Disusun Oleh :
Dian Pratiwi
4301418043
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji serta syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena telah
memberikan saya rahmat sehingga pembuatan makalah yang berjudul “METODE
PEMBELAJARAN : TANYA JAWAB DAN KARYAWISATA DALAM
MATERI SISTEM PERIODIK UNSUR KELAS X” selesai tepat pada waktunya.
Makalah ini saya buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran
Kimia. Diharapkan setelah pembuatan makalah ini kita semua mendapat informasi
serta pengetahuan baru yang membuat kita semakin kompeten.. Saya juga berterima
kasih kepada semua pihak yang ikut membantu dan terlibat dalam penyusunan
makalah ini, dan juga saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun karena
tak ada gading yang tak retak, kesempurnaan hanya milik Allah, namun kita harus
terus berusaha untuk menjadi insan yang lebih baik lagi.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pendekatan dalam mengajar umumnya menempuh dua macam cara, yaitu
memberikan simulasi dan mengadakan pengarahan aktivitas belajar.
Perrtanyaan adalah pembangkit motivasi yang dapat merangsang peserta didik
untuk berfikir. Melalui pertanyaan peserta didik di dorong untuk mencari dan
menemukan jawaban yang tepat dan memuaskan. Dalam mencari dan
menemukan jawaban peserta didik harus berpikr menghubung-hubungkan
bagian pengetahuan yang ada pada dirinya dengan isi pertanyaan itu.
Umumnya pada tiap kegiatan belajar mengajar selalu ada tanya jawab.
Namun tidak pada setiap kegiatan belajar mengajar dapat disebut
menggunakan metode tanya jawab. Misalnya dalam pengajaran dengan metode
ekspositori guru menyajukan pertanyaan dan siswa memberikan jawaban. Cara
mengajar ini tidak dapat disebut menggunakan metode tanya jawab, walaupun
sering terjadi tanya jawab.
Suatu pengajaran disajikan melalui tanya jawab jika bahan pelajarannya
disajikan melalui tanya jawab. Dengan menggunakan metode ini siswa menjadi
lebih aktif dari pada belajar mengajar dengan metode ekspositori. Sebab,
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru harus mereka jawab. Atau mungkin
mereka balik bertanya jika ada sesuatu yang tidak jelas baginya, meskipun
aktivitas siswa makin besar, namun kegiatan dan materi pengajaran masih
ditentukan menurut keinginan guru.
Didalam kegiatan belajar mengajar biasanya peserta didik terbatas hanya
belajar di kelas atau di rumah saja, akan tetapi perlu diajak pergi ketempat lain
untuk mempelajari suatu hal tertentu atau objek tertentu. Hal ini bukan sekedar
rekreasi, tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat
kenyataannya. Karena itu dikatakan teknik karyawisata, ialah cara mengajar
yang dilaksanakan dengan mengajak siswa kesuattu tempat atau objek teertentu
diluar sekolah untuk mempelajari atau menyalidiki suatu seperti meninjau
pabrik sepatu, bengkel mobil, toko besar, musium dan sebagainya.
4
Teknik karyawisata digunakan karena memiliki tujuan, antara lain, dengan
melaksanakan karyawisata diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman
langsung dari objek yang dilihatnya, dapat turut menghayati tugas pekerjaan
milik seseorang, serta dapat bertanya jawab langsung, dengan jalan demikian
mereka mampu memecahkan persoalan yang dihadapinya dalam pelajaran
ataupun pengetahuan umuum. Dengan karyawisata motivasi anak untuk
menyelidiki sabab musabab sesuatu meningkat. Sehingga dalam makalah ini
penulis mengambl judul Strategi Belajar Mengajar dengan Metode Tanya
Jawab dan Karyawisata dalam Materi Sistem Periodik Unsur Kelas X.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Menurut Ahmadi (1997:52) metode pembelajaran adalah suatu
pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau
instruktur. Menurut Abdurrahman Ginting, metode pembelajaran dapat diartikan
cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan
serta berbagai teknik dan sumberdaya terkait lainnya agar terjadi proses
pembelajaran pada diri pembelajar. Sedangkan metode pembelajaran menurut
Djamarah, SB. (2006: 46) ”suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan’. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan
oleh guru agar penggunaanya bervariasi sesuai yang ingin dicapai setelah
pengajaran berakhir. Konsep model pembalajaran menurut Trianto (2010: 51),
menyebutkan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas
atau pembelajaran tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan
pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan
pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan
pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah cara atau
tahapan yang digunakan dalam interaksi antara peserta didik dan pendidik untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sesuai dengan materi dan
mekanisme metode pembelajaran.
Pengetahuan tentang metode-metode mengajar sangat diperlukan oleh
para pendidik, sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar sangatbergantung pada
tepat atau tidaknya metode mengajar yang digunakan oleh guru. Apabila kita
ingin mengajarkan suatu mata pelajaran kepada anak/peserta didik dengan baik
dan berhasil, pertam-tama yang harus diperhatikan adalah metode atau cara yang
akan dilakukan, sehingga sasaran yang diharapkan dapat tercapai atau terlaksana
dengan baik, karena metode atau cara pendekatan yang dalam fungsinya
merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dengan demikian jika pengetahuan
tentang metode dapat mengklasifikasikannya dengan tepat maka sasaran untuk
mencapai tujuan akan semakin efektif dan efisien.
Metode mengajar yang diterapkan dalam suatu pengajaran dikatakan
efektif bila menghasilkan sesuatu sesuai dengan yang diharapkan atau dapat
7
dikatakan tujuan telah tercapai, bila semakin tinggi kekuatannya untuk
menghasilkan sesuatu semakin efektif pula metode tersebut. Sedangkan metode
mengajar dikatakan efisien jika penerapannya dalam menghasilkan sesuatu yang
diharapkan itu relatif menggunakan tenaga, usaha pengeluaran biaya, dan waktu
minimum, semakin kecil tenaga, usaha, biaya, dan waktu yang dikeluarkan maka
semakin efisien metode itu.
8
didengar ataupun dibaca, sehingga mereka memiliki pengertian yang
mendalam tentang fakta itu. Metode ini juga diharapkan mampu
menjelaskan langkah-langkah berpikir atau proses yang ditempuh dalam
memecahkan masalah, sehingga jalan pikiran siswa tidak meloncat-loncat
yang dapat merugikan siswa sendiri dalam menangkap suatu masalah untuk
dipecahkan.
Dalam tanya jawab guru bermaksud meneliti kemampuan daya
tangkap siswa untuk dapat memahami bacaan, apa yang mereka paham apa
yang dibacanya. Dengan tanya jawab dapat mengetahui apakah siswa
mendengarkan dengan baik karena sebelum tanya jawab dilakukan,
sebelumnya pada awal pelajaran dilakukan penyampaian materi yang biasa
dilakukan secara lisan.
Dalam metode tanya jawab, guru dan peserta didik sama-sama aktif.
Namun demikian, keaktifan peserta patut mendapat perhatian yang
sungguh-sungguh sehingga hal itu tidak harus banyak tergantung pada
keaktifan guru. Oleh karena itu , guru tidak hanya dituntut unyuk menguasai
teknik-teknik bertanya dan jenis-jenis pertanyaan, tetapi juga semangat
tinggi di dalam membangun dituasi yang kondusif bagi terjadinya diskusi .
9
b. Memberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan
unuk mengajukan pertanyaan kepada guru tentang suatu masalah
yang belum dipahami.
c. Memotivasi dan menimbulkan kompetesi belajar peserta didik
d. Melatih peserta didik untuk berfikir dan berbicara secara
sistematis.Guru dapat memberikan tekanan terhadap hal-hal yang
dianggap penting, sehingga waktu dan energi dapat digunakan
seefektif mungkin.
Dalam metode tanya jawab kelancaran jalannya pelajaran agak
terhambat karena diselingi tanya jawab. Jawaban siswa belum tentu benar
bahkan mungkin kadang-kadang dapat menyimpang dari persoalannya
sehingga dibutuhkan waktu lebih lama untuk memperoleh jawaban
benar.Sementara kekurangan metode ceramah adalah :
a. Adanya rasa tidak tidak puas atas pertanyaan yang diberikan.
b. Adanya pertanyaan yang tidak terlampau menghendak jawaban
“ya” atau “ bukan”.
c. Bagi siswa yang tidak aktif atau jarang bertannya bahkan tidak
pernah, terkadang menjadi malu kepada teman-temannya.
d. Bagi siswa yang malas membaca, metode tanya jawab menjadi
tidak aktif ( pasif).Pembelajaran melalui ceramah, cenderung lebih
mudah terlupakan dibanding dengan belajar dengan melakukan
(learning to do).
10
d. Menetapkan kemungkinan jawaban untuk menjaga agar tidak
menyimpangdari pokok persoalan.
e. Menyediakan kesempatan bertanya bagi peserta didik.
11
Singkat dan mudah dipahami siswa.
Disesuaikan dengan kemampuan siswa.
b. Teknik mengajukan pertanyaan antara lain :
Pertanyaan ditujukan pada seluruh siswa.
Memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir.
Usahakan setiap siswa diberikan giliran menjawab.
Dilakukan dalam suasana rileks, tidak tegang.
c. Sikap guru terhadap jawaban siswa antara lain :
Tafsirkan jawaban siswa ke arah yang baik.
Hargai secara wajar sekalipun jawaban siswa kurang tepat.
Pada saat tertentu berikan kesempatan kepada siswa lain
untuk menilai jawaban yang diberikan temannya.
d. Sikap guru terhadap pertanyaan siswa antara lain :
Memberikan keberanian kepada siswa untuk bertanya.
Pertanyaan siswa perlu disusun secara keseluruhan.
Pertanyaan harus sesuai dengan tata tertib.
a. Penyebaran (distribution)
Agar peserta didik banyak berpartisipasi pada suatu kegiatan
belajarmengajar sebaiknya guru menyebarkan giliran menjawab
pertanyaan secara acakdan kalau perlu secara merata.
b. Pemberian waktu berfikir (pausing)
Setelah mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas, guru
sepatutnyamemberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
berfikir sejenak kemudian baru menunjuk salah seorang peserta
didik untuk menjawab pertanyaan tersebut.
c. Penggunaan pertanyaan pelacak (Probbing)
Suatu saat guru ingin meningkatkan jawaban peserta
didiknya. Untuk itudapat digunakan teknik probbing (pelacak) agar
12
jawaban peserta didik meningkatmenjadi lebih sempurna. Adapun
teknik pelacak yang dapat digunakan adalahsebagai berikut :
1) Klasifikasi
Kalau peserta didik menjawab pertanyaan guru dengan
kalimat kurang jelas atau kurang tepat kata-katanya, guru
dapat memberikan pertanyaan pelacakyang meminta peserta
didik tersebut menjelaskan atau mengatakan dengan kata-kata
lain sehingga jawaban peserta didik tersebut menjadi lebih
baik.
2) Meminta peserta didik memberikan alasan
Guru dapat menyuruh peserta didik mengemukakan
alasan atau pendapatyang telah dikemukakan dalam menjawab
pertanyaan.
3) Meminta kesepakatan pandangan
Suatu saat guru dapat meminta kepada para peserta didik
untukmemberikan pandangan atas jawaban yang dikemukakan
oleh teman mereka.Peserta didik yang lain dapat menerima
atau menolak pandangan tersebut ataumenambahkan sehingga
diperoleh kesempatan jawaban yang disetujui bersama.
4) Meminta ketepatan jawaban
Bila jawaban peserta didik kurang tepat, guru dapat
meminta pesertadidik untuk meninjau kembali jawaban itu,
agar diperoleh jawaban yang tepatdengan mengajukan
pertanyaan pelacak. Tentu saja pertanyaan tersebut tidak boleh
membuat siswa malu atau rendah diri. Andaikata akan
menyebabkan pesertadidik malu, lebih baik guru
menggunakan teknik pemindahan giliran.
5) Meminta jawaban yang lebih relevan
Jika jawaban siswa kurang relevan dengan pertanyaan
guru, sebaiknyatidak secara spontan memotongnya.
Melainkan guru dapat mengajukan pertanyaan yang
memungkinkan peserta didik menilai kembali jawabannya,
13
atau mengemukakannya kembali dengan kata- kata lain
sehingga jawaban tersebutrelevan dan benar.
6) Meminta contoh
Apabila seorang peserta didik memberikan jawaban
samar- samar atauterlalu luas, guru dapat meminta peserta
didik itu untuk memeberikan ilustrasiatau contoh konkret
tentang apa yang dimaksudnya.
7) Meminta jawaban yang lebih kompleks
Kalau guru menganggap jawaban peserta didik terlalu
sederhana daningin ditingkatkan lebih mendalam, maka guru
dapat meminta peserta didik untukmemberi penjelasan lebih
lanjut tentang pendapatnya tadi.
14
senang. Bila kita cermati, hampir seluruh sekolah, mulai tingkat dasar
sampai pendidikan tinggi,memasukkan karya wisata sebagai salah satu
kegiatan tahunan.
Program tahunan itu sangat disukai siswa dan guru. Sebab, mereka
bisa sejenak terbebas dari kegiatan rutin belajar-mengajar yang kadang
membosankan. Namun, terkadang karya wisata hanya jadi wadah untuk
bersenang-senang, belanja, menikmati hal-hal baru, dan hal-hal lain di luar
konteks belajar-mengajar. Berdasar pengamatan penulis selama menjadi
siswa dan guru, karyawisata yang dilaksanakan sekolah belum
mencerminkan penerapan metode pembelajaran karya wisata yang efektif.
Saat pelaksanaan karya wisata, guru maupun siswa hanya berperan sebagai
pelaku perjalanan wisata (turis). Dengan biaya yang biasanya tidak
murah,seharusnya guru bisa memanfaatkan karya wisata sebagai media
pembelajaran, berkaitan dengan objek yang dikunjungi selama karya wisata.
Untuk mengoptimalkan karya wisata, guru seharusnya merancang apa saja
yang mesti dilakukan sebelum, selama, dan setelah karyawisata.
Optimalisasi karya wisata tersebut mungkin terkesan serius dan kaku.
Karena itu, guru diharapkan tetap memberi kesempatan kepada siswa untuk
merasakan kegiatan wisata, yaitu bersenang-senang.
15
e. Materi diskusi harus dikerjakan oleh seluruh anggota kelompok
tidak menyuruh salah satu siswa untuk mengerjakan.
f. Seluruh siswa mencatat hasil diskusi dengan baik dan sistematik
dan menyampaikan di depan kelas.
Dengan metode karyawisata, guru mengajak siswa ke suatu tempat
(objek) tertentu untuk mempelajari sesuatu dalam rangka suatu pelajaran di
sekolah. Berbeda dengan darmawisata, disini para siswa sekedar pergi ke
suatu tempat untuk rekreasi. Metode karyawisata berguna bagi siswa untuk
membantu mereka memahami kehidupan nyata dalam lingkungan beserta
segala masalahnya . Misalnya, siswa diajak ke museum, kantor, percetakan,
bank, pengadilan, atau kesuatu tempat yang mengandung nilai sejarah dan
kebudayaan tertentu. Agar penggunaan teknik karya wisata dapat efektif,
maka pelaksanaannya perlumemeperhatikan langkah-langkah sebagai
berikut :
a. Persiapan
Dalam merencanakan tujuan karyawisata, guru perlu
menetapkan tujuan pembelajaran dengan jelas, mempertimbangkan
pemilihan teknik, menghubungi pemimpin obyek yang akan
dikunjungi untuk merundingkan segala sesuatunya, penyusunan
rencana yang matang, membagi tugas-tugas, mempersiapkan sarana,
pembagian siswa dalam kelompok,serta mengirim utusan untuk
menetapkan tujuan ini ditunjuk suatu panitia dibawah bimbingan
guru, untuk mengadakan survei ke obyek yang dituju. Dalam
kunjungan pendahuluan ini sudah harus diperoleh data tentang objek
antara lain tentang lokasi, aspek-aspek yang dipelajari, jalan yang
ditempuh, penginapan, makan dan biaya transportasi, bila objek yang
dituju jauh.
b. Perencanaan
Hasil kunjungan pendahuluan (survei) dibicarakan bersama
dalam rangka menyusun perencanaan yang meliputi : tujuan
karyawisata, pembagian objek sesuai dengantujuan,jenisobjek sesuai
dengan tujuan, jenis objek serta jumlah siswa.
16
c. Pelaksanaan
Siswa melaksanakan tugas sesuai dengan pembagian yang telah
ditetapkan dalam rencana kunjungan, sedangkan guru mengawasi,
membimbing, bila perlu menegur sekiranyaada siswa yang kurang
mentaati tata tertib sesuai acara. Pemimpin rombongan mengatur
segalanya dibantu petugas-petugas lainnya, memenuhi tata tertib yang
telah ditentukan bersama, mengawasi petugas-petugas pada setiap
seksi, demikian pula tugas-tugas kelompok sesuai dengan tanggung
jawabnya, serta memberi petunjuk bila perlu.
d. Pembuatan Laporan Akhir
Pada waktu itu siswa mengadakan diskusi mengenai segala hal
hasilkarya wisata,menyusun laporan atau paper yang memuat
kesimpulan yang diperoleh, menindak lanjutihasil kegiatan
karyawisata seperti membuat grafik, gambar, model-model, diagram,
serta alat-alat lain dan sebagainya. Hasil yang diperoleh dan kegiatan
karyawisata ditulis dalam bentuk laporan yang formatnya telah
disepakati bersama.
17
mengamati, bertanya atau wawancara, membuktikan atau
mendemonstrasikan, menguji fakta dan lain- lain.
5) Sumber belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang
dapat dipelajari bisa beraneka ragam seperti lingkungan sosial,
lingkungan alam, lingkungan buatan dan lain- lain.
6) Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek
kehidupan yang ada di lingkungannya, sehingga dapat
membentuk pribadi yang tidak asing dengan kehidupan di
sekitarnya, serta dapat memupuk cinta lingkungan.
18
sistem periodik unsur, menentukan bilangan kuantum, menjelaskan konsep
orbital, menentukan konfigurasi elektron, dan menjelaskan sifat – sifat
keperiodikan unsur. Materi Sitem Periodik Unsur (SPU) Kimia kelas X terdiri
atas beberapa sub materi pokok yaitu :
a. Perkembangan sistem periodik unsur
• Menjelaskan pengelompokkan berdasarkan sifat logam dan nonlogam.
• Menjelaskan hukum triade dobreiner.
• Menjelaskan hukum oktaf newlands.
• Menjelaskan sistem periodik Meyer dan Mendeleev.
• Menjelaskan sistem periodik modern
b. Bilangan Kuantum
• Menjelaskan bilangan kuantum utama.
• Menjelaskan bilangan kuantum azimut.
• Menjelaskan bilangan kuantum magnetik.
• Menjelaskan bilangan kuantum spin
c. Orbital
• Menjelaskan pengertian orbitas s
• Menjelaskan pengertian orbital p
• Menjelaskan pengertian orbital d
• Menjelaskan pengertian orbital f
d. Konfigurasi Elektron dan Diagram Orbital
• Menjelaskan konfigurasi berdasarkan kulit atom.
• Menjelaskan konfigurasi berdasarkan sub kulit atom.
e. Sifat – Sifat Keperiodikan Unsur
• Menjelaskan pengertian jari – jari atom.
• Menjelaskan pengertian energi ionisasi.
• Menjelaskan pengertian afinitas elektron.
• Menjelaskan pengertian keelektronegatifan.
• Menjelaskan pengertian kereaktifan
• Menjelaskan sifat logam dan nonlogam
Pengaplikasian materi ini dapat dilakukan menggunakan 2 metode yaitu
metode tanya jawab dan metode karyawisata.
19
2.4.1 Metode Tanya Jawab
Metode Tanya Jawab ialah suatu metode mengajar yang dijadikan
adanya komunikasi langsung di mana guru mengajukan pertanyaan-
pertanyaan dan siswa menjawab tentang materi yang diperolehnya atau
sebaliknya siswa bertanya dan guru menjawab sehingga siswa termotivasi.
Alokasi waktu yang diperlukan adalah 6 x 45 menit (3 kali pertemuan).
Pada pertemuan pertama, sub materi yang akan disampaikan adalah
perkembangan sistem periodik unsur dan bilangan kuantum. Pembelajaran
akan berlangsung selama 2 x 45 menit di dalam kelas. Setiap siswa akan
menerima bahan ajar materi tersebut yang diberikan oleh guru. Pada awal
pembelajaran, guru akan memberikan lembar kertas kerja, lalu siswa
diminta untuk menyebutkan unsur - unsur kimia yang ditemukan dalam
kehidupan sehari – hari. Setelah kegiatan tadi dianggap selesai guru
kepada beberapa siswa mengadakan tanya jawab terkait dengan jawaban
siswa tadi dan hubungannya dengan materi pembelajaran. Kemudian guru
menyampaikan materi terkait perkembangan sistem periodik unsur serta
bilangan kuantum. Setelah selesai menyampaikan materi, siswa diberikan
potongan kertas kosong. Siswa diminta untuk menulis identitasnya dan
membuat sebuah pertanyaan yang berkaitan dengan materi perkembangan
sistem periodik unsur dan bilangan kuantum. Setelah selesai, siswa
diminta menukar potongan kertas tersebut kepada siswa lain di
sampingnya. Minta masing-masing siswa untuk menuliskan identitas dan
memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut (jawaban betul diberi nilai
100), serta memberikan tanda cek (v) apabila pertanyaan tersebut perlu
dibahas lebih lanjut dan memberi tanda silang (x) apabila pertanyaan
tersebut tidak perlu dibahas. Kembalikan potongan kertas tersebut kepada
siswa yang membuat pertanyaan. Perintahkan kepada siswa untuk menilai
jawaban dari temannya (jawaban betul diberi nilai 100). Selanjutnya setiap
pertanyaan siswa yang mendapat tanda cek (v) diminta untuk dibacakan
secara keras. Guru dapat memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut
namun terlebih dahulu memberikan kesempatan siswa lain untuk
menjawab.
20
Pada pertemuan kedua, sub materi yang akan disampaikan adalah
terkait konsep orbital serta konfigurasi elektron dan diagram orbital.
Pembelajaran akan berlangsung selama 2 x 45 menit di dalam kelas. Guru
akan menjelaskan terkait konsep orbital s, p, d, dan f. Nantinya siswa
diminta untuk bertanya jika ada yang belum memahami tentang materi
tersebut. Kemudian dilanjutkan penjelasan menegenai materi konfigurasi
elektron dan diagram orbital, serta memberikan soal terkait menentukan
konfigurasi elektron suatu unsur serta letaknya dalam periode dan
golongan di tabel periodik unsur. Guru meminta siswa untuk bertanya jika
ada yang belum memahami materi tersebut. Pada akhir pembelajaran guru
memberikan lembar kerja siswa berisi soal yang dipersiapkan untuk
dikerjakan oleh siswa. Guru juga memberikan bahan ajar untuk materi
pertemuan berikutnya untuk dipelajari siswa.
Pada pertemuan ketiga, sub materi yang akan disampaikan adalah
sifat keperiodikan unsur. Pembelajaran akan berlangsung selama 2 x 45
menit di dalam kelas. Pada awalnya guru akan mengulas sebentar materi
terkait sifat keperiodikan unsur. Kemudian siswa dibagi menjadi 6
kelompok. Dimana masing – masing kelompok mendapat sub materi
berbeda. Pembagian sub materinya yaitu :
Kelompok 1 : jari – jari atom.
Kelompok 2 : energi ionisasi.
Kelompok 3 : afinitas elektron.
Kelompok 4 : keelektronegatifan.
Kelompok 5 : kereaktifan
Kelompok 6 : sifat logam dan nonlogam.
21
sebagai juri. Lalu pada akhir pertemuan siswa diminta membuat suatu
kesimpulan.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Metode tanya jawab adalah cara penyajian bahan pelajaran dalam proses
pembelajaran yang berbentuk pertanyaan yang harus dijawab, sehingga terjadi
interaksi dua arah antara guru dan peserta didik untuk memperoleh
pengalamanguru pada peserta didik. Langkah-langkah penggunaan metode
tanya jawab yaitu diantaranyamempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran,menyimpulkan jawaban, memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya pada hal-hal yang belum
dipahami. Di dalam penerapannya metode tanya jawab memiliki empat tahap,
agarmencapai hasil yang lebih baik. yaitu tahap persiapan tanya jawab, tahap
awaltanya jawab, tahap pengembangan tanya jawab, tahap akhir tanya jawab,
darikeempat tahap tersebut saling berkaitan sehingga menjadi satu kesatuan
proses pembelajaran yang dapat mencapai hasil belajar peserta didik yang lebih
baik.
Metode karya wisata ialah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan
membawa murid langsung kepada objek yang dipelajari, dan objek itu terdapat
diluar kelas, agar siswa bisa langsung mengetahui langsung bentuk riilnya
sebuah objek yang dipelajari. Karyawisata berarti pergi bekerja. Hubungannya
dengan kegiatan belajar mengajar, pengertian karyawisata ialah siswa akan
mempelajari suatu objek ditempat mana objek itu terdapat. Dengan demikian,
apa yang disebut dengan bekerja sebenarnya yang dimaksut ialah mempelajari
sesuatu.
3.2 SARAN
23
DAFTAR PUSTAKA
24