VALIDITAS
Mata Kuliah : Evaluasi Pendidikan
Disusun Oleh
Kelompok 2:
Dosen :
Dr. Corry Yohana, M.M.
Segala puji bagi Allah S.W.T atas nikmat dan karunianya kami dapat
menyelesaikan Makalah Validitas yang masuk ke dalam Mata Kuliah Evaluasi
Pendidikan ini sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Kami berharap makalah ini dapat berguna bagi para pembacanya kelak, dan
juga kami mohon maaf sebesar-besarnya jika terdapat banyak kesalahan penulisan
dalam makalah ini. Kritik dan saran juga sangat kami butuhkan agar nantinya dapat
lebih baik lagi.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................................4
1.4 Manfaat........................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
BAB III.....................................................................................................................................13
PENUTUP................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan................................................................................................................13
3.2 Saran..........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
Data evaluasi yang baik sesuai dengan kenyataan disebut data valid. Agar dapat
diperoleh data yang valid ,maka alat dan instrumennya juga harus valid. Dan jika
pernyataan tersebut dibalik, instrument evaluasi dituntut untuk valid karena diinginkan
dapat diperoleh data yang valid, dengan kata lain instrumen evaluasi dipersyaratkan
valid agar hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi valid. Untuk mengukur
kesesuaian, efisiensi dan kemantapan (consistency) suatu alat penilaian atau evaluasi
dipergunakan bermacam-macam kualitas seperti validitas, keandalan, objektivitas dan
kepraktisan.
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar 1986). Validitas
adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrumen. Prinsip validitas adalah pengukuran atau pengamatan yang berarti prinsip
keandalan instrumen dalam mengumpulkan data.
Instrumen harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Jadi validitas lebih
menekankan pada alat pengukuran atau pengamatan. Dalam suatu penelitian yang
melibatkan variabel atau konsep yang tidak bisa diukur secara langsung, masalah
validitas menjadi tidak sederhana, di dalamnya juga menyangkut penjabaran konsep
dari tingkat teoritis sampai tingkat empiris (indikator), namun bagaimanapun tidak
sederhananya suatu instrumen penelitian harus valid agar hasilnya dapat dipercaya.
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Dapat menambah wawasan mengenai validitas tes serta mengetahui validitas alat
ukur.
BAB II
PEMBAHASAN
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar 1986). Validitas
adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrumen. Prinsip validitas adalah pengukuran atau pengamatan yang berarti prinsip
keandalan instrumen dalam mengumpulkan data.
Instrumen harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Jadi validitas lebih
menekankan pada alat pengukuran atau pengamatan. Dalam suatu penelitian yang
melibatkan variabel atau konsep yang tidak bisa diukur secara langsung, masalah
validitas menjadi tidak sederhana, di dalamnya juga menyangkut penjabaran konsep
dari tingkat teoritis sampai tingkat empiris (indikator), namun bagaimanapun tidak
sederhananya suatu instrumen penelitian harus valid agar hasilnya dapat dipercaya.
Sedangkan menurut Sugiharto dan Sitinjak (2006), validitas berhubungan dengan
suatu peubah mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas dalam penelitian
menyatakan derajat ketepatan alat ukur penelitian terhadap isi sebenarnya yang diukur.
Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur yang
digunakan dalam suatu mengukur apa yang diukur.
Ghozali (2009) menyatakan bahwa uji validitas digunakan untuk mengukur sah,
atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan
pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut.
Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi jika tes tersebut
menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai
dengan maksud dikenakannya tes tersebut.
1. Validitas logis
Ada dua macam validitas logis yang dapat dicapai oleh sebuah instrumen, yaitu :
a. Validitas isi
Validitas isi (Content Validity) sering pula dinamakan validitas kurikulum yang
mengandung arti bahwa suatu alat ukur dipandang valid apabila sesuai dengan isi
kurikulum yang hendak diukur. Salah satu cara yang digunakan untuk menentukan
validitas adalah dengan mengkaji isi tes itu Sebuah tes misalnya terdiri atas 25 soal
penjumlahan dan pengurangan sangat baik digunakan untuk mengukur kemampuan
matematika membandingkan dengan tes yang terdiri atas 10 soal tentang olah raga
tetapi tidak ada hal-hal yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan. Validitas
isi ditentukan dengan melihat apakah soal-soal yang digunakan telah menunjukkan
sample atribut yang diukur. Salah satu cara untuk memperoleh validitas isi adalah
dengan melihat soal-soal yang membentuk tes itu. Jika keseluruhan soal nampak
mengukur apa yang seharusnya tes itu gunakan, maka tidak diragukan lagi bahwa
validitas isi sudah terpenuhi. Dalam dunia pendidikan, sebuah tes dikatakan memiliki
isi apabila mengukur sesuai dengan domain dan tujuan khusus tertentu yang sesuai
dengan isi pelajaran yang telah diberikan di kelas. Menurut Guion dalam Surapranta
(2005) menjelaskan bahwa validitas isi hanya dapat ditentukan berdasarkan judgment
para ahli. Prosedur yang dapat digunakan antara lain :
Mendefinisikan domain yang hendak diukur.
Menentukan domain yang akan diukur oleh masing-masing soal.
Membandingkan masing-masing soal dengan domain yang sudah ditetapkan.
Sekalipun prosedur ini nampak sederhana, tetapi dalam praktek terkadang sulit
dilakukan. Kesulitan utama dalam prosedur isi adalah mendefinisikan domain yang
hendak diukur. Misalnya dalam menentukan soal yang berkaitan dengan problem
solving atau reasoning, beberapa ahli mungkin masih berdebat apakah suatu soal benar-
benar telah masuk dalam kategori problem solving atau reasoning. Hal yang paling
penting adalah adanya kesempatan antara beberapa penulis tentang kemampuan yang
diukur oleh suatu soal.
2. Validitas empiris
penelitian yang sesungguhnya. Tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai
dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan
kriterium. Pearson mengatakan bahwa ada sebuah teknik yang digunakan untuk
mengetahui kesejajaran antara hasil tes dengan kriterium, yaitu teknik korelasi product
moment.
Dimasukkan ke rumus:
Tentukan koefisien korelasi antara skor hasil tes yang akan diuji validitasnya dengan
hasil tes yang terstandar yang dimiliki oleh orang yang sama dengan menggunakan
rumus korelasi produk momen di bawah ini:
Hitung koefisien validitas instrumen yang diuji (r-hitung), yang nilainya sama
dengan korelasi hasil langkah sebelumnya dikali koefisien validitas instrumen
terstandar. Bandingkan nilai koefisien validitas dengan nilai koefisien korelasi
Pearson / tabel Pearson (r-tabel) pada taraf signifikansi a (biasanya dipilih 0,05) dan n =
banyaknya data yang sesuai. Kriterianya adalah :
Jika seorang guru atau peneliti mengetahui bahwa validitas soal tes misalnya terlalu
rendah atau rendah saja, maka selanjutnya ingin mengetahui butir-butir tes manakah
yang menyebabkan soal secara keseluruhan tersebut jelek karena memiliki validitas
rendah. Untuk itu perlu dicari validitas butir soal.
Pengertian umum validitas butir soal atau validitas item adalah sebuah item yang
dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Dengan
kata lain dapat dikemukakan bahwa sebuah item memiliki validitas yang tinggi jika
skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total. Sedangkan kesejajaran disini
dapat diartikan dengan kolerasi sehingga untuk mengetahui validitas item digunakan
rumus kolerasi.
Untuk soal-soal bentuk objektif skor untuk item biasa diberikan dengan 1 (bagi item
yang dijawab benar) dan 0 (item yang dijawab salah), sedangkan skor total selanjutnya
merupakan jumlah dari skor untuk semua item yang membangun soal tersebut.
Rumus Korelasi :
dimana :
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan
suatu instrument. Sebuah tes dikatakan valid jika ia memang mengukur apa yang seharusnya
diukur. Ada 4 (empat) macam validitas yang berasal dari dasar pembagian jenis di atas yaitu :
a. Validitas Logis.
b. Validitas Empiris .
Cara mengukur validitas, Melalui kriterium itulah kemudian hasil dari pengukuran faktor
ketelitian kerja disoroti, Jika hasil pengukuran faktor ketelitian kerja menunjukkan besarnya
ketelitian kerja yang sesuai dengan kriterium, maka alat pengukur itu dipandang valid.
Ada dua jenis kriterium yang digunakan untuk menguji kejituan alat pengukur, yaitu :
Yaitu suatu kriterium yang diambil dari luar (external) alat itu sendiri. Misalnya :
suatu tes tentang ketelitian kerja, diuji validitasnya dengan prestasi kerja yang
sesungguhnya sebagaimana ditunjukkan oleh catatan-catatan hasil kerja atau penilaian
pimpinan unit.
Yaitu suatu kriterium yang diambil dari dalam (internal) alat itu sendiri. Biasanya
diambil hasil keseluruhan pengukuran atau total score sebagai kriteriumnya.
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-validitas/
https://mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/2013/03/validitas-pengertian-
dan-macam-macamnya.html
http://riniwardani87.blogspot.com/2014/06/makalah-validitas.html
https://www.kajianpustaka.com/2017/04/pengertian-jenis-dan-cara-menghitung-
validitas.html
https://www.statistikian.com/2012/08/uji-validitas.html
https://id.scribd.com/doc/90578015/Cara-Mengetahui-Validitas-Alat-Ukur
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Dra.%20Wening%20Sahayu,
%20M.Pd./BAB%205%20VALIDITAS.pdf
https://qmc.binus.ac.id/2014/11/01/u-j-i-v-a-l-i-d-i-t-a-s-d-a-n-u-j-i-r-e-l-i-a-b-i-l-i-t-
as/#:~:text=Validitas%20berasal%20dari%20kata%20validity,fungsi%20ukurannya
%20(Azwar%201986).&text=Uji%20validitas%20adalah%20uji%20yang,suatu
%20mengukur%20apa%20yang%20diukur.