Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

EKSPERIMEN FISIKA I

PUSAT GRAVITASI DAN PUSAT MASSA

(DosenPembimbing: Drs. Sholikhan, S.Si, M.Pd)

OLEH:

NAMA : OKTAVIANUS AMA KII


NPM : 140401070137
KELAS : 2014 C
KELOMPOK : III

LABORATORIUM FISIKA
UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
2015
PUSAT GRAVITASI DAN PUSAT MASSA

I. TUJUAN
1. Menentukan posisi pusat gravitasi benda laminar
2. Memahami bahwa untuk benda tertentu posisi pusat gravitasi sama
dengan posisi pusat massa benda.

II. DASAR TEORI


Dalam ilmu fisika, setiap benda bisa kita anggap sebagai benda tegar
(benda kaku). Benda tegar itu cuma bentuk ideal yang membantu kita
menggambarkan sebuah benda. Bagaimanapun setiap benda dalam
kehidupan kita bisa berubah bentuk (tidak selalu tegar/kaku), jika pada
benda tersebut dikenai gaya yang besar. Setiap benda tegar dianggap terdiri
dari banyak partikel atau titik. Partikel-partikel itu tersebar di seluruh bagian
benda. Jarak antara setiap partikel yang tersebar di seluruh bagian benda
selalu sama. Salah satugaya yang bekerjapadasetiapbenda yang terletak di
permukaan bumi adalah gaya gravitasi.
Gaya gravitasi yang bekerja pada suatu benda di sebut gaya berat (w).
Untuk benda yang mempunyai ukuran (bukan titik kalau titik tidak punya
ukuran), gaya gravitasi yang bekerja pada benda tersebut sebenarnya bukan
Cuma satu. Apabila benda berada pada tempat di mana nilai percepatan
gravitasi (g) sama, maka gaya berat untuk setiap partikel bernilai sama.
Arah gaya berat setiap partikel juga sejajar menuju kepermukaan bumi.
Perlu diketahui bahwa penentuan titik berat benda juga perlu
memperhatikan syarat-syarat keseimbangan.
Pusat massa adalah lokasi rerata dari semua massa yang ada di dalam
suatu sistem. Dalam kasus benda tegar, letak pusat massa adalah tetap dalam
hubungannya dengan tubuh benda. Letak pusat massa adalah titik
dalam ruang di antara mereka yang mungkin tidak berhubungan dengan
posisi massa manapun pada benda tersebut. Penggunaan pusat massa sering
memungkinkan penggunaan persamaan gerak yang disederhanakan, dan ia
merupakan suatu acuan yang mudah digunakan untuk banyak perhitungan
lainnya dalam ilmu fisika, seperti momentum sudut atau momen inersia.
Pada berbagai penerapan, misalnya seperti pada mekanika orbital, objek-
objek dapat digantikan oleh titik-titik massa yang terletak di pusat massa
mereka dengan tujuan mempermudah analisis.
Berat benda adalah tarikan gravitasi bumi benda. Benda yang ada
ukurannya dapat dipandang sebagai kumpulan partikel-partikel yang
masing-masingnya mengalami tarikan oleh gaya gravitasi. Karena gaya
gravitasi bekerja pada tiap partikel pada benda, berat benda tentulah resultan
semua gaya tersebut.
Untuk benda yang ukurannya tidak terlalu besar (benda-benda “biasa”,
misalnya bukan sebuah gunung), gaya-gaya tiap partikel ini boleh dikatakan
sejajar satu sama lain. Oleh karena itu, berat benda seperti itu adalah
resultan semua gaya-gaya sejaja rseperti itu. Dapat dibuktikan bahwa
resultan gaya-gaya sejajar seperti itu memiliki titik tangkap (titikaksi)
tertentu. Titik ini disebut titik pusat gravitasi, atau titik berat benda tersebut.
Juga dapat dibuktikan bahwa jumlah aljabar momen-momen gaya terhadap
titik berat sama dengan nol. Ini berarti bahwa jika benda ditumpu pada suatu
sumbu melalui titik beratnya, benda akan ada dalam keadaan seimbang pada
setiap kedudukan. Pada keadaan seperti ini benda dikatakan berada pada
“keadaan seimbang tak acuh”, atau “seimbang indeferen”.
ecara matematik dapat ditunjukkan bahwa koordinat-koordinat titik
berat benda pada system koordinasi kartesis e dimensi dinyatakan oleh
persamaan-persamaan berikut:
∑ 𝑤𝑖𝑥𝑖 ∑ 𝑤𝑖𝑦𝑖 ∑ 𝑤𝑖𝑧𝑖
x0= ∑ 𝑤𝑖
y0= ∑ 𝑤𝑖
dan z0= ∑ 𝑤𝑖

Di sisi wi adalah berat masing-masing partikel penyusun benda, xi, yi,


dan zi berturut-turut adalah koordinat-koordinat partikel-partikel tersebut
terhadap sumbu-sumbu X, Y, Z. Karena gaya-gaya gravitasi adalah gaya-
gaya sejajar, wi dapat dijumlahkan secara aljabar menjadi
∑ 𝑤𝑖. ∑ 𝑤𝑖 adalah berat W benda, dan W= mg. Di sini m massa benda dan
g percepatan garvitasi. Dengan penalaran serupa ∑ 𝑤𝑖𝑥𝑖, ∑ 𝑤𝑖𝑦𝑖,
∑ 𝑤𝑖𝑧𝑖 dapat ditulis sebagai (∑ 𝑚𝑖𝑥𝑖) g, (∑ 𝑚𝑖𝑥𝑖) g, dan (∑ 𝑚𝑖𝑥𝑖) g.
Dengan mensubstitusikan nilai-nilai ini kedalam persamaan di atas kita
∑ 𝑚𝑖𝑥𝑖 ∑ 𝑚𝑖𝑦𝑖 ∑ 𝑚𝑖𝑧𝑖
mendapat: x0 = , a y0 = , dan z0 =
𝑚 𝑚 𝑚

G tereliminasi dari pembilang dan penyebut. x0, y0, dan y0 sekarang disebut
pusat massa benda, karena nilai-nilainya bebas dari gravitasi (yang nilainya
bergantung pada adanya b gaya gravitasi). Jadi, koordinat-koordinat pusat
massa sama dengankoordinat-koordinattitikberat. Inihanyabenarbilabenda
yang dimaksud tidak terlalu besar ukurannya. Jika ukurannya terlalu besar,
gaya-gaya gravitasi tidak dapat dianggap sejajar, dan bersarnya tidak sama
untuk setiap partikel, sehingga tidak dapat dihilangkan dari persamaan
diatas. Ternyata konsep (pengertian) pusat massa lebih fundamental
(mendasar) sifatnya dari pada titik berat karena berlaku bagi semua benda
tidak bergantung pada ukurannya, dan tidak bergantung pada ada atau tidak
adanya gaya gravitasi. Konsep ini berlaku di tempat tanpa gaya gravitasi,
misalnya di kapal ruang angkasa.

III. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Papan percobaan
b. Penumpu
c. Gunting
d. Penggaris
e. Pensil
2. Bahan
a. Kertas karton/kertas folio bergaris
b. Lem / perekat
c. Tali nylon

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


A. Persiapan Percobaan
1. Tempelkan penumpu pada bagian tengah atas papan percobaan.
2. Gunakan perekat untuk menempelkan kertas pada bagian tengah
benda laminar.
3. Ambil seutas benang dan ikat pada salah satu lubang pada benda
laminar dan kemudian ikat ujung lain tali pada penumpu, atau
dapat dengan menggantungkan benda laminar langsung kepenumpu
menggunakan lubang benda laminar yang tersedia.
B. Langkah Percobaan
1. Gantung benda bercelah pada pasak yang terdapat pada penumpu
menggunakan tali nylon Tali dan beban ini akan digunakan sebagai
“penyipat tegak” (alat acuan untuk mengetahui tegak (vertikal) atau
tidak tegaknya sesuatu).
2. Gunakan penyipat tegak itu sebagai acuan (patokan) untuk membuat
garis lurus vertical pada kertas melewati titik tumpu benda laminar.
3. Lepaskan beban bercelah dari pasak penumpu dan ganung benda
laminar pada lubangnya yang lain.
4. Ulangi langkah percobaan 1 sampai 3.
5. Ulangi langkah percobaan 3 dan 4, kemudian gambar tiga garis lurus
yang diperoleh berpotongan pada titikkah ketiga garis yang di
peroleh? Jika ya, titik ini adalah pusat gravitasi dan pusat massa
benda itu.

V. HASIL PENGUKURAN
Hasil pengukuran yang diperoleh dari percobaan ini adalah gambar titik
pusat massa. Dimana dapat digambarkan sebagai berikut:
VI. PEMBAHASAN
1. Selalukah pusat massa benda berada pada benda, atau dapatkah pusat
massa benda berada diluar benda itu sendiri?
2. Dimanakah kemungkinan letak pusat massa benda laminar lingkaran?
Uji jawaban anda dengan membuat benda laminar bundar dari kertas
karton dan tentukan pusat massanya seperti percobaan di atas.
3. Buatlah sebuah garis yang menunjukkan kira-kira letak pusat massanya.
VII. KESIMPULAN
VIII. RUJUKAN

Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid 1 Edisi kelima. Jakarta: Penerbit


Erlangga.

Kanginan, Marthen. Physics for Senior High School 2nd Semester Grade XI.
2010. Jakarta: Erlangga.

Laboratorium Fisika Dasar. FKIP UNIKAMA.2014. Penuntun Praktikum


Ekeperimen Fisika 1. Malang.

Anda mungkin juga menyukai