Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SEJARAH PERKEMBANGAN FISIKA

PERKEMBANGAN ILMU PANAS

DOSEN PENGAMPU : Dr. Viyanti, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh :

Kelompok 8

Dea Citra Kharisma 2013022003

Elsa Ayuningthias Wahyudi 2013022033

Lu’lu’ Syarqia 2013022051

Indah Viona Fitri 2013022057

PRODI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020/2021
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
‘’PERKEMBANGAN ILMU PANAS’’ ini tepat pada waktunya.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya makalah ini tidak
akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik dari
penyusunan hingga tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.

Bandar Lampung, 24 Maret 2021

Kelompok 8

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................ii

Daftar Isi ...............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................1

1.3 Tujuan Pembahasan Masalah.........................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Ilmu Termodinamika.........................................................................2

2.2 Pembagian Periode Perkembangan Ilmu Panas ..........................................3

2.3 Peristiwa-Peristiwa Penting Termodinamika dari setiap periode...............3

2.4 Hukum-Hukum Dasar Termodinamika........................................................8

2.5 Tokoh-Tokoh Yang Berperan Dalam Perkembangan Ilmu Panas ............8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................11

3.2 Saran ...............................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Apa yang anda rasakan saat memakai baju berwarna hitam, lalu berjalan
di bawah teriknya matahari? Pastinya anda akan merasakan panas yang luar biasa.
Nah, hal ini berkaitan dengan ilmu panas atau termodinamika.

Termodinamika (dalam bahasa Yunani yakni thermos yang berarti ‘panas’ dan
dynamic yang berarti ‘perubahan’) adalah fisika energi , panas, kerja, entropi dan
kespontanan proses. Termodinamika berhubungan erat dengan mekanika statistik di
mana banyak hubungan termodinamika berasal.

Pada sistem di mana terjadi proses perubahan wujud atau pertukaran energi,
termodinamika klasik tidak berhubungan dengan kinetika reaksi (kecepatan suatu proses
reaksi berlangsung). Karena alasan ini, penggunaan istilah “termodinamika” biasanya
merujuk pada termodinamika setimbang. Dengan hubungan ini, konsep utama dalam
termodinamika adalah proses kuasistatik, yang diidealkan, proses “super pelan”. Proses
termodinamika bergantung-waktu dipelajari dalam termodinamika tak-setimbang.
Karena termodinamika tidak berhubungan dengan konsep waktu, telah diusulkan bahwa
termodinamika setimbang seharusnya dinamakan termostatik.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan ilmu termodinamika?


2. Bagaimana pembagian periode perkembangan ilmu panas?
3. Apa dan bagaimana peristiwa-peristiwa penting Termodinamika dari setiap
periodenya?
4. Apa saja Hukum-hukum dasar yang berlaku dalam sistem Termodinamika?
5. Siapa saja tokoh-tokoh yang berperan penting dalam perkembangan Ilmu Panas?

1
1.3 Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui apa itu ilmu termodinamika atau ilmu panas.


2. Untuk mengetahui bagaimana pembagian periode perkembangan ilmu panas.
3. Untuk mengetahui peristiwa-peristiwa penting Termodinamika dari setiap
periode.
4. Untuk mengeatahui Hukum-Hukum Dasar Termodinamika
5. Untuk mengetahui tokoh-tokoh yang berperan penting dalam perkembangan
Ilmu Panas.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Ilmu Termodinamika

Termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara khusus membahas


tentang hubungan antara energi panas dengan kerja. Seperti telah diketahui bahwa
energi di dalam alam dapat terwujud dalam berbagai bentuk, selain energi panas dan
kerja, yaitu energi kimia, energi listrik, energi nuklir, energi gelombang elektromagnet,
energi akibat gaya magnet, dan lain-lain. Energi dapat berubah dari satu bentuk ke
bentuk lain, baik secara alami maupun hasil rekayasa teknologi. Selain itu energi di
alam semesta bersifat kekal, tidak dapat dibangkitkan atau dihilangkan, yang terjadi
adalah perubahan energi dari satu bentuk menjadi bentuk lain tanpa ada pengurangan
atau penambahan. Prinsip ini disebut sebagai prinsip konservasi atau kekekalan energi.
Prinsip termodinamika tersebut sebenarnya telah terjadi secara alami dalam kehidupan
sehari-hari. Bumi setiap hari menerima energi gelombang elektromagnetik dari
matahari, dan di bumi energi tersebut berubah menjadi energi panas, energi angin,
gelombang laut, proses pertumbuhan berbagai tumbuh-tumbuhan dan banyak proses
alam lainnya. Proses di dalam diri manusia juga merupakan proses konversi energi yang

2
kompleks, dari input energi kimia dalam makanan menjadi energi gerak berupa segala
kegiatan fisik manusia, dan energi yang sangat bernilai yaitu energi pikiran kita.

2.2 Pembagian Periode Perkembangan Ilmu Panas

Perkembangan sejarah ilmu panas dapat disusun sesuai dengan periodisasi


perkembangan sejarah fisika Richtmeyer. Adapun pembagian periodenya sebagai
berikut :

 Periode Pra-Sains (Dulu - 1550 M)


 Periode Eksperimen (1550 - 1800 M)
 Periode Fisika Klasik (1800 - 1890 M)
 Periode Fisika Modern (1890 - Sekarang)

2.3 Peristiwa-peristiwa penting Termodinamika dari setiap periode

Peristiwa-peristiwa penting Termodinamika tentunya membawa perkembangan


Termodinamika pada tiap periodenya. Pada dasarnya, termodinamika adalah ilmu yang
mempelajari tentang panas sebagai energi yang mengalir. Oleh karena itu, sejarah
berkembangnya ilmu termodinamika berawal sejak manusia mulai memikirkan tentang
panas.

Pada Periode Pra-Sains, Aristoteles (350 SM) seorang filsuf dan ilmuwan
Yunani yang mengatakan bahwa panas adalah bagian dari materi atau materi tersusun
dari panas. Konsep dan pemikiran Aristoteles tersebut seolah-olah menunjukkan bahwa
apapun materi yang ada di alam ini tersusun atas panas.

Pada Periode Eksperimen, penalaran yang dilakukan oleh Aristoteles diteruskan


oleh Galileo-Galilei (1593). Galileo berhipotesa bahwa panas adalah sesuatu yang
dapat diukur. Hal itu dapat dibuktikan penemuannya berupa termometer air. Perlu
diketahui bahwa konsep dan pemikiran Aristoteles bukanlah berdasarkan eksperimen,

3
namun merupakan teori yang dihasilkan berdasarkan intuisi dari pemikirannya. Berbeda
dengan Aristoteles, Galileo mendasarkan teorinya dengan eksperimen yang dilakukan
(walaupun percobaannya sangat sederhana) sehingga antara teori dan eksperimen saling
mendukung satu sama lain. Setelah beberapa abad penemuan Galileo tersebut, Sir
Humphrey Davy dan Count Rumford (1799) berhasil menyimpulkan bahwa panas
adalah sesuatu yang mengalir. Kesimpulan ini mendukung prinsip kerja termometer,
tapi membantah pernyataan Aristoteles. Jika dikaji dengan baik kita dapat
menyimpulkan bahwa seharusnya Hukum Ke-Nol Termodinamika dirumuskan saat itu,
tapi karena termodinamika belum berkembang sebagai ilmu, maka belum terpikirkan
oleh para ilmuwan.

Pada tahun 1756 Joseph Black mengemukakan teorinya tentang panas (Asas
Black) pada termodinamika. Eksperimen yang dilakukan Joseph Black yaitu pada
proses pembekuan dan pendidihan air dan campuran air-alkohol yang mengawalinya
pada konsep kalor laten leburan. Dia melakukan penelitian yang sama untuk kalor laten
penguapan, yang merupakan awal dari konsep kapasitas kalor atau kalor spesifik.

Pada tahun 1778, Thomas Alfa Edison memperkenalkan mesin uap pertama
yang mengkonvesi panas menjadi kerja mekanik. Selanjutnya, mesin tersebut
disempurnakan oleh Sardi Carnot (1824). Saat itu, Carnot berupaya menemukan
hubungan antara panas yang digunakan dan kerja mekanik yang dihasilkan. Hasil
pemikirannya merupakan titik awal perkembangan ilmu termodinamika klasik dan
beliau dianggap sebagai Bapak Termodinamika.

Pada Periode Fisika Klasik, Gay-Lussac pertama kali merumuskan hukum


bahwa gas berkembang secara linear dengan tekanan tetap dan suhu yang bertambah
(biasanya banyak dikenal sebagai Hukum Charles).

Pada tahun 1802 Joseph Louis Gay-Lussac menyelidiki pemuaian gas yang
dipanaskan. Dia mengulangi percobaan Alexander Caesar Charles. Gay-Lussac
menemukan bahwa bila gas dipanaskan pada tekanan tetap, volumenya bertambah besar
sebanding dengan suhu mutlak. Bila suhunya dinaikkan dua kali lipat, maka volumenya
bertambah dua kali lipat. Hukum ini ditemukan pada tahun 1787, tetapi Charles tidak

4
mempublikasikannya dalam buku. Hukum itu kadang-kadang disebut hukum Gay
Lussac. Pada 24 Agustus 1804 Gay Lussac dan Jean Baptiste Biot naik balon udara dan
mencapai ketinggian 4000 m. Bulan berikutnya Gay Lussac sendirian naik balon udara
dan mencapai ketinggian 7016 m, untuk menyelidiki berbagai macam tekanan dan
suhu udara.

Pada tahun yang sama Julius Robert Mayer, pertama kali mengajukan bahwa
kalor atau sering kita ucapkan sebagai panas merupakan salah satu bentuk energi.
Mayer menyimpulkan bahwa di daerah tropis diperlukan lebih sedikit pembakaran
makanan untuk menjaga agar tubuh konstan, dan panas dari pembakaran makanan itu
lebih banyak dipakai untuk melaksanakan kerja dari individu. Jika ternyata kalor dapat
diubah menjadi usaha, hal ini berarti bahwa keduanya merupakan bentuk energi.

Pada tahun 1845, James P. Joule merumuskan Hukum Kekekalan Energi, yaitu
"Energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan."Dia menyimpulkan bahwa panas
dan kerja adalah dua bentuk energi yang satu sama lain dapat dikonversi. Kesimpulan
ini didukung pula oleh Rudolf Clausius, Lord Kelvin (William Thomson), Helmhozt,
dan Robert Mayer.

Selanjutnya, para ilmuwan ini merumuskan hukum pertama termodinamika


(1850). Setahun sebelumnya, Lord Kelvin telah memperkenalkan istilah termodinamika
melalui makalahnya: An Account of Carnot‘s Theory of the Motive Power of Heat.

Buku pertama tentang termodinamika ditulis oleh William Rankine pada tahun
1859, inti dari buku yang ditulis oleh Rankine, perubahan energi dalam dari suatu
sistem termodinamika tertutup sama dengan total dari jumlah energi panas yang
disuplai ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan terhadap sistem.

Pada tahun 1824 Carnot menemukan dan merumuskan hukum kedua


termodinamikadan memberikan model universal atas mesin panas, sebuah mesin, yang
mengubah energi panas ke dalam bentuk energi lain, misalnya energi kinetik (sekarang
bernama siklus Carnot). Untuk selanjutnya Carnot melalui teorinya itu meneruskan
mesin uap buatan Thomas Alva Edison.

5
Setelah mempelajari mesin Carnot, Lord Kelvin, Planck, menyimpulkan
bahwa pada suatu mesin siklik tidak mungkin kalor yang diterima mesin diubah
semuanya menjadi kerja, selalu ada kalor yang dibuang oleh mesin. Hal ini karena
adalah sifat sistem yang selalu menuju ketidakteraturan, entropi meningkat. Saat itu
hukum kedua termodinamika diperkenalkan (1860). Menurut Clausius, besarnya
perubahan entropi yang dialami oleh suatu sistem, ketika sistem tersebut mendapat
tambahan kalor (Q) pada temperatur tetap dinyatakan melalui konsep berikut: total
entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk meningkat seiring
dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya.

Pada volume tetap kesetimbangan dalam sebuah sistem akan cenderung berubah
dalam arah untuk melawan perubahan suhu yang ditentukan pada sistem ini.
Penurunan suhu menyebabkan lepasnya panas dan menaikkan suhu menyebabkan
penyerapan panas. Asas kesetimbangan bergerak ini digeneralisasi 1885 oleh Henri
Louis le Chatelier yang memperluas dengan perubahan volume untuk perubahan
tekanan yang dipaksakan; ini dikenal sebagai asas van 't Hoff-Le Chatelier.

Pada Periode Fisika Modern, fisikawan matematika Amerika Josiah Willard


Gibbs (1873-1976) menerbitkan tiga makalah, salah satunya adalah On the Equilibrium
of Heterogeneous Substances. Makalah tersebut menunjukkan bahwa proses
termodinamika dapat dijelaskan secara matematis, dengan mempelajari energi, entropi,
volume, temperatur dan tekanan sistem, sedemikian rupa untuk menentukan apakah
suatu proses akan terjadi secara spontan, Equilibrium Gibbs menandakan awal
termodinamika kimia dengan mengintegrasikan fenomena kimia, fisika, listrik, dan
elektromagnetik menjadi satu sistem yang koheren. Karya ilmiah ini memperkenalkan
konsep-konsep sepertipotensi kimia, aturan fase, dan lain-lain, yang membentuk
dasar kimia fisik modern.

Pada abad ke-19, James P. Joule mempelajari cara memanaskan air dalam
sebuah wadah menggunakan roda pengaduk dan membandingkan memanasnya air
akibat putaran roda pengaduk dengan memanasnya air dalam wadah yang disentuhkan
dengan nyala api atau sumber listrik. Berdasarkan percobaannya, Joule menyimpulkan

6
bahwa panas atau kalor bukan energi (kalor bukan suatu jenis energi tertentu,
seperti energi kinetik, energi potensial, energi kimia dll). Panas atau kalor adalah
energi yang berpindah akibat perbedaan suhu. Jadi ketika panas atau kalor mengalir
dari benda yang bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu rendah, sebenarnya energi
yang berpindah dari benda yang bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu rendah.
Perpindahan energi terhenti setelah benda-benda yang bersentuhan mencapai suhu yang
sama atau keseimbangan termal.

Pada awal abad ke-20, ahli kimia seperti Gilbert N. Lewis, Merle Randall,
dan EA Guggenheim mulai menerapkan metode matematis Gibbs tersebut untuk
analisis proses kimia yang disebut termodinamika kimia. Pada tahun 1885, Boltzman
menyatakan bahwa energi dalam dan entropi merupakan besaran yang menyatakan
keadaan mikroskopis sistem. Pernyataan ini mengawali berkembangnya termodinamika
statistik, yaitu pendekatan mikroskopis tentang sifat termodinamis suatu zat
berdasarkan perilaku kumpulan partikel-partikel yang menyusunnya.

Termodinamika statistik merupakan cabang termodinamika yang menyediakan


penafsiran tingkat molekul terhadap besaran-besaran termodinamika seperti kerja,
kalor, dan entropi. Masalah mendasar dalam termodinamika statistik adalah penentuan
distribusi energi diantara sistem identik. Dasar-dasar termodinamika statistik ditetapkan
oleh fisikawan seperti James Clerk Maxwell, W. Nernst, Ludwig Boltzmann, Max
Planck, Rudolf Clausius dan J. Willard Gibbs. Pada tahun 1906 Giauque dan W.
Nernst merumuskan hukum ketiga termodinamika yaitu: pada saat suatu sistem
mencapai temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem
akan mendekati nilai minimum.

Pada tahun 1911, Einstein menyatakan bahwa massa merupakan perwujudan


dari energi (E=mc2). Hal ini kemudia dibenarkan oleh ilmuwan mekanika kuantum
(1900-1940) bahwa radiasi sebagai bentuk energi bisa bersifat sebagai partikel.
Pernyataan ini seakan-akan membenarkan penalaran Aristoteles sebelumnya bahwa
materi = energi. Pada tahun 1950, para ilmuwan, seperti Carl Anderson menemukan
adanya partikel antimateri yang bisa memusnahkan materi.

7
2.4 Hukum-Hukum Dasar Termodinamika

Terdapat empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika, yaitu:

a) Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika

Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang dengan sistem
ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang satu dengan lainnya.

b) Hukum Pertama Termodinamika

Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan perubahan energi
dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan total dari jumlah energi
kalor yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan terhadap sistem.

c) Hukum kedua Termodinamika

Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini menyatakan bahwa
total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk meningkat
seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya.

d) Hukum ketiga Termodinamika

Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini
menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua
proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga
menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol
absolut bernilai nol.

2.5 Tokoh-Tokoh Yang Berperan Dalam Perkembangan Ilmu Panas

Adapun beberapa tokoh-tokoh yang berperan dalam perkembangan Ilmu Panas


diantaranya yaitu :

8
1. Aristoteles (384 SM - 322 SM)

Aristoteles seorang filosof dan ilmuwan terbesar dalam dunia masa lampau. Dia
memelopori penyelidikan ihwal logika, memperkaya hampir tiap cabang falsafah.
Penting dari apa yang pernah dilakukan Aristoteles adalah pendekatan rasional yang
senantiasa melandasi karyanya. Pendapat Aristoteles, alam semesta tidaklah
dikendalikan oleh serba kebetulan, oleh magi, oleh keinginan tak terjajaki kehendak
dewa yang terduga, melainkan tingkah laku alam semesta itu tunduk pada hukum-
hukum rasional.

2. Galileo – Galilei (15 Februari 1564 - 8 Januari 1642)

Beliau merangkum semua tulisannya dalam sebuah makalah yang berjudul The
Starry Messenger yang diterbitkan pada bulan Maret 1610, berjumlah 500 eksemplar.
Sumbangannya dalam termodinamika adalah pada 1593, Galileo berhasil menemukan
salah satu alat ukur yang dapat digunakan dalam ilmu pengetahuan, yaitu thermometer.

3. Benjamin Thompson (1753 –1814)

Kontribusinya yang terbesar pada dunia fisika adalah pemikirannya tentang teori
kalor. Pada akhir abad ke-18, teori kalori yang dipercaya adalah bahwa kalor merupakan
fluida yang dapat mengalir ke dalam tubuh ketika dipanaskan dan mengalir keluar
ketika didinginkan. Penemuan-penemuan Thompson lainnya adalah kompor, oven,
ketel ganda, dan lain-lain.

4. Nicolas Leonardo Sadi Carnot (1 Juni 1796 – 24 Agustus 1832)

Carnot menemukan dan merumuskan hukum kedua termodinamika dan memberikan


model universal atas mesin panas, sebuah mesin, yang mengubah energi panas ke dalam
bentuk energi lain, misalnya energi kinetik (sekarang bernama siklus Carnot).

5. Walter Nerst (25 Juni 1864 – 18 November 1941)

Nerst banyak meneliti tentang tekanan osmosis dan elektrokimia. Pada 1905,
dia mengukuhkuhkan apa yang disebutnya sebagai New Heat Theorem yang kemudian
dikenal sebagai Hukum Ketiga Termodinamika. Nernst juga membantu

9
mengembangkan dasar kimia fisis modern dan elektrokimia, dan persamaan fisika zat
padat. Beliau juga dikenal lewat Persamaan Nerst.

6. Humpry Davy (17 Desember 1778)

Di tahun 1807, dia berhasil memisahkan antara unsur kalium dengan narium.
Dilanjut pada tahun berikutnya, yakni 1808, dia mampu memisahkan antara kalium,
strontium, dan barium melalui elektrolisa padaelektroda air raksa. Dia jugalah yang
menemukan lampu Davy yang aman digunakan untuk pertambangan. Tahun 1820,
Humphry Day diangkat menjadi presiden Royal Society. Humphry merupakan salah
satu eksponen (orang yang menjabarkan) terbesar dalam bidang metode ilmiah.Teorinya
tentang Elektrolis membuat namanya terkenal dikalangan Ilmuwan. 

7. Thomas Alva Edison (11 Februari 1847 - 18 Oktober 1931)

Edison dipandang sebagai salah seorang pencipta paling produktif pada masanya,
memegang rekor paten atas namanya. Ia juga banyak membantu dalam bidang
pertahanan pemerintahan Amerika Serikat. Beberapa penelitiannya antara lain:
mendeteksi pesawat terbang, menghancurkan periskop dengan senjata mesin,
mendeteksi kapal selam, menghentikan torpedo dengan jaring, menaikkan kekuatan
torpedo, kapal kamuflase, dan masih banyak lagi.

8. Rudolf Julius Emanuel Clausius (1822-1888 )

Clausius adalah ahli fisika teori atau fisika murni. Ia tidak mengadakan experimen.
Ia menerapkan matematika untuk membuat teori yang dapat menjelaskan Hasil
pengamatan dan exprimen orang lain. Hukum termodinamika II berbunyi : Panas tidak
dapat dengan sendirinya berpindah dari badan yang lebih dingin ke badan yang lebih
panas. Menurutnya di alam semesta terjadi secara terus menerus perpindahan panas atau
energi dari badan angkasa yang panas ke badan angkasa yang dingin. Sebagai
matematikawan ia adalah penemu analisis vektor.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Termodinamika (dalam bahasa yunani yakni thermos yang berarti ‘panas’ dan
dynamic yang berarti ‘perubahan’) adalah ilmu tentang energi, yang secara khusus
membahas tentang hubungan antara energi panas dengan kerja. Energi dapat berubah
dari satu bentuk ke bentuk lain, baik secara alami maupun hasil rekayasa teknologi.

Terdapat pembagian periode perkembangan ilmu panas yang sesuai dengan


periodisasi perkembangan sejarah fisika Richtmeyer yaitu, sebagai berikut:

• Periode Pra-Sains (Dulu - 1550 M)


• Periode Eksperimen (1550 - 1800 M)
• Periode Fisika Klasik (1800 - 1890 M)
• Periode Fisika Modern (1890 - Sekarang)

Adapun empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika,


yaitu: (1) Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika; (2) Hukum Pertama
Termodinamika; (3) Hukum kedua Termodinamika; (4) Hukum ketiga Termodinamika.

Kemudian, ada beberapa tokoh yang berperan dalam perkembangan ilmu panas
yaitu Aristoteles, Galileo – Galilei, Benjamin Thompson, Nicolas Leonardo Sadi
Carnot, Walter Nerst, Humpry Davy, Thomas Alva Edison, Rudolf Julius Emanuel
Clausius dan lain-lain.

3.2 Saran

Kita seharusnya bersyukur atas kejadian-kejadian alam yang bermanfaat bagi


kita dalam menggali ilmu alam itu lebih dalam. Selain itu, penulis juga berharap kepada
pembaca untuk mengkaji ulang terkait dengan tema ini jika ada yang belum kami bahas,
untuk itu lebih dikaji dari refrensi yang lain.

11
DAFTAR PUSTAKA

Suka Prayanta P, Iqbal Robiyana, dkk. 2009. Perkembangan Termodinamika Pada Tiap
Periode. Makalah. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia. Diakses pada 24 Maret
2021, dari https://www.scribd.com/doc/58732649/perkembangan-ilmu-panas

Naldo J. I. Tanelab. 2015. Modul. Perkembangan Cabang-Cabang Ilmu Fisika. Diakses


pada 24 Maret 2021, dari https://docplayer.info/56794333-Perkembangan-fisika-klasik-
fisika-modern-ilmu-mekanika-ilmu-panas-ilmu-optic-dan-ilmu-astronomi-naldo-j-i-
tanelab.html

Mustofa Abi Hamid. 2011. Artikel. Sejarah perkembangan Termodinamika. Diakses


pada 24 Maret 2021, dari https://www.abihamid.com/2011/04/sejarah-perkembangan-
termodinamika.htm

http://repository.ut.ac.id/4419/1/PEFI4208-M1.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai