Anda di halaman 1dari 7

RESUME PENGELOLAAN KELAS

Pengertian Pengelolaan Kelas


Pengelolaan kelas merupakan upaya mengelola siswa di kelas yang dilakukan untuk
menciptakan dan mempertahankan suasana (kondisi) kelas yang menunjang program
pengajaran dengan jalan menciptakan dan mempertahankan motivasi siswa untuk selalu
terlibat dan berperan serta dalam proses pendidikan di sekolah.
Tujuan Pengelolaan Kelas
Suharsini Arikunto (1988:68) berpendapat bahwa Tujuan Pengelolaan Kelas adalah
agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan
pengajaran secara efektif dan efisien. Depdikbud (Rudyanto P, 1999:38) menyatakan
tentang tujuan pengelolaan kelas adalah:
Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun
sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan
kemampuan semaksimal mungkin.
Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi,
budaya serta sifat-sifat individunya.
Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi
belajar mengajar.
Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan
memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan
intelektual siswa dalam kelas.
Aspek-aspek Pengelolaan Kelas
Menurut pedoman Pengelolaan Kelas di sekolah dasar yang dikeluarkan oleh
Depdikbud tahun 1994 (Rudyanto P, 1999:49), aspek-aspek dalam pengelolaan kelas
antara lain:
a. Mengecek kehadiran siswa.
b. Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa, memeriksa dan menilai hasil pekerjaan
tersebut.
c. Pendistribusian bahan dan alat.
d. Mengumpulkan informasi dari siswa.
e. Mencatat data.
f. Pemeliharaan arsip.
g. Menyampaikan materi pelajaran.
h. Memberikan tugas/PR.
Cara Pengelolaan Kelas
Djamarah (2006:185) menyebutkan untuk memperkecil masalah gangguan dalam
pengelolaan kelas, sehingga tercipta iklim kelas yang aktif, kreatif dan menyenangkan.
Dapat digunakan prinsip-prinsip pengelolaan kelas sebagai berikut:
Hangat dan Antusias
Prinsip hangat dan antusias diperlukan dalam proses belajar megajar.guru yang hangat
dan akrab pada anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada
aktifitasnyaakan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.
Keluwesan
Prinsip keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat
mencegah kemungkinan munculnya gangguan anak serta menciptakan iklim belajar
mengajar yang efektif. Keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan
seperti keributan anak, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas dan sebagainya.
Tantangan
Prinsip tantangan sebagaimana penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja, atau bahan
bahan yang menantang akan meningkatkan gairah anak untuk belajar sehingga
mengurangi kemungkinan munculnya tingkah lakuyang menyimpang.
Penanaman Disiplin Diri
Prinsip penanaman disiplin diri adalah anak didik dapat mengembangkan disiplin dari
diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan mengendalikan diri dan
pelaksanaan tanggung jawab. Jadi, guru harus disiplin dalam segala hal bila ingin
anak didiknya ikut berdisiplin dalam segala hal.
Bervariasi
Penggunaan alat atau media, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan anak
didik akan mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan perhatian anak.
Kevariasian ini merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif
dan menghindari kejenuhan.
Penekanan pada Hal-hal yang Positif
Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada hal-hal
yang positif dan menghindari pemusatan perhatian pada hal-hal yang negatif.
Penekanan pada hal-hal yang positif yaitu penekanan yang dilakukan guru terhadap
tingkah laku anak yang positif daripada mengomeli tingkah laku yang negatif.
Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang positif dan
kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang dapat mengganggu jalannya proses
belajar mengajar.
Indikator Pengelolaan Kelas
a. Guru mengerti perbedaan antara mengelola kelas dan mendisiplinkan kelas.
b. Sebagai guru jika anda pulang kerumah tidak dalam keadaan yang sangat lelah.
c. Guru tidak mendisiplinkan siswa dengan ancaman-ancaman, dan konsekuensi.
(stiker, penghilangan hak siswa dan lain-lain).
d. Guru melakukan pengelolaan kelas dengan mengorganisir prosedur-prosedur, sebab
prosedur mengajarkan siswa akan pentingnya tanggung jawab.
e. Guru mengerti bahwa perilaku siswa di kelas disebabkan oleh sesuatu, sedangkan
disiplin bisa dipelajari.
f. Guru mengetahui perbedaan antara prosedur kelas (apa yang guru inginkan terjadi
contohnya masuk kedalam kelas, mendiamkan siswa, bekerja secara bersamaan, dan
lain-lain) dan rutinitas kelas (apa yang siswa lakukan secara otomatis misalnya tata
cara masuk kelas, pergi ke toilet dan lain-lain). Ingat prosedur kelas bukan peraturan
kelas.
Indikator dari Sebuah Kelas yang Tertib sebagai berikut:
1. Setiap siswa terus bekerja, tidak macet artinya tidak ada anak yang terhenti karena
tidak tahu ada tugas yang harus dilakukan atau tidak dapat melakukan tugas yang
diberikan padanya.
2. Setiap siswa terus melakukan pekerjaantanpa membuang waktu artinya setiap siswa
akan bekerja secepatnya supaya lekas menyelesaikan tugas yang diberikan padanya.
Adapun Dua Hal yang Membedakan antara Guru yang Berhasil
dengan yang Tidak:
Guru yang kurang berhasil menghabiskan hari-hari pertama di tahun ajaran dengan
langsung mengajarkan subyek mata pelajaran kemudian sibuk mendisiplinkan siswa
selama setahun penuh.
Guru yang efektif menghabiskan dua mionggu pertama di tahun ajaran dengan
meneguhkan prosedur.
Penerapan Suatu Sistem dalam Mengelola Kelas
Teknik Mendekati: Bila seorang siswa mulai bertingkah, satu tekhnik yang biasanya
efektif yaitu tekhnik mendekatinya. Kehadiran guru bisa membuatnya takut, dan
karena itu dapat menghentikannya dari perbuatan yang disruptif, tanpa perlu
menegur andai kata siswa mulai menampakkan kecenderungan berbuat nakal,
memindahkan tempat duduknya ke meja guru dapat berefek preventif.
Teknik Memberikan Isyarat: Apabila siswa berbuat kenakalan kecil, guru dapat
memberikan isyarat bahwa ia sedang diawasi isyarat tersebut dapat berupa petikan
jari, pandangan tajam, atau lambaian tangan.
Teknik Mengadakan Humor: Jika insiden itu kecil, setidaknya guru memandang
efek saja, dengan melihatnya secara humoristik, guru akan dapat mempertahankan
suasana baik, serta memberikan peringatan kepada si pelanggar bahwa ia tahu
tentang apa yang akan terjadi.
Teknik Tidak Mengacuhkan: Untuk menerapkan cara ini, guru harus luwes dan tidak
perlu menghukum setiap pelanggaran yang diketahuinya. Dalam kasus-kasus
tertentu, tidak mengacuhkan kenakalan justru dapat membawa siswa untuk
diperhatikan.
Teknik Yang Keras: Guru dapat menggunakan teknik-teknik yang keras apabila ia di
hadapkan pada prilaku disruptif yang jelas tidak terkendalikan. Contohnya
mengeluarkannya dalam kelas.
Teknik Mengadakan Diskusi Secara Terbuka: Bila kenakalan kelas mulai
bertambah, sering guru menjadi heran, ia lalu menilai kembali tindakan dan
pengajarannya. Untuk menjelaskan perbuatan-perbuatan siswa-siswanya. Dan
menciptakan suasana belajar yang sedikit lebih sesuai daripada sebelumnya.
Teknik Memberikan Penjelasan Tentang Prosedur: Kadang-kadang masalah
kedisiplinan ada hubungannya yang langsung dengan ketidakmampuan siswa
melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya. Kesulitan ini terjadi apabila guru
berasumsi bahwa siswa memiliki keterampilan padahal sebenarnya tidak. Masalah
yang hampir sama yaitu masalah-masalah perilaku yang lazimnya berhubungan
dengan peristiwa-peristiwa yang tidak biasa di kelas.
Mengadakan Analisi: Kadang-kadang terjadi hampir terus menerus berbuat
kenakalan, guru dapat mengetahui masalah yang akan di hadapinya dan mengurangi
keresahan siswanya.
Mengadaan Perubahan Kegiatan: Apabila gangguan di kelas meningkat jumlahnya,
tindakan yang segera diambil yaitu mengubah apa yang sedang anda lakukan. Jika
biasanya diskusi, maka ubahlah dengan memberikan ringkasan-ringkasan untuk
dibaca atau menyuruh mereka membaca buku-buku pilihan mereka.
Teknik Menghimbau: Kadang-kadang guru sering mengatakan Harap Tenang.
Ucapan tersebut adakalanya membawa hasil yaitu siswa memperhatikannya. Tetapi
apabila himbauan sering digunakan mereka cenderung untuk tidak menggubrisnya.
Pengelolaan Kelas yang Efektif
Menurut Made Pidarta. Untik mengelola kelas secara efektif perlu diperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
a. Kelas adalah kelompok kerja yang diorganisasikan untuk tujuan tertentu yang
dilengkapi oleh tugas-tugas dan diarahkan oleh guru.
b. Guru adalah tutor (pembimbing) bagi semua siswa bukan individu.
c. Kelompok memiliki perilaku sendiri yang berbeda dengan perilaku masing-masing
individu dalam kelompok.
d. Kelompok menyisipkan pengaruhnya kepada anggota-anggotanya.
e. Praktik guru cenderung terpusat pada hubungan guru dan siswa.
f. Adanya struktur kelompok, pola komunikasi, dan kesatuan kelompok.
Masalah-masalah dalam Pengelolaan Kelas
Keanekaragaman masalah perilakusiswa yang menimbulkan beberapa masalah
pengelolaan kelas menurut Made Pinarta adalah:
Kurang kesatuan dengan adanya kelompok-kelompok dan pertentangan jenis
kelamin.
Tidak ada standar perilaku dalam bekerja kelompok.
Reaksi negatif terhadap anggota kelompok.
Reaksi mentoleransi kekeliruan-kekelituan.
Mudah mereaksi perilaku negatif/terganggu.
Moral rendah, permusuhan, dan agresif.
Tidak mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang berubah.
Peran Guru dalam Pengelolaan Kelas
Guru Sebagai Demonstrator
Guru menjadi sosok yang ideal bagi siswanya hal ini dibuktikan apabila ada orang
tua yang memberikan argumen yang berbeda dengan gurunya maka siswa tersebut
akan menyalahkan argumen si orang tuadan membenarkan seorang guru. Guru
adalah acuan bagi peserta didiknya oleh karena itu segala tingkah laku yang
dilakukannya sebagian besar akan ditiru oleh siswanya. Guru sebagai demonstrator
dapat diasumsikan guru sebagai tauladan bagi siswanya dan contoh bagi peserta
didik.
Guru Sebagai Evaluator
Evaluator atau menilai sangat penting dalam rangkaian pembelajaran karena setiap
pembelajaran pada akhirnya adalah nilai yang dilihat baik kuantitatif maupun
kualitatif. Rangkaian evaluasi meliputi persiapan, pelaksanaan, evaluasi. Tingkat
pemikiran ada beberapa tingkatan antara lain: Mengetahui, Mengerti,
Mengaplikasikan, Analisis, Sintesis (analisis dalam berbagai sudut), Evaluasi.
Manfaat evaluasi bisa digunakan sebagai umpan balik untuk siswa sehingga hasil
nilai ini bukan hanya suatu point saja melainkan menjadi solusi untuk mencari
kelemahan di pembelajaran yang sudah diajarkan. Hal-hal yang paling penting
dalam melaksanakan evaluasi: Harus dilakukan oleh semua aspek baik efektif,
kognitif dan psikomotorik. Evaluasi dilakukan secara terus menerus dengan pola
hasil evaluasi dan proses evaluasi. Evaluasi dilakukan dengan berbagaai proses
instrument harus terbuka.
Guru Sebagai Pengelola Kelas
Mnager memenage kelas, tanpa kemampuan ini maka performance dan karisma guru
akan menurun, bahkan kegiatan pembelajaran bisa kacau tanpa tujuan. Guru sebagai
Pengelola Kelas, agar anak didik betah tinggaldi kelas dengan motivasi yang tinggi
untuk senantiasa belajar di dalamnya. Beberapa fungsi guru sebagai Pengelola
Kelas: Merancang tujuan pembelajaran, mengorganisir beberapa sumber pelajaran,
memotivasi, mendorong, dan menstimulasi siswa. Ada 2 macam dalam memotivasi
belajar bisa dilakukan dengan hukuman atau dengan reward, Mengawasi segala
sesuatu apakah berjalan dengan lancar apa belum dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran.
Guru Sebagai Fasilitator
Seorang guru harus dapat menguasai benar materi yang akan diajarkan juga media
yang akan digunakan bahkan lingkungan sendiri juga termasuk sebagai sumber
belajar yang harus dipelajari oleh seorang guru. Seorang siswa mempunyai beberapa
kemampuan menyerap materi berbeda-beda oleh karena itu pendidik harus pandai
dalam merancang media untuk membantu siswa agar mudah memahami pelajaran.
Keterampilan untuk merancang media pembelajaran adalah hal yang pokok yang
harus dikuasai, sehingga pelajaran yang akan diajarkan bisa dapat diserap dengan
mudah oleh peserta didik. Media pembelajaran di dalam kelas sangat banyak sekali
macamnya misalkan torsu, chart maket, LCD, OHP/OHT, dll.

Anda mungkin juga menyukai