Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH FISIKA KUANTUM

tentang
KEADAAN STASIONER PADA POTENSIAL TANGGUL DAN
POTENSIAL SUMUR

KELOMPOK 5:
1. INDAH LESTARI (2130107007)
2. YULIA OKTAVIONA (2130107011)
3. MUHAMMAD ABDUL AZRI (2130107013)

DOSEN PENGAMPU:
HADIYATI IDRUS, M.SC

PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAHMUD YUNUS
BATUSANGKAR
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, untuk setiap
rahmat-Nya yang mengiringi penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik dan tepat waktu.

Makalah ini berjudul Potensial Tanggul dan Potensial Sumur. Makalah ini
sebagai bagian dalam tugas mata kuliah Fisika Kuantum di Universitas Islam
Negeri Mahmud Yunus Batusangkar. Makalah ini berisikan tentang materi
Potensial Tanggul dan Potensial Sumur. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca terutama mahasiswa/i calon pendidik sebagai pedoman dalam
meningkatkan kualitas belajar mengajar. Penulis juga sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca terhadap tulisan ini. Saran dan kritik
tersebut sebagai bahan bagi penulis untuk perbaikan tulisan ini di kemudian hari.

Batusangkar, November 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Didalam fisika kuantum, kita


telah mengenal berbagai
macam sistem –
sistem kuantum. Mulai dari
yang sederhana hingga yang
rumit. Terkadang
meskipun didalam bentuk yang
sederhana beberapa orang akan
sulit untuk
membayangkan dan
melakukan perhitungan yang
ada didalam sistem
kuantum tersebut.
Gelomb
Jika energi potensial partikel merupakan suatu konstanta, artinya tidak bergantung pada
posisinya, maka partikel tersebut dalam keadaan bebas dalam arti tidak mengalami gaya. Dalam
hal ini ada dua kemungkinan keadaan gerak partikel, yaitu diam atau bergerak lurus beraturan.
Kasus pertama, yaitu partikel dalam keadaan diam tidak penting untuk ditelaah lebih lanjut
sehingga kita hanya akan membicarakan kasus kedua saja, yaitu partikel dalam keadaan bergerak
lurus beraturan. Tidak ada partikel yang dalam keadaan bebas di seluruh ruang. Yang ada adalah
ia bebas dalam ruang yang terbatas. Ini berarti bahwa potensial konstan hanya ada dalam interval
ruang tertentu. Potensial yang dalam interval tertentu berupa suatu konstanta dan dalam interval
lainnya berupa konstanta lain disebut potensial kotak. Jika hanya ada satu kali perubahan (misal
di x < 0 bernilai V0 dan di x > 0 bernilai V1) disebut potensial undak. Jika ada dua kali
perubahan disebut potensial tanggul atau potensial sumur, bergantung apakah plotnya berupa
tanggul atau berupa sumur.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana aplikasi keadaan stasioner pada potensial tanggul?

2. Bagaimana aplikasi keadaan stasioner pada potensial sumur?

C. Tujuan Makalah

1. Menjelaskan aplikasi keadaan stasioner pada potensial tanggul

2. Menjelaskan aplikasi keadaan stasioner pada potensial sumur

BAB II
PEMBAHASAN
A. Potensial Tanggul
Aplikasi persamaan Schrondinger dalam banyak hal akan berkaitan dengan energi
potensial, yaitu besaran yang merupakan fungsi posisi dan tidak merupakan fungsi waktu.
Perhatian kita tertuju pada keberadaan partikel dari waktu ke waktu, melainkan tertuju pada
kemungkinan berada dalam selang waktu yang cukup Panjang. Jadi jika factor waktu dapat
dipisahkan dari fungsi gelombang, maka hal itu akan menyederhanakan persoalan.
Persamaan Schrondinger satu dimensi dapat dituliskan sebagai berikut:
2
−h2 1 ∂ ψ ( x )
+ Vp ( x )=E
2m ψ ( x ) ∂ x 2

Solusi dari persamaan bersesuaian dengan persamaan diferensial biasa orde dua dengan solusi
umum sebagai berikut:
ikx −ikx
ψ ( x )=Ae + Be
Persamaan tersebut dapat dimaknai sebagai representasi sebuah gelombang yang merambat kea
rah sumbu x positif dan sumbu x negative, dengan k adalah bilangan gelombang.
Salah satu aplikasi persamaan Schrondinger pada sistem potensial, yaitu: potensial
tanggul (potensial hakang persegi), misalkan sebuah partikel bermassa m, berenergi E < V, lebar
potensial tanggul a. Untuk menyelesaikan persamaan Schrondinger pada kasus tersebut, kita
perlu membagi solusi daerah potensial tanggul menjadi tiga daerah, yaitu x < 0 sebagai daerah I,
0 < x < a sebagai daerah II dan x > a sebagai daerah III.

Untuk E > V0, persamaan Schrondinger bebas waktu di daerah I, II dan III sama bentuknya.
Dengan demikian penyelesaian umum persamaan Schrondinger bebas waktu daerah I, II, dan III
semuanya merupakan fungsi harmonis kompleks sebagai berikut.
Dengan,

Jika diandaikan partikel bergerak ke kanan dari x < 0 maka, kita harus mengisikan C2 =
0. Selanjutnya, dengan menerapkan syarat kontinuitas ψ ( x ) dan d ψ (x)/ dx di x = 0 diperoleh.

Dari persamaan diperoleh hubungan

Persamaan diatas memberikan batasan untuk nilai A sampai C, semua tetapan dinyatakan
dalam C1. Dengan menggunakan persamaan tersebut penyelesaian umum berubah menjadi
penyelesaian khusus.

Dari persamaan dapat ditemukan plot komponen real fungsi eigen


Sekarang kita hitung koefisien transmisi dan refleksinya. Dari persamaan diperoleh
koefisien refleksi sebesar:

Dari koefisien transmisi sebesar

Dengan mengisi nilai k1 dan k2 sebagaimana didefiniskan dalam persamaan diperoleh

Persamaan diatas menunjukan bahwa, untuk nilai E dan V 0 tertentu, koefesien transmisi
bergantung secara periodik terhadap lebar tanggul α . Nilai maksimum T adalah 1, dan ini terjadi

jika α =
h
√ 2 m(E−V 0 ) dengan n sebarang bilang bulat positif. Dikatakan bahwa partikel
yang datang mengenai tanggul dengan mudah (pasti) diteruskan. Nilai minimum koefisien
transmisi sebesar :
4 E(E−V 0 )
2
4 E ( E−V 0 ) +V 0
Yang menunjukan bahwa selalu ada peluang bagi partikel untuk diteruskan. Ketika tidak
terjadi resonansi transmisi, gelombang yang merambat kekanan (yang diteruskan dari x = 0) dan
gelombang yang merambat kekiri (yang dipantulkan dititik x = α ) saling melemahkan.
Akibatnya amplitudo gelombang yang sampai di daerah III menjadi berkurang.

B. Potensial Sumur

Telaah kita batasi pada keadaan terikat, artinya gerak partikel dibatasi pada ruang
tertentu. Berdasarkan plot potensial pada gambar, keadaan terikat terjadi jika energi total partikel
memenuhi ketaksamaan V0 < E < 0. Dalam hal ini partikel hanya mungkin bergerak di sekitar
interval x = a/2 sampai x = a/2. Jika energi partikel lebih dari nol maka partikel dapat bergerak
dari  sampai dengan +, dan partikel dikatakan dalam keadaan bebas.

Persamaan Schrödinger bebas waktu di masing-masing daerah adalah sebagai berikut. Di


daerah I dan III:

Di daerah II :
Penyelesaian umum kedua persamaan:

Agar fungsi eigen yang didapat berhingga di mana-mana maka kita harus menetapkan
A2 = C1 = 0. Selanjutnya, dari syarat kontinuitas di x = a/2 didapatkan hubungan

dan dari syarat kontinuitas di x = a/2 didapatkan hubungan

Dari Persamaan didapatkan hubungan

dan dari Persamaan didapatkan hubungan

Akhirnya, dari Persamaan diperoleh hubungan

Ungkapan tersebut menunjukkan bahwa agar penyelesaian persamaan Schrödinger


memenuhi syarat sebagai fungsi eigen (bernilai berhingga dan kontinu di mana-mana) maka
tetapan  dan k harus memenuhi Persamaan. Karena kedua tetapan itu bergantung pada E maka
ungkapan tadi juga menunjukkan bahwa energi total partikel tidak boleh sebarang. Sekarang
marilah kita hitung berapa saja energi yang diijinkan tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aplikasi persamaan Schrondinger dalam banyak hal akan berkaitan dengan energi
potensial, yaitu besaran yang merupakan fungsi posisi dan tidak merupakan fungsi waktu.
Perhatian kita tertuju pada keberadaan partikel dari waktu ke waktu, melainkan tertuju pada
kemungkinan berada dalam selang waktu yang cukup Panjang. Jadi jika factor waktu dapat
dipisahkan dari fungsi gelombang, maka hal itu akan menyederhanakan persoalan.
Persamaan Schrondinger satu dimensi dapat dituliskan sebagai berikut:
2
−h2 1 ∂ ψ ( x )
+ Vp ( x )=E
2m ψ ( x ) ∂ x 2

Solusi dari persamaan bersesuaian dengan persamaan diferensial biasa orde dua dengan
solusi umum sebagai berikut:
ikx −ikx
ψ ( x )=Ae + Be
Persamaan tersebut dapat dimaknai sebagai representasi sebuah gelombang yang
merambat kea rah sumbu x positif dan sumbu x negative, dengan k adalah bilangan gelombang.
Gerak partikel dibatasi pada ruang tertentu. Berdasarkan plot potensial pada gambar,
keadaan terikat terjadi jika energi total partikel memenuhi ketaksamaan V0 < E < 0. Dalam hal
ini partikel hanya mungkin bergerak di sekitar interval x = a/2 sampai x = a/2. Jika energi
partikel lebih dari nol maka partikel dapat bergerak dari  sampai dengan +, dan partikel
dikatakan dalam keadaan bebas.
B. Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat kami
harapkan dari pembaca sekalian. Kemudian, kami juga berharap agar pembaca dapat melengkapi
kekurangan dari makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai