Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

“Interaksi Belajar Mengajar dan Permasalahannya”

Dosen Pengampu
Prof. Dr. Nurhayati B, M.Pd.

Oleh:

Muhaemin Yudhistira (220013301034)

Galuh Try Astuti Ibrahim (220013301027)

Muhammad Kurniawan (220013301035)

Nuraini (220013301043)

PROGRAM PASCASARJANA

PENDIDIKAN BIOLOGI

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2022
ABSTRAK

Muhaemin Yudhistira, Galuh Try Astuti Ibrahim, Muhammad Kurniawan,


Nuraini, 2022. Interakasi Belajar Mengajar dan Permasalahannya. Makalah.
Program Pascasarjana Pendidikan Biologi Universitas Negeri Makassar.
Pengampu Nurhayati B.
Istilah "interaksi belajar mengajar" mengacu pada kegiatan interaksi
antara individu yang melakukan tugas mengajar dan warga negara yang mengajar
(siswa, anak didik, atau mata pelajaran mengajar) yang sedang mengadakan
kegiatan pembelajaran. Juga diharapkan adanya pembentukan proses motivasi
antara belajar mengajar warga. Artinya, bagaimana interaksi antara guru dan
komunitas belajar memungkinkan berkembangnya motivasi bagi komunitas
belajar untuk melakukan kegiatan pembelajaran secara maksimal.
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui apa itu interaksi
belajar mengajar, mengetahui apa saja model interaksi belajar mengajar dan
mengetahui apa saja permasalahan dalam interaksi belajar mengajar.

Kata Kunci: Interaksi, Belajar, Mengajar, Permasalahan

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan,


atas karunia-Nya berupa nikmat iman dan kesehatan ini akhirnya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Tak lupa shalawat serta salam tercurahkan bagi
Baginda Agung Rasulullah SAW yang syafaatnya akan kita nanti kelak.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk meyelesaikan pembuatan makalah “Interaksi Belajar Mengajar dan
Permasalahannya”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini penulis
mohon maaf sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
khusunya kepada Dosen kami yang telah membimbing dalam menulis makalah
ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Makassar, Oktober 2022

Penyusun

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

ABSTRAK.............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan........................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 4
A. Pengertian Interaksi Belajar Mengajar......................................................... 4
B. Model-model Interaksi Belajar Mengajar.................................................... 5
C. Permasalahan dalam Interaksi Belajar Mengajar......................................... 9
BAB III PENUTUP............................................................................................. 13
A. Kesimpulan................................................................................................ 13
B. Saran........................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAK............................................................................................. 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah "interaksi belajar mengajar" mengacu pada kegiatan interaksi

antara individu yang melakukan tugas mengajar dan warga negara yang mengajar

(siswa, anak didik, atau mata pelajaran mengajar) yang sedang mengadakan

kegiatan pembelajaran. Juga diharapkan adanya pembentukan proses motivasi

antara belajar mengajar warga. Artinya, bagaimana interaksi antara guru dan

komunitas belajar memungkinkan berkembangnya motivasi bagi komunitas

belajar untuk melakukan kegiatan pembelajaran secara maksimal.

Guru harus mahir mengelola dan melaksanakan interaksi belajar mengajar

dalam kegiatan mengelola interaksi belajar mengajar guru. Kegiatan-kegiatan ini

mengharuskan guru untuk memiliki setidaknya dua modal dasar: kapasitas untuk

merancang program dan keterampilan yang diperlukan untuk mengkomunikasikan

program kepada siswa. Dua modal ini telah terumuskan didalam sepuluh

kompetensi guru itu meliputi: mengusai bahan, mengelola program belajar

mengajar, mengelola kelas, menggunkan media/sumber, menguasai landasan-

landasan kependidikan, mengelola interaksi belajar mengajar, menilai prestasi

siswa untuk kepentingan pengajaran, mengenal fungsi dan program bimbingan

dan penyuluhan di sekolah, mengenal dan menyelenggarakan administrasi

sekolah, memahami prinsip-prinsip.

1
2

Tujuan utama dari adanya sebuah interaksi dalam pembelajaran adalah untuk

mencapai tujuan utama dari pengajaran itu sendiri. Dimana dalam setiap

pengajaran ada sebuah hasil dan juga target yang harus dicapai. Untuk itulah

dalam interaksi belajar ini penekanan pada pencapaian tujuan pengajaran lebih

diutamakan. Sehingga diperlukan metode-metode pendukung untuk mencapai

taraf keberhasilan dari tujuan utama tersebut. Dan guru sebagai pusat dari

interaksi pembelajaran ini dapat memperoleh suatu cara agar interaksi dalam

pembelajaran dapat lebih efektif dan tujuan dalam pembelajaran dapat dicapai.

B. Rumusan Masalah

Dalam penyusunan makalah ini, penulis merumuskan permasalahan

sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud interaksi belajar mengajar?

2. Apa saja model interaksi belajar mengajar?

3. Apa saja permasalahan dalam interaksi belajar mengajar?

C. Tujuan Penulisan

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka, tujuan dari

penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui apa itu interaksi belajar mengajar.

2. Mengetahui apa saja model interaksi belajar mengajar.

3. Mengetahui apa saja permasalahan dalam interaksi belajar mengajar.


3

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mampu memahami apa itu interakasi belajar mengajar.

2. Untuk mengetahui apa saja interaksi belajar mengajar.

3. Untuk mengetahui apa saja permasalahan dalam interaksi belajar

mengajar.
5

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Interaksi Belajar Mengajar

Perlu dipahami secara benar mengenai pengertian proses dan interaksi

belajar mengajar. Belajar dan mengajar adalah dua kegiatan yang tunggal tetapi

memang memiliki makna yang berbeda. Belajar diartikan sebagai suatu perubahan

tingkah laku karena hasil dan pengalaman yang diperoleh, sedangkan mengajar

adalah kegiatan penyediaan kondisi yang merangsang serta mengarahkan kegiatan

belajar siswa atau anak didik untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai

dan sikap sehingga terjadi perubahan tingkah laku, perubahan pengetahuan dan

perubahan kesadaran diri sebagai individu. Lebih khusus lagi dapat dikatakan

bahwa interaksi belajar mengajar bertujuan untuk membentuk peserta didik yang

berkualitas (Hanafi, 2018).

Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi belajar-mengajar menurut E.

De Corte adalah sebagai berikut:

1. Guru, yang mengajar fungsi guru dalam interaksi belajar mengajar adalah

sebagai administrator dan organisator. sebagai fungsi administrator dan

organisator guru akan selalu berpegang pada prinsip-prinsip ataupun

konsep-konsep pendidikan, psikologi, filosofi tertentu serta pengambilan


6

keputusan secara profesional dapat diukur dari wawasan tersebut baik secara

paedagogis, psikologis, maupun geografis.

2. Siswa, yang menjalani kegiatan belajar, berdasarkan atas konsepsi baru,

siswa bukan lagi menjadi objek pendidikan, oleh karenanya siswa harus

mampu mengembangkan dirinya. siswa harus berperan aktif dan langsung

di dalam kegiatan interaksi belajar-mengajar, kreatif dan banyak inisiatif,

karena yang belajar dipandang sebagai subjek. Menurut konsep ini siswa

berperan utama atau menjadi muara dari setiap kegiatan interasi belajar-

mengajar. Dimana aktivitas siswa baik secara aktif maupun pasif akan

sangat mempengaruhi kualitas dan sekaligus mempengaruhi hasil belajar.

3. Tujuan, yang telah dirumuskan untuk dicapai fungsi tujuan dan interaksi

belajar mengajar di samping memberikan kegiatan interaksi, juga sebagai

ukuran untuk mengetahui keberhasilan kegiatan belajar mengajar.

i. Materi pelajaran, yang menjadi isi interaksi materi pengajaran dalam

interaksi belajar mengajar adalah merupakan alat untuk mencapai tujuan

intruksional yang telah dirumuskan. ini berarti bahwa dengan bahan

pengajaran yang ada dapat digunankan untuk mencapai tujuan.

4. Metode, alat yang digunaan untuk mencapai tujuan metode, sebenarnya

berhubungan dengan sistem penyampaian. Tingkat keterlibatan siswa dalam

interaksi belajar-mengajar ditentukan oleh metode yang digunakan guru

dalam menyampaikan pesan atau bahan. Metode yang akan digunakan

seyogianya dipilih untuk dipergunakan berdasarkan kemanfaatannya.

Dengan perkataan lain seorang guru dikatakan kompeten bila ia memiliki


7

khasanah cara penyampaian gaya dan memilih cara-cara yang tepat didalam

menyajikan bahan pelajaran

5. Media, yang membawakan pesan atau bahan Fungsi media di sini, adalah

membantu metode untuk lebih mengaktualisasikan situasi kegiatan belajar

mengajar yang telah direncanakan sedangkan dalam pemilihan dan

penggunaan media yang mempertimbangkan tujuan, kebutuhan,

karakteristik sistem metode, materi yang semuanya diarahkan kepada

pencapaian tujuan instruksional.

6. Situasi yang memungkinkan siswa dapat berkembang dengan optimal

apabila didukung oleh situasi yang memungkinkan untuk terciptanya

interaksi belajar-mengajar. Dengan teknik motivasi yang akurat, guru dapat

menciptakan situasi kelas yang sehat. Situasi ini mencerminkan kepribadian

guru dan pengertian serta penghargaan atau usaha siswa-siswanya. Siswa

selalu dimotivasi untuk terus menerus memberikan reaksi pada lingkungan

atau kondisi yang diciptakan guru.

7. Evaluasi, evaluasi ini diwujudkan untuk mengetahui apakah interaksi belajar

mengajar yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar berhasil atau tidak.

Hasil evaluasi ini dapat dijadikan umpan balik bagi guru yang mengajar,

dan bagi siswa yang belajar serta program pengajaran secara keseluruhan.

Interaksi Belajar Mengajar Interaksi belajar mengajar mengandung

pengertian adanya kegiatan yang dilakukan oleh dua belah pihak yaitu guru

sebagai pendidik dengan siswa sebagai warga belajar. Dalam interaksi belajar
8

mengajar memandang bahwa siswa adalah subjek belajar dan bukan merupakan

objek belajar, sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator yang diharapkan

mampu menciptakan iklim yang kondusif untuk kelancaran proses belajar siswa.

Agar potensi belajar siswa dapat berkembang, maka seorang guru harus senantiasa

memotivasi para siswanya untuk belajar (Taryono,2007)

Menurut Sardiman (1986:13), dalam interaksi belajar mengajar terkandung unsur-

unsur yang harus dipenuhi yaitu:

a. Tujuan yang hendak dicapai;

b. Bahan (materi) yang menjadi isi interaksi;

c. Siswa yang aktif mengalami;

d. Guru yang melaksanakan;

e. Metode untuk mencapai tujuan;

f. Sikap yang memungkinkan proses belajar mengajar berlangsung dengan baik;

g. Penilaian terhadap hasil interaksi.

Menurut Sardiman (1989:15-18) ciri-ciri interaksi belajar mengajar dapat

dirinci sebagai berikut:

i. Interaksi belajar mengajar memiliki tujuan, yakni untuk membantu

perkembangan anak dalam perkembangan tertentu;


9

ii. Ada suatu prosedur uang direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan;

iii. Interaksi belajar mengajar ditandai dengan satu penggarapan yang khusus;

iv. Ditandai dengan adanya aktivitas siswa;

v. Dalam interkasi belajar mengajar, guru berperan sebagai pembimbing;

vi. Dalam interaksi belajar mengajar diperlukan suatu kedisiplinan;

vii. Adanya batas waktu:

Adanya unsur penilaian, yaitu unsur yang sangat penting dalam kaitannya

dengan tujuan yang ditetapkan, maka penilaian digunakan untukmengetahui

apakah tujuan itu telah tercapai lewat interaksi belajar mengajar. Proses belajar

mengajar mempunyai makna dan pengertian yang lebih luas daripada pengertian

mengajar. Dalam proses belajar mengajar tersirat adanya satu kesatuan yang tidak

terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar. Antara kedua

kegiatan ini terjalin interaksi yang saling menunjang. Mengajar pada prinsipnya

adalah membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau mengandung

pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasikan

lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang

menimbulkan proses pembelajaran. Pemahaman akan pengertiandan pandangan

akan banyak mempengaruhi peranan dan aktivitasguru dalam mengajar. Mengajar


10

bukan sekadar proses menyampaikan ilmu pengetahuan melainkan mengandung

makna yang lebih tua, yakni terjadinya interaksi manusiawi dengan berbagai

aspeknya yang cukup kompleks (Sitorus, 2018).

Dalam meningkatkan pendidikan tentunya

dipengaruhi oleh interaksi belajar mengajar pada saat proses pembelajaran itu

berlangsung. Interaksi yang dimaksudkan adalah hubungan timbal balik antara

guru dan murid dalam proses belajar mengajar. Dalam setiap proses belajar

mengajar diharapkan tidak terjadi situasi yang pasif yakni tidak ada komunikasi

maupun interaksi sosial yang lain antara guru dan murid. Interaksi dalam proses

belajar mengajar sangat dibutuhkan agar tercipta suasana belajar yang efektif dan

kondusif. Suasana kelas yang menyenangkan dan nyaman bagi murid tentu

mempengaruhi perhatian siswa untuk mengikuti proses belajar dengan maksimal.

Interaksi disini diharapkan saling berkesinambungan antara guru dan murid, hal

tersebut guna menghindari terjadinya komunikasi salang surup yang kemudian

tidak membawa pada tujuan interaksi yang diharapkan (Lestari.2014)

B. Model-model Interaksi Belajar Mengajar

Model interaksi belajar mengajar adalah sutu gambaran dari keadaan yang

sebenarnya dalam bentuk penyederhanaan beberapa bagian dari interaksi

belajarmengajar yang sangat kompleks agar dapat diminati secara langsung. Ada
11

beberapa model interaksi belajar mengajar yang biasanya dijadikan pedoman

bagi guru. Model – model tersebut adalah sebagai berikut :

Model tradisional

Menurut R Glaser (1962), model ini melibatkan 4 bagian komponen, yaitu; 1)

Instructional objectives, 2) entering behavior, 3) Instructional procedur, 4)

performance assesment. Interaksi belajar-mengajar model tradisional ini,

menuntut guru untuk menguasai kemampuan-kemampuan yang berkaitan

dengan; perumusan tujuan instruksional, pemahaman terhadap siswa, penentuan

prosedur instruksional, serta pemilihan dan penggunaan alat ukur yang hasilnya

dapat dijadikan sebagai umpan balik untuk pengelolaan pengajaran.

Model computer

Konsepsi model ini, pada intinya bahwa pengambilan keputusan berkenaan

dengan pemilihan bahan dilakukan melalui proses komputer, tidak seperti

biasanya dilakukan oleh guru. Menurut model komputer ini, proses mengajar

dipilih menjadi dua tahapan, yaitu 1) tahapan pretutorial, 2) tahapan tutorial.

Tahapan pretutorial, merupakan tahapan memilih program pengajaran yang

cocok untuk siswa tertentu sesuai dengan entering behaviornya. Guru terlebih

dahulu merumuskan atau menentukan tujuan instruksionalnya dan entering

behaviornya sebagai masukan. Dengan demikian diharapkan komputer bekerja

sesuai dengan program yang diperlukan.

Tahap tutorial, adalah tahapan yang bertujuan melaksanakan program

instruksional yang telah dipilih melalui program komputer, dan memonitor

tingkah laku siswa dengan tujuan menilai cocok tidaknya program tersebut bagi
12

siswa yang bersangkutan. Tahapan ini mempunyai fungsi yang memungkinkan

berlangsungnya tahapan pretutorial. Demikian pula dapat menentukan perubahan

program yang kurang efektif serta memonitor perkembangan kemajuan siswa.

Model psikologis

Secara psikologis proses pembelajaran harus memenuhi prinsip tentang

belajar yang meliputi; bertahap, meningkat, bersifat gradual, diantaranya: - Dari

sederhana ke kompleks - Dari yang konkret ke yang abstak - Dari yang umum

(general) ke kompleks - Dari yang khusus ke umum, dan sebagainya.

Menurut Suharti (2020) menyatakan bahwa berdasarkan asas komunikasi,

maka interaksi proses belajar mengajar mempunyai model interaksi sebagai

beikut:

1. Model satu arah dengan ilustrasi gambar sebagai berikut:

Gambar 2.1 Model Satu Arah

Dalam model interaksi belajar yang satu arah ini, menunjukkan siswa

hanya menerima materi sebanyak-banyaknya dari guru tanpa ada kesempatan

bagi siswa untuk bertanya. Guru berusaha menciptakan kemampuan siswa agar

sama dengan gurunya, sehingga siswa diberi materi sebanyak-banyaknya.

Dengan demikian tidaka ada waktu/kesempatan untuk bertanya siswa, terlebih

untuk berdiskusi. Model interaksi belajar mengajar tersebut kurang manusiawi,

dalam arti tidak memperhatikan kemampuan siswa, minat dan bakat. Model yang

demikian ini sama halnya yang disebut dengan pola pembelajaran yang
13

menekankan pada kepentingan guru (Teacher instuction centered) yang bersifat

ekspositorik.

2. Model dua arah, yang dibedakan:

a. Interaksi umpan balik dengan ilustrasi gambar seperti pada gambar 2.2

Gambar 2.2 Model Dua Arah Umpan Balik

Dalam model interaksi belajar mengajar ini, siswa diberi kesempatan bertanya

terhadap apa yang belum dimengerti yang berkaitan dengan materi yang

diberikan dengan materi yang diberi guru. Di sini sudah semakin baik

interaksinya antara guru dan siswa, yaitu sudah memperhatikan kepentingan

siswa (ada tanya jawab).

b. Interaksi timbal balik, dengan ilustrasi pada gambar 2.3

Gambar 2.3 Model Dua Arah Timbal Balik


14

Pada interaksi model interaksi belajar mengajar yang timbal balik

intensitas pemahaman suatu topik pembahasan lebih tinggi dari pada

model interaksi yang umpan balik, dalam arti masing-masing pihak (guru

dan siswa) memiliki kesempatan untuk berpikir,

berimprovisasi/berpresepsi terhadap suatu topik yang dibicarakan, sampai

pada titik kesimpulan bersama.

Dari proses model interaksi belajar mengajar timbal balik akhirnya

sampai pada model yang memusat, di mana masing-masing guru dan siswa

mencapai titik pemahaman/kepuasan yang sama atas kesimpulan yang

diperoleh. Bila di gambar seperti terlihat pada gambar 2.4.

Gambar 2.4 Model Interaksi Memusat

3. Model multi arah (ditinjau dari dari yang terlihat berinteraksi) seperti

tampak pada gambar 2.5.

Gambar 2.5 Model Multi Arah


15

Model gambar 2.5 memperlihatkan adanya interaksi belajar mengajar yang

melibatkan semua siswa yang masing-masing tidak hanya bisa berinteraksi antar

siswa itu sendiri, tetapi mereka juga bisa berenteraksi dengan gurunya. Model

interaksi belajar mengajar ini dalam prakteknya berapa pola pembelajaran

dengan menggunakan metoda diskusi. Model ini merupakan pola pembelajaran

yang berCBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) yang merupakan pola pembelajaran

yang dewasa ini digalakkan.

Sebetulnya model interaksi sebagaimana yang ditunjukkan gambar 2.5

merupakan kulminasi dari model interaksi satu arah dan dua arah. Untuk bisa

dilihat dari gambar 2.6 dan gambar 2.8 dan terakhir gambar 2.9 sama dengan

gambar 2.5 di atas, hanya perlu diingat bahwa model multi arah di atas utamanya

dilihat dari segi yang terlibat, meskipun juga mempertimbangkan tingkat

pemahaman yang lebih meningkat bagi siswa terhadap suatu materi pelajaran.

Gambar 2.6 Model Satu Arah Gambar 2.7 Model Dua Arah

Gambar 2.8 Model Tiga Arah

Gambar 2.8 Multi Arah


16

C. Permasalahan dalam Interaksi Belajar Mengajar

Menurut Husen (2020) menyatakan bahwa, dalam belajar pasti siswa

maupun guru mendapatkan beberapa masalah. Terdapat dua masalah bila dilihat

dari segi faktor. Yaitu masalah-masalah intern belajar, dan masalah-masalah

ekstern belajar.

1) Masalah-masalah Intern Belajar

Dalam interaksi belajar mengajar ditemukan bahwa proses belajaryang

dilakukan Oleh siswa merupakan kunci keberhasilan belajar. Proses belajar

merupakan aktivitas psikis berkenaan dengan bahan belajar. Proses belajar

merupakan hal yang kompleks. Siswa Iah yang menentukan terjadi atau

tidaknya belajar. Untuk bertindak belajar siswa menghadapi masalah-masalah

secara intern. Faktor intern yang dialami dan dihayati oleh siswa yang

berpengaruh pada proses belajar sebagai berikut.

2) Sikap Terhadap Belajar

Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu,

yang membawa diri sesuai dengan penilaian. Adanya penilaian tentang sesuatu,

mengakibatkan terjadinya sikap menerima. Meskipun demikian, siswa dapat

menerima, menolak, atau mengabaikan kesempatan belajar tersebut.

3) Motivasi Belajar

Motivasi belajar dalam diri siswa dapat menjadi lemah. Lemahnya

motivasi, atau tiadanya motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus

menerus. Agar siswa memiliki motivasi belajar yang kuat, pada tempatnya

diciptakan suasana belajar yang menggembirakan.


17

4) Konsentrasi Belajar

Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada

pelajaran. Untuk memperkuat perhatian pada pembelajaran, guru perlu

menggunakan bermacam-macam strategi belajar mengajar, dan

memperhitungkan waktu belajar serta selingan waktu istirahat.

5) Mengolah Bahan Belajar

Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk menerima

isi dan cara pemerolehan ajaran sebingga menjadi bermakna bagi siswa.

Kemampuan menerima isi dan cara pemerolehan terebut dapat dikembangkan

dengan belajar berbagai mata pelajaran. Kemampuan siswa mengolah bahan

tersebut menjadi makin baik, bila siswa berpeluang aktif belajar. Dari segi guru,

pada tempatnya menggunakan pendekatan-pendekatan keterampilan proses,

inkuiri, ataupun laboratory.

6) Menyimpan Perolehan Hasil Belajar

Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan menyimpan

isis pesan dan cara perolehan pesan. Kemampuan menyimpan tersebut dapat

berlangsung dalam waktu pendek dan waktu yang lama. Kemampuan

menyimpan dalam waktu pendek berarti hasil belajar cepat dilupakan.

Kemampuan menyimpan dalam waktu lama berarti hasil belajar tetap dimiliki

siswa

7) Menggali Hasil Belajar yang Tersimpan

Proses menggali pesan lama tersebut dapat berwujud (i) transfer belajar,

atau (ii) unjuk prestasi belajar. Ada kalanya siswa juga mengalami gangguan
18

dalam menggali pesan dan kesan lama. Gangguan tersebut bukan hanya

bersumber pada pemanggilan atau pembangkitannya sendiri. Gangguan tersebut

dapat bersumber dari kesukaran penerimaan, pengolahan, dan penyimpanan.

Dengan kata lain, penggalian hasil yang tersimpan ada hubungannya dengan

baik atau buruknya penerimaan, pengolahan, dan penyimpanan kesan.

8) Kemampuan Berprestasi atau Unjuk Hasil Belajar

Dari pengalaman sehari-hari di sekolah diketahui bahwa ada sebagian

siswa tidak mampu berprestasi dengan baik. Kemampuan berprestasi tersebut

terpengaruh oleh prosesproses penerimaan, pengaktifan, pra-pengolahan,

pengolahan, penyimpanan, serta pemanggilan untuk pembangkitan pesan dan

pengalaman. Bila proses-proses tersebut tidak baik, maka siswa dapat

berprestasi kurang atau dapat juga gagal berprestasi.

9) Rasa Percaya Diri

Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan

berhasil. Dari segi perkembangan rasa percaya diri dapat timbul berkat adanya

pengakuan dari lingkungan. Sebagai ilustrasi, siswa yang gagal ujian bahasa

Inggris, bila didorong terus, akhirnya akan berhasil lulus. Bahkan bila

kepercayaan dirinya timbul, ia dapat lulus pada saat ujian akhir dengan nilai

baik pada mata pelajaran bahasa Inggris.

10) Intelegensi dan Keberhasilan Belajar

Menurut Wechler (Monks dan Knoers, Siti Rahayu Haditono)

Intelegensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk

dapat bertindak secara terarah, berpikir secara baik, dan bergaul dengan
19

lingkungan secara efisien. Kecakapan tersebut menjadi aktual bila siswa

memecahkan masalah dalam belajar atau kehidupan sebari-hari. Menurut Siti

Rabayu Haditono, di Indonesia juga ditemukan banyak siswa memperoleh

angka hasil belajar yang rendah. Hal itu disebabkan oleh faktor-faktor seperti (i)

kurangnya fasilitas belajar di sekolah dan rumah di berbagai pelosok, (ii) siswa

makin dihadapkan oleh berbagai pilihan dan mereka merasa ragu dan takut

gagal, (iii) kurangnya dorongan mental dari orang tua karena orang tua tidak

memahami apa yang dipelajari oleh anaknya di sekolah, dan (iv) keadaan gizi

yang rendab sehingga siswa tidak mampu belajar yang lebih baik, serta (v) dari

gabungan faktor-faktor tersebut, mempengaruhi berbagai hambatan belajar.

11) Kebiasaan Belajar

Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan belajar yang

kurang baik. Kebiasaan belajar tersebut antara lain (i) belajar pada akhir

semester, (ii) belajar tidak teratur, (iii) menyia-nyiakan kesempatan belajar, (iv)

bersekolah hanya untuk bergengsi, (v) datang terlambat bergaya pemimpin, (vi)

bergaya jantan seperti merokok, sok menggurui teman lain, dan (vii) bergaya

minta 'belas kasihan" tanpa belajar.

12) Cita-cita Siswa

Cita-cita merupakan motivasi intrinsik cita-cita sebagai motivasi

intrinsik perlu didikan. Didikan memiliki cita-cita barus dimulai sejak sekolah

dasar. Di sekolah menengah didikan pemilikan dan pencapaian cita-cita sudah

semakin terarah. Cita-cita merupakan wujud eksplorasi diri siswa.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Belajar dan mengajar adalah dua kegiatan yang tunggal tetapi memang

memiliki makna yang berbeda. Belajar diartikan sebagai suatu perubahan

tingkah laku karena hasil dan pengalaman yang diperoleh, sedangkan mengajar

adalah kegiatan penyediaan kondisi yang merangsang serta mengarahkan

kegiatan belajar siswa atau anak didik untuk memperoleh pengetahuan,

keterampilan, nilai dan sikap sehingga terjadi perubahan tingkah laku,

perubahan pengetahuan dan perubahan kesadaran diri sebagai individu. Lebih

khusus lagi dapat dikatakan bahwa interaksi belajar mengajar bertujuan untuk

membentuk peserta didik yang berkualitas.

2. Model-model dari interaksi belajar mengajar meliputi, model satu arah, model

dua arah dan model multi arah.

3. Dalam permasalahan interaksi belajar mengajar terdapat beberapan masalah

yaitu, masalah-masalah intern belajar, sikap terhadap belajar, motivasi belajar,

konsentrasi belajar, mengolah bahan belajar, menyimpan perolehan hasil

belajar, menggali hasil belajar yang tersimpan, kemampuan berprestasi atau

unjuk hasil belajar, rasa percaya diri, intelegensi dan keberhasilan belajar,

kebiasaan belajar dan cita-cita siswa.

13
14

B. Saran

Pada saat pembuatan makalah ini penyusun menyadari bahwa masih

banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penyusun

mengharapkan kritik serta saran yang membangun mengenai pembahasan

makalah ini yang nantinya sangat penting bagi kami untuk memperbaiki

kesalahan dalam penyusunan makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Zayadi & Abdul Majid. (2004) Tadzkirah “Pembelajaran Pendidikan


Agama Islam (PAI) Berdasarkan Pendekatan Kontekstual”. Jakarta.
Rajawali Pers.
E., De Corte. 1981. Terjemahan Psikologi Pembelajaran. Gronigen: Wolters.

Hanafi, Moh. 2020. Strategi Belajar Mengajar. Surabaya: Jakad Media


Publishing.

Husen, Yusuf, Muhammad. 2020. Belajar Aktual dengan Snowball Throwing


Teaching. Sukabumi: CV Jejak (Jejak Publisher).

Lestari, Esti Budi. 2014. PENGARUH INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR DAN


PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI
BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP 1 AL-ISLAM SURAKARTA
TAHUN 2013-2014. Surakarta.

Sardiman AM. 1989. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV


Rajawali.

Sitorus, Awaluddin. 2018. Supervisi Pendidikan. Tulang Bawang Barat: Swalova


Publishing.

Suharti. 2020. Strategi Belajar Mengajar. Surabaya: Jakad Media Publishing.

Taryono,Petrus. 2007. Hubungan Antara Interaksi Belajar Mengajar, Motivasi


Belajar Siswa, Dan Lingkungan Belajar Dengan Prestasi Belajar
Ekonomi Akuntansi. Program Studi Pendidikan Akuntansi Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta

15

Anda mungkin juga menyukai