Disusun oleh:
UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PEDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1 Untuk mengetahui bentuk persamaan Schrodinger
2 Untuk mengetahui bagaimana yang dimaksud dengan sumur potensial
3 Untuk mengetahui persamaan Schrodinger dalam Sumur Potensial
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
bagi situasi fisis yang sebenarnya). Namun demikian, berbagai kasus
sederhana ini cukup bermanfaat dalam memberikan gambaran tentang teknik
umum pemecahan persamaan Schrodinger yang akan dibahas dalam bab ini.
Kita bayangkan sejenak bahwa kita adalah Erwin Schrodinger dan
sedang meneliti suatu persamaan diferensial yang akan menghasilkan
pemecahan yang sesuai bagi fisika kuantum. Akan kita dapati bahwa kita
dihalangi oleh tidak adanya hasil percobaan yang dapat kita gunakan sebagai
bahan perbandingan. Oleh karena itu, kita harus merasa puas dengan hal
berikut-kita daftarkan semua sifat yang kita perkirakan akan dimiliki
persamaan kita, dan kemudian menguji persamaan manakah yang memenuhi
semuan kriteria tersebut.
1. Kita tidak boleh melanggar hukum kekekalan energi. Meskipun kita
hendak mengorbankan sebagian besar kerangka fisika klasik, hukum
kekekalan energi adalah salah satu asas yang kita inginkan tetap berlaku.
Oleh karena itu, kita mengambil
K+V=E (2.1)
Berturut-turut, K, V, dan E adalah energi kinetik, energi potensial, dan
energi total. (karena kajian kita tentang fisika kuantum ini dibatasi pada
1 2 p2
K mv
2 2m
keadaan tak relativistik, maka ; E hanyalah menyatakan
jumlah energi kinetic dan potensial, bukan energi massa relativistik).
2. Bentuk persamaan diferensial apa pun yang kita tulis, haruslah taat asas
terhadap hipotesis deBrogile. Jika kita pecahkan persamaan
matematikanya bagi sebuah partikel dengan momentum p, maka
pemecahan yang kita dapati haruslah berbentuk sebuah fungsi gelombang
5
menemukan bahwa, misalnya, probalitas tersebut berubah secara tidak
kontinu, karena ini berarti bahwa partikelnya menghilang secara tiba-tiba
dari suatu titik dan muncul kembali pada titik lainnya. Jadi, kita syaratkan
bahwa fungsinya haruslah bernilai tunggal. Artinya, tidak boleh ada dua
probalitas untuk menemukan partikel di satu titik yang sama. Ia harus pula
linear, agar gelombangnya memiliki sifat superposisi yang kita harapkan
sebagai milik gelombang yang berperilaku baik.
2.3 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu
Dalam mekanika kuantum, fungsi gelombang bersesuaian dengan
variabel gelombang y dalam gerak gelombang umumnya. Namun tidak
seperti y, bukanlah suatu kuantitas yang dapat diukur, sehingga dapat berupa
kuantitas kompleks. Karena itulah kita akan menganggap dalam arah x
dinyatakan oleh persamaan:
x
i ( t )
Ae v
6
yang bergerak dalam arah +x. Namun, pernyataan fungsi gelombang hanya
benar untuk partikel yang bergerak bebas.
Sedangkan untuk situasi dengan gerak partikel yang dipengaruhi
berbagai pembatasan untuk memecahkan dalam situasi yang khusus, kita
memerlukan persamaan Schrodinger.
Pendekatan Schrodinger disebut sebagai mekanika gelombang.
Persamaan Schrodinger dapat diperoleh dengan berbagai cara, tetapi
semuanya mengandung kelemahan yang sama yaitu persamaan tersebut tidak
dapat diturunkan secara ketat dari prinsip fisis yang ada karena persamaan itu
sendiri menyatakan sesuatu yang baru dan dianggap sebagai satu postulat dari
mekanika kuantum, yang dinilai kebenarannya atas dasar hasil-hasil yang
diturunkan darinya.
Persamaan Schrodinger diperoleh mulai dari fungsi gelombang partikel
yang bergerak bebas. Perluasan persamaan Schrodinger untuk kasus khusus
partikel bebas (potensial V = konstan) ke kasus umum dengan sebuah partikel
yang mengalami gaya sembarang yang berubah terhadap ruang dan waktu
merupakan suatu kemungkinan yang bisa ditempuh, tetapi tidak ada satu cara
pun yang membuktikan bahwa perluasan itu benar.
Yang bisa kita lakukan hanyalah mengambil postulat bahwa persamaan
Schrodinger berlaku untuk berbagai situasi fisis dan membandingkan hasilnya
dengan hasil eksperimen. Jika hasilnya cocok, maka postulat yang terkait
dalam persamaan Schrodinger sah, jika tidak cocok, postulatnya harus
dibuang dan pendekatan yang lain harus dijajaki.
Derivasi persamaan (2.2) terhadap posisi x diperoleh:
i
d d ( Et px )
= [Ae ]
dx dx
[ ]
i
d ip ( Et px )
= Ae
dx
[( ]
i
d 2 d ip
)
(Et px)
= A e
dx
2
dx
i
d 2 p 2
(Et px)
2
= 2
A e
dx
7
2 2
d p
dx
2
( )
= 2 (2.3)
( )[ ]
i
d iE ( Et px )
= Ae
dt
d iE
dt
=
( )
(2.4)
Pada kecepatan partikel lebih kecil dari kecepatan cahaya (c), energi total
p2
partikel sama dengan jumlah energi kinetiknya( EK =
2m ) dan besar
8
( i )( Et px )
=A e
=A e
(iE )t e( ip )x
terhadap waktu dari semua fungsi partikel yang mengalami aksi dari gaya
jenuh mempunyai bentuk yang sama seperti pada partikel bebas.
Kemudian substitusi persamaan (2.9) ke dalam persamaan (2.7) yaitu
persamaan Schrodinger bergantung waktu, maka akan diperoleh:
2 2
i
d
dt
=
d
2 m d x2
+V ( )
[ ]( ) [ ] [ ]
iE iE iE
( ) t ( ) t ( ) t
d 2 d 2
e =
i e +V e
dt 2m d x 2
2 2 2
d d d 2m (
2
dx d y dz ( )
+ 2 + 2 + 2 EV ) =0 (2.11)
9
Sebuah contoh sederhana tentang fenomena sebuah partikel dengan
energi diskrit adalah sebuah partikel dalam suatu kotak atau sumur potensial.
Gambar (2.1) mengilustrasikan suatu keadaan sumur potensial V dengan
batas-batas dinding yang keras berubah sepanjang sumbu x. Gerak partikel
sepanjang sumbu x dengan batas x 0 dan x L, pada daerah ini tidak terjadi
kehilangan energi saat partikel berbenturan dengan dinding.
dengan k =
2mE
2
Oleh karena itu solusi untuk persamaan Schrodinger keadaan tetap adalah :
= A sin 2mE
2
x + B cos
2mE
2
x
10
= A sin 2mE / 2 x (2.13)
Sebab sin 0=0 untuk x = 0. Untuk x = L
2 mE
x = A sin
2 mE
2 L n = 1,2,3,4, ...
2 mE
2 L = n
( n )2
E n=
2 m L2
dengan n = 1,2,3,...
Kemudian pembahasan dilanjutkan pada fungsi gelombang dengan
tingkat energi En. Fungsi gelombang yang dimaksud dituliskan sebagai
berikut :
= A sin
2 m En
2 x
1
2
= A sin
n2 2 2 ) x
( 2
)
L
n
( )x
= A sin L (2.14)
Dalam persamaan tersebut karena En adalah energi eigen values maka fungsi
gelombang disebut eigen functions atau fungsi-fungsi eigen.
Nilai | n|2 juga harus tertentu pada seluruh ruang sumur pada batas x=0
dan x=L. Integral (dari batas 0 sampai batas L) dari nilai fungsi tersebut
diperoleh:
L
n2 dx= n 2 dx
0
11
L
= A2 sin2 ( n Lx ) dx
0
L
2
=A ( 2 )
n 2
Sesuai dengan kemungkinan menemukan partikel (P), maka = P.
Dengan demikian,
n dx= Pdx=1
2
n2 dx= A 2 ( L2 )=1
Gambar
-L 2.2. Kemungkinan
L panjang gelombang
-L untuk sesuai
L harga-
harga n dan normalisasinya.
.6. Contoh soal dan pembahasan
1. Buktikan bahwa persamaan Schrodinger adalah linier dengan
membuktikan
=a 1 1 ( x , t ) +a 2 2 ( x , t )
12
1 2
Dimana dan adalah fungsi gelombang solusi persamaan
Schrodinger
Penyelesaian:
=a 1 1 ( x , t ) +a 2 2 ( x , t )
2
i = + U
t 2m x 2
i =i ( a1 1 ( x , t )+ a2 2 ( x , t ) )
t t
i =a1 i 1 ( x , t ) + a2 2 ( x , t )
t t t
2 2
i
t
=a1
( ( x , t )+U 1 ( x , t ) +a2
2 m x2 1 ) (
( x , t ) +U 2 ( x , t )
2 m x2 2 )
2
i = ( a ( x ,t ) +a 2 2 ( x , t ) ) +U (a1 1 ( x ,t ) +a2 2 ( x ,t ))
t 2m x 2 1 1
2
i = + U
t 2m x 2
tentukanlah:
a. Energi untuk tingkat ke : 1 sampai 5.
b. Panjang gelombang untuk tingkat ke 1 sampai 5.
c. Fungsi gelombang untuk tingkat ke 1 sampai ke 5.
d. Gambar bentuk gelombang untuk fungsi gelombang ke 1 sampai ke 5.
Penyelesaian:
n 2 h2
a. Dengan menggunakan persamaan E n=
8 m L2
h2
Untuk tingkat pertaman, n = 1, maka E 1=
8 m L2
4 h2
Untuk tingkat pertaman, n = 2, maka E 2=
8 m L2
9 h2
Untuk tingkat pertaman, n = 3, maka E 3= 2
8mL
13
2
2h
Untuk tingkat pertaman, n = 4, maka E4 =
m L2
25 h2
Untuk tingkat pertaman, n = 5, maka E 5=
8 m L2
2L
n =
b. Dengan menggunakan persamaan n
1
1=2 L L= 1
Untuk n = 1, maka atau 2
2=L L= 2
Untuk n = 2, maka atau
2L
3 = L=1,5 3
Untuk n = 3, maka 3 atau
L
4= L=2 4
Untuk n = 4, maka 2 atau
2L
5 = L=2,5 5
Untuk n = 5, maka 5 atau
nx
L
()
c. Dengan menggunakan persamaan
n ( x )=
2
L
sin
n ( x )=sin x
Untuk n = 1, maka 2
14
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Persamaan Schrodinger menjelaskan hubungan ruang dan waktu pada
sistem mekanika kuantum. Persamaan ini merupakan hal penting dalam
teori mekanika kuantum, sebagaimana halnya hukum kedua Newton pada
mekanika klasik.
2. Bentuk Persamaan Schrodinger:
A. Bentuk Persamaan Schrodinger bergantung waktu untuk 1 dimensi:
2 d 2
i
d
dt
= ( )
2 m d x2
+V
16
DAFTAR PUSTAKA
Beiser, Arthur and The Houw Liong. 1990. Konsep Fisika Modern.Jakarta:
Erlangga.
Khusnul.PersamaanSchrodinger.khusnull.weebly.com/uploads/1/1/4/4/1144863
4/cd_fismod_jadi.docx (Diakses tanggal 3 Maret 2017)
Rohadi,Nyoman.2017. Dasar-Dasar Fisika Kuantum.Bengkulu: Universitas
Bengkulu
Serway, Raymond A, dkk. 1989. Modern Physics. Florida: Harcourt Brace
Jovanovich.
17