Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PROSES BELAJAR MENGAJAR

Disusun Oleh :

Aulia Farhanah M (5535161292)

Fina Kesuma N (5535162172)

Btari Annisa Filli (5535161310)

Jihan Faradilla (5535162159)

Lulu Hikmayanti R (5535160585)

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

PENDIDIKAN VOKASIONAL TATA RIAS

JAKARTA

2019

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya
sehingga makalah Proses Belajar dan Mengajar ini dapat tersusun hingga
selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan
dari teman - teman yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.Dan harapan kami semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke
depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami


yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

                                                                            Jakarta, 13 Maret 2019

1
DAFTAR ISI

Cover ................................................................................................................i

Kata Pengantar..................................................................................................1

Daftar Isi...........................................................................................................2

BAB 1 Pendahuluan

1.1. Latar Belakang........................................................................................3

1.2. Rumusan Masalah...................................................................................4

1.3. Tujuan Penulisan.....................................................................................4

BAB 2 Pembahasan

2.1. Proses Belajar Mengajar..........................................................................5

2.1..................................................................................................... Definisi

Belajar........................................................................................7

2.2..................................................................................................... Definisi

Mengajar....................................................................................9

2.2. Komponen – Komponen Proses Belajar Mengajar.................................11

2.3. Proses Belajar Mengajar..........................................................................17

2.4. Faktor – Faktor yang mempengaruhi Proses Belajar Mengajar..............20

BAB 3 Kesimpulan

3.1. Kesimpulan..............................................................................................21

3.2. Saran........................................................................................................21

Daftar Pustaka...................................................................................................22

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang memiliki tujuan untuk mencerdaskan
kehidupan seluruh warga negara bangsa Indonesia, Hal ini tertuang di dalam
pembukaan UUD 1945 yang memaparkan secara jelas tujuan dibentuknya Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Guna mencapai salah satu tujuan tersebut pemerintah
Indonesia berkolaborasi dengan tenaga pendidik untuk membangun suatu sistem yang
mampu membawa seluruh rakyat Indonesia mencapai tujuan NKRI.
Belajar dan mengajar menjadi suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam
kehidupan manusia, khususnya tenaga pendidik dan peserta didik. Hal ini
menciptakan suatu kondisi dimana masing-masing elemen memiliki peran tetapnya
masing-masing. Namun, hal ini menjadi suatu pembatas, dimana ilmu hanya akan
didapat oleh siswa dari guru saja dan tidak memiliki cakupan pengalaman belajar
yang luas.
Dengan meninjau fenomena tersebut maka dimulai suatu pembaharuan dalam
melaksanakan kegiatan di dalam kelas yang diharapkan menjadi solusi atas adanya
batasan dalam kegiatan tersebut. Karena hal tersebut merupakan suatu kegiatan yang
bersifat makro dan melibatkan banyak pihak maka diperlukan adanya sinergi dan
keteraturan dalam pelaksanaan kegiatan.
Oleh karena itu, penulis akan membuat makalah mengenai “ Proses Belajar
dan Mengajar”. Dalam makalah ini diharapkan akan jelas dan terlihat bagaimana
proses ini akan terlihat berbeda dengan kegiatan-kegiatan dalam kelas yang selama
ini dikenal dan dikemas di dalam kelas.

3
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan proses belajar dan mengajar menurut para ahli?
2. Apa saja komponen dalam kegiatan proses belajar dan mengajar?
3. Bagaimana sasaran kegiatan belajar dan mengajar yang efektif dalam kelas?
4. Bagaimana proses belajar dan mengajar dapat mencapai sasaran yang telah
ditetapkan?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Menyelidiki dan mengetahui definisi proses belajar mengajar menurut para ahli
2. Mengetahui sasaran yang ditetapkan dalam proses belajar mengajar guna
mempermudah dalam ruang kegiatan yang dilaksanakan
3. Mengetahui faktor yang mempengaruhi proses belajar dan mengajar di dalam kelas
guna mengetahui dan mengatasi hambatan dalam mencapai sasaran.

4
BAB II

2.1 Pengertian Proses Belajar dan Mengajar

Proses Belajar Mengajar (PBM) yang juga dikenal Proses Pembelajaran


merupakan gabungan dari dua konsep yaitu belajar yang dilakukan oleh siswa
dan mnegajar yang dilakukan oleh instruktur atau guru. Belajar tertuju apa yang
harus dilakukanoleh seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran,
sedangkan mengajar tertuju pada apa yang harus dilakukan oleh instruktur atau
guru sebagai pemberi pembelajaran. Dua konsep tersebut menjadi terpadu dalam
sebuah kegiatan pada saat terjadi interaksi antara guru dan siswa, siswa dengan
siswa pada saat proses belajar mengajar itu berlangsung.

Untuk sampai pada suatu rumusan proses belajar mengajar terlebih dahulu
harus diungkapkan pengertian belajar dan mengajar. Banyak ditemukan para
Ahli mengemukakan pendapat tentang pengertian tersebut. Proses belajar
megajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru
sebagai pemegang peranan utama. Peristiwa belajar mengajar banyak berakar
pada berbagai pandangan dan konsep. Oleh karena itu perwujudan proses belajar
mengajar dapat terjadi dalam berbagai model. Misalnya : Bruce Joyce dan
Marshal Weil mengemukakan 22 model mengajar yang di kelompokan kedalam

5
4 hal, yaitu : Proses informasi, perkembangan pribadi, interaksi sosial dan
modifikasi tingkah laku ( Joyce & Weil, Models of Teaching, 1980 )

Proses Belajar Mengajar merupakan suatu proses yang mengandung


serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau
hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi
berlangsungnya proses belajar mengajar.

Interaksi dalam peristiwa belajar mengajar mempunyai arti yang lebih luas,
tidak sekedar hubungan antara guru dan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif. Setiap
kegiatan proses belajar mengajar selalu melibatkan dua pelaku aktif, yaitu guru dan
siswa. Guru sebagai pengajar merupakan pencipta kondisi belajar siswa yang didesain
secara sengaja, sistematis dan bersikenbambungan. Sedangkan anak sebagai subyek
pembelajaran merupakan pihak yang menikmati kondisi belajar yang diciptakan guru.
Perpaduan dari kedua unsur manusiawi ini melahirkan intraksi edukatif dengan
memanfaatkan bahan ajar sebagai mediumnya.

Pada kegiatan belajar, keduanya (guru-murid) saling mempengaruhi dan


member masukan. Karna itulah kegiatan belajar mengajar harus merupakan aktivitas
yang hidup, sarat nilai dan senantiasa memiliki tujuan. Dalam hal ini bukan hanya
penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai
pada diri siswa yang sedang belajar. Proses belajar mengajar memeiliki makna dan
pengertian yang lebih luas daripada pengertian mengajar semata. Dalam proses
belajar mengajar tersirat adanya suatu kesatuan kegiatan yang tak terpisahkan antara
siswa yang belajar dan guru yang mengajar. Antara kedua kegiatan ini terjalin
interaksi yang saling menunjang.

6
2.1.2 Belajar

Menurut M. Sobry Sutikno, pengertian Belajar adalah suatu proses usaha


yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan suatu perubahan yang baru
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dalam
hal ini, perubahan adalah sesuatu yang dilakukan secara sadar (disengaja) dan
bertujuan untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya.

Menurut Thursan Hakim, definisi Belajar adalah suatu proses perubahan di


dalam kepribadian manusia yang ditunjukkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan
kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,
pemahaman, ketrampilan, daya fikir, dan kemampuan lainnya.

Menurut Skinner, pengertian Belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian
tingkah laku yang berlaku secara progresif.

Drs. Slameto memberikan definisi Belajar sebagai suatu proses atau usaha
yang dilakukan oleh seseorang untuk melakukan suatu perubahan baik perubahan
tingkah laku menjadi lebih baik lagi secara keseluruhan ataupun perubahan lain yang
dilakukan. Perubahan tersebut merupakan sebuah hasil dari pengalaman seseorang itu
sendiri yang didapatkan dari adanya interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Hilgard & Bower, pengertian Belajar adalah perubahan tingkah


laku seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya
yang berulang-ulang dalam situasi tersebut.

Menurut Sadirman (2011: 26-28), secara umum ada tiga tujuan belajar, yaitu:

1. Untuk Memperoleh Pengetahuan

Hasil dari kegiatan belajar dapat ditandai dengan meningkatnya kemampuan berfikir
seseorang. Jadi, selain memiliki pengetahuan baru, proses belajar juga akan membuat
kemampuan berfikir seseorang menjadi lebih baik. Dalam hal ini, pengetahuan akan
meningkatkan kemampuan berpikir seseorang, dan begitu juga sebaliknya
kemampuan berpikir akan berkembang melalui ilmu pengetahuan yang dipelajari.
Dengan kata lain, pengetahuan dan kemampuan berfikir merupakan hal yang tidak
dapat dipisahkan.

2. Menanamkan Konsep dan Keterampilan

7
Keterampilan yang dimiliki setiap individu adalah melalui proses belajar. Penanaman
konsep membutuhkan keterampilan, baik itu keterampilan jasmani maupun rohani.
Dalam hal ini, keterampilan jasmani adalah kemampuan individu dalam penampilan
dan gerakan yang dapat diamati. Keterampilan ini berhubungan dengan hal teknis
atau pengulangan. Sedangkan keterampilan rohani cenderung lebih kompleks karena
bersifat abstrak. Keterampilan ini berhubungan dengan penghayatan, cara berpikir,
dan kreativitas dalam menyelesaikan masalah atau membuat suatu konsep.

3. Membentuk Sikap

Kegiatan belajar juga dapat membentuk sikap seseorang. Dalam hal ini, pembentukan
sikap mental peserta didik akan sangat berhubungan dengan penanaman nilai-nilai
sehingga menumbuhkan kesadaran di dalam dirinya.Dalam proses menumbuhkan
sikap mental, perilaku, dan pribadi anak didik, seorang guru harus melakukan
pendekatan yang bijak dan hati-hati. Guru harus bisa menjadi contoh bagi anak didik
dan memiliki kecakapan dalam memberikan motivasi dan mengarahkan berpikir.

Proses Belajar dapat dikenali melalui beberapa karakteristiknya. Mengacu pada


definisi belajar di atas, berikut ini adalah beberapa hal yang menggambarkan ciri-ciri
belajar:

 Terjadi perubahan tingkah laku (kognitif, afektif, psikomotor, dan campuran)


baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati secara langsung.

 Perubahan tingkah laku hasil belajar pada umumnya akan menetap atau
permanen.

 Proses belajar umumnya membutuhkan waktu tidak sebentar dimana hasilnya


adalah tingkah laku individu.

 Beberapa perubahan tingkah laku yang tidak termasuk dalam belajar adalah
karena adanya hipnosa, proses pertumbuhan, kematangan, hal gaib, mukjizat,
penyakit, kerusakan fisik.

 Proses belajar dapat terjadi dalam interaksi sosial di suatu lingkungan


masyarakat dimana tingkah laku seseorang dapat berubah karena
lingkungannya.

8
Menurut Slameto, ciri-ciri perubahan tingkah laku sebagai hasil dari proses belajar
adalah;

 Perubahan terjadi secara sadar


 Bersifat menetap atau kontinu, dan fungsional
 Bersifat positif dan aktif
 Memiliki tujuan dan terarah
 Meliputi segala aspek tingkah laku individu

2.1.3  Mengajar
Mengajar merupakan suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan
sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak, sehingga terjadi proses belajar.
Kegiatan mengajar biasanya diidentikkan dengan tugas guru di sekolah dan dosen di
perguruan tinggi. Mengajar pada hakekatnya adalah melakukan kegiatan belajar,
sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
Mengajar bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa,
melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan siswa membangun sendiri
pengetahuannya. Mengajar berarti partisipasi dengan siswa dalam membentuk
pengetahuan, membuat makna, mencari kejelasan, bersikap kritis, dan mengadakan
justifikasi.
Walaupun demikian ada beberapa prinsip yang berlaku umum untuk semua
guru yang baik:
1. Guru yang baik memahami dan menghormati siswa.
2. Guru yang baik harus memahami bahan pelajaran yang diberikannya.
3. Guru yang baik menyesuaikan metode mengajar dengan bahan pelajaran.
4. Guru yang baik menyesuaikan bahan pelajaran dengan kesanggupan individu.
5. Guru yang baik mengaktifkan siswa dalam hal belajar.
6. Guru jangan terikat oleh satu buku pelajaran (textbook).

9
Untuk dapat melaksanakan tugas mengajar dengan baik, guru harus memiliki
kemampuan profesional, yaitu terpenuhinya 10 kompetensi guru, yang meliputi:
1. Menguasai bahan, yaitu bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah dan bahan
penunjang bidang studi.
2. Mengelola program belajar mengajar.
3. Mengelola kelas.
4. Penggunaan media atau sumber.
5. Menguasai landasan-landasan pendidikan.
6. Mengelola interaksi-interaksi belajar mengajar.
7. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pelajaran.
8. Mengenal fungsi layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah.
9. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah.
10. Memahamai prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna
keperluan belajar.

Mengajar dapat dipandang sebagai menciptakan situasi di mana diharapkan


anak didik dapat belajar dengan efektif. Situasi belajar terdiri dari berbagai faktor
seperti anak didik, fasilitas, prosedur belajar, cara penilaian. Dalam situasi belajar itu
ada kalanya guru mengatakan apa yang harus dilakukan oleh anak didik (direction),
ada kalanya ia membimbing atau membantu dan memberikan saran kepada anak
didik dalam menyelesaikan rencana atau tugas masing-masing (guidance). Jadi kedua
aspek itu, direction dan guidance terdapat di dalamnya. Metode - Metode mengajar
meliputi:
1.      Metode Ceramah
Metode ceramah adalah cara penyampaian bahan ajar dengan komunikasi dengan
lisan. Metode ceramah sangat efektif untuk keperluan penyampaian informasi dan
pengertian. Dan sedangkan kelemahannya adalah bahwa siswa cenderung
pasif,pengaturan kecepatan secara klasikal di tentukan oleh pengajar, kurang cocok
untuk pembentukan ketrampilan dan sikap, dan cenderung menempatkan pengajar
sebagai otoritas terakhir.

10
2.      Metode Tanya Jawab
Dalam proses belajar-mengajar, bertanya memegang peranan penting sebab
pertanyaan yang tersusun baik dengan teknik pengajuan yang tepat yaitu
meningkatkan pertisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar,membangkitkan
minat rasa ingin tahu siswa terhadap masalah yang sedang di bicarakan.

3.      Metode diskusi
Diskusi adalah suatu proses penglihatan dua atau lebih individu yang berinteraksi
secara verbal dan saling berhadapan muka membahas mengenai tujuan atau sasaran
tertentu melalui tukar- menukar informasi mempertahan kan pendapat atau
pemecahan masalah.

4.      Metode kerja demonstrasi


Metode demonstrasi adalah metode mengajar yang seorang guru mendemonstrasikan
atau memperlihatkan kepada seluruh siswa tentang suatu proses. Contohnya  proses
pembuatan kue, proses mengatur kebersihan ruangan,proses mengerjakan suatu
pekerjaan dan lain-lain.

2.2 Komponen-Komponen Proses Belajar Mengajar


Menurut Adrian ( 2000 : 25 ) dalam artikelnya yang berjudul “Metode
Mengajar berdasarkan Tipologi Belajar Siswa”, menjelaskan kegiatan belajar
mengajar melibatkan beberapa komponen yaitu Guru (Pendidik), Peserta Didik,
Tujuan Pembelajaran, Isi Pembelajaran, Metode Mengajar, Media Dan Evaluasi
Pembelajaran. Diantaranya :

1.    Guru ( Pendidik )


Sebagai dijelaskan oleh H.A.R Tilaar yang dikutip oleh Suyanto ( 2001 : 31 ),
memberikan empat ciri utama agar seorang guru terkelompok dalam guru yang
professional, masing-masing itu adalah: 
 Memiliki kepribadian yang matang dan berkembang ( mature and developing

11
personality ),  
 Mempunyai keterampilan membangkitkan minat peserta didik, 
 Memiliki penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kuat dan 
 Sikap profesionalnya berkembang secara bersinambungan.

Sedangkan menurut Wardiman Djojonegoro yang dikutip oleh suyanto ( 2001 : 33 ).


Guru yang bermutu memiliki paling tidak empat kreteria utama, yaitu : 
 Kemampuan profesional, meliputi kemampuan intelegensi, sikap dan prestasi
kerja; 
 Upaya profesional adalah upaya seorang guru untuk mentranspormasikan
kemampuan professional yang dimilikinya kedalam tindakan mendidik dan
mengjar secara nyata,
 Waktu yang dicurahkan untuk kegiatan professional, menunjukan intensitas
waktu dari seorang guru yang dikonsentarsikan untuk tugas-tugas profesinya;
dan 4) kesesuaian antara keahlian dan pekerjaan, disini gur u dituntut untuk
dapat membelajarkan siswa secara tuntas, benar dan berhasil.

Terkait dengan hal tersebut, maka fungsi dan tugas guru dalam situasi pendidikan dan
pengajaran terjalin intraksi antara dan guru. Intraksi ini sesungguhnya merupakan
intraksi antara dua kepribadian yaitu kepribadian guru sebagai seorang dewasa dan
sedangkan berkembang mencari bentuk kedewasaan.

Sehubungan dengan itu Sukmadinata ( 2004 : 252 ) menjelaskan fungsi / tugas


seorang Guru Dalam Proses Pembelajaran sebagai berikut :
1. Guru Sebagai Peserta Didik dan Pengajar
Tugas utama sebagai pendidik adalah membantu mendewasakan anak. Dewasa
secara psikologis, sosial, dan moral. Dewasa secara psikologis berarti individu
telah bisa berdiri sendiri, tidak bergantung pada orang lain serta sudah mampu

12
bertanggung jawab atas segala perbuatan dan mampu bersikap obyektif. Dewasa
secara sosial berarti telah mampu menjalin hubungan sosial dan kerja sama
dengan orang dewasa lainnya. Dewasa secara moral yaitu telah memiliki
seperangkat nilai yang ia akui kebenarannya dan mampu berprilaku sesuai dengan
nilai-nilai yang menjadi pegangannya.Tugas utama guru sebagai pengajar  adalah
membantu perkembangan intelektual, afektif dan psikomotorik, melalui
penyampaian pengetahuan, pemecahan masalah, latihan afektif dan keterampilan.

2. Guru Sebagai Pembimbing


Selain sebagai pendidik dan pengajar guru juga sebagai pembimbing.
Perkembangan anak tidak selalu mulus dan lancar, adakalanya lambat dan
mungkin juga berhenti sama sekali. Dalam kondisi dan situasi seperti ini mereka
perlu mendapatkan bantuan dan bimbingan. Sebagai upaya membantu anak
mengatasi kesulitan atau hambatan yang dihadapi dalam perkembangannya.

Sebagai pembimbing, guru perlu memiliki pemahaman yang seksama tentang


para siswanya, baik itu tentang segala potensi dan kelemahannya, masalah dan
kesulitan-kesulitannya. Serta segala latar belakangnya agar tercapai kondisi
seperti itu, guru perlu banyak mendekati siswa, membina hubungan yang lebih
dekat dan akrap, melakukan pendekatan serta mengadakan dialog-dialog secara
langsung.
Selain fungsi seorang guru/ pendidik dalam proses pembelajaran juga seorang
guru dituntu memiliki sifat dan sikap yang harus dimiliki oleh seorang guru adlah
sebagai berikut :
 Fleksibel, seorang guru adalah seorang yang telah mempunyai pegangan
hidup, telah punya prinsip, pendirian dan keyakinan sendiri, baik dalam nilai-
nilai maupun dalam ilmu pengetahuan. Guru juga harus bisa bertindak
bijaksana, terhadap orang yang tepat dalam situasi yang tepat.

13
 Bersikap terbuka, seorang guru hendaknya memiliki sifat terbuka baik untuk
menerima kedatangan siswa, untuk diminta bantuan, juga untuk mengoreksi
diri.
 Berdiri sendiri, seorang guru adlah seorang yang telah dewasa, ia telah sangup
berdiri sendiri baik secara intelektual, sosial maupun emosional. Berdiri
sendiri secara intelektual, berarti ia memiliki pengetahuan yang cukup untuk
mengajar juga telah memberikan pertimbangan-pertimbangan rasional dan
mengambil suatu putusan atau pemecahan masalah.
 Peka, seorang guru harus peka atau sensitif terhadap penampilan para
siswanya.
 Tekun, pekerjaan seorang guru membutuhkan ketekunan, baik didalam
memrsiapkam, melaksankan, menilai maupun membina siswa sebagai
generasi penerus bagi kehidupan yang akan datang,
 Melihat kedepan, tugas guru adalah membina siswa sebagai generasi penerus
bagi kehidupan yang akan dating.
 Menerima diri, seorang guru selain bersikap realistis, ia juga harus mampu
menerima keadaan dan kondisi dirinya ( Sukmandinata, 2004 : 256-258 ).

Dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,


seorang guru tidak hanya dituntut pengajar yang bertugas menyampaikan materi
pelajaran tertentu, tetapi juga harus berperan sebagai pendidik. Dimyati dan
mudjiono (2006 : 41 ) mengatakan tugas seorang guru adalah mengajar. Dalam
kegiatan mengajar ini tentu saja tidak dapat dilakukan sembarangan, tetapi harus
harus mengunakan teori-teori dan prinsip-prinsip belajar.
Prinsip-Prinsip Belajar sebagai berikut : 
 Perhatian dan motivasi, perhatian dan motivasi mempunyai peranan yang
sangat penting dalam kegiatan belajar.
 Keaktifan, anak memupunyai dorongan untuk berbuat sesuatu

14
 Ketertiban langsung / pengalaman, belajar haruslah dilakukan sendiri oleh
siswa.
 Pengulangan, melatih daya-daya jiwa dan membentuk respon yang benar
dan bentuk kebiasaan-kebiasaan
 Tantangan, dalam belajar siswa tentu memiliki hambatan yaitu mepelajari
bahan belajar, maka timbulah motif yang mengatasi hambatan itu dengan
belajar.
2. Peserta Didik

Dimyati dan Mudjiono ( 2006 : 22 ) dalam bukunya belajar dan pembelajaran,


mendefenisikan peserta didik atau siswa adalah subyek yang terlibat dalam
kegiatan belajar mengajar disekolah. Sedangkan menurut Aminuddin Rasyad
(2000 :105 ), peserta didik (siswa) adalah seseorang atau sekelompok orang yang
bertindak sebagai pelaku, pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang
dibutuhkannya untuk mencapai tujuan.

3. Tujuan Pembelajaran
Pada hakekatnya  tujuan pembelajaran adalah perubahan prilaku dan tingkah laku
yang positif dari peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar,
seperti perubahan secara psikologis akan tampil dalam tingkah laku ( over
behavior ) yang dapat diamati melalui alat indra oleh orang lain baik tutur kata,
motorik, dan gaya hidup.

15
4. Gaya Hidup
Untuk menjamin efektivitas pengembangan kurikulum dan program
pembelajaran, maka kepala sekolah beserta guru-guru lainya untuk menjabarkan
isi kurikulum secara lebih rinci dan oprasional kedalam program tahunan,
semesteran, dan bulanan. Adapun program mingguan atau program satuan
pelajaran wajib di kembangkan guru sebelum melakukan kegiatan belajar
mengajar. Berikut prinsip-prinsip yang harus diperhatikan :
 Tujuan yang dikehendaki harus jelas, oprasional mudah terlihat, ketepatan
program-program yang dikembangkan untuk mencapai tujuan. 
 Program ini harus sederhana atau fleksibel. 
 Program-program yang disusun dan dikembangkan harus sesuai dengan
tujuan yang telah diterapkan 
 Program yang dikembangkan harus menyeluruh dan jelas pencapaiannya 
 Harus ada koordinasi antara kompone pelaksana program disekolah
(Mulyasa, 2006 : 41 ).

5. Metode Mengajar
Metodologi mengajar dalam dunia pendidikan perlu dimiliki oleh pendidik,
karena keberhasilan Proses Belajar Mengajar (PBM) bergantung pada cara
mengajar gurunya. Jika cara mengajar gurunya enak menurut siswa, maka siswa
akan tekun, rajin, antusias menerima pelajaran yang diberikan, sehingga
diharapkan akan terjadi peribahan tingkah laku pada siswa baik tutur katanya,
sopan santunnya, motorik dan gaya hidup.

6. Media
Pengajaran yang baik perlu ditunjang oleh pengunaan media pengajaran.
Berkenaan dengan media pengajaran ada yang mengartikan secara sempit,
terbatas pada alat bantu pengajaran atau alat peraga. Tapi ada pula yang

16
mengartikan secara luas termasuk juga sumber-sumber belajar selain buku, jurnal,
adalah perpustakaan, laboratorium, kebun sekolah, dan sebagainya.

7. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional
sampai bentuk akuntabilitas penyelengaraan pendidikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan ( UU Sisdiknas 2003, pasal 57 ). Sedangkan evaluasi hasil belajar
peserta didik untuk membantu aktivitas, kemajuan dan perbaikan hasil belajar
peserta didik secara berkesinambungan ( pasal 58 ).

2.3  Konsep Belajar Mengajar

Guru merupakan figur yang sentral dalam rangka melaksanakan fungsi dan tugas
institusional dalam proses belajar mengajar, karena di tangan para guru terletak
kemungkinan berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan di sekolah
yang berkaitan dengan masa depan karier para peserta didik yang menjadi
tumpuan harapan para orang tua. Oleh karena itu setidaknya seorang guru
memiliki tugas-tugas pokok antara lain: mampu dan cakap merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi, dan membimbing kegiatan belajar mengajar.
Dengan kata lain para guru mampu menunaikan tugas dengan sebaik-baiknya
dengan memahami dengan seksama hal-hal yang bertalian dengan proses belajar
mengajar, sebagai berikut:

17
1. Aspek siswa, seorang guru harus memahami segala karakteristik perbedaan
yang ada pada diri peserta didik, guna mencapai tujuannya sesuai dengan
tahapan perkembangan para peserta didik.
2. Aspek tujuan, yaitu apa yang akhirnya diharapkan tercapainya setelah
adanya kegiatan belajar mengajar, yang diaplikasikan ke dalam kegiatan
yang terencana dan dapat dievaluasi (terukur).
3. Aspek guru, sebagai figur pendidik seyogyanya dalam proses belajar
mengajar selalu mengusahakan terciptanya situasi yang mengarah pada
proses pengalaman belajar (learning experience) pada diri siswa, dengan
mengerahkann segala sumber (learning resources)dan menggunakan strategi
belajar mengajar (teaching-learning strategy) yang tepat (appropriate).

Dari sini timbul suatu pemahaman bahwa terjadinya perilaku belajar pada siswa
dan perilaku mengajar pada guru tidak berlangsung dari satu arah (one way
system)melainkan terjadinya secara timbal balik (interaktif, two way traffic
system) yang seyogyanya dipahami dan disepakati bersama.

Setidaknya minimal ada tiga komponen yang harus dipahami oleh guru dalam
rangka pencapaian dari perubahan-perubahan dari hasil proses belajar mengajar,
yaitu:
a. Hakikat atau konsep dasar serta terjadinya perilaku belajar pada diri
siswa.
b. Kriteria dan cara merumuskan tujuan belajar mengajar (instruksional)
dalam bentuk yang operasional yang dapat dipandang sebagai
manifestasi hasil perilaku belajar siswa yang secara langsung dapat
diamati (observasi) dan dapat dievaluasi atau diukur (measurable).
c. Karakteristik utama, termasuk segi-segi kebaikan dan kelemahannnya,
dari beberapa model strategi belajar mengajar yang umum, serta
kriteria yang dapat dipergunakan untuk memilihnya bagi keperluan
penggunaannya.1

18
2.4 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Proses Belajar Mengajar
Pelaksanaan proses belajar mengajar selayaknya berpegang pada apa yang
tergantung dalam perencanaan pembelajaran. Selanjutnya diterbitkan oleh
Depdiknas ( 2004:6 ) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi PBM tersebut
antara lain :
 Faktor guru, pada faktor ini yang perlu mendapat perhatian adalah
keterampilan mengajar, metode yang tepat dalam mengelola tahapan
pembelajaran. Didalam intraksi belajar mengajar guru harus memiliki
keterampilan mengajar, mengelola tahapan pembelajaran, memanfaatkan
metode, mengunakan media dan mengalokasikan waktu yang untuk
mengkomunikasikan tindakan mengajarnya demi tercapainya tujuan
pembelajaran di sekolah. 
 Faktor  siswa, siswa adalah subyek yang belajar atau yang disebut pembelajar.
Pada faktor siswa yang harus diperhatikan adalah karakteristik umum maupun
khusus, karateristik umum dari siswa adalah usia yang dikategorikan kedalam 
 Usia anak-anak yaitu usia pra sekolah dasar ( 4- 11 tahun); 
 Usia sekolah lanjutan pertama ( 12-14 tahun ) atau usia pubertas dari setiap
siswa; 
 Usia sekolah lanjutan atas ( 15-17 tahun ) atau usia mencari identitas diri.
Adapun karakteristik siswa secara khusus dapat dilihat dapat dilihat dari
berbagai sudut antara lain dari sudut lain, dari sudut gaya belajar yang
mencakup belajar dengan mengunakan visual,, dengan cara mendengar
(auditorial) dan dengan cara bergerak atau kinestetik ( Suprayekti, 2004 : 11), 
 Faktor kurikulum, kurikulum merupakan pedoman bagi guru dan siswa dalam
mengkoordinasikan tujuan dan isi pelajaran. Pada faktor ini yang menjadi titik
perhatian adalah bagai mana merealialisasikan komponen metode dengan
evaluasi, 
 Faktor lingkungan, lingkungan didalam intraksi belajar mengajar merupakan
konteks terjadinya pengalaman belajar.

19
Proses belajar mengajar yang dilakukan sebuah institusi pendidikan mempunyai 3
sasaran, yaitu :

1. Berpusat pada kegiatan pengajar

Pada pola ini pengajar mendemonstrasikan segala bentuk pengajaran dan materi
kepada siswa, sehingga siswa mampu memahami materi dengan cepat. Disini
guru mempunyai peranan yang sangat dominan dalam kegiatan belajara mengajar.

2. Berpusat pada bahan pengajaran

Dengan pola ini pengajar berusaha menjelaskan materi atau pokok bahasan
dengan memanfaatkan media elektonika (Tape Recorder, OHP atau In-focus),
sehingga siswa mempunyai nuansa yang lain dalam belajar.

3. Berpusat pada kegiatan anak didik

Sedangkan dalam pola ini siswa aktif mencoba dalam setiap pembelajaran,
sehingga daya nalar siswa selain cepat juga mempunyai daya tahan yang lama.
Sekolah akan memadukan ketiga jenis sasaran dalam proses belajar mengajar di
atas.

Dengan memadukan ketiga sasaran di atas, akan memiliki beberapa kelebihan,


antara lain:

 Siswa didorong untuk menemukan sendiri dalam mencari ilmu, dengan


demikian ilmu lebih mudah difahami, dihayati dan lebih lestari tertanam.
 Menghindari stress pada siswa, yang dampaknya siswa akan merasa
tertekan dan menimbulkan kebosanan dalam belajar.
 Memberikan keleluasaan kepada guru untuk selalu berimprovisasi dan
mengembangkan kreativitas dalam dunia pendidikan.

20
BAB III

3.1 Kesimpulan
Proses belajar mengajar sebagai salah satu bagian dari kegiatan pendidikan,
merupakan proses yang melibatkan berbagai komponen yang menyangkut guru
sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik. Pendidik dan peserta didik masing-
masing harus memiliki kesiapan untuk mencapai hasil proses pendidikan yang
memadai, oleh sebab itu keduanya perlu dikondisikan melalui tatacara yang sesuai
dengan kaidah-kaidah yang berlaku dalam proses belajar mengajar. Kaidah-kaidah
tersebut dirangkum dalam sebuah konsep yang kemudian disebut sebagai konsep
dasar belajar mengajar, yang harus dipahami oleh seorang tenaga pendidik sebelum
melaksanakan tugasnya.
Konsep dasar dan mengajar memiliki tiga karakteristik yaitu aspek siswa, aspek
tujuan,  aspek guru. Secara implisit mengidentifikan perilaku hasil belajar yaitu
perubahan intensional atau keletihan, perubahan bersifat positif, perubahan bersifat
efektif. Selain itu faktor – faktor yang mempengaruhi proses belajar yaitu faktor
internal dan faktor eksternal dan untuk mrnetahui hasil dan keberhasilan harus di
berikan suatu evaluasi.

3.2 Saran
Proses Belajar Mengajar seharusnya Dengan adanya pembahasan terkait Proses
Belajar Mengajar diharapkan pengajar atau guru dapat melaksanakan tugasnya
dengan baik sebagai pengajar, dan dapat menaikkan kualitas sumber daya manusia
berikutnya.

21
DAFTAR PUSTAKA

Nasution . 2008. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar. Cetakan
keduabelas. Jakarta : Bumi Aksara.

Sardiman . 2012 . Interksi Motivasi & Belajar Mengajar . Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.

Sudjana, Nana. 2010. Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.

Ruslan, Ade.2003 “Kegiatan Belajar Mengajar Yang Efektif “.Jakarta : Gramedia

Wijaya, Cece.1991.”Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar” Reaja Rosda
Karya : Bandung

22

Anda mungkin juga menyukai