam
𝑆12 𝑆22 𝑆 𝑆
√ − − 2𝑟 ( 1 ) + ( 2 ) pembelajaran fisika yaitu 139 (73,15%) dari
𝑛1 𝑛2 𝑛
√ 1 √𝑛2

Jika ttabel ≤ thitung ≥ ttabel maka H0 190 skor yang mungkin dicapai (100,00%)

diterima dan H1 ditolak. dan skor terendah yang di capai siswa adalah

b. Uji N-gain[8] 100 (52,63%) dari skor 0 (00,00%) yang

𝑆𝑝𝑜𝑠𝑡−𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑝𝑟𝑒−𝑡𝑒𝑠𝑡 mungkin dicapai. Adapun skor rata-rata yang


𝑔=
𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝑆𝑃𝑟𝑒−𝑡𝑒𝑠𝑡 diperoleh siswa adalah 116.67 dengan standar
deviasi 10.35.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Jika skor hasil motivasi siswa kelas X
MIA 1 SMA Negeri 4 Luwu di analisis
A. Hasil Penelitian
menggunakan persentase pada distribusi
1. Hasil Analisis Deskriptif
frekuensi, maka dapat dilihat pada Tabel 2
Berdasarkan hasil analisis deskriptif
berikut:
motivasi belajar fisika siswa kelas X SMA
Negeri 4 Luwu yang diajar menggunakan
JPF | Volume 6 | Nomor 2 | 198
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

Tabel 2. Distribusi Frekuensi dan Persentase skor terendah yang di capai siswa adalah 124
Skor Hasil Motivasi belajar Fisika
(65,26%) dari skor 0 (00,00%) yang mungkin
Siswa Kelas X MIA 1 SMA Negeri 4
Luwu pada Pre-Test dicapai. Adapaun skor rata-rata yang
Skor fi Persentase (%) diperoleh siswa adalah 140,97 dengan standar
100 – 107 7 20.58
108 – 115 11 32.35 deviasi 11,33.
116 – 123 7 20.58 Berdasarkan data yang di peroleh dari
124 – 131 5 14.70
132 – 139 4 11.76 hasil motivasi belajar fisika siswa setelah di
 34 100 terapkan konsep accelerated teaching model
MASTER dalam pembelajaran dengan
Data distribusi frekuensi pretest pada
menggunakan analisis distribusi frekuensi
Tabel 2. dapat disajikan dalam diagram
dan persentase skor hasil motivasi belajar
batang sebagai berikut:
fisika siswa, maka dapat dilihat dari Tabel 3
berikut:
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Dan Persentase
Skor Hasil Motivasi Belajar Fisika
Siswa Kelas X MIA 1 SMA Negeri
4 Luwu Pada Saat Postest
Skor fi Persentase (%)
124 – 132 9 26,47
133 – 141 11 32,35
142 – 150 7 20,58
Gambar 2. Diagram Distribusi Frekuensi 151 – 159 4 11,76
Kumulatif dan Persetasi Skor 160 – 168 3 8,82
Motivasi Belajar Fisika Kelas X  34 100
MIA 1 SMA Negeri 4 Luwu pada
Pretest
Data distribusi frekuensi posttest pada
Adapun data yang diperoleh dari hasil tabel 3dapat disajikan dalam bentuk diagram
motivasi belajari fisika siswa kelas X MIA 1 batang sebagai berikut:
SMA Negeri 4 Luwu setelah diajar dengan
menerapkan konsep accelerated teaching
model MASTER selama 8 kali pertemuan
dengan materi Gerak Lurus dengan
Percepatan dan Kecepatan Konstan, maka
dapat dilihat pada tabel 1. skor maksimum
yang dicapai siswa setelah di terapkan konsep
accelerated teaching model MASTER dalam Gambar 3. Diagram Distribusi Frekuensi
Kumulatif dan Persetasi Skor
pembelajaran fisika yaitu 168 (88,42%) dari
Hasil Motivasi Belajar Fisika
190 skor yang mungin dicapai (100,00%) dan Kelas X MIA 1 SMA Negeri 4
Luwu pada Postest
JPF | Volume 6 | Nomor 2 | 199
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

Jika skor hasil motivasi belajar siswa di pada distribusi frekuensi maka dapat di buat
kelas X MIA 1 SMA Negeri 4 Luwu di tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
analisis dengan menggunakan persentase
Tabel 5. Distribusi Interval Skor Hasil Motivasi Belajar Fisika Siswa kelas X MIA 1 SMA
Negeri 4 Luwu Pada Pretest Dan Postets
Interval fi (%) Pre-test fi (%) Post-test Kategori
153-190 0 0 7 20,58 Sangat Tinggi
115-152 19 55,88 27 79,41 Tinggi
77 - 114 15 44,11 0 0 Sedang
39 - 76 0 0 0 0 Rendah
0 - 38 0 0 0 0 Sangat Rendah

Dari Tabel 5 dapat dikemukakan bahwa


skor hasil motivasi belajar fisika siswa
sebelum diterapkan konsep accelerated
teaching model MASTER dalam pembelajarn
fisika terdapat 15 siswa dalam kategori
sedang, dan 19 siswa dalam kategori tinggi
sedangkan skor hasil belajar fisika siswa
setelah diterapkan konsep accelerated
teaching model MASTER dalam pembelajarn Gambar 3 Diagram Kategorisasi dan
Frekuensi Skor Hasil
fisika terdapat 27 siswa dalam kategori tinggi
motivasi Belajar Fisika siswa
dan 7 siswa dalam kategori sangat tinggi. Jadi kelas X MIA 1 SMA Negeri
4 Luwu saat Pretest dan
frekuensi yang lebih banyak pada pretest
Posttest.
berada pada interval 77-114 dengan kategori
2. Hasil analisis Inferensial
Sedang, sedangkan pada posttest frekuensi
a. Uji Normalitas
yang lebih banyak berada pada interval 115-
Hasil analisis data uji coba normalitas
152 dengan kategori Tinggi. Untuk lebih
dengan menggunakan rumus Chi-Kuadrat
jelasnya dapat kita lihat pada diagram berikut
2
ini: diperoleh pre-test dengan nilai 𝑥ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
2,58 dan berdasarkan tabel distribusi Chi-
kuadrat pada taraf signifikan α = 0,05 dan dk
2
= 2, maka diperoleh 𝑥𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 5,99 Karena
.
2 2
diperoleh nilai 𝑥ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑥𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 2,58 <
5,99 maka data berdistribusi normal.
Sedangkan data posttest diperoleh
2
𝑥ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 4,04 dan berdasarkan tabel
JPF | Volume 6 | Nomor 2 | 200
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

distribusi Chi-kuadrat pada taraf signifikan α


2
= 0,05 dan dk = 2 diperoleh 𝑥𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 5,99. B. Pembahasan
2 2 Berdasarkan hasil analisis dekskriptif
Karena diperoleh nilai 𝑥ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑥𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau
4,04 < 5,99 maka data berdistribusi normal. yang didapat pada posttest lebih besar dari

b. Uji Hipotesis pada pretest, hal ini dapat dilihat pada skor

Berdasarkan hasil analisis inferensial, di rata-rata yang diperoleh siswa pada pretest

peroleh bahwa 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 15,19, sedangkan 116.67 dan standar deviasi 10.35 sedangkan
posttest rata-rata skor yang diperoleh 140.97
nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1,69 untuk taraf nyata α = 0,05
dan standar deviasi 11.33. hal ini
, karena 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka hipotesis H0
menunjukkan adanya perbedaan hasil
di tolak dan H1 di terima. Hal ini berarti
motivasi belajar fisika kelas X MIA 1 SMA
motivasi belajar siswa setelah diterapkan
Negeri 4 Luwu sebelum dan setelah di
konsep accelerated teaching model
terapkan konsep accelerated teaching model
MASTER telah meningkat di bandingkan
MASTER.
dengan sebelum menerapkan konsep
Untuk analisis uji normalitas dari hasil
accelerated teaching model MASTER.
perhitungan di peroleh bahwa nilai
c. Uji N-gain
2 2
𝑥ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 2,58 < 𝑥𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 5,99 untuk
Untuk melihat kategori peningkatan
2 2
hasil belajar fisika peserta didik. Rata-rata pretest dan 𝑥ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 4,04 < 𝑥𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 5,99

gain ternormalisasi (N-Gain), berikut untuk posttest, yang berarti hasil motivasi
disajikan distribusi dan perolehan rata-rata N- belajar fisika siswa kelas X MIA 1 SMA
Gain berdasarkan kriteria indeks gain. Negeri 4 Luwu untuk pretest dan posttest
𝑆𝑝𝑜𝑠𝑡−𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑝𝑟𝑒−𝑡𝑒𝑠𝑡 berdistribusi normal.
N-gain =
𝑠𝑘𝑜𝑟(𝑚𝑎𝑘𝑠) − 𝑆𝑝𝑟𝑒−𝑡𝑒𝑠𝑡
Pengujian hipotesis penelitian
140,97− 116,67
= menggunakan uji t sampel. Hasil analisis
190−116,67
24,30 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 diperoleh 15,19, sedangkan untuk
=
73,33

= 0,33 nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 diperoleh 1,69 . dengan demikian

Peningkatan motivasi belajar siswa yang hipotesis H0 di tolak dan H1 di terima. Hal ini
berarti motivasi belajar siswa setelah
terjadi sebelum dan setelah menerapkan
konsep accelerated teaching model diterapkan konsep accelerated teaching

MASTER pada kelas X SMA Negeri 4 Luwu model MASTER telah meningkat di

tahun ajaran 2017/2018 memiliki skor rata- bandingkan dengan sebelum menerapkan

rata gain ternormalisasi sebesar 0,33 yang konsep accelerated teaching model

merupakan kategori sedang. MASTER.


JPF | Volume 6 | Nomor 2 | 201
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

Hasil analisis N-Gain diperoleh V. PENUTUP


peningkatan motivasi belajar fisika siswa
A. Kesimpulan
dalam kategori sedang. Hasil analisis ini
Berdasarkan data hasil penelitian yang
menggambarkan bahwa setelah diterapkan
diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat
konsep accelerated teaching model
disimpulkan bahwa:
MASTER dikelas tersebut maka terjadi
1. Motivasi belajar fisika siswa kelas X
peningkatan hasil motivasi belajar fisika
sebelum diajar dengan menerapkan
siswa. Berdasrakan hasil penelitian yang
konsep accelerated teaching model
diperoleh baik secara deskriptif maupun
MASTER berada pada kategori tinggi.
inferensial dapat dikemukakan bahwa konsep
2. Motivasi belajar fisika siswa kelas X
accelerated teaching model MASTER dalam
setelah diajar dengan menerapkan
penelitian ini dapat dikatakan berhasil karena
konsep accelerated teaching model
dapat meningkatkan motivasi belajar fisika
MASTER berada pada kategori tinggi.
siswa kelas X MIA 1 SMA Negeri 4 Luwu
3. Terdapat peningkatan yang berarti antara
dimana ditunjukkan adanya perubahan
motivasi belajar fisika siswa kelas X
motivasi belajar dilihat antara pretest dengan
sebelum dan setelah diajar dengan
posttes.
menerapkan konsep accelerated
Hasil pengamatan dalam pembelajaran
teaching model MASTER dalam hal ini
fisika dengan menerapkan konsep
motivasi belajar fisika siswa berada pada
accelerated teaching model MASTER,
kategori sedang
menunjukkan bahwa siswa berpastisipatif
aktif dalam proses pembelajaran. Banyak UCAPAN TERIMA KASIH
siswa yang mengajukan pertanyaan dan siswa 1. Teristimewa kepada kedua orang tua dan
lain menjawab. Tahap –tahap dalam konsep seluruh keluarga tercinta atas segala doa
accelerated teaching model MASTER dan bantuan baik moril maupun materil.
menuntut siswa untuk aktif membaca, 2. Ibu Dra. Hj. Aisyah Azis, M.Pd selaku
memahami, mendiskusikan masalah, pembimbing 1 dan Bapak Ma’ruf, S.Pd.,
mengembangkan pengetahuan yang di dapat, M.Pd sebagai Pembimbing II dengan
serta mengulang kembali materi yang telah segala kerendahan hatinya telah
mereka dapatkan, sehingga pembelajaran meluangkan waktunya untuk memberikan
menjadi lebih baik. bimbingan serta senantiasa memberikan
masukan dan arahan kepada penulis dalam
penyempurnaan penelitian ini.
3. Drs. Ibrahim Lahab selaku Kepala SMA
Negeri 4 Luwu.
JPF | Volume 6 | Nomor 2 | 202
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

4. Haslinda, S.Si selaku guru mata pelajaran http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.p


hp/jiaf/article/view/35-37.
fisika.
[2] Nicholl, Rose. 2012. Accelerated
5. Rekan-rekan Mahasiswa fisika DIMENSI Learning for The 21st Century. Alih
bahasa Dedy Ahimsa. Bandung :
A, B, dan C terkhusus Dwi Afrianti,
Nuansa Cendekia.
Nurhalima dan Tri Wulansari yang [3] A, Sadirman M. 2014. Interaksi Dan
Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta :
senantiasa memberi motivasi kepada saya.
PT Raja Grafindo Persada.
6. Serta Peserta didik kelas X MIA 1 SMA [4] Susulawati. 2012. Perbandingan
Metode Pembelajaran Quantum
Negeri 4 Luwu atas segala pengertian dan
Teaching Dengan Metode Accelerated
kerjasamanya selama penulis melakukan Learning Konsep MASTER terhadap
Hsil Belajar Fisika Kelas X di SMAN
penelitian.
13 Tangerang. Skripsi tidak
diterbitkan. Jakarta: Universitas
PUSTAKA Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka.
[5] Russel, Lou. 2012. The Accelerated
[1] Yul, Ifda Tanjung, (universitas negeri Learning Fieldbook. Alih bahasa M.
medan). (2015). Pengaruh Konsep Irfan Zakkie. Bandung : Nusamedia.
Accelerated Teaching Model Master [6] Riduwan. 2015. Dasar-dasar
Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Statistika. Bandung: Alfabeta.
Di Man 2 Model Medan Yul Ifda [7] Sugiyono. 2016. Metode Penelitian
Tanjung. Jurnal Ikatan Alumni Fisika Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D.
Universitas Negeri Medan, 1(1), 50– Bandung: Alfabeta
54. Retrieved from

Anda mungkin juga menyukai