EVALUASI PENDIDIKAN
“ TAKSONOMI ”
Disusun Oleh
Kelompok 5 :
1. Rosa Delia ( 1707618009)
2. Deva ( 1707618038)
3. Muhammad Arfi Arnum ( 1707618052)
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan karuniaNya, kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Taksonomi ” tepat
pada waktunya. kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Corry Yohana, M.M selaku
dosen Evaluasi Pendidikan dan juga teman-teman kami di kelas Pendidikan Bisnis A. Tanpa
mereka semua, kami tidak bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penyusunan makalah ini bertujuan sebagai tugas kelompok pada mata kuliah Evaluasi
Pendidikan. Makalah ini berisi mengenai penjelasan mengenai materi Taksonomi .
Kami sangat berharap agar makalah ini mampu berguna serta bermanfaat dalam
meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan. Selain itu, kami juga sadar bahwa makalah
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami benar-benar membutuhkan kritik
serta saran yang kemudian akan kami revisi dan kami tulis dengan lebih baik lagi di masa
mendatang.
Di akhir kami berharap makalah sederhana ini dapat dimengerti oleh setiap pihak yang
membaca. Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam makalah kami
terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.
Bekasi, 8 Oktober 2020
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB 1.........................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.....................................................................................................................5
1. LATAR BELAKANG.......................................................................................................................5
2. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................6
3. TUJUAN PENULISAN...................................................................................................................6
BAB 2.........................................................................................................................................7
PEMBAHASAN........................................................................................................................7
1. Pengertian Taksonomi..............................................................................................................7
2. Arti dan Letak Taksonomi dalam Pendidikan...........................................................................7
3. Jenis – Jenis Taksonomi...........................................................................................................10
1) Taksonomi Bloom................................................................................................................10
2) Taksonomi Anderson (Perbaikan Taksonomi Bloom).........................................................10
3) Taksonomi Solo...................................................................................................................12
4) Taksonomi Fink....................................................................................................................14
5) Taksonomi Marzano............................................................................................................15
6) Taksonomi Mc. Guire (1963), Klickmann (1963).................................................................16
7) Taksonomi Guilferd.............................................................................................................17
8) Gagne dan Merrill................................................................................................................17
9) Garlach dan Sullivan............................................................................................................17
10) Taksonomi Anita Harrow.................................................................................................18
4. Sejarah Taksonomi Bloom.......................................................................................................18
5. Tiga Ranah Intelektual Dalam Taksonomi..................................................................................20
A. Ranah Kognitif - Pengetahuan (Knowledge)...............................................................................20
B. Ranah Afektif - Sikap (Attitude)..............................................................................................26
C. Ranah Psikomotorik................................................................................................................28
6. Tabel Taksonomi.....................................................................................................................31
7. Revisi Taksanomi Bloom.........................................................................................................34
BAB 3.......................................................................................................................................35
3
PENUTUP...............................................................................................................................35
1. Kesimpulan..............................................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................36
4
BAB 1
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Mengingat pentingnya pendidikan bagi suatu negara, serta fungsi pembelajaran
dalam pendidikan, maka diperlukan panduan untuk merumuskan tujuan pembelajaran
bagi para praktisi pendidikan. Pada kegiatan pembelajaran, tentunya peserta didik
diajarkan memecahkan masalah. Dalam mengajarkan bagaimana memecahkan masalah,
berbagai guru selalu memberikan contohcontoh bagaimana memecahkan suatu masalah,
tanpa memberikan kesempatan banyak pada peserta didik untuk berusaha menemukan
sendiri penyelesaiannya. 2 Sehingga dengan cara demikian peserta didik menjadi kurang
kreatif dalam memecahkan masalah. Akibatnya peserta didik hanya mampu memecahkan
masalah bila telah diberikan caranya oleh guru. Dengan demikian, seringkali melakukan
kesalahan-kesalahan dalam menyelesaikan soal bahkan kesalahankesalahan yang
dilakukan peserta didik jarang sekali terdeteksi oleh guru. Akibatnya, peserta didik
mengulangi kesalahan-kesalahan yang sama dalam menyelesaikan soal. Disamping itu
kebiasaan penggunaan tes obyektif sebagai evaluasi hasil belajar peserta didik,
menyebabkan peserta didik tidak terbiasa menyelesaikan soal yang berbentuk uraian.
Dampak yang muncul dari kondisi semacam itu adalah peserta didik mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan masalah. Karena dalam menyelesaikan dibutuhkan kemampuan
untuk analisis, sintesis bahkan evaluasi. Sehingga akan menjadikan peserta didik lemah
dalam memecahkan masalah yang membutuhkan kemampuan kognitif yang tinggi.
Perkembangan kognitif merupakan bagian integral proses perkembangan individu
sejak lahir sampai akhir hayatnya. Perkembangan ini bermula dari organisme biologis
yang mengembangkan kemampuan dasar seseorang. Fungsi organisme biologis tersebut
di tentukan oleh interaksi dengan lingkungan. Dalam hal ini kebutuhan dan interes
individu sangat esensial bagi perkembangan dan banyak pula ditentukan oleh pengalaman
dan pemahaman tentang lingkungannya.
5
2. RUMUSAN MASALAH
1) Apa pengertian taksonomi?
2) Bagaimana arti dan letak taksonomi dalam Pendidikan?
3) Apa saja jenis-jenis taksonomi?
4) Bagaimana sejarah taksonomi bloom?
5) Bagaimana tiga ranah intelektual dalam taksonomi bloom?
6) Bagaimana revisi dari taksonomi bloom?
7) Bagaimana isi dari tabel taksonomi bloom?
3. TUJUAN PENULISAN
1) Untuk mengetahui apa pengertian taksonomi?
2) Untuk mengetahui bagaimana arti dan letak taksonomi dalam Pendidikan?
3) Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis taksonomi?
4) Untuk mengetahui bagaimana sejarah taksonomi bloom?
5) Untuk mengetahui bagaimana tiga ranah intelektual dalam taksonomi bloom?
6) Untuk mengetahui bagaimana revisi dari taksonomi bloom?
7) Untuk mengetahui bagaimana isi dari tabel taksonomi bloom?
6
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Pengertian Taksonomi
kata taksonomi diambil dari bahasa Yunani tassein yang berarti untuk
mengelompokkan dan nomos yang berarti aturan. Taksonomi dapat diartikan sebagai
pengelompokan suatu hal berdasarkan hierarki (tingkatan) tertentu. Di mana
taksonomi yang lebih tinggi bersifat lebih umum dan taksonomi yang lebih rendah
bersifat lebih spesifik.
taksonomi, menurut kamus besar bahasa Indonesia mempunyai arti
“klasifikasi bidang ilmu; kaidah dan prinsip yang meliputi pengklasifikasian objek”.
2. Arti dan Letak Taksonomi dalam Pendidikan
Sejak lahirnya kurikulum PPSP (Proyek Perintis Sekolah Pembangunan) yang
kemudian disusul oleh lahirnya kurikulum tahun 1975, telah mulai tertanam kesadaran
pada para guru bahwa tujuan pelajarn harus dirumuskan sebelum proses belajar
mengajar berlansung. Tujuan tersebut harus diberitahukan kepada para siswa.Jadi,
tujuan tersebut bukanlah suatu yang harus dirahasiakan. Apabila dalam pengajaran
tidak disebutkan tujuannya, siswa tidak akan tahu mana pelajaran yang penting dan
mana yang tidak.Apabila setiap guru memahami kegunaan perumusan tujuan ini maka
mereka dapat mengusahakan kegiatan mengajar secara efektif. Kepentingan hubungan
amtara kegiatan belajar-mengajar dengan tujuan, oleh seorang ahli bernamaScriven
(1967) dikemukakan bahwa harus ada hubungan erat antara:
a) Tujuan kurikulum dengan bahan pelajaran.
b) Bahan pelajaran dengan alat-alat evaluasi.
c) Tujuan kurikulum dengan alat-alat evaluasi.
Tujuan kurikulum yang dimaksud adalah tujuan yang dapat diukur. Ebel
(1963) berpendapat bahwa jika hasil pendidikan merupakan sesuatu yang penting
tetapi tidak dapat diukur maka tujuan itu harus diubah. Jika tujuan dirumuskan secara
operasional maka hasilnya akan dapat diukur. Suatu tanda bahwa seseorang telah
mencapai tujuannnya, akan terlihat pada perubahan tingkah lakunya. Tujuan
pendidikan dapat dirumuskan pada tiga tingkatan :
a) Tujuan umum pendidikan. Tujuan ini menentukan perlu dan tidaknya suatu
program diadakan. Didalam praktek sehari-hari disekolah, tujuan ini dikenal
sebagai TIU (Tujuan Intruksional Umum).
b) Tujuan yang didasarkan pada tingkah laku. Dalam periode 20 tahun terakhir
ini, banyak usaha telah dilakukan untuk mencari metode yang dapat digunakan
7
untuk menganalisis atau mengklasifikasikan sebuah pandangan yang
berhubungan dengan kegiatan pendidikan sehari-hari.Yang dimaksud adalah
berhasilnya pendidikan dalam bentuk tingkah laku.Inilah yang dimaksud
dengan taksonomi (taxonomy).Ada tiga macam tingkah laku yang dikenal
umum, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor (keterampilan).
9
3. Jenis – Jenis Taksonomi
1) Taksonomi Bloom
Dalam dunia pendidikan dikenal istilah taksonomi yang merujuk pada tujuan
pendidikan. Salah satu taksonomi yang terkenal adalah taksonomi Bloom yang
disusun oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Namun begitu, sebenarnya apa
yang dikenal sebagai taksonomi Bloom ini adalah merupakan hasil kelompok penilai
di Universitas yang terdiri dari Benjamin S. Bloom, M.D. Engelhart, E. Furst, W.H.
Hill, dan D.R. Krathwohl, yang kemudian didukung pula oleh Ralph W. Tyler.
(Suharsimi, 2006:117)
Dalam taksonomi bloom, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah,
kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih
rinci. Ada 3 ranah dalam taksonomi bloom, yaitu:
a) Domain Kognitif (Cognitive Domain)
b) Domain Afektif
c) Domain psikomotor
10
lebih tinggi. Sehingga , guru bukan “mengajarkan untuk menghadapi tes”,
melainkan mengajar siswa untuk pembelajaran yang dites
h) Menilai kesesuaian antara tujuan dan pembelajaran. Penempatan tujuan secara
tepat dalam Tabel Taksonomi akan memberikan petunjuk tentang aktivitas
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan tersebut;
i) Menilai kesesuaian antara pembelajaran dan asesmen. Penempatan aktivitas
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan secara tepat dalam Tabel Taksonomi
akan memberikan petunjuk tentang tugas-tugas asesmen untuk mendapatkan hasil
asesmen yang sesuai dengan tujuan dan aktivitas pembelajaran tersebut
j) Menilai kesesuaian antara tujuan dan asesmen. Dengan cara sebagai berikut:
Pertama, identifikasilah tujuan-tujuan pokok unit pembelajarannya, dan tentukan
kotak-kotak Tabel Taksonomi yang relevan. Kedua, identifikasilah assesmen-
asesmen pokokny, dan tentukan kotak-kotak Tabel taksonomi yang relevan.
Perhatikan apakah penekanan pada setiap tujuan tercermin dalam asesmennya.
Jika kotak-kotak dan penekanan yang dihasilkan oleh dua langkah pertama tidak
bersesuaian, berarti memang terdapat ketidaksesuaian antara tujuan dan
asesmennya. Jika kotak-kotak tujuan dan asesmennya sama, pelajarilah kesesuaian
antara aktivitas-aktivitas pembelajaran dan tugas-tugas asesmennya.Kunci
perubahan ini terutama terkait dengan terminologi.
Menurut Anderson dan Krathwohl istilah knowledge, comprehension,
application dan selanjutnya tidak menggambarkan penerapan hasil belajar. Oleh
karena itu mengusulkan penggunaan terminologi berbentuk gerund yaitu
remembering (ingatan), understanding (pemahaman) , applying (penerapan),
analysis (analisis), evaluation (penilaian) dan creation (penciptaan) dan
seterusnya. Terminologi ini lebih menggambarkan kompetensi secara spesifik.
Istilah knowledge mewakili kata benda umum yaitu pengetahuan. Berbeda dengan
remembering yang bermakna ingatan; kata ini memiliki arti sebuah kemampuan
sebagai hasil dari proses belajar dengan kegiatan membaca, mendengar,
melakukan dan sejenisnya.
Dalam skema terlihat perbedaan istilah dan jenis Selain itu ada revisi
susunan tingkat kompetensi dan menambahkan satu istilah untuk kompetensi
kognitif tertinggi yaitu creation. Anderson dan Krathwohl berasumsi bahwa
kemampuan mensintesis merupakan kompetensi tertinggi karena merupakan
akumulasi dari kelima kompetensi lainnya. Dengan alasan itu mereka
memindahkan kompetensi tersebut di puncak piramida domain kognitif tapi
mengubah istilah menjadi creation (penciptaan).
11
Remembering (ingatan): can the Menyebutkan definisi, menirukan ucapan,
student recall or remember the menyatakan susunan, mengucapkan, mengulang,
information? Dapatkah peserta didik menyatakan
mengucapkan atau mengingat informasi?
Understanding (pemahaman): Mengelompokkan, menggambarkan,
Dapatkah peserta didik menjelaskan menjelaskan identifikasi, menempatkan,
konsep, prinsip, hukum atau prosedur? melaporkan, menjelaskan, menerjemahkan,
pharaprase.
Applying (penerapan): Dapatkah Memilih, mendemonstrasikan,
peserta didik menerapkan pemahamannya memerankan, menggunakan, mengilustrasikan,
dalam situasi baru? menginterpretasi, menyusun jadwal, membuat
sketsa, memecahkan masalah, menulis
Analyzing (analisis): Dapatkah Mengkaji, membandingkan,
peserta didik memilah bagian-bagian mengkontraskan, membedakan, melakukan
berdasarkan perbedaan dan kesamaannya? deskriminasi, memisahkan, menguji, melakukan
eksperimen, mempertanyakan.
Evaluating (evaluasi): Dapatkah Memberi argumentasi, mempertahankan,
peserta didik menyatakan baik atau buruk menyatakan, memilih, memberi dukungan,
terhadap sebuah fenomena atau objek memberi penilaian, melakukan evaluasi
tertentu?
Creating (penciptaan): Dapatkah Merakit, mengubah, membangun,
peserta didik menciptakan sebuah benda mencipta, merancang, mendirikan, merumuskan,
atau pandangan? menulis.
(Siana, 2012)
3) Taksonomi Solo
John Biggs dan Kevin Collis pada tahun 1982 di New York, Amerika Serikat
mengembangkan model taksonomi tujuan pembelajaran yang kemudian dikenal
dengan taksonomi SOLO (The Structure of the Observed Learning Outcome).
Taksonomi ini dikembangkan dengan alasan menyediakan cara yang sederhana dan
kuat menggambarkan bagaimana hasil belajar tumbuh dalam kompleksitas dari
permukaan ke dalam untuk konseptual pemahaman' (Biggs dan Collis 1982).
Taksonomi SOLO ini terdiri dari lima tahap yang dapat menggambarkan
perkembangan kemampuan berpikir kompleks pada siswa dan dapat diterapkan di
berbagai bidang.
Berikut adalah tahapan respon berpikir berdasar taksonomi SOLO;
a) Tahap Pre-Structural.
Pada tahap ini siswa hanya memiliki sangat sedikit sekali informasi yang bahkan
tidak saling berhubungan, sehingga tidak membentuk sebuah kesatuan konsep
sama sekali dan tidak mempunyai makna apapun.
12
b) Tahap Uni-Structural.
Pada tahap ini terlihat adanya hubungan yang jelas dan sederhana antara satu
konsep dengan konsep lainnya tetapi inti konsep tersebut secara luas belum
dipahami. Beberapa kata kerja yang dapat mengindikasi aktivitas pada tahap ini
adalah; mengindentifikasikan, mengingat dan melakukan prosedur sederhana.
c) Tahap Multi-Structural.
Pada tahap ini siswa sudah memahami beberapa komponen namun hal ini masih
bersifat terpisah satu sama lain sehingga belum membentuk pemahaman secara
komprehensif. Beberapa koneksi sederhana sudah terbentuk namun demikian
kemampuan meta-kognisi belum tampak pada tahap ini. Adapun beberapa kata
kerja yang mendeskripsikan kemampuan siswa pada tahap ini antara lain;
membilang atau mencacah, mengurutkan, mengklasifikasikan, menjelaskan,
membuat daftar, menggabungkan dan melakukan algoritma.
d) Tahap relational.
Pada tahap ini siswa dapat menghubungkan antara fakta dengan teori serta
tindakan dan tujuan. Pada tahap ini siswa dapat menunjukan pemahaman beberapa
komponen dari satu kesatuan konsep, memahami peran bagian-bagian bagi
keseluruhan serta telah dapat mengaplikasikan sebuah konsep pada keadaan-
keadaan yang serupa. Adapun kata kerja yang mengidikasikan kemampuan pada
tahap ini antara lain; membandingkan, membedakan, menjelaskan hubungan sebab
akibat, menggabungkan, menganalisis, mengaplikasikan, menghubungkan.
Taksonomi solo didesain sebagai suatu alat evaluasi tentang kualitas respons
siswa terhadap suatu tugas. Taksonomi yang digunakan untuk mengukur kemampuan
siswa dalam merespon (baca: menjawab) suatu masalah dengan cara membandingkan
jawaban benar optimal dengan jawaban yang diberikan siswa. Taksonomi solo
digunakan untuk mengukur kualitas jawaban siswa terhadap suatu masalah berdasar
pada kompleksitas pemahaman atau jawaban siswa terhadap masalah yang diberikan.
13
Taksonomi solo berperan menentukan kualitas respon siswa terhadap masalah
tersebut. Artinya taksonomi solo dapat digunakan sebagai alat menentukan kualitas
jawaban siswa. Berdasarkan kualitas yang diperoleh dari hasil jawaban siswa,
selanjutnya dapat ditentukan kualitas ketercapaian proses kognitif yang ingin diukur
oleh alat evaluasi tersebut.
Penerapan taksonomi solo untuk mengetahui kualitas respon siswa dan analisa
kesalahan sangatlah tepat, sebab taksonomi solo mempunyai beberapa kelebihan
sebagai berikut:
a) Taksonomi solo merupakan alat yang mudah dan sederhana untuk menentukan level
respon siswa terhadap suatu pertanyaan matematika.
b) Taksonomi solo merupakan alat yang mudah dan sederhana untuk pengkategorian
kesalahan dalam menyelesaikan soal atau pertanyaan matematika.
c) Taksonomi solo merupakan alat yang mudah dan sederhana untuk
menyusun dan menentukan tingkat kesulitan atau kompleksitas suatu soal atau
pertanyaan matematika.
4) Taksonomi Fink
Berbeda dengan taxonomy bloom dan Solo, L. Dee Fink berasal dari
Oklahoma, Amerika Serikat pada tahun 2003 menyajikan sebuah taxonomy yang
tidak hirarkis. Fink mengembangkan Taksonomi ini dengan alasan untuk
mengembangkan bahasa dan kerangka kerja konseptual untuk mengidentifikasi
beberapa cara di mana pembelajaran bisa menjadi signifikan, sehingga guru dapat
memutuskan mana dari berbagai macam signifikan belajar yang mendukung dan
mempromosikan di pembelajaran tertentu atau pengalaman belajar. Dalam
tambahannya,Taksonomi Fink meliputi bagian-bagian lintas domain dan luas kecuali
pada domain Psikomotor. Ini mirip dengan taxonomy Anderson yang menekankan
pada metakognitif ( belajar untuk belajar) dan juga termasuk aspek-aspek yang lebih
efektif seperti dimensi kemanusiaan dan cinta kasih: mengidenfikasi/perubahan
perasaan seseorang.
Dalam Taksonomi Fink terdapat 6 dimensi, yaitu :
a. Dimensi Pengetahuan Dasar: yang meliputi memahami dan mengingat. Kata kerjanya
adalah daftar, nama dan penjelasan;
b. Dimensi Penerapan: Berpikir kritis, kreatif dan praktis; memecahkan masalah. Kata
kerjanya adalah menganalisis, menginterpretasikan dan menerapkan;
c. Dimensi Penyatuan: menghubungkan antar ide, gagasan, subyek dan orang. Kata
kerjanya adalah menjelaskan, menyatukan;
d. Dimensi Kemanusiaan: belajar tentang dan perubahan diri seseorang, memahami dan
berinteraksi dengan yang lainnya, Kata kerjanya adalah merefleksi dan menilai;
14
e. Dimensi Kasih sayang: mengidentifikasi/perubahan perasaan, kepentingan dan nilai-
nilai seseorang. Kata kerjanya adalah: refleksi dan interpretasi;
f. Dimensi Belajar untuk belajar: belajar bagaimana menjawab dan bertanya, menjadi
pebelajar yang memiliki self-directed. Kata kerjanya adalah mengkritisi dan
menganalisis.
5) Taksonomi Marzano
15
4. Utilization Proses dalam penggunaan pengetahuan darimana
masalah bisa disikapi atau dipecahkan, investigasi
dapat direncanakan, keputusan dan aplikasi dapat
diperoleh.
Metakognitif 5. Metakognisi Proses untuk memonitor apa dan bagaimana
pengetahuan yang baik bisa dimengerti, pengujian
yang secara sadar terhadap proses-proses kognitif
untuk melihat apakah proses-proses tersebut
mempengaruhi tujuan-tujuan yang akan dicapai.
Secara nyata, taksonomi ini bergerak (a) dari cara yang sederhana ke proses
yang lebih komplit baik informasi atau prosedur-prosedurnya, (b) dari kesadaran yang
kurang ke kesadaran yang lebih tentang pengontrolan yang lebih terhadap proses
pengetahuan dan bagaimana menyusun atau menggunakannya, dan (c) dari kurangnya
keterlibatan personal atau komitmen terhadap kepercayaan yang besar secara terpusat
dan refleksi dari identitas seseorang.
Enam tingkatan/level tersebut juga berinteraksi dengan apa yang disebut Marzano
“tiga pengetahuan awal”, yaitu:
a) Informasi, mencakup: kosakata, isi secara lengkap atau prinsip.
b) Prosedur mental, mencakup: recalling, mengklasifikasikan secara umum,
memonitor metakognitif, dan sebagainya.
c) Presedur psikomotor, mencakup: keahlian dan kecakapan/penampilan.
Alasannya adalah:
16
1) Computation (komputasi, perhitungan) merupak satu keterampilan khusus yang
tidak mempunyai tempat dalam taksonomiBloom. Padahal aspek ini perlu dinilai
pula.
2) Synthesis and evaluation (sintesis dan evaluasi) hanya sedikit mempunyai peranan
di dalam kurikulum matematika.
7) Taksonomi Guilferd
Gagne dan Merril juga mengemukakan taksonomi lain. Di dalam bukunya The
Conditions of Learnings (1965). Gagne menyebutkan ada 8 katagori yan oleh Merrill
(1971) ditambah 2 buah kategori lagi.
Delapan hierarki tingkah laku menurut Gagne adalah :
a) Signal learning
b) Stimulus-respone learning
c) Chaining
d) Verbal association
e) Discrimination learning
f) Concept learning
g) Rule learning
h) Problem solving
17
f) Demonstrate
De Block mengatakan bahwa taksonomi Bloon diilhami oleh evaluasi. Jika
Gage dan Merrill bertitik tolak pada kondii belajar make De Block (1972)
mengemukakan model yang didaarkan pada tujuan-tujuan mengajat. Ia mengajukan 3
arah dalam kegiataan belajar mengajar:
a) From partial to more integral learning
b) From limited to fundamental learning
c) From special to general learning
Taksonomi untuk ranah psikomotorik antara lain dikemukakan oleh Anita Harrow
(1972). Menurut Harrow kebanyakan para guru tidak dapat menuntut pencapaian 100
dari tujuan yang dirumuskan kecuali hanya berharap bahwa ketrampilan yang dicapai
muridnya akan sangat mendukung mempelajari keterampilan lanjutan atau gerakan-
gerakan yang lebih kompleks sifatnya.
Garis besar taksonomi yang dikemukakan oleh Harrow adalah sebagai berikut:
a) Gerakan reflex, yaitu respons gerakan yang tidak disadari yang dimiliki sejak
lahir.
b) Dasar gerakan-gerakan, yaitu gerakan-gerakan yang menuntun kepada
keterampilan yang sifatnya kompleks.
c) Perceptual abilities, yaitu kombinasi dari kemampuan kognitif dan gerakan.
d) Physical abilities, yaitu kemampuan yang diperlukan untuk mengembangkan
gerakan-gerakan keterampilan tingkat tinggi.
e) Skilled movements, yaitu gerakan-gerakan yang memerlukan belajar, misalnya
keterampilan dalam olahraga, menari dan rekreasi.
f) Nondiscoursive communication, yaitu kemampuan untuk berkomunikasi dengan
menggunakan gerakan, misalnya ekspresi wajar (mimic), postur, dsb.
Taksonomi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu tassein yang
berarti mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Jadi Taksonomi berarti
hierarkhi klasifikasi atas prinsip dasar atau aturan. Istilah ini kemudian digunakan
oleh Benjamin Samuel Bloom, seorang psikolog bidang pendidikan yang melakukan
penelitian dan pengembangan mengenai kemampuan berpikir dalam proses
pembelajaran. Bloom, lahir pada tanggal 21 Februari 1913 di Lansford, Pennsylvania
dan berhasil meraih doktor di bidang pendidikan dari The University of Chicago pada
tahun 1942. Ia dikenal sebagai konsultan dan aktivis internasonal di bidang
pendidikan dan berhasil membuat perubahan besar dalam sistem pendidikan di India.
Ia mendirikan the International Association for the Evaluation of Educational
18
Achievement, the IEA dan mengembangkan the Measurement, Evaluation, and
Statistical Analysis (MESA) program pada University of Chicago. Di akhir hayatnya,
Bloom menjabat sebagai Chairman of Research and Development Committees of the
College Entrance Examination Board dan The President of the American Educational
Research Association. Ia meninggal pada 13 September 1999.
Sejarah taksonomi bloom bermula ketika awal tahun 1950-an, dalam
Konferensi Asosiasi Psikolog Amerika, Bloom dan kawan-kawan mengemukakan
bahwa dari evaluasi hasil belajar yang banyak disusun di sekolah, ternyata persentase
terbanyak butir soal yang diajukan hanya meminta siswa untuk mengutarakan
hapalan mereka. Konferensi tersebut merupakan lanjutan dari konferensi yang
dilakukan pada tahun 1948. Menurut Bloom, hapalan sebenarnya merupakan tingkat
terendah dalam kemampuan berpikir (thinking behaviors). Masih banyak level lain
yang lebih tinggi yang harus dicapai agar proses pembelajaran dapat menghasilkan
siswa yang kompeten di bidangnya.
Akhirnya pada tahun 1956, Bloom, Englehart, Furst, Hill dan Krathwohl
berhasil mengenalkan kerangka konsep kemampuan berpikir yang dinamakan
Taxonomy Bloom. Jadi, Taksonomi Bloom adalah struktur hierarkhi yang
mengidentifikasikan skills mulai dari tingkat yang rendah hingga yang tinggi.
Tentunya untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi, level yang rendah harus dipenuhi
lebih dulu. Dalam kerangka konsep ini, tujuan pendidikan ini oleh Bloom dibagi
menjadi tiga domain/ranah kemampuan intelektual (intellectualbehaviors) yaitu
kognitif, afektif dan psikomotorik.
19
5. Tiga Ranah Intelektual Dalam Taksonomi
A. Ranah Kognitif - Pengetahuan (Knowledge)
20
Tiga level pertama (terbawah) merupakan Lower Order Thinking Skills,
sedangkan tiga level berikutnya Higher Order Thinking Skill. Namun demikian
pembuatan level ini bukan berarti bahwa lower level tidak penting. Justru lower order
thinking skill ini harus dilalui dulu untuk naik ke tingkat berikutnya. Skema ini hanya
menunjukkan bahwa semakin tinggi semakin sulit kemampuan berpikirnya.
21
menggunakan konsep menghitung,melengkapi,menemukan.memb
dalam praktek atau situasi uktikan,menggunakan,
yang baru Contoh: mendemonstrasikan,memanipulasi,memodif
Menggunakan pedoman/ ikasi,menyesuaikan,menunjukkan,mengoper
aturan dalam menghitung asikan,menyiapkan, menyediakan,
gaji pegawai. menghasilkan.
23
24
B. Ranah Afektif - Sikap (Attitude)
Ranah Afektif mencakup segala sesuatu yang terkait dengan emosi, misalnya
perasaan, nilai, penghargaan, semangat,minat, motivasi, dan sikap. Lima kategori
ranah ini diurutkan mulai dari perilaku yang sederhana hingga yang paling kompleks.
No. Kategori Penjelasan Kata kerja kunci
1. Penerimaan Kemampuan untuk menanyakan, mengikuti,
menunjukkan atensi dan memberi, menahan /
penghargaan terhadap mengendalikan diri,
orang lain Contoh: mengidentifikasi,
mendengar pendapat memperhatikan,
orang lain, mengingat menjawab.
nama seseorang
2. Responsif Kemampuan Menjawab, membantu,
berpartisipasi aktif dalam
mentaati, memenuhi,
pembelajaran dan selalumenyetujui,
termotivasi untuk segera
mendiskusikan,
bereaksi dan mengambil melakukan, memilih,
tindakan atas suatu
menyajikan,
kejadian. mempresentasikan,
Contoh: berpartisipasi
melaporkan,
dalam menceritakan, menulis,
diskusi kelas menginterpretasikan,
menyelesaikan,
mempraktekkan.
3 Nilai yang dianut Kemampuan Menunjukkan,
(Nilai diri) menunjukkan nilai mendemonstrasikan,
yang dianut untuk memilih,
membedakan membedakan, mengikuti,
mana yang baik dan meminta,
25
kurang baik memenuhi, menjelaskan,
terhadap suatu membentuk,
kejadian/obyek, berinisiatif,
dan nilai tersebut melaksanakan,
diekspresikan memprakarsai,
dalam perilaku. menjustifikasi,
Contoh: Mengusulkan mengusulkan,
kegiatan melaporkan,
Corporate menginterpretasikan,
membenarkan,
Social Responsibility menolak, menyatakan /
sesuai dengan nilai yang mempertahankan
berlaku dapat,
dan komitmen n
perusahaan.
4 Organisasi Kemampuan membentuk Mentaati, mematuhi,
sistem merancang, mengatur,
nilai dan budaya mengidentifikasikan,
organisasi mengkombinasikan,
dengan mengorganisisr,
mengharmonisasikan merumuskan,
perbedaan nilai. menyamakan,
Contoh: Menyepakati mempertahankan,
dan menghubungkan,
mentaati etika profesi, mengintegrasikan,
mengakui menjelaskan,
perlunya keseimbangan mengaitkan,
antara menggabungkan,
kebebasan dan tanggung memperbaiki,
jawab menyepakati,
menyusun,
menyempurnakan,
menyatukan
pendapat, menyesuaikan,
melengkapi,
membandingkan,
memodifikasi
5. Karakterisasi Kemampuan Melakukan,
mengendalikan melaksanakan,
perilaku berdasarkan memperlihatkan
nilai yang membedakan,
dianut dan memperbaiki memisahkan,
26
hubungan intrapersonal, menunjukkan,
27
interpersonal dan social. mempengaruhi,
Contoh: Menunjukkan mendengarkan,
rasa memodifikasi,
percaya diri ketika mempraktekkan,
bekerja mengusulkan, merevisi,
sendiri, kooperatif dalam memperbaiki,
aktivitas kelompok membatasi,
mempertanyakan,
mempersoalkan,
menyatakan, bertindak,
Membuktikan,
mempertimbangkan.
C. Ranah Psikomotorik
29
3 Reaksi yang Kemampuan untuk memulai Meniru, mentrasir,
diarahkan ketrampilan yang kompleks mengikuti, mencoba,
dengan bantuan / bimbingan mempraktekkan,
dengan meniru dan uji mengerjakan, membuat,
coba.Contoh: Mengikuti memperlihatkan,
arahan memasang, bereaksi,
dari instruktur. menanggapi.
4 Reaksi Kemampuan untuk melakukan Mengoperasikan,
natural kegiatan pada tingkat membangun, memasang,
(mekanisme) ketrampilan ahap yang lebih membongkar,
sulit. Melalui tahap ini memperbaiki,
diharapkan siswa akan terbiasa melaksanakan
melakukan tugas rutinnya. sesuai standar,
Contoh: menggunakan mengerjakan,
computer. menggunakan,
merakit, mengendalikan,
mempercepat,
memperlancar,
mempertajam, menangani.
5 Reaksi yang Kemampuan untuk melakukan Mengoperasikan,
kompleks kemahirannya dalam membangun, memasang,
melakukan membongkar,
sesuatu, dimana hal ini terlihat memperbaiki,
dari kecepatan, ketepatan, melaksanakan
efsiensi dan efektivitasnya. sesuai standar,
Semua tindakan dilakukan mengerjakan,
secara menggunakan,
spontan, lancar, cepat, tanpa merakit, mengendalikan,
ragu. mempercepat,
Contoh: Keahlian bermain memperlancar,
piano. mencampur, mempertajam,
menangani, mngorganisir,
membuat
draft/sketsa, mengukur
6. Adaptasi Kemampuan mengembangkan Mengubah,
keahlian, dan memodifikasi mengadaptasikan,
pola sesuai dengan yang memvariasikan,
30
dbutuhkan, Contoh: merevisi, mengatur
Melakukan perubahan secara kembali, merancang
cepat dan tepat terhadap kembali, memodifikasi.
kejadian tak terduga tanpa
merusak pola yang ada.
Kreativitas Kemampuan untuk Merancang,
menciptakan membangun,
pola baru yang sesuai dengan menciptakan,
kondisi/situasi tertentu dan mendisain,
juga memprakarsai,
kemampuan mengatasi mengkombinasikan,
masalah membuat, menjadi
dengan mengeksplorasi pioneer
kreativitas diri. Contoh:
membuat formula baru,
inovasi,
produk baru.
6. Tabel Taksonomi
Tabel Taksanomi ranah Kognitif
31
Ranah kognitif mengurutkan keahlian berpikir sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Proses
berpikir menggambarkan tahap berpikir yang harus dikuasai oleh siswa agar mampu
mengaplikasikan teori kedalam perbuatan
Ranah Afektif mencakup segala sesuatu yang terkait dengan emosi, misalnya perasaan, nilai,
penghargaan, semangat,minat, motivasi, dan sikap. Lima kategori ranah ini diurutkan mulai
dari perilaku yang sederhana hingga yang paling kompleks.
32
Tabel Taksanomi ranah Psikomotorik
Ranah Psikomotorik meliputi gerakan dan koordinasi jasmani, keterampilan motorik dan
kemampuan fisik. Ketrampilan ini dapat diasah jika sering melakukannya. Perkembangan
tersebut dpat diukur sudut kecepatan, ketepatan, jarak, cara/teknik pelaksanaan. Ada tujuh
kategori dalam ranah psikomotorik mulai dari tingkat yang sederhana hingga tingkat yang
rumit
33
7. Revisi Taksanomi Bloom
34
BAB 3
PENUTUP
1. Kesimpulan
36
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi
https://www.stay-learning.com/2016/02/pengertian-taksonomi-bloom-dan.html
https://www.academia.edu/9193722/Taksonomi_Pendidikan
http://trigurumetri.blogspot.com/2013/08/taksonomi-taksonomi-pembelajaran.html?m=1
digilib.uinsby.ac.id
https://www.academia.edu/38525486/makalah_taksonomi_pendidikan_docx
37