Anda di halaman 1dari 27

MEKANIKA KUANTUM

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari bahan ajar ini anda diharapkan memiliki kemampuan untuk dapat:
1. Menjelaskan perbedaan mekanika (Newton) dan mekanika kuantum
2. Menjelaskan persamaan gelombang
3. Menjelaskan persamaan gelombang Schrodinger bergantung waktu
4. Menjelaskan harga ekspektasi
5. Menjelaskan persamaan gelombang Schrodinger bebas waktu
6. Menjelaskan partikel dalam kotak
7. Menjelaskan potensial penghalang
8. Menjelaskan osilator harmonik

Petunjuk Penggunaan

Kemampuan tersebut sangat penting bagi mahasiswa karena materi ini sangat dasar dalam
pembelajaran fisika modern. Agar anda lebih berhasil mempelajari bahan ajar ini ikuti
petunjuk belajar berikut ini:
1. Baca dan pahami konsep dasar materi ini, lalu kaitkan dengan kehidupan nyata.
2. Tulis peta konsep tentang materi tersebut, lalu coba jelaskan dengan kata-kata
sendiri.
3. Kerjakan soal-soal latihan dengan tuntas.
4. Jika ada soal yang belum bisa dikerjakan, coba perhatikan rumus dasar tentang
materi tersebut.
5. Mantapkan pemahaman anda, dengan cara berdiskusi dengan teman sejawat.

123 5
BAB MEKANIKA KUANTUM

VI
Walaupun teori atom Bohr yang dapat diperluas lebih lanjut dari yang telah
dikembangkan dalam bab sebelumnya, dapat menerangkan banyak aspek dari gejala atomik,
teori itu mengandung batasan yang cukup berat. Misalnya, teori Bohr tidak dapat
menerangkan mengapa garis spektral tertentu berintensitas lebih tinggi dari yang lain
(mengapa transisi tertentu antara tingkat energi berpeluang lebih besar dari yang lain).
Teori itu tidak bisa menerangkan hasil pengamatan bahwa banyak garis spektral
sesungguhnya terdiri dari garis-garis terpisah yang panjang gelombangnya berbeda sedikit.
Dan barangkali yang terpenting teori itu tidak mengizinkan kita untuk mendapatkan yang
seharusnya diperoleh dari suatu teori atom yang berhasil.
Keberatan pada teori Bohr ini tidak semata-mata diajukan dengan maksud untuk
memusuhi, karena teori itu telah menghasilkan sesuatu yang mengalihkan pemikiran ilmiah,
tetapi untuk menekankan bahwa diperlukan pendekatan pada gejala atomik dengan cara yang
lebih umum. Pendekatan seperti itu dikembangkan dalam 1925-1926 oleh Erwin Schrodinger,
Werner Heisenberg, dan lain-lain dengan nama mekanika kuantum.
Dalam permulaan tahun 1930 penerapan mekanika kuantum pada persoalan yang
menyangkut inti, atom, molekul, dan materi dalam zat padat memungkinkannya untuk
mengerti banyak data yang cukup memusingkan jika kita tidak memakai mekanika kuantum.

6.1. Pendahuluan
Mekanika klasik merupakan aproksimasi dari mekanika kuantum.
Perbedaan pokok antara mekanika (Newton) dan mekanika kuantum terletak pada
cara menggambarkannya. Dalam mekanika klasik, masa depan partikel telah ditentukan oleh
kedudukan awal, momentum awal serta gaya-gaya yang beraksi padanya. Dalam dunia
makroskopik, kuantitas ini sangat ditentukan dengan ketelitian yang cukup sehingga
mendapatkan ramalan ramalan mekanika newton yang cocok dengan pengamatan.

124 5
Mekanika kuantum konsisten Mekanika kuantum juga menghasilkan
dengan prinsip ketaktentuan hubungan antara kuantitas yang teramati, tetapi prinsip
ketaktentuan menyarankan bahwa kuantitas teramati
bersifat berbeda dalam kawasan atomik.
bersifat Sebab dan akibat masih berhubungan dengan
mekanika kuantum tetapi memerlukan tafsiran yang hati-hati.
Dalam mekanika kuantum ketentuan tentang karateristik masa depan seperti pada
mekanika Newton tidak mungkin diperoleh, karena kedudukan dan momentum awal partikel
tidak dapat diperoleh dengan ketelitian yang cukup.
Kuantitas yang hubungannya dijelajahi dengan mekanika kuantum ialah peluang
(kemungkinan). Kita belum dapat memastikan, misalnya jari-jari orbit elektron dalam
keadaan dasar atom hidrogen selalu tepat sama dnegan 5,3x10-11 m, mekanika kuantum
memberikan jari-jari dengan peluang terbesarnya. Jika kita melakukan eksperimen yang
cocok, banyak percobaan yang menghasilkan harga yang berbeda, bisa lebih besar atau lebih
kecil, tetapi sebagian besar berpeluang besar didapatkan sama dengan 5,3x10-11 m.

Mengapa mekanika klasik Sepintas kita bisa mengira bahwa mekanika


berlaku pada dunia makro. kuantum merupakan pengganti yang jelek dari mekanika
klasik. Akan tetapi, pemeriksaan yang lebih teliti
menungkapkan
mengungkapkan kenyataan yang mengejutkan: mekanika klasik tidak lain daripada versi
aproksimasi dari mekanika kuantum. Kepastian yang dinyatakan oleh mekanika klasik hanya
merupakan bayang-bayang, dan kecocokan dengan eksperimen timbul sebagai konsekuensi
kenyataan bahwa benda makroskopik terdiri dari bayak atom individu yang menyimpang dari
perilaku rata-rata tidak teramati. Sebagai ganti kumpulan prinsip fisis, salah satu untuk alam
makroskopik dan yang lain untuk alam mikroskopik, ternyata hanya ada satu kumpulan,
mekanika kuantum mengungkapkan usaha kita yang terbaik sampai saat ini untuk
merumuskannya.

6.2. Persamaan Gelombang


Persamaan gelombang harus memenuhi persyaratan, persamaan gelombang
mempunyai banyak solusi.
Kuantitas yang diperlukan dalam mekanika kuantum ialah fungsi gelombang dari benda
itu. Walaupun sendiri tidak mempunyai tafsiran fisis, kuadrat besaran mutlaknya 2 (atau
sama dengan jika kompleks) yang dicari pada suatu tempat tertentu pada suatu saat
berbanding lurus dengan peluang untuk mendapatkan benda itu di tempat itu pada saat itu.

125 5
Momentum, momentum sudut, dan energi dari benda dapat diperoleh dari .
Persoalan mekanika kuantum adalah untuk menentukan untuk benda itu bila kebebasan
gerak dibatasi oleh aksi gaya eksternal.
Fungsi gelombang adalah kompleks, dengan bagian
Konjugate kompleks 2
riil maupun imajiner, kerapatan peluang diberikan oleh
hasil kali . Dari dan konjugate
oleh kompleks *. Konjugate kompleks sebarang fungsi
diperoleh dengan mengganti i (=1) dengan -1 di mana pun konjugate kompleks tadi
tampil dalam fungsi. Setiap fungsi kompleks dapat ditulis dalam bentuk:

Fungsi Gelombang = A + iB

dengan A dan B adalah fungsi riil. Konjugate kompleks * dari .

Konjugate kompleks * = A - iB

Dengan demikian * = A2 - i2B2 = A2 + B2


Karena i2 = -1, jadi * akan selalu berupa kuantitas riil positif
2
Karena berbanding lurus dengan kerapatan peluang P untuk mendapatkan
2
benda yang diberikan oleh , inetgral keseluruh ruang harus berhingga, benda harus
didapat pada suatu tempat jika:
2
dV = 0
Partikel itu tidak ada, dan integralnya jelas tidak bisa dan tetap berarti sesuatu.
2
tidak bisa negatif atau kompleks karena cara didefenisikannya, sehingga satu-satunya
kemungkinan yang tertinggal ialah suatu kuantitas yang berhingga supaya memang
memberikan benda riil.
2
Biasanya untuk memudahkan kita ambil sama
Normalisasi
dengan peluang P untuk mendapatkan partikel yang diberikan
2
oleh , hanya berbadinng lurus dengan P. Jika sama dengan P, maka betul bahwa:
Normalisasi 2
dV = 1 ...........................................................................(6.1)

.....................................................................(6.4)
Karena dV = 1
.....................................................................(6.4)
ialah suatu pernyataan matematis bahwa partikel itu ada di suatu tempat untuk setiap saat, jumlah
semua peluang yang mungkin harus tertentu. Selain bisa dinormalisasi, harus berharga tunggal,
karena P hanya berharga tunggal pada tempat dan waktu tertentu , dan kontinu.

126 5
Kemungkinan mendapat- Jika kita sudah mempunyai fungsi gelombang
kan partikel dalam suatu yang ternormalisasi dan dapat diterima, peluang
daerah
(kemungkinan) Partikel didapatkan pada suatu daerah tertentu
2
ialah integral kerapatan peluang dalam daerah itu terhadap volume. Untuk partikel
yang geraknya terbatas pada arah x, maka peluang untuk mendapatkan partikel anatara x 1 dan
x2 ialah:
2
Peluang = 2 dx ......................................................................................(6.2)
1

Persamaan Schrodinger yang merupakan persamaan pokok dalam mekanika kuantum


serupa dengan hukum gerak kedua merupakan persamaan pokok dalam mekanika newton, adalah
persamaan gelombang dalam variabel . Sebelum kita menangani Persamaan Schrodinger,
marilah kita tinjau ulang persamaan gelombang:
2 1 2
Persamaan gelombang = 2 .......................................................................(6.3)
2 2

yang menentukan gelombang dengan kuantitas variabel y yang menjalar dalam arah x dengan
kelajuan v.
Untuk gelombang monokromatik

y = A ( ) ........................................................................................................(6.4)
Dalam rumus ini y merupakan kuantitas kompleks yang memiliki bagian riil (nyata) dan bagian
imaginer (khayal), karena:
= Cos i Sin
Sehingga persamaan (6.4) menjadi:

y = A cos ( ) i A sin ( ) ..............................................................(6.5)

y = A cos (t - x/v)
Gambar 6.1. Gelombang dalam Bidang xy Berjalan dalam Arah +x Sepanjang Tali
Terpentang yang Terletak pada Sumbu x

127 5
Persyaratan fungsi gelombang, fungsi gelombang hasil solusi Persamaan
Schrodinger mempunyai arti fisis. Syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut:
Elektron sebagai suatu yang nyata harus ada di suatu tempat. Oleh karena itu fungsi

gelombang (untuk satu dimensi) harus memenuhi dx = 1

Fungsi gelombang (), harus kontinyu sebab jika terjadi ketidak-kontinyuan hal itu
dapat ditafsirkan sebagai rusaknya elektron, suatu hal yang tidak dapat diterima.
Turunan fungsi gelombang terhadap posisi, d /dx, juga harus kontinyu. Kita telah
melihat bahwa turunan fungsi gelombang terhadap posisi terkait dengan momentum
elektron sebagai gelombang. Oleh karena itu persyaratan ini dapat diartikan sebagai
persyaratan kekontinyuan momentum.
Fungsi gelombang harus bernilai tunggal dan terbatas sebab jika tidak akan berarti ada
lebih dari satu kemungkinan keberadaan elektron.
Fungsi gelombang tidak boleh sama dengan nol disemua posisi sebab kemungkinan
elektron haruslah nyata, betapapun kecilnya.

6.3. Persamaan Gelombang Schrodinger Bergantung Waktu


Prinsip fisis dasar yang tak dapat diturunkan dari yang lain.
Dalam mekanika kuantum, fungsi gelombang
Fungsi gelombang partikel
bebas bersesuaian dengan variabel gelombang y dalam
gerak gelombang umumnya. Namun, bukanlah
gerak suatu umumnya.
gelombang kuantitas yang dapat diukur, sehingga
dapat berupa kuantitas kompleks. Karena itu, kita akan menganggap dalam arah x
dinyatakan oleh:

=A ( ) .......................................................................................................(6.6)
Jika kita ganti dalam rumus di atas dengan 2v dan v dengan v, kita peroleh

=A 2( ) ....................................................................................................(6.7)
yang bentuknya menguntungkan, karena kita telah mengetahui hubungan v dan dinyatakan
dalam energi total E dan momentum p dari partikel yang diberikan oleh , karena
2
E = hv =2v dan ==

Kita peroleh


Partikel bebas
= A ()() ................................................................(6.8)

128 5
Persamaan di atas merupakan penggambaran matematis gelombang ekuivalen dari
partikel bebas yang berenergi total E dan bermomentum p yang bergerak dalam arah +x.
Namun, pernyataan fungsi gelombang hanya benar untuk partikel yang bergerak bebas.
Sedangkan untuk situasi dengan gerak partikel yang dipengaruhi berbagai pembatasan untuk
memecahkan dalam situasi yang khusus, kita memerlukan persamaan Schrodinger.
Pendekatan Schrodinger disebut sebagai mekanika gelombang. Persamaan
Schrodinger dapat diperoleh dengan berbagai cara, tetapi semuanya mengandung kelemahan
yang sama yaitu persamaan tersebut tidak dapat diturunkan secara ketat dari prinsip fisis
yang ada karena persamaan itu sendiri menyatakan sesuatu yang baru dan dianggap sebagai
satu postulat dari mekanika kuantum, yang dinilai kebenarannya atas dasar hasil-hasil yang
diturunkan darinya.

Salah satu cara untuk Kita mulai dengan mendeferensiasi persamaan (6.8)
memperoleh Persamaan dua kali terhadap x menghasilkan
Schrodinger
2 2
= - 2 ............................................................................................................(6.9)
2

dan sekali terhadap t, menghasilkan



=- ..............................................................................................................(6.10)

Untuk kelajuan yang kecil terhadap kelajuan cahaya, energi total partikel E ialah
2
jumlah dari energi kinetik dan energi potensial V, dengan V pada umumnya merupakan
2

fungsi kedudukan x dan waktu t.


2
`E = 2 + V .........................................................................................................(6.11)

Dengan menjadikan kedua suku persamaan (6.10) dengan fungsi gelombang


menghasilkan:
2
E = + V ...................................................................................................(6.12)
2

Dari persamaan (6.9) dan (6.10) kita lihat bahwa:



E = - .......................................................................................................(6.13)

Dan
2
2 = - 2 ..................................................................................................(6.14)
2

129 5
Dengan mensubstitusikan pernyataan untuk E dan 2 dalam persamaan (6.12)
kita peroleh:
Persamaan Schrodinger 2 2
bergantung waktu dalam I = - 2 + V ....................................................(6.15)
2
satu dimensi
Persamaan (6.15) ialah persamaan Schrodinger yang bergantung waktu. Dalam tiga
dimensi persamaan Schrodinger bergantung waktunya ialah:

Persamaan Schrodinger 2 2 2 2
bergantung waktu dalam I = - 2 ( 2 + + ) + V .........................(6.16)
2 2
tiga dimensi

Di mana energi potensial partikel V merupakan fungsi dari x,y,z dan t.

Persamaan Schrodinger Persamaan Schrodinger diperoleh mulai dari fungsi


merupakan postulat
gelombang partikel yang bergerak bebas. Perluasan
persamaan Schrodinger untuk kasus khusus partikel bebas (potensial V = konstan) ke kasus
persamaan
umum dengan sebuah partikel yang mengalami gaya sembarang yang berubah terhadap ruang
dan waktu merupakan suatu kemungkinan yang bisa ditempuh, tetapi tidak ada satu cara pun
yang membuktikan bahwa perluasan itu benar.
Yang bisa kita lakukan hanyalah mengambil postulat bahwa persamaan Schrodinger
berlaku untuk berbagai situasi fisis dan membandingkan hasilnya dengan hasil eksperimen.
Jika hasilnya cocok, maka postulat yang terkait dalam persamaan Schrodinger sah, jika tidak
cocok, postulatnya harus dibuang dan pendekatan yang lain harus dijejaki.

Persamaan Schrodinger
Dalam kenyataanya, persamaan Schrodinger telah
dapat diterima karena
cocok dengan eksperimen menghasilkan ramalan yang sangat tepat mengenai hasil
hanya
eksperimen yang diperoleh. Pada bisaterakhir diatas hanya bisa dipakai untuk persoalan
rumus
non relativistik dan rumusan yang lebih rumit jika kelajuan partikel yang mendekati cahaya
terkait.
Karena persamaan itu bersesuaian dengan eksperimen dalam batas-batas berlakunya,
kita harus mengakui bahwa Persamaan Schrodinger menyatakan suatu postulat yang berhasil
mengenai aspek tertentu dari dunia fisis.
Betapapun sukses yang diperoleh Persamaan Schrodinger, persamaan ini tetap
merupakan postulat yang tidak dapat diturunkan dari beberapa prinsip lain, dan masing-
masing merupakan rampatan pokok, tidak lebih atau kurang sah dari data empiris yang
merupakan landasan akhir dari postulat itu.

130 5
Contoh Soal

Gantilah persamaan (6.11) ke dalam persamaan operator dengan mengganti E dengan



operator it dan p dengan operator i serta kenakan operator tersebut pada fungsi

gelombang dan selesaikan persamaan gelombang yang diperoleh.


Jawaban:
Energi total partikel E ialah:
2 2
E = 2 +V i = - 2 2 + V

Untuk atom hidrogen, energi potensial diberikan oleh hukum coulumb:


2
V=-

Sehingga:
2 2
i = - 2 2 -

Ini adalah Persamaan Schrodinger atom Hidrogen, yang akan diselesaikan


dibelakang yang hasilnya sangat cocok dengan hasil eksperimen.

Contoh Soal
6.4. Harga Ekspektasi
Bagaimana
Gantilah persamaanmenarik
(6.11)informasi
ke dalam dari fungsi gelombang.
persamaan operator dengan mengganti E dengan
Sebagai contoh, marilah kita hitung harga
operator it danbersesuaian
Harga ekspektasi p dengan operator i serta kenakan operator tersebut pada fungsi
dengan harga rata-rata ekspektasi dari kedudukan partikel yang bergerak
gelombang dan selesaikan persamaan gelombang yang diperoleh.
dalam sumbu x yang diberikan olehyaitu fungsi gelombang (x,t). Ini merupakan harga x yang
Harga ekspektasi
Jawaban : bersesuaian
akan kita peroleh jika kita tentukan secara eksperimen kedudukan banyak sekali partikel yang
dengan hargatotal
Energi rata-rata
partikel E ialah :
diberikan oleh fungsi gelombang yang Sebagai
sama contoh,
pada saat marilah
t dan kita merata-ratakan
kemudian hitung harga
2 2
E = 2 +V i = - 2ekspektasi
hasilnya. 2 + V dari kedudukan partikel yang bergerak

Untuk atom
memperjelas energi yaitu
hidrogen,prosedurnya,
potensial diberikankita
mula-mula olehakan
hukum coulumbpertanyaan
menjawab : yang
2
sedikit Vberbeda:
= - Berapakah kedudukan rata-rata x dari sejumlah partikel identik yang
terdistribusi sepanjang sumbu x, sedemikian rupa sehingga terdapat N1 partikel pada x1, N2
Sehingga :
partikel pada x dan seterusnya?
2, 2 2
Kedudukan rata-rata dalam kasus ini sama dengan pusat
i = - 2 2 -
massa distribusi itu, sehingga:
Ini adalah
+ persamaan
2 + 33 + Schrodinger
atom hidrogen, yang akan diselesaikan dibelakang
x = 1 1 +2 + =
1 2 3 +
yang hasilnya sangat cocok dengan hasil eksperimen.

131 5
Harga ekspektasi Jika kita mempersoalkan sebuah partikel, kita
kedudukan harus mengganti bilangan Ni dari partikel pada xi dengan
peluang dalam selang dx di x. Besar peluang ini adalah:
Peluang Pi bahwa partikel itu bisa didapatkan
Harga ekspektasi2
Pi = dx
kedudukan
Jika kita mempersoalkan sebuah partikel, kita
Dengan merupakan fungsi gelombang partikel yang diambil pada x = xi. Dengan substitusi
harus mengganti bilangan Ni dari partikel pada xi dengan
ini dan mengubah jumlah dengan inetgral, kita lihat bahwa harga ekspektasi kedudukan
peluang
partikel tunggal ialah:
2

= 2 ..............................................................................................(6.17)

Jika merupakan fungsi gelombang yang ternormalisasi, penyebut dalam persamaan (6.17)
sama dengan peluang bahwa partikel itu terdapat disuatu tempat antara x = - dan x = ,
sehingga harganya 1. Dalam kasus ini
Harga ekspektasi 2
= dx ..................................................................(6.18)
kedudukan

2
Rumus ini menyatakan bahwa terletak pada pusat massa (katakan begitu) dari . Jika
Harga ekspektasi
kedudukan
2
diplot terhadap x pada suatu grafik dan bidang yang dibatasi kurva dan sumbu x
digunting, titik setimbangnya ialah .
Prosedur yang sama dengan yang dilakukan di atas dapat dipakai untuk memperoleh
harga ekspektasi G() dari suatu kuantitas [misalnya, energi potensial V(x)] yang
merupakan fungsi dari kedudukan partikel x dari partikel yang diberikan oleh fungsi
gelombang . Hasilnya ialah:
2
Harga ekspektasi G() = G() dx .....................................................(6.19)

6.5. Persamaan Gelombang Schrodinger Bebas Waktu


Persamaan yang lebih sederhana yang sering berlaku
Dalam banyak situasi energi potensial sebuah partikel tidak bergantung dari waktu
secara eksplisit, gaya yang bereaksi padanya, jadi juga V, hanya berubah terhadap kedudukan
partikel. Jika hal itu benar, persamaan Schrodinger dapat disederhanakan dengan meniadakan
ketergantungan terhadap waktu t.
Menyingkirkan variabel Mula-mula kita perhatikan bahwa fungsi
waktu gelombang satu dimensi partikel bebas dapat ditulis:

= A ()() = A ( )+( ) = e( ) ...............................................(6.20)

132 5

93
ini berarti, merupakan perkalian dari fungsi bergantung waktu e -(iE/h)t dan fungsi yang
bergantung kedudukan . Kenyataanya, perubahan terhadap waktu dari semua fungsi partikel
yang mengalami aksi dari gaya jenuh mempunyai bentuk yang sama seperti pada partikel
bebas. Dengan mensubstitusikan dari persamaan (6.20) ke persamaan Schrodinger yang
bergantung waktu, kita dapatkan:

2 2
E ( ) = - 2 ( ) + V ( )
2

Sehingga, dengan membagi dengan faktor eksponensial itu,


Persamaan Keadaan jenuh 2 2
Schrodinger dalam satu + (E V) = 0 ................................................(6.21)
2 2
dimensi

Persamaan (6.21) merupakan bentuk keadaan jenuh persamaan Schrodinger. Dalam tiga
dimensi menjadi:
Persamaan Keadaan jenuh 2 2 2 2
Schrodinger dalam tiga + + (E V) = 0 ............................(6.22)
2 2 2 2
dimensi

Pada umumnya kita dapat memperoleh suatu fungsi gelombang yang tidak saja
memenuhi persamaan dan syarat batas yang ada tetapi juga turunannmya jenuh, berhingga dan
berharga tunggal dari persamaan keadaan jenuh Schrodinger. Jika tidak, sistem itu tidak
mungkin berada dalam keadaan jenuh.
Energi sistem mantap Jadi kuantitas energi muncul dalam mekanika
terkuantisasi gelombang sebagai unsur wajar dari teori dan kuantitas
energi dalam dunia fisis dinyatakan sebagai jejak universal yang merupakan ciri dari semua
energi
sistem yang mantap.

Harga-energi dan Harga En supaya persamaan keadaan tunak/jenuh


fungsi-eigen Schrodinger dapat dipecahkan disebut harga eigen dan fungsi
gelombang
gelombang yang bersesuaian n disebut fungsi eigen. Tingkat energi diskrit atom hidrogen:
4 1
En = - 322 2 2 (2 ) n = 1,2,3,4, ....

Dalam atom Hidrogen, kedudukan elektron tidak terkuantitasi, sehingga kita bisa
2
memikirkan elektron berada disekitar inti dengan peluang tertentu per satuan volume
tetapi tanpa ada kedudukan tertentu yang diramalkan atau orbit tertentu menurut pengertian
klasik.

133 5

94
Pernyataan peluang ini tidak bertentangan dengan kenyataan bahwa eksperimen yang
dilakukan pada atom hidrogen selalu menunjukkan bahwa atom hidrogen selalu mengandung
satu elektron, bukan 27 persen elektron dalam satu daerah dan 73 persen di daerah lainnya.
peluang itu menunjukkan peluang untuk mendapatkan elektron, dan walaupun peluang ini
menyebar dalam ruang, elektronnya sendiri tidak.

Persamaan gelombang partikel bebas



= A ()()

= A ()() + ( )

= ( ) , dengan = Ae

Ambil Persamaan Schrodinger yang bergantung waktu


2 2
I = - 2 + V
2

2 2 2
E ( ) = - 2 ( ) = - 2 ( ) 2 + V ( )
2 2 2
E = - 2 2 + V x= 2
2 2
+ (E V) = 0 Tidak bergantung waktu
2 2

Analog terhadap Persamaan schrodinger adalah tali terbentang yang panjangnya L yang keduanya
terikat.
2 1 2
= 2 , =Y
2 2
2
n = +1 n = 0, 1, 2, 3, ...

Dengan tingkat energi diskrit atom Hidrogen


4 1
En = - 322 2 2 (2 ) n = 1,2,3,4, ....

Momentum sudut ditentukan


Li = ( + 1) l = 0, 1, 2, ...

dengan harga ekspektasi


2
G() = G() dx

134 5

95
6.6. Partikel dalam Kotak
Bagaimana syarat batas menentukan fungsi gelombang.
Persoalan kuantum mekanis yang paling sederhana ialah persoalan sebuah partikel yang
terperangkap dalam sebuah kotak yang dindingnya keras tak berhingga.
Kita boleh memberi spesifikasi pada gerak partikel dengan mengatakan bahwa gerak
itu terbatas pada gerak sepanjang sumbu x antara x = 0 dan x = L disebabkan oleh dinding
keras tak berhingga. Sebuah partikel tidak kehilangan energi ketika partikel itu bertumbukan
dengan dinding, sehingga energi totalnya tetap konstan.
Dari pandangan formal kuantum, energi potensial V dari partikel itu menjadi tak
berhingga di kedua sisi kotak, sedangkan V vkinstan. Katakan sama dengan nol untuk
memudahkan di dalam kotak itu (Gambar 6.2). karena partikel tidak bisa memiliki energi tak
berhingga, maka partikel itu tidak mungkin berada di luar kotak, sehingga fungsi
gelombangnya ialah ialah 0 untuk x 0 dan x L. Tugas kita ialah mencari di dalam kotak,
yaitu antara x = 0 dan x = L.

Pemecahan umum Dalam kotak persamaan Schrodinger menjadi


2 2
+ E = 0 .............................................(6.23)
2 2

Karena di situ V = 0 (tTurunan total 2 / 2 sama dengan turunan partikel 2 / 2 karena


hanya fungsi dari x dalam persoalan ini). Persamaan (6.23) mempunyai pemecahan
2 2
= A sin x + B cos x .........................................................................(6.24)

Yang dapat dibuktikan dengan mensubstitusikannya kembali ke persamaan (6.23) A dan B


merupakan konstanta yang harus dicari kemudian.

Penerapan syarat batas Pemecahan ini dibatasi oleh syarat batas yang
penting yaitu = 0 untuk x = 0 dan x = L.
Karena cos 0 = 1, suku kedua tidak dapat memberikan partikel karena suku itu tidak
nol untuk x = 0. Jadi kita menyimpulkan bahwa B = 0, karena sin 0 = 0, suku sinus selalu
menghasilkan = 0 di x = 0, seperti yang diperlukan, tetapi hanya akan menjadi nol di x =
L hanya jika
2
L = n n = 1, 2, 3, ... .....................................................................(6.25)

Hasil ini disebabkan oleh harga nol sinus pada sudut , 2, 3,

135 5

96
Dari persamaan (6.25) jelas bahwa energi yang
Harga Eigen partikel dalam
kotak dapat dimiliki mempunyai harga tertentu, yaitu harga-
eigen. Harga-eigen ini yang membentuk tingkat energi
sistem, besarnya ialah sistem

0 L x

Gambar 6.2. Sumur Potensial yang Bersesuaian dengan Sebuah Kotak yang Dindingnya
Keras Tak Berhingga.

Partikel dalam 2 2 2
En = n = 1, 2,3, ... .............................................(6.26)
Kotak 22

Fungsi gelombang sebuah partikel dalam kotak yang berenergi En ialah


2
n = A sin x .............................................................................................(6.27)

Substitusikan persamaan (6.26) untuk En menghasilkan



n = A sin x ............................................................................................(6.28)

yang menyatakan Fungsi Eigen yang bersesuaian dengan Harga-Eigen En.

Untuk setiap bilangan kuantum n, n merupakan fungsi berharga tunggal dari x, dan
2
n serta / kontinu. Selanjutnya, integralkan ke seluruh ruang berharga
2
berhingga, seperti kita lihat dengan jalan mengngintegrasi dx dari x = 0 ke x (karena
partikel itu menurut hipotesis berada dalam batas-batas itu):
2 2 2
dx = 0 dx = A 0 (
2
) dx


= A2 ....................................................................................................(6.29)
2

Menormalisasikan fungsi Usaha menormalisasikan kita harus memilih


gelombang 2
harga A seharga dx sama dengan peluang P dx
untuk mendapatkan partikel antara x untuk
dan xmendapatkan
+ dx, alih-alih hanya berbanding lurus dengan P.
2
Jika dx sama dengan P dx, maka harus berlaku:

136 5

96

2 dx = 1
Karena

dx = 1 .......................................................................................................(6.30)
Merupakan cara matematis untuk menyatakan bahwa partikel itu berada pada tempat dalam
kotak pada setiap saat. Dengan membandingkan persamaan (6.29) dan (6.30), kita dapatkan
bahwa fungsi gelombang sebuah partikel dalam kotak ternormalisasi jika
2
A = ...............................................................................................................(6.31)

Jadi gelombang yang ternormalisai untuk partikel ialah:


Partikel dalam
2
= sin n = 1, 2, 3 ... ..............................................(6.32)
Kotak

Fungsi gelombang yang ternormalisasi 1 , 2 ,


Kerapatan peluang partikel
dalam kotak dan 3 bersama dengan kerapatan peluang 1 2 ,
2 2 , dan 3 2 diplot dalam Gambar
2 2 , 6.3 dapat
3 2 diplot
dan walupun dalam berharga positif
gambar 6.3 atau
walupun
negatif, 2 selalu positif dan karena
dapat
berharga
ternormalisasi, harganya untuk satu harga x
tertentu sama dengan peluang P untuk mendapatkan partikel di situ. Dalam setiap kasus
2 = 0 di x = 0 dan x = L yang merupakan batas kotak.
Pada suatu titik tertentu dalam kotak peluang keberadaan partikel bisa sangat berbeda
untuk bilangan kuantum yang berbeda. Misalnya 1 2 berharga maksimum untuk 1/2L
yaitu titik di tengah kotak, sedangkan 2 2 = 0 di situ. Sebuah partikel pada energi
terendah dengan n = 1 berpeluang besar terdapat dalam kotak, sedangkan partikel dalam
keadaan lebih tinggi berikutnya dengan n = 2 tidak pernah didapatkan di situ. Sedang Fisika
Klasik menyatakan partikel berpeluang sama untuk didapatkan pada setiap titik dalam kotak.
Fungsi gelombang yang ditunjukkan dalam gambar 5.4 mirip dengan getaran yang
bisa tejadi dari seutas tali yang kedua ujungnya terikat, seperti pada tali yang terpentang.

137 5

96
Gambar 6.3. Fungsi Gelombang dan Kerapatan Peluang Sebuah Partikel yang Terdapat dalam
Kotak dengan Dinding Tegar

Pada gambar di atas, hal ini timbul sebagai akibat bahwa gelombang pada tali yang
terpentang dan gelombang yang menyatakan sebuah partikel yang bergerak diberikan oleh
persamaan bentuk sama, sehingga jika dikenakan persyaratan yang sama pada masing-masing
gelombang, hasil formulanya sama.

Contoh Soal

1. Carilah peluang untuk mendapatkan partikel antara 0,45L dan 0,55L untuk keadaan
dasar dan eksitasi pertama bagi partikel, yang terperangkap dalam kotak yang
panjangnya L.
2. Cari harga ekspektasi dari kedudukan partikel yang terperangkap dalam kotak
yang panjangnya L.
Jawaban:
1. Bagian kotak tersebut adalah sepersepuluh kali panjang kotak dan berpusat pada
bagian tengah kotak. Secara klasik kita mengharapkan untuk mendapatkan partikel

138 5

96
Di daerah itu 10 persen dari waktunya, seperti sudah dijelaskan sebelumnya, mekanika
kuantum memberikan ramalan teoritis yang sangat berbeda dan hasilnya bergantung
pada bilangan kuantum keadaan partikel. Dari persamaan (6.2) dan (6.32) peluang
untuk mendapatkan partikel antara x1 dan x2 dalam keadaan n ialah
2
Peluang = 2 2 dx = 2 sin2 dx
1 1

1 2 2
= [ sin ]
2 1

Dalam hal ini x1 = 0,45L dan x2 = 0,55L. Untuk keadaan dasar n = 1, kita dapatkan
Peluang = 0.198 = 19,8%
Hasil ini ialah sekitar dua kali hasil klasik. Untuk keadaan eksitasi pertama, n = 2
didapat
Peluang = 0,0065 = 0,65%
Dalam hal ini gambar yang rendah adalah konsisten dengan kerapatan peluang dari
2 = 0 di x = 0,55L (Gambar 5.4)

2. Dari persamaan (6.18) dan (6.32) kita mendapatkan


2
= 2 dx = sin2 dx
0
2 2
2 2 sin( ) ( )

= [4 4 ]
8 ( )2
0

Karena sin n = 0, cos 2n = 1 dan cos 0 =1, untuk semua harga n, maka harga
ekpektasinya ialah
2 2
= ( ) =
4 2

Hasil ini menyatakan bahwa kedudukan rata-rata partikel adalah dititik tengah kotak
untuk segala keadaan kuantum. Hal ini tidak bertentangan dengan kenyataan bahwa
2 = 0 pada L/2, untuk keadaan n = 2, 4, 6, ...

139 5

96
6.7. Potensial Penghalang
Partikel tanpa energi yang cukup untuk melewati rintangan potensial masih dapat
menerobosnya.
Munurut mekanika klasik, sebuah partikel yang menumbuk sebuah dinding tegar tidak
berpeluang menembusnya. Mekanika kuantum menghasilkan sama, sebuah partikel berenergi
kinetik berhingga tidak dapat memasuki daerah yang energi potensialnya V = .
Bagaimana untuk dinding yang tidak sedemikian
Efek terobosan
hebat, dinding yang tidak keras tak berhingg, namun
diperlukan lebih banyak energi diperlukan
V untuk menembusnya daripada energi partikel E? Dalam
kasus ini mekanika klasik menyatakan bahwa partikel akan terpental, sekarang mekanika
kuantum memberikan hasil yang lain, terdapat peluang tertentu, tidak terlalu besar, namun
tidak nol, bahwa partikel itu dapat melalui energi perintang walaupun E < V (Gambar 6.4).
Walaupun partikel itu tidak memiliki energi cukup untuk memanjat perintang, namun partikel
itu dapat menerobos melaluinya. Lebih tinggi perintangnya dan lebih tebal perintangnya,
lebih kecil peluang partikel untuk menembusnya.

Gambar 6.4. (a) Sebuah partikel berenergi E < V mendekati perintang potensial. (b) dalam
mekanika klasik, partikel itu harus dipantulkan oleh perintang. (c) dalam mekanika kuantum,
gelombang de Broglie yang menyatakan partikel sebagian dipantulkan dan sebagian
diteruskan (ditransmisikan). Ini berarti bahwa partikel mempunyai peluang untuk menembus
perintang.

140 5

96
Peluang partikel menorobos rintangan potensial
Analisis terperinci dari efek terobosan sangat menarik dan tidak terlalu sukar.
Marilah kita meninjau seberkas partikel identik
Di luar perintang
masing-masing berenergi kinetik K = E. Berkas itu datang dari
kiri
kiri perintang potensial yang tingginya V dan lebarnya L, seperti Gambar 6.5. Pada kedua sisi
perintang itu V = 0, ini berarti tidak ada yang beraksi pada partikel di situ. Dalam daerah ini
persamaan Schrodinger untuk partikel ( semuanya diberikan oleh fungsi gelombang
mengambil bentuk

Gambar 6.5. Gambaran Skematik dari Penerobosan melalui Perintang

2 I 2
+ EI = 0 ............................................................................................(6.33)
2 2
2 III 2
+ EIII = 0 ........................................................................................(6.34)
2 2

Pemecahan persamaan tersebut yang cocok dengan persoalan yang dibahas ialah :
I = A 1 + B 1 .....................................................................................(6.35)
III = F 1 + G 1 ....................................................................................(6.36)
Dengan
Bilangan gelombang 2 2
k1 = = = .......................................................................(6.37)
Di luar perintang

Menyatakan bilangan gelombang de Broglie memberikan partikel di luar perintang. Karena


= Cos + i Sin
= Cos - i Sin

141 5

96
Gelombang datang dan Berbagai suku dan persamaan (6.35) dan (6.36) tidak
pantul sukar ditafsirkan. Seperti yang ditunjukan secara skematik
1
Dalam Gambar 6.5, A ialah gelombang dengan amplitude A yang datang dari kiri
dalam
perintang. Jadi dapat kita tulis

Gelombang datang I+ = A 1 ............................................(6.38)


Gelombang pantul I = B 1 ............................................(6.39)
Sehingga : I = I+ + I ............................................(6.40)

Di dalam perintang Dalam daerah II persamaan Schrodinger partikel ialah

2 II 2
+ (E-V)II = 0 ...................................................................................(6.41)
2 2

Pemecahannya ialah

II = C + D ....................................................................................(6.42)
Dimana
2 ()
= ...................................................................................................(6.43)

Menyatakan bilangan gelombang di dalam perintang.


Karena E < V, merupakan bilangan imaginer, dan untuk memudahkan kita
mendefenisikan bilangan gelombang lain 2 dengan cara sebagai berikut:

Bilangan gelombang di 2 ()
2 = -i = ..............................................(6.44)
dalam peritang

Dinyatakan dalam 2 persamaan (6.42) untuk II menjadi

Fungsi gelombang di
II = C 2 + D 2 ..........................................(6.55)
dalam peritang

142 5

96
6.8. Osilator Harmonik
Tingkat energinya mempunyai perbedaan energi sama.
Gerak harmonik terjadi jika suatu sistem jenis
Gerak Harmonik
tertentu bergetar di sekitar konfigurasi setimbangnya.
Sistemnya bisa terdiri dari benda yang digantung
Sistemnya bisa pada
terdirisebuah pegasyang
dari benda ataudigantung
terapung pada
pada zat
cair, molekul dwiatom, sebuah atom dalam kisi kristal terdapat contoh banyak sekali dalam
dunia mikroskopik dan juga makroskopik.
Persyaratan supaya gerak harmonik terjadi adalah terdapatnya gaya pemulih yang
beraksi untuk mengembalikan ke konfigurasi setimbangnya jika sistem itu diganggu.
Kelembaman massa yang bersangkutan menyebabkan benda melampaui kedudukan
setimbangnya, sehingga sistem itu berosilasi terus menerus jika tidak terdapat proses
disipatif.

Gerak Harmonik sederhana Dalam kasus khusus gerak harmonik sederhana,


gaya pemulih F pada partikel ber-massa m ialah linear.
Ini berarti F berbanding lurus pada.....
pergeseran partikel x dari kedudukan setimbangnya dan
arahnya berlawanan. Sehingga:

Hukum Hooke F = - kx ..........................................................(6.56)

Hubungan ini biasanya disebut Hukum Hooke. Menurut hukum gerak kedua, F = ma, Jadi:
2
-kx = m 2
Osilator Harmonik 2
2
+x=0 .............................................................(6.57)

Terdapat berbagai cara untuk memecahkan persamaan (6.57). Salah satu yang mudah ialah:

x = A cos (2vt + ) .........................................................................................(6.58)

dengan
Frekuensi osilator 1
harmonik v =2 .............................................................(6.59)

merupakan frekuensi osilasi, A amplitudenya, dan harga , tetapan fase, bergantung besar
harga x pada saat t = 0.

Pentingnya osilator harmonik sederhana dalam


Mengapa osilator harmonik
sangat penting fisika klasik dan modern tidak terletak pada persyaratan
ketat bahwa gaya pemulih yang sebenarnya memenuhi
hukum
143 5

96
hukum Hooke untuk pernyataan bahwa gaya pemulihnya tereduksi agar memenuhi hukum
Hooke untuk pergeseran yang kecil. Sebagai hasilnya, setiap sistem yang melakukan getaran
kecil terhadap kedudukan setimbangnya berperilaku seperti osilator harmonik sederhana.
Fungsi energi potensial V(x) yang bersesuaian
Fungsi energi potensial
untuk hukum Hooke dengan hukum gaya Hooke dapat diperoleh dengan
menghitung kerja yang diperlukan untuk membawa
partikel
partikelnya dari x = 0 ke x = x terhadap gaya semacam itu. Hasilnya ialah:
1
V(x) = - 0 ( ) = k 0 = 2k 2 ..............................................................(6.60)

Dan hasil ini diplot dalam gambar 6.6. Kurva V(x) versus x merupakan parabola. Jika energi
osilator adalah E., partikelnya bergetar bolak-balik antara x = -A dan x = +A, dengan E dan A
1
berhubungan menurut persamaan E = 2k2.

Gambar 6.6. Energi potensial sebuah osilator harmonik berbanding lurus dengan 2 , dengan x
menyatakan pergeseran dari kedudukan setimbang. Amplitude A dari gerak itu ditentukan oleh
energi total E dari osilator tersebut yang secara klasik dapat mengambil harga berapa saja.

Osilator harmonik Bahkan sebelum kita melakukan perhitungan terperinci


Kuantum mekanis kita dapat menduga terdapat tiga macam modifikasi mekanika
kuantum pada gambaran klasik:
Tidak terdapat spektrum kontinu dari energi yang diizinkan, tetapi hanya ada spektrum
diskrit terdiri dari harga tertentu saja.
Energi terendah yang diperbolehkan bukan E = 0, tetapi terdapat harga minimum E = Eo
Terdapat peluang tertentu partikel yang dapat menembus sumur potensial dan
melewati batas A sampai +A

144 5

96
Penyederhanaan Persamaan Persamaan Schrodinger untuk osilator harmonik
Schrodinger dengan V = kx2 ialah:

2 2 1
+ (E- 2k 2 ) = 0 .................................................................................(6.61)
2 2

Untuk memudahkan, kita sederhanakan persamaan (6.61) dengan memperkenalkan kuantitas


tak berdimensi
1 1/2 2
y = ( ) x= ..................................................................................(6.62)

dan
2 2
= = ...................................................................................................(6.63)

Denagn v menyatakan frekuensi klasik osilasi yang ditentukan oleh persamaan (6.59). Dalam
melakukan substitusi ini, hal pokok yang kita lakukan ialah mengubah satuan x dan E dari
meter dan joule, menjadi tak-berdimensi.

Bagaimana tingkat energi Dinyatakan dalam y dan persamaan


diperoleh Schrodinger menjadi:

2
+ ( + 2) = 0 .......................................................................................(6.64)
2

Pemecahan persamaan yang dapat diterima dibatasi oleh persamaan 0 ketika y


supaya

2 dx = 1
Jika tidak memenuhi syarat itu maka fungsi gelombangnya tidak dapat memeriksa partikel
yang sesungguhnya. Sifat matematis persamaan (6.64) adalah sedemikian sehingga syarat
tersebut akan dipenuhi hanya jika
= 2n + 1 n = 0, 1, 2, 3, ...
Karena = 2E/hv menurut Persamaan (6.63), tingkat energi osilator harmonik yang
memiliki frekuensi klasik v diberikan oleh rumus

Tingkat energi 1
= ( + 2) hv n = 0, 1, 2, 3, ... ..............................(6.65)
osilator harmonik

Jadi energi sebuah osilator harmonik terkuantisasi dengan langkah hv.

145 5

96
Contoh Soal

1. Tentukan fungsi gelombang ternormalisasi bentuk tak bergantung waktu dari osilator
harmonik yang berada pada keadan dasar!
2. Sebuah elektron terperangkap dalam suatu daerah satu dimensi sepanjang 1,0x1010
(diameter khas atomik)
a. Berapa banyak energi yang harus dipasok untuk mengeksitasikan elektron dari
keadaan dasar ke keadaan eksitasi pertama?
b. Pada keadaan dasar, berapakah probabilitas untuk menemukan elektron dalam
daerah dari x=0,090 x 1010 hingga 0,110 x 1010 ?
c. Pada keadaan eksitiasi pertama, berapakah probabilitas untuk menemukan elektron
antara x=0 dan x=0,250 x 1010 ?
3. Perlihatkan bahwa nilai rata-rata dari x adalah L/2 dan tidak bergantung pada
keadaan kuantum.
Jawaban:
1. Fungsi gelombang tak bergantung waktu dari osilator harmonik yang berada pada
keadan dasar adalah
2
0 ( ) = 0 2
Syarat normalisasi adalah

|0 ()|2 = 1


0() 0 () = 1

2 2
0 2

0 2 = 1

2
0 2 = 1
2
0 2
2
=1

1
0 2 2 ( =1
2
1/4
0 = ( )

146 5

96
Dengan demikian, fungsi gelombang ternormalisasinya adalah
1/4 2
0 ( ) = ( ) 2

2
2 2 (1,05 x 1034.) (3,14)2
2. a. 0 = = = 6,0 1018 = 37 eV
22 2(9,1 1031 )(1010 )2
Pada keadaan dasar, energinya adalah 0 . Pada keadaan eksitasi pertama,
energinya adalah 40 . Jadi, beda energi yang harus dipasok adalah 30 atau 111
eV


b. Dari persamaan 2 ( ) = 2|( )|2
1 1
2 1 2 2
Probabilitas = 2 2 = 2 2 = ( sin )|
1 1 2 1
= 0,0038 = 0,38%

2 2
c. Probabilitas = 2 ( ) 2
1
1 4 2
= ( sin )|
4 1
= 0,25


3. Kita gunakan persamaan 2 dx, karena = 0 kecuali untuk 0 x
maka kita gunakan 0 dan L sebagai batas-batas integral sehingga
2
av = 0 (2 ) x dx

Bentuk ini dapat diintegralkan secara parsial, atau dicari pada tabel integral,
hasilnya adalah

av = 2

Perhatikan bahwa, sebagaimana dikehendaki hasil ini tidak bergantung pada n.


Jadi pengukuran rata-rata kedudukan partikel tidak menghasilkan informasi
mengenai keadaan kuantumnya.

147 5

138
Rangkuman

Rangkuman
1. Perbedaan pokok antara mekanika (Newton) dan mekanika kuantum yaitu dalam
mekanika kuantum ketentuan tentang karateristik masa depan seperti pada mekanika
Newton tidak mungkin diperoleh, karena kedudukan dan momentum awal partikel
tidak dapat diperoleh dengan ketelitian yang cukup.
2. Persamaan gelombang harus memenuhi persyaratan, fungsi gelombang harus

memenuhi dx = 1
3. Persamaan Schrodinger bergantung waktu dalam satu dimensi
2 2
I = - 2 +V
2

Persamaan Schrodinger bergantung waktu dalam tiga dimensi


2 2 2 2
I = - 2 ( 2 + + ) + V
2 2

4. Harga ekspektasi

G() = G()2 dx
5. Persamaan Schrodinger bebas waktu dalam satu dimensi
2 2
+ (E V) = 0
2 2

Persamaan Schrodinger bebas waktu dalam tiga dimensi


2 2 2 2
+ + (E V) = 0
2 2 2 2

6. Partikel dalam kotak


2 22
En = n = 1, 2,3, ...
22

Fungsi gelombang sebuah partikel dalam kotak yang berenergi En ialah



n = A sin x

7. Dalam mekanika kuantum terdapat peluang tertentu, tidak terlalu besar, namun
tidak nol, bahwa partikel itu dapat melalui energi perintang walaupun E < V.
Walaupun partikel itu tidak memiliki energi cukup untuk memanjat perintang,
namun partikel itu dapat menerobos melaluinya.
8. Gerak harmonik terjadi jika suatu sistem jenis tertentu bergetar di sekitar
konfigurasi setimbangnya. Tingkat energi osilator harmonik:
1
= ( + 2) hv n = 0, 1, 2, 3, .

9.
148 5

138
Soal-soal
1. Nyatakan berbagai persyaratan suatu fungsi gelombang.
Soal-soal
2. Seperti telah diperlihatkan dalam Bab ini, harga ekspektasi partikel yang
terperangkap dalam kotak yang lebarnya L ialah L/2. Ini berarti kedudukan rata-
ratanya ada di tengah kotak. Carilah harga ekspektasi 2
3. Berkas elektron tiba pada perintang yang tingginya 5 eV dan lebarnya 0,2 nm.
Berapakah energi elektron supaya dapat menembus perintang tersebut?
4. Tentukan fungsi gelombang tak bergantung waktu dari osilator harmonik pada
keadaan tereksitasi pertama, kemudian lakukan normalisasi terhadap fungsi
gelombang tersebut
5. Apakah peranan prinsip ketaktentuan pada energi titik nol harmonik?

6. Nyatakan berbagai persyaratan suatu fungsi gelombang.


7. Seperti telah diperlihatkan dalam Bab ini, harga ekspektasi partikel yang
terperangkap dalam kotak yang lebarnya L ialah L/2. Ini berarti kedudukan rata-
ratanya ada di tengah kotak. Carilah harga ekspektasi 2
8. Berkas elektron tiba pada perintang yang tingginya 5 eV dan lebarnya 0,2 nm.
Berapakah energi elektron supaya dapat menembus perintang tersebut?
9. Tentukan fungsi gelombang tak bergantung waktu dari osilator harmonik pada
keadaan tereksitasi pertama, kemudian lakukan normalisasi terhadap fungsi
gelombang tersebut
10. Apakah peranan prinsip ketaktentuan pada energi titik nol harmonik?

149 5

96

Anda mungkin juga menyukai