Dosen Pengampuh:
Prof. Dr. Ir. Yusminah Hala, M.S
Disusun Oleh :
Aqilah Fauziyah MF
Pendidikan Biologi A
220013301012
Yang sebenarnya lebih mengerikan adalah senjata biologis dengan agen yang
telah direkayasa secara bioteknologi sehingga tahan antibiotika, lebih mematikan,
stabil dalam penyimpanan dan sebagainya. Yang paling mudah adalah rekayasa
untuk sifat resistensi terhadap antibiotika. Sifat seperti ini biasanya hanya
ditimbulkan oleh kumpulan gen sederhana atau bahkan gen tunggal, sehingga
mudah dipindahkan dari satu jenis bakteri ke bakteri lain. Teknologi ini juga telah
menjadi standar dalam setiap eksperimen biologi molekuler. Bacillus anthracis
yang dapat dimatikan dengan antibiotika jenis Penicillin dengan mudah dapat
dibuat resisten dengan men-transfer gen enzim lactamase. Biopreparat, jaringan
instalasi pembuatan senjata biologis di Rusia, dikabarkan telah merekayasa
bakteri penyebab pes dengan resistensi terhadap 16 jenis antibiotika (Witarto,
2002).
Anthrax
Spora Anthrax merupakan salah satu senjata biologi yang banyak dipakai
karena efektif melumpuhkan lawan. Spora B. Anthracis tahan suhu panas diatas
43° C, dan didalam tanah mampu bertahan sampai dengan 40 tahun. Menurut
analisis WHO 1970, jika 50 Kg spora Anthrax disebarkan dengan pesawat diatas
populasi 5 juta manusia, akan ada 250.000 kasus infeksi dan 100.000 diantaranya
akan mati.
Protein PA akan terbelah menjadi dua fragmen oleh enzim protease yang
diserang. Fragmen PA besar akan mengikat membrane sel yang akan dirusak dan
menjadikan dirinya reseptor bagi dua protein lain (EF dan LF) untuk dapat masuk
kedalam sel, EF akan menyebabkan kematian sel, tetapi mekanismenya belum
diketahui.
Virus Ebola
Virus ebola adalah anggota dari keluarga virus filoviridae, virus dalam
keluarga,yang disebut Filoviruses, menyebabkan demam berdarah yang parah
pada manusia dan primata. Demam berdarah ditandai dengan demam tinggi,
pendarahan internal, hipotensi dan shock. Ada Lima jenis yang dikenal dari virus
ebola, yaituebola-zaire, ebola-sudan, ebola-ivory coast, ebola-bundibugyo dan
ebolareston.
Sejauh ini, Ebola adalah penyakit yang paling mematikan diseluruh dunia.
Kesempatan untuk hidup jika terinfeksi penyakit ini masih 0% alias tidak
mungkin, dan sampai sekarang masih dicari vaksinnya. Penderita biasanya bisa
langsung meninggal dalam siklus 6 hari sampai 20 hari, alias sangat cepat.
Sekarang bisa dikatakan bahwa Ebola adalah penyakit yang paling dihindari untuk
terjangkit diseluruh dunia.
Virus Nipah
Virus Nipah merupakan suatu virus ribonucleic acid (RNA), termasuk
dalam kelompok paramyxovirus dan genera morbili virus. Virus Nipah
mempunyai kemiripan dengan virus Hendra sehingga virus ini pada tahap awal
disebut sebagai Hendra-like virus, dan juga disebut sebagai equine morbili virus.
2. Perang Dunia II
Perang Dunia II, atau Perang Dunia Kedua adalah sebuah perang yang
berlangsung dari tahun 1939 hingga 1945. Perang ini melibatkan banyak negara di
dunia termasuk semua negara-negara besar yang akhirnya membentuk dua kubu
militer yang saling bertentangan yaitu Sekutu dan Axis atau Poros. Perang Dunia
II merupakan perang terbesar dan terluas dalam sejarah yang melibatkan lebih dari
100 juta orang. Negara-negara besar memaksimalkan seluruh kemampuannya
mulai dari ekonomi, industri, dan teknologinya untuk keperluan perang, sehingga
menghapus perbedaan antara sumber daya sipil dan militer yang ditandai oleh
sejumlah peristiwa penting dengan menyebabkan kematian massal, terutama
warga sipil yang merupakan Holocaust yaitu pemakaian senjata nuklir dan senjata
biologi dalam peperangan.
Perang ini memakan korban sebanyak 50 juta sampai 70 juta jiwa. Jumlah
korban ini menjadikan Perang Dunia II sebagai konflik paling mematikan
sepanjang sejarah umat manusia. Kekaisaran Jepang mulai mendominasi Asia
Timur dan berperang dengan Cina pada tahun 1937. Tetapi, Perang Dunia II pada
umumnya terjadi pada tanggal 1 September 1939 dengan di mulainya invasi ke
Polandia oleh Jerman dan diikuti pernyataan perang terhadap Nazi Jerman oleh
Perancis serta Britania Raya. Pada 1939 hingga 1941, Jerman melakukan
sejumlah kampanye dan perjanjian serta membentuk sebuah aliansi yang disebut
Blok Poros bersama Italia, setelah itu Jerman dan Italia mengambil alih wilayah
yang sebagian besar adalah benua Eropa. Setelah Pakta Molotov–Ribbentrop,
Jerman dan Uni Soviet berpisah dan menganeksasi wilayah (menggabungkan dua
wilayah kecil atau lebih) negaranegara tetangganya di Eropa, termasuk Polandia.
Kemudian Britania Raya dengan negara-negara Persemakmurannya, menjadi satu-
satunya kekuatan besar yang dimiliki Sekutu dan terus berperang melawan blok
Poros. Bulan Juni 1941, Poros Eropa melancarkan invasi terhadap Uni Soviet
yang menandakan terbukanya “teater perang" darat terbesar sepanjang sejarah,
yang melibatkan sebagian besar pasukan militer Poros sampai akhir perang.
Pada Desember 1941, Jepang mulai merapat dan bergabung ke Blok Poros,
setelah Jepang bergabung dengan Poros langsung menyerang Amerika Serikat dan
wilayah Eropa di Samudra Pasifik, Jepang dengan cepat berhasil menguasai
sebagian besar Pasifik Barat. Pada tahun 1942 kekalahan Blok Poros telah terlihat
dengan kalahnya Jepang di Cina oleh Sekutu yang dilanjutkan dengan kekalahan
Jerman di Belarus oleh pasukan Uni Soviet. Sehingga pada tahun 1945 Blok
Poros yang banyak mengalami kekalahan di Eropa dan serangan Bom Atom oleh
Amerika Serikat di Hiroshima dan Nagasaki yang membuat Kekaisaran Jepang
menyerah dari Sekutu pada Agustus 1945, sehingga mengakhiri Perang Dunia II
ini dengan kemenangan mutlak Sekutu atas Poros.
Selama Perang Dunia II berlangsung, Jepang sebagai salah satu anggota dari
blok Poros membentuk Unit 731. Dengan dipimpin oleh Ishii, Unit 731
menekankan penelitiannya pada Pes, Antraks, Kolera, Radang Dingin, Sifilis.
Bakteri-bakteri itu kemudian berkembangbiak dalam jumlah besar di dalam
tangkitangki aluminum yang besar. Letnan Jenderal Dr. Ishii Shiro mendirikan
UNIT 731 dengan tujuan bereksperimen senjata bioteknologi atau senjata biologis
yang kala itu merupakan salah satu senjata yang cukup mematikan.
D. Analisis Kasus
1. Analisis dengan metode konsekuensialisme
Menurut teori etika konsekuensilialis, suatu keputusan atau tindakan dianggap
benar secara etis atau bermoral jika keputusan atau tindakan tersebut
mendatangkan hasil positif (Brooks & Dunn, 2011). Yang dimaksud dengan hasil
positif antara lain kebahagiaan, kesenangan, kesehatan, kecantikan, pengetahuan,
dan sebagainya. Sedangkan hasil negatif mencakup ketidakbahagiaan,
kesengsaraan, penyakit, keburukan, dan kebodohan (Bertens, 2014). Dengan
demikian penilaian tentang baik/benar (etis) atau buruknya/salah (tidak etis) suatu
keputusan atau tindakan didasarkan pada apakah hal baik atau buruk terjadi atau
tidak.
Gerak hati mampu membuat manusia melihat secara langsung suatu perkara
benar atau salah, jahat atau baik, buruk atau baik secara moral. Ia dirujuk sebagai
suatu proses melihat dan memahami masalah secara spontan juga merupakan satu
proses melihat dan memahami suatu masalah secara intelek. Pengetahuan intuitif
ini merupakan pengetahuan langsung tentang suatu hal tanpa melalui proses
pemikiran rasional.