PROPOSAL PENELITIAN
Oleh:
1. Bagaimana efek parametrik multifaktor dari suhu operasi, rasio molar H 2O/TKKS,
dan laju aliran TKKS pada variabel respon, yaitu rasio molar H 2/CO dan energi
surya terhadap bahan bakar, efisiensi menggunakan uap sebagai bahan gasifikasi?
2. Bagaimana menentukan kondisi operasi optimum menggunakan CCD, dalam
rentang variabel operasi?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
3. Menilai efek parametrik multifaktor dari suhu operasi, rasio molar H2O/TKKS,
dan laju aliran TKKS, pada variabel respon, yaitu rasio molar H2/CO dan energi
surya terhadap bahan bakar. efisiensi, menggunakan uap sebagai bahan gasifikasi
4. Menentukan kondisi operasi optimum menggunakan CCD, dalam rentang variabel
operasi
1.4 Batasan Masalah
Agar penelitian dan pembahasan lebih fokus terhadap tujuan, maka
diberlakukan batasan masalah sebagai berikut:
1. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh melalui review
artikel
2. Artikel yang digunakan adalah artikel jurnal internasional yang bereputasi tentang
gasifikasi TKKS berbasis solar cell
3. Karakteristik yang ditinjau adalah kualitas syngas yang dihasilkan dari proses
gasifikasi TKKS berbasis solar cell
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tandan Kosong Kelapa Kawit (TKKS) merupakan salah satu limbah padat
dari industri minyak kelapa sawit. Hasil analisis proximate dan ultimate menunjukkan
bahwa TKKS memiliki kandungan energi 17,08 MJ/kg sehingga dapat dikonvesi
menjadi sumber energi gas melalui proses gasifikasi. Kinerja gasifikasi sangat
tergantung pada karakteristik bahan TKKS antara lain ukuran bahan, kadar air dan
pengaturan kapasitas udara serta kepadatan bahan. Prastowo dan Purwantana. (2011)
dalam Asari, Alharis, dan Elita. (2014) menyebutkan bahwa setiap 1 ton produksi
tandan buah segar (TBS) dapat menghasilkan 22%-23% Tandan Kosong Kelapa
Sawit (TKKS). Hal tersebut menunjukan bahwa setiap tahun potensi ketersediaan
TKKS sebagai bahan biomassa selalu meningkat. Jika dilihat dari karakteristik
TKKS. Secara lengkap karakteristik proximat TKKS tersebut dapat diihat pada tabel
1 berikut:
Karakteristik TKKS
Analisis proksimat (% berat)
- Kadar air (% basis basah) 55,60
Kadar air (% basis kering) 5,18
- Kadar volatil 82,58
- Fixed carbon 8,97
- Abu 3,45
Solulosa 36,57 %
Densitas 0,13 g/cm3
Ultimate analysis (berat % BK)
- C 46,62
- H 6,45
- N 1,21
- S 0,035
- O 45,66
Nilai kalor (MJ/kg) 16,2
Dari data tersebut artinya TKKS hasil limbah sawit berpotensi sebagai sumber
energi terbarukan dengan gasifikasi.
Gasifikasi biomassa adalah proses yang kompleks, yang terdiri dari ribuan
reaksi dan hampir dua ratus reaktan (Bellouard dkk., 2017). Gasifikasi biomassa
menghasilkan syngas sebagai produk akhir, yang sebagian besar terdiri dari H 2 dan
CO. Dalam proses gasifikasi, pertama kali terjadi pirol-lisis, yang terdiri dari
dekomposisi termokimia TKKS pada suhu tinggi dari 300 ℃ hingga 1000 ℃ tanpa
oksigen (Siwal S.S. dkk., 2020). TKKS terurai menjadi tar primer, gas yang tidak
dapat terkondensasi, dan arang (Dufour dkk., 2009). Temperatur dan laju pemanasan
yang lebih tinggi menghasilkan lebih banyak gas yang tidak dapat dikondensasi dan
mengurangi jumlah tar dan arang (Siwal S.S. dkk., 2020. Tar primer kemudian
mengalami perengkahan dan menghasilkan tar sekunder dan tersier. Arang yang
dihasilkan dari pirolisis kemudian digasifikasi dengan adanya zat gasifikasi seperti
uap. Reaksi umum yang menggambarkan proses gasifikasi surya dari TKKS
menggunakan uap sebagai bahan gasifikasi diilustrasikan dalam persamaan berikut:
C7.4H12.1O5.1 + 2.3 H2O→7.4 CO + 8.35 H2 ΔH◦ 1 = +2961.3 kJ/mol ... (1)
2.1.3 Reaktor Gasifikasi Berbasis Solar Cell
Reaktor surya yang diiradiasi langsung secara kontinyu digunakan untuk
percobaan yang dirancang. Terjadi kontak gas-padat yang sesuai yang diperlukan
untuk perlakuan partikel dengan bentuk, tekstur atau distribusi ukuran yang tidak
teratur (Chuayboon dkk., 2018). Sistem ini terutama terdiri dari reaktor surya yang
dilengkapi dengan unit pengumpan biomassa otomatis (termasuk motor, hopper, dan
pengumpan sekrup), jaringan injeksi gas, sistem penyaringan gas, unit pembersih gas,
dan unit analisis gas. Rincian lebih lanjut tentang konsep dan desain reaktor surya
telah dilaporkan sebelumnya (Bellouard dkk., 2017).
Reaktor gasifikasi surya dipanaskan secara bertahap hingga mencapai suhu
yang ditargetkan dalam kisaran 1000–1400 ℃, dengan tambahan panas berlebih
~20–30 ℃ di atas suhu titik setel (diukur dengan termokopel) untuk memastikan
bahwa suhu yang ditargetkan terpenuhi selama seluruh durasi percobaan. Potensi
penurunan suhu mungkin disebabkan oleh konsumsi energi yang disebabkan oleh
injeksi biomassa dan reaksi endotermik. Setelah suhu yang diinginkan tercapai, uap
dimasukkan bersama dengan gas pembawa Ar melalui tabung alumina vertikal di
dasar rongga.
Gas yang dihasilkan keluar dari reaktor kemudian dialirkan ke unit
pembersihan dan penyaringan gas sebelum masuk ke sistem analisis gas. Konsentrasi
spesies gas diukur dengan alat analisa gas (X-Stream XEGP, Emerson, USA) dan
dibandingkan dengan kromatografi gas mikro (Varian CP4900, Agilent, USA), yang
juga mengukur senyawa C2Hy selain H2, CH4, CO, CO2. Laju aliran gas dikontrol
melalui pengontrol aliran massa (MFC, Brooks In-struments model 5850 S). Setelah
setiap percobaan, komponen outlet ditimbang kembali untuk keseimbangan massa.
2.1.4 Syngas
Produksi syngas dari TKKS melalui proses gasifikasi pada suhu 992 ℃. Pada
proses gasifikasi digunakan steam dan udara sebagai gasifying agents. Dari proses
gasifikasi akan diperoleh campuran gas dengan komposisi berupa H2, CO2, CO, CH4,
C2H2, C2H4, C2H6, C6H6, tar (C8H10), H2S, H2O, Ash, dan Char. Gas hasil gasifikasi
masih mengandung banyak pengotor, sehingga perlu dimurnikan melalui tahap
purifikasi. Tahapan purifikasi meliputi, penghilangan padatan, penghilangan tar,
penghilangan sulfur, reaksi reforming, reaksi water-gas shift, serta pemisahan air.
Pemisahan padatan dilakukan menggunakan cyclone dan fabric filter. Syngas dapat
digunakan dalam mesin pembangkit listrik atau sintesis biofuel (Chuayboon dkk.,
2019). Selain itu dapat menjadi sumber proses sintesis okso (hidroformilasi) untuk
menghasilkan aldehida dan alkohol. Alternatifnya, syngas dapat digunakan untuk
produksi metanol atau bahan bakar cair menggunakan proses Fischer–Tropsch (Im-
orb dkk., 2016). Pilihan teknologi selanjutnya yang paling sesuai kemungkinan besar
bergantung pada sifat syngas seperti rasio molar H 2/CO dan nilai kalor yang lebih
rendah (LHV) (Im-orb dkk., 2016).
2.1.5 Central Control Design (CCD)
Metode Central Control Design (CCD), yang merupakan teknik statistik yang
berguna untuk mengoptimalkan parameter multifaktor (Raheem dkk., 2018),
diterapkan dalam penelitian ini. Dibandingkan dengan metode eksperimen
konvensional yang hanya menyelidiki efek independen dari variabel operasi, CCD
digunakan untuk menyelidiki efek independen serta efek interaksi dari beberapa
variabel operasi (Zeng dkk., 2015). Dengan kata lain, CCD memberikan pemahaman
yang lebih mendalam tentang proses gasifikasi surya dibandingkan metode
eksperimental konvensional.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian sebelumnya tentang pirolisis dan gasifikasi biomassa menyelidiki
berbagai bahan baku biomassa seperti arang (Muller dkk., 2017)., selulosa (Litchy
dkk., 2010), bahan limbah karbon (Kruesi dkk., 2013) dan biomassa kayu
(Chuayboon dkk., 2019). Bellouard dkk., (2017) dan Chuayboon dkk., (2018)
mengembangkan reaktor surya kontinyu tabung jatuh/kemasan padat dan reaktor
surya unggun semburan yang diumpankan partikel secara kontinyu dengan biomassa
kayu sebagai bahan bakunya. Mereka melaporkan bahwa hasil dan komposisi syngas,
serta kinerja proses gasifikasi, dipengaruhi secara signifikan oleh suhu pengoperasian,
jenis bahan gasifikasi, dan laju aliran umpan biomassa. Selain itu, Loha dkk. (2011)
menganalisis gasifikasi uap konvensional sekam padi dalam reaktor fluidized bed dan
melaporkan bahwa pengaruh suhu dan bahan gasifikasi terhadap rasio biomassa
berdampak pada komposisi syngas yang dihasilkan. Metrik evaluasi kinerja proses
gasifikasi surya umumnya dinyatakan dalam efisiensi konversi energi surya menjadi
bahan bakar, faktor peningkatan energi, dan konversi karbon (Chuayboon dkk.,
2018).
Penelitian sebelumnya mengenai piro-gasifikasi biomassa sebagian besar
melakukan analisis parametrik individual [Chuayboon dkk., (2019); Bellouard dkk.,
(2017), Im-orb dkk., (2016), Chuayboon dkk., (2018), Chuayboon dkk., 2018)].
Selain itu, beberapa penelitian lain menggunakan alat statistik untuk optimasi proses
[Raheem dkk.,(2018), Zeng dkk., (2015),34–37]. Sebagai ilustrasi, Zeng dkk. (2015)
menggunakan metodologi permukaan respons (RSM) untuk menganalisis pirolisis
surya kayu beech dengan fokus pada pengaruh suhu, laju pemanasan, dan laju aliran
argon, dalam mode batch. Namun demikian, analisis kontinuitas proses sangat
penting untuk meningkatkan potensi gasifikasi uap tenaga surya dengan konversi
bahan baku biomassa secara berkelanjutan. Oleh karena itu, penelitian ini lebih lanjut
melengkapi literatur yang ada sehubungan dengan pengaruh laju alir bahan baku, dan
rasio molar uap terhadap bahan baku, dalam mode pemrosesan berkelanjutan. Selain
itu, gasifikasi TKKS tenaga surya secara terus menerus belum pernah diselidiki
sebelumnya. Dalam penelitian ini, dilakukan analisis rinci proses gasifikasi TKKS
menggunakan sinar matahari terkonsentrasi nyata. Metode Central Composite Design
(CCD), yang merupakan teknik statistik yang berguna untuk mengoptimalkan
parameter multifaktor [12,38], diterapkan dalam penelitian ini.
Laju alir biomassa (TKKS) berpengaruh signifikan terhadap rasio H2/CO dan
efisiensi konversi energi surya ke bahan bakar pada proses gasifikasi TKKS dengan
solar cell. Peningkatan laju alir TKKS diduga dapat meningkatkan hasil syngas dan
efisiensi konversi energi hingga laju alir optimum tertentu.Terdapat interaksi (saling
mempengaruhi) antara suhu operasi, rasio uap, dan laju alir TKKS terhadap rasio
H2/CO dan efisiensi konversi energi pada proses gasifikasi TKKS dengan solar cel
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Gambar 3.1 Reaktor Gasifikasi Solar Cell Yang Diberi Radiasi Langsung dan
Komponen Tambahan
3.2.3 Desain Percobaan
Metode CCD terbatas (desain Box dan Wilson) digunakan untuk mendapatkan
serangkaian eksperimen yang dirancang untuk gasifikasi TKKS tenaga surya
menggunakan Statistica Software (StatSoft v.13.0). Alat statistik ini
memungkinkan mengidentifikasi kondisi operasi optimal untuk memaksimalkan
variabel respon yang diinginkan [35-37]. Rincian lebih lanjut tentang bagaimana
CCD terbatas dirancang dapat ditemukan dalam literatur [42].
Digunakan untuk mengetahui kekuatan hubungan antara variabel bebas (suhu operasi,
rasio uap, laju alir TKKS) dengan variabel terikat (rasio H2/CO dan efisiensi konversi
energi).
Untuk mengetahui pengaruh secara kuantitatif dari variabel bebas terhadap variabel
terikat serta besarnya sumbangan pengaruh masing-masing variabel bebas.
Digunakan untuk menguji signifikansi dari hipotesis yang diajukan, apakah variabel
bebas berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap variabel terikat.
Untuk mendapatkan kondisi/nilai optimum dari variabel bebas agar diperoleh hasil
respon yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina L., Udiantoro, dan Halim, A. (2016). Karakteristik Serat Tandan Kosong
Kelapa Sawit (TKKS) Dengan Perlakuan Perebusan dan Pengukusan.
Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat. Ziraa’ah, 41, 97-102,
ISSN ELEKTRONIK 2355-3545.
Bellouard Q., S. Abanades, S. Rodat, N. Dupassieux,.2017. Solar thermochemical
gasification of wood biomass for syngas production in a high-temperature
continuously-fed tubular reactor, Int. J. Hydrog. Energy 42.13486–13497.
Cao L., K. Iris, X. Xiong, D.C. Tsang, S. Zhang, J.H. Clark, C. Hu, Y.H. Ng, J.
Shang, Y.S. Ok, (2020).Biorenewable hydrogen production through biomass
gasification: a review and future prospects, Environ. Res. 109547.
Gusman, Hanif (2016). Peningkatan Kualitas Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit
Produk Torefaksi Basah Skala Pilot Sebagai Bahan Bakar Padat Bersih.
Teknik Mesin ITB.
Siwal S.S., Q. Zhang, C. Sun, S. Thakur, V.K. Gupta, V.K. Thakur.2020. Energy
production from steam gasification processes and parameters that contemplate
in biomass gasifier–a review, Bioresour. Technol. 297 122481.
Wahyono, et al., (2003) Pembuatan Kompos dari Tandan Kosong Kelapa Sawit.
Jurnal Saint dan Teknologi (IPTEK). BPPT. Vol. 1, Hal. 375-386