dimana
1 1
f E E
. (2)
e 1 E EF
exp 1
kT
dengan
1
EF kT ; EF Energi Fermi . (3)
kT
dimana jika E = EF , maka f(E) = ½ , berapapun suhu T dari assembli (kelompok partikel).
Dengan demikiandapat didefinisiskan bahwa energy Fermi sama dengan energy ketika fungsi
distribusi memiliki nilai sebesar setengah.
Terdapat hal yang menarik ketika assembli memiki suhu 0 K. Dalam suhu tersebut:
a. Jika E > EF maka (E - EF)/kT = (E - EF)/0 = , sehingga
1
f E EF , T 0
0. (4)
e 1
b. Jika E < EF maka (E - EF)/kT = - (EF - E)/ 0 = - , sehingga
1
f E EF , T 0
1. (5)
e 1
1
Ini berarti krtika suhu T = 0, fungsi distribusi Fermi-Dirac berharga 1 untuk semua energy
dibawah energy Fermi dan nol untuk semua energy di atas energy Fermi. Jika digambarkan
seperti dibawah ini
Sekarang kita tinjau Fungsi distribusi Fermi-Dirac ketika suhunya sebesar T = 0 K. Bentuknya
masih rapih berbentuk kotak pada batas ujung T1 = 5(E/k)×104 K.
Didefinisikan energy partikel sebesar E = kT1 dan EF = k TF atau T1 = E/k dan TF = EF /k
a. Pada gambar diatas f(E) = 1 ketika 0 (T1 =E/k) < 5×104 K = 0 T1 <5×104 K.
Karena berlaku E< EF, maka T< TF atau 0 T <TF, atau TF = 5×104 K = 50.000 K.
b. Pada gambar diatas f(E) = 0 ketika T1 >5×104 K.
Karena berlaku E> EF, maka T1 > TF atau T1 > 50.000 K.
Sebenarnya gambar diatas bukan sebagai fungsi suhu T1 tapi merupakan fungsi energy partikel E
= kT1, namun karena energy sebanding dengan suhu, jadi digambarkan sbg fungsi suhu saja
(malah membingungkan). Supaya lebih jelas grafik diatas bisa diperbaiki menjadi gambar
berikut,
2
f(E)
1,2
1,0
0,8 EF = kTF = k×5.104 K
0,6
0,4
0,2
E = kT1 = k×104 K
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
a. Pada gambar diatas f(E) = 1 ketika energy partikel E < (EF = k×5.104 K)
b. Pada gambar diatas f(E) = 0 ketika E > k×5.104 K.
2. Energi Fermi
Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana kebergantungan energi Fermi terhadap besaran-
besaran lain yang dimiliki assembli. Mari kita tentukan. Jumlah total fermion dapat dihitung
dengan integral
N V n E dE V g E f E dE . (6)
0 0
Untuk menghitung jumlah fermion dapat dihitung pada suhu Fermi, yang dapat didefinisikan
berdasarkan kondisi f(E) = 1 ketika 0 E <EF dan f(E) = 0 ketika E> EF atau EF E < .
Selanjutnya persamaan (6) dapat dituliskan kembali sebagai,
EF
N V g E f E dE V g E f E dE .
0 EF
EF EF
V g E 1 dE V g E 0 dE V g E dE .
0 EF 0
(7)
Pada bab sebelumnya telah diperoleh ungkapan kerapatan keadaan persatuan volume yang
didefinisikan sebagai,
1
g E 4 2 m3 / 2 E1/ 2 . (8)
h3
3
Khusus untuk elektron, karena satu keadaan dapat ditempati dua fermion dengan spin yang
berlawanan, maka rapat keadan untuk fermion sama dengan dua kali nilai persamaan (8).
Dengan demikian persamaan (7) dapat menulis menjadi
EF E F
1 V V 2
N 2V E1/ 2 dE 3 8 2 m3 / 2 EF 3 / 2 .
3/ 2 1/ 2 3/ 2
3
4 2 m E dE 3
8 2 m (9)
0 h h 0 h 3
4
Dengan melihat grafik diatas, namun dibayangkan bukan sebagai fungsi suhu T1, tapi sebagai
fungsi energy partikel fermion E = kT1 seperti gambar sebelumnya, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut,
1. Pada suhu T = 500 K, grafik masih mendekati kotak (walau sudah berubah), sehingga
terdapat celah sedikit ketika f(E) 0,01 ketika energy fermion E > (EF = k×5.104 K),
walau sebagian besar untuk fungsi f(E) 1 terjadi ketika E < EF. Jadi masih terdapat
sedikit sekali fermion yang memiliki energy di atas energy Fermi, karena mayoritas
partikel fermion masih memiliki energy di bawah energy Fermi.
2. Pada suhu T = 8000 K dan keatasnya seperti T = 10000 K, T = 25000 K dst, mulai
banyak fermion yang memiliki energy di atas energy Fermi, walau mayoritas fermion
masih memiliki energy dibawah energy Fermi.
3. Sebagai konsekuensinya, jumlah fermion yang memiliki energi di bawah energi fermi
mulai berkurang. Tetapi belum ada fermion yang memiliki energi jauh di atas energi
fermi dan belum ada elektron yang memiliki energi jauh di bawah energi fermi
meninggalkan tempat semula. Akibatnya terjadi distorsi fungsi Fermi-Dirac hanya di
sekitar energi fermi saja.