NIM : 1603246
Mata Kuliah : Struktur dan Kereaktivan Senyawa Anorganik
fungsi gelombang . Karena probabilitas untuk menemukan partikel pada daerah antara
x = - hingga x = + adalah sama dengan 1, maka integral berikut harus sama dengan 1.
Ini disebut sebagai kondisi renormalisasi dari sebuah fungsi gelombang. Jika kondisi
ini dipenuhi, maka fungsi gelombang tersebut dikatakan ternormalisasi.
Ketika sebuah fungsi gelombang merupakan solusi dari persamaan (1.35), setiap
perkalian dari fungsi gelombang tersebut dengan konstanta yang sembarang juga akan
menghasilkan fungsi gelombang yang menjadi solusi dari persamaan (1.35). Solusi-solusi dari
persamaan gelombang karenanya dikatakan bersifat sembarang terhadap konstanta. Kondisi
renormalisasi menghilangkan sifat kesembarangan dari fungsi gelombang kecuali terhadap
tandanya. Dalam kasus fungsi gelombang kompleks, makna ganda terhadap faktor fasa
dengan tidak akan berubah. Akan tetapi, faktor fasa tidak akan merubah kuadrat dari nilai
absolut dan arti fisis dari persamaan gelombang tidak relevan dengan faktor fasa. Dengan
demikian. Kita boleh memilih nilai secara sembarang nilai dari faktor fasa, sebagai contoh
dapat dipilih sama dengan 0.
Karena turunan pertama dari fungsi gelombang ini berhubungan dengan energi E dan
momentum p menurut persamaan (1.28)(1.29), fungsi gelombang yang menyatakan sebuah
keadaan dengan energi yang finit dan momentum yang harus bersifat kontinyu terhadap
waktu dan posisi. Ini adalah sifat yang penting dari fungsi gelombang yang dapat diterima dan
tidak dapat diabaikan ketika kita memerlukan untuk mendapatkan sebuah fungsi gelombang
dengan memecahkan persamaan gelombang. Sebelum mengakhiri bagian ini, adalah penting
untuk mencatat bahwa pentingnya persamaan gelombang pada mekanika kuantum.
(1) Keadaan dari sebuah sistem dinyatakan dengan fungsi gelombang.
(2) Probabilitas sebiuah partikel akan ditemukan pada sebuah posisi adalah sebanding
dengan kuadrat dari nilai absolut persamaan gelombang.
(3) Fungsi gelombang akan memiliki perubahan terhadap waktu mengikuti persamaan.
ih =
t
dengan syarat di atas berarti A 0, maka syarat persamaan (4.2) memberikan nilai sin kl = 0;
yakni ketika sin kl = sin np.
Dari persamaan di atas dapat dianalisis bahwa panjang kotak agar kita dapat menemukan
partikel yang didefinisikan dalam sistem tersebut adalah () L = n. 1 , maka L harus
merupakan kelipatan-kelipatan dari panjang gelombang. Bagaimana mendapatkan
persamaan energi sistem tersebut? Hal ini dapat dilakukan dengan menentukan fungsi energi.
Kita tinjau harga momentum yang dimiliki.
Gambar 2. Ilustrasi panjang kotak 1 D berkaitan dengan l partikel oleh De Broglie dapat
dinyatakan dengan
Pernyataan lain mengenai energi kinetik partikel (jika interaksi antar partikel diabaikan) E =
mv2, dalam bentuk momentum energi tersebut dapat dinyatakan dengan :
Sehingga
Terlihat pada pers. (4.6) bahwa harga E ini bergantung pada n. Penurunan harga energi ini
juga dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan Schroedinger yaitu dengan:
Jika kita menginginkan suatu fungsi energi f(E), maka berdasarkan pers.(4.6) dapat diambil
kesimpulan bahwa fungsi energi yang dimaksud adalah:
Pers. (4.7) menunjukkan bahwa variabel n merupakan harga yang ditentukan oleh nilai E, jika
variabel lainnya kita anggap konstan , sehingga pengamatan kita pada sistem seperti
ini sangat ditentukan oleh harga rentang energi yang diberikan.
Partikel dalam kotak satu dimensi berarti partikel yang lintasan gerakannya berupa
garis lurus, dengan pembatas di kedua ujung. Untuk pembahasan kita, digunakan asumsi: (1)
gerak tanpa gesekan, (2) batas di kedua ujung tak tertembus, (3) partikel tidak berada dalam
medan potensial selama geraknya dalam kotak. Penyelesaian tahap-demi-tahap dengan
formalisme Schrodinger tak-bergantungwaktu:
ketika berada di dalam kotak. Lambang energi total dapat ditulis sebagai H.
2. Ubah ungkapan energi total menjadi operator energi total (yang disebut operator
hamiltonian) dengan menggunakan postulat Schrodinger
tentang operator
4. Cari solusi persamaan diferensial Schrodinger. Sementara kita gunakan fungsi sederhana
dengan penalaran sederhana. Solusi yang mungkin untuk persamaan tersebut adalah:
5. Berdasarkan sifat fungsi gelombang yang harus bersifat kontinu, maka nilai fungsi
gelombang di tepi kotak harus sama dilihat dari sudut pandang luar-kotak atau dalam-kotak.
Berdasarkan hal ini, maka salah satu fungsi yang memenuhi syarat tersebut di ujung kiri
adalah = Asin kx. Fungsi ini memenuhi "syarat batas" ujung kiri, yaitu (0) = 0.
Syaratbatas ujung kanan harus pula dipenuhi, yaitu :
Agar ini terpenuhi, maka ka = Yang menarik, dari syarat batas ini, kita bisa
membuktikan bahwa sistem kuantum menghasilkan
energi yang terkuantisasi.
Proses menentukan nilai A, yaitu nilai koefisien di depan fungsi gelombang, disebut sebagai
"normalisasi" atau "penormalan".
2
2 (Persamaan Schrodinger bergantung
i = +V
t 2 m x2 waktu dalam satu dimensi)
(Persamaan Schrodinger
2 2 2 2 bergantung waktu dalam tiga
i
t
= (+ +
2 m x2 y2 z2
+V ) dimensi)
hc h 2 2
E=h = , dengan = p = p , p=
E E
F= h = 2
Persamaan gelombangnya menjadi
i
( h )( Et px )
= Ae
2 2 i 2 i
( )( Et px ) p ( )( Et px )
2
= 2 ( Ae )= 2 [ Ae ]
x x
2 2
p ( )( Et px )
i
p
=iA e 2
= 2
x jadi x
i
=
t
Kita tahu bahwa energi total
E= Ek+Ep (non relativistik)
2
p
+V
= 2m ; dikali dengan
p2 iE
=
+V
E= 2 m , karena t , maka
E= i t
2 2
p
2
= 2
x
2
p2 =2
x2
2
2
= +V
- i t 2m x 2
i i
i 2=1 =
sehingga menjadi : (1 ) 1
2
2 2
i = +V
t 2m x
(persamaan schrodinger bergantung waktu dalam satu dimensi
Syarat batas:
n2 h 2
En =
8ma 2
Normalisasi:
Kebolehjadian untuk menemukan partikel di dalam kotak haruslah sama dengan 1.
Berdasarkan prinsip kimia kuantum, kebolehjadian untuk menemukan partikel adalah
a
P= * ( x ) ( x ) dx = 1
0
Karena solusi persamaan Schrdinger berupa fungsi nyata, kita dapat tuliskan:
a
P= 2 ( x ) dx = 1
0 A
1a
Y =
( x ) Y ( x ) dx
0
a
( x ) dx
2
0
Y = 0
a
( x ) ( x ) dx
*
0