Anda di halaman 1dari 10

Pertemuan 1

PERAN BIOLOGI TERHADAP PERKEMBANGAN ILMU


PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
(Oleh: M.Yusuf Nst)
Setelah mahasiswa mempelajari Peran Biologi terhadap Perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi, maka diharapkan memiliki kompetensi:
1. Memiliki kemampuan kritis mengenai biologi dalam fenomena yang terjadi dalam
kehidupan manusia berkaitan dengan dunia flora/fauna serta perkembangan biologi.
2. Memiliki kesadaran/perilaku selaras dalam kehidupan ilmiah, memajukan biologi melalui
metodologi saintifik yang dapat dipertangungjawabkan secara ilmiah.
3. Memiliki keterampilan memecahkan masalah biologi melalui langkah-langkah yang logis
dan konkrit melalui metodologis sainstifik.
Pendahuluan
Perkembangan industri dari tahun ke tahun semakin pesat. Hal ini karena untuk
pemenuhan kebutuhan dan kesejahteran manusia. Perkembangan industri dari tahun ke tahun
seperti terdapat pada Gambar 1 berikut.

Saat ini kita memasuki revolusi industri 4.0. Perkembangan kemajuan teknologi dapat
dirasakan manfaatnya bagi setiap negara, dimana negara yang tidak mampu bersaing akan
tertinggal dari negara maju. Tahapan revolusi industri disajikan pada Gambar 2 ini.
Pesatnya perkembangan teknologi yang secara langsung mempengaruhi perkembangan
biologi yang patut dipelajari semua kalangan mahasiswa di lingkungan FMIPA.
Perkembangan teknologi informasi dari masa ke masa dapat dilihat dari Gambar 3
berikut ini.

Bagaimana peran biologi dan pengaruhnya dalam kehidupan manusia? Manusia sebagai
puncak piramida tingkat konsumen, yang berperan sebagai pengelola, pengawas, pelestari,
dan perlu memiliki kearifan dalam kancah kehidupan di permukaan bumi ini.

Mengapa Perlu Belajar Biologi?


Mahasiswa belajar biologi umum secara serius, maka kemampuan berpikir logis dan
kesadaran pentingnya biologi dalam kehidupannya akan semakin menyatu dalam dirinya.
Kita hidup tidak terlepas dari menghirup oksigen. Bagaimana oksigen bisa masuk ke dalam
tubuh? Pemikiran yang kritis dan kreatif selaras dengan perkembangan teknologi yang
semakin maju pesat diharapkan dapat menumbuhkembangkan kesadaran manusia sebagai
mahluk hidup Homo sapiens. Dari kemampuan berpikir ini sehingga terus berkembang
menjadi kecerdasan dalam mengkreasikan teknologi.

Bagaimana Perkembangan Biologi dari Masa ke Masa?


Biologi sebagai ilmu melingkupi habitat dan ketergantungan makhluk hidup yang satu
dengan lainnya. Indikator kemajuan yang pesat dalam ilmu biologi adalah semakin
banyaknya cabang-cabang biologi baru yang bermanfaat untuk kesejahteraan umat manusia.
1. Bidang Pertanian
Adanya bibit unggul dalam memecahkan masalaha pangan, pakan, dan tanaman budidaya.
Teknik kultur jaringan dan kultur sel sebagai upaya perbanyakan tanaman.
2. Bidang Kesehatan
Adanya macam obat, vitamin, dan bahkan tanaman herbal yang semakin maju pesat.
Pemanfaatan mikroba dan mahluk hiudp lainnya untuk diracik dalam pengobatan berbagai
jenis penyakit yang mungkin diderita manusia, hewan, dan tumbuhan.
3. Bidang Pangan
Adanya makanan alternatif sebagai sumber pangan bagi manusia dan hewan ternak.
Bahkan ditemukan jenis makanan yang tepat untuk para penderita penyakit menahun,
seperti diabetes dengan pola makan yang sehat dan bergizi.
4. Bidang Kuliner
Berkembang kebutuhan akan makanan yang sehat dan bergizi, makanan sesuai dengan
kearifan lokal, mengimbangi makanan dan minuman impor.
5. Bidang Kedokteran
Dengan mempelajari biologi dasar, maka dapat lebih memahami terjadinya transplantasi
ginjal, transplantasi jantung, bayi tabung, berbagai penyakit pada tubuh manusia dan
hewan ternak.
6. Bidang Farmasi
Ditemukan berbagai jenis obat terhadap berbagai penyakit, juga teknologi tepat guna yang
dilakukan dalam pemanfaatan flora dan fauna yang dapat dijadikan bahan obat.
7. Bidang Peternakan
Kemajuan produksi susu, daging, melakukan perkawinan silang, produksi enzim, hormon,
mempersingkat masa pertumbuhan sehingga memperoleh masa panen yang lebih singkat.
Aristoteles melakukan penelitian sejarah alam di Pulau Lesbos. Hasil penelitiannya,
termasuk Sejarah Hewan, Generasi Hewan, dan Bagian Hewan, berisi beberapa observasi dan
interpretasi, dan juga terdapat mitos dan kesalahan. Biologi Modern diperkenalkan secara
terpisah oleh Gottfried Reinhold Treviranus (Biologie oder Philosophie der lebenden Natur,
1802) dan Jean-Baptiste Lamarck (Hydrogéologie, 1802). Tahun 1800 istilah Biologi telah
dipakai oleh Karl Friedrich Burdach. Bahkan, sebelumnya telah muncul dalam judul buku
Michael Christoph Hanov jilid ke-3 yang terbit pada 1766, yaitu Philosophiae Naturalis Sive
Physicae Dogmaticae: Geologia, Biologia, Phytologia Generais et Dendrologia.
Saat ini biologi terus mengalami kemajuan yang luar biasa, sehingga perpaduan ilmu
terus berkembang, seperti Biofarmasi, Biomedis, Bionutrisi, Bioinfromatika,
Bioenterpreneurship, Biorekayasa, Bioremidiasi, dan lain sebagainya.
Daftar nama ilmuwan biologi beserta penemuannya:
1. Dorothy Hodgkin (12 Mei 1910 – 29 Juli 1994)
Dorothy mengembangkan kristalografi protein untuk menentukan struktur atom dan
molekul kristal dengan mendifraksi sinar X ke segala arah, penemu struktur biomolekuler
tiga dimensi sekaligus pelopor kajian kristalografi sinar-X biomolekul. Menemukan stuktur
penisilin yang mengandung cincin β-lactam, struktur insulin, hingga penentuan struktur
vitamin B12 yang membuatnya diberi hadiah Nobel Kimia tahun 1964.

2. William Harvey (1 April 1578 – 3 Juni 1657)

William Harvey menemukan stuktur anatomi dan fisiologi, mendeskripsikan sistem


peredaran darah yang dipompa oleh jantung.
3. Edwart Jenner (17 Mei 1749 - 26 Januari 1823)

Jenner pertama kali mengenalkan vaksin, yaitu vaksin smallpox  untuk menangkal


wabah cacar, dari asumsi bahwa pemerah susu sapi yang kebal akan cacar smallpox (variola).
Penemuannya dalam buku berjudul An Inquiry the Causes and Effects of the Variolae
Vaccinae. Berkat penemuannya itu, Jenner dinobatkan sebagai Bapak Imunologi.
4. Alfred Russel Wallace (8 Januari 1823 - 7 November 1913)

Sumber gambar: Wikimedia

Wallace mengalisis persebaran geografis hewan, maka dijuluki Bapak Biogeografi,


pemikir teori evolusi awal dan isu kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia.
5. Robert Koch (11 Desember 1843 - 27 May 1910)

Koch  ahli mikrobiologi yang mengidentifikasi agen penyebab sejumlah penyakit mematikan
yaitu tuberkulosis, kolera, dan antraks. Postulat Koch untuk menganalisis penyebab penyakit
menular. Penemuannya ini mempelopori bakteriologi, menerima penghargaan hadiah Nobel
Fisiologi pada tahun 1905 untuk penelitiannya mengenai tuberkolosis.
6. Sir Alec John Jeffreys (9 January 1950 - Sekarang)

Sir Alec John Jeffreys adalah ahli genetika yang mengembangkan teknik sidik jari
RNA dan pembuatan profil DNA. Temuannya digunakan oleh sains forensik seluruh dunia
untuk memecahkan berbagai kasus kejahatan dan persengketaan imigrasi. Dia
mengembangkan profil DNA, yaitu pengetikan minisatelit (STR) individu yang bervariasi
dalam genom manusia, berfokus pada beberapa minisatelit sehingga hasil profil DNA
menjadi lebih sensitif, mudah diproduksi, dan diterima ke dalam database komputer.
7. Heinrich Anton de Bary (26 Januari 1831 – 19 Januari 1888)

Sumber gambar: Internet Archive Book Images

Bary  adalah bapak patologi tumbuhan (fitopatologi) sekaligus pendiri mikologi


modern, juga pertama kali menunjukan seksualitas pada jamur, yang mempublikasikan lebih
dari 100 makalah penelitian dan menginspirasi ahli botani dan ahli mikrobiologi terkemuka.
Misalnya Sergei Winogradsky, William Gilson Farlow, dan Pierre-Marie-Alexis Millardet.
8. Sir David Hopwood (19 August 1933 - 2008)

Profesor Sir David Hopwood seorang ahli mikrobiologi dan genetik terkemuka, yang pertama
meneliti bakteri tanah Streptomyces, yang menghasilkan streptomisin dan tetrasiklin yang
berguna sebagai bagian mekanisme pertahanan bakteri untuk mengurangi persaingan habitat
dan makanan. Mendapat penghargaan Gabor Medal atas jerih payahnya merintis penelitian
di bidang genetika Streptomyces dan pengembangan proses sintesis polketida.
9. Carolus Linnaeus (23 Mei 1707 - 10 Januari 1778)

Sumber gambar: Wikimedia
Carolus Linnaeus sebagai bapak Taksonomi Modern berkat berbagai temuannya
dalam bidang taksonomi, yakni sistem penamaan makhluk hidup ‘Binominal Nomenclature’.
Di mana setiap nama makhluk hidup terdiri atas dua kata dari bahasa latin. Nama pertama
adalah nama genus yang ditulis dengan awalan kapital, dan nama spesies sebagai nama
kedua. Misalnya saja nama bakteri Staphylococcus aureus. Staphylococcus adalah nama
genusnya dan aureus merupakan nama spesies organismenya. Sistem ini membagi makhluk
hidup berdasarkan hierarki khusus. Dimulai dari Kerajaan, Kelas, Ordo, Genera, dan Spesies.
10. Al Jahiz (776 - 868)

Salah satu halaman dalam Kita Al Hawayan yang mendeskripsikan mengenai jerapah. Sumber gambar: Wikimedia

Abū ʿUthman ʿAmr ibn Baḥr al-Kinānī al-Baṣrī yang dikenal orang Al Jahiz.
Kontribusinya dalam bidang biologi yaitu menerbitkan Kitab al-Hayawan yang terdiri dari 7
jilid dan menggambarkan 350 spesies dengan cara yang puitis. Menurut Conwey Zirkle,
botanis dan sejarawan sains, kutipan dari kitab al-Hayawan dalam tulisannya mengenai
sejarah sains adalah yang paling relevan yang ia temukan dari ilmuwan Arab. Al Jahiz
mendeskripsikan teori evolusi serupa Darwin. Menurutnya, hewan selalu beradaptasi,
bertransformasi menjadi spesies, dan mengatasi berbagai masalah lingkungannya.
11. Charles Darwin (12 February 1809 - 19 April 1882)

Sumber gambar: Wikimedia

Charles Robert Darwin begitu dikenal berkat teori evolusi yang dikemukakannya,
bahwa setiap spesies saling berhubungan dan berasal dari satu keturunan yang sama, hanya
saja dalam perjalanannya terjadi perubahan genetik. Darwin membaca tulisan  Thomas
Malthus yang menjelaskan mengenai persaingan manusia mencari makanan. Ia
menghubungkan gagasan Malthus dengan sejumlah temuannya, mulai dari fosil hingga
binatang yang dijumpai ketika melakukan ekpedisi Beagle. Dari sinilah gagasan mengenai
hukum seleksi alam lahir. Di mana setiap makhluk hidup berevolusi sebagai bentuk adaptasi
terhadap lingkungannya. Pemikirannya ditulis dalam buku “On the Origin of Species” yang
terbit pada tahun 1859 berkat dorongan rekannya, Alfred Russel Wallace.
12. Rosalind Franklin (25 Juli 1920 - 16 April 1958)

Rosalind Franklin seorang ilmuwan yang meneliti  struktur DNA bersama dengan
Francis Crick, James Watson, dan Maurice Wilkins. Karyanya berupa gambar difraksi sinar
X, terutama foto 51. Karyanya ini sempat menimbulkan kontroversi mengakibatkan konflik
dengan Maurice Wilkins. Padahal mereka tengah bersaing dengan ilmuwan James Watson,
yang mengerjakan model DNA tersendiri bersama Francis Crick di Cambridge dan berhasil
menyelesaikan model DNA sehingga mendapatkan hadiah Nobel berkat bocoran Wilkins.
13. Frederick Sanger (13 Agustus 1918 - 19 November 2013)

Sanger seorang biokimiawan yang dua kali mendapat hadiah Nobel. Pertama diberi
untuk penemuan penentuan struktur asam amino dalam protein. Penelitian menggunakan
reagen (pereaksi kimia) untuk memecah insulin menjadi asam amino. Kedua diberi karena
kontribusinya dalam menentukan urutan asam nukleat tapi berbagi dengan Walter Gilbert
dan Pau Berg yang mengerjakan penelitian berkaitan dengan DNA rekombinan.
14. Antonie van Leeuwenhoek (24 October 1632 - 26 August 1723)
Antonie Philips van Leeuwenhoek seorang ilmuwan biologi di bidang mikroskop dan
kontribusinya pada pembentukan mikrobiologi sebagai disiplin ilmu. Dengan menggunakan
mikroskop buatan tangannya, ia mengamati dan menggambarkan mikroorganisme yang
disebut animalcules (binatang kecil). Mendokumentasikan pengamatan mikroskopik pertama
terhadap serabut otot, bakteri, spermatozoa, dan aliran darah di kapiler.
Sumber gambar: Wikimedia

Bagaimana Biologi Berkembang?


Biologi dapat berkembang dengan adanya pemecahan masalah yang dilakukan secara
saintifik dengan melakukan penelitian. Metode ilmiah memiliki langkah-langkah, yaitu: (1)
observasi masalah, (2) merumuskan masalah, (3) menyusun hipotesis, (4) merancang
eksperimen untuk memecahkan masalah, (5) pengumpulan data dan analisis data, dan (6)
menarik kesimpulan, sehingga terbentuk teori baru atau verifikasi teori yang sudah ada.
Masalah yang dihadapi manusia merupakan kesejangan antara harapan dan
kenyataan. Misalnya seorang petani kakao, harapannya produksi tananam kakao meningkat.
Namun kenyataannya, produksi mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Ini menjadi
masalah, mengapa terjadi penurunan produksi kakao. Mari kita coba untuk melakukan
langkah-langkah ilmiah. Observasi dilakukan terhadap tanaman kakao, misalnya pada
tumbuhan ditemukan banyak jamur pada daun dan batang. Petani kurang disiplin memangkas
daun kakao yang sudah menjulang tinggi. Kurangnya tanaman peneduh di sekitar tanaman
kakao. Petani kakao tidak melakukan pemupukan, inilah masalah yang berhasil
diidentifikasi.
Berikutnya adalah merumuskan masalah “apakah ada pengaruh pemangkasan daun
kakao secara berkala terhadap produksi tanaman kakao”? Hipotesisnya: tanaman kakao yang
dipangkas daunnya secara berkala akan menghasilkan buah yang lebih banyak daripada
tanaman kakao yang tidak dipangkas. Rancangan eksperimen, dari tanaman yang sudah
ada, 20 tanaman dipangkas secara berkala dan 20 tanaman lainnya dibiarkan saja. Selanjutnya
dihitung buah kakao tiap tanaman, dilakukan pengumpulan/analisis data, dan disimpulkan.
Misalnya: diperoleh produksi buah kakao lebih banyak dari tanaman yang dipangkas daunnya
secara berkala. Berdasarkan kesimpulan ini, dapat dijadikan rekomendasi kepada petani
tanaman kakao agar memangkas tanaman kakao secara berkala untuk meningkatkan produksi
tanaman kakao. Biologi akan terus mengalami perkembangan manakala terus menerus
dilakukan kegiatan penelitian, baik penelitian biologi dasar (basic biology) maupun penelitian
biologi terapan (aplied biology).

Anda mungkin juga menyukai