Anda di halaman 1dari 9

“Hubungan anatara pendidikan dengan proses pembelajaran, pengajaran,

pelatihan, pembimbingan dan pembinaan”

DOSEN : Ibu ERNAWATI, S.Si, S.Pd., M.Pd.

Kelompok III : 1. Khaerunnisa (18311037)

2. Evrosina Darakay (18311036)

3. Titin Purnamasari (18311038)

4. Rafael Joni (18311042)

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN - PEMBANGUNAN INDONESIA


MAKASSAR

TAHUN AKADEMIK 2018


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala. Karena hanya berkat rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang kami susun ini untuk memenuhi
tugas mata kuliah ”Pengantar Pendidikan ”. Semoga jerih payah kami dicatat sebagai amal baik yang
nantinya bisa bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi seluruh mahasiswa pada umumnya.
Dalam makalah ini akan kami uraiakan tentang “Hubungan anatara pendidikan dengan proses
pembelajaran, pengajaran, pelatihan, pembimbingan dan pembinaan” yang mungkin masih
terdengar asing ditelinga kita sekalian.

Dalam penyusunan karya tulis ini kami menyampaikan terima kasih kepada:

1. Allah Subhanahu Wa ta’ala atau Tuhan Yang Maha ESA. Karena dengan rahmat-Nyalah sehingga
kami dapat menyelesaikan karya tulis ini.
2. Kepada semua pihak yang telah membantu dengan tulus hingga terselesaikannya tugas ini, khususnya
kepada ibu ERNAWATI, S.Si, S.Pd., M.Pd.
3. Dosen – dosen yang selalu memberi motivasi kepada kami, serta memberi tugas Karya Tulis Ilmiah.
3. Kedua orang tua yang senantiasa memberikan semangat baik materil maupun spiritual.
4. Teman-teman yang selalu mendukung, membantu, dan memberi dorongan untuk selalu berkarya.

Kami menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
dosen ataupun pembaca yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaannya tulisan ini.

Makassar, 21 Oktober 2018

Penyusun Kelompok III


DAFTAR ISI

SAMPUL LUAR ...................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................................ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................................iii

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................iv

BAB I : PENDAHULUAN ...................................................................................................................1

1.1. Latar Belakang ............................................................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................................................1

1.3. Tujuan Penulisan ...................................,......................................................................................1

1.4. Manfaat Penulisan ........................................................................................................................2

1.5. Metode penulisan ..........................................................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN ......................................................................................................................3

2.1. Hubungan antara pendidikan dengan proses pembelajaran .......................................................3

2.2. Hubungan antara pendidikan dengan proses pengajaran ............................................................4

2.3. Hubungan anatara pendidikan dengan proses pelatihan .............................................................4

2.4. Hubungan anatara pendidikan dengan proses pembimbingan ...................................................5

2.5. Hubungan anatara pendidikan dengan proses pembinaan ........................................................5

BAB III : PENUTUP .............................................................................................................................6

3.1. Kesimpulan ....................................................................................................................................6

3.2. Saran ..............................................................................................................................................6


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.

Revolusi di bidang teknologi komunikasi dan informasi ternyata telah mempengaruhi hampir
seluruh sendi-sendi kehidupan manusia modern, termasuk dalam dunia pendidikan dengan munculnya
istilah-istilah seperti e-learning, e-book sampai e-education. Revolusi ini juga berpengaruh pada paradigma
pendidikan akan “tempat” belajar, dimana gedung sekolah yang berdiri tegak dengan atap dan dinding akan
semakin tak populer karena manusia bisa belajar di mana saja dengan bantuan teknologi. Di sini yang
terpenting adalah interaksi manusia itu dengan materi pelajaran dan proses terusannya, pemahaman dan
penguasaan ilmu. Di mana (sekolah?) atau kapan (pagi atau siang?) tidak lagi menjadi pertanyaan penting
sebab otak manusia sekarang sudah terbiasa dengan konsep ruang dan waktu yang bersifat relatif.

Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan
pribadi dan perilaku individu. Nana Syaodih Sukmadinata (2005) menyebutkan bahwa sebagian terbesar
perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar. Moh. Surya (1997) menyebutkan
bahwa belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh
perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam
berinteraksi dengan lingkungannya.

Proses belajar pada hakekatnya juga merupakan kegiatan mental yang tidak dapat dilihat. Artinya,
proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang belajar tidak dapat disaksikan. Manusia hanya
mungkin dapat menyaksikan dari adanya gejala-gejala perubahan perilaku yang tampak. Oleh karena itu,
George R. Knight (1982: 82) menganjurkan lebih banyak kebebasan untuk berekspresi bagi peserta didik
dan lingkungan yang lebih terbuka sehingga peserta didik dapat mengerahkan energinya dengan cara yang
efektif. Lebih lanjut, peserta didik harus dianggap sebagai makhluk yang dinamis, sehingga harus diberi
kesempatan untuk menentukan harapan dan tujuan mereka dan guru (pendidik) lebih berperan sebagai
penasehat, penunjuk jalan, dan rekan seperjalanan. Guru bukanlah satu-satunya orang yang paling tahu. Oleh
karena itu, pembelajaran harus berpusat pada peserta didik(child centered), tidak tergantung pada text
book atau metode pengajaran tekstual.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun masalah yang akan di ajukan penulis pada makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Jelaskan hubungan antara pendidikan dengan proses pembelajaran !
2. Jelaskan hubungan antara pendidikan dengan proses pengajaran !
3. Jelaskan hubungan antara pendidikan dengan proses pelatihan !
4. Jelaskan hubungan antara pendidikan dengan proses pembimbingan !
5. Jelaskan hubungan antara pendidikan dengan proses pembinaan !

1.3. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui hubungan antara pendidikan dengan proses pembelajaran.
2. Untuk mengetahui hubungan antara pendidikan dengan proses pengajaran.
3. Untuk mengetahui hubungan anatara pendidikan dengan proses pelatihan.
4. Untuk mengetahui hubungan antara pendidikan dengan proses pembimbingan.
5. Untuk mengetahui hubungan anatara pendidikan dengan proses pembinaan.

1.4. Manfaat Penulisan


Hasil penulisan makalah ini diharapkan mempunyai manfaat teoritis dan manfaat praktif, sebagai
berikut:
1. Manfaat bagi mahasiswa, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang
hubungan anatara pendidikan dengan pembelajaran, pengajaran, pelatihan, pembimbingan, dan
pembinaan.
2. Manfaat bagi penulis, selain untuk meningkatkan pemahaman penulis sekaligus juga sebagai
salah satu syarat penilaian mata kuliah pengantar pendidikan.

1.5. Metode Penulisan


Metode yang digunakan yaitu metode studi pustaka atau menggunakan literature seperti, buku
dan pengambilan data dari internet atau media elektronik, serta penulisannya menggunakan bahasa
indonesia yang baik dan benar.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Hubungan antara Pendidikan dengan Proses Pembelajaran


Pendidikan dan pembelajaran adalah dua istilah yang memiliki konteks berbeda dalam lingkup
pekerjaan yang sama. Perbedaan konotasi kedua istilah ini telah turut dijelaskan oleh banyak ilmuwan
lain di dunia. Dalam bahasa Inggris, misalnya, dibedakan makna konotatif education and teaching. Begitu
juga dalam bahasa Arab, para ahli pendidikan membedakan antara al-tarbiyah wa al-taâlim. Mahatma
Ghandi, seorang tokoh pergerakan India, memberikan perspektif, bahwa pendidikan tidak berakhir
dengan kemampuan membaca, menulis dan berhitung. Baginya, kemampuan membaca, menulis dan
berhitung, bukan awal dari sebuah pendidikan. Lebih dari itu, kata Ghandi, pendidikan merupakan proses
pengembangan dan pembinaan rasa percaya diri serta membina dan mengembangkan kemampuan untuk
menghidupi diri sendiri, mandiri dan kemampuan melepaskan diri dari ketergantungan ekonomi pada
orang lain. Untuk itu, pendidikan harus memberikan penekanan pada pembentukan karakter, dan semua
aspek perkembangan fisik, mental, sosial, moral, rasa keindahan, dan juga agama. Dia berpandangan,
bahwa pendidikan harus mampu membina anak untuk menjadi anggota masyarakat yang ideal. [1] Oleh
sebab itu, sekolah, menurutnya harus sudah sampai pada tahap mengembangkan cara berpikir dan
bertindak. Sekolah bukan sekedar untuk mendengar, tapi menurutnya, sekolah harus mampu
menghubungkan antara materi yang dipelajari dengan realitas sosial kehidupan masyarakat. Belajar bukan
semata akademik dan pemahaman pengetahuan, tapi justru bisa membawa perubahan.
Mahatma Ghandi, melihat, bahwa pendidikan dan pembelajaran merupakan dua hal berbeda tapi
saling berkaitan. Pendidikan memberikan penekanan pada perubahan dan transformasi, tapi perubahan
akan terjadi jika didukung oleh pengetahuan dan pemahaman terhadap pengetahuan baru. Adapun
pemahaman akan pengetahuan baru hanya akan didapat melalui pembelajaran di sekolah, di dalam kelas,
melalui interaksi siswa dengan sumber belajar.

Sementara itu, John Dewey, seorang pemikir pendidikan sekaligus yang mengenalkan teori pendidikan
pragmatis, menjelaskan bahwa pendidikan adalah proses dari kehidupan melalui rekonstruksi pengalaman
berkelanjutan. Pendidikan adalah proses pengembangan kapasitas para siswa untuk bisa mengontrol
lingkungan dan memenuhi seluruh kualifikasi yang mereka butuhkan.[4] Bagi Dewey, pendidikan adalah
proses pembentukan pemahaman, sikap, dan perilaku demokrasi, menikmati demokratisasi dalam
kehidupan sosial, proses pengembangan kreatifitas dan inovasi dalam suasana demokratis, dan proses
peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta keahlian untuk digunakan dalam kehidupan profesi
mereka. Dengan demikian, konsep pendidikan bagi Dewey adalah konsep holistik, komprehensif, tidak
hanya terjadi dalam kelas, tapi terus bergulir dalam kelas, di luar kelas, dalam kehidupan keluarga dan
masyarakat, baik untuk konteks kehidupan profesi maupun sosial.

Penjelasan kedua ilmuan di atas, semakin memperkuat bahwa pendidikan merupakan target ideal dari
sebuah proses pembelajaran, dibantu dengan penjelasan-penjelasan guru yang memberikan keterangan
mendalam tentang berbagai prinsip yang harus dijaga setiap siswa sebagai seorang terpelajar. Jika
disederhanakan, pendidikan itu digunakan untuk menjelaskan tentang usaha-usaha yang dilakukan oleh
orang dewasa untuk menghantarkan para siswa agar memiliki kematangan berpikir, emosi, fisik, dan
berkembangnya secara optimal seluruh unsur kemanusiaan, agar menjadi warga negara yang produktif
dan bisa diterima kelompoknya secara reciprocal. Sementara pengajaran terbatas dengan proses
transformasi pengetahuan dan ketrampilan baik dilakukan secara instruksional maupun dengan cara siswa
aktif didampingi oleh guru sebagai tutornya. Pendidikan tidak sesempit pembelajaran yang hanya fokus
pada peningkatan pemahaman dan pembinaan ketrampilan vokasional. Lebih dari itu, ia juga terfokus
pada bagaimana terbentuknya jiwa yang matang, selalu berpikir rasional, tidak emosional, dan dapat
mengembangkan kehidupan harmonis dengan lingkungannya, memiliki sikap empati dan cinta terhadap
sesama, serta mampu mengembangkan keadamaian dalam kehidupan sosial.

2.2. Hubungan antara Pendidikan dengan Proses Pengajaran


Pendidikan dan pengajaran merupakan dua istilah yang sangat popular digunakan di lembaga-
lembaga pendidikan, terutama di lembaga pendidikan tinggi seperti kampus STKIP-PI MAKASSAR,
yang mempersiapkan tenaga guru untuk mengajar pada jenjang sekolah dasar dan menengah, atau
menjadi guru program pendidikan pra-sekolah, pendidikan luar biasa, dan berbagai program pendidikan
non-formal serta informal. Kedua istilah ini digunakan untuk sebuah konteks pekerjaan yang sama, dan
secara pragmatis difahami sama, seperti seorang guru akan tetap dipanggil guru walaupun sedang belanja
di swalayan, padahal dia tidak sedang melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas. Oleh sebab itu,
secara konsepsional, pendidikan itu berlangsung di semua waktu, semua konteks pekerjaan dan semua
tempat, serta berlangsung sepanjang kehidupan. Seorang guru, tidak bisa membatasi waktu keguruannya
dalam rentang jam 07.30 pagi sampai jam 16.00 sore sepanjang Senin hingga Juma’at. Waktu-waktu
kegiatan pada jam 17.00 sampai jam 21.00 setiap hari, dan di semua waktu di hari Sabtu dan Minggu,
adalah juga waktu-waktu bagi guru untuk tetap menjadi guru yang akan diteladani oleh para siswa
mereka.
Pendidikan merupakan proses holistik. Ia bukan hanya proses interaksi menyampaikan materi
pelajaran, memberikan penjelasan materi yang sukar dipahami, atau pun memberikan jawaban atas
berbagai pertanyaan siswa. Lebih dari itu, pendidikan juga mencakup bimbingan, arahan dan petunjuk
yang diberikan guru bagi para siswa sehingga mereka bisa bertindak dan berperilaku dalam kehidupan di
luar kelas sesuai dengan norma-norma kebaikan yang dipelajari di dalam kelas. Dalam konteks yang lebih
luas, guru tetap guru walaupun sekolah sudah usai di sore hari, dan tetap dituntut oleh siswa serta orang
tua siswa dan masyarakat luas, agar bisa memberikan bimbingan, arahan serta petunjuk bagi mereka
melalui tindakan dan perilaku yang baik dan benar dalam jam-jam sosial tersebut, baik melalui ucapan
maupun perbuatan.
Guru adalah pendidik, yang tidak hanya bertugas menyampaikan bahan-bahan ajar di dalam kelas,
tapi membentuk sikap dan perilaku siswa agar sesuai dengan ilmu pengetahuan yang mereka pelajari.
Tindakan guru, di luar kelas dan di luar sekolah, akan berpengaruh positif atau negatif terhadap proses
pembentukan sikap dan perilaku siswa, hanya dengan menyaksikan perbuatannya itu, atau hanya dengan
mendengar informasinya saja. Itulah beratnya atau enaknya menjadi guru sebagai pendidik yang harus
tetap konsisten dalam kebaikan di sepanjang waktu, dalam semua konteks kehidupan, di semua tempat
dan sepanjang hayat. Kendati secara pragmatis, istilah guru dipakai dalam semua konteks kehidupan
mereka oleh para siswa dan masyarakat, tapi secara akademis, kedua istilah tersebut diberi penjelasan
berbeda, walaupun istilah pendidik hampir-hampir tidak pernah digunakan dalam percakapan harian.

2.3. Hubungan antara Pendidikan dengan Proses Pelatihan


Pendidikan dan pelatihan merupakan proses pembelajaran melalui proses dan prosedur yang
berlangsung dalam waktu yang relative lama. Zainun (1993:73) menjelaskan bahwa pendidikan pada
dasarnya dimaksudkan untuk mempersiapkan SDM sebelum memasuki pasarkerja. Dengan pengetauhan
yang diperolehnya dari pendidikan dalam proporsi tertentu diharapkan sesuai dengan syarat-syarat yang
dituntut oleh suatu pekerjaan. Pendidikan mempunyai fungsi sebagai penggerak sekaligus pemacu
terhadap potensi dan kemampuan SDM dalam meningkatkan potensi kerjanya.
Bernardin & Russell dalam Gomes(2000:197) menyatakan bahwa Pelatihan adalah setiap usaha
untuk memperbaiki kinerja pekerja pada pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya, atau
satu pekerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaannya.Pelatihan lebih berkaitan dengan peningkatan
ketrampilan pekerja yang sudah menduduki suatu pekerjaan atau tugas tertentu sehingga lebih
menekankan pada ketrampilan (skill).
Yoder (Mangkunegoro, 2000 : 43) membedakan antara istilah pelatihan (training) dan
pengembangan (developing) dimana pelatihan ditujukan untuk pegawai pelaksana dan pengawas.
Sedangkan pengembangan ditujukanuntuk pegawai tingkat manajemen.Umar (2000:12), melihat
perbedaan pelatihan dan pengembangan dari segi waktu,dimana pelatihan ditujukan pada kebutuhan
saatini untuk dapat menguasai berbagai ketrampilandan teknik pelaksanaan kerja,
sedangkan pengembangan bertujuan untuk menyiapkan pegawainya agar siap memangku jabatan
dimasayang akan datang.

2.3. Hubungan antara Pendidikan dengan Proses Pembimbingan

Bimbingan dalam UU No. 20/2003UU 20/3 merupakan UU sisdiknas pertama yang menyebut istilah konselor
(sebutan profesional guru BK dalam proses pembimbingan) sebagai tenaga pendidik. Hal ini tertuang dalam pasal 1
ayat 6 yang berbunyi : pendidikan adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konseloring,
pamong belajar, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya serta berpartisipasi
dalam penyelenggaraan pendidikan. Bimbingan menurut Tolbert dalam Nana Syaodih Sukmadinata (2007:10)
mendefinisikan bimbingan (guidance) sebagai berikut : “ Bimbingan merupakan keseluruhan program atau semua
kegiatan dan layanan yang ada dalam lembaga pendidikan yang di arahkan pada membantu individu dalam
merencanakan dan melaksanakan penyesuaian diri dengan semua aspek dalam kehidupan sehari-hari. Bimbingan
tidak terpisahkan dari pendidikan dan merupakan bagian penting dari program pendidikan. Bimbingan memiliki
makna yang lebih luas, dan bersifat kolektif.

2.4. Hubungan Pendidikan dengan Proses Pembinaan

Pembinaan yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah suatu usaha untuk pembinaan kepribadian yang mandiri
dan sempurnah serta dapat bertanggung jawab, atau suatu usaha, pengaruh, perlindungan dalam bantuan yang
diberikan kepada anak yang tertuju kepada kedewasaan anak itu, atau lebih cepat untuk membantu anak agar cakap
dalam melaksanakan tugas hidup sendiri,pengaruh itu datangnya dari orang dewasa (diciptakan oleh orang dewasa
seperti sekolah, buku pintar hidup sehari - hari, bimbingan dan nasehat yang memotifasinya agar giat belajar), serta
ditunjukkan kepeda orang yang lebih dewasa.

Istilah pembinaan atau berarti “ pendidikan “, yang merupakan pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh
orang dewasa kepadsa anak yang belum dewasa. Selanjutnya pembinaan atau kelompok orang lain agar menjadi
dewasa atau mencapai tingkat kehidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari keseluruhan materi diatas secara umum pengertian pendidikan adalah
sebagai usaha dasar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran peserta didik secara
aktif mengembangkan potensu dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan
dapat diartikan sebagai usaha dasar dan sistematis untuk mencapai taraf hidup atau untuk kemajuan yang lebih
baik. Secara sederhana pengertian pendidikan adalah proses pembelajaran bagi peserta didik untuk dapat
mengerti, faham, dan membuat manusia lebih kritis dalam berfikir.

3.2. Saran

1. Bagi Mahasiswa

Diharapkan mahasiswa sebagai calon pendidik dapat memahami materi tentang hubungan pendidikan
agar kelak bisa mengaplikasikannya pada proses pelatihan dalam dunia pendidikan, serta dapat melatih
kemampuan dalam pembuatan karya ilmiah.

2. Bagi penulis

Diharapkan menjadi awal pelatihan dalam persiapan materi pelajaran pendidikan pada proses mengajar
ketika menjadi seorang tenaga pendidik serta terus melatih kemampuan pembuatan karya ilmiah.

Anda mungkin juga menyukai