Anda di halaman 1dari 18

LOCATION (LOW COST CATALYST FOR HYDROGEN PRODUCTION) :

PEMAANFAATAN LIMBAH BATIK SEBAGAI KATALIS DALAM PRODUKSI


GAS HIDROGEN DARI AIR LAUT DENGAN METODE ELEKTROLISIS SEBAGAI
ENERGI YANG BERSIH DAN RAMAH LINGKUNGAN
Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah Pekan Raya Biologi 2019

Disusun oleh :
Inayah Mumpuni Budiati / 24040116120028
Ragil Adi Nugroho / 24040115120057

Dosen Pembimbing :
Dr. Heri Sutanto, S.Si, M.Si / 197502151998021001

UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama Ketua : Inayah Mumpuni Budiati
Tempat, tanggal lahir : Batang, 26 Maret 1998
Nama Anggota I : Ragil Adi Nugroho
Tempat, tanggal lahir : Rembang, 14 Agustus 1997
Universitas : Universitas Diponegoro

Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis dengan judul : “Penjernihan Air Sungai dengan
Metode Elektrokoagulasi dan Ozonisasi sebagai Penelitian Pendahuluan untuk
Perbaikan Kualitas Air pada Daerah Aliran Sungai di Indonesia” Adalah benar-benar hasil
karya sendiri dan bukan merupakan plagiat atau saduran. Apabila di kemudian hari pernyataan
ini tidak benar maka saya bersedia menerima sanksi berupa diskualifikasi dari perlombaan.
Demikian surat ini dibuat dengan sebenar-benarnya, untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Semarang, 22 Desember 2018


Ketua Kelompok,

(Inayah Mumpuni Budiati)


NIM. 24040116120028
HALAMAN PENGESAHAN

“LOCATION (LOW COST CATALYST FOR HIDROGEN PRODUCTION):


PEMAANFAATAN LIMBAH BATIK SEBAGAI KATALIS DALAM PRODUKSI
GAS HIDROGEN DARI AIR LAUT DENGAN METODE ELEKTROLISIS SEBAGAI
ENERGI YANG BERSIH DAN RAMAH LINGKUNGAN”

Karya tulis ini diajukan untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah Pekan Raya Biologi
2019.

Semarang, 19 Desember 2018

Dosen Pembimbing, Ketua Kelompok,

(Nama Lengkap dan gelar) (Inayah Mumpuni Budiati)


NIP. NIM.

Mengetahui,
Wakil Dekan Akademik dan Kemahasiswaan
Fakultas Sains dan Matematika
Universitas Diponegoro

(Nama Lengkap dan Gelar)


NIP.
LOCATION (LOW COST CATALYST FOR HYDROGEN PRODUCTION) :
PEMAANFAATAN LIMBAH BATIK SEBAGAI KATALIS DALAM PRODUKSI
GAS HIDROGEN DARI AIR LAUT DENGAN METODE ELEKTROLISIS SEBAGAI
ENERGI YANG BERSIH DAN RAMAH LINGKUNGAN
Heri Sutanto, Inayah Mumpuni Budiati1, Ragil Adi Nugroho2
1
email : inayahmu26@gmail.com, phone: +62856551599

Program Studi Fisika, Fakultas Sains dan Matematika,


Universitas Diponegoro 50275

ABSTRACT
In 2013, national natural gas reserves were 150.4 tscf, with proven reserves of 101.5 tscf and
potential reserves of 48.9 tscf. Indonesia's natural gas production in 2013 was 8,130 mmscfd.
This means that assuming that there is no discovery of new gas reserves, then the age of
Indonesia's natural gas is around 34 years (based on proven reserves). This research tries to
provide an alternative renewable energy solution in the form of hydrogen gas production.
Hydrogen gas production is carried out through electrolysis of sea water. The abundant sea
water in Indonesia can be converted into hydrogen gas energy by electrolysis. In this study an
additional batik waste catalyst was carried out to accelerate the electrolysis process to produce
hydrogen gas. The fixed variables in this study are raw materials, electrolysis time of 5 minutes
and voltage of 12 volts. The non-permanent variables in this study were 300 ml seawater,
variations in the addition of batik waste catalysts. The best result of the mass of hydrogen gas
produced is the electrolysis of seawater 300 mL + 30% batik waste valued at 3473 ppm.
Hydrogen gas purity test results on electrolysis of sea water, sea water + batik waste, there were
no detectable pollutant gases such as CO and HC. The results of testing the quality of batik
waste indicate an improvement in the quality of waste.

Keyword : batic waste, electrolysis, hydrogen, seawater

PENDAHULUAN
Kebutuhan energi dunia diperkirakan maka usia minyak bumi Indonesia hanya
akan meningkat cukup tinggi seiring dengan sekitar 12 tahun (berdasarkan cadangan
pertumbuhan populasi dan perkembangan terbukti) (Hikam, 2014).
ekonomi dunia (Masson, 2014). Kebutuhan Pada tahun 2013, cadangan gas bumi
energi diproyeksikan akan meningkat rata- nasional adalah 150,4 triliun standard cubic
rata 1,6% per tahun hingga tahun 2020, feet (TSCF), dengan cadangan terbukti
kemudian akan melambat menjadi hanya sebesar 101,5 TSCF dan cadangan potensial
sebesar 1%. Kebutuhan energi primer global sebesar 48,9 TSCF. Produksi gas bumi
per kapita diperkirakan akan naik dari 1,9 Indonesia pada tahun 2013 adalah sebesar
TOE pada tahun 2011 menjadi 2,0 TOE pada 8.130 Million Standard Cubic Feet per Day
tahun 2035 (IEA, 2013). Pada tahun 2013, (MMSCFD). Hal ini berarti dengan asumsi
total cadangan minyak bumi nasional tidak adanya penemuan cadangan gas baru,
mencapai 7,55 miliar barel, yang terdiri atas maka usia gas bumi Indonesia sekitar 34 tahun
cadangan terbukti sebesar 3,69 miliar barel lagi (berdasarkan cadangan terbukti) (Hikam,
dan cadangan potensial sebesar 3,86 miliar 2014) ) sehingga, dibutuhkan solusi berupa
barel. Produksi minyak bumi tahun 2013 Energi Baru Terbarukan (EBT) yang potensial
sebesar 824 ribu bpd, sehingga dengan asumsi dan ramah lingkungan sebagai suplai energi di
tidak ada penemuan cadangan minyak bumi, Indonesia.

1
Pada tahun 2013, total sumber daya dan maupun pemerintahan (Muliawati, 2008).
cadangan batubara Indonesia 120.525,4 miliar Dalam pemanfaatan sel bahan bakar hidrogen
ton dan 31.357,1 miliar ton. Dengan asumsi perlu beberapa hal yang diperhatikan yaitu
cadangan batubara kurang lebih 32 miliar ton terkait sifat fisika gas hidrogen agar
dan produksi sebesar 400 juta ton/tahun maka penggunaannya tidak berbahaya.
usia batubara Indonesia sekitar 80 tahun lagi Elektrolisis air adalah peristiwa
(asumsi tidak ada penemuan cadangan baru) penguraian senyawa air (H2O) menjadi
(Hikam, 2014). Berikut adalah tabel cadangan oksigen (O2) dan gas hidrogen (H2) dengan
energi negara-negara ASEAN tahun 2011 menggunakan arus listrik yang melalui air
berdasarkan ASEAN Business Dialogue on tersebut. Pada katode, dua molekul air
Corporate Governance 2012 dan BP bereaksi dengan menangkap dua elektron,
Statistical Review 2013. tereduksi menjadi gas H2 dan ion hidrokida
(OH-). Sementara itu pada anode, dua
Tabel 1. Cadangan Energi Negara-Negara molekul air lain terurai menjadi gas oksigen
ASEAN Tahun 2011 (O2), melepaskan 4 ion H+ serta mengalirkan
elektron ke katode. Ion H+ dan OH-
Negara Gas Minyak Batu mengalami netralisasi sehingga terbentuk
Alam Bumi Bara kembali beberapa molekul air (Bari, 2010).
(TCF) (Miliar (Miliar Namun pada realisasinya proses elektrolisis
Barel) Ton) dalam mengurai senyawa air berlangsung
Brunei 13,08 1,00 - lambat sehingga di butuhkan katalis untuk
Darussalam mempercepat reaksi dan dapat menambah
Indonesia 150,70 4,00 28,00 jumlah gas hidrogen yang dihasilkan.
Malaysia 95,00 3,70 - Garam Natrium Clorida (NaCl) yang
Myanmar 3,50 0,10 - terkandung dalam air laut memiliki manfaat
Thailand 13,00 0,40 1,20 yaitu dapat digunakan sebagai katalis secara
Vietnam 8,00 4,50 0,15 alami. Yilmaz 2010 melaporkan Nartium
Singapura - - - Clorida belum maksimal dalam membantu
Kamboja - - - proses penguraian ikatan hidrogen dan
Filipina 4,00 0,10 - oksigen di dalam air. Sehingga, dibutuhkan
TOTAL 288,00 13,80 29,35 tambahan katalis yang memiliki pH asam atau
Sumber: ASEAN Business Dialogue on basa lain yang dapat memaksimalkan proses
Corporate Governance 2012 dan BP penguraian ikatan hidrogen dan oksigen di
Statistical Review 2013. dalam air, salah satunya menggunakan limbah
batik sebagai katalis untuk produksi hidrogen
Kementrian kelautan dan perikanan dari air laut.
melaporkan bahwa Indonesia merupakan Batik merupakan kerajinan tekstil yang
negara yang memiliki lautan yang luas. Luas diakui UNESCO pada 2 Oktober 2009 sebagai
Lautan 3.544.743,9 km² yang terdiri dari Luas warisan budaya dunia yang berasal dari
Laut Teritorial 284.210,90 km², Luas Zona Indonesia. Oleh karena itu, usaha batik
Ekonomi Ekslusif 2.981.211,00 km², Luas menjadi semakin populer dikalangan
Laut 12 Mil 279.322,00 km². Air laut yang masyarakat dalam negeri maupun luar negeri.
melimpah ini dapat di manfaatkan sebagai Hal ini dapat dibuktikan dari pendapatan yang
sumber EBT salah satunya untuk produksi gas diperoleh hasil ekspor batik tahun 2013 ke
hidrogen. salah satu negara tujuan utama, yaitu Amerika
Energi hidrogen terutama dalam bentuk Serikat sebesar US$ 1.095.706,38 dengan
sel bahan bakar hidrogen (hydrogen fuel cells) jumlah penjualan 48.494,29 kg. Namun sisi
menjanjikan penggunaan bahan bakar yang negatifnya, dalam proses produksinya industri
tidak terbatas dan tidak polusi, sehingga batik banyak menggunakan bahan-bahan
menyebabkan ketertarikan banyak perusahaan kimia, seperti zat warna nitroso, nitro, azo,
energi terkemuka di dunia, industri otomotif
2
stilben dan lain-lain. Tentunya hal ini jika produksi gas hidrogen di Indonesia sebagai
dilakukan terus menerus dapat menimbulkan sumber energy yang bersih dan ramah
limbah cair industri batik yang dapat lingkungan.
mencemari lingungan sekitar.
Sistem pengolahan limbah batik yang
sering digunakan adalah metode pengolahan BAHAN DAN METODE
menggunakan Anaerobic Baffle Reactor.
Tempat dan Waktu Penelitian
Anaerobic Baffle Reactor adalah metode
Penelitian ini dilakukan di laboratorium
pengolahan limbah yang memanfaatkan
fisika material dan laboratorium terpadu
mikroba anaerob. Metode ini dianggap tidak
Universitas Diponegoro. Penelitian dilakukan
praktis, karena kandungan biologis yang
selama 1 bulan.
terdapat dalam air limbah membuatnya untuk
terus beregenerasi dalam limbah sehingga
Alat dan Bahan
terjadi variasi pH, suhu dan konsentrasi yang
Alat-alat yang dibutuhkan dalam
terus berubah-ubah. Selain itu, kontaminan
penelitian ini diantaranya adalah galvalume
pada zat warna tidak terserap sempurna.
sebagai elektroda negatif (-) dan elektroda
Sehingga limbah batik ini masih dapat
positif (+), wadah plastik sebagai tempat
mencemari lingkungan karena pengolahannya
sebagai reaktor sel elektrolisis, adaptor
yang kurang baik (Sitanggang, 2017).
sebagai pengubah arus AC menjadi DC dan
Menurut tangahu (2016), industry batik
penurun tegangan dari 220 volt menjadi 6
merupakan salah satu penghasil limbah cair
volt, kabel dan jepit buaya sebagai
yang berasal dari proses pewarnaan atau
penghubung rangkaian, multimeter untuk
pencelupan. Bahan-bahan kimia yang
mengetahui berapa arus yang mengalir serta
digunakaan dalam proses pewarnaan meliputi
berapa tegangan yang dipakai. Sensor gas
zat warna asam dan zat warna basa. Zat warna
MQ8 untuk mengukur konsentrasi gas H2
tersebut menyebabkan limbah batik memiliki
yang dihasilkan. Gas hidrogen yang
kandungan warna yang tinggi yang
dihasilkan selanjutnya diukur kemurniannya
menyebabkannya sulit untuk didegradasi.
menggunakan sensor gas CO (karbon
Penggunaan pewarna yang bersifat
monoksida) dan gas HC (Hidrokarbon) untuk
asam dan basa pada limbah batik
mengetahui kemurnian dari gas yang
menyebabkan limbah batik memiliki pH yang
dihasilkan.
berbeda-beda tergantung dari zat warna yang
digunakan. Kandungan asam dan basa pada Adapun bahan yang digunakan dalam
limbah batik ini berpotensi untuk penelitian ini diantaranya air laut dan limbah
dimanfaatkan sebagai katalis dalam produksi batik yang diambil langsung dari sanggar
hidrogen dari air laut melalui metode batik di kota Semarang.
elektrolisis. Variabel Penelitian
Katalisator asam atau basa seperti 1. Variabel bebas (yang diubah)
NaOh, KOH, H2SO4 berfungsi mempermudah Volume limbah batik yang ditambahkan
proses penguraian air menjadi hidrogen dan yaitu 10%, 20%, dan 30% dari volume air
oksigen karena ion-ion katalisator mampu laut.
mempengaruhi kestabilan molekul air 2. Variabel control (tetap)
menjadi ion H+ dan OH-. Hal ini Bahan baku, waktu elektrolisis 5 menit,
memungkinkan molekul air menjadi lebih dan tegangan 6 volt.
mudah terpecah melalui elektrolisis karena 3. Variable terikat (yang dinilai)
terjadi penurunan energy pengaktifan [7]. Massa satuan (g), volume (L), konsentrasi
Dengan adanya solusi tersebut maka (ppm), dan kemurnian satuan (%vol) gas
diharapkan dapat mengurangi jumlah limbah hidrogen yang diproduksi dari proses
batik yang dihasilkan dari industry batik di elektrolisis
Indonesia, serta dapat mengoptimalkan

3
Metode
Mulai

Pembuatan sel elektrolisis

Pemasangan sistem pendeteksi gas


hidrogen (MQ8)

Elektrolisis air laut + limbah batik

Pengukuran arus, dan konsentrasi H2


selama 10 menit Gambar 2. Visualisasi Penelitian
Pengujian dan Analisa
Pengujian dan analisa yang dilakukan
Mengulangi untuk dalam penelitian ini diantaranya:
variasi penelitian yang
berbeda 1. Uji arus listrik yang mengalir
Uji arus listrik digunakan untuk
mengetahui pengaruh jumlah arus listrik
dengan hidrogen yang dihasilkan
Pengujian dan analisa menggunakan sensor arus.
2. Muatan listrik yang mengalir
Nilai muatan listrik dapat dhitung
Selesai
berdasarkan persamaan berikut
Gambar 1. Diagram Penelitian
𝑡2
𝑄 = ∫𝑡1 𝐼 𝑑𝑡………..…..….. (1)
1. Pembuatan Sel elektrolisis
Sistem elektrolisis dibuat dalam kotak
Dengan Q = muatan listrik (C)
kaca ukuran 20x12x20 cm3. Elektroda yang
t1 = waktu awal (s)
digunakan adalah logam aluminium. Dalam
t1 = waktu akhir (s)
sistem elektrolisis ini menggunakan adaptor
I = arus terukur (A)
untuk merubah arus AC menjadi DC dengan
tegangan maksimal 12 volt. Dua buah botol
3. Uji Konsentrasi Gas Hidrogen
plastik dipotong sebagai pemisah antara kutub
Uji konsentrasi gas hidrogen dilakukan
positif dan negatif. Pemisah kutub ini agar gas
menggunakan sensor MQ8 yang
yang dihasilkan di kutub positif (Cl2) dan
terpasang pada sel elektrolisis.
kutub negatif (H2) tidak tercampur.
4. Massa Gas hidrogen
Selanjutnya, karakterisasi dan pemasangan
Massa gas hidrogen dihitung
sensor MQ 8 pada sel elektrolisis.
menggunakan data konsentrasi yang
terukur pada pada pengukuran gas H2
2. Produksi gas hidrogen
menggunakan sensor gas MQ8
Metode penelitian yang dilakukan yaitu
5. Volume Gas Hidrogen
dimulai dengan membuat sel elektrolisis
Nilai volume gas hidrogen pada tegangan
menggunakan wadah plastik. Lalu dilakukan
pemasangan elektroda positif dan elektroda 6 volt dapat dihitung dengan persamaan
negatif dengan posisi yang berlawanan. gas ideal sebagai berikut:
𝑉 = 𝑛𝑥𝑅𝑥𝑇⁄𝑃

4
𝑛 = 𝑀𝑠⁄𝑀𝑟 berbanding lurus dengan lama waktu
elektrolisis. Berdasarkan hasil penelitian,
Dengan V adalah volume gas hidrogen dapat diketahui bahwa jumlah gas hidrogen
(L), n adalah jumlah zat (mol), R adalah yang dihasilkan setelah 5 menit elektrolisis
konstanta gas ideal (0,0821 adalah sebesar 2773 ppm.
L.atm/K.mol), T adalah suhu ruang (300
K), P adalah tekanan (1 atm), dan Mr
adalah massa molekul gas hidrogen (2
g/mol).
6. Kandungan Gas yang dihasilkan
Untuk mengetahui tingkat kemurnian gas
hidrogen. Uji ini dilakukan dengan gas
analyzer yang terbuat dari sensor gas.
Sensor gas yang digunakanan adalah
sensor gas MQ2 untuk deteksi gas Gambar 4. Mekanisme kerja elektrolisis Air
pencemar C (hidrokarbon) dan MQ7 laut
untuk deteksi gas CO (Karbon Pada elektrolisis air laut, pada bagian
monoksida). katoda (elektroda positif) terjadi reaksi
reduksi dan kation yang ada adalah persaingan
7. Energi listrik yang dihasilkan antara air dengan ion Na+
Perhitungan energi listrik dilakukan Reaksi yang terjadi pada katoda yaitu
menggunakan persamaan konversi
konsentrasi gas hidrogen yang digunakan Na+(aq) + e- → Na(s)
untuk menghasilkan energi listrik pada dengan Eo reduksi = -2,71 volt
PEM Fuel Cell (Saeed & Warkozek,
2015) 2H2O(l) + 2e- → H2(g) + 2OH-(aq)
dengan Eo reduksi = -0,828 volt
HASIL DAN PEMBAHASAN Semakin positif Eo reduksi maka semakin
1. Hasil elektrolisis air laut untuk besar kecenderungan zat untuk tereduksi
menghasilkan gas hidrogen dimana pada reaksi ini yang tereduksi adalah
air. Dengan demikian reaksi oksidasi dan
reduksi yang terjadi pada anoda dan katoda
3000 pada elektrolisis dengan logam inert yaitu
Konsentrasi H2 (ppm)

2500
Anoda : 2Cl-(aq) → Cl2(g) + 2e-
2000 Katoda : 2H2O(l) + 2e- → H2(g) + 2OH-
+
1500
Total : 2H2O(l) + 2Cl → H2(g) + Cl2(g) +2OH-
-

1000

500 Reaksi yang terjadi pada logam inert akan


berbeda karena logam inert bersifat tidak
0
0 100 200 300
reaktif. Berikut adalah reaksi yang terjadi
pada logam inert pada anoda,
Waktu (s)
2Cl-(aq) → Cl2(g) + 2e-
Gambar 3. Hasil produksi gas H2 pada dengan nilai Eo oksidasi = -1,35 volt
elekrolisis air laut
Grafik 1 menunjukkan bahwa gas 2H2O(l) → 4H+(aq) + O2(g) + 4e-
hidrogen yang dihasilkan oleh air laut dengan nilai Eo oksidasi = -1,23 volt
5
Zat yang memiliki Eo oksidasi lebih awalnya rendah secara perlahan akan
positif akan lebih mudah mengalami oksidasi. mengalami peningkatan.
Pada elektrolisis air laut gas yang terbentuk Pengaruh penambahan limbah batik
gas Cl2. Hal ini terjadi karena voltase yang menurunkan konduktivitas karena limbah
dibutuhkan untuk suatu reaksi jauh lebih batik bersifat elektrolit lemah. Disisi lain
tinggi dibandinhkan dengan yang ditunjukkan kekentalan (viskositas) dari limbah batik juga
oleh potensial elektrodanya (overvoltage) berpengaruh terhadap kecepatan pergerakan
selisih anatar potensial elektroda dan voltase electron di dalam cairan. Sifat dari limbah
sebenarnya yang diperlukan untuk terjadinya batik ini dapat menurunkan jumlah energy
elektrolisis. Overvoltage pembentukan O2 yang dibutuhkan untuk proses elektrolisis
cukup tinggi sehingga pada kondisi normal dalam menghasilkan gas hidrogen. Selain itu,
yang terbentuk di anoda adalah gas Cl2 hal ini dapat menghambat korosi atau
(Brady, 2008). terkikisnya anoda sebagai akibat dari proses
reduksi pada elektrolisis (Nurrohman &
2. Arus yang mengalir Warjito, 2016).
Berdasarkan data yang telah diambil Dari hubungan arus terhadap waktu,
didaptakan data arus sebagai berikut. maka dapat diketahui pengaruh nilai muatan
listrik pada produksi gas H2. Nilai muatan
0.8 y = 0.72e5E-05x listrik dapat dhitung berdasarkan persamaan
0.7 berikut
0.6 y = 0.74e-2E-04x
𝑡2
Arus (A)

0.5
y = 0.68e-5E-05x 𝑄 = ∫𝑡1 𝐼 𝑑𝑡………..…..….. (1)
0.4
0.3
dengan Q = muatan listrik (C)
0.2
t1 = waktu awal (s)
0.1
0
t1 = waktu akhir (s)
0 100 200 300 I = arus terukur (A)
Waktu (s)
Berdasarkan persamaan (1) maka nilai
0 % limbah batik dari muatan listrik pada setiap variasi
10 % limbah batik
15 % limbah batik penelitian adalah sebagai berikut.

Gambar 5. Grafik hubungan arus terhadap a. Elektrolisis Air laut


waktu
Berdasarkan gambar 1 dapat diketahui 𝐼 (𝐴) = 0.72 exp(5 𝑥 10−5 𝑥 𝑡)
300
bahwa pada produksi gas hidrogen dari 0 𝑄= ∫ 𝐼 𝑑𝑡
menit sampai ke 5 menit, jumlah arus yang 0
melewati larutan mengalami kenaikan. 0.72
𝑄=( )(𝑒𝑥𝑝( 5𝑥10−5 𝑥 300)
Terjadinya kenaikan arus diakibatkan karena 5 𝑥 10−4
terjadinya kenaikan potensial karena − 𝑒𝑥𝑝(5𝑥10−5 𝑥0))
bertambahnya jumlah ion yang mencapai 𝑄 = (1440)(1,0151 − 1)
elektroda sebagai akibar dari migrasi dan 𝑄 = 21,744 𝐶
difusi pada elektrolit.
b. Elektrolisis Air laut + 15 % limbah batik
Arus yang dihasilkan mengalami
kenaikan yang tidak linear. Hal ini
𝐼 (𝐴) = 0.74 exp(−2 𝑥 10−5 𝑥 𝑡)
dipengaruhi oleh difusi ion-ion dari larutan ke 300
permukaan elektroda dan terjadi kekuatan 𝑄= ∫ 𝐼 𝑑𝑡
tarik-menarik antara ion-ion yang memiliki 0

muatan berlawanan sehingga kuat arus yang

6
0.74 batik 30% adalah 2860 ppm. Secara fisik
𝑄=( )(𝑒𝑥𝑝( − 2𝑥10−4 𝑥 300)
−2 𝑥 10−4 dapat diamati gelembung gas hidrogen yang
− 𝑒𝑥𝑝(−2𝑥10−4 𝑥0)) diproduksi lebih banyak daripada elektrolisis
𝑄 = (−3700)(0.9417 − 1) air laut tanpa adanya penambahan katalis.
𝑄 = 215,47 𝐶 Semakin besar konsentrasi suatu larutan
pereaksi maka akan semakin besar pula laju
c. Elektrolisis Air laut + 30 % limbah batik reaksinya. Hal ini dikarenakan dengan
semakin tingginya presentase katalis yang
𝐼 (𝐴) = 0.68 exp(−5 𝑥 10−5 𝑥 𝑡) ditambahkan dapat mereduksi hambatan pada
300
𝑄= ∫ 𝐼 𝑑𝑡 elektrolit. Sehingga transfer electron dapat
0 terjadi lebih cepat. Hal ini memicu terjadinya
0.68 proses elektrolisis dari larutan elektrolist yang
𝑄=( )(𝑒𝑥𝑝( − 5𝑥10−4 𝑥 300)
−5 𝑥 10−4 lebih cepat juga. Semakin banyak katalis yang
− 𝑒𝑥𝑝(−5𝑥10−4 𝑥0))
ditambahkan maka transfer electron yang
𝑄 = (−1360)(0.8607 − 1)
terjadi pada elektrolit akan semakin cepat
𝑄 = 189,43 𝐶
(Firmansyah & Rohmatina, 2017).
Beda potensial yang dihasilkan oleh arus
listrik atara anoda dan katoda akan
3. Konsentrasi Gas Hidrogen
mengionisasi molekul air menjadi ion positif
4000 dan ion negative. Pada katoda terdapat ion
Konsentrasi H2 (ppm)

3500 postif yang menyerap elektron dan


3000 menghasilkan molekul ion H2, dan ion negatif
2500 akan bergerak menuju anoda untuk
2000 melepaskan elektron dan menghasilkan
1500 molekul ion O2. Reaksi total elektrolisis air
1000
adalah penguraian air menjadi hidrogen dan
500
oksigen. Bergantung pada jenis elektrolit yang
0
0 100 200 300 400 digunakan, reaksi setengah sel untuk elektrolit
Waktu (s) asam atau basa dituliskan dalam dua cara yang
berbeda.
0 % limbah batik
15 % limbah batik
30 % limbah batik Untuk elektrolis asam
Anoda : H2O → ½ O2 + 2H+ + 2e-
Katoda : 2H+ + 2e- → H2
Gambar 6. Grafik hubungan konsentrasi
+
gas H2 terhadap waktu
Total : H2O → H2 + ½ O2
Gambar 5 adalah grafik konsentrasi gas Untuk elektrolit basa
H2 terhadap waktu pada elektrolisis Air laut Anoda : 2OH- → ½ O2 + 2H2O + 2e-
setelah 5 menit elektrolisis. Pada gambar 4.2 Katoda : 2H2O + 2e- → H2 + 2OH-
terlihat bahwa nilai konsentrasi gas hidrogen +
yang diproduksi pada elektrolisis air laut Total: H2O → H2 + ½ O2
semakin besar seiring dengan penambahan
konsentrasi limbha batik. Nilai konsentrasi Penggunaan katalis yang bersifat basa
gas hidrogen yang diproduksi pada lebih baik dibandingkan dengan katalis yang
konsentrasi penambahan limbah batik 0% bersifat asam karena katalis bersifat asam
adalah 2773 ppm. Nilai konsentrasi gas cenderung bersifat korosif terhadap elektroda.
hidrogen yang diproduksi konsentrasi Hal ini mengakibatkan elektroda menjadi
penambahan limbah batik 15% adalah 3473 lebih cepat terkikis sehingga untuk produksi
ppm. Nilai konsentrasi gas hidrogen yang skala besar perlu dilakukan penggantian
diproduksi konsentrasi penambahan limbah

7
elektroda dalam waktu yang lebih singkat 𝑀 = 9.24 x 10−3 g/s
(Rashid et al., 2015). Gas hidrogen yang dihasilkan untuk
Reaksi penguraian basa dalam air adalah: setiap 1 liter gas hasil elektrolisis massa
NaOH(aq) → Na⁺(aq) + OH⁻(aq) yang dihasilkan adalah 9,24 x10-3 g/s

Ketika katalis bersifat basa dielektrolisis b. Elektrolisis Air laut + 15 % limbah batik
maka reaksi yang terjadi sebagai berikut :  Konsentrasi gas H2 = 3473 ppm
= 3473 mg/L
Anoda (-) : 2OH- → ½ O2 + 2H2O + 2e  Waktu elektrolisis = 300 s
Katoda (+) : 2H2O + 2e- → H2 + 2OH-
Konsentrasi yang dihasilkan dalam setiap
Keseluruhan : satuan waktu adalah
H2O → H2 + ½ O2
3473 mg/L
𝑀=
Reaksi elektrolisis air laut adalah : 300 𝑠
Anoda (+): 2Cl- (aq) → Cl2 (g) + 2e 𝑀 = 11.57 x 10−3 g/s
Katoda (-): 2H2O (l) + 2e → H2 (g) + 2OH- (aq)
Gas hidrogen yang dihasilkan untuk
setiap 1 liter gas hasil elektrolisis massa
Keseluruhan :
2H2O (l) + 2Cl- (aq) → H2 (g) + Cl2 (g) + 2OH- (aq) yang dihasilkan adalah 11,57 x 10-3 g/s

Namun untuk penambahan presentase c. Elektrolisis Air laut + 30 % limbah batik


katalis limbah batik 30% terjadi penurunan  Konsentrasi gas H2 = 2860 ppm
jumlah gas hidrogen yang dihasilkan. Hal ini = 2860 mg/L
disebabkan karena pengaruh kekentalan air  Waktu elektrolisis = 300 s
laut setelah setelah bercampur dengan limbah Konsentrasi yang dihasilkan dalam setiap
batik yang berlebihan. Komposisi limbah satuan waktu adalah
batik berlebihan pada air laut dapat
mengakibatkan terjadinya penumpukan gas 2860 mg/L
H2 pada flok-flok hasil elektrolisis. Sehingga 𝑀=
300 𝑠
menghambat laju aliran gas hidrogen (Sun & 𝑀 = 9.53 x 10−3 g/s
Hsiau, 2018).
Gas hidrogen yang dihasilkan untuk
4. Massa Gas Hidrogen setiap 1 liter gas hasil elektrolisis massa
Massa hidrogen yang diproduksi yang dihasilkan adalah 9,53x10-3 g/s
ditentukan berdasarkan konsentrasi yang
terukur oleh sensor MQ 8. Dari data ppm 5. Volume Hidrogen
dapat diketahui % volume dari gas yang Volume gas hidrogen yang dihasilkan
dihasilkan untuk setiap liternya. dari hasil elektrolisis air laut dengan
penambahan limbah batik dhitung
a. Elektrolisis Air laut berdasarkan persamaan gas ideal. sebagai
 Konsentrasi gas H2 = 2773 ppm berikut:
= 2773 mg/L 𝑉 = 𝑛𝑥𝑅𝑥𝑇⁄𝑃
 Waktu elektrolisis = 300 s 𝑛 = 𝑀𝑠⁄𝑀𝑟

Konsentrasi yang dihasilkan dalam setiap Dengan V adalah volume gas hidrogen
satuan waktu adalah (L), n adalah jumlah zat (mol), R adalah
konstanta gas ideal (0,0821 L.atm/K.mol), T
2773 mg/L adalah suhu ruang (300 K), P adalah tekanan
𝑀=
300 𝑠

8
(1 atm), dan Mr adalah massa molekul gas Tabel 2. Komposisi gas kondisi elektrolisis
hidrogen (2 g/mol).
Variasi CO (%) HC (ppm)
Berdasarkan permasaan tersebut maka Air laut 0.00 -
dapat dihitung volume hidrogen yang Air laut + 15% 0.00 -
dihasilkan untuk setiap variasi limbah batik
Air laut + 30% 0.00 -
a. Elektrolisis Air laut limbah batik
𝑉 = 𝑛𝑥𝑅𝑥𝑇 ⁄𝑃 Sumber : penulis

9,24𝑥10−3 𝐿. 𝑎𝑡𝑚
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa
( ) 𝑥0.0821
2g 𝐾. 𝑚𝑜𝑙 𝑥 300𝐾 elektrolisis air laut, air laut ditambah limbah
= mol batik tidak terdeteksi gas pencemar pada
1 𝑎𝑡𝑚 kutub negatif (kutub dimana diproduksi gas
= 0,1137 L/s hidrogen). Hal ini dikarenakan pada proses
produksi hidrogen pada elektrolisis jumlah
Gas hidrogen yang dihasilkan untuk gas yang dihasilkan hanya terdiri dari gas
setiap 1 liter gas hasil elektrolisis oksigen dan gas hidrogen. Hal ini sesuai
volume hidrogen yang dihasilkan dengan reaksi kimia yang terjadi pada sel
adalah 0,1137 L/s elektrolisis dari air sebagai berikut.

b. Elektrolisis air laut + 15% limbah batik Anoda : 2OH- → ½ O2 + 2H2O + 2e-
𝑉 = 𝑛𝑥𝑅𝑥𝑇 ⁄𝑃 Katoda : 2H2O + 2e- → H2 + 2OH-
+
(
11,57𝑥10−3
) 𝑥0.0821
𝐿. 𝑎𝑡𝑚 Total: H2O → H2 + ½ O2
2g 𝐾. 𝑚𝑜𝑙 𝑥 300𝐾
= mol Berdasarkan reaksi tersebut dapat diketahui
1 𝑎𝑡𝑚 bahwa gas yang dihasilkan hanya berupa gas
= 0,1424 L/s hidrogen dan gas oksigen dimana jumlah
oksigen yang dihasilkan dari elektrolisis yang
Gas hidrogen yang dihasilkan untuk telah ditambahkan limbah batik pada suasana
setiap 1 liter gas hasil elektrolisis basa tersebut adalah setengah dari jumlah gas
volume hidrogen yang dihasilkan hidrogen yang dihasilkan.
adalah 0,1424 L/s
7. Hasil akhir dari limbah batik yang
c. Elektrolisis air laut + 30% limbah batik digunakan
𝑉 = 𝑛𝑥𝑅𝑥𝑇 ⁄𝑃
9,53𝑥10−4 𝐿. 𝑎𝑡𝑚
( 2g ) 𝑥0.0821 𝑥 300𝐾
𝐾. 𝑚𝑜𝑙
= mol
1 𝑎𝑡𝑚
= 0,1173 L/s

Gas hidrogen yang dihasilkan untuk


setiap 1 liter gas hasil elektrolisis
volume hidrogen yang dihasilkan
adalah 0,1173 L/s Gambar 7. Perbedaan limbah batik sebelum
dan sesudah elektrolisis
6. Uji kemurnian gas yang dihasilkan
Uji kemurnian gas dilakukan untuk Metode elektrolisis tidak hanya mampu
mengetahui jumlah kandungan gas pencemar memproduksi gas hidrogen sebagai sumber
pada hasil elektrolisis air laut yang telah energy yang bersih dan ramah lingkungan
ditambahkan katalis berupa limbah batik. tetapi juga mampu menyisihkan berbagai

9
jenis polutan dalam air yaitu partikel Dalam proses elektrolisis yang
tersuspensi, logam-logam berat dan juga zat menggunakan anoda dan katoda dari bahan
pewarna (Firmansyah & Rohmatina, 2017). galvalum terjadi reaksi sebagai berikut
Prinsip kerja elektrolisis secara fisis, ketika Reaksi pada anoda (oksidasi)
arus listrik mengalir ke kedua elektroda, 2 Al → 2 Al3+ + 6 e- (1)
terjadi proses oksidasi di anoda dan reduksi di
katoda. Anoda (elektroda positif) cenderung Reaksi pada katoda (reduksi)
untuk melepaskan elektron sehingga menarik 6 H2O + 6 e- → 6 OH- + 3 H2 (2)
ion-ion negatif pada air. Elektron bahan 2Al + 6H2O → 2 Al(OH)3 + 2H2 (3)
mengalir dari kutub positif ke kutub negatif
yaitu dari anoda ke katoda sehingga katoda Dari Pers.(3) nampak terbentuk Al(OH)3 yang
(elektroda negatif) akan kelebihan elektron. berperan sebagai bahan koagulan, sehingga
Untuk menstabilkan kelebihan elektron ini akan memudahkan polutan dalam air
maka katoda akan menarik ion-ion positif di teperangkap membentuk flok atau gumpalan
dalam air. Mekanisme pengendapan yang mudah terendapkan.
mengikuti prinsip koagulasi dan flokulasi Berikut adalah hasil pengujian
karena adanya pertumbuhan massa flok karakteristik fisika dan kimia limbah sebelum
sehingga berat jenis flok menjadi besar dan dan sesudah digunakan sebagai katalis pada
pada akhirnya akan mengalami pengendapan. proses produksi hidrogen dari air laut
Hal ini lah menyebabkan tampak berbedaan menggunakan metode elektrolisis.
secara fisik dari sisi warna pada limbah cair
sebelum dan sesudah diolah.

Tabel 1. Perubahan karakteristik limbah sebelum dan sesudah digunakan sebagai katalis

Parameter yang Kadar yang


No Satuan Sebelum Sesudah
perlu diperiksa Diperbolehkan
1 Warna - Tidak berwarna Berwarna Berwarna
Berbau
2 Bau - Tidak berbau Tidak Berbau
Menyengat
Total zat padat
3 Mg/l 500 950 208
terlarut
Derajat Keasaman
4 - 6,5-8,5 7,6 9,6
(pH)
Sumber : Hasil Penelitian Penulis

Dapat dilihat bahwa hasil uji TDS dikarenakan semakin lama proses elektrolisis
menujukkan konsentrasi TDS semakin yang dilakukan, produksi ion OH- pada katoda
berkurang seiring dengan semakin lamanya semakin banyak.
proses elektrokoagulasi dan aerasi yang Perlakuan elektrolisis pada air akan
dilakukan. Semakin lama waktu tinggal menyebabkan terjadinya peningkatan pH pada
limbah dalam reaktor memberikan larutan sebanding dengan waku elektrolisis.
kesempatan kontaminan dalam limbah Hal ini dikarenakan semakin lama proses
mengendap dan proses elektrokoahulasi yang elektrolisis yang dilakukan, produksi ion OH-
lebih lama sehingga kadar TDS pada air pada katoda semakin banyak.
semakin kecil. Pada proses elektrolisis, Berdasarkan gambar 3 dapat dilihat
semakin lama waktu operasi sehingga dosis bahwa pH larutan berpengaruh terhadap
yang dikeluarkan semakin meningkatkan produksi gas hidrogen. Semakin tinggi nilai
efisiensi penurunan nilai TDS. pH maka jumlah gas hidrogen yang dihasilkan
Selanjutnya untuk pH pada proses semakin banyak. Kondisi pH berkaitan
elektrokoagulasi terjadi peningkatan. Hal ini dengan konsentrasi ion H+ (dalam keadaan
10
asam) dan OH- (dalam keadaan basa). Dalam  m = 9,24 x 10-6 kg/s
kondisi ini, semakin besar nilai pH maka maka daya maksimal yang bisa dihasilkan
semakin banyak ion OH- yang terlarut di adalah
dalamnya dimana jumlah ion OH - yang 𝑉𝑐 𝑥 𝑚
terlarut dapat dihitung menggunakan 𝑃=
1,05 𝑥 10−8
persamaan berikut:
0.43 𝑥 9.24 x 10−6
pH = 14 + log [OH ] - 𝑃=
1,05 𝑥 10−8
log [OH-] = pH – 14
log [OH-] = 9,6 -14 𝑃 = 378,4 W
log [OH-] = -4.4
b. Elektrolisis air laut + 30% limbah batik
[OH-] = 10-4.4
[OH-] = 3.98 x 10-5 M Diketahui
 Vc = 0,43 volt (spesifikasi PEMFC)
Jika semakin banyak ion OH - yang terlarut di  m = 11,57 x 10-6 kg/s
dalam air akan mengakibatkan resistansi yang maka daya maksimal yang bisa dihasilkan
kecil pada air. Sehingga dapat mempercepat adalah
pergerakan electron dan mempercepat proses
reduksi dan oksidasi yang terjadi (Haryani 𝑉𝑐 𝑥 𝑚
𝑃=
dkk., 2014). 1,05 𝑥 10−8 𝑥 𝑡
Dengan demikian limbah batik yang
0.43 𝑥 11.57 x 10−6
telah dimanfaatkan sebagai katalis dalam 𝑃=
produksi hidrogen dari air laut dengan metode 1,05 𝑥 10−8
elektrolisis akan mengalami perbaikan 𝑃 = 473,8 𝑊
kualitas dari segi parameter fisik dan
parameter kimia yang terkandung di c. Elektrolisis air laut + 30% limbah batik
dalamnya. Hal ini tentunya dapat mengurangi Diketahui
dampak negatif akibat pencemaran limbah  Vc = 0,43 volt (spesifikasi PEMFC)
batik ketika limbah di buang pada tempat  m = 9,53 x 10-6 kg/s
pembuangan akhir.
maka daya maksimal yang bisa dihasilkan
8. Analisa untuk sistem pembangkit adalah
listrik
Untuk mengetahui jumlah energy yang 𝑉𝑐 𝑥 𝑚
𝑃=
bisa dihasilkan dari gas hidrogen yang 1,05 𝑥 10−8
diproduksi dari elekrolisis air laut dengan
0.43 𝑥 9.53 x 10−6
katalis berupa limbah batik, dapat dilakukan 𝑃=
perhitungan berdasarkan data spesifikasi 1,05 𝑥 10−8
PEMFC (Proton Exchange Membrane Fuel 𝑃 = 390,3 𝑊
Cell) yang digunakan untuk produksi energy
listrik dari gas hidrogen. Dengan demikian dapat diketahui bahwa
Daya yang dihasilkan oleh PEM Fuel Cell hasil terbaik didapatkan daya terbesar
Dapat dihitung menggunakan persamaan dihasilkan oleh elektrolisis air laut dengan
berikut (Saeed & Warkozek, 2015): penambahan 15% limbah batik. Sehingga
𝑉𝑐 𝑥 𝑚 jumlah energy listrik yang dihasilkan adalah
𝑃= untuk jumlah PEM Fuel Cell stack sebanyak
1,05 𝑥 10−8
10 sel dengan waktu kerja 22 jam per hari
a. Elektrolisis air laut + 0% limbah batik adalah
Diketahui
 Vc = 0,43 volt (spesifikasi PEMFC) E=Pxtxn
= 0,4734 x 22 x 10 Hasil analisa limbah batik yang telah
= 104,2 kWh dimanfaatkan sebagai katalis menunjukkan
adanya perbaikan kualitas fisika dan kimia
Perhitungan energy total dalam 1 tahun yang menjadikan limbah menjadi lebih aman
disajikan pada tabel 4. untuk dibuang ke tempat pembuangan akhir
atau diolah kembali.
Tabel 4. Daya dan energy dari PEM FC dari
Energy listrik yang dihasilkan oleh gas
elektrolisis air laut dan limbah batik
hidrogen hasil elektrolisis air laut dan limbah
Bulan ⅀hari Operasi ⅀jam Kapasitas batik melalui analisa produksi energy listrik
Hari menggunakan Proton Exchange Membrane
(jam) Daya Energi Fuel Cell adalah sebesar 104,2 kWh dalam 1
(kW) (kWh) hari atau 3795,79 kWh dalam 1 tahun.
Jan 31 22 682 0,474 323.268 Dengan adanya hasil penelitian ini,
Feb 28 22 616 0,474 291.984 diharapkan penelitian ini dapat dikembangkan
Mar 31 22 682 0,474 323.268
Apr 30 22 660 0,474 312.84
untuk kemudian dapat diimplementasikan
Mei 31 22 682 0,474 323.268 sesuai dengan tujuannya yaitu untuk
Jun 30 22 660 0,474 312.84 mengurangi limbah batik untuk produksi gas
Jul 31 22 682 0,474 323.268 hidrogen sebagai sumber energy yang bersih
Agus 31 22 660 0,474 312.84 dan ramah lingkungan.
Sep 30 22 660 0,474 312.84
Okt 31 22 682 0,474 323.268
DAFTAR PUSTAKA
Nov 30 22 660 0,474 312.84
Des 31 22 682 0,474 323.268 Bari, S dan Esmaeil, M.M. 2010. Effect Of H2/O2
Total 3795,79 Addition In Increasing The Thermal
Efficiency Of A Diesel Engine, Fuel 89
Energy yang dihasilkan dari penggunaan (2010) 378–383.
gas hidrogen hasil elektrolisis air laut dan Brady J E, 2008, Kimia Universitas Asas
limbah batik untuk skala implementasi sistem dan Struktur, Jakarta, Binarupa Aksara
pembangkit listrik berbasis Proton Exchange
Burhanuddin. 2001. Strategi Pengembangan
Membran Fuel Cell adalah sebesar 104,2 kWh Industri Garam di Indonesia, Kanisius,
per hari. Jika diakumulasikan dalam 1 tahun Yogyakarata.
adalah sebesar 3795,79 kWh. Dewan Riset Nasional. 2015. Agenda Riset
KESIMPULAN DAN SARAN Nasional 2016-2019. www.drn.go.id
(diakses 04-06-2017 pukul 08.00 WIB).
Berdasarkan penelitian yang telah Firmansyah, R. A. & Rohmatina, I. 2017.
dilakukan dapat disimpulkan bahwa limbah Inexpensive electrolysis of batik waste
batik dapat digunakan sebagai katalis dalam water: Project-based learning (PjBL) in MA
produksi hidrogen dari air laut menggunakan Salafiyah Simbang Kulon Pekalongan,
metode elektrolisis dengan komposisi yang Indonesia. AIP Conference Proceedings
tepat. Hasil penelitian terbaik didapatkan pada 1911.
variasi penambahan limbah batik sebanyak 15 Goldberg, R.; Kishore, N.; Lennen, R. (2002),
% dengan hasil gas hidrogen sebanyak 3574 "Thermodynamic Quantities for the
ppm. Ionization Reactions of Buffers",
Hasil uji kemurnian gas menunjukkan Journal of Physical and Chemical
tidak adanya gas pencemar karbon monoksida Reference Data 31 (2): 231–
(CO) dan gas hidrokarbon (HC) sehingga 370,Bibcode:1999JPCRD..31..231G,
menunjukkan proses produksi hidrogen doi:10.1063/1.1416902.
menggunakan metode elektrolisis dengan Haryani, N., Bustan, M. D., Haryati, S. 2014.
penambahan limbah batik tidak mencemari Studi pengaruh konsentrasi larutan
lingkungan. elektrolit KOH, voltase elektrolisa dan
medan elektromagnetik, serta rasio International Journal of Engineering and
CPO/Katalis Zeolit Alam yang diaktifkan Advanced Technology, Vol. 4(3), p. 80-93.
terhadap Konversi Trigliserida CPO
Saeed, W. & Warkozek, G. 2015. Modeling and
menjadi Biogasolin. Seminar Nasional
analysis of renewable PEM Fuel Cell
Added Value of Energy Resources,
System. Energy Procedia, Vol. 74, p. 87-
Palembang.
101.
Haryati, S., Susanto, D., Fujiyama, V. 2014.
Sitanggang, Petra Y. 2017. Pengolahan Limbah
Effectso f Electrical Current, pH, and
Tekstil dan Batik di Indonesia
Electrolyte Addition on Hydrogen
Production by Water Electrolysis. Sun, C. W. & Hsiau, S. 2018. Effect of electrolyte
Proceedings of The 5th Sriwijaya concentration difference on hydrogen
International Seminar on Energy and production during PEM electrolysis.
Enviromental Science & Technology. Journal of electrochemical science and
technology, Vol. 9 (2), p. 99-108.
Hikam M AS, 2014, Ketahanan Energi Indonesia
2015-2025 Tantangan dan Harapan, Tangahu, B. V. & Ningsih, D. A. 2016. Uji
cv.rumah buku, Jakarta. Penurunan Kandungan COD, BOD, pada
Limbah Cair Pewarnaan Batik
Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2011,
Menggunakan Scirpus grossus dan Iris
Kelautan dan Perikanan dalam Angka 2011,
pseudacorus dengan Sistem Pemaparan
Pusdatin-KKP, Jakarta.
Intermittent. Jurnal Sains dan Teknologi
Lamy C, Leger J-M, Srinivasan S. In: Bockris Lingkungan, Vol. 8 (2), p. 121-130.
JO’M, Conway BE, White RE, editors.
Warjito & Nurrohman. 2016. Bubble Dynamics of
Modern aspects of electrochemistry 34.
Batik Dyeing Waste Separation using
New York: Kluwer Academic/Plenum
Flotation. International Journal of
Publishers; 2001. p. 53e118.
Technology, vol. 7(5), p. 898-909.
Lide, D.R. 2007. CRC Handbook of Chemistry
and Physics (88th ed.), Boca Raton, FL: Winsen, 2014, Flammable Gas Sensor (Model:
CRC Press, Taylor & Francis, pp. 8–41. MQ-8), Manual Version: 1.3 Valid from:
2014-05-01.
Muliawati, Neni. 2008. Hidrogen Sebagai Sel
Bahan Bakar Sumber Energi Masa Depan. Yilmaz, A.C, Erinc, Uludamar, Aydin K. 2010.
Lampung: Universitas Lampung. Effect Of Hydroxy (HHO) Gas Addition On
Performance And Exhaust Emissions In
Rashid, M. M., Al Mesfer, M. K., Naseem, H., Compression Ignition Engines.
Danish M. Hydrogen Production by water International journal of hydrogen energy
electrolysis: A Review of Alkaline Water xxx (2010) 1-7.
Electrolysis, PEM Water Electrolysis and
High Temperature Water Electrolysis.
Dokumentasi Penelitian
Kalibrasi dan pengukuran konsentrasi gas H2 menggunakan sensor MQ8

Pengukuran konsentrasi gas H2 menggunakan sensor MQ8

Pengambilan sampel limbah batik


Pengambilan air laut

Set up alat dan bahan penelitian

Perubahan Limbah sebelum dan sesudah

Anda mungkin juga menyukai