FISIKA LANJUT
Dosen Pengampu : Beni Tri Sasongko, S.T., M.Eng.
Oleh:
a) BAB I Pendahuluan
i) Tujuan
(a) Mahasiswa mengetahui besarnya gravitasi bumi.
(b) Mahasiswa membandingkan dengan gravitasi bumi g = 9,81 m/det.2 dan dapat
menganalisisnya.
Perhatikan gambar berikut ini. Bila bandul ditarik ke kanan, maka bandul naik
sedikit, berarti energinya ditambah dan tersimpan dalam bandul
itu. Bila kemudian bandul dilepaskan, maka bandul akan
bergerak bertambah cepat ke kiri dan mencapai maksimal pada
saat sampai di sumbu tegak. Selanjutnya benda bergerak
melambat dan akhirnya berhenti sebentar di titik paling kiri dan
seterusnya kembali lagi bergerak ke kanan dan terus berulang.
Adanya gesekan udara menyebabkan energinya semakin habis
yang ditandai dengan berhentinya bandul tersebut. Hubungan
antara banyak ayunan, panjang tali, dan besar gravitasi bumi,
dituliskan sebagai berikut:
L
T=2П√ , dimana : T = waktu ayun (detik)
g
1
T=
f
2) Kesetimbangan Partikel
a) BAB I Pendahuluan
i) Tujuan
(a) Mahasiswa dapat membedakan pegas tarik dan pegas tekan,
(b) Menentukan koefisien pegas (bahan elastis), dengan ukuran diameter pegas,
diameter kawat pegas, dan bahan yang berbeda.
Ditunjukkan sebuah titik atau benda – partikel ditarik oleh gaya-gaya: F1, F2, F3, dan F4,
yang berturut-turut membentuk sudut θ1, θ2, θ3, dan θ4.
y F1
F2
Θ1
x
F3 F4
Dalam keadaan setimbang, besarnya R = 0., atau bila gaya-gayanya dibuat lukisan segi banyak,
maka akan membentuk segi banyak yang tertutup.
c) BAB III Metode Praktikum
i) Waktu dan Tempat
(a) Hari/Tanggal : Kamis, 16 Februari 2023
(b) Tempat : Lab. Fisika dan Konversi Energi,
(c) Keterangan : Jam Mata Kuliah Fisika Lanjut
(c) Coba bandingkan antara resultan gaya, hasil perhitungan dan hasil secara
lukisan dengan poligon gaya.
Resultan tidak sama dengan nol karena gaya yang digunakan pada masing
masing kuadran berbeda beda. Dengan meletakkan beban massa yang berbeda
maka akan dihasilkan gaya yang berbeda pula.
1. Sulit menentukan titik tengah koordinat karena alat penentu titik koordinat
yang terlalu besar sehingga hasil menjadi tidak presisi.
2. Perangkat percobaan menggunakan katrol pada ujung tali pemberat, sehingga
pemberian gaya pada ujung tali akan mengalami gaya gesek yang
mengakibatkan terjadi perubahan nilai gaya dari yang tercantum.
3. Pada katrol yang terletak dibawah (kuadran 3 dan kuadran 4) jika diberi beban
yang terlalu berat, pemberat tidak melayang (menyentuk bagian meja)
sehingga titik koordinat menjadi tidak akurat.
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
LABSHEET PRAKTIKUM FISIKA TEKNIK
Semester II HUKUM HOOKE Kelompok 1
Tgl. : 16 Februari 2023
3) Hukum Hooke
a) BAB I Pendahuluan
i) Tujuan
(a) Mahasiswa dapat membedakan pegas tarik dan pegas tekan,
(b) Menentukan koefisien pegas (bahan elastis), dengan ukuran diameter pegas,
diameter kawat pegas, dan bahan yang berbeda.
Sebuah karet (pegas), digantung dan ujungnya diberi sedikit pemberat sehingga lurus ke
bawah, massa pemberat m1 kg. Perhatikan gambar.
Karet panjangnya L1 meter. Bila kemudian ditambah
(1) (2) pemberatnya, misalnya m2, maka sekarang
panjangnya menjadi L2. Besarnya w = (m2 – m1) g, atau gaya
berat beban yang menyebabkan karet bertambah panjang (L2 –
L1) = ΔL atau x.
L1 Menurut Hooke :
L2
F = k X
x
F = w = (m2 – m1) 9,81
adalah gaya yang menarik karet, N
M1
X = ΔL = L2 – L1
adalah perubahan panjang karet, m
M2 (k) =: koefisien elastis karet, N/m. Besarnya
k akan dipengaruhi oleh ukuran karet atau
pegas dan kualitas dan jenis bahannya.
Penting: sifat elastis dari bahan, pegas atau karet akan
rusak bila bebannya terlalu besar. Pegas tidak dapat kembali
seperti semula.
c) BAB III Metode Praktikum
i) Waktu dan Tempat
(a) Hari/Tanggal : Kamis, 16 Februari 2023
(b) Tempat : Lab. Fisika dan Konversi Energi,
(c) Keterangan : Jam Mata Kuliah Fisika Lanjut
a) BAB I Pendahuluan
i) Tujuan
(a) Mahasiswa dapat menjelaskan cara kerja bidang miring,
(b) Mahasiswa dapat menentukan besarnya KMt, KMn, dan PK, sertaefisiensi
sistem bidang miring.
B 1
P = B sin θ , dapat ditulis sebagai : =
P sin
B
Besarnya ini didefinisikan sebagai Keuntungan Mekanik dari bidang miring.
P
Besar atau kecilnya KM teoritis tergantung kepada besarnya sudut kemiringan.
Dengan cara lain, KM teoritis dapat diselesaikan dengan definisi:
hP
KMt = , sedangkan bila balok naik setinggi hB = panjang DE
hB
Atau hB = CD sin θ , maka:
Efisiensi Alat :
output usahabeban B . hB
(η) = = = , atau
input usahagaya P hP
KMn KMn
(η) = = , > besarnya PK = besarnya KMt
KMt PK
B hP
Besarnya KMn = , dan PK = , dapat diperoleh dari percobaan
Pn hB
II 19 53 200 gr 0,32
IV 8 50 200 gr 0,24
(d) Apakah bidang miring akan lebih ringan untuk mengangkat benda?
Tidak, sebaliknya, bidang miring akan lebih sulit untuk mengangkat benda
dibandingkan dengan mengangkat benda secara vertikal. Hal ini
disebabkan oleh adanya gaya gesekan antara permukaan miring dan benda
yang membuat benda memerlukan gaya ekstra untuk diangkat.
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
LABSHEET PRAKTIKUM FISIKA TEKNIK
Semester II KEREK GANDA Kelompok 1
Tgl. : 13 April 2023
5) Kerek Ganda
a) BAB I Pendahuluan
i) Tujuan
(a) Mahasiswa dapat menentukan KMt, PK, KMn,
(b) Mahasiswa dapat menghitung Efisiensi alat.
(c) Mahasiswa memahami sifat atau karakteristik alat.
Komponen utama dari alat tersebut adalah puli dan tali ukuran puli pada alat yang sebenarnya
adalah sama dan sering pemasangannya sejajar, tidak seperti pada ilustrasi dibawah ini.
Bila tali ditarik dari gaya P sejauh hP, Maka puki-puli akan berputar sedemikian rupa,
sehingga beban P akan bergerak setinggi hB.
Perbandingan antara besarnya beban yang diangkat B dengan gaya untuk menarik P, disebut
dengan Keuntungan Mekanik.
B
KM Teoritis =
Pt !
Besarnya KMt ini sama dengan besarnya perbandingan antara panjang hP dan panjang hB,
dimana sering disebut sebagai perbandingan kecepatan (PK).
Berdasarkan prinsip kesetimbangan :
Perhatikan pada garis dititik O pada tali kerek tunggal dan kerek ganda. Pada titik ini berlaku
kesetimbangan, saat seluruh sistem dalam keadaan setimbang.
Lihatlah, bahwa jumlah tali pada garis O sama dengan jumlah puli. Dari ilustrasi diatas
diperoleh bahwa: KMt = 1 (kerek puli 1)
KMt = 3 (Kerek puli 3)
KMt = 6 (Kerek puli 6), Berarti KMt = n bila pulinya ada n buah.
KM nyata adalah keutungan mekanik dari keadaan senya tanya (Percobaan) definisinya :
B
KMn = , Besarnya KMn lebih kecil dari besarnya KMt.
Pn
Perbandingan kecepatan pada kerek-kerek diatas secara logika dapat ditentukan :
PK =1(kerek puli 1)
PK =3(kerek puli 3)
PK =6(kerek puli 6) , Berarti PK = n bila pulinya ada n buah.
usaha beban B . x . hB
Efesinsi : (η) =
usaha gaya
= P . x . hP
KMn
= KMt , harganya < 1
6) Dongkrak Ulir
a) BAB I Pendahuluan
i) Tujuan
(a) Mahasiswa dapat menentukan KMt, PK, KMn,
(b) Mahasiswa dapat menentukan besarnya Efisiensi.
(c) Mahasiswa mengetahui sifat atau karakteristik alat.
Dibawah ditunjukan gambar sebuah mesin sederhana berupa sistem ulir yang digunakan
pada dongkrak ulir vertikan.
Komponen utama dari alat tersebut adalah rumah ulir, batang ulir, dan piringan pemutar.
Cara kerja:
Bila piring pemutar diletakan beban B, maka beban tersebut akan terangkat. Sistem i ini
dapat diterapkan untuk menentukan gaya tekan baut dan gaya untuk memutar ku ncinya.
Bila gaya P bergerak sejauh hP yang besarnya π D, maka batang ulir akan bergerak satu
kisar, diberi simbol k. Jadi besar hB = k.
Keuntungan mekanik
B
KM teoritis = , besarnya sama dengan PK (lihat urian berikutnya).
Pt
Menentukan KMt berdasarkan prinsip kesetimbangan energi:
Perbandingan kecepatan :
hP πD
PK = = k
hB
Efesiensi :
usaha beban B . x . hB
(η ) = =
usaha gaya P . x . hP
KMn
= , harganya < 1
KMt
Percobaan I II III
D = 102
(k) = 10 B = 1 kg B = 2 kg B = 3 kg
P = 50 gr P = 80 gr P = 100 gr
7) GIGI LURUS
a) BAB I Pendahuluan
i) Tujuan
(a) Mahasiswa dapat menentukan KMt, PK, KMn, dan
(b) Mahasiswa dapat menentukan besar Efisiensi alat, dan
(c) Mahasiswa mengetahui sifat atau karakteristik alat
i) Proses pengerjaan
(a) Pastikan tali terpasang dengan benar.
(b) Ambil pemberat sebagai beban B. Timbanglah bersama puli bawah dan
anggap ini sebagai B.
(c) Pada P berilah pemberat juga, sehingga ada tanda-tanda Beban B akan
mulai bergerak naik. (batas keadaan setimbang statis), timbang P.
(d) Catatlah, massa B dan massa P.
(e) Percobaan 1 selesai.
(f) Lakukan percobaan lagi dengan B yang berbeda,
(g) Timbang dengan benar dan catatlah data B dan P jangan sampai tertukar.
(h) Lepas pemberatnya, ukurlah garis-tengan piringan D, garis tengah poros
d1 dan d2.
(i) Percobaan selesai.
Percobaan : I II III
Z1 = 45 B1 = 150 gr B2 = 200 gr B3 = 250 gr
d2 d1 Di
hP
hB
Wheel and axle differential (diferensial roda dan sumbu) adalah sebuah mekanisme
yang digunakan dalam sistem transmisi pada kendaraan untuk membagi daya antara dua roda
pada sumbu yang sama. Berikut adalah beberapa sifat dan karakteristik dari wheel and axle
differential:
1. Pembagian daya: Salah satu karakteristik utama dari differential adalah
kemampuannya untuk membagi daya secara proporsional antara dua roda pada sumbu yang
sama. Ini memungkinkan roda yang berputar dengan kecepatan yang berbeda saat kendaraan
berbelok atau saat ada perbedaan traksi antara roda-roda tersebut.
2. Peningkatan traksi: Differential membantu meningkatkan traksi kendaraan dengan
memungkinkan roda yang memiliki traksi yang lebih baik (misalnya roda yang tidak
tergelincir) menerima lebih banyak daya. Hal ini membantu mengoptimalkan kinerja
kendaraan di berbagai kondisi jalan, terutama saat melewati tikungan atau permukaan jalan
yang tidak merata.
3. Stabilitas dan pengendalian: Differential membantu menjaga stabilitas kendaraan
dengan mengizinkan perbedaan kecepatan putaran roda pada sumbu yang sama. Ini
memungkinkan roda di sisi dalam tikungan untuk berputar lebih lambat daripada roda di sisi
luar tikungan, mengurangi kecenderungan kendaraan untuk meluncur atau kehilangan
kendali.
4. Perbedaan kecepatan putaran: Differential memungkinkan perbedaan kecepatan
putaran roda kanan dan kiri pada sumbu yang sama. Ketika kendaraan berbelok, roda di sisi
dalam tikungan akan berputar lebih lambat daripada roda di sisi luar tikungan. Differential
memfasilitasi perbedaan ini melalui penggunaan gigi-gigi yang berputar pada sumbu yang
berbeda.
5. Pemeliharaan dan perawatan: Wheel and axle differential membutuhkan perawatan
rutin dan pemeliharaan yang tepat. Pelumasan yang baik pada gigi dan bantalan differential
sangat penting untuk menjaga kinerja yang optimal dan umur pakai yang panjang.
Pemeriksaan secara berkala juga diperlukan untuk memastikan tidak ada kerusakan atau
keausan pada komponen differential.
Wheel and axle differential (diferensial roda dan sumbu) diterapkan dalam berbagai
jenis kendaraan, terutama kendaraan roda empat dan kendaraan berpenggerak dua roda.
Berikut adalah beberapa contoh pengaplikasiannya:
1. Mobil penumpang: Wheel and axle differential digunakan pada mobil penumpang
konvensional dengan penggerak roda belakang (rear-wheel drive) atau penggerak empat roda
(four-wheel drive). Differential ini memungkinkan pengiriman daya yang optimal ke roda-
roda belakang atau keempat roda, terutama saat melewati tikungan atau permukaan jalan
yang licin.
2. Truk dan kendaraan komersial: Differential digunakan pada truk dan kendaraan
komersial, baik dengan penggerak roda belakang maupun penggerak empat roda. Hal ini
membantu dalam meningkatkan traksi dan stabilitas saat mengangkut beban berat dan saat
kendaraan melintasi medan yang tidak rata.
3. Kendaraan off-road: Differential digunakan pada kendaraan off-road, seperti
kendaraan 4x4 atau kendaraan dengan kemampuan off-road yang tinggi. Differential
memungkinkan pengiriman daya yang optimal ke roda-roda yang memiliki traksi terbaik di
medan off-road yang berat atau licin, sehingga meningkatkan kemampuan traksi dan
mobilitas kendaraan.
4. Sepeda motor: Beberapa sepeda motor dengan penggerak roda belakang juga
menggunakan wheel and axle differential. Ini memungkinkan perbedaan kecepatan putaran
roda kanan dan kiri saat kendaraan berbelok, meningkatkan kestabilan dan pengendalian saat
berkendara.
5. Kendaraan khusus: Differential juga digunakan dalam kendaraan khusus seperti
traktor, kendaraan konstruksi, dan kendaraan pertanian. Differential pada kendaraan-
kendaraan ini membantu dalam meningkatkan traksi, manuverabilitas, dan kinerja saat
menghadapi kondisi kerja yang berat.