Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA LANJUT
Dosen Pengampu : Beni Tri Sasongko, S.T., M.Eng.

Oleh:

Valentino Rossiano - 22539144026


Habib Galih A. - 22539144027
Ihsan Rosyid W. - 22539144028
Immeka Elkhadama - 22539144029

PRODI TEKNIK MANUFAKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN
2019
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
LABSHEET PRAKTIKUM FISIKA TEKNIK
Semester II PENGUKURAN GRAVITASI BUMI Kelompok 1
Tgl. : 9 Februari 2023

1. Pengukuran Gravitasi Bumi

a) BAB I Pendahuluan
i) Tujuan
(a) Mahasiswa mengetahui besarnya gravitasi bumi.
(b) Mahasiswa membandingkan dengan gravitasi bumi g = 9,81 m/det.2 dan dapat
menganalisisnya.

ii) Bahan Diskusi


(a) Berapa besarnya gravitasi bumi?
(b) Bandingkan dengan gravitasi bumi g = 9,81 m/det2
(c) Mengapa besarnya berbeda dengan hasil percobaan?
(d) Carilah penyebabnya.

b) BAB II Dasar Teori

Perhatikan gambar berikut ini. Bila bandul ditarik ke kanan, maka bandul naik
sedikit, berarti energinya ditambah dan tersimpan dalam bandul
itu. Bila kemudian bandul dilepaskan, maka bandul akan
bergerak bertambah cepat ke kiri dan mencapai maksimal pada
saat sampai di sumbu tegak. Selanjutnya benda bergerak
melambat dan akhirnya berhenti sebentar di titik paling kiri dan
seterusnya kembali lagi bergerak ke kanan dan terus berulang.
Adanya gesekan udara menyebabkan energinya semakin habis
yang ditandai dengan berhentinya bandul tersebut. Hubungan
antara banyak ayunan, panjang tali, dan besar gravitasi bumi,
dituliskan sebagai berikut:

L
T=2П√ , dimana : T = waktu ayun (detik)
g
1
T=
f

c) BAB III Metode Praktikum

i) Waktu dan Tempat


(a) Hari/Tanggal : Kamis, 9 Februari 2023
(b) Tempat : Lab. Fisika dan Konversi Energi,
(c) Keterangan : Jam Mata Kuliah Fisika Lanjut
ii) Alat dan Bahan
(a) Perangkat percobaan ayunan matematis
(b) Jam henti
(c) Mistar baja panjang atau rol meter

iii) Keselamatan Kerja


(a) Jam henti jangan sampai jatuh bisa pecah.
(b) Mistar jangan digunakan untuk memukul-mukul.
(c) Rol meter jangan untuk main-main.

iv) Proses Pengerjaan


(a) Pasang bandul dengan panjang tali L.
(b) Tarik bandul ke kanan dengan sudut kecil saja dan lepaskan.
(c) Setelah ayunannya stabil, mulai menghitung jumlah ayunannya. Misalkan, ambil
waktu 30 detik, catatlah jumlah ayunannya n. Teman lain dapat mencoba lagi.
(d) Hentikan dan ukurlah panjang talinya, L, dan catat.
(e) Ulangi percobaan di atas dengan panjang tali yang berbeda.
(f) Hitunglah masing-masing harga g dan g rata-ratanya.

d) BAB IV Hasil dan Pembahasan

i) Data Hasil Pengamatan

Panjang tali, L, Jumlah ayunan, n , Jumlah ayunan, f, Periode setiap ayunan,


Percobaan T, (dtk /ayunan)
(meter) (ayunan / 30 dtk,) (ayunan/dtk.)
I L1 = 0.83 (n1) = 17 (f1) = 0,56 T1 = 1,76
II L2 = 0,65 (n2)_= 18 (f2) = 0,6 T2 = 1,66
III L3 = 0,51 (n3) = 21 (f3) = 0,7 T3 = 1,42
IV L4 = 0,31 (n4) = 26 (f4) = 0,86 T4 = 1,15
V L5 = 0,4 (n5) = 22 (f5) = 0,73 T5 = 1,36

ii) Jawaban Bahan Diskusi

Berapa besarnya gravitasi bumi?

UJI COBA HASIL


1 11,35 m/s2
2 9,627 m/s2
3 10,25 m/s2
4 9,25 m/s2
5 8,56 m/s2

(a) Bandingkan dengan gravitasi bumi g = 9,81 m/det2


Setelah melakukan percobaan dalam praktikum pengukuran gravitasi bumi,
kami dapat menemukan bahwa besar percepatan gravitasi bumi rata-rata dari lima
kali percobaan yaitu 9,8074 m/det2. Sedangkan, percepatan gravitasi bumi standar
yaitu 9,81 m/det2. Dari data diatas dapat diketahui bahwa terdapat selisih sebesar
0,0026 m/det2
(b) Mengapa besarnya berbeda dengan hasil percobaan?
Perbedaan ini terjadi disebabkan oleh beberapa faktor,
yaitu antara lain :
 Kurangnya Ketelitian dari seorang praktikan dalam proses Praktikum
maupun proses penghitungan.
 Alat Ukur yang kurang Presisi.
 Fasilitas Praktikum yang kurang memadai
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
LABSHEET PRAKTIKUM FISIKA TEKNIK
Semester II KESETIMBANGAN PARTIKEL Kelompok 1
Tgl. : 9 Februari 2023

2) Kesetimbangan Partikel

a) BAB I Pendahuluan
i) Tujuan
(a) Mahasiswa dapat membedakan pegas tarik dan pegas tekan,
(b) Menentukan koefisien pegas (bahan elastis), dengan ukuran diameter pegas,
diameter kawat pegas, dan bahan yang berbeda.

ii) Bahan Diskusi


(a) Berapa besarnya resultan gaya.secara perhitungan
(b) Berapa besarnya resultan gaya.secara poligon gaya.
(c) Coba bandingkan antara resultan gaya, hasil perhitungan dan hasil secara
lukisan dengan poligon gaya.
(d) Mengapa resultannya tidak sama dengan nol.
(e) Apa kelemahan percobaan yang saudara lakukan.

b) BAB II Dasar Teori

Ditunjukkan sebuah titik atau benda – partikel ditarik oleh gaya-gaya: F1, F2, F3, dan F4,
yang berturut-turut membentuk sudut θ1, θ2, θ3, dan θ4.

Bila setiap gaya diuraikan pada sumbu x , dan sumbu y , diperoleh :

Fx = F cos θ dan Fy = F sin θ

y F1
F2
Θ1
x

F3 F4

Jumlah gaya-gaya atau resultan gayanya : R =√Rx 2 + Ry2 ← Rx = ∑Fx , Ry = ∑Fy

Dalam keadaan setimbang, besarnya R = 0., atau bila gaya-gayanya dibuat lukisan segi banyak,
maka akan membentuk segi banyak yang tertutup.
c) BAB III Metode Praktikum
i) Waktu dan Tempat
(a) Hari/Tanggal : Kamis, 16 Februari 2023
(b) Tempat : Lab. Fisika dan Konversi Energi,
(c) Keterangan : Jam Mata Kuliah Fisika Lanjut

ii) Alat dan Bahan


(a) Perangkat percobaan kesetimbangan benda – partikel.
(b) Timbangan
(c) Ballpoin atau spidol

iii) Keselamatan Kerja


(a) Pilih beban jangan terlalu berat, sesuaikan dengan kekuatan benang.
(b) Timbangan jangan dipindah-pindah, nanti jatuh.
(c) Jangan menimbang melebihi kapasitas timbangan.

iv) Proses pengerjaan


(a) Pastikan pemasangan benang pada puli dan kertas milimeter telah betul.
(b) Berikan beban pada masing-masing ujung tali, beban dapat dibuat bervariasi
beratnya. Usahakan sedemikian sehingga titik pusat cincin terletak pada
perpotongan sumbu x dan sumbu y pada kertas milimeter. Posisi katrol juga
dapat membantu memposisikan sumbu cincin.
(c) Beri tanda titik pada tengan cincin, tepatkan pada perpotongan sumbu.
(d) Buatlah sebuah titik pada kertas milimeter yang dilewati masing-masing
benang. Ada 4 titik.
(e) Tentukan koordinat titik-titik tersebut, x dan y .
(f) Lepas beban dan timbanglah..
Lakukan lagi percobaan untuk beban yang berbeda, bergantian dengan temannya.

d) BAB IV Hasil dan Pembahasan


i) Data Hasil Pengamatan

Percobaan Massa, kg Gaya, N X= cm Y= cm


I

(m1) = 0,02 F1 = 0,19 X1 = 3,8 Y1 = 4,8


(m2) = 0,04 F2 = 0,39 X2 = 6,5 Y2 = 8,3
(m3) = 0,015 F3 = 0,14 X3 = 2,8 Y3 = 2,4
(m4) = 0,01 F4 = 0,098 X4 = 1,45 Y4 = 1,2

ii) Jawaban Bahan Diskusi

(a) Berapa besarnya resultan gaya.secara perhitungan

(b) Berapa besarnya resultan gaya.secara poligon gaya.

(c) Coba bandingkan antara resultan gaya, hasil perhitungan dan hasil secara
lukisan dengan poligon gaya.

Untuk hasil resultan menggunakan perhitungan adalah 0,308 sedangkan untuk


menggunakan polygon gaya bernilai 0,35
(d) Mengapa resultannya tidak sama dengan nol.

Resultan tidak sama dengan nol karena gaya yang digunakan pada masing
masing kuadran berbeda beda. Dengan meletakkan beban massa yang berbeda
maka akan dihasilkan gaya yang berbeda pula.

(e) Apa kelemahan percobaan yang saudara lakukan.

1. Sulit menentukan titik tengah koordinat karena alat penentu titik koordinat
yang terlalu besar sehingga hasil menjadi tidak presisi.
2. Perangkat percobaan menggunakan katrol pada ujung tali pemberat, sehingga
pemberian gaya pada ujung tali akan mengalami gaya gesek yang
mengakibatkan terjadi perubahan nilai gaya dari yang tercantum.
3. Pada katrol yang terletak dibawah (kuadran 3 dan kuadran 4) jika diberi beban
yang terlalu berat, pemberat tidak melayang (menyentuk bagian meja)
sehingga titik koordinat menjadi tidak akurat.
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
LABSHEET PRAKTIKUM FISIKA TEKNIK
Semester II HUKUM HOOKE Kelompok 1
Tgl. : 16 Februari 2023

3) Hukum Hooke

a) BAB I Pendahuluan
i) Tujuan
(a) Mahasiswa dapat membedakan pegas tarik dan pegas tekan,
(b) Menentukan koefisien pegas (bahan elastis), dengan ukuran diameter pegas,
diameter kawat pegas, dan bahan yang berbeda.

ii) Bahan Diskusi


(a) Apa tanda-tanda pegas tarik dan pegas .
(b) Berapa besarnya koefisien pegas (bahan elastis) masing-masing.
(c) Apa yang mempengaruhi besarnya koefisien pegas.

b) BAB II Dasar Teori

Sebuah karet (pegas), digantung dan ujungnya diberi sedikit pemberat sehingga lurus ke
bawah, massa pemberat m1 kg. Perhatikan gambar.
Karet panjangnya L1 meter. Bila kemudian ditambah
(1) (2) pemberatnya, misalnya m2, maka sekarang
panjangnya menjadi L2. Besarnya w = (m2 – m1) g, atau gaya
berat beban yang menyebabkan karet bertambah panjang (L2 –
L1) = ΔL atau x.

L1 Menurut Hooke :
L2

F = k X
x
F = w = (m2 – m1) 9,81
adalah gaya yang menarik karet, N
M1
X = ΔL = L2 – L1
adalah perubahan panjang karet, m
M2 (k) =: koefisien elastis karet, N/m. Besarnya
k akan dipengaruhi oleh ukuran karet atau
pegas dan kualitas dan jenis bahannya.
Penting: sifat elastis dari bahan, pegas atau karet akan
rusak bila bebannya terlalu besar. Pegas tidak dapat kembali
seperti semula.
c) BAB III Metode Praktikum
i) Waktu dan Tempat
(a) Hari/Tanggal : Kamis, 16 Februari 2023
(b) Tempat : Lab. Fisika dan Konversi Energi,
(c) Keterangan : Jam Mata Kuliah Fisika Lanjut

ii) Alat dan Bahan


(a) Perangkat percobaan Hukum Hooke, untuk pegas tarik dan untuk pegas
tekan.
(b) Timbangan
(c) Mistar baja panjang atau rol meter.

iii) Keselamatan Kerja


(a) Gantungkan pegas dengan benar pada stand.
(b) Beban P dipilih minimal, disesuaikan dengan pegas yang dicoba, jangan
sampai kebesaran agar pegas tidak rusak.
(c) Pegas jangan ditarik-tarik, elastisitasnya hilang.
(d) Mistar jangan untuk pukul-pukul.
(e) Jangan main-main dengan rol meter.

iv) Proses pengerjaan


(a) Pada keadaan awal, sebuah karet atau pegas tarik, gantung seperti
pada gambar, berilah beban sedikit saja biar bentuknya lurus.
(b) Timbanglah beban pemberatnya m1, ukur pula panjangnya L1.
(c) Selanjutnya, beri tambahan pemberat yang besarnya jangan sampai
merusak karet atau pegas.
(d) Timbang lagi bebannya m2, dan ukur panjang nya , L2.
(e) Percobaan pertama selesai.
(f) Lakukan percobaan lagi untuk pegas yang ukurannya berbeda..
(g) lakukan percobaan juga dengan pegas tekan. Rancang langkahnya.

d) BAB IV Hasil dan Pembahasan


i) Data Hasil Pengamatan

Percobaan Spesifikasi Pemberat, kg Panjang


I Baja M1 =0.1 L1 =15,2
Tarik D pegas = M2 =0,3 L2 = 16 ,4
D kawat =16,35

Percobaan Spesifikasi Pemberat, kg Panjang


II Baja M1 =0,5 L1 =15,5
Tarik D pegas = M2 =0,2 L2 = 18,2
D kawat =11,37

Percobaan Spesifikasi Pemberat, kg Panjang


III Baja M1 =1,9 L1=22
Tarik D pegas = M2 =0,9 L2 =22,5
D kawat =19,6

Percobaan Spesifikasi Pemberat, kg Panjang


IV Baja M1 = 1,5 L1 = 9,0
Tekan D pegas = M2 = 5 L2 = 7,09
D kawat =

Percobaan Spesifikasi Pemberat, kg Panjang


Baja M1 =2,5 L1 =9,0
D pegas = M2 =6,0 L2 =7,7
D kawat =

ii) Jawaban Bahan Diskusi


(a) Apa tanda-tanda pegas tarik dan pegas .
Pegas Tekan Pegas Tarik
Pegas tekan bekerja saat ditekan pegas tarik bekerja saat ditarik.
berbentuk silinder atau konis berbentuk spiral atau terdiri dari
beberapa pegas paralel yang diikat
bersama.
mampu menahan gaya kompresi mampu menahan gaya tarik
digunakan dalam aplikasi seperti digunakan dalam aplikasi seperti
mesin penggiling atau mobil penggantung lampu atau trampolin.

(b) Berapa besarnya koefisien pegas (bahan elastis) masing-masing.


Percobaan Koefisien
I 16,35 N/m
II 10,9 N/m
III 19,246 N/m
IV 17,97 N/m
V 26,38 N/m

(c) Apa yang mempengaruhi besarnya koefisien pegas.


Setelah melakukan praktikum ini, kita dapat mengetahui bahwa hal-hal
yang dapat mempengaruhi besarnya koofisien pegas antara lain diameter
kawat, diameter pegas, jumlah lilitan kawat, dan bahan pegas.
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
LABSHEET PRAKTIKUM FISIKA TEKNIK
Semester II MESIN SEDERHANA : BIDANG Kelompok 1
MIRING
Tgl. : 16 Februari 2023

4) Mesin Sederhana : Bidang Miring

a) BAB I Pendahuluan
i) Tujuan
(a) Mahasiswa dapat menjelaskan cara kerja bidang miring,
(b) Mahasiswa dapat menentukan besarnya KMt, KMn, dan PK, sertaefisiensi
sistem bidang miring.

ii) Bahan Diskusi


(a) Bagaimana cara kerja bidang miring?
(b) Berapa besarnya KMt, KMn, dan PK?
(c) Serta efisiensi sistem bidang miring
(d) Apakah bidang miring akan lebih ringan untuk mengangkat benda?

b) BAB II Dasar Teori

Bila balok ditarik ke kanan (belum bergerak), maka dikatakan bendamengalami


kesetimbangan statis.
Berlaku persamaan kesetimbangan:

P = B sin θ + f + gesekan puli.


B diuraikan menjadi B sin θ dan Bcosθ.
(f) = μ B cos θ
Bila gesekan puli , besarnya diabaikan,
maka :
P = B sin θ + f ,
Persamaan ini dapat digunakan menentukan
koefisien gesek permukaan bidang luncur.
Dalam keadaan teoritis atau kerugian sama
dengan nol atau gesekannyanol, maka Persamaan di atas menjadi :

B 1
P = B sin θ , dapat ditulis sebagai : =
P sin
B
Besarnya ini didefinisikan sebagai Keuntungan Mekanik dari bidang miring.
P
Besar atau kecilnya KM teoritis tergantung kepada besarnya sudut kemiringan.
Dengan cara lain, KM teoritis dapat diselesaikan dengan definisi:

hP
KMt = , sedangkan bila balok naik setinggi hB = panjang DE
hB
Atau hB = CD sin θ , maka:

P perlu bergerak atau ditarik sejauh hP = CD , maka :


CD 1
KMt = = (s.da.).
CDsin sin

Efisiensi Alat :
output usahabeban B . hB
(η) = = = , atau
input usahagaya P hP
KMn KMn
(η) = = , > besarnya PK = besarnya KMt
KMt PK
B hP
Besarnya KMn = , dan PK = , dapat diperoleh dari percobaan
Pn hB

c) BAB III Metode Praktikum


i) Waktu dan Tempat
(a) Hari/Tanggal : Kamis, 16 Februari 2023
(b) Tempat : Lab. Fisika dan Konversi Energi,
(c) Keterangan : Jam Mata Kuliah Fisika Lanjut

ii) Alat dan Bahan


(a) Perangkat percobaan bidang miring
(b) Mistar baja panjang atau rol meter
(c) Timbangan

iii) Keselamatan Kerja


(a) Pastikan benang terpasang pada puli dengan benar.
(b) Beban P jangan lebih dari 1 kg, agar benang tak putus.
(c) Lindungi lantai dengan papan atau karpet.
(d) Mistar jangan untuk pukul-pukul.
(e) Jangan main-main dengan rol meter.
(f) Timbangan jangan dipindah-pindah tempat, biar tak jatuh.
(g) Perhatikan kapasistas timbangan bila akan menimbang benda.

iv) Proses pengerjaan


(a) Buat konstruksi bidang miring, dengan sudut kemiringan agak besar,
gunakantanda alur pada papan percobaan, sehingga terbuat segi tiga CDE.
(b) Ukurlah panjang DE dan CD, catatlah.
(c) Pastikan pemasangan benang pada puli telah betul.
TentukanbebanB,kemudian pada P berikan pemberat sedemikian sehingga
balok B akanmenunjukkan ‘tanda-tanda’ AKAN bergerak ke atas bidang
miring. Bilasudah,timbang dan catat beban B maupun P.
(d) Ulangi percobaan di atas, untuk sudut yang lebih kecil, beban B sama.

d) BAB IV Hasil dan Pembahasan


i) Data Hasil Pengamatan
Panjang DE, Panjang CD,
Percobaan B= kg Pn = kg
cm cm

I 14,8 51,5 200 gr 0,30

II 19 53 200 gr 0,32

III 10 50,5 200 gr 0.25

IV 8 50 200 gr 0,24

ii) Jawaban Bahan Diskusi


(a) Bagaimana cara kerja bidang miring?
Sesuai apa yang kami lakukan dalam praktikum ini kami menyimpulkan
bahwa cara kerja bidang miring adalah permukaan yang condong atau
miring terhadap bidang datar atau horisontal, dan bagaimana benda atau
objek berinteraksi dengan permukaan tersebut. Dengan demikian maka,
gaya yang diperlukan untuk menggerakan objek akan menjadi lebih kecil.

(b) Berapa besarnya KMt, KMn, dan PK?

(c) Serta efisiensi sistem bidang miring

(d) Apakah bidang miring akan lebih ringan untuk mengangkat benda?
Tidak, sebaliknya, bidang miring akan lebih sulit untuk mengangkat benda
dibandingkan dengan mengangkat benda secara vertikal. Hal ini
disebabkan oleh adanya gaya gesekan antara permukaan miring dan benda
yang membuat benda memerlukan gaya ekstra untuk diangkat.
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
LABSHEET PRAKTIKUM FISIKA TEKNIK
Semester II KEREK GANDA Kelompok 1
Tgl. : 13 April 2023

5) Kerek Ganda

a) BAB I Pendahuluan
i) Tujuan
(a) Mahasiswa dapat menentukan KMt, PK, KMn,
(b) Mahasiswa dapat menghitung Efisiensi alat.
(c) Mahasiswa memahami sifat atau karakteristik alat.

ii) Bahan Diskusi


(a) Bagimana cara kerja kerek sistem puli ganda.
(b) Berapa besarnya KMt, PK, KMn.
(c) Berapa efesiensi alat.
(d) Bagaimana sifat atau karakteristik alat.

b) BAB II Dasar Teori

Komponen utama dari alat tersebut adalah puli dan tali ukuran puli pada alat yang sebenarnya
adalah sama dan sering pemasangannya sejajar, tidak seperti pada ilustrasi dibawah ini.
Bila tali ditarik dari gaya P sejauh hP, Maka puki-puli akan berputar sedemikian rupa,
sehingga beban P akan bergerak setinggi hB.
Perbandingan antara besarnya beban yang diangkat B dengan gaya untuk menarik P, disebut
dengan Keuntungan Mekanik.

B
KM Teoritis =
Pt !

Besarnya KMt ini sama dengan besarnya perbandingan antara panjang hP dan panjang hB,
dimana sering disebut sebagai perbandingan kecepatan (PK).
Berdasarkan prinsip kesetimbangan :
Perhatikan pada garis dititik O pada tali kerek tunggal dan kerek ganda. Pada titik ini berlaku
kesetimbangan, saat seluruh sistem dalam keadaan setimbang.

Lihatlah, bahwa jumlah tali pada garis O sama dengan jumlah puli. Dari ilustrasi diatas
diperoleh bahwa: KMt = 1 (kerek puli 1)
KMt = 3 (Kerek puli 3)
KMt = 6 (Kerek puli 6), Berarti KMt = n bila pulinya ada n buah.

KM nyata adalah keutungan mekanik dari keadaan senya tanya (Percobaan) definisinya :
B
KMn = , Besarnya KMn lebih kecil dari besarnya KMt.
Pn
Perbandingan kecepatan pada kerek-kerek diatas secara logika dapat ditentukan :

PK =1(kerek puli 1)
PK =3(kerek puli 3)
PK =6(kerek puli 6) , Berarti PK = n bila pulinya ada n buah.

usaha beban B . x . hB
Efesinsi : (η) =
usaha gaya
= P . x . hP
KMn
= KMt , harganya < 1

c) BAB III Metode Praktikum


i) Waktu dan Tempat
(a) Hari/Tanggal : Kamis, 13 April 2023
(b) Tempat : Lab. Fisika dan Konversi Energi,
(c) Keterangan : Jam Mata Kuliah Fisika Lanjut

ii) Alat dan Bahan


(a) Perangkat percobaan kerek ganda
(b) Timbangan
(c) Mistar baja panjang atau rol meter
(d) Pemotong benang/gunting

iii) Keselamatan Kerja


(a) Pastikan benang terpasang pada puli dengan benar.
(b) Baban B jangan lebih dari 1 kg, agar benang tidak putus.
(c) Lindungi lantai dengan karpet atau alas.
(d) Mistar jangan untuk memukul-mukul.
(e) Jangan main-main dengan rol meter.
(f) Timbangan jangan dipindah-pindah tempat agar tidak terjatuh.

iv) Proses pengerjaan


(a) Lakukan percobaan kerek-puli tunggal. Pastikan tali terpasang dengan
benar.
(b) Ambil pemberat sebagai beban B. Timbanglah bersama puli bawah dan
anggap ini sebagai B.
(c) Pada P berilah pemberat juga, sehingga ada tanda-tanda beban B akan
mulai bergerak naik. (batas keadaan timbangan statis), Timbang P.
(d) Catatlah, massa B dan massa P.
(e) Lakukan percobaan lagi dengan B yang sama, untuk n = 3 dan n = 6,
catatlah data dengan teliti jangan sampai tertukar.

d) BAB IV Hasil dan Pembahasan


i) Data Hasil Pengamatan

Percobaan Jumlah Puli Massa B (kg) Massa P (kg)


I 0,6 0,8
II 1 0,8 0,9
III 1 1
I 0,6 0,7
II 3 0,8 0,7
III 1 0,8

ii) Jawaban Bahan Diskusi

(a) Bagimana cara kerja kerek sistem puli ganda.


Sistem puli ganda, juga dikenal sebagai sistem puli sabuk, digunakan untuk
mentransfer tenaga dari satu poros ke poros lainnya menggunakan sabuk yang melilit
puli-puli. Cara kerja kerek sistem puli ganda adalah sebagai berikut:
1. Puli Penggerak: Puli penggerak adalah puli yang terhubung dengan sumber
tenaga, seperti motor listrik atau mesin. Puli ini memiliki sabuk yang terpasang di
sekitar lingkar luarnya.
2. Puli Driven: Puli driven adalah puli yang terhubung dengan poros yang ingin
digerakkan oleh tenaga yang ditransfer. Puli ini juga memiliki sabuk yang terpasang
di sekitar lingkar luarnya.
3. Sabuk: Sabuk adalah elemen penghubung antara puli penggerak dan puli
driven. Sabuk terpasang dengan kencang di sekitar kedua puli sehingga dapat
mentransfer tenaga dari satu puli ke puli lainnya. Sabuk dapat terbuat dari bahan karet
atau bahan lain yang tahan aus dan memiliki koefisien gesekan yang baik.
4. Perbedaan Ukuran Puli: Salah satu puli, biasanya puli penggerak, memiliki
ukuran yang lebih besar daripada puli driven. Perbedaan ukuran ini menyebabkan
sabuk meluncur ke arah puli yang lebih kecil saat puli penggerak berputar. Hal ini
menyebabkan kecepatan putaran pada puli driven lebih rendah dibandingkan dengan
puli penggerak, tetapi menghasilkan momen yang lebih besar.
5. Prinsip Kerja: Ketika puli penggerak berputar, sabuk yang terpasang di sekitar
puli akan terbawa bersama putaran puli tersebut. Akibatnya, sabuk menekan puli
driven, yang membuatnya juga berputar. Dengan adanya perbedaan ukuran puli,
sabuk akan meluncur dari puli penggerak ke puli driven. Karena itu, kecepatan
putaran pada puli driven lebih rendah, tetapi menghasilkan momen yang lebih besar
daripada puli penggerak.
6. Penggunaan Tambahan Puli: Sistem puli ganda juga dapat menggunakan lebih
dari dua puli untuk memperluas fungsionalitasnya. Puli tambahan dapat ditambahkan
di antara puli penggerak dan puli driven untuk mengubah rasio kecepatan atau
memungkinkan pengoperasian perangkat dengan berbagai kecepatan.
(b) Berapa besarnya KMt, PK, KMn.

(c) Berapa efesiensi alat.

(d) Bagaimana sifat atau karakteristik alat.


Kerek ganda, juga dikenal sebagai kerek diferensial, memiliki beberapa sifat
atau karakteristik khusus yang membedakannya dari jenis kerek lainnya. Berikut
adalah beberapa sifat utama dari kerek ganda:
1. Pembagian Torsi: Kerek ganda dirancang untuk membagi torsi atau momen
putar antara dua poros penggerak yang terhubung dengannya. Ini memungkinkan
tenaga dari sumber tunggal, seperti mesin, untuk dialihkan secara efisien ke dua poros
yang berbeda dengan kecepatan putaran yang dapat berbeda.
2. Pengkompensasian Perbedaan Kecepatan: Salah satu sifat utama kerek ganda
adalah kemampuannya untuk mengkompensasi perbedaan kecepatan antara dua poros
penggeraknya. Jika salah satu poros berputar lebih cepat daripada yang lain, kerek
ganda memungkinkan perbedaan kecepatan tersebut dengan membagi torsi secara
proporsional antara poros tersebut.
3. Stabilitas: Kerek ganda memberikan stabilitas tambahan pada sistem
penggerak. Ini karena ketika salah satu poros mengalami beban yang lebih tinggi,
seperti saat salah satu roda kendaraan melintas di permukaan yang licin, kerek ganda
akan membagi torsi dengan lebih banyak ke poros yang mengalami beban lebih
rendah. Hal ini membantu mencegah tergelincirnya roda yang mengalami beban lebih
tinggi.
4. Keandalan dan Daya Tahan: Kerek ganda biasanya terbuat dari bahan yang
kuat dan kokoh, seperti baja, dan dirancang untuk memberikan keandalan dan daya
tahan yang tinggi. Ini memungkinkan kerek ganda untuk menangani beban dan torsi
yang berat dalam jangka waktu yang lama.
5. Penggunaan dalam Kendaraan: Salah satu aplikasi utama kerek ganda adalah
pada kendaraan, terutama pada sistem penggerak roda. Kerek ganda memungkinkan
pengiriman tenaga ke kedua roda penggerak secara efisien, sambil memperhitungkan
perbedaan kecepatan dan perubahan kondisi permukaan jalan.
6. Variasi Rasio: Beberapa jenis kerek ganda, seperti kerek diferensial terkendali
elektronik (electronic limited-slip differential/ELSD), dapat mengatur dan
memvariasikan rasio torsi antara poros penggeraknya secara aktif. Hal ini
memungkinkan optimalisasi kinerja kendaraan dalam berbagai kondisi, seperti saat
berakselerasi, melibas tikungan, atau menghadapi keadaan jalan yang licin.
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
LABSHEET PRAKTIKUM FISIKA TEKNIK
Semester II DONGKRAK ULIR Kelompok 1
Tgl. : 13 April 2023

6) Dongkrak Ulir

a) BAB I Pendahuluan
i) Tujuan
(a) Mahasiswa dapat menentukan KMt, PK, KMn,
(b) Mahasiswa dapat menentukan besarnya Efisiensi.
(c) Mahasiswa mengetahui sifat atau karakteristik alat.

ii) Bahan Diskusi


(a) Bagaimana cara kerja dongkrak ulir.
(b) Berapa besarnya KMt, KMn, dan PK.
(c) Besarnya efesien.
(d) Apa sifat dan karakteristiknya dongkrak ulir.
(e) Cari dimana sistem ulir diaplikasikan.

b) BAB II Dasar Teori

Dibawah ditunjukan gambar sebuah mesin sederhana berupa sistem ulir yang digunakan
pada dongkrak ulir vertikan.
Komponen utama dari alat tersebut adalah rumah ulir, batang ulir, dan piringan pemutar.

Cara kerja:
Bila piring pemutar diletakan beban B, maka beban tersebut akan terangkat. Sistem i ini
dapat diterapkan untuk menentukan gaya tekan baut dan gaya untuk memutar ku ncinya.
Bila gaya P bergerak sejauh hP yang besarnya π D, maka batang ulir akan bergerak satu
kisar, diberi simbol k. Jadi besar hB = k.

Keuntungan mekanik
B
KM teoritis = , besarnya sama dengan PK (lihat urian berikutnya).
Pt
Menentukan KMt berdasarkan prinsip kesetimbangan energi:

Usaha beban = usaha angkat, (efesiensi = 1)


B. Hb = P. hP
B πD
B. k = P. Π D → =
P k
πD
Jadi besarnya keuntungan mekanik teoritis, KMt =
k
B
Keuntungan mekanik nyata , KMn : KMn = , diperoleh dari percobaan.
Pn

Perbandingan kecepatan :
hP πD
PK = = k
hB

Efesiensi :
usaha beban B . x . hB
(η ) = =
usaha gaya P . x . hP
KMn
= , harganya < 1
KMt

c) BAB III Metode Praktikum


i) Waktu dan Tempat
(a) Hari/Tanggal : Kamis, 13 April 2023
(b) Tempat : Lab. Fisika dan Konversi Energi,
(c) Keterangan : Jam Mata Kuliah Fisika Lanjut

ii) Alat dan Bahan


(a) Perangkat percobaan dongkrak ulir.
(b) Timbangan.
(c) Jangka sorong.

iii) Keselamatan Kerja


(a) Pastikan tali terpasang dengan benar pada puli.
(b) Beban B jangan lebih dari 3 kg.
(c) Lindungi lantai dengan alas/karpet. Agar tidak kejatuhan besi beban.
(d) Jangka sorong jangan sampai jatuh.
(e) Timbangan jangan dipindah-pindah tempat, agar tidak jatuh.
(f) Perhatikan kapasitas timbangan bila akan menimbang benda.

iv) Proses pengerjaan

1) Pastikan tali terpasang dengan benar.


2) Ambil pemberat sebagai beban B maksimal 3 kg.
3) Pada P berilah pemberat juga, sehingga ada tanda -tanda piring pemutar
dan beban B akan mulai berputar dan bergerak naik. (batas keadaan
setimbang statis), timbang P.
4) Catatlah, massa B dan massa P.
5) Percobaan 1 selesai.
6) Lakukan percobaan lagi dengan B yang berbeda.
7) Lepas pemberatnya, ukurlah garis-tengan piringan D.
8) Lepas batang ulirnya dan ukurlah besarnya kisar.
9) Selesai.

d) BAB IV Hasil dan Pembahasan


i) Data Hasil Pengamatan

Percobaan I II III
D = 102
(k) = 10 B = 1 kg B = 2 kg B = 3 kg
P = 50 gr P = 80 gr P = 100 gr

ii) Jawaban Bahan Diskusi


(a) Bagaimana cara kerja dongkrak ulir.
Dongkrak ulir bekerja dengan memanfaatkan prinsip ulir. Prinsip ini
melibatkan penggunaan sebuah ulir yang berbentuk seperti spiral pada
poros dongkrak. Ketika ulir diputar, gerakan rotasi diubah menjadi
gerakan naik atau turun pada poros.
Pada bagian atas poros, terdapat soket yang digunakan untuk
menempatkan beban yang akan diangkat, seperti kendaraan. Ketika Anda
memutar ulir dengan menggunakan tuas atau pegangan yang terhubung ke
poros, ulir akan bergerak naik atau turun.
Ketika ulir bergerak naik, poros dongkrak juga akan naik sehingga
mengangkat beban yang ada di soket. Begitu juga sebaliknya, ketika ulir
bergerak turun, poros dongkrak akan turun sehingga melepaskan beban.
Prinsip ulir memungkinkan dongkrak ulir menghasilkan kekuatan angkat
yang besar dengan usaha yang relatif kecil. Hal ini karena ulir
memungkinkan aplikasi gaya yang lebih besar pada beban dengan
memanfaatkan panjang ulir yang cukup.
Penting untuk diingat bahwa saat menggunakan dongkrak ulir, Anda harus
memastikan bahwa beban yang akan diangkat tidak melebihi kapasitas
maksimum yang ditentukan oleh dongkrak tersebut. Hal ini penting untuk
menjaga keamanan dan mencegah kerusakan pada dongkrak maupun
beban yang diangkat.

(b) Berapa besarnya KMt, KMn, dan PK.


(c) Besarnya efesien.

(d) Apa sifat dan karakteristiknya dongkrak ulir.


(i) Mekanisme pengangkatan: Dongkrak ulir dirancang khusus untuk
tujuan pengangkatan beban berat. Mekanisme pengangkatannya
didasarkan pada prinsip ulir, di mana gerakan rotasi pada ulir diubah
menjadi gerakan translasi yang mengangkat atau menurunkan poros
dongkrak.
(ii) Kekuatan angkat: Dongkrak ulir memiliki kemampuan untuk
menghasilkan kekuatan angkat yang signifikan. Hal ini memungkinkan
penggunaan dongkrak ulir untuk mengangkat beban yang jauh
melebihi kekuatan fisik manusia secara langsung. Kapasitas angkat
dongkrak ulir dapat bervariasi tergantung pada jenis dan ukuran
dongkrak yang digunakan.
(iii) Kemampuan penyesuaian tinggi: Salah satu keunggulan
dongkrak ulir adalah kemampuannya untuk menyesuaikan tinggi atau
ketinggian angkatannya. Beberapa jenis dongkrak ulir memiliki desain
yang memungkinkan penyesuaian tinggi yang lebih luas, sehingga
memungkinkan pengguna untuk mengangkat beban pada berbagai
tinggi yang diperlukan.
(iv)Stabilitas dan keamanan: Dongkrak ulir umumnya dirancang dengan
mekanisme penguncian yang mencegah pergerakan yang tidak
diinginkan saat beban diangkat. Mekanisme ini bertujuan untuk
menjaga stabilitas dan keamanan selama proses pengangkatan.
(v) Portabilitas: Beberapa jenis dongkrak ulir dirancang agar mudah
dibawa atau dipindahkan. Hal ini terutama penting dalam situasi
darurat atau ketika perlu melakukan perbaikan kendaraan di lokasi
yang terbatas.
(vi)Tahan lama: Dongkrak ulir biasanya terbuat dari bahan yang kuat dan
tahan lama, seperti baja atau logam lainnya. Ini memastikan bahwa
dongkrak ulir dapat menahan beban berat secara konsisten dan tahan
terhadap keausan atau deformasi selama penggunaan jangka panjang.

(e) Cari dimana sistem ulir diaplikasikan.


Sistem ulir diterapkan dalam berbagai bidang dan industri. Berikut
adalah beberapa contoh aplikasi sistem ulir:
7. Konstruksi dan pembangunan: Sistem ulir digunakan dalam berbagai
alat dan peralatan konstruksi, seperti dongkrak ulir untuk mengangkat beban
berat, sekrup dan baut untuk menghubungkan struktur, dan rangkaian
transportasi vertikal, seperti lift dan eskalator.
8. Industri otomotif: Sistem ulir banyak digunakan dalam industri
otomotif, seperti dalam mekanisme pengangkatan dan penurunan jok atau
sistem pengaturan ketinggian suspensi pada kendaraan.
9. Mesin dan peralatan industri: Sistem ulir digunakan dalam berbagai
mesin dan peralatan industri, seperti mesin penggiling, mesin bor, mesin
pengangkat, pemeras jus, dan banyak lagi. Ulir juga digunakan dalam
mekanisme penyetelan atau pengaturan pada mesin dan peralatan lainnya.
10. Peralatan rumah tangga: Beberapa peralatan rumah tangga, seperti
blender, mesin cuci, penggiling kopi, dan kran air, menggunakan sistem ulir
dalam bagian-bagian yang berfungsi untuk pengaturan tinggi, pergerakan, atau
pengencangan.
11. Penerbangan dan industri kedirgantaraan: Sistem ulir digunakan dalam
berbagai aplikasi di industri kedirgantaraan, seperti pengaturan posisi
komponen dan perangkat pada pesawat, pengaturan ketinggian pada landasan
pacu, dan penggunaan pada sistem mekanis pesawat terbang.
12. Pengukuran dan instrumen presisi: Sistem ulir digunakan dalam
beberapa perangkat pengukuran dan instrumen presisi, seperti mikrometre dan
skala ulir, yang digunakan untuk pengukuran yang sangat akurat pada berbagai
bidang, termasuk teknik, manufaktur, dan laboratorium.
13. Elektronik: Sistem ulir juga digunakan dalam beberapa perangkat
elektronik, seperti potensiometer atau trimmer, yang digunakan untuk
pengaturan dan penyetelan presisi pada sirkuit elektronik.
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
LABSHEET PRAKTIKUM FISIKA TEKNIK
Semester II GIGI LURUS Kelompok 1
Tgl. : 13 April 2023

7) GIGI LURUS

a) BAB I Pendahuluan
i) Tujuan
(a) Mahasiswa dapat menentukan KMt, PK, KMn, dan
(b) Mahasiswa dapat menentukan besar Efisiensi alat, dan
(c) Mahasiswa mengetahui sifat atau karakteristik alat

ii) Bahan Diskusi


(a) Bagaimana cara kerja sistem roda gigi lurus
(b) Berapa besarnya KMt, KMn, dan PK,
(c) Besarnya efisiensi .
(d) Apa sifat dan karakteristik sistem roda gigi lurus.
(e) Cari di mana sistem ulir diaplikasikan.

b) BAB II Dasar Teori

trom Sebuah pemindah daya menggunakan sistem


V ol V roda gigi.
1 2 Poros 1 yang berputar dengan putaran n1
menggerakkan poros 2 yang akan berputar dengan
putaran n2. Untuk memindahkan daya mesin,
digunakan roda gigi 1 yang berjumlah gigi z1
D dan berdiameter D1 yang akan menggerakkan roda
D gigi 2 yang berjumlah gigi z2 dan berdiameter D2.
1 2
V1 = Agar sepasang roda gigi bekerja dengan baik,
V2 tentunya kecepatan kelilingnya harus sama, V1 = V2.
P
B

c) BAB III Metode Praktikum


i) Waktu dan Tempat
(a) Hari/Tanggal : Kamis, 13 April 2023
(b) Tempat : Lab. Fisika dan Konversi Energi,
(c) Keterangan : Jam Mata Kuliah Fisika Lanjut
ii) Alat dan Bahan
(a) Perangkat percobaan “W & A D.”
(b) Timbangan
(c) Jangka Sorong.

iii) Keselamatan Kerja


(a) Pastikan tali terpasang dengan benar.
(b) Beban B jangan lebih dari 1 kg, agar benang tak putus.
(c) Lindungi lantai dengan papan atau karpet.
(d) Jangka sorong jangan sampai jatuh.
(e) Timbangan jangan dipindah-pindah tempat, biar tak jatuh.
(f) Perhatikan kapasistas timbangan bila akan menimbang benda.

i) Proses pengerjaan
(a) Pastikan tali terpasang dengan benar.
(b) Ambil pemberat sebagai beban B. Timbanglah bersama puli bawah dan
anggap ini sebagai B.
(c) Pada P berilah pemberat juga, sehingga ada tanda-tanda Beban B akan
mulai bergerak naik. (batas keadaan setimbang statis), timbang P.
(d) Catatlah, massa B dan massa P.
(e) Percobaan 1 selesai.
(f) Lakukan percobaan lagi dengan B yang berbeda,
(g) Timbang dengan benar dan catatlah data B dan P jangan sampai tertukar.
(h) Lepas pemberatnya, ukurlah garis-tengan piringan D, garis tengah poros
d1 dan d2.
(i) Percobaan selesai.

b) BAB IV Hasil dan Pembahasan


i) Data Hasil Pengamatan

Percobaan : I II III
Z1 = 45 B1 = 150 gr B2 = 200 gr B3 = 250 gr

Z2 = 75 P1 =250 gr P2 = 300 gr P3 = 300 gr

ii) Jawaban Bahan Diskusi


(a) Bagaimana cara kerja sistem roda gigi lurus
Gigi lurus adalah salah satu jenis gigi mekanis yang digunakan dalam
sistem transmisi daya. Cara kerja gigi lurus secara sederhana adalah
sebagai berikut:
1. Konstruksi gigi lurus: Gigi lurus terdiri dari dua roda gigi yang memiliki
gigi-gigi dengan profil lurus yang saling berhubungan. Ada roda gigi
penggerak (penggerak) dan roda gigi yang digerakkan (pengikut).
2. Kontak gigi: Ketika gigi penggerak berputar, gigi-gigi pada roda gigi
penggerak akan masuk ke dalam celah gigi pada roda gigi pengikut. Hal
ini menciptakan kontak fisik antara gigi-gigi dan mengubah gerakan rotasi
gigi penggerak menjadi gerakan rotasi pada gigi pengikut.
3. Transmisi daya: Gerakan rotasi pada gigi penggerak akan ditransmisikan
ke gigi pengikut melalui kontak gigi yang terjadi. Gigi pengikut akan
berputar dengan kecepatan dan arah yang sesuai dengan gigi penggerak.
4. Perbandingan gigi: Perbandingan gigi adalah perbandingan jumlah gigi
pada gigi penggerak dan gigi pengikut. Jika gigi penggerak memiliki lebih
banyak gigi daripada gigi pengikut, maka gigi pengikut akan berputar
lebih lambat tetapi memiliki torsi yang lebih besar. Sebaliknya, jika gigi
penggerak memiliki lebih sedikit gigi daripada gigi pengikut, maka gigi
pengikut akan berputar lebih cepat tetapi memiliki torsi yang lebih kecil.
5. Efisiensi dan keausan: Selama gigi lurus beroperasi, terjadi gesekan antara
gigi-gigi yang saling berhubungan. Gesekan ini dapat menyebabkan
kehilangan energi dalam bentuk panas dan mempengaruhi efisiensi sistem.
Selain itu, gesekan yang berulang juga dapat menyebabkan keausan pada
gigi-gigi, sehingga perlu dilakukan perawatan dan pelumasan yang tepat
untuk menjaga kinerja dan umur pakai gigi lurus.

(b) Berapa besarnya KMt, KMn, dan PK,

(c) Besarnya efisiensi .

(d) Apa sifat dan karakteristik sistem roda gigi lurus.


Berikut adalah beberapa sifat dan karakteristik umum dari sistem roda gigi lurus:
1. Efisiensi tinggi: Sistem roda gigi lurus memiliki efisiensi yang relatif tinggi dalam
mentransmisikan daya. Hal ini karena gigi-gigi dalam roda gigi lurus memiliki profil
yang lurus dan saling berhubungan secara langsung, sehingga mengurangi kehilangan
energi akibat gesekan.
2. Kecepatan dan torsi: Sistem roda gigi lurus dapat mengubah kecepatan rotasi menjadi
torsi (momemtum gaya) yang lebih besar atau sebaliknya. Jika roda gigi penggerak
memiliki lebih banyak gigi daripada roda gigi pengikut, maka torsi yang dihasilkan oleh
roda gigi pengikut akan lebih besar, tetapi kecepatan rotasinya lebih lambat. Sebaliknya,
jika roda gigi penggerak memiliki lebih sedikit gigi, maka roda gigi pengikut akan
berputar lebih cepat tetapi dengan torsi yang lebih kecil.
3. Stabilitas dan kekuatan: Sistem roda gigi lurus memiliki stabilitas yang baik dan mampu
mentransmisikan daya dengan kekuatan yang tinggi. Desain gigi yang lurus dan saling
berhubungan memberikan kekuatan struktural yang baik pada roda gigi, sehingga sistem
ini dapat menahan beban dan torsi yang signifikan.
4. Ketepatan perpindahan daya: Sistem roda gigi lurus memberikan perpindahan daya yang
akurat dan presisi. Gigi-gigi yang lurus memastikan kontak yang baik antara gigi
penggerak dan gigi pengikut, sehingga daya yang ditransmisikan dari satu roda gigi ke
roda gigi lainnya berlangsung secara stabil dan tepat.
5. Kebisingan: Sistem roda gigi lurus cenderung menghasilkan kebisingan selama
operasinya. Hal ini disebabkan oleh gesekan dan benturan antara gigi-gigi saat
berinteraksi. Untuk mengurangi kebisingan, pemilihan bahan yang tepat dan pelumasan
yang baik dapat diterapkan pada sistem roda gigi lurus.
6. Ketahanan aus: Ketika sistem roda gigi lurus bekerja, terjadi gesekan dan beban mekanis
pada gigi-gigi. Hal ini dapat menyebabkan keausan pada gigi-gigi seiring waktu. Untuk
memastikan umur pakai yang lebih lama, perawatan dan pelumasan yang teratur serta
penggunaan bahan gigi yang tahan aus diperlukan.

(e) Cari di mana sistem gigi lurus diaplikasikan.


Sistem gigi lurus memiliki berbagai aplikasi di berbagai industri. Berikut adalah
beberapa contoh di mana sistem gigi lurus diaplikasikan:
1. Industri otomotif: Sistem gigi lurus digunakan dalam transmisi kendaraan, baik pada
mobil, truk, atau sepeda motor. Ini melibatkan penggunaan gigi lurus dalam kotak gigi,
differential, dan mekanisme transfer daya lainnya.
2. Industri manufaktur: Sistem gigi lurus digunakan dalam mesin industri, seperti mesin
penggiling, mesin bor, mesin pemotong, mesin penggilingan, dan mesin bubut. Gigi lurus
dalam mesin-mesin ini digunakan untuk mentransmisikan daya dan mengubah gerakan rotasi
menjadi gerakan linear atau sebaliknya.
3. Peralatan pertanian: Sistem gigi lurus digunakan dalam peralatan pertanian seperti
traktor, mesin pemotong rumput, penggiling padi, dan peralatan penanam. Gigi lurus
digunakan untuk menggerakkan komponen dan mentransmisikan daya dalam peralatan
pertanian ini.
4. Peralatan konstruksi: Sistem gigi lurus digunakan dalam peralatan konstruksi seperti
mesin penggali, alat penghancur, dan alat berat lainnya. Gigi lurus digunakan untuk
mengubah gerakan rotasi menjadi gerakan linear atau sebaliknya dalam peralatan ini.
5. Industri perminyakan dan gas: Sistem gigi lurus digunakan dalam pompa, kompresor,
dan peralatan lainnya yang terlibat dalam industri perminyakan dan gas. Gigi lurus digunakan
untuk mentransmisikan daya dan mengatur gerakan dalam peralatan ini.
6. Industri maritim: Sistem gigi lurus digunakan dalam mesin kapal, seperti mesin
penggerak propeler, kran, dan peralatan penggerak lainnya. Gigi lurus dalam mesin kapal ini
digunakan untuk mengubah gerakan rotasi menjadi gerakan linear atau sebaliknya.
7. Peralatan listrik dan elektronik: Sistem gigi lurus digunakan dalam peralatan listrik
dan elektronik seperti printer, mesin fotokopi, mesin perekam, dan peralatan lainnya. Gigi
lurus digunakan untuk menggerakkan komponen dan memindahkan atau mengubah arah
gerakan dalam peralatan ini.
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
LABSHEET PRAKTIKUM FISIKA TEKNIK
Semester II WHEEL & AXEL DIFFERENTIAL Kelompok 1
Tgl. : 13 April 2023

8) WHEEL & AXEL DIFFERENTIAL


c) BAB I Pendahuluan
i) Tujuan
(a) Mahasiswa dapat menentukan KMt, PK, KMn,
(b) Mahasiswa dapat menghitung besar Efisiensinya,
(c) Mahasiswa memahami sifat atau karakteristik alat

ii) Bahan Diskusi


(a) Bagaimana cara kerja ’W & A D”,
(b) Berapa besarnya KMt, KMn, dan PK,
(c) Besarnya efisiensi .
(d) Apa sifat dan karakteristik ’W & A D”,
(e) Cari di mana sistem ini diaplikasikan.

d) BAB II Dasar Teori

d2 d1 Di

hP

hB

samping ini ditunjukkan gambar sebuah


mesin sederhana berupa alat pengangkat
sistem ‘Wheel & axel differential”
Komponen utama dari alat tersebut adalah
piringan atau roda D dan dua penggulung
d1 dan d2.
Cara kerja:
Bila tali ditarik dengan gaya P sejauh hP
yang besarnya D ,
maka penggulung
akan berputar dan
menyebabkan tali akan menggulung di
poros d1 dan melepas pada poros d2.
Karena d1 > d2, matali yang digulung adalah setinggi hB 𝜋𝑑1 − 𝜋𝑑2
2
e) BAB III Metode Praktikum
i) Waktu dan Tempat
(a) Hari/Tanggal : Kamis, 13 April 2023
(b) Tempat : Lab. Fisika dan Konversi Energi,
(c) Keterangan : Jam Mata Kuliah Fisika Lanjut

ii) Alat dan Bahan


(a) Perangkat percobaan “W & A D.”
(b) Timbangan
(c) Jangka Sorong.

iii) Keselamatan Kerja


(a) Pastikan tali terpasang dengan benar.
(b) Beban B jangan lebih dari 1 kg, agar benang tak putus.
(c) Lindungi lantai dengan papan atau karpet.
(d) Jangka sorong jangan sampai jatuh..
(e) Timbangan jangan dipindah-pindah tempat, biar tak jatuh.
(f) Perhatikan kapasistas timbangan bila akan menimbang benda.

iv) Proses pengerjaan


(a) Pastikan tali terpasang dengan benar.
(b) Ambil pemberat sebagai beban B. Timbanglah bersama puli bawah dan
anggap ini sebagai B.
(c) Pada P berilah pemberat juga, sehingga ada tanda-tanda Beban B akan
mulai
bergerak naik. (batas keadaan setimbang statis), timbang P.
(d) Catatlah, massa B dan massa P.
(e) Percobaan 1 selesai.
(f) Lakukan percobaan lagi dengan B yang berbeda,
(g) Timbang dengan benar dan catatlah data B dan P jangan sampai tertukar.
(h) Lepas pemberatnya, ukurlah garis-tengan piringan D, garis tengah
poros d1 dan d2.
(i) Percobaan selesai.
f) BAB IV Hasil dan Pembahasan
i) Data Hasil Pengamatan
Percobaan : I II III
D = 143 mm 1 B = 150 gr B2 = 200 gr B3 = 250 gr
(d1) = 71 mm
(d2) = 36 mm P1 = 80 P2 = 90 P3 = 110

ii) Jawaban Bahan Diskusi


(a) Bagaimana cara kerja ’W & A D”
Differential roda dan poros (wheel and axle differential) adalah sebuah mekanisme
yang digunakan dalam kendaraan untuk memungkinkan putaran roda yang independen saat
kendaraan berbelok. Cara kerja differential melibatkan penggunaan gigi-gigi dan poros untuk
membagi tenaga mesin secara merata antara roda-roda kendaraan. Berikut adalah penjelasan
sederhana mengenai cara kerja differential:
1. Konstruksi differential: Differential terdiri dari beberapa komponen utama, termasuk
cincin gigi (ring gear), pinion gear, dan dua set gigi planet (planet gears). Cincin gigi
terhubung langsung dengan poros penggerak yang datang dari mesin, sedangkan pinion gear
terhubung dengan poros keluaran yang menghubungkan roda-roda kendaraan.
2. Pengaturan gigi planet: Gigi planet terletak di antara cincin gigi dan pinion gear.
Setiap gigi planet terhubung dengan poros planet (planet shaft) dan juga gigi pinion melalui
gigi-gigi kecil yang disebut gear teeth. Biasanya ada beberapa pasang gigi planet untuk
meningkatkan kestabilan dan kinerja differential.
3. Pergerakan roda: Ketika kendaraan bergerak lurus ke depan, tenaga mesin dari cincin
gigi akan terbagi secara merata ke masing-masing gigi planet. Karena gigi planet terhubung
dengan poros planet, mereka akan berputar mengelilingi poros ini.
4. Ketika kendaraan berbelok: Ketika kendaraan berbelok, roda di sisi luar tikungan
akan menempuh jarak yang lebih jauh daripada roda di sisi dalam tikungan. Hal ini
menyebabkan perbedaan dalam kecepatan rotasi roda-roda. Differential akan bekerja untuk
mengatasi perbedaan kecepatan ini.
5. Perbedaan kecepatan roda: Ketika roda di sisi luar tikungan berputar lebih cepat
daripada roda di sisi dalam tikungan, gigi planet akan bergeser posisinya di antara cincin gigi
dan pinion gear. Hal ini memungkinkan perbedaan kecepatan antara roda kanan dan kiri
6. Distribusi tenaga: Differential akan membagi tenaga secara proporsional antara roda-
roda. Ketika salah satu roda terhalang atau kehilangan traksi, tenaga akan dialihkan ke roda
yang memiliki traksi lebih baik.

(b) Berapa besarnya KMt, KMn, dan PK.

(c) Besarnya efisiensi .


(d) Apa sifat dan karakteristik ’W & A D”.

Wheel and axle differential (diferensial roda dan sumbu) adalah sebuah mekanisme
yang digunakan dalam sistem transmisi pada kendaraan untuk membagi daya antara dua roda
pada sumbu yang sama. Berikut adalah beberapa sifat dan karakteristik dari wheel and axle
differential:
1. Pembagian daya: Salah satu karakteristik utama dari differential adalah
kemampuannya untuk membagi daya secara proporsional antara dua roda pada sumbu yang
sama. Ini memungkinkan roda yang berputar dengan kecepatan yang berbeda saat kendaraan
berbelok atau saat ada perbedaan traksi antara roda-roda tersebut.
2. Peningkatan traksi: Differential membantu meningkatkan traksi kendaraan dengan
memungkinkan roda yang memiliki traksi yang lebih baik (misalnya roda yang tidak
tergelincir) menerima lebih banyak daya. Hal ini membantu mengoptimalkan kinerja
kendaraan di berbagai kondisi jalan, terutama saat melewati tikungan atau permukaan jalan
yang tidak merata.
3. Stabilitas dan pengendalian: Differential membantu menjaga stabilitas kendaraan
dengan mengizinkan perbedaan kecepatan putaran roda pada sumbu yang sama. Ini
memungkinkan roda di sisi dalam tikungan untuk berputar lebih lambat daripada roda di sisi
luar tikungan, mengurangi kecenderungan kendaraan untuk meluncur atau kehilangan
kendali.
4. Perbedaan kecepatan putaran: Differential memungkinkan perbedaan kecepatan
putaran roda kanan dan kiri pada sumbu yang sama. Ketika kendaraan berbelok, roda di sisi
dalam tikungan akan berputar lebih lambat daripada roda di sisi luar tikungan. Differential
memfasilitasi perbedaan ini melalui penggunaan gigi-gigi yang berputar pada sumbu yang
berbeda.
5. Pemeliharaan dan perawatan: Wheel and axle differential membutuhkan perawatan
rutin dan pemeliharaan yang tepat. Pelumasan yang baik pada gigi dan bantalan differential
sangat penting untuk menjaga kinerja yang optimal dan umur pakai yang panjang.
Pemeriksaan secara berkala juga diperlukan untuk memastikan tidak ada kerusakan atau
keausan pada komponen differential.

(e) Cari di mana sistem ini diaplikasikan.

Wheel and axle differential (diferensial roda dan sumbu) diterapkan dalam berbagai
jenis kendaraan, terutama kendaraan roda empat dan kendaraan berpenggerak dua roda.
Berikut adalah beberapa contoh pengaplikasiannya:
1. Mobil penumpang: Wheel and axle differential digunakan pada mobil penumpang
konvensional dengan penggerak roda belakang (rear-wheel drive) atau penggerak empat roda
(four-wheel drive). Differential ini memungkinkan pengiriman daya yang optimal ke roda-
roda belakang atau keempat roda, terutama saat melewati tikungan atau permukaan jalan
yang licin.
2. Truk dan kendaraan komersial: Differential digunakan pada truk dan kendaraan
komersial, baik dengan penggerak roda belakang maupun penggerak empat roda. Hal ini
membantu dalam meningkatkan traksi dan stabilitas saat mengangkut beban berat dan saat
kendaraan melintasi medan yang tidak rata.
3. Kendaraan off-road: Differential digunakan pada kendaraan off-road, seperti
kendaraan 4x4 atau kendaraan dengan kemampuan off-road yang tinggi. Differential
memungkinkan pengiriman daya yang optimal ke roda-roda yang memiliki traksi terbaik di
medan off-road yang berat atau licin, sehingga meningkatkan kemampuan traksi dan
mobilitas kendaraan.
4. Sepeda motor: Beberapa sepeda motor dengan penggerak roda belakang juga
menggunakan wheel and axle differential. Ini memungkinkan perbedaan kecepatan putaran
roda kanan dan kiri saat kendaraan berbelok, meningkatkan kestabilan dan pengendalian saat
berkendara.
5. Kendaraan khusus: Differential juga digunakan dalam kendaraan khusus seperti
traktor, kendaraan konstruksi, dan kendaraan pertanian. Differential pada kendaraan-
kendaraan ini membantu dalam meningkatkan traksi, manuverabilitas, dan kinerja saat
menghadapi kondisi kerja yang berat.

Anda mungkin juga menyukai