Anda di halaman 1dari 5

HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA YANG DIAJAR

MENGGUNAKAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH MODEL POLYA


DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI
Septi Dariyatul Aini
Sri Indriati Hasanah
Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Madura
Alamat : Jalan Raya Panglegur 3,5 KM Pamekasan
Email : malik_ibrahim06@yahoo.co.id

Abstract: According to Polya problem solving is defined as an attempt to find a way out of a
difficulty in order to achieve an objective that is not so easily achieved immediately. While the
expository teaching strategy is a learning strategy that emphasizes the process of delivery of
content directly from a teacher to a group of students in order for students to master the subject
matter optimally. Meanwhile, one of the materials studied in mathematics is the derivative
function. From the above, efforts to be made to select a better learning strategies used in
teaching mathematics is to compare learning outcomes between students who are taught math
using Polya model problem-solving strategies with expository teaching strategies on the
subject of the derivative function. Apparently after research showed that there was no
comparison learning outcomes in math between students taught using Polya model problem-
solving strategies is taught by using the expository teaching strategy.

Keywords: problem-solving strategies, expository teaching strategy, learning outcomes.

PENDAHULUAN menghubungkan dengan kehidupan sehari-


Perkembangan dunia yang kian pesat hari. Akibatnya, ketika anak didik lulus dari
dan perubahan global dalam berbagai aspek sekolah, mereka pintar secara teoritis, akan
kehidupan yang datang begitu cepat menjadi tetapi mereka miskin aplikasi. Dari beberapa
tantangan bagi bangsa dan negara dalam komponen tersebut, ada satu komponen yang
mempersiapkan generasi masa depan. sangat menentukan dalam proses belajar
Menghadapi dinamika itu dan mengantisipasi mengajar yaitu strategi pembelajaran.
persoalan-persoalan yang kemungkinan besar Menurut Sanjaya (2007: 60), strategi
sudah atau akan terjadi dalam bidang pembelajaran adalah komponen yang juga
pendidikan perlu disiapkan seperangkat mempunyai fungsi sangat menentukan.
program atau kurikulum. Keberhasilan pencapaian tujuan sangat
Kurikulum adalah seperangkat ditentukan oleh komponen ini.
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, Bagaimanapun lengkap dan jelasnya
kompetensi dasar, materi standar dan hasil komponen lain, tanpa dapat
belajar serta cara yang digunakan sebagai diimplementasikan melalui strategi yang
pedoman penyelenggaraan kegiatan tepat, maka komponen-komponen tersebut
pembelajaran untuk mencapai kompetensi tidak akan memiliki makna dalam proses
dasar dan tujuan pendidikan (Mulyasa, 2007: pencapaian tujuan. Oleh karena itu, setiap
46). Sedangkan tujuan pendidikan tersebut guru perlu memahami secara baik peran dan
dapat dicapai melalui keberhasilan dalam fungsi strategi dalam pelaksanaan proses
proses pembelajaran. Banyak faktor yang pembelajaran.
mempengaruhi keberhasilan dalam proses Penggunaan strategi yang baik dan
belajar mengajar, diantaranya adalah tujuan benar akan berpengaruh baik terhadap proses
materi pelajaran, metode atau strategi belajar mengajar dan kemampuan peserta
pembelajaran, media dan evaluasi (Sanjaya, didik dalam memahami mata pelajaran
2007: 58). Proses pembelajaran di dalam khususnya matematika sehingga
kelas diarahkan kepada kemampuan anak memungkinkan tercapainya hasil belajar
untuk menghafal informasi, otak anak yang gemilang bagi peserta didik. Selain itu
dipaksa untuk mengingat dan menimbun penggunaan strategi belajar haruslah
berbagai informasi tanpa dituntut untuk disesuaikan dengan pokok bahasan yang
memahami informasi yang diingatnya itu disampaikan. Oleh karena itu, setiap guru

47
48|∑IGMA, Volume 1, Nomor 2, Maret 2016, Hlm 47-51

perlu memahami secara baik peran strategi turunan fungsi pada masalah ekstrim dalam
dalam pelaksanaan proses pembelajaran. penelitian ini dikarenakan berdasarkan
Salah satu strategi pembelajaran yang kenyataan menunjukkan bahwa siswa
berkembang saat ini yaitu strategi pemecahan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
masalah. Menurut Polya (dalam Nanang permasalahan yang dihadapi khususnya
Priatna dan Darhim, 2003: 17) pemecahan masalah yang berbentuk soal cerita sehingga
masalah diartikan sebagai suatu usaha membutuhkan proses berpikir dengan
mencari jalan keluar dari suatu kesulitan menganalisa soal terlebih dahulu untuk
guna mencapai suatu tujuan yang tidak menyelesaikannya. Dengan strategi
begitu mudah segera dapat dicapai. Pada saat pemecahan masalah model Polya, siswa
seseorang memecahkan masalah, ia tidak dapat memecahkan masalah yang ada
sekedar belajar menerapkan berbagai secara bertahap yaitu memahami
pengetahuan dan kaidah yang telah permasalahan, menyusun rencana
dimilikinya, tetapi juga menemukan pemecahan, melaksanakan rencana dan
kombinasi berbagai konsep dan kaidah yang mengecek kembali jawaban. Tak kalah
tepat serta mengontrol proses berpikirnya. pentingnya, siswa pun akan diajar dengan
Manfaatnya adalah dapat membuat siswa strategi pembelajaran ekspositori artinya
berhati-hati dalam mengenali tahap-tahap dalam pembelajaran ini peranan guru sangat
yang sesuai dengan proses pemecahan penting dalam mengontrol urutan dan
masalah, menyediakan kerangka kerja yang menjelaskan materi pelajaran tersebut dengan
tersusun rapi untuk menyelesaikan masalah baik karena cakupan materi pelajaran yang
yang komplek dan panjang yang dapat diberikan cukup luas.
membantu siswa memecahkan masalahnya Sementara ini di lokasi penelitian
serta menghilangkan rasa takut siswa yakni di SMAN 1 Pamekasan sebagian
terhadap pelajaran. tenaga pendidiknya masih ada yang
Sedangkan strategi pembelajaran menggunakan pembelajaran yang berpusat
ekspositori adalah suatu strategi pada guru atau strategi pembelajaran
pembelajaran yang menekankan kepada ekspositori sehingga siswa merasa jenuh dan
proses penyampaian materi secara langsung ini berakibat pada hasil belajar yang rendah.
dari seorang guru kepada sekelompok siswa Seperti peneliti ketahui, SMAN 1 Pamekasan
dengan maksud agar siswa dapat menguasai merupakan sekolah bertaraf internasional
materi pelajaran secara optimal. Singkatnya, yang menuntut peserta didiknya menjadi
strategi pembelajaran ekspositori ini siswa unggulan dan berprestasi. Untuk
dirancang untuk membelajarkan siswa mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya
pengetahuan yang terstruktur dengan baik. suatu strategi pembelajaran yang mampu
Diharapkan dengan menggunakan strategi ini meningkatkan pemahaman dan kemampuan
guru bisa mengontrol urutan dan keluasan berpikir mereka. Dalam hal ini, peneliti ingin
materi pembelajaran. Dengan demikian guru mencoba menggunakan strategi pemecahan
dapat mengetahui sampai sejauh mana siswa masalah model Polya untuk membandingkan
menguasai bahan pelajaran yang hasil belajar siswa antara yang diajar dengan
disampaikan. strategi pemecahan masalah model Polya
Dari uraian tersebut, hasil belajar dengan strategi pembelajaran ekspositori.
yang diperoleh siswa antara yang Dan diharapkan dengan adanya penelitian ini
menggunakan strategi pemecahan masalah dapat diketahui strategi pembelajaran mana
model Polya dan strategi pembelajaran yang lebih baik untuk diterapkan di SMAN 1
ekspositori tentunya memiliki perbandingan Pamekasan sehingga siswa mampu berpikir
sebab strategi yang digunakan pun berbeda. kritis dan ilmiah serta dapat meningkatkan
Namun, peneliti ingin mengetahui sejauh apa hasil belajar yang sudah baik menjadi lebih
perbandingan tersebut khususnya pada baik dari sebelumnya, khususnya pada pokok
pelajaran matematika sub pokok bahasan bahasan turunan fungsi.
penggunaan turunan fungsi pada masalah
ekstrim. METODE PENELITIAN
Pemilihan pokok bahasan turunan Penelitian ini termasuk penelitian
fungsi pada sub pokok bahasan penggunaan kuantitatif dan komparatif sebab data yang
Aini, Hasil Belajar Matematika|49

diperoleh berupa angka dari hasil tes dan dari uji statistik. Pengujian ini dilakukan untuk
hasil tes tersebut diteliti tentang mengetahui apakah terdapat perbandingan
perbandingannya. Penelitian ini yang hasil belajar matematika siswa di kelas
dijadikan populasi adalah semua siswa kelas eksperimen dengan hasil belajar matematika
XI IPA SMA Negeri 1 Pamekasan. siswa di kelas kontrol berdasarkan hasil tes
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 yang telah dilakukan, sehingga dapat
Pamekasan sebanyak 7 kelas, dengan menunjukkan apakah hipotesis yang diajukan
menggunakan teknik cluster purposive diterima atau ditolak.
sampling yaitu teknik pengambilan sampel
berdasarkan pertimbangan tertentu. Teknik HASIL
ini dilakukan karena berdasarkan beberapa Berdasarkan hasil penelitian dan
pertimbangan yaitu kelas XI IPA SMAN 1 analisis data hasil tes akhir kedua kelas,
Pamekasan telah dikelompokkan berdasarkan diperoleh rata-rata hasil belajar matematika
kemampuan dan minat siswa sehingga perlu siswa kelas XI IPA F sebagai kelas
dihitung tingkat homogenitas dari kelas-kelas eksperimen sebesar 63,66 dan rata-rata hasil
tersebut. Dari homogenitas yang telah belajar matematika siswa kelas XI IPA G
diperoleh, dipilih dua kelas homogen yang sebagai kelas kontrol sebesar 58,34. Dari
memiliki ciri-ciri, sifat-sifat dan karakteristik data tersebut dapat diketahui harga thitung=
yang merupakan ciri-ciri pokok populasi dan 0,86 dan berdasarkan tabel dengan dk = (32
merupakan subjek yang paling banyak + 32 – 1) = 62 diperoleh ttabel kritik pada taraf
mengandung ciri-ciri yang terdapat dalam signifikan 5% adalah 1,67. Artinya
populasi. Sehingga berdasarkan wawancara thitung<tkritik, maka hipotesis nol (H0) diterima
dengan guru matematika SMAN 1 dan hipotesis kerja (H1) ditolak.
Pamekasan dan nilai raport matematika siswa
kelas XI IPA semester ganjil serta diajarkan PEMBAHASAN
oleh guru matematika yang sama, terpilih Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kelas XI IPA-F sebanyak 32 siswa sebagai hipotesis yang diharapkan peneliti tidak
kelas eksperimen yang akan diajar dengan diterima. Dari hasil penelitian diperoleh rata-
strategi pemecahan masalah Polya, dan kelas rata hasil belajar yang hampir sama. Hal itu
XI IPA-G sebanyak 32 siswa sebagai kelas mempengaruhi terhadap hipotesis yang
kontrol yang akan diajar dengan strategi diharapkan agar diterima. Jika selisih rata-
pembelajaran ekspositori rata yang dihasilkan cukup besar maka
Dalam penelitian ini peneliti kemungkinan hipotesis yang diharapkan
menggunakan teknik pengumpulan data diterima. Dengan demikian, hasil belajar
dengan tes. Tes ini digunakan untuk matematika antara siswa yang diajar
memperoleh data hasil belajar matematika menggunakan strategi pemecahan masalah
siswa yang menggunakan strategi pemecahan model Polya tidak lebih baik dibandingkan
masalah Polya dengan strategi pembelajaran dengan hasil belajar matematika siswa yang
ekspositori kelas XI-IPA. Bentuk soal dalam diajar menggunakan strategi pembelajaran
teknik tes ini adalah soal uraian. Sebelum ekspositori.
dilakukan penelitian, diperlukan uji coba Kesimpulan di atas dapat dituangkan
terhadap instrumen penelitian dimana uji ke dalam grafik distribusi normal baku.
coba instrumen dilaksanakan di SMA Negeri Grafik distribusi normal baku, simetrik
3 Pamekasan yang bertujuan untuk terhadap t = 0, sehingga sepintas lalu hampir
mengetahui layak tidaknya tes di berikan. tak ada bedanya. Untuk harga-harga n yang
Setelah data terkumpul maka dilakukan besar, biasanya n  30 (Sudjana,1975: 146)
pengolahan data atau analisis data. sebagai berikut :
Selanjutnya, untuk memperoleh data hasil tes
tersebut menggunakan uji parametrik yaitu
50|∑IGMA, Volume 1, Nomor 2, Maret 2016, Hlm 47-51

Grafik

Daerah
Penerimaan H0

-2,00 -1,67 0 0,86 1,67 2,00


(-t kritik) (thitung) (t kritik)

Tidak ada perbandingan disebabkan pemecahan masalah model Polya dan strategi
disebabkan beberapa faktor: pembelajaran ekspositori yang diterapkan
1. Siswa kelas XI IPA SMAN 1 Pamekasan dalam penelitian ini nantinya diharapkan
telah terbiasa mengerjakan soal-soal dapat memberi manfaat.
kompleks sehingga tidak terpengaruh
dengan adanya strategi pembelajaran SARAN
tertentu. Untuk itu peneliti memberikan saran
2. Kenyataan di lapangan Siswa kelas XI sebagai berikut:
IPA SMAN 1 Pamekasan cenderung 1. dengan mengacu pada hasil penelitian
cermat dan teliti dalam mengerjakan yang dilakukan peneliti menganjurkan
soal, hanya ada sekitar 5% siswa yang strategi pemecahan masalah model Polya
membuat kesalahan karena kurang
dan strategi pembelajaran ekspositori
cermat dan teliti. Hal ini jelas dengan
peningkatan nilai dari 5% siswa tidak diterapkan dalam proses belajar dan
akan mempengaruhi peningkatan nilai pengajaran matematika.
rata-rata kelas secara signifikan dari nilai 2. bagi semua pihak yang ingin menerapkan
rata-rata kelas sebelumnya. Strategi Pemecahan Masalah Model
Polya dan Strategi Pembelajaran
KESIMPULAN Ekspositori, hendaknya dipahami
Berdasarkan hasil penelitian dan
terlebih dahulu langkah-langkah dan
pembahasan yang telah diuraikan di atas
dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar materi apa yang sesuai dengan strategi
matematika antara siswa yang diajar tersebut.
menggunakan strategi pemecahan masalah 3. bagi pembaca dirasa perlu untuk
model Polya dengan strategi pembelajaran mengadakan penelitian lebih lanjut untuk
ekspositori tidak lebih baik. Proses memperkuat teori yang telah ada.
pembelajaran dengan menggunakan strategi

DAFTAR PUSTAKA Priatna, Nanang dan Darhim. 2003. Problem


Posing dan Problem Solving dalam
Mulyasa. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Aini, Hasil Belajar Matematika|51

Pembelajaran Matematika.
Bandung: Pustaka Ramadhan Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran.
Jakarta: Kencana
Polya, G. 1973. How To Solve It A New
Aspect Mathematical Method. United
States: Princeton University Press

Anda mungkin juga menyukai