32
Jika sebuah partikel bergerak dalam bidang XY, gerak partikel itu
biasanya digambarkan dengan:
x x(t ), y y (t )
atau (1.55)
r r (t )
r ˆi x ˆj y (1.56)
dv d 2 r ˆ d 2 x ˆ d 2 y ˆ
a i 2 j 2 iax ˆja y (1.58)
dt dt 2 dt dt
Gerak partikel dalam dua dimensi tersebut dapat diperluas untuk
menggambarkan gerak partikel dalam tiga dimensi, sehingga kita
memperoleh.
r ˆi x ˆj y kˆ z (1.59)
dx dy dz ˆ
v ˆi ˆj kˆ ivx ˆjv y kˆ vz (1.60)
dt dt dt
dv d 2 r ˆ d 2 x ˆ d 2 y ˆ d 2 z ˆ
a i 2 j 2 k 2 iax ˆja y kˆ az (1.61)
dt dt 2 dt dt dt
Gambar 1.12.
Vektor satuan r̂ dan θ̂ , dalam koordinat polar bidang
Vektor satuan dalam koordinat polar bidang diberi notasi r̂ dan θ̂ , yang
mempunyai arah sesuai dengan arah pertambahan r dan . Jadi r̂ menunjuk
dalam arah P sepanjang pertambahan jarak radial r, sedangkan θ̂ menunjuk
dalam arah gerak P ketika sudut bertambah. Dua vektor satuan ini
merupakan fungsi sudut . Vektor satuan r̂ dan θ̂ tersebut membentuk
sistem koordinat yang disebut koordinat polar bidang atau hanya dikatakan
sebagai koordinat polar.
Gambar 1.13.
( ) ( )
Hubungan antara vektor satuan r̂,θˆ dan ˆi, ˆj .
drˆ
ˆi sin ˆj cos θˆ
d
dθˆ
ˆi cos ˆj sin rˆ
d
Gambar 1.14.
(a) Perhitungan perubahan r̂ terhadap dan (b) θ̂ terhadap .
r rrˆ r θˆ ( ) (1.65)
dr d dr drˆ
v (rrˆ ) rˆ r
dt dt dt dt
v r rˆ r θˆ (1.66)
v vr rˆ v θˆ (1.68)
dv d drˆ d rˆ d dr ˆ ˆ dˆ ˆ d θˆ d
a (rˆ rˆ rˆ θˆ ) rˆ rˆ θr θ rˆ
dt dt dt d dt dt dt d dt
rˆrˆ r (θˆ )ˆ rˆ θˆ r θˆ rˆ(rˆ )ˆ
Suku
2
v v2
r 2 r (1.71)
r r
x2 y 2 (1.72a)
y y x
tan 1 sin 1 cos 1 (1.72b)
x x y
2 2
x y2
2
Gambar 1.15.
Koordinat silinder ( , , z ) dan vektor satuan (ρ,φ,
ˆ ˆ zˆ ) yang bersesuaian.
Menggantikan (r , ) dengan ( , ) dan dengan komponen Z tambahan, kita
bisa menuliskan hubungan sebagai berikut:
dρˆ
φˆ (1.74a)
d
dφˆ
ρˆ (1.74b)
d
Vektor posisi r untuk partikel yang berada pada titik P dalam koordinat
silinder, yang ditunjukkan dalam Gambar 1.15, adalah:
r ρˆ z zˆ (1.75)
dr d d d ρˆ d dz d zˆ
v ( ρˆ zzˆ ) ρˆ zˆ z ρˆ (φˆ ) z zˆ z (0)
dt dt dt d dt dt dt
v ρˆ φˆ zzˆ (1.76)
dv d
a ( ρˆ φˆ z zˆ )
dt dt
A A ρˆ A φˆ Az zˆ (1.78)
dA dA dA dA
A ρˆ A φˆ z zˆ (1.79)
dt dt dt dt
r x2 y 2 z 2 (1.81a)
x y
2 2
tan 1 (1.81b)
z
y
tan 1 (1.81c)
x
Gambar 1.16.
Koordinat bola (r , , ) dan vektor satuan (rˆ , θˆ , φ
ˆ ) yang bersesuaian.
Tiga vektor satuan yang saling tegak lurus dalam koordinat bola adalah
rˆ , θˆ , dan φˆ , seperti ditunjukkan dalam Gambar 1.16. Ditunjukkan pula
vektor satuan ˆi , ˆj, kˆ , zˆ ( k ), dan ρˆ . Vektor satuan φ̂ terletak pada bidang
XY, sedangkan rˆ , θˆ , ρˆ , dan zˆ terletak pada satu bidang vertikal. Untuk r dan
tertentu perubahan bersesuaian dengan rotasi di sekitar sumbu-Z,
sedangkan untuk r dan tertentu perubahan bersesuaian dengan rotasi
pada bidang yang mengandung rˆ , θˆ , ρˆ , dan zˆ . Dari Gambar 1.16 hubungan
antara vektor-vektor satuan dapat dituliskan sebagai,
rˆ ρˆ sin zˆ cos ˆi sin cos ˆj sin sin kˆ cos
θˆ ρˆ cos zˆ sin ˆi cos cos ˆj cos sin kˆ cos (1.82)
φˆ ˆi sin ˆj cos
Dalam koordinat bola posisi titik P dalam ruang ditentukan oleh vektor
posisi r, yang dinyatakan sebagai:
r rrˆ rrˆ ( , ) (1.84)
Kita sekarang dapat mencari ungkapan untuk kecepatan dan percepatan
dengan menggunakan hubungan-hubungan sebelumnya.
dr d dr drˆ drˆ
v r [rrˆ ( , )] rˆ r rrˆ r
dt dt dt dt dt
Menggunakan persamaan (1.83) kita memperoleh,
drˆ ( , ) drˆ d drˆ d ˆ
θ φˆ sin
dt d dt d dt
A Ar rˆ A θˆ A φˆ (1.87)
E. GERAK MELINGKAR
Gerak melingkar pada suatu bidang merupakan salah satu contoh gerak
dengan lintasan lengkung. Gerak semacam itu secara umum telah dibicarakan
dalam pokok bahasan gerak dalam koordinat polar bidang.
Menurut definisi, untuk sebuah partikel yang sedang bergerak dalam
lintasan lengkung, vektor kecepatannya v sama dengan hasil kali laju v dan
vektor satuan û dalam arah garis singgung, sehingga:
v vuˆ t (1.89)
Selama partikel itu bergerak, laju dan arahnya mungkin berubah; oleh
karena itu percepatan partikel dituliskan sebagai;
dv d (vuˆ t ) dv duˆ
a uˆ t v t
dt dt dt dt
atau
duˆ t
a vuˆ t v (1.90)
dt
ut ut' ut 2sin
2
ut
limit 1
0
Dalam limit itu, uˆ t menjadi tegak lurus pada uˆ t dan disebut vektor
normal satuan u'n , seperti ditunjukkan dalam Gambar 1.17 dengan demikian,
du t
uˆ n (1.91)
d
Gambar 1.17.
Vektor satuan untuk gerak partikel sepanjang lintasan lengkung.
duˆ t v
uˆ n (1.92)
dt
v2
a vuˆ t uˆ n (1.93)
1/ 2
v4
a a v 2 2 (1.94)
Gambar 1.18.
(a) Gerak melingkar dan (b) hubungan vektor antara v, , dan r .
ds d
v (1.95)
dt dt
Besaran,
d
(1.96)
dt
disebut kecepatan sudut. Kecepatan sudut dinyatakan dalam satuan radian per
sekon (= rad/s atau rad s-1 atau hanya s-1). Oleh karena itu, persamaan (1.95)
dapat dituliskan sebagai,
v (1.97)
v r sin .
Percepatan: a
dv
dt
0 ˆi A cos t ˆj A 2 cos t ˆj
Contoh 1.4
Anggaplah bahwa bumi berotasi secara beraturan di sekeliling sumbunya
dengan kecepatan sudut 7, 292 105 rad/s . Carilah kecepatan dan
percepatan suatu titik pada permukaan bumi dinyatakan dalam derajat
lintangnya.
Penyelesaian
Gerak rotasi bumi tersebut mengakibatkan semua titik pada permukaan bumi
melakukan gerak melingkar beraturan. Dalam Gambar 1.19 ditunjukkan
bahwa garis lintang titik A ditentukan oleh sudut α , yang dibentuk vektor
posisi r (r = OA) dan jari-jari ekuator OD. Jika bumi berotasi sekitar sumbu
rotasi US, titik A melakukan gerak melingkar beraturan dengan pusat B dan
berjari-jari,
r cos
Gambar 1.19.
Kecepatan dan percepatan suatu titik pada permukaan bumi.
Kecepatan suatu titik pada garis lintang menyinggung lingkaran tersebut
dan sejajar dengan ekuator. Besar kecapatan titik yang bersangkutan adalah
v r cos
a v 2 / 2 r cos
LA T IHA N
t t
x 0 vx dt , y
0
v y dt , dan z vz dt
0
RA N GK UM A N
r ˆi x ˆj y kˆ z
r rrˆ rθˆ ( )
v rrˆ r θˆ
r ρˆ z zˆ
v ρˆ φˆ zzˆ
v2
a vuˆ t uˆ n
d 2s
at v
dt 2
v2
an
TES F ORM A T IF 2
C. 2 m/s2
D. 4 m/s2
8) Sebuah sungai yang lebarnya w, laju air pada tepi sungai adalah nol,
tetapi bertambah secara linear dan mencapai nilai vc pada tengah-tengah
sungai. Jika sebuah perahu diarahkan dari salah satu tepi sungai dengan
laju konstan vb, maka ketika perahu mencapai tepi sungai lainnya perahu
itu telah hanyut ke hilir pada jarak ….
A. 3vc w / 4vb
B. vc w / 2vb
C. vc w / 4vb
D. vc w / 8vb
Tes Formatif 1
1) Kita cari panjang masing-masing vektor
A A A 1 4 1 6
B B B 36 64 100 200
Kita cari perkalian titik antara vektor A dan vektor B
A B (1)(6) (2)(8) (1)(10) 6 16 10 0
Menurut definisi perkalian titik
A B A B cos( A, B) AB cos
AB
cos
A B
0
cos 0 90o
6 200
Jadi jawaban yang benar adalah D.
AB
Jawaban A salah, karena digunakan rumus sin .
A B
Jabawan B salah, karena kesalahan mencari panjang masing-masing
vektor
Jawaban C salah, karena digunakan rumus cos Ax / Ay
2) Vektor kecepatan:
v ˆi 4ˆj 8kˆ
Besar vektor kecepatan:
v v v ˆi 4ˆj 8kˆ ˆi 4ˆj 8kˆ 1 16 64 81 9
Vektor satuan dalam arah v:
v v ˆi 4 j 8kˆ 1 ˆ 4
ev 9 i 9 j 89 kˆ
v v 9
Jadi jawaban yang benar adalah D.
Jawaban A, B, dan C salah, karena besar vektor kecepatan tidak dicari
lebih dahulu.
3) Vektor kecepatan sudut: 0ˆi 0ˆj 8kˆ
Vektor posisi:
r 0ˆi 3ˆj 4kˆ
Vektor kecepatan:
ˆi ˆj kˆ
v r 0 0 8 ˆi 0 24 ˆj 0 0 0 0 kˆ 24ˆi
0 3 4
1/ 2
r x2 y 2 z 2 ,
maka kita dapat menuliskan
V ( x, y, z ) k ( x 2 y 2 z 2 ) 1/ 2
dan
V ˆ V ˆ V
V ˆi j k
x y z
3/2 3/2 3/2
ˆi 12 k x2 y2 z2 2x ˆj 12 k x2 y2 z2 2y kˆ 12 k x2 y2 z2 2z
3/2 3/2 3/2
ˆi kx x2 y2 z2
ˆj ky x y z
2 2 2
kˆ kz x y z
2 2 2
ˆi kxr 3 ˆj kyr 3 kˆ kzr 3
Gaya dapat dinyatakan sebagai
F V kx / r 3 ˆi ky / r 3 ˆj kz / r 3 kˆ
Jadi jawaban yang benar adalah C.
Jawaban A, B, dan D salah, karena terjadi kesalahan dalam
mendiferensialkan fungsi yang bersangkutan.
8) Vektor medan:
r xyzˆi x 2 y 2 z 2 ˆj x3 y 3 z 3kˆ
Oleh karena itu
r
xyz
x2 y 2 z 2 x y z xz 2 x
3 3 3
2
yz 2 3 x3 y 3 z 2
x y z
Jadi jawaban yang benar adalah D.
Jawaban A, B, dan C salah, karena terjadi kesalahan dalam
mendiferensialkan fungsi yang bersangkutan.
9) Vektor medan:
r x 2 ˆi y 2 ˆj z 2 kˆ
Oleh karena itu
ˆi ˆj kˆ
r
i
2
ˆ z y
ˆj x z kˆ y x
2 2 2 2 2
x y z y z z x x y
x2 y2 z2
r ˆi 0 0 ˆj 0 0 kˆ 0 0 0ˆi 0ˆj 0kˆ 0
Jadi jawaban yang benar adalah A.
Jawaban B, C, dan D salah, karena terjadi kesalahan dalam
mendiferensialkan fungsi yang bersangkutan.
10) Vektor
B 6ˆi 8ˆj
Panjang vektor B:
B B 36 64 10
Cosinus arahan:
106 53 ; 10
8
54 .
Jadi jawaban yang benar adalah B.
Jawaban A salah, karena bilangan-bilangan ini merupakan kebalikan dari
komponen-komponen vektor B.
Jawaban C salah, karena bilangan-bilangan ini merupakan komponen-
komponen vektor B
Jawaban D salah, karena bilangan-bilangan ini merupakan kuadrat
komponen-komponen vektor B.
Tes Formatif 2
1) Vektor kecepatan:
v dr / dt (4sin 2t )(2)ˆi (4 cos 2t )(2)ˆj 6kˆ
v (8sin 2t )ˆi (8cos 2t )ˆj 6kˆ
Besar kecepatan:
v (64sin 2 2t ) (64 cos 2 2t ) 36
v 64(sin 2 2t cos 2 2t ) 36 100 10 m/s
Jadi jawaban yang benar adalah C.
Jawaban A salah, karena merupakan jumlah koefisien komponen-
komponen posisi.
Jawaban B salah, karena hanya merupakan akar jumlah kuadrat
komponen-komponen kecepatan dalam arah sumbu-X dan sumbu-Y.
Jawaban D salah, karena merupakan jumlah koefisien komponen-
komponen kecepatan.
2) Besar kecepatan benda dapat dicari sebagai berikut:
v t
v dv 0 adt
0
3
v v0 0 4tdt
3
v 10 2t 2
0
v 10 18 28 m/s.
Jadi jawaban yang benar adalah A.
Jawaban B salah, karena nilai v0 = 10 m/s tidak dimasukkan.
Jawaban C salah, karena pengintegralan yang salah.
Jawaban D salah, karena pengintegralan yang salah dan nilai v0 = 10 m/s
tidak dimasukkan.
3) Mula-mula dicari kecepatan partikel sebagai berikut
dx dy dz
v ˆi ˆj kˆ
dt dt dt
v 16ˆi 50tˆj 0kˆ
Kemudian dicari percepatan partikel
dv dv y
a x ˆi ˆj dvz kˆ
dt dt dt
a 0i 50 j 0k
ˆ ˆ ˆ
Jadi jawaban yang benar adalah B.
Jawaban A salah, karena bilangan ini merupakan komponen kecepatan
dalam arah sumbu-Y pada saat t = 2.
Jawaban C salah, karena bilangan ini merupakan komponen kecepatan
dalam arah sumbu-X.
Jawaban D salah, karena bilangan ini merupakan komponen percepatan
dalam arah sumbu-X atau sumbu-Z.
4) Komponen-komponen kecepatan dalam arah sumbu-X dan sumbu-Y:
vx dx / dt 1 dan v y dy / dt 2 2t .
Pada saat t = 1 komponen-komponen kecepatan itu menjadi
vx 1 dan v y 2 2t 0 .
1/ 2
v vx2 v 2y (2t ) 2 (2t 2) 2 (8t 2 8t 4) 2 2t 2 2t 1
Percepatan tangensial:
1/ 2
at dv / dt 2 1/ 2 2t 2 2t 1 4t 2
Dengan memasukkan t = 1 s diperoleh at = 2 m/s2.
Jadi jawaban yang benar adalah A.
Jawaban B salah, karena bilangan ini adalah kuadrat percepatan
tangensial.
Jawaban C salah, karena salah menghitung kecepatan.
Jawaban D salah, karena bilangan ini adalah dua kali kuadrat percepatan
tangensial.
6) Kecepatan partikel dalam koordinat polar:
v r rˆ r θˆ ,
sedangkan
dr d
r ke kt dan a,
dt dt
sehingga
v ke kt rˆ ae kt θˆ
Jadi jawaban yang benar adalah D.
Jawaban A salah, karena hanya komponen kecepatan dalam arah radial.
Jawaban B salah, karena hanya komponen kecepatan dalam arah .
Jawaban C salah, karena suku kedua tidak memasukkan nilai r.
7) Kecepatan partikel dalam koordinat bola:
v
dr
dt
rrˆ r θˆ r sin φˆ ,
sedangkan
dr d d
r 0 , B cos t , dan b,
dt dt dt
sehingga
v 0rˆ aB cos tθˆ ab sin φˆ
Jadi jawaban yang benar adalah C.
Jawaban A salah, karena hanya komponen kecepatan dalam arah .
Jawaban B salah, karena hanya komponen kecepatan dalam arah .
Jawaban D salah, karena salah menghitung r dr / dt .
8) Perhatikan gambar berikut:
Kecepatan air:
kw
v y kx dan vc
2
sehingga
dy / dt kx dy kxdt
Kecepatan perahu:
vb (konstan),
sehingga
x v b t dx / dt vb atau dt dx / vb .
Berdasarkan persamaan (i) dan (ii) kita memperoleh
kx
dy dx
vb
k
y
vb
xdx
k 2 w/ 2 k w2 1 kw w 1 w 1 vc w
y1 x vc .
2vb 0 2vb 4 2 2 2vb 2 2vb 2 2vb
Ulangi proses sebelumnya dari pertengahan sungai sampai tepi kanan
1 ve w
sungai dengan v y kx . Kita akan memperoleh y2 , sehingga
2 2vb
vc w
jarak hanyut total y y1 y2 atau y .
2vb
Jadi jawaban yang benar adalah B.
Jawaban A dan D salah, karena salah menghitung/memasukkan batas
integral.
Jawaban C salah, karena ini jarak hanyut ketika perahu mencapai
pertengahan sungai.
9) Posisi partikel:
r A e t ˆi e t ˆj
Kecepatan partikel:
v
dr
dt
A e t ˆi e t ˆj
Percepatan partikel:
a
dv
dt
A 2 e t 2 e t A 2 e t e t
Jadi jawaban yang benar adalah C.
Jawaban A salah, karena besaran ini merupakan kecepatan partikel.
Jawaban B dan D salah, karena terjadi kesalahan dalam
mendiferensialkan.
x2
10) Karena x a cos kt , maka x 2 a 2 cos 2 kt atau 2
cos 2 kt (a)
a
y2
Karena y b sin kt , maka y 2 b 2 sin 2 kt atau
sin 2 kt (b)
b2
Berdasarkan persamaan (a) dan (b) kita memperoleh
x2 y2 x2 y2
cos 2 kt sin 2 kt atau
1
a 2 b2 a 2 b2
Persamaan terakhir menunjukkan persamaan elips.
Jadi jawaban yang benar adalah C.
Jawaban A dan D salah, karena bentuk parabola dan hiperbola tidak bisa
dibuktikan.
Jawaban C salah, karena persamaan lingkaran terjadi jika a = b.
Glosarium
Daftar Pustaka
Chow, T.L. (1995). Classical Mechanics. New York: John Wiley & Son, Inc.