Anda di halaman 1dari 6

Model Debye

Salah satu masalah yang muncul dalam model Einstein adalah asumsi bahwa semua
fonon bervibrasi dengan frekuensi yang sama. Tidak ada justifikasi untuk asumsi ini. Asumsi ini
digunakan semata-mata karena kemudahan mendapatkan solusi. Oleh karena ini hasil yang lebih
tepat diharapkan muncul jika dianggap frekuensi fonon tidak seragam. Asumsi ini digunakan
oleh Debye untuk membangun teori kapasitas panas yang lebih teliti. Namun, sebelum masuk ke
teori Debye kita akan terlebih dahulu membahas kerapatan keadaan untuk kisi dalam usaha
mencari eksperesi yang tepat untuk g(ω).
Frekuensi getaran kisi dalam kristal secara umum tidak konstan, tetapi bergantung pada
bilangan gelombang. Persamaan yang menyatakan kebergantungan frekuensi dengan bilangan
gelombang dinamakan persamaan dispersi, ω = ω(κ). Dari persamaan dispersi terebut dapat
diturunkan persaman kerapatan keadaan (dibahas di kuliah zat padat) sebagai berikut
V 2
g    (1)
2 2 d  / dk
Jika  sangat kecil, atau panjang gelombang yang besar ( = 2/ ), terdapat suatu
persamaan pendekatan
  vg  . (2)

Dengan vg disebut sebagai kecepatan grup. Dalam membangun model kapasitas panas, Debye
mengambil beberapa asumsi sebagai berikut,
1) Frekuensi getaran kisi memenuhi persamaan dispersi   vg .

2) Ada sebuah frekuensi maksimum, m, yang boleh dimiliki fonon dalam Kristal sehingga
tidak ada fonon yang memiliki frekuensi di atas m, sehingga
g    0, untuk kasus   m

3) Dari persamaan (2) diperoleh beberapa kondisi yaitu,


d
  m , maka    / vg dan  vg
d
Jika ketiga ungkapan tersebut bisa digabung maka persamaan untuk kerapatan keadaan (1) untuk
getaran fonon dapat dituliskan sebagai,

1
 V
 2 v 3  ,   m
2

g     g (3)
 0,  > m

Perbedaan kurva kerapatan keadaan sebagai fungsi dari model Einstein dan Debye
diperlihatkan pada gambar diatas. Untuk menghitung nilai m pad model Debye, adalah dengan
mengintegralkan fungsi g() dari frekuensi 0 sampai m yang menghasilkan jumlah total
keadaan yang dimiliki fonon yang sama dengan jumlah atom N, sehingga
m m m
V V V m 3
N  g   d     2 d    d 
2
, (4)
0 0
2 vg 3
2 vg 3 0
2 vg 3 3

sehingga diperoleh besarnya frekuensi maksimum sebagai


6 vg 3 N
m 
3
. (5)
V
Pada bagian ini didefinisikan suhu Debye,
k  D  ℏ m , (6)
sehingga dengan menggunakan definisi dari persamaan (5) dan (6), maka diperoleh nilai suhu
Debye sebagai,
ℏvg  6 N 1/ 3
D    . (7)
k  V 

2
Kita asumsikan bahwa kapasitas kalor kisi yang dihasilka oleh tiap polarisasi fonon sama
besarnya. Karen terdapat tiga polarisasi getaran yang mungkin maka penjumlahan terhadap
indeks p dalam persamaan kapasitas kalor,

ℏ2  2 exp  ℏ / kT 
Cv  2   g p   d , (8)
 exp  ℏ / kT   1
2
kT p

akan menghasilkan tiga kali nilai per polarisasi. Akibatnya, tanda penjumlahan dapat diganti
dengan nilai angka 3, sehingga diperoleh kapasitas panas yang disumbangkan oleh semua
polarisasi menjadi,

ℏ2

 2 exp  ℏ / kT 
 
kT 2  0
Cv  3 g  d
 exp  ℏ / kT   1
p 2

3ℏ 2 m

 2 exp  ℏ / kT  3ℏ 2   2 exp  ℏ / kT 
 2  g p   d  2  g p   d
exp  ℏ / kT   1  exp  ℏ / kT   1
2 2
kT   0 kT m

2   exp  ℏ / kT   2 exp  ℏ / kT 

3ℏ 2 m  V  3ℏ 2 
2

 2     d  2   0  d
kT   0  2 vg 3  exp  ℏ / kT   1 2 kT m  exp  ℏ  / kT   1
2
   

3ℏ 2V m 
 4 exp  ℏ / kT 
2 vg 3kT 2  0 exp  ℏ / kT   1 2
 d . (9)
 
Untuk menyelesaikan integral pada persamaan (8), maka kita misalkan x  ℏ / kT , sehingga
diperoleh hasil
kT kT
 x ; d  dx
ℏ ℏ
Selanjutnya untuk syarat batasnya ditentukan sebagai
ℏ1 kBD ℏ 2  D
Untuk 1  0, maka x1  0 ; Untuk 2  m  , maka x2  
kT ℏ kT T

Bentuk Integral dari kapasitas panas akan menjadi


D / T  4  D / T 
3ℏ 2V 4 x
 kT  x e  kT  3Vk 4T 3 x 4e x
Cv 
2 vg 3kT 2    2 
 ℏ  e x  1  ℏ


dx 
2 ℏ3vg 3  e x  1
2
dx , (10)
x 0
  x0

Dari definisi persamaan (7), diperoleh hubungan,


3k 4V 9 Nk
 (11)
2 ℏ vg
3 3
D3

3
Sehingga persamaan kapasitas panas (10), dapat dituliskan kembali sebagai,
D / T 
9 Nk 3 x 4e x
Cv 
D3
T 
x 0 e x  1
2
dx . (10)

Selanjutnya ditinjau beberapa kasus khusus yautu ketika T 0 dan T .

Untuk kasus T 0, maka / T , sehingga diperoleh


3  3 3
 T  x 4e x  T  4 4 12 4 T 
Cv  9 Nk  
 D 
x 0 e x  1 2 dx  9 Nk   D  15   5 Nk   D  . (11)
 
dimana
x 4e x x 4e  x
 x 4e x 1  e x   x 4e  x 1  2e  x  3e 2 x  ...   n  1 e nx  ...
2

e  1 1  e 
x 2 x 2


 x 4 e  x  2e 2 x  3e 3 x  ...  ne  nx  ...  x 4  ne nx
n 1

Diperoleh
  
x 4e x  
n 
1 4 4 4
 dx   n  e  nx x 4 dx   5        4
 nx 4
2
e nx d nx   5  24   
x 0 e x  1 n 1 x0 n 1 n x  0 n 1 n 90 15

Sebaliknya untuk kasus T , maka suku penyebut dan pembilang bisa didekati sebagai

  ℏ    x 2 x3 x 4 
lim exp 
T 
  1 
 kT   x  0
lim  e x
 1  lim
x 0
1  x     ...  1  x ,
  2! 3! 4! 
 ℏ 
lim exp    lim ex  1
T 
 kT  x 0

Sehingga perumusan (10) akan menjadi,


3 D / T  3 3
 T  x4  T  1  D 
Cv  9 Nk  
 D 

x 0  x
2
dx  9 Nk 

 D
 
3  T
  3 Nk  3nR .

(12)

Yang juga sama dengan ramalan Dulong-Petit, bahwa kapasitas panas akan mendekati konstan
pada suhu yang sangat tinggi.

4
Gambar grafik Cv vs T3 dari kapasitas kalor argon padat diukur pada suhu jauh dibawah suhu
Debye (suhu sangat rendah mendekati nol mutlak). Garis adalah hasil perhitungan dengan
menggunakan teori Debye, sedang titik-titik adalah data eksperimen.
Pada kuliah terdahulu tentang bab Teori Kinetik Gas, bisa ditampilkan lagi sebagai
berikut: Menurut teori klasik, pada temperature di atas nol Kelvin, atom-atom Kristal melakukan
gerak osilasi atau vibrasi atau harmonic sederhana di sekitar kedudukan setimbangnya masing-
masing. Dari prinsip ekipartisi energy, energy rata-rata per atom karena gerak vibrasi adalah kT.
Setiap atom mempunyai 3 derajat kebebasan, sehingga energy rata-rata setiap atom adalah 3 kT.
Energi total untuk N atom adalah
U  3NkT . (13)
Kapasitas kalor pada volume tetap adalah
Cv = 3Nk = 3nR. (14)

5
Nilai tersebut sesuai dengan hukum empiris Dulong dan Petit (1819) yang menyatakan bahwa
kapasitas kalor zat padat per mol pada volume tetap dalam temperature yang tidak terlalu rendah
adalah 3R. Nilai diatas sesuai dengan hasil percobaan untuk zat padat (logam dan non-konduktif)
pada temperature tinggi.
Namun pada temperature rendah, ternyata nilai diatas menyimpang dari hasil percobaan,
sebab kapasitas kalor zat menuju ke nol bila temperaturnya menuju ke titik nol mutlak. Hal ini
memperlihatkan bahwa teori klasik tidak memberikan jawaban yang benar, karena nilai Cv / n
nilainya tidak selalu mendekati nilai konstan sebesar 3R ketika suhu mendekati titik nol mutlak.

Cv/n

3R

Cv  T3

1 2 T/0
Gambar 6. Kapasitas Molar zat padat : Teori Klasik dan teori Debye

Anda mungkin juga menyukai