Oleh:
KELOMPOK III
PENDIDIKAN KIMIA
PROGRAM PASCASARJANA
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan nikmat yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul ”Asesmen Pengetahuan Metakognitif”.
Terselesainya makalah ini tidak lepas dari dukungan beberapa pihak yang telah
memberikan kepada penulis berupa motivasi, baik materi maupun moril. Oleh karena itu,
penulis bermaksud mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang tak dapat
saya sebutkan satu persatu, semua yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.
Tim Penyusun
KELOMPOK III
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
A. Pengertian Metakognisi...................................................................................................3
C. Komponen-komponen Metakognitif...............................................................................6
BAB III.....................................................................................................................................25
PENUTUP................................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................26
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
perlu dikendalikan atau diatur sehingga jika seseorang akan menggunakan
kemampuan kognitifnya maka perlu kemampuan untuk menentukan dan pengatur
aktivitas kognitif apa yang akan digunakan. Oleh karena itu, sesorang harus
memiliki kesadaran tentang kemampuan berpikirnya sendiri serta mampu untuk
mengaturnya. Para ahli mengatakan kemampuan ini disebut dengan metakognitif.
Oleh karena itu, makalah ini disusun untuk mengetahui bagaimana sebenarnya
pengetahuan kognitif itu.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metakognisi
4
B. Pengetahuan Metakognitif
1. Kesadaran dan kontrol terhadap proses kognitif (Eggen dan Kauchak, 1996)
2. Proses mengetahui dan memonitor proses berpikir atau proses kognitif sendiri
(Arends, 1998)
3. Metakognisi menunjuk kepada kecakapan pebelajar sadar dan memonitor
proses pembelajarannya (Peter, 2000).
4. Pengetahuan tentang belajarnya sendiri; tentang bagaimana ia belajar dan
bagaimana ia memantau cara belajar yang dilakukannya (Flavell, Gardner dan
Alexander dalam Slavin, 1997).
5
menempatkan peserta didik dalam memahami tujuan, merencanakan, memahami
penggunaan strategi yang dipakai, dan mampu merefleksikan kelemahan dan
kelebihan hasil dari pencapaian tujuan yang di harapkan. Dalam konteks
pembelajaran, peserta didik mengetahui bagaimana untuk belajar, mengetahui
kemampuan dan modalitas belajar yang dimiliki, dan mengetahui strategi belajar
terbaik untuk belajar efektif. Pengetahuan metakognitif mengacu pada pengetahuan
tentang kognisi seperti pengetahuan tentang keterampilan (skill) dan strategi kerja
yang baik untuk pembelajar dan bagaimana serta kapan menggunakan keterampilan
dan dtrategi tersbut. Pada kegiatan-kegiatan yang mengontrol pemikiran dan belajar
seseorang seperti merencanakan, memonitor pemahaman, dan evaluasi.
6
Arnold Bennett, seorang penulis Inggris, mengatakan bahwa seseorang tidak dapat
memiliki pengetahuan tanpa memiliki emosi. Komponen-komponen metakognisi
ini berbicara dengan pengalaman metakognitif , yang merupakan respons internal
Anda untuk belajar. Perasaan dan emosi Anda berfungsi sebagai sistem umpan
balik untuk membantu Anda memahami kemajuan dan harapan Anda, serta
pemahaman dan koneksi Anda terhadap informasi baru.
3. Strategi Metakognitif
Strategi metakognitif adalah apa yang Anda rancang untuk memantau kemajuan
Anda terkait dengan pembelajaran
Merutut Halker, dan Woolfro, 2009 (dalam Adita dan Azizah, 2016) komponen
metakognisi meliputi keterampilan metakognitif dan pengetahuan metakognitif.
Keterampilan metakognitif mengacu kepada tiga keterampilan esensial yang
memungkinkan untuk dilakukan yaitu keterampilan merencanakan (planning skills),
keterampilan memantau (monitoring skills) dan keterampilan mengevaluasi (evaluating
skills)
Menurut Schraw dan Dennison, 1998 (dalam Rinaldi, 2017) para ahli telah
mempelajari metakognitif ini selama hamper 20 tahun lebih. Kebanyakan dari mereka
sependapat bahwa ada perbedaan antara kognitif dan metakognitif, dimana dalam
melatih kemampuan kogntif diperlukan suatu latihan,sedangkan metakognitif
dibutuhkanpemamahan bagaimana suatu latihan itudilakukan. Kebanyakan para peneliti
membedakan antara 2 komponen metakognitif menjadi ilmu pengetahuan kognisi dan
regulasi kognisi.
Pengetahuan tentang kognisi merujuk kepada apa yang diketahui oleh individu
tentang kemampuan kognitif mereka sendiri atau tentang apa kognitif secara umum. Hal
ini dapat dibagi menjadi tiga jenis akan kesadaran metakognitif yaitu: dekalaratif,
procedural, dan conditional.
Pengetahuan deklaratif merupakan pengetahuan untuk mengetahui suatu benda
(apa). Pengetahuan procedural merupakan pengetahuan tentang “bagaimana” suatu
terjadi.
Pengetahuan deklaratif termasuk pengetahuan tentang bagaimana seseorang itu
dalam belajar dan faktor apa saja yang mempengaruhinya. Contoh, penelitian
dilakukan terhadap para pelajar tentang daya ingat mereka sendiri. Hal ini
7
mengindikasikan bahwa ternyata orang yang lebih dewasa lebihmemiliki
kemampuan proses kogitif tentang daya ingat dibandingkan yang lebih muda.
Disamping itu, para pelajar yang lebih pintar memiliki kemampuan lebih dalam
aspek ingatan yang berbeda-beda, seperti batas daya kemampuan, pengulangan dan
distribusi pembelajaran.
Pengetahuan procedural merupakan pengetahuan tentang melakukan sesuatu hal.
Kebanyakan dari pengetahuan ini merepresentasikan sesuatu yang bersifat heuristic
dan strategis. Individu dengan yang memiliki pengetahuan procedural yang tinggi
akan melakukan pekerjaan secara otomatis, lebih mirip seperti serangkaian daftar
kemampuan dan melakukan strategic tersebut seefektif mungkin. Contoh tipikal
dapat dilihat pada cara bagaimana seseorang dalammemotong-motong dan
mengkategorikan suatu informasi yang ia terima.Pengetahuan kondisional
merupakan pengetahuan tentang mengetahu “kapan” dan “kenapa” dengan
menggunakan pengetahuan deklaratif dan pengetahua procedural. Contoh seorang
peajar yang efektif tahu kapan dan apa informasi yang bisa diolah/diulang.
Pengetahuan kondisional berperan penting karena ia membantu pelajar dalam
mengalokasikan sumber-sumber yang mereka peroleh seacra selektif dan
menggunakan strategi secara efefktif. Pengetahuan kondisional juga membantu
para pelajar dalam peningkatan dan merubah kondisi diinginkan dalam setiap tugas
pembelajaran.
Regulasi kognitif merupakan suatu rangkaian aktfitas yang membantu pelajar
dalam mengontrol proses pembelajaran mereka. Penelitian yang dilakukan
membuktikan bahwa regulasi metakognitif membantu peningkatan tindakan dalam
berbagai cara, tipe, termasuk penggunaan sumber-sumber data yang lebih bagus,
penggunaan strategi yang telah ada, dan besarnya/meningkatnya kesadaran dalam
pemahaman.
Menurut Romli (2010) dalam Hertiana (2017), komponen atau indikator
metakognisi terdiri dari tiga elemen, yaitu (1) menyusun strategi atau rencana
tindakan, (2) memonitor tindakan, dan (3) mengevaluasi tindakan. Ketiga komponen
tersebut secara rinci dapat dijabarkan dalam tabel berikut.
No Level Metakognisi Sub Level Metakognisi
1 Menyadari proses berpikir dan a. Menyatakan tujuan
8
mampu menggambarkannya b. Mengetahui tentang apa dan bagaimana
c. Menyadari bahwa tugas yang diberikan
membutuhkan banyak referensi
d. Menyadari kemampuan sendiri dalam
mengerjakan tugas
e. Mengidentifikasi informasi
f. Memilih opersi/prosedur yang dipakai
g. Mengurutkan operasi yang digunakan
h. Merancang apa yang akan dipelajari
2 Mengembangkan pengenalan a. Memikirkan tujuan yang telah ditetapkan
strategi berpikir b. Mengelaborasi informasi dari berbagai
sumber
c. Memutuskan operasi yang paling sesuai
d. Menjelaskan urutan operasi lebih spesifik
e. Mengetahui bahwa strategi elaborasi
meningkatkan pemahaman
f. Memikirkan bagaimana orang lain
memikirkan tugas
3 Merefleksi prosedur secara a. Menilai pencapaian tujuan
evaluatif b. Menyusun dan menginterpretasi data
c. Mengevaluasi prosedur yang digunakan
d. Mengatasi kesalahan/hambatan dalam
pemecahan masalah
e. Mengidentifikasi sumber-sumber
kesalahan dari percobaan
4 Mentransfer pengalaman a. Menggunakan operasi yang berbeda untuk
pengetahuan dan prosedural penyelesaian masalah yang sama
pada konteks lain b. Menggunakan operasi/prosedur yang
sama untuk masalah lain
c. Mengembangkan prosedur untuk masalah
yang sama
d. Mengaplikasikan pemahamannya pada
situasi bar
9
5 Menghubungkan pemahaman a. Mengaitkan data pengamatan dengan
konseptual dengan pengalama pembahasan
b. Menganalisis efisiensi dan efektifitas
prosedur
10
Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya berkenaan dengan kegiatan
belajar.
Menyusun suatu program belajar untuk konsep, keterampilan, dan ide-ide
yang baru.
Mengidentifkasi dan menggunakan pengalamannya sehari-hari sebagai
sumber belajar.
Memanfaatkan teknologi modern sebagai sumber belajar.
Memimpin dan berperan serta dalam diskusi dan pemecahan masalah
kelompok.
Belajar dari dan mengambil manfaat pengalaman orang-orang tertentu yang
telah berhasil dalam bidang tertentu.
Belajar dari dan mengambil manfaatkan pengalaman orang-orang tertentu
yang telah berhasil dalam bidang tertentu.
Memahami faktor-faktor pendukung keberhasilan belajarnya.
11
b) Membimbing pembelajar dalam mengembangkan strategi-strategi belajar
yang efektif.
c) Meminta pembelajar untuk membuat prediksi tentang informasi yang akan
muncul atau disajikan berikutnya berdasarkan apa yang mereka telah baca
atau pelejari.
d) Membimbing pembelajar untuk mengembangkan kebiasaan bertanya.
e) Menunjukkan kepada pembelajar bagaimana teknik mentransfer
pengetahuan, sikap-sikap, nilai-nilai, keterampilan-keterampilan dari suatu
situasi ke situasi yang lain.
f) Membimbing pembelajar dalam mengembangkan kebiasaan peserta didik
yang baik melalui :
Pengembangan kebiasaan mengelola diri sendiri. Pengembangan
kebiasaan mengelola diri sendiri dapat dilakukan dengan : (1)
mengidentifikasi gaya belajar yang paling cocok untuk diri sendiri (visual,
auditif, kinestetik, deduktif, atau induktif); (2)memonitor dan
meningkatkan kemampuan belajar (membaca, menulis, mendengarkan,
mengelola waktu, dan memecahkan masalah); (3) memanfaatkan
lingkungan belajar secara variatif (di kelas dengan ceramah, diskusi,
penugasa, praktik di laboratorium, belajar kelompok, dst).
Mengembangkan kebiasaan untuk berpikir positif. Kebiasaan berpikir
positif dikembangkan dengan : (1) meningkatkan rasa percaya diri (self-
confidence) dan rasa harga diri (self-esteem) dan (2) mengidentifikasi
tujuan belajar dan menikmati aktivitas belajar.
Mengembangkan kebiasaan untuk berpikir secara hirarkhis
Kebiasaan untuk berpikir secara hirarkhis dikembangkan dengan : (1)
membuat keputusan dan memecahkan masalah dan (2) memadukan dan
menciptakan hubungan-hubungan konsep-konsep yang baru.
Mengembangkan kebiasaan untuk bertanya
Kebiasaan bertanya dikembangkan dengan : (1) mengidentifikasi ide-ide
atau konsep-konsep utama dan bukti-bukti pendukung; (2) membangkitkan
minat dan motivasi; dan (3) memusatkan perhatian dan daya ingat.
12
Pengembangan metakognisi pembelajar dapat pula dilakukan dengan
aktivitas-aktivitas yang sederhana kemudian menuju ke yang lebih rumit.
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x
100 = 62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
4. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan
dan keterampilan
13
Pengetahuan(kognitif)
1 Intonasi
2 Pelafalan
3 Kelancaran
4 Ekspresi
5 Penampilan
6 Gestur
Keterampilan
Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian
ujian keterampilan berbicara sebagai berikut:
Kuran
Sangat Tidak
Baik g
No Aspek yang Dinilai Baik Baik
(75) Baik
(100) (25)
(50)
4 Pelafalan
Kriteria penilaian (skor)
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah skor
maksimal dikali skor ideal (100)
Diskusi
Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
2. Kisi-kisi Soal
15
3.6 Menjelaskan 1. Mengidentifikasi
faktor-faktor yang beberapa reaksi yang
memengaruhi laju terjadi disekitar kita,
reaksi misalnya kertas dibakar,
menggunakan pita magnesium dibakar,
teori tumbukan kembang api, perubahan 1 √ 1
warna pada potongan
buah apel dan kentang,
pembuatan tape, dan
besi berkarat.
2. Menjelaskan pengertian 2 √
laju reaksi dan faktor- 3 √
faktor yang 4 √ 6
5 √
mempengaruhi laju
6 √
reaksi. 7 √
8. Menjelaskan teori 8 √
tumbukan pada reaksi 9 √
10 √ 5
kimia.
11 √
12 √
3.7 Menentukan 13.Menjelaskan cara
orde reaksi dan menentukan orde reaksi 13 √
4
tetapan laju reaksi dan persamaan laju 14 √
berdasarkan data reaksi 15 √
hasil percobaan 16 √
14.Mengolah dan 17 √
menganalisis data untuk 18 √
4
menentukan orde reaksi
19 √
dan persamaan laju
20 √
Jumlah 4 10 5 1 20
16
Sekolah : SMA Negeri 8 Makassar
Waktu : 90 menit
Kelas/Semester : XI/Ganjil
A. Petunjuk Pelaksanaan
1. Tulis nama, NIS, dan kelas pada lembar jawaban yang telah disediakan.
2. Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat dengan cara memberi
tanda silang (X).
3. Dahulukan dengan menjawab soal yang dianggap mudah.
4. Periksa kembali pekerjaan anda apabila masih ada waktu yang tersisa sebelum
dikumpul.
5. Kerjakan dengan tenang dan teliti.
B. Soal
1. Berikut reaksi yang berlangsung sangat cepat adalah ……
A. Fermentasi tape
B. Pembakaran ikan
C. Pemurnian air teh
D. Pembakaran kertas
E. Pendinginan air
2. Uap bensin lebih mudah terbakar daripada bensin cair. Faktor yang
menyebabkan perbedaan ini adalah. . . .
A. Konsetrasi D. Entalpi
C. Suhu
17
3. Alkohol lebih mudah terbakar daripada minyak tanah, sebab alkohol. . . .
C. lebih reaktif
6. Pada suhu 30oC, dalam waktu 10 menit terjadi reaksi antara 0,1 mol A dan
0,1 mol b membentuk 0,1 mol C. Jika dilangsungkan pada 100oC, maka. . . .
B. jumlah mol zat A yang ada setelah 10 menit pertama berkurang sebanyak
0,1 mol
C. jumlah mol A dan B yang berkurang tiap menitnya akan semakin sedikit
18
D. jumlah mol C yang terbentuk pada akhirnya sama dengan pada suhu
30oC
E. orde reaksinya menjadi lebih besar daripada yang terlansung pada 30oC
7. Laju suatu reaksi yang menghasilkan gas diukur pada berbagai suhu. Setiap
suhu naik 5oC, ternyata waktu yang diperlukan untuk menghasilkan 1 liter
gas tersebut menjadi setengah dari waktu semula. Jika pada suhu 25 oC untuk
mendapatkan 1 liter gas tersebut memerlukan waktu 40 menit, pada suhu
35oC untuk mendapatkan 1 liter gas diperlukan waktu. . . .
C. 5 menit
8. Peryataan yang benar tentang tumbukan antar molekul di dalam suatu reaksi
kimia adalah…
2A(g) + 3B(g)C(g)
A. m/20 D. (a - 2m)
B. b/20 E. (b - 3m)
C. a/20
16. Sepotong logam seng direaksikan dengan asam klorida dengan persamaan
reaksi:
VH2 VH2
Waktu Waktu
B E.
21
VH2 VH2
Waktu Waktu
C.
VH2
Waktu
17. Dari percobaan pengukuran laju reaksi diperoleh data sebagai berikut:
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa orde reaksi totalnya adalah. . . .
A. 0 D. 3
B. 1 E. 4
C. 2
C. V=k [No]2[Br2]
A. 3 D. 6
B. 4 E. 7
C. 5
Alternatif
Jawaban Skor
Jawaban
1 D 1
2 C 1
3 B 1
4 B 1
5 C 1
6 C 1
7 B 1
8 A 1
9 B 1
10 D 1
11 D 1
12 A 1
13 C 1
14 B 1
15 E 1
16 A 1
17 A 1
18 A 1
19 A 1
20 E 1
Jumlah 20
24
2. Menurut Marzano (1988), manfaat metakognisi (strategi) bagi guru dan siswa
adalah menekankan monitoring diri dan tanggung jawab siswa (monitoring diri
merupakan kecakapan berpikir tinggi)
3. Susantini, dkk. (2001) menyatakan melalui metakognisi siswa mampu menjadi
pebelajar mandiri, menumbuhkan sikap jujur dan berani melakukan kesalahan
dan akan meningkatkan hasil belajar secara nyata.
4. Howard (2004) menyatakan bahwa keterampilan metakognitif diyakini
memegang peranan penting pada banyak tipe aktivitas kognitif termasuk
pemahaman, komunikasi, perhatian (attention), ingatan (memory), dan
pemecahan masalah; sejumlah peneliti yakin bahwa penggunaan strategi yang
tidak efektif adalah salah satu penyebab ketidakmampuan belajar.
5. Peters (2000) berpendapat bahwa keterampilan metakognitif memungkinkan
para siswa berkembang sebagai pebelajar mandiri, karena mendorong mereka
menjadi manajer atas dirinya sendiri serta menjadi penilai atas pemikiran dan
pembelajarannya sendiri.
25
yang datang kepadanya untuk diskusi mengenai kesulitan dan hambatan yang
dialaminya dalam proses belajar. Akhirnya, ketika pengetahuan metakognitif telah
dimiliki oleh siswa, hal tersebut akan menghasilkan sebuah proses pembelajaran
yang berarti bagi siswa, tidak sekedar hanya berhenti sampai mengingat sebuah
materi pelajaran saja. Hal tersebut berkaitan dengan pencapaian tujuan pendidikan.
Tujuan-tujuan pendidikan yang menumbuhkan kemampuan untuk
mengingat cukup mudah dirumuskan, tetapi tujuan-tujuan yang mengembangkan
kemampuan untuk mentransfer lebih sulit dirumuskan, diajarkan dan dinilai. Siswa
diharapkan dapat menggunakan kembali strategi belajar yang sama pada situasi dan
masalah yang berbeda. Bransford mengungkapkan bahwa pengetahuan
metakognitif pada semua strategi yang berbeda tampaknya berhubungan dengan
transfer belajar, yaitu,kemampuan untuk menggunakan pengetahuan yang didapat
dalam suatu situasi lain (Pintrich, 2002).
Pengetahuan metakognitif merupakan sebuah kategori yang baru dari
pengetahuan Taxonomi yang telah di revisi. Bagaimanapun, pengetahuan
metakognitifberperan penting dalam pembelajaran, ini merupakan sesuatu yang
baru saja muncul dan banyak dibutuhkan. Pengetahuan Metakognitif memiliki
komponen penting di dalamnya yaitu Pengetahuan strategi merujuk kepada
pengetahuan strategi pada belajar dan berpikir. Pengetahuan akan tugas mereka dan
konteks mereka menyajikan kembali pengetahuan tentang perbedaan macam-
macam tugas kognitif seperti kelas dan aturan budaya. Terakhir, pengetahuan diri
merupakan komponen penting dari pengetahuan metakognitif pada umumnya yang
terdaftar secara pasti untuk pembelajaran siswa, secara eksplisit pengajaran
pengetahuan metakognitif berguna untuk memfasilitasi perkembangan yang
dibutuhkan. Sebagai hasil dari taxonomi revisi menekankan pada suatu kebutuhan
untuk meluruskan tujuan, pengajaran, dan penilaian yang menghendaki kita untuk
mempertimbangkan peran pengetahuan meta-kognitif di dalam tujuan pendidikan.
Apabila peran metakognitif sudah ditingkatkan dalam diri siswa, siswa akan
mampu menyusun strategi belajar untuk mencapai proses belajar yang bermakna.
26
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Metakognisi adalah kemampuan manusia untuk mengendalikan atau
pemantauan pikiran, kalau diterapkan dalam dunia pendidikan bahasa aplikasinya
adalah kemampuan peserta didik dalam memonitor (mengawasi), merencanakan
serta mengevaluasi sebuah proses pembelajaran . Sebagai guru, memahami jenis-
jenis pengetahuan metakognitif adalah penting. Tetapi lebih penting lagi adalah
mengajarkan pengetahuan ini kepada peserta didik mengingat banyak peserta didik
masih sangat lemah dalam pengusaan pengetahuan metakognitif ini. Pengetahuan
metakognitif juga bermanfaat bagi peserta didik yang melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi atau terjun ke masyarakat. Karena dengan
pengetahuan metakognitif, mereka mempunyai bekal untuk menghadapi dan
memecahkan masalah-masalah yang dijumpainya. Dimensi proseskognitif terdiri
dari: (1) mengingat (remember); (2) memahami (understand); (3)
mengaplikasikan(apply); (4) menganalisis (analyze); (5) meng-evaluasi (evaluate);
dan (6) mencipta (create). Dimensi pengetahuan terdiri dari: 1) Faktual,
2)Konseptual, 3) Prosedural, dan 4) Metakognitif.
B. SARAN
1. Sebagai seorang pendidik harus memahami kemampuan peserta didiknya
2. Sebagai seorang pendidik harus mempunyai startegi dalam pembelajaran
27
DAFTAR PUSTAKA
28