Anda di halaman 1dari 4

Problem Solving Bab 1 bag 1

1. Apa yang menjadi objek tinjauan ilmu termodinamika? Jelaskan!


Jawab : Objek tinjauan termodinamika adalah system dan lingkungan.
Sistem merupakan objek yang menjadi tinjauan kita sedangkan lingkungan
merupakan segala sesuatu di luar system yang berpengaruh langsung
terhadap system. Dalam termodinamika system ini dipandang secara
makroskopis. Antara system dan lingkungan ini terjadi interaksi.
Berdasarkan interaksinya, system dibagi menjadi dua: System Tertutup.
Pada system tertutup ini terjadi sua interaksi yakni interaksi termal Q (kalor)
dan interaksi usaha W (mekanik). Dalam system tertutup ini tidak boleh ada
peristiwa-peristiwa yang menyebabkan perubahan massa. System Terbuka
Terjadi tiga interaksi yakni interaksi termal Q, interaksi usaha W, interaksi
massa m. dalam system terbuka ini diijinkan adanya perubahan massa.
Dilihat dari substansinya system dibagi menjadi : hidrostatik, paramagnetic,
dielektrik, dll.
2. Cara pandang ilmu termodinamika terhadap suatu system bersifat
makroskopis, apa maksudnya? Jelaskan! Jawab: Cara pandang ilmu
termodinamika terhadap suatu system bersifat makroskopis maksudnya
termodinamika memandang suatu system sebagai suatu keseluruhan tidak
memandang partikel-partikelnya secara individual. Dalam termodinamika
kita berusaha mendapatkan rumus-rumus dan kaitan-kaitan antara besaran
fisik tertentu yang menggambarkan sikap za di bawah pengaruh kalor.
Besaran ini disebut koordinat makroskopis system. Rumus dan kaitan itu
diperoleh dari eksperimen. Jumlah koordinat makroskopis yang diperlukan
untuk suatu system termodinamika jumlahnya tidak terlalu banyak. Ini
sangat berbeda dengan fisika statistic yang tidak memperlihatkan system
sebagai suatu keseluruhan melainkan memandang partikel-partikelnya
secara individual.
3. Jumlah koordinat makroskopis dalam memandang suatu system tak
sebanyak jumlah koordinat mikroskopis, mengapa? Jelaskan! Jawab :
Jumlah koordinat makroskopis dalam memandang suatu system tak
sebanyak jumlah koordinat mikroskopis karena dalam termodinamika yang
menjadi objek tinjauan kita adalah suatu system yang dipandang secara
keseluruhan dan tidak memandang partikel-partikelnya secara individual
sehingga jumlah koordinat makroskopisnya pun tidak terlalu banyak jika
dibandingkan dengan jumlah koordinat mikroskopin yang diperlukan untuk
partikel-partikel yang di pandang secara individual.
4. Dalam suatu system yang berupa gas dalam suatu ruang tertutup terdapat
banyak koordinat makroskopis. Salah satu diantaranya adalah tekanan.
Berikan deskripsi mengenai tekanan jika dikaitkan dengan koordinat
mikroskopisnya! Darimana munculnya besaran tekanan tersebut? Jelaskan!
Jawab :
Misalkan kita mempunyai system yang terdiri atas N molekul gas. Dalam
termodinamika, besaran makroskopis yang menggambarkan system ini
adalah tekanan gas P, volume V, dan suhu T. dalam fisika statistic gas
dilihat seagai suatu kumpulan N partikel masing-masing bermassa m dan
berkecepatan v. Partikel-partikel mengalami tumbukan baik dengan partkel
lain atau dengan dinding yang mengakibatkan adanya perubahan
momentum. Tekanan adalah perubahan momentum dalam selang waktu t per
satuan luas. Perubahan momentum dalam selang waktu t ini merupakan gaya
yang diberikan oleh dinding pada molekul-molekul dan oleh molekul-
molekul pada dinding. Dengan membuat beberapa asumsi (misalkan
tumbukan tersebut berlangsug elastic sempurna) diperoleh rumus teoritik :
p= 1/3 N/V mv^2 Pernyataan diatas menyatakan hubungan antara besaran
makroskopis (P) dengan besaran-besaran mikroskopis m dan v.
5. Untuk menggambarkan keadaaan suatu system diperlukan sebuah persamaan
keadaan yang bersesuaian dengan perilaku system tersebut. Mengapa
persamaan keadaan memegang peranan yang sangat penting dalam
termodinamika? Jelaskan! Jawab :
Termodinamika berbicara tentang interaksi. Apabila ada interaksi maka akan
terjadi proses. Tujuan dari proses ini adalah mengkuantitatifkan setiap
perubahan pada masing-masing koordinat atau variable system. Syarat untuk
mengkuantitatifkan adalah system harus dipandang selalu berada pada
kesetimbangan termodinamika. Dalam kesetimbangan termodinamika
diperlukan persamaan keadaan system.
6. Menurut pendapat anda, syarat-syarat apa saja yang diperlukan oleh sebuah
system agar system tersebut memiliki suatu persamaan keadaan? Jelaskan!
Jawab : Sistem tersebut harus berada pada kesetimbangan termodinamika
agar syarat mengkuantitatifkan yang merupakan tujuan dari roses terpenuhi.
Harus ada interaksi antara system dan lingkungan agar terjadi proses.
7. Dalam membahas suatu system berdasarkan tinjauan ilmu termodinamika,
diperlukan pengetahuan differensial parsial, mengapa? Jelaskan! Jawab :
Differensial parsial berfungsi untuk menentukan perubahan total suatu
variable akibat perubahan variable lainnya. Misal : dA=(∂A/∂B)_c dB+
(∂A/∂C)_B dC Dalam termodinamika terdapat proses yang mengakibatkan
perubahan variable. Perubahan vaiabel ini kemudian diselesaikan dengan
differensial parsial.
8. Tinjau suatu persamaan keadaan yang dinyatakan sebagai fungsi keadaan
sebagai berikut : f (A, B, C) = 0. Bagaimana cara merumuskan suatu
perubahan infinitesimal pada variable A akibat perubahan infinitesimal
variable B dan C? jelaskan! Jawab : 〖dA= (∂A/∂B)〗_c dB+(∂A/∂C)_(B )
dC
9. Dari persamaan keadaan f (A, B, C) =0, ada beberapa diferensial parsial
yang mungkin? Apa saja itu? Jelaskan makna fisis dari perumusan-
perumusan yang anda buat! Jawab : Ada 6 buah differensial parsial, yaitu: A
= A (B, C) diperoleh (∂A/∂B)_C dan (∂A/∂C)_B B = B (A, C) diperoleh
(∂B/∂A)_C dan (∂B/∂C)_A C = C (A, B) diperoleh (∂C/∂A)_C dan
(∂C/∂B)_A Diferensial total dA= (∂A/∂B)_C (∂A/∂C)_B dC (∂A/∂B)_C dB∶
Perubahan A karena B berubah, sedangkan C tidak. (∂A/∂C)_B dC :
Perubahan A karena C berubah, sedangkan B tidak. dB=(∂B/∂A)_C dA+
(∂B/∂C)_A dC (∂B/∂A)_C dA : Perubahan B karena A berubah, sedangkan
C tidak. (∂B/∂C)_A dC : Perubahan B karena C berubah, sedangkan A tidak.
dC= (∂C/∂A)_B dA+(∂C/∂B)_A dB (∂C/∂A)_B dA : Perubahan C karena A
berubah, sedangkan B tidak. (∂C/∂B)_A dB : Perubahan C karena C
berubah, sedangkan A tidak.
10.Dalam termodinamika, anda memerlukan pengetahuan tentang diferensial
eksak dan diferensial tak eksak dan cara untuk mengujinya. Mengapa hal ini
penting? Jelaskan! Jawab : Pengetahuan tentang diferensial eksak dan
diferensial tak eksak diperlukan untuk mengetahui sifat suatu fungsi apakah
berasal dari fungsi atau bukan. Cara mengujinya suatu fungsi apakah fungsi
yang ada dan berkelakuan baik kita dapat menggunakan syarat Euleur.
11.Apakah yang dimaksud dengan diferensial eksak? Jawab : Diferensial eksak
adalah diferensial total suatu fungsi yang ada dan berkelakuan baik yang
memenuhi syarat Euleur.
12.Misalkan anda memiliki suatu diferensial eksak : dC, yang berasal dari suatu
fungsi yang ada dan baik C=C(n, m). makna fisis apa yang dapat anda
katakan tentang dC? Jelaskan! Jawab : (∂C/∂n)_m=(∂C/∂m)_n Perubahan C
karena n berubah, sedangkan m tidak sama dengan perubahan C karena m
berubah, sedangkan n tidak.
13.Misalkan anda memiliki suatu diferensial tak eksak : dR. makna fisis apa
yang dapat anda katakana tentang dR? Jelaskan! Jawab : dR bukan
merupakan suatu fungsi. Jika dR diintegrasikan maka tidak akan
menghasilkan suatu fungsi.
14.Ada dua hubungan penting antara diferensial parsial, yaitu hubungan :
(z/∂x)_y=1/(∂x/∂z)_y dan hubungan (∂x/∂y)_x (∂z/∂x)_y (∂y/∂z)_x=-
1.Mengapa kedua hubungan ini sangat penting dalam termodinamika?
Jelaskan! Jawab : Kedua hubungan ini sangat penting dalam termodinamika
karena kedua persamaan ini dapat diterapkan pada system gas yang
persamaan keadaannya dinyatakan dalam hubungan fungsional f (P, V, T) =
0 serta dapat digunakan untuk menghitung turunan parsial suatu variable
yang dari persamaan tak dapat dieksplisitkan.
15. Tidak semua persamaan keadaan dalam termodinamika itu dapat
dieksplisitkan menjadi persamaan bentuk eksplisit. Bagaimana cara anda
mendiferensiasi suatu persamaan keadaan yang tak dapat dieksplisitkan?
Berikan contohnya! Jawab : Jika tidak bisa dieksplisitkan maka turunan
parsialnya dapat dihitung dengan menggunakan kedua hubungan penting
antara diferensial parsial (∂z/∂x)_y=1/(∂x/∂z)_y dan(∂x/∂y)_z (∂z/∂x)_y
(∂y/∂z)_x=-1 Contoh: Kita lihat pada persamaan Van Der Walls :(P a/v^2 )
(v-b)=RT dimana v=V/n dan a, b, dan R konstan. Untuk menghitung
(∂v/∂T)_Pkita perlu menghitung (∂P/∂T)_v dan (∂P/∂v)_Tmaka persamaan
keadaannya dapat diubah menjadi : (P=RT/(v-b))-a/v^2 maka
(∂P/∂T)_v=RT/(v-b) (∂P/∂v)_T=(RT/(v-a))-2a/v^3 jadi (∂v/∂T)_P=-
(∂P/∂T)_v/(∂P/∂v)_T =R(v-b)/(Rv^3-2a(v-b)^2 )

Anda mungkin juga menyukai