Anda di halaman 1dari 10

Nama : Maulana Yusuf

NIM : 1603246
Mata Kuliah : Struktur dan Kereaktivan Senyawa Anorganik

Fungsi Gelombang dan Probabilitas Menemukan Partikel


Pada efek fotolistrik, intensitas cahaya (kuadrat dari amplitude gelombang
elektromagnetik) yang semakin meningkat akan semakin meningkatkan jumlah foton secara
linier. Dinyatakan kemudian bahwa jumlah foton adalah sebanding dengan kuadrat dari
amplitude. Pada tahun 1926, Born memperluas ide ini dengan mengusulkan bahwa kuadrat
dari nilai absolut dari fungsi gelombang adalah sebanding dengan probabilitas untuk
mendapatkan partikel tersebut. Nilai absolut harus digunakan untuk persamaan gelombang
karena gelombang dapat berupa sebuah fungsi kompleks dan bukan hanya sebuah fungsi yang
riil. Kuadrat dari nilai absolut sebuah fungsi gelombang kompleks diperoleh dengan
persamaan berikut.
2 =

Dengan sebagai konjugat kompleks dari dan ini diberikan melalui penggantian yang
sederhana dari setiap unit imajiner i yang terdapat pada ekspresi matematik dengan i.
= (ii)
Probabilitas untuk menemukan sebuah partikel yang bergerak sepanjang sumbu x pada

suatu daerah tertentu antara x dan x + dx dinyatakan sebagai dengan menggunakan

fungsi gelombang . Karena probabilitas untuk menemukan partikel pada daerah antara
x = - hingga x = + adalah sama dengan 1, maka integral berikut harus sama dengan 1.
Ini disebut sebagai kondisi renormalisasi dari sebuah fungsi gelombang. Jika kondisi
ini dipenuhi, maka fungsi gelombang tersebut dikatakan ternormalisasi.
Ketika sebuah fungsi gelombang merupakan solusi dari persamaan (1.35), setiap
perkalian dari fungsi gelombang tersebut dengan konstanta yang sembarang juga akan
menghasilkan fungsi gelombang yang menjadi solusi dari persamaan (1.35). Solusi-solusi dari
persamaan gelombang karenanya dikatakan bersifat sembarang terhadap konstanta. Kondisi
renormalisasi menghilangkan sifat kesembarangan dari fungsi gelombang kecuali terhadap
tandanya. Dalam kasus fungsi gelombang kompleks, makna ganda terhadap faktor fasa

dengan tidak akan berubah. Akan tetapi, faktor fasa tidak akan merubah kuadrat dari nilai
absolut dan arti fisis dari persamaan gelombang tidak relevan dengan faktor fasa. Dengan
demikian. Kita boleh memilih nilai secara sembarang nilai dari faktor fasa, sebagai contoh
dapat dipilih sama dengan 0.
Karena turunan pertama dari fungsi gelombang ini berhubungan dengan energi E dan
momentum p menurut persamaan (1.28)(1.29), fungsi gelombang yang menyatakan sebuah
keadaan dengan energi yang finit dan momentum yang harus bersifat kontinyu terhadap
waktu dan posisi. Ini adalah sifat yang penting dari fungsi gelombang yang dapat diterima dan
tidak dapat diabaikan ketika kita memerlukan untuk mendapatkan sebuah fungsi gelombang
dengan memecahkan persamaan gelombang. Sebelum mengakhiri bagian ini, adalah penting
untuk mencatat bahwa pentingnya persamaan gelombang pada mekanika kuantum.
(1) Keadaan dari sebuah sistem dinyatakan dengan fungsi gelombang.
(2) Probabilitas sebiuah partikel akan ditemukan pada sebuah posisi adalah sebanding
dengan kuadrat dari nilai absolut persamaan gelombang.
(3) Fungsi gelombang akan memiliki perubahan terhadap waktu mengikuti persamaan.

ih =
t

Sebuah Partikel Dalam Kotak Satu Dimensi


Sebagai pendahuluan dalam menentukan gambaran statistik sistem partikel maka kita tinjau
keadaan yang paling sederhana yaitu suatu sistem dengan 1 partikel dalam kotak 1 dimensi.
Tujuan kita adalah mendapatkan gambaran untuk menjelaskan karakteristik partikel dalam
kotak 1 dimensi. (Dilakukan dalam kotak karena dalam kotak aspek dimensinya justru akan
memudahkan perhitungan lebih lanjut walaupun dalam kenyataannnya partikel tidak selalu
berada dalam kotak).

Gambar 1. Partikel dalam kotak 1 dimensi


Kotak yang ditinjau adalah kotak 1 dimensi kemudian setelah itu dengan melihat
prinsip yang ada dalam kotak 1 dimensi, dengan mudah kita dapat menentukan partikel dalam
kotak 3 dimensi. Dari sini dapat ditentukan harga fungsi energi f(E) berdasarkan variabel pada
sistem yang terdefinisi. Perhatikan gambar 4.1. Syarat batas yang diberikan adalah partikel
berada dalam kotak 1 dimensi, berarti partikel hanya ada pada daerah L < x< 0 dan tidak pada
batas x=0 dan x=L. Dengan adanya pernyataan dualisme gelombang yang dicetuskan oleh De
Broglie bahwa selain memiliki sifat partikel juga memiliki sifat gelombang maka keberadaan
partikel dalam kotak dapat dinyatakan dalam persamaan gelombang:
A= A sin kx
Jika partikel terdapat dalam kotak yang panjangnya L, maka syarat batas memenuhi:

dengan syarat di atas berarti A 0, maka syarat persamaan (4.2) memberikan nilai sin kl = 0;
yakni ketika sin kl = sin np.

Jika k menyatakan bilangan gelombang, maka akan diperoleh : kl = np

Dari persamaan di atas dapat dianalisis bahwa panjang kotak agar kita dapat menemukan
partikel yang didefinisikan dalam sistem tersebut adalah () L = n. 1 , maka L harus
merupakan kelipatan-kelipatan dari panjang gelombang. Bagaimana mendapatkan
persamaan energi sistem tersebut? Hal ini dapat dilakukan dengan menentukan fungsi energi.
Kita tinjau harga momentum yang dimiliki.
Gambar 2. Ilustrasi panjang kotak 1 D berkaitan dengan l partikel oleh De Broglie dapat
dinyatakan dengan

Pernyataan lain mengenai energi kinetik partikel (jika interaksi antar partikel diabaikan) E =
mv2, dalam bentuk momentum energi tersebut dapat dinyatakan dengan :

Sehingga

Terlihat pada pers. (4.6) bahwa harga E ini bergantung pada n. Penurunan harga energi ini
juga dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan Schroedinger yaitu dengan:

Jika kita menginginkan suatu fungsi energi f(E), maka berdasarkan pers.(4.6) dapat diambil
kesimpulan bahwa fungsi energi yang dimaksud adalah:
Pers. (4.7) menunjukkan bahwa variabel n merupakan harga yang ditentukan oleh nilai E, jika

variabel lainnya kita anggap konstan , sehingga pengamatan kita pada sistem seperti
ini sangat ditentukan oleh harga rentang energi yang diberikan.
Partikel dalam kotak satu dimensi berarti partikel yang lintasan gerakannya berupa
garis lurus, dengan pembatas di kedua ujung. Untuk pembahasan kita, digunakan asumsi: (1)
gerak tanpa gesekan, (2) batas di kedua ujung tak tertembus, (3) partikel tidak berada dalam
medan potensial selama geraknya dalam kotak. Penyelesaian tahap-demi-tahap dengan
formalisme Schrodinger tak-bergantungwaktu:

1. Tulis ungkapan energi total menurut mekanika klasik

ketika berada di dalam kotak. Lambang energi total dapat ditulis sebagai H.

2. Ubah ungkapan energi total menjadi operator energi total (yang disebut operator
hamiltonian) dengan menggunakan postulat Schrodinger
tentang operator

3. Menurut postulat Schrodinger yang lain, partikel akan memenuhi persamaan

sehingga diperoleh persamaan (diferensial) Schrodinger tak-bergantung waktu. Dengan


sedikit penyusunan ulang, diperoleh

4. Cari solusi persamaan diferensial Schrodinger. Sementara kita gunakan fungsi sederhana
dengan penalaran sederhana. Solusi yang mungkin untuk persamaan tersebut adalah:
5. Berdasarkan sifat fungsi gelombang yang harus bersifat kontinu, maka nilai fungsi
gelombang di tepi kotak harus sama dilihat dari sudut pandang luar-kotak atau dalam-kotak.
Berdasarkan hal ini, maka salah satu fungsi yang memenuhi syarat tersebut di ujung kiri

adalah = Asin kx. Fungsi ini memenuhi "syarat batas" ujung kiri, yaitu (0) = 0.
Syaratbatas ujung kanan harus pula dipenuhi, yaitu :

Agar ini terpenuhi, maka ka = Yang menarik, dari syarat batas ini, kita bisa
membuktikan bahwa sistem kuantum menghasilkan
energi yang terkuantisasi.

6. Nilai A dapat ditentukan berdasarkan pengetahuan bahwa kebolehjadian untuk menemukan


partikel dalam kotak (antara x = 0 hingga x = a
adalah 1.

Proses menentukan nilai A, yaitu nilai koefisien di depan fungsi gelombang, disebut sebagai
"normalisasi" atau "penormalan".

Persamaan Schrodinger dapat diperoleh dengan berbagai cara, tetapi semuanya


mengandung kelemahan yang sama yaitu persamaan tersebut tidak dapat diturunkan secara
ketat dari prinsip fisis yang ada karena persamaan itu sendiri menyatakan sesuatu yang baru
dan dianggap sebagai satu postulat dari mekanika kuantum, yang dinilai kebenarannya atas
dasar hasil-hasil yang diturunkan darinya.
Persamaan Schrodinger diperoleh mulai dari fungsi gelombang partikel yang bergerak
bebas. Perluasan persamaan Schrodinger untuk kasus khusus partikel bebas (potensial V =
konstan) ke kasus umum dengan sebuah partikel yang mengalami gaya sembarang yang
berubah terhadap ruang dan waktu merupakan suatu kemungkinan yang bisa ditempuh, tetapi
tidak ada satu cara pun yang membuktikan bahwa perluasan itu benar.
Yang bisa kita lakukan hanyalah mengambil postulat bahwa persamaan Schrodinger
berlaku untuk berbagai situasi fisis dan membandingkan hasilnya dengan hasil eksperimen.
Jika hasilnya cocok, maka postulat yang terkait dalam persamaan Schrodinger sah, jika tidak
cocok, postulatnya harus dibuang dan pendekatan yang lain harus dijajaki.

2
2 (Persamaan Schrodinger bergantung
i = +V
t 2 m x2 waktu dalam satu dimensi)

(Persamaan Schrodinger
2 2 2 2 bergantung waktu dalam tiga
i

t
= (+ +
2 m x2 y2 z2
+V ) dimensi)

dimana energi potensial partikel V merupakan fungsi dari x, y, z dan t.

Dalam kenyataanya, persamaan Schrodinger telah menghasilkan ramalan yang sangat


tepat mengenai hasil eksperimen yang diperoleh. Pada rumus terakhir diatas hanya bisa
dipakai untuk persoalan non relativistik dan rumusan yang lebih rumit jika kelajuan partikel
yang mendekati cahaya terkait.
Karena persamaan itu bersesuaian dengan eksperimen dalam batas batas berlakunya,
kita harus mengakui bahwa persamaan Schrodinger menyatakan suatu postulat yang berhasil
mengenai aspek tertentu dari dunia fisis.
Betapapun sukses yang diperoleh persamaan Schrodinger, persamaan ini tetap
merupakan postulat yang tidak dapat diturunkan dari beberapa prinsip lain, dan masing
masing merupakan rampatan pokok, tidak lebih atau kurang sah daripada data empiris yang
merupakan landasan akhir dari postulat itu. Penjabaran Persamaan Schrodinger bergantung
waktu
~ (identik) dengan y dalam gerak gelombang umum
: menggambarkan keadaan gelombang kompleks yang tak dapat terukur
x
i(t v )
= A e , = 2f, V =f
x
2 i( ft )
maka =A e ,
energi totalnya

hc h 2 2
E=h = , dengan = p = p , p=
E E
F= h = 2
Persamaan gelombangnya menjadi
i
( h )( Et px )
= Ae
2 2 i 2 i
( )( Et px ) p ( )( Et px )

2
= 2 ( Ae )= 2 [ Ae ]
x x
2 2
p ( )( Et px )
i
p
=iA e 2
= 2
x jadi x

i
=
t
Kita tahu bahwa energi total
E= Ek+Ep (non relativistik)
2
p
+V
= 2m ; dikali dengan
p2 iE
=
+V
E= 2 m , karena t , maka

E= i t
2 2
p
2
= 2
x

2
p2 =2
x2
2
2
= +V
- i t 2m x 2

i i
i 2=1 =
sehingga menjadi : (1 ) 1
2
2 2
i = +V
t 2m x
(persamaan schrodinger bergantung waktu dalam satu dimensi

Persamaan Schrodinger tak bergantung waktu


Dalam banyak situasi energi potensial sebuah partikel tidak bergantung dari waktu
secara eksplisit, gaya yang bereaksi padanya, jadi juga V, hanya berubah terhadap kedudukan
partikel.Jika hal itu benar, persamaan Schrodinger dapat disederhanakan dengan meniadakan
ketergantungan terhadap waktu t. Fungsi gelombang partikel bebas dapat ditulis
= Ae-(i/)(Et px) = Ae-( iE/ )te+(ip/)x
= e-(iE/)t
ini berarti, merupakan perkalian dari fungsi bergantung waktu e-(iE/h)t dan fungsi
yang bergantung kedudukan . Kenyataanya, perubahan terhadap waktu dari semua fungsi
partikel yang mengalami aksi dari gaya jenuh mempunyai bentuk yang sama seperti pada
partikel bebas
Persamaan keadaan jenuh schrodinger dalam satu dimensi
2
2m
+ ( EV ) =0
x2 2
Memodelkan sistem dengan fungsi energi potensial:
Hamiltonian klasik:
Hamiltonian kuantum:
Persamaan diferensial Schrdinger bebas waktu:
Solusi persamaan tersebut:
n
n ( x ) = A sin x
a
2 mE
( x ) = A sin k x = A sin x
h2

Syarat batas:
n2 h 2
En =
8ma 2
Normalisasi:
Kebolehjadian untuk menemukan partikel di dalam kotak haruslah sama dengan 1.
Berdasarkan prinsip kimia kuantum, kebolehjadian untuk menemukan partikel adalah
a
P= * ( x ) ( x ) dx = 1
0

Karena solusi persamaan Schrdinger berupa fungsi nyata, kita dapat tuliskan:
a
P= 2 ( x ) dx = 1
0 A
1a

P = 2 ( x ) dx = kebolehjadian untuk menemukan partikel antara x = 0 dan x =


2 1
2 a
0

Nilai rata-rata besaran Y adalah


a

Y =
( x ) Y ( x ) dx
0
a
( x ) dx
2
0

(jika fungsi gelombang tidak mengandung bilangan kompleks)


a
( x ) Y ( x ) dx
*

Y = 0
a
( x ) ( x ) dx
*
0

Anda mungkin juga menyukai