Anda di halaman 1dari 15

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA KELAS VII SMP API AL HUDA NEPAK MAGELANG


DENGAN METODE THINK PAIR SHARE
(TPS) PADA MATERI ALJABAR
Muhammad Riza Nurfahmi
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka
muhrizanurfahmi@ecampus.ut.ac.id

ABSTRAKSI

Penelitian ini mempunya latar belakang karena kemampuan siswa dalam mengajarkan soal
matematika yang masih kurang. Siswa belum dapat menentukan apa ya dimaksud dalam
pertanyaan atau surat tersebut menjadikan kemampuan anak dalam menyelesaikan soal menjadi
rendah. Tujuan penelitian ini adalah bagaimana pengaruh metode Ting Pair Share atau TPS
yang dilakukan pada kelas SMP kelas 7a API Al Huda Mertoyudan dengan subjek penelitian
adalah siswa kelas 7a dengan jumlah siswa laki-laki 6 dan siswa perempuan 4 yang
dilaksanakan pada dua siklus yaitu siklus 1 pada Jumat 27 Desember 2023 dan siklus kedua
pada 17 Oktober 2023. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaan siswa
terhadap materi pembelajaran mengalami peningkatan hal ini dapat dilihat dari hasil observasi
kami melalui evaluasi belajar berupa ketuntasan belajar dari masing-masing siklus. Pada Pra
siklus ke tingkat keberhasilan anak hanya sekitar 40%, lalu siklus 1 mengalami peningkatan
menjadi 60% dan tingkat keberhasilan siklus 2 mencapai 100%. Dapat ditarik kesimpulan jadi
penerapan metode TPS ini pada siswa kelas 7a SMP API Al Huda Mertoyudan dapat
meningkatkan hasil belajar

Kata Kunci : Peningkatan Hasil Belajar, Matematika, Metode TPS, Kooperatif, Diskusi Berdua

PENDAHULUAN

Pada jenjang pendidikan formal, SMP (Sekolah Menengah Pertama) merupakan


lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam membentuk dasar pengetahuan,
keterampilan, dan karakter siswa. Pada fase menengah ini pendidikan matematika memegang
peranan penting dalam mengembangkan kemampuan berpikir logis dan analitis siswa, pada
kesempatan ini menjadi dasar kemampuannya dalam memecahkan masalah sehari-hari.

Pembelajaran Matematika tidak lagi mengutamakan pada penyerapan melalui


pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada pengembangan kemampuan dan
pemrosesan informasi. Untuk itu aktivitas peserta didik perlu ditingkatkan melalui latihan-
latihan atau tugas matematika dengan bekerja kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide kepada
orang lain.

Ada bukti yang menunjukkan bahwa prestasi matematika siswa lebih buruk di kelas.
Yaitu dengan penilaian formatif dan sumatif menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
mengalami kesulitan memahami konsep dasar matematika seperti aljabar, geometri, hingga
pada pemecahan masalah. Permasalahan ini menjadi semakin kompleks akibat perubahan
kurikulum dan penekanan pada pendekatan pembelajaran berbasis proyek yang memerlukan
kreativitas dan pemikiran analitis. Dalam kenyaataanya guru menghadapi tantangan kompleks
dalam menyesuaikan pendekatan ini dengan kebutuhan individu siswanya untuk mencapai
pemahaman matematika yang mendalam. Dengan adanya perubahan dalam dinamika kelas,
seperti transisi ke metode pembelajaran berbasis proyek atau penggunaan teknologi masa kini,
dapat memberikan tantangan tambahan dalam menjaga tingkat motivasi siswa. Oleh karena itu,
diperlukan suatu pendekatan holistik yang melibatkan strategi pengajaran yang inovatif dan
memperhatikan aspek-aspek psikologis siswa. Observasi kelas secara langsung juga
mengungkap perbedaan gaya belajar siswa. Beberapa siswa tampaknya memberikan respons
yang lebih baik terhadap metode pengajaran tertentu, sementara siswa lainnya menghadapi
hambatan yang signifikan dalam belajar.
Pada metode TPS juga memperkuat kemampuan, suatu aspek yang sangat vital dalam
menghadapi dinamika dunia saat ini. Metode TPS dapat memberikan pembelajaran tentang
kolaborasi dan peningkatan efisiensi, seringkali melalui pelaksanaan kegiatan praktik dalam
periode waktu yang ditentukan. Melalui kerjasama, dua individu dapat menyelesaikan tugas
dengan lebih cepat. Dan para siswa akan mejadi lebih semangat dalam belajar karena mereka
dituntut aktif dalam pembelajaran

Observasi awal yang dilakukan peneliti di kelas mengungkapkan permasalahan yang


terjadi dalam pembelajaran matematika, yaitu yang paling mencolok adalah Hasil belajar pada
proses pembelajaran matematika sedikit rendah.
Hal ini tercermin dari rata-rata nilai ulangan harian kelas matematika, khususnya materi inti
aljabar, sebagian besar masih di bawah standar kiteria kelulusan
Hal ini membuat peneliti merasa penasaran apa sebabnya dan bagaimana
menanggulinya

Setelah melakukan observasi, introspeksi, dan dialog kecil dengan teman-teman guru,
terlihat bahwa ada salah satu alasan rendahnya hasil belajar siswa di kelas 7A SMP API Al
Huda adalah karena metode pembelajaran deklaratif yang diterapkan oleh guru ada yang belum
efektif. Oleh karena itu, perlu segera mencari solusi untuk meningkatkan proses pembelajaran
dan mengatasi permasalahan ini Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah gambaran hasil belajar matematika siswa kelas 7A SMP API Al Huda
kecamatan Mertoyudan kabupaten Magelang yang dimana dikelas itu menggunakan model
pembelajaran think pair share atau TPS?
2. Bagaimana dampak peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas 7A SMP HP yang sudah
yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran think pair sharing atau TPS dan
bandingkan dengan yang sebelumnya menggunakan metode ceramah?

Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ingin mengetahui peningkatan Hasil Belajar siswa setelah diterapkannya metode Think Pair
Share (TPS) pada siswa kelas VII A SMP API AL HUDA Kecamatan Mertoyudan Kabupaten
Magelang tahun pelajaran 2023/2024
2. Ingin mengetahui bagaimana pengaruh pemberian motivasi belajar siswa setelah diterapkan
metode Think Pair Share (TPS) pada siswa kelas VII A SMP API AL HUDA Kecamatan
Mertoyudan Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2023/2024

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi yang berarti seperti
berikut :

1. Untuk siswa melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK), kesalahan dalam proses pembelajaran
dapat diidentifikasi dan dianalisis dengan cepat, memungkinkan perbaikan yang segera
dilakukan. Dengan demikian, kesalahan tersebut tidak akan berkelanjutan. Harapannya, dengan
perbaikan yang dilakukan, hasil belajar siswa dapat mengalami peningkatan. Sebaliknya, jika
kesalahan dalam proses pembelajaran dibiarkan tanpa tindakan, guru akan terus menerapkan
metode yang sama, menghasilkan hasil belajar siswa yang stagnan atau bahkan menurun. Oleh
karena itu, terdapat keterkaitan timbal balik antara proses pembelajaran dan perbaikan hasil
belajar siswa.

2. Sesuai dengan sasaran akhirnya yaitu merupakan perbaikan pembelajaran, ini


akan memerlukan rasa puas bagi guru karena ia sudah melakukan sesuatu untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran siswa yang diampunya disamping itu jika hasil ini,
bisa disebarkan dengan teman-temannya yang mereka mungkin mengalami permasalahan yang
sama, bisa mencobakan hasil tersebut atau pun menerapkan apa yang ada dan dengan
demikian sasaran perbaikan tapat karena untuk memperbaiki pembelajaran akan menjadi
meluas tidak hanya terjadi pada kelas tempat tersebut tetapi juga pada kelas-kelas yang lain

KAJIAN PUSTAKA

Menurut Kemp, model pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu kegiatan pembelajaran
yang melibatkan peran aktif baik dari guru maupun siswa. Keterlibatan keduanya dianggap
sebagai hal yang penting untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan efektif dan efisien. Dengan
demikian, model pembelajaran menjadi suatu sistem atau pendekatan yang dirancang untuk
mendukung proses pembelajaran agar mencapai hasil yang diinginkan secara optimal

Sependapat dengan pernyataan tersebut Setyningsih (2001: 8) mengemukakan bahwa metode


pembelajaran kooperatif memusatkan aktivitas di kelas pada siswa dengan cara pengelompokan
siswa untuk bekerjasama dalam proses pembelajaran.
Dari tiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu
metode pembelajaran dengan cara mengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil
untuk bekerja sama dalam memecahkan masalah. Kemampuan siswa dalam setiap kelompok
adalah hiterogen.
Menurut Sukamto dan rekan-rekannya dalam konsep yang diungkapkan oleh Trianto,
model pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu kerangka konseptual yang menggambarkan
prosedur sistematis dalam mengorganisir pengalaman belajar. Tujuan utamanya adalah untuk
mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Model pembelajaran berfungsi sebagai panduan bagi
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas pembelajaran mengajar.
Dengan demikian, model pembelajaran menjadi landasan yang membantu dalam menyusun suatu
struktur pembelajaran yang terorganisir dan terarah untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan.

Model pembelajaran pada dasarnya merupakan representasi atau bentuk pembelajaran


yang tercermin dari awal hingga akhir, yang disampaikan secara khusus oleh guru. Dengan kata
lain, model pembelajaran dapat dijelaskan sebagai suatu rancangan pembelajaran yang mencakup
prosedur dan langkah-langkah teknis yang harus diikuti untuk mendekati tujuan proses dan hasil
belajar. Hal ini bertujuan untuk mencapai keefektifan pembelajaran dengan mempertimbangkan
aspek-aspek seperti waktu, tempat, dan subjek ajaran yang sesuai.

Dalam pendekatan pembelajaran kooperatif, siswa tidak hanya berperan sebagai objek
belajar, tetapi juga menjadi subjek belajar karena mereka memiliki peran aktif dan dapat berkreasi
secara maksimal dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran kooperatif menjadi alternatif
yang memungkinkan siswa untuk mendekati permasalahan dengan cara yang lebih interaktif.
Dalam konteks ini, siswa dapat bekerja sama untuk menyelesaikan tugas besar, mengembangkan
keterampilan komunikasi dan sosial, serta meningkatkan kepercayaan diri.

Think-Pair-Share merupakan strategi pembelajaran kolaboratif yang mencakup


tiga langkah utama: berpikir sendiri (Think), berdiskusi bersama (Pair), dan
membagikan hasil diskusi kepada kelompok dan kelas (Share).
Berikut langkah-langkahnya:

Berpikir (THINK) :Guru mengajukan pertanyaan atau masalah kepada siswa.Siswa


diberi waktu untuk memikirkan jawaban atau penyelesaiannya secara individu tanpa
mendiskusikannya dengan orang lain. Tujuan langkah ini adalah memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berpikir dan mengorganisasikan pemikirannya terlebih
dahulu.

Berpasangan (dua): Siswa membentuk pasangan atau kelompok kecil. Mereka


membagikan jawaban atau ide yang mereka pikirkan pada langkah pertama.Diskusi
berfokus pada membandingkan ide, menjelaskan, atau menyempurnakan pemahaman
masing-masing anggota pasangan.Tujuan dari langkah ini adalah untuk mendorong
kolaborasi dan saling belajar di antara siswa.

Share: Setelah berdiskusi bersama, masing-masing pasangan atau kelompok


membagikan hasil diskusinya kepada seluruh kelas. Lalu Dapat dipilih satu wakil dari
setiap pasangan untuk mempresentasikan jawaban atau gagasan kepada seluruh kelas.
Guru dapat memoderasi sesi berbagi untuk memastikan bahwa semua siswa memperoleh
wawasan melalui kontribusi dari kelompok yang berbeda.
Beberapa tips untuk mengoptimalkan metode Think-Pair-Share: Pastikan untuk
meluangkan waktu yang cukup pada setiap langkah, terutama langkah “Think” sehingga
siswa mempunyai waktu untuk berpikir secara matang.
METODE PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek Penelitian
Adapun kegiatan perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan di kelas VII A SMP API
AL HUDA Kec. Mertoyudan, Kabupaten Magelang, mulai tanggal 23 September 2023 sampai
dengan tanggal 1
November 2023. Jadwal pelaksanaan perbaikan untuk setiap pelajaran adalah sebagai
berikut : Mata Pelajaran Matematika
1. Siklus I, Tanggal 27 September 2023
2. Siklus II, Tanggal 17 Oktober 2023
Karateristik kebanyakan siswa kelas VII A SMP API AL HUDA, memiliki jumlah
siswa sebanyak 28 orang yang terdiri dari 18 laki-laki dan 10 perempuan, dan berusia usia
siswa 11-12 tahun, dengan kondisi ekonomi siswa sebagian besar adalah kalangan
menengah ke bawah, dan rata rata pekerjaan orang tua sebagian besar petani dan tempat
tinggalnya lumayan jauh dari sekolah

B. Deskripsi per siklus

1. Rencana Penelitian
Berdasarkan hasil kegiatan identifikasi dan analisis masalah bekerjasama dengan
rekan sejawat dan dosen pembimbing, selanjutnya akan disusun rencana perbaikan
pembelajaran, dilaksanakan sesuai dengan tujuan perbaikan yang telah
ditetapkan.Dengan cara ini penulis akan meningkatkan pembelajaran matematika
dengan keterampilan dasar menggunakan metode perkalian bertumpuk untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami perkalian pada mata pelajaran
matematika.
Untuk melakukan penggeledahan disiapkan penggeledahan umum yaitu: a.
Menentukan rencana, mengidentifikasi tujuan pembelajaran dan tujuan
perbaikan pembelajaran. Serta membuat RPP, Lembar Observasi dan Tes Hasil Belajar

b. Merancang lembar observasi dan menyediakan dokumen pemantauan.

Kegiatan pengorganisasian meliputi :


a). Memilih bahan yang sesuai untuk perbaikan
b). Identifikasi tahapan pembelajaran (kegiatan awal, kegiatan utama, kegiatan akhir).
c). Memilih metode pembelajaran
d). Pilihlah alat peraga atau media yang sesuai dengan materi pembelajaran.
e). Mengembangkan alat penilaian untuk mencapai tujuan perbaikan
c. Refleksi
kegiatan ini bertujuan untuk menganalisa data pada setiap akhir siklus kegiatan ini
dilakukan diseluruh siklus dan hasil observasi untuk menentukan tindakan pada tahap
berikutnya.
Jadwal pelaksanaan untuk meningkatkan pembelajaran adalah sebagai berikut:
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Mata Pelajran Matematika
Sub Bab Aljabar

no Hari/ Tanggal Mata Pelajaran Siklus Materi


1 Jumat, 27September Matematika I Menjelaskan operasi hitung
(aljabar) penjumlahan dan pengurangan aljabar
2023

2 Jumat, 17 Oktober 2023 Matematika II Menjelaskan operasi hitung perkalian


(aljabar) dan pembagian aljabar

Adapun langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan sebagai berikut :


1). Pelajaran Matematika
a. Siklus I b. Siklus II
- Mengkondisikan siswa - Penyampaian tujuan pembelajaran
- Melakukan apresiasi - Mengkondisikan siswa untuk
- Menjelaskan materi pembelajaran melakukan apresiasi
- Mengajukan pertanyaan - Menjelaskan materi pembelajaran
- Melakukan evaluasi melalui tanya jawab
- Memeriksa hasil evaluasi - Memberi kesempatan untuk bertanya
- Mmemberikan tindak lanjut - Memberi penguatan
- Melaksanakan evaluasi
- Memberikan tindak lanjut
2. Pelaksanaan Penelitian
Dalam pelaksanaan Penelitian ini masing-masing dilaksanakan sebanyak dua siklus, dimana
sekenario pembelajaran antara siklus I dan II terdapat kesinambungan yang baik. Adapun sekenario
perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut :
1). Mata Pelajaran Matematika
a. Siklus I
- Mengkondisikan siswa : Guru mengucapkan salam, dan memimpin untuk berdoa
mengabsen siswa dan mengkondisikan siswa agar mengikuti
proses pembelajaran yang aktif. Dan dilakukan ice breaking
dimaksudkan agar siswa semangat dan lebih focus dalam
menjalankan pembelajaran. Tak lupa guru memotivasi siswa
dengan mengaitkan masalah sehari hari
- Melaksanakan aprersepsi : Guru memberikan pertanyaan yang ada hubungannya
dengan materi pembelajaran yang dilaksanakan.
- Menjelaskan materi : Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan memberi
penjelasan tentang metode perkalian dengan cara susun.
- Melaksanakan evaluasi : Guru memberikan lembar evaluasi kepada siswa secara
individu sebanyak 5 soal berbentuk isian.
- Memeriksa hasil evaluasi : Guru memeriksa hasil evaluasi setiap siswa dan diberi nilai.
- Tindak lanjut : Sebelum pelajaran selesai guru menyimpulkan materi dan
memberikan soal untuk pekerjaan rumah sebagai tindak
lanjut.

b. Siklus II
- Pengkondisian siswa : Mata pelajaran Matematika dilaksanakan pada jam ke tiga,
guru mengucapkan salam dan dijawab oleh siswa. Sebelum
pelajaran dimulai, guru mengabsen siswa selanjutnya guru
langsung menarik perhatian siswa agar mengikuti proses
pembelajaran yang aktif.
- Melaksanakan apresiasi : Guru mengajukan pertanyaan secara klasikal dengan hal-hal
yang ada hubungannya dengan materi yang disampaikan.
- Menjelaskan materi : Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang cara dan
teknik perkalian susun dengan cara menggunakan korek api
yang kemudian dijadikan sebagai pecahan jumlahan
berulang sebagai operasi perkalian.
- Memberikan evaluasi : Setelah penjelasan materi dan siswa dianggap sudah
memahami materi, guru guru memberikan lembar evaluasi
secara individu sebanyak 5 soal berbentuik isian.
- Hasil evaluasi : Guru memeriksa hasil evaluasi setiap siswa dan ditemukan
nilai dan hasilnya dan selanjutnya guru memberikan
pekerjaan rumah terhadap siswa sebagai tindak lanjut..
3. Refleksi
Refleksi dilakukan berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat setelah proses
perbaikan pembelajaran siklus I mata pelajaran Matematika selesai. Sesuai dengan hasil yang
diperoleh siswa ternyata masih ada sebagian siswa yang belum mampu mamahami materi
sehingga dalam menjawab soal masih ada yang salah dengan kualifikasi dibawah rata-rata, hal ini
disebabkan oleh penyampaian materi guru yang terlalu cepat dan kurangnya situasi tanya jawab
yang diberikan guru. Dengan demikian pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran akan dilakukan
pada siklus II.
Pada siklus II guru memberikan materi yang efisien serta pemberian diskusi tanya jawab
antara siswa dengan guru sehingga terjadi komunikasi yang baik antara siswa dan guru. Guru
juga memberikan media sederhana yaitu media korak api yang dapat membantui siswa dalam
proses pembelajaran. Dengan demikian pada siklus II terdapat hasil yang konsisten yaitu dilihat
dari hasil evaluasi tidak terdapat nilai yang kurang. Dengan demikian siklus ke II dinyatakan
berhasil membangkitkan semangat siswa sehingga tidak diperlukan tahapan siklus selanjutnya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Pada pembelajaran pra siklus mata pelajaan Matematika kelas VII Semester II di SMP API AL
Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang tahun 2023/ 2024 dengan materi Aljabar
hasilnya kurang memuaskan. Hasil sebelum perbaikan dapat kami sajikan pada tabel sebagai berikut.
Ketuntasan
No Nama Nilai
Tuntas Belum Tuntas
1 Afriza Mizwardin Ahsa 75
2 Ahmad Farhan Fardianshah 55
3 Ahmad Faruq 60
4 Anastasya Izura 70
5 Aulia Firda Sabila 75
6 Boy Rohmansyah 35
7 Dwi Novitasari 50
8 Dwi Puji Lestari 45
9 Fahreza Hanafi 70
10 Farikhi Izzi 60
Jumlah Nilai 595
Nilai Rata-rata 59.5
Nilai Tuntas 20% 2
Nilai Belum Tuntas 80% 8
KKM 75

Indikator Hasil Belajar Pra Siklus

No INDIKATOR KETERANGAN
1. Jumlah Nilai 595
2. Nilai rata-rata 59,5
3. Banyaknya siswa dengan nilai > 75 2
4. Banyaknya siswa dengan nilai < 75 8
5. Prosentase siswa dengan nilai > 75 20 %
6. Prosentase siswa dengan nilai < 75 80 %

Pada tabel di atas menunjukkan ada dua siswa yang mendapatkan nilai di di atas atau sama
dengan 75 dan sisanya ada 8 siswa yang nilainya berada di bawah 75 sementara siswa yang
belum tuntas dalam pembelajaran sebanyak 8 siswa dan yang tuntas hanya dua orang siswa
dengan presentasi ketuntasan belajar hanyalah 20%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa masih rendah dalam penguasaan materi pembelajaran yang diberikan oleh guru maka
peneliti perlu segera mengambil langkah untuk memperbaiki pembelajaran tersebut agar siswa
dapat memahami materi
1. Siklus I
Perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Jumat, 27 September 2023 dan. Secara
lengkap hasil perbaikan pembelajaran siklus I dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Ketuntasan
No Nama Nilai
Tuntas Belum Tuntas
1 Afriza Mizwardin Ahsa 90
2 Ahmad Farhan Fardianshah 70
3 Ahmad Faruq 75
4 Anastasya Izura 85
5 Aulia Firda Sabila 75
6 Boy Rohmansyah 70
7 Dwi Novitasari 60
8 Dwi Puji Lestari 65
9 Fahreza Hanafi 80
10 Farikhi Izzi 85
Jumlah Nilai 755
Nilai Rata-rata 75.5
Nilai Tuntas 60% 6
Nilai Belum Tuntas 40% 4
KKM 75

Indikator Hasil Belajar Siklus I

No INDIKATOR KETERANGAN
1. Jumlah Nilai 755
2. Nilai rata-rata 75,5
3. Banyaknya siswa dengan nilai > 75 6
4. Banyaknya siswa dengan nilai < 75 4
5. Prosentase siswa dengan nilai > 75 60 %
6. Prosentase siswa dengan nilai < 75 40 %
Dari tabel diatas terlihat hasil evaluasi perbaikan pembelajaran siklus I, bahwa dari 10 siswa
tidak seorangpun yang mendapat nilai dibawah 40, nilai 41 sampai dengan 50 sebanyak 0 siswa, nilai
55 sampai dengan 65 sebanyak 2 siswa, nilai 70 sampai dengan 80 sebanyak 4 siswa, nilai 80 sampai
dengan 90 sebanyak 4 siswa, dan tidak ada siswa yang mendapat nilai lebih dari 90.
Dari analisis hasil tes formatif siklus I di atas dalam pembelajaran Matematika tentang Aljabar
nilai rata-rata kelas 75.5. Siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran sebanyak 4 siswa (40 %), dan
yang tuntas ada 6 siswa dengan prosentase ketuntasan belajar baru mencapai 60 %. Hal ini
menunjukkan bahwa hasil prestasi siswa sudah ada kemajuan atau peningkatan prestasi siswa, akan
tetapi masih perlu ditingkatkan agar siswa dapat menguasai materi pelajaran Matematika tentang
Aljabar yang diajarkan oleh guru. Maka peneliti masih perlu segera mengambil langkah untuk
memperbaiki pembelajaran tersebut.
2. Siklus II
Perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 6 Oktober 2023
dengan objek penelitian adalah siswa VII Semester II di SMP API AL Kecamatan Mertoyudan
Kabupaten Magelang tahun 2023/ 2024 dengan materi Aljabar. Dengan dibantu teman sejawat yang
bertindak sebagai observer / peneliti pelaksanaan sesuai dengan rencana. Skenario pembelajaran
berlangsung dengan baik. Pada akhir pembelajaran, peneliti mengadakan evaluasi hasil belajar untuk
mengetahui tingkat keberhasilan. Hasil perbaikan pembelajaran disajikan pada tabel sebagai berikut.
Ketuntasan
No Nama Nilai
Tuntas Belum Tuntas
1 Afriza Mizwardin Ahsa 95
2 Ahmad Farhan Fardianshah 80
3 Ahmad Faruq 75
4 Anastasya Izura 85
5 Aulia Firda Sabila 75
6 Boy Rohmansyah 80
7 Dwi Novitasari 75
8 Dwi Puji Lestari 75
9 Fahreza Hanafi 90
10 Farikhi Izzi 85
Jumlah Nilai 815
Nilai Rata-rata 81.5
Nilai Tuntas 100% 10
Nilai Belum Tuntas 0% 0
KKM 75
Indikator Hasil Belajar Siklus II

No INDIKATOR KETERANGAN
1. Jumlah Nilai 815
2. Nilai rata-rata 81,5
3. Banyaknya siswa dengan nilai > 75 10
4. Banyaknya siswa dengan nilai < 75 0
5. Prosentase siswa dengan nilai > 75 100 %
6. Prosentase siswa dengan nilai < 75 0%

Dari tabel diatas terlihat hasil evaluasi perbaikan pembelajaran siklus I, bahwa dari 10 siswa
tidak seorangpun yang mendapat nilai dibawah 75 dapat berhasil dengan memuaskan, semua siswa
tuntas belajar dengan nilai 75 ke atas. Setelah melalui kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II maka
hasil tes formatif mata pelajaran PKn pada akhir siklus II mengalami peningkatan yang signifikan.
Dapat dilihat kemajuan yang tinggi dengan tabel berikut:
Pra Siklus Siklus I Siklus II
NO. Kriteria
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1. Tuntas 4 40% 6 60% 10 100%
2. Belum Tuntas 6 60% 4 40% 0 0%
3. Nilai Rata-rata 59,5 75.5 81,5

A.Pembahasan Hasil Penelitian Peningkatan Pembelajaran

1. Sebelum Peningkatan Pembelajaran


Sebelum Peningkatan Pembelajaran, hanya 4, atau 40, atau 60 siswa yang menyelesaikan proses
pembelajaran. Hal ini menunjukkan kegagalan pembelajaran. Setelah dipikir-pikir, peneliti
menemukan bahwa penyebab kesalahan tersebut adalah sebagai berikut.

a. Metode yang dipakai guru tidak tepat.


b. Konsep-konsep yang dijelaskan guru kepada siswa bersifat abstrak.
c. Guru tidak menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan siswa.
d. Kurangnya aktivitas siswa menyebabkan menurunnya motivasi siswa.
e. Peyampaian guru masi kaku dan bersifat monoton

Akibat kegagalan pembelajaran di atas, peneliti memperbaiki pembelajaran pada Siklus I.


2. Peningkatan Pembelajaran pada Siklus I
Peningkatan Pembelajaran pada Siklus I menggunakan metode diskusi model Think Pair and
Share (TPS), dengan masing-masing kelompok terdiri dari dua orang siswa. Hasil evaluasi terhadap
10 siswa menunjukkan bahwa terdapat 6 siswa yang memperoleh nilai 75 atau lebih, artinya 60%
diantaranya telah penyelesaikan studinya, namun 4 siswa atau 40% diantaranya belum menyelesaikan
studinya.
Pada perbaikan pembelajaran siklus I nilai rata-ratanya meningkat dibandingkan sebelum
perbaikan pembelajaran. Peneliti merenungkan alasan mengapa pembelajaran siklus I tidak dapat
ditingkatkan dan sampai pada kesimpulan sebagai berikut.
a. Guru menurunkan motivasi siswa.
b. Respon guru masih kurang
c. Metode yang digunakan pada pembelajran belum 100% dilakukan

Pada metode diskusi, siswa yang pasif terlihat tidak tertarik belajar dan terkesan bermain sendiri atau
berkelompok yang terlihat memperhatikan di luar kelas sehingga menyebabkan kesalahan belajar.
Karena masih terdapat siswa yang belum mampu meningkatkan pembelajaran siklus I, maka peneliti
perlu memperbaiki pembelajaran siklus II.

3. Penyempurnaan Pembelajaran Siklus II

Pembelajaran adalah suatu proses, suatu kegiatan, bukan suatu hasil atau tujuan.
Belajar lebih dari sekedar menghafal. Mengalami suatu hasil belajar bukan berarti menguasai hasil
pelatihan, melainkan perubahan perilaku (Hamalik, 1994: 36).
a. Pada Siklus II peneliti menggunakan metode diskusi dimana jumlah tiap kelompok diskusi adalah
dua orang siswa.
b. Selain itu peneliti juga menggunakan media seperti laptop dan proyektor.
Hal ini sesuai dengan pendapat para ahli mengenai penggunaan media atau bahan pembelajaran
untuk menunjang siswa dalam proses pembelajaran.
Penggunaan alat peraga diharapkan dapat memperlancar dan meningkatkan proses belajar mengajar
karena merupakan alat untuk menunjukkan kreativitas guru dan siswa (Depdikbud, 1997: 11).
Peneliti berhasil menyelesaikan Pembelajaran Siklus II dengan 10 peneliti menyelesaikan
pembelajaran dengan skor 75 atau lebih tinggi, dengan skor rata-rata 81,5.
Berdasarkan hasil yang diperoleh maka peneliti tidak melakukan perbaikan dalam pembelajaran
siklus III mata pelajaran Matematika kelas VIIA dengan menggunakan materi aljabar SMP API AL
HUDA Nepak Magelang.

.
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
1. SIMPULAN
Setelah peneliti melaksanakan proses perbaikan pembelajaran Matematika Sub bab Aljabar
melalui perbaikan pembelajaran siklus I dan perbaikan pembelajaran siklus II dengan di kelas VII
SMP API ALHUDA Nepak Magelang dapat disimpulkan seperti berikut.
a. Kemajuan dalam kemampuan pemecahan masalah matematika tampak lebih signifikan pada siswa
yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share jika dibandingkan dengan
siswa yang mengikuti metode pembelajaran konvensional. Hal ini berlaku baik untuk seluruh
kelompok siswa maupun siswa yang memiliki prestasi tinggi.
b. Metode TPS ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa, terbukti dari siswa yang tuntas belajar
dari 40 % pada pra siklus menjadi 60 % pada siklus I dan 100 % pada siklus II.
c. Prosentase ketuntasan belajar siswa menglami peningkatan yang sangat signifikan setelah
dilaksanakan perbaikan pembelajaran.

B. SARAN DAN TINDAK LANJUT


Berdasarkan kesimpulan di atas ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru untuk
meningkatkan motivasi dan prestasi siswa dalam pembelajaran sebagai tugas profesional. Saran yang
diberikan peneliti seperti berikut.
a. Pilihlah media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi pembelajaran.\
b. Mengatur waktu dengan bijak pada setiap tahap (Think, Pair, Share) untuk memastikan siswa
memiliki waktu yang cukup untuk memproses dan berkontribusi..
c. Guru perlu aktif memonitor diskusi siswa dan memberikan umpan balik konstruktif untuk
memandu pemahaman yang lebih baik
d. Biasakan melakukan perbaikan pembelajaran apabila siswa belum tuntas dalam menguasai materi
pembelajaran.
e. Guru hendaknya menciptakan suasana yang menyenangkan dalam pembelajaran sehingga siswa
dapat belajar dengan optimal. Dan memastikan bahwa seluruh siswa merasa diundang untuk
berpartisipasi, di khawatirkan ada dengan pemilihan pasangan yang tidak tepat membuat siswa
enggan melakukan pembelajaran dan malah bermain mai sendiri
f. Laporan ini dapat dijadikan bahan kajian dan diskusi dalam forum KKG. Karena metode ini perlu
dipantau denngan ke efektifitas an dan bisa melakukan penyesuaian pendekatan jika diperlukan
Daftar Pustaka

Aminudin, M. (2017). Efektivitas Model Pembelajaran TPS (Think Pair Share) Dan Nested Berbantuan
Kartu Soal Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Statistika Siswa SMA N 2 Pekalongan.
AKSIOMA, 6(2), 28–35
Carl D. Glickman, (2002) Leadership for Learning and How to Help Teachers Succeed, United States:
Association for Supervision & Curriculum Development

Hamalik, Umar. (1994). Media Pendidikan.Bandung: PT. Citra Aditya Bakti

Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 4 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas
Sebelas Maret

Mahmudin. (2009). Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share. Diperoleh 26 Februari 2013, dari
http:mahmuddin.wordpress.com

Oktiani, I. (2017). Kreativitas Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik.
Jurnal
Kependidikan, 5(2), 216–232.

Moleong, L. J. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

P. Gordon, Stephen (2008), Collaborative Action Research, Inggris: Teachers College Press

Prihastuti, L., & Riyadi, A. (2014). Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika
Melalui Model Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS). Jurnal Derivat: Jurnal Matematika Dan
Pendidikan Matematika, 1(1), 29–34.

Sardiman, A. M. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persad

Slavin, R.E. (2010). Cooperative Learning. Terjemahan Narulita Yusron. Bandung: Nusa Media.

Suciati, (2005), Belajar Dan Pembelajaran 2, Jakarta: Universitas Terbuka

Trianto, (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktifistik. Jakarta: Prestasi


Pustaka

Zarkasyi, Wahyudi. 2017. Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung: PT Refika


Aditama

Anda mungkin juga menyukai