PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya semua strategi, metode, atau istilah-istilah yang digunakan dalam teori
pendidikan dengan tujuan agar terciptanya proses belajar mengajar yang efektif efisien serta
banyak mengandung makna, sehingga proses belajar mengajar mengalami perubahan menjadi
proses pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk lebih memberikan bobot serta makna yang
dalam agar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran serta berdampak pada perubahan
tingkah laku baik menyangkut unsur kognitif, afektif maupun psikomotor.
Tugas dan peranan guru antara lain menguasai dan mengembangkan materi pelajaran,
merencanakan, dan mempersiapkan serta mengevaluasi kegiatan siswa. Artinya tugas guru
dalam penyelenggaraan proses belajar mengajar meliputi tugas paedagogis dan administrasi.
Guru dalam melaksanakan KBM perlu mempertimbangkan beberapa hal diantaranya
kemampuan memilih dan menggunakan metode yang tepat. Dalam hal ini ketepatan suatu
metode pengajaran tergantung pada situasi dan materi pelajaran yang disajikan oleh sebab itu,
guru harus mampu memahami sifat dan keunggulan berbagai metode pengajaran, agar
mempermudah dalam menyampaikan pelajaran kepada siswa.
Metode mengajar yang tepat harus memperhatikan kemauan, dorongan, minat,
potensi, dan kemampuan siswa dalam melakukan suatu kegiatan dalam suatu proses
pengajaran. Salah satu contoh kondisi pembelajaran yang seringkali disajikan guru dalam
pembelajaran Matematika dinilai masih belum tepat sasaran dan bahkan cenderung
penerapannya masih dibatasi dengan kanteks buku tertentu saja. Dan kecerobohan
pembelajaran tersebut mengakibatkan timbulnya verbalisme serta kurang berkembangnya
wawasan maupun pengetahuan pada siswa itu sendiri Hal inilah pokok permasalahan yang
dihadapi guru dalam peranannya sebagai penyelenggara pendidikan. Hal yang perlu dikaji
ulang adalah bagaimana teknik pengelolaan kelas yang tepat.
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara
kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses
belajar mengajar. Dengan kata lain kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar secara benar.
1
Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur anak
didik dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan
untuk mencapai tujuan pengajaran. Suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil
apabila guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filsafatnya". Karena itulah
suatu poses belajar mengajar tentang suatu bahan/materi pelajaran dinyatakan berhasil
apabila hasilnya memenuhi tujuan instruksional khususnya dari bahan tersebut. Dengan
demikian jelaslah bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar guru selalu berusaha tanpa
memandang kekurangan fisik maupun pikiran yang dirasakannya juga memberikan kesadaran
kepada guru tanpa pengelolaan kelas yang baik akan mengalami hambatan. Tujuan
pengelolaan kelas pada hakekatnya terkandung dalam tujuan pendidikan secara umum tujuan
pengelolan kelas adalah menyediakan fasilitas bagi bermacam-macam belajar siswa dalam
lingkungan sosial, emosional, dan intelektua! dalam kelas untuk memungkinkan siswa belajar
dan bekerja dalam suasana disiplin dengan melibatkan perkembangan intelektual, emosional,
dan sikap apresiasi.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi kebehasilan guru dalam mengajar, antara lain
adalah penerapan metode yang tepat dalam penyelenggaraan proses belajar mengajar. Teknik
mengajar yang akhir-akhir ini banyak digunakan di sekolah-sekolah yang sudah maju adalah
"metode Discovery ". Penemuan sebagai metode mengajar merupakan penemuan yang
dilakukan oleh siswa. Dalam hal ini siswa menemukan sesuatu hal yang baru. Metode
discovery adalah proses mental dimana siswa mengasimilasikan suatu konsep atau suatu
prinsif dengan proses mental, misalnya : mengamati, menggolong-golongkan, membuat
dugaan, menjelaskan, membuat kesimpulan dan sebagainya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode discovery ( penemuan) sebagai suatu
prosedur pengajaran serta komponen dari praktek pendidikan yang bertujuan memajukan cara
belajar aktif yang bergorientasi pada keterampilan proses mencari dan menemukan yang baru
secara sendiri dan reflektif. Di dalam pembelajaran matematika pelaksanaan pengajaran
dengan metode penemuan guru harus betu-betul memperhatikan siswa yang cerdas dan yang
kurang cerdas untuk menghindari sikap bosan menunggu teman-temannya yang belum
berhasil menemukannya. Sehingga dalam hal ini materi harus mempunyai bobot yang
berbeda dari kedua kelompok siswa tersebut. Ada beberapa hal-hal yang baru bagi siswa
dalam pembelajaran matematika diharapkan menemukan berupa konsep, teorema, rumus,
pola, aturan, dan sejenisnya dapat menemukan. Mereka harus melakukan pengetahuan siap
melalui cara induksi, deduksi,
2
observasi, ekstrapolasi. Pengajaran dengan penemuan sukar digunakan karena
pelaksanaannya selalu sesuai dengan pengetahuan siswa yang telah diperoleh sebelumnya.
Dengan demikian, maka jelas bahwa berhasil tidaknya proses pembelajaran
tergantung pada guru sebagai pengemudi pendidikan disamping komponen-komponen
lainnya. Oleh karena itu tepat sekali apabila guru senantiasa mengadakan proses perenungan
dengan mengadakan penelitian tindakan kelas sebagai upaya dalam menuju profesionalisme
guru.
B. Rumusan Masalah
Disadari atau tidak, bahwa siswa belajar paling baik adalah dengan cara
mengkondisikan keadaan untuk dapat menemukannya sendiri. Tetapi bagaimana, agar dalam
proses belajar siswa mampu melakukan kegiatan tersebut ? salah satu cara yang harus
dilakukan adalah dengan cara merancang suatu strategi yang meriah sesuai dengan kesiapan
siswa. Belajar yang meriah dan efektif adalah proses belajar yang dapat dilakukan oleh siswa,
menyenangkan, namun mengarah pada hal yang serius sehingga di dalamnya merupakan
kumpulan strategi yang komprehensif.
Sistem pembelajaran yang demikian harus senantiasa diupayakan berlaku kapan dan
oleh semua mata-pelajaran apapun tanpa tarkecuali Matematika, sebab dalam prakteknya
siswa harus bisa menyerap berbagai pengalaman secara nyata sehingga kegiatan belajar
tercipta secara aktif, efektif serta penuh makna.
Selama ini banyak guru mengajar cenderung mengajar dengan menggunakan model
lama cukup dengan ceramah, atau sesekali menulis, tanpa didukung berbagai persiapan yang
menyangkut masalah pedagogis maupun administrasi maka dari itu ada beberapa
permasalahan yang ada sebagai berikut:
1. Apakah perencanaan pembelajaran dengan penerapan metode Discovery ada
pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Matematika
menghitung luas gabungan Bangun Ruang kelas 6 di SDN Barengkrajan 2?
2. Apakah pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan metode Discovery ada
pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa pada Matematika menghitung luas
gabungan Bangun Ruang kelas 6 di SDN Barengkrajan 2
3
C. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengupayakan penerapan metode
penemuan secara tepat dan efektif dalam penyelenggaraan pembelajaran matematika,
sehingga guru mengetahui persis kelebihan dan kekurangan dari suatu metode secara akurat.
Secara khusus tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran dengan penerapan metode Discovery
ada pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa Pada Mata Pelajaran Matematika
Matematika menghitung luas gabungan Bangun Ruang kelas 6 di SDN Barengkrajan
2
2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan metode Discovery
ada
pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Matematika dengan
penerapan metode Discovery pada Mata Pelajaran Matematika Matematika
menghitung luas gabungan Bangun Ruang kelas 6 di SDN Barengkrajan 2
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
5
B. Metode Discovery
Berikut ini terdapat beberapa buah pengertian mengenai discovery learning,
menurut beberapa pakar Pendidikan atau para ahli, yaitu :
6
3. Discovery Learning dapat memungkinkan adanya perkembangan keterampilan hidup
sepanjang hayat dari Peserta Didik.
4. Secara personal Peserta Didik dapat memaksimalkan pengalaman belajarnya.
5. Memberikan kesempatan kepada Peserta Didik dalam melakukan eksperimen
kemudian menemukan pengetahuan sendiri melalui hasil pengamatan sehingga dapat
memiliki meningkatkan motivasi.
6. Membangun pengetahuan berdasarkan pada pengetahuan awal yang telah di miliki
oleh Peserta Didik sehingga dapat memiliki pemahaman yang lebih luas dan
mendalam.
7. Mengembangkan kemandirian atau otonomi diri Peserta Didik.
8. Melalui Discovery Learning Peserta Didik dapat mengambil tanggungjawab terhadap
apa yang di lakukan, kesalahan-kesalahan dan kesimpulan yang di rumuskan.
9. Merupakan cara belajar kebanyakan orang dewasa pada pekerjaan dan situasi
kehidupan nyata
10. Merupakan suatu alasan untuk mencatat prosedur-prosedur dan temuan-temuan,
seperti mengulang kesalahan-kesalahan, sebagai suatu cara untuk menganalisis apa
yang telah terjadi, dan suatu cara untuk mencatat atau merekam temuan yang luar
biasa.
11. Mengembangkan keterampilan-keterampilan kreatif dan pemecahan masalah
12. Dapat menemukan hal-hal baru yang menarik yang belum terbayang sebelumnya
setelah pengumpulan informasi dan proses belajar yang di lakukan
Kekurangan Discovery Learning
Beberapa kekurangan dalam Discovery Learning diantaranya adalah:
1. Model ini mempersyaratkan peserta didik memiliki pemahaman yang utuh tentang
kerangka kerja penemuan suatu pengetahuan, sehingga Pendidik perlu memastikan
terlebih dahulu hal ini sebelum menerapkan model ini. Tentu ini akan butuh persiapan
yang lebih baik.
2. Memungkinkan munculnya atau timbulnya miskonsepsi jika PBM tidak di rancang
secara komprehensif.
3. Tidak semua peserta didik secara personal dapat terfasilitasi dalam proses penemuan,
oleh karena pengelompokan yang tidak konstruktif.
7
Memerlukan analisis materi dan konsep yang detail yang dapat di jadikan sebagai temuan
Peserta Didik. Penemuan ini tentu harus berbasis pada kegiatan penyelidikan
8
BAB III
PEMBAHASAN DAN HASIL
A. Objek Penelitian
Objek penelitian ini diarahkan pada penerapan metode penemuan ada pengaruhnya
terhadap hasil belajar siswa pada pelajaran matematika. Lebih lanjut penelitian ini akan
mengkaji dan mengungkap terkait masalah-masalah kegiatan penerapan metode Discovery
ada pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa pada pelajaran matematika menghitung luas
gabungan Bangun Ruang kelas VI di SDN Barengkrajan 2
B. Subjek Penelitian
Subyek penelitian pada penerapan metode discovery adalah Siswa Kelas VIB SDN
Barengkrajan 2 tahun pelajaran 2021/2022 dengan jumlah 27 siswa
9
2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Pembelajaran Siklus 1
Pelaksanaan tindakan dan observasi pembelajaran pada siklus pertama yang
dilaksanakan oleh penulis pada hari Senin 8 November 2021 dengan waktu 2 jam
pelajaran (2 X 35 menit ) pada mata pelajaran matematika pokok bahasan soal cerita
dan subyek penelitian di khususkan pada siswa kelas V1 SDN Barengkrajan 2 yang
berjumlah 27 siswa
Kegiatan awal yang yang penulis adalah setelah melaksanakan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah di rancang oleh penulis kemudian
memberikan tes awal pada silkus kesatu serta juga membuat catatan observasi
kegiatan pelaksanaan penerapan metode discovery untuk memahamisoal cerita,dan
bisa di lihat berdasarkan tabel di bawah ini :
10
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Siklus I
A. TUJUAN
1. Siswa dapat menghitung luas gabungan bangun ruang.
2. Siswa dapat mempraktikkan cara mencari luas bangun gabunga bangun ruang.
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Kegiatan A. Mengamati 65
1. Siswa mencermati pengertian bangun ruang
Inti campuran. menit
11
2. Guru menjelaskan cara menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan bangun ruang campuran.
(Communication)
B.Mencoba
1. Guru memberikan soal latihan tentang Bangun
12
Ruang campuran berupa soa; cerita kepada siswa.
(Critical Thinking and Problem Solving)
B. Mengkomunikasikan
1. Siswa mempresentasikan secara lisan kepada
teman-temanya tentang Bangun Ruang campuran.
2. Siswa menyampaikan manfaat belajar Bangun
Ruang campuran yang dilakukan secara lisan di
depan teman dan guru.
(Communication)
13
B. Kerja Sama dengan Orang Tua
Siswa diminta berdiskusi bersama orang tua
bagaimana cara menyelesaikan masalah yang
berkaitan egan Bangun Ruang campuran.
Siswa menyampaikan hasilnya kepada guru.
C. Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk
menumbuhkan Nasionalisme, Persatuan, dan
Toleransi
D. Salam dan doa penutup dipimpin oleh salah satu siswa
(Religius)
RubrikPenilaian Pengetahuan
No Nama Siswa Daftar Nilai Ketuntasan Keteragan
14
2 AHMAD WILDAN FIRMANSYAH 60 Tidak tuntas
3 ARTHA MANDALA PRATAMA 90 Tuntas
4 ARUM PERMUNI SUCI 80 Tuntas
5 AZRIEL AKBAR PUTRA HENDRAYANTO 80 Tuntas
6 DEDEN AHMAD NAUFAL 80 Tuntas
7 DIANA ISLAH JINA NAIRA 80 Tuntas
8 FARREL AHMAD ROSULY 50 Tidak tuntas
9 GRASELIA AYU NATALIA PUTRI 50 Tidak tuntas
10 ICHA PRAMESTYA PUTRI MUHADI 60 Tidak tuntas
11 IRWANDA SATRIA NURIZKY 60 Tidak tuntas
12 JOVICA PUTRI SASIKIRANA 60 Tidak tuntas
13 KENIA DINDA ADISTA 60 Tidak tuntas
14 MELINDA DITA SAPUTRI 60 Tidak tuntas
15 MIKHAEL GRACE FAOMASI DAELI 60 Tidak tuntas
16 MOCHAMAD NIZAR ISNAIN RIZKYANTO 60 Tidak Tuntas
17 MUHAMMAD EVAN PUTRA PRATAMA 80 Tuntas
18 NADYA AGATHA WAHYUNING 80 tuntas
DYAPITALOKA
19 NANDANA PRATAMA RIZQ 80 Tuntas
20 PUJA MAHARDIKA 80 Tuntas
21 RAHMAT FEBRIAN PUTRA HIDAYAT 80 Tuntas
22 REYSA ANASTASYA 80 Tuntas
23 RISMA OLIVIA SONYA 80 Tuntas
24 SHERIN NOVEM SAPUTRI 80 Tuntas
25 SHIFA ASYA SHARA 80 Tuntas
26 WINDI DEA SAPUTRI 80 Tuntas
27 ZHAKY MAHRUF ASOBRY 80 Tuntas
Tes yang di berikan oleh penulis adalah menjawab 10 soal pertanyaan dari Soal
Cerita, mereka diminta untuk menemukan sendiri tentang cara menjawab soal cerita
bilangan bulat berdasarkan tes tulis pada LKS yang harus di kerjakan secara
Individu.
Dari tabel di atas diperoleh ada 16 siswa memperoleh nilai tuntas sehingga nilai
ketuntansan masih 59,26 %, dan yang mendapatkan hasil belum tuntas sebanyak
siswa 11 siswa yakni masih 40,74 % sedangkan nilai KKM yang di harapkan untuk
muatan pelajaran matematika adalah 75. Dari data hasil tes pada siklus 1 maka
masih diperlukan perbaikan agar mendapatkan nilai yang di harapkan dan bisa
tuntas secara keseluruhan maka langkahnya adalah dengan menyusun perbaikan
pada siklus 2
15
Tabel 3.2
Nilai Observasi Siswa Siklus 1
Aspek-aspek yang dinilai
Dari data tabel 3.2 di atas di ketahui bahwa tingkat keaktifan siswa pada siklus
1 masih kurang memenuhi target yang diinginkan penulis yakni keaktifan dengan
16
predikat baik hanya 44,44 % atau 13 siswa dari 27 siswa dan predikat cukup masih
33,33 % atau 9 siswa dan 14,81% atau 4 siswa yang kurang aktif dalam kegiatan
pembelajaran yang kurang sempurna ini dikarenakan siswa masih belum terbiasa
dengan metode Discovery
( penemuan ) sendiri karena mereka terbiasa dibimbing sehingga rasa percaya diri
untuk dapat menyelesaikan masalah belum mencapai hasil yang diinginkan yakni 75
%
Refleksi Siklus 1
Tabel 3.3
Data Hasil belajar dan keaktifan siswa pada siklus 1
No Siklus I Hasil belajar Siklus 1 Keaktifan Jumlah
Siswa Siswa siswa
Dari data deskripsi tabel 3.3 dapat diketahui bahwa pada kegiatan siklus 1 untuk
hasil belajar masih masih belum mencapai target pemenuhan KKM 75 sedangkan nilai
yang diperoleh masih 70,37 % atau masih 16 dari jumlah siswa yang memperoleh nilai
diantara rentang 75 -100 untuk mata pelajaran matematika soal cerita dan pada keaktifan
siswa masih 44,44 % dari jumlah keseluruhan yakni 27 siswa
Dari hasil tersebut penulis dapat mengambil kesimpulan ,hal ini dikarenakan
1. Siswa hanya terpaku pada metode ceramah sehingga tidak aktif
2. Siswa belum terbiasa untuk mandiri karena selama ini mereka terbiasa dengan metode
ceramah
3. Penggunaan media yang belum maksimal, siswa kurang memaksimalkan media yang
ada dilingkungan mereka
4. Siswa kurang terbiasa melakukan Kegiatan praktek secara mandiri
5. guru yang belum memaksimalkan contoh contoh kegiatan nyata, Dari uraian refleksi
siklus 1 tersebut maka diperlukan kegiatan perbaikan pada siklus 2
17
waktu 2 jam pelajaran (2 X 35 menit) pada mata pelajaran Matematika Luas Gabungan
Bangun Ruang kelas VI B SDN Barengkrajan 2 dengan jumlah siswa 27 Siswa..
Adapaun pelaksanaan dalam siklus 2 yang harus dipersiapkan adalah
1. Menyusn RPP yang sesuai dengan yang hendak dicapai
2. Menyusun Obeservasi Pemeblajaran
3. Menyussn LKPD
4. Menyusun Penilaian
18
Satuan Pendidikan : SDN BARENGKRAJAN 2
Mata Pelajaran : Matematika
Topik Materi : Menghitung luas gabungan Bangun ruang
Kelas / Semester : VI (Enam) / 1
Alokasi Waktu : 2 x 35 (1 Pertemuan 35 Menit)
A. TUJUAN
5. Siswa dapat menghitung luas gabungan bangun ruang.
6. Siswa dapat mempraktikkan cara mencari luas bangun gabunga bangun ruang.
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Kegiatan 1. Mengamati 65
1.Siswa mencermati pengertian bangun ruang campuran.
Inti menit
19
2. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok untuk
berdiskusi tentang gabungan bangun ruang
3. Guru memfasilitasi peserta didik dalam metode discovery
4. Guru menyiapkan bahan untuk diskusi
5. Peserta didik mengamati dan berkolaborasi untuk
menentukan gabungan bangun ruang dalam bentuk soal
cerita serta dapat menemukan sendiri jawabannya
6. Peserta didik menyampaikan hasil pekerjaannya
2.Menanya
1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang materi yang disampaikan
2. Siswa menanyakan penjelasan guru yang belum di
pahami tentang bangun ruang campuran.
3. Guru menjelasakan pertanyaan siswa.
(Communication)
3.Menalar
1. Siswa mencoba berdiskusi dengan temannya tentang
bangun ruang campuran. (Critical Thinking and
Problem Formulation)
20
2 Beberapa cara alternatif digunakan siswa untuk
menylesaikan soal. (HOTS).
7. Guru menunjuk beberapa siswa untuk maju dan
menjelaskan hasil diskusi tentang bangun ruang
campuran dengan bimbingan guru.
8. Guru memberikan pembenaran dan masukan apabila
terdapat kesalahan atau kekurangan pada siswa.
9. Guru menyatakan bahwa siswa telah paham tentang
bangun ruang campuran.
4. Mencoba
a. Guru memberikan soal latihan tentang Bangun Ruang
campuran kepada siswa. (Critical Thinking and Problem
Solving)
21
c. Guru menunjuk beberapa siswa untuk menuliskan hasil
pekerjaanya didepan kelas secara bergantian
5. Mengkomunikasikan
1. Siswa mempresentasikan secara lisan kepada teman-
temanya tentang Bangun Ruang campuran.
2. Siswa menyampaikan manfaat belajar Bangun Ruang
campuran yang dilakukan secara lisan di depan teman dan
guru.
(Communication)
22
Rubrik Penilaian Sikap
No Nama Siswa Sikap
Mandiri Kerjasama Disilin
RubrikPenilaian Pengetahuan
No Nama Siswa Daftar Nilai Ketuntasan Keteragan
Tabel 3.4
23
Data Hasil belajar Siswa Siklus 2
No Nama Siswa Nilai Predikat
tes
1 AGFA RAMADHAN PRATAMA 80 tuntas
2 AHMAD WILDAN FIRMANSYAH 80 tuntas
3 ARTHA MANDALA PRATAMA 100 tuntas
4 ARUM PERMUNI SUCI 100 tuntas
5 AZRIEL AKBAR PUTRA HENDRAYANTO 90 tuntas
6 DEDEN AHMAD NAUFAL 100 tuntas
7 DIANA ISLAH JINA NAIRA 80 tuntas
8 FARREL AHMAD ROSULY 80 tuntas
9 GRASELIA AYU NATALIA PUTRI 80 tuntas
10 ICHA PRAMESTYA PUTRI MUHADI 80 tuntas
11 IRWANDA SATRIA NURIZKY 80 tuntas
12 JOVICA PUTRI SASIKIRANA 90 tuntas
13 KENIA DINDA ADISTA 75 tuntas
14 MELINDA DITA SAPUTRI 75 tuntas
15 MIKHAEL GRACE FAOMASI DAELI 80 tuntas
16 MOCHAMAD NIZAR ISNAIN RIZKYANTO 75 tuntas
17 MUHAMMAD EVAN PUTRA PRATAMA 80 tuntas
18 NADYA AGATHA WAHYUNING DYAPITALOKA 90 tuntas
19 NANDANA PRATAMA RIZQ 80 tuntas
20 PUJA MAHARDIKA 80 tuntas
21 RAHMAT FEBRIAN PUTRA HIDAYAT 80 tuntas
22 REYSA ANASTASYA 75 tuntas
23 RISMA OLIVIA SONYA 80 tuntas
24 SHERIN NOVEM SAPUTRI 80 tuntas
25 SHIFA ASYA SHARA 80 tuntas
26 WINDI DEA SAPUTRI 80 tuntas
27 ZHAKY MAHRUF ASOBRY 80 tuntas
Jumlah skor 2230 82,59
Skor nilai rata rata kelas = Jumlah skor : Jumlah siswa
Prosentase Keberhasilan = Jumlah siswa tuntas : Jumlah siswax 82,59%
100%
Prosentase Keberhasilan = 23 :27x100%
Dari data Siklus 2 untuk pengerjaan tes tertulis yang di berikan oleh penulis
dengan metode discovery,siswa diminta untuk mempraktekkan langsung cara
menyelesaikan soal cerita tentang bangun gabungan untuk membuktikan bahwa hasil
yang mereka dapat tidak harus sama dengan siswa yang lain dan siswa harus
mempunyai rasa percaya diri, maka hasilnya yang diperoleh sangat signifikan yakni
tingkat keberhasilan sudah mencapai 82,14 % atau diartikan 23 siswa mendapatkan
nilai rentang 75-100 ,hingga hasil belajar yang di harapkan sudah memenuhi syarat
yakni 80 % dari jumlah siswa dan nilai KKM 75 sudah tercapai dengan baik dan hanya
24
5 siswa saja yang mendapatkan nilai dibawah KKM dari 27 siswa kelas VI SDN
Barengkrajan 2
yang di berikan oleh penulis adalah menjawab 10 soal pertanyaan dari soal cerita
mereka diminta untuk menemukan sendiri pada soal yang harus di kerjakan secara
Individu.
Dari tabel di atas diperoleh ada 16 siswa memperoleh nilai tuntas sehingga nilai
ketuntansan masih 64,28 %, dan yang mendapatkan hasil belum tuntas sebanyak
siswa 10 siswa yakni masih 35,71 % sedangkan nilai KKM yang di harapkan untuk
muatan pelajaran matematika adalah 75. Dari data hasil tes pada siklus 1 maka masih
diperlukan perbaikan agar mendapatkan nilai yang di harapkan dan bisa tuntas secara
keseluruhan maka langkahnya adalah dengan menyusun perbaikan pada siklus 2
Tabel 3.5
Nilai Observasi Siswa Siklus 1
Aspek-aspek yang dinilai
Nama Siswa Keaktifan dalam proses
No. discovery ( penemuan )
Kura
Baik Cukup
ng
1. AGFA RAMADHAN PRATAMA B
2. AHMAD WILDAN FIRMANSYAH K
3. ARTHA MANDALA PRATAMA C
4. ARUM PERMUNI SUCI C
5. AZRIEL AKBAR PUTRA HENDRAYANTO B
6. DEDEN AHMAD NAUFAL B
7. DIANA ISLAH JINA NAIRA B
8. FARREL AHMAD ROSULY K
9. GRASELIA AYU NATALIA PUTRI C
10. ICHA PRAMESTYA PUTRI MUHADI C
11. IRWANDA SATRIA NURIZKY C
12. JOVICA PUTRI SASIKIRANA B
13. KENIA DINDA ADISTA C
14. MELINDA DITA SAPUTRI C
15. MIKHAEL GRACE FAOMASI DAELI C
16. MOCHAMAD NIZAR ISNAIN RIZKYANTO C
17. MUHAMMAD EVAN PUTRA PRATAMA B
NADYA AGATHA WAHYUNING
18. B
DYAPITALOKA
19. NANDANA PRATAMA RIZQ C
20. PUJA MAHARDIKA B
21 RAHMAT FEBRIAN PUTRA HIDAYAT B
25
22 REYSA ANASTASYA C
23 RISMA OLIVIA SONYA B
24 SHERIN NOVEM SAPUTRI B
25 SHIFA ASYA SHARA B
26 WINDI DEA SAPUTRI K
27 ZHAKY MAHRUF ASOBRY K
28 B
13 6
Jumlah skor predikat 9 Siswa
Siswa Siswa
Prosen
Prosenta
Prosent tase
se
ase keberh
keberhas
keberha asilan
Prosentase keberhasilan = (Jumlah predikat :Jumlah siswa ilan =
silan = =
x100 %) 9:27x10
13:27x1 6:27x
Prosentase keberhasilan = 13:27x100% 0%
00% 100%
46,42
% 21,42
32,14 %
%
Dari data tabel 3.2 di atas di ketahui bahwa tingkat keaktifan siswa pada siklus
1 masih kurang memenuhi target yang diinginkan penulis yakni keaktifan dengan
predikat baik hanya 44,42 % atau 13 siswa dari 27 siswa dan predikat cukup masih
32,14 atau 9 siswa dan 21,42 % atau 6 siswa yang kurang aktif dalam pembelejaran
hasil yang kurang sempurna ini dikarenakan siswa masih belum terbiasa dengan
metode Discovery ( penemuan ) sendiri karena mereka terbiasa dibimbing sehingga
rasa percaya diri untuk dapat menyelesaikan masalah belum mencapai hasil yang
diinginkan yakni 74 %
Tabel 3.6
Data Hasil belajar dan keaktifan siswa pada siklus 2
No Siklus 2 Hasil belajar Siklus 1 Keaktifan Jumlah
Siswa Siswa siswa
26
Dari data deskripsi tabel 3.6 dapat diketahui bahwa pada kegiatan siklus 2 untuk hasil
belajar masih belum mencapai target pemenuhan KKM 75 sedangkan nilai yang diperoleh
82,14 % 23 siswa dari jumlah siswa yang memperoleh nilai diantara rentang 75 -100 selisih
kenaikan 17,86 % untuk muatan matematika pengukuran tidak baku dan pada keaktifan siswa
sudah mencapai 82,14 % dengan selisih kenaikan 35,72 %
Dari hasil tersebut penulis dapat mengambil kesimpulan keberhasilan pada perbaikan
siklus 2 yaitu :
1. Siswa sudah memahami penggunaan metode Discovery
2. Siswa mulai ada rasa percaya diri untuk menyelesaiakn tugasnya dengan mandiri
3. Siswa mulai memahami penggunaan media yang ada dilingkungan mereka
4. Siswa memperoleh pengalaman belajar yang menyenangkan
5. Guru sebagai model dalam metode discovery sebagai fasilisator bagi siswa dan bukan
sebagai sumber pembelajaran yang utama
BAB IV
27
PENUTUP
A. Kesimpulan
28
DAFTAR PUSTAKA
29
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Siklus I
A. TUJUAN
3. Siswa dapat menghitung luas gabungan bangun ruang.
4. Siswa dapat mempraktikkan cara mencari luas bangun gabunga bangun ruang.
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
30
Kegiatan C. Mengamati 65
3. Siswa mencermati pengertian bangun ruang
Inti campuran. menit
31
tentang bangun ruang campuran.
B.Mencoba
1. Guru memberikan soal latihan tentang Bangun
Ruang campuran berupa soa; cerita kepada siswa.
(Critical Thinking and Problem Solving)
D. Mengkomunikasikan
3. Siswa mempresentasikan secara lisan kepada
teman-temanya tentang Bangun Ruang campuran.
4. Siswa menyampaikan manfaat belajar Bangun
Ruang campuran yang dilakukan secara lisan di
depan teman dan guru.
(Communication)
32
Penutup Siswa melakukan perenungan dengan menjawab menit
pertanyaan yang terdapat dalam Buku Siswa.
Guru dapat menambahkan pertanyaan perenungan
berdasarkan panduan yang terdapat pada lampiran
Buku Guru.
F. Kerja Sama dengan Orang Tua
Siswa diminta berdiskusi bersama orang tua
bagaimana cara menyelesaikan masalah yang
berkaitan egan Bangun Ruang campuran.
Siswa menyampaikan hasilnya kepada guru.
G. Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk
menumbuhkan Nasionalisme, Persatuan, dan
Toleransi
H. Salam dan doa penutup dipimpin oleh salah satu siswa
(Religius)
33
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RPP DISCOVERY LEARNING
A. TUJUAN
1. Siswa dapat menghitung luas gabungan bangun ruang.
2. Siswa dapat mempraktikkan cara mencari luas bangun gabunga bangun ruang.
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Kegiatan 7. Mengamati 65
1.Siswa mencermati pengertian bangun ruang campuran.
Inti menit
34
8. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok untuk
berdiskusi tentang gabungan bangun ruang
9. Guru memfasilitasi peserta didik dalam metode discovery
10. Guru menyiapkan bahan untuk diskusi
11. Peserta didik mengamati dan berkolaborasi untuk
menentukan gabungan bangun ruang dalam bentuk soal
cerita serta dapat menemukan sendiri jawabannya
12. Peserta didik menyampaikan hasil pekerjaannya
2.Menanya
6. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang materi yang disampaikan
7. Siswa menanyakan penjelasan guru yang belum di
pahami tentang bangun ruang campuran.
8. Guru menjelasakan pertanyaan siswa.
(Communication)
3.Menalar
1. Siswa mencoba berdiskusi dengan temannya tentang
bangun ruang campuran. (Critical Thinking and
Problem Formulation)
35
3 Beberapa cara alternatif digunakan siswa untuk
menylesaikan soal. (HOTS).
3. Guru menunjuk beberapa siswa untuk maju dan
menjelaskan hasil diskusi tentang bangun ruang
campuran dengan bimbingan guru.
4. Guru memberikan pembenaran dan masukan apabila
terdapat kesalahan atau kekurangan pada siswa.
5. Guru menyatakan bahwa siswa telah paham tentang
bangun ruang campuran.
9. Mencoba
a. Guru memberikan soal latihan tentang Bangun Ruang
campuran kepada siswa. (Critical Thinking and Problem
Solving)
36
c. Guru menunjuk beberapa siswa untuk menuliskan hasil
pekerjaanya didepan kelas secara bergantian
10. Mengkomunikasikan
3. Siswa mempresentasikan secara lisan kepada teman-
temanya tentang Bangun Ruang campuran.
4. Siswa menyampaikan manfaat belajar Bangun Ruang
campuran yang dilakukan secara lisan di depan teman dan
guru.
(Communication)
37