“PENGELOLAAN KELAS”
Disusun Oleh:
SITI MUDRIKAH (18184202039)
Usaha guru dalam menciptakan kondisi diharapkan akan efektif apabila : Pertama,
diketahui secara tepat faktor-faktor yang dapat menunjang terciptanya kondisi yang
menguntungkan dalam proses belajar mengajar. Kedua, dikenal masalah-masalah yang
diperkirakan dan biasanya timbul dan dapat merusak iklim belajar mengajar. Ketiga,
dikuasainya berbagai pendekatan dalam pengelolaan kelas dan diketahui pula kapan dan
untuk masalah mana suatu pendekatan digunakan.
Kemudian Menurut Made Pidarta untuk mengelola kelas secara efektif perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Bahwa kelas adalah sekelompok kerja yang diorganisasikan untuk tujuan tertentu yang
dilengkapi oleh tugas-tugas yang diarahkan oleh guru
2. Dalam situasi kelas, guru bukanlah tutor untuk satu anak pada waktu tertentu, tetapi
bagi seluruh anak dan kelompok.
4. Kelompok kelas menyisipkan pengaruhnya kepada individu. Pengaruh yang jelek dapat
dibatasi dapat dibatasi oleh usaha guru dalam membimbing mereka dalam kelas.
5. Praktek guru waktu belajar cenderung berpusat pada hubungan guru dan siswa. Makin
meningkat keterampilan guru mengelola secara kelompok makin puas individu dalam kelas.
6. Struktur kelompok, pola komunikasi dan kesatuan kelompok ditentukan oleh cara
mengelola, baik untuk mereka yang tertarik pada sekolah maupun yang apatis, masa bodoh,
dan bermusuhan.
Tujuan pengelolaan kelas pada hakekatnya telah tergantung dalam tujuan pendidikan,
secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah menyediakan fasilias dari bermacam-macam
kegiatan belajar siswa dalam lingkungan social, emosional, dan intelektual dalam kelas.
Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja, terciptanya suasana
social yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional,
dan sikap serta apresiasi. Tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak dikelas dapat
bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efisien dan efektif.
Sebagai indikator dari sebuahkelas yang efektif adalah apabila:
a. Setiap anak terus bekerja, tidak macet, artinya tidak ada anak yang terhenti karena tidak
tahu akan tugasnya yang harus dilakukan atau tidak dapat melakukan tugas yang diberikan
kepadanya.
b. Setiap anak terus mengerjakan pekerjaanya tanpa membuang waktu. Artinya, setiap
anak akan bekerja secepatnya agar lekas menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya.
Apabila ada anak yang walaupun tau dan dapat melaksanakan tugasnya, tetapimengerjakanya
kurang bergairah dan mengulur waktu bekerja, maka kelas tersebut dikatakan tidak tertib.
Guru menjadi sosok yang ideal bagi siswanya hal ini dibuktikan apabila ada orang tua
yang memberikan argumen yang berbeda dengan gurunya maka siswa tersebut akan
menyalahkan argumen si orangtua dan membenarkan seorang guru. Guru adalah acuan bagi
peserta didiknya oleh karena itu segala tingkah laku yang dilakukannya sebagian besar akan
ditiru oleh siswanya. Guru sebagai demonstrator dapat diasumsikan guru sebagai tauladan
bagi siswanya dan contoh bagi peserta didik.
Evaluator atau menilai sangat penting adalah rangkaian pembelajaran karena setiap
pembelajaran pada akhirnya adalah nilai yang dilihat baik kuantitatif maupun kualitatif.
Rangkaian evaluasi meliputi persiapan, pelaksanaan, evaluasi. Tingkat pemikiran ada
beberapa tingkatan antara lain :
Manager memenage kelas, tanpa kemampuan ini maka performence dan karisma guru
akan menurun, bahkan kegiatan pembeajaran bisa kacau tanpa tujuan. Guru Sebagai
Pengelola Kelas, agar anak didik betah tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk
senantiasa belajar di dalamnya. Beberapa fungsi guru sebagai pengelola kelas : Merancang
tujuan pembelajaran mengorganisasi beberapa sumber pembelajaran Memotivasi,
mendorong, dan menstimulasi siswa. Ada 2 macam dalam memotivasi belajar bisa dilakukan
dengan hukuman atau dengan reaward Mengawasi segala sesuatu apakah berjalan dengan
lancar apa belum dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran
Seorang guru harus dapat menguasai benar materi yag akan diajarkan juga media
yang akan digunakan bahkan lingkungan sendiri juga termasuk sebagai sember belajar yang
harus dipelajari oleh seorang guru. Seorang siswa mempunyai beberapa kemampuan
menyerap materi berbeda-beda oleh karena itu pendidik harus pandai dalam merancang
media untuk membantu siswa agar mudah memahami pelajaran. Keterampilan untuk
merancang media pembelajaran adalah hal yang pokok yang harus dikuasai, sehingga
pelajaran yang akan diajarkan bisa dapat diserap dengan mudah oleh peserta didik. Media
pembelajaran didalam kelas sangat banyak sekali macamnya misalkan torsu, chart maket,
LCD, OHP/OHT, dll.
Peningkatan mutu pendidikan akan tercapai apabila proses belajar mengajar yang
diselenggarakan di kelas benar-benar efektif dan berguna untuk mencapai kemampuan
pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang diharapkan. Karena pada dasarnya proses belajar
mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan, di antaranya guru
merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan berhasilnya proses belajar
mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu guru dituntut untuk meningkatkan peran dan
kompetensinya, guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar
yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada
pada tingkat yang optimal.
Pengaturan Kelas
Pengorganisasian kelas adalah suatu rentetan kegiatan guru untuk menumbuhkan dan
mempertahankan organisasi kelas yang efektif, misalnya :
1. Teknik mendekati. Bila seorang siswa mulai bertingkah, satu teknik yang biasanya
efektif yaitu teknik mendekatinya. Kehadiran guru bisa membuatnya takut, dan karena itu
dapat menghentikannya dari perbuatan yang disruptif , tanpa perlu menegur andai kata siswa
mulai menampakan kecenderungan berbuat nakal, memindahkan tempat duduknya ke meja
guru dapat berefek preventif.
2. Teknik memberikan isyarat. Apabila siswa berbuat penakalan kecil, guru dapat
memberikan isyarat bahwa ia sedang diawasi isyarat tersebut dapat berupa petikan jari,
pandangan tajam, atau lambaian tangan.
3. Teknik mengadakan humor. Jika insiden itu kecil, setidaknya guru memandang efek
saja, dengan melihatnya secara humoristis, guru akan dapat mempertahankan suasana baik,
serta memberikan peringatan kepada si pelanggar bahwa ia tahu tentang apa yang akan
terjadi.
4. Teknik tidak mengacuhkan. Untuk menerapkan cara ini guru harus lues dan tidak perlu
menghukum setiap pelanggaran yang diketahuinya. Dalam kasus-kasus tertentu, tidak
mengacuhkan kenakalan justru dapat membawa siswa untuk di perhatikan.
5. Teknik yang keras. Guru dapat menggunakan teknik-teknik yang keras apabila ia di
hadapkan pada perilaku disruptif yang jelas tidak terkendalikan. Contohnya mengeluarkannya
dalam kelas.
6. Teknik mengadakan diskusi secara terbuka. Bila kenakalan di kelas mulai bertambah,
sering guru menjadi heran. ia lalu menilai kembali tindakan dan pengajarannya. untuk
menjelaskan perbuatan-perbuaatan siswa-siswanya. Dan menciptakan suasana belajar yang
sedikit lebih sesuai daripada sebelumnya.
berpindah.
3) Siswa diberi janji sampai guru memaparkan secara jelas kegiatan yang akan
datang.
banyak lagi.
b. Kegiatan komunikasi
santun. Dan juga dapat berupa Receiving skills, bentuk keterampilan yang
diterimakan kepada siswa yang terdiri dari: tidak menilai apa yang didengar
tetapi bersifat empatik, agar membuat pendengar jelas upayakan aktif dan
c. Kegiatan monitoring
1) Tangani secara tenang dan cepat apabila terdapat perilaku siswa yang
mengganggu di kelas.
4) Berikan penjelasan terhadap siswa bahwa akibat gangguan tersebut akan mendapatkan
konsekuensi khusus.
6) Adakalanya terdapat satu atau dua siswa yang mengganggu kelas, upayakan
1 melakukan tindakan identifikasi berbagai penyimpangan tingkah laku peserta didik yang
sifatnya invidual maupun kelompok. Penyimpangan perilaku peserta didik baik individual
maupun kelompok tersebut termasuk penyimpangan yang disengaja dilakukan peserta didik
yang hanya sekedar untuk menarik perhatian guru atau teman-temannya.,
3 mempelajari pengalaman guru-guru lainnya yang gagal atau berhasil sehingga dirinya
memiliki alternatif yang bervariasi dalam menangani berbagai manajemen kelas.
1. Kurikulum
Kurikulum kaitannya dengan pengelolaan kelas seperti pengertian diatas haruslah di rancang
sebagai jumlah pengalaman edukatif yang menjadi tanggung jawab sekolah dalam membantu
anak-anak mencapai tujuan pendidikannya, yang diselenggarakan secara berencana dan
terarah serta terorganisir, karena kegiatan kelas bukan sekedar dipusatkan pada penyampaian
sejumlah materi pelajaran atau pengetahuan yang bersifat intelektualistik, akan tetapi juga
memperhatikan aspek pembentukan pribadi, baik sebagai makhluk individual dan makhluk
social maupun sebagai makhluk yang bermoral.
Perencanaan dalam membangun sebuah gedung untuk sebuah sekolah berkenaan dengan
jumlah dan luas setiap ruangan, letak dan dekorasinya yang harus disesuaikan dengan
kurikulum yang dipergunakan. Akan tetapi karena kurikulum selalu dapat berubah. Sedang
ruangan atau gedung bersifat permanen, maka diperlukan kreativitas dalam mengatur
pendayagunaan ruang / gedung yang bersedia berdasarkan kurikulum yang dipergunakan.
Dalam konteks ini kepandaian guru dalam pengelolaan kelas sangat dibutuhkan.
3. Guru
Hadari Nawawi menyatakan guru adalah orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan
pengajaran yang bertanggung jawab dalam memebnatu anak dalam mencapai kedewasaan
masing-masing. Guru dalam pengertian tersebut bukan sekedar berdiri didepan kelas untuk
menyampaikan materi atau pengetahuan tertentu, akan tetapi dalam keanggotaan masyarakat
yang harus aktif dan berjiwa bebas serta kreatif dalam mengarahkan perkembangan anak
didiknya untuk menjadi anggota masyarakat sebagai orang dewasa.
4. Murid/siswa
Sikap ini akan tumbuh dengan baik apabila dilakukan tindakan-tindakan pengelolaan kelas
sebagai berikut :
a) Setiap murid dilibatkan dalam proses perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kelas, guru
hanya sekedar memberi petunjuk dan bimbingan agar program atau kegiatannya sejalan
dengan kurikulum.
c) Bila guru atau wali kelas berhalangan, bagi dan serahkanlah kepercayaan berupa
tanggung jawab mengatur rumah tangga dan disiplin kealas diantar murid.
d) Motivasi agar setiap murid selalu bersedia mengatur kelasnya melalui kegiatan rutin,
misalnya membersihkan kelas, papan tulis dan lain-lain.
f) Susunlah bersama murid tata tertib dan disiplin kelas serta bentuklah pengurus kelas
yang bekerja selama 1 tahun ajaran.
g) Doronglah agar murid secara terus menerus ikut memikirkan kegiatan kelas dan berani
mengusulkannya untuk dilaksanakan bersama didalam atau diluar kelas.
5. Dinamika kelas
Dinamika kelas pada dasarnya berarti kondisi kelas yang diliputi dorongan untuk aktif
secara terarah yang dikembangkan melalui kretifitas dan inisiatif murid sebagai suatu
kelompok, untuk itu setiap wali atau guru kelas harus berusaha menyalurkan berbagai saran,
pendapat, gagasan, keterampilan, potensi dan energi yang dimiliki murid menjadi kegiatan-
kegiatan yang berguna. Dengan demikian kelas tidakakan berlangsung secara statis, rutin dan
membosankan.
6. Lingkungan sekitar
Dalam hal lingkungan sekitar, maka yang dimaksud sendiri adalah masyarakat kelas
yang ada di sekitar kelas, yaitu kelas sebelah.yang harus selalu di perhatikan agar selalu
kondusif, karena kalau kelas sebelah rebut, maka akan menggangu konsentrasi kelas yan di
bombing oleh seorang guru.